HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN, PENDIDIKAN, DAN AKTIVITAS FISIK PASIEN

Download Ph.D. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program. Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK. Tujuan : mengetahui ...

0 downloads 469 Views 7MB Size
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN, PENDIDIKAN, DAN AKTIVITAS FISIK PASIEN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pelayanan Profesi Kesehatan

OLEH INDRAWAN ADHITOMO S521302001

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 2

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

22-10-14 23-10-14 28-10-14 24-10-14

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya. Proposal ini disusun sebagai persyaratan kelulusan dari Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebagai salah satu karya ilmiah yang diharapkan mampu memberi sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan Atas terselesaikannya Tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.

Prof. Dr.Ravik Karsidi,M.S selaku Rektor

Universits Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan kesempatan mengikuti pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2.

Prof. Dr.Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku

Direktur Program Pascasarjana

Iuniversitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.

Dr.Hari Wujoso, dr., Sp.F, M.M., selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4.

Prof. Dr. Didik Tamtomo, MM.M.Kes.PAK selaku ketua penguji tesis yang dengan

penuh

kesabaran

mendampingi

dan

membimbing

penulis

menyelesaikan tesis ini. 5.

Prof. Dr. AA Subijanto,dr. M.S selaku annggota penguji tesis yang dengan penuh kesabaran mendampingi dan membimbing penulis menyelesaikan tesis ini.

6.

Prof.Dr.Muchsin Doewes, dr., AIFO selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan Tesis ini.

7.

Dr. Ari Natalia Probandari, MPH,PhD selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan Tesis ini.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

8.

digilib.uns.ac.id

Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan, sehingga Tesis ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan Tesis ini, karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan ini. Besar harapan penulis semoga Tesis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta,

Penulis

commit to user

2014

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Indrawan Adhitomo. S521302001. 2014. Hubungan Antara Pendapatan, Pendidikan, dan Aktivitas Fisik Pasien dengan Kejadian Hipertensi. TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Muchsin Doewes.,AIFO, Pembimbing II: Dr. Ari Natalia Probandari MPH.Ph.D. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK Tujuan : mengetahui adanya hubungan antara pendapatan, pendidikan, dan aktivitas fisik pasien dengan kejadian hipertensi. Metode : Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah pasien yang berkunjung di Klinik Limasan Cakra Medika Klaten. Anggota sampel 232 orang yang dihitung dengan metode Kelsey Fleiss dan dilakukan secara consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan metode pengisian kuesioner dengan wawancara langsung oleh peneliti. Teknik analisis data dengan menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil : Pendapatan rendah dan sedang pasien tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi akan tetapi pendapatan tinggi berhubungan dengan kejadian hipertensi (pendapatan sedang p=0,588 Pendapatan tinggi p=0,039). Pendidikan pasien tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi (pendidikan menengah p=0,825 pendidikan tinggi p=0,770). Aktivitas fisik pasien tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi (non sedentari p=0,482). Bila dilakukan analisis secara simultan pendapatan, pendidikan dan aktivitas fisik tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi. Kesimpulan : Pendapatan, pendidikan dan aktivitas fisik pasien tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi. Kata kunci : Pendapatan, Pendidikan, Aktivitas fisik, Hipertensi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Indrawan Adhitomo. S521302001. 2014. An Association between Income, Education and Physical Activity Patient with Hypertension. Thesis. First Conselour: Prof. Dr. Muchsin Doewes.,AIFO, Second Counselor: Dr. Ari Natalia Probandari MPH.Ph.D. Family Medical Magister Study Program, Postgraduate Program, Surakarta Sebelas Maret University.

ABSTRACT

Objective: To determine the relationship between income, education, and physical.activity.of.patients.with.hypertension. Methods: The study was an observational analytic cross sectional approach. The population was patients who visit the Clinic Limasan Cakra Medical Klaten. Members of the 232 samples were calculated by the method of Fleiss and Kelsey performed consecutive sampling. Data were collected by questionnaire method with direct interviews by the researcher. Data analysis techniques using multiple logistic.regression. Results: Low and moderate income patients are not associated with hypertension incidence but high revenue associated with the incidence of hypertension ( p = 0.588 revenues were higher income p = 0.039). Patient education is not associated with the incidence of hypertension (p = 0.825 secondary education, higher education p = 0.770). Physical activity was not associated with the incidence of patients with hypertension (p = 0.482 nonsedentary). When the simultaneous analysis of income, education and physical activity.was.not.associated.with.incident.hypertension. Conclusion: Income, education and physical activity of patients was not associated.with.incident.hypertension. Keywords: income, education, physical activity, Hypertension.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR .............................................................................

v

ABSTRAK ................................................................................................

vii

ABSTRACT ..............................................................................................

viii

DAFTAR ISI .............................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

xiii

BAB I

PENDAHULUAN.....................................................................

1

A. Latar Belakang ....................................................................

1

B. Rumusan Masalah ..............................................................

3

C. Tujuan Penelitian.................................................................

3

D. Manfaat Penelitian ..............................................................

4

TINJAUAN PUSTAKA............................................................

5

A. Kajian Pustaka .......................................................................

5

1. Pendapatan...........................................................................

5

2. Pendidikan .........................................................................

6

3. Aktivitas Fisik .....................................................................

8

4. Hipertensi ...........................................................................

10

B. Kerangka Pikir........................................................................

13

C. Hipotesis.................................................................................

13

METODE PENELITIAN.........................................................

15

A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................

15

BAB 2

BAB 3

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

B. Jenis Penelitian ......................................................................

15

C. Populasi dan Sampel..............................................................

15

D. Variabel Penelitian, Definisi Operasional

BAB 4

BAB 5

dan Instrument Pengukuran Data............ ................................

16

E. Uji Analisis Data....................................................................

19

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................

20

A. Deskripsi Data........................................................................

20

B. Pengujian Hipotesis ...............................................................

22

C. Pembahasan ...........................................................................

25

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........................

28

A. Kesimpulan ............................................................................

28

B. Implikasi Hasil Penelitian......................................................

28

C. Saran ......................................................................................

30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

commit to user

31

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1

Distribusi sampel secara umum ...........................................

