Jimmy S. Juwana: Merancang Sistem Bangunan Tinggi harus

17 Nov 2017 ... Mengangkat tema “Sistem Bangunan Tinggi”, pria kelahiran. Jakarta ini menjelaskan, fungsi bangunan tinggi bisa diaplikasikan untuk tig...

216 downloads 2756 Views 521KB Size
Jimmy S. Juwana: Merancang Sistem Bangunan Tinggi harus Terintegrasi Merancang

sistem

bangunan

tinggi

tidak

hanya

merancang

bangunan rendah yang ditumpuk beberapa lantai. Tidak lagi terpaku hanya pada segmen secara arsitek, struktur, mekanikal, elektrikal, tetapi harus keseluruhan. “Yang

diperlukan

adalah

bagaimana

kita

berfikir

secara

terintegrasi. Dan diuji dengan teknik ekonomi, dengan uangnya,” terang Ir. Jimmy Siswanto Juwana, MSAE., saat memberikan kuliah tamu Teknik Arsitektur di auditorium Kampus I ITN Malang, Kamis, (9/11). Mengangkat tema “Sistem Bangunan Tinggi”, pria kelahiran Jakarta ini menjelaskan, fungsi bangunan tinggi bisa diaplikasikan untuk tiga gedung yakni, kantor, hotel, hunian atau apartemen. “Untuk rumah sakit tidak bisa diterapkan karena akan menyulitkan dalam evakuasi apabila terjadi bencana,” ujarnya. Menurut penulis buku Sisten Bangunan Tinggi ini, sebuah bangunan tinggi tidak boleh lebih dari 2.000 kaki, karena di atasnya merupakan jalur penerbangan. Selain itu juga harus memperhatikan tinggi antar lantai, berkisar antara 9-13 meter.

Jimmy S. Juwana: Merancang Sistem Bangunan Tinggi harus Terintegrasi Merancang bangunan tinggi intinya adalah merancang denah atau desain dari core (inti bangunan) bangunan. “Ada lima modul yang harus diperhatikan dalam sistem bangunan tinggi, arsitektur, struktur, bahan atau material pembentuknya, identitas dan perabot,” sebut dosen Universitas Trisakti ini dihadapan lebih dari 200 mahasiswa. Selain mahasiswa arsitektur ITN Malang ada juga beberapa mahasiswa dari luar ITN. Sebelum mengakhiri kuliah tamu ia sekilas menjelaskan materi bangunan tinggi dan pendekatan urban design. Dalam merancang bangunan tinggi seorang arsitek harus juga memperhatikan lingkungan sekitar. Seperti menghormati bangunan rendah disekitarnya, adanya konektifitas dengan bangunan disekitarnya, bisa memanfaatkan lingkungan sekitar untuk mempercantik bangunan tinggi, akses menuju ke bangunan tinggi, melestarikan cagar budaya/heritage di sekitar bangunan tinggi, serta ada zona pejalan kaki. (mer/humas)