ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh :
AMIN WILDANI B.200 030 165
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 i
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan dalam dunia usaha atau bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan di pasar dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah perusahaan.Akhirnya, hal ini mempengaruhi ketersediaan dan besarnya dana yang bisa dimanfaatkan perusahaan beserta tinggi rendahnya Cost Of Capital (COC) yang harus ditanggungnya. Selain bertanggungjawab untuk menampilkan performa terbaik perusahaan, manajemen juga bertanggungjawab untuk menyediakan laporan keuangan bagi semua pihak yang berkepentingan baik pihak intern atau ekstern perusahaan dengan informasi akuntansi perusahaan. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Untuk itu, laporan keuangan harus mampu menggambarkan posisi keuangan perusahaan dan hasil-hasil usaha perusahaan pada saat tertentu secara wajar (Dwiatmini dan Nurkholis, 2001). Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan adalah suatu sumber informasi mengenai posisi
1
2
perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan yang tepat (Almilia dan Kristiaji, 2003). Salah satu informasi yang penting untuk pengambilan keputusan adalah informasi atas laba atau keuntungan. Infomasi laba secara umum menjadi perhatian utama dalam penaksiran kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Informasi laba ini juga membantu pemilik atau pihak lain utuk melakukan penaksiran atas kekuatan laba di masa yang akan datang (Harahap, 2004). Pentingnya informasi laba ini disadari oleh manajemen, sehingga manajemen cenderung melakukan disfungtional behaviour (perilaku tidak semestinya), yaitu dengan melakukan perataan laba untuk mengatasi berbagai konflik yang timbul antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (Sugiarto, 2003). Disfungtional behaviour tersebut dipengaruhi oleh adanya asimetri informasi (information asymetry) dalam konsep teori keagenan (agency teori). Hubungan keagenan muncul ketika seorang individu atau lebih yang disebut pemilik (principal) memperkerjakan individu yang lain atau organisasi (agent) untuk
melaksanakan
pekerjaan
dan
kemudian
mendelegasikan
otoritas
pengambilan keputusan kepada agen tersebut (Jensen dan Mekling, 1976). Konflik keagenan akan muncul apabila masing-masing pihak mempunyai perbedaan keinginan dan ingin memperjuangkan kepentingan masing-masing. Dalam hubungan keagenan manajer mempunyai asimetri informasi terhadap pihak eksternal perusahaan, seperti kreditur dan investor.
3
Asimetri informasi antara agent dan principal dapat memicu manajer untuk melakukan disfuctional behaviour. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan dengan pihak eksternal. Dalam kondisi tersebut, manajer dapat menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi
laporan
keuangan
sebagai
usaha
untuk
memaksimalkan
kemakmurannya (Salno dan Baridwan, 2000). Kesenjangan informasi antara kedua belah pihak memicu munculnya perataan penghasilan (Fudenberg dan Tirole, 1995). Topik perataan penghasilan (income smoothing) terkait erat dengan konsep manajemen laba (earnings management). Seperti halnya manajemen laba, penjelasan konsep perataan laba juga menggunakan pendekatan teori keagenan (agency teory). Teori ini menyatakan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dengan pimilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmurannya (Salno dan Baridwan, 2000). Tindakan perataan penghasilan bersih atau laba (income smoothing) merupakan tindakan yang umum atau rasional (Jatingrum, 2000). Praktik perataan laba merupakan fenomena yang umum terjadi sebagai usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan (Narsa, dkk., 2003) tindakan perataan laba adalah suatu sarana yang dapat digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi pelaporan penghasilan dan memanipulasi variable-variabel (akuntansi)
4
semu atau dengan melakukan transaksi-transaksi riil (Brayshaw dan Eldin, 1989). Bagi manajemen suatu perusahaan, seringkali tidak penting untuk melaporkan laba maksimal, bahkan manajemen cenderung melaporkan laba yang dianggap normal bagi perusahaan untuk beberapa periode (Samlawi dan Sudibyo, 2000). Tindakan perataan laba ini menyebabkan pengungkapan informasi mengenai penghasilan bersih/laba menjadi menyesatkan, sehingga akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pihakpihak yang berkepentingan dengan perusahaan, khususnya pihak eksternal (Jatiningrum,2000). Perataan laba menjadi suatu hal yang merugikan investor, karena investor tidak akan memperoleh informasi yang akurat mengenai laba untuk mengevaluasi tingkat pengembalian dari portofolionya. Tindakan perataan laba mengakibatkan pengungkapan dalam laporan keuangan menjadi tidak memadai (Dwiatmini dan Nurkholis, 2001). Fenomena ini merupakan dampak negatif asimetri informasi dalam konsep teori keagenan. Perataan laba dalam laporan keuangan merupakan hal biasa dan dianggap masuk akal (Bartov, 1993). Praktik perataan laba didorong oleh berbagai faktor. Faktor-faktor pendorong perataan laba dapat dibedakan atas faktor konsekuensi ekonomi dari pilihan akuntansi dan faktor-faktor laba. Faktor-faktor konsekuensi dari pilihan akuntansi merupakan kondisi yang dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi, sehingga perubahan akuntansi yang mempengaruhi angka-angka akuntansi akan mempengaruhi kondisi itu. Sedangkan faktor-faktor laba adalah pengaruh dari angka-angka laba periodik yang dengan sendirinya juga mendorong
5
perilaku perataan laba. Perataan laba tidak akan terjadi jika laba yang diharapkan tidak terlalu berbeda dengan laba yang sesungguhnya (Prasetio, dkk., 2000). Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan (expand replicant) dari penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitianpenelitian sebelumnya adalah: 1. Sampel penelitian tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur, tetapi juga perusahaan keuangan (finansial). Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa jumlah perusahaan publik yang termasuk dalam sektor manufaktur dan keuangan terlihat mendominasi keseluruhan perusahaan yang terdaftar di BEI (Murtanto, 2004). Selain itu, berdasarkan hasil penelitian terdahulu, terbukti bahwa kedua sektor perusahaan tersebut paling banyak melakukan praktik perataan laba (Salno dan Baridwan, 2000; Samlawi dan sudibyo, 2000). 2. penelitian ini menambahkan variabel sektor industri sebagai salah satu variabel yang diduga dapat mempengaruhi praktik perataan laba. Hal ini berbeda dengan penelitian Yusuf dan Soraya (2004) yang hanya menguji 4 variabel, yaitu: ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, dan status perusahaan. 3. Variabel leverage dalam penelitian ini diukur dengan financial leverage bukan operating leverage. Hal ini berdasarkan alasan bahwa financial laverage menunjukkan seberapa efesien perusahaan memanfaatkan ekuitas pemilik dalam rangka mengantisipasi hutang jangka panjang dan jangka pendek perusahaan sehingga tidak akan mengganggu operasi perusahaan
6
secara keseluruhan dalam jangka panjang (Andhini, 2005). Hutang yang besar mengakibatkan risiko semakin meningkat. Jadi semakin besar laverage, maka risiko yang ditanggung oleh pemilik modal juga akan semakin meningkat (Widyaningdyah, 2001). Rasio laverage yang besar mengakibatkan turunnya minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga dapat memicu adanya tindakan perataan laba (Narsa, dkk., 2003). 4. Penelitian ini menggunakan periode pengamatan yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2005. Dari latar belakang atau pernyataan-pernyataan yang telah disebutkan di atas
maka
penelitian
ini
diberi
judul”Analisis
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi Perataan laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur Dan Keuangan Yang Terdaftar Di BEI”
1.2. Perumusan Masalah 1. Apakah perusahaan manufaktur dan keuangan yang terdaftar di BEI melakukan praktik perataan laba? 2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap praktik parataan laba? 4. Apakah financial laverage berpengaruh terhadap praktik perataan laba? 5. Apakah sektor industri berpengaruh terhadap praktik perataan laba? 6. Apakah status kepemilikan saham berpengaruh terhadap praktik perataan laba?
7
1.3. Batasan Masalah Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan yang termasuk dalam sektor manufaktur dan keuangan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama kurun waktu pengamatan dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2005. Selain itu, penelitian ini terbatas untuk mengetahui ada tidaknya praktik perataan laba pada perusahaan-perusahaan manufaktur dan keuangan di BEI yang termasuk dalam kedua sektor tersebut, serta untuk menguji apakah faktor-faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, sektor industri, dan status kepemilikan saham berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba.
1.4. Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik perataan laba (income smoothing) yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan sektor manufaktur dan keuangan yang terdaftar di BEI. 2. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, financial laverage, sektor industri, dan status kepemilikan saham terhadap praktik perataan laba.
8
1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Investor dan masyarakat Dapat memberikan gambaran mengenai praktik perataan laba pada sektor manufaktur dan keuangan yang terdaftar di BEI. Sehingga investor maupun masyarakat dapat membuat keputusan investasi yang tepat. 2. Dunia Penelitian dan Akademis Dapat menambah literature mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba pada perusahaan publik di Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memacu penelitian yang lebih baik mengenai praktik perataan laba di masa yang akan datang. 3. Peneliti Menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba (income smoothing) pada perusahaan-perusahaan publik di Indonesia, khususnya perusahaan yang termasuk dalam sektor manufaktur dan sektor keuangan.
9
1.6. Sistematika Penulisan Skripsi yang penulis susun terdiri dari lima bab, adapun garis besar pembahasan masing-masing bab adalah sebagai berikut: BAB I :
PENDAHULUAN Bab ini pertama diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang teori-teori sebagai dasar berpijak dalam melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada. Dalam bab ini akan diuraikan tentang teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian yaitu meliputi: definisi kode etik profesi akuntan, konsep auditing, fungsi kode etik, dan penelitian-penelitian terdahulu. BAB III : METODE PENELITIAN Penelitian ini memberikan penjelasan yang berhubungan dengan penelitian yang akan peneliti teliti, dalam bab ini akan dijelaskan tentang cara-cara yang dipilih untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan yaitu meliputi populasi dan sampel, variable penelitian, jenis dan sumber data, instrumen penelitian dan metode analisis data.
10
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Berisi tentang analisis dan pembahasan menguraikan tentang gambaran umum tentang data-data yang telah dikumpulkan yang meliputi analisis dan pembahasan data. BAB V : PENUTUP Terdiri dari bagian akhir dari laporan penelitian, yang berisi kesimpulan dan rangkaian pembahasan skripsi, keterbatasan atau kendala-kendala dalam penelitian serta saran-saran bagi peneliti selanjutnya.