Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
HUBUNGAN KONFORMITAS REMAJA DAN IDENTITAS SOSIAL DENGAN BRAND LOYALTYPADA MEREK STARBUCKS COFFEE SURABAYA Maukar,D.C 5090051 Fakultas Psikologi
Universitas Surabaya
Abstrak Budaya minum kopi sudah merupakan suatu hal yang biltsa. Salah satu brand coffee shop yang cukup dikenal di banyak kalangan usia dari usia dewasa. hingga usia remaja yaitu brand Starbuck&. Selain dikenal dengan ketenaran brand nya sendiri dan kualitas kopi yang dimiliki namun brand ini juga dikenal memiliki harga yang tergolong mahal. Meskipun begitu tetap saja tidak menghalangi remaja untuk kembali lagi membeli produk di Starbuclcs. Berdasarbn fenomena di atas, peneliti bermaksud untuk meneliti variabel-variabel yang melatarbelakangi perilalru brand loyalty pada kalangan remaja tersebut. Tujuanya, peneliti ingin menguji apakah ada hubungan antara konformitas dan identitas sosial baik secara bersama-sama maupun parsial, dengan brand loyalty JJ:\eNk Starbuck& coffee pada remaja di S\1!'1\baya. Subjek penclitian ini adalah remaja yang berusia 12-I 8 tahun dan harus pemah mengunjungi Starbucks coffoe. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis minor. Pada uj i hipotesis menior ditemukan basil (a). terdapat hubungan yang signifikan antara identitas sosial dengan brand loyalty r = 0.234 dengan p = 0 .019). (b). Terdapat hubungan yang signifikan antara konformitas dengan brand loyalty (r = 0,207 dengan p = 0 .039). Namun pada peaelitian ini identitas sosial memiliki pengaruh lebih dominan pada brand loyalty dengan sumbangan efektif 10,90/o.
Kata kund: brand loyalty, konformitas, identitas sosial remaja, Surabaya.
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
York
PENDAHULUAN Budaya minum kopi saat ini
2
University
bernama
of
Raghubir,
Business menyatakan
merupakan suatu trend baru yang
bahwa Starbucks memiliki brand
muncul
loyalty yang cukup kuat yang terus
diberbagai
masyarakat.
kalangan
Meningkatnya
mengungguli
kompetitor
lainnya
permintaan akan kopi, memancing
seperti misalnya Dunkin Donuts
munculnya
dan
(Putra, 2010). Suatu merek penting
kedai-kedai kopi di sekitar kita
untuk membedakan produk mereka
termasuk
juga
dengan produk pesaing lainnya dan
Meskipun
banyak
berbagai
brand
di
Surabaya. yang
dapat menjadi salah satu faktor
bermunculan namun pangsa pasar
dalam keunggulan bersaing. Menurut
yang
Laureen
di
tuju
brand
berbeda-beda.
Moore,
director
Kebanyakan, saat ini target pasar
community
global yang dituju adalah remaja
Starbucks, berpendapat bahwa selain
(Zoel, 2012). Salah satu brand yang
dari
cukup
kualitas
dikenal
yaitu
Starbucks
relation
kinerja
and
of
giving
karyawannya
produknya,
dan
merek pada
Coffee. Starbucks menggunakan logo
Starbucks dapat memberikan dampak
Siren, si wanita penggoda dengan
yang signifikan terhadap masyarakat
rupa
sekitarnya (Putra, 2010).
seekor
putri
duyung
didominasi dengan warna Dapat Starbucks
dikatakan tidak
dan hijau.
kesuksesan lepas
dari
Harga untuk produk Starbucks yang terbilang
cukup
mahal
tidak
menghalangi para remaja untuk pergi
kesuksesan merek Starbucks. Hal
ke
tersebut
produknya. Bagi remaja, suatu merek
juga
didukung
oleh
Starbucks
menjadi
dan
suatu
membeli
pernyataan seorang profesor riset
dapat
hal
yang
pemasaran di Stern School New
penting. Sehingga karena kesukaan
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
3
mereka tersebut, mereka rela untuk
pada suatu produk, maka subjek
kembali untuk mengkonsumsi merek
tersebut akan setuju untuk membeli
yang sama. Peristiwa kembalinya
produk yang sama (dalam Agustin,
pengunjung pada merek yang sama
2009). Suatu merek yang dipandang
dapat dikatakan bahwa pengunjung
baik bagi kelompok mayoritas dapat
tersebut memiliki loyalitas terhadap
menjadi
merek Starbucks atau terjadi yang
konformitas. Suatu merek yang dapat
dinamakan brand loyalty. Menurut
memberikan
Ford (2005), brand loyalty dapat dilihat
diterima oleh kelompok sosial di
dari seberapa sering orang membeli
sekitar
merek itu dibandingkan dengan merek
mempengaruhi
lainnya.
membayar harga maksimum bagi Usia remaja rentan terhadap
alasan
terjadinya
nilai
positif
konsumen
suatu
dan
akan
konsumen
untuk
suatu merek dan hal tersebut juga
Pengertian
dapat dikatakan sebagai bentuk dari
perubahan
brand loyalty (Lassar, Mittal, dan
tingkah laku atau keyakinan sebagai
Sharma, 1995). Suatu konformitas
hasil dari tekanan dalam kelompok
biasanya lebih rentan terjadi pada
yang terasa nyata atau pun dalam
remaja yaitu usia 12-18 tahun yaitu
bayangan
2008).
pada usia remaja awal hingga remaja
Konformitas dapat terjadi karena
tengah, karena pada usia remaja
adanya tekanan yang dipengaruhi
akhir (18-21 tahun) remaja sudah
oleh pengaruh sosial, yang dibagi
mulai memiliki pola berpikir untuk
kedalam dua tipe yaitu normatif dan
merancang rencana untuk dirinya
informatif
perilaku
konformitas.
konformitas
Menurut
adalah
(Myers,
(Fieldman,
1985).
kedepan dengan baik. Usia remaja
Spangenberg,
Sprott,
yaitu usia dimana remaja mencari
Grohmann dan Smith, seorang yang
identitas
diri
(Santrock,
conform dengan tekanan kelompok
Pengertian
di mana kelompok tersebut tertarik
menganggap kelompok sebagai satu
identitas
diri
2003). yaitu
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
4
set individu yang saling terkait,
mengkategorisasikan
masing-masing melakukan kegiatan
dalam group tersebut, merasa positif
unik namun terintegrasi, melihat
terhadap group tersebut dan memilki
sesuatu dari sudut pandang sendiri,
stereotip tentang orang lain atas
dan
dengan
dasar kelompok di mana mereka
akan
menjadi anggotanya (Byrne, 2003).
mempengaruhi seorang remaja dalam
Jadi dalam identitas sosial, individu
masuk ke suatu kelompok sosial
mengasosiasikan diri mereka dengan
sehingga remaja akan menyamakan
kelompok sosial dan peran yang
dengan kelompok sosialnya. Pada
mempengaruhi perilaku dan tindakan
kelompok
remaja
mereka. Menurut survei awal pada
sosialnya.
beberapa remaja yang mengetahui
menegosiasikan
berinteraksi.
hal
Identitas
sosial
membentuk
diri
nya,
identitas
diri
sendiri
yaitu
tentang Starbucks Coffee didapatkan
sebagai
data bahwa remaja yang datang
kumpulan orang yang sama, yang
membeli produk ke Starbucks Coffee
semuanya saling mengidentifikasi
salah satu alasannya karena menurut
satu sama lain, melihat diri sendiri
mereka
dan satu sama lain dalam cara yang
Starbucks
sama, dan memiliki pandangan yang
percaya diri atau merasa sama seperti
sama, dan semua berbeda dengan
teman-temannya
anggota diluar kelompok. Identitas
menggunakan atau mengkonsumsi
sosial mencakup banyak karakteristik
produk
yang dapat mewakili diantaranya
Peneliti melakukan survei awal pada
yaitu
remaja dengan kategori kelompok
Pengertian
identitas
menganggap
sosial
kelompok
gender,
hubungan
dengan mereka
yaitu
membeli lebih
yang
produk
di
merasa
juga
Starbucks.
sosial menengah ke atas.
interpersonal, konsep diri. Dalam usia remaja seringkali
Dari beberapa hal yang telah
terbentuk suatu kelompok. Beberapa
dijelaskan diatas diketahui bahwa
remaja
pada usia perkembangan remaja pada
cenderung
untuk
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
5
Selain
rentang usia 12-18 tahun, remaja
itu
perilaku
sedang mencari identitas dirinya. Hal
konformitas
juga
dapat
tersebut dapat didukung dengan teori
mempengaruhi
remaja
untuk
Erikson yang menyebutkan bahwa
menentukan merek mana yang akan
remaja pada rentang usia 12-18 tahun
mereka konsumsi sesuai dengan
sedang mengalami krisis identitas
standar kelompok sosial mereka.
(Santrock, 2003). Selain itu pada
Hal-hal
tahap tersebut remaja mengalami
identitas sosial, dan brand loyalty
perkembangan dalam kognisi, afeksi
tersebut
menarik
peneliti
untuk
maupun konasinya sehingga remaja
diteliti,
karena
peneliti
ingin
cenderung ingin mengetahui dan
mengetahui apakah remaja dapat
mencoba hal-hal yang baru sehingga
memiliki perilaku brand loyalty,
remaja sering kali dijadikan target
sedangkan seperti yang diketahui
pemasaran suatu produk (Tambunan,
bahwa pada usia remaja juga sangat
2001). Menurut beberapa penelitian,
dipengaruhi
secara konsisten hasil menunjukkan
konformitas
bahwa benih-benih brand loyalty
dalam kelompoknya. Peneliti tertarik
ditanam sejak remaja karena remaja
untuk meneliti brand loyalty pada
lebih antusias untuk memasarkan dan
merek Starbucks di Surabaya. Hal
menawarkan suatu produk dari mulut
tersebut dikarenakan pada survei
ke mulut (id.prmob.net). Menurut
awal, peneliti mengobservasi bahwa
Zoel
banyaknya
(2012),
remaja
cenderung
mengenai
konformitas,
oleh dan
perilaku
identitas
pengunjung
sosial
mayoritas
memiliki perilaku ingin mencoba-
usia dewasa dan bukan lebih banyak
coba karena mereka relatif cepat
pada remaja.
bosan dan berani mengambil resikoresiko untuk sebuah merek yang mereka anggap baru dan tak dikenal sebelumnya.
KAJIAN TEORITIK Brand loyalty
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Aaker (1996) mendefinisikan brand
6
Konformitas
loyalty sebagai “A measure of the
Konformitas muncul ketika
attachment that a costumer has a
individu meniru sikap atau tingkah
brand”. Brand loyalty menunjukkan
laku orang lain dikarenakan tekanan
adanya suatu ikatan antara pelanggan
yang
dengan merek tertentu dan ini sering
dibayangkan oleh mereka (Santrock,
kali
2003).
ditandai
dengan
adanya
nyata
maupun
Menurut
Baron
yang
(2005),
pembelian ulang dari pelanggan.
konformitas adalah bertingkah laku
Brand loyalty yang tinggi dapat
dengan cara-cara yang dipandang
meningkatkan
wajar atau dapat
perdagangan
dan
atau
diterima oleh
dapat menarik minat pelanggan baru
kelompok
masyarakat
karena mereka memiliki keyakinan
Syers dkk, 1991, dalam Gunawan,
bahwa membeli produk bermerek
1996 mengatakan bahwa konformitas
minimal dapat mengurangi risiko
muncul bila seseorang menampilkan
(Kurniawan, 2011).
tindakan
tertentu
karena
kita.
setiap
merupakan
individu lain berperilaku tersebut.
perilaku pembelian yang efektif dari
Konformitas bersifat konkliens, yaitu
merek tertentu, berulang dari waktu
adanya perubahan pemikiran dari
ke waktu, dan diperkuat dengan
pemikiran pibadi menuju pikiran
komitmen yang kuat untuk merek
publik (Agustin, 2009).
yang sama (Jacoby, 1971). Brand
Identitas sosial
loyalty juga didefinisikan sebagai
Identitas
Brand
loyalty
sosial
adalah
setia,
pengetahuan seseorang bahwa ia
berulang,
milik suatu lingkungan sosial atau
berbicara baik tentang satu produk
kelompok (Hogg and Abrams, 1988).
dan
Sebuah
bentuk melakukan
perilaku
yang
pembelian
pelanggan
percaya
bahwa
kelompok
sosial
individu
adalah
pilihan mereka lebih baik daripada
seperangkat
yang
yang lain (Mao, 2010).
memegang identifikasi sosial umum
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
7
atau melihat diri mereka sebagai
dalam group tersebut, merasa positif
anggota kategori sosial yang sama
terhadap group tersebut dan memilki
(Stets,
stereotip tentang orang lain atas
2000).
perbandingan yang
Melalui
sosial,
Memiliki
proses
orang-orang
kelompok
dimana
mereka
diri
menjadi anggotanya (Byrne, 2003).
kelompok
Jadi dalam identitas sosial, individu
dikategorikan dengan diri yang sama
mengasosiasikan diri mereka dengan
dan diberi label dalam kelompok,
kelompok sosial dan peran yang
sedangkan orang yang berbeda yang
mempengaruhi perilaku dan tindakan
tidak
mereka. Jenkin (2004) menjelaskan
tertentu
kesamaan
dasar
dalam
memiliki
kesamaan
dalam
kategori diri kelompok dikategorikan
proses
identitas
sosial
sebagai
sebagai kelompok keluar. Identitas
interaksi
terus
menerus
antara
sosial termasuk emosional, evaluatif,
individu dan kelompok dan antara
dan lainnya berkorelasi psikologis
kelompok individu dan keluar. Memiliki
dalam klasifikasi kelompok (Turner
identitas
sosial
et al. 1987:20). Identitas sosial juga
tertentu berarti menjadi satu dengan
tentang
kelompok tertentu, menjadi seperti
siapa
didalamnya atribut
yang
dirinya
atribut
termasuk
pribadi
dibaginya
dan
bersama
orang lain dalam kelompok, dan melihat
sesuatu
dari
perspektif
dengan orang lain. Identitas sosial
kelompok sehingga dasar identitas
mencakup banyak karakteristik yang
sosial
dapat mewakili diantaranya yaitu
keseragaman persepsi dan tindakan
gender,
hubungan
interpersonal,
antara anggota kelompok (Stets,
konsep
diri,
Ketika
2000).
dll.
kita
yaitu
berada
di
dalam
berinteraksi dengan orang lain yang baru saja kenal atau orang asing, kita cenderung
untuk
mengkategorisasikan diri kita sendiri
METODE PENELITIAN Subjek
penelitian
teknik pengambilan subjek
dan
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
8
perlu
Kemudian angket tertutup untuk dua
sampel.
veriabel bebas yaitu identitas sosial
Jumlah sampel dalam penelitian ini
dan konformitas, brand loyalty untuk
adalah
Teknik
variabel tergantung. Angket tertutup
pengambilan sampel yang digunakan
untuk identitas sosial menggunakan
dalam penelitian ini adalah teknik
angket baku yaitu AIQ IV ((Aspect
purposive sampling
of
Oleh diadakan
karena
itu
pengambilan
100
orang.
yaitu teknik
Identity
Questionnare)
sampel
Jonathan
karena
konformitas tertutup dibuat terdiri
tujuan tertentu. Pada penelitian ini
dari 15 aitem yang diadaptasi oleh
remaja dipilih berdasarkan kriteria
peneliti berdasarkan pada kedua
sebagai berikut :
aspek konformitas (Myers, 1996)
dengan
pengambilan
berdasarkan
pertimbangan
1. remaja berusia antara 12-
tekanan
tekanan
18 tahun, 2. mengetahui
tentang
3. dalam 3 bulan terakhir melakukan
transaksi minimal
di satu
Cheek.
Angket
informative
dan
normative.
Sedangkan
tertututp
peneliti
angket menggunakan
Starbucks coffee,
Starbucks
yaitu
M.
milik
angket
dengan
berdasarkan dua aspek brand loyalty yaitu behavioral loyalty dan attitude loyalty.
kali. Metode pengumpulan dan analisis data
HASIL DAN PEMBAHASAN Data untuk menguji ketiga
Pengambilan
data
hipotesis
minor
pada
responden
Adapun
dengan menggunakan uji korelasi
angket yang digunakan yaitu angket
pearson sebab sebaran data dari IV
terbuka
konformitas
maupun DV berstatus normal. Hasil
(independent variable) dan brand
uji hipotesis minor dinyatakan pada
loyalty
tabel di bawah ini:
menggunakan
angket.
untuk
(dependent
variable).
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
9
maka dilakukan uji regresi stepwise Tabel 4.4.2 Uji Hipotesis Minor
dengan mengindahkan uji asumsi.
No.
Variabel
Hasil ditemukan bahwa Sig. identitas R
1.
Konformitas – brand loyalty
sosial lebih dominan dengan 0.207 0.039(p =
2.
Identitas sosial – brand loyalty
0,000 ; 0.234 F = 13,067 0.019 ; dengan sumbangan
afektif
(adjusted
R
Dari tabel 4.4.2 diketahui
square = 0,109) 10,9%). Sehingga
bahwa hipotesis minor pertama yang
dari hasil tersebut dapat disimpulkan
menguji hubungan antara
brand
bahwa identitas sosial lebih dominan
loyalty dan konformitas diketahui r =
dengan sumbangan efektif sebesar
0,207 dengan p = 0.039, sehingga
10.9% .
dapat dikatakan bahwa Ho ditolak sedangkan H1 diterima yaitu ada
SIMPULAN DAN SARAN
hubungan yang signifikan antara Berdasarkan penelitian yang
brand loyalty dan konformitas. Untuk uji hipotesis minor yang kedua yaitu hubungan antara brand loyalty dan identitas sosial dengan nilai r = 0.234 dengan p = 0.019
sehingga
dapat
dikatakan
bahwa Ho ditolak sedangkan H1 diterima
yaitu
ada
hubungan
signifikan antara brand loyalty dan identitas sosial.
brand
yang loyalty
kesimpulan, sebagai berikut : 1. Berdasarkan hipotesis
hasil yang
uji telah
dilakukan, didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara identitas sosial dan brand loyalty dengan diketahui hasil r = 0,207 dengan p = 0.039,
Kedua varibel bebas memiliki korelasi
dilakukan dapat ditarik beberapa
signifikan
dengan
sehingga
untuk
menentukan variabel yang dominan
sehingga
dapat
dikatakan
bahwa Ho ditolak sedangkan H1
diterima
hubungan
yang
yaitu
ada
signifikan
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
10
antara identitas sosial dan
identitas
brand loyalty (tabel 4.3.2).
membentuk
kedua
ditemukan
hasil
bahwa ada hubungan antara identitas sosial dan brand loyalty (p = 0.019 (<0,05)). Menunjukkan jika semakin tinggi
konformitas
semakin
tinggi
maka perilaku
brand loyalty yang dimilki. 3. Hasil hubungan
penelitian antara
untuk identitas
sosial, konformitas¸dan brand loyalty menunjukkan bahwa identitas sosial lebih dominan dengan hasil p = 0,000 ; F = 13,067 ; dengan sumbangan afektif (adjusted R square = 0,109) 10,9%). Sehingga dari hasil
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa identitas sosial lebih dominan dengan sumbangan efektif sebesar 10.9%. menunjukkan
brand
loyalty
antara
konformitas dengan brand loyalty
dalam
khususnya pada remaja.
2. Uji hubungan secara parsial yang
sosial
Hasil
ini
pentingnya
SARAN PENELITIAN Berkaitan penelitian,
variasi
lokasi
hendaknya
peneliti
berikutnya
mempertimbangkan
keterwakilan
(representativeness)
seluruh
populasi
dan
sampel
penelitian. Peneliti berikutnya perlu menambahkan
variabel-variabel
eksternal
secara
yang
teoritis
berpengaruh terhadap brand loyalty seperti
variabel
yang
berkaitan
dengan self itu sendiri misalnya saja self identiy, self categorization, self concept, self ethnocentrism variabel yang berhubungan dengan kepuasan konsumen, variabel terkait hal-hal yang
mendorong
remaja
hingga
mereka konformitas, variabel yang berhubungan dengan latar belakang individu, terjadi, individu
perubahan serta pada
nilai
yang
situasi
lingkungan
saat
melakukan
perilaku yang dimaksud.
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
DAFTAR PUSTAKA
11
Dick, A.S., Basu, K., (1994), “Costumer Loyalty: Towa
99-113. Admin. (2007). Diunduh may 24, 2007. http://swa.co.id/listed-articles/ralat-dari-coffee-bean
Excelso coffee. (2012). Diunduh Oktober 8, 2012. http: Aaker, D.A. (1996). Building strong brands. New York : The Free Press. Fieldman, R. S. (1985). social psychology. theories, res
Agustin, F. (2009). Hubungan antara konformitas denganand minat beli(2009). ponsel merk nokia pada mahasi Ha, Janda, others. Role of satisfaction in a Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Assessed
18
http://www.emeraldinsight.com/Insight/ViewCo Astasari, A. R., Sahrah, A. (2009). Hubungan Antara Konformitas Dengan Perilaku Membeli
Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta. Harry. (2012). Diunduh Maret 22, 2012. http://www.the
Azwar, S. (2003). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Pustaka Pelajar. He, H., Li, Y., Yogyakarta: Harris, L. (2012). Social Identity perspec
Baron, R. A., & Bryne, D. (2005). Psikologi Sosial (10th, ed). Jakarta: Erlangga Hogg, Michael A. & Dominic Abrams. (1988). Social I
Brewer,M.B. & Gardner, W. (1996). Who is this “we”? Levels of collective identity and self represen Hofstede, G. 1980. Culture consequences : internationa
Brown, G., (1952). “Brand Loyalty Fact or Fiction”, Advertising Age, Vol.26, January, pp. 75-76. Jacoby J, Chestnut RW. (1978). Burke, P.J, & Stets, J.E. (2000). Identity theory and social Social Psychology Quarte Brand identity loyaltytheory. measurement
and management. New York, Byrne, R. A. B. D. (2003). Social Psychology (10th, ed): Jakarta : Erlangga. NY: Wiley. Cadogan, J. w., and Foster, B. D. (2000). Relationship Selling and Costumer Loyalty : An Empirical Jacoby, J., (1971), “A Model of pp. 282-289. Multibrand Loyalty”’ Journal Campbell, J.D. (1990). Self esteem and clarity of the of self concept. JournalResearch, of Personality and Social P Advertising Vol.26, June, pp. 25-31. Chris, T., Stukas, A. A., Halloran, M.J., Foddy, M. (2011). Social identity change: Shifts in social 567).
Jenkins, R. (2004). Social Identity
(2nd ed). Routledge, London. Cipto & Joko Kuncoro. Harga diri dan konformitas terhadap kelompok dengan perilaku minum-min cyber.unissula.ac.id/journal/.../43217_Cipto... Khuhro, R. A., Bhutto, A. N., Sarki,
I.H., Shaikh, I. A. (2012). Deaux, K. (2001). Social Identity. New York: City University of New York. Internet. www.utexas.ed Escapism and Conformity :
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
12
Social Motives for Brand
Hongkong. Journal of Textile
Loyalty of Iconic and Less
and Apparel, Technology and
Iconic Brands. International
Management. Vol. 5(1).
Journal
of
Contemporary
Leary,
Business Studies.Vol. 3, no.
1985.
The
the
self.
of
Orlando : Academic Press. (2004).
Metode
Kuantitatif:
Edisi
Kedua.
Jogjakarta:
Unit
M.
Lupu, E. (2011). Personality Traits, the
Penerbit
Connection
Kurniawan, A. S. (2011). Pengaruh
Towards
with
Physical
Education
Trust in Brand Terhadap
Activities.
Procedia
Loyalitas Pelanggan (Studi Starbucks
Tendency
Irrational Attitudes and their
Percetakan AMP YKPN.
pada
(Ed).
development
3. Kuncoro,
R.L.
–
behavioral
coffee
social
and
sciences.
Vol
29,pp. 272,279.
Semarang). Mao,J. Labrecque, L. I., Krishen, A.S., Grzeskowiak,
S.,
(2010).
Customer Brand
Loyalty. International Journal
(2011).
of
Exploring social motivations
Business
and
Management. Vol. 5, No. 7.
for brand loyalty: Conformity versus escapism. Journal of
Markus, H. & Kitayama, S. (1991).
Brand Management18, 457 –
Culture
and
the
472.
implications
faculty.unlv.edu/anjala/Labre
emotion
cque_JBM_2011.pdf
Psychological Review, 98 :
of
and
self
:
cognition, motivation.
224-253. Lau, M., Chang, M., Moon, K., Liu, W.
(2006).
The
Brand
Loyalty of Sportswear in
Myers,
D.
G.
(1996).
Social
Psychology 5th. New York,
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
McGraw-Hill
Companies,
Inc.
Influence.
13
The
encyclopedia
Nawaz, N. U. A., Usman, A. (2011).
Blackwell of
Social
Psychology, 562-563.
What Makes Customer Brand
Santrock, J. W. (2003). Adolscence
Loyal:
(6th, ed). Jakarta : Erlangga.
A
Study
on
Telecommunication Sector of Pakistan.International Journal
of
Business
and
(2012).
Maret
Diunduh
5,
development-perkembangan masa hidup (5
Social Science. Vol.2 No.14. Okezone.com.
Santrock, J.W. (2002). Life-span
2012.
http://economy.okezone.com/
Jakarta:
th
edition).
Gelora
Aksara
Pratama. Sholihah,N.A dan Istiana, K. (2012).
read/2012/03/04/22/586888/d
Internet.
iawali-iseng-coffee-toffee-
http://psikohumanika.setiabu
kini-beromzet-hingga-rp140-
di.ac.id/index.php?option=co
juta
m_content&view=article&id
Putra, Y. P. A., (2010). Pengaruh Identitas
Merek
Kepuasan
Terhadap
Pelanggan
dan
Loyalitas Merek (Studi Pada Pelanggan
Starbucks
di
Surabaya). Skripsi. Sarjana. Strata
1,
Universitas
Surabaya
:
Pembangunan
=115:hubungan-antara-gayahidup-hedonis-dankonformitas-teman-sebayadengan-perilaku-konsumtifterhadap-ponsel-padaremaja&catid=72:nomor-01agustus-2011 Stets, J. E., & Burke, P.J. (2000). Identity Theory and Social
Nasional.
Identity Rahotte,
L.,
Manstead,
A.,
&
Hewstone, M. (2007). Social
Theory.
Social
Psychology Quarterly. Vol.
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
63,224-237.
Washington
:
Washington State University. Sugiarto. (2003). Teknik sampling.
14
c.id/bitstream/123456789/119 4/1/10507092.pdf Widjaja, M. S. W., Regina Jokom
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
(2007).
Utama.
konsumen terhadap ekuitas
analisis
penilai
Tambunan, R. 2001. Remaja dan
merek
Perilaku
Surabaya. jurnal manajemen
Konsumen.
Internet.
www.e-psikologi.com
coffee
shops
di
perhotelan, 3, 89-101.
Touzani, M, & Azza, T. (2009).
Wikipedia. (2013). wikipedia.org.
Brand Loyalty: Impact of
Dipetik April 6, 2013., dari
Cognitive
and
wikipedia.org:
Variables.
University
Affective of
Galati Fascicle I.
http://id.wikipedia.org/wiki/S tarbucks
Turner. J. C., Michael. A. H.,
Yee, F. W, & Yahyah,S. (2008).
Penelope. J. O., Stephen,
Influence of Brand Loyalty on
D.R., and Margaret. S. W.
Costumer
(1987).
Rediscovering
the
Journal of Economics and
Social
Group:
Self
Management 2(2), 221-236.
A
Categorization Theory. New York: Basil Blackwell.
antara identitas sosial dan
komunitas regional
pada
anggota
virtual
kaskus
Depok.
Yi, Y., Jeon, H., (2003). Effect of Loyalty Programs on Value
Utami, F. N. H., (2005). Hubungan
konformitas
Sportswear.
Internet.
http://repository.gunadarma.a
Perception, Program loyalty, and Brand Loyalty. Journal of the Academy of Marketing Science. Vol.31, no.3 : 229240. Zoel. (2012). Perilaku digital pasar remaja. Internet. Diunduh 4
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Juli,
2012.
www.marketing.co.id/blog/20 12/07/04/perilaku-digitalpasar-remaja/
15