IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017
Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU ‘Aisyiyah Boyolali
Nabilatul Fanny Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan (APIKES) Citra Medika Surakarta email:
[email protected] Abstract. In hospitals often part lacking registration patients obtain enough attention from the hospital
time between the community and hospital, both the good and bad hospital services will start from the place of registration. Size of work designed in ergonomic will attract to do a job, it will reduce the work
Abstrak. Pada rumah sakit seringkali bagian pendaftaran pasien kurang memperoleh perhatian yang cukup dari pihak rumah sakit karena dianggap hanya sebagai tempat pendaftaran. Padahal di tempat inilah terjadi kontak pertama kali antara masyarakat dengan rumah sakit, baik buruknya pelayanan rumah sakit akan dimulai dari tempat pendaftaran. Ukuran sarana kerja yang dirancang secara ergonomis akan lebih nyaman untuk melakukan suatu pekerjaan, dapat mengurangi beban kerja yang
petugas meningkat. tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara meja dan kursi yang ergonomis dengan kinerja petugas di tempat pendaftaran pasien, Rumah Sakit PKU ‘Aisyiyah Boyolali. Penelitian ini merupakan penelitian jenis explanatory reseach. Populasi dalam penelitian ini
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
5
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017
I.
PENDAHULUAN
mengantuk dan lain sebagainya. Kondisi kerja
Di Indonesia masalah ketidak-sesuaian dari
yang
buruk
berpotensi
menjadi
penyebab
aspek ergonomi antara sarana dan prasarana dengan manusia serta pengaruhnya terhadap
berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas
kenyamanan belum mendapat perhatian serius.
kerja. Kesesuaian hubungan antara antropometri
Berbagai hasil survei dan intervensi yang telah
pekerja dengan alat yang digunakan sangat
dilakukan terhadap tenaga kerja menunjukan bahwa penerapan sarana kerja yang ergonomi dapat memperbaiki sikap kerja serta meningkatkan
2010). Penilaian kinerja (performance appraisal)
Rekam medis mempunyai arti yang sangat
memainkan
mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
menginginkan dan memerlukan balikan berkenaan
penyelenggaraan rekam medis yang merupakan
dengan prestasi mereka dan penilaian penyediaan
proses kegiatan yang dimulai dari penerimaan
kesempatan untuk memberikan balikan kepada
berkas rekam
maka penilaian memberikan kesempatan untuk
retrivial
peranan
sangat
penting
dalam
meninjau kemajuan pegawai dan untuk menyusun
dan pengawasan selama pasien itu mendapat pelayanan medis di rumah sakit. Pada
rumah
sakit
seringkali
Rumah
Sakit
PKU
‘Aisyiyah
Boyolali
tempat
pendaftaran pasien kurang memperoleh perhatian yang cukup dari pihak rumah sakit tersebut karena dianggap hanya
desain loket pendaftaran yang digunakan loket
padahal di tempat inilah terjadi kontak pertama
baik buruknya pelayanan rumah sakit akan dimulai dan dinilai dari tempat pendaftaran oleh pasien.
menggunakan kursi yang biasa. Hasil survei
Penelitian pada Pusat Penelitian Penyakit Tidak
yang telah dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa
hal ini sangat berpengaruh kepada petugas kerja yang tidak ergonomis akan menyebabkan
dalam memberikan pelayanan. Pelayanan akan berjalan dengan baik dan nyaman jika beban
6
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 kerja yang tidak banyak dengan adanya petugas
Populasi dan Sampel Populasi merupakan wilayah generalisasi
dengan kebutuhan dan kenyamanan petugas. Hal
yang
ini sangat berpengaruh pada catatan rekam medik
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
dan meningkatkan kualitas kerja yang baik pula.
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
terdiri
atas
objek atau
subjek
yang
Tata kerja yang tidak ergonomis berpengaruh terhadap kelelahan kerja yaitu jika sikap dan cara
Subjek dalam penelitian ini adalah meja dan
kerja seseorang diantaranya posisi duduk pada saat bekerja didukung dengan peralatan. Tata
subjek dalam penelitian ini adalah 6 petugas di
letak yang dirancang secara ergonomis akan
tempat pendaftaran Rumah Sakit PKU ‘Aisiyah Boyolali. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
dapat menggurangi beban kerja yang berperan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Subjek atau objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dari penelitian ini
meningkat. Berdasarkan latar belakang yang telah
pendaftaran. Dalam penentuan sampel peneliti menggunakan sampel secara
keergonomisan meja dan kursi dengan kinerja
yaitu pengambilan dilakukan dengan cara
menetapkan sejumlah anggota sampel secara
petugas di tempat pendaftaran pasien RS PKU ‘Aisyiyah Boyolali?” Adapun tujuan dari penelitian
Pengumpulan Data
adalah
1.
untuk
mengetahui
hubungan
antara
keergonomisan meja dan kursi dengan kinerja
Data Primer a.
petugas di tempat pendaftaran pasien RS PKU
Ukuran
kursi
dan
meja
kerja.
