JURNAL ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

Download bermakna terhadap imunisasi dasar lengkap pada balita (p > 0,05). Diharapkan petugas kesehatan setempat untuk memberikan informasi lebih ke...

0 downloads 324 Views 149KB Size
JURNAL Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Fitriyanti Ismet. 841409086. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes. Pembimbing II Vik Salamanja, S.Kep, Ns, M.Kes.

Abstrak Cakupan imunisasi di Desa Botubarani belum memenuhi UCI (Universal Coverage Imunization) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita di Desa Botubarani yaitu 148 balita. Sampel dipilih dengan cara Purposive Sampling, didapat 108 sampel. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah ibu balita. Analisis Data dengan Uji Chi-square. Hasil analisis menunjukan urutan faktor yang paling berhubungan dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di Desa Botubarani adalah pengetahuan (Contingency Coefficient= 0,200), sikap (Contingency Coefficient= 0,178), dukungan keluarga (Contingency Coefficient= 0,111), dan pelayanan petugas kesehatan (Contingency Coefficient= 0,089). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pengetahuan ibu, sikap ibu, dukungan keluarga dan pelayanan petugas kesehatan berhubungan secara bermakna terhadap imunisasi dasar lengkap pada balita (p  0,05), sedangkan pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan penghasilan keluarga tidak berhubungan secara bermakna terhadap imunisasi dasar lengkap pada balita (p > 0,05). Diharapkan petugas kesehatan setempat untuk memberikan informasi lebih kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui lebih banyak tentang imunisasi Kata kunci : Imunisasi, Balita

1. Pendahuluan Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Berdasarkan data terakhir WHO sampai saat ini, angka kematian balita akibat penyakit infeksi yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi masih terbilang tinggi. Terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa per tahun, yang antara lain disebabkan oleh batuk rejan 294.000 (20%), tetanus 198.000 (14%) dan campak 540.000 (38%). (Majalah Farmacia Edisi September 2012 , Halaman: 54). Di Indonesia sendiri, UNICEF mencatat sekitar 30.000-40.000 anak setiap tahun menderita serangan campak. Berdasarkan data yang diperoleh, Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara yang termasuk angka tinggi pada kasus anak tidak diimunisasi, yakni sekitar 1,3 juta anak. (Majalah Farmacia Edisi September 2012 , Halaman: 54) Data di Puskesmas Kabila Bone pada

tahun 2012, berdasarkan hasil

survey peneliti bahwa sasaran imunisasi di Desa Botubarani sebanyak 27 jiwa bayi, cakupan imunisasi (HB) usia 0 bulan atau kurang dari 7 hari sebanyak 0 jiwa (0%),imunisasi Bacillus celmette Guerin (BCG) sebanyak 19 jiwa bayi (70,4%), imunisasi DPT/HB 1 sebanyak 23 jiwa bayi (85,2%), imunisasi DPT/HB 2 sebanyak 19 jiwa bayi (70,4%), imunisasi DPT/HB 3 sebanyak 24 jiwa bayi (88,9%), imunisasi Polio 1 sebanyak 19 jiwa bayi (70,4%), imunisasi polio 2 sebanyak 24 jiwa bayi (88,9%), imunisasi Polio 3 sebanyak 19 jiwa bayi (70,4%), imunisasi Polio 4 sebanyak 24 jiwa bayi (88,9%), dan imunisasi campak sebanyak 18 jiwa bayi (66,7%). Dari data tersebut menunjukkan bahwa seluruh jenis imunisasi belum mencapai target cakupan, dan cakupan yang paling rendah adalah pada imunisasi (HB) usia 0 bulan atau kurang dari 7 hari sebanyak 0 jiwa (0%) (Laporan Tahunan Puskesmas Kabila Bone, 2012). Dari data diatas cakupan imunisasi belum memenuhi UCI (Universal Coverage Imunization) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara

merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2010 (Proverawati & Andhini, 2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar meliputi beberapa hal, salah satunya yang disampaikan oleh Suparyanto (2011) yang menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi balita antara lain adalah pengetahuan, motif, pengalaman, pekerjaan, dukungan keluarga, fasilitas posyandu, lingkungan, sikap, tenaga kesehatan, penghasilan dan pendidikan. Para peneliti juga telah melakukan riset tentang faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi, antara lain yang dilakukan oleh Ningrum (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali di dapatkan hasil bahwa pengetahuan dan motivasi ibu berpengaruh positif terhadap kelengkapan imunisasi dasar, sedangkan tingkat pendidikan dan jarak rumah tidak mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar. Penelitian lain yang dilakukan oleh Albertina (2009) tentang kelengkapan imunisasi dasar anak balita dan faktorfaktor yang berhubungan di poliklinik anak beberapa rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya pada bulan Maret 2008 di dapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan orang tua terhadap kelengkapan imunisasi dasar, sedangkan faktor pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan sikap orang tua tidak berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar. Data dan uraian diatas menunjukkan bahwa cakupan pelayanan yang berdampak pada penurunan angka kesehatan bayi di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango masih menunjukkan nilai yang masih rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. 2. Metode penelitian 2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 20-30 Mei 2013.

2.2 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Rancangan penelitian yang dipakai adalah potong lintang (cross sectional) 2.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango tahun 2013, yaitu terdapat 148 balita. Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purpossive sampling maka diperoleh sampel dalam penelitian ini berjumlah 108 responden. Dalam hal ini yang menjadi responden adalah ibu balita. 2.4 Variabel Penelitian Variabel independent dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan imunisasi dasar lengkap yang meliputi : faktor pendidikan ibu, faktor pekerjaan ibu, faktor penghasilan keluarga, faktor pengetahuan ibu, faktor sikap ibu, faktor dukungan keluarga dan faktor pelayanan petugas kesehatan. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah imunisasi dasar lengkap. 2.5 Teknik Analisis data 2.5.1 Analisa univariat Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. 2.5.2 Analisa bivariat Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, pengetahuan ibu, sikap ibu, dukungan keluarga dan pelayanan petugas kesehatan dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Uji statistik yang digunakan adalah Chi square.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 3.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik Usia di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 Usia (Thn) 15 – 20 21 - 30 31 - 40 > 40 Jumlah

Frekuensi 3 70 29 6 108

Persentase (%) 2.8 64.8 26.8 5.6 100.0

Sumber : Data primer 2013

Berdasarkan Tabel 3.1 tentang distribusi responden berdasarkan usia terlihat bahwa dari 108 responden persentase responden terbanyak adalah golongan usia antara 21-30 tahun yaitu sebanyak 70 responden (64.8%) dan persentase responden paling sedikit adalah golongan usia 15-20 tahun yaitu sebanyak 3 responden (2.8%). 3.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 3.2 Distribusi responden berdasarkan karakteristik Pendidikan di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 4. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Tamat SD 83 76.8 Tamat SMP 13 12.0 Tamat SMA 10 9.3 Tamat perguruan tinggi 2 1.9 108 100.0 Jumlah Sumber : Data primer 2013 SD= Sekolah Dasar; SMP= Sekolah Menengah Pertama; SMA= Sekolah Menengah Atas.

Berdasarkan Tabel 3.2

tentang distribusi responden berdasarkan

pendidikan terlihat bahwa dari 108 responden tingkat pendidikan terbanyak yang dicapai responden adalah tamat SD sebanyak 83 responden dan yang paling sedikit adalah yang tamat perguruan tinggi yaitu sebanyak 2 responden (1.9%).

3.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 3.3 Distribusi responden berdasarkan karakteristik Pekerjaan di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 Pekerjaan Ibu rumah tangga Petugas kesehatan Jumlah

Frekuensi 106 2

Persentase (%) 98.1 1.9

108

100.0

Sumber : Data primer 2013

Berdasarkan tabel 3.3 tentang distribusi responden berdasarkan pekerjaan terlihat bahwa dari 108 responden sebagian besar pekerjaan responden yang ada di Desa Botubarani yaitu sebanyak 106 responden (98.1%) mempunyai pekerjaan sebagai IRT dan sebagian kecil yaitu 2 responden (1.9%) sebagai petugas kesehatan. 3.1.4 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Tabel 3.4 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 Pendidikan Responden Tinggi Rendah Total

Status Imunisasi Dasar Balita Lengkap Tidak lengkap F % F % 9 75.0 3 25.0 54 56.3 42 43.7 63 58.3 45 41.7 Chi-square p= 0,214

Total F

%

12 96 108

100.0 100.0 100.0

Sumber : Data primer 2013 Ketetangan F = Frekuensi/ jumlah sampel; %= Persentase

Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,214. Dengan demikian p=0,214 adalah lebih besar dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita.

