HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN

Download HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU. SEKSUAL PADA PELAJAR DI KOTA BUKITTINGGI. Rizqi Hidayatullah. Program Studi Psikologi,...

0 downloads 455 Views 273KB Size
HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA PELAJAR DI KOTA BUKITTINGGI Rizqi Hidayatullah Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang e-mail: [email protected]

ABSTRACT: Peer relationship between public prejudice against veiled muslim women with social distance. This study aim to determine the relationship between peer conformity with sexual behavior of students in the Bukittinggicity. This study use quantitative method and subject retrieval using purposive sampling technique. Number of subjek in this study is 50 people. The data processed using statistical techniques product moment correlation. Based on the analysis of data obtained value of rxy = 0.607 p = 0.000 (P < 0.01) indicates that hypothesis in this study is accepted.

Keywords: peer conformity, sexual behavior.

ABSTRAK: Hubungan konformitas teman sebaya dengan perilaku seksual pada pelajar di kota bukittinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konformitas teman sebaya dengan perilaku seksual pelajar di kota bukittinggi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian berjumlah 50 orang.Data diolah dengan menggunakan teknik statistik korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rxy = 0.607 p = 0.000 (P < 0,01) yang menandakan hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Kata kunci: konformitas teman sebaya, perilaku seksual.

merupakan aspek yang terpenting dalam

PENDAHULUAN Pada masa remaja terjadi perubahan-

kehidupan mereka. Beberapa remaja akan

perubahan yang dramatis, baik perubahan

melakukan apapun, agar dapat dimasukkan

fisik maupun perubahan kognitif. Perubahan

sebagai anggota. Bagi mereka, dikucilkan

fisik dan kognitif tersebut akan berdampak

dari kelompok merupakan hal yang dapat

pula

memunculkan stress, frustasi, dan kesedihan

pada

perkembangan

psikososial

(Santrock, 1996: 219).

mereka. Pada banyak remaja, bagaimana mereka dipandang oleh

Kelompok ada dimana-mana. Kita

teman sebaya

semua tentunya telah berpartisipasi di 82

Hidayatullah, Hubungan Konformitas Teman Sebaya…| 83

dalamnya, dan hal ini juga terjadi pada

yang mewajibkan anggota kelompoknya

remaja. Mereka secara sadar maupun tidak

untuk melakukan suatu hal. Norma tersebut

sadar telah menghabiskan sebagian besar

ada, namun bentuknya tidak tertulis dan

waktunya untuk melakukan aktifitas dalam

telah ditaati oleh semua anggota kelompok.

kelompok,

seperti

belajar,

Dengan semakin canggihnya teknologi

kelompok olah raga, ataupun kelompok

dan semakin gencarnya kebudayaan barat

remaja di daerah tempat tinggal masing-

masuk ke Indonesia, maka pola hidup dan

masing. Ini hanya sebagian kecil dari

gaya

kelompok yang ada dalam kehidupan sehari-

Mereka tidak lagi mengindahkan norma-

hari remaja. Delamater dan Myers (2011:

norma yang berlaku di masyarakat. Mereka

277)

sudah tidak segan lagi untuk berciuman di

menegaskan

kelompok

bahwa

kelompok

hidup

remaja

depan

kelompok dapat memberikan dukungan

memperihatinkan lagi mereka sudah tidak

sosial dan dapat membantu meningkatkan

menganggap lagi seks itu tabu. Para remaja

kinerja. Tanpa adanya kelompok sebagian

sudah mulai berani menjelajahi apa itu seks

besar individu akan merasakan kehilangan.

dengan cara mereka sendiri, dan mereka

Hal ini membuat para remaja semakin kuat

sudah mulai berani untuk melakukannya,

untuk membentuk atau bergabung pada

karena mereka takut dikucilkan dalam

suatu kelompok. Dengan bergabungnya

pergaulan apabila mereka belum pernah

remaja pada satu kelompok tertentu, maka

melakukan hubungan seksual. Dalam sebuah

remaja tersebut sangat mungkin untuk

penelitian

meniru ataupun melakukan apa saja yang

generasi muda di salah satu kota di

juga dilakukan oleh kelompoknya. Hal ini

Indonesia

dinamakan dengan konformitas.

