G:\Kegiatan Kantor\Tahun 2016\Metasastra 2016\Jurnal cetak

Kurniawan. Metasastra Vol. 9 No.1, Juni 2016, hlm. 13—24. Artikel ini mengkaji dinamikamaskulinitas dan femininitas perempuan dalam novel Seperti Dend...

23 downloads 409 Views 105KB Size
Volume9,1,Nomor Nomor1,2,Juni Desember Volume 2016 2008

ISSN 2085-7268

JURNAL PENELITIAN SASTRA Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh difotokopi tanpa izin dan biaya DDC 801.95.809 Arriyanti (Balai Bahasa Provinsi Sumatra Barat) Sejarah dan Realitas Kekinian dalam Novel Rahasia Meede Metasastra Vol. 9 No.1, Juni 2016, hlm. 1—12 Sebagai bagian dari masyarakat multietnis di Indonesia, etnis Tionghoa mengalami berbagai tekanan dan Karya sastra merupakan refleksi atas gejala yang terjadi dalam masyarakat, baik gejala sosial, politik, ekonomi, maupun sejarah. Untuk itu, tulisan ini membahas wacana sejarah dalam kaitannya dengan realitas kekinian yang tergambar dalam novel Rahasia Meede karya E.S. Ito. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif, wacana tersebut diungkap dari pengamatan penulis terhadap bagian-bagian cerita dan jalinan peristiwa yang terangkai dalam cerita. Berdasarkan hasil analisis, novel Rahasia Meede merupakan novel sejarah yang menyuarakan begitu banyak pesan peradaban. Sejarah dimanfaatkan oleh pengarang sebagai media pencetus ide. Selain itu, fakta sejarah juga digunakan oleh pengarang untuk mengingatkan bangsa ini, khususnya generasi muda untuk lebih hati-hati dalam menjalani hidup. Pengarang ingin mengajak pembaca untuk sekilas berpaling dari aktivitas sehari-hari dan melongok ke jendela masa lalu dan menjadikannya sebagai cermin untuk melangkah ke depan. Kata Kunci: Fakta, kekinian, peradaban, sejarah

DDC 801.95 Permata, Denti; Priyatna, Aquarini; Rahayu, Lina Meilinawati (Program studi Sastra Kontemporer, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran) Dinamika Maskulinitas dan Femininitas dalam Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Karya Eka Kurniawan Metasastra Vol. 9 No.1, Juni 2016, hlm. 13—24 Artikel ini mengkaji dinamikamaskulinitas dan femininitas perempuan dalam novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan.Teks novel ini menampilkan tokoh perempuan bernama Iteung mengalami kekerasan seksual oleh gurunya ketika duduk di bangku SD. Efek dari kekerasan seksual tersebut membuat dirinya tumbuh menjadi perempuan tomboy. Semenjak itu, perilakunya selalu berubah-ubah kadang feminin kadang pula maskulin. Kajian ini dilandasi dengan teori maskulinitas perempuan dan tomboyisme Halberstam (1998). Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap tomboy Iteung merepresentasikan bentuk negosiasinya terhadap budaya patriarki yang telah melecehkannya. Kata kunci:Eka Kurniawan, tomboyisme, gender, maskulinitas perempuan

DDC 813.398.2 Kurnianto, Eri Agus (Balai Bahasa Jawa Tengah) Eksplorasi Nilai-nilai Luhur Tradisi Lisan Ngoni Cangkingan dalam Adat Perkawinan Masyarakat Kayu Agung Metasastra Vol. 9 No.1, Juni 2016, hlm. 25—36

vii

Ngoni Cangkingan atau yang disebut juga dengan Juluk (pemberian gelar) merupakan salah satu rangkaian kegiatan adat perkawinan dalam masyarakat Kayuagung. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan unsur-unsur kearifan lokal dalam tradisi lisan Ngoni Cangkingan. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menunjukkan dan memaparkan nilai kearifan lokal yang terdapat dalam tradisi lisan Ngoni Cangkingan. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang memberikan perhatian lebih pada faktor etnografis, yaitu menghimpun informasi untuk mengetahui kebiasaan dan nilai masyarakat Kayuagung. Penelitian ini bersifat eksplanasi, yaitu menjelaskan makna-makna yang terdapat dalam tradisi lisan, baik makna kata, makna bahasa maupun makna simbol. Objek penelitian ini adalah tradisi lisan Ngoni Cangkingan. Teori yang digunakan adalah teori tentang tradisi lisan dan kearifan lokal. Hasil analisis dan intepretasi terhadap data adalah ada beberapa nilai-nilai luhur warisan leluhur yang terkandung dalam tradisi lisan ini,yaitu kerendahan hati, menghormati atau menghargai orang lain, gotong royong, kepatuhan istri kepada suami, dan ketegasan dalam bertindak. Kata Kunci: nilai-nilai luhur, kearifan lokal, Ngoni Cangkingan, adat perkawinan

DDC 801.95.809 Anwar, M. Shoim (Universitas PGRI Adi Buana Surabaya) Novel Siddhartha Karya Hermann Hesse: Pencarian Chiffer-chiffer Transendensi Metasastra Vol. 9 No.1, Juni 2016, hlm. 37—52 Setelah Perang Dunia I, manusia modern mengalami kegelisahan spiritual. Novel Siddhartha karya Hermann Hesse merepresentasikan kegelisahan manusia modern tersebut dalam menemukan kebahagiaan. Fokus permasalahan dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan usaha manusia dalam menemukan kebahagiaan abadi dalam kerangka filosofis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data adalah teks novel yang dianalisis secara interaktif-dialogis, dengan menggunakan eksistensialisme sebagai basis teori. Tampak pada hasil penelitian bahwa dogma agama yang secara formal telah dipelajari, bahkan dilakukan, dirasakan oleh tokoh utama Siddhartha belum mampu memberi kepuasan dan kedamaian batin. Tokoh utama, sebagai subjek yang bebas atas dirinya sendiri, dari perspektif eksistensialisme, berusaha keras untuk menawar kenyataan dan ingin mengubahnya sesuai dengan peran kehendak. Pencarian spiritualitas secara personal dilakukan sang tokoh untuk menemukan dimensi baru dari hakikat kehidupan. Alam dengan segenap isinya menjadi bagian penting dalam menemukan chiffer-chiffer atau tanda-tanda kebesaran transendensi. Kata kunci: novel, eksistensialisme, chiffer, transendensi

DDC 899.210.92 Nuryanti, Mira; Arfiyanti, Riskha; Muliawati, Hesti (FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon) Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Sastra pada Siswa Kelas VIII SMP Se-Kabupaten Cirebon Metasastra Vol. 9, No.1, Juni 2016, hlm. 53—66 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh lemahnya pembelajaran sastra pada jenjang siswa SMP di Kabupaten Cirebon. Selama ini, guru mengalami keterbatasan dalam merancang model yang efektif untuk mengaktifkan dan mencerdaskan siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan model pembelajaran berbasis proyek yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran sastra. Penelitian ini bertujuan ingin memperoleh hasil yang objektif tentang keefektifan pengembangan model pembelajaran berbasis proyek yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran sastra. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development method) yang terdiri atas tiga tahapan, yaitu 1) studi pendahuluan, 2) perencanaan dan pengembangan draf media, dan 3) uji coba terbatas serta uji coba meluas. Uji coba terbatas dilakukan pada satu sekolah dan uji coba lebih luas dilaksanakan pada tiga sekolah. Penelitian ini menghasilkan acuan berupa model pembelajaran berbasis proyek yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dan aplikasinya dalam pembelajaran sastra. Keberhasilan hasil penelitian dapat dijadikan alternatif model pembelajaran. Kata Kunci: model pembelajaran berbasis proyek, kecerdasan interpersonal, pembelajaran sastra

viii

DDC 800.028.05 Muntihanah (Balai Bahasa Papua) Cerita Ebhi dan Khandei sebagai Bahan Bacaan Anak Metasastra Vol. 9 No.1, Juni 2016, hlm. 83—94 Kabupaten Jayapura kaya dengan cerita rakyat, tetapi belum banyak dimanfaatkan untuk bahan bacaan sastra di tingkat pendidikan dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah cerita Ebhi dan Khandei dapat dijadikan bacaan sastra anak berdasarkan kriteria kesederhanaan struktur, kandungan nilai karakter, dan kesesuaian antara struktur cerita danperkembangan intelektual anak. Analisis data menggunakan teori struktural, perkembangan intelektual, dan nilai-nilai karakter dengan metode analisis deskriptif. Hasilnya menunjukkan bahwa cerita Ebhi dan Khandei dapat dijadikan bahan bacaan anak usia 7—11 tahun karena struktur ceritanya yang sederhana. Kesederhanaan struktur tersebut terlihat dari alur yang linear, tokoh yang datar, latar yang konkret, permasalahan yang terbatas, dan stile pada unsur leksikal yang umumnya menggunakan kata dasar serta unsur gramatikal umumnya menggunakan kalimat deklaratif. Disamping itu, cerita Ebhi dan Khandei juga mengandung nilai karakter yang berhubungan dengan diri sendiri, berupa karakter jujur dan nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama, berupa karakter yang patuh pada aturan-aturan sosial. Kata kunci: sastra anak, kesederhanaanstruktur, nilai karakter, usia anak DDC 809.100 Musdalipah (Balai Bahasa Kalimantan Selatan) Harmonisasi Ekologi dalam Ungkapan Tatangar Banjar Metasastra Vol. 9 No.1, Juni 2016, hlm. 83—94 Salah satu kepercayaan masyarakat Banjar yang hingga kini masih diyakini adalah pertanda atau dalam bahasa Banjar disebut tatangar.Keberadaan tatangar bagi masyarakat Banjar pada zaman dahulu bukanlah takhayul, sebab tatangar yang didominasi dari gejala alam ini tidak hanya sekadar peristiwa kebetulan tanpa makna.Lebih dari itu, masyarakat ini memahami bahwa ada banyak pesan yang ingin disampaikan oleh alam kepada manusia melalui berbagai peristiwa yang diisyaratkan.Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan harmonisasi ekologi yang ada dalam berbagai ungkapan tatangar Banjar dan pemaknaan masyarakat Banjar terhadapnya.Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil analisis mengungkapkan bahwa (1) sebagai manusia yang hidup di tengah alam bebas Kalimantan, masyarakat Banjar sangat menghargai alam dan selalu bersinergi dengan gejala alam yang tampak di sekitarnya dalam berbagai segi kehidupan, termasuk dalam tatangarnya. (2) Berbagai gejala alam, termasuk perilaku hewan dan peristiwa alam, diungkapkan melalui kalimat tatangar, selanjutnya dimaknai tertentu, dan terciptalah tindakan tertentu yang harus dilakukan oleh masyarakat Banjar. Kata kunci: Tatangar Banjar, harmonisasi, ekologi

DDC 808.83 Sisilia, Nurul Maria; Aksa, Yati (Program Pascasarjana Sastra Kontemporer, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran) Diaspora pada Tokoh Perempuan Pekerja Migran dalam Kumpulan Cerpen Perempuan di Negeri Beton Metasastra Vol. 9 No.1, Juni 2016, hlm. 95—108 Penelitian ini membahas situasi diaspora yang dialami perempuan pekerja migran di Hong Kong dalam kumpulan cerpen karya perempuan pekerja migran di Hong Kong berjudul Perempuan di Negeri Beton. Situasi diaspora tersebut dianalisis melalui ingatan tokoh terhadap tanah air, serta norma-norma dan budaya Indonesia yang mengingatkan tokoh terhadap Indonesia. Ingatan tokoh perempuan terhadap tanah air membuat tokoh meresistensi dan bernegosiasi dengan budaya Hong Kong.Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep diaspora dari Rogers Brubaker dan James Clifford untuk menganalisis diaspora dan konsep unhomely dari Homi K. Bhabha untuk menjelaskan konsep home. Berdasarkan penelitian tersebut,tokoh perempuan pekerja migran di Hong Kong mengalami kegamangan mendefinisikan home. Pada satu sisi, tanah air hadir sebagai tempat yang dirindukan, di sisi lain tidak lagi mewadahi perasaan homely karena konflik keluarga di tanah air. Namun demikian, Hong Kong pun hadir sebagai tanah tujuan yang menyuguhkan perasaan asing dan tertekan sehingga tokoh perempuan pekerja migran tidak merasakan home di Hong Kong. Kata kunci: perempuan pekerja migran, diaspora, home

ix

DDC 801.95.809 Manik, Ricky Aptifive (Kantor Bahasa Jambi) Hasrat Nano Riantiarno dalam Cermin Bening: Kajian Psikoanalisis Lacanian Metasastra Vol. 9 No.1, Juni 2016, hlm. 109—124 Karya sastra merupakan manifestasi hasrat pengarang. Dalam sejarahnya, hasrat terbentuk dari rasa kekurangan subjek. Menulis karya sastra merupakan upaya untuk menutupi kekurangan tersebut. Upaya itu dapat dilihat dalam pandangan pengarang akan ego-ego ideal di dalam karya-karyanya. Novel Cermin Bening adalah sampel untuk melihat apa dan bagaimana hasrat Nano Riantiarno. Tujuannya adalah menemukan apa yang menjadi pembayangan ego-ego ideal bagi Nano. Telisik hasrat ini akan menggunakan kajian psikoanalisis Lacanian (PL). Melalui PL ini akan digunakan metode metafora dan metonimia dalam melihat penandapenanda hasrat Nano dalam Cermin Bening. Kajian ini menemukan bahwa hasrat menjadi penulis dan seniman seolah membuat Nano menemukan kebebasan dari berbagai jerat dan belenggu “yang simbolik”. “Kebebasan” menjadi objek a Nano untuk mendapatkan jouissance bagi dirinya. Menjadi seniman dan penulis merupakan anchoring point Nano dalam menyudahi keambiguitasan dan ketidakmenentuan dirinya. Kata kunci: hasrat, seniman, psikoanalisis, Lacan, Nano Riantiarno

x