GINOGENESIS

Download Ginogenesis adalah suatu proses penurunan sifat maternal secara total melalui perkembangan telur tanpa kontribusi sperma secara genetik unt...

0 downloads 483 Views 97KB Size
Laporan Praktikum M.k. Dasar-dasar Genetika Ikan

12 Juni 2009

Ginogenesis Gia MartaNovia, C14070034, Kelompok 5, Shift II Abstrak Ginogenesis adalah suatu proses penurunan sifat maternal secara total melalui perkembangan telur tanpa kontribusi sperma secara genetik untuk menjadi embrio yang dimaksudkan agar keturunan yang dihasilkan bersifat homozigotik (cloning). Ginogenesis dapat terjadi secara alami dan buatan, ginogenesis secara alami jarang sekali terjadi ditemukan sperma yang membuahi telur dalam keadaan material genetik tidak aktif. Tahapan pelaksanaan ginogenesis adalah penyinaran sinar ultraviolet pada sperma kemudian pemberian kejutan panas pada suhu 40oC selama 1,5-2 menit yang kemdian diinkubasi. Tingkat keberhasilan dari teknik ini dipengaruhi oleh waktu awal kejutan, suhu dan lamanya kejutan. spesies. Melalui praktikum diperoleh hasil nilai HR dan SR adalah 0 % dan nilai FR kisarannya antara 32,23% sampai dengan 79,4%. Dengan melakukan kegiatan praktikum kali ini praktikan jadi mengetahui bagaimana cara melakukan teknik ini dari segi perlakuan dan proses atau tahapannya. Kata kunci : Ginogenesis, Kejutan panas, Waktu kejutan Pendahuluan Lingkungan budidaya merupakan kegiatan yang cakupannya sangat luas. Akan tetapi diperlukan suatu pemgembangan akan pengetahuan yang digunakan untuk mengembangkan potensi tersebut. Suatu contoh aplikasi dari pengembangan tersebut adalah dengan teknik ginogenesis. Ginogenesis adalah suatu proses penurunan sifat maternal secara total melalui perkembangan telur tanpa kontribusi sperma secara genetik untuk menjadi embrio yang dimaksudkan agar keturunan yang dihasilkan bersifat homozigotik (cloning). Ginogenesis dapat terjadi secara alami dan buatan, namun pada ginogenesis alami jarang sekali ditemukan sperma yang membuahi telur dalam keadaan material genetik tidak aktif. Ginogenesis adalah suatu perlakuan untuk mengatasi masalah untuk menonaktifkan material genetik sperma dan merangsang diploidisasi terbentuknya zigot. Praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui cara melakukan proses ginogenesis pada suatu spesies ikan Metodologi Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu tanggal 30-31 mei 2009 bertempat di Laboratorium Basah Genetika Ikan dan Ruang kuliah Gambar Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Alat-alat yang digunakan pada praktikum adalah akuarium, lampu ultraviolet, sendok, bulu ayam, mangkuk, sendok, baskom, kertas tissue, pemanas air, stop watch, termometer, akuarium dan lempengan kaca. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah ikan komet

(Cyprinus carpio), sperma, telur, air panas, methylen blue, larutan fisiologis. Prosedur Kerja: Pelaksanaan praktikum melalui tahapan sebagai berikut: diambilnya sperma dari induk jantan ikan komet, lalu sperma diambil dan diencerkan sekitar 100 kali dengan menggunakan larutan fisiologis sebelum diradiasi. Lapisan sperma dengan kedalaman ± 0,1 mm diradiasi dengan intesitas radiasi ± 4.500-4.800 ergs/mm2 selama 1,5-2 menit dengan jarak penyinaran 15 cm. Kemudian sperma dan telur dicampur merata pada akuarium pertama, setelah 2 menit dari pembuahan, telur diberi kejutan panas dengan suhu 40oC selama 1,5-2 menit di akuarium kedua yang telah diberi perlakuaan. Kemudian, telur diinkubasi dalam akuarium kaca dengan suhu air 28oC.

Hasil dan Pembahasan

Ginogenesis merupakan salah satu dari teknik rekayasa genetika selain triploidisasi untuk mendapatkan spesies yang diinginkan dengan maksud untuk mempercepat pertumbuhan dan juga merupakan tipe reproduksi parthenogenesis sehingga perkembangan embrio semata-mata hanya untuk mendapatkan material genetik dari betina saja (Cherfas, 1981 dalam Yusrizal, 2004). Dari hasil praktikum didapat bahwa nilai FR, HR dan SR pada ikan komet seperti yang terdapat dalam tabel dibawah ini : Tabel 1. Nilai FR, HR, dan SR ikan komet shift 1 dan 2

Kel

Shift 1 FR (%)

4 5 6 4 5

47.03 59.05 78.04

Shift 2

HR (%) -

SR (%) -

-

-

6 7

FR (%)

32.23 77.77

HR (%) -

SR (%) -

79.4 67.04

-

-

Keterangan : SR : Kelangsungan hidup FR : Derajat pembuahan HR : Derajat penetasan Tabel 2. Hasil jumlah telur yang dibuahi dan di hasilkan ikan komet Kel

Shift 1 FR (%)

4 5 6 4 5 6 7

47.03 59.05 78.04

Shift 2

HR (%) -

SR (%) -

-

-

FR (%)

32.23 77.77

HR (%) -

SR (%) -

79.4 67.04

-

-

Keterangan : A : ∑ Telur yang dibuahi B : ∑ Telur yang dihasilkan C:∑Telur yang netas/Larva pada pengamatan hari kedua D:∑Telur yang netas/Larva pada pengamatan hari ketiga. Keterangan: Kelompok4 : waktu pembuahan 1.5΄, dan waktu kejutan 1.5΄ Kelompok 5: waktu pembuahan 2΄, dan waktu kejutan 1.5΄ Kelompok 6 : waktu pembuahan 2.5΄, dan waktu kejutan 1.5΄ Kelompok4(2) : waktu pembuahan 2΄, dan waktu kejutan 1΄ Kelompok5 : waktu pembuahan 2΄ dan waktukejutan 1.5΄ Kelompok 6 : waktu pembuahan 2΄, dan waktu kejutan 2΄ Kelompok 7: waktu pembuahan 1.5΄, dan waktu kejutan2΄ Ginogenesis dapat terjadi secara alami dan buatan, akan tetapi pada ginogenesis alami jarang sekali ditemukan sperma yang membuahi telur dalam keadaan material genetik tidak aktif. Ginogenesis buatan dilakukan dengan memanipulasi kromosom dengan merangsang perkembangan embrio dan nukleus telur dengan

menggunakan sperma yang sudah tidak berfungsi secara genetid namun masih tetap hidup secara fisiologis.(Golovinskaya, 1972 dalam Yusrizal, 2004). Kondisi seperti ini dilakukan dengan cara meradiasi sperma dan memberi kejutan pada awal perkembangan embrio. Walaupun banyak sinar radiasi yang digunakan, seperti sinar gamma dan sinar x, ternyata sinar ultraviolet adalah sinar yang paling efektif dalam penggunaan karena dalam pemakaian lebih mudah digunakan, lebih aman dan lebih murah (Cherfas, 1981 dalam Yusrizal, 2004). Melalui tabel 1 diketahui untuk shift 1 FR tertinggi 78,04% yaitu kelompok 6 dan shift 2 yaitu kelompok 6 dengan nilai 79,4%. Nilai HR dan SR tidak didapat. Telur ikan yang tidak menetas disebabkan oleh tidaknya bertemunya sperma dan ovum (tidak terjadi pembuahan). Beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi menetas atau tidaknya telur ikan adalah suhu lingkungan, kadar cahaya, kadar oksigen terlarut dalam air (DO) dan keberadaan jasad renik pengganggu di lingkungan hidup ikan (Anonim. 2008). Keberhasilan pembentukan individu ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu umur zigot waktu kejutan dimulai, suhu kejutan dan lama pelaksanaan kejutan. Pemilihan waktu awal, lama waktu dan suhu kejutan yang tepat adalah spesifik atau khas untuk masing-masing spesies (Sumantadinata et al., 1990 dalam Yusrizal, 2004). Ginogenesis buatan dapat dilakukan dengan dua tahap penting, pertama menonaktifkan bahan genetik dari gamet jantan, dapat dilakukan dengan cara radiasi menggunakan sinar UV, sinar X, sinar Gamma dan bahan kimia. Kemudian tahapan kedua adalah pemberian kejutan suhu (Heat sock) yang bertujuan mencegah pengurangan kromosom betina degan mempertahankan satu set kromosom sehingga jumlah kromosom tetap diploid dan homozigot. Kejutan dapat menggunakan suhu, pressure dan kejutan bahan kimia. Kejutan ini dilakukan setelah dua setengah sehabis pembuahan. Kesimpulan Dari praktikum kali ini telah dilakukan teknik rekayasa genetika berupa ginogenesis. Teknik ini dimaksudkan untuk menghasilkan ikan yang sama jenis kelaminnya dengan tujuan akhir adalah mempercepat pertumbuhan. Dengan melakukan kegiatan praktikum kali ini praktikan jadi mengetahui bagaimana cara melakukan teknik ini dari segi perlakuan dan proses atau tahapannya sehingga untuk kedepannya teknik rekayasa ini bisa dilakukan tanpa bantuan asisten. Daftar Pustaka Anonim. 2008. Telur ikan. www.infoagribisnis.com [8- juni-2009].

Yusrizal. 2004. Ginogenesis Ikan Sumatra (Puntius tetrazona, Bleeker) dengan Umur Zigot yang Berbeda Pada Saat Kejutan Panas. Skripsi.

Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan , Institut Pertanian Bogor.