HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA POST

Download hubungan antara asupan nutrisi dan usia dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamong...

0 downloads 325 Views 236KB Size
HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI HERNIA INGUINALIS DI RUMAH SAKIT BEDAH MITRA SEHAT LAMONGAN Sri Hananto Ponco Nugroho …………......……….…… …… . .….ABSTRAK…… …......………. …… …… . .…. Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis diantaranya adalah asupan nutrisi dan usia. Penelitia ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan nutrisi dan usia dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan. Desain penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional.Populasi pasien post operasi hernia inguinalis sebanyak 29 orang, sampelnya 28 orang dengan tehnik simple random sampling. Sampel variabel independen asupan nutrisi dan usi, variabel dependen panyembuhan luka. Data diambil dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Koefisien Kontingensi dengan  = 0,05. Hasil penelitian didapatkan hampir setengah 12 responden (42,9%) asupan nutrisinnya kurang, hampir setengah 12 responden (42,9%) usia dewasa menengah, dan sebagian besar penyembuhan luka yang abnormal 16 responden (57,1%). Dengan uji Koefisien Kontingensi didapatkan C=0,514 atau p=0,007 dimana p 0,05 artinya ada hubungan antara asupan nutrisi dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis, sedangakan C=0,570 atau p=0,001 artinya ada hubungan antara usia dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan. Melihat hasil penelitian diatas perlu adanya peningkatan dalam pemenuhan asupan nutrisi dan pemahaman tentang kebutuhan asupan nutrisi dan memperhatikan usia agar dapat mencegah penyembuhan luka yang abnormal.

Kata Kunci : Asupan Nutrisi, Usia, Penyembuha Luka, Hernia Inguinalis.

PENDAHULUAN.…… .… … .

masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu, diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut,dan kelemahan otot dinding perut karena usia (Sjamsuhidajat, 2004). Berdasarkan data survai awal didapatkan survai awal di RS Bedah Mitra Sehat Lamongan pada 5 pasien post operasi hernia yang kontrol pada hari ke-7 di dapatkan 3 (60%) pasien post operasi hernia inguinalais mengalami penyembuhan luka yang abnormal, yakni keadaan luka yang tidak sesuai dengan fase, waktu, dan peristiwa penyembuhan luka, dan 2 (40%)

Penyakit hernia murupakan penyakit yang mulai berkembang dan semakin dikenal di masyarakat, baik pada negara maju maupun berkembang (Rosdiana Ramli, 2011). Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia (Sjamsuhidajat, 2004). Hernia Inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada lelaki ketimbang pada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu SURYA

74

Vol.03, No.XIII, Desember 2012

Hubungan Asupan Nutrisi dengan Penyembuhan Luka Post Operasi Hernia Inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan pasien poast operasi hernia inguinalis mengalami penyembuhan yang normal, yakni keadaaan luka yang sesuai fase, waktu dan peristiwa penyembuhan luka. Jadi masalah dalam penelitian ini masih banyaknya pasien post operasi hernia inguinalist yang mengalami penyembuhan luka yang lama (abnormal). Faktor asupan nutrisi, nutrisi yang sangat diperlukan antara lain terutama protein dan kalori untuk membantu proses penyembuhan luka adalah sekitar 1,2-2 g/kg/hari. Diet tinggi protein dan kalori harus tetap dipertahankan selama masa penyembuhan. Pembentukan jaringan akan sangat optimal bila kebutuhan nutrisi terutama protein terpenuhi. Nutrisi lain yang juga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan adalah vitamin C dan seng. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen bagi penyembuhan luka yang optimal sedangkan seng akan meningkatkan kekuatan tegangan (gaya yang diperlukan untuk memisahkan tepi-tepi) penyembuhan luka. Oleh karena itu semakin terpenuhi atau tercukupi pola nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka akan semakin cepat dan optimal (Moya JM, 2004). Faktor usia, usia pasien juga sangat berpengaruh dengan proses penyembuhan luka antara usia tua dan muda sangat berbeda, semakin bertambah usia seseorang daya regenerasi pada jaringan atau organ akan mengalami penurunan, untuk mempercepat penyembuhan luka tersebut maka kebutuhan nutrisi pada pasien post operasi yang usianya lebih tua harus lebih banyak dari pada usia yang muda untuk mempercepat regenerasi jaringan sehingga penyembuhan luka bisa berjalan cepat (Wim Dejong, 2005). Berdasarkan gambaran masalah diatas maka Penulis tertari untuk meneliti dan mengetahui apakah ada hubungan antara asupan nutrisi dan usia dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis pasien kontrol hari ke-7 di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan.

Desain penelitian ini adalah CrossSectional, dengan jumlah populasi sebanyak 29 responden.Penarikan contoh dengan menggunakan simple random sampling.Variabel ada dua variabel independen (1) asupan nutrisi, sedangkan variabel dependen (3) lama penyembuhan luka.Variabel independen diperoleh dengan mengguankan kuesioner dan lembar observasi sedangkan variabel dependen menggunakan lembar observasi. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data, langkah-langkah pengolahan data setelah data terkumpul meliputi: editing, coding, scoring, tabulating kemudian dianalisis dengan Koefisien Kontingensi.

HASIL.PENELITIAN … 1. Data Umum 1) Karakteristik Responden (1) Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan No Pekerjaan Jumlah (%) 1. Petani 16 57,1% 2. Pegawai Negri 3 10,7% 3. Wiraswasta 7 25% 4. Ibu Rumah Tangga 1 3,6% 5. Pelajar/Mahasisiwa 1 3,6% Total 28 100% Berdasarakan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian besar responden sebanyak 16 pasien (57,1%) pekerjaannya sebagai petani, sebagian kecil sebanyak 1 pasien (3,6%) sebagai ibu rumah tangga dan pelajar/mahasiswa.

METODE PENELITIAN.……… SURYA

75

Vol.03, No.XIII, Desember 2012

Hubungan Asupan Nutrisi dengan Penyembuhan Luka Post Operasi Hernia Inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir setengah sebanyak 12 pasien (42,9%) asupan nutrisinnya kurang, dan sebagian kecil sebanyak 5 pasien (17,9%) asupan nutrisinnya baik. 2). Lama Penyembuhan Luka Tabel 5 Distribusi Responden Lama Penyembuhan Luka di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan No Lama Jumlah (%) Penyembuhan Luka 1. Abnormal 16 57,1% 2. Normal 12 42,9% Total 28 100% Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis yang abnormal 16 pasien (57,1%), sedangkan sebagian kecil yang normal 12 pasien atau (42,9%). 3). Tabulasi Silang Antara Asupan Nutrisi Dengan Lama Penyembuhan Luka PostOperasi Hernia Inguinalis Tabel 6 Hubungan Antara Asupan Nutrisi Dengan Lama Penyembuhan Luka Post Operasi Hernia Inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan

(2) Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan No Pendidikan Jumlah (%) 1. SD / MI 13 46,4% 2 SMP / 4 14,3% 3. Sederajat 7 25% 4. SMA / 4 14,3% Pergurusn Tinggi Total 28 100% Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir setengah sebanyak 13 pasien (46,4%) pendidikannya adalah SD / MI, sebagian kecil sebanyak 4 pasien (14,3%) pendidikannya adalah SMP / Sederajat dan Perguruan Tinggi. (3) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan Jenis Jumlah (%) Kelamin No 1. Laki – laki 21 75% 2. Perempuan 7 25% Total 28 100% Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya sebanyak 21 pasian (75%) jenis kelamin laki – laki.

Asupan Nutrisi

Kurang Cukup Baik Total

2. Data Khusus 1). Asupan Nutrisi Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Nutrisi di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan No Asupan Jumlah (%) Nutrisi 1. Baik 5 17,9% 2. Cukup 11 39,2% 3. Kurang 12 42,9% Total 28 100% SURYA

Lama Penyembuhan Luka Abnormal Normal % %   10 83,3% 2 16,7% 6 54,5% 5 45,5% 0 0% 5 100%

Jumlah

 12 11 5

% 100% 100% 100%

16 57,1% 12 42,9% 28 C = 0,514 dan p = 0,007

100%

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pasien yang asupan nutrisinya kurang hampir seluruhnya penyembuhan luka abnormal yaitu 10 paien (83,3%), pasien yang asupan nutrisinya cukup sebagian besar penyembuhan luka abnormal yaitu 6 pasien (54,5%), sedangkan pasien yang asupan nutrisinya baik seluruhnya penyembuhan luka normal yaitu 5 pasien (100%). 76

Vol.03, No.XIII, Desember 2012

Hubungan Asupan Nutrisi dengan Penyembuhan Luka Post Operasi Hernia Inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan Hasil uji koifesien kontingensi didapatkan C = 0,514 dan p = 0,007 dimana p < 0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan antara asupan nutrisi dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Budah Mitra Sehat Lamongan.

selain protein adalah kalori, kalori ini biasanya banyak terdapat pada makanan karbohidrat seperti nasi singkong, kentang, susu dan lainnya, kalori sangat diperlukan untuk mengembalikan energi setelah post operasi sehingga luka post operasi cepat sembuh. Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa asupan nutrisi yang baik dan cukup yang diberikan pada post operasi, yaitu dengan pamberian makanan tinggi kalori dan protein ditambah dengan vitamin C dapat mempercepat penyembuhan luka post operasi pada pasien. Pemberian makanan tinggi kalori dan protein dapat membantu untuk mempercepat pertumbuhan jaringan, dan juga vitamin C yang salah satu fungsinya sebagai anti oksidan dan sangat berperan serta dalam proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh. Jika asupan nutrisi yang diberikan pada post operasi kurang maka penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis lebih lambat. Makanan tinggi kalori banyak terdapat pada makanan karbohidrat seperti nasi, singkong, kentang, susu dan lainnya, sedangkan untuk makanan tinggi protein bisa didapatkan dari lauk pauk yang diberikan sehari-hari seperti ikan , ayam, daging, telor yang merupakan protein hewani dan juga bisa berupa protein nabati yang berasal dari tumbuhan seperti kacang hijau, kedelai dan lainnya. Nutrisi yang juga dibutuhkan dalam penyembuhan luka yaitu vitamin C, vitamin C ini dapat diperoleh dengan mangkonsumsi buah-buahan setiap hari, seperti jambu biji, jeruk, pepaya, mangga dan lainnya. 2. Lama Penyembuhan Luka Post Operasi Hernia Inguinalis Pasien Kontrol Hari Ke-7 Di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan. Berdasarkan hasil penelitian, serta datadata yang dikumpulkan sebelumnya dan dari data khusus hasil penelitian pada tabel 5 menunjukkan bahwa lama penyembuhan luka pada pasien post operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan bulan Februari-Maret 2013 didapatkan sebagian besar penyembuhan luka abnormal sebanyak 16 pasien (57,1%), dan hampir

PEMBAHASAN.…

.… 1. Asupan Nutrisi Post Operasi Hernia Inguinalis Pasien Kontrol Hari Ke-7 Di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan. Berdasarkan hasil penelitian, serta data-data yang dikumpulkan sebelumnya dan dari data khusus hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa asupan nutrisi pada pasien post operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan didapatkan hampir setengan asupan nutrisi post operasi kurang 12 pasien (42,9%) dan dan sebagian kecil pasien sebanyak 5 pasien (17,9%) asupan nutrisi baik. Menurut Achmad Djaeni (2004) kebutuhan nutrisi orang yang mengalami perlukaan atau trauma memerlukan kebutuhan protein sekitar 1,2-2 g/kg/hari untuk membantu proses penyembuhan luka. Diet tinggi kalori dan protein harus tetap dipertahankan selama masa penyembuhan. Pembentukan jaringan akan sangat optimal bila kebutuhan nutrisi terutama protein terpenuhi. Nutrisi lain yang juga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan luka adalah vitamin C. Vitamin C bersifat alamia yaitu sebagai anti oksidan, dan sangat berperan serta dalam proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen dan biasanya kebutuhan vitamin C bagi penyembuhan luka yang optimal berkisar antara 500-1000 mg/hari.Oleh karena itu semakin terpenuhi dan tercukupi asupan nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka semakin cepat dan optimal. Nutrisi lain yang juga penting yaitu asupan cairan, yang merupakan media tempat semua proses metabolisme berlangsung dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Menurut Vinka Kumala (2009). Nutrisi yang juga dibutuhkan setelah post operasi SURYA

77

Vol.03, No.XIII, Desember 2012

Hubungan Asupan Nutrisi dengan Penyembuhan Luka Post Operasi Hernia Inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan setengah penyembuhan luka normal sebanyak 12 pasien (42,9%). Menurut Ferry Efendy (2007), Menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka antara lain dipengaruhi oleh usia, Usia seseorang jika semakin tua maka akan semakin menurun kecepatan proses penyembuhan lukanya, karena daya regenerasi jaringan mengalami penurunan. Semakin bertambah usia seseorang, daya regenerasi pada jaringan atau organ akan mengalami penurunan (Wim Dejong, 2005).Selain itu ada faktor asupan nutrisi. Semakin terpenuhi dan tercukupi asupan nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka post operasi akan semakun cepat dan optimal ( Seodiaoetomo, Achmad Djaeni, 2004). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab sebagian besar pasien post operasi hernia inguinalis di Rumah sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan yang mengalami penyembuhan luka obnormal disebabkan oleh faktor usia dan faktor asupan nutrisi. Mengingat sebagian besar pasien post operasi hernia inguinalis pasien kontrol berusia 40-60 tahun. Dan hampir sebagian pasien post operasi hernia inguinalis pasien kontrol asupan nutrisinnya kurang. Sehingga itu yang menyebabkan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis.

Hasil uji koifesien kontingensi didapatkan C = 0,514 dan p = 0,007 dimana p  0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan antara asupan nutrisi dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Budah Mitra Sehat Lamongan. Menurut Achmad Djaeni (2004) kebutuhan nutrisi orang yang mengalami perlukaan atau trauma memerlukan kebutuhan protein sekitar 1,2-2 g/kg/hari untuk membantu proses penyembuhan luka. Diet tinggi kalori dan protein harus tetap dipertahankan selama masa penyembuhan. Pembentukan jaringan akan sangat optimal bila kebutuhan nutrisi terutama protein terpenuhi. Nutrisi lain yang juga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan luka adalah vitamin C. Vitamin C bersifat alamia yaitu sebagai anti oksidan, dan sangat berperan serta dalam proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen dan biasanya kebutuhan vitamin C bagi penyembuhan luka yang optimal berkisar antara 500-1000 mg/hari. Oleh karena itu semakin terpenuhi dan tercukupi asupan nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka semakin cepat dan optimal. Nutrisi lain yang juga penting yaitu asupan cairan, yang merupakan media tempat semua proses metabolisme berlangsung dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan, (R. Sjamsuhidajat, 2004).Asupan nutrisi untuk penyembuhan luka yaitu berupa makanan tinggi kalori, tinggi protein ditambah dengna vitamin C. Makann tinggi kalori banyak terdapat pada makanan karbohidrat seperti nasi, singkong, kentang, susu dan lainnya, sedangkan untuk makanan tinggi protein bisa didapatkan dari lauk pauk yang diberikan sehari-hari seperti ikan , ayam, daging, telor yang merupakan protein hewani dan juga bisa berupa protein nabati yang berasal dari tumbuhan seperti kacang hijau, kedelai dan lainnya. Nutrisi yang juga dibutuhkan dalam

3. Hubungan Antara Asupan Nutrisi Dengan Lama Penyembuhan Luka Post Operasi Hernia Inguinalis Pasien Kontrol Hari Ke-7 Di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan. tabel 6 diatas menunjukkan bahwa hubungan asupan nutrisi dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis pasien kontrol di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan bulan Februari-Maret 2013 dari 28 pasien terdapat beberapa yaitu pasien yang asupan nutrisinya kurang hampir seluruhnya penyembuhan luka abnormal yaitu 10 pasien (83,3%), pasien yang asupan nutrisinya cukup sebagian besar penyembuhan luka abnormal yaitu 6 pasien (54,5%), sedangkan pasien yang asupan nutrisinya baik seluruhnya penyembuhan luka normal yaitu 5 pasien (100%). SURYA

78

Vol.03, No.XIII, Desember 2012

Hubungan Asupan Nutrisi dengan Penyembuhan Luka Post Operasi Hernia Inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan penyembuhan luka yaitu vitamin C, vitamin C ini dapat diperoleh dengan mangkonsumsi buah-buahan setiap hari, seperti jambu biji, jeruk, pepaya, mangga dan lainnya. Jika asupan nutrisi yang diberikan pada pasien post operasi baik maka penyembuhan luka hernia ingunalis tepat waktu, dan sebaliknya jika asupan nutrisi yang biberikan kurang maka penyembuhan luka hernia inguinalis lambat (Achmad Djaini, 2004). Kekurangan vitamin C menghalangi Hidroksilasi prolin dan lisin, sehingga kolagen tidak dikeluarkan oleh fibroblat (Sabiston,1995). Nutrisi yang sangat diperlukan antara lain terutama protein dan kalori untuk membantu proses penyembuhan luka adalah sekitar 1,2-2 g/kg/hari. Nutrisi lain yang juga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan adalah vitamin C dan seng. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen bagi penyembuhan luka yang optimal sedangkan seng akan meningkatkan kekuatan tegangan (gaya yang diperlukan untuk memisahkan tepi-tepi) penyembuhan luka. Oleh karena itu semakin terpenuhi atau tercukupi pola nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka akan semakin cepat dan optimal (Moya JM, 2004). Berdasarkan data diatas hubungan antara asupan nutrisi dengan lama penyembuhan luka yaitu dengan pemberian makanan tinggi kalori dan protein serta ditambah dengan vitamin C. Jika setelah operasi pasien asupan nutrisinya terpenuhi maka dapat mempercepat penyembuhan luka, membantu untuk mempercepat pertumbuhan jaringan, sebagai anti oksidan dan berperan dalam proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh pada pasien Post operasi hernia inguinalis. Oleh karena itu semakin terpenuhi dan tercukupi asupan nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka semakin cepat dan optimal.

2) Sebagian besar pasien post operasi hernia inguinalis pasien kontrol hari ke-7 di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan penyembuhan luka abnormal. 3) Ada hubungan antara asupan nutrisi dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Budah Mitra Sehat Lamongan. 2. Saran Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menerapkan pengertahuan tenteng hubunganun antara asupan nutrisi dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia ingauinalist. Selain itu dapat juga memeberikah head educatian pada keluarga dan pasien sebelum pulang bahwa pentingnya asupan nutrisi bagi penyembuhan luka. Untuk mempercepat proses penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis, maka pasien harus mendapatkan asupan nutrisi yang baik dan juga harus memperhatikan usianya, karena semakin tua semakin membutuhkan nutrisi yang lebih dari pada yang muda. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan pada keluarga dan pasien agar memberikan asupan nutrisi yang baik dan tercukupi ...DAFTAR PUSTAKA... Alex Sobur. (2003). Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah. Bandung: CV Pustak Setia Bruner dan Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester. (2002). Buku Ajar Medikal Bedah Volume I. Jakarta ; EGC. Budiarto, Eko. (2001). Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC Dyaryasa (2009), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka,

KESIMPULAN DAN SARAN.… 1. Kesimpulan 1) Hampir setengan pasien post operasi hernia inguinalis pasien kontrol hari ke-7 di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan asupan nutrisi kurang. SURYA

Hidayat, A. Azis Alimul. (2007). Metodologi penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Jeffry Tenggara. (2008). Hernia Apa Dan Bagaimana, http:// Dennysantoso.Com. 79

Vol.03, No.XIII, Desember 2012

Hubungan Asupan Nutrisi dengan Penyembuhan Luka Post Operasi Hernia Inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan Diakses: Tanggal 23 November 2011. Jam: 11.25 WIB. Kumala, Vinka. (2009). Kebutuhan Kalori Tubuh. http://www.tanyadokteranda.com. Diakses tanggal 30 Oktober 2009. Jam: 11.00 WIB.

Soekidjo, Notoadmodjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Soekidjo, Notoadmojo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Morison, Moya J. (2004). Manajemen Luka. Jakarta: EGC. Nova

Faradilla, dkk.(2009) Journal Komplikasi Hernia Inguinalis.Faculty of Medicine – University of Riau. http://www.Files-of-DrsMed.tk.

Surtiretna Nina. (2007). Mengenal Makanan Dan Kesehatan.Bandung : Kiblat Buku Utama. Susternada, (2007).Hernia. http:// Susternada.Com. Diakses: Tanggal 16 November 2011

Nurlaili H. (2009). Asuhan Keperawatan Pada An. E dengan HIL (Hernia Inguinalis Lateralis) di Bangsal Flamboyan RSUD Pandang Arang Boyolali, Fakultas Ilmu Kesehatan: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Avaible from: http://etd.eprints.ums.ac.id/2933/1/J20 0050066.pdf. Diakses 20 April.

Wikipedia bahasa Indonesia. (2009). Nutrisi.www.radartimika.com. Diakses tanggal 30 Oktober 2009. Jam: 10.00 WIB. Wiryana Made (2007), Nutrisi pada penderita sakit kritis, Artike s

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan edisi 2. Jakarta : Salemba Medika Oswari, E. (2000). Bedah Dan Perawatannya. Jakarta: FKUI R. Sjamsuhidajat, Wim De Jong. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. Rosdiana Ramli. (2011). Penyakit Hernia. http://www.doktergaul.com/blog/penya kit-hernia/1428.html. Diakses tanggal 7 Desember 2011. Jam: 11.07 WIB. Sediaoetomo, Achmad Djaeni. (2004). Ilmu Gizi Jilid 1. Jakarta: Dian Rakyat. Siregar, Charles JP. (2006). Farmasi Klinik. Jakarta: EGC. Smeltzer, Suzanne C. (2002). Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC.

SURYA

80

Vol.03, No.XIII, Desember 2012