Mengukur ukuran kursi yang meliputi
‘Aisyiyah Boyolali.
II.
METODE PENELITIAN
tinggi kursi; dan meja kerja yang
Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan objek dan tujuan penelitian permukaan meja. merupakan penelitian jenis observasional analitik.
b.
Antropometri
pekerja.
Diperoleh
Rancangan yang digunakan adalah explanatory
dengan cara pengukuran secara
research
langsung terhadap pekerja.
variabel penelitian dan menjelaskan hubungan
c.
Kinerja pekerja. Diperoleh dengan
yang terjadi antara variabel-variabel penelitian
menggunakan kuesioner dan melihat
dan kemudian menguji hipotesis yang telah
sikap kerja pekerja pada saat pekerja
dirumuskan sebelumnya.
melakukan tugas mereka
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
7
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 2.
Data sekunder
petugas
kesehatan/paramedis
yang
bekerja
Data sekunder berupa gambaran umum/
dibagian pendaftaran pasien rawat jalan yang berjumlah 6 orang. Berdasarkan maka seluruh populasi terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini. Petugas pada bagian
tetap
yang
berhubungan
dengan
job
description petugas pendaftaran pasien
berjenis kelamin perempuan.
rawat jalan. Tabel
Instrumen Penelitian Dalam penelitian membutuhkan beberapa
1.
Ukuran
Meja
Kerja
di
Tempat
Pendaftaran Pasien
alat pendukung agar proses penagambilan data
Ukuran (cm) Model Meja
dapat berjalan dengan baik dan lancar. Adapun
Jumlah T
P
instrumen yang dibutuhkan pada penelitian ini Model A
67
79
250
1
Model B
66
70
166
1
Analisis Data Perhitungan dan analisis data dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data yang diperoleh
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
dalam rangka memecahkan masalah penelitian.
bahwa ukuran meja model A lebih besar dari pada
Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat.
ukuran meja model B. Pada setiap meja tidak
Analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan
terdapat pijakan untuk kaki petugas ketika dalam
semua variabel dengan membuat tabel frekuensi.
posisi duduk. Pada masing-masing meja terdapat
Atau melihat hubungan antara variabel terikat
komputer yang digunakan untuk mendukung
dan variabel bebas. Uji statistik yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus ruang petugas pendaftaran dan pasien yang
serta disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
datang berkunjung. III.
HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di rumah sakit PKU
‘Aisyiyah Boyolali. Populasi penelitian adalah Tabel 2. Ukuran Kursi Kerja di Tempat Pendaftaran Pasien Ukuran (cm) Model Kursi
Model A
8
Panjan
Tinggi
Tinggi
Kursi
Sandaran
Kursi
Sandaran
40
48
38
30
Kursi 38
3
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 Tabel 2 menunjukkan distribusi ukuran kursi berdasarkan bagian-bagian yang akan disesuaikan dengan ukuran tubuh petugas pendaftaran pasien rawat jalan. Hasil pengukuran menunjukkan ukuran
dan lebar sandaran 30 cm. Tabel 3. Antropometri Petugas Laki-Laki No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kriteria Tinggi badan (berdiri) Tinggi bahu (berdiri) Tinggi siku (berdiri) Tinggi pinggul (berdiri)
Panjang lengan bawah Panjang lengan atas Tinggi badan (duduk) Tinggi bahu (duduk) Tinggi siku (duduk) Tinggi pinggul (duduk) Panjang tungkai atas Panjang tungkai bawah
Ukuran Tubuh Petugas (cm) N
Min
Max
2
170
171
2
139
145
2
111
112
2 2 2 2 2 2 2 2
100 43 36 28 32 87 57 23
104 45 42 33 42 88 58 25
102 44 39
2
52
52
52
2
40
57
2
43
47
Tabel diatas menunjukkan hasil pengukuran ukuran tubuh petugas pendaftaran pasien rawat jalan berjenis kelamin laki-laki yang akan disesuaikan dengan ukuran meja dan kursi. Ukuran tinggi badan pada posisi berdiri antara
S.D
Avrg 142
37
24
45
25 cm. Ukuran tubuh untuk petugas perempuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. Antropometri Petugas Perempuan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kriteria Tinggi badan (berdiri) Tinggi bahu (berdiri) Tinggi siku (berdiri) Tinggi pinggul (berdiri)
Panjang lengan bawah Panjang lengan atas Tinggi badan (duduk) Tinggi bahu (duduk) Tinggi siku (duduk) Tinggi pinggul (duduk) Panjang tungkai atas Panjang tungkai bawah
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Min 153 121 93 92 42 30 24 28 83 53 23 45 52 40
Ukuran Tubuh Petugas (cm) Max S.D Avrg 160 133 127 102 101 43 31 26 25 32 30 84 54 26 54 54 53 40 40
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
9
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 Tabel diatas menunjukkan hasil pengukuran ukuran tubuh petugas pendaftaran pasien rawat jalan berjenis kelamin perempuan yang akan disesuaikan dengan ukuran meja dan kursi. Ukuran tinggi badan pada posisi berdiri antara
dan tinggi siku duduk antara 23 cm – 26 cm.
