HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI INDEKOST MEWAH DI KECAMATAN KARTASURA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
ALIA MUHLIS DAMAYANTI F100 090 034
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 i
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI INDEKOST MEWAH DI KECAMATAN KARTASURA
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh :
ALIA MUHLIS DAMAYANTI F100 090 034
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI INDEKOST MEWAH DI KECAMATAN KARTASURA
Alia Muhlis Damayanti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] Perilaku konsumtif mempengaruhi gaya hidup mahasiswi indekost. Hal tersebut karena perhatian mahasiswi indekost mudah teralihkan sehingga keputusan untuk membeli suatu barang bukan didasarkan karena kebutuhan, melainkan hanya untuk memenuhi kepuasan pribadi, seperti konformitas dan gengsi pada teman-teman atau kelompok pergaulan untuk mengikuti trend terkini. Dalam membeli suatu barang seharusnya para mahasiswi tidak berperilaku konsumtif melainkan harus memperhatikan faktor rasional atau kebutuhan dan cenderung memperhitungkan manfaat serta harga produk yang sesuai dengan kemampuan financial. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswi indekost. 2) Mengetahui tingkat konformitas mahasiswi indekost. 3) Mengetahui tingkat perilaku konsumtif mahasiswi indekost. 4) Mengetahui sumbangan konformitas dengan perilaku konformitas pada mahasiswi indekost. Hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara konformitas dengan perilaku konsumtif mahasiswi indekost. Subjek penelitian adalah mahasisiwi-mahasiswi indekost area kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan usia ± 18-23 tahun sebanyak 100 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala konformitas dan skala perilaku konsumtif. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan analisis product moment diperoleh nilai korelasi r = 0,646 signifikansi (p) = 0,000; (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara konformitas dengan perilaku konsumtif. Artinya semakin tinggi konformitas maka akan semakin tinggi perilaku konsumtif, dan sebaliknya apabila semakin rendah konformitas, maka akan semakin rendah pula perilaku konsumtif. Sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku konsumtif sebesar 41,8%. Konformitas pada subjek penelitian tergolong sedang yang ditunjukkan dengan rerata empirik (RE) sebesar 85,89 sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar 82,5. Perilaku konsumtif pada subjek penelitian tergolong sedang yang ditunjukkan dengan rerata empirik (RE) sebesar 108,11, sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar 105 Kata kunci: konformitas, perilaku konsumtif
v
pada
PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya
remaja
putri
cenderung
dipengaruhi oleh faktor rasional dan
era globalisasi saat ini, negara-negara
faktor
di
Indonesia.
berperilaku konsumtif mengutamakan
Globalisasi tersebut membuat berbagai
faktor emosionalnya saja, misalnya
perubahan-perubahan
dengan
dunia
termasuk
menyangkut
yang
hampir
emosional.
hanya
Remaja
yang
memperhitungkan
secara
gengsi dan perstise, sedangkan remaja
kehidupan.
yang memperhatikan faktor rasional
memberikan
cenderung memperhitungkan manfaat
dampak terhadap pola kehidupan di
serta harga produk yang berwujud
masyarakat, kebiasaan, adat, tradisi,
mode atau style popular.
keseluruhan
bidang
Perubahan
tersebut
yang lama sudah mulai ditinggalkan
Perilaku
konsumtif
pada
secara perlahan-lahan. Hal tersebut
mahasiswi indekost salah satunya
diiringi dengan tingkat kompleksitas
dipengaruhi oleh konformitas terhadap
masyarakat yang lebih tinggi, salah
kelompoknya. Konformitas berkaitan
satunya adalah menyebabkan daya beli
dengan
serta perilaku konsumtif masyarakat
Konformitas merupakan perilaku atau
bertambah.
sikap
Perilaku
konsumtif.
mematuhi
norma-norma
juga
kelompok agar sesuai dengan norma
merupakan salah satu fenomena yang
sosial yang ada. Hal ini seperti
mempengaruhi
mahasiswa,
penyataan dari Baron & Byrne (2005),
indekost.
bahwa konformitas merupakan suatu
Mahasiswi merupakan bagian dari
jenis pengaruh sosial dimana individu
remaja
masa
mengubah sikap dan tingkah lakunya
perkembangannya cenderung bersikap
agar sesuai dengan norma sosial yang
hati-hati dalam menjaga hal-hal yang
ada, dengan kata lain konformitas
merusak
adalah
khususnya
konsumtif
perilaku
hidup
mahasiswi
yang
masih
dalam
penampilan.
Untuk
menyamakan
menunjang penampilan tersebut salah
kelompok
satunya
tuntutan dari kelompok tersebut untuk
mahasiswi
cenderung
berperilaku konsumtif. Parma (2007),
sosial
menyesuaikan diri.
mengatakan bahwa perilaku konsumtif
1
karena
terhadap adanya
Menurut
Bandura
(dalam
konformitas
khususnya
kelompok
Kurniawati, 2009) dalam kaitannya
yang gemar berbelanja mahasiswi
dengan
indekost
perilaku
konsumtif,
tersebut
akan
mengikuti
menyatakan bahwa tendensi perilaku
perilaku yang terjadi dalam kelompok
konsumtif
tersebut.
remaja
sebagian
besar
terbentuk dengan melihat dan meniru
Konformitas
orang lain dalam konteks sosial. Ini
beberapa
terlihat dari kecenderungan mahasiswi
remaja seperti pilihan aktivitas sekolah
indekost yang cenderung memasuki
atau sosial yang diikuti, penampilan,
suatu
kelompok
pemberian tersebut
norma akan
aspek
mempengaruhi dalam
kehidupan
maka
pengaruh
dan nilai serta norma yang akan
oleh
kelompok
dianut. Teman sebaya memiliki peran
berdampak
pada
yang
penting
dalam
terjadinya
timbulnya konformitas yang kuat.
konformitas
Kondisi demikian dapat membuat
(Rachmawati, 2013). Kelompok teman
mahasiswi untuk ikut atau lebih
sebaya membuat norma-norma yang
menyesuaikan diri dengan norma atau
harus dipatuhi anggota kelompoknya,
kelompok agar mendapat penerimaan
bila ada yang tidak mematuhinya,
dari kelompok tersebut.
maka akan mendapatkan sanksi dari
Faktor sosial seperti kelompok
kelompoknya.
referensi, keluarga, serta peran sosial
Perilaku
pada
konsumtif
remaja
yang
dan status mempengaruhi perilaku
ditunjukkan remaja bersama teman
konsumen.
referensi
sebaya (peer group) tidak jauh dari
semua
masalah mode atau fashion, mengikuti
kelompok yang mempunyai pengaruh
trend fashion perlu bagi para remaja
langsung (tatap muka) atau tidak
karena bisa menunjang penampilan,
langsung terhadap sikap atau perilaku
dengan berpenampilan menarik remaja
orang
2009).
merasa percaya diri, selain itu produk
Lingkungan dalam kelompok sebagai
fashion dipilih karena model yang
acuan yang sangat berpengaruh pada
banyak dan cepat berubah (Nurhayati,
perilaku serta gaya hidup. Berdasarkan
2008)
(reference
Kelompok group)
tersebut
yaitu
(Kotler
hal ini, jika berkembang dalam suatu
2
Kotler (dalam Suprapti, 2010)
konsumtif. Ada juga yang berhemat
mengatakan bahwa kelompok akan
dan
mempengaruhi tiga hal dalam diri
kebutuhan, tidak sekedar kepuasan
seseorang
menghadapkan
memenuhi
seseorang pada perilaku dan gaya
perbedaan
hidup, mempengaruhi perilaku dan
konformitas. Apabila teman-temannya
konsep pribadi, serta menciptakan
adalah konsumtif dan individu tersebut
tekanan untuk mematuhi pilihan atau
memiliki konformitas yang tinggi,
merk suatu produk. Seperti yang
maka individu tersebut akan mengikuti
diungkapkan oleh Chatijah & Purwadi
perilaku konsumtif juga.
yaitu
(2007),
perilaku
dipengaruhi eksternal
oleh dan
Kepribadian,
konsumtif
faktor
proses
dalam
gaya
hidup.
tersebut
Hipotesis
membeli
Penyebab disebabkan
penelitian
ini
internal,
menyatakan terdapat ada hubungan
psikologis.
positif antara konformitas dengan
dan
perilaku
demografi berpengaruh terhadap sikap
indekost
maupun perilaku konsumtif seseorang.
Kartasura. Semakin tinggi konformitas
Jenis, cara, dan tingkat mengkonsumsi
terhadap kelompok semakin tinggi
produk dianggap sebagai bagian dari
pula perilaku konsumtifnya. Begitu
kepribadian dan gaya hidupnya. Bakat,
pula
minat,
konformitas
nilai
gaya
selektif
dan
hidup,
konsep
diri
konsumtif mewah
sebaliknya,
mahasiswi
di
Kecamatan
semakin
maka
rendah
rendah pula
merupakan faktor psikologis dalam
perilaku konsumtif pada mahasiswi
diri individu yang juga berpengaruh
indekost.
dalam sikap dan perilaku membeli. Sebagian mahasiswi indekost
METODE
lebih mudah terpengaruh oleh teman-
Subjek
yang
diambil
dalam
teman kost dalam berpenampilan dan
penelitian
adalah
gaya hidup, terkadang juga karena
mahasiswi
indekost
adanya persaingan antar teman kost
Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk mendapatkan pengakuan sosial.
dengan usia ± 18-23 tahun sebanyak
Pada
semua
100 orang. Dengan menggunakan
berperilaku
teknik pengambilan sampel incidental
kenyataannya,
mahasiswi
indekost
tidak
3
mahasisiwiarea
kampus
purposive
sampling.
