Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
Evaluasi Program Parenting Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di Kota Mataram Maimun* Abstract:The objective of this research was to understand comprehensively about the enforceability of parenting program on early childhood education (PAUD) in Mataram pre-schools. The study applies qualitative approach the focuses on evaluation in preshool education in Mataram. The data were collected through interviews, observation, documentation, and questionnaire. This Study shows that (1) the background of the parenting program implementation was lack of parents' supports of child education; (2) the implementation of parenting program in pre-shools has fulfilled the requirements laid down in the guideline book; (3) most of pre-school institutions have implemented parenting program in accordance with the technical guideline book; and (4) the majority of parents' understandings of child nutrition, treatment, upbringing, and protection have signivicantly increased upon the implementation of the program. Keywords: Program evaluation, parenting program, early childhood education. Abstrak: Penelitian ini betujuan untuk memahami secara komprehensif tentang keterlaksanaan program parenting pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Mataram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek evaluasi adalah program parenting pada PAUD se Kota Mataram. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara, Observasi, dokumentasi, dan angket. Hasil analisis data menunjukkan: (1) Pelaksanaan program parenting dilatarbelakangi oleh lemahnya partisipasi orang tua terhadap pendidikan anak. (2) Pogram parenting yang dilaksanakan di lembaga PAUD telah memenuhi syarat sesuai yang di gariskan pada buku petujuk teknis, (3) Sebagian besar lembaga PAUD telah melaksanakan program parenting sesuai dengan buku petujuk teknis. (4) Hasil pelaksanaan program parenting menunjukkan bahwa pemahaman sebagian besar orang tua tentang gizi, kesehatan, perawatan, pengasuhan, pendidikan,dan perlindungan anak semakin baik. Kata Kunci: Evaluasi Program, Program Parenting, Pendidikan Anak Usia Dini. niscaya
PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk beradab yang
dalam
kehidupan
manusia
dalam
mewujudkan dirinya sebagai makhluk beradab
diciptakan Tuhan. Makhluk yang condong
dan
kepada
Sebagai
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
memerlukan
SAW dalam al-quran surat Al Alaq ayat 1-5
makhluk
kebenaran beradab,
dan
kebaikan.
manusia
berbudaya.
"Bacalah
Permulaan
menyebut
yang
tuntunan untuk membuatnya konsisten terhadap
yakni
hakekat dirinya. Pendidikan adalah salah satu
Tuhanmu
wadah untuk menjadikan manusia berada dalam
menciptakan manusia dari segumpal darah,
keadaban. Pendidikan merupakan suatu yang
bacalah dan Tuhanmulah yang Maha mulia,
yang
dengan
wahyu
menciptakan,
Dia
nama telah
*
Maimun, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram, Jln. Gadjah Mada No. 100 Mataram NTB, Telp. (0370)620783, 620784 , e-mail:
[email protected]
186
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia mengajar
manusia
apa
yang
Peran orang tua menjadi utama dan
tidak
pertama di dalam proses pendidikan anak-
diketahuinya."(Departemen Agama RI, 2006:
anaknya. Karena orangtualah yang mestinya
479).
paling mengerti bagaimana sifat dan potensi Perintah membaca dalam ayat di atas
yang
dibawa
anak-anaknya,
termasuk
dapat dijadikan bukti betapa pendidikan itu
kesenangan atau kesukaannya, apa saja yang
sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.
anaknya
tidak
sukai,
perubahan
dan
Pendidikan sebagai sesuatu yang amat
perkembangan karakter serta kepribadian anak-
diperlukan dalam kehidupan manusia tidak
anaknya, termasuk rasa malu, takut, sedih dan
boleh terhenti pada usia tertentu. Pendidikan
gembira. Idealnya orangtualah yang pertama
harus
kali memahaminya, sehingga dalam hal ini,
berjalan
sebagaimana
mengikuti
disabdakan
usia
Nabi
manusia
Muhammad
keluarga
merupakan
bagi
satu
anak-anak
tempat
SAW "Tuntutlah ilmu itu semenjak buaian
sosialisasi
hingga liang lahat". Artinya pendidikan itu
mempelajari semua hal (socialization agent).
berjalan sepanjang umur manusia (life long
(Andayani dan Koentjoro, 2012: 51).
learning).
pertama
salah
untuk
Anak yang pada dasarnya lahir dalam
Berpijak dari konsep bahwa pendidikan
keadaan tidak berdaya namun memiliki potensi
berlangsung sepanjang usia manusia, maka
yang bisa dikembangkan yang membutuhkan
sejatinya manusia memperoleh pembelajaran
arahan dan bimbingan orang dewasa yakni
yang
orang tua untuk
sesuai
dengan
pertumbuhan
dan
tingkat
dan
situasi
mengembangkan potensi
perkembangannya.
tersebut. Jadi anak sesungguhnya memiliki
sebagaimana pesan Nabi SAW; "Didiklah
ketergantungan yang sangat tinggi kepada orang
anakmu sesuai zamannya, karena dia lahir pada
tua terutama pada usia pra sekolah yakni
zamannya, bukan pada zaman kamu." Dalam
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
hal ini orang tua setidaknya harus memahami
Taman Kanak-kanak (TK).
hal ini, karena merekalah yang mengawal kehidupan anaknya semenjak lahir.
