Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
Hubungan Antara Optimisme Dengan Adversity Quotient Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Uns Yang Mengerjakan Skripsi Relationship Between Optimism With Adversity Quotient In Students Of Psychology Medical Faculty Sebelas Maret University Who Doing Mini Thesis Isiya Bekti Utami, Hardjono, Nugraha Arif Karyanta Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret
ABSTRAK Skripsi merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan mahasiswa untuk memperoleh gelar kesarjanaan. Kesulitan dan hambatan dalam proses mengerjakan skripsi menimbulkan respon yang beragam di kalangan mahasiswa seperti menunda, berhenti atau melakukan tindakan menyimpang. Akan tetapi, masih ada mahasiswa yang terus bertahan dengan mengatasi kesulitan dan hambatan tersebut hingga skripsi terselesaikan karena memiliki adversity quotient. Salah satu faktor yang mempengaruhi adversity quotient seseorang adalah keyakinan yang kuat dalam diri seseorang. Salah satu bentuk dari keyakinan adalah optimisme. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara optimisme dengan adversity quotient pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan incidental purposive sampling. Adapun kriteria sampel dalam penelitian adalah: Mahasiswa Psikologi FK UNS, sedang mengerjakan skripsi, telah melakukan bimbingan, dan belum menjalani ujian skripsi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua skala psikologi, yaitu skala optimisme dan skala adversity quotient. Metode analisis yang digunakan adalah korelasi product moment Pearson. Hasil perhitungan korelasi product moment Pearson memperlihatkan nilai koefisien korelasi (r) = 0,833, dan p< 0,05. Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara optimisme dan adversity quotient pada mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS yang mengerjakan skripsi. Kata Kunci : optimisme, adversity quotient, mahasiswa, skripsi
154
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
PENDAHULUAN
banyak mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu. Data
Mahasiswa sebagai anggota dari sebuah
akademik lulusan Program S-1 reguler
lembaga pendidikan tinggi dituntut untuk
Universitas
memiliki
akademik 2011/2012, menunjukkan dari
jawab
kemandirian untuk
dan
tanggung
menyelesaikan
Sebelas
Maret
tahun
tugas
3.074 lulusan terdapat 2.005 mahasiswa
akademik yang telah ditetapkan, guna
yang menempuh masa studi lebih dari
mencapai
yang
lima tahun. Di Prodi Psikologi FK UNS
diharapakan oleh perguruan tinggi yang
pada tahun yang sama, terdapat 54 lulusan
menjadi almamaternya. Tugas akademik
dengan 28 mahasiswa menempuh masa
tersebut di antaranya adalah penyelesaian
studi lebih dari lima tahun. Lamanya
dan
waktu
kompetensi
pencapaian
lulusan
beban
studi
yang
yang
dibutuhkan
mahasiswa
praktikum dan penyusunan skripsi.
kesulitan dan hambatan dalam proses
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil
penyusunan skripsi (UNS).
penelitian
Selama
oleh
mahasiswa,
proses
disebabkan
para
ditetapkan, penyelesaian tugas kuliah,
mandiri
ini
oleh
adanya
penyusunan
skripsi,
sekaligus menjadi mata kuliah dengan
menurut Jani (2012), sebagian mahasiswa
bobot 6 SKS sebagai tugas akhir untuk
mengalami hambatan dan kesulitan baik
memenuhi persyaratan dalam meraih
dari faktor internal dari dalam diri
gelar sarjana. Dalam penyusunan skripsi,
mahasiswa yang bersangkutan seperti,
mahasiswa dituntut untuk mampu mencari
tidak mempunyai kemampuan dalam tulis
dan merumuskan masalah penelitian,
menulis,
membuat
akademis
rancangan
penelitian,
kurangnya yang
memadai,
kemampuan kurangnya
melakukan analisis dan menyusun laporan
ketertarikan mahasiswa dalam penelitian,
hasil
tidak terbiasa menulis karya ilmiah dan
penelitian
presentasi
di
serta
depan
melakukan
penguji
(Prodi
Psikologi, 2011). Termasuk
kurang terbiasa dengan sistem kerja terjadwal
pengaturan
waktu
skripsi,
terbatas, maupun dari faktor eksternal di
mahasiswa menempuh kurang lebih 4
luar diri mahasiswa seperti kesulitan
tahun
mencari literatur, dana yang terbatas, dan
untuk
pendidikannya
menyelesaikan
dengan
menyelesaikan di
perguruan
seluruh tinggi.
