Jurnal AgriSains Vol.5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
i
Jurnal AgriSains Vol.5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
Jurnal
AgriSains PENANGGUNG JAWAB Kepala LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta Ketua Umum : Dr. Ir. Ch Wariyah, M.P. Sekretaris : Awan Santosa, S.E., M.Sc. Dewan Redaksi : Dr. Ir. Wisnu Adi Yulianto, M.P. Dr. Ir. Sri Hartati Candra Dewi, M.P. Dr. Ir. Bambang Nugroho, M.P. Penyunting Pelaksana : Ir. Wafit Dinarto, M.Si. Ir. Nur Rasminati, M.P. Pelaksana Administrasi : Zulki Adzani Sidiq Fathoni Hartini
Alamat Redaksi/Sirkulasi : LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta Jl. Wates Km 10 Yogyakarta Tlpn (0274) 6498212 Pesawat 133 Fax (0274) 6498213 E-Mail :
[email protected] Web : http://lppm.mercubuana-yogya.ac.id Jurnal yang memuat ringkasan hasil laporan penelitian ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta, terbit dua kali setiap tahun. Redaksi menerima naskah hasil penelitian, yang belum pernah dipublikasikan baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris. Naskah harus ditulis sesuai dengan format di Jurnal AgriSains dan harus diterima oleh redaksi paling lambat dua bulan sebelum terbit.
ii
Jurnal AgriSains Vol.5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga Jurnal Agrisains Volume 5, No. 1, Mei 2014 dapat kami terbitkan. Redaksi mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para penulis yang telah berbagi pengetahuan dari hasil penelitian, untuk dipublikasikan dan dibaca oleh pemangku kepentingan, sehingga memberikan kemanfaatan yang lebih besar bagi perkembangan IPTEKS. Pada jurnal agrisains edisi Mei 2014, disajikan beberapa hasil penelitian di bidang matematika dan teknologi pengolahan pangan. Pada bidang matematika berisi tentang keefektifan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dan Pendekatan Pemecahan Masalah dengan metode group to group, pengembangan perangkat
pembelajaran
matematika
menggunakan
metode
pembelajaran
kooperatif, pengaruh pendekatan open ended terhadap motivasi belajar siswa serta upaya meningkatkan motivasi dan prestasi pembelajaran matematika pada siswa SMP kelas IV, sedangkan pada bidang teknologi pengolahan pangan berisi tentang sifat fisik instan temulawak (curcuma xanthorhiza roxb.) dengan berbagai rasio penambahan gum arab dan maltodekstrin. Redaksi menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam penyajian artikel dalam jurnal yang kami terbitkan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan, agar penerbitan mendatang menjadi semakin baik. Atas perhatian dan partisipasi semua pihak, redaksi mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Mei 2014 Redaksi
iii
Jurnal AgriSains Vol.5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1 ini telah direview oleh Mitra Bestari : 1. Heru Sukoco, S.Si., M.Pd. bidang studi Pendidikan Matematika 2. Drs. Riyanto, M.Si. bidang studi Agroteknologi 3. Dr. Ir. Chatarina Wariyah, M.P. bidang studi Ilmu Pangan
iv
Jurnal AgriSains Vol.5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar ........................................................................................... Daftar Mitra Bestari .................................................................................... Daftar Isi...................................................................................................... KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PPM) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE GROUP TO GROUP DITINJAU KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA...... Nuryadi PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF LEARNING ............................... Anggun Badu Kusuma SIFAT FISIK INSTAN TEMULAWAK (Curcuma Xanthorhiza Roxb.) DENGAN BERBAGAI RASIO PENAMBAHAN GUM ARAB DAN MALTODEKSTRIN DARI EKSTRAK HASIL MASERASI ........................... Irak Febriyanti dan Astuti Setyowati PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMAN 5 MATARAM ........................................................................ Muhammad Taufik
iii iv v
1-24
25-41
42-57
58-86
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CT SISWA KELAS VII SMP ...... 87-100 Ririn Kurnila Sari dan Nuryadi PEDOMAN PENULISAN NASKAH .............................................................
