PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA DENGAN ORANGTUA BERCERAI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Veronica Lestari 119114187
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Don’t Panic. I am with you. There’s no need to fear I will give you strength. I will help you. I, your God, have a firm grip on you and I am not letting go. Isaiah 41 : 10, 13
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Don’t Panic. I am with you. There’s no need to fear I will give you strength. I will help you. I, your God, have a firm grip on you and I am not letting go. Isaiah 41 : 10, 13
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini untuk Tuhan Yesus Kristus, Keluargaku tercinta, papa, mama, abang dan adikku, Seluruh keluarga besarku, Pacar dan teman-teman terdekatku.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA DENGAN ORANGTUA BERCERAI
Veronica Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Subjek penelitian ini sebanyak 50 orang dengan rentang usia 12 tahun sampai 22 tahun. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial orangtua dan skala penyesuaian diri. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas pada skala dukungan sosial orangtua diperoleh 76 aitem valid dengan koefisien reliabilitas cronbach alpha 0,97 . Sedangkan, skala penyesuaian diri diperoleh 70 aitem valid dengan koefisien reliabilitas cronbach alpha 0,959. Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik Product Momen Pearson. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah r=0,693 dengan nilai p=0,000 yang berarti nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan adanya hubungan positif antara variabel dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai yang berarti hipotesis diterima. Kata kunci: dukungan sosial, orangtua, penyesuaian diri, remaja, bercerai
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA DENGAN ORANGTUA BERCERAI
Veronica Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Subjek penelitian ini sebanyak 50 orang dengan rentang usia 12 tahun sampai 22 tahun. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial orangtua dan skala penyesuaian diri. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas pada skala dukungan sosial orangtua diperoleh 76 aitem valid dengan koefisien reliabilitas cronbach alpha 0,97 . Sedangkan, skala penyesuaian diri diperoleh 70 aitem valid dengan koefisien reliabilitas cronbach alpha 0,959. Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik Product Momen Pearson. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah r=0,693 dengan nilai p=0,000 yang berarti nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan adanya hubungan positif antara variabel dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai yang berarti hipotesis diterima. Kata kunci: dukungan sosial, orangtua, penyesuaian diri, remaja, bercerai
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE RELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT PARENTS WITH PERSONAL ADJUSTMENT ON ADOLESCENT WITH DIVORCED PARENTS Veronica Lestari ABSTRACT The aim of this research was to comprehend the relation between social support parents with personal adjustment on adolescent with divorced parents. The proposed hypothesis was a positive correlation between social support parents with personal adjustment on adolescent with divorced parents. Subject of this research are 50 people with ages ranging from 12 years old up to 22 years old. Sampling technique were snowball sampling. Social support parents scale and personal adjustment scale were used as the parameter. Based on validity and reliability examination on social support parents scale has got 76 valid items with alpha cronbach reliability 0,973. Meanwhile, personal adjustment scale has got 70 valid items with cronbach alpha reliability 0,959. The data was analyzed using Product Moment Pearson. The correlation coefficient r=0,693 with the value of p=0,000 it means that the value of p is lower than 0,05 (p<0,05). There was a positive relation between social support parents with personal adjustment on adolescent with divorced parents it means that the hypothesis was approved. Keywords : social support, parents, personal adjustment, adolescent, divorce
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini terdapat banyak kesulitan dan kendala yang dihadapi. Namun, dengan bantuan berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Dewi Soerna A., M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang siap memberikan saran dalam menghadapi perkuliahan. 4. Ibu Debri Pristinella, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan penuh kesabaran dan pengertian membimbing saya. Terimakasih atas bimbingan, saran, semangat, dan ilmu yang dibagikan kepada saya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. 5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan kepada saya.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi, Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni, dan Pak Gie. Terima kasih atas pelayanan serta keramahannya. 7. Seluruh responden yang bersedia membantu saya dalam pengisian kuesioner.
Terima
kasih
atas
bantuannya
sehingga
saya
dapat
menyelesaikan tugas akhir saya ini. 8. Orangtuaku yang selalu jadi penyemangat dalam hidupku. Terimakasih atas dukungan, cinta kasih, dan doa yang tak henti-hentinya selama ini. 9. Bude dan bulek yang selalu mendoakan saya dan memberikan nasehat yang berguna. 10. Abangku Paulus yang selalu memberikan semangat, target, dan gambaran tentang masa depan, serta adikku Teresa yang ikut membantu mengambil data. Terimakasih atas segala dukungan yang diberikan. 11. Daniel Rizky, my best partner yang selalu senantiasa mendukung, mendengarkan setiap keluh kesah, serta selalu menjadi penghiburku. Terimakasih karena selalu menemaniku di saat suka dan duka. 12. Ibu Poppy yang dengan keramahan dan kebaikannya membantu saya dalam proses pengambilan data. Terima kasih untuk segala bantuannya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini. 13. Teman-teman psikologi 2011. Terima kasih atas kebersamaannya selama menjalani kuliah. Senang bisa berdinamika bersama kalian.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Sahabat-sahabat sejak SMA yang selalu menyanyakan kelulusan saya. Terima kasih atas semangat yang diberikan untuk terus berjuang menyelesaikan tugas akhir ini. 15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Yogyakarta, 14 Juni 2016 Penulis
Veronica Lestari
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI .........
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................
vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................. viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............
ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvii DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8 BAB II DASARTEORI ............................................................................... 10 A. Dukungan Sosial ............................................................................... 10 1. Definisi Dukungan Sosial Orangtua ..................................... 10 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Sumber Dukungan Sosial ...................................................... 12 3. Aspek-aspek Dukungan Sosial .............................................. 13 4. Dampak Dukungan Sosial ..................................................... 15 B. Penyesuaian Diri ............................................................................... 17 1. Definisi Penyesuaian Diri ..................................................... 17 2. Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri ..................... 18 3. Aspek-aspek Penyesuaian Diri .............................................. 21 4. Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri ........................................... 24 C. Remaja ............................................................................................... 25 1. Definisi Remaja ..................................................................... 25 2. Ciri-ciri Masa Remaja ........................................................... 26 3. Tugas Perkembangan Masa Remaja ..................................... 29 4. Perkembangan Psikososial Remaja ....................................... 30 D. Perceraian .......................................................................................... 32 1. Definisi Perceraian ................................................................ 32 2. Dampak Perceraian ............................................................... 33 E. Pengertian Remaja Dengan Orangtua Bercerai ................................. 34 F. Hubungan
Antara
Dukungan
Sosial
Orangtua
Dengan
Penyesuaian Diri Remaja Dengan Orangtua Bercerai ....................... 37 G. Bagan Dinamika ................................................................................ 43 H. Hipotesis ............................................................................................ 44 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 45 A. Jenis Penelitian .................................................................................. 45 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................................... 45 C. Definisi Operasional .......................................................................... 46 1. Dukungan Sosial Orangtua ............................................. 46 2. Penyesuaian Diri ............................................................. 46 D. Subjek Penelitian ............................................................................... 49 1. Populasi ........................................................................... 49 2. Sampel ............................................................................. 49 E. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 49 1. Skala Dukungan Sosial Orangtua .................................... 50 2. Skala Penyesuaian Diri ................................................... 51 F. Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 52 1. Validitas .......................................................................... 52 2. Seleksi Aitem .................................................................. 53 3. Reliabilitas ...................................................................... 57 G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 60 A. Persiapan Penelitian .......................................................................... 60 B. Pelaksanaan Penelitan ....................................................................... 61 C. Deskripsi Subjek ............................................................................... 62 D. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................. 64 E. Hasil Penelitian ................................................................................. 65 1. Uji Asumsi ............................................................................ 65 a. Uji Normalitas ................................................................. 65 xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Uji Linearitas ................................................................... 66 2.
Uji Hipotesis ........................................................................ 67
3. Uji data tambahan ................................................................. 68 F. Pembahasan ....................................................................................... 70 BAB V PENUTUP ....................................................................................... 76 A. Kesimpulan ....................................................................................... 76 B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 76 C. Saran .................................................................................................. 77 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 79
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1
Blue Print Dukungan Sosial Orangtua Sebelum Uji Coba ......... 51
Tabel 2
Blue Print Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba ......................... 52
Tabel 3
Blue Print Dukungan Sosial Orangtua Setelah Uji Coba ........... 54
Tabel 4
Blue Print Dukungan Sosial Orangtua Setelah Dilakukan Penyusunan Ulang ...................................................................... 55
Tabel 5
Blue Print Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba ........................... 56
Tabel 6
Blue Print Penyesuian Diri Setelah Dilakukan Penyusunan Ulang ........................................................................................... 57
Tabel 7
Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia .......................... 62
Tabel 8
Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 63
Tabel 9
Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Subjek Tinggal ......... 63
Tabel 10
Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pernikahan Orangtua Setelah Perceraian ....................................................... 63
Tabel 11
Deskripsi Data Penelitian ........................................................... 64
Tabel 12
Uji Normalitas ............................................................................ 65
Tabel 13
Uji Linearitas .............................................................................. 66
Tabel 14
Uji Hipotesis ............................................................................... 67
Tabel 15
Uji t dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri subjek terhadap status pernikahan orangtua setelah perceraian .............. 68
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN Bagan Dinamika ............................................................................................ 43
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Skala Penelitian Sebelum Uji Coba .................................... 82
Lampiran 2
Reliabilitas Skala.................................................................. 102
Lampiran 3
Skala Penelitian .................................................................... 116
Lampiran 4
Uji Asumsi ........................................................................... 134
Lampiran 5
Uji Hipotesis ........................................................................ 139
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Struktur keluarga di Indonesia saat ini mengalami perubahan karena tingginya tingkat perceraian. Perceraian merupakan perpisahan secara resmi antara pasangan suami istri dan mereka tidak lagi menjalankan tugas dan kewajiban sebagai pasangan suami istri (Dariyo, 2004). Sebelum berpisahnya suatu hubungan, umumnya telah terjadi konflik-konflik yang tidak terselesaikan diantara pasangan. Terkadang perceraian menjadi solusi untuk menyelesaikan konflik di dalam keluarga karena dapat mengurangi peluang bagi permasalahan yang berkelanjutan. Berdasarkan data statistik, kasus perceraian di Indonesia terus meningkat sepanjang tahun. Selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan perceraian hingga 70% yang tercatat di Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA). Dirjen Badilag MA, Wahyu Widiana, mengatakan kasus perceraian sejak 2005 terus meningkat di atas 10 persen setiap tahunnya. Pada tahun 2010 terjadi 285.184 perceraian di seluruh Indonesia. Jika diurutkan tiga besar, faktor pisahnya pasangan paling banyak disebabkan oleh ketidakharmonisan 91.841 perkara, tidak ada tanggung jawab 78.407 perkara, dan masalah ekonomi 67.891 perkara (www.republika.co.id). Peristiwa perceraian akan mengubah struktur keluarga serta membawa
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dampak yang cukup mendalam bagi semua anggota keluarga, tidak terkecuali orangtua sebagai pelaku perceraian dan terlebih lagi anak. Penelitian yang dilakuan Hannum dan Dvorak (2004) menyatakan bahwa perceraian dapat mengubah gaya kelekatan serta dapat menyebabkan anak merasa marah, dendam, dan kebingungan, yang dapat mengubah kemampuan anak untuk membentuk hubungan yang bermakna. Hal ini menjadi kesulitan bagi anak untuk memahami perceraian yang terjadi di dalam keluarganya. Selain itu, anak dari keluarga bercerai lebih memiliki masalah perilaku dibandingkan anak dari keluarga utuh, karena setiap anak membutuhkan figur seorang ibu dan ayah (Steinberg, 2002). Dampak perceraian, akan lebih terasa pada anak-anak yang memiliki orangtua yang bercerai di usia remaja. Hal ini dikarenakan masa remaja merupakan suatu periode peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja ditandai sebagai masa goncangan yang penuh konflik dan perubahan suasana hati (Santrock, 2003). Remaja yang mengalami kondisi perceraian orangtua lebih merasakan dampak dari perceraian orangtua karena pada masa ini mereka sudah mampu berpikir secara kongkrit. Perkembangan kognitif pada masa remaja membuat mereka lebih mampu menganalisis kejadian tertentu, menghasilkan pendapat yang berbeda, dan mampu memahami sebuah situasi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hetherington (2003), remaja dalam keluarga bercerai sering mengalami stres yang membuat mereka berada pada masalah perkembangan dalam penyesuaian, hal ini muncul karena tingginya konflik antar orangtua,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
terputusnya hubungan dengan salah satu orangtua dan pola asuh orangtua yang otoriter. Remaja yang orangtuanya bercerai tidak bisa menerima kenyataan terhadap perubahan akibat perceraian orangtuanya (Cole, 2004). Orangtua yang tidak peka dan tidak menyadari perubahan-perubahan yang terjadi pada anak akan membuat mereka semakin jauh hingga anak merasa diabaikan (Hetherington, 2003). Menurut Cole (2004) remaja yang mengalami situasi perceraian orangtua akan menunjukkan kesulitan penyesuaian diri dalam bentuk masalah perilaku, kesulitan belajar, atau penarikan diri dari lingkungan sosial. Sama halnya dengan yang diungkapkan Hetherington (2003) bahwa perceraian orangtua memiliki resiko yang besar dalam masalah penyesuaian bagi remaja khususnya masalah eksternal seperti agresi, masalah perilaku antisosial dan kenakalan. Selain itu, juga menimbulkan masalah internalisasi seperti depresi, kecemasan, harga diri, dan rendahnya tingkat prestasi akademik. Pada penyesuaian diri, remaja dituntut untuk memiliki kemampuan bersosialisasi dalam lingkungannya sehingga mereka merasa puas terhadap diri sendiri dan lingkungannya (Willis, 2005). Menurut Schneider (dalam Indrawati & Fauziah, 2012) penyesuaian diri merupakan proses dimana individu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dalam diri dan mengatasi ketegangan, frustrasi, dan konflik yang bertujuan untuk mendapatkan keharmonisan dan keselarasan antara tuntutan lingkungan dimana ia tinggal dengan tuntutan di dalam diri sendiri. Kegagalan dalam penyesuaian diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
remaja yang menjadi korban perceraian orangtua menyebabkan remaja kesulitan dalam menyesuaikan dirinya pada suatu kondisi yang baru. Hal ini menimbulkan
kegelisahaan,
sedih,
marah
dan
konflik
batin
serta