Namun, fenomena yang terjadi saat ini,
masalah
dengan
dosen
pembimbing
skripsi. Hasil survei yang dilakukan oleh
155
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
Faridah (2006) pada mahasiswa yang
sudah merasa putus asa, beban mental,
sedang menyusun skripsi dan tugas akhir
usia yang dirasa sudah tidak pantas untuk
menunjukkan
mengerjakan
dialami
bahwa
mahasiswa
kesulitan dalam
yang
menyusun
jumlah
skripsi
teman
satu
dan
sedikitnya
angkatan
serta
skripsi diantaranya adalah lamanya waktu
keinginan untuk cepat lulus (Puspitarini,
yang diperlukan untuk mencari judul dan
2012).
lambat
revisi
(prokastinasi), karena bekerja, melakukan
proposal
pekerjaan lain di luar mengerjakan skripsi
dalam
proposal
menyelesaikan
setelah
seminar
Menunda
dan
hambatan lain yang seringkali dialami
mengerjakan skripsi sebagaimana termuat
adalah malas.
dalam harian Joglosemar (2010) atau
Hambatan dan kesulitan yang menyertai
beralih mengambil jalur non skripsi
proses penyusunan karya ilmiah ini,
(Goeswono, 2001). Bahkan, ada yang
mengakibatkan skripsi menjadi beban
memutuskan untuk tidak menyelesaikan
akademik
mahasiswa,
skripsinya. Hal ini tentu saja sangat
sehingga timbul respons yang beragam
merugikan mahasiswa yang bersangkutan
dari para mahasiswa yang sedang atau
mengingat
akan
Sebagian
tahap paling akhir dan paling menentukan
mahasiswa merasa diberi beban berat,
dalam mencapai gelar sarjana, sehingga
kehilangan motivasi dalam mengerjakan
usaha
skripsi. Menimbulkan perasaan jengkel,
dilakukan
cemas, pesimis, mudah putus asa, merasa
menjadi sia-sia jika mahasiswa gagal
tegang dan tertekan, serta malu (Faridah,
menyelesaikan skripsi (Mutadin, 2002).
2006), stres dan frustrasi, kemudian
Akan tetapi, ada juga mahasiswa yang
melakukan
menyimpang
memandang skripsi sebagai tantangan dan
(Pranata, 2012), bunuh diri karena sudah
tanggung jawab yang harus diselesaikan,
tidak tahan saat mengalami kesulitan
kemudian mereka terus bekerja untuk
untuk
pembimbing
menyelesaikan skripsi, sehingga menjadi
Melakukan
mahasiswa yang sukses meraih gelar
sebagian
menyusun
tindakan
bertemu
(Amirullah, kecurangan
skripsi.
dosen 2008).
kerja
skripsi
keras
bertahun-tahun
merupakan
yang
telah
sebelumnya
sarjana bahkan menyandang predikat
jasa
cumlaude. Dari data akademik lulusan
pembuatan skripsi (joki skripsi) karena
Program S-1 reguler Universitas Sebelas
2012).
plagiasi
bahwa
dalam
skripsi
(Malaka,
dengan
dan
berkonsentrasi
skripsi
dilakukan. Mutadin (2002) menuliskan
bagi
tidak
penyusunan
Penggunaan
156
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
Maret Tahun akademik 2011/2012, dari
konsisten tidak terlepas dari bagaimana
3.074 lulusan terdapat 312 (10,2%)
individu menyikapi situasi yang menekan
mahasiswa yang berpredikat cumlaude
dalam
(IPK di atas 3.50) dengan masa studi
Penyikapan terhadap sebuah situasi terkait
kurang dari lima tahun, sembilan orang
dengan keyakinan akan hal-hal yang baik
(2,9%) di antaranya berasal dari prodi
di masa mendatang (Scheier & Carver,
Psikologi (UNS).
1988 dalam Abele dan Gendolla, 2007).
Perbedaan respons terhadap skripsi ini
Keyakinan
merupakan salah satu bentuk respon
mengenai masa depan disebut optimisme.
terhadap situasi yang dipandang sebagai
Carver (2012) menyatakan, bahwa ketika
situasi yang penuh tantangan dan tekanan.
menghadapai sebuah tantangan, individu
Untuk menghadapi tantangan dan tekanan
yang optimistis akan percaya dan tekun
dibutuhkan
untuk
dalam berjuang meskipun kemajuan atas
menyelesaikannya (Laura dan Sunjoyo,
usahanya melalui fase sulit dan berjalan
2009). Stoltz (2007) berpendapat bahwa
lambat.
di antara banyak kekuatan yang dimiliki
pesimistis akan mengalami keraguan.
oleh individu, salah satunya adalah
Tingkat kesulitan tantangan akan semakin
seberapa jauh individu mampu bertahan
memperbesar perbedaan diantara individu
menghadapi kesulitan dan kemampuan
yang optimistis dan pesimistis. Individu
individual untuk mengatasi kesulitan.