101
v
Jurnal AgriSains Vol.5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF LEARNING Anggun Badu Kusuma Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh, Purwokerto 53182
Email:
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) matematika dengan model pembelajaran kooperatif yang valid dan efektif. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Tahapan dalam penelitian ini meliputi tahap pendahuluan, pengembangan, dan uji lapangan. Subjek uji coba penelitian ini terdiri atas 71 siswa dan dua guru SMK Muhammadiyah 1 Temon, Kulonprogo. Instrumen pada penelitian ini terdiri atas; (1) kevalidan: penilaian validator terhadap LKS, (2) keefektifan: lembar angket pelaksanaan pembelajaran guru, lembar angket pelaksanaan pembelajaran siswa, dan tes hasil belajar. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil validasi menunjukkan LKS yang dikembangkan layak digunakan dengan kategori kevalidan sangat baik. Keefektifan produk berkategori bagus, hal ini terlihat dari persentase siswa yang lulus tes hasil belajar adalah 79,55%. Kata kunci: pengembangan, LKS, pembelajaran kooperatif. DEVELOPING MATHEMATICAL STUDENT’SWORKSHEET USING THE COOPERATIVE LEARNING MODEL ABSTRACT This research aims to produce mathematical student’s worksheet using cooperative learning model that is valid and effective.This reseach is a reseach and development. Stages in the study include a preliminary stage, development, and field testing. The subjects of this research consisted of 71 students and two teachers of SMK Muhammadiyah 1 Temon, Kulonprogo. The research instruments were to assess: (1) validity: the validators’ assessment on student’s worksheet; (2) effectiveness: a questionnaire implementation of learning for teachers, a questionnaire implementation of learning for students, and a learning achievement test. The data were analyed descriptively.The results of the validation showed that the product were appropriate to use with the validity category is very good. Effectiveness of the product category is good, it can be seen fromthe score of learning outcome test which shows that 79.55% of the students pass the test. Keywords: developing, student’s worksheet, cooperative learning
25
Jurnal AgriSains Vol.5 No. 1., Mei 2014
PENDAHULUAN
ISSN : 2086-7719
yang
berpusat
pada
guru
ini
menjadikan siswa hanya menghafal Guru mempunyai peran sentral
konsep-konsep yang diberikan guru.
dan merupakan salah satu bagian
Hal ini menjadikan keputusasaan,
penting
kebosanan, dan kurang maksimalnya
yang
keberhasilan (Mulyasa:
menghantarkan
dalam 2006,
pendidikan
p.13).
perkembangan potensi siswa.
Untuk
Sementara
itu,
dari
hasil
melaksanakan peran tersebut, guru
observasi dan wawancara terhadap
harus
10 guru matematika di SMK Jurusan
mampu
memberikan
keteladanan, membangun kemauan,
Teknologi
mengembangkan
dan
Kulonprogo, terkait dengan sumber
Kemampuan
belajar yang digunakan menunjukkan
potensi,
kreativitas
siswa.
membangun
dan
mengembangkan
bahwa
Komputer
beberapa
Jaringan
guru
se-
tidak
potensi siswa dapat dilakukan dengan
melengkapi silabus dan RPP dengan
memfasilitasi dan memberikan arahan
sumber belajar yang tercantum pada
kepada siswa. Trianto (2010, p.5-7)
silabus dan RPP tersebut. Sumber
menyatakan bahwa terdapat kondisi
belajar yang digunakan oleh sebagian
yang berbeda jika di lapangan, proses
besar guru adalah buku referensi dari
pembelajaran sering didominasi oleh
penerbit tertentu dan hanya dua guru
pembelajaran
yang menggunakan LKS. Satu guru
konvensional.
Pembelajaran
lebih
menyusun LKS sendiri sedangkan
disukai guru dikarenakan tidak banyak
guru yang satunya lagi menggunakan
memerlukan alat dan bahan praktik,
LKS
guru
tertentu.
cukup
konvensional
menjelaskan
konsep-
konsep yang terdapat pada buku ajar atau
referensi
lain.
Pembelajaran
yang
berasal
dari
penerbit
Untuk melaksanakan tugas guru agar maksimal tersebut salah satu
26
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
usaha yang dapat dilakukan adalah
peserta didik, dan pedoman evaluasi.
dengan mengembangkan LKS yang
Bahan ajar yang digunakan dalam
telah
model
penelitian ini yaitu berupa lembar
pembelajaran yang akan digunakan.
kegiatan peserta didik (worksheet).
Produk yang telah ada yaitu berupa
Worksheet merupakan salah satu
LKS
jenis
terintegrasi
dengan
menggunakan
konvensional
atau
keterkaitan
pendekatan tanpa
ada
dengan
bahan
ajar
yang
dapat
memudahkan pendidik dan peserta
model
didik
dalam
pembelajaran
(Abdul
pembelajaran
tertentu.
