HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN

Download The study was conducted to determine the relationship between spiritual intelligence with resilience in students who attend an accelerated ...

0 downloads 605 Views 191KB Size
JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA VOLUME 8, NO.2, AGUSTUS 2013: 708-716 ________________________________________________

HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN RESILIENSI PADA SISWA YANG MENGIKUTI PROGRAM AKSELERASI

Theresia Oktaviani Nay1 Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang Dewanti Ruparin Diah2 Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang

Abstract The study was conducted to determine the relationship between spiritual intelligence with resilience in students who attend an accelerated program. The populations in this study were students at SMAN acceleration in Malang as many as 194 students. The samples in this study were female students of SMAN accelerated program in the city of Malang by 55 students. Sampling in this study use purposive sampling technique. The process of data analysis is the product moment correlation. Results for resilience scale of 60 items made as many as 54 valid item items. As for the scale of spiritual intelligence of 60 items made, as much as 55 valid item items. Reliability test results obtained values for resilience scale reliability coefficient of 0.917. As for the spiritual intelligence scale values obtained reliability coefficient of 0.935 so that the reliability test results showed the existence of a reliable degree. The results of the analysis of data obtained r count greater than r table (0.687> 0.266) with a correlation index (r xy) of 0.687 at a significance level of 0.05 which indicates that there is a positive relationship between the resilience of the spiritual intelligence, so that the working hypothesis (Ha) states that there is a relationship between resilience with spiritual intelligence, accepted. Keywords: resilience, spiritual intelligence, and acceleration students.

1 2

Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi: [email protected] Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi: [email protected]

708

KECERDASAN SPIRITUAL DAN RESILIENSI

Anak (siswa) yang mengikuti program

Pengantar Setiap individu berusaha sedemikian rupa

akselerasi

adalah

anak

yang

mempunyai

agar memperoleh pendidikan yang baik hingga

intelegensi tinggi diatas rata-rata (IQ > 130),

kejenjang yang paling tinggi agar dapat mampu

mempunyai kreatifitas tinggi, dan mempunyai

bertahan dan bersaing di dunia moderenisasi era

motivasi dan komitmen kerja yang juga tinggi.

globalisasi.

Anak

Negara

Indonesia

yang

mengikuti

program

terdapat

akselerasi akan mampu mencapai prestasi tinggi

berbagai macam peraturan yang mengatur

dengan kemampuan-kemampuan unggul yang

jalannya pendidikan, dan pemerintah sebagai

mereka miliki jika pemerintah ikut serta dalam

pelaksana dan pengawas jalannya pendidikan di

mengembangkan kemampuan yang mereka

Indonesia

miliki.

telah

sendiri

(siswa)

berusaha

memfasilitasi

kebutuhan peserta didik yang beraneka ragam,

Program akselerasi mempunyai beberapa

salah satunya pada anak-anak berkebutuhan

keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dari

khusus yang juga membutuhkan program

progam ini adalah bagi siswa yang memiliki

khusus dalam proses pembelajarannya yaitu

kemampuan akademik lebih akan belajar lebih

program akselerasi.

baik dan efisien tanpah merasa jenuh karena

Semakin majunya program pendidikan di

harus mengulang materi pelajaran yang sudah

negara Republik Indonesia, semakin banyak

dikuasai.

Keunggulan

pula

akselerasi

adalah

masalah

di

dunia

pendidikan.

lain

siswa

dari

dapat

program menempuh

Permasalahan yang terjadi adalah pada anak

jenjang pendidikan lebih cepat dari seharusnya.

(siswa) yang mengikuti program akselerasi.

kelemahan dari program ini adalah siswa

Anak

program

mengalami kejenuhan karena padatnya materi

akselerasi mempunyai permasalahan dalam

pembelajaran yang diterima oleh siswa program

menyesuaikan dirinya pada saat belajar bersama

akselerasi yang diforsir untuk menguasai materi

dengan teman-teman seusianya yang lambat

pelajaran

karena anak (siswa) yang mengikuti program

kehilangan

akselerasi

mengalami

bersosialisasi dengan teman dan lingkungannya.

perkembangan yang lebih baik (cepat) dari anak

Kelemahan yang lain adalah Siswa akselerasi

seusianya sehingga anak (siswa) yang mengikuti

kehilangan teman sebayanya dan mengalami

program akselerasi merasa bosan dan tidak puas

masalah emosional.

(siswa)

yang

secara

mengikuti

kognitif

yang

banyak

banyak

sehingga

waktu

mereka

mereka untuk

dengan proses belajar bersama teman seusianya

Fakta yang terjadi di kelas program

yang bukan anak (siswa) yang mengikuti

akselerasi yang diperkuat dengan penelitian

program akselerasi.

Wiliam McKee (dalam Jordan & Poart, 2006) tentang populasi anak cerdas istimewa yang

JURNAL PSIKOLOGI ________________________________________________________________ 709

NAY & DIAH

hanya 4% dari 100 maka jelas anak cerdas

yang kurang resilien maka akan muncul konflik

istimewa tidak tersebar secara merata karena

dalam dirinya, dan ketika mereka tidak dapat

jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah kelas

mengatasinya maka siswa akan mengalami

program akselerasi yang banyak berada di

kemerosotan dalam berprestasi, atau tidak

Indonesia. Kenyataanya siswa yang masuk

mampu

dalam program akselerasi adalah bukan siswa

akselerasi dan memilih keluar dari kelas

yang memenuhi kriteria program akselerasi

akselerasi. Siswa program akselerasi cenderung

karena pihak sekolah hanya memperhitungkan

mudah mengalami kejenuhan karena masuk

IQ siswa tanpa melihat dua kriteria lain yang

sebagai siswa program akselerasi memerlukan

dimiliki siswa untuk bisa masuk dalam program

tingkat kesabaran dan ketahanan yang tinggi.

akselerasi. Siswa yang telah mengikuti program

Keadaan yang demikian dapat memunculkan

akselerasi harus mengikuti peraturan program

suatu kondisi yang melelahkan baik secara

akselerasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan

jasmani maupun rohani. Keikhlasan dalam

guru BP dan siswa, banyak siswa yang

menjalankan aktifitas sangat diperlukan karena

menyatakan mereka mengalami stres, tertekan,

dengan keiklasan segala bentuk pekerjaan yang

kejenuhan

dilakukan

karena

kurikulum

yang terlalu

bertahan

tidak

banyak serta jadwal pelajaran yang dipadatkan,

membebani.

sehingga siswa tidak dapat mengembangkan

Ikhlas

dalam

menjadi

kelas

suatu

merupakan

program

hal

suatu

yang bentuk

bakat dan kemampuan sosialisasi mereka, serta

kemampuan dalam diri seseorang untuk dapat

merasa

yang

menerima dan melaksanakan secara sadar segala

membutuhkan waktu bermain dan bersosialisasi

sesuatu yang telah, akan, dan sedang dilakukan.

dengan teman dan lingkungannya, namun siswa

Keiklasan dalam melakukan segala aktifitas

harus mampu bertahan dengan apa yang sudah

tidak lepas dari peran keyakinan akan Tuhan

mereka jalani sekarang. untuk tetap bertahan

Yang Maha Esa, sehingga dapat dikatakan

dengan kondisi diatas, maka siswa diharapkan

bahwa kemampuan untuk melakukan segala

memiliki ketahanan terhadap stress, tekanan

aktivitas

atau resiliensi.

kecerdasan spiritual seseorang.

kehilangan

masa

remajanya

dengan

iklas

berkaitan

dengan

Resiliensi adalah kemampuan seseorang

Zohan dan Marshall (Agustian, 2008)

untuk menyesuaikan diri dari keadaan yang

mendefenisikan kecerdasan spiritual sebagai

tidak menyenangkan dan penuh tekanan serta

kecerdasan

mengubah keadaan yang negativ menjadi positif

persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan

dengan tujuan agar seseorang dapat bangkit

untuk menempatkan perilaku dan hidup kita

kembali dari kondisi tersebut, Henderson &

dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya

Milstein (dalam Etalamban, 2009). Bagi siswa

kecerdasan spiritual untuk menilai bahwa

seseorang

untuk

menghadapi

710 ________________________________________________________________ JURNAL PSIKOLOGI

KECERDASAN SPIRITUAL DAN RESILIENSI

tindakan atau jalan hidup seseorang lebih

dengan resiliensi pada siswa yang mengikuti

bermakna dibandingkan dengan yang lain.

program akselerasi.”

Spiritual

quotient

adalah

landasan

yang

Program

akselerasi

adalah

sebuah

diperlukan untuk memfungsikan intelegency

program yang diperuntukan bagi siswa berbakat

quotient dan emotional quotient.

yang memiliki kecerdasan intelektual diatas

Kecerdasan spiritual membantu siswa

rata-rata,imajinatif, dan memiliki rasa ingin tahu

akselerasi dalam membangun dirinya secara

yang

utuh untuk dapat menganalisa dan memahami

akselerasi sangat padat karena pihak sekolah

makna serta hakikat kehidupan sebagai puncak

(kurikulum

kesadaran yang merupakan kesadaran hati yang

pemadatan

paling jernih. Kecerdasan ini apabila dimiliki

mempersingkat jenjang pendidikan dari yang

dengan tingkat yang tinggi oleh setiap siswa,

seharusnya.

besar.

Waktu

pembelajaran

pembelajaran) materi

siswa

melakukan

pembelajaran

untuk

maka siswa akan mampu memahami segala

Pemadatan materi dikelas menuntut siswa

bentuk aktivitas sebagai konsekuensi dari apa

agar tetap stabil dalam mengikuti pelajaran.

yang sudah dipilih dan dijalani (sebagai anak

Pemadatan

program akselerasi), serta memiliki kemampuan

permasalahan yang terjadi pada kelas akselerasi

untuk

bentuk

yaitu suasana kelas yang lebih menuntut pada

permasalahan yang ada pada dirinya sehingga

kemampuan berpikir konvergen (pengembangan

tidak sampai permasalahan yang sebenarnya

dalam bidang akademik) dari pada berpikir

berasal dari dirinya dilampiaskan pada hal-hal

divergen dan kreatif, membuat siswa merasa

buruk yang akan merugikan diri sendiri dan

tidak nyaman karena suasana belajar yang

keluarga.

tegang, membuat menjadi tertekan, stres dan

mengkoordinasikan

segala

materi

kelas

menimbulkan

Kecerdasan spiritual yang dimiliki oleh

frustasi terhadap tuntutan yang ada, ditambah

setiap siswa akan sangat mempengaruhi kondisi

dengan persaingan (kompetisi) yang ketat antara

atau kemampuan siswa dalam menghadapi

sesama teman program akselerasi.

setiap

permasalahan.

Siswa

yang

resilien

Pemadatan

materi

pelajaran

program

diharapkan dapat bangkit kembali dari tuntutan

akselerasi membuat siswa kehilangan aktivitas

ataupun situasi yang tidak menyenangkan dalam

hubungan sosial yang penting pada usianya.

hidupnya. Siswa yang memiliki kecerdasan

Siswa akselerasi akan kehilangan keterampilan

spiritual yang baik diduga dapat memiliki

penguasaan kompetensi sosial. Siswa akselerasi

resiliensi.

mengalami isolasi, keterasingan sosial, terpisah

Berdasarkan pada uraian di atas, maka

dari pergaulan teman sebayanya karena tugas

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dan

dengan judul “Hubungan kecerdasan spiritual

sehingga siswa hanya mengembangkan aspek

beban akademis yang harus

dikejar

JURNAL PSIKOLOGI ________________________________________________________________ 711

NAY & DIAH

kognisi dan tidak memiliki kesempatan luas

hidup dengan sabar dan tenang dan tidak mudah

untuk belajar mengembangkan aspek afektif.

mengeluh, bijaksana dan bertanggung jawab.

Kelas

akselerasi

karakteristik

Pasiak

kumpulan siswa dengan problem emosional.

menyatakan

Agar siswa tetap mampu bertahan dengan

melampaui keyakinan dan pengalaman manusia,

dengan

dibutuhkan

serta merupakan bagian terdalam dan terpenting

resiliensi. Ada individu yang mampu bertahan

dari manusia. Kecerdasan spiritual dibutuhkan

dan pulih dari situasi negatif secara efektif,

untuk memfungsikan kecerdasan emosional dan

adapula individu lain yang gagal karena tidak

kecerdasan intelektual secara efektif.

berhasil

kondisi

keluar

memiliki

diatas,

kecerasan

spiritual

memiliki

mengatakan bahwa pembelajaran yang hanya

resiliensi yang tinggi akan mampu beradaptasi

berpusat pada kecerdasan intelektual tanpa

dan menyesuaikan lingkungannya, selain itu

menyeimbangkan

juga dapat mengontrol emosi saat bertindak.

menghasilkan generasi yang mudah putus asah,

Individu

akan

depresi, suka tawuran bahkan menggunakan

mempunyai sikap lentur, dinamis, kreatif, saat

obat-obatan terlarang, sehingga siswa banyak

diri dengan menghadapi situasi keadaan yang

yang kurang menyadari tugasnya sebagai

beresiko. Setip individu mempunyai daya tahan

seorang

dalam menghadapi masalah (resiliensi) yang

kecerdasan spiritual dalam diri seorang siswa

berbeda-beda. Ruter (dalam Kurniasih, 2007)

akan mengakibatkan siswa kurang termotivasi

individu yang mempunyai resiliensi tinggi akan

untuk belajar dan sulit untuk berkonsentrasi

berhasil

mampu

karena menjadikan semua masalah sebagai

mengatasi stres atau tekanan, dan mampu

beban. Sebaliknya jika dalam diri seorang siswa

bangkit kembali dari tekanan. Namun mereka

memiliki kecerdasan spiritual yang baik akan

yang memiliki resiliensi rendah akan rentan

membantu

terhadap

permasalahan-permasalahan dalam memahami

Seorang

memiliki

menghadapi

stres

yang

bahwa

2011)

Disisi lain Nugroho (dalam Rachmi, 2010)

yang

situasi

Rifharliea,

tidak

menguntungkan.

dari

maka

(dalam

yang

resiliensi

kesulitan,

sehingga

mengakibatkan

terjadinya perubahan-perubahan yang negatif. Individu

yang

memiliki

kecerdasan

siswa

sisi

yaitu

siswa

spiritual

belajar.

dalam

akan

Kurangnya

pemecahan

kondisi dan keadaan kelas program akselerasi sehingga siswa dapat bersikap tenang dalam

spiritual yang baik adalah individu yang sabar

menghadapi

baik dengan diri sendiri, orang lain, dan

menghadapi menghadapi berbagai permasalahan

lingkungan, mempunyai sikap yang adaptif,

siswa program akselerasi dan menganggap

fleksibel, mudah menyesuaikan diri dengan

semua masalah adalah ujian yang dijalakan

lingkungan, menghadapi rasa sakit dan ksulitan

dengan keiklasan dan memiliki ketahanan untuk

masalah

dan

kendala

dalam

712 ________________________________________________________________ JURNAL PSIKOLOGI

KECERDASAN SPIRITUAL DAN RESILIENSI

mampu melewati semuanya untuk memperoleh

ini adalah ada hubungan antara kecerdasan

suatu keberhasilan.

spiritual dengan resiliensi pada siswa yang

Resiliensi akan ada dan tumbuh dalam diri

mengikuti program akselerasi.

seseorang jika memiliki kecerdasan spiritual yang baik pula. Kecerdasan spiritual yang dimiliki

sangat

Penelitian ini merupakan jenis penelitian

kemampuan

kuantitatif. Variabel terikat dalam penelitian ini

oleh setip individu akan

mempengaruhi

kondisi

atau

Metode Penelitian

setiap

adalah resiliensi, sedangkan Variabel bebas

permasalahan. Seorang yang resilien dapat

adalah kecerdasan spiritual. Penelitian ini

bangkit kembali dari tuntutan ataupun situasi

dilakukan di lima (5) sekolah Negeri yang

yang tidak menyenangkan dalam hidupnya.

berada di kota Malang yaitu SMA Negeri 1, 3 ,

Seorang yang memiliki kecerdasan spiritual

4 , 5 , dan 8 yang melaksanakan program

yang baik diduga dapat memiliki resiliensi.

akselerasi dengan jumlah populasi 184 siswa

Dengan demikian walaupun siswa progam

dan jumlah sampelnya sebesar 55 siswa.

akselerasi dihadapkan pada masalah, konflik

Metode pengumpulan data yang digunakan

dalam kelas akselerasi, siswa akan mampu

dalam penelitian ini berupa skala psikologi

mengatasinya hal ini dikarenakan kecerdasan

yakni skala resiliensi dan skala kecerdasan

spiritual yang baik akan menumbuhkan sikap

spiritual yang disusun dengan menggunakan

resiliensi yang merupakan kemampuan bertahan

metode skala dikotomi dengan alternatif dua

dalam keadaan atau situasi yang membuat stres.

jawaban, yaitu : Ya dan Tidak. Komponen skala

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinta

resiliensi

Khusnul Hakim (2011), Pratnya Devy Pratiwi

kemampuan menyelesaikan masalah, otonomi,

(2009)

mempunyai arti dan tujuan hidup, dan moralitas

individu

dalam

dan

Jessicha

menghadapi

Dwi

Puspa

(2005)

terdiri

dari

skala

kompetensi

kecerdasan

sosial,

menunjukan bahwa seorang yang memiliki

sedangkan

spiritual

kecerdasan spiritual yang baik akan memiliki

menggunakan komponen kecerdasan spiritual

resiliensi yang baik pula.

yakni kemampuan bersikap fleksibel, memiliki

Berdasarkan uraian dan landasan teori

kesadaran diri yang baik, konsisten dalam

yang telah dipaparkan dapat diasumsikan bahwa

memegang prinsip sesuai nilai dan tujuan hidup,

apabila seorang memiliki kecerdasan spiritual

Kemampuan

yang baik maka resiliensi akan ada dalam diri

sumber spiritual dalam menyelesaikan masalah,

orang tersebut dengan demikian orang tersebut

Kemampuan mensakralkan pengalaman sehari-

mampu bertahan pada keadaan atau situasi yang

hari.

tidak mengenakan sehingga bebannya akan berkurang, sehingga hipotesis dalam penelitian

untuk

Perhitungan

menggunakan

vailiditas

alat

sumber-

ukur

menggunakan uji kesahihan butir dengan teknik

JURNAL PSIKOLOGI ________________________________________________________________ 713

NAY & DIAH

korelasi Point Biserial. Reliabilitas dalam

reliabilitas

penelitian ini menggunakan Koefisien Formula

spiritual dengan nilai koefisien reliabilitas

Rulon melalui pengukuran SPSS. Data yang

sebesar

diperoleh

penelitian yang dipergunakan ini mempunyai

dianalisis

dengan

menggunakan

teknik Product Moment.

sebesar

0,935

0,917

artinya

dan

kecerdasan

bahwa

instrumen

reliabilitas tinggi atau memiliki kehandalan yang tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis

Hasil dan Diskusi Penelitian ini dilakukan di lima (5)

data

dengan menggunkan

teknik

Product

sekolah Negeri yang berada di kota Malang

Moment, diperoleh indeks korelasi (rxy) =

yaitu SMA Negeri 1, 3 , 4 , 5 , dan 8 yang

(0,687).

melaksanakan

Sampel

peneliti membandingkan dengan nilai rtabel.

dalam penlitian ini adalah siswa perempuan

Dari tabel r, untuk N = 55 pada taraf

yang mengikuti program akselerasi dengan

signifikansi 5% diperoleh nilai rtabel sebesar

jumlah 55 orang. Alat ukur dalam penelitian ini

0,266, maka diperoleh perbandingan rhitung

diuji validitas dan reliabilitasnya.

(0,687) > rtabel (0,266) berarti rhitung lebih

program

Berdasarkan

Hasil

akselerasi.

perhitungan

Untuk

mengetahui

signifikansinya

uji

besar dari rtabel. Sehingga dapat dikatakan

validitas diperoleh hasil dari keseluruhan aitem

bahwa ada hubungan antara kecerdasan spiritual

skala resiliensi yang berjumlah 60 aitem

dengan Resiliensi.

diperoleh bahwa aitem yang sahih berjumlah 54

Berdasarkan hasil analisa data, maka

dan aitem yang dinyatakan tidak valid atau

hipotesa yang mengatakan bahwa ada hubungan

gugur berjumlah 6 aitem. Koefisien korelasi

antara kecerdasan spiritual dengan resiliensi

untuk aitem-aitem yang valid bergerak dari

pada siswa yang mengikuti program akselerasi

0,302 sampai 0,743 dan yang tidak valid

diterima.

bergerak dari -0,122 sampai dengan 0,156. Hasil perhitungan uji validitas aitem skala kecerdasan

spiritual

berjumlah

60

aitem

didapatkan hasil bahwa aitem yang sahih berjumlah 55 dan aitem yang dinyatakan tidak valid atau gugur berjumlah 5 aitem. Koefisien korelasi untuk aitem-aitem yang valid bergerak dari 0,327 sampai 0,830 dan yang tidak valid bergerak dari -0,229 sampai dengan 0,242. Hasil perhitungan reliabilitas untuk skala resiliensi skala resiliensi dengan nilai koefisien

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Kesimpulan

yang

diperoleh

pada

penelitian ini adalah ada hubungan antara kecerdasan spiritual dengan resiliensi pada siswa yang mengikuti program akselerasi Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Malang. Dimana jika siswa memiliki kecerdasan spiritual yang baik maka akan juga memiliki resiliensi yang baik pula.

714 ________________________________________________________________ JURNAL PSIKOLOGI

KECERDASAN SPIRITUAL DAN RESILIENSI

Saran

anak, mengenali potensi-potensi yang ada Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

dalam diri anak dan bisa merubah pola pikir

pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

yang salah mengenai program akselerasi

diajukan saran- saran sebagai berikut :

sehingga tidak memaksa anak untuk masuk

1. Siswi Akselerasi

dalam program akselerasi.

Semakin padatnya materi pada program

3. Guru

akselerasi, siswa harus dapat meningkatkan

Sebagai sorang pendidik, guru harus

kemampuan resiliensi dengan cara memiliki

mampu

otonomi

meningkatkan

menimbulkan suasana kelas yang harmonis

meningkatkan

dan memberikan tugas-tugas kelompok untuk

kepercayaan dalam diri (mampu mengontrol

menciptakan kebersamaan antar siswa, selain

apa yang akan terjadi dalam dirinya, mampu

itu juga sebagai seorang guru jangan terlalu

melakukan

dalam

kemampuan

diri,

sosial

dan

memfasilitasi

siswa

agar

atau

menghasilkan

menuntut anak untuk menjadi perfect atau

atau

positif)

dan

sempurna karena dengan demikian hal

kecerdasan spiritual dengan cara bertaqwa

tersebut akan menjadi beban tersendiri bagi

kepada Tuhan, menjauhi laranganNya, dan

anak untuk melakukan atau mengerjakan

memiliki pandangan yang positif terhadap

sesuatu.

sesuatu

sesuatu

yang

kemampuan sebagai

baik

atau

jalan

kekuatan untuk

spiritualitas

menyelesaikan

4. Sekolah

dengan

Bagi sekolah khususnya pada bagian

Resiliensi yang baik siswa akan berhasil

kesiswaan dan Manager akselerasi masing-

menghadapi kesulitan, mampu mengatasi

masing sekolah penyelengggara program

stres atau tekanan, dan mampu bangkit

akselerasi agar dalam penyeleksian siswa

kembali dari tekanan, selain itu siswa

akselerasi tidak mengabaikan tiga kriteria

akselerasi

utama siswa akselerasi yakni IQ > 130,

permasalahan

kehidupan

harus

karena

mampu

memberikan

dukungan sosial terhadap sesama teman

mempunyai

dengan cara menjalin hubungan yang akrab

motivasi dan komtmen kerja yang tinggi.

dengan teman-teman, dan persaingan yang

Selain

terjadi di kelas akselerasi tidak membuat

memahami sepenuhnya mengenai program

siswa menutup diri dengan teman yang lain.

akselerasi dengan demikian pihak sekolah tidak

2. Orang Tua Orang tua harus mampu menciptakan lingkungan

yang

didalamnya

itu

kreatifitas juga

memaksa

pihak

siswa

tinggi,

memiliki

sekolah

masuk

perlu

program

akselerasi hanya untuk memenuhi kuota.

dapat

memberikan dukungan yang hangat pada JURNAL PSIKOLOGI ________________________________________________________________ 715

NAY & DIAH

5. Peneliti Lain Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti

siswa

akselerasi

agar

lebih

memperhatikan variabel-variabel penelitian, pembahasan dalam mengemukakan hasil dari penelitian

lebih

diperjelas,

dan

Gaffney, J.P. 2003. Hidup dan Spiritualitas (Santo Louis – Marie de Monfort). Bandung.

dalam

Goreti, M. 2011. Pengaruh self disclosure terhadap resiliensi pada perawat anak berkebutuhan khusus. Skripsi (Tidak Diterbitkan).Malang: Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang.

penentuan sampel bisa lebih mewakili agar nantinya

hasil

penelitian

dapat

digeneralisasikan untuk seluruh populasi. Kepustakaan Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. 2009. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. __________2010. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Busan, T. 2003. Sepuluh cara jadi orang cerdas secara spiritual. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Desmita. 2005. Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: Rosdakarya. Etalamban. 2009. Perbedaan Resiliensi Remaja Ditinjau Dari Urutan Kelahiran. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Malang: Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang. Farlya, I., Dewi, I.R, Fransisca, & Suparman, Y. M. 2009. Religiusitas dan tingkat perkembangan moralitas konvensional remaja akhir yang beragama budha: Studi kasus remaja di Bogor. Arkhe Jurnal Ilmiah Psikologi, 14.

Kuniasih, D. 2007. Hubungan antara resiliensi dengan stres kerja pada guru. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Muammadiyah Malang. Latipun. 2006. Psikologi eksperimen. Malang: UPT. Penerbitan Universitas Muhamadiyah Malang. Munandar, U. 2009. Pengembangan kreatifitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Notoamodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Rifai, O. 2012. Hubungan perilaku asertif dengan burnout pada siswa program akselerasi. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Malang: Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang. Sari, Kencana D. 2011 Perbedaan Resiliensi Remaja Ditinjau dari Keaktifan Berorganisasi Siswa Intra Sekolah Osis. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Malang: Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang. Sugiyono, 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Winarsunu, T. 2002. Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: UMM Press.

Fasikah, S. Suminarti, Achmat, Z. 2009. Deteksi dini kecerdasan pada anak. Malang: Bidang Perkembangan Fakultas Psikologi UMM.

716 ________________________________________________________________ JURNAL PSIKOLOGI