IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIII MTS NEGERI PEDEMAWU 1 PAMEKASAN Oleh: RINI PUSPITA SARI ( 04320002 ) Mathematics Dibuat: 2009-04-13 , dengan 7 file(s).
Keywords: implementasi, pembelajaran, relasi, fungsi ABSTRAK Salah satu model pembelajaran yang termasuk baru dan dapat meningkatkan mutu pendidikan matematika di Indonesia serta dapat memberdayakan siswa adalah pembelajaran kontekstual (CTL). CTL adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa (Johnson, 2007: 57). Pembelajaran kontekstual berusaha mengubah persepsi bahwa belajar matematika bukanlah melalui pemberitahuan, akan tetapi melalui inkuiri, kontruksivisme, tanyajawab, dan semacamnya yang dimulai dari pengamatan pada kehidupan sehari-hari yang dialami secara nyata. Dalam hal ini akan mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual, mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran kontekstual, dan mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran kontekstual pada materi relasi dan fungsi. Penelitian dilaksanakan di MTSN Pademawu Pamekasan 1 mulai tanggal 11 oktober sampai dengan 22 oktober 2008. jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitati dan kualitatif tanpa melakukan uji statistik. Sedangkan data yang diambil dari penelitian ini adalah data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, data hasil tes belajar siswa, serta data hasil angket respon siswa. Sumber data pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIIA di MTS Negeri Pademawu Pamekasan 1 tahun ajaran 2008-2009 pada semester ganjil yang berjumlah 44 siswa. Dari hasil analisis diperoleh data aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran kontekstual tergolong baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata untuk observer 1 sebesar 83,68% dan observer 2 sebesar 84,72%. Aktivitas siswa saat pembelajaran dengan kontekstual juga tergolong baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 71,2%. Dari hasil tes akhir, secara individu siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 32 siswa (72,73%) dan yang tidak tuntas terdapat 12 siswa (27,3%). Persentase ini menunjukkan bahwa secara klasikal kelas rendah (VIIIA) jika berpedoman pada acuan ketuntasan belajar kelas 60) tersebut dikatakan tuntas. Sedangkan jumlah siswa yang rendah ( tuntas apabila menggunakan acuan ketuntasan belajar pada kelas menengah 65) adalah 25 siswa, dan apabila berpedoman pada acuan ketuntasan ( 70) adalah 21 siswa. Jadi siswa kelas rendah yang belajar kelas tinggi ( mempunyai kesempatan untuk masuk pada kelas menengah 25-21 = 4 orang (9,1%) dan yang berpeluang untuk masuk pada kelas tinggi 21 orang (47,7%). Sedangkan sisanya tetap berada pada kelas rendah yaitu sebanyak 19 siswa (43,2%). Kemudian dilihat dari respon siswa terhadap model pembelajaran kontekstual di kelas rendah, responnya positif. Namun hasil tes belajar yang dilakukan setelah pembelajaran kontekstual diterapkan menunjukkan bahwa 19 siswa tetap berada pada kelas rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual pada matematika khususnya pada materi relasi dan fungsi belum berhasil sepenuhnya. Keberhasilan yang dicapai hanya bersifat visual, artinya sebagian besar siswa menyukai pembelajaran tersebut namun secara konten belum berhasil yaitu
siswa dalam belajar tidak memahami materi akan tetapi menghafal materi sehingga cepat lupa pada materi yang diajarkan sebelumnya. ABSTRACT One of the latest learning model to increase math education quality in Indonesia, which also able to develop the student was Contextual Learning (CTL). CTL is a learning system fit with brain which created meaning by connecting academic load wiht context of student’s daily life (Johnson, 2007:57). Contextual learning try to change perception that math learning is not from re-telling, but from inquiry, constructivism, discussion, etc which was started from daily life activity. In this, the writer would describe the teacher and student’s activity in learning by applying contextual model, describing the student’s learning result after contextual learning, and describing student’s respond in contextual learning in relation material and function. The research was done at MTSN Pademawu Pamekasan 1 starting from October 11th to October 22nd 2008. The research used was descriptive with quantitative and qualitative approach without statistical test. Data from this research was data from observation to teacher and student’s activity, student’s test data, and student’s respond polling data. Data source in this research was all students of VIIIA grade at MTS Negeri Pademawu Pamekasan 1 study year 2008-2009 in odd semester consisted of 44 students. The analysis found that teacher activity data in contextual learning development was good. It showed by average value for observer 1 was 83,68% and observer 2 was 84,72%. Student’s activity in contextual learning was also good. It was showed by average value 71,2%. In the latest test, students who individually finished his study was 32 students (72,73%) and the unfinished there was 12 students (27,3%). The percentage showed that classically the class (VIIIA) was low if using the low class completion reference (>60) was complete. While complete 65) was 25 students if using middle class completion reference ( 70) was students, and connected with high class completion reference ( 21 students. So, the low class students who had change to enter middle class 25-21 = 4 students (9,1%) and students who had change to enter high class completion 21 students (47,7%). Rest of 19 students (43,2%) stood on low class location. Students respond of the contextual learning model in class, the respond was positive. But the learning test whihc was done after contextual learning showed that 19 students stood in low class. It showed that contextual learning in math, expecially in relation and function material were still not succeed. The success was visual, which mean that most of students like the learning method but in content they didn’t understand the material, they were memorized it, so they would forgot the previous material.