yang optimistis meyakini kesulitan dalam
Mamahit (dalam Laura dan Sunjoyo,
sebuah tantangan yang dapat diatasi,
2009) menyatakan, bahwa jika individu
sehingga individu tersebut akan mampu
mampu bertahan menghadapi kesulitan
bertahan hingga kesulitan tersebut dapat
dan mampu mengatasi kesulitan, maka
diatasi. Menempatkan proses penyusunan
individu akan mencapai kesuksesan dalam
skripsi sebagai sebuah proses yang penuh
hidup. Untuk mencapai kesuksesan dalam
dengan
hidup, di antaranya ditentukan oleh tinggi
hambatan,
rendahnya adversity quotient (AQ) yang
mengerjakan
dimiliki oleh setiap orang.
optimistis maka mahasiswa tersebut akan
adanya
kekuatan
Adversity quotient sebagai bentuk
bertahan
kehidupannya
mengenai
Sementara
dan
hal-hal
individu
kesulitan, jika
(Stoltz,
tantangan mahasiswa
skripsi
tekun
memiliki
berusaha
2007).
baik
yang
dan yang sikap
untuk
respon individu terhadap kesulitan dan
menyelesaikan proses tersebut.
pengendalian
Berdasarkan latar belakang permasalahan
terhadap
respon
yang
157
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
tersebut, maka perumusan masalah dalam
individu dalam menghadapi rintangan
penelitian ini yaitu, “Apakah terdapat
serta
hubungan
antara
sehingga mampu mencapai keberhasilan.
adversity
quotient
Program
Studi
Kedokteran
UNS
optimisme pada
mahasiswa
Psikologi yang
dengan
Fakultas
mengerjakan
menemukan
cara
Konsep
mengatasinya,
adversity
quotient
dikembangkan dengan memanfaatkan tiga cabang
ilmu
pengetahuan:
psikologi
skripsi?”. Hipotesis yang dibangun dalam
kognitif,
penelitian ini adalah terdapat hubungan
neurofisiologis. Adversity quotient Stoltz
positif antara optimisme dengan adversity
(2007) mempunyai tiga bentuk. Pertama,
quotient
AQ adalah kerangka kerja konseptual yang
pada
mahasiswa
yang
mengerjakan skripsi.
psikoneurologi,
dan
baru untuk memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan. Kedua, AQ adalah suatu ukuran untuk mengetahui respons
DASAR TEORI
seseorang terhadap kesulitan. Ketiga, AQ adalah
Adversity Quotient Peneliti
pertama
serangkaian
peralatan
yang
yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki
mengemukakan konsep Adversity Quotient respon seseorang terhadap kesulitan. adalah
Stoltz.
Stoltz
(2007)
Berdasarkan uraian di atas, maka
mendefinisikan adversity quotient sebagai dapat
disimpulkan
kemampuan/ kecerdasan seseorang untuk quotient
(AQ)
bahwa
adalah
adversity kemampuan
bertahan untuk menghadapi dan mengatasi berpikir, mengelola, dan mengarahkan kesulitan. adversity quotient dapat juga tindakan
dalam
bentuk
diartikan sebagai daya juang (Departemen perilaku
serta
ketahanan
Pendidikan kemampuan
Nasional,
kognitif
dan
seseorang
2007)
yaitu terhadap tantangan dan kesulitan untuk
mempertahankan
atau terus berjuang dengan gigih dalam meraih
mencapai sesuatu yang dilakukan dengan pencapaian hidup atau kesuksesan. gigih.
Masykur
(2007)
mengartikan
Berdasarkan tingkatan adversity
adversity quotient sebagai kemampuan quotient,
individu
dapat
digolongkan
dan ketangguhan. Adapun Widyaningrum menjadi tiga kelompok meliputi: quitters dan Rachmawati (2007) memaparkan yaitu individu dengan tingkat AQ rendah, adversity quotient sebagai daya berpikir campers sebagai individu dengan tingkat kreatif yang mencermikan kemampuan AQ sedang dan climbers sebagai golongan
158
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
individu yang memiliki AQ tinggi (Stoltz, akan beres, kendati ditimpa kemunduran 2007).
dan kefrustasian. Scheier dan Carver Dimensi-dimensi
adversity (1988, dalam Abele dan Gendolla, 2007)
quotient menurut Stotz (2007) adalah menyatakan, konsep optimisme sebagai control (perasaan terhadap kendali yang gambaran perasaan atau harapan–harapan dimiliki), origin and ownership (asal-usul bahwa sesuatu yang baik akan terjadi di dan pengakuan), Reach (jangkauan) serta masa depan. Menurut Seligman (1990, endurance (ketahanan individu).
