HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU LANSIA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA Aris Dwi Cahyono, Hera Dwi Safitri Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri ABSTRAK Kunjungan lansia ke posyandu lansia hanya sedikit. Padahal posyandu lansia bermanfaat untuk memantau kesehatan lansia. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan rendahnya motivasi lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke posyandu lansia. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi adalah seluruh lansia dengan jumlah 39 orang, sampel penelitian menggunakan total sampling dengan jumlah 39 orang, pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur. Uji statistik menggunakan spearman rho’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang posyandu lansia terbanyak adalah kurang yaitu 15 responden (38,5%). Motivasi berkunjung ke posyandu lansia terbanyak adalah rendah yaitu 16 responden (41,0%). Hasil uji spearman rho’s didapatkan hasil α value = 0,000 < 0,05, korelasi sebesar 0,561 artinya ada hubungan positif antara pengetahuan tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke posyandu lansia yaitu semakin kurang pengetahuan lansia maka semakin rendah pula motivasi berkunjung ke posyandu lansia. Dari hasil menunjukkan bahwa pengetahuan sangat penting untuk meningkatkan motivasi berkunjung ke posyandu lansia. Maka bagi tenaga kesehatan perlu mengadakan penyuluhan tentang posyandu lansia sehingga akan meningkatkan pengetahuan lansia dan motivasi berkunjung ke posyandu lansia. Kata Kunci : Pengetahuan, Posyandu Lansia, Motivasi Berkunjung.
ABSTRACT Integrated Health Post for the Elders is defined as health service for the elders in a certain region that has been determined and generated by society where they can get health service. One of problems to participate in Integrated Health Post for the Elders is low knowledge about Integrated Health Post for the Elders. The purpose of this research is to identify correlation between knowledge about Integrated Health Post for the Elders with motivation to visit Integrated Health Post for the Elders. Research design was cross sectional. Population were all the elders at the age above of 60 years old. Sample used total sampling method with sample size of 39 respondents. Data collection used structured questionnaire. Research result about knowledge about Integrated Health Post for the Elders showed that 15 respondents (38,5%) had low knowledge; 13 respondents (33,3%) had fair knowledge and 11 respondents (28,2%) had good knowledge. Motivation to visit Integrated Health Post for the Elders showed 16 respondents (41,0%) had low motivation; 13 respondents (33,3%) had strong motivation and 10 respondents (25,7%) had fair motivation. The result of Spearman rho test showed significance 0,000 if being compared with α namely (0,000 < 0,05). It meant that there was correlation between
Jurnal AKP
13
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016
knowledge about Integrated Health Post for the Elders with motivation to visit Integrated Health Post for the Elders. From research result above can be concluded that knowledge is very important to increase motivation to visit Integrated Health Post for the Elders. Therefore to increase knowledge, information can be received from medical staffs, peers, family or mass media. Key words : Knowledge, Integrated Health Post for the Elders, Motivation to Visit
atau 8,5% dari seluruh jumlah penduduk. WHO telah memperhitungkan bahwa di tahun 2025, Indonesia akan mengalami peningkatan tertinggi di dunia. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa di tahun 2050 jumlah warga lansia di Indonesia akan mencapai 60 juta jiwa (Notoatmojo,2007). Di posyandu lansia dusun Slambur Kidul desa Maduretno kecamatan Papar kabupaten Kediri jumlah anggota yang terdaftar di posyandu lansia sebanyak 70 orang. Dari 70 orang tersebut yang berusia lebih dari 60 tahun ada 39 orang. Pada ada bulan September 2013 menunjukkan bahwa lansia yang mengunjungi posyandu hanya 43%. Padahal seharusnya kunjungan lansia ke posyandu lansia harus mencakup 80%. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan 10 lansia di Dusun Slambur Kidul Desa Maduretno didapatkan 5 orang yang kurang mengetahui tentang manfaat posyandu lansia dan dari 10 orang tersebut hanya 3 orang yang rutin mengunjungi posyandu lansia. Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti posyandu lansia yaitu pengetahuan yang rendah tentang manfaat posyandu lansia, jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh, kurangnya dukungan keluarga, sikap yang kurang baik dari petugas kesehatan dan sarana prasarana penunjang pelaksanaan posyandu. Dengan menghadiri posyandu lansia, lansia akan mendapat penyuluhan tentang cara hidup sehat dengan segala keterbatasan dan masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengetahuan yang meningkat akan menjadi dasar pembentukkan sikap dan dapat mendorong minat dan motivasi mereka untuk
PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil, karena dilihat dari sisi angka harapan hidup telah meningkat secara bermakna. Namun disisi lain dengan meningkatnya angka harapan hidup ini membawa beban bagi masyarakat, karena populasi penduduk usia lanjut meningkat. Kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan lanjut usia untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Oleh karena ini berbagai upaya dilaksanakan untuk mewujudkan masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif untuk lansia (Maryam, 2008). Salah satunya yaitu posyandu lansia. Menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa Posyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintahan dan non pemerintahan, swasta dan organisasi social dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Namun pada kenyataanya hanya sedikit lansia yang berkunjung ke posyandu lansia untuk dipantau kesehatannya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena rendahnya pengetahuan tentang posyandu lansia dan rendahnya motivasi lansia. Proyeksi penduduk oleh Biro Pusat Statistik menggambarkan bahwa antara tahun 2005-2010 jumlah penduduk usia lanjut sekitar 19 juta jiwa
Jurnal AKP
14
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia (Ismawati, 2010). Ketika lansia tidak mengunjungi posyandu lansia maka kesehatan lansia tidak dapat terpantau sehingga tidak dapat dilakukan pencegahan penyakit-penyakit yang sering menyerang kesehatan lansia. Salah satu peran petugas kesehatan adalah sebagai educator, peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan sehingga diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan motivasi lansia untuk berkunjung ke posyandu lansia setelah dilakukan pendidikan kesehatan.. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke posyandu lansia di Dusun Slambur Kidul Desa Maduretno Papar-Kediri.
HASIL a. Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Lansia tentang Posyandu Lansia No Pengetahuan Jumlah Prosentase Baik
11
28,2%
2
Cukup
13
33,3%
3
Kurang
15
38,5%
39
100%
Jumlah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden yang diteliti pengetahuan terbanyak yaitu pengetahuan kurang sebanyak 15 responden (38,5%).
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Variabel bebas dari penelitian ini adalah pengetahuan lansia tentang posyandu lansia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi berkunjung ke posyandu lansia. Waktu penelitian dilakukan bulan April 2014. Adapun tempat penelitian di Dusun Slambur Kidul Desa Maduretno Kecamatan Papar Kabupaten Kediri. Dalam penelitian ini populasinya adalah semua lansia yang >60tahun yang terdaftar di Posyandu lansia Dusun Slambur Kidul Desa Maduretno Kecamatan Papar Kabupaten Kediri sebanyak 39 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling.
Jurnal AKP
1
b. Motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia Tabel 2. Motivasi Lansia berkunjung ke Posyandu Lansia No
Motivasi
1
Kuat
13
33,3%
2
Sedang
10
25,7%
3
Rendah
16
41,0%
39
100%
Jumlah
Jumlah Prosentase
Dari tabel diatas menunjukkan dari 39 responden yang diteliti didapatkan motivasi terbanyak adalah rendah sebanyak 16 responden (41,0%).
15
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016
Skor Skor pengetahuan motivasi
c. Tabulasi silang pengetahuan lansia dan motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia.
Spearman Rho
Tabel 3. Tabulasi silang antara pengetahuan dan motivasi lansia berkunjung ke Posyandu Lansia N o
1 2 3
Skor pengetahuan
Koefisien korelasi
1.000
0,561
Signifikasi
.
0,000
39
39
Koefisien korelasi
0.561
1000
Signifikasi
0,000
.
39
39
Motivasi Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Kuat
Sedang Rendah
Skor motivasi
Total
10
1
0
11
25,6%
2,6%
0%
28,2%
2
4
7
13
5,1%
10,3%
17,9%
33,3%
1
5
9
15
2,6%
12,8%
23,1%
38,5%
13
10
16
39
33,3%
25,7%
41,0%
100,0%
Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji statistic Spearman’s didapatkan signifikasi 0,000 jika dibandingkan α yaitu (0,000 < 0,05)yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima yang dapat diartikan bahwa ada hubungan pengetahuan lansia tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke posyandu lansia. Dari tabel diketahui hasil korelasi sebesar 0,561 yang menunjukkan korelasi positif dengan tingkat hubungan sedang yaitu bahwa semakin baik pengetahuan lansia tentang posyandu lansia maka semakin kuat motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia, sebaliknya semakin kurang pengetahuan lansia tentang posyandu lansia maka semakin rendah motivasi untuk berkunjung ke posyandu lansia.
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 3 dapat ditarik garis secara vertikal horizontal sehingga dapat diterjemahkan adanya suatu hubungan antara kedua variabel yaitu menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden memiliki pengetahuan yang baik dengan motivasi kuat, 4 responden memiliki pengetahuan cukup dengan motivasi sedang dan 9 responden memiliki pengetahuan kurang dengan motivasi rendah. Hal ini diperkuat dengan hasil uji statistik sebagai berikut :
Jurnal AKP
PEMBAHASAN a. Pengetahuan tentang posyandu lansia Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa terdapat 15 responden (38,5%) berpengetahuan kurang, 13 responden (33,3%) berpengetahuan cukup dan terdapat 11 responden (28,2%) berpengetahuan baik. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari 2 faktor yaitu faktor
16
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016
inernal dan eksternal. Faktor internal meliputi jasmani dan rohani sedangkan faktor eksternal meliputi pendidikan, paparan media massa atau informasi, ekonomi, hubungan social dan pengalaman. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 Domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan seseorang, dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu tingkat pengetahuan baik, cukup dan kurang (Notoatmodjo, 2007). Hasil evaluasi pengetahuan lansia tentang posyandu lansia yang mempunyai jumlah terbanyak adalah memiliki pengetahuan kurang sebanyak 15 responden. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang rasional terhadap informasi yang datang, akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Dilihat dari pendidikan responden sebagian besar tidak tamat sekolah dasar. Tingkat pendidikan yang rendah akan mempersempit wawasan seseorang sehingga semakin sulit untuk menerima informasi yang bermanfaat bagi dirinya. Selain itu hubungan social juga dapat menambah pengetahuan. Individu yang dapat berinteraksi antara satu secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Sebagian besar responden bekerja sebagai petani dan pedagang sehingga pada saat mereka bekerja dan berinteraksi dengan orang lain maka akan lebih banyak terpapar informasi daripada yang hanya dirumah tanpa berinteraksi dengan orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan pokok maupun kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan mudah tercukupi disbanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi
Jurnal AKP
kebutuhan akan informasi pengetahuan yang termasuk kebutuhan sekunder. Maka dari itu diharapkan lansia bisa memanfaatkan sumber informasi melalui berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik, sehingga seseorang lebih terpapar media massa akan memperoleh informasi lebih banyak. Mencari informasi tentang posyandu lansia bisa juga cara bertanya kepada petugas kesehatan maupun teman sebayanya yang rutin mengikuti posyandu lansia sehingga pengetahuan akan bertambah. b. Motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia Berdasarkan penelitian diatas menunjukkan sebanyak 16 responden (41,0%) mempunyai motivasi rendah, 13 responden (33,3%) mempunyai motivasi kuat dan 10 responden (25,7%) mempunyai motivasi sedang. Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk berperilaku dalam pencapaian tujuan (Widayatun,2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah faktor fisik dan proses mental, faktor lingkungan dan usia, situasi dan kondisi, fasilitas dan faktor intrinsik. Fungsi motivasi yaitu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi perbuatan kita. Motivasi dikategorikan menjadi motivasi kuat, sedang dan rendah. Hasil evaluasi motivasi berkunjung ke posyandu lansia sebagian besar yaitu motivasi rendah. Rendahnya motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia menurut peneliti dikarenakan faktor situasi dan kondisi, fasilitas dan usia. Aktivitas atau kesibukan seseorang menjadi salah satu pengaruh. Seseorang yang mempunyai kesibukan yang tinggi terkadang mementingkan dirinya sendiri daripada meluangkan waktu untuk orang lain. Dilihat dari pekerjaan responden sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan pedagang sehingga kurang dapat menyediakan waktu untuk mengunjungi posyandu lansia
17
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016
karena mereka sibuk dengan pekerjaan mereka. Dan faktor usia yang sudah tua sangat mempengaruhi motivasi lansia dalam berkunjung ke posyandu lansia karena pada usia lanjut terjadi penurunan, kelemahan dan hilangnya mobilitas serta ketangkasan sehingga jika tidak ada fasilitas seperti kendaraan yang dapat mengantar lansia ke posyandu sangat tidak memungkinkan bagi lansia yang rumahnya jauh dari posyandu untuk datang ke posyandu lansia. Sehingga sebaiknya diperlukan cara untuk lebih meningkatkan motivasi lansia untuk berkunjung ke posyandu lansia. Misalnya dengan memberikan fasilitas kepada lansia, jika lansia mempunyai keluarga maka diperlukan kerjasama dengan keluarga agar bisa mengantar ke posyandu sedangkan untuk lansia yang tidak mempunyai kendaraan dengan jarak rumah yang jauh maka diperlukan dukungan keluarga, kader maupun saudara terdekat untuk mengantar lansia. Sehingga hal ini dapat mendukung motivasi lansia untuk mengunjungi posyandu lansia.
pengetahuan terdiri dari 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi jasmani dan rohani sedangkan faktor eksternal meliputi pendidikan, paparan media massa atau informasi, ekonomi, hubungan social dan pengalaman. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 Domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan seseorang, dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu tingkat pengetahuan baik, cukup dan kurang (Notoatmodjo, 2007). Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk berperilaku dalam pencapaian tujuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah faktor fisik dan proses mental, faktor lingkungan dan usia, situasi dan kondisi, fasilitas dan faktor intrinsik. Fungsi motivasi yaitu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi perbuatan. Menurut Wim De Jong Syamsu Hidayat menyatakan bahwa ada interaksi antara belajar dan motivasi dalam tingkah laku. Semakin banyak seseorang mempelajari sesuatu maka ia akan lebih termotivasi untuk bertingkah laku sesuai dengan yang pernah dipelajarinya. Pengetahuan yang meningkat akan menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati,2010). Bardasarkan hasil analisa peneliti, ada hubungan pengetahuan dengan motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia. Dinyatakan bahwa ada interaksi antara belajar dan motivasi dalam tingkah laku. Semakin banyak seseorang mempelajari sesuatu maka ia akan lebih termotivasi untuk bertingkah laku sesuai dengan yang pernah dipelajarinya. Dengan belajar baik secara formal maupun informal, manusia akan mempunyai pengetahuan, dengan pengetahuan yang diperoleh seseorang akan mengetahui manfaat dari saran atau nasehat sehingga akan termotivasi dalam usaha meningkatkan status kesehatan. Dilihat dari hasil penelitian bahwa sebagian besar
c. Hubungan pengetahuan tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke posyandu lansia. Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa sebanyak 11 responden memiliki pengetahuan yang baik dengan motivasi kuat, 10 responden memiliki pengetahuan cukup dengan motivasi sedang dan 5 responden memiliki pengetahuan kurang dengan motivasi rendah. Sedangkan dari hasil uji statistik Spearman’s didapatkan signifikasi 0,00 jika dibandingkan α yaitu (0,00 < 0,05) yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima yang dapat diartikan bahwa ada hubungan pengetahuan lansia tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke posyandu lansia. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Jurnal AKP
18
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016
pengetahuan lansia tentang posyandu lansia kurang dan motivasi untuk berkunjung ke posyandu lansia juga rendah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika pengetahuan lansia tentang posyandu lansia kurang maka lansia tidak mengetahui manfaat dari posyandu lansia sehingga lansia tidak termotivasi untuk mengunjungi posyandu lansia. Pengetahuan yang meningkat akan menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu. Untuk meningkatkan pengetahuan maka berbagai informasi dapat diperoleh dari tenaga kesehatan, teman, keluarga maupun media massa. Dengan bertanya maka akan menambah informasi sehingga pengetahuan tentang posyandu lansia akan menjadi bertambah. Ketika lansia telah mengetahui apa itu posyandu lansia serta manfaat dari posyandu maka bisa menimbulkan motivasi lansia untuk mengunjungi posyandu sehingga lansia bisa merasakan manfaat dari posyandu lansia itu sendiri. Sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan agar motivasi lansia untuk mengunjungi posyandu lansia dapat ditingkatkan pula.
1. Pengetahuan tentang posyandu lansia yang terbanyak adalah pengetahuan kurang sebanyak 15 responden (38,5%). 2. Motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia yang terbanyak adalah motivasi rendah sebanyak 16 responden (41,0%). 3. Berdasarkan uji statistik spearman’s di dapatkan hasil α value = 0,000 < 0,05, r = 0,561 artinya ada hubungan positif antara pengetahuan tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke posyandu lansia yaitu semakin kurang pengetahuan lansia maka semakin rendah pula motivasi berkunjung ke posyandu lansia. KEPUSTAKAAN Handoko, Martin.2006.Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku.Yogyakarta:Kanisius Lovian.2011. Posyandu Lansia.http://nsloviandatuskep.html (download tanggal 06 Oktober 2013) Maryam,dkk.2008.Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Notoatmojo,Soekidjo.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta Nursalam.2008.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi:2.Jakarta: Salemba Medika Purwanto, Ngalim.2003.Psikologi Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Widayatun, Tri.2003.Ilmu Perilaku. Jakarta : CV. Sagung Seto
SIMPULAN Kesimpulan penelitian hubungan pengetahuan tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke posyandu lansia adalah sebagai berikut:
Jurnal AKP
19
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016