EKSISTENSI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA BADAN

Download good corporate governance adalah memiliki substansi transparancy, ... roh dan jiwa Good Corporate Governance. ... Nomor 32 Tahun 2004 Tenta...

0 downloads 267 Views 606KB Size
EKSISTENSI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

INTISARI Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan keberadaan good corporate governance pada Badan Usaha Milik Daerah melalui pelaksanaan aspek prudential. Selanjutnya kesungguhan terhadap kepatuhan pelaksanaan prudential dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah kerap ditemukan pelanggaran karena diabaikannya filosofis yang terkandung dalam prudential yaitu komitmen pada awal tugas dan azas keterbukaan pada saat melaksanakan kegiatan oleh setiap pengelola, sehingga menjadi pendorong bagi sumberdaya manusia yang tersedia agar berperan optimal dalam mengelola tugas masing-masing. Prudential dan asas good corporate governance adalah memiliki substansi transparancy, acuntability, responcibility, independention. Kewajaran yang dimaksudkan bukan hanya untuk aspek bisnis perbankan saja tetapi dapat dijadikan pedoman dalam pengeolaan perusahaan berbentuk Persero, sektor pemerintahan dan swasta. Menjalankan aktifitas bisnis haruslah didasari oleh etika bisnis yaitu good faith yang merupakan roh dan jiwa Good Corporate Governance. Keseriusan dalam prudential guna tercapainya pengelolaan yang baik (good governance) seharusnya melibatkan tiga unsur pokok yaitu negara, dunia usaha dan masyarakat. Ketiga unsur pokok dimaksud harus mampu menciptakan situasi kondusif dalam penerapan Good Governance. Ketiga unsur pokok itu memiliki fungsi saling berpengaruh dan saling mendukung, guna mewujudkan pengelolaan perusahaan yang baik dan kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.

331

1.

Pendahuluan

Koperasi

Peranan

Negara

dalam

dan

menjalankan

Swasta

dalam

kegiatan

usahanya

mewujudkan dominasinya terhadap

senantiasa melaksanakan peran yang

kepentingan rakyat dalam bidang

satu sama lain saling mendukung

ekonomi yang mendasar diwujudkan

berdasarkan

melalui BUMN dan BUMD yang

ekonomi.

mendapatkan

legitimasi

konstitusi

Sistem

dari Namun

Negara.

sistem

demokrasi

perekonomian

nasional, BUMN dan BUMD ikut

pelaksanaannya tetap dalam kerangka

berperan

filosofi

pada

dan/atau jasa yang diperlukan dalam

sehingga

rangka mewujudkan sebesar-besarnya

yang

kepentingan

berpihak umum

terpenuhi kesejahteraan masyarakat. Pernyataan

di

atas

dapat

menghasilkan

kemakmuran BUMN

barang

masyarakat.

dan

BUMD

Peran

dirasakan

Undang-Undang

semakin penting sebagai pelopor

Dasar Negara Republik Indonesia

dan/atau perintis dalam sektor-sektor

1945, sebagaimana Pasal 33 ayat (2)

usaha yang belum diminati usahas

dan ayat (3) yang menegaskan bahwa

wasta. Di samping itu, BUMN dan

cabang-cabang produksi yang penting

BUMD

bagi Negara dan yang menguasai

sebagai pelaksana pelayanan publik,

hajat hidup orang banyak dikuasai

penyeimbang

oleh Negara, sedangkan bumi dan air

swasta besar, dan turut membantu

serta kekayaan alam yang terkandung

pengembangan usaha kecil/koperasi.

didalamnya dikuasai oleh Negara dan

BUMN

dipergunakan untuk sebesar-besarnya

merupakansalah

kemakmuran rakyat.

penerimaan negara yang signifikan

ditemukan

pada

Badan Usaha Milik Negara dan

BUMD

yang

seluruh

atau

juga

mempunyai

peran

kekuatan-kekuatan

dan

BUMD satu

juga sumber

dalam berbagai jenis pajak, dividen dan hasil privatisasi. Pelaksanaan peran BUMN

sebagian Negara yang dipisahkan, merupakan salah satu pelaku ekonomi

dan BUMD

dalam sistem perekonomian nasional,

dalam kegiatan usaha pada hamper

disamping usaha swasta dan koperasi.

seluruh sektor perekonomian, seperti

Badan Usaha Milik Negara, BUMD,

sektor

332

tersebut

pertanian,

diwujudkan

perikanan,

perkebunan, kehutanan, manufaktur,

sebagai

pelopor/perintis

maupun

pertambangan, keuangan, pos dan

sebagai

penyeimbang

kekuatan

telekomunikasi, transportasi, listrik,

swasta besar, juga belum sepenuhnya

industridan

dapat dilaksanakan.

perdagangan,

serta

konstruksi.