Model
Majid, 2009: p.144). Kemudahan ini
pembelajaran
kooperatif
yang
dikarenakan isi dari worksheet yaitu
dapat
berupa petunjuk atau langkah-langkah
dan
terstruktur untuk menyelesaikan tugas
kondisi siswa, karakteristik dari setiap
yang harus dikerjakan peserta didik
indikator,
(Depdiknas, 2008). Langkah-langkah
berpusat disesuaikan
kepada dengan
dan
siswa situasi
kompetensi
yang
hendak dicapai pada setiap indikator.
terstruktur
Model
memaksimalkan pemahaman dalam
pembelajaran
yang
ini
berfungsi
diintegrasikan pada pengembangan
upaya
ini
pembelajaran
sesuai dengan indikator pencapaian
kooperatif. Segala bentuk bahan yang
hasil belajar yang harus ditempuh
digunakan untuk membantu pendidik/
(Trianto, 2010: p.22).
yaitu
instruktur
model
dalam
melaksanakan
pembentukan
untuk
kemampuan
Produk bernilai baik jika valid
pembelajaran disebut dengan bahan
dan
ajar (Depdiknas, 2008: p.8). Bahan
Produk dikatakan valid jika isi produk
ajar diperlukan dalam pembelajaran
harus disesuaikan dengan standar
karena berfungsi sebagai pedoman
keilmuan
bagi
1999:
pendidik,
pedoman
belajar
efektif
dalam
yang
p.126).
pembelajaran.
berlaku Untuk
(Nieeven,
menentukan
27
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
kesesuaian
tersebut
dilakukan
ISSN : 2086-7719
kelompoknya, akan tetapi dibutuhkan
penilaian produk oleh ahli. Produk
interaksi
dikatakan
anggota kelompok.
efektif
keberhasilan
jika
dalam
terdapat
pelaksanaan
antar
Menurut
pasangan
Johnson,
atau
D.W.
&
pembelajaran (Nieeven, 1999: p.127-
Johnson, R.T (2002, p.278), terdapat
128). Menurut Sinambela (2008, p.31)
lima
Untuk
pembelajaran
melihat
keberhasilan
unsur
penting
dalam
kooperatif,
yaitu:
pelaksanaan pembelajaran tersebut
positive interdependence, individual
dapat
accountability,
diketahui
dari
ketercapaian
hasil belajar peserta didik. Pembelajaran
interaction,
interpersonal and small group skill, kooperatif
menurut Erman Suherman (2003, p.7)
dan group processing Konsep
utama
dari
belajar
mencakup kegiatan kelompok kecil
kooperatif menurut Slavin (1995, p.98)
siswa yang bekerja sebagai tim untuk
adalah sebagai berikut:
menyelesaikan suatu permasalahan
a. Penghargaan
kelompok
(team
dan mencapai tujuan bersama. Jolliffe
rewards), yang akan diberikan jika
(2007,
p.59)
berpendapat
bahwa
kelompok mencapai kriteria yang
kooperatif
adalah
ditentukan.
pembelajaran
pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok
kecil
dimana
b. Tanggung
jawab
individual
anggota
(individual
kelompok saling mendukung demi
bermakna
keberhasilan
kelompok tergantung pada belajar
individu
dan
keberhasilan kelompoknya. Bekerja
individual
kelompok
kelompok.
dalam
pembelajaran
kooperatif ini tidak sekedar masing-
terfokus
masing
membantu
siswa
bekerja
dalam
accountability), bahwa
suksesnya
semua Tanggung dalam yang
anggota jawab
usaha lain
ini
untuk dan
28
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
memastikan
setiap
ISSN : 2086-7719
anggota
lapangan adalah kelas XI TKJ II dan
kelompok telah siap menghadapi
III di SMK Muhammadiyah 1 Temon.
evaluasi tanpa bantuan yang lain.
Kelas XI TKJ II terdiri dari 25 siswa, sedangkan kelas XI TKJ III terdiri dari
MATERI DAN METODE
22 siswa. Untuk
Jenis
penelitian
ini
adalah
tentang
mendapatkan
bahan
ajar
yang
data valid
penelitian pengembangan. Penelitian
digunakan lembar validasi bahan ajar.
ini difokuskan pada pengembangan
Lembar
Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Untuk
memperoleh data tentang kualitas
mendapatkan
bahan ajar. Lembar tersebut diberikan
prototype
validasi
kepada
dilakukan
dari
penilaian terhadap bahan ajar yang
pengembangan pembelajaran model
telah dibuat. Untuk mendapatkan data
Borg dan Gall. Menurut Anik Ghufron
tentang
et al. (2007: p.10) bahwa kesepuluh
digunakan
langkah model Borg dan Gall tersebut
diberikan kepada siswa pada akhir
dapat dikelompokkan menjadi empat
pertemuan, hal ini bertujuan untuk
langkah
yaitu
mengukur tingkat ketuntasan hasil
meliputi
define,
pendahuluan design,
yang
develop,
tes
hasil
bahan
ajar
belajar.
Tes
Data hasil validasi dianalisis
Subjek uji coba pada uji coba
skor dihitung dengan cara jumlah skor
Komputer Jaringan (TKJ) I di SMK
dua validator dibagi dua. Hasil rata-
Muhammadiyah 1 Temon yang terdiri
rata
dari
dideskripsikan, dengan deskripsi nilai
siswa.
kelas
Subjek
XI
berdasarkan rata–rata skor. Rata-rata
Teknik
24
adalah
keefektifan
memberikan
belajar peserta didik.
dissemination.
terbatas
untuk
untuk
pengembangan, pada penelitian ini adaptasi
ahli
digunakan
uji
coba
skor
tersebut
kemudian
29
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
1,00 ≤ x ≤ 1,75 berkategori tidak baik, nilai
1,75
2,50
berkategori
kurang baik, nilai 2,50 < x ≤ 3,25
ISSN : 2086-7719
minimal
75,
sehingga
siswa
dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai minimal 75.
berkategori cukup, nilai 3,25 < x ≤ 4,00
berkategori
baik,dan
nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN
4,00< x berkategori sangat baik (Anas Hasil
Sudijono, 2006 : p.161). Tes hasil belajar dilakukan dua
penelitian
dari
setiap
tahapan dijabarkan sebagai berikut :
kali yaitu disetiap akhir pertemuan. Analisis data dari dua tes hasil belajar
Tahap Define/ Pendefinisian Pada
dilakukan dengan menguji reliabilitas soal
masing-masing
(2010,
p.46)
reliabilitas masalah dapat
tes.
kepercayaan.
dikatakan
ini,
peneliti
Arikunto
melakukan pengumpulan informasi-
bahwa
informasi berkaitan dengan produk
menyatakan
berhubungan
tahap
dengan
Suatu
mempunyai
tes taraf
yang
akan
dikembangkan.
Pengumpulan
informasi
dengan
pustaka
studi
dilakukan dan
studi
kepercayaan yang tinggi jika tes
lapangan. Studi lapangan dilakukan
tersebut dapat memberikan hasil yang
dengan melakukan prasurvei yang
tetap. Tes hasil belajar dikatakan
bertujuan
reliabel jika koefesien reliabilitasnya
pembelajaran yang berlangsung dan
(r) ≥ 0,70 (Wilkerson dan Lang, 2007,
juga pengumpulan informasi berkaitan
p.121). Untuk menentukan koefesien
dengan
reliabilitas digunakan rumus koefisien
digunakan guru.
alpha Croanbach (Allen & Yen, 1979:
untuk
silabus
Kegiatan
dan
mengetahui
RPP
prasurvei pada
yang
lapangan
p.83). Adapun Kriteria Ketuntasan
dilaksanakan
tanggal
3-7
Minimal (KKM) SMP N 2 Yogyakarta
November 2011. Prasurvei dilakukan
30
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
dengan
melakukan
penyebaran
ISSN : 2086-7719
a. Menentukan tujuan pengembangan
angket terhadap 10 guru matematika
Pengembangan
ini
bertujuan
SMK di Kulonprogo. Data angket
untuk mendapatkan LKS yang valid
menunjukkan bahwa hanya 2 guru
dan
yang menggunakan LKS, dan satu
waktu
dari dua guru tersebut menyusun
pengembangan hanya terbatas pada
sendiri LKS yang digunakan dalam
kompetensi
pembelajaran
fungsi.
dan
8
guru
tidak
efektif.
Karena
dan
keterbatasan
tenaga
menentukan
Model
maka
turunan
pembelajaran
menggunakan LKS. Hasil prasurvei
digunakan
tersebut juga menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe STAD
masih
dan tipe Jigsaw.
kurangnya
pengembangan
silabus dan RPP, masih kurangnya penggunaan
metode
pembelajaran
yang berpusat kepada siswa, dan masih
kurangnya
pengembangan
instrumen pendukung dari silabus dan RPP tersebut.
adalah
yang
b. Penyusunan
instrumen
untuk
mengukur kevalidan dan kefektifan produk yang dihasilkan. c. Melakukan analisis indikator pada silabus. Yaitu
menentukan
pembelajaran Tahap Design/ Perancangan
model
yang
tepat
metode untuk
indikator dan materi ajar yang akan
Berdasarkan hasil prasurvei di
disampaikan,
dan
menentukan
lapangan dan dilakukan studi pustaka
banyaknya pertemuan dalam indikator
maka
pengembangan
tersebut. Masing-masing pertemuan
perangkat dilanjutkan dengan tahap
dalam analisis ini terdiri dari dua jam
pengembangan.