Tabel 5. Keergonomisan Meja dan Kursi Kerja Meja A
Total
Meja B
Pr
Ergonomis
2
4
Total
6
2
4
(100) Tidak ergonomis
0
0
Kursi
Pr
0
Total Pr
6
0
0
0
2
4
6
(100) 0
0
0
(100) Total
6
6
6
disebarkan kepada responden menjelaskan bahwa kinerja petugas pendaftaran pasien rawat jalan
Hal ini menunjukkan bahwa 4 dari 6 petugas pendaftaran pasien rawat jalan kinerjanya adalah sedang. Sebagaimana penjelasan pada tabel dibawah ini. Tabel 6. Kinerja Petugas Pendaftaran Pasien No.
Kinerja Petugas Pendaftaran
Frekuensi
1
Baik
4
2
Sedang
2
3
Buruk
0
Total
6
Prosentase
0
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara desain meja dan kursi terhadap kinerja petugas dengan hasil uji sebagai berikut.
10
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 Tabel 7. Analisis Hubungan Desain Meja dan Kursi Terhadap Kinerja Petugas Pendaftaran Pasien Sarana Kerja
Kinerja Petugas
Total
Chi-Square
Asymp. Sig.
Baik
Sedang
0 2 2
0 4 4
0 6 6
.667
.414
3 0 3
3 0 3
6 0 6
.667
.414
Kursi kerja Ergonomis Tidak ergonomis Jumlah Meja kerja Ergonomis Tidak ergonomis Jumlah
Berdasarkan perhitungan dengan rumus
Jadi dimensi panjang permukaan meja dinilai
hasil analisis menunjukkan bahwa nilai adalah sebesar
dua subyek penelitian. Selain itu masih tersisa banyak
ruang
untuk
meletakkan
peralatan-
Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam Tinggi permukaan meja kerja tidak ada hubungan antara keergonomisan meja
Tinggi permukaan atas dari meja dibuat
dan kursi dengan kinerja petugas di tempat
setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap
pendaftaran pasien Rumah Sakit PKU ‘Aisyiyah
tubuh pada waktu pekerja dalam posisi duduk. Di
Boyolali.
tempat pendafataran pasien terdapat dua meja dengan tinggi yang berbeda. Untuk mengetahui
IV.
PEMBAHASAN
Panjang permukaan meja
perbandingan antara tinggi siku duduk dengan
Permukaan meja kerja harus rata dan
tinggi permukaan meja. Dalam perbandingan ini
tidak mengikat. Perbandingan lebar bahu dengan
diperlukan beberapa ukuran untuk mendapatkan
panjang permukaan meja berdasarkan data pengukuran yang ada panjang permukaan meja
cara menambahkan tinggi bahu duduk dengan
jenis A sebesar 250 cm dan jenis B sebesar 166 cm. Kedua meja tersebut digunakan oleh satu
lengan atas. Data pengukuran menyatakan tinggi
sampai dua petugas sekaligus. Berdasarkan data
permukaan meja model A adalah sebesar 79 cm
distribusi antropometri diketahui bahwa lebar bahu
dan meja model B adalah 70 cm. Sedangkan
maksimal dari subyek penelitian adalah 45 cm
tinggi
siku
duduk
untuk
petugas
laki-laki
untuk petugas laki-laki dan 43 cm untuk petugas duduk petugas perempuan maksimal adalah 56 penggunaan subyek penelitian sehingga menjadi 90 cm untuk laki-laki dan 86 cm untuk perempuan.
