FREKUENSI KEMOTERAPI DAPAT MENURUNKAN ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUANG PERAWATAN KELAS III RSUP SANGLAH DENPASAR Ni Nyoman Astika Dewi1, I Made Dony Aryawan2 Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar, 2Instalasi Gizi RSUP Sanglah Denpasar
[email protected]
1
Abstract. Chemotherapy has contributed to the occurrence of malnutrition and influence nutrient intake and nutritional status. This study was conducted to determine the effect of chemotherapy on the frequency decrease nutrient intake and nutritional status in breast cancer patients in the treatment room class III Sanglah Hospital. This type of research is observational with cross sectional approach. How sampling is done by using consecutive sampling technique, the sample size of 40 people. Based on the research results through statistical test known there was a significant relationship between the frequency of chemotherapy with energy intake. There is a significant relationship between the frequency of chemotherapy with protein intake. There was no significant relationship between the frequency of chemotherapy with fat intake. There is a significant relationship between the frequency of chemotherapy with carbohydrate intake. There is no significant relationship between the frequency of chemotherapy by the intake of Vitamin A. There is no significant correlation between the frequency of chemotherapy with vitamin C. There is a significant relationship between the frequency of chemotherapy by the intake of vitamin E. There was no significant relationship between the frequency of chemotherapy in breast cancer patients nutritional status. Need to do further research on other factors that influence nutrient intake and nutritional status in patients with breast cancer and improving patient education, especially in change foods in order to create optimal nutritional status of patients. Keywords : frequency of chemoteraphy; nutrient intake; nutritional status Abstrak. Kemoterapi mempunyai kontribusi pada terjadinya malnutrisi serta mempengaruhi asupan zat gizi dan status gizi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek frekuensi kemoterapi terhadap penurunan asupan zat gizi dan status gizi pada pasien kanker payudara yang di ruang perawatan kelas III RSUP Sanglah Denpasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan crossectional. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik consecutive sampling, jumlah sampel 40 orang. Berdasarkan hasil penelitian melalui uji statistika diketahui ada hubungan bermakna antara frekuensi kemoterapi dengan asupan energi. Terdapat hubungan bermakna antara frekuensi kemoterapi dengan asupan protein. Tidak terdapat hubungan bermakna antara frekuensi kemoterapi dengan asupan lemak. Terdapat hubungan bermakna antara frekuensi kemoterapi dengan asupan karbohidrat. Tidak ada hubungan bermakna antara frekuensi kemoterapi dengan asupan Vitamin A. Tidak ada hubungan bermakna antara frekuensi kemoterapi dengan asupan vitamin C. Terdapat hubungan bermakna antara frekuensi kemoterapi dengan asupan vitamin E. Tidak ada hubungan bermakna antara frekuensi kemoterapi dengan status gizi pasien kanker payudara. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang faktor – faktor lain yang berpengaruh terhadap asupan gizi dan status gizi pasien kanker payudara dan meningkatkan pengetahuan pasien terutama dalam pemillihan bahan makanan agar tercipta keadaan gizi pasien yang optimal. Kata Kunci : frekuensi kemoterapi, asupan gizi, status gizi
1
Jurnal Skala Husada Volume 14 Nomor 1 April 2017 : 1 - 14
Kemoterapi mempunyai kontribusi
Pendahuluan Kanker
atau
ganas
pada terjadinya malnutrisi dengan berbagai
adalah penyakit yang ditandai dengan
sebab antara lain mual, muntah, stomatitis
kelainan siklus sel khas yang menimbulkan
atau
kemampuan
tidak
pencernaan dan penurunan nafsu makan.
terkendali (pembelahan sel melebihi batas
Kekerapan gejala mual dan muntah pada
normal), menyerang jaringan biologis di
penggunaan kemoterapi tergantung pada
dekatnya dan bermigrasi ke jaringan tubuh
jenis obat kemoterapi, dosis dan jadwal
yang lain melalui sirkulasi darah atau
pemberian. Sekitar 70-80 % pasien yang
sistem limfatik yang disebut metastasis.
mendapat kemoterapi akan merasakan mual
Kanker merupakan pertumbuhan jaringan
dan
abnormal
dapat
mempengaruhi asupan zat gizi dan status
menyebabkan efek merugikan yang berat
gizi. Zat gizi yang mempengaruhi status
bagi status gizi. Tidak hanya sel kanker
gizi yaitu energi, protein, lemak dan
yang mengambil zat gizi dari tubuh pasien
karbohidrat. Sedangkan mikro nutrient yang
tetapi pengobatan dan akibat fisiologis dari
berperanan
kanker
perkembangan sel-sel kanker antara lain
sel
pada
dapat
neoplasma
untuk
tumbuh
tubuh
dan
mengganggu
dalam
mempertahankan kecukupan gizi.1 Angka
kematian
akibat
sariawan,
muntah.
gangguan
Keadaan
dalam
saluran
ini
akan
pencegahan
Vitamin A, Vitamin C, dan Vitamin E.4 kanker
Penelitian
yang
sudah
pernah
payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data
dilakukan oleh Setyaningrum5 pada tahun
terakhir menunjukkan bahwa kematian
2009 tentang hubungan kemoterapi dengan
akibat
wanita
asupan energi protein dan status gizi pada
tertinggi
pasien Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
kanker
menunjukkan
payudara angka
pada
ke-2
penyebab kematian setelah kanker rahim.2 Berdasarkan data kejadian kanker di
di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian menunjukkan
hasil
bahwa
terdapat
Ruang Angsoka RSUP Sanglah Denpasar
hubungan antara kemoterapi dengan asupan
pada bulan Januari 2013 adalah 64 kasus,
energi dan status gizi pada pasien serta
Februari 2013 sebanyak 90 kasus, Maret
tidak ada hubungan antara kemoterapi
2013 terdapat 82 kasus dan pada bulan
dengan asupan protein.
April 2013 terjadi 99 kasus. Sedangkan
Penelitian Rahajeng tentang tingkat
kunjungan pasien kanker payudara pada
kecukupan energi, protein dan status gizi
bulan April terdapat 40 kasus dan yang
pasien pra dan pasca operasi kanker
menjalani kemoterapi sebanyak 18 kasus.
3
payudara di RSUP Dr. Karyadi Semarang.
2
NN Astika Dewi, IM Dony Aryawan (Frekuensi Kemoterapi…)
Hasil terdapat
penelitian
penurunan
menunjukkan kecukupan
pasien Kanker Payudara yang dirawat di
energi, protein dan status gizi berdasarkan
ruang perawatan kelas III dan menjalani
pemeriksaan albumin antara pra operasi
kemoterapi di RSUP Sanglah Denpasar.
dengan pasca operasi pada subjek dengan
Cara pengambilan sampel dilakukan dengan
kemoterapi dan tanpa kemoterapi.6
menggunakan teknik consecutive sampling,
Penelitian
tingkat
Denpasar. Sampel penelitian adalah semua
tentang
yaitu sampel yang memenuhi kriteria
pengaruh kemoterapi terhadap penurunan
penelitian dimasukkan ke dalam penelitian
status nutrisi pada pasien kanker di RS Dr.
sehingga jumlah sampel yang diperlukan
Saiful
terpenuhi. Jumlah sampel adalah 40 orang.
Anwar
menunjukkan kemoterapi
Mistirahayu
Malang, bahwa
yang hasilnya ada
terhadap
pengaruh
penurunan
status
nutrisi pada penderita kanker. 7 Penelitian mengetahui
ini
menggunakan analisis statistic for windows dengan
bertujuan
frekuensi
Teknik pengolahan data dengan
untuk
kemoterapi
ber-
uji
chi-square
dengan
batas
kemaknaan statistik (p-value) 0,05 untuk mengetahui
ada
hubungan
bermakna
potensi menurunkan asupan zat gizi makro
(signifikan) antara variable bebas dan
dan mikro serta status gizi pada pasien
variable tergantung. Jika p-value ≤ 0,05
kanker payudara di ruang perawatan kelas
maka hasil hitungan statistik bermakna
III RSUP Sanglah Denpasar.
sebaliknya jika p-value > 0,05 berarti hasilnya tidak bermakna.
Metode Jenis
penelitian
ini
merupakan
Hasil dan Pembahasan
penelitian observasional dengan pendekatan
Subyek penelitian berjumlah 40
crossectional. Tempat penelitian di ruang
orang, yang dirawat di ruang kelas III
perawatan
Sanglah
RSUP Sanglah Denpasar. Karakteristik
Denpasar. Populasi penelitian adalah semua
sampel meliputi jenis kelamin, umur, dan
pasien Kanker Payudara yang dirawat di
pendidikan. Semua sampel berjenis kelamin
ruang perawatan kelas III RSUP Sanglah
perempuan.
kelas
III
RSUP
Tabel 1 Data Karakteristik Responden Variabel Umur 30 – 49 tahun 50 – 64 tahun 65 tahun +
N
%
27 12 1
67,5 30,0 2,50 3
Jurnal Skala Husada Volume 14 Nomor 1 April 2017 : 1 - 14 Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Perguruan tinggi
4 5 27 4
Berdasarkan sebaran umur sampel
frekuensi
10,0 12,5 67,5 10,0
melakukan
kemoterapi
diperoleh data bahwa umur sampel yang
kondisi umum yang menyertai pasien.
terbanyak berada pada kelompok umur 30–
Kemoterapi A : Kemoterapi 1 dan 2 kali
49 tahun yaitu 27 orang (67,5% ). Sampel
Kemoterapi B : Kemoterapi 3 dan 4 kali
umur termuda adalah 33 tahun dan tertua
Kemoterapi C : Kemoterapi ≥ 5 kali
adalah 67 tahun. Pada tingkat pendidikan, SMA sebanyak 27 orang (67,50%).
dikelompokkan
penelitian
menunjukkan
frekuensi kemoterapi yang terbanyak pada
Distribusi sampel menurut frekuensi kemoterapi
Hasil
dan
berdasarkan
sampel kemoterapi C sebanyak 18 orang (45%).
Tabel 2 Frekuensi Kemoterapi Menurut Kelompok Umur Kelompok Umur 30 – 49 50 – 64 65 +
Data
A n 6 3 0
pada
C n 13 4 1
% 48,1 33,4 100
n 27 12 1
% 67,5 30 2,5
tingkat buruk (55%) dibandingkan dengan
diperoleh dengan menggunakan metode
kebutuhan. Sebagian besar tingkat asupan
Comstock
lemak sampel adalah berada pada tingkat
setelah
gizi
Jumlah
sampel
kemoterapi
asupan
% 22,2 25 0
Frekuensi Kemoterapi B n % 8 29,6 5 41,6 0 0
sampel
dilaksanakan
melakukan di
ruang
buruk
(72,50%)
dibandingkan
perawatan selama sehari. Hal ini dilakukan
kebutuhan.
karena pada sampel hanya mendapatkan 1 –
karbohidrat sebagian besar sampel adalah
2 hari saja perawatan pasca kemoterapi
kurang dari kebutuhan (57,50%). Distribusi
selanjutnya sampel sudah diijinkan pulang.
sampel menurut asupan zat gizi makro
Hasil penelitian menunjukkan dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel
meliputi
Sedangkan
energi,
tingkat
dengan
protein,
asupan
lemak,
dan
karbohidrat dapat dilihat pada tabel 3.
mempunyai asupan energi yang kurang dari kebutuhan (50%). Sebagian besar tingkat asupan protein sampel adalah berada pada
4
NN Astika Dewi, IM Dony Aryawan (Frekuensi Kemoterapi…)
Tabel 3 Tingkat Asupan Zat Gizi Makro Pada Sampel Zat Gizi Makro
Tingkat Asupan Gizi Kurang N % 20 50,00 18 45,00 9 22,50 23 57,50
Baik N 5 0 2 11
Energi Protein Lemak KH
% 12,50 0,00 5,00 27,50
Berdasarkan
hasil
penelitian
dengan
Buruk n 15 22 29 6
kebutuhan.
Jumlah
% 37,50 55,00 72,50 15,00
40 40 40 40
Sedangkan
tingkat
diketahui bahwa sebagian besar tingkat
asupan Vitamin E sebagian besar sampel
asupan Vitamin A sampel adalah pada
adalah berada pada tingkat kurang (52,50%)
kategori
dengan
dibandingkan dengan kebutuhan. Distribusi
kebutuhan (82,50%). Sebagian besar tingkat
sampel menurut tingkat asupan zat gizi
asupan Vitamin C sampel adalah berada
mikro dapat dilihat pada tabel 4.
baik
dibandingkan
pada tingkat baik (65%) dibandingkan Tabel 4 Tingkat Asupan Zat Gizi Mikro Pada Sampel Zat Gizi M Mikro Vitamin A
N 33
Tingkat Asupan Zat Gizi Kurang % N % 82,50 7 1,5
n 0
% 0,0
40
Vitamin C
26
65,00
7
17,5
7
17,5
40
Vitamin E
2
5,00
21
52,5
17
42,5
40
Baik
Buruk
jml
Tabel 5 Status Gizi Responden Status Gizi Lebih Baik Kurang
N 5 28 7
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar status gizi sampel berada pada status gizi baik sebanyak 28 orang (70%).
Sedangkan
sampel yang mengalami malnutrisi dengan
% 12,50 70,00 17,50
gizi lebih sebanyak 5 orang (12,5%) dan gizi kurang sebanyak 7 orang (17,5%). Dari analisis Chi square dapat diketahui bahwa sampel yang menjalani kemoterapi A sebanyak 8 sampel (20%),
5
Jurnal Skala Husada Volume 14 Nomor 1 April 2017 : 1 - 14
kemoterapi B sebanyak 14 sampel (35%),
kemoterapi dengan asupan zat gizi sampel
sedangkan
diteliti diuraikan menurut jenis asupan zat
sampel
Kemoterapi C sebanyak 18
(45%).
Hubungan
frekuensi
gizi sebagai berikut :
Hubungan frekuensi kemoterapi dengan asupan energi Tabel 6 Distribusi Hubungan Frekuensi Kemoterapi Dengan Asupan Energi
Frekuensi Kemoterapi Kemoterapi A Kemoterapi B Kemoterapi C
Asupan Energi Baik Kurang Buruk 3 (37,5%) 5 (62,5%) 0 (0%) 2 (14,3%) 5 (35,7%) 7 (50%) 10 0 (0%) 8 (44,4%) (55,6%)
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa
sampel
yang
kebutuhan
X2
p
11,033
0,026
sebanyak 10 orang (55,6%).
menjalani
Setelah dilakukan uji statistik hubungan
Kemoterapi A sebagian besar mempunyai
frekuensi kemoterapi dengan asupan energi
asupan
diperoleh nilai p yaitu 0,026 (p<0,05)
energi kurang dari kebutuhan
sebanyak 5 orang (62,5%). Kemoterapi B
sehingga
dapat
dikatakan
sebagian besar asupan energinya pada
hubungan
kategori buruk sebanyak 7 orang (50%).
kemoterapi dengan asupan energi pasien
Sedangkan kemoterapi C sebagian besar
kanker payudara.
bermakna
bahwa
antara
ada
frekuensi
asupan energinya pada kategori kurang dari Tabel 7 Distribusi Hubungan Frekuensi Kemoterapi Dengan Asupan Protein Frekuensi Kemoterapi
X2
Asupan Protein
Kemoterapi A
Kurang 8 (100%)
Buruk 0 (0%)
Kemoterapi B
6 (42,9%)
8(57,1%)
Kemoterapi C
4 (22,2%)
14(77,8%)
p
13,577
0,001
Berdasarkan tabel dapat diketahui
(100%). Kemoterapi B sebagian besar
bahwa sampel yang menjalani Kemoterapi
asupan proteinnya pada kategori buruk
A semuanya mempunyai asupan protein
sebanyak 8 orang (57,1%). Sedangkan
kurang dari kebutuhan sebanyak 8 orang
kemoterapi
C
sebagian
besar
asupan 6
NN Astika Dewi, IM Dony Aryawan (Frekuensi Kemoterapi…)
proteinnya
pada
kategori
buruk
kebutuhan sebanyak 14 orang
dari
(77,8%).
sehingga
dapat
hubungan
dikatakan
bermakna
bahwa
antara
ada
frekuensi
Setelah dilakukan uji statistik hubungan
kemoterapi dengan asupan protein pasien
frekuensi kemoterapi dengan asupan protein
kanker payudara.
diperoleh nilai p yaitu 0,001 (p<0,05) Hubungan frekuensi kemoterapi dengan asupan lemak Tabel 8 Distribusi Hubungan Frekuensi Kemoterapi Dengan Asupan Lemak Frekuensi Kemoterapi Kemoterapi A
Baik 1 (12,5%)
Asupan Lemak Kurang 3 (37,5%)
Buruk 4 (50,0%)
Kemoterapi B
1 (7,1%)
2 (14,3%)
11 (78,6%)
Kemoterapi C
0 (0%)
4 (22,2%)
14 (77,8%)
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui
orang
X2
p
3,848
0,427
(77,8%). Setelah dilakukan uji
bahwa sebagian besar sampel mempunyai
statistik hubungan frekuensi kemoterapi
asupan lemak yang buruk pada semua
dengan asupan lemak diperoleh nilai p yaitu
kategori
dengan
0,427 (p>0,05) sehingga dapat dikatakan
sampel yang menjalani
bahwa tidak ada hubungan bermakna antara
Kemoterapi A sebanyak 4 orang (50,0%),
frekuensi kemoterapi dengan asupan lemak
Kemoterapi B sebanyak
pasien kanker payudara.
frekuensi
rincian yaitu
kemoterapi,
11 orang
(78,6%), dan Kemoterapi C sebanyak 14 Hubungan frekuensi kemoterapi dengan asupan karbohidrat Tabel 9 Distribusi Hubungan Frekuensi Kemoterapi Dengan Asupan Karbohidrat Frekuensi Kemoterapi Kemoterapi A Kemoterapi B Kemoterapi C
Asupan Karbohidrat Baik Kurang Buruk 7 (87,5%) 1 (12,5%) 0 (0%) 3 (21,4%) 7 (50,0%) 4 (28,6%) 15 1 (5,6%) 2 (11,1%) (83,3%)
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa sampel yang menjalani kemoterapi
X
2
21,956
p 0
A sebagian besar asupan karbohidrat pada kategori
baik
dibandingkan
dengan 7
Jurnal Skala Husada Volume 14 Nomor 1 April 2017 : 1 - 14
kebutuhan sebanyak 7 orang (87,5%).
hubungan frekuensi kemoterapi dengan
Kemoterapi B sebagian besar pada kategori
asupan karbohidrat diperoleh nilai p yaitu
kurang dari kebutuhan sebanyak 7 orang
0,000 (p<0,05) sehingga dapat dikatakan
(50,0%). Sedangkan kemoterapi C sebagian
bahwa ada hubungan bermakna antara
besar asupan karbohidrat pada kategori
frekuensi
kurang dari kebutuhan sebanyak 15 orang
karbohidrat pasien kanker payudara.
kemoterapi
dengan
asupan
(83,3%). Setelah dilakukan uji statistik Hubungan frekuensi kemoterapi dengan asupan vitamin A Tabel 10 Distribusi Hubungan Frekuensi Kemoterapi Dengan Asupan Vitamin A
Frekuensi kemoterapi Kemoterapi A Kemoterapi B Kemoterapi C
Asupan vitamin A Baik Kurang 7 (87,5%) 1 (12,5%) 13 (92,9%) 1 (7,1%) 13 (72,2%) 5 (27,8)
X2
P
2,496
0,287
Berdasarkan tabel dapat diketahui
(72,2%). Setelah dilakukan uji statistik
bahwa sebagian besar sampel mempunyai
hubungan frekuensi kemoterapi dengan
asupan Vitamin A yang baik dibandingkan
asupan Vitamin A diperoleh nilai p yaitu
dengan kebutuhan pada semua kategori
0,287 (p>0,05) sehingga dapat dikatakan
frekuensi kemoterapi, dengan rincian yaitu
bahwa tidak ada hubungan bermakna antara
Kemoterapi A sebanyak 7 orang (8,5%),
frekuensi
Kemoterapi B sebanyak 13 orang (92,9%),
Vitamin A pasien kanker payudara.
dan
kemoterapi
dengan
asupan
Kemoterapi C sebanyak 13 orang
Hubungan frekuensi kemoterapi dengan asupan vitamin C Tabel 11 Distribusi Hubungan rekuensi Kemoterapi Dengan Asupan Vitamin C Frekuensi Kemoterapi Kemoterapi A
Asupan Vitamin C Baik Kurang 7 (87,5%) 1 (12,5%)
Kemoterapi B
9 (64,3%)
2 (14,3%)
3 (21,4%)
Kemoterapi C
10 (55,6%)
3 (16,6%)
5 (27,8%)
X2
p
3,101
0,541
Buruk 0 (0%)
8
NN Astika Dewi, IM Dony Aryawan (Frekuensi Kemoterapi…)
Berdasarkan tabel dapat diketahui
orang
(55,6%). Setelah dilakukan uji
bahwa sebagian besar sampel mempunyai
statistik hubungan frekuensi kemoterapi
asupan Vitamin C yang baik dibandingkan
dengan asupan vitamin C diperoleh nilai p
dengan kebutuhan pada semua kategori
yaitu
frekuensi kemoterapi. Sedangkan rincian-
dikatakan bahwa tidak ada hubungan
nya adalah Kemoterapi A sebanyak 7 orang
bermakna
(87,5%), Kemoterapi B sebanyak 9 orang
dengan asupan vitamin C pada pasien
(64,3%), dan Kemoterapi C sebanyak 10
kanker payudara.
0,541
(p>0,05)
antara
sehingga
frekuensi
dapat
kemoterapi
Hubungan frekuensi kemoterapi dengan asupan vitamin E Tabel 12 Distribusi Hubungan Frekuensi Kemoterapi dengan Asupan Vitamin E Frekuensi Kemoterapi Kemoterapi A Kemoterapi B Kemoterapi C
Baik 1 (12,5%) 0 (0%)
Asupan Vitamin E Kurang Buruk 6 (75,0%) 1 (12,5%) 4 (28,5%) 10 (71,5%)
0 (0%)
3 (16,7%)
X2
P
14,313
0,006
15 (83,3%)
Berdasarkan tabel di atas dapat
kategori buruk sebanyak 15 orang (83,3%).
diketahui bahwa sampel yang menjalani
Setelah dilakukan uji statistik hubungan
kemoterapi
frekuensi
A
sebagian
besar
asupan
kemoterapi
dengan
asupan
vitamin E pada kategori kurang dari
vitamin E diperoleh nilai p yaitu 0,006
kebutuhan sebanyak 6 orang (75,0%).
(p<0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa
Kemoterapi
B sebagian besar asupan
ada hubungan bermakna antara frekuensi
vitamin E pada kategori buruk sebanyak 10
kemoterapi dengan asupan vitamin E pada
orang (71,5%). Sedangkan kemoterapi C
pasien kanker payudara.
sebagian besar asupan vitamin E pada
9
Jurnal Skala Husada Volume 14 Nomor 1 April 2017 : 1 - 14
Hubungan frekuensi kemoterapi dengan status gizi Tabel 13 Distribusi Hubungan Frekuensi Kemoterapi Dengan Status Gizi Frekuensi Kemoterapi Kemoterapi A
Baik 4 (50,0%)
Status Gizi Kurang 2 (25,0%)
Lebih 2 (25,0%)
Kemoterapi B
12 (85,7%)
0 (0%)
2 (14,3%)
Kemoterapi C
12 (66,7%)
5 (27,7%)
1 (5,6%)
Berdasarkan
6,530
0,165
tersebut mengalami apoptosis yang lama
diketahui bahwa sebagian besar sampel
sedangkan sel-sel baru terus tumbuh dan
mempunyai status gizi baik pada semua
tidak terkendali didukung oleh makanan
kategori frekuensi kemoterapi. Kemoterapi
yang bersifat aterogenik.8 Ignatavicius &
A sebanyak 4 orang (50,0%), Kemoterapi
Workman
B
peningkatan masa hidup memungkinkan
12
orang
13
p
dapat
sebanyak
Tabel
X2
(85,7%),
dan
mengungkapkan
bahwa
Kemoterapi C sebanyak 12 orang (66,7%).
memanjangnya
Setelah dilakukan uji statistik hubungan
karsinogen dan terakumulasinya berbagai
frekuensi kemoterapi dengan status gizi
perubahan genetik serta penurunan berbagai
diperoleh nilai p yaitu 0,165 (p>0,05)
fungsi tubuh yang meningkatkan kejadian
sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada
kanker pada usia>40 tahun. 9
hubungan
bermakna
terhadap
frekuensi
Tingkat pendidikan sampel pada
kemoterapi dengan status gizi pasien kanker
penelitian ini yang terbanyak adalah pada
payudara.
tingkat SMA sebanyak 27 orang (67,5%).
Berdasarkan
antara
paparan
hasil
penelitian
Hal
ini
terjadi
karena
pemerataan
diperoleh kelompok umur sampel yang
pembangunan dan pendidikan di seluruh
terbanyak mengalami
wilayah Indonesia.
kanker payudara
adalah pada kelompok umur 30 – 49 tahun
Frekuensi payudara
umur 33 tahun dan yang tertua pada umur
penelitian ini adalah
pada kategori
67 tahun. Hal ini terjadi karena menginjak
frekuensi
C
umur 30 tahun sudah mulai terjadi proses
kemoterapi sama dengan atau lebih dari
penuaan pada tingkat sel, termasuk pada sel
lima kali) yaitu sebanyak 18 sampel (45%).
payudara. Secara anatomi dan fungsional
Hal ini disebabkan oleh karena kebanyakan
sel payudara mengalami atropi seiring
sampel
bertambahnya
umur.
paling
kanker
(67,5%). Umur sampel termuda adalah pada
dengan
yang
kemoterapi
kemoterapi
yang datang
banyak
sudah
pada
(frekuensi
menjalani
Sel-sel 10
NN Astika Dewi, IM Dony Aryawan (Frekuensi Kemoterapi…)
kemoterapi dengan tahapan perbaikan dan
makanan tersebut. Sedangkan asupan zat
sampel berobat sudah pada stadium lanjut.
gizi mikro pada penelitian ini menunjukkan
Asupan
diketahui
sebagian besar asupan Vitamin A berada
analisa
pada kategori baik sebanyak 82,5%, vitamin
Comstock. Berdasarkan hasil penelitian
C pada kategori baik sebanyak 65%,
diperoleh bahwa sebagian besar sampel
sedangkan vitamin E pada kategori kurang
asupan zat gizi makro yaitu asupan energi
sebanyak 52,5%. Asupan vitamin A dan C
berada pada kategori kurang sebanyak 50%,
yang baik ini disebabkan oleh adanya
asupan protein sampel pada kategori buruk
pemahaman dari sampel bahwa konsumsi
sebanyak 55%, asupan lemak pada kategori
buah dan sayur yang banyak sebagai
buruk
sumber antioksidan yang dapat mengurangi
dengan
gizi
sampel
menggunakan
sebanyak
72,5%,
hasil
dan
asupan
karbohidrat pada kategori kurang sebanyak
dan
57,5%. Hal ini disebabkan oleh karena pada
kanker.6 Asupan vitamin E yang kurang
proses
pada sampel kemungkinan disebabkan oleh
kemoterapi
mempunyai
efek
menghambat
penggunaan
nafsu makan menurun sehingga akan
vitamin E yang masih kurang di rumah
mempengaruhi
dan
sakit. Sebagian besar sumber vitamin E
akhirnya akan berpengaruh pula pada
terdapat pada hati dan sayuran berkecam-
asupan zat gizi. Penurunan asupan zat gizi
bah, sedangkan bahan makanan tersebut
makro ini juga kemungkinan disebabkan
jarang dipergunakan di rumah sakit.
makanan
karena efek samping obat yang diberikan.
Berdasarkan
makanan
sel-sel
samping yaitu terjadi mual, muntah,dan
asupan
bahan
penyebaran
hasil
sumber
penelitian
Obat yang diberikan adalah Metotrexate
diperoleh bahwa status gizi sampel sebagian
dan 6-merkaptopurine. Efek samping dari
besar berada pada status gizi baik sebanyak
kedua obat ini antara lain anoreksia, mual,
70%. Hal ini terjadi karena perhitungan
muntah dan diare. Sehingga adanya efek
status gizi berdasarkan IMT saat ini, berat
anoreksia ini menyebabkan asupan makan
badan sampel masih stabil, dan sampel
pasien kanker payudara menjadi rendah. Keadaan
ini
pula
10
tidak mengalami komplikasi. Di samping
yang
itu adanya kecenderungan sebagian besar
menyebabkan asupan zat gizi mikro lebih
sampel mempunyai riwayat berat badan
baik daripada zat gizi makro. Di samping
lebih
itu adanya kepercayaan dari sampel yang
kemudian terjadi penurunan berat badan
menganggap bahwa konsumsi daging dan
tetapi masih dalam status gizi normal
lemak sebagai pemicu kanker sehingga
berdasarkan
sampel berusaha mengurangi konsumsi
kemungkinan disebabkan asupan makanan
sebelum
IMT.
terdiagnosa
Status
kanker,
gizi
baik
11
Jurnal Skala Husada Volume 14 Nomor 1 April 2017 : 1 - 14
di rumah lebih baik daripada asupan
kulit menjadi kering serta berubah warna
makanan saat di rumah sakit, karena
sehingga
penyediaan bahan lebih bervariasi dan
asupan makanannya. Frekuensi kemoterapi
sesuai dengan keinginan pasien, sedangkan
tidak
sampel hanya dirawat 2 – 3 hari untuk
dengan asupan lemak terjadi karena sampel
melakukan kemoterapi. Asupan zat gizi
sudah mulai memilih bahan makanan yang
bukan satu-satunya yang menyebabkan
rendah lemak akibat asumsi bahwa lemak
perubahan status gizi pasien.
sebagai pemicu kanker, sehingga asupan
Setelah
dilakukan
uji
diperoleh
bahwa
ada
signifikan
antara
frekuensi
dengan
asupan
statistik
hubungan
mempunyai
berpengaruh
terhadap
hubungan
signifikan
lemak dengan kategori buruk terjadi merata
yang
pada semua kategori frekuensi kemoterapi.
kemoterapi
Sedangkan frekuensi kemoterapi dengan
kanker
asupan karbohidrat tidak ada hubungan,
yang
sebagian besar sampel dengan frekuensi C
kemoterapi
mempunyai asupan karbohidrat kurang
dengan asupan protein pada pasien kanker
(83,3%). Hal ini terjadi karena pada sampel
payudara,
tidak
ada
yang
masih dapat mengkonsumsi nasi yang
signifikan
antara
frekuensi
kemoterapi
diberikan dari rumah sakit walaupun hanya
dengan asupan lemak pada pasien kanker
menghabiskan setengah dari porsi yang
payudara dan terdapat hubungan yang
disajikan. Akumulasi dari rendahnya asupan
signifikan
kemoterapi
protein, lemak dan karbohidrat secara
dengan asupan karbohidrat pada pasien
langsung menyebabkan asupan energi juga
kanker payudara.
rendah pada sebagian besar frekuensi
payudara,
energi
sangat
terdapat
signifikan
antara
antara
pasien hubungan
frekuensi
hubungan
frekuensi
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada frekuensi kemoterapi
kemoterapi yang dijalani sampel. Berdasarkan
hasil
analisia
chi
C (kemoterapi sama atau lebih dari lima
square menunjukkan bahwa tidak terdapat
kali) mempunyai asupan energi yang buruk
hubungan
sebanyak 44,4%, asupan protein buruk
dengan status gizi dengan nilai p adalah
sebanyak 77,8%, dan asupan lemak juga
0,165 (p>0,05). Hasil penelitian ini berbeda
buruk
ini
dengan penelitian yang dilakukan oleh
pada
Mistirahayu yang menggunakan metode
frekuensi kemoterapi C, sampel sudah
kohort. Hal ini terjadi karena status gizi
mengalami lemas, mual, muntah, gangguan
sampel sebagian besar berada pada status
saluran cerna, sariawan, penurunan massa
gizi baik sebanyak 70% berdasarkan IMT
otot, rambut rontok, kadar Hb menurun dan
saat ini, berat badan sampel masih stabil,
sebanyak
kemungkinan
77,8%.
disebabkan
Hal karena
antara
frekuensi
kemoterapi
12
NN Astika Dewi, IM Dony Aryawan (Frekuensi Kemoterapi…)
dan sampel belum mengalami komplikasi.7
berhubungan
Sehingga walaupun sampel berada pada
status gizi sampel.
secara
bermakna
dengan
frekuensi kemoterapi A, B bahkan C
Disarankan perlu dilakukan penelitian
sebagian besar status gizinya baik pada tiap
lanjutan tentang faktor – faktor lain yang
kategori frekuensi kemoterapi. Meskipun
berpengaruh terhadap asupan gizi dan status
sampel telah mengalami beberapa kali
gizi pasien kanker payudara, monitoring
frekuensi kemoterapi dengan efek samping
dan evaluasi terhadap asupan makanan
seperti mual, muntah dan gangguan saluran
lebih
cerna, tetapi setelah diimbangi dengan
payudara terutama yang sudah berada pada
pemberian obat anti mual maka sampel
frekuensi kemoterapi lebih dari lima kali,
masih
penelitian tentang penurunan berat badan
bisa
mengkonsumsi
makanan
walaupun asupannya masih rendah.
lanjut
terhadap
pasien
kanker
sebelum dan setelah kemoterapi untuk memantau terjadinya penurunan status gizi,
Simpulan dan Saran
dan melakukan edukasi untuk meningkat-
Tingkat asupan zat gizi makro pada sampel
adalah
asupan
energi
kurang
sebanyak
50%,
asupan
protein buruk
sebanyak
55%,
asupan
lemak
kurang sebanyak 57,5%. Tingkat asupan gizi mikro pada sampel yaitu vitamin A kategori baik sebanyak 82,5%, vitamin C kategori baik sebanyak 65%, dan vitamin E kategori kurang sebanyak 52,5%. Status gizi sampel terbanyak status gizi baik (70%). Frekuensi kemoterapi pada sampel berhubungan dengan penurunan asupan energi, protein dan karbohidrat sedangkan pada asupan lemak tidak ada hubungan yang bermakna. Frekuensi kemoterapi pada sampel berhubungan dengan penurunan asupan vitamin E sedangkan pada asupan vitamin A dan C tidak ada hubungan yang Frekuensi
kemoterapi
pemillihan bahan makanan agar tercipta keadaan pasien yang optimal.
buruk
sebanyak 72,5%, dan asupan karbohidrat
bermakna.
kan pengetahuan pasien terutama dalam
tidak
Daftar Pustaka 1. Jemal, A, Murray, T, Ward, E, Samuels, A, Tiwari, R.C, Ghafoor, A, Feuer, E.J, Thun, M.J. Cancer statistics, 2005.CA Cancer J Clin 2005;55:10-30. 2. Moningkey,
K.
2000.
Epidemiologi
Kanker Payudara. Medika : Januari 2000. Jakarta. 3. RSUP Sanglah. 2013. Register Pasien Ruang Angsoka RSUP Sanglah. 4. Indonesia Protocol ALL-Standart Risk, 2006. 5. Setyaningrum, Kusti Marbawani. 2009. Hubungan Kemoterapi dengan Asupan Energi Protein dan Status Gizi pada Pasien Leukemia Limfoblastik Akut 13
Jurnal Skala Husada Volume 14 Nomor 1 April 2017 : 1 - 14
(LLA) di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Penderita Kanker di IRNA I Ruang 27
FK UGM. Yogyakarta.
RS Dr. Saiful Anwar. Malang.
6. Rahajeng, A.D., & Sulchan. 2010. Tingkat Kecukupan Energi, Protein dan Status Gizi Pasien Pra dan Pasca Operasi
Kanker
Program
Studi
Kedokteran
Payudara. Ilmu
Gizi
Universitas
9. Ignatavicius & Workman. 2006. Medical Surgical Nursing Critical Thingking for
Fakultas
Collaborative Care. Vol 2. Elservier
Diponegoro.
Sauder;Ohio 10. Noorwati. 2005. Kemoterapi : Manfaat
W.
2008.Pengaruh
Kemoterapi terhadap Penurunan Status Nutrisi.Studi
New York. Garland Science.
Skripsi.
Semarang. 7. Mistirahayu,
8. Weinberg. 2007. The Biology of Cancer.
Observasional
dan Efek samping (internet). Jakarta: Pustaka Utama.
pada
14