Tabel 4.2

Distribusi responden menurut pendapatan dengan kejadian hipertensi..............................................................................

Tabel 4.3

23

Distribusi responden menurut aktivitas fisik pasien dengan kejadian hipertensi ...............................................................

Tabel 4.5

22

Distribusi responden menurut pendidikan dengan kejadian hipertensi ............................................................................

Tabel 4.4

21

24

Distribusi responden menurut pendapatan, pendidikan, aktivitas fisik pasien dengan kejadian hipertensi.................

commit to user

25

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1

Gambar 3.1

Kerangka Pikir Hubungan Antara Pendapatan, Pendidikan, Aktivitas Fisik dan Kejadian Hipertensi........

13

Penghitungan Sampel Dengan Metode Kelsey, Fleiss ......

15

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1

Jadwal Penelitian...............................................................

1

Lampiran 2

Lembar persetujuan menjadi responden............................

2

Lampiran 3

Kuisioner pengukuran menggunakan IPAQ beserta tingkat pendapatan dan pendidikan ...................................

3

Lampiran 4

Hasil Perhitungan SPSS ....................................................

6

Lampiran 5

Data responden di Klinik Limasan Cakra Medika Klaten.

14

Lampiran 6

Lembar Konsultasi tesis ....................................................

21

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni 6,7% dari kematian diseluruh dunia. Hasil Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% (DepKes RI, 2006). Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk indonesia menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004 (Rahajeng, 2009). Menurut WHO tahun 2003 dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Hipertensi disebabkan oleh faktor genetik termasuk umur,bentuk tubuh, riwayat keluarga dan juga faktor gaya hidup termasuk konsumsi alkohol, merokok, konsumsi makanan tinggi garam atau gula, dan gaya hidup sedentari (Weir, 2005) Gaya

hidup

merupakan

faktor

terpenting

yang

sangat

mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat, dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi (Puspitorini, 2009). Tingkat kesejahteraan keluarga sering menjadi masalah dalam mengelola kesehatan di dalam anggota keluarganya, kendala biaya dan keterbatasan pengetahuan

membuat mereka lebih rentan terhadapberbagai penyakit

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

khususnya penyakit kronis karena membutuhkan banyak biaya dan pemahaman mereka tentang perjalanan penyakitnya. Kesejahteraan keluarga menyangkut pola hidup, tingkat pendidikan , tempat tinggal atau pemukiman, ketersediaan makanan, adanya jaminan kesehatan (Regis et al. 2002).

Transisi epidemiologi yang berdampak pada gaya hidup juga

dipengaruhi oleh kemajuan tekhnologi dan urbanisasi yang menyebabkan

banyak masyarakat memanfaatkan alat – alat modern untuk menunjang

kegiatan hidup sehari – hari, Perilaku sedentari dan kurang aktivitas fisik

saat ini menjadi isu penting dalam kesehatan masyarakat karena memiliki

prngsruh

terhadap

kesehatan.

Ciri

masyarakat

pedesaan

yang

terpinggirkan dan rentan seperti di Nigeria, menunjukkan pola pergeseran

penduduk ke arah urbanisasi atau tetap tinggal di pedesaan tetapi bekerja

di daerah perkotaan, dalam

perjalanannya beberapa dari mereka

mengadaptasi gaya hidup barat, baik berupa diet dan aktivitas fisik terkait

dengan urbanisasi dan modernisasi yang diidentifikasi merupakan faktor

risiko hipertensi (Kapoor et al. 2010). Di dalam sarana kesehatan Klinik Limasan Cakra Medika Klaten selama kurun waktu 1 tahun terakhir, prevalensi kunjungan pasien 80% adalah umur 16 tahun hingga 65 tahun dengan jenis penyakit terbanyak adalah hipertensi (65%) perbulan selama 2013. Kebanyakan mata pencaharian penduduk di sekitar wilayah kerja Klinik Limasan Cakra Medika adalah pedagang (37%), industri rumah tangga (27%), petani (23%) (Data Klinik Limasan Cakra Medika 2013, tidak terpublikasikan).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Adakah hubungan antara pendapatan pasien dengan kejadian hipertensi ? 2. Adakah hubungan antara pendidikan pasien dengan kejadian hipertensi ? 3. Adakah hubungan antara aktivitas fisik pasien dengan kejadian hipertensi ? 4. Adakah hubungan antara pendapatan, pendidikan, dan aktivitas fisik pasien dengan kejadian hipertensi ?

C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pendapatan, pendidikan, dan aktivitas fisik pasien dengan kejadian hipertensi. 2. Tujuan Khusus a. Untuk menganalisis hubungan antara pendapatan pasien dengan kejadian hipertensi. b. Untuk menganalisis hubungan antara pendidikan pasien dengan kejadian hipertensi. c. Untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik pasien dengan kejadian hipertensi. d. Untuk menganalisis hubungan antara pendapatan, aktivitas fisik pasien dengan kejadian hipertensi.

commit to user

pendidikan dan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

D. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti dalam bidang penelitian khususnya mengenai masalah kesehatan dimasyarakat. Manfaat Bagi Masyarakat Umum 1. Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi. 2. Berguna sebagai bahan masukan bagi pelaksana program kegiatan yang bertujuan meningkatakan kualitas kesehatan masyarakat terhadap penyakit kronis. 3. Sebagai sumber referensi

mengenai penelitian epidemiologi penyakit

khususnya hipertensi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka. 1. Pendapatan. a. Pengertian.

Pendapatan seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya

penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat

dihasilkan seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu.

Pendapatan ( revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang

diperoleh pada periode tertentu (Reksoprayitno, 2004). Pendapatan

adalah hasil berupa uang atau material lainnya”. Pendapatan yang

diterima subyek ekonomi berdasarkan prestasi yang diserahkan yaitu

pendapatan dari pekerjaan, pendapatan dari proyek yang dilakukan

sendiri atau perorangan dan pendapatan yang diperoleh seseorang

berasal dari kekayaan sektor sub sistem (Mubyarto, 2005).

