FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO 2011

Download Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama ... hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb pada siswa kelas IV...

0 downloads 526 Views 2MB Size
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AL QUR’AN HADITS MATERI POKOK TAJWID MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER DENGAN PERANGKAT LUNAK AL QUR’AN DIGITAL V.3.1 KARYA SONY SUGEMA TAHUN 2004 (Studi Tindakan Kelas Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits di Kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :

ALWAN MASRURI NIM: 073111368

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO 2011

ABSTRAK Alwan Masruri (NIM: 073111368), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al Qur’an Hadis Materi Pokok Tajwid Melalui Pemanfaatan Media Komputer Dengan Perangkat Lunak Al Qur’an Digital V.3.1 Karya Sony Sugema Tahun 2004 (Studi Tindakan Kelas Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits di Kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang, 2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Apakah dengan penggunaan media komputer dapat meningkatkan hasil belajar Al Qur’an Hadis pada kompetensi dasar Memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb pada siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun 2010/2011? Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun 2010/2011 sebanyak 52 siswa. Analisis data menggunakan teknik analisis diskriptif komparatif dengan membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II. Dengan penggunaan media komputer pada kompetensi dasar Memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb pada siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun 2010/2011. Peningkatan nilai rata-rata yaitu 62,40 pada kondisi awal menjadi 66,21 pada siklus I dan menjadi 79,96 pada siklus II. Nilai rata-rata siklus I meningkat 6,10% dari kondisi awal, nilai rata-rata siklus II meningkat 20,76% dari siklus I. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus I ada peningkatan sebesar 67,30% dari kondisi awal, siklus II meningkat 38,46% dari siklus I. Dari kondisi awal yang sudah tuntas hanya 25 siswa menjadi 46 siswa. Dengan demikian sebagian besar siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang mengalami peningkatan hasil belajar pada kompetensi dasar Memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb.

ii

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Mei 2011 Deklarator

Alwan Masruri NIM: 073111368

iii

Semarang,

NOTA PEMBIMBING

Mei 2011

Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang

Assalamu’alaikum W. W.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul

Nama NIM Jurusan Program Studi

: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al Qur’an Hadis Materi Pokok Tajwid Melalui Pemanfaatan Media Komputer Dengan Perangkat Lunak Al Qur’an Digital V.3.1 Karya Sony Sugema Tahun 2004 (Studi Tindakan Kelas Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits di Kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011) : Alwan Masruri : 073111368 : Pendidikan Agama Islam : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Muanaqasyah.

Wassalamu’alaikum W. W.

iv

27

v

MOTTO

¸.ξ‹Ï?ös? tβ#uöà)ø9$# È≅Ïo?u‘uρ ϵø‹n=tã ÷ŠÎ— ÷ρr& . . . “atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.. ” (Q.S al-Muzzammil:4)1

1

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2004), hlm. 574

vi

PERSEMBAHAN Karya ini penulis persembahkan kepada : 1. Kedua orang tua tersayang, tercinta Ayahanda Imron dan Ibunda Towiyah. 2. Kakak-Kakak dan adik- adikku

tersayang. Mereka dengan sabar

membimbing penulis memahami makna hidup yang sesungguhnya dan tak henti-hentinya mencurahkan do’a, kasih sayang, dukungan dan semangat.

vii

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berkat Rahmat dan PetunjukNya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan melampaui berbagai proses dan perjuangan. Sholawat dan salam semoga Rasulullah SAW, yang telah menunjukkan manusia kepada kebenaran untuk kita lalui dan kebatilan untuk dihindari. Dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis sampaikan terimakasih yang sebanyak- banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis sampaikan terimakasih kepada: 1.

Bapak Dr. Suja’i, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

2.

Bapak Ahmad Muthohar, M.Ag, Pembimbing, yang telah meluangkan waktu dan tenaga ditengah kesibukannya. Terimakasih atas nasehat, motivasi, bimbingan yang tiada ternilai harganya.

3.

Semua Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang telah mengabdikan ilmu-ilmunya kepada kami.

4.

Staf Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang telah dengan sabar melayani segala urusan peneliti dalam mengatasi masalah administrasi selama penulis belajar.

5.

Kepala dan Staf Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang yang telah berkenan meminjamkan buku- buku kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6.

Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan curahan kasih sayang dan dorongan yang tak terkira serta rangkaian do’a sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

viii

7.

Bapak Achmad Rifa’i S.Pd.I selaku Kepala MI Hidayatul Athfal dan Staf pengajar di MI Hidayatul Athfal Gedanganak.

8.

Kakakku tersayang (Mas Nif’an Aziz, Mas Taufiq Rahman, Mbak Nurul), adikku tercinta (Jazik dan Alek) dan Exie (Ponakan yang imut-imut dan selalu buat kangen) yang telah mengajarkan arti semangat dan perjuangan serta memberikan motivasi sehingga penulis terus berusaha bersemangat untuk menjadi lebih baik.

9.

Teruntuk sahabat- sahabatku, terimakasih atas bantuan, do’a, motivasi, dan juga cintanya. Semoga persahabatan kita tetap abadi.

10. Teruntuk

saudara-saudaraku

seperjuangan

di

MI

Hidayatul

Athfal

Gedanganak (Pak Kemad, Pak Abu, Pak Imam, Bu Un, Bu Nik, Bu Lyla, Bu Dwi, dan Bu Sinta). Special buat Bu Eny terimakasih sudah banyak ngrepoti. Semoga kita menjadi pendidik yang dapat mengembangkan potensi anak didik kita sesuai fitrahNya. Sehingga mereka menjadi insan sholih dan sholihah yang bermanfaat bagi umat. 11. Teruntuk sahabat- sahabatku di kelas C (Den Kholid Sekeluarga, Babe, Kang Amin, Den Amin, Kang Farikhin, Kang Yazid, Kang Ipul, Kang Hasyim, Pak Farhan, Mamy, Mbak Daroh, Non Eny), terimakasih atas bantuan, do’a dan motivasinya. Aku banyak merepotkan kalian. Thanks for all. 12. Teruntuk sobat-sobatku setia penghuni masjid al-Fitrah. 13. Teruntuk teman- teman seperjuangan di kelas C, terimakasih atas bantuan, do’a, motivasi dan semangatnya. Semoga persaudaraan dan silaturahim diantara kita tetap terjalin. 14. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan spirit hingga terealisasi

skripsi ini. Semarang, 31 Mei 2011 Penulis,

Alwan Masruri 073111368

ix

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... ii HALAMAN PERYATAAN............................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ viii HALAMAN DAFTAR ISI ...............................................................................

x

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... BAB I

xiii

: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .............................................................. 4 C. Rumusan Masalah ................................................................. 4 D. Penegasan Istilah ................................................................... 4 E. Manfaat Penelitian…………………………………………. 8

BAB II

: LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Hasil Belajar ......................................................................... 10 1. Pengertian Hasil Belajar ................................................. 10 2. Al Qur’an Hadits ............................................................. 12 3. Media Komputer dalam Pembelajaran............................ 20 4. Kelebihan dan Keterbatasan komputer sebagai Media Pembelajaran ................................................................... 24 B. Kajian yang Relevan.............................................................. 27 C. Hipotesis ................................................................................ 28

x

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian .................................................................. 29 B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 30 C. Metode Penelitian ................................................................. 30 D. Teknik Analisis Data ............................................................. 36 E. Indikator Ketercapaian .......................................................... 37 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data Hasil Penelitian ............................................ 39 B. Pembahasan .......................................................................... 54 1. Pra Siklus .................................................................... 55 2. Siklus I ......................................................................... 55 3. Siklus II ......................................................................... 58 C. Hasil Penelitian..................................................................... 61 D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 62 E. Keterbatasan Penelitian .................................................... 63 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 64 B. Saran ..................................................................................... 64 C. Penutup ................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT PENDIDIKAN

xi

DAFTAR TABEL Tabel 1. Nilai Tes Pra Siklus (Tabel 4.1)..................................................................... 40 2. Nilai Hasil Tes Pra Siklus (Tabel 4.2).....................................................................

42

3. Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus (Tabel 4.3)...................................................

43

4. Rata-rata hasil tes Pra Siklus (Tabel 4.4) ....................................................

44

5. Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I (Tabel 4.5)...................................................

44

6. Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I (Tabel 4.6)................................................... 46 7. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I (Tabel 4.7)..............................

47

8. Rata-rata Hasil Tes Siklus I (Tabel 4.8)......................................................... 47 9. Perbandingan Hasil Tes Pra Siklus dan Siklus I (Tabel 4.9)....................... 48 10. Perbandingan Ketuntasan Belajar Antara Pra Siklus dengan Siklus I (Tabel 4.10)..................................................................................... 48 11. Perbandingan Nilai Rata-rata Pra Siklus dan Siklus I (Tabel 4.11)............. 49 12. Hasil Tes siswa Siklus II (Tabel 4.12) .......................................................

49

13. Rekap Hasil Nilai Tes Siklus II (Tabel 4. 13).............................................. 51 14. Ketuntasan Belajar Siklus II (Tabel 4. 14)................................................... 52 15. Rata-rata Hasil Tes Siklus II (Tabel 4. 15)................................................ .. 52 16. Perbandingan Hasil Tes Strategi Siklus I dan Siklus II (Tabel 4. 16) ................................................................................................ 53 17. Perbandingan Hasil Tes Pra Siklus, Silus I dan Siklus II (Tabel 4.17) ................................................................................................ 54 18. Perbandingan Ketuntasan Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II (Tabel 4. 18)................................................................................ 54 19. Perbandingan Kegiatan dan Hasil pada Pra Siklus dan Siklus I (Tabel 4. 19)............................................................................................... 56 20. Perbandingan Kegiatan dan Hasil pada Siklus I dan Siklus II (Tabel 4. 20).................................................................................................. 59

xii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Siklus PTK (Gb.1) .......................................................................................

33

2. Diagram Peningkatan Hasil Belajar (Gb.2). ................................................. 61

xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Masalah pendidikan tidak dapat lepas dari masalah pembelajaran, karena pembelajaran merupakan inti dari proses peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan menunjuk pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. Suatu sistem pendidikan disebut bermutu dari segi proses, jika pembelajaran berlangsung secara efektif dan peserta didik mengalami pembelajaran yang bermakna serta ditunjang oleh sumber daya yang memadai. Keefektifan pembelajaran digambarkan oleh hasil belajar yang dicapai peserta didik. Dengan kata lain, semakin efektif pembelajaran yang dilaksanakan, maka makin meningkat dan baik hasil belajar peserta didik. Saat ini para pendidik sudah mulai mendapatkan akses untuk menggunakan berbagai macam produk teknologi guna meningkatkan efektifitas pembelajaran. Komputer sebagai salah satu produk teknologi dinilai tepat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran dan memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Komputer mampu menampilkan berbagai komponen media, seperti video, gambar, teks, animasi, dan suara sehingga sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan peserta didik lebih mudah memahami materi. Materi yang disajikan dengan animasi akan membantu pemahaman materi serta belajar menjadi lebih menarik. Dengan memanfaatkan teknologi komputer untuk mendukung kegiatan pembelajaran diharapkan dapat membantu memecahkan masalah belajar yang dihadapi peserta didik. Sebagai suatu proses, pembelajaran membutuhkan beberapa unsur untuk terlaksananya proses tersebut, serta demi memperoleh hasil yang optimal. Salah satunya adalah media pembelajaan. Rasulullah SAW pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT, sebagai berikut:

1

2

ãΠtø.F{$# y7š/u‘uρ ù&tø%$# ∩⊄∪ @,n=tã ôÏΒ z≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$# ∩∈∪ ÷Λs>÷ètƒ óΟs9 $tΒ z≈|¡ΣM}$# zΟ‾=tæ ∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/ zΟ‾=tæ “Ï%©!$# ∩⊂∪ “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-alaq:1-5)1 Jelas sekali bahwa perintah yang pertama kali diturunkan Allah SWT kepada umat manusia melalui Rasul-Nya adalah perintah untuk belajar. Dan terlihat jelas bahwa proses belajar yang dicontohkan Allah SWT pun menggunakan media (dengan kalam), sehingga manusia dapat mengetahui apa yang tidak diketahuinya. Penggunaan media ini mutlak adanya dalam suatu proses pembelajaran. Penggunaan

komputer

sebagai

media

pembelajaran

mungkin

merupakan suatu hal baru bagi sekolah-sekolah di Indonesia. Apabila komputer digunakan sebagai media pembelajaran yang baik di sekolah, harus memenuhi beberapa syarat. Sebab suatu media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk meningkatkan motivasi belajar pembelajaran. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran harus mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu harus mampu merangsang pembelajar untuk mengingat apa yang sudah dipelajari dan dapat memberikan rangsangan belajar baru bagi pembelajar. Dengan demikian “Media yang baik” akan memiliki kemampuan untuk “mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan medorong pembelajar untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.2 Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sabagai berikut: Al Qur'an dan Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Tarikh dan Kebudayaan Islam. Ilmu Tajwid merupakan salah satu materi pembelajaran yang termasuk

1

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : PT Syaamil Cipta Media, 2004), hlm. 597 2 Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Safiria Insania Press, 2009), hlm. 174

3

dalam aspek Al Qur'an dan Hadits yang kemudian harus disampaikan kepada siswa melalui proses pembelajaran yang menyenangkan. Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya. Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan Al-Qur'an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca. Mempelajari ilmu tajwid wajib hukumnya, sebagaimana Allah SWT berfirman:

∩⊆∪ ¸ξ‹Ï?ös? tβ#uöà)ø9$# È≅Ïo?u‘uρ ϵø‹n=tã ÷ŠÎ— ÷ρr& “atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan..” (Q.S al-Muzzammil:4)3 Di lingkungan MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang materi pembelajaran tajwid merupakan salah satu materi pendidikan Agama Islam yang siswanya memiliki hasil belajar di bawah rata-rata. Hal ini tentu membutuhkan perhatian dan upaya lebih, termasuk

dengan

mencoba

memanfaatkan

media

komputer

untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pembelajaran tajwid. MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang yang telah memiliki perangkat komputer dengan perangkat lunaknya, memiliki cukup sarana, paling tidak untuk memulai upaya tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang mengambil judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al Qur’an Hadis Materi Pokok Tajwid Melalui Pemanfaatan Media Komputer Dengan Perangkat Lunak Al Qur’an Digital V.3.1 Karya Sony Sugema Tahun 2004 (Studi Tindakan Kelas Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits di Kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011)”.

3

Departemen Agama RI, op.cit.,, hlm. 574

4

B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa faktor mendasar yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian ini, yakni: 1. Kondisi pembelajaran pada siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran yang sedang dan masih berjalan sampai saat ini masih menggunakan metode ceramah dan masih menggunakan media ferbal. Media audio visual belum dimanfaatkan secara maksimal. 2. Masih rendahnya tingkat hasil belajar mata pelajaran Al-Qur'an Hadits materi pokok tajwid pada siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran yang disebabkan karena rendahnya minat belajar yang disebabkan pembelajaran yang monoton.

C. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah adalah pertanyaan yang dicarikan jawabanya melalui penelitian, yang dirumuskan dalam suatu kalimat pertanyaan. Mengacu pada apa yang telah diuraikan sebelumnya, penulis menyusun suatu rumusan masalah penelitian yaitu, “Bagaimana upaya meningkatkan hasil Al Qur’an Hadits melalui pemanfaatan media komputer dalam peningkatan hasil belajar pada pembelajaran tajwid dikelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang?” Dari rumusan masalah tersebut, maka muncul pertanyaan masalah sebagai berikut: 1.

Bagaimana penggunaan media komputer dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits materi tajwid?

2.

Apakah media komputer dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits materi tajwid kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang?

D. PENEGASAN ISTILAH Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami judul. Perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian beberapa istilah yang tercantum

5

dalam judul, sehingga dapat diketahui arti dan makna yang di maksud. 1. Hasil Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.4 Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.5 Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1.

Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2.

Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3.

Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif

4

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm.

250-251. 5

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), hlm. 30.

6

juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Belajar diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.6 Dalam hal ini, hasil belajar dapat diartikan sebagai kemapuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar juga merupakan sebuah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.7 2. Al Qur’an Hadits Mata pelajaran Al Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al Qur’an dan hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al Qur’an, penegenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan haditshadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan seharihari melalui keteladanan dan pembiasaan. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk (1) pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri. (2) kemampuan baca tulis hitung dan bernalar, ketrampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan Yang Maha Esa, serta (3) fondasi bagi pendidikan berikutnya. Disamping itu, juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional kongkret (piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6 - 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memneri contoh dan 6

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1994), hlm. 787 7 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 102-124.

7

teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman sepermainan), usia 9 – 12 tahun sebagai masa second star of individualisation atau masa individualisasi, dan usia 12 – 15 tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial. Secara substansial mata pelajaran Al Qur’an Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menciantai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam al Qur’an- Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al Qur’an Hadis di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk: a.

Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca Al Qur’an dan Hadits.

b.

Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al Qur’an-Hadits melalui keteladanan dan pembiasaan.

c.

Membina dan membimbing perilkau peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat Al Qur’an dan Hadits.8

3. Tajwid Berasal dari bahasa Arab Jawwada – Yujawwidu – Tajwid dan yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Sedangkan menurut istilah tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui huruf-huruf yang terdiri dari beberapa sifat, mad dan lain-lain seperti membaca tipis, membaca tebal dan lain-lain.9 4. Media Komputer Secara harfiah, kata media memiliki adalah sebuah alat yang

8

Permenag RI nomor 2 tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah,I hlm. 19-20 9 Muhimmatul Fuadah. 2010. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al Qur’an Hadis Materi Pokok Lam dan Ra’ Dengan Menggunakan Media Lingkaran Tajwid (Studi Tindakan pada Siswa Kelas VIII B MTs NU 20 Kangkung Tahun Ajaran 2009/2010, IAIN. hlm 3.

8

mempunyai fungsi menyampaikan pesan.10 Istilah

komputer

berasal

dari

kata Compute,

yang

berarti

menghitung. Artinya, setiap proses yang dilaksanakan oleh komputer merupakan proses matematika hitungan. Jadi apapun yang dilakukan oleh komputer, baik penampakan pada layar monitor, suara, gambar, dll. diolah sedemikian rupa dari perhitungan secara elektronik. Komputer

adalah

hasil

dari

kemajuan

teknologi elektro-

nika dan informatika yang berfungsi sebagai alat bantu untuk menulis, menggambar, menyunting gambar atau foto, membuat animasi, mengoperasikan program analisis ilmiah, simulasi dan untuk kontrol peralatan.11 Dengan demikian, media komputer adalah alat bantu pembelajaran elektronik interaktif berupa komputer atau sejenisnya (personal computer, notebook, dsb) yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar yang menarik pada diri peserta didik. Dalam hal ini, media pembelajaran yang akan penulis gunakan adalah: a.

Komputer dekstop (personal komputer), yang didukung fasilitas multimedia dan perangkat lunak Macromedia Flash Player.

b.

Proyektor, dan

c.

Perangkat lunak “Al Qur'an Digital V.3.1”, karya: Sony Sugema tahun 2004.

E. MANFAAT PENELITIAN 1.

Bagi siswa: diharapkan lebih mudah memahami bacaan Al Qur’an dalam penerapan hukum tajwid dan mempraktekkannya dalam membaca Al Qur’an.

2.

Bagi guru: diharapkan dapat memberi gambaran tentang bagaimana 10

Hujair AH. Sanaki, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Safiria Insania Press, 2009),

11

http://www.total.or.id/info.php?kk=computer

hlm. 3

9

pemanfaatan media komputer dalam meningkatkan hasil belajar siswa di jenjang pendidikan dasar, khususnya pada materi pembelajaran tajwid serta apa saja kelebihan serta kekurangannya.

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS MEDIA KOMPUTER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TAJWID A. Hasil Belajar 1. Hasil belajar Hasil diartikan sebagai suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha.1 Belajar diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.2 Dalam hal ini, hasil belajar dapat diartikan sebagai kemapuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar juga merupakan sebuah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.3 Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya

1

Hasan Alwi, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005) edisi 2, hlm. 995 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1994), hlm. 787 3 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 250-251.

10

11

dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.4 Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1.

Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2.

Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3.

Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Belajar diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.5 Dalam hal ini, hasil belajar dapat diartikan sebagai kemapuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar juga merupakan sebuah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.6

4

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), hlm. 30. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1994), hlm. 787 6 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 102-124. 5

12

2. Al Qur’an Hadits Mata pelajaran Al Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al Qur’an dan Hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al Qur’an, penegenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan HaditsHadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan seharihari melalui keteladanan dan pembiasaan. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk (1) pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri. (2) kemampuan baca tulis hitung dan bernalar, ketrampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan Yang Maha Esa, serta (3) fondasi bagi pendidikan

berikutnya.

Disamping

itu,

juga

mempertimbangkan

perkembangan psikologis anak, bahwa perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional kongkret (piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman sepermainan), usia 9 – 12 tahun sebagai masa second star of individualisation atau masa individualisasi, dan usia 12 – 15 tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial.7 Secara substansial mata pelajaran Al Qur’an Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menciantai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al Qur’an-Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. 7

Permenag RI nomor 2 tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah,I hlm. 19-20

13

Mata pelajaran Al Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk: a.

Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca Al Qur’an dan Hadits.

b.

Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al Qur’an- Hadits melalui keteladanan dan pembiasaan.

c.

Membina dan membimbing perilkau peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat Al Qur’an dan Hadits.8 Dengan melihat tujuan dari mata pelajaran Al Qur’an Hadits di

atas, maka perlu diperhatikan bahwa dalam mempelajari mata pelajaran Al Qur’an Hadits hal-hal yang harus diperhatikan setidaknya sebagai berikut, misalnya: a. Tartil dalam Membaca Al Qur'an Tartil membaca Al Qur'an adalah membaca Al Qur'an dengan bacaan pelan-pelan dan terang serta memberikan kepada setiap huruf hak-haknya seperti panjang dan idgām. Dalam hal ini adalah membaguskan bacaan huruf/kalimah/ayatayat secara perlahan-lahan/tidak tergesa-gesa, satu persatu, tidak bercampur aduk ucapannya, teratur, terang dan sesuai dengan hukum ilmu tajwid. Sebagaimana dalam firman-Nya:

∩⊆∪ ¸ξ‹Ï?ös? tβ#uöà)ø9$# È≅Ïo?u‘uρ ϵø‹n=tã ÷ŠÎ— ÷ρr& “Atau lebih seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan”. (Qs. Muzzammil: 4)9

8

Permenag RI nomor 2 tahun 2008, Ibid, hlm. 19-20 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : PT Syaamil Cipta Media, 2004), hlm. 574 9

14

Membaca Al Qur'an dengan tartil akan lebih banyak mendatangkan rahmat dan tuntutan kepada orang yang membacanya serta dapat membuat penghormatan kepada Al Qur'an. b. Ketepatan pada Tajwid Tajwid adalah ilmu yang memberikan kepada huruf akan hakhak dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan asalnya, serta menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksakan. Dengan demikian

ketepatan pada tajwid dapat diukur dengan betul dan

tidaknya pelafalan huruf-huruf Al Qur'an, yang berkaitan dengan tempat berhenti, panjang pendeknya bacaan huruf, dan lain sebagainya. Tajwid sebagai suatu disiplin ilmu mempunyai kaidah-kaidah tertentu yang harus dipedomani dalam pelafalan huruf-huruf dari makhrajnya disamping harus pula diperhatikan hubungan setiap huruf dengan yang sebelum dan sesudahya dalam cara pelafalannya. Oleh karena itu, ia tidak dapat diperoleh hanya sekedar dipelajari namun juga harus melalui latihan, praktek dan menirukan orang lain yang sudah baik bacaannya. Adapun ilmu tajwid sebagai disiplin ilmu membahas beberapa diantaranya yaitu: 1) Tentang hukum nun sukun atau tanwin, yang terdiri dari bacaan: a) Izhar (‫ر‬ABC‫ )إ‬menurut ethimologi berarti memperjelas dan menerangkan. Sedangkan dalam istilah tajwid adalah melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa disertai dengung. Dengan demikian apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu (‫ )ء ه ع ح غ خ‬dibaca “jelas” tanpa ghunnah.10 b) Iqlāb (‫ب‬MN‫ )إ‬menurut etimologis berarti merubah sesuatu dari bentuknya. 10

Abu Ya’la Kurnaidi dan Nizar Saad Jabal, Metode As-Syafi’i Ilmu Tajwid Praktis, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2010), hlm. 7

15

Sedangkan menurut istilah Tajwid berarti meletakkan huruf tertentu pada posisi huruf lain dengan memperhatikan ghunnah dan penuturan huruf yang disembunyikan (huruf mim). Dengan demikian apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ‫ ب‬cara membacanya diubah menjadi mirip suara “mim” dengan ghunnah, 2 harokat.11 c) Idgām (‫م‬AP‫ )إد‬menurut ethimologi berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu. Bacaan idgām ini dibagi dua yaitu idgām bigunnah (RSTU ‫م‬AP‫ )اد‬dan idgām bilāgunnah (RSP MU ‫م‬AP‫ ) اد‬idgām bigunnah (RSTU ‫م‬AP‫)اد‬, yaitu apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ‫ ي ن م و‬cara membacanya “dimasukkan” ke dalam huruf berikutnya dengan ghunnah, 2 harokat. Dan idgām bilāgunnah (RSP MU ‫م‬AP‫)اد‬, yaitu apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf

‫ ل ر‬cara

membacanya “dimasukkan” ke dalam huruf berikutnya tanpa ghunnah. d) Ikhfa’ (‫ء‬A[\‫ )إ‬menurut ethimologi berarti menyembunyikan. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid berarti melafalkan huruf antara izhar dengan idgām, tanpa tasydid dan disertai dengan dengung. Maka apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ‫ ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك‬cara membacanya “disamarkan” antara idzhar dan idghom (antara N dan NG) dengan ghunnah, 2 harokat.12 2) Tentang hukum mim sukun, yang terdiri dari bacaan: a) Ikhfa’ safawi (‫ي‬l[m ‫ء‬A[\‫)ا‬

menurut ethimologi berarti

menyembunyikan. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid berarti melafalkan huruf yang sifatnya antara izhar dan idgām (tanpa tasydid), disertai dengan dengung. Dengan begitu 11 12

Abu Ya’la Kurnaidi dan Nizar Saad Jabal, ibid, hlm. 14 Abu Ya’la Kurnaidi dan Nizar Saad Jabal, ibid, hlm. 13-15

16

apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf ‫ ب‬cara membacanya “disamarkan” dengan ghunnah, 2 harokat. b) Idgām mutamasilain (pqrsAtno ‫م‬AP‫ )اد‬menurut ethimologi berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu. Dan menurut istilah ilmu ilmu tajwid berarti memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat, sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid. Sehingga apabila ada mim sukun berjumpa dengan huruf ‫ م‬cara membacanya “mim pertama dimasukkan ke dalam mim kedua” dengan ghunnah, 2 harokat. c) Izhar

safawi

(‫ي‬l[m

‫ر‬ABC‫)ا‬

menurut

ethimologi

berarti

memperjelas dan menerangkan. Sedangkan menurut istilah tajwid berarti melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa dengung. Maka apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf selain ‫ ب‬dan ‫ م‬cara membacanya “jelas” tanpa ghunnah.13 3) Tentang bacaan mad, adapun pembagiannya adalah sebagai berikut: a) Mad thabi’i (uvqwx yo) yaitu apabila ada nun sukun setelah kasrah, mim sukun setelah slamah, dan alif sukun setelah fathah. b) Mad jaiz (z{A| yo) yaitu apabila ada huruf mas sesudahnya terdapat hamzah tetapi bukan merupakan satu kalimat. c) Mad wajib (}|‫ وا‬yo) yaitu apabila ada huruf mad sesudahnya terdapat hamzah tetapi masih dalam satu kalimat.14 4) Tentang Waqaf Secara ethimologi waqaf berarti berhenti atau menahan. Sedangkan dalam istilah tajwid waqaf berarti memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan niat meneruskan bacaan selanjutnya. Adapun jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:

13

Abu Ya’la Kurnaidi dan Nizar Saad Jabal, ibid, hlm. 21 Siti Nuriyah. 2009. Efektifitas Media Audio Visual dalam Meningkatkan Prestasi Belajar MI Branjang Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2009, IAIN. hlm. 22 14

17

a) Waqaf Lazim (harus) Waqaf lazim juga disebut juga waqaf taam (sempurna) karena berhentinya setelah kalimat sempurna dan tidak berkaitan dengan kalimat sesudahnya. Biasanya waqaf lazim ditandai dengan huruf mim. b) Waqaf Ja’iz (boleh) Yaitu bacaan yang boleh diwashal dan juga boleh disambung. Waqaf jenis ini terbagi menjadi dua yaitu: waqaf kafi dan waqaf hasan. Wakaf kafi adalah bacaan yang boleh diwashal atau diwakaf, akan tetapi waqaf daripada washal. Dinamakan demikian karena berhenti di tempat itu dianggap cukup, tidak membutuhkan kalimat sesudahnya sebab secara lafal tidak ada kaitannya. Waqaf kafi adalah al-Qur'an ditandai dengan (urN). Waqaf hasan adalah bacaan yang boleh washal atau waqaf, akan tetapi washal lebih baik dari wakaf. Dinamakan demikian karena berhenti di tempat itu lebih baik. Dalam alQur'an waqaf ditandai dengan (ur). c) Waqaf Muraqabah (terkontrol) Waqaf muraqabah disebut juga dengan ta’anuqul-waqfi (dua waqaf berhenti) yaitu terdapatnya dua tempat waqaf di lokasi yang berdekatan, akan tetapi hanya bole berhenti pada salah satu tempat saja. d) Waqaf Mamnuu’ (dilarang) Yaitu berhenti di tengah-tengah kalimat yang belum sempurna yang dapat mengakibatkan perubahan pengertian, karena mempunyai kaitan yang sangat erat secara lafal dan makna dengan kalimat sesudahnya. Oleh karena itu, dilarang berhenti di tempat seperti ini. Waqaf mamnuu’ dalam Al Qur'an ditandai dengan (€).

18

e) Waqaf Saktah Lathifaf (berhenti sejenak) Yaitu memutuskan suara (selama dua harakat) di akhir kata, tanpa bernapas. Dalam al-Qur'an ditandai dengan (‫)س‬.15 5) Ketepatan pada Makhrajnya Ketepatan pada makhraj dapat diukur dari betul atau tidaknya

mengeluarkan

huruf-huruf

dapat

hijaiyyah

diklasifikasikan sebagai berikut:

15

No

Nama Huruf

Kelompok huruf

Sifat-sifatya

1

Hamzah

Halqiyah

Jahr, syiddah, istifal,

2

Ba’

3

Ta’

4

Tsa’

5

Jim

6

Ha

Halqiyah

7

Kha

Halqiyah

8

Dal

Nith’iyah

9

Dzal

Litsawiyah

10

Ra

(tenggorokan) Syafawiyah (bibir) Nith’iyah (langitlangit) Litsawiyah (gusi) Syajariyah (tengah lidah)

Dzalaqiyah (pinggir lidah)

Siti Nuriyah. 2009. ibid. Hlm 23-24

infitah, ishmat Jahr, syiddah, qalqalah, istifal, infitah, idzlaq Syidah, istifal, infitah, hams, ishmat Hams, rakhawah, istifal, infitah, ishmat Jahr, syiddah, qalqalah, istifal, infitah, ishmat Hams, rakhawah, istifal, infitah, ishmat Isti’la, hams, rakhawah, infitah, ishmat Jahr,syiddah, qalqalah, istifal, infitah ismat Jahr, rakhawah, istifal, infitah ismat Jahr,

inhiraf,

pertengahan,

takrir, istifal,

19

infitah, idzlaq

16

Asaliyah (ujung

11

Zay

12

Sin

13

Syin

14

Shad

Asaliyah

15

Dhad

Syajariyah

16

Tha

Nith’iyah

17

Zha

Litsawiyah

18

‘Ain

Halqiyah

19

Ghain

Halqiyah

20

Fa

Syafawiyah

21

Qaf

Lahawiyah (tekak)

22

Kaf

Lahawiyah

23

Lam

Dzalaqiyah

24

Mim

Syafawiyah

Siti Nuriyah. 2009. ibid. hlm 24

lidah) Asaliyah Syajariyah (tengah lidah)

Jahr, shafir, rakhawah, istifal, infitah, ishmat16 Shafir, hams, rakhawah, istifal, infitah, ishmat Hams, rakhawah, istifal, infitah, ishmat Isti’la, ithbaq, shafir, hams, rakhawah, ismat Jahr,

isti’la’,

ithbaq,

istithalah, rakhawah Jahr, syiddah, isti’la, ithbaq, qalqalah, ishmat Jahr,

isti’la,

ithla,

rakhawah, ishmat Jahr,

pertengahan,

istifal, infitahm ishmat Jahr,

isti’la,infitah,

rakhawah, ishmat Hams,

rakhawah,

infitah, idzlaq Jahr, syiddah, isti’la, infitah, idzlaq Syiddah, hams, istifal, infitah, istifal,ishmat Jahr,

inhiraf,

istifal,

infitah, idzlaq Jahr,

pertengahan

istifal, gunnah, idzlaq

20

25

Nun

Dzalaqiyah

26

Ha’

Halqiyah

27

Wau

Syafawiyah

Jahr,

istifal,

infitah,

ghunnah, idzlaq Hams, rakhawah, istifal, infitah, ishmat Jahr, rakhawah, istifal, layin, ishmat, khafa Jahr, rakhawah, istifal,

28

Ya’

Syajariyah

infitah, layin, ishmat, khafa17

3. Media Komputer dalam pembelajaran Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.18 Media secara harfiah bermakna pengantar atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, menurut Sandiman media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media merupakan wadah atau alat yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan, pesan yang di sampaikan adalah pesan instruksional, dan tujuan yang ingin di capai adalah tercapainya proses belajar, Media adalah alat belajar yang berfungsi memperjelas

makna

pesan

yang di

sampaikan

sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai lebih baik dan sempurna.19 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu hasil tindakan pembelajaran dengan menggunakan sarana komunikasi yang berfungsi memperjelas makna pesan yang di sampaikan kepada penerima pesan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan hasilnya lebih baik dan sempurna. 17 18

hlm. 3

19

Siti Nuriyah. 2009. ibid. hlm 25-26 Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Safiria Insania Press, 2009), Sadiman A.S, Media Pendidikan, Puslekom, Depdikbud, 1993, hlm. 6

21

Selanjutnya media dalam pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu: Penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Sebagai proses komunikasi dan sekaligus sebagai sistem maka tingkat keberhasilan proses belajar mengajar banyak bergantung pada komponen-komponen yang berkaitan dengan media. Komunikasi dalam belajar mengajar dapat terjadi antara guru sebagai pemberi pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Kemudian di harapkan agar komunikasi tidak terjadi hanya satu anak, maka perlu adanya peran aktif guru. Apabila guru tidak mampu menciptakan komunikasi aktif maka saat mengajarkan pelajaran, pesan yang akan disampaikan akan sulit diterima oleh siswa. Akhirnya apa yang di ucapkan dalam pembelajaran tidak tercapai.20 Agar kegiatan belajar dan mengajar dapat terjalin komunikasi interaktif dan edukatif maka perlu dijembatani media pembelajaran, karena dalam hal ini media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar lebih giat dan belajar siswa menjadi lebih baik. Selanjutnya pembelajaran yang dilengkapi dengan media atau sumber yang dapat dipercaya, maka kesalahpahaman informasi kepada siswa dapat ditekan sekecil mungkin dan informasi yang di terima dapat melihat pada daya ingat lebih lama. Jadi kehadiran media dalam pembelajaran sangat penting, karena media merupakan bagian integral, dari keseluruhan sistem pembelajaran. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang tepat: 1.

Jenis kemampuan yang akan di capai, sesuai dengan tujuan pengajaran (TIK). Sebagaimana diketahui, bahwa tujuan pengajaran itu menjangkau daerah kognitif, afektif dan psikomotorik. Bila akan memilih media pengajaran, perlu dipertimbangkan seberapa jauh

20

Latuheru p.p, John D, Media pembelajaran Proses Belajar Mengajar, (Depdikbud, Dirjen Dikti, P2LPTIL, 1988), hlm. 16

22

media tersebut ampuh mengembangkan kemampuan atau perilaku yang terkandung dalam rumusan tujuan yang akan dicapai. 2.

Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri. Setiap jenis media mempunyai nilai kegunaan sendiri-sendiri. Hal ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih jenis media yang akan digunakan.

3.

Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media. Betapa pun tingginya nilai kegunaan media, hal itu tidak akan memberikan manfaat yang optimum, jika guru kurang/belum mampu menanganinya dengan baik. Oleh karena itu, kesederhanaan pembuatan dan penggunaan media sering menjadi faktor penentu bagi guru dalam memilih media.

4.

Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaannya. Dalam

memilih

media

harus

dipertimbangkan

pula

faktor

keluwesan/fleksibilitas, dalam arti seberapa jauh media tersebut dapat digunakan dengan praktis dalam berbagai situasi dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. 5.

Kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada. Salah satu hambatan yang sering dialami dalam mengajar adalah kurangnya waktu yang tersedia, apalagi kalau kurikulumnya terlalu syarat isinya. Salah satu faktor yang perlu pula dipertimbangkan dalam memilih media ialah seberapa jauh penggunaan media tersebut masih sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia bagi pengajaran yang bersangkutan. Disamping itu, dalam memilih media pengajaran, perlu diperhatikan pula seberapa jauh penggunaannya didukung oleh sarana/prasarana yang ada seperti listrik, cahaya, dan lain-lain.21

21

hlm. 120

R. Ibrahim Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2003,

23

6.

Ketersediaannya Acapkali media yang terbaik tidak tersedia sehingga guru memilih media yang lain karena media tersebut sudah tersedia atau mudah menyediakannya.

7.

Biaya Guru atau lembaga pendidikan biasanya mencari media yang murah atau ekonomis, sehingga media yang paling ampuh tapi mahal jarang digunakan.22 Istilah

komputer

berasal

dari

kata Compute,

yang

berarti

menghitung. Artinya, setiap proses yang dilaksanakan oleh komputer merupakan proses matematika hitungan. Jadi apapun yang dilakukan oleh komputer, baik penampakan pada layar monitor, suara, gambar, dll. diolah sedemikian rupa dari perhitungan secara elektronik. Komputer

adalah

hasil

dari

kemajuan

teknologi elektro-

nika dan informatika yang berfungsi sebagai alat bantu untuk menulis, menggambar, menyunting gambar atau foto, membuat animasi, mengoperasikan program analisis ilmiah, simulasi dan untuk kontrol peralatan.23 Dengan demikian, media komputer adalah alat bantu pembelajaran elektronik interaktif berupa komputer atau sejenisnya (personal computer, notebook, dsb) yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar yang menarik pada diri peserta didik. Dalam hal ini, media pembelajaran yang akan penulis gunakan adalah: a.

komputer dekstop (personal komputer), yang didukung fasilitas multimedia dan perangkat lunak Macromedia Flash Player.

b. 22 23

Proyektor, dan

R. Ibrahim Nana Syaodih S, Ibid, hlm. 120-121 http://www.total.or.id/info.php?kk=computer

24

c.

Perangkat lunak “Al Qur'an Digital V.3.1”, karya: Sony Sugema tahun 2004. Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media.

Hubbard (1983), mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya, yaitu: a.

Masalah biaya, artinya biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu,

b.

Ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik,

c.

Kecocokan dengan ukuran kelas,

d.

Keringkasan,

e.

Kemampuan untuk diubah,

f.

Waktu dan tenaga penyiapan,

g.

Pengaruh yang ditimbulkan,

h.

Kerumitan, dan

i.

Kegunaan. Oleh karena itu, semakin banyak tujuan pembelajaran yang dapat dibantu dengan sebuah media, semakin baiklah media itu.

4. Kelebihan dan keterbatasan komputer sebagai media pembelajaran a.

Kelebihan komputer. Aplikasi komputer sebagai alat bantu dalam proses belajar dapat memberikan beberapa keuntungan, diantaranya: 1) Komputer memungkinkan pembelajar dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang ditayangkan. 2) Penggunaan komputer dalam proses belajar membuat pembelajar dapat melakukan kontrol terhadap aktivitas belajarnya. 3)

Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan jarak jauh memberikan keleluasaan terhadap pembelajar untuk menentukan kecepatan belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan.

4) Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pemakainya, diistilahkan dengan komputer

25

dapat membantu pembelajar yang memiliki kecepatan belajar lambat. 5) Komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi pembelajar yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat membantu dan memacu efektifitas belajar bagi pembelajar yang lebih cepat (fast learner). 6) Komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan (reinforcement)

terhadap

prestasi

belajar

pembelajar

dan

kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar. 7) Pemakainya (record keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis. 8) Komputer dapat dirancang agar dapat memberikan saran bagi pembelajar untuk melakukan kegiatan belajar tertentu. 9) Komputer

memiliki

kemampuan

dalam

mengintegrasikan

komponen warna, musik dan animasi grafik (graphic animation) dan menyebabkan komputer mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme yang tinggi. 10) Kapasitas memori yang dimiliki komputer memungkinkan pengguna menayangkan kembali hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya. 11) Penggunaan komputer dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. b.

Keterbatasan Komputer Secara umum, hambatan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran antara lain: 1) Hambatan dana, 2) Ketersediaan piranti lunak dan keras komputer, 3) Keterbatasan pengetahuan tehnis dan teoris dan penerimaan terhadap teknologi,

26

4) Dana bagi penyediaan komputer dengan jaringannya cukup mahal, demikian pula untuk piranti lunak dan kerasnya.24 Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran mencakup beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut : a. Langkah-langkah persiapan guru, pertama guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. b. Mempersiapkan kelas, audien dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran mereka sewaktu menyaksikan VCD tersebut. c. Langkah penyajian, setelah audien dipersiapkan barulah VCD diputar. d. Aktivitas lanjutan, aktivitas lanjutan ini dapat berupa tanya jawab, guna mengetahui sejauh mana pemahaman audien/siswa terhadap materi yang disajikan. Kalau masih ada kekeliruan bisa dilakukan pemutaran lagi.25 Dari pendapat tersebut penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah diperlukan. Misalnya untuk pelajaran fiqih bisa dicontohkan tentang

materi

gerakan-gerakan

shalat,

pelajaran

sejarah

untuk

memberikan pengetahuan pada siswa tentang kejadian-kejadian dahulu atau suatu benda yang tidak bisa terjangkau, begitu pula media juga penting diterapkan pada pelajaran Al-Qur’an Hadits dalam materi tajwid sangatlah mungkin penggunaan media dalam hal ini media audio visual. Dengan penggunaan media audio visual pembelajaran menjadi menarik sehingga perhatian dan minat siswa dalam belajar akan tumbuh, dan juga siswa mudah melihat, mendengarkan, menirukan bunyi kalimat-kalimat bacaan tajwid, sehingga prestasi pembelajaran tajwid akan meningkat. Penggunaan media audio visual juga sangat membantu guru dalam penyampaian materi. 24

Hujair AH. Sanaky, op.cit., hlm.176-179 25 M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Ciputat Press, Jakarta, 2002, hlm.97

27

B. Kajian yang Relevan Penelitian yang kami lakukan bukanlah satu-satunya yang pernah diteliti. Untuk itu, sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini kami kemukakan penelitian yang terdahulu yang pernah dilakukan oleh: 1.

Penelitian pertama skripsi Muhimmatul Fuadah (NIM. 053111405) Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al Qur’an Hadits Materi Pokok Lam dan Ra’ Dengan Menggunakan Media Lingkaran Tajwid (Studi Tindakan pada Siswa Kelas VIII B MTs NU 20 Kangkung Tahun Ajaran 2009/2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkannya media pembelajaran lingkaran tajwid dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar.

2.

Penelitian yang kedua skripsi Siti Nuriyah (NIM. 073111283), Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang 2009

yang

berjudul

“Efektifitas

Media

Audio

Visual

dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar MI Branjang Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang tahun 2009”. Bahwa pengajaran dengan media audio visual lebih efektif dari pada media verbal dalam meningkatkan prestasi belajar membaca Al Qur’an kelas awal di MI Branjang Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009. Dari perbandingan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa: penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang kami lakukan hampir serupa tetapi fokusnya berbeda, bila penelitian yang dilakukan oleh Muhimmatul Fuadah Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkannya media pembelajaran lingkaran tajwid dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Siti Nuriyah, Bahwa pengajaran dengan media audio visual lebih efektif dari pada media verbal dalam meningkatkan prestasi belajar membaca Al Qur’an

28

Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan adalah bahwa pemanfaatan media komputer pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits dapat meningkatkan hasil belajar tajwid. C. Hipotesis Menurut Sutrisno Hadi “Hipotesis adal;ah suatu dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah, dan akan ditolak apabila salah atau palsu dan akan diterima apabila fakta-faktanya membenarkan.”26 Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Hipotesis dari penelitian ini adalah: Media komputer dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits materi tajwid kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

26

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta : Andi, 2000), hlm. 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabel dan terpercaya. Prosedur tersebut dikembangkan secara sistematis sebagai suatu rencana untuk menghasilkan data tentang masalah penelitian tertentu.1 Dengan demikian metodologi penelitian merupakan sebuah rencana yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian guna memperoleh kesimpulan-kesimpulan akhir dengan melakukan pekerjaanpekerjaan secara sistematis dan terencana serta menggunakan prosedur yang telah ditetapkan. Pada metodologi penelitian ini akan dijelaskan beberapa prosedurprosedur yang digunakan pada penelitian untuk mengumpulkan data dalam memudahkan pelaksanaan uji hipotesis selanjutnya. Adapun hal-hal tersebut adalah: Tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, populasi penelitian, pengumpulan data, teknik analisis data, dan uji hipotesis.

A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan muara dari suatu penelitian yang dibuat secara spesifik, terbatas, dan dapat diperiksa dengan hasil penelitian. Tujuan penelitian memiliki hubungan yang erat dengan kegunaan penelitian atau signifikansi penelitian. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, penulis menemukan tujuan penelitian ini sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah media komputer memberi kontribusi dalam peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits materi tajwid kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang secara signifikan. 1

Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), cet. I, hlm. 10

29

30

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang dengan identitas sebagai berikut: a.

Nama Madrasah

: MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran

Timur

Kabupaten

Semarang b. Tahun Berdiri

: 1947

c. Status Madrasah

: Terakreditasi

d. Nomor Statistik Madrasah

: 1123314015

C. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Calssroom Action Research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan kepada pengembang kekuatan berfikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan orang-orang biasa yang berpartisipasi dalam penelitian untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya.2 Selaras dengan

Ebbut sebagaimana dikutip

oleh Wiriatmaja

dinyatakan bahwa penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.3

2

Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan, (Bandung : Remaja Rosada Karya, 2005), hlm. 142 3 Wiriatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Remaja Rosada Karya, 2005), hlm. 12

31

1.

Setting atau Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

2.

Subjek Penelitian Yang menjadi subjek dalam penelitian semua siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

3.

Teknik Pengumpulan Data Untuk mengambil data yang akurat penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research). Pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan data dan persoalan-persoalan konkrit dalam lapangan penelitian. Namun untuk keperluan mengumpulkan bahan-bahan penelitian dan pendapat-pendapat dalam menyusun landasan teori digunakan studi pustaka dengan metode deduktif, yaitu proses pendekatan yang berangkat dari kebenaran tersebut dengan suatu pengetahuan yang bersifat umum dan dijadikan untuk menilai suatu kejadian yang bersifat khusus. Dalam pendekatan ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah: a.

Metode Observasi (pengamatan) Observasi

(pengamatan)

metode

penelitian

dengan

pengamatan yang dicatat dengan sitematika fenomena-fenomena yangh diselidiki.4 Berdasarkan hal tersebut peneliti mengumpulkan data dengan cara mengamati keadaan siswa secara cermat dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui observasi dapat dihindari informasi-informasi yang kadang muncul dan ditemui dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak

4

Kecamatan Ungaran

Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian Sosial, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1990), hlm. 67

32

Timur

Kabupaten

Semarang

yang

tercermin

dalam

tujuan

pembelajaran, bahan ajar, cara belajar dan evaluasi. b.

Metode Test Metode test adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Metode test ini digunakan untuk mengetahui skor nilai melalui angka yang diberikan kepada siswa dengan kriteria-kriteria penskoran sebagaimana telah tertulis. Dan untuk mengetahui hasil belajar Al Qur’an Hadits materi pokok tajwid siswa setelah menggunakan media komputer.

c.

Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar majalah, prasasti, notulen rapat, legger dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai seluk beluk penggunaan media komputer seperti perangkat pembelajaran tajwid, RPP, silabus, data peserta didik dan data tentang gambaran umum sekolah.

4. Prosedur Penelitian Dalam kegiatan pembelajaran, instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, baik berupa tes tertulis, tes lisan ataupun unjuk kerja. Instrumen digunakan untuk memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan terhadap tindakan, mengamati dan melakukan terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan akan

33

digunakan kembali untuk merevisi rencana belum berhasil memperbaiki praktik atau belum memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru. Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Prosedur PTK sebenarnya terdiri dari 2 siklus atau lebih. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapa. Tetapi dalam penelitian tindakan ini hanya terdiri dari satu siklus dengan prosedur: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.

Gb.1 Siklus PTK

34

Secara rinci digambarkan sebagai berikut: a.

Pra Siklus 1) Perencanaan a) Merencanakan model pembelajaran yang akan ditetapkan dalam kegiatan pembelajaran Al Qur’an Hadits materi pokok tajwid di kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang. b) Menentukan model pembelajaran. c) Mengembangkan skenario model pembelajaran. d) Menyusun Lembar Observasi Siswa (LOS) 2) Pelaksanaan dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LOS. 3) Observasi dengan melakukan format observasi. 4) Refleksi a) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LOS. b) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakuakan. c) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario model pembelajaran, LOS dan lain-lain. d) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada silklus berikutnya.

b. Siklus I 1) Perencanaan a) Merencanakan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan penggunaan media komputer dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits materi pokok tajwid di kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang. b)

Menentukan model pembelajaran.

c)

Mengembangkan skenario model pembelajaran.

d)

Menyusun Lembar Observasi Siswa (LOS)

35

2) Pelaksanaan dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LOS. 3) Observasi dengan melakukan format observasi. 4) Refleksi a) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LOS. b) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakuakan. c) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario model pembelajaran, LOS dan lain-lain. d) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada silklus berikutnya. c.

Siklus II Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan II. Peneliti mengamati proses penggunaan media komputer dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits materi pokok Tajwid di kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang yang berlangsung di dalam kelas. Langkah-langkah siklus II sebagai berikut: 1) Perencanaan a) Mengidentifikasi masalah tindakan siklus I b) Mencari alternatif pemecahan masalah c) Membuat satuan tindakan yang tertuang dalam RPP. 2) Pelaksanaan Tindakan Kegiatan

yang

dilaksanakan

tahap

ini

yaitu

pengembangan rencana tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih meningkatkan semangat belajar siswa dalam penggunaan media komputer dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits materi pokok Tajwid di kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang yang telah direncanakan.

36

3) Observasi Peneliti mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan model pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II

yang

telah

dilakukan

mencatat

kelemahan

baik

ketidaksesuaian antara skenario dengan respon dari siswa yang mungkin tidak diharapkan. 4) Refleksi a) Tes evaluasi kegiatan penggunaan media komputer dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits materi pokok Tajwid di kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang pada siswa. b) Menganalisa

hasil

pengamatan

untuk

memperoleh

gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan hal apa saja yang perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. d.

Siklus III Setelah melakukan evaluasi tindakan II, maka dilakukan tindakan III. Peneliti mengamati proses penggunaan media komputer dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits materi pokok Tajwid di kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang yang berlangsung.

D. Teknik Analisis Data Instrumen berupa tes hasil belajar digunakan pada setiap akhir siklus pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa di setiap siklus. Setelah masing-masing data terkumpul, maka dilakukan pembandingan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari setiap siklus untuk menemukan seberapa hasil besar peningkatan hasil belajar siswa. Lalu dihitung pula sampai dimana nilai ketuntasan hasil belajar siswa.

37

Menghitung nilai rata-rata (M) tiap siklus :

M = Rata-rata X = Nilai hasil tes N = Jumlah data Menghitung nilai rata-rata peningkatan hasil belajar : T = M2 – M1 (apabila hanya dua siklus) T

= Nilai rata-rata peningkatan hasil belajar

M1

= Nilai rata-rata siklus 1

M2

= Nilai rata-rata siklus 2 Menghitung presentase peningkatan hasil belajar :

P

= Presentase peningkatan hasil belajar

M1

= Nilai rata-rata siklus 1

M2

= Nilai rata-rata siklus 2

Menghitung nilai ketuntasan hasil belajar :

M = Rata-rata X = Nilai hasil tes N = Jumlah data

E. Indikator Ketercapaian -

Meningkatkan prestasi belajar Al Qur’an Hadits materi pokok Tajwid tentang data diperoleh dari proses pembelajaran Al Qur’an Hadits materi

38

pokok ilmu tajwid tentang memahami dan menerapkan hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb. -

Adanya peningkatan hasil belajar seluruh peserta didik dengan mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu dengan KKM yang ditelah ditetapkan oleh madrasah dengan nilai KKM 60.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan tujuan penelitian, yaitu: (1) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Al-Qur’an Hadits materi pokok tajwid melalui penggunaan media komputer pada siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2011 (2) Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penggunaan media komputer dalam pembelajaran tajwid siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2011.

A. DISKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar Al-Qur’an Hadits materi pokok tajwid melalui penggunaan media komputer pada siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2011 dan untuk mengetahui kelebihan serta kelemahan penggunaan media komputer dalam pembelajaran tajwid siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2011. Dalam penelitian ini selain penggunaan media komputer untuk meningkatkan hasil belajar tajwid siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2011 juga digunakan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi, pokok bahasan serta indikator yang akan dicapai. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab dan card short. Sebelum melakukan siklus I peneliti melihat hasil dari kegiatan pembelajaran dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan memberikan kesimpulan bahwa masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM itu semua dikarenakan adanya salah satu faktor yaitu pembelajaran yang masih konvensional kemudian peneliti menawarkan salah satu media yaitu

39

40

dengan komputer. Melalui kerjasama dengan guru bidang studi kemudian peneliti meminta ijin untuk mengadakan penelitian dan sekaligus menjadi guru pengganti sementara. Hasil observasi penelitian mengenai peningkatan hasil belajar AlQur’an Hadits materi pokok tajwid melalui penggunaan media komputer siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2011 ini dilakukan dengan menilai kebenaran jawaban siswa terhadap test yang dilakukan peneliti secara tertulis pada setiap akhir pembahasan. Untuk mengetahui hasil belajar pembelajaram tajwid sebelum penggunaan media komputer terlebih dahulu melihat nilai harian siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang pada kompetensi dasar Menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat dan silaturahmi secara sederhana tahun 2011. Sebelum siklus I (pra siklus) banyak siswa belum mencapai ketuntasan belajar minimal dalam mempelajari kompetensi dasar tersebut. Hal ini diindikasikan pada pencapaian nilai hasil belajar di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 60. Tabel 4.1 Hasil nilai harian siswa pada pra siklus No

Nama

Nilai

1

Wahyu Kurniawan

50

2

Janwar Rizki A.P

30

3

M. Vilga Ardiyanto

50

4

M. Wildan Aditia

50

5

Novita Anggun Saputri

70

6

Adi Rafli Saputra

85

7

Alfian Syahrul Arifin

60

8

Alfitrani Aprilia D

45

9

Amrina Rosyada

75

10

Anggi Surya Darma

70

41

11

Anida Nurul Sabila

85

12

Assolihi Sa’nana

50

13

Atika Dewi Ardiyanti

60

14

Catur Anggita Mukti

80

15

Devia Mentari R

50

16

Farhan Miftakhul Gofur

85

17

Firman Ardi Kurniawan

90

18

Galang Yuniar A

40

19

Jihan Oktavianti

50

20

Kaamila Devia Sukahar

50

21

Kunthi Nurleli M

70

22

Kunthi Syifa Al-Qulub

90

23

Maudi Maylani W

50

24

Mazda Falah

60

25

Rizki Vadela

40

26

M. Rizqi Wahyudi

50

27

M. Rifqi Amirudin

70

28

M. Firman Kadafi

70

29

M. Irsyad Awaludin

50

30

M. Aji Pangestu

85

31

M. Aulia Sauqi Toriq

85

32

M. Novan Alfiansyah

70

33

M. Nur Alim

40

34

M. Zidan Tamam

75

35

M. Ulil Albab

50

36

Rahmad Akbar Riyadi

70

37

Rosmala Nur Anisa

50

38

Sania Masyitoh

90

39

Sekar Anggita Sari P

50

40

Sinta Masitoh

50

42

41

Titania Ayu Patricia

70

42

Ully Zahdiatun Noor

90

43

Wahyuni Dwi Amanda

50

44

Widi Nugiantoro

60

45

Wisnu Aji Saputra

50

46

Wisnu Akbar Fastawa

90

47

Yusuf Yulfianto

50

48

Zufarul Haq Alhamasi

75

49

Ahmad Izzul Haq B

90

50

Nur Huda

40

51

M. Iqbal Tamimi

50

52

M. Muflihul Maftukhin

40



3245

Nilai Terendah

30

Nilai Tertinggi

90

Tabel 4.2 Nilai Tes Pra Siklus Jumlah

NO

Hasil(Angka)

Hasil

Arti Lambang

1

85-100

A

Sangat baik

11

21,1 %

2

75-84

B

Baik

4

7,7%

3

65-74

C

Cukup

8

15,4%

4

55-64

D

Kurang

4

7,7%

5

<54

E

Sangat Kurang

25

48,1%

52

100%

Jumlah

Siswa

Persen

Sumber : Hasil tabulasi data April 2011

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk

tabel

diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 21,1% atau 11 siswa, yang mendapat nilai B (baik) sebanyak 7,7% atau

43

sebanyak 4 siswa dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 15,4% atau 8 siswa, dan yang mendapat nilai kurang 7,7% atau sebanyak 4 siswa, sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 48,1% atau sebanyak 25 siswa. Dari hasil tes seperti tersebut di atas, sebagian besar

siswa belum

mencapai ketuntasan belajar, hanya sebagian kecil yang telah mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus Jumlah Siswa No

Pra Siklus

Ketuntasan Belajar Jumlah

Persen

1.

Tuntas

27

51,9%

2.

Belum Tuntas

25

48,1%

Jumlah

52

100%

Sumber : Hasil tabulasi data April 2011

Berdasarkan data pada tabel 4.3 tersebut di atas, diketahui bahwa siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang yang memiliki nilai kurang dari KKM 60 sebanyak 25 siswa. Dengan demikian

jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar

minimum untuk kompetensi dasar Menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat dan silaturahmi secara sederhana 25 siswa (48,1%), sedangkan yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 27 siswa (51,9%). Hasil nilai pra siklus yang diperoleh dari hasil tes awal dapat ditunjukan seperti dalam tabel berikut ini:

44

Tabel 4.4 Rata-rata Hasil Tes Pra siklus No

Keterangan

Nilai

1

Nilai tertinggi

90

2

Nilai Terendah

30

3

Nilai Rata-rata

62,40

Sumber : Hasil analisis data April 2011

1. Siklus I a.

Hasil Belajar. Hasil belajar di siklus I ini, peneliti menggunakan tes tertulis berbentuk obyektif jenis pilihan ganda. Berikut tabel hasil belajar pada siklus I. Tabel 4.5 Hasil nilai siswa pada siklus 1 No

Nama

Nilai

1

Wahyu Kurniawan

47

2

Janwar Rizki A.P

40

3

M. Vilga Ardiyanto

47

4

M. Wildan Aditia

33

5

Novita Anggun Saputri

93

6

Adi Rafli Saputra

93

7

Alfian Syahrul Arifin

60

8

Alfitrani Aprilia D

33

9

Amrina Rosyada

87

10

Anggi Surya Darma

93

11

Anida Nurul Sabila

93

12

Assolihi Sa’nana

60

13

Atika Dewi Ardiyanti

73

14

Catur Anggita Mukti

93

45

15

Devia Mentari R

60

16

Farhan Miftakhul Gofur

80

17

Firman Ardi Kurniawan

93

18

Galang Yuniar A

67

19

Jihan Oktavianti

53

20

Kaamila Devia Sukahar

47

21

Kunthi Nurleli M

93

22

Kunthi Syifa Al-Qulub

80

23

Maudi Maylani W

60

24

Mazda Falah

67

25

Rizki Vadela

33

26

M. Rizqi Wahyudi

33

27

M. Rifqi Amirudin

60

28

M. Firman Kadafi

93

29

M. Irsyad Awaludin

47

30

M. Aji Pangestu

87

31

M. Aulia Sauqi Toriq

93

32

M. Novan Alfiansyah

67

33

M. Nur Alim

40

34

M. Zidan Tamam

53

35

M. Ulil Albab

47

36

Rahmad Akbar Riyadi

60

37

Rosmala Nur Anisa

47

38

Sania Masyitoh

93

39

Sekar Anggita Sari P

73

40

Sinta Masitoh

60

41

Titania Ayu Patricia

60

42

Ully Zahdiatun Noor

93

43

Wahyuni Dwi Amanda

53

44

Widi Nugiantoro

60

46

45

Wisnu Aji Saputra

60

46

Wisnu Akbar Fastawa

100

47

Yusuf Yulfianto

53

48

Zufarul Haq Alhamasi

67

49

Ahmad Izzul Haq B

93

50

Nur Huda

60

51

M. Iqbal Tamimi

60

52

M. Muflihul Maftukhin

53



3443

Nilai Terendah

33

Nilai Tertinggi

100

Tabel 4.6 Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I No

Hasil

Hasil

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1

85-100

A

Sangat baik

15

28 %

2

75-84

B

Baik

2

4%

3

65-74

C

Cukup

6

12 %

4

55-64

D

Kurang

12

23 %

5

<54

E

Sangat Kurang

17

33 %

52

100 %

Jumlah

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 15 siswa (28%), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 2 siswa atau (4%), sedangkan dari jumlah 52 siswa yang masih mendapatkan nilai sedangkan yang mendapat nilai

C (cukup) sebanyak 6 siswa (12%), D (kurang) ada 12 siswa (23%),

sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) sebanyak 17 siswa (33%).

47

Tabel 4.7 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I No

Jumlah Siswa

Ketuntasan Jumlah

Persen

1.

Tuntas

35

67,30 %

2.

Belum Tuntas

17

32,70 %

52

100 %

Jumlah

Berdasarkan

ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 52 siswa

terdapat 35 atau 67,30% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 17 siswa atau 32,70% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah 33, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 66,21, seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 4.8 Rata-rata Hasil Tes siklus I No

Keterangan

Nilai

1

Nilai tertinggi

100

2

Nilai Terendah

33

3

Nilai Rata-rata

66,21

Sumber : Data yang diolah April 2011

1. Refleksi Berdasarkan

hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes

kemampuan siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Pada pra siklus jumlah siswa yang di bawah KKM sebanyak 25 anak dan pada akhir siklus I berkurang menjadi 17 anak. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 62,40 menjadi 66,21. Apabila dilihat dari segi pembelajaran masih banyak siswa yang belum memperhatikan dengan seksama dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa belum dilibatkan langsung didalamnya sehingga

48

belum adanya pencapaian yang maksimal, yang tidak kalah penting adalah perhatian yang kurang dari peneliti ke siswa dikarenakan jumlah siswanya yang melebihi kuota namun jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I, seperti disajikan dalam tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I Hasil tes

No

Jumlah siswa yang berhasil

(dalam huruf )

Pra siklus

Siklus I

1

A (85-100)

11

15

2

B (75-84)

4

2

3

C (65-74)

8

6

4

D (55-64)

4

12

5

E (< 54)

25

17

52

52

Jumlah Sumber : Hasil Tabulasi data April 2011

Peningkatan Ketuntasan belajar siswa tampak pada tabel di bawah ini, jika dibandingkan hasil pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Perbandingan Ketuntasan Belajar antara Pra Siklus dengan Siklus I Jumlah Siswa No

Ketuntasan

Pra Siklus Jumlah

Siklus I

Persen

Jumlah

Persen

1.

Tuntas

27

51,9%

35

67,30 %

2.

Belum Tuntas

25

48,1%

17

32,70 %

52

100%

52

100%

Jumlah

Peningkatan hasil rata-rata kelas nampak ada perubahan pra siklus dengan siklus

49

Tabel 4.11 Perbandingan nilai rata-rata Pra Siklus dan Siklus I No

Keterangan

Pra siklus

Siklus I

1

Nilai tertinggi

90

100

2

Nilai terendah

30

33

62,40

66,21

Nilai rata-rata

Berdasarkan data pada tabel 4.11 di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui pemanfaatan media komputer dapat meningkatkan hasil belajar. Khususnya pada kompetensi dasar Memahami hukum bacaan idgham bighunnah, idgham bilaghunnah, dan Iqlab. Oleh karena itu, ratarata kelas pun mengalami kenaikan menjadi 66,21.

Walaupun sudah

terjadi kenaikan seperti tersebut di atas, namun hasil tersebut belum optimal. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II. 2. Siklus II Dalam pelaksanaan siklus II ini peneliti memperbaiki kelemahan – kelemahan yang ada di siklus I. a.

Hasil Belajar. Hasil belajar di siklus II ini, peneliti menggunakan tes tertulis berbentuk obyektif jenis pilihan ganda. Berikut tabel hasil belajar pada siklus II. Tabel 4.12 Hasil nilai siswa pada siklus II No

Nama

Nilai

1

Wahyu Kurniawan

87

2

Janwar Rizki A.P

53

3

M. Vilga Ardiyanto

67

4

M. Wildan Aditia

47

50

5

Novita Anggun Saputri

100

6

Adi Rafli Saputra

100

7

Alfian Syahrul Arifin

73

8

Alfitrani Aprilia D

87

9

Amrina Rosyada

93

10

Anggi Surya Darma

93

11

Anida Nurul Sabila

93

12

Assolihi Sa’nana

87

13

Atika Dewi Ardiyanti

87

14

Catur Anggita Mukti

93

15

Devia Mentari R

67

16

Farhan Miftakhul Gofur

93

17

Firman Ardi Kurniawan

100

18

Galang Yuniar A

80

19

Jihan Oktavianti

93

20

Kaamila Devia Sukahar

47

21

Kunthi Nurleli M

100

22

Kunthi Syifa Al-Qulub

100

23

Maudi Maylani W

80

24

Mazda Falah

87

25

Rizki Vadela

67

26

M. Rizqi Wahyudi

73

27

M. Rifqi Amirudin

80

28

M. Firman Kadafi

80

29

M. Irsyad Awaludin

53

30

M. Aji Pangestu

93

31

M. Aulia Sauqi Toriq

100

32

M. Novan Alfiansyah

93

33

M. Nur Alim

80

34

M. Zidan Tamam

87

51

35

M. Ulil Albab

53

36

Rahmad Akbar Riyadi

80

37

Rosmala Nur Anisa

53

38

Sania Masyitoh

100

39

Sekar Anggita Sari P

73

40

Sinta Masitoh

60

41

Titania Ayu Patricia

60

42

Ully Zahdiatun Noor

93

43

Wahyuni Dwi Amanda

80

44

Widi Nugiantoro

73

45

Wisnu Aji Saputra

60

46

Wisnu Akbar Fastawa

100

47

Yusuf Yulfianto

73

48

Zufarul Haq Alhamasi

93

49

Ahmad Izzul Haq B

93

50

Nur Huda

67

51

M. Iqbal Tamimi

67

52

M. Muflihul Maftukhin

67



4158

Nilai Terendah

47

Nilai Tertinggi

100

Tabel 4.13 Hasil Rekap Nilai Tes Siklus II

No

Hasil

Hasil

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1

85-100

A

Sangat baik

25

48 %

2

75-84

B

Baik

7

13 %

3

65-74

C

Cukup

11

21 %

52

4

55-64

D

Kurang

3

6%

5

<54

E

Sangat Kurang

6

12 %

52

100 %

Jumlah

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 48% atau 25 siswa, sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 13% atau 7 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 21% atau sebanyak 11 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) adalah 6% atau 3 anak dan yang mendapat nilai E (sangat kurang) adalah 12% atau 6 siswa. Sedangkan nilai rata-rata kelas 79,96 Ketuntasan belajar pada siklus II dapat ditabulasikan seperti pada tabel 4.14 di bawah ini: Tabel 4.14 Ketuntasan Belajar Siklus II No

Jumlah Siswa

Ketuntasan Belajar

Jumlah

Persen

1.

Tuntas

46

88,46%

2.

Belum Tuntas

6

11,54%

52

100%

Jumlah

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 46 siswa (88,46%) yang berarti sudah ada peningkatan. Rata-rata kelas pun menjadi meningkat Hasil Nilai Rata-rata Siklus II dapat diperjelas di bawah ini : Tabel 4.15 Rata-rata Hasil Tes siklus II No

Keterangan

Nilai

1

Nilai tertinggi

100

2

Nilai Terendah

47

53

Nilai Rata-rata

79,96

Sumber : Data yang diolah April 2011

1. Refleksi Berdasarkan

nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II dapat

diketahui bahwa pembelajaran melalui pemanfaatan media komputer dapat meningkatkan hasil belajar Al Qur’an Hadits. Khususnya pada kompetensi dasar Memahami hukum bacaan idgham bighunnah, idgham bilaghunnah, dan Iqlab. Selain itu, kekurangan yang ada di siklus I sebagian besar bisa teratasi walaupun belum semua yaitu keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya pada tabel 4.16 berikut dipaparkan hasil refleksi pada siklus II. Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Nilai Tes Strategi Siklus I dan Siklus II No

Hasil Tes

Jumlah Siswa yang Berhasil Siklus I

Siklus II

1

A (85 -100)

15

25

2

B (75-84)

2

7

3

C (65-74)

6

11

4

D (55-64)

12

3

5

E (< 54)

17

6

52

52

Jumlah Sumber : Hasil Tabulasi Data April 2011

Jika dibandingkan antara keadaan kondisi awal (pra siklus), siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa saat kondisi awal rata- rata kelas sebesar 62,40, sedangkan nilai rata-rata kelas siklus II sudah ada peningkatan menjadi 66,21. Adapun kenaikan rata – rata pada siklus II menjadi 79,96. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan diagram di bawah ini :

54

Tabel 4.17 Perbandingan Hasil Tes Pra siklus, siklus I dan Siklus II Hasil NO

Lambang

Hasil

Arti Lambang

Angka

Pra

Strategi

Strategi

tindakan

Siklus I

Siklus II

1

85-100

A

Sangat Baik

11

15

25

2

75-84

B

Baik

4

2

7

3

65-74

C

Cukup

8

6

11

4

55-64

D

Kurang

4

12

3

5

<54

E

Sangat Kurang

25

17

6

52

52

52

Jumlah

Tabel 4.18 Perbandingan ketuntasan nilai rata-rata Pra siklus, siklus I dan siklus II Jumlah siswa No

Uraian

Rata-Rata Tuntas

Belum Tuntas

1

Kondisi Awal

27 anak

25 anak

62,40

2

Siklus I

35 anak

17 anak

66,21

3

Siklus II

46 anak

6 anak

79,96

Atas dasar informasi pada tabel 4.17 dan 4.18 di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui pemanfaatan media komputer khususnya pada pembelajaran tajwid ada peningkatan.

B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa melalui pemanfaatan media komputer dapat meningkatkan hasil belajar Al Qur’an Hadits khususnya penguasaan kompetensi dasar Memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb pada siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang semester

55

II tahun pelajaran 2010/2011. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut:

1. Pembahasan Pra Siklus I a) Hasil Belajar Pada awalnya siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang, nilai rata-rata pelajaran Al Qur’an Hadits rendah khususnya pada kompetensi dasar Menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat dan silaturahmi secara sederhana. Sebelum dilakukan tindakan guru memberi tes. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 52 siswa terdapat 27 atau 51,9% yang baru mencapai ketuntasan belajar dengan skor standar Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 25 siswa atau 48,1% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal untuk kompetensi dasar Menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat dan silaturahmi secara sederhana yang telah ditentukan yaitu sebesar 60. Sedangkan hasil nilai pra siklus I terdapat nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 30, dengan rata-rata kelas sebesar 62,40. b) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang, tidak tampak kreatifitas siswa. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton.

2. Pembahasan Siklus I Hasil Tindakan pembelajaran pada siklus I, berupa hasil tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut : a) Hasil Belajar Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 15 siswa (28%), sedangkan yang mendapat

56

nilai B (baik) adalah 2 siswa atau (4%), sedangkan dari jumlah 52 siswa yang masih mendapatkan nilai sedangkan yang mendapat nilai

C (cukup) sebanyak 6 siswa (12%), D (kurang) ada 12 siswa (23%),

sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) sebanyak 17 siswa (33%). Berdasarkan

ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 52 siswa

terdapat 35 atau 67,30% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 17 siswa atau 32,70% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah 33, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 66,21. b) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan. Hal Dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan permainan serta perlu kecermatan dan ketepatan. Masing-masing siswa ada peningkatan latihan bertanya dan menjawab antar kelompok, sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab. Hasil antara kondisi awal dengan siklus I menyebabkan adanya perubahan walau belum bisa optimal, hal ini ditandai

dengan

peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil tes akhir siklus I ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal atau sebelum dilakukan tindakan. Perbandingan tersebut dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.19 Perbandingan kegiatan dan hasil pada pra siklus dan siklus I No

Pra Siklus

Siklus I

1

Tindakan

Tindakan

Pembelajaran konvensional,

Penerapan pembelajaran

57

tanpa menggunakan alat peraga melalui pemanfaatan media computer 2

Hasil Belajar

Hasil Belajar

a. Tuntas : 27 (51,92%)

a. Tuntas : 35 (67,30%)

b. Belum tuntas : 25 (48,07%)

b. Belum tuntas : 17 (32,69%)

c. Nilai tertinggi : 90

c. Nilai tertinggi : 100

d. Nilai terendah : 30

d. Nilai terendah : 33

e. Nilai Rata-rata : 62,40

e. Nilai Rata-rata : 66,21 Refleksi Nilai rata-rata meningkat 3,81 3,81/62,40x100% = 6,10%

3

Proses Belajar

Proses Belajar

a. Proses pembelajaran pasif

a. Proses pembelajaran ada perubahan

b. Siswa kurang terlibat dalam

b. Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran

proses pembelajaran c. Siswa hanya

c. Siswa dengan seksama

mendengarkan, kadang

memperhatikan, melihat,

mencatat

mendengarkan, mencatat d. Sudah memanfaatkan

d. Belum memanfaatkan media pembelajaran yang

media pembelajaran sesuai

tepat

materi

e. Sebagian kecil indera yang aktif

e. Sebagian besar alat indera aktif

Dari hasil refleksi siklus I dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media komputer

melalui

siswa mengalami peningkatan baik

dalam mencapai ketuntasan belajar yaitu dari 52 siswa pada siklus I 17 siswa yang belum tuntas. Sedangkan nilai rata–rata kelas ada kenaikan

58

sebesar 6,10 %. Pada siklus I ini belum semua siswa mencapai ketuntasan.

3. Pembahasan Siklus II Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil tes di akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut:

a) Hasil Belajar Dari pelaksanaan tindakan siklus II dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 48% atau 25 siswa, sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 13% atau 7 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 21% atau sebanyak 11 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) adalah 6% atau 3 anak dan yang mendapat nilai E (sangat kurang) adalah 12% atau 6 siswa. Sedangkan nilai rata-rata kelas 79,96. b) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan permainan perlu kecermatan dan ketepatan. Hasil antara siklus I dengan siklus II ada perubahan secara signifikan, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil tes akhir siklus II ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I. Peningkatan hasil belajar maupun ketuntasan disajikan pada tabel 4.20 di bawah ini :

tersebut dapat

59

Tabel 4.20 Perbandingan kegiatan dan hasil pada siklus I dan siklus II No

Siklus I

Siklus II

1

Tindakan

Tindakan

Penerapan melalui

Penerapan melalui

pemanfaatan media komputer,

pemanfaatan media komputer,

didesain dengan panduan buku

didesain dengan panduan buku

bahan ajar, buku-buku yang

bahan ajar, buku-buku yang

relevan dan hasil dari

relevan dan hasil dari

pencarian di internet

pencarian di internet

2

Hasil Belajar

Hasil Belajar

a. Tuntas : 35 (67,30%)

a. Tuntas : 46 (88,46%)

b. Belum tuntas : 17 (32,69%)

b. Belum tuntas : 6 (11,54%)

c. Nilai tertinggi : 100

c. Nilai tertinggi : 100

d. Nilai terendah : 33

d. Nilai terendah : 47

e. Nilai Rata-rata : 66,21

e. Nilai Rata-rata : 79,96 Refleksi Nilai rata-rata meningkat 13,75 13,75/66,21x100% = 20,76%

3

Proses Belajar a. Proses pembelajaran ada

Proses Belajar a. Proses pembelajaran siswa

perubahan, siswa mulai

aktif dan kreatif serta

aktif

cekatan

b. Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran

b. Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan masing-masing siswa punya tugas mandiri

c. Sudah memanfaatkan media

c. Sudah memanfaatkan

60

pembelajaran sesuai materi

media pembelajaran dan

yaitu dengan menggunakan

metode pembelajaran

buku-buku yang relevan

sesuai materi yaitu dengan

dan pencarian di internet

menggunakan buku-buku yang relevan dan pencarian di internet

d. Kreatifitas, kerjasama,

d. Kreatifitas, kerjasama,

tanggung jawab mulai

tanggung jawab dan ide,

tampak

kecermatan, ketepatan dan kecepatan muncul

e. Sebagian besar alat indera aktif

e. Semua alat-alat indera aktif, baik mental maupun fisik

Dengan melihat perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II ada peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata kelas. Dari sejumlah 52 siswa masih ada 6 siswa yang belum mencapai ketuntasan, hal ini memang kedua siswa tersebut harus mendapatkan pelayanan khusus, namun sekalipun 6 siswa ini belum mencapai ketuntasan, di sisi lain tetap bergairah dalam belajar. Sedangkan ketuntasan ada peningkatan sebesar 20,84% dibandingkan pada siklus I. Sedangkan nilai tertinggi pada siklus I sudah ada peningkatan dengan mendapat nilai kriteria sangat baik (A) sebanyak 15 siswa, hal ini karena semua anak tersebut di samping mempunyai kemampuan cukup, didukung rasa senang dan dalam belajar, sehingga mereka dapat nilai yang optimal. Dari nilai rata-rata kelas yang dicapai pada siklus II ada peningkatan sebesar 20,84% dibandingkan nilai rata-rata kelas pada siklus I. Secara umum dari hasil pengamatan dan tes sebelum pra siklus, hingga siklus II, dapat disimpulkan bahwa melalui pemanfaatan media komputer dapat meningkatkan hasil belajar Al Qur’an Hadits

61

kompetensi dasar Memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb.

C. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian, dapat dilihat dan telah terjadi peningkatan pemahaman mengambil Memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb pada siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak ungaran timur kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010/2011 melalui Memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb. Peningkatan nilai rata-rata yaitu 62,40 pada kondisi awal menjadi 66,21 pada siklus I dan menjadi 79,96 pada siklus II. Nilai rata-rata siklus I meningkat 6,10% dari kondisi awal, nilai rata-rata siklus II meningkat 20,76% dari siklus I. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus I ada peningkatan sebesar 67,30% dari kondisi awal, siklus II meningkat 38,46% dari siklus I. Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik akan lebih jelas bentuk perubahan atau peningkatan hasil belajarnya, berikut bentuk dalam grafiknya:

Gb.2 Grafik Perbandingan nilai rata-rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

62

Pada akhir pembelajaran terdapat perubahan positif pada siswa mengenai Memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb. Dengan menggunakan melalui pemanfaatan media komputer ternyata mampu meningkatkan hasil belajar Al Qur’an Hadits pada kompetensi dasar Memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb.

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah data terkumpul dengan lengkap dan dianalisis, baik itu dengan tehnik

statistik

maupun prosentase frekuensi untuk jawaban dari tujuan

masing masing maka diketahui hasil akhir sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisis terbukti adanya peningkatan hasil belajar Al Qur’an Hadits materi pokok tajwid melalui penggunaan media komputer pada siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2011, menyatakan dari 52 siswa yang dijadikan penelitian adalah menunjukkan adanya peningkatan. Yaitu didapatkanya data nilai setiap siswa yang selalu meningkat disetiap siklus, baik itu siswa yang pandai, cukup pandai, berkemampuan sedang dan yang lambat belajar. Dengan perolehan nilai yang selalu meningkat rata-rata nilai siswapun meningkat. Kesimpulanya penggunaan media komputer dalam pembelajaran untuk meningkatakan hasil belajar tajwid siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2011 dapat diterima dan terbukti kebenaranya. 2. Berdasarkan

hasil

analisis

ditemukan

kelebihan

dan

kelemahan

penggunaan media komputer dalam pembelajaran tajwid siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2011. a. Kelebihan : a) Dapat mengaktifkan penglihatan dan pendengaran. b) Penggunaan media komputer dalam pembelajaran mendorong minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

63

c) Siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. d) Mempermudah penguasaan materi yang diberikan oleh guru. b. Kekurangan a) Penggunaan media komputer tidak dapat berdiri sendiri. b) Membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

E. KETERBATASAN PENELITIAN Pada penelitian ini terbatas pada hasil belajar tajwid siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2011 disebabkan karena cara pengoprasian komputer yang belum mahir, banyaknya siswa yang dibuat penelitian membuat penelitian kurang maksimal dalam memberikan perhatian khusus bagi peserta didik yang kurang mampu (masih di bawah rata-rata), perangkat komputer yang belum terpasang sebagai mestinya, tempat penelitian (ruang kelas) yang kurang memadai mengingat banyaknya peserta didik yang banyak.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Dengan melihat data-data yang telah dianalisis maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut: 1.

Penggunaan media komputer dalam pembelajaran sangatlah diperlukan sekalipun terdapat kelemahan. Namun kelebihan dan manfaat penggunaan media komputer dalam pembelajaran jauh lebih banyak dibandingkan dengan kelemahannya, terbukti pada pengujian terdapat peningkatan hasil belajar tajwid pada siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2011 melalui penggunaan media komputer dalam pembalajaran. Dengan menggunakan media komputer dalam pembalajaran dapat menumbuhkan minat dan perhatian serta keaktifan siswa dalam belajar, juga memudahkan guru dalam penyampaian materi.

2.

Melalui penggunaan media komputer dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al Qur’an Hadis khususnya kompetensi dasar Memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb bagi siswa kelas IV Semester II IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak ungaran timur kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 67,30% (35 anak), dan siswa yang belum tuntas sebanyak 32,70% (17 anak), sedangkan pada akhir siklus II, siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 88,46% (46 anak) dan sebanyak 11,54% (6 anak) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata kelas siklus I 66,21 dan rata-rata kelas siklus II 79,96.

B. Saran Dari kesimpulan di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar belajar tajwid melalui penggunaan media komputer pada siswa kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten

64

65

Semarang tahun 2011. Ini berarti penggunaan media komputer tidak terbatas hanya digunakan pada materi tajwid saja, namun bisa digunakan untuk pelajaran lain. Penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1.

Kepada guru, penulis sangat mengharapkan upaya peningkatan hasil belajar melalui penggunaan madia komputer dalam pembelajaran .

2.

Bagi sekolah, penggunaan media komputer dalam pembelajaran tidak terbatas hanya pada materi tajwid, namun bisa digunakan untuk pelajaran atau materi yang lain.

3.

Bagi komite menfasilitasi komputer untuk kepentingan sekolah dalam kegiatan pembelajaran

C. Penutup Dengan mengucap syukur alhamdulillah, penulis sampaikan kepada Illahi Robbi yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian tindakan ini dengan lancar. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangan, maka penulis mengharap kritik dan saran bersifat membangun agar mendekati sempurna. Atas partisipasi dari semua pihak, penulis sampaikan banyak terima kasih. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya, baik itu dalam bidang ilmu pengetahuan maupun pengalaman yang dapat dijadikan bekal dikemudian hari. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005) Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2004) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1994) Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta : Andi, 2000) Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996) Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006) http://www.total.or.id/info.php?kk=computer John D, Latuheru, Media pembelajaran Proses Belajar Mengajar, (Depdikbud, Dirjen Dikti, P2LPTIL, 1988) Kurnaidi, Abu Ya’la, dkk, Metode As-Syafi’i Ilmu Tajwid Praktis, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2010) M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Ciputat Press, Jakarta, 2002 Mudjiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999) Muslich, Masnur, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu Mudah, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009) Narbuko, Cholid, Metodologi Penelitian Sosial, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1990) Nuriyah, Siti, Efektifitas Media Audio Visual dalam Meningkatkan Prestasi Belajar MI Branjang Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2009, IAIN Semarang Permenag RI nomor 2 tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Sadiman, Media Pendidikan, Puslekom, Depdikbud, 1993.

Sanaky, Hujair AH. Media Pembelajaran, (Yogyakarta:Safiria Insania Press, 2009) Sukmadinata, Nana Saodih, Metode Penelitian Tindakan, (Bandung : Remaja Rosada Karya, 2005) Syaodih, Ibrahim Nana, Perencanaan Pengajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2003 Wiriatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Remaja Rosada Karya, 2005)

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Madrasah Mata pelajaran Kelas/Smt Alokasi Waktu

: MI Hidayatul Athfal Gedanganak : Al Qur’an Hadis : IV / II : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)

Standar Kompetensi 6. Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid Kompetensi Dasar 6.1. Memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb Indikator 6.1.1 Menjelaskan arti idgām bigunnah 6.1.2 Menjelaskan arti idgām bilāgunnah 6.1.3 Menjelaskan arti iqlāb 6.1.4 Menyebutkan huruf idgām bigunnah 6.1.5 Menyebutkan huruf idgām bilāgunnah 6.1.6 Menyebutkan huruf iqlāb I.

Tujuan Pembelajaran • Siswa dapat memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb

II.

Materi • Bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb

III. Metode pembelajaran • Ceramah • Demonstrasi • Tanya jawab • Praktik IV. Sumber Belajar  Buku Cinta Al Qur’an dan Hadis MI 4 terbitan PT. Tiga Serangkai, Pustaka Mandiri, Solo.  Al Qur’an dan Terjemahnya terbitan Depag RI 2006  Buku tajwid  Buku-buku lain yang relevan  Komputer beserta perangkatnya

V.

Langkah langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (5 menit) • Guru memberi salam dan mulai pelajaran dengan berdoa bersama. • Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dengan kompetensi dasarnya. • Guru menjelaskan secara singkat langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2.

Kegiatan Inti (45 menit) A. Eksplorasi - Guru menjelaskan pengertian dari idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb melalui tayangan LCD di monitor - Guru menjelaskan huruf-huruf dari idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb melalui tayangan LCD di monitor - Guru memberi contoh cara membaca bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb dengan suara yang ada di LCD di monitor siswa di minta untuk menirukan bacaan tersebut. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang. B. Elaborasi - Siswa diminta menjelaskan arti dari idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb secara bergantian - Siswa diminta menyebutkan huruf-huruf dari idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb secara bergantian - Siswa diminta membaca contoh bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb secara bergantian C. Konfirmasi - Guru menunjuk beberapa siswa untuk membaca kalimat yang mengandung bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb yang ditayangkan di LCD - Guru meminta siswa yang lain untuk mendengarkan bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb dari temantemannya - Guru meminta siswa yang mendengarkan untuk menyimak bacaan teman-temanya dan membetulkan bacaan apabila ada bacaan yang salah. Sebaliknya, mereka diminta memberikan apresiasi ketika bacaan teman-temannya benar.

3.

Kegiatan Akhir (20 menit) - Guru melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil kegiatan belajar dengan memberi soal - Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan tentang hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb yang telah di pelajari bersama - Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah, mengajak siswa untuk berdoa bersama mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam

VI.

Penilaian • Teknik : Obyektif • Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda • Soal / Instrumen :

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Dalam belajar Al Qur’an, kita harus belajar ilmu . . . . a. tauhid b. tajwid c. agama d. fikih 2. Yang termasuk huruf idgām bigunnah adalah . . . .

3.

4.

5.

6.

a.

‫ءحخعغ‬

b.

‫جدذرز‬

c.

‫لرذو‬

d.

‫ينمز‬

Cara membaca idgām bigunnah adalah a. masuk dengan dengung b. masuk dengan jelas c. jelas d. samar Idgām dibagi menjadi . . . . a. satu b. dua c. tiga d. empat

‫ ل‬dan ‫ ر‬termasuk huruf . . . . a. izhar b. ikhfa’ c. iqlāb d. idgām bilāgunnah Apabila ada ‫ ن‬bertemu dengan a. izhar b. ikhfa’ c. idgām bigunnah d. idgām bilāgunnah

‫ل‬

. .. .

disebut bacaan

... .

7.

8.

9.

Yang termasuk bacaan idgām bigunnah adalah . . . . a.

‫ر‬OPQ R‫ا‬

b.

TUV WX

c.

YPV‫ ر‬WX

d.

‫ل‬Z[\ WX

Kelompok huruf yang termasuk idgām bigunnah adalah . . . . a. ‫ج ح خ‬ b.

‫ينم‬

c.

‫دذرز‬

d.

‫تثر‬

Yang termasuk bacaan idgām bilāgunnah adalah . . . . a. YPaX bc b.

daef WX

c.

gQTh WX

d.

iaj WX

10. Contoh bacaan idgām bilāgunnah terdapat pada lafal . . . . a. daj‫ ر‬WX b.

‫ي‬kh‫ ذاا‬WX

c.

TUV WX

d.

Yalj‫ر‬Zmn

11. Iqlāb berarti . . . . a. berdengung b. berubah c. jelas d. masuk dengan dengung 12.

Tloh‫ اا‬kPV dj pQ‫وا‬ Bacaan Iqlāb pada ayat di atas adalah . . . . a. ‫ا‬kPV dj b.

Tloh‫ا‬

c.

pQ‫وا‬

d.

Tloh‫اا‬kPV

13. Contoh bacaan Iqlāb adalah . . . . a. TUV WX b.

qar Ws

c.

‫ن‬ZPt\

d.

‫ر‬OPQR‫ا‬

14. Suara ‫ ً ٍ ٌ ن‬yang bertemu huruf ‫ ن‬berubah menjadi suara . . . . a. ny b. ng c. m d. n 15. Lafal pxoQ‫ ا‬mengandung hukum bacaan . . . . a. b. c. d.

idgām bigunnah idgām bilāgunnah ikhfa’ iqlāb

Pedoman Penilaian Semua jawaban yang benar dikalikan 1 Nilai Akhir

: Skor yang diperoleh X 100 Skor Maksimal Ungaran Timur,

Mengetahui Kepala Madrasah

Peneliti

Achmad Rifai, S.Pd.I

Alwan Masruri

April 2011

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Madrasah Mata pelajaran Kelas/Smt Alokasi Waktu

: MI Hidayatul Athfal Gedanganak : Al Qur’an Hadis : IV / II : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)

Standar Kompetensi 6. Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid Kompetensi Dasar 6.1. Memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb Indikator 6.1.1 Menyebutkan contoh bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb 6.1.2 Membedakan antara idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb

I.

Tujuan Pembelajaran • Siswa dapat memahami hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb

II.

Materi • Bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb

III. Metode pembelajaran • Ceramah • Demonstrasi • Tanya jawab • Praktik • Card Short IV. Sumber Belajar  Buku Cinta Al Qur’an dan Hadis MI 4 terbitan PT. Tiga Serangkai, Pustaka Mandiri, Solo.  Al Qur’an dan Terjemahnya terbitan Depag RI 2006  Buku tajwid  Buku-buku lain yang relevan  Komputer beserta perangkatnya  Kertas  Lem

V.

Langkah langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (5 menit) • Guru memberi salam dan mulai pelajaran dengan berdoa bersama. • Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dengan kompetensi dasarnya. • Guru menjelaskan secara singkat langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2.

Kegiatan Inti (45 menit) A. Eksplorasi - Guru menjelaskan pengertian dari idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb melalui tayangan LCD di monitor - Guru menjelaskan huruf-huruf dari idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb melalui tayangan LCD di monitor - Guru memberi contoh cara membaca bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb dengan suara yang ada di LCD di monitor siswa di minta untuk menirukan bacaan tersebut. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang. B. Elaborasi - Siswa diminta menyebutkan huruf-huruf dari idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb secara bergantian - Siswa diminta membaca contoh bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb secara bergantian - Siswa dapat membedakan bacaan yang mengandung bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb C. Konfirmasi - Guru menunjuk beberapa siswa untuk membaca kalimat yang mengandung bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb yang ditayangkan di LCD - Guru meminta siswa yang lain untuk mendengarkan bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb dari temantemannya - Guru meminta siswa yang mendengarkan untuk menyimak bacaan teman-temanya dan membetulkan bacaan apabila ada bacaan yang salah. Sebaliknya, mereka diminta memberikan apresiasi ketika bacaan teman-temannya benar. - Guru memberikan potongan ayat-ayat yang mengandung bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb. - Siswa diminta menempelkan potongan ayat yang sudah dibagikan kedalam kartu induk yang sudah disediakan oleh guru. - Guru dan siswa mengoreksi bersama-sama hasil pekerjaan yang sudah ditempelkan di kartu induk berdasarkan bacaan masing-masing di kartu yang sudah ditempelkan tiap-tiap siswa dan memberikan apresiasi setiap kartu yang betul di kartu induknya.

3.

VI.

Kegiatan Akhir (20 menit) - Guru melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil kegiatan belajar dengan memberi soal - Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan tentang hukum bacaan idgām bigunnah, idgām bilāgunnah dan iqlāb yang telah di pelajari bersama - Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah, mengajak siswa untuk berdoa bersama mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam

Penilaian • Teknik : Obyektif • Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda • Soal / Instrumen :

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Apabila dalam suatu bacaan terdapat nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ‫ ي ن و م‬terjadi bacaan … . a. idgām bilāgunnah b. idgām bigunnah c. idhar syafawi d. ikhfak syafawi 2. Lafal yang mengandung bacaan idgām bilāgunnah di bawah ini adalah … . a. gV‫ ر‬WX b.

do{ WX

c.

dn WX

d.

b| WX

3. Huruf-huruf idgām bilāgunnah adalah … . a. ‫ ل‬dan ‫و‬ b. ‫ ر‬dan ‫ي‬ c. ‫ ن‬dan ‫م‬ d. ‫ ر‬dan ‫ل‬ 4. Lafal yang mengandung idgām bilāgunnah dibawah ini adalah … . a. O‫ د آ‬O‫د آ‬ b. O~h ‫آ‬ c. Om€ Om€ d. al 

5. Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ maka hukum bacaanya disebut ... . e. ikhfak f. iqlāb g. idhar h. idgām 6. Cara membaca bacaan iqlāb adalah mengubah bunyi nun sukun atau tanwin menjadi bunyi ... . a. ba’ sukun b. mim sukun c. ba’ tanwin d. mim tanwin 7. ٌ‚ْ~s ُ ٌYْ…Vُ Y† € ُ dibaca … . a. Summung bukmun ‘umyun b. Summun bukmun ‘umyum c. Summum bukmun ‘umyun d. Summum bukmum ‘umyun 8. Lafal yang menunjukkan bacaan iqlāb adalah … . a.

ˆo€ OQ ˆlX Os

b.

‫وف‬bUX ‫ل‬Z{

c.

‫رة‬bV ‫ا م‬b‫آ‬

d.

ˆoa‹ ‫ة‬TlV

9. Apabila ada ‫ ن‬bertemu dengan ‫ ر‬disebut bacaan e. izhar f. ikhfa’ g. idgām bigunnah h. idgām bilāgunnah 10. Yang termasuk bacaan idgām bigunnah adalah . . . . e.

‫ر‬OPQ R‫ا‬

f.

TUV WX

g.

YPV‫ ر‬WX

h.

‫ل‬Z[\ WX

... .

11. Kelompok huruf yang termasuk idgām bigunnah kecuali adalah . . . . e. ‫ل ر‬ f.

‫ي ن‬

g.

‫و ن‬

h.

‫م ي‬

12. Yang bukan termasuk bacaan idgām bilāgunnah adalah . . . . e. daj‫ ر‬WX f. YPV‫ ر‬WX g. iaj WX h. gQTh WX 13. Contoh bacaan idgām bilāgunnah terdapat pada lafal . . . . a. ‫ون‬bUŒ\ R W…h‫و‬ b. ‫ي‬kh‫ ذاا‬WX c.

iaj WX

d.

Yalj‫ر‬Zmn

14. Iqlāb berarti . . . . e. berdengung f. berubah g. jelas h. masuk dengan dengung 15. Suara e. ny f. b g. m h. w

ٌ ٍ ً/ ‫ن‬

yang bertemu huruf

‫ م‬berubah menjadi suara . . . .

Pedoman Penilaian Semua jawaban yang benar dikalikan 1 Nilai Akhir

: Skor yang diperoleh X 100 Skor Maksimal Ungaran Timur,

Mengetahui Kepala Madrasah

Peneliti

Achmad Rifai, S.Pd.I

Alwan Masruri

April 2011

Lampiran 3

Perangkat Pembelajaran dengan Menggunakan Media Komputer

Antusias Peserta didik dalam Kegiatan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Komputer

SURAT KETERANGAN Nomor : 030/K.27/MIS.145/V/2011

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

: Achmad Rifa’i, S.PdI

Jabatan

: Kepala MI Hidayatul Athfal Gedanganak

Alamat

: Karangjati, Kec. Bergas, Kab. Semarang

Menerangkan bahwa : Nama

: Alwan Masruri

NIM

: 073111368

Mahasiswa

: Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al Qur’an Hadits Materi Pokok Tajwid Melalui Pemanfaatan Media Komputer (Studi Tindakan Kelas Mata Pelajaran Al Qur’an Hadist di Kelas IV MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun 2010/2011) Telah melaksanakan penelitian di MI Hidayatul Athfal Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang mulai tanggal 15 April s.d 18 Mei 2011. Demikian surat keterangan ini di buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Gedanganak, 21 Mei 2011 Kepala MI Hidayatul Athfal Gedanganak

Achmad Rifa’i, S.PdI

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS

Nama

: Alwan Masruri

Tempat, tanggal lahir

: Kab. Semarang, 27 Mei 1984

Alamat

: Gebugan, Rt 04/I, Kec. Bergas, Kab. Semarang

Phone/ HP

: 085 727 702 700

Pendidikan Formal

: MI Nurul Huda Gebugan (Lulus 1997) MTs Al Uswah Bergas (Lulus 2000) MAN 1 Salatiga (Lulus 2003) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 31 Mei 2011

Alwan Masruri NIM 073 111 368