Metode
individu
yang
meliputi
proses
pengumpulan data menggunakan skala
psikologis
konformitas
dan
pengolahan informasi, pembelajaran,
konsumtif.
Teknik
menggunakan
skala
perilaku
analisis
korelasi
berkaitan
dengan
data
serta perubahan sikap dan perilaku,
product
dan faktor eksternal yang berkaitan
moment.
dengan pengaruh lingkungan serta kelompok sosial. Berdasarkan hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
analisis
analisis diketahui bahwa konformitas
data
tergolong kategori sedang dengan
diperoleh hasil koefisien korelasi atau
rerata empirik (RE) sebesar 85,89
r = 0,646 signifikansi (p) =
sedangkan
0,000;
rerata
hipotetik
(RH)
(p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa
sebesar 82,5 dengan standar deviasi
terdapat
yang
(SD) = 16,5. Dan analisis perilaku
signifikan antara konformitas dengan
konsumtif tergolong kategori sedang
perilaku konsumtif. Artinya, semakin
dengan rerata empirik (RE) sebesar
tinggi konformitas maka akan semakin
108,11, sedangkan rerata hipotetik
tinggi
(RH) sebesar 105 dengan standar
hubungan
perilaku
positif
konsumtif,
dan
sebaliknya apabila semakin rendah konformitas,
semakin
Perilaku konsumtif terjadi ketika
konsumtif.
seseorang tidak mendasari pembelian
menunjukkan
dengan kebutuhan, namun semata-
seberapa besar peran atau kontribusi
mata hanya demi kepuasan maupun
variabel
kesenangan, sehingga menyebabkan
rendah
maka
pula
Sumbangan
akan
deviasi (SD) = 21.
perilaku efektif
bebas
terhadap
variabel
tergantung Sumbangan efektif variabel
pengeluaran
konformitas
Perilaku konsumtif juga merupakan
terhadap
perilaku
konsumtif sebesar 41,8% ditunjukkan
salah
dana
satu
yang
berlebih.
fenomena
yang
2
oleh koefisien determinan (r ) sebesar
mempengaruhi
0,418. Hal ini masih terdapat 58,2%
khususnya
faktor-faktor lain yang mempengaruhi
Mahasiswi termasuk mudah teralihkan
perilaku konsumtif, misalnya faktor
perhatiannya karena rayuan iklan,
internal yang berasal dari dalam diri
mengikuti teman-teman kost, kurang
4
hidup
mahasiswi
mahasiswa, indekost.
realistis,
cenderung
boros
dalam
individu adalah kebudayaan, kelas
mengeluarkan uangnya, dan ingin
sosial, kelompok-kelompok sosial dan
menunjukkan siapa dirinya dengan
referensi serta keluarga.
mengikuti trend terbaru (Tambunan,
Berdasarkan
2001).
hasil
analisis
diketahui bahwa skala konformitas
Menurut Baron & Byrne (2005),
tergolong kategori sedang dengan
bahwa konformitas merupakan suatu
rerata empirik (RE) sebesar 85,89
jenis pengaruh sosial dimana individu
dengan standar deviasi 16,5 sedangkan
mengubah sikap dan tingkah lakunya
rerata hipotetik (RH) sebesar 82,5
agar sesuai dengan norma sosial yang
dengan standart deviation (SD) = 16,5
ada, dengan kata lain konformitas
Sedangkan hasil analisisi perilaku
adalah
terhadap
konsumtif tergolong kategori sedang
adanya
dengan rerata empirik (RE) sebesar
tuntutan dari kelompok tersebut untuk
108,11 dengan standar deviasi 21,
menyesuaikan diri.
sedangkan
menyamakan
kelompok
sosial
karena
rerata
hipotetik
(RH)
Sumbangan efektif konformitas
sebesar 105 dengan standart deviation
terhadap perilaku konsumtif sebesar
(SD) = 126. Perilaku mahasiswi
41,8% ditunjukkan oleh koefisien
indekost yang umumnya mudah sekali
2
determinan (R ) sebesar 0,418. Hal ini
terpengaruh oleh teman-teman sebaya
masih terdapat 58,2% faktor-faktor
dalam
lain yang mempengaruhi perilaku
persaingan antar teman, selain itu juga
konsumtif. Seperti halnya pendapat
karena mahasiswi bisa diterima di
dari
kelompoknya. Disadari atau tidak,
Sumartono
(2002),
perilaku
hal
gaya
perilaku
internal dan faktor eksternal. Adapun
perilaku konsumtif. Dengan demikian,
faktor internal yang berpengaruh pada
apabila
perilaku konsumtif individu adalah
konformitas yang tinggi maka perilaku
motivasi, harga diri, observasi, proses
konsumtif tinggi dan begitu pula
belajar, kepribadian dan konsep diri.
sebaliknya, jika memiliki konformitas
Sementara
yang rendah maka perilaku konsumtif
eksternal
yang
berpengaruh pada perilaku konsumtif
rendah.
5
ini
karena
konsumtif disebabkan oleh faktor
faktor
seperti
hidup
mahasiswi
menimbulkan
memiliki
Hasil penelitian menunjukkan
moment diperoleh nilai koefisien
ada hubungan positif yang signifikan
korelasi r sebesar = 0,646 dan
antara konformitas dengan perilaku
signifikansi
konsumtif pada mahasiswi indekost,
(p<0,01).
(p)
=
0,000;
namun ada beberapa keterbatasan
2. Tingkat konformitas termasuk ke
penelitian yang perlu diperhatikan,
dalam kategori sedang. Hal ini
antara lain generalisasi dari hasil-hasil
ditunjukan
penelitian ini terbatas pada populasi
empirik
(RE)
dimana penelitian dilakukan sehingga
dengan
rerata hipotetik (RH)
penerapan pada ruang lingkup yang
sebesar 82,5
lebih luas dengan karakteristik yang berbeda
kiranya
perlu
oleh
hasil
rerata
sebesar
85,89
3. Tingkat perilaku konsumtif ke
dilakukan
dalam
kategori sedang. Hal ini
penelitian ulang dengan menggunakan
dapat dilihat dari hasil rerata
atau menambah variabel-variabel lain
empirik
(RE)
yang
dengan
rerata hipotetik (RH)
belum
disertakan
dalam
ataupun
dengan
sebesar 105.
menambah dan memperluas ruang
Peranan
penelitian
ini
lingkup penelitian
menunjukan
bahwa
0,418. Hal ini menunjukan bahwa
A. Simpulan 1. Ada hubungan yang positif yang
Artinya
sumbangan
koefisien determinan (r2) sebesar
SIMPULAN DAN SARAN
dengan
atau
108,11
efektif konformitas dengan perilaku konsumtif
signifikan
sebesar
antara
konformitas
perilaku
konsumtif.
semakin
variabel
konformitas
memberi
sumbangan efektif sebesar 41,8% dalam
tinggi
mempengaruhi
konsumtif,
sedangkan
perilaku sisanya
konformitas maka semakin tinggi
58,2% dipengaruhi oleh variabel
perilaku konsumtif dan sebaliknya
lain.
semakin rendah konformitas maka
B. Saran
perilaku
Diharapkan hasil dari penelitian
konsumtif. Hal ini dapat dilihat
ini sebagai referensi, untuk bahan
dari hasil perhitungan product
masukan,
semakin
tinggi
6
pertimbangan,
informasi
Semarang : Fakultas Psikologi UNDIP Semarang.
tambahan bagi peneilti lain yang akan melakukan penelitian sejenis, sehingga dapat
menjadi
penyempurnaan
acuan
dalam
penelitian
yang
Rachmawati, F. 2013. Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Konformitas Pada Remaja. Emphaty 2. (1). 1-16. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UAD Yogyakarta
sejenis.
DAFTAR PUSTAKA Sumartono. 2002. Terperangkap dalam Iklan : Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi. Bandung : Alfabeta.
Baron, R, A., & Byrne, D. 2005. Psikologi Sosial Jilid 2 Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga. Chatijah, S. & Purwadi. 2007. Hubungan Antara Religiusitas Dengan Sikap Konsumtif Remaja. Humanitas. 4.( 2 ).110-`123
Suprapti, N. W. S. 2010. Perilaku Konsumen. Bali : Udayana Press. Tambunan. R. 2001 Remaja & Perilaku Konsumtif. http/www.e-psikologi. com/Remaja/
Kotler, P., & Keller, K.L. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 . Jakarta: Erlangga. Kurniawati, M. 2009. Kelompok Acuan Remaja : Faktor Konsumsi Produk Food Supplement . Phronesis Jurnal Ilmiah Psikologi Industri dan Organisasi. 11.(1).53-64 Nurhayati, E. 2008. Peran Peer Group Dalam Membentuk Perilaku Konsumtif Remaja. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Usluhuddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Parma, S. A. 2007. Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Konsumtif Remaja Putri Dalam Pembelian Kosmetik Melalui Katalog Di SMA Negeri 1 Semarang. Intisari.
7