HUBUNGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 TERHADAP KEJADIAN

Download Diabetes melitus (DM) merupakan faktor risiko untuk. DE dengan peningkatan tiga kali lipat terhadap kemungkinan terjadinya DE (Feldman et a...

0 downloads 539 Views 171KB Size
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab mortalitas

dan

morbiditas

utama

di

seluruh

dunia.

Menurut laporan pada Global Burden of Disease (2014), PJK

merupakan

penyebab

tunggal

terbesar

disability

adjusted life years (DALYs), yaitu 5% total DALYs pada perempuan dan 7% total DALYs pada laki-laki. Beban global PJK pada tahun 2010 meningkat sebanyak 29% dari tahun 1990. Pada negara dengan pendapatan menengah ke bawah, pertumbuhan populasi memberikan kontribusi yang besar untuk peningkatan ini. Di

Indonesia,

hasil

Riset

Kesehatan

Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 mendapatkan prevalensi PJK yang pernah didiagnosis oleh dokter atau memiliki gejala PJK sebesar 1,5%. Prevalensi PJK tampak meningkat seiring dengan

usia

kelompok

dengan

usia

65-74

prevalensi tahun,

tertinggi yaitu

3,6%

adalah

pada

(Departemen

Kesehatan RI, 2013). Disfungsi ereksi merupakan gangguan seksual yang sering

terjadi

bersama

dengan

PJK.

Berdasarkan

penelitian oleh Montorsi et al. (2003), disfungsi ereksi

1

terjadi

pada

49%

kasus

PJK.

Disfungsi

ereksi

juga

memiliki faktor resiko yang sama dengan PJK, seperti hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia, obesitas, dan merokok. Hal ini mengimplikasikan adanya kesamaan pada

proses

patofisiologis

yang

mendasari

keduanya

(Rodriguez et al., 2005). Diabetes melitus (DM) merupakan faktor risiko untuk DE

dengan

peningkatan

kemungkinan Disfungsi

terjadinya

ereksi

tiga DE

kali

(Feldman

dilaporkan

terjadi

lipat et pada

terhadap

al.,

1994).

71%

pasien

dengan DM (Giuliano et al., 2004). Prevalensi DE pada pasien DM tipe 2 dengan PJK tanpa gejala lebih tinggi daripada tanpa PJK, yaitu 33,8% dan 4,7% (Gazzaruso et al., 2004). Diabetes melitus sendiri merupakan kondisi kronik

yang

umum

Federation (2013) seluruh

dunia

terjadi.

International

Diabetes

menyatakan bahwa 382 juta orang di

memiliki

diabetes.

Berdasarkan

hasil

Riskesdas tahun 2013, DM memiliki prevalensi sebesar 2,1% di Indonesia (Departemen Kesehatan RI, 2013). Penelitian mengenai DE sebagai prediktor penyakit kardiovaskuler telah banyak dilakukan. Gazzaruso et al. (2004) berpendapat bahwa DE merupakan prediktor untuk PJK pada pasien DM tipe 2 (OR = 14,8). Akan tetapi,

2

penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi kejadian DE pada pasien PJK masih terbatas. Disfungsi ereksi menyebabkan penurunan pencitraan diri dan fungsi emosional dan psikososial. Hal ini dapat menyebabkan Disfungsi

penurunan ereksi

juga

kualitas

hidup

berkontribusi

kepuasan seksual yang dapat

penderita pada

DE.

penurunan

menyebabkan penurunan harga

diri, ketegangan emosional dan marital, dan penurunan kepuasan hidup secara umum (Ji et al., 2013. Menurut penelitian pada laki-laki dewasa di Korea, DE dianggap sebagai penyakit yang serius oleh penderita DE maupun pria sehat. (Ji et al., 2013). Disfungsi

ereksi

tetap

menjadi

kondisi

yang

underdiagnosed (Glina et al., 2014) dan undertreatment (Frederick et al., 2014), walaupun memiliki prevalensi yang

tinggi.

mayoritas

Penelitian

laki-laki

dewasa

di

Asia

dengan

menemukan DE

tidak

bahwa mencari

bantuan pelayanan kesehatan untuk kondisinya (Tan et al., 2007). Berdasarkan

beberapa

hasil

studi

ini,

penulis

terdorong untuk melakukan penelitian mengenai hubungan faktor risiko, dalam penelitian ini DM tipe 2, terhadap kejadian DE pada pasien dengan PJK.

3

B. Perumusan Masalah Apakah terdapat perbedaan angka kejadian disfungsi ereksi

pada

pasien

penyakit

jantung

koroner

dengan

diabetes melitus tipe 2 dan tanpa diabetes melitus tipe 2 di RSUP Dr. Sardjito Sardjito?

C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai hubungan diabetes melitus tipe 2

terhadap

kejadian

disfungsi

ereksi

pada

penderita

penyakit jantung koroner di RSUP Dr. Sardjito belum pernah dilakukan. Penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini adalah: Tabel 1. Keaslian Penelitian Peneliti Judul Jurnal Giuliano, Prevalence of erectile Clinical et al. dysfunction among 7689 Cardiology, patients with tahun 2006, diabetes or volume 26, hypertension, or both isu ke-1

Hasil DE terdapat pada 67% pasien dengan hipertensi saja dan 71% pasien dengan diabetes saja. DE terdapat pada 77% pasien dengan kedua penyakit. Prevalence and Risk The Selvin, Prevalensi DE pada lakiet al. Factors for Erectile American laki usia ≥20 tahun adalah Dysfunction in the Journal of 18,4%. Berdasarkan US Medicine, analisis multivariat, DE volume 120, memiliki asosiasi yang isu ke-2 signifikan dan independen terhadap diabetes, pendidikan rendah, dan kurangnya aktivitas fisik. Circulation, Disfungsi ereksi merupakan Gazzaruso, Relationship Between Erectile Dysfunction and tahun 2004, prediktor PJK yang efisien et al. Silent Myocardial Ischemia volume 110, dengan odd ratio 14,8 (95% in Apparently Uncomplicated isu ke-1 CI 3,8-56,9). Type 2 Diabetic Patients

4

D. Manfaat Penelitian Penelitian

ini

diharapkan

dapat

menjadi

bukti

ilmiah mengenai hubungan DM tipe 2 dengan kejadian DE pada

pasien

penelitian

PJK

dan

selanjutnya

dapat

menjadi

serta

referensi

membantu

klinisi

untuk untuk

mengantisipasi atau mendeteksi serta mencegah kejadian DE pada pasien PJK dengan DM tipe 2.

E. Tujuan Penelitian Tujuan

penelitian

apakah

terdapat

ereksi

pada

ini

perbedaan

pasien

adalah angka

penyakit

untuk kejadian

jantung

mengetahui disfungsi

koroner

dengan

diabetes melitus tipe 2 dan tanpa diabetes melitus tipe 2 di RSUP Dr. Sardjito.

5