1
INTERAKSI SOSIAL TRANSMIGRAN JAWA DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI DESA KAYUAGUNG KECAMATAN MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG
CICIK FITRIANI A 351 09 030
JURNAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2014 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
2 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menggambarkan interaksi bentuk-bentuk interaksi sosial antara transmigran Jawa dan masyarakat lokal. Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut, bentuk penelitian yang digunakan berupa penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan data dengan kata-kata atau uraian dan penjelasan tentang suatu permasalahan. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Kayuagung Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong. Sedangkan jumlah penduduk Desa Kayuagung adalah 3.232 dengan jumlah kepala keluarga 930. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Kayuagung dengan jumlah 930 KK. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, penentuan sampel dilakukan secara selektif dengan cara memilih dan menentukan informasi yang dianggap memahami masalah dan dapat memberikan informasi, sehingga dapat mewakili keseluruhan yang telah ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, penelitian lapangan yang terdiri atas observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan pengolahan dan teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa antara transmigran Jawa dan masyarakat lokal dapat berbaur dan berinteraksi dengan baik di tengah kemajemukan yang ada di daerah tersebut akibat adanya rasa toleransi yang tinggi dalam hidup bermasyarakat. Dalam kenyataannya hampir tidak pernah terjadi konflik fisik baik sesama transmigran maupun transmigran dengan masyarakat lokal sebagai indikasi bahwa hubungan antar masyarakat berjalan harmonis. Proses interaksi ditunjang oleh adanya hubungan kerja, sikap saling tolong menolong, bergotong royong, saling menghargai, melakukan kerjasama dan adanya perkawinan campuran (antar suku). Dampak positif dari interaksi sosial transmigran Jawa dengan masyarakat lokal yaitu bertambahnya keanekaragaman budaya dan meningkatkan kebersamaan. Pertemuan etnik antara transmigran Jawa dan masyarakat lokal tidaklah menimbulkan perbedaan dan dampak negatif yang berarti. Kata Kunci : Interaksi sosial, transmigran Jawa, masyarakat lokal.
ABSTRACT Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
3
The research aims to draw the forms of social interaction between java trans-migrator and inhabitant. In line with the aim, the type of this research is descriptive qualitative which draw the data descriptively about the issue. The research was taken at Kayuagung village Mepanga sub district Parigi Moutong regency, with total population at Kayuagung Village is 3.232 people with 930 patriarchs. The population in this research is Kayuagung’s villagers with 930 patriarchs. The collecting samples used purposive sampling, which was chosen and determined the informants selectively who considered comprehend the issue and give the information, so that could represented what had determined. The techniques of data collection used research literature, research field which consist of observation, interview, and documentation. The data analysis were data reduction, data presentation, and conclusion that analyzed using descriptive analysis. The result shown that java trans-migrator and inhabitant were able to blend and interact well in spite of diversity that caused by highly tolerant in socialization. In fact, almost never occur a physical conflict between trans-migrator and inhabitant, as indicate that the relationship between these people is harmonious. The interaction process supported by work relation, helping attitude, mutual assistance, respect others, corporation, and intermarriage. The positive impacts of interaction between java transmigrator and inhabitant are increasing of culture variety and togetherness. The ethnic meeting between these people are not causing a significant diversity and impact negatively. Key Words: Social Interaction, Java Trans-Migrator, Inhabitant
I.