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan.

Pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

1) Jumlah faktor – faktor produksi yang dimiliki yang bersumber

pada hasil – hasil tabungan dan warisan atau pemberian.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2) Harga per unit dari masing – masing faktor produksi, harga ini

ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor

produksi.

3) Hasil kegiatan oleh anggota keluarga sebagai pekerjaan

sampingan (Boediono, 2005). 2. Pendidikan. a. Pengertian. Menurut SISDIKNAS (2003), indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, terdiri dari: a. Pendidikan dasar

: Jenjang pendidikan awal selama 9

(sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. b. Pendidikan menengah: Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. c. Pendidikan tinggi: Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi (Umar, 2005). b. Faktor yang mempengaruhi pendidikan. 1. Usia.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Usia adalah yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun. Berbagai macam pendidikan atau sekolah dibatasi oleh umur. Sehingga umur mempengaruhi seseorang dalam mengakses pendidikan (Aisyiyah, 2007).

2. Pekerjaan. Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing. Status pekerjaan yang rendah mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang (Aisyiyah, 2007). 3. Status Ekonomi. Status

ekonomi

berpengaruh

terhadap

status

pendidikannya. Individu yang berasal dari keluarga yang status ekonominya menengah dan tinggi dimungkinkan lebih memiliki pendidikan yang tinggi pula (Aisyiyah, 2007). 4. Sosial Budaya. Lingkungan sosial budaya mengandung dua unsur yaitu yang berarti interaksi antara manusia dan unsur budaya yaitu bentuk kelakuan yang sama terdapat dikeluarga. Manusia mempelajari kelakuanya dari orang lain di lingkungan sosialnya. Budaya ini diterima dalam keluarga meliputi bahasa dan nilai-

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

nilai kelakuan adaptasi kebiasaan dan sebagainya yang nantinya berpengaruh pada pendidikan seseorang (Aisyiyah, 2007). 5. Lingkungan. Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia

dan

pengaruhnya

yang

dapat

mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah input kedalam diri seseorang sehingga sistem adaptasi yang melibatkan baik faktor internal maupun faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam lingkungan berpendidikan tinggi akan cenderung untuk mengikuti lingkunganya (Aisyiah, 2007). 3.

Aktivitas Fisik. a. Pengertian Aktivitas Fisik. Istilah aktivitas fisik didefinisikan sebagai semua gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dan menghasilkan pengeluaran energi selain pengeluaran saat istirahat (Paul et al. 2003). b. Perilaku Sedentari Sedentari tiada

adalah

perilaku seseorang yang menunjukkan

kegiatan fisik apapun, tidak melakukan aktivitas fisik

moderate hingga vigorous perminggu sama sekali (Russel et al. 2008). c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik. 1. Faktor individu.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

a. Trauma atau kecacatan, kurangnya waktu untuk aktivitas latihan maupun berolahraga (Booth et al. 1997). b. Kurangnya dukungan sosial, kurang menikmati latihan, mengurus anak, memiliki masalah kesehatan (Chau

J,

2007). c. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi berkaitan dengan perbaikan diseluruh aspek kesehatan serta peningkatan untuk melakukan aktivitas fisik (McNeill et al. 2006). d. Anggapan yang salah bila “pekerjaan di desa” sudah cukup, tanpa harus mengejar aktivitas fisik diwaktu luang. (NRHA, 2011). 2. Faktor lingkungan bangunan. a. Lingkungan sekitar : misalnya penyediaan tempat jalan kaki, jalan penghubung, kepadatan tanah pemukiman dan perkotaan. b. Lingkungan jalan dan kondisi keamanan, seperti pembuatan jalan untuk pejalan kaki, tingkat kemacetan, pembatasan kecepatan (Giles et al. 2008). 3. Faktor lingkungan dan budaya. a. Biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan aktivitas fisik dirasa memberatkan bagi beberapa keluarga. Pentingnya kesempatan beraktivitas fisik yang ingin

dilakukan

nyatanya berkaitan erat antara kegiatan berolah raga dan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pendapatan keluarga (Australian Government Independent Sports Panel, 2009). b. Gaya hidup sekarang menjadikan meningkatnya aktivitas sedentary. Kemajuan tekhnologi, sarana keamanan yang baik dan media hiburan elektronik cenderung menyebabkan orang

menjadi

pasif

saat

waktu

luang

dimana

membutuhkan sedikit pengeluaran energi dan kondisi pekerjaan berkaitan dengan aktivitas fisik yang minimal (Bauman et al. 2001 ). c. Norma sosial saat ini menjadi figur “orang tua yang baik”, menyebabkan orang tua lebih melindungi anaknya dari kemungkinan

risiko

menyebabkan

anak

terhadap menggunakan

lingkungan

sekitar,

kendaraan

menuju

sekolah, dijemput dari sekolah dan dihindarkan dari jalan, jalan kaki sering dilakukan jika hanya didampingi orang tua. (Thomson L, 2009). 4. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Definisi kasus hipertensi adalah responden berusia 18 tahun ke atas yang berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah ditemukan mempunyai tekanan darah sistolik >140 mmHg atau diastolik >90 mmHg sesuai kriteria Joint National Comitte (JNC VII, 2004 ). b. Tipe dan penyebab Hipertensi 1.

Hipertensi sistolik dan diastolik

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

a. Primer, essensial, dan idiopatik b. Identifiable cause - Renal ( Renal parenchymal disease, Renovascular disease, Renin – producing tumors, Renoprival, Primary sodium retention ). - Endocrine. - Makanan mengandung tyramin with monoamin oxidase inhibitors. - Koartasio aorta dan aortritis. - Pregnancy – induced. - Kelainan neurologis. - Stres akut - Peningkatan volume intravaskular - Alkohol, nikotin, sikloporpirin (Norman,2006) 2.

Hipertensi sistolik Meningkatnya cardiac output,

kekakuan arteri (rigid) (Norman,

2006) c.