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
11
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 maupun perempuan tidak sesuai menggunakan
dianalisis:
meja tersebut. Jadi dimensi tinggi permukaan meja
Tinggi kursi
dinilai tidak ergonomis karena tinggi siku duduk
Perbandingan panjang betis atau panjang
dari seluruh sampel tersebut terlalu rendah apabila
tungkai bawah dengan tinggi kaki kursi dapat
dibandingkan tinggi permukaan meja. Tinggi siku
digunakan untuk mengetahui keergonomisan
duduk yang terlalu rendah dari permukaan meja
kursi kerja. Kursi kerja yang digunakan memiliki tinggi kaki sepanjang 40 cm. Dalam pembuatan tinggi kursi yang baik terdapat ukuran toleransi
hal ini akan mengakibatkan pekerja cepat lelah terutama pada bagian otot bahu.
Artinya tinggi yang sebesar 40 cm dikurangi 4 cm
Lebar permukaan meja
dan dapat digunakan oleh pengguna yang memiliki panjang tungkai bawah 36 cm. Tinggi kursi harus
model A adalah 67 cm sedangkan untuk model B
lebih pendek dari panjang tekuk lutut sampai dengan telapak kaki (lebih pendek dari panjang
baik diusahakan tidak melebihi jarak jangkauan
tungkai bawah). Tinggi tempat duduk yang ada di
tangan. Dalam pembuatan lebar permukaan meja
tempat pendaftaran pasien rawat jalan yaitu 40 cm
yang baik terdapat ukuran toleransi sebesar 4
dan untuk panjang tungkai bawah petugas laki-
permukaan meja yang berukuran 67 cm dan 66
maksimal adalah 40 cm. Dengan demikian tinggi
cm dikurangi 4 cm dan dapat sesuai digunakan
tempat duduk terlalu pendek dari panjang tungkai
oleh pengguna yang memiliki ukuran panjang
bawah semua petugas laki-laki. Sedangkan 2 dari
lengan bawah 63 cm dan 62 cm. Ukuran tersebut
4 petugas perempuan mempunyai ukuran panjang
mereka harus menggantungkan kaki ketika duduk karena tinggi kursi yang melebihi panjang tungkai bawah mereka. Kondisi ini dapat dikatakan bahwa laki-laki maksimal adalah 33 cm dan pada pekerja
tinggi tempat duduk yang digunakan oleh petugas
perempuan maksimal adala 26 cm. Jadi dimensi
pendaftaran pasien tidak ergonomis.
lebar permukaan meja baik model A maupun model
Tinggi tempat duduk yang tidak ergonomis
B dinilai ergonomis karena sesuai digunakan oleh
dapat menimbulkan sikap kerja duduk yang tidak
seluruh pekerja di ruang pendaftaran baik lakilaki dan perempuan. Berdasarkan perbandingan
1.
Kaki selonjor dengan posisi kaki tumpang tindih. Posisi tersebut dapat mengakibatkan
ukuran meja dinilai sudah sesuai atau ergonomis
sakit dibagian betis (disebabkan ukuran
bagi pengguna.
kursi yang terlalu pendek).
Berdasarkan data ukuran antropometri dan
2.
Kaki menggantung karena kursi kerja terlalu tinggi. Posisi kaki menggantung selama
12
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017
3.
8 jam kerja dapat menimbulkan keluhan
petugas dalam bekerja.
berupa nyeri dan pegal-pegal di bagian kaki.
Tinggi sandaran kursi
Kaki ditekuk di bawah kursi karena kursi
Sandaran kursi kerja yang dipakai pada
terlalu pendek. Posisi kaki yang ditekuk dapat menghentikan aliran darah dan
tinggi sandaran kursi ini dibandingkan dengan
menyebabkan kaki menjadi kesemutan.
