HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI

Download mengalami stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dengan stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa Pr...

4 downloads 616 Views 398KB Size
perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres

digilib.uns.ac.id

Hubungan antara Resiliensi dan Stres dalam Menyusun Skripsi pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Correlation between Resiliency and Stress in Completing Thesis on College Students at Department of Psychology Sebelas Maret University Marlyn Triyana, Tuti Hardjajani, Nugraha Arif Karyanta Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret

ABSTRAK

Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi menemui berbagai hambatan yang membuat mahasiswa mengalami stres. Mahasiswa yang mengalami stres perlu penanganan secepatnya, sebab mahasiswa yang mengalami stres saat menyusun skripsi berdampak pada kelulusan mahasiswa tidak tepat waktu. Di sisi lain, resiliensi merupakan salah satu faktor penting bagi mahasiswa yang mengalami stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dengan stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2008 sampai 2010 di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang sedang mengerjakan skripsi dengan masa studi lebih dari empat tahun. Penelitian ini adalah studi populasi yang melibatkan seluruh populasi yang berjumlah 40 mahasiswa. Alat ukur yang digunakan yaitu skala stres dalam menyusun skripsi dengan daya beda aitem 0,305 - 0,659 dan reliabilitas 0,746, skala resiliensi dengan daya beda aitem 0,300 - 0,653 dan reliabilitas 0,805. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan negatif antara resiliensi dengan stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Hubungan tersebut ditunjukkan dari hasil korelasi product moment diperoleh r = -0,427 dan p = 0,006 (p < 0,05). Adanya hubungan negatif tersebut didukung hasil tingkat stres dalam menyusun skripsi responden penelitian termasuk kategori tinggi dan tingkat resiliensi responden penelitian termasuk kategori rendah. Artinya, semakin rendah resiliensi, maka semakin tinggi stres dalam menyusun skripsi. Besarnya sumbangan resiliensi terhadap stres dalam penyusunan skripsi 18,3%. Hal ini berarti masih terdapat beberapa variabel lain yang mempengaruhi stres dalam penyusunan skripsi sebesar 81,7%. Kata kunci: Resiliensi, stres, mahasiswa. PENDAHULUAN

awal, yaitu pada usia 18-21 dan 22-24 tahun.

Mahasiswa adalah orang yang belajar di

Pada usia tersebut mahasiswa mengalami

perguruan tinggi, baik di universitas maupun

masa peralihan dari remaja akhir ke dewasa

institusi atau akademi. Individu yang terdaftar

awal.

sebagai murid di perguruan tinggi dapat

merupakan tahap perkembangan yang sulit

Remaja

akhir

dan

dewasa

awal

disebut sebagai mahasiswa (Takwin, 2008). commit todan userkritis. Tugas perkembangan pada masa Monks (2007) menjelaskan bahwa mahasiswa tersebut menuntut perubahan besar dalam digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa

bersikap dan berperilaku sehingga mampu

1

perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres

digilib.uns.ac.id

mengarahkan diri dan mengambil keputusan

ditemui, dan ketidakmampuan mahasiswa

untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

dalam membagi waktu dalam menyusun

Saat mahasiswa telah menempuh semester

skripsi.

akhir dan telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya,

mahasiswa

diwajibkan

untuk

membuat suatu karya ilmiah yaitu skripsi. Di setiap angkatan dapat dipastikan ada beberapa mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan perkuliahan tepat waktu. Hal ini dibuktikan penelitian yang pernah dilakukan oleh Dewi (2011) di Universitas Sebelas Maret pada Program Studi Psikologi. Mahasiswa angkatan 2004 yang telah lulus selama empat tahun (delapan semester) sebanyak 17 orang dari sejumlah 54 mahasiswa, artinya sekitar 68% mahasiswa lainnya terlambat lulus. Sedangkan pada angkatan 2005 yaitu dari 40 mahasiswa, baru terdapat 8 orang lulus, dengan kata lain 80% mahasiswa masih dalam proses skripsi. Angkatan 2006 yang telah lulus sebanyak 13 orang dari 70 mahasiswa, artinya 81,4% terlambat lulus. Pada angkatan 2007 dari 68 mahasiswa, sebanyak 12 mahasiswa yang lulus, artinya sekitar 82,4% yang tidak mencapai kelulusan selama empat tahun studi. Mahasiswa yang kelulusannya tidak tepat waktu, karena dalam pengerjaan skripsi menemui berbagai hambatan, antara lain hambatan membuat judul yang menarik dan pencarian bahan atau literatur memang tidak mudah, karena tidak semua informasi dapat

Berbagai hambatan seperti dijelaskan di atas berpotensi memberikan tekanan pada diri mahasiswa, cemas, sulit berkonsentrasi, malas mengerjakan skripsi, menghindar, atau bahkan meningkatnya permasalahan psikologis yang lain, misalnya frustasi, stres, atau menunda mengerjakan skripsi. Dampak mahasiswa yang tidak lulus tidak tepat waktu dapat mengurangi kualitas perkuliahan dan nilai Indeks Prestasi (IP).

Hasil penelitian lain

yang dilakukan oleh Fadilah (2013) di Universitas Mulawarman menjelaskan bahwa mahasiswa yang sedang menyusun skripsi mengalami peningkatan stres yang tinggi. Semua kesulitan dapat menimbulkan stres yang akan bertambah jika ada teman-teman satu angkatan atau angkatan di bawahnya sudah mampu menyelesaikan lebih dahulu. Oleh sebab itu, mahasiswa dituntut untuk segera menyelesaikan skripsi tersebut dalam jangka waktu yang telah ditentukan, sehingga tidak timbul stres. Stres terjadi ketika tekanan dirasa melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya Palmer (2007). Stres merupakan kondisi ketika individu berada dalam situasi yang penuh tekanan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dijadikan literatur dan proses pencarian Tuntutan terhadap mahasiswa commit todihadapinya. user membutuhkan waktu yang relatif lama. merupakan sumber stres yang potensial. Mahasiswa kurang tekun untuk berkonsultasi Sumber stres yang potensial memicu dengan dosen, dengan alasan dosen sulit timbulnya stres yang berhubungan dengan 2

perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres

digilib.uns.ac.id

peristiwa akademis (academic stress) maupun

kognitif. Tipe kepribadian yang dimiliki

psikologis. Ketika individu mengalami stres

mahasiswa berpengaruh terhadap upaya-upaya

seringkali

yang

tidak

memiliki

kemampuan

dilakukan

oleh

mahasiswa

mengatasi atau melakukan strategi dengan

menyelesaikan

tepat, sehingga permasalahan yang dihadapi

mahasiswa yang tetap optimis ketika menemui

tidak mampu terselesaikan. Reaksi stres

kesulitan, tetapi ada juga mahasiswa yang

mahasiswa dapat

pesimis.

perubahan

psikologis

mempengaruhi berdampak

muncul

dalam bentuk

dan

motivasi

pada

penundaan

fisik

yang

rendah

dan

penyusunan

skripsi. Hambatan yang bersifat psikologis biasanya menjadi penyebab yang paling berpengaruh dalam timbulnya stres (Shenoy, 2004).

Mahasiswa

skripsinya.

yang

Ada

dalam

memiliki

tipe

kepribadian

optimistis dalam menghadapi hambatan akan berusaha untuk mengatasi hambatan dan terhindar dari stres, sehingga penyusunan skripsi

dapat

diselesaikan.

Sebaliknya,

mahasiswa yang memiliki kepribadian pesimis kurang berusaha dalam mengatasi hambatan

Amelia, dkk. (2014) menjelaskan, bahwa stres

yang menjadi beban, sehingga mahasiswa

pada

dalam mengerjakan skripsi menjadi tidak tepat

mahasiswa

Fakultas

Kedokteran

Universitas Riau, bersumber dari akademik

waktu.

maupun non akademik. Stres yang bersumber

mahasiswa

dari akademik seperti jadwal kuliah dan

kemampuannya dalam menyelesaikan skripsi.

praktikum yang padat, tugas yang menumpuk,

Kemampuan

bahan ujian yang banyak, Indeks Prestasi

mengerjakan skripsi walaupun mengalami

Kumulatif

kesulitan disebut resiliensi.

(IPK)

rendah

dan

masalah

akademik lainnya. Sedangkan stres yang berasal dari non akademik adalah masalah keuangan, masalah keluarga, interpersonal maupun

intrapersonal.

Kutipan

tersebut

menjelaskan bahwa faktor stres yang terjadi pada mahasiswa dipengaruhi oleh faktor di luar mahasiswa, seperti tugas yang padat, jadwal kuliah padat, IPK rendah, masalah keuangan, dan keluarga.

Kepribadian

optimis

untuk

memotivasi

memaksimalkan

mahasiswa

untuk

tetap

Mahasiswa yang memiliki resiliensi tinggi adalah mahasiswa yang berhasil keluar dari masalah-masalah yang dihadapi dan sukses dalam

menjalani

masa

studinya

serta

menganggap masalah tersebut adalah bagian dari tantangan masa studinya, dan bukan hal yang harus dijadikan alasan untuk terpuruk. Widuri (2012) dalam penelitiannya dengan subjek mahasiswa di Universitas Ahmad

menjelaskan bahwa mahasiswa Santrock (2003) menyebutkan, bahwa faktorcommit toDahlan user faktor yang menyebabkan stres, yaitu: 1) membutuhkan resiliensi agar mampu beban

yang terlalu

berat,

konflik,

dan

menyesuaikan

diri

dan

tetap

dapat

frustrasi; 2) faktor kepribadian; dan 3) faktor 3

perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres

digilib.uns.ac.id

mengembangkan dirinya dengan baik sesuai

waktu dari straise, strest, stresce, dan stress

kompetensi yang dimiliki.

(Yosep, 2007).

Berdasarkan

penjelasan

dapat

Stres menurut Sarafino (1998), adalah kondisi

diketahui, bahwa mahasiswa yang sedang

yang disebabkan oleh interaksi antara individu

menyusun

skripsi

berbagai

dengan lingkungan, menimbulkan persepsi

hambatan

yang

mahasiswa

jarak antara tuntutan-tuntutan, berasal dari

mengalami stres. Mahasiswa yang mengalami

situasi yang bersumber pada sistem biologis,

stres perlu penanganan secepatnya, sebab

psikologis, dan sosial dari seseorang. Stres

mahasiswa

saat

muncul sebagai akibat dari adanya tuntutan

menyusun skripsi berdampak pada kelulusan

yang melebihi kemampuan individu untuk

mahasiswa tidak tepat waktu. Mahasiswa akan

memenuhinya. Seseorang yang tidak bisa

menunda-nunda

memenuhi

yang

tersebut

menemui membuat

mengalami

stres

menyelesaikan

skripsi.

tuntutan

kebutuhan,

akan

Resiliensi merupakan salah satu faktor penting

merasakan suatu kondisi ketegangan dalam

bagi mahasiswa yang mengalami stres. Oleh

diri. Ketegangan yang berlangsung lama dan

sebab itu, peneliti ingin melakukan penelitian

tidak ada penyelesaian akan berkembang

pada mahasiswa Program Studi Psikologi

menjadi stres.

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Sebelas antara

Menurut Sarwono (1997), mahasiswa adalah

Resiliensi dengan Stres dalam Menyusun

kelompok masyarakat yang statusnya terikat

Skripsi pada Mahasiswa Program Studi

dengan

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas

(2013), mendefinisikan mahasiswa adalah

Sebelas Maret”.

setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk

Maret

dengan

judul:

“Hubungan

perguruan

tinggi.

Ismanda

dkk.

mengikuti pelajaran-pelajaran di Perguruan DASAR TEORI

Tinggi dengan batas usia 18-30 tahun. Untuk

1. Stres pada Mahasiswa dalam Menyusun Skripsi

Stres

dialami

oleh

setiap

orang,

tidak

mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan atau status sosial ekonomi. Stres bisa dialami oleh bayi, anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “singere” yang

mencapai kelulusan di perguruan tinggi, mahasiswa

harus

menyelesaikan

tugas

membuat skripsi. Mengerjakan sebuah skripsi menjadikan kebanyakan mahasiswa stres, takut, bahkan sampai frustasi dan ada juga yang nekat bunuh diri. Stres pada mahasiswa dalam menyusun

berarti “keras” (stricus). Istilah ini mengalami commit toskripsi, user yaitu keadaan internal yang dapat perubahan seiring dngan perkembangan diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau penelaahan yang berlanjut dari waktu ke

kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai

4

perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres

digilib.uns.ac.id

potensial membahayakan, tidak terkendali

menjadi kacau dan juga fungsi otaknya

atau melebihi kemampuan individu untuk

berkurang, misalnya dalam proses

mengatasinya, sehingga individu merasakan

mengingat. 2) Emosi,

suatu kondisi ketegangan dalam diri saat

emosi

cenderung

terjadi

menyusun skripsi sebagai tugas akhir dalam

mengiringi stres, dan seringkali orang-

perkuliahan.

orang menggunakan keadaan emosinya untuk menjelaskan stres yang dialami.

Santrock (2003) menyebutkan bahwa faktor-

3) Sistem sosial, stres dapat mengubah

faktor yang menyebabkan stres terdiri atas: a.

perilaku individu terhadap sesamanya.

Beban yang terlalu berat, konflik dan

Situasi yang berpotensi menimbulkan

frustrasi menyebabkan perasaan tidak berdaya, kelelahan secara

fisik

stres dapat mempengaruhi seseorang

dan

menjadi lebih perhatian dan berjiwa

emosional. b.

sosial.

Faktor kepribadian, tipe kepribadian A merupakan

tipe

kepribadian

yang

cenderung untuk mengalami stres. c.

Faktor

kognitif,

sesuatu

individu menilai dan menginterpretasikan suatu kejadian secara kognitif.

resiliensi dianggap sebagai kapasitas untuk memulihkan atau bangkit kembali (Davidson

Menurut Desmita (2007), resiliensi adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk

ada dua, yaitu: Biologis, individu yang mengalami stres akan

menunjukkan

reaksi

jantung berdetak lebih cepat, bernafas lebih cepat, kemudian otot tangan dan kaki menjadi tegang. Reaksi tersebut berasal dari sistem saraf simpatik dan sistem

artinya kembali musim semi. Hal ini berarti

et al., 2005, dalam Schaap dkk, 2006).

Aspek-aspek stres menurut Sarafino (1998)

diketahui

Resiliensi berasal dari bahasa latin “salire” artinya untuk musim semi dan “resilire”

yang

menimbulkan stres tergantung bagaimana

a.

2. Resiliensi

endokrin

mempertahankan

yang

berusaha

tubuh

ketika

menghadapi hal-hal yang menyebabkan

menghadapi, menempuh, mengurangi, dan menghilangkan dampak-dampak negatif dari keadaan yang tidak menyenangkan. Everall (2007) memaparkan tiga faktor yang mempengaruhi resiliensi, yaitu: a.

Faktor

individual,

faktor

individual

meliputi kemampuan kognitif individu, konsep diri, harga diri, dan kompetensi sosial yang dimiliki individu.

stres. b.

b. Faktor keluarga, faktor-faktor keluarga commit to user Psikososisal, yang terdiri atas: yang berhubungan dengan resiliensi, yaitu 1) Kognitif, seorang individu yang hubungan yang dekat dengan orangtua mengalami stres, perhatiannya akan yang memiliki kepedulian dan perhatian, 5

perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres

c.

digilib.uns.ac.id

pola asuh yang hangat, teratur dan

Metode pengumpulan data penelitian ini

kondusif bagi perkembangan individu.

menggunakan alat ukur berupa skala psikologi

Faktor

komunitas

dengan jenis skala Likert dengan empat

meliputi kemiskinan dan keterbatasan

pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai), S

kesempatan.

yang

(Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat

diberikan oleh komunitas (dalam hal ini

Tidak Sesuai). Ada dua skala psikologi yang

tetangga, teman, penolong) merupakan

digunakan, yaitu:

penanda kesuksesan bagi individu..

1. Stres dalam Menyusun Skripsi

komunitas,

faktor

Dukungan

sosial

Skala untuk mengukur stres dalam menyusun Reivich dan Shatte (2002) memaparkan tujuh aspek resiliensi, yaitu pengaturan emosi, kontrol

terhadap

impuls,

optimisme,

kemampuan menganalisis masalah, empati, efikasi diri, dan pencapaian.

dalam

penelitian

ini

adalah

sedang menyusun skripsi dengan masa studi lebih dari empat tahun di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Sampel yang akan digunakan penelitian

ini

adalah

yang dikemukakan oleh Sarafino (1998) yaitu aspek biologis atau fisik dan aspek psikososial

gejala sistem sosial atau tingkah laku.

mahasiswa angkatan 2008 sampai 2010 yang

dalam

(2013) dan disusun berdasarkan aspek-aspek

meliputi gejala kognitif, gejala emosi, dan

METODE PENELITIAN Populasi

skripsi menggunakan skala stres dari Permana

mahasiswa

angkatan 2008 sampai 2010 yang sedang menyusun skripsi dengan masa studi lebih dari

2. Resiliensi Skala

untuk

mengukur

resiliensi

menggunakan skala stres dari Yuniardi dan Djudiyah (2011) dan disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Reivich dan Shatte (2002) yaitu pengaturan emosi, kontrol

terhadap

impuls,

optimisme,

kemampuan menganalisis masalah, empati, efikasi diri, dan pencapaian.

empat tahun di Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran

Universitas

Maret dengan jumlah sampel penelitian ditentukan sebanyak 40 mahasiswa. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan studi

populasi

yang

melibatkan

HASIL- HASIL

Sebelas

semua

individu dalam populasi sebagai responden

Hasil

uji

validitas

skala

stres

dalam

menyusun skripsi, diketahui dari 56 aitem skala terdapat 22 aitem yang gugur dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,746. Hasil uji validitas skala resiliensi, diketahui dari 60

aitem skala terdapat 20 aitem yang gugur yang sesuai dengan karakteristik responden commit todengan user koefisien reliabilitas sebesar 0,805. penelitian yaitu mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dengan masa studi lebih dari 4 tahun.

1. Uji Asumsi Dasar a. Uji Normalitas

6

perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres

digilib.uns.ac.id

Uji normalitas dalam penelitian ini

Nilai koefisien korelasi ganda R dalam

menggunakan

Sample

penelitian ini adalah 0,427 dan nilai

nilai

determinasi R2 (R square) adalah 0,183

uji

One

Kolmogorov-Smirnov

bahwa

signifikansi stres dalam menyusun

atau 18,3%.

skripsi adalah sebesar 0,753 > 0,05. Nilai signifikansi resiliensi adalah

PEMBAHASAN

sebesar 0,841 > 0,05. Berdasarkan

Berdasarkan

hasil

variabel

penelitian yang telah Peneliti lakukan, didapat

penelitian menunjukkan nilai diatas

hasil uji korelasi product moment dari Pearson

0,05, sehingga dapat disimpulkan

antara resiliensi dengan stres dalam menyusun

bahwa data variabel penelitian telah

skripsi diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar

terdistribusi secara normal.

-0,427 dengan nilai signifikansi sebesar 0,006

signifikansi

kedua

b. Uji Linearitas

penghitungan

analisis

hasil

(p < 0,05), artinya hubungan antara resiliensi

Variabel dikatakan linear jika taraf

dengan stres dalam menyusun skripsi adalah

signifikansi

0,05.

signifikan. Hubungan kedua variabel yang

dalam

terbentuk masuk dalam kategori sedang. Arah

menyusun skripsi dengan resiliensi

hubungan adalah negatif karena nilai r negatif,

menghasilkan

artinya

Hubungan

kurang antara

nilai

dari stres

signifikansi

semakin

tinggi

resiliensi

maka

(linearity) sebesar 0,003, maka dapat

semakin rendah tingkat stres dalam menyusun

disimpulkan bahwa antara variabel

skripsi

stres dalam menyusun skripsi dengan

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas

resiliensi terdapat hubungan yang

Sebelas Maret. Demikian pula sebaliknya,

linear.

semakin rendah resiliensi maka semakin

2. Uji Hipotesis

pada

mahasiswa

Program

Studi

tinggi pula tingkat stres dalam menyusun

Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui

skripsi

bahwa nilai korelasi (r) antara variabel

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas

resiliensi dengan stres dalam menyusun

Sebelas Maret.

skripsi

Hasil

sebesar

-0,427

dengan

nilai

pada

mahasiswa

penelitian

tersebut

mendukung

penelitian

Artinya hipotesis yang diajukan dalam

Vesdiawati

penelitian ini diterima, yaitu terdapat

berbeda. Kesimpulan penelitian yaitu ada

hubungan yang negatif dan signifikan

hubungan negatif antara resiliensi dengan

resiliensi

menyusun skripsi.

dengan stres

pernah

Studi

signifikansi sebesar 0,006 (p < 0,05).

antara

yang

Program

(2008)

dilakukan

dengan

subjek

oleh yang

dalam commit tostres userpada anggota Polri di wilayah Poltabes Yogyakarta dapat diterima. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik korelasi

7

perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres

digilib.uns.ac.id

product moment dari Pearson menunjukkan

Safety and Health) (dalam Mochtar, 2004),

koefisien korelasi (r) sebesar -0,314 dengan p

yang menyatakan bahwa penyebab stres dapat

= 0,002 (p < 0,05), dengan hasil tersebut dapat

berasal dari dalam diri individu yaitu usia,

diartikan bahwa ada hubungan negatif yang

kondisi fisik, dan faktor kepribadian maupun

sangat signifikan antara resiliensi dengan stres

dari luar individu baik dari lingkungan

pada anggota Polri. Semakin tinggi resiliensi

keluarga, lingkungan kerja, cita-cita maupun

maka semakin rendah stres yang dialami

ambisi. Setiap individu dalam menghadapi

anggota Polri.

stres berbeda-beda, tergantung diri individu

Berdasarkan

hasil

analisis

determinasi,

dalam memaknai stresnya.

diperoleh nilai R Square sebesar 0,183. Hasil

Hasil analisis deskriptif stres dalam menyusun

ini menunjukkan stres dalam menyusun

skripsi berdasarkan karakteristik demografik

skripsi sebagai variabel tergantung dapat

responden penelitian menunjukkan terdapat

dijelaskan oleh resiliensi sebagai variabel

perbedaan skor rata-rata tingkat stres dalam

bebas sebesar 18,3%. Dapat dikatakan pula

menyusun skripsi pada tiap-tiap kelompok

bahwa resiliensi secara bersama-sama mampu

dalam setiap karakteristik demografik, yang

memberikan kontribusi pengaruh terhadap

meliputi jenis kelamin dan tahun angkatan.

stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa

Skor rata-rata stres dalam menyusun skripsi

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

pada mahasiswa perempuan (113,20) lebih

Universitas Sebelas Maret sebesar 18,3%.

tinggi daripada laki-laki (110,80). Ditinjau

Sisanya 81,7% dipengaruhi variabel atau

dari tahun angkatan, mahasiswa angkatan

faktor yang berasal dari dalam maupun dari

2010 memiliki skor rata-rata lebih tinggi

luar diri subjek. Dijelaskan oleh Sarafino

(115,14) dibandingkan mahasiswa angkatan

(1998), bahwa faktor dari dalam individu

2009 (109,92) dan mahasiswa angkatan 2008

dapat muncul melalui penyakit. Tingkatan

(110,80).

stres yang muncul tergantung pada keadaan rasa sakit dan umur individu, motivasi, konsep diri. Sedangkan faktor eksternal antara lain dapat muncul dari keluarga, tempat kerja, dan lingkungan di sekitarnya. Lingkungan fisik yang dapat menyebabkan stres antara lain kesesakan,

suhu

yang

terlalu

panas,

Berdasarkan uji Independent Samples Test dan One-Way ANOVA diperoleh hasil bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara stres dalam menyusun skripsi ditinjau dari karakteristik demografik yaitu jenis kelamin, sedangkan terdapat

perbedaan pada tahun angkatan. Pada uji kecelakaan lalu lintas, bencana alam, dan samples test untuk jenis kelamin commit toindependent user sebagainya. terhadap stres dalam menyusun skripsi Hal ini juga dikuatkan dengan penelitian dari

diperoleh bahwa nilai t

NIOSH (National Institute For Occupational

daripada t

tabel

hitung

lebih kecil

yaitu sebesar –1,6859 ≤ –0,788 8

perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres

digilib.uns.ac.id

≤ 1,6859 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan

berbeda dibandingkan dengan mahasiswa

secara statistik, tidak terdapat perbedaan

angkatan 2008 dan 2009.

tingkat stres dalam menyusun skripsi antara mahasiswa

laki-laki

dengan

perempuan

sehingga mahasiswa laki-laki dan perempuan memiliki tingkat stres dalam menyusun skripsi yang sama meskipun terdapat perbedaan skor rata-rata. Kecenderungan variasi tingkat stres akademik diantara laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran

Universitas

Sebelas

Maret dipengaruhi oleh respon dari masingmasing mahasiswa. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Agolla dan Ongori (2009), yang menentukan bahwa tingkat stres pada perempuan lebih tinggi daripada lakilaki. Hal itu disebabkan remaja laki-laki menggunakan koping yang berorientasi ego, sehingga lebih santai dalam menghadapi stresor yang berasal dari kehidupan akademik.

Berdasarkan kategorisasi data deskriptif yang dilakukan pada skala resiliensi diperoleh hasil bahwa sebanyak 20 mahasiswa (5%) memiliki resiliensi yang sangat rendah, 20 mahasiswa (50%), memiliki resiliensi yang rendah, dan 18 mahasiswa (45%) memiliki resiliensi yang sedang. Nilai rerata empirik resiliensi sebesar 86,08. Dengan demikian, disimpulkan bahwa secara umum mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret

memiliki

rendah.

Hasil

wawancara

dijelaskan

mengenai

resiliensi yang

yang telah

ketidakmamupuan

mahasiswa dalam memahami penyusunan skripsi sesuai keinginan dosen merupakan faktor resiliensi

individual

yang

responden

mempengaruhi

penelitian

rendah.

Dijelaskan oleh Everall (2007), bahwa salah

Pada uji ANOVA, hasil yang diperoleh untuk

satu faktor yang mempengaruhi resiliensi

tahun

yaitu faktor individual. Faktor individual

angkatan

terhadap

menyusun skripsi adalah F

stres

hitung>

F

dalam tabel

yaitu

meliputi

kemampuan

kognitif

individu.

3,929 > 3,23 dan p < 0,05 (0,028 < 0,05). Hal

Keterampilan kognitif berpengaruh penting

ini menunjukkan terdapat perbedaan tingkat

pada resiliensi individu. Inteligensi minimal

stres

rata-rata

dalam

menyusun

skripsi

antara

dibutuhkan

bagi

pertumbuhan

mahasiswa angkatan 2010, 2009, dan 2008.

resiliensi pada diri individu karena resiliensi

Perbedaan tersebut dapat dilihat pada output

sangat terkait erat dengan kemampuan untuk

Tukey HSDa,,byang menunjukkan nilai rata-

memahami dan menyampaikan sesuatu lewat

rata mahasiswa angkatan 2008 dan 2009 tidak

bahasa yang tepat, kemampuan membaca, dan

berbeda secara statistik karena berada pada

komunikasi non verbal.

subset yang sama yaitu subset satu, sedangkan commit toWiduri user (2012) dalam penelitiannya dengan nilai rata-rata mahasiswa angkatan 2010 subjek mahasiswa di Universitas Ahmad terletak di subset dua sehingga secara statistik Dahlan menjelaskan, bahwa mahasiswa membutuhkan

resiliensi

agar

mampu 9

perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres

digilib.uns.ac.id

dapat

memahami apa yang diinginkan dosen. Selain

mengembangkan dirinya dengan baik sesuai

itu, mahasiswa kesulitan dalam mencari jurnal

kompetensi

yang sesuai dengan judul penelitian terlebih

menyesuaikan

diri

yang

dan

dimiliki.

tetap

Kemampuan dan

mahasiswa seangkatan sudah banyak yang

menyesuaikan dengan kondisi sulit dapat

lulus. Pernyataan tersebut sesuai dengan

melindungi individu dari efek negatif yang

pendapat Fadilah (2013) bahwa mahasiswa

ditimbulkan dari kesulitan. Seseorang yang

yang sedang menyusun skripsi mengalami

memiliki resiliensi dapat mengatasi berbagai

peningkatan

permasalahan

kesulitan dapat menimbulkan stres yang akan

individu

untuk

bertahan,

kehidupannya.

penelitian ini, menunjukkan

bangkit,

Dari

hasil

bahwa subjek

bertambah

stres

jika

yang

ada

tinggi.

Semua

teman-teman

satu

telah memiliki resiliensi yang tinggi, sehingga

angkatan atau angkatan di bawahnya sudah

dapat membantu dalam menghadapi stres.

mampu menyelesaikan lebih dahulu. PENUTUP

Selain itu berdasarkan kategorisasi data deskriptif yang dilakukan pada skala stres

A. Kesimpulan

dalam menyusun skripsi, diperoleh hasil

1. Terdapat

hubungan

negatif

dan

bahwa 1 mahasiswa (2,5%) memiliki tingkat

signifikan antara resiliensi dengan

stres dalam menyusun skripsi sedang, 22

stres dalam menyusun skripsi pada

mahasiswa (55%) memiliki tingkat stres

mahasiswa Program Studi Psikologi

dalam menyusun skripsi tinggi, dan 17

Fakultas

mahasiswa (42,5%) memiliki tingkat stres

Sebelas Maret.

Kedokteran

Universitas

dalam menyusun skripsi sangat tinggi. Nilai

2. Presentase sumbangan pengaruh yang

rerata empirik stres dalam menyusun skripsi

diberikan resiliensi terhadap stres

sebesar

demikian,

dalam

menyusun

disimpulkan bahwa secara umum mahasiswa

18,3%

yang

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

koefisien determinasi (R2) sebesar

Universitas Sebelas Maret memiliki tingkat

0,183,

stres dalam menyusun skripsi yang tinggi.

dipengaruhi oleh faktor lain yang

Hasil tersebut didukung jawaban dari 5

tidak diteliti oleh peneliti.

mahasiswa

112,90.

yang

Dengan

diperoleh

dari

skripsi

sebesar

ditunjukkan

dengan

sedangkan

sisanya

81,7%

hasil

3. Nilai rerata empirik resiliensi 86,08

wawancara saat pengisian kuesioner (17

dan termasuk dalam kategori rendah.

Maret 2015) ada persamaan jawaban bahwa

Hasil yang diperoleh menunjukkan

mahasiswa pada waktu menyusun skripsi 5% mahasiswa memiliki resiliensi commit to user mengalami stres. Skripsi yang dikerjakan yang sangat rendah, 50% mahasiswa sering direvisi untuk memenuhi permintaan

memiliki resiliensi yang rendah, dan

dosen, di sisi lain mahasiswa kurang mampu

18% mahasiswa memiliki resiliensi 10

perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres

digilib.uns.ac.id

yang sedang. Adapun nilai rerata

Sebelas

empirik stres dalam menyusun skripsi

menyelenggarakan

sebesar 112,90 dan termasuk dalam

pembimbingan

kategori tinggi. Hasil yang diperoleh

seperti orientasi akademik dan masa

menunjukkan

mahasiswa

depan yang informatif pada awal

memiliki tingkat stress yang sedang,

tahun pertama perkuliahan, perwalian

55% mahasiswa memiliki tingkat stres

akademik rutin sebanyak 2-3 kali

yang tinggi, dan 42,5% mahasiswa

persemester, pembimbingan khusus

memiliki tingkat stres yang sangat

bagi

tinggi.

kesulitan akademik dan masa studi di

2,5%

B. Saran

Maret,

program

dan

mahasiswa

dapat

pendampingan

yang mengalami

atas empat tahun, dan program lainnya

1. Untuk mahasiswa Mahasiswa

yang dapat dilakukan oleh para dosen.

diharapkan

mampu

3. Untuk peneliti selanjutnya

mengurangi stres ketika menyusun

a. Diharapkan hasil penelitian ini

skripsi dengan cara menyadari peran

dapat digunakan sebagai informasi

dan tanggung jawab yang menentukan

dan bahan acuan dalam penelitian-

kesuksesan dirinya baik kini maupun

penelitian selanjutnya oleh peneliti

dimasa

yang dapat

lain khususnya ilmuwan psikologi

dilakukan mahasiswa yaitu mengikuti

yang tertarik untuk mengadakan

perkuliahan dan membuat rencana

penelitian

penyusunan skripsi yang dilakukan

sama.

depan.

Cara

dengan disiplin, mencari judul skripsi yang

sesuai

menentukan

dengan judul

kemampuan, skripsi

yang

dengan

tema

yang

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas area populasi sehingga sampel yang diperoleh

teorinya mudah diperoleh, konsultasi

menjadi

dengan dosen pembimbing untuk

generalisasi penelitian dapat lebih

mengatasi kesulitan yang ditemui,

luas.

sehingga

mahasiswa

lebih

banyak

dan

dapat

c. Peneliti selanjutnya diharapkan

menghindari stres dalam menyusun

dapat mengadakan penelitian lain

skripsi.

dengan tema yang sama secara

2. Untuk pihak Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran

Sebelas Maret Pihak Fakultas

Program

Studi

Kedokteran

Universitas

commit to user Psikologi Universitas

lebih mendalam sehingga faktorfaktor lain yang mempengaruhi stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa dapat terungkap secara lebih gamblang dan jelas.

11

perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres DAFTAR PUSTAKA Amelia, S., Asni, E., dan Chairilsyah, D. 2014. Gambaran Ketangguhan Diri (Resiliensi) pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jom FK. Volume 1 No. 2. Hal. 1-9. Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dewi, C.P. 2011. Hubungan Self Efficacy dan Dukungan Sosial Dosen Pembimbing dengan Motivasi Mahasiswa dalam Menyelesaikan Skripsi. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Everall, R.D. 2007. Creating a Future: A Study of Resilience in Suicidal Female Adolescent. Journal of Counseling and Development, 84,461- 47. Fadilah, A.E.R. 2013. Stres dan Motivasi Belajar pada Mahasiswa Psikologi Universitas Mulawarman yang Sedang Menyusun Skripsi. eJournal Psikologi, Volume 1, Nomor 3, Hal. 254-267. Gunawati, R., Hartati, S., dan Listiara, A. 2006. Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi Mahasiswa Dosen Pembimbing Utama Skripsi dengan Stres dalam Menyusun Skripsi pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol.3 No. 2. Hal 93-115.

digilib.uns.ac.id

Lazarus, R.S dan Folkman, S. 2006. Stress and Emotion : A New Synthesis. New York : Springer Publishing Company Inc. Monks F.J., Knoers A.M.P., Haditono S.R. 2002. Psikologi Perkembengan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Edisi Keempat Belas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Palmer, S. & Cooper, C. 2007. How to Deal with Stress. London & Philadelphia: Kogan Page. Permana, A.C. 2013. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Stres pada Lansia Andropause Di Gebang Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Jember: Universitas Jember. Santrock, J.W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja (alih bahasa Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih). Jakarta: Erlangga. Sarwono, S.W. 1997. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo. Schaap, I.A., Smeets, E.C. 2006. Citizen and Resilience: The BalanceBetween Awareness and Fear. Amsterdam: Impact, Dutch Knowledge & Advice Centre for Post-Disaster Psychological Care.

Shenoy, U.A. 2004. Colledge-stress and Symptom-Expression in International Students: A Comperative Study. Ismanda, S., Supriyatna, A., dan Rahayu, N.I. Diunduh dari: 2013. Analisis Aktivitas Rekreasi commit to user http://scholarlib.vt.edu/thesis/ Terhadap Penurunan Tingkat Stres available/etd.07022001-115853 Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. tanggal 31 Juli 2014. IKOR,Volume 1 Nomor 3.

12

perpustakaan.uns.ac.id Triyana et al. /Hubungan antara Resiliensi dan Stres

digilib.uns.ac.id

Takwin, B. 2008. Menjadi Mahasiswa. Artikel. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2014, dari http://bagustakwin.multiply.com/journ al/item/18. Vesdiawati, D. A. 2008. Hubungan Antara Resiliensi dengan Stres pada Anggota Polri. Jurnal Psikologi. Yogyakrat: Universitas Islam Indonesia. Widuri, E.L. 2012. Regulasi Emosi dan Resiliensi pada Mahasiswa Tahun Pertama. Humanitas. Vol. IX No.2. Hal. 147-156. Yosep, I. 2007. Mencegah Gangguan Jiwa Mulai dari Keluarga Kita. Bandung: FIK Universitas Padjajaran. Yuniardi, M.S dan Djudiyah. 2011. Support Group Therapy Untuk Mengembangkan Potensi Resiliensi Remaja Dari Keluarga "Single Parent" di Kota Malang. Psikobuana. Vol. 3. No. 2. Hal. 135–140.

commit to user

13