3.1.5 Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Tabel 3.5 Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 Pekerjaan Responden Bekerja Tidak bekerja Total

Status Imunisasi Dasar Balita Lengkap Tidak lengkap F % F % 2 100.0 0 0 61 57.5 45 42.5 63 58.3 45 41.7 Chi-square p= 0,228

Total F

%

2 106 108

100.0 100.0 100.0

Sumber : Data primer 2013 Ketetangan F = Frekuensi/ jumlah sampel; %= Persentase

Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,228. Dengan demikian p=0,228 adalah lebih besar dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita. 3.1.6 Hubungan Penghasilan Keluarga dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Tabel 3.6 Hubungan Penghasilan Keluarga dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 Penghasilan Keluarga Tinggi Rendah Total

Status Imunisasi Dasar Balita Lengkap Tidak lengkap F % F % 10 76.9 3 23.1 53 55.8 42 44.2 63 58.3 45 41.7 Chi-square p= 0,147

Sumber : Data primer 2013 Ketetangan F = Frekuensi/jumlah sampel; %= Persentase

Total F

%

13 95 108

100.0 100.0 100.0

Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,147. Dengan demikian p=0,147 adalah lebih besar dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita. 3.1.7 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Tabel 3.7 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 Pengetahuan Responden Baik Kurang Total

Status Imunisasi Dasar Balita Lengkap Tidak lengkap F % F % 60 64.5 33 35.5 3 20.0 12 80.0 63 58.3 45 41.7 Chi-square p= 0,001

Total F

%

93 15 108

100.0 100.0 100.0

Contingency Coefficient = 0,200 Sumber : Data primer 2013 Ketetangan F = Frekuensi/jumlah sampel; %= Persentase

Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,001. Dengan demikian p=0,001 adalah lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita. Nilai dari Contingency Coefficient diperoleh 0,200 atau 20.0% yang menyatakan kekuatan hubungan pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita rendah.

3.1.8 Hubungan Sikap Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Tabel 3.8 Hubungan Sikap Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 Sikap Responden Positif Negatif Total

Status Imunisasi Dasar Balita Lengkap Tidak lengkap F % F % 62 63.3 36 36.7 1 10.0 9 90.0 63 58.3 45 41.7 Chi-square p= 0,001

Total F

%

98 10 108

100.0 100.0 100.0

Contingency Coefficient = 0,178 Sumber : Data primer 2013 Ketetangan F = Frekuensi/jumlah sampel; %= Persentase

Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,001. Dengan demikian p=0,002 adalah lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara sikap ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita. Nilai dari Contingency Coefficient diperoleh 0,178 atau 17.8 % yang menyatakan kekuatan hubungan sikap ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita sangat rendah.

3.1.9 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Tabel 3.9 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 Dukungan Keluarga

Status Imunisasi Dasar Balita Lengkap F

Mendukung Kurang mendukung Total

%

Tidak lengkap F

43 68.3 20 20 44.4 25 63 58.3 45 Chi-square p=0,013

Total F

%

63 45 108

100.0 100.0 100.0

% 31.7 55.6 41.7

Contingency Coefficient = 0,111 Sumber : Data primer 2013 Ketetangan F = jumlah sampel; %= Persentase

Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,013. Dengan demikian p=0,013 adalah lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita. Nilai dari Contingency Coefficient diperoleh 0,111 atau 11.1% yang menyatakan kekuatan hubungan dukungan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita sangat rendah.

3.1.10 Hubunga Pelayanan Petugas Kesehatan dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Tabel 3.10 Hubungan Pelayanan Petugas Kesehatan dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 Pelayanan Status Imunisasi Dasar Balita Total Petugas Lengkap Tidak lengkap F % Kesehatan F % F % Baik 62 60.8 40 39.2 102 100.0 Kurang 1 16.7 5 83.3 6 100.0 Total 63 58.3 45 41.7 108 100.0 Chi-square p=0,033 Contingency Coefficient = 0,089 Sumber : Data primer 2013 Ketetangan F = jumlah sampel; %= Persentase