dalam Ginting, 2012) optimisme adalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi cara berpikir individu dalam menghadapi adversity quotient berupa faktor internal keadaan
yang
baik
yang meliputi genetika, keyakinan, bakat, maupun
keadaan
(good
yang
situation)
buruk
(bad
hasrat, karakter, kinerja dan kesehatan, situation). Snyder (1994, dalam Pitaloka, serta faktor eksternal berupa pendidikan 2008) memberikan definisi optimisme dan lingkungan (Stoltz, 2007).
sebagai pola pikir tentang suatu kejadian
Optimisme
yang
Optimisme komponen
adalah
psikologi
salah
positif
menimpa
seseorang,
khususnya
satu kejadian buruk. yang
Dari
uraian
di
atas
dapat
dihubungkan dengan emosi positif dan disimpulkan, bahwa optimisme adalah perilaku
positif
kesehatan,
yang
menimbulkan keyakinan
yang
bebas
hidup
(Daraei
dan
Ghaderi,
menyikapi
sebuah
stres, peristiwa, baik menyenangkan maupun
hubungan sosial dan fungsi sosial yang tidak baik
dalam
menyenangkan,
menempatkan
2012). penyebab kegagalan pada keadaan di luar
Optimisme merupakan sebuah konsep diri, memiliki harapan dan ekspektansi penting dalam psikologi, yang dapat menyeluruh bahwa akan ada lebih banyak memprediksi
bagaimana
seseorang hal baik daripada hal buruk akan terjadi
bereaksi pada situasi yang penuh dengan pada masa yang akan datang. tekanan (David, 2006).
dimensi-dimensi
optimisme
Goleman (2007) mendefinisikan berkaitan dengan gaya penjelasan individu optimisme dari titik pandang kecerdasan terhadap emosional, sebagai sikap yang memiliki mencakup
situasi
yang
permanensi,
dialami
yang
pervasif
dan
pengharapan yang kuat bahwa secara personalisasi (Seligman, 2008). umum, segala sesuatu dalam kehidupan
Optimisme
bermanfaat
dalam
159
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
memberikan daya tahan terhadap depresi
kesuksesan yang diukur menggunakan
(Seligman, 2008), strategi coping yang
skala adversity quotient.
lebih baik dalam menghadapi kejadian
b. Optimisme
buruk (Carver dkk, 2010) menekan stres
Optimisme adalah keyakinan dalam
(Ekasari
menyikapi
dan
Susanti,
2011),
sebuah
peristiwa
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi di
menyenangkan
tempat kerja, sekolah dan di bidang olah
menyenangkan,
raga (Seligman, 2008), memiliki prestasi
penyebab kegagalan pada keadaan di
kerja yang lebih baik dibandingkan orang
luar
yang pesimistis (Yusof dan Kadir, 2011),
ekspektansi menyeluruh bahwa akan
lebih
penyakit,
ada lebih banyak hal baik daripada hal
mempunyai kebiasaan yang lebih baik
buruk akan terjadi pada masa yang
dan hidup lebih lama daripada orang
akan datang yang diukur dengan skala
pesimistis (Seligman, 2008).
optimisme yang disusun berdasarkan
jarang
terserang
diri,
maupun
baik tidak
menempatkan
memiliki
harapan
dan
aspek-aspek explanatory style yang METODE PENELITIAN
dikemukakan oleh Seligman (2008).
1. Variabel Penelitian Variabel
dalam
2. Populasi, Sampel, dan Sampling penelitian
ini
Populasi yang digunakan dalam
adalah adversity quotient sebagai variabel penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tergantung dan optimisme sebagai variabel Program
Studi
Psikologi
Fakultas
bebas. Definisi operasional dari masing- Kedokteran Universitas Sebelas Maret masing variabel tersebut adalah sebagai Surakarta
yang
sedang
mengerjakan
berikut :
skripsi yang berjumlah 170 orang, tersebar
a. Adversity quotient
dari angkatan 2005 sampai 2009. Sampel
Adversity quotient adalah kemampuan yang digunakan dalam penelitian ini berpikir, mengelola, dan mengarahkan adalah
mahasiswa
Program
Studi
tindakan dalam bentuk kognitif dan Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas perilaku serta ketahanan seseorang Sebelas Maret Surakarta yang sedang terhadap tantangan dan kesulitan untuk mengerjakan terus berjuang dengan gigih dalam melakukan meraih
pencapaian
hidup
skripsi
yang
sudah
bimbingan
dan
belum
atau menjalani ujian skripsi yang berjumlah 47 orang.. Teknik pengambilan sampel yang
160
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
digunakan pada penelitian ini adalah and Service Solution (SPSS) versi 20.00 incidental purposive sampling.
for Windows.