Secara umum, saatini BUMD

Permasalahan menarik justru

cenderung dibebani dengan berbagai

pada BUMD yang karena amanat

tugas yang selain tidak produktif,

Undang-undang

bahkan

cenderung

mendistorsi

keberadaannya namun seiring dengan

kegiatan

utama

perusahaan

diberlakukannya

Undang-Undang

tersebut, misalnya membina kegiatan

Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

jenis-jenis olah raga tertentu, sponsor

Otonomi

kegiatan yang tidak ada kaitannya

menjadi

Daerah

kuat

menjadikan

keberadaannya unik,

variatif dan

berat dalam bersaing.

dengan

core

banyaknya

Trend merubah

perusahaan

dari

business.

biaya

menurunkan

jenis

tingkat

Makin ini

akan

efisiensi

negara menjadi perusahaan swasta

perusahaan. Dari sisi pendapatan,

dan

meningkatkan

terlalu rendahnya pendapatan yang

kesejahteraan rakyat yang digagas

diperoleh BUMD bias bersumber dari

oleh Inggris menjadikan model utama

rendahnya harga penjualan produk

dalam perubahan global dari Negara

BUMD tersebut.

berhasil

kesejahteraan (welfarestate) menjadi

Semenjak BUMD beroperasi

privatisasi atau penswastaan BUMN

memang

dan BUMD.

tantangan besar yang dihadapi, antara

Perlu disadari pula bahwa

banyak

persoalan

dan

lain sebagian besar BUMD menderita

BUMD belum sepenuhnya mampu

kerugian

menyediakan barang dan/atau jasa

karena dikelola secara tidak efisien

yang bermutu tinggi bagi masyarakat

dan

dengan harga yang terjangkau serta

sehingga aneka bentuk perusahaan

belum mampu berkompetisi dalam

daerah ini tidak memiliki kemampuan

persaingan

lobal.

untuk berkompetisi dalam persaingan

keterbatasan

bisnis baik di pasar domestik maupun

Selain

itu,

sumberdaya,

bisnis

secarag

karena fungsi

BUMD

baik

yang

cukup

produktivitas

yang

signifikan

rendah

internasional. Beberapa faktor yang

333

menyebabkan pengelolaan sebagian

manajemen

besar BUMD tidak efisien sehingga

ditunjang berdasarkan kriteria politik.

mengalami kerugian dan menjadi

Keterkaitannya

beban keuangan negara antara lain:

dengan

1. Kaburnya status hokum dan

sebagai bagian dari birokrasi yang

struktur organisasi BUMD, tidak

absur ditas, yang sering berakibat

jelas apakah BUMD merupakan

kepada

pelaku ekonomi yang memiliki

kekuasaan politik, yang kebal dari

otonomi penuh ataukah hanya

segala

sebagai pelaksana atau bagian dari struktur organisasi suatu

2. Mayoritas BUMD tidak memiliki budaya

perusahaan

(corporateculture), visi dan misi perusahaan.

politik

begitu

menjadikan

kepentingan

kritik,

erat BUD

statusquo

sehingga

membuat

BUMD cenderung maju-mundur dan tidak mampu bersaing. diagnosis

atas

kondisi BUMD yang telah dilakukan memperlihatkan BUMD

ketidaksiapan

untuk

menghadapi

lingkungan bisnis yang terus berubah. Tuntutan kualitas, teknologi, dan

jiwa

entrepreneur

globalisasi

atau

internasionalisasi

dan profesionalisme SDM yang

pasar dihadapi BUMD dan pilihannya

mengelola

sehingga

hidup atau mati, dan bukan ditengah-

kinerja dan produktivitas sangat

tengah, “hidup enggan, mati tak

rendah.

mau”.