Berdasarkan hasil analisis didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,033. Dengan demikian p=0,033 adalah lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada taraf α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara pelayanan petugas kesehatan dengan imunisasi dasar lengkap pada balita. Nilai dari Contingency Coefficient diperoleh 0,089 atau 8.9% yang menyatakan kekuatan hubungan pelayanan petugas kesehatan dengan imunisasi dasar lengkap pada balita sangat rendah. 3.2 Pembahasan 3.2.1 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.4) menunjukan bahwa dari 108 responden, sebagian besar yakni 96 responden (88.9%) tingkat pendidikannya termasuk dalam kategori pendidikan rendah. Meskipun demikian jumlah responden dengan status imunisasi dasar balitanya lengkap lebih banyak yaitu sebesar 54 responden (56.3%) dibandingkan dengan responden dengan status

imunisasi dasar balitanya tidak lengkap. Hasil uji Chi Square menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p Value = 0,214 lebih besar dari nilai  = 0,05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara pendidikan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita ditolak secara statistik. Hal ini terjadi karena pengetahuan responden tentang pentingnya imunisasi dasar tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan responden tentang imunisasi dasar diperoleh dari penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan setempat. Hasil penelitian ini didukung oleh teori Siregar (2007) yang mengatakan bahwa pengetahuan seseorang bukan hanya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, karena pengetahuan tidak hanya didapat dari bangku sekolah, namun pengetahuan lebih banyak diperoleh dari pengalaman hidup dan informasi yang diperoleh. Penelitian ini juga didukung oleh teori yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat dipengaruhi seberapa banyak informasi yang diperolehnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan juga dapat dipengaruhi oleh kecepatan seseorang dalam menerima informasi yang diperoleh, sehingga semakin banyak seseorang memperoleh informasi maka semakin baiklah pengetahuaanya, sebaliknya semakin kurang informasi yang diperoleh, maka semakin kurang pengetahuannya. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui media massa dan elektronik serta tenaga kesehatan dan penyuluhan-penyuluhan kesehatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti (2008) Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan Imunisasi Dasar Kepada Bayinya di Desa Banyutowo Kabupaten Kendal, yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi dasar pada bayinya. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori di atas menurut analisis peneliti pengetahuan tidak hanya didapat dari pendidikan formal semata, pengetahuan juga dapat diterima dari generasi sebelumnya dan juga penyuluhanpenyuluhan yang diberikan petugas kesehatan. Disini kemauan ibu juga berperan

tidak hanya pendidikan ibu, ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi, namun tidak ada kemauan untuk mengetahui pentingnya imunisasi dasar juga dapat menyebabkan status imunisasi dasar balita tidak lengkap. Selain itu juga tidak menutup kemungkinan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang imunisasi dasar dan status imunisasi dasar balitanya tidak lengkap, dan sebaliknya ibu dengan tingkat pendidikan rendah memiliki pengetahuan yang baik tentang imunisasi dasar sehingga status imunisasi dasar balitanya menjadi lengkap. 3.2.2 Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.5) menunjukan bahwa dari 108 responden, sebagian besar yakni 106 responden (98.1%) tidak mempunyai pekerjaan atau hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) dan sebagian kecil responden yang bekerja yakni 2 responden (1.9%). Meskipun demikian baik ibu yang memiliki pekerjaan maupun yang tidak memiliki pekerjaan sebagian besar yakni 63 responden (58.3%) status imunisasi dasar balitanya lengkap dibandingkan dengan yang tidak lengkap status imunisasi dasarnya. Hasil uji Chi Square menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p Value = 0,228 lebih besar dari nilai  = 0,05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita ditolak secara statistik. Hal ini disebabkan karena baik ibu yang bekerja maupun ibu yang tidak bekerja mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh informasi tentang pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan imunisasi dasar pada anak. Kepustakaan menyebutkan bahwa pekerjaan ibu sebagai rumah tangga manggambarkan angka ketidaklengkapan yang lebih tinggi yakni sekitar 50% dibandingkan angka kelengkapan. Namun kepustakaan tersebut berbeda dengan hasil penilitian ini yang menunjukan bahwa sebagian besar yakni 106 responden (98.1%) memiliki aktivitas di dalam rumah yakni sebagai ibu rumah tangga (IRT), namun lebih banyak yang memiliki balita dengan status imunisasi dasar yang

