PENGARUH INCOME SMOOTHING, BI RATE, ASSET GROWTH DAN

Download Keywords: asset growth, BI rate, earnings response, income smoothing, liability growth. Abstrak: Pengaruh Perataan Laba, Suku Bunga, Pertum...

0 downloads 656 Views 550KB Size
Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba), Rate, Asset ...

ISSN 2356 - 4385

Pengaruh Income Smoothing, BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth terhadap Earning Response Yunita 1), Lucia Ari Diyani 2) Akuntansi, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis Jalan Pulomas Selatan Kav 22, Jakarta Timur 1) Email: [email protected] 2) Email: [email protected] Abstract: The Effect of Income Smoothing, BI Rate, Asset Growth, and Liability Growth toward to Earning Response. This research aims to investigate empirically the effect of Income Smoothing, BI Rate, Asset Growth and Liability Growth toward Earning Response which is measured by Cumulative Abnormal Return from 30 day before and 3 day after earning announcement to Indonesian Stock Exchange. 60 samples used is Property & Real Estate together with Construction and Building Company by purposive sampling and Index Eckel to get income smoothing identification. Using normality, multico-linearity, homogeneity and autocorrelation test. Hypothesis tested by multiple regression analysis models. The results show that partially Income Smoothing, BI Rate and Asset Growth are significant influence Earning Response but not statistically influence for Liability. In other hand all factors together are significantly influence Earning Response at Sig. 0,001 with F test 5,457 and F table 2,528. Keywords: asset growth, BI rate, earnings response, income smoothing, liability growth Abstrak: Pengaruh Perataan Laba, Suku Bunga, Pertumbuhan Harta dan Pertumbuhan Utang terhadapp Respon Pasar. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti secara empiris pengaruh variabel tindakan Perataan Laba, Suku Bunga BI, Pertumbuhan Harta, dan Pertumbuhan Utang terhadap Respon Pasar diproksikan dengan CAR yang diteliti selama masa pengamatan 30 hari sebelum dan 3 hari sesudah pengumuman laba pada BEI. Memiliki 60 sampel perusahan Properti & Real Estate, Konstruksi dan Bangunan dengan Metode purposive sampling. Status perataan laba dengan indeks Eckel. Menggunakan Uji Asumsi Klasik normalitas, multikolinearitas, heterokedasitisitas dan autokorelasi serta analisis Regresi Linear Berganda. Kesimpulan penelitian secara parsial perataan laba, suku bunga dan pertumbuhan harta berpengaruh signifikan terhadap respon pasar, sedangkan pertumbuhan utang tidak berpengaruh terhadap respon pasar. Namun secara simultan seluruh variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap respon pasar dengan nilai F hitung 5,457 dan F tabel 2,528 dan signifikansi 0,001. Kata kunci: perataan laba, pertumbuhan harta, pertumbuhan utang, respon pasar, suku bunga BI.

I. PENDAHULUAN Laporan Keuangan merupakan laporan yang berisikan informasi-informasi bermanfaat bagi berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal. Bagi perusahaan yang sudah Go Public, wajib menyampaikan laporan keuangannya secara terbuka di Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan yang disampaikan sudah selayaknya harus lengkap, akurat dan dapat diandalkan, karena pihak-pihak yang berkepentingan, seperti karyawan, manajemen, pemerintah dan tentunya yang tidak kalah penting adalah pemegang saham (investor) memiliki kepentingan terhadap segala informasi perusahaan tersebut. Maka dari itu, guna menarik perhatian para investor, tidak jarang para manajemen berlomba-lomba melakukan manipulasi

laporan keuangan mereka. Hal ini yang biasa kita kenal dengan istilah kreatif akuntansi atau “creative accounting” Istilah Akuntansi dalam Harahap (2003: 4) merupakan suatu seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam suatu ukuran moneter, transaksi, dan kejadiankejadian yang pada umumnya berkaitan dengan keuangan. Dalam hal ini termasuk juga menafsirkan hasil-hasilnya. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, kata kreatif mengandung arti memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan. Sehingga kreatif akuntansi dapat disimpulkan merupakan suatu keahlian atau kemampuan pihak manajemen untuk memodifikasi penyajian laporan keuangan, yang menyangkut transaksi, pencatatan, penggolongan dengan harapan laporan menjadi terlihat lebih baik.

11

Kalbisocio Volume 1, Nomor 1, Agustus 2014

Usaha ini dianggap merupakan cara untuk menarik para investor potensial. Salah satu cata yang dianggap baik adalah dengan melakukan manajemen laba yaitu dengan menyajikan laporan keuangan, khususnya laporan laba rugi melalui metode perataan laba (income smoothing). Tindakan Income Smoothing ini biasanya dilakukan saat perusahaan mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Cara inilah yang digunakan untuk menarik perhatian para investor dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Cara lain yang biasa dilakukan adalah dengan menstabilkan posisi harta ataupun utang yang dimilikinya, hal ini diduga bisa membuat para investor merasa cukup aman dan bebas risiko, karena jika posisi harta dan utang terlalu bergerak fluktuatif ini menimbulkan risiko kecemasan akan jaminan kelangsungan bisnis dimasa yang akan datang. Penelitian dengan judul Pengaruh Income Smothing, BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth terhadap Earning Response ini dilakukan pada Perusahaan Jasa Sektor Properti dan Real Estate serta Jasa Konstruksi dan Bangunan. Saat ini kedua sektor jasa ini sedang dalam keadaan pesat-pesatnya. Bukti nyata ditunjukkan dengan keberadaan bangunan Mal atau pusat perbelanjaan, Apartemen serta bagunan hiburan dan hunian lainnya dimana-mana dengan harga yang bisa dibilang cukup bersaing dan menarik banyak peminat. Sampai saat ini, di Jakarta saja kurang lebih terdapat 80 (delapan puluh) bangunan pusat perbelanjaan dan 60 (enam puluh) apartemen. Serta mempertimbangkan kurs BI yang tidak selalu stabil, maka dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya bagi pasar jika perusahaan melakukan Perataan Laba (Income Smoothing) dengan menyesuaikan pergerakan BI Rate, harta dan utang yang dimiliki. Dengan adanya latar belakang yang telah dijabarkan di atas, tentunya para investor sangat menginginkan tingkat pengembalian (return) yang tinggi dan mendapat informasi laporan keuangan yang dapat diandalkan dan dipercaya untuk memberikan keuntungan yang maksimal. Maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh Perataan Laba (Income Smoothing), BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth terhadap Earning Response. Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh Perataan Laba (Income Smoothing), BI Rate, Asset Growth dan Liability