BUMD,

Memang

4. BUMD tidak dikelola dengan

diakui

bahwa

prinsip-prinsip manajemen bisnis

penerapan GCG di Indonesia sangat

yang baik (GCG) sebagai akibat

terlambat

dari campur tangan pemerintah

negara-negara lain. Hal itu terjadi

yang terlalu besar atau dominan dalamoperasional perusahaan. Namun dari sisi lain, salah satu

persoalan

menyangkut yang

334

biasanya

yang

Berdasarkan

pemerintahan.

3. Kurangnya

BUMD

pokok

social

bersifat

adalah

accountability

politik,

sebab

dibandingkan

dengan

karena masuknya konsep GCG relatif masih

baru.

Indonesia

Konsep pada

GCG

di

awalnya

diperkenalkan pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF)dalam

rangka

pemulihan

ekonomi (economy recovery) pasca

prinsip

krisis. Namun demikian, pemerintah

(prudential) khususnya yang

Indonesia melalui Komite Nasional

berkaitan dengan GCG?

Indonesia Kelola

untuk

Kebijakan

Perusahaan

Governance

Tata

3.

Bagaimanakah

(Corporate

Policies)

kehati-hatian

cara

dan

upaya yang dapat ditempuh

telah

oleh pihak pemerintah dan

mengeluarkan The Indonesia Codefor

perusahaan terkait dengan

Good Corporate Governance, sebagai

upaya

pedoman dalam penerapan prinsip-

implementasi prinsip kehati-

prinsip GCG bagi masyarakat bisnis,

hatian

yang memuat hal-hal yang berkaitan

GCG dalam BUMD dapat

dengan

pemegang

tercipta?

direksi

dan

saham,

dewan

fungsi

komisaris,

kepentingan

(stakeholders), informasi

pengungkapan perusahaan

secara

okokpokokmasalahyangtelahdiuraikan sebelumnya,

maka

bertujuan untuk:

dan

1.

perlindungan

korupsi, terhadap

serta

agar

Berdasarkanlatarbelakangdanp

transparan, kerahasiaan, etikabisnis praktik

(prudential)

3. TujuanPenelitian

sekretaris perusahaan, sistem audit, pemangku

pengefektifan

lingkungan

penelitian

Mendiskripsikan dan mengetahui implementasi

hidup.

ini

prinsip-prinsip

GCG dalam BUMD.

2. Perumusan Masalah

2.

Mengetahui

dan

berbagai

persoalan

dan

penting dalam penelitian ini, sebagai

pelanggaran

terhadap

prinsip

berikut :

kehati-hatian

khususnya

Beberapa pokok permasalahan

1.

Bagaimanakah

pengelolaan BUMD.

Prinsip GCG dalam BUMD

2.

3.

Mendiskripsikan cara dan upaya

Mengapa dalam pengelolaan

yang

BUMD

pemerintah

berbagai

kerap

ditemukan

persoalan

pelanggaran

dan

terhadap

yang

berkaitan dengan GCG dalam

keberadaan

?

menganalisis

terkait

dapat

ditempuh dan

dengan

oleh

perusahaan pengefektifan

prinsip kehati-hatian sehubungan

335

dengan penerapan GCG pada BUMD. 4. Landasan Teori Tiga

unsur

dalam

sistem

hukum yakni legal structure, legal substance,

dan

(Lawrence

M.Friedman)

dapat

penjelasan

terkait

memberikan substansi dalam

legal

culture

keberadaan

penerapan

BUMD

GCG.

