HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DALAM PENCEGAHAN

Download Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang ... Tabel 3. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pencegahan Komplikasi Hipertensi. ...

0 downloads 835 Views 286KB Size
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DALAM PENCEGAHAN KOMPLIKASI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Nureesa Doloh, Agus Sudaryanto, Enita Dewi S2 IKM Universitas Sebelas Surakarta Abstact Complications of hypertension, for example, stroke, kidney failure and hypertrophy is a condition that worsens the health status of patients with hypertension can cause disability and even death. The attitude of hypertensive patients in the prevention of complications is a major factor in preventive measures complications of hypertension. This study aims to determine the relationship between the levels of knowledge with attitude in the prevention of complications in patients with hypertension. This research is descriptive correlative with cross sectional approach. Sample study was 76 hypertensive outpatients at Hospital Dr. Moewardi Surakarta with accidental sampling technique. Collecting data using questionnaires were analyzed using Chi Square test. Results of the analysis of Chi Square decided H0 (p = 0.0001) which means there is a correlation between knowledge with attitude prevention of complications of hypertension. The research conclusion that patient’s hypertensions have less knowledge levels and negative attitudes. There was a relationship between knowledge and attitudes prevention of complications of hypertension. Prevention of complications can be done by increasing the knowledge of hypertension patients through information provided nurses to patients with hypertension Keywords: patient, knowledge, attitude, prevention, complications, hypertension. Jumlah pasien hipertensi di RSUD Dr. Pendahuluan World Health Organization (WHO) dan Moewardi Surakarta dari tahun ketahun Center Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan fluktuasi, namun dalam jumlah yang memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus tinggi. Data pasien hipertensi pada tahun 2012 meningkat. Data pasien hipertensi di dunia sekitar sebanyak 1438 pasien (667 rawat jalan dan 358 satu milyar orang dan meningkat setiap tahunnya. rawat inap), meningkat menjadi 2483 pasien (1151 Jumlah penderita hipertensi di Indonesia sebanyak rawat jalan dan 617 rawat inap) pada tahun 2013, 32% pada usia antara 25 tahun keatas dengan dan turun kembali menjadi 1950 pasien (904 rawat jumlah pria lebih banyak (42.7%) daripada wanita jalan dan 485 rawat inap) pada tahun 2014. (39.2%) (Rokumakoe, 2011). Prevalensi 6-15% Sedangkan pada bulan Januari 2015 jumlah pasien pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak hipertensi yang memeriksakan diri ke RSUD Dr. menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga Moerwardi Surakarta sebanyak 103 pasien rawat mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat jalan. karena tidak menghindari dan tidak mengetahui Salah satu faktor yang berhubungan dengan faktor resikinya, dan 90% merupakan hipertensi kejadian komplikasi pada pasien hipertensi adalah esensial (Armilawaty, 2009). sikap pasien terhadap komplikasi. Gaya hidup yang Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan dimiliki oleh pasien hipertensi, misalnya kebiasaan darah yang menimbulkan berbagai komplikasi, merokok dan mengkonsumsi kopi dan sebagainya. misalnya stroke, gagal ginjal, dan hipertrofi Kecenderungan masyarakat untuk mengabaikan ventrikel kanan (Bustan, 2007). American Society upaya pencegahan timbulnya komplikasi hipertensi of Hypertension (ASH) mendefinisikan hipertensi dapat pula disebabkan kurang tahunya pasien sebagai suatu sindrom kardiovaskuler yang terhadap pengaruh gaya hidup mereka terhadap progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang komplikasi hipertensi. kompleks dan saling berhubungan. Hasil observasi awal peneliti di RSUD Dr. Pengetahuan atau kognitif merupakan Moewardi pada tanggal 25 Mei 2015 dengan domain yang sangat penting dalam membentuk bertanya kepada tujuh orang pasien hipertensi di tindakan seseorang (over behavior). Perilaku yang poliklinik penyakit dalam RSUD Dr. Moewardi didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng Surakarta. Jawaban yang diterima tentang daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan hipertensi menunjukkan lima orang pengetahuan (Mubarak dan Iqbal, 2006). Menurut pasien mengatakan bahwa belum memahami Mustaida (2000) terdapat hubungan antara tingkat tentang pengertian hipertensi, tidak minum obat pengetahuan penderita hipertensi dengan teratur, hanya melakukan diet garam tetapi terkontrolnya tekanan darah. Peningkatan makanan yang lain tidak dibatasi, kontrol penyakit pengetahuan penderita hipertensi tentang hipertensi tidak teratur, dan baru datang ke rumah penyakitnya akan mengarah pada kemajuan berfikir sakit saat mereka merasa sakit. Kelima orang tentang perilaku kesehatan yang lebih baik tersebut juga mengatakan tidak mengetahui tentang sehingga akan berpengaruh terhadap terkontrolnya resiko lanjut dari penyakit hipertensi. Sedangkan tekanan darah. sikap, enam orang mengatakan belum melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah komplikasi.

Lima orang mengatakan masih makan makanan yang mengandung garam misalnya ikan asin, telur asin dan lain-lain, sedangkan satu orang masih belum berhenti merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap dalam pencegahan komplikasi pada penderita hipertensi di RSUD. Dr. Moewardi Surakarta. Metodologi Penelitian ini merupakan metode deskriptif korelatif yaitu penelitian yang untuk melihat hubungan antara gejala dengan gejala lain, atau

variabel dengan variabel lain (Notoatmojo, 2007). Dalam penelitian ini yaitu mencari analisis hubungan tingkat pengetahuan dan sikap pencegahan komplikasi pada penderita hipertensi di RSUD. Dr. Moewardi Surakarta, pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yang merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) (Arikunto, 2010). Hasil dan Pembahasan Analisis Univariate Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan

No 1 2 3

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pencegahan Komplikasi Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Kurang 36 47% Cukup 29 38% Baik 11 15% Jumlah 76 100%

No 1 2

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sikap Pencegahan Komplikasi Sikap Frekuensi Persentase (%) Negatif 39 51% Positif 37 49% Jumlah 76 100%

Tabel 3. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pencegahan Komplikasi Hipertensi

Pengetahuan Kurang Cukup Baik Total

Negatif Frek % 27 75% 11 38% 1 9% 39 51

Sikap Positif Frek % 9 25% 18 62% 10 91% 37 49

Hasil analisis chi square hubungan pengetahuan tentang komplikasi dengan sikap pencegahan komplikasi diperoleh nilai 2hitung sebesar 18,018 dengan nilai signifikansi (p-value) 0,0001. Nilai signifikansi penelitian (p-value) lebih kecil dari 0,05 (0,0001 <0,0) sehingga keputusan adalah H0 ditolak, maka disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap dalam pencegahan komplikasi pada penderita hipertensi di RSUD. Dr.Moewardi Surakarta. Selanjutnya tabulasi silang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap dalam pencegahan komplikasi pada penderita hipertensi di RSUD. Dr. Moewardi Surakarta menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan responden, maka sikapnya semakin positif. Pembahasan Pengetahuan tentang Pencegahan Komplikasi Distribusi frekuensi pengetahuan tentang pencegahan komplikasi hipertensi menunjukkan distribusi tertinggi adalah pengetahuan kurang yaitu sebanyak 36 responden (47%). Berdasarkan

Total Frek 36 29 11 76

% 100% 100% 100% 100%

2hit

p-value

18,013

0,0001

hasil analisis tersebut maka pengetahuan responden tentang pencegahan komplikasi adalah kurang baik. Pengetahuan responden tentang komplikasi hipertensi meliputi sejauh mana responden mengetahui cara-cara untuk mencegah timbulnya komplikasi. Cara-cara pencegahan hipertensi yang dipahami oleh responden meliputi apa yang dimaksud dengan komplikasi hipertensi, perilaku apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi hipertensi dan cara pengobatan hipertensi. Pengetahuan pasien hipertensi tentang pencegahan komplikasi hipertensi sebagaimana dikemukakan dalam penelitian Jie Gu et al (2014) yang meneliti pengetahuan pasien hipertensi tentang pencegahan hipertensi di Shanghai China. Penelitian ini menjelaskan bahwa pengetahuan penderita hipertensi tentang pencegahan hipertensi meliputi pembatasan konsumsi garam, menerima penerangan kesehatan secara berkala, dan mengunjungi komunitas-komunitas pasien

hipertensi untuk mendapatkan pelayanan pengontrolan tekanan darah. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang sebagaimana dikemukakan Notoatmodjo (2003) bahwa secara umum pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pengalaman hidup, tingkat pendidikan, kesehatan fisik terutama pada panca indera, usia berhubungan dengan daya tangkap dan ingatan terhadap suatu materi, media atau buku. Tingkat pengetahuan responden tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara tingkat pendidikan dan pengalaman. Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SD yaitu sebanyak 33 responden (38%). Tingkat pendidikan responden yang relatif rendah menyebabkan kemampuan responden dalam memahami informasi tentang komplikasi hipertensi menjadi kurang. Sadiman (2002) mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam memahami dan menelaah suatu informasi menjadi pengetahuan, hal tersebut dikarenakan dalam pendidikan seseorang diajarkan tentang memahami suatu informasi menjadi pengetahuan. Faktor lain adalah pengalaman yang dimiliki oleh penderita hipertensi terkait dengan pola perawatan hipertensi yang dilakukannya selama ini. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh penderita hipertensi dan memberikan efek tertentu terhadap kesehatannya menjadi sumber terhadap pengetahuannya tentang hipertensi. Pengalamanpengalaman tersebut misalnya ketika penderita mengkonsumsi makanan yang merupakan diet hipertensi misalnya garam dan daging, maka ketika mereka mengkonsumsi kedua makanan tersebut secara berlebihan dan selanjutnya menyebabkan timbulnya peningkatan tekanan darah mereka. Pengalaman tersebut yaitu mengkonsumsi garam dan daging menyebabkan meningkatkan tekanan darah akan menjadi sumber pengetahuan penderita hipertensi khususnya tentang makanan-makanan yang seharusnya dihindari bagi penderita hipertensi. Distribusi Frekuensi Sikap Pencegahan Komplikasi Hipertensi Distribusi frekuensi sikap pencegahan komplikasi hipertensi menunjukkan distribusi tertinggi adalah sikap negative yaitu 39 responden (51%). Sikap negative responden adalah memiliki kecenderungan mengabaikan upaya-upaya pencegahan komplikasi. Sikap negative tersebut ditunjukkan dari perilaku responden dalam pengukuran tekanan darah yang dilakukan tidak rutin. Sebagian besar responden tidak pernah menghindari makanan berkolestrol tinggi dan mengandung garam tinggi, tidak mengkonsumsi obat antihipertensi secara teratur, beristirahat walaupun pekerjaan menumpuk, berolahraga secara teratur, mengontrol emosi jika sedang marah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Awotidebe et al (2013) yang meneliti hubungan pengetahuan, sikap terhadap perilaku pengontrolan tekanan darah pada pasien hipertensi di Nigeria. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sikap pasien hipertensi dalam pengontrolan tekanan adalah negative. Sikap pencegahan komplikasi hipertensi pada penderita hipertensi antara lain adalah tingkat pendidikan responden. Distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden menunjukkan sebagian besar berpendidikan sekolah dasar. Hubungan tingkat pendidikan dan pengalaman terhadap pengetahuan sebagaimana disampaikan oleh Notoatmodjo (2003) yang mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui proses coba-coba (trial), melalui institusi, dan pengalaman pribadi. Penelitian Gayon (2012) tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang tingkat pengetahuan tentang pengendalian tekanan darah pada lansia di Puskesmas Sigaluh I Banjarnegara, menyimpulkan bahwa fakor-faktor yang berhubungan kemampuan lansia dalam memahami materi pada pendidikan kesehatan tentang pengendalian tekanan darah antara lain tingkat pendidikan dan pengalaman baik pengalaman pribadi maupun informasi dari orang lain dan petugas. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pencegahan Komplikasi Hipertensi Hasil analisis chi square hubungan pengetahuan tentang komplikasi dengan sikap pencegahan komplikasi diperoleh nilai 2hitung sebesar 18,018 dengan nilai signifikansi (p-value) 0,0001. Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap dalam pencegahan komplikasi pada penderita hipertensi di RSUD. Dr.Moewardi Surakarta, dimana semakin tinggi pengetahuan responden, maka sikapnya semakin positif. Sikap pada umumnya berkaitan dengan sikap sehat yang memiliki pengertian merupakan sikap yang didasarkan pada prinsip-prinsip kesehatan dimana hal tersebut didapat dari proses belajar. Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, pandangan dan ketrampilan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu sikap atau sikap tertentu (Machfoedz, 2005). Perubahan sikap dalam kehidupan manusia menurut teori Bloom dalam Notoatmodjo (2003) terjadi melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah pengetahuan yang merupakan hasil tahu setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang meliputi faktor pendidikan, pengalaman, informasi, lingkungan dan budaya serta kondisi sosial ekonomi seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Tahap kedua adalah sikap yang merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus sehingga tidak dapat langsung dilihat. Sikap merupakan kesiapan untuk bertindak tetapi bukan merupakan suatu tindakan (Notoatmodjo, 2007). Tahap ketiga adalah pelaksanaan dari apa yang disikapi seseorang, terwujud dalam tindakan nyata yang merupakan bentuk dari sikap. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang komplikasi hipertensi dengan sikap pencegahan komplikasi hipertensi pada penderita hipertensi di Desa Batuwarno kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri ternyata mendukung hasil penelitian terdahulu. Penelitian pertama dilakukan oleh Berlinda (2013) tentang “Hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan sikap pencegahan komplikasi hipertensi pada penderita hipertensi di Panti Wredha Pangesti Lawang Malang”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada korelasi tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan sikap pencegahan komplikasi hipertensi (pvalue = 0,002). Penelitian lain dilakukan oleh Haera (2007) yang meneliti hubungan pengetahuan, kepercayaan kebiasaan pengontrolan tekanan darah pada masyarakat Korea Amerika usia dewasa. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan kebiasaan pengontrolan tekanan darah, dimana semakin tinggi pengetahuan maka kebiasaannya semakin baik. Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan pasien penderita hipertensi rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tentang pencegahan komplikasi hipertensi sebagian besar kurang yang disebabkan tingkat pendidikan pasien yang sebagian rendah dan kurangnya pengalaman tentang pencegahan komplikasi hipertensi. Sikap penderita hipertensi dalam pencegahan komplikasi hipertensi pada penderita hipertensi di RSUD. Dr. Moewardi Surakarta sebagian besar negatif yaitu pasien kurang memperhatikan upaya pencegahan komplikasi hipertensi. Penelitian ini juga menunjukkan terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap dalam pencegahan komplikasi hipertensi pada penderita hipertensi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, yaitu semakin tinggi tingkat pengetahuan pasien maka sikapnya dalam pencegahan komplikasi hipertensi semakin positif. Daftar Pustaka Aruna, R. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan tentang Antenatal Care dalam Kalangan Ibu Usia Subur. Jurnal Kesehatan. Medan: e-jurnal FK USU Volume 1 No. 1. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta.

Awotidebe, T.O., Adedoyin, R.A., Rasaq, W.A., Adeyeye, V.O., Mbada, C.E., Akinola, O.T., Otwombe, K.N. 2013. Knowledge, attitude and Practice of Exercise for blood pressure control: A cross-sectional survey. Journal of Exercise Science and Physiotherapy. South Africa: University of the Witwatersrand, Johannesburg, Gauteng, Vol. 10, No. 1. Berlinda. N. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Sikap Pencegahan Komplikasi Hipertensi Pada Penderita Hipertensi di Panti Wredha Pangesti Lawang Malang. Publikasi Penelitian. Malang: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang. Bustan. 2007. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta. Gayon N. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Tingkat Pengetahuan Tentang Pengendalian Tekanan Darah Pada Lansia di Puskesmas Sigaluh I Banjarnegara. Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM. Hae-Ra Han, PhD; Kim B. Kim, PhD; Jeonghee Kang, PhD; Seonghee Jeong, PhD; Eun-Young Kim, PhD; Miyong T. Kim, PhD. 2007. Knowledge, Beliefs, And Behaviors About Hypertension Control Among Middle-Aged Korean Americans With Hypertension. Journal of Community Health. Vol. 32, No. 5, October 2007 (_ 2007) DOI: 10.1007/s10900007-9051-y. Jie Gu, Xiang-Jie Zhang, Tian-Hao Wang, Yuan Zhang, and Qian Chen. 2014. Hypertension Knowledge, Awareness, and Self-Management Behavior Affect Hypertension Control: A Community-Based Study in Xuhui District, Shanghai, China. Original Research. Shanghai: Department of General Practice, Zhongshan Hospital of Fudan University. Machfoedz. 2005. Metode Penelitian Bidang Kesehatan, Perawat dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitra Maya Publisher. Mubarak dan Iqbal, W, 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Teori dan Aplikasi dalam Praktik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto. Muhammadun AS. 2010. Hidup Bersama Hipertensi. Jogjakarta : In-Books. Mustaida (2000). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Pasien tetang Hipertensi dengan Terkontrolnya Tekanan Darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sarjito. Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM. Notoatmodjo. 2003. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Rokumakoe, M.D. 2011. To Determine The Knowledge, Attitudes And Perceptions Of Hypertensive Patients Towards Lifestyle Modification In Controlling Hypertension. Journal of Public Health. Johannesberg: Sport Medicine, University of Witwatersrand.