12

Growth terhadap Earning Response. Secara praktis, terdapat tiga manfaat, yang pertama yaitu bagi peneliti guna untuk menambah pengetahuan baru serta daya analisa akan pengaruh tindakan yang dilakukan oleh para manajemen perusahaan melalui tindakan perataan laba, pergerakan kurs BI, pertumbuhan harta dan pertumbuhan utang terhadap respon pasar pada perusahaan sampel. Lalu yang kedua kepada pembaca yaitu untuk untuk meningkatkan dan memperbaharui pengetahuan pembaca akan topik mengenai pengaruh Income Smoothing, BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth terhadap Earning Response. Dimana jika pembaca berperan sebagai investor, maka ini akan sangat membantu untuk memperoleh pencerahan dan perhatian lebih dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan serta memperhitungkan dengan matang risiko kerugian yang akan diterima. Hal ini tentunya dengan tidak semata melihat dari aspek Laporan Laba Rugi secara umum yang mungkin saja terlihat cantik namun ternyata sudah mengalami perataan laba oleh pihak manajemen perusahaan tersebut atau hanya sekedar tertuju pada besar kecilnya harta dan utang dalam Laporan Posisi Keuangan perusahaan. Manfaat yang ketiga yaitu kepada peneliti selanjutnya guna memberikan inspirasi dan referensi materi penelitian dengan tema terkait di masa yang akan datang.

II. METODE PENELITIAN A. Laporan Keuangan dan Investor Menurut SAK 1 Revisi 2009 (2012) paragraf ke-7 menjelaskan laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut Kieso (2011: 7) laporan keuangan merupakan laporan yang bertujuan menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan seperti investor, kreditur dalam pengambilan keputusan dalam pemanfaatan modalnya. Dengan demikian dapat disimpulkan laporan keuangan adalah suatu laporan yang memaparkan suatu informasi keuangn mengenai kinerja perusahaan, apakah itu baik atau tidak, dan menjadi salah satu bahan pertimbangan para pemegang saham apakah operasi layak dilanjutkan atau tidak dan juga kepada pihak-pihak berkepentingan lainnya seperi kreditur, karyawan, pemerintah dan masyarakat. Dalam pembahasan ini, laporan posisi keuangan pada akhir periode (neraca) dan laporan laba rugi komprehensif lain selama periode (laba rugi) menjadi

Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba), Rate, Asset ...

sorotan khusus bagi para pengguna laporan keuangan. Maka sudah selayaknya laporan ini memegang peranan penting dalam pertimbangan para investor untuk menanamkan modal serta mempertimbangkan return yang bisa didapatkan di masa akan datang. Dari laporan keuangan tersebut dilakukanlah analisis-analisis. Biasanya analisis ini dilakukan dengan berbagai kepentingan, baik dari pihak internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Menurut Gitman (2012: 56), melalui analisis laporan keuangan, para pembuat laporan dapat mengerti bagaimana penyusunan laporan pemegang saham, bagaimana menghitung dan menginterpretasi rasio laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Begitu pentingnya arti sebuah laporan keuangan sehingga hasil yang dilaporkan haruslah akurat dan dapat diandalkan. Suatu analisis keuangan yang baik dapat mengenali komponen laba uang stabil dan dapat diprediksi atau dengan kata lain komponen yang mampu “bertahan” (persistent). Sehingga analisis ini membantu menghasilkan ramalan kekuatan laba untuk penilaian yang andal di masa yang akan datang. Subramanyam dan John (2005: 286). Selain istilah laporan keuangan di atas, terdapat juga istilah investor. Investor menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang atau badan yang melakukan tindakan investasi, baik dalam uang, perhiasan, bangunan dan lain-lain. Investasi merupakan tindakan penaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. B. Manajemen Laba dan Income Smoothing Lalu istilah berikutnya yang tidak akan lepas dari pembahasan dalam penelitian ini adalah laba. Pada umumnya setiap manusia pasti lebih menghendaki keuntungan, bukan kerugian. Menurut Subramanyam dan John (2012: 109) Pada dasarnya Laba ditugaskan dalam 2 kategori yaitu: 1. Untuk menyediakan, baik pengukuran perubahan harta kekayaan pemegang saham selama periode maupun mengestimasi laba usaha sekarang, biaya operasi perusahaan dapat ditanggung sampai sejauh mana dan menghasilkan pengembalian kepada pemegang sahamnya. 2. Sebagai indikator profitabilitas perusahaan, membantu dalam mengestimasi potensi laba di masa depan. Maka memahami konsep laba merupakan hal yang sangat krusial bagi seorang analis laporan keuangan.

Perusahaan yang melaporkan hasil laba yang minim atau bahkan merugi, memberikan signal negatif bagi segala pihak baik shareholder maupun stakeholder, terutama investor. Maka sebegitu pentingnya arti laba yang dipublikasikan dalam laporan keuangan tersebut, maka diperlukan keahlian yang baik dari para sisi penyaji laporan maupun pembaca laporan. Laba merupakan informasi perusahan yang paling diminati dalam pasar uang. Selain itu pengumuman laba memberikan ringkasan informasi penting mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan baik secara kuartal maupun tahunan. Dimana Laporan Keuangan menyajikan informasi rinci yang berguna untuk analisis. Subramanyam dan John (2012: 109). Karena begitu besar peranan laporan laba rugi, maka tak jarang pihak menajemen melakukan modifikasi dan manipulasi laporan laba rugi. Salah satunya adalah dengan melakukan manajemen laba Manajemen laba merupakan usaha para manajemen mengatur pelaporan laba perusahaan dengan berbagai teknik namun masih tetap mengikuti kaidah dan aturan akuntansi yang berlaku dan menyimpulkan manejemen laba sebagai pertimbangan manajemen dalam pemilihan kebijakan akuntansi perusahaan namun tetap memperhatikan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam pelaporan keuangan. Laporan keuangan menjadi sangat penting bagi Stakeholder. Stakeholder adalah pihak-pihak yang berkepentingan pada suatu perusahaan yang terdiri dari karyawan, pihak manajemen, masyarakat, pemerintah serta pemilik perusahaan itu sendiri. Skousen et al (2012: 286) juga menyebutkan bahwa, untuk memenuhi harapan-harapan pihak ekternal, hal yang menarik adalah perusahaan yang dapat secara konsisten bertahan (survive), sehingga karyawan bisa terjamin akan masa depan dalam hal karier dan termasuk perningkatan gaji, THR dan bonus. Begitu juga bagi Supplier mendapatkan jaminan akan pembayaran tetap pada waktu, tidak melewati batas jatuh tempo, serta pemilik perusahaan juga tentunya mengharapkan pengembalian yang baik dari modalnya. Maka jika perusahaan melaporkan “Negative Earnings” tentunya ini akan menjadi sinyal negatif pula bagi para stakeholder. Menurut Schipper dalam Subramanyam dan John (2012: 131) menjelaskan Manajemen laba dapat didefinisikan sebagai “intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi. Dikatakan juga bahwa biasanya proses ini usaha mempercantik laporan

