EFEKTIVITAS PELATIHAN PRAMUKA PEDULI UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU

Download meningkatkan perilaku prososial remaja di Pondok Pesanten. Hasil uji t ... 14 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. ... mengikuti kegiatan pramuka ka...

0 downloads 513 Views 280KB Size
EFEKTIVITAS PELATIHAN PRAMUKA PEDULI UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL REMAJA DI PONDOK PESANTREN Devi Lusiria, Zulmi Yusra Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang e-mail: [email protected]

ABSTRACT: Effectiveness of care scout training to increase prosocial behavior teenager in boarding school. This research begin from the phenomenon that are low prosocial beharvior Boarding School students, and that make the researcher try to find a way to increase prosocial behavior adolescence. This is a experiment research with pretest-posttest control group design. Subject on this research are 40 students and devided in two group using randomization technic. This research proffed that Cares Scout Training was effective to increase prosocial behavior adolescence in boarding school. Result from t-test with t = 18.040 and that value higher than t table in both at significance level of 1% and p = 0.000 (P <0.05).

Keywords : cares scout training, prosocial behavior, adolescence

ABSTRAK: Efektivitas pelatihan pramuka peduli untuk meningkatkan perilaku prososial remaja di pondok pesantren. Penelitian berawal dari fenomena rendahnya perilaku prososial santri Pondok Pesantren X, sehingga mendorong peneliti mencari upaya untuk meningkatkan perilaku prososial remaja. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain pretest-posttest control group design. Subjek penelitian sebanyak 40 siswa dan dibagi ke dalam dua kelompok dengan menggunakan teknik randomisasi. Penelitian ini membuktikan pelatihan Pramuka Peduli efektif untuk meningkatkan perilaku prososial remaja di Pondok Pesanten. Hasil uji t didapatkan nilat t hitung = 18.040, dimana nilai t hitung tersebut lebih besar dari pada t tabel, baik pada taraf signifikansi 1% dan nilai p = 0.000 (p < 0.05).

Kata kunci : pelatihan pramuka peduli, perilaku prososial, remaja

masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-

PENDAHULUAN

perubahan fisik umum serta perkembangan

Masa remaja merupakan sebuah fase

kognitif dan sosial (Santrock, 2003). Minat

yang terjadi diantara masa anak-anak dan

12

Lusiria & Yusra, Efektivitas Pelatihan Pramuka Peduli...| 13

sosial yang muncul pada remaja adalah

memungkinkan

altruisme.

berkomunikasi

Beberapa aktifitas remaja

manusia jarak

jauh

sehingga

antara

individu.

yang tergolong altruisme diantaranya seperti

kurangnya

relawan

bencana,

Sebagaimana dengan penelitian Abraham,

mengumpulkan dana untuk bakti sosial,

dkk (2012) menunjukkan bahwa semakin

mengadakan konser amal untuk membantu

banyak orang menggunakan ponsel dalam

korban bencana alam, menjadi pendonor

kehidupan sehari-hari, yang mengakibatkan

darah, bergotong royong membersihkan

orang tersebut cenderung menjadi kurang

lingkungan sekitar (Santrock, 2003).

prososial.

penanggulangan

Kartono (2003) menyatakan perilaku

silaturahmi

untuk

Banyak

kegiatan

yang

prososial

pada

dapat

prososial adalah suatu perilaku sosial yang

meningkatkan

menguntungkan dan didalamnya terdapat

Organisasi pemuda dapat memiliki pengaruh

unsur-unsur

kerjasama,

yang penting bagi perkembangan (Brown,

kooperatif, dan altruisme. Baston (Sears,

dalam Santrock 2007). Saat ini di Amerika

dkk 2009) menjelaskan perilaku prososial

Serikat terdapat sekitar 400 organisasi

adalah

pemuda yang aktif, salah satunya seperti

kebersamaan,

kategori

dibandingkan

yang

dengan

lebih

altruisme

luas karena

organisasi

yang

bertujuan

remaja.

membangun

perilaku prososial mencakup setiap tindakan

karakter seperti girl scout dan boy scout

yang dirancang membantu orang lain.

(Price, dkk dalam Santrock, 2007). Aktivitas

Penelitian

perilaku

dan organisasi remaja dapat memberikan

prososial semakin hari semakin menurun.

konteks perkembangan yang sangat baik

Ketika seorang memiliki waktu yang sempit

karena memberikan kesempatan kepada

dan terburu-buru cenderung untuk tidak

remaja untuk mengembangkan berbagai

menolong orang lain dengan alasan karena

kualitas positif yang dimiliki (Flanagan,

tidak mengenal orang tersebut. Selain itu

dalam

semakin banyak orang-orang berada di

menurut Dworkin, dkk (Santrock, 2007)

lokasi

partisipasi remaja dalam kegiatan organisasi

kejadian

menunjukkan

membuat

persentase

Santrock,

dapat

dibandingkan dengan ketika hanya ada

prestasinya dan mengurangi kenakalan.

Modernisasi kemajuan

alat

yang

mengakibatkan

komunikasi,

semakin

remaja

Sebagaimana

individu yang menolong semakin kecil

sedikit orang (Baron dan Byrne, 2005).

membantu

2007).

meningkatkan

Di Indonesia salah satu organisasi pemuda adalah pramuka. Kegiatan pramuka itu menuntut seorang pramuka untuk baik

14 |Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 12-21

budi. Karakteristik baik budi adalah hormat

kehadiran orang dewasa yang memberikan

dan sopan beretika, menolong dan sopan

dorongan

santun, hormat dengan privasi orang lain,

berupa tanda kecakapan, satuan terpisah

hormat dengan barang orang lain, hormat

antara putra dan putri (Kementrian Pemuda

dengan

dan Olahraga, 2010).

yang

lain

untuk

memperoleh

kepercayaan dan ide ( Boys Scout of America, 2010). Kegiatan

dan

dukungan,

penghargaan

Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan yang selama ini telah banyak

pramuka

dapat

berperan

melakukan

kegiatan

bakti

dalam menanamkan nilai-nilai positif pada

(community

service)

dan

remaja. Hal ini sejalan dengan penelitian

masyarakat

Joon, dkk (2011) yang menyatakan bahwa

sebagai wujud dari pengamalan Satya dan

pramuka memiliki nilai-nilai positif dalam

Darma Pramuka, terpanggil untuk bersama-

bertingkah laku seperti perilaku prososial.

sama

Penelitian Krisnawati (2012) menyebutkan

mengembangkan

bahwa adanya hubungan negatif antara

sumber daya

intensi delikuensi remaja dengan partisipasi

bencana dan pelestarian lingkungan hidup

dalam pramuka di SMA Negeri 2 Boyolali.

melalui program pramuka peduli dengan

Semakin tinggi partisipasi dalam pramuka

pendekatan tri bina, yakni bina diri, bina

maka semakin rendah intensi delikuensi

satuan

remaja.

Nasional, 2007).

(community

masyarakat

dan

masyarakat pembangunan development)

dan

upaya

pemerintah pengembangan

manusia, penanggulangan

bina

masyarakat

(Kwartir

Pendidikan Kepramukaan merupakan

Pandangan masyarakat saat ini pada

proses pembentukan kepribadian, kecakapan

pramuka hanyalah kegiatan yang diisi

hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui

dengan nyanyi, tepuk pramuka, permainan,

penghayatan dan pengamalan nilai-nilai

hiking, dan kemping. Para orang tua banyak

kepramukaan yang tertuang di dalam Satya

yang tidak mengizinkan anaknya untuk

dan Dharma Pramuka. Metode belajar

mengikuti kegiatan pramuka karena orang

interaktif dan progresif di dalam pramuka

tua beranggapan bahwa pramuka akan

adalah

menyita waktu untuk belajar akademik.