termanifestasi dalam perilakunya, seperti tidak dapat memusatkan perhatian dan kurang semangat (Ningrum, 2013). Menurut Johnson dan Johnson (1991) salah satu faktor yang dapat membantu seseorang dalam melakukan penyesuaian diri adalah dukungan sosial. Dukungan sosial adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada individu dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental, meningkatkan rasa percaya diri, semangat atau dorongan, nasehat serta sebuah penerimaan. Sarafino & Smith (2011) menyatakan bahwa dukungan sosial tidak hanya mengacu terhadap tindakan yang dilakukan orang lain tetapi juga mengacu pada persepsi seseorang bahwa kenyamanan, kepedulian, dan bantuan yang tersedia dapat dirasakan dukungannya. Dukungan sosial akan dipersepsi positif apabila individu merasakan manfaat dukungan yang diterimanya. Sebaliknya, ketika individu mempersepsi secara negatif, dukungan yang diterimanya akan dirasa tidak bermanfaat dan tidak berarti sehingga individu merasa bahwa dirinya tidak dicintai, tidak dihargai, dan tidak diperhatikan. Orangtua sebagai bagian dalam keluarga merupakan individu yang paling dekat dengan remaja dan salah satu sumber dukungan sosial bagi remaja dalam keluarga. Dukungan positif dari orangtua sangat membantu pada penyesuaian diri remaja (Ferreiro, Warren, dan Konanc dalam Rice & Dolgin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2002). Sehingga remaja dapat berusaha menerima perceraian yang terjadi dan dapat menghadapi masalahnya secara positif. Menurut Smet (1994) dukungan sosial berperan untuk melindungi individu dari dampak negatif yang diakibatkan oleh stres. Individu dengan dukungan sosial yang tinggi merasakan dampak stres yang lebih rendah dikarenakan ada individu yang membantu mereka. Kurangnya dukungan sosial orangtua dapat membuat remaja dengan orangtua bercerai merasa kurang kasih sayang. Oleh sebab itu, tidak adanya dukungan sosial memiliki dampak buruk bagi remaja yang mengalami kasus perceraian. Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian mengenai perceraian, namun terdapat kesenjangan antara hasil dari beberapa penelitian. Ahrons (2007) menyatakan bahwa mayoritas remaja yang berasal dari keluarga bercerai tidak memiliki masalah penyesuaian diri yang berarti dalam kehidupannya. Menurut Dunn et. al (2001) remaja tidak merasakan perubahan signifikan meskipun mereka mengalami keterpisahan dengan orangtuanya, karena mereka mendapatkan penjelasan atas terjadinya perceraian. Orangtua yang bercerai juga tetap memberikan bimbingan dan harapan kepada anakanaknya dalam menghadapi masa depan yang lebih baik. Sikap orangtua tersebut akan membuat remaja dapat lebih menerima dan bersikap mandiri terhadap perceraian orangtuanya. Namun, kenyataannya kualitas pola asuh orangtua menurun dari awal hingga setelah perceraian sehingga menyebabkan orangtua kurang memberikan kasih sayang dan lebih otoriter terhadap anaknya (Rice & Dolgin, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Banyak remaja yang keluar dari perceraian sebagai individu yang cakap (Santrock, 2003). Sebagai contoh, remaja dalam keluarga yang bercerai tetapi konfliknya rendah, dapat berfungsi lebih baik daripada remaja dalam keluarga yang tidak bercerai tetapi konfliknya tinggi. Artinya, tidak semua remaja yang orangtuanya bercerai akan terpuruk, tetapi ada juga remaja yang tetap mampu menunjukkan prestasi dan lebih mandiri. Namun, Amato (2001) menyatakan bahwa remaja dari keluarga bercerai rata-rata lebih buruk dibandingkan remaja dari keluarga utuh. Mereka memiliki lebih banyak kesulitan di sekolah, lebih memiliki masalah perilaku, konsep diri yang negatif, lebih banyak masalah dengan teman sebaya, dan lebih sulit mendapatkan kebersamaan dengan orang tua. Rice dan Dolgin (2002) mengungkapkan bahwa perceraian dapat menyelesaikan konflik yang berkepanjangan sehingga dapat membebaskan remaja dari interaksi negatif di antara orangtua. Senada dengan Amato (1994) yang menyatakan bahwa perceraian dapat memberikan kesempatan bagi remaja untuk mendapatkan kebahagiaan dan menyelamatkan mereka dari lingkungan keluarga yang disfungsional. Di sisi lain, Hughes (2009) mengatakan bahwa perceraian sering menyebabkan hilangnya komunikasi antara remaja dengan orangtua. Perceraian juga menuntut remaja untuk mampu melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi dalam hubungannya dengan teman sebaya dan anggota keluarga besarnya. Maka, remaja korban perceraian orangtua akan merasakan dampak negatif, baik bagi remaja itu sendiri maupun dalam relasi dengan lingkungan sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Terdapat penelitian terdahulu tentang dukungan sosial dan penyesuaian diri. Ermayanti & Abdullah (2007) yang meneliti tentang individu yang telah pensiun. Hasilnya adalah terdapat hubungan positif antara kedua variabel. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari & Ahyani (2012) meneliti pada konteks anak di panti asuhan. Hasilnya juga terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Hal ini dikarenakan remaja dengan orangtua bercerai memiliki masalah penyesuaian diri dan membutuhkan dukungan sosial orangtua untuk mampu menghadapi masalah dan perceraian yang terjadi dalam keluarga. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah diungkapkan dan adanya kesenjangan-kesenjangan hasil penelitian, mendorong peneliti untuk mencari tahu tentang hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri pada remaja dengan orangtua bercerai. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian, yaitu : Apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan memperkaya penelitian yang telah ada bagi ilmu psikologi, khususnya bagi Psikologi Perkembangan dan Psikologi Keluarga mengenai dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. 2. Manfaat Praktis Manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagi Orangtua Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai tingkat dukungan sosial orangtua yang diberikan kepada remaja yang mengalami perceraian orangtua serta memberikan informasi kepada orangtua tentang pentingnya dukungan sosial orangtua terhadap penyesuain diri remaja yang mengalami kasus perceraian. 2. Bagi Remaja Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai dukungan sosial orangtua sehinggga remaja khusunya remaja yang orangtuanya bercerai dapat memahami makna dari dukungan sosial orangtua yang diterima dan dirasakan mereka, agar penyesuaian diri mereka baik sehingga mereka mampu mengembangkan kepribadiannya secara optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum akan pentingnya dukungan sosial orangtua yang merupakan salah satu faktor penting bagi penyesuaian diri remaja yang orangtuanya bercerai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II DASAR TEORI
A. Dukungan Sosial 1. Definisi Dukungan Sosial Orangtua Dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan, individu membutuhkan dukungan sosial. Menurut Uchino (dalam Sarafino & Smith,
2011),
dukungan
sosial
adalah
kenyamanan,
kepedulian,
penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterima individu dari orang lain ataupun kelompok. Lebih lanjut dukungan sosial didefinisikan sebagai dukungan yang terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban atau didapat karena kehadiran orang lain dan hal ini memiliki manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima (Gottlieb dalam Smet, 1994). Menurut Cobb (dalam Smet, 1994) mengemukakan bahwa dukungan sosial mengacu pada persepsi akan kenyamanan, kepedulian, penghargaan atau bantuan yang diterima individu dari orang lain yang membuat individu merasa dirinya diurus dan disayangi. Hal tersebut senada dengan Sarafino & Smith (2011) yang menyatakan bahwa dukungan sosial tidak hanya mengacu terhadap tindakan yang dilakukan orang lain tetapi juga mengacu pada persepsi seseorang bahwa
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kenyamanan, kepedulian, dan bantuan yang tersedia dapat dirasakan dukungannya. Sarason (dalam Kumalasari, 2012) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Sementara, Ritter (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa dukungan sosial merupakan suatu bentuk bantuan yang mengacu pada bantuan emosional, instrumental, dan finansial yang diperoleh dari jaringan sosial seseorang. Dukungan sosial dapat diperoleh dari siapapun, seperti dari pasangan, keluarga, teman-teman, atau komunitas suatu organisasi. Taylor (dalam Saputri & Indrawati, 2011) menjelaskan, dukungan sosial akan lebih berarti bagi seseorang apabila diberikan oleh orang-orang yang memiliki hubungan signifikan dengan individu yang bersangkutan, seperti halnya dukungan yang diperoleh dari orangtua, pasangan (suami atau istri), anak dan kerabat keluarga lainnya. Hal ini diperkuat oleh Rodin dan Salovey (dalam Smet, 1994) yang menyatakan bahwa dukungan sosial yang paling baik adalah dukungan yang didapatkan dari keluarga. Orangtua sebagai bagian dalam keluarga merupakan individu yang paling dekat dengan remaja dan salah satu sumber dukungan sosial bagi remaja dalam keluarga. Pada umumnya remaja masih tinggal dengan orangtua, maka peran orangtua sangat penting dalam membantu remaja untuk mengenali lingkungan sosialnya, memahami peran-peran yang dibebankan pada mereka, dan mampu menyesuaikan dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Dukungan orangtua merupakan sistem dukungan sosial yang terpenting di masa remaja. Remaja perlu dorongan untuk melihat apa yang terjadi di sekelilingnya, dan membutuhkan pertolongan agar mengerti apa yang terjadi di sekitarnya; remaja membutuhkan orang-orang untuk mencintainya, mendapatkan kasih sayang dan menunjukkan sasaran yang aman bagi kemarahan dan agresinya; remaja juga memerlukan bantuan untuk dapat diterima, dihargai, dibutuhkan sebagai anggota keluarga, termasuk orangtua (Goldstein, dkk dalam Maharani & Andayani, 2003). Sementara itu, Youniss dan Smollar (dalam Maharani & Andayani, 2003) mengatakan bahwa orangtua dianggap sebagai orang yang telah memahami kehidupan dan bagaimana menjalani kehidupan; sementara remaja sebagai pelengkap adalah orang yang baru belajar tentang kehidupan. Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial orangtua adalah bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orangtua yang dapat berupa bantuan emosional, instrumental, dan finansial yang mampu membuat individu merasa nyaman, dihargai, dan dicintai, serta memiliki manfaat emosional atau efek perilaku bagi individu. 2. Sumber Dukungan Sosial Dukungan sosial dapat diperoleh individu dari berbagai sumber dalam suatu jaringan sosial yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan. Menurut Sarafino & Smith (2011), dukungan sosial bisa berasal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berbagai sumber, seperti orang tua, teman, pacar, rekan kerja, dan organisasi komunitas. Berbeda dengan Kahn & Antonoucci (dalam Orford, 1992) membagi sumber-sumber dukungan sosial menjadi 3 kategori, yaitu: a. Sumber dukungan sosial yang berasal dari orang-orang yang selalu ada dalam
kehidupannya,
yang
selalu
bersama
dengannya
dan
mendukungnya. Misalnya: keluarga dekat, pasangan (suami atau istri), atau teman dekat. b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit berperan dalam hidupnya dan cenderung mengalami perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan. c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat jarang memberi dukungan namun memiliki peran bagi perubahan individu. Dukungan ini dapat bersumber dari guru ataupun keluarga jauh. Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa sumber dukungan sosial dapat bersumber dari berbagai sumber, seperti orang tua, teman, pacar, rekan kerja, organisasi komunitas. 3. Aspek-aspek Dukungan Sosial Menurut House (dalam Smet, 1994), ada empat aspek dukungan sosial yang dapat diberikan oleh individu yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
a. Dukungan emosional Dukungan ini melibatkan rasa empati, kepedulian, dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman. Dukungan ini meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain. Dukungan emosional dapat memberikan rasa aman dan nyaman, perasaan dimiliki dan dicintai dalam situasi-situasi stres yang dirasakan. Indikator dukungan emosional, antara lain : merasakan empati dari orangtua, merasakan perhatian dari orangtua, merasakan kepedulian dari orangtua. b. Dukungan penghargaan Dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain.
Dukungan
mengekspresikan
penghargaan penghargaan
terjadi
positif,
ketika
dorongan
pendukung untuk
maju,
persetujuan atas gagasan atau perasaan individu, dan melakukan perbandingan positif, antara individu dengan orang lain. Indikator dukungan penghargaan, antara lain : penghargaan positif yang dirasakan dari orangtua, mendapatkan persetujuan terhadap ide dan pendapat, mendapatkan dorongan semangat dari orangtua. c. Dukungan instrumental Dukungan
instrumental
disebut
juga
sebagai
dukungan
pertolongan, dukungan nyata atau dukungan material. Dukungan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berupa bantuan langsung, misalnya berupa bantuan finansial atau bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya saat berada dalam kondisi stres. Indikator dukungan instrumental, ialah mendapatkan bantuan langsung berupa tindakan dari orangtua dan mendapatkan bantuan langsung berupa material dan fasilitas dari orangtua. d. Dukungan informasi Dukungan informasi dapat berupa nasehat, saran, pengarahan, dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan. Sehingga individu mampu mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah melalui pemberian saran, nasehat, sugesti ataupun umpan balik mengenai apa yang sebaiknya dilakukan. Indikator dari dukungan informasi, yaitu mendapatkan nasehat atau saran dari orangtua dan mendapatkan pengarahan atau petunjuk dari orangtua Berdasarkan uraian di atas dukungan sosial dibedakan menjadi empat jenis, yaitu dukungan sosial emosional, penghargaan, instrumental, dan informasi. 4. Dampak Dukungan Sosial Sarafino (1994) berpendapat bahwa akan ada banyak efek dari dukungan sosial karena dukungan sosial secara positif dapat memulihkan kondisi fisik dan psikis seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Senada dengan Lieberman (dalam Lubis 2006) yang mengemukakan bahwa dukungan sosial dapat menurunkan kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stress. Menurut Smet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
(1994) dukungan sosial berperan untuk melindungi individu dari dampak negatif yang diakibatkan oleh stres. Individu dengan dukungan sosial yang tinggi merasakan dampak stres yang lebih rendah dikarenakan ada individu yang membantu mereka. Dalam Sarafino dan Smith (2011) dikatakan bahwa dukungan sosial yang tinggi pada individu dapat membuat individu memiliki pengalaman hidup yang lebih baik, harga diri yang lebih tinggi, serta memiliki pandangan yang lebih positif terhadap kehidupan dibandingkan individu dengan dukungan sosial yang rendah. Sebaliknya, dukungan sosial yang rendah berhubungan dengan locus of control yang eksternal, ketidakpuasan hidup dan adanya hambatanhambatan dalam melakukan tugas-tugas dan pekerjaan sehari-hari. Tidak hanya memberikan dampak positif dalam mempengaruhi kejadian dan efek stres. Dalam Sarafino dan Smith (2011) disebutkan beberapa contoh dampak negatif yang timbul dari dukungan sosial, antara lain : a. Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu yang membantu. Hal ini dapat terjadi karena dukungan yang diberikan tidak cukup, individu merasa tidak perlu dibantu atau terlalu khawatir secara emosional sehingga tidak memperhatikan dukungan yang diberikan. b. Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan individu. c. Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada individu, seperti melakukan atau menyarankan perilaku tidak sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
d. Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam melakukan sesuatu yang diinginkannya. Keadaan tersebut dapat menyebabkan individu menjadi tergantung pada orang lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dampak dari adanya dukungan sosial ialah dapat membuat individu memiliki pengalaman hidup yang lebih baik, harga diri yang lebih tinggi, serta memiliki pandangan yang lebih positif terhadap kehidupan. B. Penyesuaian Diri 1. Definisi Penyesuaian Diri Schneider (dalam Indrawati & Fauziah, 2012) mengatakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses ketika individu berusaha untuk mengatasi atau menguasai kebutuhan dalam diri, ketegangan, frustrasi, dan konflik, dengan tujuan untuk mendapatkan keharmonisan dan keselarasan antara tuntutan lingkungan dimana ia tinggal dengan tuntutan di dalam diri sendiri. Sedangkan, Calhoun dan Acocella (1995) menyatakan bahwa penyesuaian diri adalah interaksi individu yang terus-menerus dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitar tempat individu hidup. Penyesuaian diri diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustrasi-frustrasi secara efisien (Sunarto & Hartono dalam Kumalasari dan Ahyani, 2012). Tidak jauh berbeda dengan Kartono (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Kumalasari dan Ahyani, 2012) yang menyatakan bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungan, sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dihilangkan. Runyon dan Haber (dalam Ningrum, 2013) menjelaskan bahwa penyesuaian diri merupakan proses yang terus berlangsung dalam kehidupan individu. Situasi dalam kehidupan selalu berubah, individu mengubah tujuan dalam hidupnya seiring dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Sedangkan, menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri diartikan sebagai suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang selaras dengan kondisi lingkungannya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah kemampuan individu dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya untuk mendapatkan keharmonisan dan keselarasan antara tuntutan lingkungan dimana ia tinggal dengan tuntutan di dalam diri sendiri. 2. Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Menurut Schneiders (dalam Ermayanti & Abdullah, 2007) faktorfaktor yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a. Keadaan fisik Keadaan sistem-sistem tubuh yang baik dan kondisi fisik yang baik merupakan faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri. Kualitas penyesuaian diri yang baik dapat dicapai dalam kondisi jasmani yang juga baik. Seperti halnya individu yang mengalami cacat fisik maupun penyakit kronis akan melatarbelakangi adanya hambatan pada individu dalam melaksanakan penyesuaian diri karena dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan diri, perasaan rendah diri, rasa ketergantungan, perasaan ingin dikasihi dan sebagainya. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap perkembangan. Sejalan dengan perkembangannya, individu akan menjadi lebih matang dalam merespon lingkungan. Kematangan individu
dalam
segi
intelektual,
sosial,
moral,
dan
emosi
mempengaruhi bagaimana individu melakukan penyesuaian diri. c. Keadaan psikologis Frustrasi, kecemasan, faktor pengalaman, hasil belajar aktualisasi diri, dan konflik yang dialami individu dapat mempengaruhi penyesuaian diri. Keadaan mental yang baik akan mendorong individu untuk memberikan respon yang selaras dengan dorongan internal maupun tuntutan lingkungannya. Variabel yang termasuk dalam keadaan psikologis di antaranya adalah pengalaman, pendidikan, konsep diri, dan keyakinan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Keadaan lingkungan Keadaan lingkungan yang dimaksud meliputi lingkungan keluarga sekolah, dan rumah. Lingkungan merupakan sumber dukungan sosial yang akan mempengaruhi individu untuk menyesuaikan diri (Johnson dan Johnson, 1991). Keadaan lingkungan yang baik, damai, tentram, aman, penuh penerimaan dan pengertian, serta mampu memberikan perlindungan kepada anggota-anggotanya merupakan lingkungan yang akan memperlancar proses penyesuaian diri. Sebaliknya apabila individu tinggal di lingkungan yang tidak tentram, tidak damai, dan tidak aman, maka individu tersebut akan mengalami gangguan dalam melakukan proses penyesuaian diri. Lingkungan tersebut berpengaruh dalam pembentukan minat, keyakinan, sikap dan nilai-nilai yang menjadi dasar penyesuaian diri yang baik. Dari beberapa keadaan lingkungan, keadaan keluarga memegang peranan penting pada individu dalam melakukan penyesuaian diri. Penerimaan orangtua terhadap remaja dapat memberikan penghargaan, rasa aman, kepercayaan diri, afeksi pada remaja yang mendukung penyesuaian diri
dan
stabilitas
mental.
Sebaliknya,
penolakan
orangtua
menimbulkan permusuhan dan kenakalan remaja. Identifikasi anak pada orang tua juga mempengaruhi penyesuaian diri. e. Tingkat religiusitas dan kebudayaan Religiusitas memberi nilai dan keyakinan sehingga individu memiliki arti, tujuan, dan stabilitas hidup yang diperlukan untuk menghadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Selain itu, kebudayaan pada suatu masyarakat merupakan suatu faktor yang membentuk watak dan tingkah laku individu untuk menyesuaikan diri dengan baik atau justru membentuk individu yang sulit menyesuaikan diri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, antara lain keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, keadaan psikologis, keadaan lingkungan, serta tingkat religiusitas dan kebudayaan. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada faktor penyesuaian diri yang berupa keadaan lingkungan. Hal ini dikarenakan lingkungan merupakan sumber dukungan sosial bagi individu. 3. Aspek-aspek Penyesuaian Diri Penyesuaian diri akan tetap berlangsung dalam diri individu dan lingkungan. Menurut Schneiders (dalam Indrawati & Fauziah, 2012) penyesuaian diri memiliki beberapa aspek sebagai berikut: a. Kontrol emosi Individu memiliki kontrol dan ketenangan emosi ketika menghadapi situasi dan permasalahan tertentu, serta mampu menentukan berbagai pemecahan masalah ketika muncul hambatan. Indikator dari kontrol emosi, diantaranya adalah : mampu mengontrol emosi, mampu mengekspresikan emosi dengan baik, mampu menenangkan diri, mengatasi dorongan emosi dalam bentuk penyaluran emosi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
melakukan kegiatan positif, serta mampu mempertahankan sikap positif realistis terutama dalam menghadapi masalah. b. Tidak adanya mekanisme pertahanan diri Individu
melakukan
pendekatan
terhadap
permasalahan
lebih
mengindikasikan respon yang normal dibandingkan penyelesaian masalah melalui mekanisme pertahanan diri yang disertai tindakan nyata untuk mengubah suatu kondisi. Misalnya, individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik jika mengalami suatu kegagalan, individu akan mengakui kegagalannya dan akan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Individu dikategorikan normal jika bersedia mengakui kegagalan yang dialami dan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Individu dikatakan mengalami gangguan penyesuaian jika individu mengalami kegagalan dan menyatakan bahwa tujuan tersebut tidak berharga untuk dicapai. Indikator tidak adanya mekanisme pertahanan diri, yaitu mampu menerima realita tanpa adanya penyangkalan dan mengakui kegagalan yang dialami dan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. c. Kemampuan belajar Individu dengan penyesuaian diri yang baik dapat dilihat dari kemampuannya belajar untuk mengatasi situasi, konflik, dan stres secara berkesinambungan.