Kesadaran
dan
cara
pandang
dan
anak
Dalam
terhadap dirinya sendiri bergantung kepada
konteks yang lain Nabi Muhammad SAW
perlakuan dan pergaulan orang tuanya di masa
bersabda dalam salah satu haditsnya; "Manusia
kecil. (Basya, 2011: 10). Anak-anak yang
lahir dalam keadaan suci, orang tuanyalah
dibiarkan berkembang menurut kata hatinya
yang membuat dia Yahudi, Nasrani, atau
tanpa kepedulian orang tua ibarat menambah
Majusi."
rumput liar dan semak belukar di depan rumah, artinya anak akan tumbuh dan berkembang
187
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
seperti manusia yang tidak punya pengasuh.
tahun)
Tidak sepantasnya orang tua
yang telah
sehingga peran stimulasi lingkungan yang
melahirkan
membiarkan
kondusif dan dilakukan dengan cara bermain
anaknya bertumbuh dan berkembang sendiri
akan dapat mengembangkan pertumbuhan otak
tanpa pengasuhan yang baik. Orang tua dalam
dan
hal
Pendidikan Nasional, 2012: i). Undang-Undang
ini
anak-anak
harus
sendiri
bertanggung
jawab
dalam
sebagai
seluruh
20
usia
emas
potensi
Tahun
perkembangan,
anak.
pengasuhan anak, karena orang tua merupakan
Nomor
pendidik dasar yang akan menentukan kualitas
Pendidikan Nasional, secara tegas menyatakan
kehidupan anak-anaknya kelak. (Gichara, 2013:
bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu
19). Di samping itu orang tua juga merupakan
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
cermin bagi anak dalam membangun watak,
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
karena watak anak terbentuk melalui contoh
dilakukan
yang orang tua katakan dan kerjakan, serta
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
keselarasan antara keduanya. (Noe'man, 2012:
perkembangan jasmani dan rohani agar anak
xiv)
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
melalui
2003
(Kementerian
tentang
pemberian
Sistem
rangsangan
pendidikan
lanjut”. (UU Sisdiknas, 2003: 14). Selanjutnya
merupakan dua unsur yang memiliki keterkaitan
dinyatakan pula bahwa pendidikan anak usia
yang kuat satu sama lain. Dalam hal mendidik,
dini dapat diselenggarakan pada jalur formal
orang tua tidak dapat menyerahkan kepercayaan
(Taman Kanak-kanak/ Raudhathul Athfal), jalur
seluruhnya kepada guru di lembaga PAUD,
nonformal (Taman Penitipan Anak, Kelompok
artinya orang tua harus banyak berkomunikasi
Bermain, dan bentuk lain yang sederajat), dan
dengan gurunya, begitu juga sebaliknya. Orang
pada jalur informal (melalui
Orang
tua
dan
lembaga
tua mendidik anaknya di rumah, dan di PAUD
Kementerian Pendidikan Nasional telah
untuk mendidik anak diserahkan kepada pihak
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan
guru. Sehingga sudah seharusnya orang tua
Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang
dilibatkan dalam penyelenggaraan pendidikan di
Organisasi
PAUD.
Pendidikan Nasional, dalam peraturan tersebut
Usia
dini
merupakan
dan
Tata
Kerja
Kementerian
periode
ditegaskan bahwa pembinaan PAUD baik
perkembangan yang sangat penting dalam
formal, nonformal, maupun informal, berada di
kehidupan manusia. Pada masa ini, seluruh
bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan
instrumen besar manusia terbentuk, bukan
Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
hanya kecerdasan saja tetapi seluruh kecakapan
(Ditjen
psikis. Para ahli menamakan periode ini (0-6
dilaksanakan
PAUDNI), oleh
yang
secara
Direktorat
teknis
Pembinaan
188
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
Pendidikan
Anak
Usia
Dini.
(Kemetrian
guru serta pihak-pihak yang terkait dengan
Pendidikan Nasional, Direktorat Pembinaan
pendidikan dan perkembangan anak usia dini.
Pendidikan Anak Usia Dini, 2011: i).
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai, adalah:
Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang
(1)
dapat
mengidentifikasi
perkembangan
pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar
fisiologis anak usia dini dan mengaplikasikan
yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
hasil indetifikasi tersebut dalam pengembangan
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
fisiologis
usia enam tahun yang dilakukan melalui
memahami perkembangan kreativitas anak usia
pemberian
dini dan usaha-usaha yang terkait dengan
rangsangan
pendidikan
untuk
yang
bersangkutan;
(2)
membantu pertumbuhan dan perkembangan
pengembangannya;
(3)
dapat
jasmani dan ruhani
kecerdasan
dan
kaitannya
agar anak memiliki
jamak
dapat
memahami dengan
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
perkembangan anak usia dini; (4) dapat
lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal,
memahami arti bermain bagi perkembangan
nonformal, dan informal. (Hasan, 2012: 15)
anak usia dini; dan (5) dapat memahami
Rentangan
anak
usia
dini
menurut
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi pengembangan anak usia kanak-kanak.
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28
Selain itu, tujuan pendidikan anak usia
dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini
dini
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang
dasar pada jalur pendidikan formal berbentuk
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat
taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA),
perkembangannya sehingga memiliki kesiapan
dan pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
optimal dalam memasuki pendidikan dasar serta
kelompok bermain (KB), taman penitipan anak
mengarungi kehidupan dimasa dewasa; (2)
(TPA)
sederajat.
untuk membantu menyiapakan anak mencapai
Sementara menurut kajian rumpun keilmuan
kesiapan belajar (akademik) di sekolah; (3)
PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa
intervensi dini dengan memberikan rangsangan
negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8
sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi
tahun berupa Infant (usia 0-1 tahun), Toddler
yang
(usia
dimensi
atau
2-3
bentuk
tahun),
lain
yang
preschool/kindergarten
adalah; (1) untuk membentuk
tersembunyi
(hidden
perkembangan
potency) anak
anak
yaitu
(bahasa,
children (usia 3-6 tahun), dan Early Primary
intelektual, emosi, sosial, motorik, konsep diri,
School/SD
kelas
tahun).
minat dan bakat; (4) melakukan deteksi dini
Tujuannya
adalah
mengembangkan
terhadap kemungkinan terjadinya gangguan
awal
(usia
untuk
6-8
pengetahuan dan pemahaman orang tua dan
189
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-
lingkungan sosial, lingkungan budaya, suasana
potensi yang dimiliki anak.