PENDAHULUAN
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
4 Perpindahan penduduk yang dilakukan oleh masyarakat sudah berlangsung sejak lama. Baik perpindahan penduduk dari Desa ke Kota, maupun dari Kota ke Desa. Perpindahan yang dilakukan ini bertujuan untuk kelangsungan hidupnya. Menurut Kartasapoetra, dkk (1987:461), “proses perpindahan penduduk atau migrasi sudah dikenal lama oleh manusia. Proses perpindahan penduduk terjadi secara menyeluruh di wilayah Indonesia, termasuk di Propinsi Sulawesi Tengah. Menurut Charras (1997:53), “proyek kolonisasi di Sulawesi Tengah di mulai oleh orang-orang Belanda yang terdiri atas masyarakat Jawa dan Madura. Prakarsa pertama datang dari perusahaan swasta, La Wittekruis pada tahun 1906, yang membawa 100 (seratus) keluarga jawa yang akan dipekerjakan untuk membuka perkebunan baru di daerah Palu. Proyek tersebut gagal karena tanah yang tandus dan banyak penduduk meninggal karena penyakit malaria. Pemerintah Belanda kemudian mengambil alih program pemindahan penduduk itu antara tahun 1934-1940. Selama masa itu telah dipindahkan kira-kira 3.850 kepala keluarga atau 11.320 jiwa keseluruh Sulawesi Tengah”. Desa Kayuagung adalah salah satu Desa dari 15 Desa yang ada di Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu daerah tujuan transmigrasi. Kedatangan para transmigrasi tentunya sangat mempengaruhi hubungan sosial yang terjadi, baik itu di antara masyarakat lokal maupun masyarakat pendatang. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 08 Juni s/d 09 Juli 2013, sekitar tahun 1973-1974, para transmigran yang berasal dari pulau Jawa datang di Kecamatan Mepanga yaitu pada tahun 1973 di Desa Kotaraya, dan pada tahun 1974 di Desa Kayuagung. Tujuan utama kedatangan mereka adalah untuk membuka lahan pertanian. Mereka hidup berbaur dengan masyarakat lokal dan mengadakan suatu hubungan satu sama lain dan dapat hidup bersama-sama dengan damai, sedangkan adat istiadat dan kebiasaan mereka saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya mereka berbaur saling menyesuaikan diri, baik melalui hubungan perkawinan maupun melalui kerjasama dalam lapangan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengetahui interaksi transmigran Jawa dengan masyarakat lokal di Desa Kayuagung, (b) mengetahui dampak dari interaksi sosial transmigran Jawa dengan masyarakat lokal di Desa Kayuagung. Manfaat penelitian ini yaitu (a) sebagai bahan pertimbangan dan informasi kepada masyarakat desa Kayuagung serta masyarakat Kecamatan Mepanga pada umumnya, (b) sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
5 peneliti selanjutnya, khususnya yang berorientasi pada lingkup yang sama (c) sebagai bahan informasi kepada pemerintah untuk menjadikan Desa Kayuagung menjadi lebih maju. Adapun yang menjadi batasan istilah dalam penelitian ini yaitu interaksi sosial adalah proses dimana orang-orang yang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam fikiran dan tindakan (Lawang, 1989:26). Secara umum bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama, persaingan, konflik dan akomodasi (Soekanto, 1990:70). Migrasi atau transmigrasi merupakan suatu usaha untuk merubah kehidupan menjadi lebih baik, yang memerlukan daya dukung alam atau lingkungan yang cukup, lingkungan yang mendukung adalah lingkungan yang sangat baik untuk kelangsungan hidup masyarakat (Saragih dkk, 1980:27). Menurut Heeren (1979:15) “Transmigrasi merupakan perpindahan orang dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya di batas negara dan dalam rangka kebijakan nasional untuk tercapainya pola penyebaran penduduk yang seimbang. Masyarakat lokal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penduduk Desa Kayuagung selain penduduk transmigran (suku Jawa) yang mendiami Desa Kayuagung Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong).
II. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, artinya penelitian lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis (Tika 2005:4). Secara Administrasi lokasi penelitian terletak di Desa Kayuagung, Kecamatan Mepanga, Kabupaten Parigi Moutong. Waktu Pelaksanaan Penelitian yaitu dari bulan Oktober sampai dengan bulan November 2013. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek, atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2011:117). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 930 KK, dengan jumlah penduduk 3.232 jiwa Penarikan sampel mengacu pada pandangan Gubah dalam Subana (2001:21) bahwa dalam penelitian kualitatif tidak ada pengertian populasi sampling. Dalam hal ini adalah pilihan peneliti aspek apa dan peristiwa apa serta siapa yang dijadikan fokus pada saat dan situasi tertentu. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
6 sampling, yaitu pemilihan sampel yang ditentukan secara sengaja sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 orang yang terdiri atas 5 orang transmigran Jawa dan 5 orang masyarakat lokal. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yaitu reduksi data, penyajian data, kemudian disimpulkan dan diinterpretasikan (Milles dan Huberman, 1992:17). Kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif (descriptive analysis), yaitu peneliti memaparkan apa adanya dari data yang telah didapat dengan cara memparafrasekannya dengan bahasa peneliti. Selain itu peneliti juga berusaha menjelaskan tentang suatu gejala (fakta) untuk memberikan data seteliti mungkin (Syamsudin 1999:3)
III.