Indikator dari kemampuan belajar ialah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mampu
mempelajari
situasi,
konfik,
dan
stres
secara
berkesinambungan. d. Sikap realistik dan objektif Sikap yang realistik dan objektif bersumber pada pemikiran yang rasional, kemampuan menilai situasi, masalah dan keterbatasan individu sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Individu mampu menerima keadaan dirinya dan keterbatasan yang dimiliki serta mampu mengahadapi kenyataan baik diri sendiri maupun lingkungannya. Indikator sikap realistik dan objektif ialah mengenali dan menerima diri apa adanya, serta bersikap terbuka dan menerima umpan balik. e. Tidak adanya frustrasi personal Frustrasi dapat menimbulkan kesulitan dalam merespon secara normal terhadap suatu permasalahan atau situasi. Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik akan mampu mengorganisasikan pikiran, perasaan, motivasi, dan tingkah laku untuk menghadapi situasi dan kondisi yang membutuhkan penyelesaian sehingga individu tidak mengalami frustrasi. Indikator tidak adanya frustrasi personal ialah mampu mengorganisasikan pikiran, perasaan, motivasi, dan tingkah laku untuk menghadapi situasi dan kondisi dan perasaan nyaman. f. Pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri Individu dalam kondisi sulit tetap mampu menyesuaiakan diri secara normal dengan menunjukkan kemampuan berpikir, melakukan pertimbangan terhadap masalah atau konflik, dan mengorganisasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pikiran, tingkah laku, serta perasaan untuk pemecahan masalah. Indikator pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri, yaitu memiliki kemampuan berpikir dalam mempertimbangkan masalah. g. Memanfaatkan pengalaman masa lalu Individu mampu menggunakan pengalaman masa lalu sebagai usaha dalam menghadapi masalah. Pengalaman masa lalu bisa didapat dari diri sendiri maupun orang lain. Oleh sebab itu, individu mampu belajar dari pengalaman dirinya maupun dari pengalaman orang lain. Individu dapat melakukan analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang membantu dan mengganggu penyesuaiannya. Indikator memanfaatkan pengalaman masa lalu adalah mampu belajar dari pengalaman diri sendiri dan pengalaman orang lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bawa aspek penyesuaian diri yang baik, antara lain : kontrol emosi, tidak adanya mekanisme pertahanan diri, kemampuan belajar, sikap realistik dan objektif, tidak adanya frustrasi personal, pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri, serta memanfaatkan pengalaman masa lalu. 4. Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Penyesuain diri yang positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Individu yang memiliki penyesuaian diri yang positif ialah individu yang mampu mengarahkan dan mengatur dorongan-dorongan dalam pikiran, kebiasaan, emosi, serta sikap dan perilaku dalam menghadapi tuntutan dirinya dan masyarakat, mampu menemukan manfaat dari situasi baru dan memenuhi segala kebutuhan secara sempurna dan wajar. b. Penyesuaian diri yang negatif Individu dengan penyesuaian diri yang negatif adalah individu yang tidak mampu mengarahkan dan mengatur dorongan-dorongan dalam pikiran, kebiasaan, emosi, sikap dan perilaku dalam menghadapi tuntutan dirinya dan masyarakat, serta tidak mampu menemukan manfaat dari situasi baru dalam memenuhi segala kebutuhan secara sempurna dan wajar. C. Remaja 1. Definisi Remaja Remaja yang dalam bahasa Inggris disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang berarti tumbuh ke arah kematangan (Muss dalam Sarwono, 1989). Menurut Sarwono (1989) kematangan yang dimaksud tidak hanya kematangan fisik, tetapi juga kematangan sosial, dan psikis. Masa remaja juga sering diartikan sebagai masa perkembangan yang merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Senada dengan Gunarsa dan Gunarsa (1989) menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Santrock (2007) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Umumnya masa remaja dimulai pada usia 10 tahun sampai 13 tahun dan berakhir pada usia akhir 18 tahun hingga 22 tahun. Selain itu, Steinberg (2002)
mendefinisikan
remaja
sebagai
masa
pertumbuhan
dari
ketidakmatangan pada usia anak-anak menuju kematangan pada usia dewasa. Remaja dibagi kedalam tiga rentang usia, yaitu remaja awal (usia 10 tahun sampai usia 13 tahun), remaja pertengahan (usia 14 tahun sampai usia 18 tahun), dan remaja akhir (usia 19 tahun sampai usia 22 tahun). (Arnett, 2000; Kagan & Coles, 1972; Keniston, 1970; Lipsitz, 1977, dalam Steinberg, 2002). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang memiliki rentang usia 12 hingga 22 tahun, serta mengalami perkembangan fisik, psikis, dan sosial. 2. Ciri-ciri Masa Remaja Menurut Hurlock (1999), masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya yaitu : 1. Masa remaja sebagai periode yang penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Remaja mengalami perkembangan fisik dan mental yang cepat dan penting yang semua perkembangannya memerlukan penyesuaian mental, pembentukan sikap, nilai, dan minat baru. 2. Masa remaja sebagai periode peralihan Peralihan yang dimaksud ialah perpindahan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi akan meninggalkan jejak pada apa yang terjadi saat ini dan yang akan datang, dan hal tersebut akan mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru pada tahap berikutnya. 3. Masa remaja sebagai periode perubahan Perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. 4. Masa remaja sebagai usia bermasalah Masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan terjadinya kesulitan tersebut, yaitu : a. Sepanjang masa kanak-kanak, sebagian besar masalah mereka diselesaikan oleh orangtua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. b. Remaja merasa mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri dan menolak bantuan dari orangtua ataupun guru-guru. 5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pencarian identitas dimulai pada akhir masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan standar kelompok lebih penting daripada bersikap individualistis. Penyesuaian diri dengan kelompok remaja awal masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan, namun lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri atau ingin menjadi pribadi yang berbeda dari orang lain. 6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Adanya keyakinan bahwa remaja adalah individu yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal. Adanya keyakinan bahwa orang dewasa mempunyai pandangan yang buruk tentang remaja, membuat peralihan kedewasa menjadi sulit. 7. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Semakin mendekatnya usia kematangan, remaja mulai meberikan kesan
bahwa
mereka
sudah
hampir
dewasa.
Remaja
mulai
memutuskan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obatobatan dan terlibat dalam perbuatan seks. Remaja menganggap bahwa perilaku tersebut akan memberi citra yang mereka inginkan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulakan ciri-ciri remaja adalah : sebagai periode yang penting, periode peralihan, periode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
perubahan, usia bermasalah, mencari identitas, usia yang menimbulkan ketakutan, dan ambang dewasa. 3. Tugas Perkembangan Remaja Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst (dalam Gunarsa & Gunarsa, 1989) adalah sebagai berikut : a. Menjalin hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, baik lakilaki maupun perempuan b. Mampu berperan secara sosial sesuai dengan peran jenisnya c. Menerima kondisi fisiknya dan dapat menggunakannya secara efektif d. Mampu mandiri secara emosional e. Memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan f. Mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga g. Melakukan tanggung jawab sosial terhadap komunitasnya h. Memiliki serangkaian nilai dan etika sebagai pembentuk perilaku Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan tugas perkembangan remaja, antara lain : menjalin hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, baik laki-laki maupun perempuan, mampu berperan secara sosial sesuai dengan peran jenisnya, menerima kondisi fisiknya dan dapat menggunakannya secara efektif, mampu mandiri secara emosional, memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga, melakukan tanggung jawab sosial terhadap komunitasnya, dan memiliki serangkaian nilai dan etika sebagai pembentuk perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4. Perkembangan Psikososial Remaja Menurut Erikson (dalam King, 2010) individu saat mencapai masa remaja berada dalam masa pencarian identitas diri. Pada masa remaja, remaja akan menghadapi identity versus identity confusion yang merupakan tahap perkembangan psikososial. Dalam mencari identitas, remaja menghadapi tantangan untuk menemukan menemukan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, apakah nantinya ia akan berhasil atau gagal yang pada akhirnya menuntut seorang remaja untuk melakukan penyesuaian mental, dan menentukan peran, sikap, nilai, serta minat yang dimilikinya. Namun, apabila mereka tidak mencari identitas mereka dengan baik pada tahapan ini, maka mereka akan mengalami kebingungan mengenai siapa mereka. Sedangkan,
Steinberg
(2002)
menjelaskan
bahwa
ada
lima
perkembangan psikososial terpenting selama masa remaja, yaitu a. Identity Ketika remaja, terjadi berbagai macam perubahan penting pada identitas dirinya. Remaja mulai mempertanyakan siapa sebenarnya dirinya dan apa tujuan hidupnya. Pencarian remaja mengenai identitas dirinya tidak hanya untuk dirinya secara personal, namun juga untuk diakui oleh orang lain, terutama diakui komunitas remaja tersebut. b. Autonomy Remaja berusaha untuk membangun kemandirian pada dirinya sendiri sesuai dengan sudut pandang mereka dan apa yang orang lain pikirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
terhadap dirinya. Proses ini membutuhkan waktu yang lama, tidak hanya bagi remaja, namun juga bagi orang-orang disekitarnya. Remaja mulai lebih mandiri dari orang tua mereka secara emosional, mulai dapat menentukan keputusannya sendiri, dan mulai membangun nilainilai dan moral personal. c. Intimacy Selama individu pada tahap remaja, perubahan penting terjadi pada kemampuan individu dalam menjalin hubungan dekat dengan orang lain, terutama pada kelompoknya. Selain hubungan pertemanan yang melibatkan keterbukaan, kepercayaan, dan kesetiaan remaja juga akan mengalami peningkatan dalam hubungan dengan lawan jenis yang melibatkan rasa kasih sayang dan kepercayaan. Pada masa ini remaja memperluas lingkaran kepercayaan mereka. Secara umum, jenis baru dari hubungan ditambahkan ke dunia sosial remaja tanpa mengganti yang sebelumnya. Pada masa remaja, jaringan keintiman melebar untuk menyertakan teman sebaya sebagai anggota keluarga. d. Sexuality Umumnya aktivitas seksual dimulai pada hubungan remaja dengan kelompoknya dan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul pada diri seorang remaja. e. Achievement Banyak keputusan penting yang dibuat semasa remaja memiliki konsekuensi pada sekolah dan karirnya. Keputusan-keputusan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
bergantung pada pencapaian remaja di sekolah, evaluasi terhadap kemampuan diri sendiri, dan harapan mereka mengenai masa depan yang didukung oleh saran dan arahan dari keluarga dan temantemannya. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan psikososial remaja, antara lain ialah remaja berada dalam masa pencarian identitas diri, remaja mulai lebih mandiri, membangun keintiman yang lebih luas, adanya aktivitas seksual, serta mulai berpikir mengenai masa depan. D. Perceraian 1. Definisi Perceraian Perceraian merupakan perpisahan hidup antara sepasang suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka dalam menhjalankan peran masingmasing. Menurut Dariyo (2003), perceraian merupakan titik puncak dari pengumpulan berbagai permasalahan yang menumpuk beberapa waktu sebelumnya dan jalan terakhir yang harus ditempuh ketika hubungan perkawinan itu sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu kestabilan perkawinan ketika pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku (Erna dalam Karina, 2014). Di sisi lain, Goode (1991) mendefinisikan perceraian sebagai terputusnya pertalian keluarga yang disebabkan karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
untuk saling meninggalkan dan dengan demikian berhenti melaksanakan kewajiban perannya. Hurlock (1999) menyatakan bahwa perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk dan terjadi bila antara suami istri sudah tidak mampu lagi mencari cara penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak. Menurut UU perkawinan (dalam Karina, 2014), perceraian adalah perpisahan antara suami istri yang terjadi terjadi apabila kedua belah pihak baik suami maupun istri sudah sama-sama merasakan ketidakcocokan dalam menjalani rumah tangga. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perceraian merupakan puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk dan terjadi bila antara suami istri sudah tidak mampu lagi mencari cara penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku. 2. Dampak Perceraian Menurut Dariyo (2003), perceraian baik disadari maupun tidak disadari akan membawa dampak negatif. Dampak yang dirasakan akibat perceraian tersebut diantaranya : a. Traumatis pada salah satu pasangan hidup individu Perceraian akan menimbulkan kesedihan, kekecewaan, frustrasi, tidak nyaman, tidak tentram, dan khawatir dalam diri sebab sebelumnya telah berupaya dalam menjalankan kehidupan pernikahan namun harus berakhir dalam perceraian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Traumatis pada anak Anak-anak yang ditinggalkan orang tua yang bercerai juga memiliki pandangan negatif terhadap pernikahan, mereka akan merasa takut mencari pasangan hidupnya, sebab merasa khawatir jika perceraian juga terjadi pada dirinya. c. Ketidakstabilan kehidupan dalam pekerjaan Setelah bercerai, individu merasakan dampak psikologis yang tidak stabil. Ketidakstabilan psikologis ditandai oleh perasaan tidak nyaman, gelisah, takut, khawatir, dan marah. Beberapa kondisi psikologis dapat berakibat pada fisiologis individu mereka tidak dapat tidur dan tidak dapat berkosentrasi dalam bekerja sehingga menggagu kehidupan kerjanya. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perceraian memiliki dampak tidak hanya bagi pasangan suami istri saja melainkan juga memiliki dampak terhadap anak. E. Pengertian Remaja Dengan Orangtua Bercerai Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi remaja sebagai tempat untuk membimbing remaja serta memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan fisik maupuk psikis. Oleh sebab itu, orangtua harus dapat memberikan suasana keluarga yang harmonis sehingga anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, banyak kasus keluarga yang tidak dapat memberikan suasana harmonis kepada anaknya, salah satu contohnya ialah peristiwa perceraian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Peristiwa perceraian akan mengubah struktur keluarga serta membawa dampak yang cukup mendalam bagi semua anggota keluarga, tidak terkecuali orangtua sebagai pelaku perceraian dan anak terutama remaja. Remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang disebut juga sebagai masa krisis karena terjadi proses pembentukan jati diri. Pada masa peralihan ini status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Masa remaja juga merupakan periode yang penting sebab terjadi perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai cepatnya perkembangan mental terutama di awal masa remaja dan semua perkembangan tersebut memerlukan penyesuaian mental dan perlunya pembentukan sikap, nilai dan minat baru (Hurlock, 1999). Kebanyakan perpisahan atau perceraian orangtua merupakan masalah perasaan yang berat, yang menyebabkan konflik pada remaja. Konflik yang terjadi saat perceraian orangtua pada remaja menunjukkan masalah penyesuaian dibandingkan pada remaja dengan keluarga utuh (Santrock, 2003). Remaja yang berada dalam satu keluarga yang orangtuanya bercerai umumnya identik dengan masalah perilaku karena mereka kurang mendapat dukungan seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas remaja, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, serta kurangnya kasih sayang orangtua. Hal tersebut senada dengan Santrock (2003), kebanyakan remaja mengalami stres yang cukup besar ketika orangtua mereka bercerai dan menghadapi risiko masalah perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Perceraian merupakan kejadian negatif yang menstimulasi ketidakamanan, kebingungan, dan emosi yang menyakitkan. Perceraian memiliki dampak jangka pendek maupan jangka panjang terhadap remaja (Rice & Dolgin, 2002). Reaksi emosional jangka pendek pada remaja akibat perceraian orangtua antara lain : a. Remaja merasa terkejut dan tidak percaya karena tidak menyadari permasalahan dalam keluarganya b. Remaja merasa takut, cemas, dan tidak aman terhadap masa depannya akibat perpisahan orangtuanya c. Remaja merasa
marah dan benci
terhadap orangtuanya
karena
menyalahkan perceraian yang terjadi d. Remaja akan menyalahkan dirinya sendiri karena mereka merasa ikut bertanggungjawab atas perceraian yang terjadi pada orangtuanya e. Remaja akan merasa bingung akan perceraian yang terjadi pada orangtuanya dan mereka mencoba untuk menyembunyikan fakta dari teman-temannya f. Remaja akan merasa cemburu dan marah apabila orangtuanya memulai menjalin hubungan kembali dengan orang lain. Hal ini karena mereka merasa harus berbagi orangtuanya dengan orang lain. Selain efek jangka pendek, perceraian juga memiliki efek jangka panjang terhadap remaja. Anak remaja yang orangtuanya bercerai telah menyaksikan perkelahian orangtuanya akan memiliki trauma dan sikap pesimis mengenai kehidupan pernikahannya pada masa dewasa nantinya sebab mereka merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
khawatir jika perceraian juga terjadi pada dirinya. Oleh sebab itu, remaja yang orangtuanya bercerai tak jarang kurang mempercayai pasangan mereka bila dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga utuh. Menurut Hetherington (2003) perceraian orangtua memiliki resiko yang besar dalam masalah penyesuaian bagi remaja khususnya masalah eksternal seperti agresi, masalah perilaku antisosial dan kenakalan. Selain itu, juga menimbulkan masalah internalisasi seperti depresi, kecemasan, harga diri, dan rendahnya tingkat prestasi akademik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja dengan orangtua bercerai adalah remaja yang memiliki struktur keluarga yang tidak lengkap dikarenakan perceraian orangtuanya. Hal ini menyebabkan masalah dan konflik pada remaja terutama pada penyesuaian. F. Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua Dengan Penyesuaian Diri Remaja Dengan Orangtua Bercerai Peristiwa perceraian merupakan suatu peristiwa dalam keluarga yang akan membawa dampak yang cukup mendalam bagi semua anggota keluarga, tidak terkecuali orangtua sebagai pelaku perceraian dan anak terutama remaja. Remaja dengan orangtua bercerai akan rentan terhadap masalah dan konflik karena hal tersebut merupakan masalah berat bagi remaja. Hal tersebut juga menyebabkan remaja harus beradaptasi dan berinteraksi terhadap lingkungan yang baru karena remaja dengan orangtua bercerai harus berhadapan dengan kenyataan dan perubahan yang terjadi dalam keluarganya. Sehingga remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dengan orangtua bercerai harus melakukan penyesuaian diri dengan dirinya dan dengan lingkungan sosialnya. Penyesuaian diri merupakan proses yang melibatkan respon mental dan perubahan perilaku dalam menghadapi konflik yang bertujuan untuk mengatasi tekanan, frustrasi, dan konflik hingga mencapai keseimbangan antara kebutuhan diri sendiri dan tuntutan lingkungan (Schneiders, dalam Indrawati & Fauziah, 2012). Dalam hal ini terjadi proses belajar, memahami, dan menentukan tindakan dalam mencari jalan keluar dalam mengatasi suatu permasalahan. Penyesuaian diri antara lain dipengaruhi oleh keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, keadaan psikologis, keadaan lingkungan, tingkat religiusitas dan kebudayaan. Munculnya stres dan masalah perilaku pada remaja dengan orangtua bercerai disebabkan keadaan lingkungan keluarga yang tidak baik. Keadaan lingkungan yang baik, damai, tentram, aman, penuh penerimaan dan pengertian, serta mampu memberikan perlindungan kepada anggotaanggotanya, akan memperlancar proses penyesuaian diri. Oleh karena itu, adanya hubungan dengan orang lain yang mengandung rasa saling percaya, mengasihi, dan menghargai membuat individu merasa aman, tenang, dan bisa melakukan penyesuaian diri yang baik. Hubungan antar pribadi yang saling membantu dan menolong terdapat dalam dukungan sosial. Dukungan sosial adalah kenyamanan, kepedulian, penghargaan, ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain ataupun kelompok (Uchino dalam Sarafino & Smith, 2011). Dukungan sosial dapat bersumber dari orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