Faktor – faktor yang mempengaruhi akurasi sesaat pada tekanan darah 1. Tekanan darah menjadi tinggi. - Pasien ( menderita nyeri akut, cemas, merokok, kafein, berbicara, kandung kemih penuh, kelumpuhan lengan, adanya suara korotkoff halus) (Norman, 2006). - Tempat dan peralatan.

commit to user

pseudohipertensi,

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Kondisi dingin, letupan katup yang lemah (Norman, 2006). - Pemeriksaan. Pemasangan alat ( jarak cuff terlalu dekat, lengan dibawah batas jantung, periode istirahat terlalu pendek) (Norman, 2006). 2.

Tekanan darah menjadi turun. - Pasien. Waktu setelah aru saja makan, gap auskultasi yang hilang, tekanan nadi yang kuat (Norman, 2006). - Tempat dan perlengkapan. Kondisi lingkungan yang bising, kadar merkuri rendah, katup lemah, alat pengukur yang rusak (Norman, 2006). - Pemeriksa. Membaca hasil pengukuran lebih rendah 5 sd 10 mmHg, atau bias ekspektasi yang menggangu pendengaran (Norman, 2006). - Pemeriksaan. Istirahat terlalu lama, lengan lebih tinggi dari jantung, penurunan raksa yang terlalu cepat, tekanan pompa yang berlebihan, parallax error (Norman, 2006). d. Faktor Risiko Hipertensi 1. Tidak bisa dimodifikasi a. Umur b. Ras c. Riwayat keluarga d. Jenis Kelamin

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2. Bisa dimodifikasi a. Overweight dan obese b. Sedikit beraktivitas fisik c. Mengkonsumsi tembakau (merokok) d. Banyak konsumsi garam, dan sedikit potasium, vitamin D e. Konsumsi alkohol f. Penyakit penyerta yang kronis misal diabetes g. Depresi, isolasi lingkungan sosial, menurunnya dukungan sosial yang baik (JNC VII).

B. Kerangka Pikir Hubungan Antara Pendapatan, Pendidikan dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

1.Sumber dari tabungan ,warisan/pemberian 2. Harga per unit masing – masing faktor produksi 3.Hasil kegiatan dari pekerjaan

TINGKAT PENDAPATAN

TINGKAT PENDIDIKAN

Usia, pekerjaan,sosial status Usia,pekerjaan, budaya, Lingkungan, ekonomi, lingkungan, sosial budaya sosial budaya

AKTIVITAS FISIK

digilib.uns.ac.id

FAKTOR RISIKO RISIKO HIPERTENSI HIPERTENSI FAKTOR BISA DIMODIFIKASI : BISA DIMODIFIKASI: POLA DIET POLA DIET MEROKOK MEROKOK STRES PSIKIS & SOSIAL STRES PSIKIS & SOSIAL

Kesadaran diri KESADARAN DIRI MENGENALI FAKTOR mengenali faktor risiko, RISIKO,GEJALA, gejala,pencegahan, PENCEGAHAN, pengobatan PENGOBATAN

FAKTOR RISIKO HIPERTENSI TIDAK BISA DIMODIFIKASI : UMUR JENIS KELAMIN GENETIK RAS

Hipertensi

FAKTORRISIKOHIPERTENSI RISIKO HIPERTENSI FAKTOR BISA BISA DIMODIFIKASI : DIMODIFIKASI : OVERWEIGHT / OBESITAS Overweight / obesitas ARTERIAL Arterial rigidRIGID DIABETES MELITUS Diabetes melitus

= yang tidak diteliti

1.Faktor individu 2. Faktor lingkungan bangunan 3. Faktor lingkungan budaya

= yang diteliti

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1. Ada hubungan antara pendapatan pasien dan kejadian hipertensi.

2. Ada hubungan antara pendidikan pasien dan kejadian hipertensi.

3. Ada hubungan antara aktivitas fisik pasien dan kejadian hipertensi.

4. Ada hubungan antara pendapatan, pendidikan, aktivitas fisik pasien

dan kejadian hipertensi.

BAB III

METODE PENELITIAN

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung di sarana kesehatan Klinik Limasan Cakra

Medika, kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Penelitian dilakukan mulai

bulan April sampai dengan bulan Mei 2014

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross

sectional.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Klinik Limasan Cakra

Medika Klaten yang berjumlah rata – rata 500 pasien perbulan.

2. Sampel

Penghitungan sample menggunakan kalkulator statistik

metode

Kelsey, Fleiss sesuai dengan metodologi penelitian kesehatan.

Besar sampel sesuai dengan pengukuran sebesar 232 anggota sampel.

3. Tehnik Sampling

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Menggunakan tehnik Consecutive sampling, semua subyek yang

datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian

sampai jumlah yang diperlukan terpenuhi (Soedigdo, 2008).

Kriteria inklusi :

a. Terdaftar sebagai pasien Klinik Limasan Cakra Medika Klaten,

Berumur 18 – 64 tahun, berpenghasilan.

b. Tidak mengalami kecacatan fisik dan mental.

Kriteria eksklusi :

a. Memiliki beberapa gangguan kesehatan yang dapat menghambat

aktivitas fisik misalnya gangguan gerak, gangguan penglihatan dan

gangguan psikis.

b. Memiliki riwayat pemakaian obat – obatan dan zat penambah

stamina dan penguat tubuh dalam kurun waktu 2 minggu terakhir

seperti suplemen vitamin, cafein, steroid.

D. Variabel Penelitian , Definisi Operasional dan Instrument Pengukuran

Data.

1. Variabel Bebas ( Independen ).

Variabel Pendapatan. Definisi operasional : Pendapatan seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya

penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

bangsa dalam periode tertentu. Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu (Reksoprayitno, 2004). Instrument Pengukurannya : Kuesioner. Satuan : Rendah, sedang dan tinggi. Skala : Ordinal. Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik membedakan pendapatan menjadi 3 golongan adalah: a. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata diatas Rp. 2.500.000,00 per bulan. b. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan. c. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp.1.500.000,00 per bulan atau kurang. 2. Variabel Bebas ( Independen ). Variabel Pendidikan. Definisi Operasional : Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan (Umar, 2005). Instrumen Pengukuran : Kuesioner. Satuan

: Tidak sekolah, SD,SMP,SMA,D1, D3,D4,S1,S2,Magister.

Skala

: Ordinal.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tingkat pendidikan rendah

: tidak sekolah / tidak tamat SD /

SD, SMP. Tingkat pendidikan menengah

: SMA dan sederajatnya.

Tingkat pendidikan atas

: Perguruan tinggi ( sarjana, diploma,

magister ). 3. Variabel Bebas ( Independen ). Variabel Aktifitas Fisik. Definisi Operasional

:

Didefinisikan sebagai semua gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dan menghasilkan pengeluaran energi selain pengeluaran saat istirahat (Paul et al. 2003). Sedentari adalah perilaku seseorang yang menunjukkan tiada kegiatan fisik apapun, tidak melakukan aktivitas moderate hingga vigorous perminggu sama sekali (Russel et al. 2008). Instrumen pengukuran : Kuesioner (IPAQ) Satuan Skala

: Sedentari , non sedentari : Nominal.

4. Variabel terikat (Dependen) Variabel Kejadian Hipertensi Definisi operasional : Definisi kasus hipertensi adalah responden berusia 18 tahun ke atas yang berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah ditemukan mempunyai tekanan darah sistolik >140 mmHg atau diastolik >90 mmHg sesuai kriteria Joint National Comitte (JNC VII, 2004).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Instrumen pengukuran : Sphygnomanometer Satuan

: Hipertensi , bukan hipertensi

Skala

: Nominal

E. Uji Analisis Data Tahapan uji analisis data adalah sebagai berikut. 1. Pertama dengan uji analisis deskriptif untuk menggambarkan sebaran sampel. 2. Untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara variabel bebas (independen ) yang berjumlah lebih dari dua dengan skala ordinal, dan variabel terikat (dependen) berjumlah 1 dengan skala nominal, maka dilakukan Uji Korelasi Logistik menggunakan SPSS.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA Karakteristik Sampel. Tabel 4.1. Distribusi sampel secara umum.

Bukan Kriteria

No

1

2

3

4

Hipertensi

hipertensi

OR (CI95%)

p

Umur 18 – 33 th

12 (12,5%)

16 (11,8%)

34 – 49 th

37 (38,5%)

48 (35,3%)

1,721 (0,648 - 4,579)

0,277

50 – 64 th

47 (49%)

72 (52,9%)

1,178 (0,661-2,102)

0,578

Laki – laki

46 (47,9%)

64 (47,1%)

Perempuan

50 (54,1%)

72 (52,9%)

1,014 (0,595-1,730)

0,958

Sudah menikah

93 (96,9%)

126 (92,6%)

Belum menikah

3 (3,1%)

10 (7,4%)

3,575 (0,803-15,909)

0,094

Petani

11 (11,5%)

18 (13,2%)

Pedagang

5 (5,2%)

9 (6,6%)

0,910(0,380-2,181)

0,832

Peternak

6 (6,3%)

7 (5,1%)

0,861(0,264-2,811)

0,804

Buruh

27 (28,1%)

38 (27,9%)

1,397 (0,409-4,770)

0,594

Pegawai negeri

10 (10,4%)

11 (8,1%)

1,030 (0,535-1,985)

0,929

Wiraswasta

37 (38,5%)

53 (39%)

1,266 (0,484-3,313)

0,631

Total

96

136

Jenis Kelamin

Status

Pekerjaan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Dari tabel 4.1 penderita hipertensi lebih banyak diderita oleh kelompok umur 50 – 64 tahun sebanyak 47 orang (49%), perempuan sebanyak 50 orang (54,1%), dengan status sudah menikah sebesar 93 orang (96,9%), dan bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 37 orang (38,5%). Faktor umur tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi, tetapi umur 34 – 49 tahun memiliki kemungkinan sebesar 1, 71 kali lipat terjadi hipertensi dibandingkan umur 18 – 33 tahun serta umur 50 – 64 tahun memiliki kemungkinan sebesar 1, 178 kali lipat dibandingkan umur 18 – 33 tahun. Untuk jenis kelamin wanita memiliki kemungkinan yang sama seperti pria menderita hipertensi dan hasil

ini tidak bermakna secara signifikan

(p=0,958). Faktor status pernikahan tidak berhubungan dengan terjadinya hipertensi dan dari hasil diatas kelompok yang belum menikah meiliki kemungkinan sebesar 3,575 kali lipat dibanding yang sudah menikah. Untuk faktor pekerjaan tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi dapat dilihat untuk pekerjaan pegawai negeri memiliki kemungkinan yang sama dengan petani,.tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa umur, jenis kelamin, status perkawinan dan jenis pekerjaan tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

B. PENGUJIAN HIPOTESIS a.

Hubungan Antara Pendapatan Pasien dengan Kejadian Hipertensi Tabel 4.2. Distribusi responden menurut pendapatan pasien dengan kejadian hipertensi Penyakit

Bukan

Tingkat pendapatan

Hipertensi

hipertensi

OR (CI95%)

p

Rendah

44 (45,8%)

85 (62,5%)

Sedang

35 (36,5%)

24 (17,6%)

0,822 (0,405-1,668)

0,588

Tinggi

17 (17,7%)

27 (19,9%)

2,316 (0,042-5,148)

0,039

Total

96

136

Berdasarkan perhitungan tabel 4.2 penderita hipertensi paling banyak berpendapatan rendah sebanyak 44 orang (45,8%). Untuk

pasien dengan

pendapatan rendah memiliki kemungkinan sebesar 0,822 kali menderita hipertensi

dibandingkan

berpendapatan

rendah

dan

keduanya

tidak

berhubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi. Akan tetapi pendidikan tinggi memiliki kemungkinan sebesar 2,316 kali menderita hipertensi

dibanding berpendapatan rendah dan berhubungan secara

signifikan. Kesimpulannya bahwa pendapatan rendah dan sedang pasien tidak berhubungan dengan kejadian hipetensi dengan nilai p= 0,588, sedangkan pendapatan tinggi berhubungan dengan kejadian hipertensi dengan p= 0,039.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

b. Hubungan Antara Pendidikan Pasien dengan Kejadian Hipertensi Tabel 4.3. Distribusi responden menurut pendidikan pasien dengan kejadian hipertensi Penyakit