pramuka,

pengamalan kegiatan

kode

kehormatan

belajar

sambil

Guru

di

sekolah

banyak

yang

tidak

melakukan, kegiatan yang berkelompok,

mengaktifkan kegiatan pramuka, karena

bekerja sama, berkompetisi, kegiatan yang

lebih mementingkan kegiatan akademik

menantang, kegiatan

siswanya. Hal ini mungkin karena orang tua

di

alam terbuka,

Lusiria & Yusra, Efektivitas Pelatihan Pramuka Peduli...| 15

dan guru belum mengetahui bahwa kegiatan

Desain Penelitian

pramuka yang mengandung prinsip bermain

Desain

penelitian

yang digunakan

sambil belajar yang memiliki berbagai

adalah

manfaat positif didalamnya. Pramuka selalu

Design. Menurut Seniati dkk (2005), pada

mengamalkan nilai-nilai yang terkandung

desain ini akan dilakukan pengukuran

dalam Satya dan Darma Pramuka, seperti

sebelum dan sesudah pemberian treatment

dengan adanya pelatihan pramuka peduli

pada

yang merupakan program baru pramuka.

randomisasi

sebagaimana dalam pelatihan tersebut akan

proactive history untuk menyetarakan KE

disesuaikan dengan tujuan dan sasaran dari

dan KK. Kelompok eksperimen adalah

progam pramuka peduli sendiri. Oleh karena

kelompok yang diberikan perlakuan yaitu

itu, peneliti tertarik untuk melihat efektivitas

berupa pelatihan pramuka peduli sedangkan

pelatihan

kolompok kontrol adalah kelompok yang

pramuka

peduli

untuk

meningkatkan perilaku prososial remaja.

tidak

Pretest-Posttest

dua

Control

kelompok, sebagai

diberikan

akan

adanya

kontrol

perlakuan.

Group

terhadap

Kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol akan METODE Subjek Subjek penelitian ini adalah 40 orang remaja Pondok Pesantren yang memiliki

diberikan pretest dan posttest sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Teknik Pengumpulan Data Metode

pengumpulan

data

dalam

skor perilaku prososial pada tingkat rendah

penelitian adalah observasi. Teknik yang

dan sedang. Subjek ini dibagi ke dalam 2

digunakan adalah Rating Scale perilaku

kelompok dengan teknik randomisasi yaitu

prososial.

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

pengukuran yang lebih fleksibel, tidak

yang masing-masing berjumlah 20 orang.

terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi

Jenis Penelitian

Rating

scale

merupakan

untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lain, seperti skala untuk

Sesuai dengan tujuan penelitian yang

mengukur

status

sosial

ekonomi,

dikemukan, maka jenis penelitian ini adalah

kelembagaan, pengetahuan, Kemampuan,

kuantitatif eksplanatori dengan melakukan

proses kegiatan, dan lain-lain (Sugiyono,

penelitian ekperimental.

2010). Kategori yang dipakai dalam rating scale ini adalah 1 untuk tidak pernah, 2

16 |Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 12-21

untuk jarang, 3 untuk kadang-kadang, 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

untuk sering, 5 untuk selalu. Rating Scale

perilaku prososial ini

terdiri atas 28 item perilaku yang dibuat berdasarkan 5 aspek perilaku sosial yaitu menolong, berbagi, bekerjasama, bertindak jujur, dan bederma. Rating Scale perilaku prososial akan diisi oleh teman subjek sendiri. Masing-masing subjek akan dinilai

Sebelum alat ukur digunakan dalam yang

sesungguhnya,

maka

dilakukan beberapa prosedur uji coba yaitu : (1) Prosedur validitas rating scale melalui pengujian item dengan menganalisis secara rasional oleh profesional judgement (2) melakukan uji coba (try out) kepada 40 remaja. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

kesahihan

kekonsistenan

(validitas)

(reliabilitas),

dan guna

mendapatkan item-item yang layak sebagai alat ukur. Dari uji coba diperoleh hasil

ini,

dilakukan

analisis data kelompok secara kuantitatif dengan menggunakan statistik parametrik dengan teknik independent sample t-test. Skor yang dijadikan perhitungan adalah gain score, yaitu selisih antara posttest dengan pretest.

normal baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dari hasil pretest dan posttest. Hal ini menunjukan bahwa variabel perilaku prososial dalam penelitian

dilakukan dengan menggunakan Levene tes homogenitas yang merupakan uji perbedaan varians pada data yang telah kita dapatkan. Uji homogenitas ini gunanya untuk melihat apakah data yang diteliti homogen atau tidak selain

itu

untuk

menentukan

apakah

perbedaan yang muncul pada penelitian ini memang dipengaruhi oleh kelompok yang homogen

atau

tidak.