tua, teman, pacar, rekan kerja, dan komunitas. Rodin dan Salovey (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa dukungan sosial yang paling baik adalah dukungan yang didapatkan dari keluarga. Orangtua sebagai bagian dalam keluarga merupakan individu yang paling dekat dengan remaja dan salah satu sumber dukungan sosial bagi remaja dalam keluarga. Dukungan sosial orangtua akan dapat melindungi remaja dari stres akibat tekanan-tekanan permasalahan yang terjadi. Di sisi lain, ketidakhadiran dukungan sosial dapat menimbulkan perasaan cemas, depresi, ketidakpuasan hidup, dan dapat mengganggu proses penyesuaian diri. Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik ditandai dengan kemampuan mengontrol emosi. Hal ini dipengaruhi oleh kehadiran dukungan sosial yang melibatkan rasa empati, kepedulian, dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman dan dapat merespon masalah dengan ketenangan dan kontrol emosi yang baik. Dalam hal ini dukungan sosial yang diberikan adalah dukungan emosional. Aspek lainnya ialah tidak adanya mekanisme pertahanan diri dalam diri individu yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam menyesuaikan diri. Hal ini dapat dipengaruhi apabila individu memperoleh dukungan informasi berupa nasehat dan pengarahan sehingga individu mampu mengatasi masalah yang dihadapi. Hal tersebut juga membuat individu bersedia mengakui kegagalan yang dialami tanpa ada penyangkalan dan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Selain itu, penyesuaian diri yang baik ditandai oleh kemampuan individu untuk belajar. Kemampuan belajar yang dimaksud ialah kemampuan individu belajar dalam memecahkan masalah yang penuh konflik. Hal tersebut dapat terjadi apabila individu mendapatkan dukungan informasi berupa nasehat, saran, pengarahan, dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan masalah. Sehingga individu mampu memliki kemampuan belajar untuk mengatasi situasi, konflik, dan stres secara berkesinambungan. Aspek lainnya yang menandakan bahwa individu memiliki penyesuaian diri yang baik ialah memiliki sikap realistik dan objektif. Sikap yang realistik dan objektif bersumber pada pemikiran yang rasional, kemampuan menilai situasi, masalah dan keterbatasan individu sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Hal tersebut dapat lebih mudah terjadi jika individu memperoleh dukungan sosial yang diperoleh dari orang yang terdekat dengan individu. Dalam hal ini dukungan yang diberikan dapat berupa dukungan penghargaan yang melibatkan ekspresi berupa penghargaan positif, dorongan untuk maju, persetujuan atas gagasan atau perasaan individu, dan melakukan perbandingan positif, antara individu dengan orang lain. Hal tersebut membantu individu dalam
menilai
dan
mempertegas
keyakinan-keyakinan
dengan
membandingkan pendapat, sifat, dan keyakinan orang lain sehingga dapat lebih memahami dirinya. Selain itu, aspek ketiadaan frustrasi personal juga menandai penyesuaian diri yang baik. Frustrasi dapat menimbulkan kesulitan dalam merespon secara normal terhadap suatu permasalahan atau situasi. Individu yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
penyesuaian diri yang baik akan mampu mengorganisasikan pikiran, perasaan, motivasi, dan tingkah laku untuk menghadapi situasi dan kondisi yang membutuhkan penyelesaian sehingga individu tidak mengalami frustrasi. Hal ini dapat dengan mudah terjadi karena individu memperoleh dukungan sosial dari orang-orang terdekatnya. Dukungan sosial yang diberikan dapat berupa dukungan emosional yang melibatkan rasa empati, kepedulian, dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman. Selain itu, dukungan penghargaan yang berupa penghargaan positif dan dorongan untuk maju. Dukungan informasipun juga mempengaruhi ketiadaan frustrasi personal. Dukungan ini dapat berupa nasehat, saran, pengarahan, dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan. Kehadiran dukungan sosial tersebut, membuat individu mampu meredam perasaan frustrasi dan menjadikan individu dapat bereaksi secara normal terhadap situasi atau masalah sehingga mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik. Aspek yang juga menandai penyesuaian diri yang baik ialah pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri. Dalam hal ini individu dalam kondisi sulit tetap mampu menyesuaikan diri secara normal dengan menunjukkan kemampuan berpikir dan melakukan pertimbangan terhadap masalah atau konflik. Pada posisi ini individu membutuhkan dukungan informasi berupa nasehat, saran, pengarahan, dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menyelesaikan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu juga merupakan aspek penyesuaian diri yang baik. individu dikatakan mampu menyesuaikan diri dengan baik apabila individu mampu menggunakan pengalaman masa lalu sebagai usaha dalam menghadapi masalah. Pengalaman masa lalu bisa didapat dari diri sendiri maupun orang lain. Hal ini dapat terjadi jika individu mendapatkan dukungan informasi berupa nasehat, saran, pengarahan, dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan masalah. Sehingga individu dapat melakukan analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang membantu dan mengganggu penyesuaiannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja dengan orangtua bercerai jika mendapatkan dukungan sosial akan lebih mudah untuk melakukan penyesuaian diri. Hal tersebut karena dukungan sosial terutama dukungan sosial orangtua dapat menurunkan kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stress, mampu memberikan motivasi, dan dapat membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi sehingga membantu individu dalam penyesuaian diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
G. Bagan Dinamika Remaja dengan orangtua bercerai rentan terhadap masalah dan konflik
Dukungan sosial orangtua
-
Dukungan emosional
-
Dukungan penghargaan
-
Dukungan instrumental
-
Dukungan informasi
Dukungan sosial orangtua tinggi
Dukungan sosial orangtua rendah
-
Mampu mengontrol emosi
-
Tidak mampu mengontrol emosi
-
Tidak adanya mekanisme pertahanan
-
Merespon masalah secara buruk dan
dalam menyelesaikan masalah -
Memiliki kemampuan untuk belajar
-
Memiliki sikap realistik dan objektif
-
Tidak mengalami frustasi
-
Memiliki pertimbangan rasional dan
-
adanya penyangkalan -
Tidak memiliki kemampuan untuk belajar
-
Memiliki sikap tidak realistik dan subjektif
pengarahan diri
-
Mengalami frustrasi
Mampu memanfaatkan pengalaman
-
Tidak mampu mengarahkan diri
masa lalu
dengan baik -
Tidak mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu
Penyesuaian diri positif
-
diri negatif Tidak Penyesuaian mampu mengatur dan mengarahkan dorongan dalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
H. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Artinya semakin tinggi dukungan sosial orangtua, semakin baik atau positif penyesuaian diri yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orangtua, maka semakin negatif atau buruk penyesuaian diri yang dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013). Dalam penelitian ini adalah hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. B. Identifikasi Variabel Penelitian Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel tergantung (dependent). Variabel tersebut adalah sebagai berikut : a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel tergantung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan sosial orangtua. b. Variabel tergantung ialah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah penyesuaian diri.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
C. Definisi Operasional 1. Dukungan Sosial Orangtua Dukungan sosial orangtua adalah bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orangtua yang dapat berupa bantuan emosional, instrumental, dan finansial yang mampu membuat individu merasa nyaman, dihargai, dan dicintai, serta memiliki manfaat emosional atau efek perilaku bagi individu. Dukungan sosial orangtua dapat diukur berdasarkan aspek-aspek yang diungkapkan oleh House (dalam Smet, 1994) yaitu : a. Dukungan emosional, mencakup empati, kepedulian, dan perhatian. b. Dukungan penghargaan, mencakup penilaian positif, persetujuan, dan dorongan untuk maju. c. Dukungan instrumental, berupa bantuan langsung berupa tindakan maupun bantuan langsung berupa material. d. Dukungan informasi, berupa pemberian nasehat, saran, dan petunjuk. Dalam penelitian ini dukungan sosial orangtua diwakili oleh skor dukungan sosial orangtua. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala dukungan sosial orangtua maka semakin tinggi dukungan sosial orangtuanya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah dukungan sosial orangtuanya. 2. Penyesuaian Diri Penyesuaian diri adalah kemampuan individu dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya untuk mendapatkan keharmonisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dan keselarasan antara tuntutan lingkungan dimana ia tinggal dengan tuntutan di dalam diri sendiri. Penyesuaian diri yang diungkap dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala penyesuaian diri yang disusun berdasarkan aspek-aspek penyesuaian diri dari Schneiders (dalam Indrawati & Fauziah, 2012), antara lain : a. Kontrol emosi Individu mampu mengontrol emosi ketika menghadapi situasi dan permasalahan tertentu, serta mampu menentukan berbagai pemecahan masalah. b. Tidak adanya mekanisme pertahanan diri Individu
melakukan
pendekatan
terhadap
permasalahan
lebih
mengindikasikan respon yang normal dibandingkan penyelesaian masalah melalui mekanisme pertahanan diri yang disertai tindakan nyata untuk mengubah suatu kondisi. Individu dengan penyesuaian diri yang baik, bersedia mengakui kegagalan yang dialami dan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. c. Kemampuan belajar Individu dengan penyesuaian diri yang baik dapat dilihat dari kemampuannya belajar untuk mengatasi situasi, konflik, dan stres secara berkesinambungan. d. Sikap realistik dan objektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Individu mampu menerima keadaan dirinya dan keterbatasan yang dimiliki serta mampu mengahadapi kenyataan baik diri sendiri maupun lingkungannya. e. Tidak adanya frustrasi personal Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik akan mampu mengorganisasikan pikiran, perasaan, motivasi, dan tingkah laku untuk menghadapi situasi dan kondisi yang membutuhkan penyelesaian sehingga individu tidak mengalami frustrasi. f. Pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri Individu dalam kondisi sulit tetap mampu menyesuaiakan diri secara normal dengan menunjukkan kemampuan berpikir, melakukan pertimbangan terhadap masalah atau konflik, dan mengorganisasikan pikiran, tingkah laku, serta perasaan untuk pemecahan masalah. g. Memanfaatkan pengalaman masa lalu Individu mampu menggunakan pengalaman masa lalu sebagai usaha dalam menghadapi masalah. Oleh sebab itu, individu mampu belajar dari pengalaman dirinya maupun dari pengalaman orang lain. Dalam penelitian ini penyesuaian diri diwakili oleh skor penyesuaian diri. Skor tinggi yang diperoleh dari skala penyesuaian diri mengindikasikan penyesuaian diri yang positif atau baik. Sebaliknya, skor rendah yang diperoleh mengindikasikan penyesuaian diri yang cenderung negatif atau buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
D. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi didefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah remaja dengan orangtua bercerai. Kriteria populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki dan perempuan yang berada di rentang usia 12 sampai 22 tahun dan memiliki orangtua bercerai. Hal ini dikarenakan menurut Santrock (2007) usia antara 12 sampai 22 tahun tergolong dalam kategori remaja. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karaktertistik dari populasi yang diteliti. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah snowball sampling. Snowball sampling dilakukan dengan mencari satu atau dua orang yang sesuai dengan populasi dan sampel berikutnya ditentukan oleh sampel sebelumnya (Sugiyono, 2010). E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala. Skala adalah alat pengumpulan data yang berisi pertanyaan yang disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut (Azwar, 2013). Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah dua skala, yaitu skala dukungan sosial orangtua dan skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
penyesuaian diri. Kedua skala yang digunakan adalah model skala Likert yang terdiri dari aitem favorable dan aitem unfavorable. Skala dalam penelitian ini menggunakan empat pilihan respon, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Respon dari aitem favorable akan memiliki bobot nilai empat untuk respon sangat setuju, tiga untuk respon setuju, dua untuk respon tidak setuju, dan satu untuk respon sangat tidak setuju. Respon dari aitem unfavorable akan memiliki bobot nilai satu untuk respon sangat setuju, dua untuk respon setuju, tiga untuk respon tidak setuju dan empat untuk respon sangat tidak setuju. 1. Skala dukungan sosial orangtua Skala yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial orangtua dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan empat aspek dukungan sosial menurut House (dalam Smet 1994), yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi. Skala dukungan sosial orangtua penelitian ini terdiri atas aitem favorable dan aitem unfavorable yang masing-masing terdiri atas empat alternatif jawaban. Blue print skala dukungan sosial orangtua sebelum uji coba dapat di lihat pada tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 1 Blue print Skala Dukungan Sosial Orangtua Sebelum Uji Coba No.
Aspek
1.
Dukungan emosional
2.
Dukungan penghargaan
3.
Dukungan instrumental
4.
Dukungan informasi
Jumlah Total
Nomor Butir Favorable Unfavorable 4, 13, 27, 36, 51, 67, 71, 74, 78, 80 20, 31, 32, 39, 43, 45, 54, 57, 58, 62 1, 5, 8, 14, 21, 29, 30, 40, 48, 53 6, 12, 15, 22, 28, 50, 52, 56, 63, 76 40
Jumlah
Bobot (%)
3, 9, 16, 17, 23, 25, 44, 59, 64, 70
20
25%
7, 10, 24, 35, 47, 49, 69, 75, 77, 79
20
25%
2, 11, 18, 33, 41, 46, 55, 60, 61, 65 19, 26, 34, 37, 38, 42, 66, 68, 72, 73
20
25%
20
25%
40
80
100%
2. Skala penyesuaian diri Skala
penyesuaian
diri
disusun
berdasarkan
aspek-aspek
penyesuaian diri menurut Schneiders (dalam Indrawati & Fauziah, 2012) yaitu: kontrol emosi, tidak adanya mekanisme pertahanan diri, kemampuan untuk belajar, memiliki sikap realistik dan objektif, tidak adanya frustrasi personal, pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri, serta mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu. Skala penyesuaian diri penelitian ini terdiri atas aitem favorable dan aitem unfavorable yang masing-masing terdiri atas empat alternatif jawaban. Blue print skala penyesuaian diri sebelum uji coba dapat di lihat pada tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 2 Blue print Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba Aitem Favorable Unfavorable Jumlah
Bobot (%)
No.
Aspek
1.
Kontrol emosi
1, 7, 9, 18, 24, 28, 40, 54, 53, 67, 74, 80, 84, 86, 88, 91, 94
13, 15, 20, 25, 31, 33, 37, 44, 49, 55, 57, 60, 64, 69, 71, 72, 76
34
36.2%
2.
Tidak adanya mekanisme pertahanan diri
2, 3, 14, 19, 43,45,73
6, 10, 34, 50, 51, 65, 75
14
14.9%
3.
Kemampuan belajar
5, 68
21, 61
4
4.3%
4.
Sikap realistik dan objektif
17, 26, 46, 56, 70, 78, 85, 93
8, 11, 16, 22, 35, 77, 87, 89
16
17%
5.
Tidak adanya frustrasi personal
4, 23, 27, 36, 66
12, 52, 62, 90, 92
10
10.6%
6.
Pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri
29, 63
32, 81
4
4.3%
7.
Memanfaatkan pengalaman masa lalu Jumlah Total
30, 38, 41, 47, 79, 82
39, 42, 48, 58, 59, 83
12
12.8%
94
100%
47
47
F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas adalah sejauh mana ketepatan suatu skala psikologi dalam mengukur apa yang hendak diukurnya (Azwar, 2013). Suatu alat ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dikatakan valid tidaknya tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi yaitu sejauh mana suatu tes tepat mengukur hal yang ingin diukur dan butir-butir pertanyaan mewakili aspek-aspek yang ingin diukur (Sukmadinata, 2008). Validitas isi ini dilakukan melalui pendapat profesional (professional judgement) melalui dosen pembimbing skripsi. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian aitem dengan apa yang ingin diukur. 2. Seleksi Aitem Seleksi aitem penting dilakukan bagi peneliti dalam menentukan kualitas skala psikologi berdasarkan kualitas aitem-aitemnya. Pada tahap seleksi aitem dilakukan dengan analisis kuantitatif terhadap parameterparameter
aitem
yaitu,
berdasarkan
daya
diskriminasinya.
Daya
diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2013). Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total (rix) yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda aitem. Azwar (2013) mengemukakan kriteria permilihan item berdasar korelasi aitem total, digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 memiliki daya beda yang dianggap memuaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Sedangkan, aitem yang mencapai koefisien korelasi kurang dari 0,30 dapat diinterpretasi sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah atau kurang memuaskan. Kualitas aitem yang tidak baik akan digugurkan atau tidak digunakan dalam skala. Akan tetapi, jika jumlah aitem yang lolos seleksi tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat dipertimbangkan dengan menurunkan batasan rix menjadi 0,25 asalkan tidak ≤ 0,20 (Azwar, 2013). a. Skala Dukungan Sosial Orangtua Berdasarkan hasil uji coba terhadap 40 partisipan, skala dukungan sosial memiliki 76 aitem yang lolos seleksi dari 80 aitem awal dengan korelasi aitem total (rix) ≥ 0,30. Distribusi aitem dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3 Blue Print Skala Dukungan Sosial Orangtua Setelah Uji Coba Nomor Butir No. 1.
2.
3.
4.
Aspek
Favorable
Dukungan emosional 4, 13, 27, 36, 51, 67, 71, 74, 78, 80 Dukungan 20, 31, 32, 39, penghargaan 43, 45, 54, 57, 58, 62 Dukungan 1, 5, 8, 14, 21, instrumental 29, 30, 40, 48, 53 Dukungan informasi 6, 12, 15*, 22, 28, 50, 52, 56, 63, 76 Jumlah Total 39
Unfavorable 3, 9, 16, 17, 23, 25, 44, 59, 64, 70 7, 10, 24, 35, 47, 49, 69, 75, 77, 79 2*, 11, 18, 33, 41, 46, 55*, 60, 61, 65 19, 26, 34, 37, 38, 42*, 66, 68, 72, 73 37
Jumlah 20
20
18
18
76
Aitem yang dicetak tebal dan bertanda* merupakan aitem yang gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4 Blue Print Skala Dukungan Sosial Orangtua Setelah Dilakukan Penyusunan Ulang Nomor Butir No. 1.
2.
3.
4.
Aspek
Favorable
Dukungan emosional 4, 13, 17, 22, 23, 42, 48, 61, 63, 70 Dukungan 12, 20, 24, 34, penghargaan 40, 43, 47, 49, 51, 56 Dukungan 1, 3, 8, 15, 16, instrumental 29, 31, 35, 37, 44 Dukungan informasi 14, 21, 28, 53, 55, 58, 64, 73, 74 Jumlah Total 39
Unfavorable
Jumlah
18, 19, 27, 36, 38, 50, 59, 62, 69, 75 5, 6, 32, 39, 46, 52, 60, 67, 71, 72 2, 7, 9, 10, 26, 41, 54, 57
20
11, 25, 30, 33, 45, 65, 66, 68, 76 37
18
20
18
76
b. Skala Penyesuaian Diri Berdasarkan hasil uji coba terhadap 40 partisipan, skala dukungan sosial memiliki 70 aitem yang lolos seleksi dari 94 aitem awal dengan korelasi aitem total (rix) ≥ 0,30. Distribusi aitem dapat dilihat sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 5 Blue Print Skala Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba Aitem No.
Aspek
Favorable
Unfavorable
Jumlah
1.
Kontrol emosi
1, 7, 9, 18*, 24, 28, 40*, 54, 53, 67, 74*, 80*, 84, 86*, 88, 91*, 94
13, 15, 20, 25*, 31, 33, 37, 44*, 49*, 55, 57*, 60, 64, 69*, 71, 72, 76
23
2.
Tidak adanya mekanisme pertahanan diri
2, 3, 14*, 19, 43*, 45,73*
6, 10, 34, 50, 51, 65, 75
11
3.
Kemampuan belajar
5*, 68
21*, 61
2
4.
Sikap realistik dan objektif
17, 26, 46, 56*, 70, 78, 85, 93
8, 11*, 16, 22, 35, 77, 87*, 89*
12
5.
Tidak adanya frustrasi personal
4*, 23, 27, 36*, 66
12, 52, 62, 90, 92
8
6.
Pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri
29, 63
32, 81*
3
7.
Memanfaatkan 30, 38, 41, 39, 42, 48*, 11 pengalaman masa 47, 79, 82 58, 59, 83 lalu Jumlah Total 34 36 70 Aitem yang dicetak tebal dan bertanda* merupakan aitem yang gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 6 Blue Print Skala Penyesuaian Diri Setelah Dilakukan Penyusunan Ulang Aitem No.
Aspek
Favorable
Unfavorable
Jumlah
1.
Kontrol emosi
1, 13, 17, 19, 20, 38, 45, 63, 65, 66, 67
3, 10, 15, 22, 24, 30, 37, 43, 54, 57, 60, 61
23
2.
Tidak adanya mekanisme pertahanan diri
18, 26, 32, 41
7, 27, 29, 39, 47, 53, 64
11
3.
Kemampuan belajar
55
35
2
4.
Sikap realistik dan objektif
5, 23, 48, 49, 59, 62, 70
11, 28, 31, 33, 52
12
5.
Tidak adanya frustrasi personal
9, 25, 56
21, 42, 46, 68, 69
8
6.
Pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri
2, 34
14
3
7.