Unsur

structure dari suatu sistem hukum mencakup berbagai institusi yang diciptakan

oleh

sistem

hukum

tersebut dengan berbagai fungsi dan kewenangan yang ada padanya dalam rangka bekerjanya sistem GCG yang harus

diterapkan

perusahaan

di

Indonesia sebagai berikut:

melakukan

pengambilan

proses

keputusan

dan

pengungkapan informasi materil yang

relevan

mengenai

perusahaan. 2. Pengungkapan, penyajian

dimana

informasi

kepada

para pemangku kepentingan, baik

diminta maupun tidak

diminta,

sehubungan

dengan

berbagai hak terkait kinerja operasional,

keuangan

risiko usaha perusahaan. 336

adalah

dan

suatu

keadaan

dimana

perusahaan

dikelola

secara

profesional

tanpa

adanya

konflik

kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang

tidak

sesuai

dengan

peraturan perundang-undangan yang

berlaku

dan

prinsip-

prinsip korporasi yang sehat. 4. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi,

pelaksanaan,

serta

pertanggung-jawaban manajemen

perusahaan

sehingga

pengelolaan

perusahaan

dapat

terlaksana

secara efektif dan ekonomis. 5. Pertanggungjawaban, kesesuaian

1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam

3. Kemandirian,

adalah

pengelolaan

perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan berlaku

dan

yang

prinsip-prinsip

korporasi yang sehat. 6. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan

dalam

memenuhi

hak-hak

para

pemangku

kepentingan

yang

timbul

sebagai akibat dari perjanjian dan

peraturan

perundang-

undangan yang berlaku. Beberapa

manfaat

yang

dapat diperoleh dengan menerapkan

GCG di lingkungan BUMD adalah

penyelenggara negara untuk berperan

meningkatkan:

secara

1.

Kepercayaan

investor

mempermudah

2.

3.

akan

diperolehnya

optimal

memungkinkan diantara

sehingga

adanya

mereka.

sinergi

Kedua,

dalam

dana pembiayaan yang lebih

praktik good governance terkandung

murah dan tidak rigit;

nilai-nilai

nilai perusahaan (value of the

penyelenggara

firm), sehingga BUMD dapat

swasta dapat lebih efektif bekerja

membantu

dalam

penerimaan

yang

membuat

Negara

mewujudkan

maupun

kesejahteraan

pemerintah melalui APBD;

rakyat. Nilai-nilai seperti efisiensi,

kinerja dan efisiensi perusahaan

keadilan, dan daya tanggap menjadi

melalui

nilai yang penting. Ketiga, praktik

terciptanya

proses

pengambilan keputusan yang

good

lebih

bernegara yang bersih dan bebas dari

baik.

Direksi

dapat

governance

mengelola perusahaan secara

korupsi

transparan,

kepentingan

bawah

akuntabilitas,

pengawasan

Pengawas

di

Dewan

praktik

praktik

berorientasi

publik.

pada

Karena

penyelenggaraan

itu

negara

andal

dinilai baik jika mampu mewujudkan

(empowered) dalam kerangka

transparansi, penegakan hukum, dan

legal, dan beretika profesi yang

akuntabilitas publik.

baik,

yang

serta

adalah

tanpa

benturan

kepentingan

Salahsatubentuk terhadap

(

GCG

bagi

regulasi para

penyelenggara Negara adalah UU

conflict of interest), clean and

Nomor

prudent serta bertanggungjawab

Penyelenggaraan Negara yang Bersih

kepada

dan Bebas dari KKN. Badan Usaha

stakeholder

dan

lingkungan.

28Tahun

1999

tentang

Milik Daerah adalah badan usaha

Secara umum ada beberapa

yang seluruh atau sebagian besar

karakteristik yang melekat dalam

modalnya

praktik good governance. Pertama,

melalui penyertaan secara langsung

praktik

yang berasal dari kekayaan Negara

good

governance

harus

memberi ruang kepada pihak di luar

dimiliki

oleh

negara

yang dipisahkan.

337

Dewan organ

yang

Pengawas bertugas

adalah

5. Metodologi Penelitian

melakukan

Metode

penelitian

yang

pengawasan dan memberi nasihat

digunakan adalah pendekatan yuridis

kepada Direksi dalam menjalankan

normatif,

kegiatan pengurusan BUMD.

mengacu

Direksi adalah organ BUMD yang

bertanggung

pengurusan

jawab

BUMD

atas untuk

kepentingan dan tujuan BUMD, serta mewakili BUMD baik di dalam

yaitu

penelitian

kepada

norma-norma

hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan

dan

pengadilan, Undang-undang BUMN, Undang-Undang Perusahaan Daerah, Undang-Undang Pasar Modal; dan

Undang-undang Hukum Perdata dan

Good Corporate Governance

Kitab

Undang-Undang

(GCG) adalah “suatu pola hubungan,

Pidana

termasuk

sistem, dan proses yang digunakan

Pemberantasan

oleh

Korupsi.

Dewan

perusahaan

Komisaris,

putusan

ketentuan yang terdapat dalam Kitab

maupun di luar pengadilan.

organ

yang

(Direksi,

RUPS)

Hukum

Undang-undang Tindak

Pidana

guna

Kegiatan pengumpulan data

memberikan nilai tambah kepada

dalam penelitian ini, penulis tempuh

pemegang

secara

dengan dua cara yaitu:

jangka

1. Library reseach, penelitian ini

saham

berkesinambungan

dalam

panjang, dengan tetap memperhatikan

dilakukan

kepentingan

data dari buku-buku, majalah

stakeholder

lainnya,

berlandaskan peraturan perundangan

ilmiah,

dan norma yang berlaku”.

undangan

Kehati-hatian

adalah

sikap

pengurus yang bersungguh-sungguh mempedomani dan menjalankan asas asas Good Corporate Governance.

untuk

peraturan dan

memperoleh

perundangdokumen-

dokumen lainnya serta putusan pengadilan

yang

berhubungan

dengan pokok bahasan mengapa dalam pengelolaan BUMD kerap ditemukan pelanggaran terhadap

Kerugian Perusahaan adalah

prinsip

kehati-hatian,

serta

sesuatu yang dianggap mendatangkan

bagaimana cara dan upaya yang

rugi atau kerusakan bagi perusahaan.

dapat ditempuh oleh pemerintah

338

dan

perusahaan

mengefektifkan

untuk pelaksanaan

prinsip kehati-hatian agar GCG dalam BUMD optimal.

untuk

mengetahui

bagaimana implementasi prinsip GCG

dalam

prinsip GCG. Ada

dua

BUMD

yang

dijadikan sebagai objek penelitian ini

2. Fieldresearch, yang dilakukan bertujuan

kebijakan sehingga memenuhi

BUMD

yaitu PDAM dan BUMD lainnya. Beberapa pertimbangan, antara lain: 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun

dari

1962Tentang Perusahaan Daerah

narasumber dengan melakukan

menetapkan bentuk BUMDyang

wawancara

memiliki

dengan

Direksi,

Kepala Bagian Ekonomi, Asisten Ekonomi dan Pembangunan dan Dewan

Pengawasdalam

penerapan

Good

Governace;

dan

karakteristik

yang

berbeda disetiap daerah. 2. PDAM

sebagai

perusahaan

bentuk

tertua

dan

Corporate

keberadaannya hampir merata di

pihak-pihak

seluruh Indonesia dalam tataran

lainnya

untuk

operasionalnya belum diberikan

data

mengenai

payung hukum yang kuat yaitu

kinerja suatu perusahaan atau

UU namun hanya berdasarkan

BUMD

sebuah Peraturan Menteri dalam

terkait mendapatkan

dan

konsep-konsep

pengelolaan

perusahaan

yang

Negeri Nomor 2 Tahun 2007

baik dengan

standar

acuan

yang sudah tidak relevan lagi

adalah

penerapan

prinsip

kehati-hatian

dalam

rangkaGCGyangterdiridari:

(1)

penetapan

dan

visi,

misi,

untuk

menjawab

kebutuhan

perkembangan perusahaan daerah di era sekarang. 3. Diharapkan dari PDAM tersebut

corporate values; (2) penyusunan

diperoleh

informasi

corporate governance structure;

hubungan

pelaksanaan

(3)

termasuk

pembentukan

corporate

culture; (4) penetapan sarana

pelaksanaan

public

hatian.

disclosures;

penyempurnaan

dan

(5)

berbagai

tentang GCG

didalamnya prinsip

kehati-

Analisisdatadalam penelitianinimenggunakanpendekatan

339

yangbersifat

kualitatif.Data-

situasi

datayangdianalisisdalam

kondusif pelaksanaan

GoodGovernance.

penelitianiniadalahbersifatmenyeluru h dan merupakan satu kesatuan yang

Saran

integral (holistic) tentang pengelola perusahaan

atau

BUMD

memegang

dengan

1.Guna mewujudkan

prinsip-prinsip

goodcorporategovernance

pengelolaan perusahaan yang baik

sangat dibutuhkan kesungguhan

seperti

melaksanakan prudencial

sikap

kehati-hatian

(prudential),

dan

didukung

kepatuhan

terhadap

oleh

bahkan menjadi langkah

ketentuan-

konkreet dalam pencegahan

ketentuan yang berlaku (compliance). 6. Kesimpulan

3.