psikologis serta perilaku yang ditampilkan pada
Untuk
tersebut
saat terjadinya pertemuan dengan anak-anak.
kebijakan
(Shohib, 1998: 21). Menurut Thoha, parenting
pendekatan
merupakan suatu cara terbaik yang ditempuh
“Holistik Integratif”, yaitu PAUD yang tidak
oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai
hanya menekankan aspek pendidikan semata,
perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada
tetapi mencakup juga aspek pelayanan gizi,
anak. (Thoha, 2004: 22). Sementara Megawangi
pelayanan
menjelaskan
pemerintah
mewujudkan telah
pengembangan
tujuan
menetapkan
PAUD
kesehatan,
melalui
pengasuhan,
dan
bahwa
parenting
merupakan
perlindungan anak, pada tahun 2011 Pemerintah
proses menciptakan suasana kegiatan belajar
terus mendorong dan memperluas kesempatan
mengajar yang menekankan kehangatan bukan
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
ke arah suatu pendidikan satu arah atau tanpa
mengembangkan layanan pendidikan anak usia
emosi. ( Megawangi, 2007: 13)
dini melalui pendirian berbagai jenis satuan pendidikan
anak
usia
dini.
Kegiatan
parenting
pada
umumnya
(Direktorat
dilakukan oleh orang tua kandung kepada anak-
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2011:
anaknya. Secara lebih luas program parenting
iv)
juga dapat dimaknai sebagai bentuk kegiatan Berkembangnya lembaga PAUD dalam
informal yang dilakukan untuk menyelaraskan
berbagai bentuk layanan seperti: Taman Kanak-
kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan
Kanak (TK), Taman Penitipan Anak (TPA),
anak antara di kelompok bermain
Kelompok Bermain (KB), dan Satuan PAUD
PAUD dan di rumah.
Sejenis
(SPS)
menunjukkan
semakin
Memahami
pentingnya
atau di
kesesuaian
meningkatnya kesadaran masyarakat tentang
program pengasuhan anak di rumah dan
pentingnya pendidikan yang sesuai dengan
kegiatan pembelajaran di lembaga PAUD, maka
tahap perkembangan sejak usia dini. Namun
diharapkan
demikian lembaga PAUD yang demikian pesat
memfasilitasinya
pertumbuhannya tidak dapat menggantikan
Program
peran pendidikan di dalam keluarga. (Direktorat
Keluarga yang merupakan pemberdayaan untuk
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2011:
memperkuat peran keluarga sebagai lingkungan
iv)
yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan
setiap
lembaga
melalui
parenting
atau
PAUD
penyelenggaraan PAUD
Berbasis
Pendidikan di dalam keluarga atau lebih
dan perkembangan anak. Untuk keperluan
popular dengan sebutan parenting adalah upaya
tersebut Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak
orang tua yang diaktualisasikan pada penataan
Usia
Dini
menerbitkan
Pedoman
190
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
terpadu antara komponen masukan, proses, dan
Berbasis Keluarga. (Kementerian Pendidikan
keluaran dapat digunakan dalam mengevaluasi
Nasional, 2012: iii)
penyelenggaraan program parenting. Salah satu
Di Kota Mataram terdapat 241 lembaga
model evaluasi yang dapat menganalisis tingkat
PAUD, baik dalam bentuk lembaga formal
keberhasilan
maupun nonformal (TK, RA, KB, dan TPA).
parenting adalah model yang dikembangkan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada
oleh Stufflebeam yaitu model CIPP (Contexs,
tanggal 6 - 8 Maret 2014 menunjukkan PAUD
Input, Process, dan Product).
yang
berbentuk
keseluruhan
lembaga
sudah
formal
menerapkan
penyelenggaraan
program
secara
Berdasarkan karakteristik permasalahan
program
yang telah diungkapkan tersebut di atas, maka
parenting, sementara PAUD dalam bentuk
sangat
nonformal hanya 21 lembaga yang sudah
mendalam
menerapkan program parenting. Juga ditemukan
penyelenggaraan program parenting di Kota
bahwa
Mataram.
program
parenting
yang
telah
perlu
dilakukan berupa
penelitian evaluasi
secara program
berlangsung sejak tahun 2012 sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang optimal dilihat dari indikator-indikator ketercapaian program, yakni pada masalah gizi, kesehatan, perawatan,
pengasuhan,
pendidikan,
dan
masalah perlindungan anak. Indikator-indikator tersebut merupakan hal yang mutlak dicapai oleh
semua
lembaga
PAUD
yang
menyelenggarakan program parenting. Untuk itu merupakan suatu hal yang sangat perlu jika ada upaya untuk mengevaluasi keterlaksanaan program ini. Beberapa model evaluasi dapat digunakan untuk mengevaluasi penyelenggaraan program parenting. Pemilihan model evaluasi yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil evaluasi yang dilakukan, sehingga hasil evaluasi tersebut dapat memberikan kontribusi yang positif bagi para pelaksanaan program. Model evaluasi
191
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian
ini
merupakan
penelitian
evaluasi program dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan September 2014. Secara umum penelitian ini mendeskripsikan efektifitas keterlaksanaan program
parenting pada PAUD di
Kota
Mataram. Model evaluasi yang digunakan adalah CIPP (Contexs, Input, Process, dan Product). Model ini memuat empat poin penting yang diaplikasikan
dalam
proses
penelitian
di
lembaga PAUD di Kota Mataram NTB, yakni (1) Komponen konteks, dalam penelitian ini dimaksudkan adalah landasan formil dan situasi atau latar belakang diperlukannya pelaksanaan program parenting pada lembaga PAUD di Kota Mataram; (2) Komponen input, dalam
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
penelitian ini meliputi: Tujuan pelaksanaan
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: (1)
program,
Pengumpulan Data; (2) Reduksi Data yaitu
sasaran
pengelolaan digunakan,
pelaksanaan
program, bentuk
program,
pendekatan
program,
yang
proses merangkum, dan memilih hal-hal yang
Narasumber,
pokok; (3) Display Data yakni proses penyajian
pendampingan, peran lembaga PAUD, Metode
data;
dan
(4)
yang digunakan, media yang digunakan, dan
Verifikasi Data.
Menarik
Kesimpulan
dan
materi yang diberikan dalam membelajarkan orang tua; (3) Komponen proses yang mana
HASIL PENELITIAN Program
dalam penelitian ini dibagi dua tahapan, yakni tahap pesiapan program meliputi; Sosialisasi program
parenting,
program
parenting,
pembentukan
pengurus
penyamaan
persepsi,
identifikasi kebutuhan belajar, penentuan tempat dan waktu, dan penyusunan program dan jadwal kegiatan. Dan tahap pelaksanaan program yang ditandai
dengan
dilaksanakknnya
beberapa
kegiatan, di antaranya: Kegiatan pertemuan orang tua (kelas orang tua), keterlibatan orang tua di kelas anak, keterlibatan orang tua dalam acara bersama, hari konsultasi orang tua, dan kunjungan rumah; dan (4) Komponen produk, yakni hasil pelaksanaan program parenting pada lembaga PAUD dalam wujud pemahaman orang tua meningkat terkait dengan gizi, kesehatan, perawatan,
pengasuhan
yang
bermutu,
penddidikan yang baik, dan perlindungan anak. Pengumpulan data menggunakan studi
parenting
merupakan
suatu
bentuk kegiatan yang bertujuan memberikan pemahaman kepada orang tua terkait dengan tumbuh kembang anak. Dalam melakukan evaluasi terhadap program parenting, peneliti menggunakan model CIPP (Contexts Input Process Product). Terdapat empat poin penting yang menjadi sasaran evaluasi sesuai dengan model CIPP, yakni evaluasi terhadap komponen konteks yang menyangkut landasan formil dan latar
belakang
dilaksanakannya
komponen
input
menyangkut
program
parenting,
program,
perencanaan
komponen
proses
menyangkut pelaksanaan program parenting, dan
komponen
produk
menyangkut
hasil
program parenting. Hasil evalusi dari setiap kompenen dideskripsikan berdasarkan data yang peneliti peroleh dari hasil observasi, wawancara, angket, dan telaah dokumen sebagai berikut:
dokumen, wawancara, observasi, dan angket dengan instrumen yang sudah divalidasi oleh pakar di bidang PAUD dan Evaluasi, validasi panelis, Promotor dan co-Promotor. Adapun teknik
analisis
data
pada
penelitian
ini
menggunakan model Miles dan Huberman
1. Komponen Conteks berupa Landasan Formal Pelaksanaan Program Parenting pada Lembaga PAUD di Kota Mataram Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan
192
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
nasional yang diatur dalam Undang Undang RI
berperan aktif dalam proses pembelajaran,
Nomor 20 Tahun 2003 tentang “Sistem
maka
Pendidikan Nasional” Bab 1 Pasal 1 Butir 14
perkembangan belajar anaknya dan akan
dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini
terbangun semangat belajar anak secara psikis,
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
sehingga mudah dalam menerima pelajaran,
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6
mengingat pendidikan bukan hanya mencetak
tahun yang dilakukan melalui pemberian
lulusan yang memiliki kemampuan akademik
rangsangan
melainkan juga akhlak, moral dan spiritual,
pendidikan
untuk
membantu
akan
orang
berdampak
tua
juga
positif
berperan
bagi
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
maka
sebagai
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
penanggung jawab utama pendidikan anak.
memasuki pendidikan lebih lanjut. Sementara
Peran serta keluarga, sekolah dan
didalam Undang Undang RI Nomor 23 Tahun
masyarakat secara bersama-sama adalah sangat
2002 tentang “Perlindungan Anak” Pasal 9
niscaya dalam rangka mewujudkan tujuan
Ayat 1 dinyatakan bahwa setiap anak berhak
pendidikan. Oleh karenanya pendidikan bukan
memperoleh
pendidikan
pengembangan kecerdasannya
dalam
rangka
menjadi tanggung jawab tunggal sekolah tetapi
dan
tingkat
tanggung jawab bersama antara orang tua,
pribadinya sesuai
dengan
minat
dan
bakatnya.
masyarakat,
lembaga
pendidikan,
dan
pemerintah.
Legimitasi dari undang undang di atas diperkuat pula dengan Peraturan Menteri Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
2. Komponen Belakang
Conteks Perlunya
berupa
Latar
dilaksanakan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor
Program Parenting pada Lembaga PAUD
13 Tahun 2010 Tentang “Petunjuk Teknis
di Kota Mataram
Kabupaten/Kota
Layak
Anak
di
Pelaksanaan
program
parenting
pada
Desa/Kelurahan” dinyatakan bahwa setiap anak
lembaga PAUD dilatarbelakangi oleh lemahnya
yang dilahirkan harus dipertangung jawabkan.
partisipasi orang tua terhadap pendidikan anak
Secara individu anak merupakan tanggung
usia dini, hal ini terlihat dari kondisi sebagian
jawab keluarga atau orang tuanya di dunia
besar orang tua belum memahami pentingnya
maupun di akhirat. Baik atau buruknya kualitas
pendidikan bagi anak pada usia dini.
anak ditentukan oleh orang tua anak tersebut. Partisipasi orang tua dalam tumbuh
Selain persepsi orang tua yang lemah yang menjadi
alasan
dilaksanakannya
program
kembang anak sangat membantu didalam
parenting pada lembaga PAUD, penyelenggara
perkembangan belajar anak. Ketika orang tua
juga berkepentingan untuk menjalin kerjasama
193
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
dengan orang tua, sehingga apa yang telah
3. Komponen Input berupa Perencanaan
dilaksanakankan oleh guru di sekolah bisa
Program Parenting pada Lembaga PAUD
diterapkan oleh orang tua di rumah, mengingat
di Kota Mataram
waktu anak berada di sekolah relatif lebih
Pogram parenting yang dilaksanakan di
singkat dibanding waktu di rumah, dengan
lembaga PAUD ditinjau dari aspek perencanaan
begitu apa yang menjadi tujuan pembelajaran di
telah memenuhi standar yang digariskan pada
sekolah dapat dengan mudah dicapai.
buku petujuk teknis, yakni telah dilaksanaknnya
Beriku disajikan hasil angket dalam bentuk
diagram
diperlukannya
terkait
berikut:
(a)
Tujuan
latar
belakang
pelaksanaan program parenting pada lembaga
penyelenggaraan
program
PAUD adalah terwujudnya pelaksanaan PAUD
parenting pada PAUD di Kota Mataram: 82 80 78 76 74 72 70 68
kegiatan-kegiatan
partisipasi orang tua terhadap pendidikan anak
80,19
78,27
usia dini, terjalinnya kerjasama yang baik antara
75,77
74,62
berbasis keluarga dengan ditandai oleh adanya
72,3
guru dan orang tua, sehingga orang tua memahami apa yang dilakukan oleh guru di sekolah terhadap anak dan orang tua dapat melakukan hal yang sama dalam mendidik anaknya di rumah; (b) Sasaran pelaksanaan
Gambar 1
program parenting pada lembaga PAUD di kota
Diagram Latar Belakang perlunya Program
Mataram adalah orang tua, paman, bibi, kakek,
Parenting pada PAUD
nenek, pembantu rumah tangga, dan lembaga
Situasi
yang mempengaruhi perlunya
terkait, meliputi: Komite, Tenaga Pendidik,
pelaksanaan program parenting terhadap orang
Dikpora
tua
program parenting dilakukan melalui rapat
dan
keluarga,
hasil
angket
program
parenting meningkatkan mutu pendidikan anak
koordinasi
74,62%,
mencapai
Orangtua
melihat
perkembanga
Kota
Mataram;
dengan mufakat;
(c)
Pengelolaan
musyawwarah (d)
Pendekatan
untuk yang
pendidikan anak melalui parenting 78,27 %
digunakan oleh pengelola dalam program
Kesadaran orangtua meningkat sebagai pendidik
parenting adalah pendekatan andragogi (cara-
yang utama 75,77%,
Meningkatnya sikap
cara pembelajaran orang dewasa), dengan
kelurga dalam melakukan kesehatan 80,19%,
memusatkan perhatian pada pemahaman yang
dan
terkait dengan pendidikan anak; (e) Bentuk
Orangtua
menumbuhkan
kerjasama
terhadap penyelenggara pendidikan 72,30%.
program
parenting
yang
dilakukan
pada
lembaga PAUD, antara lain: orang tua terlibat
194
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
dalam kelas anak, kelas orang tua, acara
yang digunakan dalam pelakasanaan program
bersama, dan hari konsultasi; (f) Narasumber
parenting masih dominan Metode Ceramah,
dalam pelaksanaan program parenting berasal
tetapi juga diselingi dengan Metode Tanya
dari dalam dan luar lembaga. Dari dalam
Jawab,
lembaga seperti guru dan kepala sekolah,
Keteladanan/Didactic
sedangkan dari luar lembaga seperti Dokter,
bermain peran/simulasi, Metode kunjungan
Tokoh masyarakat (Tuan Guru/Ustadz), PKBI
lapangan, dan Metode praktek belum digunakan
(Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia),
secara maksimal; (j) Media yang digunakan
Praktisi pendidikan dari Diknas Kota Mataram,
oleh pengelola dalam menyampaikan informasi
praktisi IKIP Mataram, dan Psikolog. Akan
kepada orang tua antara lain: Laptop, LCD
tetapi masih ada PAUD yang belum pernah
screen, VCD, Audio/kaset, Alat Peraga, CD
menggunakan narasumber dari luar lembaga
Interaktif, Gambar-gambar, Kartu Bergambar,
PAUD; (g) Bentuk pendampingan dilakukan
Buku, Makalah, Bulletin, dan Tabloid. Namun
oleh HIMPAUDI, IKTKI, PKG, Dinas Sosial,
ada satu lembaga yang belum menggunakan
BKKBN, dan Dinas Kesehatan dan IGTKI
media dalam pembelajaran parenting; dan (k)
dengan cara melakukan pertemuan sekali dalam
Materi yang diberikan dalam program parenting
sebulan dalam rangka membahas/berdiskusi
antara
tentang
memelihara kesehatan anak, Cara melakukan
informasi-informasi
pentingnya
parenting,
mengenai
administrasi
dan
Metode
lain
Diskusi,
tentang:
dan
Character.
Agama,
Metode Metode
pentingnya
pengasuhan, Cara mendidik anak dengan tidak
peningkatan kualitas pendidik, seperti membuat
berkata
alat peraga dan bagaimana menangani anak-
memebrika gizi yang cukup dan seimbang bagi
anak yang bermasalah dalam belajarnya. Namun
anak, Cara merawat anak, Cara melakukan
ada juga PAUD yang belum mendapatkan
upaya perlindungan bagi anak, Cara melakukan
pendampingan; (h) Peran Lembaga PAUD
komunikasi yang efektif dengan anak, Cara
dalam
program
memanfaatkan
Sebagai
pengaruh games pada anak, cara mengatasi anak
perantara/mediator pengelola dan orang tua,
yang cepat bosan dalam belajar, dan Cara
menyediakan dana, sarana, prasarana, tempat
mengatur jam istirahat anak. Berikut disajikan
dan waktu, mendatangkan narasumber sesuai
hasil
yang
program parenting:
menunjang
parenting
antara
dibutuhkan,
informasi
ke
orang
pelaksanaan lain:
memberikan
berbagai
tua, mengawasi
dan
memberikan masukan kepada pengelola jika ada program yang belum dilaksanakan; (i) Metode
195
kasar,
angket
Cara
limbah,
terkait
menyaiapkan
Cara
dengan
dan
mengatasi
perencanaan
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
dalam
melaksanakn program parenting pada
PAUD di Kota Mataram 74,23%. 4. Komponen Proses berupa Pelaksanaan Program Parenting pada Lembaga PAUD di Kota Mataram Proses pelaksanaan program parenting pada lembaga PAUD dilakukan melalui dua tahapan, Gambar 2
yakni tahap pesiapan program dan tahap
Diagram Perencanaan Program Parenting
pelaksanan program. Tahap persiapan program
Hasil angket komponen masukan/Input
meliputi;
Sosialisasi
program
parenting,
program parenting Tujuan program parenting
pembentukan pengurus program parenting,
pada PAUD di Kota Mataram 70,38%, sasaran
penyamaan persepsi, identifikasi kebutuhan
program
parenting pada PAUD di
Kota
belajar, penentuan tempat dan waktu, dan
Mataram
68,85%,
Pengelolaan
penyusunan program dan jadwal kegiatan.
program
Parenting
Penyelenggara
Sedangkan tahap pelaksanaan progran meliputi
PAUD di Kota Mataram 74,23%, Pendekatan
beberapa kegiatan, di antaranya: Kegiatan
yang digunakan didalam mempelajari orang tua
pertemuan
dalam
keterlibatan orang tua di kelas anak, keterlibatan
Koordinasi dengan
melaksanakn program parenting pada
PAUD di Kota Mataram
orang
tua
(kelas
orang
tua),
71,35%, Bentuk
orang tua dalam acara bersama, hari konsultasi
kegiatan program parenting pada PAUD di Kota
orang tua, dan kunjungan rumah. Berikut
Mataram
dalam
dipaparkan hasil penelitian terkait dengan
membelajarkan orangtua program parenting
proses pelaksanaan program prenting: (a)
pada PAUD di Kota Mataram 68,85%, Bentuk
Sosialisasi Program PAUD dilakukan oleh
Pendampingan program parenting pada PAUD
penyelenggara di awal tahun atau ketika orang
di Kota Mataram 75,58%, Peran lembaga
tua baru mendaftarkan anak ke lembaga PAUD,
PAUD dalam melaksanaan program parenting
baik dengan cara berkomunikasi langsung
pada PAUD di Kota Mataram 71,92%, Metode
dengan orang tua pada saat mengantar atau
yang digunakan dalam pelaksanaan program
menjemput anak, maupan dengan cara tidak
parenting untuk meningkatkan mutu pendidikan
langsung yakni mengirim surat kepada orang
anak 70,65%, Media yang digunakan dalam
tua siswa dan melalui buku penghubung; (b)
pelaksanaan program parenting pada PAUD di
Pembentukan pengelola program parenting
Kota Mataram 70,35%, Materi yang diberikan
dilakukan setelah ada kesepakatan dengan guru-
71,15%,
Narasumber
196
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
guru untuk melakasnakan program parenting
outbond bersama, bakti sosial, gotong royong,
biasanya dilakukan di awal tahun melalui rapat
saat menyambut bula Ramadan, Idul Adha,
yang dihadiri oleh penyelenggara, guru dan
lomba antara orang tua dan anak,dan pada saat
orang tua siswa; (c) Penyamaan persepsi
ada salah satu anak yang berulang tahun,
dilakukan agar persepsi orang tua dan guru
pelaksanaan acaranya dilakukan di lembaga
sama, biasanya melalui pertemuan dengan orang
PAUD; (j) Hari konsultasi orang tua pada
tua di awal tahun ajaran dengan cara; Pengelola
beberapa lembaga PAUD dilakukan setiap hari
menyampaikan
kemudian
aktif sekolah,sedangkan pada beberapa lembaga
ditanggapi lalu dikoreksi dan diberi masukan
PAUD lainnya hari konsultasi dilakukan sesuai
oleh orang tua; (d) Identifikasi kebutuhan
dengan
belajar dilakukan melalui: First record atau
sebelumnya, seperti satu bulan sekali dan tiap
semacam angket yang isinya adalah latar
tiga bulan sekali. Orang tua berkonsultasi
belakang keluarga, masalah anak, masalah
dengan
orang tua, Menyampaikan kepada orang tua
anaknya ke guru. Adapuan materi/hal-hal yang
tentang apa saja kegiatan yang akan dilakukan,
dikonsultasikan orang tua seperti masalah
dan Membagikan angket kepada orang tua di
pribadi tentang pengasuhan anak, bagaimana
awal
program
menangani anak-anak yang bermasalah, anak
parenting; (e) Penentuan tempat dan waktu
yang sakit, dan anak yang tidak mau sekolah;
kegiatan parenting dilakukan secara bersama-
dan (k) Kunjungan rumah yang dilakukan oleh
sama melalui rapat pada tahap awal sebelum
pengelola program parenting melibatkan orang
memulai kegiatan; (f) Penyusunan program dan
tua terutama jika ada salah satu siswa yang
jadwal kegiatan dilakukan secara bersama-sama
sakit, jika orang tua anak tidak bisa dihubungi
antara pengelola dan orang tua siswa tentunya
melalui telfon, dan dilakukan secara personal
setelah pengelola terbentuk;
(g) Kegiatan
oleh guru saja tidak melibatkan orang tua lain,
pertemuan orang tua dalam program parenting
dengan tujuan agar orang tua yang dikunjungi
dilakukan secara rutin tiap sebulan sekali sesuai
bisa lebih terbuka bercerita tentang masalah
jadwal yang telah dibuat oleh pengelola; (h)
yang ia hadapi.