tinggi bahu petugas dalam posisi duduk. Tinggi
Panjang alas duduk/kedalaman kursi
bahu duduk petugas laki-laki bagian pendaftaran
Panjang alas duduk harus lebih pendek
pasien maksimal adalah 58 cm dan untuk petugas
dari lekuk lutut sampai dengan garis punggung
perempuan maksimal adalah 54 cm. Sandaran
(panjang tungkai atas). Hasil pengukuran panjang
kursi yang baik dapat menopang tulang belakang
alas duduk yaitu 38 cm dan untuk panjang tungkai
atau punggung bagian tengah hingga ruang untuk lekung lumbar bagi penggunanya. Semakin tinggi
petugas perempuan maksimal adalah 54 cm. Dengan demikian panjang kursi lebih pendek dari
mengurangi beban atau kinerja dari lumbar yang berlebihan untuk menjaga postur tulang belakang
dikatakan tidak ergonomis karena ukuran kursi
). Berdasarkan distribusi data
terlalu kecil. Sehingga kursi tidak dapat menopang bagian paha. Posisi paha yang seharusnya lurus
lebih pendek dari bahu petugas pendaftaran baik
menjadi cenderung miring ke bawah dan kaki menjadi tumpuan. Hal ini dapat menyebabkan
sehingga dapat dikatakan sandaran punggung pada kursi kerja tidak ergonomis. Sandaran
Lebar kursi
punggung ini penting untuk menahan beban punggung ke arah belakang sehingga dapat mengurangi keluhan di bagian punggung dan
pada kursi kerja ini yaitu 38 cm. Sedangkan lebar pinggul petugas laki-laki maksimal adalah
back pain serta neck pain.
42 cm dan minimal adalah 36 cm. Ukuran lebar
Lebar sandaran kursi
kursi ini tidak ergonomis untuk satu petugas lakilaki karena memiliki ukuran lebar pinggul yang
Perbandingan
antara
lebar
punggung
dengan lebar sandaran kursi digunakan untuk mengetahui apakah punggung pekerja sudah
perempuan maksimal adalah 31 cm dan minimal
mendapatkan posisi yang baik ketika melakukan
adalah 30 cm. Sehingga lebar tempat duduk dapat dikatakan ergonomis jika dipakai oleh semua petugas perempuan karena lebar tempat duduk
kursi yang baik terdapat ukuran toleransi sebesar
lebih lebar dari lebar pinggul. Dengan demikian sandaran kursi selebar 30 cm dikurangi 10 cm dan ini dapat mengurangi tingkat ketidaknyamanan
dapat digunakan oleh pengguna yang memiliki
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
13
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 lebar pinggul sebesar 20 cm. Berdasarkan data
sedang terdapat pada aspek kuantitas kerja sedangkan 3 petugas perempuan memiliki lebar
dan penyesuaian pekerjaan. Seorang karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan dalam 1 hari
memiliki lebar pinggul sebesar 31 cm. Oleh karena
dan terkadang masih merasa bingung dengan
itu perbandingan antara lebar pinggul dengan
tugas pokok yang harus dilakukan. Hal tersebut
lebar sandaran kursi nilai tidak ergonomis bagi
sesuai
dengan hasil wawancara mendalam
mengenai upaya karyawan untuk menggunakan terlalu sempit sehingga sebagian punggung tidak
waktu seefektif mungkin. Seorang karyawan masih meminta bantuan dalam menyelesaikan
akan menyebabkan ketidak-nyamanan petugas saat beraktivitas. Sedangkan untuk petugas teliti ketika menyelesaikan pekerjaan membuat dinilai ergonomis karena dapat digunakan oleh 3
kinerja mereka berkurang.
dari 4 petugas perempuan. Penilaian
kinerja
pada
penelitian
ini
diketahui bahwa tidak ada hubungan antara
dilakukan dengan cara memberikan kuesioner
keergonomisan meja dan kursi kerja yang
kepada responden dan melakukan wawancara
digunakan oleh petugas di tempat pendaftaran
secara mendalam kepada kepala instalasi rekam
pasien
medis rumah sakit. Penilaian atasan langsung
Walaupun tugas pokok untuk pendaftaran pasien
terhadap
kinerja
petugas
tersebut.
sangat penting dari seluruh sistem penilaian kinerja. Hal ini disebabkan karena mudah untuk memperoleh hasil penilaian atasan dan dapat
petugas masih dapat menunjukkan kinerja mereka
diterima oleh akal sehat. Para atasan merupakan
dengan baik tanpa terpengaruh oleh kursi yang
orang yang tepat untuk mengamati dan menilai
tidak ergonomis. Menurut Hendrayanti (2011) untuk mencapai kinerja sumber daya manusia
dinilai dalam pengukuran kinerja pekerja adalah
yang optimal membutuhkan setidaknya tiga
pada budaya profesional dan sistem kerja yang dapat mendorong terciptanya semangat kerja. di rumah sakit PKU ‘Aisyiyah Boyolali menjadi
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa teknologi sistem informasi manajemen Rumah Sakit yang
pendaftaran pasien melakukan tugas-tugas pokok ada kegiatan petugas lebih terbantu dan beban kerja dapat diatasi dengan baik.