Memanfaatkan pengalaman masa lalu Jumlah Total
4, 6, 12, 40, 51, 58
8, 16, 36, 44, 50
11
34
36
70
3. Reliabilitas Reliailitas mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak konsisten karena perbedaan skor yang terjadi antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror daripada faktor perbedaan sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Artinya, pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu (Azwar, 2013). Tinggi rendahnya reliabilitas secara empirik ditunjukkan dalam angka yang disebut degan koefisien reliabilitas (rxx). Koefisien reliabilitas (rxx) berada dalam rentang angka dari 0 samai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya mendekati angka 1,00 menunjukkan bahwa semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitasnya mendekati angka 0 menunjukkan bahwa semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2013). Pada
penelitian
pendekatan
ini,
konsistensi
reliabilitas internal
diukur
Alpha
dengan
dari
menggunakan
Cronbach
dengan
menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Berdasarkan uji reliabilitas sebelum dilakukan uji coba terhadap aitem pada skala dukungan sosial orangtua diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,970. Setelah dilakukan uji coba, koefisien reliabilitas skala dukungan sosial orangtua sebesar 0,973. Sedangkan koefisien reliabilitas sebelum dilakukan uji coba pada aitem skala penyesuaian diri adalah sebesar 0,946. Kemudian setelah dilakukan uji coba, koefisien reliabilitas skala penyesuain diri sebesar 0,959.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
G. Teknik Analisis Data 1. Uji asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Uji ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Saphiro Wilk dalam program SPSS 16.0 for Windows dikarenakan subjek penelitian berjumlah 50 orang. Data dikatakan memenuhi distribusi normal jika signifikansi lebih besar daripada 0,05 (p>0,05). b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung mengikuti garis lurus (linear) atau tidak (Santoso, 2010). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pengujian Test for Linearity dalam program SPSS 16.0 for Windows. Dua variabel dikatakan mengikuti garis lurus jika memiliki nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengetahui korelasi antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dilakukan dengan melakukan tryout atau uji coba skala penelitian untuk mengetahui apakah aitem-aitem pada skala yang digunakan sudah memenuhi kriteria atau belum. Tryout dilakukan pada tanggal 9 Desember 2015 sampai dengan 23 Desember 2015. Pengambilan sampel tryout dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling kepada 40 remaja yang didapatkan baik secara langsung dan tidak langsung. Pengambilan sampel tryout secara langsung dilakukan dengan pemberian kuesioner secara langsung pada subjek yang dituju dan meminta kepada subjek penelitian untuk membantu menyebarkan kuesioner kepada beberapa orang kenalannya yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Sedangkan, pengambilan sampel tryout tidak langsung, dilakukan dengan memanfaatkan google doc untuk menyebarkan kuesioner secara online. Kemudian peneliti mengirimkan link-nya kepada subjek yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian melalui media sosial. Selanjutnya, subjek penelitian diminta untuk menyebarkan kuesioner secara online melalui media sosial. Jumlah angket tryout tercetak yang diisi oleh subjek berjumlah 13 eksemplar dan 27 sisanya diisi oleh subjek secara online melalui link google doc. Secara keseluruhan jumlah subjek tryout terdiri dari 24 perempuan dan 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
14 laki-laki dengan rentang usia 14 tahun sampai 22 tahun. Total kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40. Setelah data tryout terkumpul, peneliti melakukan uji reliabilitas alat ukur menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Berdasarkan uji reliabilitas aitem yang dilakukan, skala dukungan sosial orangtua memiliki 4 aitem gugur dari 80 aitem sehingga terdapat 76 aitem pada skala dukungan sosial orangtua yang lolos seleksi aitem untuk dijadikan skala penelitian. Sedangkan, skala penyesuaian diri memiliki 24 aitem gugur dari 94 aitem sehingga terdapat 76 aitem yang lolos seleksi aitem untuk dijadikan skala penelitian. B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2016 sampai 29 Februari 2016. Sama dengan tryout, metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah snowball sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mencari satu atau dua orang yang sesuai dengan populasi dan sampel berikutnya ditentukan oleh sampel sebelumnya. Subjek dalam penelitian ini memiliki karakteristik yakni remaja yang berada di rentang usia 12 sampai 22 tahun dan memiliki orangtua bercerai. Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini sebanyak 50 eksemplar untuk 50 subjek. Secara keseluruhan, subjek penelitian terdiri dari 34 perempuan dan 16 laki-laki. Seluruh subjek yang didapat mengisi kuesioner dengan baik dan lengkap sehingga semua data yang diperoleh layak untuk diolah secara statistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C. Deskripsi Subjek Subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang remaja yang berada di rentang usia 12 sampai 22 tahun. Seluruh subjek telah memenuhi kriteria penelitian yaitu memiliki orangtua yang bercerai. Berikut data mengenai data demografis subjek penelitian yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7 Deskripsi subjek penelitian berdasarkan usia Usia 12 tahun 13 tahun 14 tahun 15 tahun 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun
Jumlah 4 4 6 5 8 4 8 5 2 3 1
Persentase 8% 8% 12 % 10 % 16 % 8% 16 % 10 % 4% 6% 2%
Rentang usia subjek dalam penelitian ini berkisar antara usia 12 tahun hingga 22 tahun. Dari data keseluruhan, jumlah terbesar subjek berdasarkan usia adalah usia 16 tahun dan 18 tahun dengan masing-masing presentase sebesar 16 %. Urutan berikutnya adalah usia 14 tahun dengan presentase sebesar 12 %. Selanjutnya, usia 15 tahun dan 19 tahun dengan presentase sebesar 10 %. Pada urutan berikutnya yaitu usia 12 tahun, 13 tahun, dan 17 tahun yang memiliki presentase yang sama sebesar 8 %. Kemudian, pada urutan berikutnya yaitu usia 21 tahun dengan presentase sebesar 6 % dan usia 20 tahun dengan presentase sebesar 4 %. Sedangkan, jumlah terkecil adalah usia 22 tahun dengan presentase sebesar 2 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 8 Deskripsi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
Jumlah 16 34
Presentase 32 % 68 %
Total subjek dalam penelitian ini adalah 50 orang yang terdiri dari 32 % laki-laki dan 68 % sisanya adalah perempuan. Tabel 9 Deskripsi subjek penelitian berdasarkan subjek tinggal Subjek tinggal dengan Ayah Ibu Paman Tante Wali
Jumlah 10 22 2 6 10
Presentase 20 % 44 % 4% 12 % 20 %
Berdasarkan keseluruhan jumlah subjek, sebanyak 44 % subjek dalam penelitian ini tinggal bersama dengan ibu. Sedangkan, 20 % subjek dalam penelitian ini tinggal bersama dengan ayah dan bersama dengan wali. Sebanyak 12 % subjek dalam penelitian ini tinggal bersama dengan tante. Selanjutnya, paling sedikit subjek tinggal bersama dengan paman sebanyak 4%. Tabel 10 Deskripsi subjek penelitian berdasarkan status pernikahan orangtua setelah perceraian Status Menikah Tidak menikah
Jumlah 26 24
Presentase 52 % 48 %
Presentase status pernikahan orangtua subjek pada penelitian ini setelah perceraian paling besar adalah menikah, yaitu sebanyak 52 %. Sedangkan, sebanyak 48 % tidak menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh, dapat diketahui hasil statistik data empiris yang disajikan pada tabel 9. Tabel 11 Deskripsi Data Penelitian Variabel
N
Data Hipotetik Mean Skor SD Min Max 190 76 304 38
Data Empirik SD Mean Skor Min Max 209.68 140 283 36.818
Dukungan 50 Sosial Orangtua Penyesuaian 50 179 70 280 35 198.36 129 249 26.343 Diri Mean hipotetik adalah rata-rata skor alat penelitian dan diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian. Sedangkan, mean empirik diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata data penelitian. Mean hipotetik bisa didapat melalui perhitungan manual sedangkan mean empirik melalui perhitungan dengan menggunakan teknik One-Sample Statistics dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Dari tabel tersebut, dapat terlihat bahwa skor mean empirik yang diperoleh dari 50 subjek pada skala dukungan sosial orangtua adalah 209,68, sedangkan skor mean hipotetiknya adalah 190. Mean empirik pada skala dukungan sosial orangtua lebih besar dari mean hipotetiknya, hal tersebut menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini mempersepsi dirinya memiliki dukungan sosial orangtua yang tinggi. Selain itu, pada skala penyesuaian diri diperoleh mean empirik dari 50 subjek sebesar 198,36, sedangkan skor mean hipotetiknya adalah sebesar 179. Begitu pula dengan mean empirik pada skala penyesuaian diri lebih besar dari mean hipotetiknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian ini memiliki penyesuaian diri yang tinggi. E. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Uji ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Saphiro Wilk dalam program SPSS 16.0 for Windows dikarenakan subjek penelitian berjumlah 50 orang (Santoso, 2010). Bila p > 0,05, maka sebaran skor dari data dikatakan memenuhi distribusi normal. Sebaliknya bila p < 0,05, maka sebaran skor dapat dinyatakan tidak normal. Tabel 12 Uji Normalitas Shapiro-Wilk Statistic Df
Sig.
Dukungan Sosial Orangtua
0,964
50
0,130
Penyesuaian Diri
0,956
50
0,063
Pada variabel dukungan sosial orangtua diperoleh nilai Saphirowilk sebesar 0,130. Untuk variabel penyesuaian diri diperoleh nilai nilai p sebesar 0,063. Berdasarkan hasil uji normalitas, dapat diketahui bahwa sebaran data variabel dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri memiliki nilai signifikansi atau probabilitas (p) yang lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
sebaran data variabel dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri mengikuti distribusi normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung mengikuti garis lurus (linear) atau tidak (Santoso, 2010). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pengujian Test for Linearity dalam program SPSS 16.0 for Windows. Dua variabel dikatakan mengikuti garis lurus jika memiliki nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Tabel 13 Uji Linearitas Penyesuaian Diri *Dukungan Sosial Orangtua
Linearity
F 90,515
Signifikansi 0,000
Keterangan Linear
Dari hasil uji linearitas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri adalah 0,000. Hal tersebut berarti p lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri mengikuti garis lurus atau memiliki hubungan linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi Pearson dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p > 0,05), maka hipotesis ditolak. Sebaliknya, jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05), maka hipotesis diterima. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Setelah dilakukan pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 14 Uji Hipotesis Dukungan Sosial Orangtua Dukungan Sosial Orangtua
Pearson Correlation
1
Sig. (1-tailed) N Penyesuaian Diri
Penyesuaian Diri .693
.000 50
50
Pearson Correlation
.693
1
Sig. (1-tailed)
.000
N
50
50
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat diketahui bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ini diterima. Hal ini dapat terlihat dari koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,693 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,005 (p < 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. 3. Uji Data Tambahan Pada penelitian ini dilakukan analisis tambahan untuk mengetahui apakah ada perbedaan terhadap dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri subjek berdasarkan status pernikahan orangtua setelah perceraian. Berikut adalah hasil analisisnya : Tabel 15 Uji t dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri subjek terhadap status pernikahan orangtua setelah perceraian Group Statistics Status_pernikahan_ orangtua
N
Dukungan_sosial Menikah _orangtua
Tidak Menikah
Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
26
199.15
35.025
6.869
24
221.08
35.966
7.342
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2-
F Dukungan_
Equal
Sosial_
variances
orangtua
assumed
.252
Sig.
.618
t
-2.184
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Difference Lower
Upper
48
.034
-21.929
10.043 -42.122
-1.737
-2.181 47.445
.034
-21.929
10.054 -42.150
-1.709
Equal variances not assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Menurut Priyatno (2012) sebelum uji independent sample t-test dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji F (uji homogenitas/ uji Levene’s). Artinya jika varian sama, maka uji t yang digunakan ialah nilai Equal variance assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan nilai Equal variance not assumed (diasumsikan varian berbeda). Kemudian untuk memberi kesimpulan uji independent sample t-test, dilakukan dengan cara membandingkan antara t hitung dengan t tabel yang dapat dilihat pada tabel statistik. Berdasarkan hasil uji independent sample t-tes yang dilakukan, diketahui bahwa signifikansi dari uji F didapat 0,618. Dengan demikian, kelompok dukungan sosial orangtua antara status pernikahan orangtua yang menikah dan tidak menikah lagi setelah perceraian pada penelitian ini bersifat homogen karena signifikansi > 0,05 (0,618 > 0,05) sehingga uji t (Independent Sample T Test) menggunakan nilai Equal variance assumed. Selain itu, dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai t hitung > t tabel (2,184 > 2,011) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kelompok data dukungan sosial orangtua antara status pernikahan orangtua yang menikah dan tidak menikah lagi setelah perceraian. Selain itu, dari rata-rata dapat dilihat bahwa status pernikahan orangtua yang tidak menikah lagi setelah perceraian merasa memiliki dukungan sosial orangtua yang lebih tinggi daripada yang menikah lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
F. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,693 dengan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Jadi, ada hubungan positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Hubungan positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai menggambarkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial orangtua yang dimiliki individu, maka semakin positif atau baik penyesuaian diri yang dimiliki. Penelitian ini menunjukkan kekuatan hubungan yang tergolong kuat, dapat terlihat dari koefisien korelasinya sebesar 0,693. Jika nilai koefisien pearson correlation (rxy) semakin mendekati 1, maka semakin kuat indikasi adanya korelasi (Priyatno, 2012). Hal ini dapat diartikan dukungan sosial orangtua yang diterima memiliki dampak yang cukup besar terhadap proses pengembangan kemampuan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Dukungan sosial memang dapat bersumber dari siapapun, salah satunya adalah orangtua (Sarafino & Smith, 2011). Orangtua merupakan individu yang paling dekat dengan remaja dan salah satu sumber dukungan sosial bagi remaja dalam keluarga. Dukungan sosial orangtua yang diterima remaja dapat membantu remaja untuk melakukan penyesuaian terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
perubahan yang terjadi karena perceraian orangtua mereka. Kehadiran dukungan sosial merupakan faktor utama yang menentukan penyesuaian diri individu dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang menekan. Sebaliknya, ketidakhadiran dukungan sosial dapat menimbulkan perasaan kesepian dan kehilangan yang akan menghambat proses penyesuaian diri individu (Caplan dalam Ermayanti & Abdullah, 2007). Tinggi rendahnya dukungan orangtua akan berkorelasi dengan baik atau buruknya penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Melalui dukungan orangtua sebagai salah satu bentuk dukungan sosial orangtua, remaja dapat melakukan penyesuaian yang lebih baik dalam menghadapi perceraian orangtua mereka. Menurut (Sarafino & Smith, 2011) dikatakan bahwa dukungan sosial orangtua yang tinggi pada individu dapat membuat individu memiliki pengalaman hidup yang lebih baik, harga diri yang lebih tinggi, serta memiliki pandangan yang lebih positif terhadap kehidupan dibandingkan individu dengan dukungan sosial yang rendah. Remaja dengan orangtua bercerai yang menerima dukungan sosial orangtua dapat bermanfaat bagi mereka dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan pendapat Johnson dan Johnson (1991) yang menyatakan
bahwa
dukungan
sosial
berperan
dalam
meningkatkan
kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri. Hal tersebut karena dukungan sosial dapat membantu individu menemukan identitas diri yang lebih jelas, meningkatkan harga diri, mengurangi stres, dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Hasil analisis statistik deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini juga menunjukkan hasil yang sejalan. Pada variabel dukungan sosial, mean empiriknya adalah 209,68 sedangkan mean hipotetiknya adalah 190. Pada variabel penyesuaian diri, mean empiriknya sebesar 198,36 sedangkan mean hipotetik sebesar 179. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan subjek memiliki dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri yang tergolong tinggi. Hal tersebut dikarenakan 44% subjek tinggal bersama ibu. Subjek dalam penelitian ini lebih banyak tinggal bersama dengan ibu kemungkinan dikarenakan kedekatan subjek yang cenderung lebih dekat dengan ibunya. Menurut Karina (2014), seorang ibu dapat memberikan proporsi yang seimbang antara tugas beban sebagai tulang punggung, serta sebagai pencurah kasih sayang. Sehingga, terdapat kemungkinan subjek yang tinggal bersama ibunya merasa tetap mendapatkan dukungan dan kasih sayang yang utuh meskipun orangtua telah bercerai. Di samping itu, penyesuaian diri yang tinggi pada subjek penelitian ini dikarenakan 68% subjek adalah perempuan. Hal inidikarenakan remaja perempuan lebih menunjukkan penyesuaian diri yang lebih baik dalam menghadapi perceraian orangtua dibandingkan remaja laki-laki. Santrock (2003) mengungkapkan bahwa remaja laki-laki lebih menunjukkan masalah penyesuaian diri dibandingkan remaja perempuan. Selain itu, banyak penelitian telah menyimpulkan bahwa dampak dari perceraian lebih terpengaruh terhadap perilaku remaja laki-laki daripada remaja perempuan (Rice & Dolgin, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai yang baik dipengaruhi oleh adanya dukungan sosial orangtua. Menurut House (dalam Smet, 1994), ada empat aspek dukungan sosial, yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi. Dukungan emosional berupa empati, kepedulian dan perhatian akan timbul keyakinan bahwa individu tersebut dicintai, diterima, dan diperhatikan. Adanya perhatian dari orangtua meskipun orangtua sudah bercerai, adanya empati meskipun orangtua sudah tidak tinggal bersama dapat membuat individu mampu mengontrol emosinya secara baik dan mampu menerima keadaan dirinya sehingga penyusuaian diri remaja baik (Schneiders dalam Indrawati & Fauziah, 2012) Aspek lain yaitu dukungan penghargaan berupa penghargaan positif, dorongan untuk maju, persetujuan terhadap gagasan atau perasaan individu (House dalam Smet, 1994). Dukungan ini akan membantu remaja yang mengalami perceraian orangtua merasa dihargai, dihormati, dan merasa mendapatkan kepercayaan. Penghargaan dari orangtua membuat individu merasa masih berharga meskipun orangtua telah bercerai. Hal ini membuat remaja terhindar dari mekanisme pertahanan diri sehingga memiliki penyesuaian diri yang baik (Schneiders dalam Indrawati & Fauziah, 2012). Selanjutnya ialah aspek dukungan instrumental yang berupa bantuan langsung, misalnya berupa bantuan finansial atau bantuan berupa tindakan dalam menyelesaikan tugas (House dalam Smet, 1994). Tersedianya fasilitas dan dana yang diberikan orangtua akan membantu remaja untuk mencukupi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kebutuhan-kebutuhannya sehingga penyesuaian diri remaja yang mengalami perceraian orantgua baik, karena terhindar dari perasaan frustrasi dan kecewa karena tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan (Schneiders dalam Indrawati & Fauziah, 2012). Aspek yang terakhir adalah dukungan informasi yang berupa saran, nasehat, petunjuk serta informasi yang berharga (House dalam Smet, 1994). Bantuan informasi mampu membuat individu berpikir dan melakukan pertimbangan secara matang dalam memecahkan masalah dan konflik yang dihadapi dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil. Ketika individu dapat mengatasi masalah yang dialami, maka individu tersebut dapat belajar dan mampu mengembangkan kualitas dirinya menjadi lebih baik sehingga penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai baik (Schneiders dalam Indrawati & Fauziah, 2012). Remaja dengan orangtua bercerai yang menerima dukungan sosial orangtua akan merasa lega secara emosional karena mendapatkan perhatian dan saran yang berguna untuk dirinya, serta merasakan kepedulian terhadap dirinya (Sarafino & Smith, 2011). Hal tersebut membuat remaja dengan orangtua bercerai merasa mendapat penerimaan dari orang lain. Hasil analisis data tambahan mendapati bahwa ada perbedaan kelompok data dukungan sosial orangtua antara status pernikahan orangtua yang menikah dan tidak menikah lagi setelah perceraian. Dari rata-rata dapat dilihat bahwa status pernikahan orangtua yang tidak menikah lagi setelah perceraian merasa memiliki dukungan sosial orangtua yang lebih tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
daripada yang menikah lagi. Menurut Rice dan Dolgin (2002), remaja akan merasa cemburu dan marah apabila orangtuanya memulai menjalin hubungan kembali dengan orang lain. Hal ini dikarenakan mereka merasa harus berbagi orangtuanya dengan orang lain. Tugas perkembangan yang dihadapi remaja membuat mereka sulit menerima keberaradaan orangtua tiri (Santrock, 2003). Oleh karena itu, orangtua yang tidak menikah lagi setelah perceraian akan membuat remaja merasa memiliki dukungan sosial orangtua yang lebih tinggi daripada yang menikah lagi karena remaja sulit untuk menerima keberadaan orangtua tiri, sehingga mereka merasa kesepian dan kehilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ini diterima dengan koefisien korelasi sebesar 0,693 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan dan positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Artinya, semakin tinggi dukungan sosial orangtua, maka penyesuaian diri juga semakin positif atau baik. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orangtua, maka penyesuaian diri juga semakin negatif atau buruk. B. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini, perbandingan bobot pada masing-masing aspek skala
penyesuaian
diri
terlalu
ekstrim
sehingga
kurang
dapat
menggambarkan aspek yang diukur dengan baik. Selain itu, subjek penelitian yang berjumlah 50 orang dirasa kurang representatif bagi populasi dari subjek penelitian. Namun, dengan pertimbangan waktu jumlah 50 orang yang didapat peneliti. Kemudian, keterbatasan penelitian ini terletak pada data demografik subjek mengenai status pernikahan orangtua subjek yang menikah dan tidak menikah lagi setelah bercerai yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
C. Saran 1.
Bagi Subjek Penelitian Bagi subjek penelitian disarankan untuk tetap mempertahankan penyesuaian diri
yang sudah baik,
sehingga dapat
mudah
menyesuaikan diri dan mampu mengembangkan kepribadian secara optimal. 2.
Bagi Orangtua Meskipun telah bercerai, hendaknya orangtua lebih dapat menjaga hubungan yang hangat dengan anak dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasih sayang kepada anak. Orangtua, sebaiknya
bisa
meluangkan
waktunya
secara
optimal
dan
memberikan dukungan kepada anak sehingga anak tetap merasa dirinya diperhatikan, diterima, dan disayangi orangtuanya meskipun orangtua telah bercerai, sehingga anak tidak kehilangan sosok orangtua dan tetap dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik. 3.
Bagi Masyarakat Masyarakat hendaknya dapat mengetahui akan pentingnya dukungan sosial orangtua terhadap penyesuaian diri remaja yang orangtuanya bercerai agar dapat memahami kondisi dan situasi remaja yang mengalami perceraian orangtua. Masyarakat juga disarankan dapat memberikan dukungan kepada remaja yang orangtuanya bercerai untuk tidak merasa rendah diri dihadapan lingkungan sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4.
Bagi Peneliti Selanjutnya a. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan penyesuaian diri hendaknya memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi penyesuaian diri, misalnya keadaan
fisik,
perkembangan
dan
kematangan,
keadaan
psikologis, keadaan lingkungan, tingkat religiusitas, kebudayaan, dan lain sebagainya. b. Peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama, disarankan memperbanyak data demografis dari subjek, seperti lamanya orangtua bercerai. Hal ini dikarenakan memiliki pengaruh pada penyesuaian diri remaja. c. Peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama, diharapkan memilah subjek penelitian berdasarkan status pernikahan orangtua saat ini pasca bercerai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ahrons. (2007). Family Ties After Divorce: Long-Term Implications for Children. Family Process, Vol.46, No.1, 53-65. Amato, P. R. (1994). Life-Span Adjustment of Children to Their Parents’ Divorce. The Future Of Children, Vol.4, No.1, 144-164. Amato, P. R. (2001). Children and Divorce in the 1990s : An update of the Amato and Keith (1991) meta-analysis. Journal of Family Psychology, 15, 355-370. Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Calhoun, J.F & Acocella, Y.R. (1995). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. IKIP : Semarang Press. Cole, K. (2004). Mendampingi Anak Menghadapi Perceraian Orang Tua. Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Raya. Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo. Dariyo, A. (2004). Memahami Psikologi Perceraian dalam Keluarga. Jurnal Psikologi, Vol. 2, No. 2. Didi Puwardi. (2012). Angka Perceraian Pasangan Indonesia Naik Drastis 70 Persen.Tersedia:http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/01/2 4/lya2ygangkaperceraian-pasangan-indonesia-naik-drastis-70-persen (diakses pada tanggal 23 Maret 2015). Dunn, J., Davies, L. C., O’Connor, T. G., & Sturgess, W. (2001). Family Lives and Friendships : The Perspectives Of Children In Step-, Single-Parent, And Nonstop Families. Journal of Family Psychology, 15, 272-287. Ermayanti, S dan Abdullah, S. M. (2007). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Pada Masa Pensiun. Jurnal InSight, 5, 148-170. Fatimah, Enung. (2006). Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung : Pustaka Setia. Goode, William J. 1991. Sosiologi Keluarga. Jakarta : Bina Aksara. Gunarsa, Y. Singgih D & Ny Gunarsa, Y. Singgih D. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta : Gunung Mulia.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Hannum, J. W & Dvorak, D. M. (2004). Effects of Family Conflict, Divorce, and Attachment Patterns on the Psychological Distress and Social Adjustment of College Freshmen. Journal of College Student Development, Vol. 45. No. 1, 27-42. Hetherington, E.M. (2003). Social Support and The Adjustment of Children in Divorced and Remmaried Families. Childhood, Vol. 1. No. 2. 217-236. Hughes, Robert. (2009). The Effects of Divorce on Children. http://parenting247/org/article.cfm (diakses pada tanggal 2 Juni 2016). Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga. Indrawati, E. S & Fauziah, Nailul. (2012). Attachment Dan Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan. Jurnal Psikologi Undip, Vol. 11, No.1, 40-49. Johnson, D. W & Johnson, F. P. (1991). Joining Together : Group Theory and Group Skil (4th edition). New York : Prentice Hall Inc. Karina, Canggih. (2014). Resiliensi Remaja Yang Memiliki Orangtua Bercerai. Jurnal Online Psikologi, Vol. 02, No. 01. 152-169. King, L. A. (2010). The Science of Psychology : An Appreciative View (Terjemahan). American : McGraw-Hill. Kumalasari, F & Ahyani, L. N. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, Vol. 1, No.1, 21-31. Lubis, A. J. (2006). Dukungan Sosial Pada Pasien Gagal Ginjal Terminal Yang Melakukan Terapi Hemodialisa. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. Maharani, O. P & Andayani, Budi. (2003). Hubungan Antara Dukungan Sosial Ayah Dengan Penyesuaian Sosial Pada Remaja Laki-Laki. Jurnal Psikologi, No. 1, 23-25. Maslihah, Sri. (2011). Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial Di Lingkungan Sekolah Dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat. Jurnal Psikologi Undip, Vol. 10, No. 2, 103-114. Monks, F. J; Knoers, A. M. P; dan Haditono, Siti Rahayu (1999). Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Ningrum, P. R. (2013). Perceraian Orangtua dan Penyesuaian Diri Remaja. Jurnal Psikologi, Vol. 1, No. 1. 69-79. Orford, J. (1992). Community Psychology : Theory and Practicel. New York : John Wiley and Sons, Ltd. Priyatno, Duwi. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: ANDI. Rice, F. P dan Dolgin, K. M. (2002). The Adolescent : Development, Relationship, and Culture (10th edition). United States : Allyn and Bacon. Santoso, Agung. 2010. Statistik Untuk Psikologi : Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Dharma. Santrock, J. W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja (6th edition). Jakarta : Erlangga. Santrock, J. W. (2007). Remaja (terjemahan) Jilid 1. Edisi kesebelas. Jakarta : Erlangga. Saputri, M. A. W & Indrawati, E. S. 2011. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Depresi Pada Lanjut Usia Yang Tinggal Di Panti Wreda Wening Wardoyo Jawa Tengah. Jurnal Psikologi Undip, Vol. 9, No.1, 65-72. Sarafino, E. P. (1994). Health Psychology. New York : John Wiley & Sons, Inc. Sarafino, E. P & Smith, T. W. (2011). Health Psychology : Biopsychosocial interactions (6th edition). New York : John Wiley & Sons, Inc. Sarwono, S. W. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali. Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo. Save, M. D. (2002). Psikologi Keluarga. Jakarta : Cipta Jakarta. Steinberg, Laurence. (2002). Adolescence. United States: McGraw-Hill. Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta. Sukmadinata, N. S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Willis, S & Sofyan. 2005. Remaja dan Masalahnya. Bandung : CV. Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN 1 SKALA UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh : Veronica Lestari 119114187
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Kepada Yth. Saudara/ Saudari yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat, Saya Veronica Lestari sedang melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan studi pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengharap partisipasi Anda dalam penelitian saya dengan mengisi kuesioner ini. Dalam mengisi skala ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jawaban yang Anda berikan merupakan gambaran tentang diri Anda yang sesungguhnya. Oleh karena itu, jawablah dengan jujur dan serius sesuai dengan keadaaan diri Anda yang sebenarnya. Jawaban Anda hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak berpengaruh terhadap nilai maupun hal lainnya, serta akan dijaga kerahasiaannya. Kesediaan Anda yang telah meluangkan waktu untuk mengisi skala ini merupakan suatu kontribusi yang sangat penting artinya bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Atas partisipasi Anda, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Veronica Lestari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Pernyataan Kesediaan
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya dengan sukarela bersedia mengisi kuesioner ini, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu guna membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami. Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah tanpa mencantumkan identitas saya.
Yogyakarta, Desember 2015
(...........................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
IDENTITAS DIRI Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Tinggal bersama
: a. Ayah b. Ibu c. Lainnya (sebutkan)_____________________
Orangtua menikah lagi*
: Ya / Tidak
*) Coret yang tidak perlu
PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan segala sesuatu tentang diri Anda. Baca dan pahamilah setiap pernyataan yang ada. Kemudian berilah tanda (X) pada kolom jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah : SS
: apabila jawaban Sangat Setuju
S
: apabila jawaban Setuju
TS
: apabila jawaban Tidak Setuju
STS
: apabila jawaban Sangat Tidak Setuju
Usahakanlah untuk tidak melewati satu nomorpun dalam memberi jawaban pada pernyataan-pernyataan ini.
Contoh Pengisian Skala : No.
PERNYATAAN Saya memiliki hubungan yang dekat
1.
dengan orangtua.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
BAGIAN A No.
Pernyataan
SS
S
TS
STS
1.
Orangtua bersedia menemani ketika saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
sedang kesepian. 2.
Saya sering merasa rindu dengan kebersamaan saya dengan orangtua saya.
3.
Ketika ada masalah, orangtua semakin membuat saya putus asa dengan perkataan yang menyinggung perasaan saya.
4.
Meskipun bercerai, orangtua saya tidak pernah meninggalkan perannya sebagai orangtua.
5.
Orangtua selalu memberikan uang untuk memenuhi kebutuhan saya.
6.
Penjelasan orangtua sangat berarti bagi saya dalam menghadapi masalah.
7.
Orangtua menyepelekan ucapan saya karena dianggap tidak memahami permasalahan yang terjadi.
8.
Orangtua membantu menenangkan saya ketika saya merasa cemas.
9.
Orangtua tidak memahami perasaan saya ketika mereka memutuskan berpisah.
10.
Orangtua seringkali membandingbandingkan saya dengan orang lain.
11.
Saya merasa lebih senang menghabiskan waktu di luar rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
12.
Saya merasa saran yang diberikan orangtua tepat untuk memperbaiki
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
suasana hati saya yang tidak baik. 13.
Orangtua sering menanyakan perkembangan studi saya.
14.
Orangtua memberikan waktu untuk melakukan kegiatan yang saya senangi.
15.
Orangtua mengajari agar saya bisa bersosialisasi dengan baik.
16.
Saya kecewa karena orangtua tetap diam ketika melihat saya murung.
17.
Sejak terjadi perceraian, saya merasa orangtua tidak memiliki waktu bersama saya.
18.
Orangtua merasa keberatan mengeluarkan dana untuk pendidikan saya.
19.
Saya jarang mendapatkan saran dari orangtua ketika saya menghadapi masalah dengan relasi saya.
20.
Orangtua memberikan pujian atas prestasi saya.
21.
Orangtua menyediakan suasana tempat tinggal yang nyaman.
22.
Orangtua senantiasa memberikan saya petunjuk dalam bertindak.
23.
Sejak bercerai orangtua saya, selalu memikirkan dirinya masing-masing tanpa mempedulikan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
24.
Walaupun sudah berusaha dengan maksimal, orangtua tetap kecewa atas
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
prestasi saya. 25.
Saya merasa kehilangan kasih sayang sejak orangtua saya bercerai.
26.
Saya tidak pernah mendapatkan penjelasan tentang perceraian yang terjadi pada orangtua saya dan ini membingungkan saya.
27.
Orangtua membantu saya dalam menghadapi masalah.
28.
Orangtua senantiasa menjawab apa yang ditanyakan oleh saya.
29.
Orangtua membantu saya dalam melaksanakan berbagai aktivitas.
30.
Orangtua sering menyempatkan diri untuk mengajak saya berekreasi.
31.
Orangtua dapat menerima saran yang saya sampaikan di dalam keluarga.
32.
Orangtua meyakinkan saya bahwa keluarga kami akan tetap baik meski mereka telah bercerai.
33.
Orangtua membiarkan saya melakukan aktivitas sendiri meski saya membutuhkan bantuan mereka.
34.
Orangtua tidak mempedulikan relasi saya dengan orang lain.
35.
Saya merasa orangtua menghendaki saya untuk selalu mengikuti kehendak mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
36.
Peceraian yang dialami, tidak mengurangi kasih sayang orangtua
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
kepada saya. 37.
Saya merasa pesan yang disampaikan orangtua membuat perasaan saya semakin kacau.
38.
Apapun yang dilakukan orangtua saya, tidak dapat memperbaiki suasana hati saya yang buruk.
39.
Ketika saya merasa minder dengan kondisi keluarga saya, orangtua selalu mendukung sehingga saya tetap merasa percaya diri.
40.
Orangtua senantiasa membantu kesulitan yang saya hadapi tanpa diminta.
41.
Saya sulit mendapatkan uang karena orangtua enggan memberikannya.
42.
Orangtua akan memarahi saya ketika saya melakukan suatu kesalahan.
43.
Orangtua kerap memberikan komentar positif tentang diri saya.
44.
Orangtua kurang peduli tentang prestasi belajar saya karena mereka lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan saya.
45.
Orangtua memberi kepercayaan akan keputusan yang saya ambil.
46.
Sejak orangtua saya bercerai, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
47.
Orangtua tidak pernah memikirkan kebahagiaan saya dengan keputusan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
yang mereka ambil.
48.
49.
Orangtua senantiasa mengabulkan permintaan saya jika saya butuh uang untuk pendidikan. Orangtua sering menyalahkan gagasan yang saya sampaikan.
50.
Saya merasa lebih nyaman menceritakan masalah kepada orangtua dibandingkan teman.
51.
Walau sudah tidak tinggal bersama, orangtua tetap memantau perkembangan saya.
52.
Informasi yang diberikan orangtua mengenai perceraian mereka membuat saya semakin paham dan jelas.
53.
Walaupun orangtua sudah bercerai, kebutuhan saya selalu dipenuhi oleh mereka.
54.
Meskipun orangtua memutuskan untuk bercerai, mereka tetap menguatkan saya agar dapat bangkit dari kondisi perceraian yang mereka alami.
55.
Orangtua memarahi saya apabila saya merasa khawatir.
56.
Orangtua memberikan pengertian pada saya alasan mereka bercerai.
57.
Orangtua saya selalu menyambut baik pilihan hidup saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
58. 59.
Orangtua selalu menghargai pendapat saya. Orangtua jarang menanyakan kabar saya,
SS
S
TS
STS
semenjak mereka sudah tidak tinggal
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Orangtua tidak menanggapi meski saya bertanya kepada mereka. Saya merasa terpuruk karena orangtua
SS
S
TS
STS
tidak memahami perasaan saya ketika
SS
S
TS
STS
bersama. 60.
Orangtua enggan membantu persoalan yang saya alami karena menurut mereka itu merupakan urusan saya sendiri.
61.
Saya merasa sangat sulit mendapatkan kebutuhan sehari-hari sejak orangtua bercerai.
62.
Orangtua senantiasa memotivasi ketika saya terpuruk dengan kondisi keluarga saya.
63.
Orangtua memberikan solusi ketika saya sedang memiliki masalah dengan teman.
64.
Orangtua saya fokus pada pekerjaanya dan jarang meluangkan waktu untuk saya.
65.
Orangtua jarang memikirkan kesenangan saya.
66.
Ketika saya membutuhkan petunjuk, orangtua sering menghiraukan saya begitu saja.
67.
Saya merasa orangtua mengerti apa yang terbaik bagi saya.
68. 69.
mereka memutuskan bercerai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
70.
Sejak bercerai, orangtua tidak peduli lagi
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
dengan kondisi saya. 71.
Meskipun sedang sibuk, orangtua sering menyempatkan dirinya untuk berbagi cerita dengan saya.
72.
Orangtua lebih mementingkan permasalahan mereka dibandingkan kondisi saya.
73.
Saya lebih sering menceritakan masalah kepada teman dibandingkan orangtua.
74.
Orangtua sering menyempatkan diri untuk meluangkan waktunya bagi saya.
75.
Orangtua berperilaku kasar ketika saya putus asa dengan kondisi keluarga saya.
76.
Orangtua senantiasa memberikan gambaran tentang masa depan.
77.
Orangtua tetap diam ketika saya merasa tidak percaya diri dengan kondisi keluarga saya.
78.
Orangtua menanyakan kondisi saya ketika saya terlihat murung.
79.
Ketika saya mengambil suatu keputusan, orangtua saya menunjukkan sikap yang kurang menyenangkan.
80.
Walaupun orangtua sudah tidak tinggal bersama, mereka sering mengunjungi dan menemani saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
BAGIAN B Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan segala sesuatu tentang diri Anda. Baca dan pahamilah setiap pernyataan yang ada. Kemudian berilah tanda (X) pada kolom jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini. No. 1.
Pernyataan Saya akan menyelesaikan masalah yang
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
saya hadapi dengan pikiran yang positif. 2.
Walaupun saya merasa sedih atas perceraian orangtua saya, saya segera bangkit karena hal tersebut demi kebaikan keluarga saya.
3.
Saya dapat menerima keputusan orangtua saya untuk bercerai dan berusaha untuk menggapai cita-cita yang telah saya impikan.
4.
Saya merasa nyaman dengan kondisi keluarga saya, karena saya merasa hubungan keluarga saya semakin membaik.
5.
Ketika dihadapi masalah, saya selalu mendengarkan nasehat dari orangtua saya.
6.
Saya selalu merenungi nasib saya sehingga saya kurang bersosialisasi dengan orang lain.
7.
Saya selalu menggunakan kekerasan ketika saya tertekan.
8.
Kadang saya lebih berharap menjadi orang lain.
9.
Saya tetap sabar meskipun orang lain mengejek saya sebagai anak korban perceraian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
10.
Saya sering menyesali hal-hal buruk yang
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
terjadi pada diri saya. 11.
Rasanya tidak menyenangkan menjadi seseorang seperti saya.
12.
Saya lebih senang menyendiri di lingkungan sosial.
13.
Saya frustasi dengan kehidupan saya saat ini.
14.
Saya tidak merasa gelisah apabila orang lain menanyakan kondisi keluarga saya.
15.
Saya enggan bersosialisasi dengan orang lain.
16.
Saya merasa iri jika ada orang lain yang lebih beruntung dibandingkan saya.
17.
Saya dapat menerima kritik dari orang lain.
SS
S
TS
STS
18.
Saya menangis ketika saya sedih karena
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
mengingat perceraian orangtua saya. 19.
Apabila saya mengalami kegagalan, saya akan menjadikannya sebagai pelajaran.
20.
Saya akan membalas kepada orang yang mengejek saya.
21.
Sampai saat ini saya belum dapat menerima perceraian yang terjadi pada orangtua saya.
22.
Saya merasa minder apabila orang lain mengkritik saya.
23.
Saya tidak merasa terpuruk ketika keluarga saya tidak utuh lagi.
24.
Saya berusaha tenang ketika orang lain menanyakan kondisi keluarga saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
25.
Saya merasa berkewajiban mempersatukan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
orangtua saya kembali. 26.
Saya menyadari sepenuhnya kekurangan yang saya miliki.
27.
Saya merasa bahagia berada di antara keluarga saya.
28.
Saya tetap dapat bersikap baik pada orang yang tidak menyukai saya.
29.
Saya melakukan perencanaan yang cermat sebelum mengambil keputusan, yaitu memikirkan segala resiko dan keuntungan yang akan diperoleh.
30.
Saya dapat belajar dari pengalaman orang lain.
31.
Saya selalu menggunakan kekerasan ketika saya tertekan.
32.
Saya tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu.
33.
Saya banyak menggunakan waktu untuk mengenang kondisi keluarga saya yang sebelumnya utuh.
34.
Saya membenci keadaan keluarga saya karena perceraian orangtua saya.
35.
Saya enggan mendengarkan komentar orang lain tentang diri saya.
36.
Saya tetap optimis bahwa saya dapat menjalin relasi yang baik dengan temanteman saya.
37.
Saya tersinggung apabila orang lain menanyakan kondisi keluarga saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
38.
Pengalaman yang saya alami membuat saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
lebih dewasa. 39.
Pengalaman dalam keluarga yang buruk membuat saya enggan untuk menjalin relasi dengan lawan jenis.
40.
Kesedihan saya tidak menghalangi saya dalam menjalankan hobi saya.
41.
Saya dapat mengambil hikmah dari kegagalan-kegagalan yang saya alami.
42.
Perceraian orangtua saya hanya membawa dampak buruk bagi saya.
43.
Saya tidak akan putus asa ketika ada halangan yang menghambat saya.
44.
Saya memberontak ketika orangtua sibuk dengan urusannya.
45.
Meskipun orangtua saya bercerai, saya tetap menghargai keputusan mereka.
46.
Saya merasa senang dengan apa yang saya miliki sekarang.
47.
Saya memperoleh pelajaran yang berharga dari peristiwa perceraian orangtua saya.
48.
Saya melakukan kesalahan yang sama dan merugikan orang lain.
49.
Saya tidak mau memikirkan perceraian yang telah terjadi pada orangtua saya karena hal tersebut membuat saya sedih.
50.
Saya menangis dan larut dalam kekesalan yang mendalam apabila mengingat peristiwa perceraian orangtua saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
51.
Kehidupan saya menjadi kacau semenjak
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
orangtua saya sudah tidak tinggal bersama. 52.
Waktu saya hanya saya gunakan untuk merenungi peristiwa perceraian orangtua saya sehingga saya kurang bersosialisasi dalam lingkungan.
53.
Meskipun orang lain mengetahui saya anak korban perceraian, saya tetap dapat menerima kondisi tersebut.
54.
Saya akan mengejar cita-cita saya sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.
55.
Saya lebih suka mengurung diri dalam kamar.
56.
Saya sering berbagi cerita untuk mengembangkan diri saya.
57.
Saya tetap tersenyum ketika saya merasa sedih dengan perceraian orangtua saya.
58.
Saya tidak mampu menerima kenyataan kehidupan saya saat ini.
59.
Pengalaman yang tidak menyenangkan membuat saya takut menjalani hidup.
60.
Saya tertekan apabila orang di sekitar menanyakan hubungan saya dengan orangtua.
61.
Ketidakutuhan keluarga saya, membuat kehidupan saya berantakan.
62.
Saya merasa terbeban dengan kondisi keluarga saya saat ini.
63.
Saya mempertimbangkan dahulu apa yang akan saya lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
64.
Saya akan marah ketika orang lain menyinggung saya sebagai anak korban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
perceraian. 65.
Saya merasa depresi karena orangtua saya telah bercerai.
66.
Dengan sikap percaya diri, saya mudah menjalin hubungan dengan siapa saja.
67.
Saya yakin dengan permasalahan yang telah terjadi di keluarga saya, akan dapat berdampak positif bagi saya.
68.
Saya selalu optimis dengan masa depan saya.
69.
Saya yakin dapat menjadi siapapun yang saya inginkan.
70.
Saya bersyukur dengan apa yang saya miliki saat ini.
71.
Saya berkata kasar pada orang yang mengucilkan saya akibat perceraian orangtua saya.
72.
Saya mencari kesenangan di luar rumah untuk menghilangkan rasa rindu saya terhadap orangtua.
73.
74.
Saya mampu menerima perceraian yang telah dialami orangtua saya tanpa adanya penyesalan. Saya bersemangat ketika beraktivitas karena dengan begitu saya dapat melupakan kesedihan atas perceraian orangtua saya.
75.
Saya tidak dapat menerima suatu musibah yang terjadi pada diri saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
76.
Saya merasa cemas dengan kehidupan saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
di masa depan. 77.
Saya merasa kurang percaya diri dengan apa yang saya miliki.
78.
Saya senang untuk berbagi pengalaman tentang kehidupan dengan teman saya dan saya mendengarkan pengalaman mereka.
79.
Dengan pengalaman yang saya miliki, saya berusaha tidak melakukan kesalahan yang sama seperti orangtua saya.
80.
Saya langsung memeluk orangtua saya karena merasa senang ketika mereka mengunjungi saya.
81.
Saya kurang teliti dalam bertindak.
SS
S
TS
STS
82.
Saya dapat belajar dari pengalaman hidup
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
saya. 83.
Saya seringkali mengulangi kesalahan yang sama.
84.
Saya percaya bahwa masa depan saya akan lebih baik dibandingkan saat ini.
85.
Saya bangga dengan kondisi saya saat ini.
86.
Saya mampu menerima ketika diantara orangtua saya menjalin suatu hubungan dengan orang lain.
87.
Saya menyela pembicaraan ketika ada orang yang berpendapat lain dengan saya.
88.
Saya tetap dapat memahami jika orangtua sulit untuk membagi waktunya untuk saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
89.
Saya akan berbuat apa saja agar bisa seperti
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
idola saya. 90.
Saya merasa rendah diri dihadapan temanteman karena status keluarga yang berbeda.
91.
Setelah perceraian orangtua, saya lebih banyak memiliki waktu yang lebih berkualitas dengan orangtua saya.
92.
Saya merasa tidak betah berada di rumah.
SS
S
TS
STS
93.
Saya puas dengan apa yang ada pada diri saya. Saya tidak akan membalas perbuatan buruk orang lain.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
94.
SELESAI (Silakan periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewat) TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 2 RELIABILITAS SKALA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
A. Skala Dukungan Sosial Orangtua Tahap I
Case Processing Summary N Cases Valid
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.970
80
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
aitem1
211.52
1312.922
.566
.970
aitem2
212.72
1362.307
-.251
.972
aitem3
211.92
1312.584
.432
.970
aitem4
211.40
1304.913
.627
.970
aitem5
211.17
1320.712
.405
.970
aitem6
211.30
1323.549
.374
.970
aitem7
211.80
1298.472
.637
.970
aitem8
211.47
1313.076
.579
.970
aitem9
212.17
1310.302
.506
.970
aitem10
211.77
1312.743
.465
.970
aitem11
212.55
1311.126
.511
.970
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
aitem12
211.77
1315.410
.580
.970
aitem13
211.35
1313.515
.527
.970
aitem14
211.32
1324.994
.441
.970
aitem15
211.27
1331.846
.294
.970
aitem16
211.92
1317.353
.399
.970
aitem17
212.20
1297.292
.634
.970
aitem18
211.05
1323.228
.357
.970
aitem19
211.82
1314.712
.517
.970
aitem20
211.37
1307.728
.638
.970
aitem21
211.45
1308.562
.643
.970
aitem22
211.42
1313.840
.650
.970
aitem23
211.52
1291.692
.728
.969
aitem24
211.32
1324.687
.379
.970
aitem25
212.00
1286.410
.712
.969
aitem26
211.22
1321.204
.379
.970
aitem27
211.62
1315.010
.649
.970
aitem28
211.50
1308.410
.760
.969
aitem29
211.80
1316.882
.500
.970
aitem30
211.80
1295.344
.664
.970
aitem31
211.70
1306.164
.646
.970
aitem32
211.70
1311.190
.452
.970
aitem33
212.05
1310.356
.617
.970
aitem34
211.52
1318.410
.515
.970
aitem35
211.87
1315.189
.395
.970
aitem36
211.57
1294.558
.758
.969
aitem37
211.72
1322.051
.353
.970
aitem38
211.70
1309.703
.667
.970
aitem39
211.55
1296.049
.792
.969
aitem40
211.77
1308.025
.632
.970
aitem41
211.35
1315.567
.430
.970
aitem42
212.47
1354.717
-.199
.971
aitem43
211.65
1315.977
.530
.970
aitem44
211.50
1314.615
.568
.970
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
aitem45
211.25
1324.551
.440
.970
aitem46
212.00
1294.872
.663
.970
aitem47
211.95
1301.331
.618
.970
aitem48
211.07
1328.122
.356
.970
aitem49
211.55
1310.664
.689
.970
aitem50
212.10
1315.426
.445
.970
aitem51
211.47
1315.333
.564
.970
aitem52
211.42
1313.174
.507
.970
aitem53
211.37
1325.779
.378
.970
aitem54
211.50
1322.462
.422
.970
aitem55
211.65
1340.285
.118
.970
aitem56
211.50
1321.641
.371
.970
aitem57
211.27
1322.615
.418
.970
aitem58
211.47
1308.615
.771
.969
aitem59
211.75
1309.218
.465
.970
aitem60
211.67
1308.738
.689
.970
aitem61
211.57
1306.353
.561
.970
aitem62
211.55
1316.510
.572
.970
aitem63
211.62
1315.061
.648
.970
aitem64
211.85
1295.464
.739
.969
aitem65
211.77
1304.743
.718
.969
aitem66
211.50
1313.385
.657
.970
aitem67
211.47
1304.615
.675
.970
aitem68
211.32
1314.481
.716
.970
aitem69
212.05
1301.895
.547
.970
aitem70
211.30
1304.369
.709
.970
aitem71
211.75
1298.449
.718
.969
aitem72
211.72
1289.179
.771
.969
aitem73
212.22
1313.358
.504
.970
aitem74
211.72
1316.410
.565
.970
aitem75
211.40
1317.426
.430
.970
aitem76
211.30
1311.138
.567
.970
aitem77
211.55
1307.792
.710
.970
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
aitem78
211.55
1309.895
.612
.970
aitem79
211.70
1314.985
.541
.970
aitem80
211.95
1320.254
.428
.970
Tahap II
Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.973
76
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
aitem1
202.35
1317.823
.569
.972
aitem3
202.75
1318.603
.419
.973
aitem4
202.22
1309.871
.629
.972
aitem5
202.00
1325.231
.415
.972
aitem6
202.12
1327.702
.390
.972
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
aitem7
202.62
1304.087
.629
.972
aitem8
202.30
1318.010
.582
.972
aitem9
203.00
1316.359
.492
.972
aitem10
202.60
1318.451
.455
.972
aitem11
203.37
1316.292
.509
.972
aitem12
202.60
1320.144
.587
.972
aitem13
202.17
1318.353
.531
.972
aitem14
202.15
1329.823
.447
.972
aitem16
202.75
1322.603
.397
.973
aitem17
203.02
1302.794
.628
.972
aitem18
201.87
1327.446
.372
.973
aitem19
202.65
1319.567
.520
.972
aitem20
202.20
1312.728
.639
.972
aitem21
202.27
1313.897
.638
.972
aitem22
202.25
1318.910
.651
.972
aitem23
202.35
1297.054
.723
.972
aitem24
202.15
1329.823
.378
.972
aitem25
202.82
1291.533
.711
.972
aitem26
202.05
1326.562
.375
.973
aitem27
202.45
1319.741
.657
.972
aitem28
202.32
1313.353
.762
.972
aitem29
202.62
1321.830
.503
.972
aitem30
202.62
1300.035
.668
.972
aitem31
202.52
1311.076
.648
.972
aitem32
202.52
1316.563
.448
.972
aitem33
202.87
1315.394
.617
.972
aitem34
202.35
1323.259
.519
.972
aitem35
202.70
1320.933
.386
.973
aitem36
202.40
1299.426
.761
.972
aitem37
202.55
1327.228
.352
.973
aitem38
202.52
1314.974
.663
.972
aitem39
202.37
1300.856
.796
.972
aitem40
202.60
1313.015
.634
.972
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
aitem41
202.17
1319.994
.439
.972
aitem43
202.47
1321.128
.529
.972
aitem44
202.32
1319.251
.577
.972
aitem45
202.08
1329.610
.440
.972
aitem46
202.82
1299.635
.667
.972
aitem47
202.77
1306.794
.613
.972
aitem48
201.90
1333.015
.361
.972
aitem49
202.37
1316.035
.683
.972
aitem50
202.92
1319.661
.458
.972
aitem51
202.30
1320.318
.566
.972
aitem52
202.25
1318.192
.508
.972
aitem53
202.20
1330.472
.386
.972
aitem54
202.32
1327.507
.423
.972
aitem56
202.32
1326.584
.373
.973
aitem57
202.10
1327.579
.421
.972
aitem58
202.30
1313.703
.770
.972
aitem59
202.58
1314.148
.467
.972
aitem60
202.50
1314.308
.680
.972
aitem61
202.40
1310.913
.569
.972
aitem62
202.37
1321.574
.573
.972
aitem63
202.45
1319.587
.660
.972
aitem64
202.67
1300.584
.738
.972
aitem65
202.60
1309.733
.719
.972
aitem66
202.32
1318.328
.659
.972
aitem67
202.30
1309.395
.680
.972
aitem68
202.15
1319.464
.719
.972
aitem69
202.87
1307.497
.540
.972
aitem70
202.12
1309.446
.708
.972
aitem71
202.58
1303.635
.716
.972
aitem72
202.55
1293.997
.774
.972
aitem73
203.05
1317.895
.513
.972
aitem74
202.55
1321.895
.557
.972
aitem75
202.22
1323.307
.418
.972
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
aitem76
202.12
1316.266
.566
.972
aitem77
202.37
1312.804
.711
.972
aitem78
202.37
1315.010
.611
.972
aitem79
202.52
1320.153
.540
.972
aitem80
202.77
1325.410
.426
.972
B. Skala Penyesuaian Diri Tahap I
Case Processing Summary N Cases Valid Excluded
a
Total
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.946
94
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
aitem1
269.25
924.962
.398
.946
aitem2
269.25
917.013
.515
.945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
aitem3
269.12
918.317
.524
.945
aitem4
269.92
927.610
.192
.946
aitem5
269.70
929.087
.207
.946
aitem6
269.55
915.485
.443
.945
aitem7
269.75
912.090
.457
.945
aitem8
270.15
903.721
.597
.945
aitem9
269.58
916.507
.470
.945
aitem10
270.30
917.087
.400
.946
aitem11
270.18
927.687
.215
.946
aitem12
269.68
911.712
.514
.945
aitem13
269.53
909.743
.647
.945
aitem14
269.70
923.497
.280
.946
aitem15
269.42
916.507
.500
.945
aitem16
270.10
910.503
.490
.945
aitem17
269.45
912.664
.572
.945
aitem18
269.85
952.182
-.219
.948
aitem19
269.28
920.461
.498
.945
aitem20
269.55
917.997
.447
.945
aitem21
269.70
924.318
.274
.946
aitem22
269.78
921.307
.349
.946
aitem23
269.82
914.610
.429
.945
aitem24
269.32
922.892
.416
.946
aitem25
269.85
942.849
-.081
.948
aitem26
269.28
922.358
.483
.945
aitem27
269.72
915.025
.472
.945
aitem28
269.48
916.871
.581
.945
aitem29
269.45
920.562
.415
.946
aitem30
269.32
919.763
.650
.945
aitem31
269.70
907.446
.552
.945
aitem32
270.05
922.818
.341
.946
aitem33
269.62
911.317
.500
.945
aitem34
269.75
911.269
.592
.945
aitem35
269.82
917.020
.448
.945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
aitem36
269.20
926.882
.271
.946
aitem37
269.42
920.969
.516
.945
aitem38
269.00
920.000
.513
.945
aitem39
269.55
910.767
.500
.945
aitem40
269.30
927.703
.214
.946
aitem41
269.22
918.743
.444
.945
aitem42
269.53
911.794
.632
.945
aitem43
269.35
927.874
.239
.946
aitem44
269.58
931.943
.136
.946
aitem45
269.15
920.746
.540
.945
aitem46
269.58
917.071
.457
.945
aitem47
269.10
918.246
.524
.945
aitem48
269.62
930.138
.160
.946
aitem49
270.42
936.815
.031
.947
aitem50
269.98
902.948
.561
.945
aitem51
269.75
909.423
.490
.945
aitem52
269.25
917.628
.398
.946
aitem53
269.28
922.512
.387
.946
aitem54
269.05
923.433
.415
.946
aitem55
269.58
899.225
.645
.945
aitem56
269.45
927.792
.233
.946
aitem57
270.85
954.182
-.353
.948
aitem58
269.60
903.579
.657
.945
aitem59
269.62
911.933
.547
.945
aitem60
269.68
905.815
.570
.945
aitem61
269.82
902.046
.623
.945
aitem62
269.88
901.599
.663
.945
aitem63
269.50
922.821
.380
.946
aitem64
269.82
900.456
.572
.945
aitem65
269.42
912.763
.534
.945
aitem66
269.38
916.651
.568
.945
aitem67
269.38
918.651
.515
.945
aitem68
269.25
917.833
.495
.945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
aitem69
270.72
957.846
-.364
.948
aitem70
269.22
920.999
.439
.945
aitem71
269.70
902.472
.574
.945
aitem72
270.53
920.820
.309
.946
aitem73
269.78
932.076
.111
.947
aitem74
269.45
925.844
.224
.946
aitem75
269.68
912.328
.630
.945
aitem76
269.92
908.225
.572
.945
aitem77
270.08
916.174
.430
.945
aitem78
269.32
920.481
.402
.946
aitem79
269.12
922.420
.351
.946
aitem80
269.70
927.959
.211
.946
aitem81
270.42
930.558
.160
.946
aitem82
269.22
917.871
.464
.945
aitem83
270.10
922.092
.327
.946
aitem84
269.12
922.522
.389
.946
aitem85
269.75
913.936
.509
.945
aitem86
270.05
931.895
.112
.947
aitem87
269.78
927.974
.211
.946
aitem88
269.62
919.984
.497
.945
aitem89
269.88
934.881
.066
.947
aitem90
269.65
907.105
.572
.945
aitem91
270.12
925.035
.267
.946
aitem92
270.25
913.679
.374
.946
aitem93
269.95
924.151
.351
.946
aitem94
269.48
915.128
.555
.945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tahap II
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.959
70
Item-Total Statistics Corrected ItemScale Mean if Scale Variance Total Item Deleted if Item Deleted Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
aitem1
204.63
779.420
.408
.959
aitem2
204.63
772.702
.508
.958
aitem3
204.50
773.641
.524
.958
aitem6
204.93
770.276
.459
.959
aitem7
205.13
767.087
.473
.959
aitem8
205.53
760.769
.586
.958
aitem9
204.95
771.638
.477
.958
aitem10
205.68
770.584
.440
.959
aitem12
205.05
766.305
.541
.958
aitem13
204.90
766.092
.639
.958
aitem15
204.80
772.369
.490
.958
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
aitem16
205.48
766.615
.486
.958
aitem17
204.83
768.046
.581
.958
aitem19
204.65
775.003
.517
.958
aitem20
204.93
773.302
.448
.959
aitem22
205.15
777.823
.316
.959
aitem23
205.20
770.626
.420
.959
aitem24
204.70
777.344
.430
.959
aitem26
204.65
778.336
.451
.959
aitem27
205.10
771.272
.457
.959
aitem28
204.85
772.592
.573
.958
aitem29
204.83
775.789
.413
.959
aitem30
204.70
774.779
.658
.958
aitem31
205.08
763.251
.560
.958
aitem32
205.43
777.122
.356
.959
aitem33
205.00
766.205
.520
.958
aitem34
205.13
767.446
.585
.958
aitem35
205.20
772.062
.457
.959
aitem37
204.80
775.497
.535
.958
aitem38
204.38
775.061
.516
.958
aitem39
204.93
766.789
.498
.958
aitem41
204.60
773.785
.450
.959
aitem42
204.90
767.990
.624
.958
aitem45
204.53
776.256
.528
.958
aitem46
204.95
772.459
.458
.959
aitem47
204.48
773.538
.525
.958
aitem50
205.35
758.644
.577
.958
aitem51
205.13
765.446
.490
.958
aitem52
204.63
771.522
.429
.959
aitem53
204.65
778.233
.367
.959
aitem54
204.43
778.661
.406
.959
aitem55
204.95
756.049
.646
.958
aitem58
204.98
760.281
.653
.958
aitem59
205.00
767.897
.544
.958
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
aitem60
205.05
761.792
.577
.958
aitem61
205.20
758.728
.622
.958
aitem62
205.25
758.397
.660
.958
aitem63
204.88
777.189
.395
.959
aitem64
205.20
756.421
.586
.958
aitem65
204.80
769.600
.510
.958
aitem66
204.75
772.038
.570
.958
aitem67
204.75
773.474
.529
.958
aitem68
204.63
772.907
.503
.958
aitem70
204.60
775.682
.451
.959
aitem71
205.08
759.046
.574
.958
aitem72
205.90
775.990
.307
.959
aitem75
205.05
767.741
.641
.958
aitem76
205.30
764.677
.566
.958
aitem77
205.45
770.459
.455
.959
aitem78
204.70
776.113
.390
.959
aitem79
204.50
777.436
.350
.959
aitem82
204.60
772.964
.470
.958
aitem83
205.48
776.461
.340
.959
aitem84
204.50
776.718
.410
.959
aitem85
205.13
769.548
.511
.958
aitem88
205.00
776.256
.465
.959
aitem90
205.03
762.846
.582
.958
aitem92
205.63
771.112
.343
.959
aitem93
205.33
778.071
.375
.959
aitem94
204.85
770.797
.553
.958
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 3 SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh : Veronica Lestari 119114187
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Kepada Yth. Saudara/ Saudari yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat, Saya Veronica Lestari sedang melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan studi pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengharap partisipasi Anda dalam penelitian saya dengan mengisi kuesioner ini. Dalam mengisi skala ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jawaban yang Anda berikan merupakan gambaran tentang diri Anda yang sesungguhnya. Oleh karena itu, jawablah dengan jujur dan serius sesuai dengan keadaaan diri Anda yang sebenarnya. Jawaban Anda hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak berpengaruh terhadap nilai maupun hal lainnya, serta akan dijaga kerahasiaannya. Kesediaan Anda yang telah meluangkan waktu untuk mengisi skala ini merupakan suatu kontribusi yang sangat penting artinya bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Atas partisipasi Anda, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Veronica Lestari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Pernyataan Kesediaan
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya dengan sukarela bersedia mengisi kuesioner ini, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu guna membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami. Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah tanpa mencantumkan identitas saya.