1.Keberadaan rangka

tindakan anti korupsi.

BUMD

dalam

Pemerintah

hendaknya

melaksanakan

mewujudkanGood

Politikhukumguna mewujudkan

Governance

supremasi dan kepastian hukum

menunjukkanperkembanganpos

sehingga terhindar dari tumpang

itifyang signifikan.

tindihnya

Corporate

2. Masih ditemukan pelanggaran terhadap

prudencialdalam

pengelolaan

BUMD

namun

demikian

juga

kondisi

menjadikannya pendorong bagi sumberdaya

manusia

yang

tersedia agar berperan optimal dalam tata kelola di bidang tugas masing-masing. 3

Sangat penting Keterpaduan Tiga

Unsur

Pokok

yaitu

Pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat untukmenciptakan

340

peraturanyangdapat

menyebabkanmultitafsir. 7. Referensi Aldridge, E Johndan Siswanto Sutojo. Good Corporate Governance, Tata Kelola Perusahaan Yang Sehat, Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka, 2008. Asyhadie, Zaeni. Hukum Bisnis : Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia (Edisi Revisi), Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2012. Badudu-Zein; Kamus Umum Bahasa Indonesia; Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1994 Black, Hanry Campbell, Black’s Law Dictionary, with th Pronounciations, 6 Edition,

St. Paul Minn: West Publishing Co., 1990 Brooks, J.Leonard dan Paul Dunn. Etika Bisnis dan Profesi : untuk Direktur, Eksekutif dan Akuntan, Jakarta : Salemba Empat, 2011. Budiarta, Kustoro. Pengantar Bisnis (Edisi 2). Jakarta : Mitra Wacana Media, 2010.

Indonesia; Komisaris Independen Penggerak Praktik GCG di Perusahaan. Jakarta: PTINDEKS 2004. Effendi, Muh Arief. The Powerof Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Jakarta : Penerbit Salemba Empat, 2009.

Burton, Richard Simatupang. Aspek Huku dalam Bisnis, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003.

Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia (Edisi 2), Yogyakarta : BPFE, 2000.

Center, The Ary Suta. Strategis Management, Jakarta : The Ary Suta Center, 2013.

Hery, Controllership. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2014

Chazawi, Adam. Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia. Malang : Bayumedia Publishing, 2011.

Hidayat, Syarif. Too Much Too Soon, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007.

Daniri, MasAchmad. Good CorporateGovernance Konsep dan Penerapannya

Hunger, David dan Thomas L.Whelen. Manajemen Strategis, Yogyakarta : ANDI, 2003.

Dalam Konteks Indonesia.Jakarta: Ray Indonesia 2005.

Hudianto, Ekonomi Politik, Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2004.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Imam, Sentot Wahyono. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010.

Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Edisi Revisi). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Dimyati, Khudzaifah dan Kelik Wardiono, Paradigma Rasional dalam Ilmu Hukum, Yogyakarta : GENTA Publishing, 2014. Djalil, Sofyan. Good Corporate Governance. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, September 2000. Djakti, Dorojatun Kuncoro. Good Corporate Governancedi

Indra Surya dan Ivan Yustia vandana, Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi kelangsungan Usaha;Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006. Khairandy, Ridwan dan Camelia Malik. Good Corporate Governance: Perkembangan Pemikiran dan Implementasinya di Indonesia dalam Perspektif Hukum. Yogyakarta: Kreasi Total Media.