pelajaran. Adapun analisisnya adalah
langkah
Pada
tahap
dilakukan beberapa langkah, yaitu:
ini
sebagai berikut:
31
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
1)
ISSN : 2086-7719
Indikator 16.3.1. Memahami
tentang 1) aturan turunan fungsi
definisi turunan fungsi dan 16.3.2
konstan, 2) aturan turunan fungsi
Menentukan
yang
identitas, 3) aturan turunan fungsi
definisi
pangkat, 4) aturan turunan hasil kali
sederhana
turunan
fungsi
menggunakan
turunan fungsi.
konstanta dengan fungsi, 5) aturan
Kompetensi pada indikator ini adalah
kemampuan
siswa
untuk
turunan
hasil
jumlah
dan
selisih
fungsi-fungsi, 6) aturan turunan hasil
memahami tentang definisi turunan
kali
fungsi.
fungsi
turunan
merupakan kompetensi dasar dalam
Apabila
turunan fungsi sehingga kompetensi
dikelompokkan
ini
keterkaitan dan tingkat kesulitannya
Definisi
berkaitan
turunan
dengan
kompetensi
yang
kompetensi-
hasil
dan
bagi
7)
aturan
fungsi-fungsi.
kompetensi
tersebut berdasarkan
Karena
maka dapat dikelompokkan menjadi
berkaitan dengan kompetensi yang
tiga kelompok, yaitu kompetensi 1-5,
lain,
kompetensi 6, dan kompetensi 7.
maka
lain.
fungsi-fungsi,
metode
pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang digunakan.
Kompetensi 1-5 menjadi satu
Waktu yang digunakan untuk dua
kelompok
indikator ini adalah satu pertemuan
kesulitannya termasuk belum terlalu
pembelajaran.
sulit sehingga 5 kompetensi dapat
2)
digabung
Indikator 16.3.3. Menentukan
aturan
turunan
sederhana,
dan
fungsi
yang
indikator
16.3.4.
Karena
dikarenakan
dalam antar
berkaitan,
satu
tingkat
pertemuan.
kompetensi maka
metode
Menentukan aturan turunan fungsi
pembelajaran
Aljabar
metode pembelajaran kooperatif tipe
Kompetensi yang harus dikuasai siswa
pada
indikator
ini
adalah
yang
saling
cocok
adalah
STAD. Penyajian pada kompetensi ini disajikan dalam satu pertemuan.
32
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
Kompetensi 6 dan 7 dipisahkan dari
kompetensi
pada
kompetensi
ini
bisa
karena
digabung menjadi satu pertemuan
kompetensi 6 dan 7 tingkat kesulitan
dengan kompetensi yang lain. Melihat
lebih komplek. Jika tidak dipisahkan
pertemuan berikutnya hanya untuk
maka satu pertemuan dimungkinkan
menguasai
tidak
dimungkinkan banyak waktu tersisa
cukup.
berkaitan
1-5
maka
Kompetensi
dengan
6
tidak
kompetensi
7,
dengan
disajikan
Kompetensi
metode
kompetensi
dan
maka kompetensi ini digabungkan
sehingga dua kompetensi ini dapat dengan
dua
kompetensi
sebelumnya. sebelumnya
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
menggunakan
Banyaknya
dua
sehingga pada kompetensi ini harus
satu
tidak
pertemuan
kompetensi
ini
untuk
adalah
metode
ada
jigsaw,
keterkaitan
antar
pertemuan.
kompetensi yang dibahas. Karena
3)
aturan
Indikator 16.3.5. Menentukan
turunan
tangen
berkaitan
aturan turunan fungsi Trigonometri,
dengan aturan turunan hasil bagi,
dan indikator 16.3.6. Menerapkan
maka
aturan turunan fungsi Trigonometri
diletakkan
aturan
turunan
tangen
akhir
diskusi
pada
Kompetensi pada indikator ini
kelompok siswa. Yaitu setelah siswa
adalah penguasaan tentang 1) aturan
melakukan diskusi pada kelompok
turunan sinus, 2) aturan turunan
asal.
kosinus,
turunan
4)
turunan
turunan
dan
tangen.
3)
aturan
Pembahasan
trigonometri
pada
kompetensi
ini
Indikator 16.3.7. Menentukan
menggunakan
fungsi aturan
komposisi rantai,
dan
masih sederhana karena siswa belum
indikator 16.3.8. Menerapkan aturan
mempelajari tentang aturan rantai.
rantai dalam menentukan turunan
Karena
fungsi.
masih
bersifat
sederhana
33
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
Kompetensi pada indikator ini
Kompetensi pada indikator ini
adalah menentukan tentang aturan
adalah
rantai untuk turunan fungsi komposisi
gradient garis singgung sebuah fungsi
Aljabar
untuk
yang diketahui persamaannya, 2) nilai
komposisi
stasioner suatu fungsi, 3) monoton
Trigonometri. Apabila konsep dari
naik atau turun suatu fungsi, 4) titik
turunan fungsi telah diajarkan, maka
ekstrim fungsi, dan 5) nilai maksimum
kedua kompetensi ini tidak saling
dan minimum fungsi pada interval
berkaitan.
tertutup.
dan
turunan
aturan
rantai
fungsi
Karena
tidak
saling
menentukan
tentang
Berdasarkan
1)
tingkat
berkaitan maka dapat menggunakan
kesulitannya maka kelima kompetensi
metode pembelajaran kooperatif tipe
ini tidak memungkinkan jika disajikan
jigsaw.
dalam satu pertemuan.
Berdasarkan
tingkat
kesulitannya kompetensi ini dapat
Berdasarkan
tingkat
disampaikan dalam satu pertemuan.
kesulitannya
5)
dapat dibagi menjadi tiga pertemuan.
Indikator 16.4.1. Menentukan
kompetensi
gradien garis singgung sebuah fungsi
Pertemuan
yang
persamaannya,
kompetensi 1, 2, dan 3. Sedangkan
Menentukan
kompetensi 4 dan 5 masing-masing
monoton naik atau turun suatu fungsi
satu pertemuan. Karena kompetensi
dengan
tidak
indikator
diketahui 16.4.2.
menggunakan
konsep
terlalu
pertama
tersebut
berkaitan
bertema
maka
turunan pertama, indikator 16.4.3.
pembelajaran untuk kompetensi 1, 2,
Menentukan titik ekstrim grafik fungsi,
dan 3 dapat menggunakan metode
dan indikator 16.4.4. Menentukan nilai
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
maksimum dan minimum fungsi pada
Karena kompetensi 4 dan 5 tidak
interval tertutup.
dapat dipecah lagi menjadi beberapa pembahasan
yang
tidak
saling
34
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
berkaitan maka metode pembelajaran yang
digunakan
adalah
metode
Penyajian
LKS
untuk
pertemuan 1, 2, 6, 7, dan 8 masing-
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
masing
6)
Indikator 16.5.1. Menentukan
Sedangkan pada pertemuan 3 terdiri
model matematika dari masalah yang
dari 3 LKS. Pada pertemuan 4 dan 5
berkaitan dengan ekstrim fungsi, dan
masing-masing terdiri dari 2 LKS.
indikator
16.5.2.
yang
dari
satu
LKS.
Menentukan
penyelesaian model matematika dari masalah
terdiri
berkaitan
Tahap Develop/ Pengembangan
dengan
Tahap pengembangan memiliki
ekstrim fungsi.
beberapa langkah, yaitu meliputi (1)
7)
Validasi
Kompetensi pada indikator ini
adalah
menentukan
Validasi
ahli
dan
matematika dan penyelesaiannya dari
perbaikan
terhadap
masalah
dengan
dihasilkan. Validasi dilakukan oleh
ekstrim fungsi. Karena kompetensi ini
tiga orang ahli dalam pengembangan
saling
bahan
berkaitan
berkaitan
maka
metode
ajar.
pemberian
yaitu
penilaian
yang
model
ahli.
Hasil
produk
penilaian
saran yang
ahli
pembelajaran yang digunakan adalah
terhadap produk draf 1 disajikan pada
metode pembelajaran kooperatif tipe
Tabel 1 berikut.
STAD.
Berdasarkan
tingkat
kesulitannya, kompetensi ini dapat disampaikan dalam satu pertemuan.
d. Penyusunan LKS Penyusunan disesuaikan
LKS
dengan
ini metode
pembelajaran di tiap pertemuannya.
35
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
Tabel 1. Hasil Penilaian Validasi Ahli No
Aspek yang Dinilai
Skor
1 2
Kelayakan materi/isi Kesesuaian penyajian Kesesuaian bahasa
3
Berdasarkan tersebut
dapat
penilaian sangat
pada diketahui
validator baik
dihasilkan.
Tabel
ini
57
4,75
Sangat baik
1
perbaikan
bahwa
LKS
dapat
yang
harus
dilakukan
(2) Uji coba. Kegiatan uji coba
yang
dilakukan untuk mendapatkan data
menunjukkan
tentang keberhasilan pembelajaran
bahwa LKS yang terbentuk telah valid dan
Sangat Baik Sangat Baik
terlebih dahulu.
menunjukkan
terhadap Hal
Kategori
98 88
Rata-rata Skor Tiap Butir 4,08 4,19
digunakan
dan tingkat reliabilitas soal.
dengan
Pelaksanaan uji coba dilakukan
beberapa revisi sesuai saran dari
pada akhir pembelajaran. Adapun
validator. Akan tetapi sebelum produk
data hasil uji coba yaitu sebagai
diujicobakan,
berikut.
terdapat
beberapa
Tabel 2. Data Hasil Uji Coba Nomor Butir 1 Soal Tingkat 0,3 Kesulitan
2a
2b
2c
2d
3
4
5
6
0,96
0,8
0,92
0,84
0,89
0,82
0,6 8
0,91
Ketuntasan siswa belajar dari 44
HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa yang mengikuti tes adalah 35
Untuk
mengetahui
kevalidan
siswa. Jadi terdapat 9 siswa yang
keefektifan
tidak tuntas. Sedangkan reliabilitas
dalam pembahasan ini dijabarkan
hasil tes adalah 0,72.
menjadi dua, yaitu (1) hasil validasi
pembelajaran,
dan maka
dan (2) hasil uji coba. (1) Hasil Validasi. Validasi ini bertujuan untuk
36
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
melihat kevalidan dari produk draf 1.
dengan penggunaannya di RPP.
Selain tujuan tersebut, validasi juga
LKS 1 diletakkan pada lampiran
bertujuan untuk memperoleh saran
RPP 1, LKS 2 diletakkan pada
perbaikan terhadap produk draf 1
lampiran
yang terbentuk. Hasil validasi produk
seterusnya hingga LKS 9. Jadi
draf 1 yang dilakukan oleh tiga orang
letak LKS tidak digabung menjadi
dosen Pendidikan Matematika UNY
satu
dapat
dengan penggunaannya di RPP.
diketahui
bahwa
rata-rata
terendah penilaian validator adalah
2)
RPP
akan
2,
tetapi
demikian
disesuaikan
Menambahi penjelasan aktivitas
4,08. Hal ini menunjukkan bahwa LKS
siswa dalam mengerjakan LKS
yang terbentuk berkategori minimal
dan
sangat
kegiatan
baik.
Berdasarkan
hasil
diintegrasikan
dengan
pembelajaran
pada
tersebut maka dapat disimpulakan
RPP. Penulisan penjelasan ini
bahwa produk draf 1 bernilai valid.
tidak digabung menjadi satu dan
Karena produk bernilai valid, maka
diletakkan
dapat
LKS,
digunakan
pada
tahap
berikutnya.
sesuai
pada
akan
posisi
tetapi
dengan
depan
diletakkan
aktivitas
yang
Validasi ahli juga memberikan
harus dilakukan siswa. Sehingga
saran perbaikan terhadap produk draf
posisi penjelasan dapat berada di
1. Setelah dilakukan revisi atas saran-
tengah LKS, karena bergantung
saran yang ada maka produk yang
pada
dihasilkan tersebut disebut produk
dilakukan siswa.
draf 2. Saran dan perbaikan LKS yang
3)
1)
Memindah letak LKS disesuaikan
yang
harus
Mengubah kata “latihan” menjadi “soal latihan”.
diberikan oleh validator yaitu sebagai berikut:
aktivitas
4)
Mengurangi langkah-langkah soal latihan.
37
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
5)
Mengganti
penulisan ”,
fungsi
6)
“turunan
ISSN : 2086-7719
12) Pada
karena
ilustrasi
8)
grafik
menambahkan untuk
nilai
maksimum dan minimum fungsi
fungsi.
pada interval tertutup.
Menambahi penjelasan tentang
13) Pada LKS 9 mengubah kalimat “mengubah soal cerita menjadi
Mengganti
soal
kemampuan
2
pada
karena
model
uji
matematika
persamaan
materi
berbentuk
melalui
”menjadi
strategi
“membentuk
tersebut belum saatnya diajarkan
berikut:
pada pertemuan tersebut.
model matematika dari soal cerita
Pada LKS 5b mengganti kata
yang diketahui melalui strategi
“pada saat” menjadi kata ” di”
sebagai berikut:”. (2)
atau “untuk”. 9)
8
akanambigu dengan komposisi
aturan turunan fungsi pangkat. 7)
LKS
Hasil
ujicoba.
Analisis
Menambahkan grafik fungsi pada
tingkat kesulitan soal tes uji coba
beberapa soal latihan di LKS 5, 6,
disajikan pada Tabel berikut:
7, dan 8 sebagai ilustrasi dan untuk
Tabel 3. Analisis Tingkat Kesulitan Soal Tes Uji Coba
mempermudah No
pemahaman siswa. 1. 1 menambahkan 2. 2 3. 3 ilustrasi grafik titik stasioner dan 4. 4 5. 5 kemonotonan fungsi. 6. 6 7. 7 11) Pada LKS 7 menambahkan 8. 8 9. 9 ilustrasi grafik jenis ekstrim fungsi 10) Pada
dan grafik”
LKS
6
mengubah
kata
menjadi
“sketsa “sketsa
kemiringan garis singgung”.
Nomor Butir Soal 1 2a 2b 2c 2d 3 4 5 6
Kategori Tingkat Kesulitan Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa soal nomor 1 dan 5 memiliki tingkat kesulitan sedang, sedangkan soal
38
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
yang lain memiliki tingkat kesulitan
Komputer Jaringan adalah valid,
mudah. Soal nomor 1 yaitu tentang
dengan kategori kevalidan sangat
turunan fungsi yang menggunakan
baik.
definisi turunan fungsi, sedangkan soal
nomor
5
menentukan
yaitu
nilai
tentang
maksimum
dan
(2) Produk
hasil
pengembangan
perangkat
pembelajaran
matematika
menggunakan
minimum fungsi pada interval tertutup.
metode pembelajaran kooperatif
Dapat
di
diketahui
bahwa
kategori
SMK
kelas
XI
Jurusan
Komputer
Jaringan
reliabilitas soal tes adalah reliabel.
Teknologi
Persentase ketuntasan siswa yaitu
adalah efektif, dengan kategori
79,55%. Hal ini menunjukkan bahwa
keefektifan bagus.
ketuntasan
individu
siswa
telah DAFTAR PUSTAKA
mencapai batas minimum ketuntasan yaitu
75%.
Sehingga
dapat Majid,
disimpulkan
bahwa
produk
yang
dikembangkan efektif.
Abdul.
2009.
Perencanaan
Pembelajaran Mengembangkan
Standar
Kompetensi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya. KESIMPULAN Allen, M.J., & Yen, W.M. 1979. Berdasarkan
hasil penelitian dan
Introduction to Measurement Theory.
pembahasan
diperoleh
kesimpulan
sebagai berikut:
Brooks/Cole. Widyastuti
(1) Produk hasil pengembangan LKS
pembelajaran kooperatif di SMK kelas
XI
Jurusan
Teknologi
Anik
CA:
Ghufron,
Purbani,
&
Sumardiningsih. Panduan
matematika menggunakan model
Monterey,
Sri
2007.
Penelitian
Pengembangan
dan Bidang
Pendidikan dan Pembelajaran. Yogyakarta
:
Lembaga
39
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2086-7719
Penelitian Universitas Negeri
Remaja Rosdakarya. Nieveen,
Yogyakarta.
N. (1999). Prototyping to reach product quality.London: Kluwer
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007).
Peraturan
Academic Publisher.
Menteri
Pendidikan Nomor 41 Tahun
Dalam
Akker,
J.,
Branch,
R.M.,
2007 tentang Standar Proses.
Gustafson, K., et al. (Eds.),
Jakarta
:
Depdiknas.
Design Approaches and Tools
Depdiknas.
2008.
Panduan
in Education and Training (pp.
Pengembangan Bahan Ajar.
126-135). Dordrecht: Kluwer
Jakarta: Direktorat Pembinaan
Academic Publishers.
Sekolah Menengah Atas. Sinambela. Suherman,
et
al.
2003.
Pembelajaran
Strategi
Matematika
Kontemporer.
Bandung
Universitas
:
Pendidikan
Indonesia.
(2008).
penentu
keefektifan
pembelajaran
dalam
pembelajaran masalah
Faktor-faktor
model
berdasarkan
(problem
based
instruction). Generasi Kampus, 1, 74-85. Diambil pada tanggal
Johnson,
D.W.
&
Johnson,
R.T.
14
Desember
2011,
dari
(2002). Meaningful assesment
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/j
a manageable and cooperative
urnal/12087485. pdf.
process. Boston, MA: Allyn & Bacon.
Slavin, R. E. (1995). Cooperative learning (2nd ed.). Boston, MA:
Jolliffe, Wendy. 2007. Cooperative learning
in
the
classroom.
London
:
Paul
Chapman
Publishing
Mulyasa.
2006.
Allyn
and
Bacon.Suharsimi
Arikunto. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan
(Edisi
Revisi). Jakarta. Bumi Aksara.
Menjadi
Profesional Pembelajaran Menyenangkan.
Guru
Menciptakan Kreatif
dan
Bandung
:
Trianto.
2010.
Mendesain
Pembelajaran
Model Inovatif-
Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
40
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014
Wilkerson, J.R., & Lang, W.J. 2007. Assessing
Teacher
Competency: Five Standardsbased
Steps
to
ISSN : 2086-7719
Measurement CAATS
Model.
Using
the
Thousands
Oaks, CA : Corwin Press.
Valid
41