lengkap yakni berjumlah 61 responden (57.5%) dibandingkan dengan ibu yang memiliki balita dengan status imunisasi dasar yang tidak lengkap. Hal ini karena ibu rumah tangga lebih banyak mempunyai waktu dirumah sehingga lebih dapat memperhatikan pemberian imunisasi pada balitanya. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniati (2008) bahwa status perkerjaan seorang ibu dapat berpengaruh terhadap kesempatan dan waktu yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dengancara menambah pengetahuan tentang imunisasi dan perhatian terhadap kesehatan anak-anaknya. Ibu yang mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga mempunyai banyak waktu yang luang, ini berarti ibuibu tersebut bisa mendapatkan banyak informasi dari berbagai media, antara lain: televisi, radio, surat kabar. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardhana (2001) menyatakan bahwa pekerjaan ibu terhadap status kelengkapan imunisasi dasar pada anak secara statistik tidak bermakna. Hasil penelitian Isfan (2006) menyatakan bahwa pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan status imunisasi dasar pada anak di Puskesmas Pauh Kota Padang Tahun 2006. Penelitian dengan hasil yang sama dilakukan oleh Savitri (2009) yang menyatakan bahwa pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap tepat waktu pada anak usia 12 bulan di 16 Kabupaten Provinsi NTT tahun 2007. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori di atas menurut analisis peneliti bahwa ibu yang tidak bekerja yang hanya sebagai ibu rumah tangga tidak selalu memiliki pengetahuan yang sedikit tentang kesehatan. Ibu rumah tangga mempunyai banyak waktu yang luang untuk bisa mendapatkan banyak informasi dari berbagai media antara lain : televisi, radio, surat kabar tentang imunisasi dasar dibandingkan dengan ibu yang bekerja akan cenderung tidak memiliki waktu yang cukup untuk imunisasi anaknya. Namun pada hasil penelitian yang menunjukan bahwa ibu bekerjapun status imunisasi dasar balitanya lengkap. Hal ini tidak lain karena profesi pekerjaan mereka yakni sebagai petugas kesehatan yang lebih mengerti dan memahami pentingnya imunisasi dasar pada anak.

3.2.3 Hubungan Penghasilan Keluarga dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.6) menunjukan bahwa dari 108 responden, sebagian besar yakni 95 responden (88.0%) yang mempunyai penghasilan keluarga tergolong dalam kategori rendah. Meskipun demikian jumlah responden dengan status imunisasi dasar balitanya lengkap lebih banyak yaitu sebesar 53 responden (55.8%) dibandingkan dengan responden dengan status imunisasi dasar balitanya tidak lengkap. Hasil uji Chi Square menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p Value = 0,147 lebih besar dari nilai  = 0,05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara penghasilan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita ditolak secara statistik. Hal ini disebabkan karena sudah adanya program-program dari pemerintah sehingga dapat memberikan biaya yang murah bahkan gratis untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Sehingga responden yang berpenghasilan rendahpun mempunyai kesempatan yang sama dengan responden yang berpenghasilan tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Wibowo (2007) bahwa penghasilan keluarga mempunyai peranan penting dalam peningkatan status kesehatan bayi. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafie (2006) dan Delan (2011) yang menyatakan bahwa pendapatan keluarga terhadap status kelengkapan imunisasi dasar pada anak secara statistik tidak bermakna. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori di atas menurut analisis peneliti kebijakan pemerintah mengenai pelaksanaan imunisasi tidak dikenakan biaya dapat mempengaruhi status imunisasi dasar anak menjadi lengkap. Karena walaupun dengan pendapatan ataupun tingkat ekonomi rendah atau kurang, imunisasi tetap dapat dilaksanakan.