341

Khomsiyah. High Quality Corporate Reporting. Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI), 2009. Kumaat, Valery G. Iternal Audit. Jakarta : Erlangga, 2011 Nasution, Bismar. Hukum Kegiatan EkonomiI. Bandung: Books Terace & Library, 2009. Purwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis, Jakarta : Erlangga, 2010. Purwanto, Iwan. Manajemen Strategi, Bandung : CV. Yrama Widya, 2012. Rajagukguk, Erman. Pengelolaan Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance). Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Hukum, 2005. Rawls, John. A Theory of Justice, Teori Keadilan. Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005. Redjeki, Sri Hartono, Ekonomi, Semarang Mandar Maju, 2000. Said,

Hukum : CV.

Mas’ud. Kepemimpinan : Pengembangan Organisasi, Tam Building& Perilaku Inovatif. Malang : UIN-Malang Press, 2007Sedarmayanti. Good Governance dan Good Corporate Governance. Bandung: Penerbit Mandar Madju, 2007.

Setiyono, Teori-teori & Alur Pikir Penerapan

342

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi. Malang : Bayu Media Publishing, 2012. Sidhu, Inder. Cisco Doing Both, Yogyakarta : CV. ANDI Offset, 2012. Soesatro, Hadi, et.all. Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia dalam Setengah Abad Terakhir Bagian 4.Yogyakarta : Kanisius, 2005. Suprayitno, G., Aries Susanty, Sedarnawati Yasni, Siti Raha Agoes Salim. Mewujudkan Good Corporate Governance Sebagai Sebuah Sistem, Kajian, dan Penerapannya pada Badan Usaha Milik Negara. Jakarta: The Indonesian Institute for Corporate Governance, Juni 2007. Surya, Indra & Ivan Yustia vanda. Penerapan Good Corporate Governance: Mengesampingkan Hak-hak Istimewa

demi

Kelangsungan Usaha.Jakarta: Kencana & LKPMK FH UI, 2006. Widjaja, Gunawan. Seri Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta Timur : Prenada Media, 2004.

Makalah, Jurnal, Tulisan Ilmiah

dengan

Artikel, dan Lain-lain Daryanto, “Eksistensi BUMD dalam Otonomi

Daerah”,

Majalah

BUMN Link, Vol. I, No.1, Tahun 2012.

Undang-Undang

Nomor 10 Tahun1998, LNRI Tahun 1998 Nomor 182. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Sutjiono, Danny. “Direksi PDAM Hendaknya

Adji,

sebagaimana telah diubah

Perlindungan Konsumen

Benar-benar

Undang-Undang Republik Indonesia

Profesional”, Majalah Bulanan

Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Air Minum, Edisi 180, Tahun

Pemberantasan Korupsi, LNRI

2010.

Nomor 3874.

Indriyanto Sistemik

Seno,

“Korupsi

Undang-Undang Republik Indonesia

sebagai

Kendala

Nomor 23 Tahun 1999 tentang

Penegakan Hukum di

Bank

Indonesia”, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 24, No. 3, Tahun 2005. Peraturan Perundang-undangan

Indonesia,

LNRI

Tahun1999 Nomor 66. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, LNRI Tahun

Undang-Undang Republik

DasarNegara Indonesia

2003 Nomor 47.

Tahun

1945. Berita Republik Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang

Tahun II Nomor 7.

Badan Usaha Milik Negara, Undang-Undang Republik Indonesia

LNRI Nomor 4297.

Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Undang-Undang Republik Indonesia

Perusahaan Daerah

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Undang-Undang

Republik

Indonesia Nomor 7 Tahun 1992

tentang

Perseroan

Terbatas,

LNRI

Tahun 2007 Nomor106.

Perbankan

343

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Peraturan

Pemerintah

Republik

Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah, LNRI Tahun 2005 Nomor 31 Peraturan

Presiden

Republik

Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Barang/

Tentang Jasa

Pengadaan Pemerintah,

Jakarta Selatan : Visi Media, 2011 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Organ

dan

Kepegawaian

Perusahaan Air Minum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.05/2008

Tentang

Penyelesaian Piutang Negara yang Bersumber dari Penerusan Pinjaman Luar negeri, Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan

Daerah

pada

Perusahaan Daerah Air Minum Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, LNRITahun 2006 Nomor 6 DPNP

344

PeraturanBankIndonesiaNomor8/14/P BI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, LNRITahun 2006 Nomor 71 DPNP KeputusanMenteriDalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 Tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum