HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh: Evita Tri Purnamasari F 100 100 145
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh : Evita Tri Purnamasari F 100 100 145
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 ii
iii
iv
HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM Evita Tri Purnamasari Wiwien Dinar Pratisti
[email protected] [email protected] Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstraksi : Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara regulasi diri dengan prokrastinasi menyelesaikan tugas pada asisten mata kuliah praktikum. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara regulasi diri dengan prokrastinasi menyelesaikan tugas pada asisten mata kuliah praktikum. Subjek penelitian yaitu asisten mata kuliah praktikum di Fakultas Psikologi, Farmasi, dan Teknik yang berjumlah 126 orang. Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala yaitu skala regulasi diri dan prokrastinasi menyelesaikan tugas. Metode analisis data menggunakan teknik analisis Product Moment. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien rxy = -0,732 , p = 0,000 (p<0,01). Hasil ini menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara regulasi diri dengan prokrastinasi menyelesaikan tugas pada asisten mata kuliah praktikum. Semakin tinggi regulasi diri maka semakin rendah prokrastinasi menyelesaikan tugas, demikian sebaliknya semakin rendah regulasi diri maka semakin tinggi prokratinasi menyelesaikan tugas. Sumbangan efektif regulasi diri terhadap prokrastinasi menyelesaikan tugas sebesar 53,6%. Regulasi diri pada subjek penelitian tergolong tinggi, ditunjukkan rerata empirik (RE) = 71,20 dan rerata hipotetik (RH) = 48. Prokrastinasi menyelesaikan tugas pada subjek penelitian tergolong sedang , ditunjukkan rerata empirik (RE) = 81,52 dan rerata hipotetik (RH) = 78. Kata kunci : regulasi diri, prokrastinasi menyelesaikan tugas, asisten mata kuliah praktikum
xv
1
Dengan demikian maka penting sekali
PENDAHULUAN Mahasiswa juga sebagai subjek
peran seorang asisten bagi dosen yang
yang menuntut ilmu di perguruan tinggi
mengampu
tidak akan pernah terlepas dari aktivitas
Karena
belajar
keharusan mengerjakan
praktikum adalah membantu para dosen
tugas-tugas studi termasuk mata kuliah
agar tugasnya dapat terlaksana dengan
praktikum. Di perguruan tinggi, seorang
baik
dosen yang mengampu mata kuliah
Pemerintah tahun 1990 dalam Bpm
praktikum
Unnes.ac.id, 2012).
dan
biasanya
akan
dibantu
seorang asisten, yang tujuannya yakni menjamin
proses
pelaksanaan,
mata
tugas
dan
kuliah
asisten
tepat
praktikum.
mata
waktu
kuliah
(Peraturan
Asisten mata kuliah praktikum
dan
memiliki status ganda yakni sebagai
evaluasi praktik berjalan baik dan
asisten dan sebagai mahasiswa, sehingga
melewati pengendalian yang memadai.
banyak diantara mereka menunda-nunda
Ruang lingkup yang dilakukan oleh
tugas
seorang asisten mata kuliah praktikum
menunda untuk merekap hasil nilai dan
adalah meliputi hal-hal yang berkaitan
diserahkan kepada dosen, mengecek alat
dengan persiapan hingga selesainya
praktikum, mengisi jurnal praktikum dan
kegiatan
lingkungan
absen laboratorium. Asisten mata kuliah
laboratorium atau bengkel atau studio
praktikum harus bisa membagi waktu
(Peraturan Pemerintah tahun 1990 dalam
agar
Bpm Unnes.ac.id, 2012).
dengan baik .
praktik
di
Hasil wawancara pada tanggal 22
seperti
semua
mengoreksi
tugasnya
Fenomena
laporan,
terselesaikan
menunda-nunda
Maret 2014 kepada delapan orang
pekerjaan
asisten mata kuliah dan lima orang
dikenal dengan
kepala laboratium di beberapa fakultas
Pengertian
dan menyatakan bahwa sebagian besar
American College Dictionary (Burka &
tugas asisten meliputi pengecekan alat
Yuen dalam Rosario, dkk, 2009) berasal
sebelum
dari kata procrastinate yang diartikan
praktikum,
membimbing
dalam kancah psikologi istilah
prokrastinasi.
prokrastinasi
praktikan dalam melakukan praktikum,
menunda
memberikan asistensi untuk persiapan
waktu atau hari berikutnya.
praktikum maupun pembuatan laporan praktikum,
mengkoreksi
untuk
Hasil
melakukan
wawancara
dalam
sampai
yang
laporan,
dilakukan oleh penulis pada tanggal 22
menilai laporan, dan memberikan soal
Maret 2014 kepada kepada delapan
pretest sebelum dilakukan praktikum.
orang asisten mata kuliah. Salah satu
2
dari mereka memberikan pernyataan
esok, atau jika digabungkan menjadi-
bahwa
menangguhkan atau menunda sampai
memilih
menunda
untuk
mengoreksi laporan dan lebih memilih mengerjakan
tugas
kuliah
hari berikutnya (Steel, 2007).
terlebih
Suatu
penundaaan
dikatakan
dahulu yang dirasa deadline-nya lebih
sebagai prokrastinasi, apabila penundaan
dekat. Ada juga yang memilih untuk
itu dilakukan pada tugas yang penting,
bermain
atau
dilakukan berulang-ulang secara sengaja
menunda
mengoreksi
jalan-jalan
sehingga
laporan
yang
dan
menimbulkan
perasaan
tidak
deadline-nya masih lama walaupun pada
nyaman, secara subjektif dirasakan oleh
akhirnya pekerjaan itu dikumpulkan
seorang prokrastinator (Solomon dan
sesuai deadline karena pekerjaan itu
Rothblum, 1984).
adalah tanggung jawab seorang asisten
Menurut
Ferrari
&
dan harus diselesaikan. Ada juga yang
(1995),
memberikan beberapa pernyataan bahwa
terjadinya prokrastinasi akademik ada
terkadang malas
laporan
dua macam, yaitu faktor dari dalam
pulang ke rumah karena banyak dan
individu (internal) dan faktor dari luar
meninggalkan
individu (eksternal).
membawa
laporan
itu
diloker
terlebih dahulu, beberapa hari kemudian baru diambil untuk dikoreksi.
Ferrari
(anti-motivation)
yang
diri (self-regulation), efikasi diri, dan
dalam
self-esteem
kesenjangan
berasosiasi
kecemasaan
(1995)
maupun menyelesaikan kinerja dalam menghadapi
tingginya
McCown
meliputi: (a) penundaan ketika memulai
berhubungan dengan rendahnya regulasi
dan
&
penyebab
menyatakan aspek-aspek prokrastinasi
Prokrastinasi adalah jenis dari anti motivasi
faktor-faktor
McCown
(b)
mengerjakan waktu
tugas;
(c)
antara
rencana
aktual
dalam
dengan
Buro,
mengerjakan tugas; (d) kecenderungan
2006; Sirois, 2004; Tice & Baumeister,
untuk melakukan aktivitas lain yang
1997,
dipandang lebih mendatangkan hiburan
dalam
Powell,
Klassen,
&
Chong,
Krawchuk, Huan, Wong, & Yeo, 2009). Istilah prokrastinasi berasal dari
kinerja
kelambanan
stress.
((Howell,Watson,
serta
dengan
tugas;
dan kesenangan. Zimmerman
bahasa Latin procrastination dengan
mendefinisikan
awalan pro yang berarti mendorong
sebagai proses menghasilkan pikiran,
maju atau bergerak maju dan akhiran –
perasaan dan tindakan, merencanakan
crastinus- yang berarti keputusan hari
bahwa
(2000) regulasi
diri
3
dan mengadaptasikannya secara terus-
menyelesaikan tugas pada asisten mata
menerus untuk mencapai tujuan-tujuan .
kuliah praktikum, mengetahui peranan
Regulasi diri adalah kemampuan
regulasi
diri
terhadap
prokrastinasi
untuk merencanakan, mengarahkan, dan
menyelesaikan tugas pada asisten mata
memonitor perilaku untuk mencapai
kuliah praktikum, mengetahui tingkat
suatu tujuan tertentu dengan melibatkan
regulasi diri pada asisten mata kuliah
unsur fisik, kognitif, emosional, dan
praktikum,
sosial. (Brown, dalam Neal & Carey
prokrastinasi menyelesaikan tugas pada
2005).
asisten mata kuliah praktikum.
Menurut Bandura (dalam Alwisol,
mengetahui
tingkat
METODE PENELITIAN
2010), faktor-faktor yang mempengaruhi
Subjek penelitian yang digunakan
regulasi diri meliputi faktor internal
dalam penelitian ini adalah asisten mata
seperti observasi diri, proses penilaian,
kuliah praktikum di Fakultas Psikologi,
reaksi diri; serta faktor eksternal seperti
Fakultas Teknik, dan Fakultas Farmasi
interaksi dengan lingkungan dan bentuk
dengan jumlah 126 orang.
penguatan (reinforcement).
Metode pengumpulan data pada
Miller & Brown (dalam Neal &
penelitian ini menggunakan pendekatan
Carey, 2005), aspek-aspek regulasi diri
kuantitatif dengan menggunakan dua
meliputi:
skala
Receiving,
Evaluating,
yaitu
skala
prokrastinasi
Searching, Formulating, Implementing
menyelesaikan tugas dan skala regulasi
dan Assesing.
diri.
Berdasarkan uraian di atas maka
Teknik
analisis
data
yang
muncul permasalahan: “Apakah benar
digunakan pada penelitian ini adalah
ada
analisis korelasi product moment.
hubungan
dengan
antara
prokrastinasi
regulasi
diri
menyelesaikan
tugas pada mahasiswa asisten mata kuliah praktikum?” sehingga penulis
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
hasil
analisis
mengajukan judul “Hubungan antara
menggunakan teknik korelasi product
regulasi
prokrastinasi
moment dari Pearson diperoleh nilai
menyelesaikan tugas pada asisten mata
koefisien korelasi rxy = -0,732 ; p =
kuliah praktikum.”
0,000 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan
diri
dengan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk regulasi
mengetahui diri
hubungan
dengan
antara
prokrastinasi
ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara regulasi diri dengan prokrastinasi
menyelesaikan
tugas.
4
Semakin tinggi regulasi diri maka
menerus untuk mencapai tujuan-tujuan.
semakin
prokrastinasi
Bandura (dalam Feist & Feist, 2010)
demikian
menjelaskan regulasi diri adalah suatu
sebaliknya semakin rendah regulasi diri
strategi yang digunakan oleh individu
maka
untuk mencapai tujuan tertentu. Bandura
rendah
menyelesaikan
tugas,
semakin
tinggi
prokrastinasi
menyelesaikan tugas.
percaya bahwa seorang individu akan
Hal ini sejalan dengan teori yang
menggunakan strategi tertentu di dalam
dikemukakan oleh Ferrari & McCown
regulasi dirinya. Regulasi diri yang baik
(1995) yang menyatakan bahwa salah
terjadi
satu
menyadari pentingnya kerja keras dan
faktor
prokrastinasi
yang
menyebabkan
menyelesaikan
ketika
seorang
asisten
itu
tugas
berprestasi bagi diri dan orang lain, aktif
adalah faktor internal yang berasal dari
mengenal diri, memiliki strategi unuk
dalam diri individu yaitu kondisi fisik
mencapai tujuan hidup yang jelas dan
dan kondisi psikologis individu. Kondisi
bermakna, serta asisten tersebut mampu
fisik seseorang dapat memacu timbulnya
mengatasi hambatan-hambatan internal
prokrastinasi. Orang dengan kondisi
dan eksternal, dapat menyesuaikan diri
fisik yang kurang sehat maka ia akan
dengan lingkungan.
cenderung malas melakukan sesuatu.
Menurut Bandura (dalam Alwisol,
Sehingga ia memiliki alasan untuk
2010)
menunda-nunda
lingkungan
pekerjaannya.
mengatakan
bahwa
faktor
mempengaruhi seseorang
Sedangkan untuk kondisi psikologis,
dalam meregulasi diri. Seorang asisten
pola kepribadian yang dimiliki individu
mata kuliah praktikum harus memiliki
yang ikut mempengaruhi munculnya
regulasi diri yang baik, sehingga bisa
perilaku
trait
mengatur waktu secara tepat agar tugas-
kemampuan sosial yang tercermin dalam
tugas yang dibebankan kepadanya bisa
self regulation. Artinya prokrastinasi
terselesaikan tepat waktu dan tercipta
akan cenderung muncul pada asisten
kedisiplinan dan tidak mengakibatkan
yang tidak memiliki regulasi diri yang
penundaan
baik.
tugasnya. Begitu juga ketika seorang
penundaan,
misalnya
Zimmerman
(2000)
dalam
menyelesaikan
asisten tidak memiliki regulasi diri yang
mendefinisikan regulasi diri sebagai
baik,
proses menghasilkan pikiran, perasaan
mengatasi hambatan yang dialami dan
dan
cenderung
tindakan,
merencanakan
mengadaptasikannya
secara
dan terus-
individu
lebih
itu
tidak
mudah
mampu
melakukan
prokrastinasi pekerjaan. Asisten mata
5
kuliah
praktikum
regulasi
diri
yang
yang
mempunyai maka
yaitu memiliki standart dan tujuan, dapat
prokrastinasi menyelesaikan tugas yang
mengatur emosi, dapat memonitoring
terjadi
juga
dan mengevaluasi diri agar sesuai
sebaliknya jika regulasi diri rendah
dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal
maka
tersebut seperti aspek regulasi diri yang
akan
rendah,
prokrastinasi
tinggi
yang terbentuk dari aspek regulasi diri
begitu
menyelesaikan
tugasnya tinggi.
dikemukakan oleh Miller & Brown,
Sumbangan efektif regulasi diri
(dalam Neal & Carey, 2005) yaitu 1).
terhadap prokrastinasi menyelesaikan
Receiving atau menerima informasi yang
tugas
53,6 % ditunjukkan
relevan, yaitu langkah awal individu
koefisien determinan ( r2 ) sebesar 0,536
dalam menerima informasi dari berbagai
, yang berarti masih terdapat 46,4%
sumber.
faktor-faktor lain yang mempengaruhi
tersebut, individu dapat mengetahui
prokrastinasi menyelesaikan tugas di
karakter yang lebih khusus dari suatu
luar faktor regulasi diri misalnya faktor
masalah, seperti kemungkinan adanya
eksternal seperti gaya pengasuhan orang
hubungan dengan aspek lainnya; b.)
tua, kondisi lingkungan yang rendah
Evaluating atau mengevalusi informasi.
pengawasan
kondisi
Setelah memperoleh informasi, langkah
lingkungan yang mendasarkan pada
selanjutnya adalah menyadari seberapa
hasil akhir ( Ferrari & McCown, 1995).
besar masalah tersebut. Dalam proses
sebesar
(lenient)
Berdasarkan kategorisasi
serta
perhitungan
evaluasi diri, individu menganalisis informasi dengan membandingkan suatu
mempunyai rerata empirik (RE) sebesar
masalah yang terdeteksi di luar diri
71,20 dan rerata hipotetik (RH) sebesar
(eksternal) dengan pendapat pribadi
48 yang berarti regulasi diri pada subjek
(internal) yang tercipta dari pengalaman
tergolong tinggi. Hasil analisis deskripsi
sebelumnya yang serupa; c.) Searching
menunjukkan dari 126 subjek penelitian
atau
terdapat 73 subjek (57,93%) memiliki
sebelumnya,
regulasi diri sangat tinggi, 52 subjek
menyebabkan reaksi-reaksi emosional
(41,27%) memiliki regulasi diri yang
dan sikap. Pada akhir proses evaluasi
tinggi,
tersebut
subjek
regulasi
informasi-informasi
diri
1
diketahui
Dengan
(0,8%)
memiliki
mencari
solusi. proses
menunjukkan
Pada
tahap evaluasi
pertentangan
regulasi diri sedang. Kondisi tinggi ini
antara sikap individu dalam memahami
dapat diinterpretasikan bahwa subjek
masalah. Dari pertentangan tersebut,
penelitian pada dasarnya memiliki sikap
individu akhirnya menyadari beberapa
6
jenis
tindakan
atau
aksi
untuk
menyelesaikan
tugas
subjek
mengurangi perebedaan yang terjadi.
tergolong
Kebutuhan
mengurangi
deskripsi menunjukkan dari 126 subjek
pertentangan dimulai dengan mencari
penelitian terdapat 41 subjek (32,54%)
jalan keluar dari permasalahan yang
memiliki prokrastinasi menyelesaikan
dihadapi;
tugas
untuk
d.)
sedang.
pada
atau
rencana,
yaitu
memiliki prokrastinasi menyelesaikan
perencanaan aspek-aspek pokok untuk
tugas yang sedang, 18 subjek (14,29%),
meneruskan target atau tujuan, seperti
1 subjek (0,79%) memiliki prokrastinasi
tentang
untuk
menyelesaikan tugas rendah. Kondisi
dan
sedang ini dapat diinterpretasikan bahwa
suatu
waktu,
pengembangan, aspek-aspek
aktivitas tempat-tempat
lainnya
yang
mampu
subjek
66
subjek
analisis
Formulating
merancang
tinggi,
Hasil
penelitian
(52,38%)
pada
dasarnya
mendukung dengan efisien dan efektif;
memiliki sikap yang terbentuk dari
e.)
aspek prokrastinasi menyelesaikan tugas
Implementing
rencana,
atau
yaitu
menerapkan semua
seperti yang dikemukakan Ferrari (1995)
perencanaan telah terealisasi, berikutnya
yang meliputi: (a) penundaan dalam
adalah secepatnya mengarah kepada
memulai maupun menyelesaikan kinerja
aksi-aksi
dalam
atau
setelah
melakukan
tindakan-
menghadapi
tugas;
(b)
tindakan yang tepat yang mengarah ke
kelambanan dalam mengerjakan tugas;
tujuan dan memodifikasi sikap sesuai
(c) kesenjangan waktu antara rencana
dengan yang diinginkan dalam proses;
dengan
f). Assessing atau mengukur efektivitas
mengerjakan tugas; (d) kecenderungan
dari
dibuat.
untuk melakukan aktivitas lain yang
Pengukuran ini dilakukan pada tahap
dipandang lebih mendatangkan hiburan
akhir
dan kesenangan.
rencana
yang
untuk
menentukan
telah
membantu
dan
menyadari
dalam apakah
kinerja
aktual
dalam
Hasil penelitian ini menunjukkan
perencanaan yang tidak direalisasikan
bahwa
itu sesuai dengan yang diharapkan atau
pengaruh
tidak, serta apakah hasil yang didapat
menyelesaikan tugas pada asisten mata
sesuai dengan yang diharapkan.
kuliah praktikum meskipun prokrastinasi
Prokrastinasi menyelesaikan tugas
regulasi
diri
terhadap
menyelesaikan
tugas
prokrastinasi
tidak
dipengaruhi
81,52 dan rerata hipotetik (RH) sebesar
namun ada beberapa keterbatasan dalam
78
penelitian ini antara lain: 1). Jumlah
berarti
prokrastinasi
variabel
hanya
mempunyai rerata empirik (RE) sebesar
yang
oleh
mempunyai
tersebut,
7
subjek penelitian yang terbatas karena
Saran
pengambilan data dilakukan setelah
a) Bagi Kepala Laboratorium
ujian semester. 2). Ruang lingkup
Diharapkan
dapat
penelitian yang terbatas yaitu asisten
menciptakan kondisi agar asisten
mata kuliah praktikum di Universitas
tidak melakukan prokrastinasi.
Muhammadiyah Surakarta.
Hal ini dapat dilakukan dengan memantau
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Ada
hubungan
signifikan
negatif
antara
yang
regulasi
dengan
diri
prokrastinasi
menyelesaikan
tugas,
semakin
pekerjaan
mata kuliah praktikum secara periodik agar tidak melakukan prokrastinasi
sehingga
rendah prokrastinasi menyelesaikan
mengetahui
tugas,
sudah
Variabel
regulasi
mempengaruhi prediktor
sebaliknya.
atau
variabel
diri menjadi
prokrastinasi
menyelesaikan tugas. 2. Sumbangan efektif regulasi diri terhadap
prokrastinasi
menyelesaikan tugas sebesar 53,6% yang berarti masih terdapat 43,4% faktor-faktor
lain
mempengaruhi
yang
prokrastinasi
menyelesaikan tugas di luar faktor
prokrastinasi
menyelesaikan tugas sebesar 81,52 yang tergolong sedang. 4. Tingkat regulasi diri sebesar 71,20 yang tergolong tinggi.
jurnal
agar
dapat
kegiatan-kegiatan
berjalan,
kemudian
mengadakan evaluasi kegiatan praktikum, rencana
serta
atau
merancang
jadwal
untuk
kegiatan praktikum selanjutnya. b) Bagi Dosen Diharapkan kinerja
dapat
asisten
memantau
mata
kuliah
praktikum secara periodik dengan membuat
jadwal
memberikan
kegiatan,
pengayaan
dan
evaluasi agar asisten dapat bekerja
regulasi diri. 3. Tingkat
tugasnya
diperlukan
praktikum
juga
dalam
menyelesaikan
tinggi regulasi diri maka semakin
begitu
asisten
secara teratur sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sehingga asisten
tidak
melakukan
prokrastinasi dalam menyelesaikan tugasnya
dan
asisten
dapat
mengetahui dengan jelas batasan
8
tugas yang dikerjakan sehingga
lingkup penelitian yaitu lebih
dosen dan asisten dapat berjalan
dari
seimbang.
memperluas subjek penelitian
c) Bagi Subyek Penelitian
dengan
Asisten mata kuliah praktikum diharapkan
dapat
mempertahankan regulasi diri agar terhindar dari prokrastinasi dengan cara merencanakan serta menyusun
jadwal
untuk
pencapaian target yang telah ditetapkan, dapat memanajemen diri
dengan
mengontrol mencari masalah
baik,
mampu
emosi,
mampu
solusi
untuk
yang
setiap
dihadapi,
mengevaluasi jadwal sehingga mengetahui target yang belum tercapai. d) Bagi Ilmuwan Psikologi
Peneliti lain yang memiliki minat
untuk
penelitian menggunakan
ini
satu
melanjutkan diharapkan metode
yang
berbeda serta memperluas ruang
universitas,
menggunakan
fakultas
semua
dan
lebih
memperhatikan
waktu
pengambilan data. Penelitian ini dapat
dilanjutkan
memperhatikan lain
dengan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
prokrastinasi
menyelesaikan
tugas
regulasi
selain
misalnya psikologis
kondisi
fisik
serta
pengasuhan orang tua.
diri dan gaya
9
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press, 2010. Bpm Unnes. 2012. Peraturan Pemerintah Tahun 1990. Bpm Unnes.ac.id. Diakses tanggal 16 Maret 2014 pukul 18.43 WIB. Burka, J & Yuen, L. 1983. Procrastination: Why You Do It, What To Do About It. Cambridge: Da Capo. Feist, J dan Feist, J. G. 2010. Teori Kepribadian. Edisi 7. Jakarta : Salemba Humanika. Ferrari, J.R., Jhonson, J.L., & McCown, W.G. 1995. Procrastination And Task Avoidance. New York: Plenum Press. Klassen, R.M, Ang, R.P., Chong, W.H., Krawchuk, L.L., Huan, V.H., Wong, I.Y.F., & Yeo, L.S., 2009. A cross-cultural study of adolescent procrastination. Journal of Research on Adolescence. 19 (4), 799-811. Neal, D., & Carey, K. 2005. A Follow-Up Psychometric Analysis Of The Self-Regulation Questionnaire. Psychology of Addictive Behaviors, 19(4), 414–422. Solomon dan Rothblum, 1984. Academic Procrastination: Frequency and CognitiveBehavioral Correlates. Journal of Counseling Psychology. 31, 503-509. Steel, P. 2007. The Nature of Procrastination : A Meta-Analytic and Theoretical Review of Quintessential Self-Regulatory Failure. Psychological Bulletin. Vol. 133, No.1, 65-94. Zimmerman, B. J. 2000. Attaining Self-Regulation. Dalam M. Boekaerts, P. R. Pintrich & M. Zeidner (Ed.). Handbook of Self-Regulation. San Diego: Academic Press.