ketika
program
mereka
dan
mengikuti
Keterlibatan orang tua di kelas anak pada program
parenting
dilakukan
berdasarkan
perminataan dari guru dan dengan cara ikut mengajar
sesuai
tema
dan
profesi;
(i)
Keterlibatan orang tua dalam acara bersama seperti acara makan bersama, bermain bersama,
197
Data
jadwal
cara
hasil
yang
telah
menanyakan
angket
disepakati
perkembangan
terkait
dengan
pelaksanaan program parenting disajikan dalam gambar Diagram berikut:
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
kesehatan anak, hal ini dapat dilihat dari: Orang Komponen Poses Program Parenting 75
tua membiasakan anak untuk membiasakan cuci
74.65
tangan dan cuci kaki setelah beraktifitas, dan
74.5 74
73.69
membiasakan
anak
buang
sampah
pada
73.5
tempatnya, Orang tua memperhatikan kesehatan
73 Persiapan Program Parenting
Bentuk pelaksanaan Program Parenting
anaknya dengan memeriksakannya secara rutin ke Puskesmas atau ke Klinik kesehatan anak,
Gambar 3
Orang tua sangat perduli terhadap kesehatan
Diagram Pelaksanaan Program Parenting
anaknya dengan terus menjaga kebersihan fisik
Hasil angket pada pelaksanaan program
anak dan kebersihan leingkungan sekitar anak,
parenting menunjukkan keterlaksanaan pada
d) Orang tua memeperhatikan kesehatan anak
program persiapan 73,69%, sedangkan dalam
melalui pengaturan jam istirahat bagi anak; (c)
bentuk pelaksanaan program 74,65%.
Meningkatnya pemahaman orang tua tentang perawatan anak, hal ini dapat dilihat dari sikap
5. Komponen
Hasil
orang tua yang lebih memperhatikan perawatan
Program Parenting pada Lembaga PAUD
pada anak dengan menerapkan pola hidup
di Kota Mataram
bersih pada anak, Orang tua juga semakin
Program
Produk
berupa
parenting
telah
perduli terhadap kebersihan fisik anak, di
dilaksanakan di lembaga PAUD dapat dilihat
antranya orang tua bisa menjaga kebersihan
hasilnya pada hal-hal berikut: (a) Meningkatnya
rambut, kuku, gigi, tangan dan kaki anaknya;
pemahaman orang tua tentang gizi anak, hal ini
(d) Meningkatnya pemahaman orang tua tentang
dapat dilihat dari: Orang tua sudah menerapakan
pengasuhan anak, hal ini dapat dilihat dari :
pentingnya
dengan
Semakin perdulinya orang tua terhadap tumbuh
mencari tahu makanan-makanan apa yang
kembang anak, Orang tua juga dapat mengatur
berbahaya dikonsumsi oleh anak, Orang tua
waktu anak, dan mengatur pola makan anak
mematuhi peraturan di sekolah, seperti tidak
supaya anak tetap sehat, Orang tua dapat
diperbolehkan membawa snack dan permen ke
memposisikan
sekolah, Orang tua memberikan gizi yang
anaknya, Orang tua selalu mengajarkan anak
cukup, seperti makanan yang dibawa oleh anak
tentang pentinga kejujuran, kerjasama, disiplin,
ke sekolah selalu nasi, sayur, dan lauk yang
dan tanggung jawab, Orang tua memahami
dibuatkan dari rumah, walaupun ada sebagian
betapa pentingnya menanamkan nilai kesopanan
yang
(b)
pada anak, misalnya menghargai orang tua dan
Meningkatnya pemahaman orang tua tentang
guru, Orang tua sudah menerapakan pengasuhan
memelihara
masih
gizi
membawa
yang
anak
ciki-ciki;
diri
menjadi
contoh
bagi
198
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
yang sesuai dengan usia anak, dengan tidak Produk Program Parenting
terlalu mengekang anak, dan Orang tua dapat
82.50
85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
melakukan pengasuhan yang efektif dengan memperhatikan quality time; (e) Menigkatnya
80.58
77.69
76.73
75.58
72.88
pemahaman orang tua tentang pendidikan, hal ini dilihat dari: Keperdulian orang tua terhadap pendidikan anaknya semakin meningkat, yakni Gambar 4
orang tua menyiapkan sarana yang dibutuhkan
Diagram Hasil Program Parenting
untuk pendidikan anak di sekolah, orang tua dapat membimbing, mengawasi, dan menjadi
Hasil sebaran angket diketahui bahwa
teman belajar anaknya di rumah, dan orang tua
tingkat pencapaian produk pemahaman orang
aktif
tua
berkonsultasi
dengan
guru
masalah
terkait
dengan
gizi
anak
80,58%,
pendidikan anak melalui SMS dan telfon, dan
pemahaman orang tua terkait dengan kesehatan
orang tua mau menjadi narasumber di kelas
anak 77,69%, pemahaman orang tua terkait
anak; dan (f) Meningkatnya pemahaman orang
dengan perawatan anak 72,88%, pemahaman
tua tentang perlindungan anak, hal ini terlihat
orang tua terkait dengan pengasuhan anak
dari: Kerelaan orang tua dalam memperbanyak
76,73%, pemahaman orang tua terkait dengan
waktu bersama dengan anak, Orang tua semakin
pendidikan anak 75,58%, pemahaman orang tua
proteks terhadap anaknya, Orang tua dapat
terkait dengan perlindungan anak 82,50%.
meneerapkan lingkungan yang nyaman di rumah, sehingga anak betah tinggal di rumah, Orang tua lebih memperhatikan hak-hak anak dalam keluarga, seperti mendengar pendapat anaknya/tidak otoriter meskipun anaknya masih kecil, dan Orang tua tidak melakukan segala bentuk kekerasan fisik pada anak.