3.2.4 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.7) menunjukan bahwa dari 108 responden, sebagian besar yakni 93 responden (86.1%) yang berpengetahuan baik dibandingkan dengan yang bepengetahuan kurang. Dari 93 (86.1%) responden yang berpengetahuan baik tersebut, sebagian besar yaitu sebanyak 60 responden (64.5%) memiliki balita dengan status imunisasi dasar lengkap dibandingkan dengan responden yang memiliki balita dengan status imunisasi dasar tidak lengkap. Hasil uji Chi Square menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p Value = 0,001 lebih kecil dari nilai  = 0,05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita diterima secara statistik. Berdasarkan penelitian tingginya tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi dasar dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang baik dari petugas kesehatan dalam hal memberikan informasi atau penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

Semakin

tinggi

pengetahuan

seseorang

tentang

imunisasi,

memungkinkan orang tersebut untuk mengaplikasikan pengetahuannya yakni dalam hal ini mengimunisasikan balitanya secara lengkap. Hal ini didukung oleh teori Suryanto (2007) yang menyatakan bahwa informasi adalah salah satu organ pembentuk pengetahuan. Semakin banyak seseorang memperoleh informasi, maka semakin baik pula pengetahuannya, sebaliknya semakin kurang informasi yang diperoleh, maka semakin kurang pengetahuannya. Hasil penelitian ini juga didukung oleh pendapat Kuntjoro (2004) dalam Lina (2006) yang menyatakan semakin baik pengetahuan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin baik pula pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan suatu bentuk tahu yang diperoleh dari pengetahuan, akal dan pikiran seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu pada akhirnya memungkinkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rois (2000), penelitian Siswandoyo dan Putro (2003) yang menyatakan semakin tinggi pengetahuan ibu

semakin besar kemungkinan status imunisasi anaknya lengkap. Penerimaan ibu akan imunisasi terhadap anaknya karena mereka mengerti tentang pesan-pesan kesehatan yang disampaikan kepada mereka. Penelitian yang sama dilakukan oleh Kurniati (2008) yang berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi dengan Kelengkapan Imunisasi Pada Bayi di Klogenwonosari, Klirong, Kabumen” yang manyatakan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi pada bayi. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori di atas menurut analisis peneliti pada dasarnya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan merubah orang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu dan semakin mengerti dalam hal pentingnnya imunisasi dasar bagi balita dan akibatnya berdampak positif terhadap perilaku ibu dalam mengimunisasikan balitanya, sehingga imunisasi dasar balita menjadi lengkap. 3.2.5 Hubungan Sikap Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.8) menunjukan bahwa dari 108 responden, sebagian besar yakni 98 responden (90.7%) yang bersikap positif terhadap imunisasi dasar balita. Dari 98 (90.7%) responden yang bersikap positif tersebut, sebagian besar yaitu sebanyak 62 responden (63.3%) memiliki balita dengan status imunisasi dasar lengkap dibandingkan dengan responden yang memiliki balita dengan status imunisasi dasar tidak lengkap. Hasil uji Chi Square menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p Value = 0,001 lebih kecil dari nilai  = 0,05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara sikap ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita diterima secara statistik. Berdasarkan penelitian sikap positif responden terhadap imunisasi dasar dipengaruhi tingkat pengetahuan yang baik tentang imunisasi dasar yang dimiliki sebagian besar responden di Desa Botubarani, serta dipengaruhi oleh dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Azwar (2010) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap diantaranya adalah pengetahuan dan pengaruh orang lain yang

dianggap penting. Kurangnya pengetahuan seseorang akan mudah terpengaruh dalam bersikap dan pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformasi atau searah dengan orang yang dianggap penting sepeti keluarga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Emmy, Yosafianti dan Shobirun (2011) yang berjudul ”Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Kepatuhan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Monorejo Kaliwungu Kabupaten Kendal yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada bayi. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisis peneliti pada dasarnya sikap positif terhadap imunisasi dasar yang terbentuk pada diri responden tidak lain karena sikap yang terbentuk pada individu selalu didasari pengetahuannya tentang masalah yang dihadapinya, disamping itu terdapat konsistensi antara pengetahuan dan sikap. Semakin baik tingkat pengetahuan seseorang tentang imunisasi dasar maka akan semakin baik pula sikap yang akan terbentuk, sehingga dapat berdampak positif terhadap status imunisasi dasar balita. Sikap negatif responden terhadap imunisasi selain dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dan kurangnya dukungan dari keluarga juga dipengaruhi oleh faktor keadaan geografis Desa Botubarani dengan luas dataran tinggi 738,8 Ha dan tidak sedikit warga yang bermukim di dataran tinggi tersebut yang sulit menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan dan sulit pula dijangkau oleh petugas kesehatan. Jarak dari tempat tinggal ke fasilitas pelayanan kesehatan juga merupakan faktor penentu lain untuk pelayanan kesehatan. Jarak dapat membatasi kemampuan dan kemauan wanita untuk mencari pelayanan terutama ibu. Anderson (1975) mengatakan bahwa semakin dekat jarak, maka penggunaan pelayanan kesehatan akan semakin tinggi. 3.2.6

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.9) menunjukan bahwa dari 108

responden, sebagian besar yakni 63 responden (58.3%) yang mendapatkan dukungan dari keluarga. Dari 63 (58.3%) responden yang mendapatkan dukungan

dari keluarga tersebut, sebagian besar yaitu sebanyak 43 responden (68.3%) memiliki balita dengan status imunisasi dasar lengkap dibandingkan dengan responden yang memiliki balita dengan status imunisasi dasar tidak lengkap. Hasil uji Chi Square menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p Value = 0,013 lebih kecil dari nilai  = 0,05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita diterima secara statistik. Berdasarkan penelitian respon positif keluarga responden terhadap pelaksanaan kegiatan imunisasi dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang baik yang dimiliki oleh keluarga responden tentang pentingnya imunisasi dasar pada balita yang tidak lain pengetahuan tersebut diperoleh dari informasi atau penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Karena petugas kesehatan menyadari bahwa dukungan keluarga sangat berperan penting terhadap keaktifan ibu dalam program imunisasi, sehingga sasaran penyuluhan tentang imunisasi pun selain ibu-ibu yang mempunyai balita juga keluarga bahkan ditujukan kepada seluruh masyarakat. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Suparyanto (2011) bahwa pengaruh keluarga terhadap pembentukan sikap sangat besar karena keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan anggota keluarga yang lain. Jika sikap keluarga terhadap imunisasi kurang begitu merespon dan bersikap tidak menghiraukan pelaksanaan kegiatan imunisasi maka pelaksanaan imunisasi tidak akan dilakukan oleh ibu bayi karena tidak ada dukungan oleh keluarga. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Gunawan (2009) yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Ibu dan Lingkungan Sosial Budaya Terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi 0 – 7 Hari di Kabupaten Langkat” yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan pemberian imunisasi Hepatitis B 0-7 pada bayi. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori di atas menurut analisis peneliti pada dasarnya keaktifan ibu dalam program imunisasi tidak lepas dari pengaruh dukungan keluarga karena salah satu faktor yang mempengaruhi

pembentukan sikap seseorang adalah pengaruh orang lain yang dianggap penting dalam hal ini diantaranya adalah keluarga. 3.2.7 Hubungan Pelayanan Petugas Kesehatan dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Berdasarkan hasil penelitian (tabel 3.10) menunjukan bahwa dari 108 responden, sebagian besar yakni 102 responden (94.4%) mendapatkan pelayanan yang baik dari petugas kesehatan. Dari 102 (94.4%)

responden yang

mendapatkan pelayanan yang baik tersebut, sebagian besar yaitu sebanyak 62 responden (60.8%) memiliki balita dengan status imunisasi dasar lengkap dibandingkan dengan responden yang memiliki balita dengan status imunisasi dasar tidak lengkap. Hasil uji Chi Square menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pelayanan petugas kesehatan dengan imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p Value = 0,033 lebih kecil dari nilai  = 0,05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara pelayanan petugas kesehatan dengan imunisasi dasar lengkap pada balita diterima secara statistik. Berdasarkan penelitian pelayanan petugas kesehatan yang baik terhadap pasien dipengaruhi oleh kesadaran petugas kesehatan akan profesionalisme kerja sangat mempengaruhi kepuasan pasien. Pelayanan petugas kesehatan dapat mempengaruhi imunisasi dasar lengkap pada balita, karena ibu balita merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Hal ini didukung oleh teori Soejadi (1996) yang mengatakan bahwa kepuasan pasien akan tercapai, apabila diperoleh hasil yang optimal bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan pasien atau keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik dan memprioritaskan kebutuhan pasien, sehingga tercapai keseimbangan yang sebaik-baiknya antara tingkat rasa puas dan hasil yang diderita-derita serta jerih payah yang dialami guna memperoleh hasil tersebut. Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Suparyanto (2011) yang mengatakan bahwa memberikan pelayanan kesehatan pada individu dan masyarakat yang profesional akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siswandoyo dan Putro (2003) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pelayanan petugas kesehatan dengan kelengkapan imunisasi. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisis peneliti pada dasarnya pelayanan yang baik dari petugas kesehatan sangat mempengaruhi status imunisasi dasar lengkap pada balita. Petugas yang bersikap ramah, baik dan selalu memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi dasar pada balita akan mempengaruhi ibu-ibu yang mempunyai balita akan datang ke tempat pelayanan kesehatan dalam hal ini Posyandu untuk mengimunisasikan anaknya dengan lengkap. 4. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai beikut : 4.1.1 Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013. 4.1.2 Tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013. 4.1.3 Tidak ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013. 4.1.4 Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013. 4.1.5 Ada hubungan antara sikap ibu dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013.

4.1.6 Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013. 4.1.7 Ada hubungan antara pelayanan petugas kesehatan dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013. 4.2 Saran 4.2.1 Dengan adanya penelitian ini, bagi Puskesmas diharapkan dapat membuat program yang lebih bersifat promotif dan preventif terhadap hal-hal yang berkaitan dengan program imunisasi pada balita. 4.2.2 Bagi petugas kesehatan setempat untuk memberikan informasi lebih kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui lebih banyak tentang imunisasi. 4.2.3 Bagi petugas kesehatan juga diharapkan untuk lebih meningkatkan pemantauan pelaksanaan imunisasi baik kualitas maupun cakupan imunisasi, koordinasi serta kerja sama dengan dokter praktek dan bidan swasta agar mau melaporkan data balita yang telah diimunisasi kepada pihak puskesmas sehingga dapat membantu menyukseskan program pemerintah mengenai imunisasi dasar wajib bagi balita. 4.2.4 Disini penulis menghimbau agar masyarakat berperan aktif untuk membawa balitanya ke Posyandu atau tempat pelayanan kesehatan terdekat guna mendapatkan imunisasi dasar lengkap. 4.2.5 Pemberdayaan anggota masyarakat khususnya adalah keluarga untuk ikut mendukung dan meningkatkan bahkan bila perlu mengantar ibu untuk mengimunisasikan anaknya. 4.2.6 Bagi peneliti selanjutnya, peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita dengan jenis penelitian, metode dan sampel yang berbeda dan lebih besar lagi agar didapatkan hasil yang lebih berarti.

Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin., 2010. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset Depkes RI. 2006. Cara Pemberian Imunisasi. Jakarta: Depkes. . 2006. Jadwal Pemberian Imunisasi. Jakarta: Depkes. Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Yogyakarta: Salemba Medika. Huda, Nurul. 2009. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Tentang Imunisasi Dasar Lengkap di Puskesmas Ciputat. Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Isnaini, Vivi dan Shobirun. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Kepatuhan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Mororejo Kaliwungu Kabupaten Kendal. Jurnal Stikes Ilmu Keperawatan (Online), (http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article /view/87/114, diakses 25 Februari 2013). Kurniawaty. 2004. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Imunisasi Dasar Bayi di Desa Mukti Jaya Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. Desi, Lina. 2006. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Kabupaten Organ Ilir. Skripsi, STIK Bina Husada Palembang. Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media. Mubarak, Iqbal. 2009. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. . 2003. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. . 2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam.

2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Penelitian

Ilmu

Proverawati, Citra dan Andhini. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Medika. Ranuh, Hariyono, Sri, dkk. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi IDAI. Riyanto, A,. 2009. Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Saryono, A,. 2010. Metode Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika Simposia. 2012. September. Meluruskan Isu Miring Imunisasi. Majalah Farmacia. Hh. 54. Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Ikatan Penerbit Indonesia. Sulastri. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697 (Online), Vol 1 No. 1. (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=jurnal tentang faktor-faktor yang mempengaruhi imunisasi dasar lengkap). Wahab, Samik. 2002. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun. Jakarta: Widya Medika. Widiastuti,dkk. 2008. Analisis Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan Imunisasi Dasar Kepada Bayinya di Desa Banyutowo Kabupaten Kenda. Jurnal PDII (Online), (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1108714.pdf) Zainiyyah, Zakiyyatus. 2012. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Kelengkapan Imunisasi Bayi Umur 0-12 Bulan Di Desa Pamolaan Di Wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Jurnal Keperawatan UNAIR (Online), Vol 2 No.1. (http://jurnal-nursingupdate-nhm.page4.me/64.html).