14
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 gangguan musculoskeletal dan gangguan postur tetap perlu perlu mendapatkan perhatian secara
tubuh. Ketidaksesuaian ukuran kursi menimbulkan
khusus. Banyaknya pekerja yang menggunakan
ketidaknyamaan bagi pengguna. Rasa yang tidak
kursi kerja yang tidak ergonomis tentunya akan
nyaman akan menyebabkan pengguna tidak
berakibat buruk bagi tenaga kerja itu sendiri
dapat melaksanakan aktivitasnya dengan baik
ataupun bagi instansi/rumah sakit. Bagi tenaga
serta adanya rasa ketidaknyamanan ini tidak sesuai dengan prinsip ergonomi yang berusaha
tidak ergonomi dapat menyebabkan posisi tubuh
menyeimbangkan
saat bekerja kurang baik dan dapat mengganggu
fasilitas yang digunakan agar tercipta suasana
kesehatan akibat pembebanan statis secara terus
kerja atau aktivitas yang baik. Menurut Suma’mur
menerus pada bagian tubuhnya. Bagi instansi/
(2012) bahwa maksud dan tujuan dari ergonomi
rumah sakit sendiri hal ini dapat menyebabkan
adalah untuk menjamin kesehatan kerjadan
penurunan
meningkatkan
produktivitas
maka
hasil
yang
didapatkan akan menurun. Dampak langsung
keadaan
pengguna
produktivitasnya.
dan
Seseorang
dikatakan sesuai dengan aktivitasnya ditinjau
yang dirasakan oleh tenaga kerja dengan sikap kerjanya kurang baik salah satunya adalah yang sesuai dengan ukuran tubuh para pekerja. Penjelasan tersebut menunjukkan pentingnya memperhatikan aspek ergonomi dalam aktivitas Beberapa hal yang dapat diakibatkan dari ketidaksesuaian ukuran tubuh dan ukuran kursi
sehari-hari.
Mengingat
bahwa
tingginya
ketidaksesuaian ukuran tubuh dengan ukuran
ini tidak berdampak secara langsung pada tingkat kelelahan pada tenaga kerja bagian pendaftara
agar
memperhatikan
aspek
ergonomi
yang
dikhawatirkan dapat mempengaruhi tubuh dimasa perhatian
karena
semakin
lama
pengguna
yang akan datang.
menggunakan kursi yang tidak ergonomis dapat menyebabkan gangguan postur serta masalah
V.
SIMPULAN
kesehatan yang lainnya. Ada banyak faktor yang
1.
Meja kerja di tempat pendaftaran pasien
internal maupun faktor eksternal. Ketidaksesuaian ukuran
antropometri tubuh baik petugas laki-laki tubuh dengan
fasilitas kerja dapat menjadi penyebab lain dalam
maupun petugas perempuan. 2.
Kursi kerja di tempat pendaftaran pasien
masalah kesehatan yang lain selain kelelahan. Ketidaksesuaian ukuran kursi terhadap ukuran
kesesuaian antara ukuran kursi dengan
penggunanya yang dibiarkan terus menerus
antroponetri
tubuh
petugas
dibagian
dalam jangka waktu duduk yang lama dapat menyebabkan masalah kesehatan lain seperti
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
laki-laki maupun petugas perempuan.
15
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 3.
Kinerja petugas pendaftaran pasien di
Tarwaka. 2010. Ergonomi untuk Keselamatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA PRESS. Surakarta.
4.
Tidak ada hubungan antara meja kerja dan kursi kerja yang ergonomis dengan kinerja petugas di tempat pendaftaran pasien Rumah Sakit PKU ‘Aisyiyah Boyolali.
DAFTAR PUSTAKA Antropometri
Indonesia.
2013. . http://
antropometriindonesia.com/
Management.
Analisis beban kerja . Jurnal bisnis dan akuntansi. 4 (08):12-23. Dipetik
dan Kursi Ergonomis. Dipetik Desember http://dedylondong.blogspot. com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan kursi.html. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal. Salemba Medika. Jakarta. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Sugiyono.
2012.
Statistik
Untuk
Penelitian.
Alfabeta. Bandung. Suma’mur.
2012. . CV Sagung
Seto. Jakarta.
16
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org