3. Alat Ukur Alat
yang
digunakan
dalam
HASIL - HASIL
penelitian ini adalah skala psikologi yang 1. Hasil Uji Asumsi Dasar terdiri atas skala adversity quotient dan a. Uji Normalitas skala optimisme. Skala dalam penelitian
Uji normalitas dalam penelitian ini
ini merupakan skala model Likert, yang
menggunakan teknik One Kolmogorov
terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan
Smirnov
menggunakan empat pilihan jawaban,
signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil
yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak
penghitungan,
sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).
Kolmogorov-Smirnov diketahui bahwa
Penilaian aitem favorable bergerak dari
nilai signifikansi adversity quotient
skor 3 (sangat sesuai), 2 (sesuai), 1 (tidak
sebesar 0,235 dan optimisme diperoleh
sesuai), 0 (sangat tidak sesuai), sedangkan
nilai signifikansi sebesar 0,868. Oleh
penilaian aitem unfavorable bergerak dari
karena nilai signifikansi untuk seluruh
skor 0 (sangat sesuai), 1 (sesuai), 2 (tidak
variabel lebih besar dari 0,05; dapat
sesuai), 3 (sangat tidak sesuai).
disimpulkan bahwa data pada variable
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment,
adversity
Test
(ks-z)
quotient
dengan
pada
dan
taraf
kolom
optimisme
berdistribusi normal.
sedangkan uji reliabilitas dalam penelitian b. Uji Linearitas ini
menggunakan
Alpha
Uji linearitas dalam penelitian ini
Cronbach, yang akan diolah menggunakan
menggunakan Test for Linearity dengan
program Statistical Product and Service
taraf
Solution (SPSS) versi 20. 00 for Windows.
linearitas menunjukkan bahwa antara
4. Teknik Analisis Data
adversity
Teknik
formula
analisis
data
yang
signifikansi
quotient
0,05.
dan
Hasil
uji
optimisme
menghasilkan nilai signifikansi pada
digunakan dalam penelitian ini adalah
linearity
analisis korelasi product moment Pearson.
signifikansi tersebut kurang dari 0,05;
Penghitungan
dengan
maka dapat disimpulkan bahwa antara
menggunakan program Statistical Product
variabel bebas dan variabel tergantung
data
dilakukan
sebesar
0,000.
Nilai
terdapat hubungan yang linear.
161
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
Psikologi FK UNS yang mengerjakan
2. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, skripsi. diperoleh koefisien Pearson correlation Hasil penelitian ini sejalan dengan teori adalah sebesar 0,833 dengan nilai Sig. yang dikemukakan oleh Seligman (2008) 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang dengan optimisme bahwa
hipotesis
penelitian
diterima, akan memiliki kemampuan untuk bertahan
sehingga dapat dinyatakan bahwa ada dalam situasi yang penuh tantangan dan hubungan
yang
signifikan
antara mengandung kesulitan. Jika individu yang
optimisme dengan adversity quotient pada optimistis telah berulang kali mengalami mahasiswa yang mengerjakan skripsi. hal yang menyebabkan hal buruk terjadi Nilai r yang positif menunjukkan arah dalam hubungan yang bersifat positif.
hidupnya,
dirinya
kemungkinan
akan
Nilai koefisien determinasi (R) kesalahannya yang dihasilkan sebesar 0,694 atau 69,4%. tanggung
berani
dan
jawab
mengakui
mengambil untuk
besar
100%
mengubahnya
Hasil ini menunjukkan peran optimisme sebagai usaha untuk tetap berusaha dalam terhadap
adversity
mahasiswa
yang
quotient
mengerjakan
adalah sebesar 69,4%.
pada situasi sulit guna menyelesaikan tugas skripsi (Darmawangsa,
PEMBAHASAN yang
Orang-orang
dengan optimisme akan terus berlari-lari kecil
Hasil
2010).
diperoleh
menuju
pendakian
dan
selalu
melakukan perubahan pada arah yang dari lebih baik (Seligman, 2008).
penelitian ini menunjukkan diterimanya Berdasarkan hasil analisis menggunakan hipotesis yang diajukan, yaitu terdapat teknik korelasi product moment Pearson hubungan
yang
signifikan
antara dapat diketahui bahawa peran optimisme
optimisme dengan adversity quotient pada terhadap mahasiswa Prodi Psikologi FK UNS yang mahasiswa
adversity yang
quotient
pada
mengerjakan
skripsi
mengerjakan skripsi. Hubungan positif adalah sebesar 69,4%, adapun 30,6% antara kedua variabel menunjukkan terjadi lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor hubungan searah yaitu semakin tinggi lain.
Faktor-faktor
lain
yang
dapat
optimisme, maka semakin tinggi pula mempengaruhi tingkat adversity quotient adversity quotient pada mahasiswa Prodi seseorang
meliputi
faktor
genetis,
162
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
kemauan,
bakat,
kinerja,
kesehatan, memiliki tingkat adversity quotient yang
pendidikan dan lingkungan (Stoltz, 2007). Hasil
penelitian
menunjukkan
rendah.
Hal
bahwa adversity
tersebut
quotient
berarti
mahasiswa
tingkat Prodi
optimisme mahasiswa Prodi Psikologi FK Psikologi FK UNS yang mengerjakan UNS yang mengerjakan skripsi berada skripsi secara umum tergolong sedang, dalam kategori tinggi dengan persentase dan termasuk dalam golongan campers. sebesar 80,9%. Sedangkan sisanya sebesar Campers adalah golongan yang merasa 19,1% berada pada kategori sedang. Hal cukup dengan apa yang sudah dicapai dan tersebut berarti optimisme mahasiswa mengabaikan kemungkinan untuk melihat Prodi
Psikologi
mengerjakan tergolong
FK
skripsi
tinggi.
UNS secara
Optimisme
yang atau mengalami apa yang masih mungkin umum terjadi.
Masih
menunjukkan
inisiatif,
sangat semangat dan usaha. Masih mengerjakan
penting untuk menghasilkan kinerja yang apa
yang
perlu
dikerjakan.
Belajar
lebih tinggi baik di tempat kerja, sekolah, memetik kepuasan dengan mengorbankan maupun di bidang olahraga, terutama pada pemenuhan, dan cenderung menjadikan situasi lingkungan yang penuh tantangan rasa
takut
dan
kenyamanan
sebagai
(Seligman, 2008). Optimisme yang tinggi motivasi (Stoltz, 2007). dapat meningkatkan prestasi (Yusof dan Meningkatkan optimisme merupakan salah Kadir, 2011), meningkatkan kesejahteraan satu cara untuk meningkatkan adversity psikologis (Carver dkk., 2010), menekan quotient pada mahasiswa yang sedang stres
(Ekasari
dan
Susanti,
2011), mengerjakan skripsi. Dengan demikian,
menanggulangi dan mencegah depresi, maka
para
mahasiswa
yang
sedang
serta berdampak positif pada kesehatan mengerjakan skripsi tidak sekedar menjadi fisik (Seligman, 2008). Tingkat
adversity
campers yang hanya melakukan sesuatu quotient
pada yang dirasa perlu, seperti mengerjakan
mahasiswa Prodi Psikologi FK UNS yang skripsi sekedar untuk mencapai kelulusan, mengerjakan skripsi tergolong sedang, tetapi menjadi climbers (memiliki skor yaitu sekitar 63,8% subjek penelitian AQ yang tinggi) yang mampu memotivasi memiliki
tingkat
adversity
quotient diri sendiri, memiliki semangat tinggi dan
sedang, 34% subjek penelitian memiliki berjuang
untuk
mendapatkan
serta
tingkat adversity quotient yang tinggi, dan menghasilkan yang terbaik dalam hidup, sisanya sebesar 2,2% subjek penelitian berusaha dengan mengabaikan segala
163
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
keterbatasan
dan
kesulitan
untuk 1. Kesimpulan
mewujudkan semua impian yang dimiliki (Stoltz, 2007). Secara
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
umum
hasil
penelitian
ini positif yang signifikan antara optimisme
menunjukkan bahwa terdapat hubungan dengan adversity quotient pada mahasiswa yang signifikan antara optimisme dengan Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS adversity quotient pada mahasiswa Prodi yang mengerjakan skripsi. Psikologi
FK
UNS
yang
sedang 2. Saran
mengerjakan skripsi, namun penelitian ini masih
memiliki
keterbatasan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dan diperoleh, maka dapat diberikan saran
kelemahan, seperti teknik pengambilan sebagai berikut: data
dengan
teknik
incidental
yang 1. Untuk Mahasiswa Prodi Psikologi
menyebabkan
subjek
penelitian
yang
Fakultas Kedokteran UNS
terjaring dalam penelitian ini adalah
Khususnya mahasiswa yang sedang
mahasiswa yang sering datang ke kampus
mengerjakan skripsi, untuk senantiasa
dengan kemungkinan memiliki optimisme
bersikap
dan adversity quotient yang tinggi serta
adversity quotient sehingga mampu
aktif bekerja untuk segera menyelesaikan
bertahan
skripsinya.
berbagai kesulitan dalam situasi yang
Sedangkan
mahasiswa-
optimistis
dan
agar
mampu
penuh
sebagai tempat penelitian tidak memiliki
terutama selama proses mengerjakan
kesempatan yang sama untuk menjadi
skripsi dengan cara berfokus pada hal
subjek dalam penelitian ini.
positif
dihasilkan,
mengalihkan setiap pemikiran negatif
digeneralisasikan secara terbatas pada
menjadi positif, mencari aspek-aspek
populasi penelitian. Penelitian lebih lanjut
yang
diharapkan dapat menambahkan variabel
mengerjakan skripsi, bergaul dengan
lain
teman
maupun
terkait adversity
hanya
akan
hambatan
dapat
yang
ini
yang
dan
mengatasi
mahasiswa yang jarang berada di kampus
Penelitian
tantangan
memiliki
dengan
optimisme
quotient
pada
menyenangkan
sesama
berpandangan
dari
proses
mahasiswa positif,
yang
mencoba
mahasiswa yang mengerjakan skripsi yang
menerima keadaan di luar kendali diri,
belum disertakan dalam penelitian ini.
mencatat hal baik yang pernah dialami selama
mengerjakan
skripsi
dan
PENUTUP
164
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
memperbaiki hal-hal buruk yang sudah
sebagai informasi dan bahan acuan
dilakukan, serta memiliki rasa humor.
dalam penelitian. Disarankan bagi
2. Untuk Dosen Pembimbing Diharapkan
peneliti lain untuk meningkatkan
untuk
menanamkan
senantiasa
optimisme
kualitas penelitian lebih lanjut dengan
pada
perubahan dan penyempurnaan dalam
mahasiswa bimbingannya dengan terus
teknik pengukuran, pemakaian alat
memberikan
ukur, prosedur penelitian, disarankan
arahan
mengenai
kemungkinan yang dapat terjadi dan
menggunakan
memberikan penghargaan di setiap
untuk hasil penelitian yang lebih
kemajuan dalam proses penyelesaian
representatif, maupun memperluas
skripsi meskipun hanya bersifat verbal.
ruang lingkup populasi penelitian,
3. Untuk
Prodi
Psikologi
Fakultas
penelitian
populasi
serta faktor-faktor atau variabel lain
Kedokteran UNS
yang terkait dengan permasalahan
Diharapkan untuk selalu menjaga,
dalam menyelesaikan skripsi yang
mempertahankan,
dan
belum disebutkan dalam penelitian
mengembangkan iklim akademis yang
ini, agar dapat memberikan hasil
kondusif
penelitian yang lebih baik.
guna
optimisme
dan
meningkatkan adversity
quotient
mahasiswa selama proses penyelesaian
DAFTAR PUSTAKA
kelancaran Abele, AE., Gendolla, GHE. 2007. Individual Differences in Optimism penelitian serta mendorong Predict the Recall of Personally Relevant peningkatan kuantitas maupun kualitas Information. Personality and Individual Difference. 43, 1125–1135. riset mahasiswa. Jika memungkinkan, skripsi
maupun
demi
diharapkan dapat dilakukan pelatihan Amirullah. 2008. Bunuh Diri Gara-gara Skripsi Tidak Juga Selesai. optimisme guna meningkatkan www.tempo.co. Diakses tanggal 26 adversity quotient mahasiswa yang Januari 2013 pukul 17.18 WIB. sedang mengerjakan skripsi. 4. Untuk peneliti lain Untuk peneliti lain yang tertarik untuk
Carver, C.S. 2012. Optimism. dccps.cancer.gov/...optimism/dispositiona l_o. Diakses tanggal 19 Oktober 2012 pukul 15.31 WIB.
mengadakan penelitian dengan tema yang sama atau serupa diharapkan penelitian
ini
dapat
digunakan
Carver, CS., Scheier, Michael. F., Segerstrom, SC. 2010. Optimism. Clinical Psychology Review Vol. 30, 879– 889.
165
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
Daraei, M., Ghaderi, AR. 2012. Impact of Education on Optimism/Pessimism. Journal of Indian Academy of Applied Psychology Vol 38. No 2, 339-343. Darmawangsa, Darmadi. 2010. 101 Tips Motivasi dan Inspirasi Sukses Menjadi Juara Sejati. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. David, D., Montgomery, GH., Bovbjerg, DH. 2006. Relations between Coping Responses and Optimism–Pessimism in Predicting Anticipatory Psychological Distress in Surgical Breast Cancer Patients. Personality and Individual Differences 40, 203–213. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka. Dui, N. 2010. Terancam Drop Out. cetak.joglosemar.co. Diakses tanggal 21 Januari 2013 pukul 17.48 WIB. Ekasari, A., Susanti, ND. 2011. Hubungan Antara Optimisme dan Penyesuaian Diri Dengan Stress pada Narapidana Kasus Napza di Lapas Kelas IIA Bulak Kapal Bekasi. Jurnal Soul. Vol.4. No.2. 17-32. Faridah, Ainur Rohmah. 2006. Pengaruh Diskusi Kelompok untuk Menurunkan Stres pada Mahasiswa yang Sedang Skripsi. Humanitas Indonesian Psychological Journal. Vol. 3, 50-62. Ginting, Herlina. 2012. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Optimisme Pada Penderita Kanker Serviks. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Goeswono. 2001. Skripsi Dinilai Mengekang Mahasiswa. www.mail-archiv
e.com/
[email protected]/msg01328.html. Diakses tanggal 26 Januari 2013 pukul 17.50 WIB. Jani, M. 2012. Kendala Mahasiswa dalam Menulis Skripsi. http/www.staff.unila.ac.id. Diakses tanggal 22 Desember 2012 pukul 16.20 WIB. Laura., Sunjoyo. 2009. Pengaruh Adversity Quotient terhadap Kinerja Karyawan: Sebuah Studi Kasus pada Holiday Inn Bandung. Proceeding of the 2nd National Symposium. Bandung : Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. Malaka, T. 2012. Mahasiswa STAIN Kecewa Kasus Plagiat Skripsi Tak Tuntas.. Bangka.tribunnews.com. Diakses tanggal 21 Januari 2013 pukul 16.45 WIB. Masykur, Ahmad M. 2007. Kewirausahaan pada Mahasiswa Ditinjau dari Adversity Quotient. Jurnal Psikologi Proyeksi. Vol. 2, No. 2 hal 37-45. Mutadin, Zainun. 2002. Kesulitan Menulis Skripsi. Dari: www.epsikologi.com. Diakses tanggal 7 Januari 2013 pukul 16.47 WIB. Nurtjahjanti, H., Ratnaningsih, I.Z., 2011. Hubungan Kepribadian Hardiness dengan Optimisme pada Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) Wanita di BlKLN Disnakertrans Jawa Tengah. Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, 126-132. Pitaloka, Ardiningtiyas. 2008. Antara Optimis dan Berharap. www.epsikologi.com/epsi/artikeldetail. sp?id=496. Diakses tanggal 7 Januari 2013 pukul 17.31 WIB. Pranata,
Dedi.
2012.
Stres
Skripsi,
166
Utami et,al/ HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN ADVERSITY
Mahasiswa Gelar Pesta Sabu. news.okezone.com. Diakses tanggal 21 Januari 2013 pukul 17.03 WIB. Pratiwi, D., Siti, NFL. 2005. Kematangan Emosi dan Psikosomatis pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan).Jogjakarta: Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala. Primardi, A., Hadjam, MNR. Optimisme, Harapan, Dukungan Keluarga, dan Kualitas Hidup dengan Epilepsi. Jurnal Psikologi. No. 2, 123-133.
2010. Sosial Orang Vol 3.
Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS. 2011. Buku Panduan Skripsi. Surakarta: Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Puspitarini, Margareth. 2012. Joki Skripsi Diminati Mahasiswa Angkatan Tua. kampus.okezone.com. Diakses tanggal 21 Januari 2013.Pukul 17.03 WIB Seligman, MaEP. 2005. Authentic Happiness (Terjemahan: Eva Yulia Nukman). Bandung: PT Mizan Pustaka.
Tanjung, Arianda. 2012. Skripsi? Gampang-gampang susah. www.waspada.co.id. Diakses tanggal 22 Desember 2012 pukul 16.22 WIB. UNS. 2012. Perkembangan RLS (Ratarata Lama Studi) Lulusan Program S-1 REGULER Universitas Sebelas Maret Tahun Akademik 2006/2078 s.d 2011/2012. si.uns.ac.id.Diakses tanggal 30 Desember 2012 pukul 10.52 WIB. Waskita, Daru. 2008. Stres Urus Skripsi, Mahasiswa Bunuh Diri. news.okezone.com. Diakses tanggal 26 Januari 2013 pukul 17.21 WIB. Widyaningrum, J., Rachmawati, MA. 2007. Adversity Inteligence dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Psikologi Proyeksi. Vol. 2, No. 2 hal 47-55. Yusof, F., Kadir, NBA. 2011. Kepuasan Kerja, Tret Optimistik, Keadilan Organisasi Dan Hubungannya Dengan Prestasi Kerja. Jurnal Kemanusiaan Vol.19, 69-82.
_________________. 2008. Menginstal Optimisme (Terjemahan: Budhy Yogapranata). Bandung : Momentum. Simanjutak, Julianto. 2012. Bandul Kehidupan. http//www.health.kompas.com. Diakses tanggal 23 Desember 2012 pukul 17.17 WIB. Stoltz, PG. 2007. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang (Terjemahan: T. Hermaya). Jakarta: Grasindo. Suryabrata, Sumadi. 2005. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Jogjakarta :Andi.
167