parenting
pada
lembaga
disajikan dalam gambar Diagram berikut:
Berdasarkan hasil analisis data terhadap evaluasi program parenting pada 12 lembaga PAUD
di
Kota
kesimpulan
Mataram,
sebagai
dapat
berikut:
ditarik
Pertama,
Pelaksanaan program parenting pada PAUD dilatarbelakangi oleh dua hal, yakni: (1)
Hasil sebaran angket terkait dengan hasil program
KESIMPULAN
PAUD
Landasan
Formsl
Pelaksanaan
Program
parenting adalah Undang Undang RI Nomor 20 Tahun
2003
tentang
“Sistem
Pendidikan
Nasional” Bab 1 Pasal 1 Butir 14, Undang Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang “Perlindungan Anak” Pasal 9 Ayat 1, dan Permen
199
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
Perlindungan Anak RI Nomor 13 Tahun 2010
konsultasi, dan kunjungan rumah; Keempat,
Tentang “Petunjuk Teknis Kabupaten/Kota
Hasil pelaksanaan program parenting pada
Layak Anak di Desa/Kelurahan”; (2) Pada
sebagian besar lembaga PAUD menunjukkan
sebagian besar lembaga PAUD partisipasi orang
bahwa pemahaman orang tua semakin baik
tua terhadap pendidikan anak masih rendah, dan
mengenai
antara orang tua dengan guru perlu terjalin
pengasuhan yang bermutu, penddidikan yang
semacam kerjasama kedua belah pihak; Kedua,
baik, dan perlindungan.
gizi,
kesehatan,
perawatan,
Pelaksanaan pogram parenting pada lembaga PAUD secara umum telah memenuhi
syarat
REKOMENDASI
sesuai yang digariskan pada buku petujuk
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan
teknis, di mana dalam pelaksanaan program
program parenting pada 12 lembaga PAUD di
parenting dilakukan beberapa tahapan, yakni
Kota Mataram, dapat dikemukakakn beberapa
menetapkan
tujuan,
menetapkan
sasaran,
rekomendasi
menetapkan
bentuk
pengelolaan
program,
sebagai
berikut:
menghadirkan narasumber dari
(1)
Perlu
luar dengan
menetapkan bentuk pendekatan yang akan
cara menjalin
digunakan,
program,
Dinas Dikpoda dan lembaga terkait lainnya; (2)
menyiapkan narasumber, bersedia menerima
Perlu kiranya instansi terkait memeperhatikan
pendampingan
terkait,
lembaga tersebut, terutama oleh dinas Dikpora;
mengoptimalkan peran lembaga PAUD dalam
(3) Perlu diperhatikan lagi oleh lembaga PAUD
menunjang pelaksanaan program, menyiapkan
yang melaksanakan program parenting, karena
metode, media dan materi yang akan diberikan
semakin variatif metode yang digunakan akan
dalam program; Ketiga, Pelaksanaan program
semakin banyak pengalaman belajar yang
parenting pada lembaga PAUD telah dilakukan
diperoleh oleh peserta program; (4) Perlu
sesuai buku pedoman, yakni; terlebih dahulu
dipersiapkan sejumlah media sehingga materi
melakukan
parenting dapat diterima orang tua dengan
menetapkan
dari
sosialisasi
bentuk
lembaga
kepada
orang
tua,
hubungan kerja sama dengan
pembentukan pengelola program, melakukan
maksimal;
penyamaan persepsi, melakukan identifikasi
lembaga PAUD harus melakukan penyamaan
kebutuhan
persepsi
belajar,
membuat
kesepakatan
(5)
untuk
Pengelola
efesiensi
parenting
dan
pada
efektifitas
dengan orang tua terkait dengan tempat dan
keberhasilan program; (6) Upaya identifikasi
waktu kegiatan, menyusun program dan jadwal
kebutuhan belajar bagi orang tua masih perlu
kegiatan, terlaksananya pertemuan orang tua,
dilakukan
orang tua terlibat dalam beberapa hal seperti:
melaksanakan program parenting, supaya apa
kelas orang tua-anak, acara bersama, hari
yang
pada
direncanakan
bebrapa
oleh
PAUD
pengelola
yang
dapat
200
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
terlaksana dengan baik; (7) Pengelola program harus melibatkan orang tua dalam menentukan tempat dan waktu kegiatan; (8) Pihak pengelola harus melibatkan orang tua dalam penyusunan program; (9) Perlu bagi pengelola program parenting menghimbau kepada orang tua agar setiap kegiatan pertemuan penting untuk diikuti; (10) Penting bagi pengelola melibatkan orang tua secara maksimal dalam kelas anak; (11) Pengelola harus memprogramkan kunjungan rumah,
mengingat
kegiatan
ini
Gichara, Jenny. Mendidik Anak Sepenuh Jiwa. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2013. Kementrian Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Keluarga. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, DITJEN PAUDNI, 2012. Kemetrian Pendidikan Nasional, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan POS PAUD. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, DITJEN PAUDNI, 2011.
dapat
mempererat silaturrahmi antara guru dan orang tua siswa; (12) Pengelola harus meningkatkan himbauan kepada para orang tua; (13) Perlu bagi pengelola untuk lebih giat lagi dalam menyadarkan orang tua, hal yang mungkin
Megawangi, Ratna. Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa, Jakarta: Star Energi, 2004. Razak, Roni Noe'man, Amazing Parenting. Menjadi Orang Tua Asyik, Membentuk Anak Hebat! Jakarta Selatan: Noura Books, 2012.
dilakukan adalah mendatangkan narasumber dari kesehatan; dan (14) Perlu bagi pengelola
Shohib, M., Pola Asuh Orang Tua, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
untuk lebih giat lagi dalam mensosialisasikan tentang pola pengasuhan yang baik kepada orang tua, hal yang mungkin dilakukan adalah mendatangkan narasumber terutama psikolog dan tokoh agama.
DAFTAR RUJUKAN Andayani, Budi dan Koentjoro. Peran Ayah menuju Coparenting. Sidoarjo: Laras, 2012. Basya, Hasan Syamsi, Mendidik Anak Zaman Kita terjemahan Muhammad Zaenal Arifin. Jakarta: Zaman, 2011. Departemen Agama Ri, Al Qur'an dan Terjemahannya. Bandung: Diponegoro, 2006.
201
Thoha Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.