beberapa hal yang mengejutkan. Perilaku

dengan

norma

yang

ada

pada

suatu

dan

mengenai

baru-baru

yang

berubah.

merupakan suatu hal yang penting, karena

Konformitas sangat erat kaitannya

umum,

semakin

perilaku

ini

lebih

seksual

menyingkap

seksual remaja SMK di kota Baturaja pada tahun 2010,

diperoleh hasil 26% dari

kelompok. Hechter & Opp menyatakan

responden berperilaku seksual dengan risiko

bahwa norma adalah sebuah peraturan atau

tinggi dan 74% responden berperilaku

standarisasi

seksual

yang

spesifik

mengenai

dengan ini

risiko

rendah.

dalam

perilaku

seksual

remaja

bagaimana anggota kelompok berperilaku

penelitian

dalam suatu keadaan (Delamater dan Myers,

dikategorikan risiko rendah bila remaja

2011: 287). Peraturan tersebut tidak selalu

pernah berduan, memeluk atau berciuman

dalam bentuk tertulis. Pada kelompok

selama pacaran, sedangkan perilaku seksual

remaja, jarang sekali terdapat aturan tertulis

remaja dikategorikan berisiko tinggi bila

84 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 82-91

remaja selama berpacaran telah melibatkan

menyebutkan bahwa sering para remaja

alat

melakukan

berpasangan datang ke objek wisata kebun

perabaan bagian sensitif pasangan, saling

binatang ini dan terkadang sering dengan

menempelkan alat kelamin atau melakukan

sengaja memilih tempat duduk yang sedikit

hubungan seks selama pacaran (Sari dan

sepi.

kelamin

baik

berupa

Taviv, 2010).

Peneliti

melakukan

observasi

di

Belakangan ini, sebagai dampak dari

beberapa lokasi yang sering digunakan

perubahan-perubahan norma-norma budaya,

sebagai tempat bagi para remaja untuk

aktifitas seksual remaja terlihat semakin

berdua-duaan. Salah satunya di daerah

meningkat.

penelitian

belakang balok kota Bukittinggi, disana

menunjukkan bahwa remaja mempunyai

sering terlihat remaja dengan seragam SMA

angka terbesar dalam melakukan aktifitas

sedang duduk berduaan saling berdekatan

hubungan seksual. Fenomena ini jelas

sambil berpegangan tangan. Selain itu, di

sangat mengkhawatirkan orang tua dan

jalan

masyarakat. Sebab, meskipun seksualitas

Bukittinggi, peneliti juga sering melihat

merupakan

dari

remaja berseragam sekolah sedang berdua-

seksual

duaan di atas motor sambil berpegangan

tersebut disertai resiko-resiko yang tidak

tangan. Kadang sepulang dari sekolah tak

hanya di tanggung oleh remaja itu sendiri,

jarang ada remaja yang berani menggandeng

melainkan

pasangannya sambil menunggu angkot. Dari

Sejumlah

bagian

perkembangan,

juga

tetapi

oleh

data

normal perilaku

orang

tua

dan

masyarakat (Desmita, 2008: 224). Maraknya

peningkatan

raya

depan

lapangan

Wirabraja

hasil observasi tersebut peneliti melihat perilaku

adanya perilaku seksual di kalangan remaja

seksual di kota-kota besar Indonesia juga

kota Bukittinggi.

terjadi di kota bukittinggi. Berdasarkan hasil

Lingkungan

yang

tidak

punya

membentuk

penulis lakukan, penulis menemukan bahwa

proteksi terhadap perilaku orang-orang di

masih

kota

sekelilingnya. Pada penelitian yang pernah

Bukittinggi yang berpacaran dan menjurus

dilakukan oleh Prada (2008), ia menemukan

kearah perilaku seksual pranikah. Pada

bahwa

tanggal

penulis

konformitas terhadap seks pranikah pada

mewawancarai seorang warga bernama I

remaja pria dan wanita. Dalam penelitian

yang berprofesi sebagai penjual makanan

tersebut hanya membuktikan bahwa remaja

ringan di objek wisata kebun binatang kota

pria dan wanita memiliki perbedaan dalam

Bukittinggi. Dalam wawancara tersebut I

konformitasnya terhadap perilaku seksual.

23

juga

maret

remaja

2013,

di

terdapat

yang

akan

wawancara dan pengamatan yang telah

banyak

remaja

negatif

perbedaan

tingkat

Hidayatullah, Hubungan Konformitas Teman Sebaya…| 85

Selanjutnya pada tahun 2009 penelitian yang

bahwa ada remaja yang berpacaran karena

dilakukan oleh Lailiya juga menunjukkan

tidak mau kalah saingan dengan temannya.

adanya hubungan antara konformitas dengan

Menurut

perilaku seksual remaja. Dua orang subjek

anggota kelompok tersebut. Ia mengaku

menunjukkan

konformitas

bahwa awalnya dulu ia pacaran karena

tiga

orang

temannya

sering

lainnya menunjukkan bentuk konformitas

pacarnya,

kemudian

acceptance (penerimaan). Penelitian lainnya

mendorong

yang dilakukan oleh Fonge (2011) terhadap

Temannya juga sering bercerita mengenai

40 subjek yang berumur 18-22 tahun

kegiatan yang biasa dilakukan selama

ditemukan

berpacaran.

compliance

bentuk (menurut)

hubungan

dan

yang

signifikan

dimana konformitas terhadap teman sebaya

pengakuan

A

A,

salah

bercerita

seorang

mengenai

temannya

untuk

mencari

juga pacar.

Berdasarkan latar belakang di atas,

berpengaruh terhadap perilaku seksualnya,

peneliti

mengambil

sebuah

kesimpulan

semakin tinggi konformitas, maka semakin

sementara bahwa konformitas memegang

tinggi pula perilaku seksual dari remaja.

peranan penting dalam perilaku seksual pada

Penulis sangat tertarik dengan isu

remaja. Dan untuk itu peneliti ingin

mengenai seks pranikah pada remaja ini.

melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan

Dalam berita yang dimuat di Harian Pagi

melakukan

Padang

“Hubungan konformitas dengan perilaku

Ekspres

(2013),

Satpol

PP

melakukan razia di beberapa kawasan rawan

penelitian

yang

berjudul

seksual pada pelajar di kota Bukittinggi”.

penyakit masyarakat (Pekat) dan mesum di kota Bukittinggi pada malam pergantian

METODE Penelitian

tahun baru. Mereka berhasil menangkap 23 orang, yang mana 20 di antaranya adalah wanita berusia muda yaitu berumur 16-22 tahun. Ini mengindikasikan bahwa perilaku remaja di kota Bukittinggi sudah mulai menjurus kearah perilaku seksual pranikah. Peneliti

juga

telah

melakukan

wawancara pada sekelompok remaja yang sedang

berkumpul-kumpul

di

belakang balok kota Bukittinggi

daerah pada

tanggal 16 maret 2012. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti menemukan

ini

dilakukan

dengan

menggunakan metode kuantitatif. Desain yang

digunakan

adalah

penelitian

korelasional. Penelitian korelasional adalah suatu tipe penelitian yang melihat hubungan antara satu atau beberapa ubahan dengan satu atau beberapa ubahan lainnya (Yusuf; 2005: 84). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pelajar SMA di kota Bukittinggi, yaitu mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII. Teknik yang digunakan dalam

86 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 82-91

penelitian ini adalah purposive sampling,

sedang sebanyak 12 orang (24 %) dan yang

yang diataranya adalah: 1) Pelajar SMA

memiliki tingkat konformitasyang tinggi

yang berada di kota Bukittinggi; 2) Pernah

sebanyak 38 orang (76 %). sedangkan

atau sedang berpacaran. Hal ini didasarkan

memiliki tingkat perilaku seksual yang

bahwa aktivitas seksual merupakan salah

sedang sebanyak 48 orang (94 %) dan yang

satu bentuk ekspresi atau tingkah laku

memiliki tingkat perilaku seksual yang

berpacaran dan rasa cinta (Hurlock, 1980);

tinggi sebanyak 2 orang (4 %).

3)

Memiliki

kelompok

yang

semua

anggotanya pernah atau sedang berpacaran.

Berdasarkan hasil analisis korelasi tentang hubungan konformitas teman sebaya

Instrument yang digunakan dalam

dengan perilaku seksual diperoleh koefisien

penelitian ini berbentuk skala. Penelitian ini

korelasi sebesar r = 0.607 dengan p = 0.000

menggunakan dua buah skala, yaitu skala

(p < 0.01) menandakan hipotesis diterima.

konformitas

Pada koefisien korelasi menunjukkan arah

teman

sebaya

dan

skala

perilaku seksual.

korelasi

yang

positif,

artinya

terdapat

korelasi positif yang signifikan antara HASIL DAN BAHASAN

konformitas teman sebaya dengan perilaku

Hasil

seksual.

Deskripsi data dalam penelitian ini terdiri

Artinya,

konformitas

teman

semakin sebaya

yang

tinggi yang

dari rerata empiris dan rerata

dimiliki oleh pelajar maka akan semakin

hipotetik penelitian. Rerata empiris dan

tinggi pula perilaku seksualnya. Hal ini

rerata hipotetik dalam penelitian diperoleh

berarti hipotesis yang diajukan diterima

melalui skala konformitas teman sebaya dan

kebenarannya.

skala perilaku seksual Dimana mean empirik konformitas lebih besar daripada mean

Pembahasan

hipotetiknya (µe = 101,30> µh = 81). Pada

Berdasarkan dari hasil analisis data

variabel perilaku seksual mean empiriknya

penelitian dengan menggunakan analisis

juga lebih besar dari pada mean hipotetiknya

korelasi Spearman Brown, diketahui bahwa

(µe = 133,90> µh = 125). Hal ini

terdapat hubungan yang positif konformitas

menunjukkan bahwa perilaku seksual subjek

teman sebaya terhadap perilaku seksual pada

dalam penelitian ini lebih tinggi dari pada

pelajar di kota Bukittinggi dengan koefisien

populasi pada umumnya.

korelasi (r) 0.607 antara konformitas teman diperoleh

sebaya terhadap perilaku seksual dengan

secara umum skala konformitas teman

signifikansi sebesar p = 0.000 (p < 0.01).

sebaya memiliki tingkat konformitas yang

Hal itu juga terlihat dari nilai rata-rata yang

Berdasarkan

data

yang

Hidayatullah, Hubungan Konformitas Teman Sebaya…| 87

didapat dari konformitas teman sebaya yaitu

Remaja di Bukittinggi juga mengalami

101.30. Nilai rata-rata konformitas teman

hal yang sama, dimana mereka mendapatkan

sebaya subjek lebih tinggi daripada rata-rata

tekanan

hipotetiknya

terhadap

(µh

=

81).

Hal

ini

karena

adanya

kelompok

ketertarikannya

teman

sebayanya

menunjukkan bahwa konformitas teman

dimana ia biasa bergaul di kegiatan sehari-

sebaya subjek berada pada tingkat yang

harinya. Tekanan yang disebabkan oleh

lebih tinggi daripada rata-rata populasi.

ketertarikan

Begitupula dengan nilai rata-rata yang

langsung maupun tidak langsung dalam diri

didapat pada prilaku seksual yaitu 133.90.

remaja. Hal ini senada dengan pernyataan

Nilai rata-rata perilaku seksual subjek juga

Santrock (1996) dimana konformitas itu

lebih tinggi dari nilai rata-rata hipotetiknya

dapat terjadi karena adanya desakan, baik

(µh = 125). Meskipun secara umum perilaku

desakan itu secara nyata ataupun hanya

seksual subjek beada pada kategori sedang

bayangan saja.

(98%), namun berdasarkan nilai rata-rata

Data

ini

dari

dapat

muncul

penelitian subjek

juga

perilaku seksual diperoleh gambaran bahwa

menunjukkan

perilaku seksual subjek berada pada taraf

memiliki tingkat ketaatan yang tinggi, yaitu

yang lebih tinggi daripada rata-rata populasi.

sebanyak 46 (92%) subjek berada pada

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

kategori tinggi. Ketaatan ini merupakan

diperoleh, dapat digambarkan konformitas

salah satu aspek dari konformitas. Sears,

teman sebaya pada remaja di bukittinggi

dkk (1985) mengatakan bahwa ketaatan

berada pada kategori sedang (24%) hingga

adalah suatu tuntutan atau tekanan dari

tinggi (76%).

kelompok terhadap individu yang membuat

Salah satu faktor yang menyebabkan

bahwa

ini

secara

penelitian

individu tersebut rela melakukan suatu

tingginya konformitas subjek adalah karena

tindakan

walaupun

adanya kohesivitas. Baron dan Byrne (2005)

menginginkannya.

ia

sendiri

tidak

mendefinisikan kohesivitas sebagai derajat

Dari hasil pengolahan data penelitian

ketertarikan yang dirasa oleh individu

pada aspek kekompakan ditemukan tingkat

terhadap suatu

kelompok. Ketika kita

kekompakan subjek sebanyak 26 orang

mengagumi suatu kelompok orang-orang

(52%) berada pada kategori sedang dan 23

tertentu, maka tekanan untuk melakukan

orang (46%) berada pada kategori tinggi.

konformitas akan bertambah besar. Salah

Hanya satu orang saja yang kekompakannya

satu cara untuk diterima oleh orang-orang

di

tersebut adalah dengan menjadi seperti

mengemukakan bahwa kekompakan itu

mereka dalam berbagai hal.

ditandai oleh adanya keeratan hubungan

taraf

rendah.

Sears,

dkk

(1985)

88 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 82-91

antara individu dan kelompoknya. Dengan

Sears, dkk. Menyatakan bahwa individu

demikian dapat diartikan bahwa subjek

yang dihadapkan pada keputusan kelompok

dalam penelitian ini memiliki keeratan

yang sudah bulat akan mendapat tekanan

hubungan berkisar dari sedang hingga

yang kuat untuk menyesuaikan pendapatnya.

tinggi. keeratan hubungan ini menunjang

Tingkat kesepakatan pada subjek penelitian

bagi subjek untuk menjadikan kelompoknya

ini menunjukkan bahwa subjek tidak ingin

sebagai sumber informasi dalam mencari

menjadi

jawaban dari suatu permasalahan. Remaja

kelompoknya, sehingga ia akan berusaha

yang memiliki kekompakan tinggi terhadap

untuk menyesuaikan pendapatnya agar dapat

kelompoknya

sejalan dengan pendapat

sering

menggunakan

berbeda

dengan

kesepakatan

kelompoknya.

kelompoknya sebagai sumber informasi,

Kemudian karena sebagian besar anggota

misalnya sorang remaja yang sehari-harinya

dalam kelompoknya telah bertingkah laku

selalu bersama dengan teman-temannya

sesuai pendapat kelompok, maka subjek

bertanya apakah berpelukan didepan umum

merasa

itu merupakan suatu hal yang benar.

dibenarkan meski sebenarnya ia memiliki

Kemudian

pendapat yang berbeda.

teman-temannya

menjawab

bahwa

tindakannya

itu

dapat

bahwa perilaku tersebut adalah benar, maka

Selanjutnya, penelitian ini dilakukan

remaja ini akan meyakini bahwa berpelukan

untuk mengetahui tentang perilaku seksual

didepan umum adalah suatu hal yang benar

remaja di kota Bukittinggi. Data mengenai

dan dapat diterima.

perilaku seksual subjek menunjukkan bahwa

Hasil penelitian yang dilakukan oleh

secara umum perilaku seksual subjek berada

Baron, Vandello, dan Brunsman (Baron dan

pada taraf sedang hingga tinggi, sedang

Byrne, 2005:63) menunjukkan bahwa bahwa

sebanyak 48 orang (96%) dan tinggi

ketika keinginan seseorang untuk merasa

sebanyak 2 orang (4%). Dalam penelitian

benar adalah tinggi, maka orang tersebut

ini, remaja yang termasuk dalam kategori

akan

perilaku seksual sedang adalah remaja yang

cenderung

untuk

melakukan

konformitas pada orang lain ketika ia

sering

merasa tidak pasti dengan jawaban yang

berpelukan,

benar.

kadang

Pada menunjukkan

aspek

kesepakatan,

bahwa

subjek

data

berpegangan sering

meraba

kadang-kadang

tangan,

sering

berciuman,

kadang-

dada meraba

(payudara), alat

dan

kelamin.

dalam

Selanjutnya remaja yang termasuk dalam

penelitian ini berada pada kategori sedang

kategori perilaku seksual rendah adalah

hingga tinggi. sedang sebanyak 19 orang

remaja yang tidak pernah atau hanya sekali

(38%) dan tinggi sebanyak 30 orang (60%).

melakukan perilaku seksual sedang yang

Hidayatullah, Hubungan Konformitas Teman Sebaya…| 89

telah di jabarkan diatas, sedangkan remaja

Bukittinggi dengan dengan r = 0.607 (p <

yang dimasukkan kedalam kategori perilaku

0.01).

seksual tinggi adalah remaja yang telah melakukan

perilaku

seksual

sedang

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara

konformitas

teman

sebaya

dan

ditambah dengan pernah sekali atau dua kali

perilaku seksual remaja di kota Bukittinggi

bersenggama.

yaitu 0.607 tergolong cukup tinggi dan dapat

Desmita (2008) mengatakan bahwa meningkatnya

terhadap

teman sebaya maka ada kecenderungan

kehidupan seksual sangat dipengaruhi oleh

semakin tinggi pula perilaku seksual remaja

faktor perubahan-perubahan fisik selama

di kota Bukittinggi begitupun sebaliknya.

periode pubertas. Terutama kematangan

Sehingga disimpulkan Ha diterima dan Ho

organ-organ

seksual

perubahan

ditolak pada taraf signifikan 99% dengan

hormonal,

menyebabkan

dorongan-

hubungan yang positif.

dorongan

minat

seksual

remaja

dinterpertasikan bahwa semakin konformitas

dan

dalam

diri

remaja.

Lingkungan

yang

akan

tidak

punya

Dorongan seksual remaja ini sangat tinggi,

membentuk

dan bahkan lebih tinggi dari dorongan

proteksi terhadap perilaku orang-orang di

seksual orang dewasa. Dorongan tersebut

sekelilingnya. Hal ini sesuai dengan hasil

akhirnya menimbulkan ketegangan fisik dan

penelitian yang dilakukan oleh Suwarni

psikis pada diri remaja. Untuk melepaskan

(2009),

diri

remaja

ditemukan bahwa perilaku teman sebaya

dorongan

mempengaruhi perilaku seksual remaja baik

dari

mencoba

ketegangan

tersebut,

mengekspresikan

seksualnya dengan melakukan berbagai

remaja

negatif

dimana

yang

dalam

penelitiannya

secara langsung maupun tidak langsung.

bentuk tingkah laku seksual, mulai dari berpacara, berkencan, bercumbu, sampai

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

melakukan kontak seksual. Penelitian ini juga dilakukan untuk

Berdasarkan hasil penelitian, subjek Z

hubungan

dan K memiliki riwayat hidup sebagai Gay

konformitas teman sebaya dengan perilaku

yang berbeda. Subjek Z memiliki riwayat

seksual remaja di kota Bukittinggi. Setelah

kehidupan sebagai Gay karena adanya

melakukan uji hipotesis dengan metode

trauma

analisis

mendapatkan pengalaman seksual pertama

mengetahui

ada

korelasi,

tidaknya

hasil

penelitian

menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara konformitas teman sebaya dan perilaku seksual remaja di kota

masa

lalu

umur

kali bersama seorang laki-laki.

10

tahun

90 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014, hlm. 82-91

Subjek K memiliki riwayat kehidupan

dan semoga subjek dapat kembali kejalan

sebagai Gay ketika duduk di semester dua

yang telah diridhoi oleh Allah SWT bahwa

bangku perkuliahan, K mendapatkan contoh

setiap makhluk hidup diciptakan oleh Allah

modeling sebagai Gay dan mendapatkan

berpasang-pasangan. Kepada orang terdekat

pengalaman seksual sebagai gay dari junior

subjek

dibangku kuliah.

memberikan penjelesan mengenai agama

Pengalaman

sosial

subjek

dengan

sesama Gay, Z memilih menutup dirinya dengan orang lain yang Gay. Sehingga yang mengetahui dirinya Gay hanyalah kakak kandung dan BF nya. Sedangkan K memilih mengikuti komunitas Gay sehingga banyak mengenal orang-orang lain yang juga Gay, tetapi K tidak sepenuhnya mengikuti acara dikomunitas

tersebut

karena

kesibukan

kerja.

agar

dapat

membimbing

dan

kepada subjek agar subjek dapat memahami ajaran

agama

sepenuhnya.

Kepada

masyarakat diharapkan tidak memberikan label negatif kepada kaum Gay ini. Bagi peneliti

selanjutnya

disarankan

menggunakan metode pengumpulan

data

lainnya sehingga dapat lebih memahami dan dapat

mengumpulkan

data

mengenai

Religiusitas Gay yang lebih mendalam lagi agar data yang diperoleh lebih akurat. Penelitian mengenai Religiusitas dalam

Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka

berbagai tema nampaknya menarik untuk dilakukan

kembali,

terutama

mengenai

beberapa saran yang dapat disampaikan

kehidupan beragama Gay dalam fenomena

adalah : Diharapkan kepada subjek untuk

lain.

dapat lebih memahami ajaran agama Islam DAFTAR RUJUKAN Baron, R. A., Byrne, D.(2005). Psikologi sosial. Ed. 10. Jakarta: Erlangga. Delamater, J.D. & Myers, D.J.(2011). Social psychology. Wadsworth: Engange learning. Desmita. 2008. Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fonge, R. L.(2011). Perilaku seksual pada remaja ditinjau dari konformitas teman sebaya. Thesis. Unika Soegijapranata.

Hurlock,E.B.(1980).Psikologi Perkembagan :Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Prada

Y.T.(2008). Perbedaan tingkat konformitas terhadap seks pranikah antara pria dan wanita. Skripsi. Universitas Gunadarma.

Santrock, J. W.(1996). Adolescence. 11th edition. New York: McGraw Hill. Santrock, J. W.(1996). Remaja. Alih bahasa: Widyasinta, B. Jilid 2 edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga.

Hidayatullah, Hubungan Konformitas Teman Sebaya…| 91

Sari, D.K., Taviv, Y.(2010). Komunikasi orang tua dan perilaku seksual remaja sekolah menengah kejuruan di kota Baturaja. Jurnal pembangunan manusia Vol. 4,No. 11.

Sears, D. O; Freedman, J. L; Peplau, L. A. (1985). Psikologi Sosial. Edisi kelima. Terjemahan oleh Michael Adryanto. 2009. Jakarta: Erlangga. Yusuf, A. M.(2005). Metodologi penelitian. Padang: UNP Press.