IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF DALAM EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG

Download tradisional. Adanya komponen brazilin memberikan warna spesifik dari kayu secang yaitu warna merah. ... metoda ekstraksi secara maserasi de...

0 downloads 352 Views 438KB Size
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Identifikasi Senyawa Aktif dalam Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan. L.) Oktaf Rina*) Abstrak. Secang merupakan tanaman yang sudah lama banyak digunakan sebagai obat tradisional. Adanya komponen brazilin memberikan warna spesifik dari kayu secang yaitu warna merah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi dan karakterisasi spektrum ekstrak kayu secang fraksi etanol. Kayu secang dihaluskan dan sebanyak 250 g dimaserasi dalam 500 ml etanol 96% selama 3 x 24 jam pada suhu ruang. Proses pemekatan dilakukan dengan peralatan rotary evapotaror pada suhu 80oC. Spektrum UV memberikan data kromofor yang menyerap pada panjang gelombang maksimum disekitar 287 nm dengan pewarnaan merah dan akan mengalami perubahan warna karena pH asam. Spektrum IR memberikan informasi bahwa senyawa memiliki gugus fungsi –OH dan ikatan rangkap yang berkonjugasi. Kata kunci: kayu secang, ekstrak, etanol, kromofor

PENDAHULUAN Secang merupakan tanaman yang sudah lama banyak digunakan sebagai obat tradisional. Komponen senyawa bioaktif yang terkandung dalam kayu secang seperti brazilin, brazilein, 3’-O-metilbrazilin, sappanone, chalcone, sappancalchone dan komponen umum lainnya seperti asam amino, karbohidrat dan asam palmitat yang jumlahnya relatif sangat kecil. Adanya komponen brazilin memberikan spesifik dari kayu secang yaitu warna merah kecoklatan jika teroksidasi atau dalam suasana basa. Namun brazilin inilah yang diduga dapat mempunyai efek melindungi tubuh dari keracunan akibat radikal kimia. Tanaman secang ternyata hanya dikenal pada beberapa daerah seperti Sumatera Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Sulawesi Utara. Kayu secang yang digunakan pada penelitian ini adalah kayu secang yang berasal dari Sumatera Barat. Menurut Shahidi (1996), lokasi tumbuh tanaman akan mempengaruhi senyawa metabolit sekunder yang terkandung didalamnya. Kayu secang yang memiliki pigmen berwarna yang disebabkan oleh adanya senyawa brazelein memberikan pewarnaan dari orange tua sampai warna merah pekat. Pada aplikasi pemanfaatan

kayu secang sebagai obat tradisional dibeberapa daerah lebih mengenal kayu secang dengan warna merah muda. Pelarut yang digunakan adalah air sehingga didalam minuman tradisional akan mengandung banyak komponen senyawa. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi dan karakterisasi spektrum ekstrak kayu secang fraksi etanol. Hasil penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi tentang spektrum UV dan IR senyawa ekstrak kayu secang fraksi etanol. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Negeri Lampung dan analisis spektrum dilakukan di Laboratorium Biomassa Universitas Lampung. Pelaksanaan Penelitian Tahap 1. Pembuatan Ekstrak Secang Kayu secang dihaluskan dan sebanyak 250 g dimaserasi dalam 500 ml etanol 96% selama 3 x 24 jam pada suhu ruang. Dekantasi dilakukan sampai 3 kali. Maserat yang dipeoleh dikumpulkan dalam satu wadah. Proses pemekatan dilakukan dengan peralatan rotary evapotaror pada suhu 80oC

Semirata 2013 FMIPA Unila |215

Oktaf Rina: Identifikasi Senyawa Aktif dalam Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan. L.)

dan dilanjutkan pada tahap kristalisasi secara pemanasan sampai diperoleh padatan. Ekstrak yang diperoleh ditimbang dan kemudian dihitung jumlah rendemen. Tahap 2. Analisis Spektroskopi Senyawa Analisis senyawa secara spektroskopi dilakukan dengan alat spektrofotometer UV Visible dan IR yang ada di laboratorium Biomassa FMIPA Universitas Lampung. Tahap 3. Perlakuan Ekstrak terhadap Perlakuan Variasi Suhu dan pH Pengujian kestabilan dilakukan terhadap beberapa matriks bahan pangan dengan variasi pH.

gelombang 286,9 nm. Hal ini yang menyebabkan warna tampak larutan ektstrak kayu secang adalah merah. Menurut Mohan et al. (2011), deteksi UV disekitar 254 sampai 280 merupakan daerah sinar visible dan selalu ditunjukkan oleh adanya senyawa polipenol. Spektrum IR ekstrak kayu secang memberikan peak disekitar gugus fungsi –OH dengan adanya ikatan siklik yang terkonjugasi. Hal inilah yang memperkuat dugaan bahwa kestabilan warna senyawa ekstrak kayu secang cukup rendah.

HASIL PENELITIAN Isolasi dan Karakterisasi Ekstrak Kayu Secang Komponen aktif dalam simplisia biasanya bersifat termolabil sehingga proses isolasi senyawa kimia dalam bahan ini membutuhkan teknik dengan suhu rendah untuk meminimumkan hilangnya atau rusaknya senyawa aktif yang diinginkan. Pada penelitian ini digunakan metoda ekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 90 % (v/v). Tahap selanjutnya adalah melakukan teknik pemekatan agar mendapatkan ekstrak pekat bahkan sampat mendapatkan sediaan berbentuk padat atau serbuk. Pemekatan dilakukan dengan rotary evaporator pada suhu 65 – 70oC selama 2-3 jam untuk ekstrak pekat sebanyak 2 Liter. Suhu dapat menyebabkan terjadinya perubahan senyawa kimia karena dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi bahkan pada reaksi degradasi senyawa menjadi senyawa lain yang lebih sederhana. Pada pembuatan ekstrak juga harus diperhatikan agar teknik pemekatan tidak menyebabkan terjadinya perubahan komponen senyawa yang dinginkan. Spektrum UV menunjukkan adanya serapan maksimum pada panjang 216| Semirata 2013 FMIPA Unila

Gambar 1. Spektrum UV ekstrak kayu secang

Gambar 2. Spektrum IR ekstrak kayu secang

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Pengujian Ekstrak Kayu Secang pada Variasi pH

KESIMPULAN DAN SARAN

Tabel 1. Warna pigmen ekstrak kayu secang dengan perubahan pH

pH <7 7 (netral) >7

Warna Kuning orange Merah muda Merah

Warna merah ekstrak kayu secang tidak stabil terhadap perubahan pH. Hasil penelitian Rina dkk (2011) memberikan informasi bahwa pengamatan terhadap perubahan warna ekstrak kayu secang terhadap kondisi pH dapat dilihat pada Tabel 1. Uji coba dilakukan terhadap matriks bahan pangan seperti bahan tepungtepungan. Tepung terigu yang memiliki pH sedikit asam ternyata menyebabkan warna larutan menjadi berkurang intensitas warna merahnya. Sedangkan pada tepung tapioka masih dapat memberikan pigmen merah. Hal ini bertentangan dengan warna larutan tepung sukun hasil perlakuan pH asam yang ditambahkan dengan ekstrak kayu secang justru menjadi kuning karena pH larutan yang bersifat asam (pH 5). Pengujian penggunaan ekstrak kayu secang sebagai pewarna pada produk minuman menunjukkan bahwa bahan ini cukup baik jika digunakan sebagai pewarna dalam minuman. Hasil pengujian warna ekstrak kayu secang yang dibandingkan dengan warna sirup merk A yang mengandung pewarna sintetik dapat dilihat pada Gambar 3. Kestabilan warna pigmen dipengaruhi oleh pH namun cukup stabil dengan perlakuan panas. Hal inilah yang menyebabkan penggunaan kayu secang sebagai komponen obat tradisional juga memberikan warna merah pada larutannya.

Gambar 3. Perbandingan warna minuman dengan penambahan ekstrak secang dan sirup A yang mengandung pewarna sintetik

Senyawa dalam ekstrak kayu secang memiliki kromofor yang menyerap pada panjang gelombang maksimum disekitar 287 nm dengan pewarnaan merah dan akan mengalami perubahan warna karena pH asam. Spektrum IR memberikan informasi bahwa senyawa memiliki gugus fungsi – OH dan ikatan rangkap yang berkonjugasi. Perlu dilakukan identifikasi struktur senyawa dengan menggunakan instrumentasi GC/MS dan NMR agar diketahui struktur yang lebih lengkap lagi. DAFTAR PUSTAKA Kim,Y. K., Lee,K. S., Min K.R., 1995, Inhibitory Effects of Herbal Medicines on Hyaluronidase Activity, J. of Saengyak Hakhoechi, Vol 26 (3),pp 265272. Mohan. G., S.P. Anand, A. Doss, 2011, Efficacy of Aqueous and Methanol Extracts of Caesalpinia sappan. L and Mimosa pudica L. for their potential Antimicroba activity, South As. J. Biol.Sci. 1 (2), pp. 48-57.

Semirata 2013 FMIPA Unila |217

Oktaf Rina: Identifikasi Senyawa Aktif dalam Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan. L.)

Rina O., dkk. 2011. Efektivitas Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) sebagai Bahan pengawet Daging Cincang. Politeknik Negeri Lampung.

L.). Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Padjajaran. Bandung.

Rina O. dkk, 2012, Kajian Penggunaan Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan .L) pada Berbagai Matrik Bahan Pangan. Politeknik Negeri Lampung.

Wetwitayaklung P., Thawatchai P., Sindhchai K., 2005, The antioksidan Activity of Caesalpinia sappan L., Heatwood in Various Ages, Naresuan University Journal, Vol. 13 (2), pp. 4352.

Safitri, R. 2002. Karakteristik Sifat Antioksidan secara in vitro Beberapa Senyawa yang terkandung dalam Tanaman Secang (Caesalpinia sappan

Xu H., Zhou Z.,Yang J., 1994, Chemical Constituents of Caesalpinia sappan L. Zhongguo Zhongyao Zazhi, Vol 19(8),pp 485-486.

218| Semirata 2013 FMIPA Unila