Yogyakarta, Februari 2016
(...........................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
IDENTITAS DIRI Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Tinggal bersama
: a. Ayah b. Ibu c. Lainnya (sebutkan)_________________
Orangtua menikah lagi*
: Ya / Tidak
*) Coret yang tidak perlu
PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan segala sesuatu tentang diri Anda. Baca dan pahamilah setiap pernyataan yang ada. Kemudian berilah tanda (X) pada kolom jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah : SS
: apabila jawaban Sangat Setuju
S
: apabila jawaban Setuju
TS
: apabila jawaban Tidak Setuju
STS
: apabila jawaban Sangat Tidak Setuju
Usahakanlah untuk tidak melewati satu nomorpun dalam memberi jawaban pada pernyataan-pernyataan ini.
Contoh Pengisian Skala : No.
PERNYATAAN Saya memiliki hubungan yang dekat
1.
dengan orangtua.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
BAGIAN A No.
Pernyataan
SS
S
TS
STS
1.
Orangtua membantu menenangkan saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
ketika saya merasa cemas. 2.
Saya merasa lebih senang menghabiskan waktu di luar rumah.
3.
Orangtua memberikan waktu untuk melakukan kegiatan yang saya senangi.
4.
Walaupun orangtua sudah tidak tinggal bersama, mereka sering mengunjungi dan menemani saya.
5.
Ketika saya mengambil suatu keputusan, orangtua saya menunjukkan sikap yang kurang menyenangkan.
6.
Orangtua berperilaku kasar ketika saya putus asa dengan kondisi keluarga saya.
7.
Orangtua enggan membantu persoalan yang saya alami karena menurut mereka itu merupakan urusan saya sendiri.
8.
Walaupun orangtua sudah bercerai, kebutuhan saya selalu dipenuhi oleh mereka.
9.
Sejak orangtua saya bercerai, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing.
10.
Saya sulit mendapatkan uang karena orangtua enggan memberikannya.
11.
Saya merasa pesan yang disampaikan orangtua membuat perasaan saya semakin kacau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
12.
Orangtua meyakinkan saya bahwa keluarga kami akan tetap baik meski
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
mereka telah bercerai. 13.
Orangtua membantu saya dalam menghadapi masalah.
14.
Orangtua senantiasa memberikan saya petunjuk dalam bertindak.
15.
Orangtua bersedia menemani ketika saya sedang kesepian.
16.
Orangtua selalu memberikan uang untuk memenuhi kebutuhan saya.
17.
Orangtua sering menanyakan perkembangan studi saya.
18.
Sejak terjadi perceraian, saya merasa orangtua tidak memiliki waktu bersama saya.
19.
Saya merasa kehilangan kasih sayang sejak orangtua saya bercerai.
20.
Orangtua dapat menerima saran yang saya sampaikan di dalam keluarga.
21.
Orangtua memberikan solusi ketika saya sedang memiliki masalah dengan teman.
22.
Meskipun sedang sibuk, orangtua sering menyempatkan dirinya untuk berbagi cerita dengan saya.
23.
Orangtua menanyakan kondisi saya ketika saya terlihat murung.
24.
Orangtua saya selalu menyambut baik pilihan hidup saya.
25.
Orangtua tidak mempedulikan relasi saya dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
26.
Orangtua merasa keberatan mengeluarkan dana untuk pendidikan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
saya. 27.
Ketika ada masalah, orangtua semakin membuat saya putus asa dengan perkataan yang menyinggung perasaan saya.
28.
Orangtua senantiasa menjawab apa yang ditanyakan oleh saya.
29.
Orangtua menyediakan suasana tempat tinggal yang nyaman.
30.
Saya jarang mendapatkan saran dari orangtua ketika saya menghadapi masalah dengan relasi saya.
31.
Orangtua sering menyempatkan diri untuk mengajak saya berekreasi.
32.
Walaupun sudah berusaha dengan maksimal, orangtua tetap kecewa atas prestasi saya.
33.
Saya tidak pernah mendapatkan penjelasan tentang perceraian yang terjadi pada orangtua saya dan ini membingungkan saya.
34.
Orangtua memberikan pujian atas prestasi saya.
35.
Orangtua membantu saya dalam melaksanakan berbagai aktivitas.
36.
Sejak bercerai orangtua saya, selalu memikirkan dirinya masing-masing tanpa mempedulikan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
37.
Orangtua senantiasa membantu kesulitan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
yang saya hadapi tanpa diminta. 38.
Orangtua kurang peduli tentang prestasi belajar saya karena mereka lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan saya.
39.
Orangtua tidak pernah memikirkan kebahagiaan saya dengan keputusan yang mereka ambil.
40.
Ketika saya merasa minder dengan kondisi keluarga saya, orangtua selalu mendukung sehingga saya tetap merasa percaya diri.
41.
Orangtua membiarkan saya melakukan aktivitas sendiri meski saya membutuhkan bantuan mereka.
42.
Peceraian yang dialami, tidak mengurangi kasih sayang orangtua kepada saya.
43.
Orangtua kerap memberikan komentar positif tentang diri saya.
44.
Orangtua senantiasa mengabulkan permintaan saya jika saya butuh uang untuk pendidikan.
45.
Apapun yang dilakukan orangtua saya, tidak dapat memperbaiki suasana hati saya yang buruk.
46.
Saya merasa orangtua menghendaki saya untuk selalu mengikuti kehendak mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
47.
Orangtua memberi kepercayaan akan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
keputusan yang saya ambil. 48.
Walau sudah tidak tinggal bersama, orangtua tetap memantau perkembangan saya.
49.
Meskipun orangtua memutuskan untuk bercerai, mereka tetap menguatkan saya agar dapat bangkit dari kondisi perceraian yang mereka alami.
50.
Orangtua jarang menanyakan kabar saya, semenjak mereka sudah tidak tinggal bersama.
51.
Orangtua senantiasa memotivasi ketika saya terpuruk dengan kondisi keluarga saya.
52.
Orangtua sering menyalahkan gagasan yang saya sampaikan.
53.
Orangtua memberikan pengertian pada saya alasan mereka bercerai.
54.
Saya merasa sangat sulit mendapatkan kebutuhan sehari-hari sejak orangtua bercerai.
55.
Saya merasa lebih nyaman menceritakan masalah kepada orangtua dibandingkan teman.
56.
Orangtua selalu menghargai pendapat saya.
57.
Orangtua jarang memikirkan kesenangan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
58.
Informasi yang diberikan orangtua mengenai perceraian mereka membuat
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
saya semakin paham dan jelas. 59.
Orangtua saya fokus pada pekerjaanya dan jarang meluangkan waktu untuk saya.
60.
Orangtua tetap diam ketika saya merasa tidak percaya diri dengan kondisi keluarga saya.
61.
Orangtua sering menyempatkan diri untuk meluangkan waktunya bagi saya.
62.
Sejak bercerai, orangtua tidak peduli lagi dengan kondisi saya.
63.
Saya merasa orangtua mengerti apa yang terbaik bagi saya.
64.
Orangtua senantiasa memberikan gambaran tentang masa depan.
65.
Ketika saya membutuhkan petunjuk, orangtua sering menghiraukan saya begitu saja.
66.
Saya lebih sering menceritakan masalah kepada teman dibandingkan orangtua.
67.
Saya merasa terpuruk karena orangtua tidak memahami perasaan saya ketika mereka memutuskan bercerai.
68.
Orangtua tidak menanggapi meski saya bertanya kepada mereka.
69.
Saya kecewa karena orangtua tetap diam ketika melihat saya murung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
70.
Meskipun bercerai, orangtua saya tidak pernah meninggalkan perannya sebagai
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
orangtua. 71.
Orangtua seringkali membandingbandingkan saya dengan orang lain.
72.
Orangtua menyepelekan ucapan saya karena dianggap tidak memahami permasalahan yang terjadi.
73.
Saya merasa saran yang diberikan orangtua tepat untuk memperbaiki suasana hati saya yang tidak baik.
74.
Penjelasan orangtua sangat berarti bagi saya dalam menghadapi masalah.
75.
Orangtua tidak memahami perasaan saya ketika mereka memutuskan berpisah.
76.
Orangtua lebih mementingkan permasalahan mereka dibandingkan kondisi saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
BAGIAN B Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan segala sesuatu tentang diri Anda. Baca dan pahamilah setiap pernyataan yang ada. Kemudian berilah tanda (X) pada kolom jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini. No. 1.
Pernyataan Saya berusaha tenang ketika orang lain
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
menanyakan kondisi keluarga saya. 2.
Saya melakukan perencanaan yang cermat sebelum mengambil keputusan, yaitu memikirkan segala resiko dan keuntungan yang akan diperoleh.
3.
Saya banyak menggunakan waktu untuk mengenang kondisi keluarga saya yang sebelumnya utuh.
4.
Pengalaman yang saya alami membuat saya lebih dewasa.
5.
Saya menyadari sepenuhnya kekurangan yang saya miliki.
6.
Saya dapat belajar dari pengalaman orang lain.
7.
Saya membenci keadaan keluarga saya karena perceraian orangtua saya.
8.
Pengalaman dalam keluarga yang buruk membuat saya enggan untuk menjalin relasi dengan lawan jenis.
9.
Saya merasa bahagia berada di antara keluarga saya.
10.
Saya selalu menggunakan kekerasan ketika saya tertekan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
11.
Saya enggan mendengarkan komentar orang
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
lain tentang diri saya. 12.
Saya dapat mengambil hikmah dari kegagalan-kegagalan yang saya alami.
13.
Saya tetap dapat bersikap baik pada orang yang tidak menyukai saya.
14.
Saya tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu.
15.
Saya tersinggung apabila orang lain menanyakan kondisi keluarga saya.
16.
Perceraian orangtua saya hanya membawa dampak buruk bagi saya.
17.
Saya akan menyelesaikan masalah yang saya hadapi dengan pikiran yang positif.
18.
Saya dapat menerima keputusan orangtua saya untuk bercerai dan berusaha untuk menggapai cita-cita yang telah saya impikan.
19.
20.
Saya menunjukkan rasa kekecewaan terhadap orangtua ketika mereka memutuskan untuk bercerai. Saya tetap sabar meskipun orang lain mengejek saya sebagai anak korban perceraian.
21.
Saya lebih senang menyendiri di lingkungan sosial.
22.
Saya enggan bersosialisasi dengan orang lain.
23.
Saya dapat menerima kritik dari orang lain.
SS
S
TS
STS
24.
Saya akan membalas orang yang mengejek saya.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
25.
Saya tidak merasa terpuruk ketika keluarga
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
saya tidak utuh lagi. 26.
Walaupun saya merasa sedih atas perceraian orangtua saya, saya segera bangkit karena hal tersebut demi kebaikan keluarga saya.
27.
Saya selalu merenungi nasib saya sehingga saya kurang bersosialisasi dengan orang lain.
28.
Kadang saya lebih berharap menjadi orang lain.
29.
Saya sering menyesali hal-hal buruk yang terjadi pada diri saya.
30.
Saya frustasi dengan kehidupan saya saat ini.
31.
Saya merasa iri jika ada orang lain yang lebih beruntung dibandingkan saya.
32.
Apabila saya mengalami kegagalan, saya akan menjadikannya sebagai pelajaran.
33.
Saya merasa minder apabila orang lain mengkritik saya.
34.
Saya mempertimbangkan dahulu apa yang akan saya lakukan.
35.
Ketidakutuhan keluarga saya, membuat kehidupan saya berantakan.
36.
Pengalaman yang tidak menyenangkan membuat saya takut menjalani hidup.
37.
Saya lebih suka mengurung diri dalam kamar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
38.
Meskipun orang lain mengetahui saya anak SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya merasa terbeban dengan kondisi keluarga saya saat ini. Saya tertekan apabila orang di sekitar
SS
S
TS
STS
menanyakan hubungan saya dengan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
korban perceraian, saya tetap dapat menerima kondisi tersebut. 39.
Kehidupan saya menjadi kacau semenjak orangtua saya sudah tidak tinggal bersama.
40.
Saya memperoleh pelajaran yang berharga dari peristiwa perceraian orangtua saya.
41.
Meskipun orangtua saya bercerai, saya tetap menghargai keputusan mereka.
42. 43.
orangtua. 44.
Saya tidak mampu menerima kenyataan kehidupan saya saat ini.
45.
Saya akan mengejar cita-cita saya sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.
46.
Waktu saya hanya saya gunakan untuk merenungi peristiwa perceraian orangtua saya sehingga saya kurang bersosialisasi dalam lingkungan.
47.
Saya menangis dan larut dalam kekesalan yang mendalam apabila mengingat peristiwa perceraian orangtua saya.
48.
Saya merasa senang dengan apa yang saya miliki sekarang.
49.
Saya bangga dengan kondisi saya saat ini.
SS
S
TS
STS
50.
Saya seringkali mengulangi kesalahan yang
SS
S
TS
STS
sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
51.
Dengan pengalaman yang saya miliki, saya berusaha tidak melakukan kesalahan yang
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
sama seperti orangtua saya. 52.
Saya merasa kurang percaya diri dengan apa yang saya miliki.
53.
Saya tidak dapat menerima suatu musibah yang terjadi pada diri saya.
54.
Saya berkata kasar pada orang yang mengucilkan saya akibat perceraian orangtua saya.
55.
Saya selalu optimis dengan masa depan saya.
56.
Dengan sikap percaya diri, saya mudah menjalin hubungan dengan siapa saja.
57.
Saya akan marah ketika orang lain menyinggung saya sebagai anak korban perceraian.
58.
Saya dapat belajar dari pengalaman hidup saya.
59.
Saya senang untuk berbagi pengalaman tentang kehidupan dengan teman saya dan saya mendengarkan pengalaman mereka.
60.
Saya merasa cemas dengan kehidupan saya di masa depan.
61.
Saya mencari kesenangan di luar rumah untuk menghilangkan rasa rindu saya terhadap orangtua.
62.
Saya bersyukur dengan apa yang saya miliki saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
63.
Saya yakin dengan permasalahan yang telah terjadi di keluarga saya, akan dapat
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
berdampak positif bagi saya. 64.
Saya merasa depresi karena orangtua saya telah bercerai.
65.
Saya percaya bahwa masa depan saya akan lebih baik dibandingkan saat ini.
66.
Saya tidak akan membalas perbuatan buruk orang lain.
67.
Saya tetap dapat memahami jika orangtua sulit untuk membagi waktunya untuk saya.
68.
Saya merasa tidak betah berada di rumah.
SS
S
TS
STS
69.
Saya merasa rendah diri dihadapan teman-
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
teman karena status keluarga yang berbeda. 70.
Saya puas dengan apa yang ada pada diri saya.
SELESAI
(Silakan periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewat) TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
LAMPIRAN 4 UJI ASUMSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
A. Uji Normalitas
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
Dukungan_sosial_orangtua
.127
50
.042
.964
50
.130
Penyesuaian_diri
.118
50
.081
.956
50
.063
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
B. Uji Linearitas
Means Case Processing Summary Cases Included N Penyesuaian_diri * Dukungan_sosial_oran gtua
Excluded
Percent
N
50 100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
50
Report Penyesuaian_diri Dukungan_sosial_orangtua
Mean
N
Percent
Std. Deviation
140
129.00
1
.
147
212.00
1
.
148
168.00
1
.
154
200.00
2
36.770
156
169.00
1
.
160
218.00
1
.
169
172.00
1
.
174
167.00
1
.
178
190.00
1
.
181
167.50
2
3.536
185
169.00
1
.
187
183.00
1
.
188
177.50
2
16.263
190
172.00
2
2.828
192
199.00
1
.
194
181.00
1
.
197
175.00
1
.
100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
198
204.00
1
.
200
194.00
1
.
204
178.00
1
.
205
176.00
1
.
206
183.00
1
.
208
187.00
1
.
218
249.00
1
.
219
217.00
2
2.828
226
168.00
1
.
227
204.50
2
4.950
239
213.67
3
5.686
241
234.00
1
.
244
198.00
1
.
245
218.00
1
.
249
213.00
1
.
250
221.50
2
6.364
251
217.00
1
.
252
223.00
2
5.657
253
223.00
1
.
255
213.00
1
.
263
241.00
1
.
269
244.00
1
.
283
239.00
1
.
Total
198.36
50
26.343
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
ANOVA Table Sum of Squares Penyesuaian_Diri *
Between
Dukungan_sosial_orangt Groups
(Combined)
32196.853
Linearity
16353.009
Mean df
Square 39
825.560
F
Sig.
4.570
.007
1 16353.009 90.515
.000
ua Deviation from Linearity Within Groups Total
15843.844
38
416.943
1806.667
10
180.667
34003.520
49
Measures of Association R Penyesuaian_diri * Dukungan_sosial_orangtua
R Squared .693
.481
Eta .973
Eta Squared .947
2.308
.079
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
LAMPIRAN 5 UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Correlations Dukungan_sosial_orangtua Penyesuaian_diri Dukungan_sosial_orangtua
Pearson Correlation
1
Sig. (1-tailed) N Penyesuaian_diri
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
.693** .000
50
50
.693**
1
.000 50
50