13

Kalbisocio Volume 1, Nomor 1, Agustus 2014

keuangan, dengan istilah lainnya adalah manajemen kosmetik laba. Salah satu teknik manajemen laba yang biasa dilakukan adalah dengan perataan laba (income smoothing). Dalam strategi ini manajer meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi fluktuasinya. Perataan laba juga mencakup tidak melaporkan laba pada periode baik dengan menciptakan cadangan atau “bank” laba dan kemudian melaporkan laba ini pada periode buruk. C. Harta dan Utang The South African Institute of Chartered Accountants (SAICA) mendefinisikan asset sebagai sumber daya dan utang adalah kewajiban. Sedangkan Kieso et al. (2012:12) berpendapat bahwa asset merupakan sumber bisnis. Asset tersebut untuk membiayai keberlangsungan hidup perusahaan, seperti diantaranya produksi dan penjualan. Maka dari itu asset merupakan salah satu komponen yang tidak kalah pentingnya bagi perusahaan untuk mempertahankan keberlangsungan hidup dalam jangka panjang. Karateristik asset versi Kieso et al. (2012: 12) adalah “the capacity to provide future service or benefits.” Utang merupakan kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan oleh suatu entitas baik sekarang atau di masa yang akan datang yang mempengaruhi pergerakan arus kas yang dimilikinya. Utang yang terlalu besar akan mempengaruhi performance perusahaan. Pada umumnya perusahaan yang sedang berkembang biasanya banyak membutuhkan dana atau ekspansi, sehingga dana yang dibutuhkan tidak berasal dari dalam perusahaan saja namun luar, dalam hal ini adalah utang. Selain itu juga Kieso et al. (2011: 456) mengatakan besarnya utang mempengaruhi minimum level of Retained Earning, TIER serta arus kas. Maka dari itu penting bagi perusahaan untuk bisa mengontrol pergerakan harta maupun utang. D. Respon Pasar Dari teknik Perataan Laba dan fluktuasi BI Rate tersebut yang berdampak pada nilai perusahaan, maka secara otomatis akan mempengaruhi Respon Pasar terhadap perusahaan tersebut. Para pemegang saham tentunya akan memberikan respon yang lebih kepada perusahaan yang mempunyai peluang keuntungan yang lebih besar karena akan memberikan manfaat yang lebih di masa yang akan datang.

14

Biasanya perusahaan yang baik memiliki reporting responsibility yang cukup tinggi sehingga hal ini bisa mengindikasikan meningkatnya respon pasar terhadap perusahaan tersebut. Respon pasar (Earning Response) ini akan dilihat dari Cummulative Abnormal Return (CAR) dimana Abnormal Return itu sendiri adalah selisih dari actual return dengan expected return. E. Jenis dan Data Penelitian Kuncoro (2003: 124) menyimpulkan bahwa Data Kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numerik (angka). Maka penelitian ini merupakan penelitian dalam kategori Kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Menurut Kuncoro (2003: 127), data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. F. Populasi dan Sampel Penelitian Martono (2012: 74) memaparkan bahwa populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syaratsyarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Membedakan populasi dengan sampel, masih menyambung pendapat Martono, sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Dengan kata lain, sampel bisa diartikan sebagai anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. Dalam penelitian ini, populasinya adalah merupakan seluruh perusahaan properti dan real estate serta perusahaan konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Dengan teknik pengambilan sampel “purposive sampling” yaitu dengan melakukan pertimbangan tertentu untuk mencapai tujuan penelitian yang dikehendaki, maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 60 (enam puluh) perusahaan properti dan real estate serta konstruksi dan bangunan. G. Definisi Variabel Operasional Penelitian Terdapat empat variabel bebas yaitu yang pertama Income Smoothing, kedua BI Rate, ketiga pertumbnuhan harta (Asset Growth) dan ke empat pertumbuhan utang (Liability Growth) dengan satu variabel terikat yaitu Earning Response.

Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba), Rate, Asset ...

Variabel bebas yang pertama perusahaan perata dan bukan perata diidentifikasikan dengan Indeks Eckel, rumus = CV △I / CV △S dimana △I adalah perubahan laba dalam suatu periode, △S merupakan perubahan penjualan dalam suatu periode, CV merupakan koefisien variasi yang didapatkan dari perhitungan standar deviasi dibagi dengan rata-rata. Jika dirumuskan secara matematika, maka penentuan indeks eckel adalah sebagai berikut:

H 1 : Perataan Laba (Income Smoothing) berpengaruh terhadap Earning Response. H2 : BI Rate berpengaruh terhadap Earning Response. H3 : Asset Growth berpengaruh terhadap Earning Response. H4 : Liability Growth Earning Response.

berpengaruh

terhadap

H5 : Perataan Laba (Income Smoothing), BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth berpengaruh terhadap Earning Response. Dikatakan perusahaan melakukan tindakan perataan laba jika hasil perbandingan antara koefisien variasi perubahan laba dengan koefisien variasi perubahan penjualan lebih kecil dari 1 (satu). Jika hasil perbandingan lebih besar dari 1 (satu), maka perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan yang tidak melakukan tindakan perataan laba. Variabel bebas kedua adalah suku bunga BI yang didapatkan dari data website www.bi.go.id. Data yang diambil adalah rata-rata suku bunga dari tiap bulannya selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Variabel bebas selanjutnya adalah pertumbuhan harta (asset growth) dan pertumbuhan utang (liability growth). Data ini didapatkan dari perhitungan selisih antara harta tahun (n) dengan tahun (n-1), begitu juga dengan pertumbuhan utang. Variabel terikat Earning Response diproksikan dengan CAR (cumulative abnormal return). CAR ini dikalkulasikan dari selisih perbandingan antara actual return dengan expected return, data yang diamati adalah harga penutupan saham selama 30 (tiga puluh) hari sebelum sampai dengan 3 (tiga) hari setelah pengumuman laba di Bursa Efek Indonesia. Perhitungan CAR dijelaskan dengan rumusan berikut:

Pt  Pt 1 Pt 1

Actual Return (Rit)



Expected Return E(Rit)

  E ( Rit )

t 30 j t 1

Abnormal Return (ARit)

= Rit - E(Rit)

Cumulative Abnormal Return (CAR) = ∑ ARit

Dari seluruh variabel bebas dan variabel Ho dierima terikat tersebut di atas, maka 5 (lima) hipotesis yang Ho ditolak ditolak berikut: dirumuskanHosebagai -t tabel

t tabel

Gambar 1 Daerah Penerimaan Uji t

H. Analisis Regresi Linear Berganda Menurut Prayitno (2008: 73) analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan analisis ini dapat diketahui arah hubungan antar variabel, apakah itu positif atau negatif. Dikatakan positif jika variabel bebas naik maka nilai variabel terikat juga naik, begitu juga sebaliknya. Sebelum dilakukan analisis regresi berganda, dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji normalitas, Uji Heterokedastisitas, Uji Multikolinieritas, Uji Autokorelasi. Uji yang pertama adalah, uji normalitas. Uji normalitas merupakan syarat utama dalam regresi linear berganda. Pengujian normalitas dengan Normal probability plots melihat perbandingan antara data rill dengan data distribusi normal. Menurut Sunyoto (2011: 159) Data dikatakan berdistribusi dengan normal jika garis garis data rill mengikuti garis diagonal. Serta pengujian tambahan untuk mendukung Uji Normalitas adalah dengan Uji Non-Parametik dengan Kolmogorov – Smirnov Test. Data bisa dikatakan terdistribusi dengan normal jika Z-hitung (Kolmogorov-Smirnov) < Z-tabel dan membandingkan p-value dilihat dari Asymp. Sig. (2-tailed) dengan α (derajat signifikasi), jika p-value > α, maka data berdistribusi normal. Dalam penelitian ini derajat signifikansi digunakan sebesar 5%. Lalu pengujian yang berikutnya adalah uji multikolinearitas. Pengujian ini digunakan untuk melihat adanya hubungan linear antar variabel bebas dalam model regresi. Hasil yang disyaratkan dalam uji linear adalah tidak terjadinya multikolinearitas. Prayitno (2008: 41) melihat ada tidaknya gejala multikolinearitas ini dari nilai inflationfactor (VIF) pada model regresi, jika VIF lebih kecil dari 5 maka bisa diduga bahwa antar variabel bebas tidak terjadi persoalan Multikolinearitas.

15

Kalbisocio Volume 1, Nomor 1, Agustus 2014

Selanjutnya, uji heterokedastisitas merupakan pengujian akan adanya ketidaksamaan variabel dari residu untuk semua pengamatan. Menurut Sunyoto (2011: 158) Persamaan Regresi yang baik, jika bebas dari heterokedasitsitas. Metode yang dipilih dalam pengujian ini adalah Uji Gletser dan Scatterplot karena dinilai cukup sederhana dan mewakili syarat yang diharapkan. Dari metode gletser dibandingkan nilai absolute residual dengan nilai nilai prediksinya. Jika Signifikasi > dari 0,05 maka data bisa dikatakan bebas dari heterokedastisitas. Dengan metode scatterplots, dikatakan bebas dari gejala heterokedastisitas jika titik-titik tersebut menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Terakhir adalah uji autokorelasi. Hasil yang disyaratkan dalam pengujian ini adalah sama dengan uji asumsi klasik yang telah dilakukan sebelumnya yaitu tidak adanya Autokorelasi. Uji autokorelasi dengan Runs Test dinilai dari Asymp. Sig. (2-tailed), jika lebih besar dari 0,05 maka data bebas dari autokorelasi. Metode yang paling sering digunakan untuk menguji autokorelasi adalah Metode DurbinWatson atau yang biasa dikenal dengan Uji DW.

variabel terikat. Pada uji koefisien regresi secara parsial (uji t), dilakukan perbandingan P antara nilai t  Pt 1 Actual Return (Rit)  t hitung yang didapatkan dari output SPSSPkolom t t 1 dengan t tabel serta signifikasi dari kolom Sig hasil output SPSS. Jika Sig < 0,05 maka dapat dikatakan t 30 Expectedantar Returnvariabel E(Rit) tersebut adalah  signifikan. E ( Rit ) pengaruh t1 Sesuai dengan namanya, uji ini dilakukan j untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap Abnormal Return (ARit) = Rit - E(Rit) variabel terikat secara parsial, dalam hal X1 terhadap Y,Cumulative X2 terhadap Y, X3 terhadap dan X Y. Abnormal Return Y (CAR) =4∑terhadap ARit Dalam hal ini, adalah untuk mengetahui pengaruh tindakan income smoothing terhadap earning Ho dierima respone, BI rate terhadap earning respone, asset Ho ditolak Ho ditolak growth terhadap earning respone dan liability growth terhadap earning respone. -t tabel t tabel Langkah-langkah dalam melakukan uji t adalah Gambar 1 Daerah Penerimaan Uji t dijelaskan dalam Tabel 1 berikut:



Tabel 1 Langkah-langkah analisis uji t Langkah-langkah Menentukan hipotesis Menentukan

Keterangan Ho: Secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat Ha: Secara parsial ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat

Signifikansi α = 0,05 menggunakan uji Setelah uji asumsi klasik dilakukan, penelitian tingkat  Pt 1 kurva 2 sisi maka α =P 0,025 Return (Rit) Signifikansi  t dapat dilanjutkan dengan analisis regresi berganda,Actual Pt 1 Menentukan t b analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Lihat dari kolom t tabel Coefficeints hitung analisis korelasi ganda (R), analisis determinasi Dengan Ms. Excel =tinv(0,05,df) t 30 Menentukan t tabel (R2), uji koefisien regresi secara parsial (uji t) danExpected Return E(Rit)df = jumlah sampel– jumlah E ( Rvariabel it ) bebas – 1 (angka 1 adalah konstanta) uji koefisien regresi secara simultan (uji F). Pada j t 1 Menggambar batas Sesuai angka t hitung dan t tabel yang analisis korelasi ganda (R), output yang dilihat adalah daerah penerimaan sudah didapatkan Return (ARitJika ) t hitung berada= diRluar daerah it - E(R it) Model Summaryb Kolom R menunjukkan seberapaAbnormal Menarik penerimaan (–tabel dan t tabel) maka kesimpulan baik variabel-variabel bebas memprediksikan hasil Ho ditolak Cumulative Abnormal Return (CAR) = ∑ ARit (multiple correlation coefficients). Semakin nilai R mendekati angka 1, maka semakin kuat variabelHo dierima variabel bebas memprediksikan variabel terikat Langkah-langkah Keterangan Ho ditolak Ho ditolak dan sebaliknya jika semakin mendekati 0 artinya Ho: Tidak ada pengaruh secara hubungan antar variabel adalah semakin lemah. signifikan antara semua variabel bebas



-t tabel

t tabel

secara bersama-sama terhadap variabel Sedangkan untuk analisis determinasi (R2) hasil Menentukan terikat b HipotesisGambar 1 Daerah penerimaan Uji t yang dianalisis adalah Model Summary kolom R Ha:Penerimaan Ada pengaruh signifikan Gambar 1 Daerah Ujisecara t semua variabel bebas secara Square. Penelitian semakin baik jika semakin besar Analisis untuk antara menentukan pengaruh semua bersama-sama terhadap variabel terikat pula R Square-nya, karena artinya semakin besar variabel bebas (X1, X , dan X ) secara bersamaan 2 4 Menentukan tingkat Keterangan Signifikansi α = 0,05 sumbangsih pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3 danLangkah-langkah terhadap variabel terikat Y. Kesimpulannya dapat Signifikansi Ho: Secara parsial tidak ada pengaruh a a Menentukan Lihat dari kolom F tabel ANOVA X4) secara bersamaan terhadap variabel terikat Y. diambil dariF hitung hasil output Tabel ANOVA kolom F antara variabel bebas dengan variabel Menentukan Dengan Ms. Excel =finv(0,05,df ,df ) 1 2 Ukuran dalam persentase kolom R Square dikalikan dan kolom Sig.terikat Kolom F sama dengan Uji t di atas hipotesis df = jumlah variabel-1 df2 = jumlah Ha: Secara1 parsial ada pengaruh antara Menentukanperbandingan F tabel 100% itulah sumbangsi atau kontribusi atas variabel dilakukan antara hitungbebas-1 dengan F sampel jumlahFvariabel variabel bebas dengan variabel terikat 1 adalah konstanta) bebas yang diteliti, sisanya 100% dikurangi denganMenentukan tabel dan kolom Sig (angka menunjukkan besarnya angka Signifikansi 0,05 menggunakan Menarik kesimpulan Jika αF =hitung > F tabel makauji Ho ditolak nilai tersebut merupakan kontribusi dari faktor-faktortingkat probabilitas atau signifikansi pada perhitungan kurva 2 sisi maka α = 0,025 lain yang mempengaruhi variabel terikat. SedangkanSignifikansi ANOVAa Nilai yang tertera digunakan untuk uji Menentukan t Lihat dari kolom t tabel Coefficeints kolom Std. Error of the Estimate lebih baik jikahitung kelayakan Model Analisis, dimana sejumlah bvariabel semakin kecil, karena SEE yang semakin kecil x mempengaruhi variabel y. Jika Sig. < 0,05, maka Dengan Ms. Excel =tinv(0,05,df) t tabel df = jumlah layak. sampel – jumlah variabel semakin baik dalam model regresi memprediksikanMenentukan model analisis dianggap

16

Menggambar batas daerah penerimaan Menarik kesimpulan

bebas – 1 (angka 1 adalah konstanta) Sesuai angka t hitung dan t tabel yang sudah didapatkan Jika t hitung berada di luar daerah penerimaan (–tabel dan t tabel) maka Ho ditolak

Menentukan t hitung

Lihat dari kolom t tabel Coefficeintsb

Dengan Ms. Excel =tinv(0,05,df) df = jumlah sampel – jumlah variabel bebas – 1 (angka 1 adalah konstanta) Menggambar batas Sesuai angka t hitung dan t tabel yang daerah penerimaan sudah didapatkan Langkah-langkah yang dilakukan dalam Jika t hitung berada di luar daerah Menarik penerimaandijelaskan (–tabel dan t tabel) maka melakukan uji F adalah dalam Tabel 2 kesimpulan Ho ditolak Menentukan t tabel

Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba), Rate, Asset ...

berikut:

Kolmogorov-Smirnov Z < Z-tabel, dalam hal ini Z tabel adalah 1,96 maka 1,014 < 1,96 dan p-value 0,255 > 0,05, maka data terdistribusi dengan normal.

Tabel 2 Langkah-langkah analisis uji F

Tabel 3 Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov

Langkah-langkah

Menentukan Hipotesis

Menentukan tingkat Signifikansi Menentukan F hitung Menentukan F tabel Menarik kesimpulan

Keterangan Ho: Tidak ada pengaruh secara signifikan antara semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat Ha: Ada pengaruh secara signifikan antara semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat Signifikansi α = 0,05 Lihat dari kolom F tabel ANOVAa Dengan Ms. Excel =finv(0,05,df1,df2) df1= jumlah variabel-1 df2 = jumlah sampel jumlah variabel bebas-1 (angka 1 adalah konstanta) Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak

III. PEMBAHASAN A. Data Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 60 (enam puluh) data dari kumpulan-kumpulan perusahan Property & Real Estate beserta Konstruksi & Bangunan. Data berupa laporan keuangan Laba Rugi dan Neraca perusahaan yang diambil dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. B. Analisis Regresi Berganda Berikut hasil dari masing-masing uji asumsi klasik yang telah dilakukan. 1. Uji Normalitas

Gambar 2 Output SPSS – Normal P-Plot

Gambar 2 menjelaskan bahwa data-data terdistribusi dengan normal karena titik-titik data rill mengikuti garis diagonal. Dari Uji Non-Parametik dengan Kolmogorov – Smirnov Test di bawah ini juga menyimpulkan bahwa data bisa dikatakan terdistribusi dengan normal karena Z-hitung atau

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 60 Test -2.1218 Normal One-Sample Kolmogorov-Smirnov Mean Parametersa,b Unstandardized Std. 0.0613 Residual Deviation N 60 Most Extreme Absolute .131 Normal Mean Differences Positive .095 -2.1218 Parametersa,b Negative -.131 Std. 0.0613 Kolmogorov-Smirnov Z Deviation 1.014 Asymp. .255 Most Sig. (2-tailed) Extreme Absolute .131 Positive .095 a.Differences Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Negative -.131 One-Sample ZKolmogorov-Smirnov Test 1.014 Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Asymp. Sig. (2-tailed)Coefficientsa .255 2. Uji Multikolinearitas Residual a. Test distribution is Normal. Collinearity Statistics N Calculated from data. 60 b. Model Tolerance VIF Tabel 4 Uji Multikolinearitas Normal Mean -2.1218 a,b 1 (Constant) a Parameters Std. Coefficients 0.0613 IS .963 1.038 DeviationCollinearity Statistics BIRate .884 1.131 Most Extreme AbsoluteTolerance .131 Model VIF AGw .651 1.535 Differences Positive .095 1 LGw (Constant) .594 1.682 Negative -.131 IS .963 1.038 a. Dependent Variable: Kolmogorov-Smirnov Z CAR 1.014 BIRate .884 1.131 Asymp. Sig. (2-tailed) .255 .651 1.535 a. TestAGw distribution is Normal. LGw from data. .594 1.682 b. Calculated a a. Dependent Variable: CAR Coefficients a Coefficients Unstandardized Dari Tabel 4 nilai VIF Income Smoothing adalah Collinearity Statistics Coefficients Model B 1,131, Std. Error Sig. Model Tolerance VIF 1,038, VIF BI Rate adalah VIF Asset Growth a Coefficients 1 (Constant) -.052 .083 .535 1 (Constant) adalah 1,525 dan VIF Liability Growth adalah 1,682. Unstandardized IS -.012 .015 .402 .963 1.038 Nilai VIFISdari semua variabel bebas < 5, maka data Coefficients BIRate 1.604 1.257 .207 BIRate .884 1.131 Std. Error Sig. bebasModel dari Multikolinearitas. AGw .005B .028 .851 AGw .651 1.535 1 LGw (Constant) -.052 .083 .535 -.007 .014 .605 LGw .594 1.682 IS -.012 .015 .402 3. Uji Heterokedastisitas a.a.Dependent Variable: Absres Dependent Variable: CAR BIRate 1.604 1.257 .207 AGw .005 .028 Tabel 5 Output SPSS – Uji Heterokedastisitas.851 LGw -.007 .014 .605 a a. Dependent Variable: Absres Coefficients Runs Test

Unstandardized Unstandardized Residual Coefficients Test Valuea .0029 Model B Std. Error Sig. Cases < Test Value 30 Runs Test 1 >= (Constant) .083 .535 Cases Test Value -.052 30 IS -.012 Unstandardized .015 .402 Total Cases 60 Residual a Number of Runs 38 BIRate 1.604 1.257 .207 Test Value .0029 ZCases AGw 1.823 < Test Value 30 .005 .028 .851 Asymp. Sig. (2-tailed) .068 Cases LGw >= Test Value -.007 30 .014 .605 Cases 60 a.Total Median a. Dependent Variable: Absres Number of Runs 38 Z 1.823 Nilai Sig. Sig(2-tailed) dari Income Smoothing adalah .068 0,402, Asymp. Sig a.dari BI Rate adalah 0,207 lalu Sig dari Asset Median Runs Test Growth adalah 0,851 Ho dandierima Sig dari Liability Growth Unstandardized Residual Ho ditolak Ho ditolak adalah data Test0,605. Valuea Maka dapat disimpulkan bahwa .0029 penelitian ini Heterokedastisitas Cases-t= Sig Test > Value 30 -2,001 karena nilai 0,05Ho dierima2,001 Total Cases Ho ditolak 60 Ho ditolak Number of Runs 38 Gambar 4 Daerah Penerimaan Uji t Z 1.823 t hitung t tabel -t tabel 17 2,087 Asymp. Sig. (2-tailed) .068 2,001 -2,001 a. Median Gambar 4 Daerah Penerimaan Uji t

Model Tolerance 1 (Constant) KalbisocioISVolume 1, Nomor 1, Agustus 2014.963 BIRate .884 AGw .651 LGw .594 a. Dependent Variable: CAR

VIF 1.038 1.131 1.535 1.682

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Sig. 1 (Constant) -.052 .083 .535 IS -.012 .015 .402 BIRate 1.604 1.257 .207 AGw .005 .028 .851 LGw 3. Heterokedastisitas -.007 .014 .605 Gambar - scatterplot a. Dependent Variable: Absres

4. Uji Autokorelasi (Runs Test & Durbin Watson) Tabel 6 Uji Autokorelasi (Runs Test) Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea .0029 Cases < Test Value 30 Cases >= Test Value 30 Total Cases 60 Number of Runs 38 Z 1.823 Asymp. Sig. (2-tailed) .068 a. Median

Asymp. Sig. (2-tailed) dari Runs Test di atas adalah 0,068 atau hampir mendekati 0,07 yaitu > 0,05. Dengan demikian data yang digunakan cukup Ho dierima random artinya tidak terdapat masalah Autokorelasi. Ho ditolak Ho ditolak Tabel 7 Uji Autokorelasi (Durbin Watson) -t tabel -2,001

Model 1

t tabel

b Model Summary 2,001

t hitung 2,087

Std. Adjusted Error of DurbinR R R Gambar 4 Daerah Penerimaan Uji thet Watson Square Square Estimate

.533a

.284

.232

.0635754

2.248

a. Predictors: (Constant), LGw, IS, BIRate, AGw b. Dependent Variable: CAR

Dapat dilihat dari hasil output di atas nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 2,248. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 60, seta k = 4 dimana k merupakan jumlah variabel independen, lalu diperoleh nilai dL sebesar 1.4443 dan dU sebesar 1.7274. Dari hasil output SPSS pada Tabel 3.7 nilai DW adalah 2,248 dan DW berada pada daerah antara dU dan 4-dU, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, yaitu tidak terjadi Autokorelasi. Selanjutnya, persamaan regresi berganda yang didapatkan adalah Y = 0,357 + 0,044X1 + (6,102)X2 + (0,090)X3 + (0,015)X4. Dimana artinya adalah Y Earning Response = 0,357 + 0,044 IS + (6,102) BI Rate + (0,090) Asset Growth + (0,015) Liability Growth. Untuk perusahaan yang

18

melakukan perataan laba persamaannya adalah Y Earning Response = 0,357 + 0,044 (1) + (-6,102) BI Rate + (-0,090) Asset Growth + (-0,015) Liability Growth, dan untuk perusahaan yang tidak melakukan perataan laba persamaannya adalah Y Earning Response = 0,357 + 0,044 (0) + (-6,102) BI Rate + (-0,090) Asset Growth + (-0,015) Liability Growth. Konstanta sebesar 0,357 pada perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba artinya adalah jika BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth bernilai nol (0) maka Earning Response nilainya sebesar 0,3657 + 0,044 dan untuk perusahaan yang tidak melakukan tindakan perataan laba artinya adalah jika BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth bernilai nol (0) maka Earning response memiliki nilai sebesar 0,3657. Koefisien regresi BI Rate sebesar -6,102 artinya jika variabel lainnya tetap dan BI Rate mengalami kenaikan sebesar 1% maka Earning Response akan mengalami penurunan sebesar 6,102. Asset Growth memiliki nilai koefisien regresi -0,015 artinya jika variabel lainnya tetap dan Asset Growth mengalami kenaikan sebesar 1% maka Earning Response akan mengalami penurunan sebesar 0,090 dan Liability Growth memiliki koefisien regresi -0,090 artinya jika variabel lainnya tetap dan Liability Growth mengalami kenaikan sebesar 1% maka Earning Response akan mengalami penurunan sebesar 0,015. Analisis korelasi ganda (R) menghasilkan output nilai R pada output Model Summaryb sebesar 0,533 dan angka 0,533 ini menurut Sugiyono (2007) dalam Prayitno (2008: 78) termasuk dalam korelasi sedang atau moderat untuk menjelaskan hubungan antara Income Smoothing, BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth terhadap Earning Rsponse. Lalu masih pada output yang sama, diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,284 atau mendekati 29%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangsih pengaruh variabel bebas Income Smoothing, BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth terhadap variabel terikat (Earning Response) yang diproksikan dengan Cumulative Abnormal Return adalah sebesar 29% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji koefisien korelasi regresi secara parsial (uji t), dijelaskan secara parsial sebagai berikut: 1. Pengaruh Income Smoothing terhadap Earning Response Nilai t untuk Income smoothing adalah 2,087 dan t tabel adalah 2,004, karena 2,087 > 2,004 berada

di luar daerah penerimaan, maka Ho ditolak, artinya Income Smoothing berpengaruh signifikan terhadap Earning Response. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Restuningdyah (2010:48) namun berbeda dengan Mudjiono (2010:57) yang menyatakan tidak ada perbedaan reaksi pasar antara perusahan perata dan non perata, jadi tindakan income smoothing tidak berpengaruh terhadap respon pasar. 2. Pengaruh BI Rate terhadap Earning Response Nilai t untuk BI Rate adalah -3,404 dan t tabel adalah 2,004 karena -3,404 < -2,004 berada di luar daerah penerimaan, maka Ho ditolak, artinya BI Rate berpengaruh signifikan terhadap Earning Response. Hasil ini berbeda dengan penelitian Kewal (2012:58) yang menyatakan bahwa variabel Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini tidak sesuai juga dengan penelitian yang sependapat seperti Kewal bahwa Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap harga saham. Namun sesuai dengan yang mengakui bahwa BI Rate berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 3. Pengaruh Asset Growth terhadap Earning Response Nilai t untuk Asset Growth adalah -2,298 dan t tabel adalah 2,004 maka karena -2,298 < -2,004 berada di luar daerah penerimaan, maka Ho ditolak, artinya Asset Growth berpengaruh signifikan terhadap Earning Response. Hasil ini menentang hasi penelitian Mulviawan (2013: 50) dan Nurfitriyati (2013: 53) yang menyatakan Pertumbuhan Aset tidak berpengaruh terhadap harga saham. Namun sesuai dengan Kesumajaya (2011:53) yang menyatakan bahwa perubahan total aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (harga saham) didukung oleh penelitian terdahulu Prihantini (2009:46) ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Sedikit berbeda dengan Kesuma (2009:52) yang menyatakan struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham. 4. Pengaruh Liability Growth terhadap Earning Response Nilai t hitung untuk Liability Growth adalah 0,783 dan t tabel adalah 2,004 karena -2,004 < 0,783 < 2,004 berada di dalam daerah penerimaan, maka Ho diterima, artinya Liability Growth tidak berpengaruh terhadap Earning Response. Hasil yang sedikit berbeda dengan penelitian terdahulu oleh Kesuma

Coefficients Model B Std. Error Sig. 1 (Constant) -.052 .083 .535 Pengaruh (Perataan Laba), Rate, Asset ... IS Income Smoothing -.012 .015 .402 BIRate 1.604 1.257 .207 AGw .005 .028 .851 (2009:52) yang menyatakan bahwa Rasio Hutang LGw -.007 .014 .605 mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap a. Dependent Variable: Absres

harga saham.

Berikut gambar 4 merupakan gambaran mengenai contoh pengambilan keputusan atas Uji Runs Test t untuk pengaruh Income Smoothing (IS) terhadap Unstandardized Residual a Earning Response (CAR). Dimulai dari penentuan Test Value .0029 Cases < Test Value lalu menentukan batas daerah 30 Hipotesis Statistik Cases >= Test Value 30 penerimaa Hipotesis. Total Cases 60 of Runs 38 HoNumber : Secara parsial tidak ada pengaruh Income Z 1.823 Smoothing terhadap Earning Response. .068 Asymp. Sig. (2-tailed)

Median parsial ada pengaruh Income Smoothing Haa. : Secara terhadap Earning Response. Ho dierima Ho ditolak

Ho ditolak -t tabel -2,001

t tabel 2,001

t hitung 2,087

Gambar 2 Daerah penerimaan Uji t Gambar 4 Daerah Penerimaan Uji t

Sedangkan untuk uji koefisien regresi secara bersama (simultan) dalam uji F berikut menghasilkan output adalah Nilai F hitung sebesar 5,457 dan F tabel adalah 2,53, karena 5,457 > 2,53 maka kesimpulannya adalah variabel Income Smoothing, BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth secara simultan berpengaruh terhadap Earning Response yang diproksikan dengan Cumulative Abnormal Return.

IV. SIMPULAN Secara umum penelitian ini menguji pengaruh Perataan Laba (Income Smoothing), BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth terhadap Respon Pasar (Earning Response) pada perusahaan Properti dan Real Estate serta Konstruksi dan Bangunan yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam Bab IV dan perumusan masalah yang telah dirumuskan pada Bab I, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal berikut: Pengujian Hipotesis pertama (H1) yaitu terdapat pengaruh Income Smoothing terhadap Earning Response dapat diterima. Income Smooting berpengaruh signifikan terhadap Earning Response dengan arah korelasi positif. Jika Income Smoothing meningkat maka respon pasar (Earning Response) akan meningkat juga. Maka bisa dikatakan para investor lebih tertarik terhadap perusahaan yang memiliki laba yang cenderung stabil.

19

Kalbisocio Volume 1, Nomor 1, Agustus 2014

Pengujian Hipotesis kedua (H2) yaitu terdapat pengaruh BI Rate terhadap Earning Response juga dapat diterima, karena BI Rate berpengaruh signifikan dengan arah korelasi negatif. Artinya jika BI Rate meningkat maka akan menurunkan Respon Pasar (Earning Response). Pengujian Hipotesis ketiga (H3) yaitu terdapat pengaruh Asset Growth terhadap Earning Response diterima juga, karena Asset Growth berpengaruh signifikan dengan arah korelasi negatif. Artinya jika nilai Asset Growth meningkat maka menurunkan Respon Pasar (Earning Response). Maka dikatakan pasar cenderung lebih menyukai perusahaan yang memiliki Asset yang cenderung fluktuatif.

waktu perkiraan estimated return saham dari 30 hari menjadi 100 hari sebelum dan 10 hari setelah diumumkannya laba di Bursa Efek Indonesia.

Pengujian Hipotesis keempat (H4) yaitu terdapat pengaruh Liability Growth terhadap Earning Response ditolak.

Kewal, S. S. (2012). “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs,

Pengujian Hipotesis (H5) yaitu terdapat pengaruh Income Smooting, BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth secara bersama-sama terhadap Earning Response diterima. Hasil penelitian menunjukan secara simultan (bersama-sama) Income Smooting, BI Rate, Asset Growth dan Liability Growth berpengaruh signifikat terhadap Earning Response. Dari kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian, melihat pasar bereaksi positif signifikan terhadap tindakan perataan laba, maka pihak manajemen perlu dengan cermat dalam penyajian laporan keuangan, dimana didapatkan para investor lebih menyukai laporan yang cenderung stabil. Namun perlu diperhatikan pula jika Asset yang disajikan terlalu besar atau dengan pertumbuhan positif, maka pasar akan bereaksi negatif signifikan sejalan dengan peningkatan suku bunga BI. Sera dapat melakukan pendanaan dari aspek hutang, karena didapatkan kesimpulan bahwa pasar tidak memberikan respon terhadap pertumbuhan hutang. Tentunya dalam hal ini, pihak investor juga perlu berhati-hati dan cermat dalam membaca dan menganalisis Laporan Keuangan yang diterima, sehingga tidak terjadi kesalahan pengambilan keputusan dan benar adanya investasi yang dilakukan memberikan manfaat sesuai yang diharapkan. Tentunya penulis menyadari dalam penelitian ini masih ada kekurangan dan hal-hal yang masih harus diperbaiki. Penulis menyarankan pada penelitian yang akan datang peneliti dapat menambah sampel yang digunakan tidak hanya terbatas yang melakukan IPO setelah tahun 2000 saja, atau memperpanjang rentan waktu penelitian tidak hanya 4 tahun laporan keuangan saja atau bisa juga dengan menambah

20

V. DAFTAR RUJUKAN Gitman, L. J. & Zutter. C. J. (2012). Principles of Managerial Finance 13th edition. USA: Prentice Hall. Kesuma, A. (2009). “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public ”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 11, Nomor 1, Maret 2009: 38-45. dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan” Jurnal Economica, Volume 8, Nomor 1, April 2012. Kieso, D. M. et al. (2011). Financial Accounting IFRS edition. USA: John Wiley and Sons, Inc. Kieso, D. M. et al. (2012). Accounting Principle 10th edition. USA: John Wiley and Sons, Inc. Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga Kusumajaya, D. K. O. (2011). “Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Martono, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mudjiono. (2010). “Pengaruh Tindakan Perataan Laba terhadap Reaksi Pasar dengan Kualitas Auditor dan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Pemoderasi”. Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010. Mulviawan, Y. (2013). “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, dan Ukuran Perusahaan terhadap Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Real Estate dan Property di BEI Tahun 2005-2011”. Prayitno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom. Prihantini, R. (2009). “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR terhadap Return Saham (Industri Real Estate and Property)”. Tesis Pascasarjana Magister

Manajemen

Universitas

Diponegoro,

Semarang. Restuningdyah, N. (2010). “Perataan Laba terhadap Reaksi Pasar dengan Mekanisme GCG dan CSR Disclosure”. Integritas – Jurnal Manejemen Bisnis Vol. 3 No. 3 December 2010 – Maret hal 241 -260.

Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba), Rate, Asset ... Skousen, K. F. et al. (2007). Intermediate Accounting 16th edition. South Western: Thomson. Subramanyam, K.R & John J. W. (2012). Financial Statement Analysis 11 edition. (1). Jakarta: Salemba Empat. st

Subramanyam, K.R & John J. W. (2005). Financial Statement Analysis 11st edition. (2). Jakarta: Salemba Empat. Sunyoto, D. (2011). Metodologi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: CAPS.

21