HASIL Banyak faktor yang menyebabkan penduduk Jawa melakukan transmigrasi. Faktor
ekonomi adalah salah satu penyebabnya. Dalam kehidupan bermasyarakat tidak satupun individu yang dapat hidup secara sendiri apabila tanpa berdampingan dengan individu lainnya khususnya di Desa kayugung. Sebagaimana layaknya hidup dimasyarakat, sudah pasti terjadi yang namanya interaksi dan komunikasi untuk lebih saling mengenal lebih jauh dan saling bertukar pikiran. Dalam proses interaksi antara penduduk Jawa dan penduduk lokal yang berada di Desa Kayuagung, menurut hasil wawancara ada beberapa faktor yang dapat memperlancar dalam proses interaksi tersebut, antara lain: a.
Hubungan Kerja Keberadaan penduduk Jawa di Desa Kayuagung ini merupakan salah satu faktor yang
sangat menguntungkan, karena penduduk Jawa rata-rata ahli dalam hal pertanian, perkebunan sehingga masyarakat lokal dapat mencontoh cara kerja penduduk Jawa cara bercocok tanam. b.
Tolong Menolong Tolong menolong merupakan kegiatan sosial yang merupakan awal dari proses interaksi
sosial antar suku dan suatu konsep makro yang mencakup aspek sosial dalam masyarakat. Tolong menolong merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap individu. Kegiatan yang tanpa membedakan suku ini dilaksanakan setiap ada warga yang membutuhkan. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
7 Tolong menolong dalam berbagai hal memang sudah tampak selalu dilaksanakan oleh masyarakat Desa Kayuagung yang melibatkan penduduk Jawa dan masyarakat lokal. c.
Komunikasi Berdasarkan kenyataan yang peneliti peroleh di lokasi penelitian, penduduk di Desa
Kayuagung yang sebagian besar suku Jawa dalam kehidupan sehari-hari tetap menggunakan bahasa Jawa. Namun, demikian tidak jarang menggunakan bahasa Indonesia bila bertemu dengan masyarakat lokal. Komunikasi antara suku Jawa dan masyarakat lokal sudah cukup baik dan efektivitas. Implikasi dari interaksi sosial transmigran Jawa dan masyarakat lokal yaitu sebagai berikut: a.
Kerjasama Salah satu faktor yang memperkuat interaksi sosial antara penduduk Jawa dan
masyarakat lokal adalah hubungan kerjasama antar suku. Dari hubungan kerjasama tersebut dapat menimbulkan proses peniruan. Proses peniruan yang baik dapat mendorong seseorang untuk mempertaruhkan, melestarikan serta menaati norma dan nilai yang berlaku. b. Hubungan Perkawinan Hubungan perkawinan merupakan faktor yang mendukung dalam proses terjadinya interaksi sosial antara transmigran dan masyarakat lokal yaitu hubungan perkawinan antar suku. Dari hasil pengamatan peneliti, bahwa di Desa Kayuagung adanya perkawinan campur (antar suku) yang terjadi adalah hal yang sangat lumrah terjadi, hal ini banyak didapati di dalam masyarakat c.
Sosial Ekonomi Berdasarkan pengamatan peneliti yang terjadi di Desa Kayuagung, dimana penduduk
Jawa lebih menonjol (berhasil) dalam bidang perekonomian dibandingkan dengan masyarakat lokal. Penduduk Jawa ahli dalam mengolah lahan pertanian (sawah) dan perkebunan (coklat, cengkeh) sedangkan masyarakat lokal hanya ahli dalam perkebunan saja (coklat, kelapa, cengkah), sehingga masyarakat lokal jarang sekali yang mempunyai lahan pertanian (sawah).
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
8 Namun masyarakat Desa Kayuagung sadar bahwa keberhasilan seseorang tersebut secara tidak langsung ikut andil dalam pembangunan dan dapat dijadikan contoh bagi warga lain.
IV. 1.
PEMBAHASAN Interaksi Sosial Transmigran Jawa dengan Masyarakat Lokal di Desa Kayuagung. Dari hasil penelitian, dapat dijabarkan bahwa pada dasarnya proses interaksi antara
transmigran dan masyarakat lokal di Desa Kayuagung sudah berjalan dengan baik, karena antara kedua suku tersebut sudah terjadi pembauran dan selama ini tidak pernah terjadi konflik diantara keduanya. Pola tingkah laku yang melekat pada masyarakat Desa Kayuagung yang merupakan pembauran dari masyarakat lokal dan transmigran, tergambar dari tindakan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil penelitian tersebut maka bentuk interaksi sosial yang terjadi antara transmigran Jawa dan masyarakat lokal di Desa Kayuagung adalah: a) Proses asosiatif 1. Kerjasama Kerjasama yang terjalin antara transmigran Jawa dan masyarakat lokal adalah kerjasama dalam hubungan kerja, saling tolong menolong, dan gotong royong. Setiap melakukan pekerjaan apapun, maka seseorang akan membutuhkan bantuan orang lain. Hal tersebut juga tampak pada masyarakat Desa Kayuagung yang mana antara transmigran Jawa dan masyarakat lokal saling membantu dalam mengerjakan lahan perkebunan, serta antara transmigran Jawa dan masyarakat lokal dapat saling bertukar pikiran tentang bagaimana tata cara bercocok tanam yang baik. Selain dalam bidang pertanian, terjalin pula hubungan kerja melalui usaha jual beli, hal tersebut tampak pada masyarakat Desa Kayuagung dimana dalam suatu usaha jual beli cacao (coklat) yang dimiliki oleh orang Jawa tidak semua pekerjanya orang Jawa saja, melainkan ada juga masyarakat lokal. Kegiatan yang merupakan awal dari interaksi sosial adalah adanya tolong menolong. Dalam tolong menolong yang terlihat di Desa Kayuagung menunjukkan hasil yang memuaskan, karena masyarakat Desa Kayuagung saling membantu sesama tanpa membedakan suku. Hal tersebut terlihat jika ada tetangga yang sedang mengalami kesusahan atau musibah dan jika ada seseorang yang meninggal maka masyarakat Desa Kayuagung saling membantu.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
9 Kegotong royongan yang terlihat di Desa Kayuagung menunjukkan hasil yang baik karena dalam kegiatan apapun masyarakat Desa Kayuagung saling bahu membahu dalam bergotong-royong misalnya membangun rumah, seperti memperbaiki rumah ibadah, pembangunan jalan, menyelenggarakan acara pernikahan terutama orang jawa dengan adatnnya yang sangat kental sekali, dan mereka tidak akan meninggalkan tradisi yang sudah melekat sejak jaman nenek moyang mereka. 2.
Asimilasi Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan. Dalam hal ini yang terjadi pada interaksi
transmigran Jawa dan masyarakat lokal yaitu adanya sikap toleransi antara keduanya dan terjadinya perkawinan campuran (masyarakat Jawa dan masyarakat lokal). Di lingkungan Desa Kayuagung memang telah terjadi perkawinan campuran antara suku-suku. Disini terlihat bahwa semua penduduk yang ada di Desa Kayuagung cukup terbuka dengan suku lain, mereka tidak melarang anak-anak mereka menikah dengan warga yang berasal dari suku lain. Hal tersebut menjadikan hubungan antar suku semakin erat, serta interaksi antara kedua belah pihak semakin lancar karena mereka saling menghargai. Perkawinan campuran ini merupakan cara mereka beradaptasi dengan lingkungan sekitar. 3.
Komunikasi Masyarakat lokal dalam kehidupan sehari-hari sangat jarang menggunakan bahasa
daerah walaupun dengan sesama etnik, khususnya generasi mudanya. Sehingga hal ini memudahkan para transmigran untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat lokal, dan dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi maka proses interaksi dapat berjalan dengan baik. Pembauran transmigran Jawa dan masyarakat lokal dapat terjadi dengan baik dan lancar juga menggunakan media atau wadah jual beli. Dalam kaitan ini adanya hubungan jual beli dapat menyebabkan komunikasi berjalan dengan baik, hal ini tampak pada masyarakat Desa Kayuagung dalm interaksi jual beli yang terjadi di pasar maupun di kios-kios.
b) Proses disosiatif
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
10 Dalam masyarakat Desa Kayuagung hampir tidak pernah ada konflik fisik yang terjadi hanya konflik non fisik yang terjadi seperti perbedaan pendapat yang terjadi dalam suatu musyawarah yang dilakukan. Contohnnya dalam musyawarah pemilihan kepala desa, pembentukan struktur organisasi, misalnnya organisasi dalam masyarakat untuk pembentukan kelompok tani, untuk sejumlah warga untuk membuat perumahan dan musyawarah lainnya. Persaingan yang terjadi pada masyarakat terjadi dalam bidang ekonomi, yang mana masyarakat Jawa yang lebih menonjol dibandingkan masyarakat lokal. Namun, masyarakat lokal menyadari bahwa keberhasilan seseorang (suku Jawa) tersebut dilakukan karena bekerja keras, sehingga dapat dijadikan contoh bagi suku lain untuk berusaha lebih keras dalam kesejahteraan hidup. 2.
Dampak dari Interaksi Sosial Transmigran Jawa dengan Masyarakat Lokal di Desa Kayuagung Interaksi transmigran Jawa dan masyarakat lokal, berarti membuahkan alternatif positif
yakni pertemuan antar kelompok etnis masyarakat yang berbeda ternyata mampu menciptakan suasana hubungan sosial yang harmonis. Kondisi ini akan terus terjaga jika rasa saling menghargai dan mengakui keberadaan masing-masing etnik, mengurangi hal-hal yang bisa menyebabkan timbulnya benturan atau konflik antar masyarakat, perasaan terbuka dalam bertoleransi sehingga perbedaan-perbedaan yang ada bisa dikurangi, ditingkatkannya kegiatan pencarian kepentingan bersama yang menimbulkan suatu simbiosis mutualistik (hubungan yang saling menguntungkan). Transmigran Jawa melakukan perpindahan ke Desa Kayuagung bertemu dengan masyarakat yang memiliki adat istiadat dan kehidupan yang baru, sehingga setelah beberapa waktu lamanya mereka tinggal dan berbaur dengan masyarakat lokal, yang tanpa disadari oleh masyarakat menimbulkan efek-efek atau dampak dalam kehidupan masyarakat. a.
Dampak positif Perpindahan transmigran Jawa di Desa Kayuagung dapat mengatur tata keseimbangan
penduduk di daerah Jawa Timur. Perpindahan para transmigran ini mengurangi tingkat kepadatan penduduk, jumlah pengangguran dan penduduk miskin. Sebaliknya bagi Desa Kayuagung Kecamatan Mepanga para transmigran membantu atas pertambahan penduduk dan peningkatan dalam perekonomian.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
11 Akulturasi budaya antara para transmigran dan penduduk lainnya di Desa Kayuagung menambah keanekaragaman budaya dan meningkatkan kebersamaan. Pengalaman baru mereka dapatkan, hidup berinteraksi dengan masyarakat lainnya mengenal ide-ide, sikap, tingkah laku dan nilai-nilai baru. Bahkan memungkinkan mereka untuk saling mengamati, meniru, memanfaatkan, berkomunikasi dengan lingkungan baru. Perubahan demi perubahan dalam berbagai bentuk kehidupan masyarakat terus terjadi. Program pembangunan mulai ditingkatkan, dibidang pendidikan dibangunnya sekolah-sekolah dan memberi peluang makin berkembangnya pembangunan di berbagai bidang demi tercapainya masyarakat yang adil dan makmur. b.
Dampak negatif Pertemuan etnik antara transmigran Jawa dan masyarakat lokal tidaklah menimbulkan
perbedaan dan dampak negatif yang berarti. Pertemuan masyarakat dan budaya yang berbeda ini oleh suatu kesadaran untuk menciptakan suasana hubungan sosial yang harmonis, saling menghargai dan mengakui keberadaan masing-masing etnik. Sikap penghargaan pada nilai budaya lain misalnya, norma, agama masalah ekonomi, pemakaian bahasa daerah sebagai alat komunikasi nampaknya bisa diterima oleh masyarakat satu dengan lainnya. Adanya adaptasi penyesuaian diri, interaksi sosial dan rasa saling menghargai adat budaya antara kelompok etnik sehingga tercipta satu warga yang tidak berdasarkan asal kedaerahan tetapi masingmasing kelompok etnik tetap memiliki kepribadian dan identitas sendiri-sendiri. Ini terbukti dengan keadaan hidup masyarakat di Desa Kayuagung yang aman dan tentram sampai saat ini.
V. 1.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Interaksi sosial transmigran Jawa dengan masyarakat lokal menimbulkan dua proses
yaitu proses asosiatif dan disosiatif. Pada proses asosiatif interaksi sosial yang terjadi 1) kerjasama dalam bentuk hubungan kerja saling tolong menolong, gotong royong. 2) asimilasi yaitu adanya toleransi dan terjadinya perkawinan campuran (antar suku) 3) komunikasi. Sedangkan pada proses disosiatif bentuk interaksi yang terjadi yaitu hampir tidak pernah terjadi konflik fisik yang terjadi hanyalah konflik non fisik seperti perbedaan pendapat yang terjadi dalam suatu musyawarah yang dilakukan.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
12 Dampak positif dari interaksi sosial transmigran Jawa dengan masyarakat lokal yaitu bertambahnya keanekaragaman budaya dan meningkatkan kebersamaan. Perubahan demi perubahan dalam berbagai bentuk kehidupan masyarakat terus terjadi. Program pembangunan mulai ditingkatkan, dibidang pendidikan dibangunnya sekolah-sekolah dan memberi peluang makin berkembangnya pembangunan diberbagai bidang. Pertemuan etnik antara transmigran Jawa dan masyarakat lokal tidaklah menimbulkan perbedaan dan dampak negatif yang berarti. Pertemuan masyarakat dan budaya yang berbeda ini oleh suatu kesadaran untuk menciptakan suasana hubungan sosial yang harmonis, saling menghargai dan mengakui keberadaan masingmasing etnik. 2.
Saran Pembauran atau interaksi sosial yang terjadi di Desa Kayuagung antar etnis transmigran
Jawa dan masyarakat lokal berupa bahasa, kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi, pertanian dan adat-istiadat agar tetap dipertahankan dan ditingkatkan demi terciptanya kedamaian dalam masyarakat. Dalam perbedaan diharapkan etnis-etnis yang terlibat didalamnya tidak meninggalkan adat-istiadat yang telah ada sebelumnya agar para generasi muda dapat melestarikan budaya yang ada.
DAFTAR PUSTAKA Charras, M. (1997). Dari Hutan Angker Hingga Tumbuhan Dewata. Jogjakarta: UGM Press. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
13 Hereen, H.J. (1979). Transmigrasi di Indonesia. Jakarta : PT.Gramedia.Kartasapoetra, G dan Kreimers, L.J.B. (1987). Sosiologi Umum. Jakarta : PT. Bina aksara. Lawang, R. (1985). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta : Materi Kuliah Iniversitas Terbuka. Pabundu Tika, M. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Saragih, J.P.N. dan Sitorus, S. (1980). Bunga Rampai Lingkungan Hidup. Jakarta: Usaha Nasional. Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV.Rajawali Subana, M. dan Sudrajat. (2001). Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. Rineka Cipta Syamsudin, S. (1999). Pengolahan Data dalam Penelitian. Yogjakarta: Pusat Penelitian Bahasa UIN Sunan Kalijaga.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD