JURNAL
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender
Analysis Of Problem Solving Skill In Linier Equation System Of Two Variables Based On Logical Mathematical Intelligent And Gender Difference
Oleh: IKE PUTRI EVITASARI 13.1.01.05.0045
Dibimbing oleh : 1. Feny Rita Fiantika, M.Pd 2. Sulkim, S.Pd., M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS DAN GENDER Ike Putri Evitasari 13.1.01.05.0045 FKIP – Pendidikan Matematika
[email protected] Feny Rita Fiantika, M.Pd dan Sulkim, S.Pd., M.Si UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian kelas VIII-F SMPN 3 Nganjuk. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan teknik pengambilan purposive sampling, subjek penelitian adalah 6 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki dengan kecerdasan logis-matematis tinggi, sedang dan rendah dan siswa perempuan dengan kecerdasan logis matematis tinggi, sedang dan rendah. Kategori tingkat kecerdasan logis matematis dilihat dari hasil tes kecerdasan logis matematis yang diberikan kepada 32 siswa calon subjek. Subjek penelitian kemudian diberikan tes kemampuan pemecahan masalah SPLDV disertai wawancara. Kesimpulan hasil penelitian tersebut adalah (1) Siswa laki-laki dengan kecerdasan logis matematis tinggi mampu melaksanakan empat tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya (Memahami Masalah, Menyusun Rencana Penyelesaian, Melaksanakan Rencana Penyelesaian dan Memeriksa Kembali). (2) Siswa perempuan dengan kecerdasan logis matematis tinggi mampu melaksanakan dua tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya (Memahami Masalah dan Menyusun Rencana Penyelesaian). (3) Siswa laki-laki dengan kecerdasan logis matematis sedang mampu melaksakan dua tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya (Memahami Masalah dan Menyusun Rencana Penyelesaian). Walaupun siswa hanya dapat melakukan dua tahapan Polya, siswa dapat memahami masalah dengan cepat dibandingkan siswa laki-laki yang mempunyai kecerdasan logis matematis tinggi. (4) Siswa perempuan dengan kecerdasan logis matematis sedang mampu melaksanakan dua tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya (Memahami masalah dan Menyusun Rencana Penyelesaian). Namun kurang sempurna dalam menjelaskan hasil pekerjaannya ketika dilakukan wawancara. (5) Siswa laki-laki dengan kecerdasan logis matematis rendah mampu melaksanakan tiga tahapan penyelesaian masalah berdasarkan Polya (Memahami Masalah, Menyusun Rencana Penyelesaian dan Melaksanakan Rencana Penyelesaian). Namun siswa lambat dalam memahami masalah serta hasil pekerjaan siswa kurang sempurna karena tidak menuliskan syarat cukup, syarat perlu dan kesimpulan pada lembar jawaban. (6) Siswa perempuan dengan kecerdasan logis matematis rendah hanya mampu melaksanakan satu tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya yaitu Memahami Masalah.
Kata Kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah SPLDV, Kecerdasan Logis Matematis, Gender, Langkah-langkah POLYA
I.
LATAR BELAKANG Matematika merupakan suatu ilmu
dengan
bidang
kajian
yang
meliputi
konsep-konsep abstrak, symbol dan pola. Ike Putri Evitasari | 13.1.01.05.0045 FKIP – Pendidikan Matematika
Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan memecahkan
masalah
yang
meliputi
simki.unpkediri.ac.id || 2 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kemampuan
memahami
masalah,
merancang
model
matematika,
menyelesaikan
model
danmenafsirkan
Kembali Pemecahannya
kembali pemecahan gunakan.
langkah yang ia
Langkah-langkah pemecahan masalah
solusi yang diperoleh (BSNP, 2006:139). Salah satu cara pemecahan masalah
setiap peserta didik tentunya memiliki
yang bias digunakan dalam menyelesaikan
perbedaan. Hal ini karena peserta didik
masalah
memiliki
adalah
langkah
penyelesaian
tingkat
kecerdasan
logis-
berdasarkan Polya. Menurut Saad & Ghani
matematis yang berbeda.Lwin, dkk (dalam
(dalam Lestanti, 2015:25) langkah-langkah
Hasanah
pemecahan masalah Polya dapat dianggap
menjelaskan bahwa, kecerdasan logis-
sebagai
matematis
langkah-langkah
pemecahan
dan
Siswono,
adalah
2013:4)
“kemampuan
untuk
masalah yang mudah dipahami dan banyak
menangani bilangan dan perhitungan, pola,
digunakan dalam kurikulum matematika di
dan
seluruh
diuraikan
Seseorang yang memiliki kecerdasan logis-
indikator kemampuan pemecahan masalah
matematis akan mampu membuat strategi
berdasarkan tahapan pemecahan masalah
untuk memecahkan masalah dengan tepat,
oleh Polya.
mengolah
dunia.
Berikut
ini
pemikiran
logis
ilmiah”.
dan
bilangan-bilangan
dan
menggunakan pemikiran yang berkembang Tabel 1.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Tahap Pemecahan Masalah Oleh Polya Tahap Pemecahan Masalah Oleh Polya Memahami Masalah
Merencanakan Pemecahan
Melakukan Rencana Pemecahan
Memeriksa
dengan
baik
mengamati induktif
memiliki
dan
ciri
mengenali
maupun
”mampu pola
deduktif
dan dalam
memecahkan masalah. Dengan demikian, Indikator Siswa dapat menyebutkan informasi-informasi yang diberikan dari pertanyaan yang diajukan. Siswa memiliki rencana pemecahan masalah yang ia gunakan serta alasan penggunaannya. Siswa dapat memecahkan masalah yang ia gunakan dengan hasil yang benar Siswa memeriksa
Ike Putri Evitasari | 13.1.01.05.0045 FKIP – Pendidikan Matematika
pemecahan masalah memiliki kaitan erat dengan
kecerdasan
logis-matematis.
Berikut ini diuraikan indicator kecerdasan logis
matematis
berkaitan
dengan
pemecahan masalah matematika. 1. Mampu
mengklasifikasikan
informasi yang ada pada masalah 2. Mampu
membandingkan
kaitan
antarai nformasi yang ada pada masalah dengan pengetahuan yang dimiliki simki.unpkediri.ac.id || 3 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
3. Mampu
melakukan
operasi
perhitungan matematika 4. Mampu
rendah
(3)
kemampuan
pemecahan
masalah sistem persamaan linier dua
menggunakan
penalaran
variabel
induktif maupun deduktif dalam
memiliki
menyelesaikan masalah
sedang
pada
siswa
laki-laki
kecerdasan (4)
logis
kemampuan
yang
matematis pemecahan
Selain itu ada kemungkinan bahwa
masalah sistem persamaan linier dua
tingkat kemampuan pemecahan masalah
variabel pada siswa perempuan yang
tiap siswa terutama siswa laki-laki dan
memiliki
siswa perempuan akan berbeda, tergantung
sedang
dengan
masalah sistem persamaan linier dua
keterampilan
dan
tingkat
kecerdasan (5)
logis
kemampuan
variabel
Ambarwati dkk, 2014:987) menyatakan
memiliki
bahwa perempuan pada umumnya lebih
tinggi (7) kemampuan pemecahan masalah
baik dalam mengingat, sedangkan laki-laki
sistem persamaan linier dua variabel pada
lebih baik dalam berpikir logis. Secara
siswa
umum siswa laki-laki sama dengan siswa
kecerdasan logis matematis tinggi. Dengan
perempuan, akan tetapi siswa laki-laki
manfaat penelitian ini ditunjukkan pada
mempunyai daya abstraksi yang lebih baik
praktisi pendidikan untuk meningkatkan
daripada
sehingga
kemampuan pemecahan masalah sistem
memungkinkan siswa laki-laki lebih baik
persamaan linier dua variabel dengan
daripada siswa perempuan dalam bidang
memperhatikan
matematika berkenaan dengan pengertian
matematis
abstrak.
perempuan.
perempuan
Berdasarkan penjabaran yang telah
siswa
pemecahan
intelegensi yang dimiliki. Branata (dalam
siswa
pada
matematis
laki-laki
kecerdasan
logis
perempuan
pendidikan
pada
yang
yang
matematis
memiliki
kecerdasan siswa
Karena
laki-laki
seorang
mempunyai
logis dan
praktisi
peranan
yang
dikemukaan diatas, maka tujuan penelitian
sangat penting dan juga sebagai bahan
ini
pertimbangan merencanakan proses belajar
adalah
untuk
mengetahui
(1)
kemampuan pemecahan masalah sistem
mengajar didalam kelas.
persamaan linier dua variabel pada siswa laki-laki yang memiliki kecerdasan logis matematis
rendah
(2)
kemampuan
pemecahan masalah sistem persamaan linier dua variabel pada siswa perempuan yang memiliki kecerdasan logis matematis Ike Putri Evitasari | 13.1.01.05.0045 FKIP – Pendidikan Matematika
II.
METODE Jenis
adalah
Penelitian
penelitian
yang
dilakukan
deskiptif
kualitatif.
Penelitian ini dilaksanakan pada di kelas VII-F SMP Negeri 3 Nganjuk yang simki.unpkediri.ac.id || 4 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
berjumlah 32 siswa. Pemilihan subjek
Prosedur penelitian ini terdiri dari
penelitian berdasarkan teknik pengambilan
tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
purposive sampling. Menurut Sugiono
pelaksanaan dan tahap analisis. Pada tahap
(2008:300) purposive sampling adalah
persiapan,
teknik pengambilan sampel sumber data
mengenai kelas berdasarkan pertimbangan
dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan
pada jumlah masing-masing gender pada
subjek
oleh
kelas tersebut, waktu pelaksanaan dan
instrument pertama yaitu tes kecerdasan
penyusunan intrumen penelitian. Instrumen
logis-matematis. Sebelum diberikan tes
penelitian ini meliputi tes kecerdasan logis
kecerdasan
siswa
matematis, tes kemampuan pemecahan
dikelompokkan berdasarkan gender yaitu
masalah I dan II dan pedoman wawancara.
siswa laki-laki dan siswa perempuan.
Tes kecerdasan logis matematis terdiri dari
Kemudian siswa dapat dikelompokkan
20 soal obyektif yang
pada tiga tingkatan kelompok, yaitu tinggi,
beberapa buku, yaitu: (a) psikotes lengkap
sedang dan rendah dengan standar deviasi.
disusun oleh sujonosumarjono; (b) cara
Menurut
yang
mudah lulus tpa disusun oleh tim gradient
dimaksud dengan penentuan kedudukan
mediatama, yogyakarta; serta (c) soal-soal
siswa dengan standar
inteligensi
test
penentuan kedudukan dengan membagi
iskandar,
psikiater.
kelas atas kelompok-kelompok dan tiap
tersebut diambil soal-soal yang memenuhi
kelompok dibatasi oleh suatu standar
indicator kecerdasan logis-matematis yang
deviasi
hasil
akan diukur dalam penelitian ini. Tes ini
testersebut akan diambil enam siswa
digunakan untuk mengukur kecerdasan
subjek penelitian ,yaitu siswa laki-laki
logis-matematis siswa dan terdiri dari soal-
dengan kecerdasan logis matematis tinggi,
soal
sedang dan rendah serta siswa perempuan
penalaran, pola bilangan, perhitungan, dan
dengan kecerdasan logis matematis tinggi,
aritmatika social serta digunakan untuk
sedang dan rendah. Enam siswa tersebut
mengelompokkan siswa kedalam kategori
kemudian diberikan instrumen kedua yaitu
yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah.
tes kemampuan pemecahan masalah pada
Hasi
pokok bahasan Sistem Persamaan Linier
menentukan
Dua Variabel dan untuk memperkuat data
kemampuan pemecahan masalah I terdiri
dilakukan wawancara.
dari 2 soal uraian pada materi sistem
penelitian
logis
Arikunto
tertentu.
didasarkan
matematis
(2013:298)
deviasi
Berdasarkan
Ike Putri Evitasari | 13.1.01.05.0045 FKIP – Pendidikan Matematika
adalah
dilakukan
yang
tes
kesepakatan
diadaptasi dari
disusun
juga subjek
yul
Dalam buku-buku
menyangkut
itu
oleh dr
logika
digunakan penelitian.
atau
untuk Tes
simki.unpkediri.ac.id || 5 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
persamaan linier dua variabel digunakan
untuk
untuk mengetahui kemampuan pemecahan
menentukan subjek penelitian. Hasil tes
masalah matematis siswa. Tes kemampuan
kemampuan
pemecahan masalah II juga terdiri dari 2
dianalisis
soal yang berbeda tetapi ekuivalen pada
indikator
materi
Aktivitasdalamanalisis
sistem
persamaan
linier
dua
menggelompokkan
pemecahan menggunakan pada
tahapan data,
siswa
masalah
dan
I
indikatorPOLYA. yaitudata
variabel. Tes tersebut digunakan untuk
reductoin, data display, danconclution
mengetahui
drawing/verification.
kemampuan
pemecahan
masalah matematis siswa dan digunakan sebagai
instrument
untuk
menguji
validitasi data kemampuan pemecahan masalah matematis yang diperoleh dari tes kemampuan
pemecahan
masalah
I.
Pedoman wawancara terdiri dari garis besar
pertanyaan-pertanyaan
yang
menggali informasi mengenai indikator kemampuan pemecahan masalah yang tidak terlihat jelas pada jawaban siswa. Pada
tahap
memberikan
pelaksanaan,
tes
peneliti
kecerdasan
logis
matematis yang diujikan selama 80 menit dan tes kemampuan pemecahan masalah II diujikan selama 60 menit. Kedua tes ini dilakukan pada hari yang berbeda. Selang beberapa hari diujikan tes kemampuan pemecahan masalah II selama 60 menit untuk
mengetauhi
keabsahan
data.
Kemudian dilakukan wawancara untuk menggali data kemampuan pemecahan masalah siswa. Tahap analisis dilakukan setelah data terkumpul yang diperoleh dari hasil tes tertulis dan wawancara siswa. Tes kecerdasan
logis
matematis
Ike Putri Evitasari | 13.1.01.05.0045 FKIP – Pendidikan Matematika
dianalisis
III. HASIL DAN KESIMPULAN Tes
kecerdasan
logis
matematis
diujikan selama 90 menit kepada 32 siswa kelas VIII-F SMP Negeri 3 Nganjuk. Sebelum diujikan siswa dikelompokkan berdasarkan gender yaitu siswa laki-laki dan siswa perempuan. Siswa laki-laki berjumlah 16 anak dan siswa perempuan berjumlah 16 anak. Dari hasil tes ini, kelompok siswa laki-laki dikelompokkan lagi kedalam 3 kategori, yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Begitu pula kelompok
siswa
perempuan
juga
dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Siswa laki-laki diambil 3 subjek dari kategori kelompok tinggi, sedang, rendah dan siswa perempuan diambil 3 subjek dari kategori kelompok tinggi, sedang, rendah. Subjek dipilih
secara
purposive
sampling
pemilihan ini berdasarkan pertimbangan/ pendapat guru pengampu kelas VIII-F dengan memperhatikan kemampuan siswa
simki.unpkediri.ac.id || 6 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dalam mengemukakan pendapat/ jalan
sehingga hasil yang diperoleh sesuai
pikirannya secara lisan dan tulisan.
dengan kunci jawaban. Pada tahap akhir
Inisial Nama MZL
Nilai
Kategori
90
Tinggi
Kode Subjek T1
LAL
85
Sedang
BDW
70
Rendah
Subjek T1 memeriksa hasil yang telah diperoleh, namun
tidak tertulis
S1
lembar
Subjek
R1
malaksanakan
jawaban.
rencana
T2
pada ketika
penyelesaian,
mengalami kesalahan dalam melakukan Tabel 3.1 Subjek Penelitian Siswa Laki-
perhitungan sehingga hasil yang diperoleh
Laki Kelas VIII-F SMP Negeri 3 Nganjuk
tidak sesuai dengan kunci jawaban. Karena langkah-langkah yang digunakan kurang
Inisial Nama YDO
Nilai
Kategori
80
Tinggi
Kode Subjek T2
RKS
70
Sedang
S2
RZZ
45
Rendah
R2
tepat maka Subjek T2 belum mampu memeriksa
kembali
hasil
yang
telah
diperoleh. Subjek S1 dan S2 keduanya mampu
Tabel 3.2 Subjek Penelitian Siswa
memahami masalah dengan menyebutkan
Perempuan Kelas VIII-F SMP Negeri 3
informasi yang diketahui dan ditanyakan
Nganjuk
permasalahan dengan tepat. Kedua Subjek S1 dapat membuat model matematika dari
Tes
Kemampuan
Pemecahan
permasalahan serta dapat menyusun recana
Masalah diujikan selama 60 menit kepada
penyelesaian
6 siswa terpilih di kelas VIII-F SMP
eliminasi-subtitusi untuk menyelesaikan
Negeri 3 Nganjuk. Dari jawaban masing-
permasalahan. Subjek S2 belum mampu
masing
T2
mengubah permasalahan kedalam model
keduanya mampu memahami masalah
matematika. Subjek S1 dan S2 keduanya
dengan
mengalami kesalahan dalam melaksanakan
subjek,
Subjek
menyebutkan
T1
dan
informasi
yang
yaitu menggunakan cara
diketahui dan ditanyakan dengan tepat.
rencana
Kedua subjek T1 dan T2 dapat membuat
mengalami kesalahan ketika melakukan
model matematika dari permasalahan serta
perhitungan sehingga hasil yang diperoleh
dapat menyusun rencana penyelesaian
tidak sesuai dengan kunci jawaban. Subjek
yaitu menggunakan cara eliminasi-subtitusi
S2 mengalami kesalahan dalam membuat
untuk
permasalahan.
model matematika dari permasalahan,
Subjek T1 mampu melaksanakan rencana
namun hasil yang diperoleh sesuai. Kedua
penyelesaian
Subjek
langkah
menyelesaikan
yang
dengan
benar,
digunakan
langkah-
juga
Ike Putri Evitasari | 13.1.01.05.0045 FKIP – Pendidikan Matematika
penyelesaian.
S1
dan
S2
Subjek
belum
S1
mampu
tepat simki.unpkediri.ac.id || 7 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
memeriksa
kembali
langkah-langkah
Menyusun Rencana Penyelesaian,
penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh
Melaksanakan
kurang tepat.
Penyelesaian
Subjek R1 dan R2 keduanya mampu memahami masalah dengan menyebutkan
Rencana dan
Memeriksa
Kembali) 2. Siswa
perempuan
dengan
informasi yang diketahui dan ditanyakan
kecerdasan logis matematis tinggi
dengan tepat, namun tidak tetulis pada
mampu melaksanakan dua tahapan
lembar
pemecahan
jawaban.
Subjek
R1
mampu
masalah
berdasarkan
menyusun rencana penyelesaian dengan
Polya (Memahami Masalah dan
menggunakan
Menyusun Rencana Penyelesaian)
dalam
cara
eliminasi-subtitusi
menyelesaikan
permasalahan.
3. Siswa laki-laki dengan kecerdasan
Subjek R2 tidak dapat menyusun rencana
logis matematis sedang mampu
penyelesaian dengan sempurna, terlihat
melaksakan dua tahapan pemecahan
Subjek R2 masih mengalami kebingungan
masalah
dalam mengerjakan. Karena belum mampu
(Memahami Masalah dan Menyusun
menyusun rencana penyelesaian dengan
Rencana Penyelesaian)
benar maka Subjek R2 tidak dapat melaksanakan
rencana
berdasarkan
4. Siswa
Polya
perempuan
dengan
penyelesaian.
kecerdasan logis matematis sedang
Subjek R1 dapat melaksanakan rencana
mampu melaksanakan dua tahapan
penyelesaian
pemecahan
dengan
tepat
sehingga
masalah
berdasarkan
diperoleh hasil yang sesuai dengan kunci
Polya (Memahami masalah dan
jawaban. Kedua Subjek R1 dan R2
Menyusun Rencana Penyelesaian).
keduannya
Namun kurang sempurna dalam
belum
mampu
memeriksa
kembali hasil dari pekerjaannya.
menjelaskan
Berdasarkan hasil dan analisis data penelitian sebelumnya,
yang
telah
maka
melaksanakan pemecahan Polya
ketika dilakukan wawancara. 5. Siswa laki-laki dengan kecerdasan
diperoleh
logis matematis rendah mampu
dapat
1. Siswa laki-laki dengan kecerdasan
matematis
pekerjaannya
dijabarkan
kesimpulan dari penelitian ini adalah :
logis
hasil
tinggi empat
tiga
tahapan
penyelesaian masalah berdasarkan
mampu
Polya
tahapan
Menyusun Rencana Penyelesaian
masalah
berdasarkan
(Memahami
Masalah,
Ike Putri Evitasari | 13.1.01.05.0045 FKIP – Pendidikan Matematika
melaksanakan
dan
(Memahami
Melaksanakan
Penyelesaian).
Namun
Masalah,
Rencana kurang
simki.unpkediri.ac.id || 8 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sempurna karena tidak menuliskan
Elektronik
syarat cukup dan syarat perlu serta
Matematika ISSN: 2339-1685
kesimpulan pada lembar jawaban.
Vol.2, No.9, hal 984-994,
6. Siswa
perempuan
dengan
Pembelajaran
November
kecerdasan logis matematis rendah
2014,http://jurnal.fkip.uns.ac.
hanya mampu melaksanakan satu
id. Surakarta : Universitas
tahapan
Sebelas Maret Surakarta
pemecahan
masalah
berdasarkan Polya yaitu Memahami Masalah.
Sugiono.2008.
Metode
Pendidikan.
Penelitian Bandung:
CV.Alfabeta. IV.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.2013. Dasar-Dasar Evaluasi
Lestanti.2015. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau Dari
Karakteristik
Cara
Pendidikan.Ed.
2,
Cet.
3.
Jakarta: Bumi Aksara Patilima,
Hamid.2007.
Metode
Berfikir Siswa Dalam Model
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Problem
Alfabeta.
Based
Learning.
Semarang: Universitas Negeri Semarang. Hasanah, Siswono. 2013. Kecerdasan logis-matematis siswa dalam memecahkan matematika
masalah pada
materi
komposisi fungsi. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. Ambarwati
dkk.
Profil
Proses
Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII Smp Negeri 3 Surakarta Dalam Memecahkan Masalah Pokok
Bahasan
Persamaan Variabel
Linear (Spldv)
Sistem Dua Ditinjau
Dari Kecerdasan Majemuk Dan
Gender.
Ike Putri Evitasari | 13.1.01.05.0045 FKIP – Pendidikan Matematika
Jurnal simki.unpkediri.ac.id || 9 ||