Bukan

Tingkat

pendidikan

Hipertensi

hipertensi

Rendah

41 (42,7%)

64 (47,1%)

Menengah

41 (42,7%)

Tinggi

Total

OR (CI95%)

p

52 (38,2%)

0,915 (0,416-2,011)

0,825

14 (14,6%)

20 (14,7%)

1,126 (0,508 – 2,497)

0,770

96

136

Dari perhitungan tabel 4.3 kelompok pasien yang menderita hipertensi paling banyak berasal dari tingkat pendidikan rendah dan menengah sebesar 41 orang (42,7%). Paien dengan pendapatan menengah memiliki kemungkinan sebesar 0,9 kali untuk menderita hipertensi dibanding yang berpendidikan rendah, sedangkan pasien dengan pendidikan tinggi memiliki kemungkinan sebesar 1,126 kali menderita hipertensi dibanding yang berpendidikan rendah dan kesemuanya tidak berhubungan secara signifikan. Kesimpulannya pendidikan pasien tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi dengan nilai p = 0,825 dan p = 0,770.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

c. Hubungan antara Aktivitas Fisik Pasien dengan Kejadian Hipertensi Tabel 4.4. Distribusi responden menurut aktivitas fisik pasien dengan kejadian hipertensi Penyakit

Bukan

Aktivitas

Fisik

Hipertensi

hipertensi

Sedentari

31 (32,3%)

50

OR (CI95%)

p

86

0,820 (0,472-

0,482

(63,2%)

1,424)

(36,8%)

65 (67,7%)

Non

sedentari

Total

96

136

Berdasarkan perhitungan tabel 4.4 penderita hipertensi banyak dialami oleh mereka yang bergaya hidup non sedentari sebanyak 65 orang (67,7%). pasien non sedentari memiliki kemungkinan sebesar 0,820 kali dibanding yang sedentari dan tidak bermakna secara signifikan. Kesimpulannya aktivitas fisik tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi dengan nilai p = 0,482.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

d. Hubungan simultan antara Pendapatan, Pendidikan, dan Aktivitas Fisik Pasien dengan Kejadian Hipertensi Tabel 4.5. Distribusi responden menurut pendapatan, pendidikan, aktivitas fisik pasien dengan kejadian hipertensi Variabel bebas

OR (CI95%)

p

Pendapatan Rendah

reference

Sedang

0,903 (0,333-2,446)

0,841

Tinggi

2,577 (0,906-7,327)

0,076

Pendidikan Rendah

reference

Menengah

0,785 (0,256-2,407)

0,672

Tinggi

0.873 (0,299-2,544)

0,805

Aktivitas fisik Sedentari

reference

Non sedentari

0,753 (0,424-1,335)

0,331

Dari hasil analisa data pada tabel 4.5 ,dengan mendalikan faktor pendapatan, pendidikan, dan aktivitas fisik, maka pasien dengan pendapatan sedang memiliki kemungkinan yang sama dengan yang berpendapatan rendah untuk menderita hipertensi, sedangkan yang berpendapatan tinggi memiliki kecenderungan sebesar 2,577 kali dibanding yang berpendapatan rendah tapi tidak bermakna secara signifikan (sedang p=0,841, tinggi p=0,076). Untuk pasien dengan pendidikan menengah memiliki kecenderungan sebesar 0,785 kali menderita hipertensi dibanding yang berpendidikan rendah, serta pasaien

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

yang berpendidikan tinggi memiliki kecenderungan sebesar 0,873 kali dibanding berpendidikan rendah, tetapi semuanya tidak bermakna secara signifikan (menengah p=0,672, tinggi p=0,805). Pasien dengan aktivitas non sedentari memiliki kecenderungan sebesar 0,753 kali menderita hipertensi dibanding yang sedentari tapi tidak bermakna secara signifikan (non sedentari p=0,331). Kesimpulannya yaitu pendapatan, pendidikan dan aktivitas fisik pasien secara bersama – sama

tidak berhubungan dengan

kejadian hipertensi.

C. PEMBAHASAN Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ada tidak ada hubungan antara pendapatan, pendidikan, dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi. Pada penelitian ini didapatkan hipertensi banyak pada kelompok berpendapatan rendah dibanding pendapatan sedang dan tinggi, mungkin dikarenakan faktor kurangnya biaya untuk memeriksakan diri secara teratur serta tekanan psikologis berkaitan dengan himpitan ekonomi. Pendapatan tinggi sendiri berhubungan dengan kejadian hipertensi lebih dikarenakan kemampuan materi dan kemudahan akses mendapatkan informasi kesehatan melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik. Dalam penelitian terdahulu disebutkan bahwa tingkat pendapatan tidak berhubungan dengan faktor risiko penyakit cardiovaskuler, hal ini dikarenakan adanya faktor risiko overweight dan obesitas yang banyak dialami oleh kelompok berpendapatan tinggi (Gulnara et al. 2012). Penelitian tersebut semakin dikuatkan dengan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

adanya perubahan gaya hidup yang tidak sehat dan sulit dipertahankan oleh seseorang yang merupakan dampak dari stres saat ditempat kerja maupun dirumah serta karena depresi (Aekplakorn et al. 2005). Pendidikan merupakan indikator tingkat kemampuan manusia dalam memahami akses informasi yang diperoleh dari luar, dalam hal ini kaitannya dengan informasi kesehatan yang berkaitan dengan kesadaran untuk mau memeriksakan diri serta mengetahui komplikasi – komplikasi lanjutan dari hipertensi termasuk mengenali gejala-gejala awal. Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan kejadian hipertensi. Hal ini lebih diakibatkan adanya faktor genetik serta riwayat penyakit hipertensi yang berasal dari orang tua. Tingkat pendidikan memudahkan menerima dan memahami informasi mengenai kesehatan serta mampu mengelola sumber daya keluarga untuk mencegah hipertensi, dan mengatur diet keluarga. Pada penelitian terdahulu juga didapatkan semakin tinggi usia semakin rentan menderita hipertensi akibat makin berkurangnya kemampuan dan pemahaman dalam menyerap informasi berkaitan dengan kesehatan hal ini sesuai dengan penelitian

yang

menyebutkan

risiko

hipertensi

meningkat

seiring

pertambahan umur (Edward et al. 2000). Pada penelitian ini tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi. Hal ini juga didapatkan pada penelitian terdahulu (Hanan et

al.

2009).

Walaupun

terdapat

pernyataan

yang

menyebutkan

“Aktivitas fisik moderate yang dilakukan teratur dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik sekitar 10 mmHg pada 75% pasien hipertensi” (Press et al. 2003). Pada penelitian yang dilakukan Parker et al. (2007)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

menunjukkan kelompok dewasa muda yang memiliki aktivitas fisik tinggi lebih menurunkan risiko terjadi hipertensi, hal ini berkaitan dengan risiko obesitas dan sindrom metabolik. Inaktivitas fisik dan obesitas menyebabkan beberapa risiko diantaranya resistensi insulin dan hiperinsulinemia yang mengakibatkan penumpukan sodium, penambahan volume darah, produksi norepinephrin yang berlebihan, dan proliferasi otot halus.

Hal tersebut

menyebabkan perubahan primer tekanan darah termasuk cardiac output, resistensi perifer vascular, dan aktivitas sistem saraf simpatis, selain itu kombinasi dari inaktivitas fisik dan perubahan fisiologis terkait usia secara bersama – sama menyebabkan perkembangan hipertensi (Corry et al. 1996). Perilaku sedentari seperti misalnya waktu duduk saat mengemudi maupun didepan komputer yang lama

akan menurunkan sensitifitas reflex

baroreseptor akibat interaksi antara rangsangan eksternal dan pengaruh elaborasi kognitif (konsentrasi berpikir, ingatan, dan hitungan), selain juga dikarenakan perubahan pola pernapasan. Stress mental juga dapat menyebabkan kontraksi otot perut dan pernapasan dada, dengan pernapasan yang dangkal dan lebih cepat, jika berlangsung dalam waktu yang lama dapat mempengaruhi keseimbangan simpatis/parasimpatis dan juga meningkatkan tekanan darah. Mekanisme lainnya bisa juga berkaitan dengan sekresi adrenalin oleh kalenjar adrenal atau bahkan sekresi renin yang berhubungan dengan sistem pengaturan neurologis tekanan darah (Reyes et al. 2006). Keterbatasan penelitian ini adalah faktor – faktor perancu lainnya yang perlu dipertimbangkan seperti merokok, berat badan, lingkungan sosial, persepsi diri terhadap kesehatan, faktor keturunan dan riwayat hipertensi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

sebelumnya serta pola diet yang dijalani. Dari segi metodologis adanya bias pengukuran dalam menerapkan skala pengukuran variabel yang digunakan menyebabkan perbedaaan dalam interpretasi hasil.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN Setelah mendeskripsikan dasar teori dari variabel-variabel yang diteliti kemudian melakukan analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tidak ada hubungan antara pendapatan rendah dan sedang pasien dengan kejadian hipertensi, tetapi pendapatan tinggi berhubungan dengan kejadian hipertensi. 2. Tidak ada hubungan antara pendidikan pasien dengan kejadian hipertensi. 3. Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik pasien dengan kejadian hipertensi. 4. Tidak ada hubungan antara pendapatan, pendidikan dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi. B.

IMPLIKASI HASIL PENELITIAN 1.

Implikasi Teoritis. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa banyak faktor risiko baik yang bisa dimodifikasi maupun yang tidak bisa dimodifikasi, yang berkaitan dengan meningkatnya kejadian penderita hipertensi. Faktor pendapatan, pendidikan dan aktivitas fisik memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Pada tingkat individu, Pendapatan merupakan ukuran tingkat kesejahteraan secara umum seseorang dan kemampuan seseorang dalam mengusahakan kesehatan. Faktor pendidikan tidak bisa berperan sendiri karena pendidikan menyangkut kesadaran dan kemauan untuk berperilaku sehat. Aktivitas fisik khususnya pola hidup non sedentari mempunyai banyak manfaat

dibidang

kesehatan khususnya dalam mencegah penyakit metabolik kronis diantaranya hipertensi.

2.

Implikasi Praktis Hasil penelitian ini secara praktis bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi pelaksana program maupun praktisi kesehatan dalam lebih meningkatkan pendekatan pada penderita hipertensi baik pada tingkat promosi, preventif, kuratif, maupun rehabilitasi melalui faktor – faktor sosial yang mempengaruhi perjalanan penyakit. Serta dapat meningkatkan kualitas hidup penderita hipertensi agar mampu berperan serta aktif di masyarakat. Perlunya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan dibidang kesehatan serta adanya partisipasi dalam kegiatan fisik khususnya olahraga. Perlunya skreening pemeriksaan hipertensi pada semua orang tanpa memandang pendapatan, pendidikan dan aktivitas fisiknya, karena bisa memiliki kemungkinan yang sama terjadi hipertensi.

Dokter

keluarga

juga

mampu

untuk

lebih

memperhatikan aspek sosial kaitannya dengan peningkattan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

kualitas kesehatan secara menyeluruh, mampu mengetahui dan mendeteksi faktor - faktor risiko yang berkaitan dengan terjadinya suatu penyakit sejak awal, agar bisa dicegah dan tidak berlanjut menjadi semakin berat.

C.

SARAN Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan lebih menitik beratkan faktor – faktor risiko lainnya yang mungkin juga memiliki pengaruh besar terhadap kejadian hipertensi. Praktisi kesehatan maupun peneliti dibidang kesehatan hendaknya senantiasa menggali faktor – faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan dan perjalanan suatu penyakit, agar dapat melakukan tidakan pengobatan secara lebih komprehensif. Masyarakat pada umumnya dan seseorang dengan faktor risiko penyakit kronis khususnya untuk lebih waspada terhadap pengaruh lingkungan sosial yang kadang membuat perjalanan penyakit semakin berkembang dengan cepat, perlu senantiasa memeriksakan diri secara teratur, berkonsultasi dengan tenaga nmedis dan sering mengakses informasi kesehatan baik melalui media cetak maupun elektronik

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Aeklplakorn W., Suriyawongpisal P., Siri Rassame B. 2005.Assesment of capacity for cardiovascular disease controland prevebtion in Thailand: a qualitatif studyy Southeast Asian J Trop Med Public Health;36: 741-747. 1. 2. Australian Government Independent Sports Panel. 2009. The Future of Sport in Australia. Commonwealth of Australia Canbera. 3. 4. Aisyiah. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Indonesia.

5. Bauman A., Ford I, and Armstrong T. 2001. Trends in population level of reported physical activity in Australian. Canberra Australian Sport Commision. In Australian Institute of Health and Welfare. Boediono. 2005. Pengantar ekonomi, Jakarta, Erlangga Booth M., Bauman A., Owen N., Gore C. 1997. Physical activity preferences, preferred sources of assistance, and perceived barriers to increased activity among physically inactive Australian, Preventive Medicine, vol. 26, pp.131–137. 6. Chau J. 2007. Physical Activity and Building Stronger Community. NSW Centre for Physical and Health Sydney. 7. 8. Corry DB, Tuck ML. 1996. Glucose and insulin metabolism in hypertension. 1996. Am J Nephrol.;16: 223–236. 9. 10. DEPKES RI. 2006. Pedoman Tehnik Penemuan Dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Ditjen PP dan PL. 11. Edwards R, Unwin N, Mugusi F, Whiting D, Rashid S. 2000. Hypertension prevalence and care in an urban and rural area of Tanzania. J Hypertensi; 18: 145-152. Giles B, Donavan . 2008. Socio economic status differences in recreational physical activity level and real and perceived access to supportive physical environment, Preventive Medicine, vol. 35,pp. 601–11. Gulnara Kulkayeva., Harun Ar Rashid., Yoshitoku Yoshida., Kazbek Tulebayeu., and Junichi Sakamoto. 2012. Cardiovascular disease risk faktor among rural Kazakh population. Nagoya J Medical Science 74:51-56.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hanan A.A, Jasim M.A. 2009. Prevalence and lifestyle determinants of hypertension among secondary schoolfemale teachers in Basrah. The Medical Journal of Basrah University. Vol 27 no.2. 12. International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). 2005. Guidelines for Data Processing and Analysis of the IPAQ. 13. JNC VII. 2004. National High Blood Pressure Education Program. Seven Report of Joint National Committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure: NIH Publication no. 04-5230, Pp: 11. 14. Norman M. Kaplan. 2006. Hypertension in the population at Large. Dalam:Clinical Hypertension . Lippincot William dan Wilkins, ed. pp:31-32 15. Kapoor S, Tyagi R, Saluja K, Chaturvedi A, Kapoor AK. 2010. Emerging health threats among a primitive tribal group of Central India. Journal of Public Health and Epidemiology, 2:13–19.

16. McNeill LH., Kreuter MW, and Subramanian SV. 2006. Social environment and physical activity: a review of concepts and evidence. Soc Sci Med. 2006;13:1011–1022. doi: 10.1016/j.socscimed.2006.03.012.

17. Mubyarto. 2005. Sistem dan Moral Ekonomi Indonesia, Jakarta. LP3ES. 18. NRHA. 2011. Fact Sheet 26: Physical Activity in Rural Australia, National Rural Health Alliance, Canberra. 19. Parker ED, Schmitz KH, Jacobs DR Jr, Dengel DR, Schreiner PJ. 2007. Physical activity in young adults and incident hypertension over 15 years of follow-up: the CARDIA Study. Am J Public Health. 2007;97:703–709. 20. Paul D Thompson., David Buchner., Ileana L.Pina and Nanette K. Wenger. 2003. Exercise and physical activity in the prevention and treatment of atherosclerotic cardiovasculardisease. Circulation Journal of the America Heart Association :07:3109 – 3116.

21. Press V., Freestone I and George CF. 2003. Physical activity: the evidence of benefit in the prevention of coronary heart disease. QJM: monthly journal of the Association of Physicians. Apr; 96(4): 245–51.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

22. Puspitorini. 2009. Hipertensi Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah Tinggi Yogyakarta: Image Press. 23. Rahajeng E, 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Jakarta. 24. Regis de Gaudemaris., Therry Lang., Gilles Chasellen. 2002. Socioeconomic Inequalities in Hypertension Prevalence and Care: The IHPAF Study. Journal of the American Heart Association; 39:1119-1125.

25. Reksoprayitno. 2004. Sistem Ekonomi dan demokrasi Ekonomi, Jakarta, Bina Grafika. 26. Reyes del Paso GA, Cea JI, Gonzalez-Pinto A, Cabo OM, Caso R, Brazal J, Martinez B, Hernandez JA, Gonzalez MI. 2006. Short-term effects of a brief respiratory training on baroreceptor cardiac reflex function in normotensive and mild hypertensive subjects. Appl Psychophysiol Biofeedback ;31:37– 49. 27. 28. Russel R., Pate, Jennifer R, O’ Neill and Felipe Lobelo. 2008. The Evolving Definition of Sedentary. Exercise Sport Science Rev. Vol 36 No. Iipp.137 – 178. 29. 30. Soedigdo S. 2008. Dasar- dasar Metodologi Klinis: Sagung Seto. 31. Thomson L. 2009. How times have changed: active transport literature review, Victorian Health Promotion Foundation (VicHealth), Melbourne.

32. Umar Tirtarahardja. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Weir MR. 2005. Hypertension. American College of Physicians. Yun Gao., Gang Chen., Haoming Tian. 2013.Prevalence of Hypertension in China a Cross Sectional study. Plus ONE 8(6)e65936 doi:10.1371, Journal pone 0065938.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user