Dari

hasil

uji

homogenitas, diperoleh nilai levene F hitung pretest perilaku prososial dengan nilai F = 0.765 dan p variansnya = 0,387 dan nilai

dengan nilai F = 3.133 dan p variansnya =

Teknik Analisis Data eksperimen

prososial dari variable yang diuji tersebut

levene F hitung posttest perilaku prososial

koefisien Alpha = 0,937.

Dalam

Hasil uji normalitas mengenai perilaku

ini berdistribusi normal. Uji homogenitas

oleh subjek yang lain.

penelitian

Hasil

0.085, sedangkan nilai levene F hitung gain score perilaku prososial dengan nilai F = 0.690 dan p variansnya = 0.411. Dari data tersebut nilai p pada skor pretest, posttest dan gain score perilaku prososial (p > 0.05) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan yang terjadi antara dua kelompok

Lusiria & Yusra, Efektivitas Pelatihan Pramuka Peduli...| 17

memang disebabkan oleh kelompok yang

remaja pada kelompok ekperimen berada

homogen.

pada gain score 42.60 sedangkan pada

Pembuktian

penelitian

kelompok kontrol 6.15. Hal ini terlihat jelas

dilakukan melalui serangkaian uji-t dengan

pada grafik perbandingan peningkatan mean

bantuan SPSS 16.0 for windows. Uji-t atau t-

skor perilaku prososial antara

test

yang

kontrol

dengan

menguji signifikan

adapun

mean

merupakan

hipotesis

teknik

dipergunakan untuk perbedaan

dua

skor

eksperimen,

pretest-posttest

kelompok kontrol dengan pergerakan nilai

distribusi data kelompok eksperimen dan

mean 48.30 – 54.45 dan pergerakan nilai

kelompok kontrol. Proses ini dilakukan

mean 48.90 – 91.50 pada kelompok

dengan membandingkan selisih antara skor

eksperimen. Jadi, bisa disimpulkan bahwa

posttest dan pretest (gain score) kelompok

mean skor perilaku prososial kelompok

eksperimen dan kontrol yang sebelumnya

ekperimen mengalami peningkatan dari

telah

pada kelompok kontrol yang memiliki mean

menjadi

distribusi,

kelompok

yaitu

diubah

buah

statistik

kelompok

data

ordinal

(diranking). Berdasarkan

gain score nya 6.15, meskipun mean perhitungan

Uji-t,

peningkatan

skor

perilaku

kontrol

juga

prososial

diperoleh nilai t hitung = 18.040 dengan

kelompok

mengalami

nilai p = 0.000. Kriteria signifikan yaitu

peningkatan namun skor perilaku prososial

nilai p < 0.05 dan nilai t hitung > t tabel

kelompok

eksperimen

(pada taraf 1%). Berdasarkan nilai tersebut,

peningkatan

yang

tampak bahwa nilai p lebih kecil dari 0.05

diberikan perlakuan dengan mean gain score

(< 0.05), yang berarti signifikan dan nilai t

nya yaitu 42.60.

mengalami

signifikan

sesudah

hitung (18.040) lebih besar dari pada t tabel

Jadi berdasarkan uraian di atas maka

pada taraf 1% (3.313). Kesimpulannya,

disimpulkan hipotesis yang menyatakan

dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan

“terdapat pengaruh bagi peningkatan tingkat

yang signifikan antara perubahan tingkat

perilaku prososial remaja setelah diberikan

perilaku prososial remaja antara kelompok

pelatihan pramuka peduli” diterima.

kontrol dengan kelompok eksperimen. Pada Uji-t perbedaan hasil mean pretest, mean posttest dan mean gain score diperoleh hasil bahwa perubahan tingkat perilaku prososial

Pembahasan Dari hasil analisis yang didapatkan dengan

menggunakan

Uji-t

terdapat

perbedaan yang signifikan antara pretest

18 |Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 12-21

dengan

posttest

setelah

diberikannya

Jika

dianalisis

berdasarkan

perlakuan berupa pelatihan pramuka peduli

perbandingan

yang dilakukan sesuai dengan prosedur

dimana semua subjek pada kelompok

terhadap kelompok eksperime. Hal ini

eksperimen menunjukkan peningkatan hasil

terlihat dari peningkatan skor perilaku

pretest-posttest dengan gain score tertinggi

prososial pada KE yang jauh lebih tinggi

63 dan gain score terendah 27, adapun

dari

subjek

pada

KK

yang

tidak

diberikan

pada

masing-masing

kelompok

kontrol

menunjukkan

hasil uji statistik tersebut juga dapat dilihat

dengan posttest yang hampir semua subjek

perbedaan yang signifikan antara nilai mean

menunjukkan peningkatan, dengan gain

pretest dan posttest. Juga dapat dilihat dari

score tertinggi 19 dan gain score terendah -

data t hitung yang lebih besar dari t tabel

1. Artinya subjek pada kedua kelompok

baik dalam taraf 1% ataupun 5%.

menunjukkan peningkatan skor perilaku

perilaku prososial subjek, juga terdapat

hasil

juga

perlakuan pelatihan pramuka peduli. Dari

Jika dilihat dari kategorisasi tingkat

peningkatan

subjek,

pretest

prososial, walaupun ada satu subjek pada kelompok kontrol mengalami penurunan.

perbedaan antara kelompok kontrol dan

Uji hipotesis yang telah dilakukan

kelompok eksperimen pada waktu pretest

menggunakan Uji-t dengan membandingkan

dan posttest. Kategorisasi tingkat perilaku

gain score pada kelompok eksperimen

prososial subjek kelompok kontrol pada

dengan

waktu pretest, sebanyak 2 orang subjek

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap

kategori sedang dan 18 orang subjek

pemberian pelatihan pramuka peduli dalam

kategori

meningkatkan perilaku prososial remaja.

rendah,

pada

waktu

posttest

kelompok

kontrol

sebanyak 3 orang subjek kategori sedang

Pelatihan

dan 17 orang subjek kategori rendah. Pada

dirancang sebagai perlakuan yang diberikan

kelompok eksperimen, kategorisasi skor

terhadap

pretest yaitu sebanyak 1 orang subjek

dilaksanakan dengan tujuan agar individu

kategori sedang dan 19 orang subjek

lebih

kategori

rendah, dan kategorisasi skor

masyarakat pada saat ini, maupun ketika

posttest yaitu 3 orang subjek kategori tinggi

sedang mengalami bencana, serta dapat

dan 17 orang subjek kategori sedang. Dapat

menghadapi tantangan bangsa Indonesia ke

kita lihat perubahan yang sangat signifikan

depannya (Kwartir Nasional, 2007).

pada kelompok eksperimen.

pramuka

peduli

menjelaskan

kelompok

peduli

terhadap

yang

telah

eksperimen

lingkungan

Lusiria & Yusra, Efektivitas Pelatihan Pramuka Peduli...| 19

Pelatihan pramuka peduli efektif dalam

rasa ingin tahu, kreatif, tanggung jawab,

meningkatkan perilaku prososial remaja

komunikatif,

karena di dalam pelatihan ini sesuai dengan

lingkungan,

misi

demokratis, menghargai prestasi dan gemar

kepramukaan

yang

terdapat

di

dalamnya norma sosial yang berarti bahwa

peduli

sosial,

cinta

damai,

peduli toleransi,

membaca.

pelatihan ini akan mendorong peserta didik

Pelatihan pramuka peduli dirancang

untuk melibatkan diri tehadap pembangunan

menggunakan

masyarakat, menghormati dan menghargai

seperti mendidik, manfaat, murah, mudah.

orang lain serta mencintai alam seisinya.

Efektifnya pelatihan pramuka peduli dalam

Kepramukaan

meningkatkan perilaku prososial remaja

kerukunan

telah dan

mempromosikan kedamaian

prinsip

pramuka

peduli,

lokal,

tidak lepas dari pelatihan yang melibatkan

internasional serta saling pengertian dalam

proses belajar secara aktif didalamnya.

kerjasama (World Organization Scout of

Peserta tidak hanya mendapatkan materi dari

Movement, 2010).

trainer

namun

juga

turun

langsung

Potts (1992) mengatakan bahwa Boys

melaksanakan dan mempraktekkan setiap

Scout of America adalah organisasi yang

materi yang diberikan dalam bentuk lembar

harus ditiru oleh organisasi lainnya. Mereka

kerja dan permainan kelompok. Praktek

melakukan prosedur yang tepat dalam

langsung ini diberikan secara bergantian

memilih pemimpin, menghambat pelecehan

agar

pada

mendorong

terhadap konsep yang dijelaskan. Hal ini

anggotanya untuk melaporkan perilaku yang

sesuai dengan teori experiential learning

tidak tepat, sehingga dapat mengembangkan

bahwa pembelajaran melalui pengalaman

perilaku prososial dalam suatu organisasi.

adalah metode yang paling efektif untuk

Hal ini sejalan dengan penelitian Joon, dkk

meningkatkan pemahaman dalam proses

(2011) yang menyatakan bahwa pramuka

belajar. Peserta tidak akan memperoleh

memiliki nilai-nilai positif dalam bertingkah

perubahan hanya dengan mendengarkan

laku seperti perilaku prososial.

saja, tetapi mereka perlu mengutarakan

anak.

Pramuka

juga

berdasarkan penelitian Zaen (2012), melalui

pramuka

akan

dapat

membantu

pemahaman

peserta

pendapatnya, menguji keyakinannya sendiri, terbuka

pada

informasi

baru,

mengembangkan nilai-nilai pembentukan

mempertimbangkan perilaku dan sikap baru,

karakter

mengujinya

bangsa

antara

lain:

karakter

religius, jujur, mandiri, kerja keras, disiplin,

dan

mempertahankan

pengetahuan baru tersebut dari pemahaman

20 |Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 12-21

yang telah diperolehnya sendiri (Silberman,

remaja

2007). Dari observasi yang dilakukan, dalam

mengalami peningkatan yang jauh lebih

pelatihan yang dilaksanakan peserta dapat

besar dari pada kelompok kontrol. Hal ini

mengikuti pelatihan dengan baik. Walaupun

ditunjukkan oleh perbandingan nilai mean

pada

kurang

pada kelompok eksperimen dari 48.90

bersemangat dalam mengikuti pelatihan,

menjadi 91.50. Sedangkan nilai mean pada

tetapi karena motivasi dan video-video

kelompok kontrol dari 48.30 menjadi 54.45.

materi yang menarik membuat peserta

Setelah dilakukan Uji-t didapatkan nilat t

pelatihan ini lebih bersemangat. Peserta

hitung = 18.040, dimana nilai t hitung

antusias melakukan semua instruksi yang

tersebut lebih besar dari pada t tabel, pada

diperintahkan pelatih. Peserta juga aktif

taraf signifikansi 1%. Adapun nilai p =

dalam

maupun

0.000 dan p < 0.05, yang berarti terdapat

tanyajawab dan diskusi yang dilakukan oleh

perbedaan yang signifikan antara tingkat

pelatih. Sehingga secara keseluruhan dapat

perilaku prososial remaja yang diberikan

disimpulkan

pelatihan

awalnya

peserta

berbagai

seperti

permainan

bahwa

pelatihan

pramuka

peduli efektif untuk meningkatkan perilaku

pada

kelompok

pramuka

peduli

eksprimen

yang

tidak

diberikan pelatihan pramuka peduli.

prososial remaja Pondok Pesantren. Saran Berdasarkan

SIMPULAN DAN SARAN

hasil

temuan

dalam

penelitian ini, maka dapat dikemukakan Simpulan

beberapa saran yaitu bagi santri Pondok

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian

Pesantren agar tetap menerapkan nilai-nilai

hipotesis mengenai efektifitas pelatihan

yang

pramuka

peduli

pramuka peduli dalam kehidupan sehari-hari

perilaku

prososial

dalam

meningkatkan

dari

pelatihan

dan membagikan pelatihan yang telah

Pesantren X dapat disimpulkan bahwa

didapatkan kepada santri-santri yang lain.

pelatihan Pramuka Peduli efektif dalam

Bagi pihak Pondok Pesantren hendaknya

meningkatkan perilaku prososial remaja di

melakukan program pelatihan secara rutin

Pondok

terdapat

sehingga seluruh santri bisa mendapatkan

perbedaan skor perilaku prososial antara

materi pelatihan ini. Bagi penelitian dimasa

kelompok

mendatang agar dapat melakukan penelitian

eksperimen.

kontrol Tingkat

X,

di

didapatkan

Pondok

Pesantren

remaja

telah

karena

dengan perilaku

kelompok prososial

lanjutan pada kelompok yang berbeda.

Lusiria & Yusra, Efektivitas Pelatihan Pramuka Peduli...| 21

DAFTAR RUJUKAN Abraham, A. T., dkk. (2012). The Effect of Mobile Phone Use on Prosocial Behavior. Baron,

R A; Byrne., Donn, (2005). Psikologi Sosial Jilid 2 (Edisi 10). Jakarta: Erlangga.

Boys Scout of America, (2010). TROOP PROGRAM RESOURCES for scout troops and varsity teams. America: BSA.

Joon, Sung Jang; Johnson, Byron R; Kim, Young-ll, (2011). Eagle Scout (Merit Beyond The Badge). America: Baylor university.(http://www.baylorisr.org/ 2012/04/eagle-scouts-merit-beyondthe-badge-report/. Diakses 27 Januari 2013). Kartono, K., (2003). Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya. Kementrian Pemuda dan Olahraga, (2010). Undang-undang Republik Indonesia No.12 Tahun 2012 tentang Gerakan Pramuka. Jakarta: Kementrian Pemuda dan Olahraga. Krisnawati, Anita, (2012). Hubungan antara Partisipasi dalam Ekstrakulikuler Pramuka dengan Intensi Delikuensi. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.http://repository.library.uks w.edu/bitstream/handle/123456789/2 469/T1_802008099_Abstract.pdf?se quence=1.Diakses 15 Mei 2013). Kwartir, Nasional, (2007). Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Peduli. Jakarta: Pustaka Tunas Media Balai Penerbit Gerakan Pramuka.

Potts, L F., (1992). The Youth Protection Program of the Boy Scouts of America. Child Abuse&Neglect , 16 (3), 441– 445. Santrock, J. W., (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W., (2007). Remaja (Jilid 2). Jakarta: Erlangga. Sears, D O; Taylor, S E; Peplau, L A., (2009). Psikologi Sosial (edisi ke dua belas). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Seniati, L A; Yulianto, A; Setiad, B N., (2005). Psikologi Eksperimen. Klaten: PT. Intan Sejati. Silberman, Melvin L., (2007). Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualiatatif, dan R & D. Bandung: Afabeta. World Organization Scout of Movement, (2010). Jambore (Apa, Siapa, Kapan, Mengapa, Bagaimana). Terjemahan. Jakarta: Pustaka Tunas Media Balai Penerbit Gerakan Pramuka. Zaen,

Bunga, (2012). Pembentukan Karakter Bangsa (Proses dan Nilainilai Karakter Bangsa) dalam Kegiatan Pramuka (Studi Di SMP Negeri 3 Babelan Bekasi). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. (http://skripsippknunj.com/wpontent/ uploads/2013/02/jurnal-BungaZen.pdf. Diakses 15 Mei 2013.