PENGEMBANGAN FILM PENDEK SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA/MA TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Garry Cantona dan Grendi Hendrastomo NIM. 10413241031
[email protected] ABSTRAK Proses pembelajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas (SMA), tak jarang masih menggunakan media konvensional. Penggunaan media sebagai variasi dalam pembelajaran perlu dilakukan, misalnya saja dengan memanfaatkan media seperti film pendek. Seperti halnya dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan efektivitas film pendek sebagai media pembelajaran film pendek yang diaplikasikan ke ranah pendidikan tingkat menengah atas atau sederajat secara umum dan secara khusus pada dua sekolah di Yogyakarta, yaitu SMA N 4 Yogyakarta dan SMA N 1 Kasihan Tirtonirmolo Bantul tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan pendekatan Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 120 siswa. Terdapat 4 kelas yang dijadikan kelompok penelitian yaitu kelas X IIS 2 SMA N 1 Kasihan Tirtnonirmolo Bantul dan kelas XF SMA N 4 Yogyakarta sebagai kelas kontrol (KK) sedangkan kelas X IIS 1 SMA N 1 Kasihan Tirtonirmolo Bantul dan kelas XD SMA N 4 Yogyakarta sebagai kelas eksperimen (KE). Pemberian perlakuan pada kelompok eskperimen menggunakan media berupa film pendek, sedangkan pada kelompok kontrol tidak menggunakan media film pendek. Adapun desain penelitian ini adalah pre-test post-test control group design. Untuk menguji validitas media digunakan pendapat ahli (expert judgement). Kemudian teknik analisis data menggunakan uji-t. Berdasarkan analisis data diperoleh kenaikan nilai rerata pada kelas eksperimen sebesar (69,6) sedangkan nilai rerata pada kelas kontrol sebesar (63). Hasil analisis data menunjukkan > (2,941>2,00) dengan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara kelas yang diajar dengan menggunakan media film pendek dengan kelas yang diajar tanpa menggunakan media film pendek, diterima. Pembelajaran sosiologi lebih efektif menggunakan media berupa film pendek daripada tanpa menggunakan media, diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media film pendek lebih efektif daripada tidak menggunakan media film pendek, dilihat dari hasil belajar siswa kelas X di kedua sekolah Kata kunci : pengembangan, media film pendek, hasil belajar Jurnal Pendidikan Sosiologi 1
DEVELOPING THE SHORT MOVIE AS SOCIOLOGY-LEARNING MEDIA FOR HIGH SCHOOL’S FIRST GRADE YEAR 2015/2016 By: Garry Cantona and Grendi Hendrastomo NIM. 10413241031
[email protected]
ABSTRACT The Progress of sociology learning at High School Elementary still often use the conventional method. Using short movie as variation for studying process is neccessary to do. Like this goal’s research, to knowing how far the short movie’s effectiveness and usefulness as sociology-learning media who has to applied for most of high schools, especially for SMA N 4 Yogyakarta and SMA N 1 Kasihan Tirtonirmolo year 2015/2016. This research is known as Quantitative Research, which improved with Research and Development’s steps. Total of this research’s population is 120 students then formed to 4 group classes. the experimental groups listed as X IIS 1 SMA N 1 Kasihan Tirtonirmolo and XD SMA N 4 Yogyakarta who get the short movie and the control groups listed as X IIS 2 SMA N 1 Kasihan Tirtonirmolo and XF SMA N 4 Yogyakarta had no use the short movie. This research use pre-test post-tes control group design. The Expert Judgment was used for tested the validity of the sociology-learning media. Then t-test used for analyze the data sources. Based from the data sources’s analysis, The experimental groups’s average value increased by 69,6, but the control groups’s average value decreased by 63. Data sources analysis shown > (2,941>2,00) with significancy point by 5 %. Both of Hypothetics that tolds there is some different between the class use the short movie as sociology-learning media with the class which no use it and sociology learning process get more effectiveness when using the short movie as sociologylearning media is accepted. From that all statements, we can make a conclusion based from the results of both first grades in both high schools, that use the short movie as sociology-learning media is more effective than without use it, Keywords : development, media, short movie, learning, results.
Jurnal Pendidikan Sosiologi 2
PENDAHULUAN
harus bisa menyelaraskan diri dan
Dunia pendidikan bukanlah dunia stagnan dimana hanya sebatas garis lurus yang tak pernah berubah, namun dunia pendidikan merupakan dunia yang senantiasa bergerak maju secara dinamis. Dunia pendidikan yang nyata dalam perkembangannya banyak
berada
pada
pendidikan
formal. Proses pembelajaran diartikan sebagai
suatu
tersusun
kombinasi
meliputi
yang
unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, dan prosedur yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam mencapai tujuan (Hamalik, 2004). Fasilitas dalam proses
pembelajaran
dengan
disesuaikan
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
saat
perubahan
ini
telah
pesat
membawa
dalam
aspek
kehidupan manusia. Salah satu bidang yang mendapat dampak cukup berarti dalam perkembangan IPTEK adalah bidang pendidikan. Perubahan global dalam perkembangan pengetahuan dan
teknologi,
berhubungan pendidikan
di
terutama
yang
dengan
sistem
sekolah
menuntut
adanya perubahan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas,
meninggalkan
cara
belajar
yang
kurang efektif. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011),
media
apabila
dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi,
dan
kejadian
yang
membangun sebuah kondisi siswa mampu
memperoleh
keterampilan
atau
pengetahuan, sikap.
Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat
menyampaikan
menyalurkan
pesan
dari
dan
sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan beajar yang kondusif dimana
penerimanya
melakukan
proses
dapat
belajar
secara
efisien dan efektif (Yudhi Munadi, 2008: 7-8). Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Media yang sesuai pun harus memiliki ketepatan materi dan penggunaan yang fleksibel seperti salah satu dampak perkembangan teknologi dan komunikasi
saat
ini.
Munculnya
berbagai macam media pembelajaran komputerisasi inovatif
yang
meningkatkan
atraktif
dan
rangsangan
peserta didik dalam kegiatan belajar Jurnal Pendidikan Sosiologi 3
mengajar. Ali, M (2005) menyatakan
materi pokok bahasan yang tercantum
bahwa
menuntut
penggunaan
pembelajaran
media
komputerisasi
peserta
menggunakan
didik
daya
untuk
analisa
dan
mempunyai pengaruh yang signifikan
pemahaman kasus daripada hafalan
terhadap daya tarik siswa untuk
teori.
mempelajari
menganalisa juga tergantung dari
kompetensi
yang
diajarkan.
kemampuan
arahan dan metode pembelajaran dari
Materi belajar sosiologi yang bersifat
Sedangkan
abstrak
membuat
guru sosiologi itu sendiri.
siswa
Untuk menghasilkan analisa
kurang tertarik dan kurang paham
yang tepat dan tajam, peserta didik
dengan konten materi yang mereka
harus sering berlatih dan diberikan
dapatkan.
hal-hal
Padahal
merupakan
mata
Sosiologi
pelajaran
yang
yang
memicu
merangsang
kemampuan
serta
analisanya,
melatih kepekaan sosial dan memiliki
sehingga aktifitas dan hasil belajar
materi yang bisa menjadi pegangan
juga mengalami perubahan kearah
siswa
menganalisis
yang
yang
memegang
dalam
permasalahan
sosial
sering
lebih
aktif.
faktor
Mediapun
penting
dalam
muncul di masyarakat (Hendrastomo,
pembelajaran sosiologi. Salah satu
2014). Dengan kata lain, tidak bisa
media pembelajaran tersebut adalah
dianalisa atau dipahami hanya dengan
media film pendek yang memuat
logika saja. Ditambah lagi di sisi lain,
gejala dan fenomena sosial yang ada
penggunaan media pada pembelajaran
di masyarakat, selaras dengan mata
sosiologi jarang dikembangkan dan
pelajaran Sosiologi. Menurut Oscar
hanya sebatas pada perubahan model
Jayanagara (dalam Jurnal Ultima
pembelajaran. Tentu saja kemampuan
Humaniora, Vol.1, No.2, September
dalam
2013.
menganalisa
permasalahan
Hlm
194-195)
bahwa
di
sosial harus dimiliki oleh setiap
Amerika Serikat, sebuah karya video
individu di dunia ini. Berdasarkan
bernama
kompetensi dan tujuan pembelajaran
sebagai sarana untuk pembelajaran,
pada mata pelajaran Sosiologi kelas X
sarana
tingkat SMA yang sudah tersusun,
masyarakat. Program video serial
Sesame untuk
Street
dipakai
mengedukasi
Jurnal Pendidikan Sosiologi 4
dengan target audiens anak-anak usia
Pengembangan”
3-6 tahun yang diciptakan Joan Ganz
Development).
Menurut Sugiyono
Cooney dan Lloyd Morrisett tahun
(2009:
metode
1966 dan ditayangkan perdana pada
Research and Development yang
10 November 1969 ini dikenal dengan
selanjutnya akan disingkat menjadi
konten
R&D adalah metode penelitian yang
pembelajaran,
komunikasinya
kreatifitas
yang
unik
407)
digunakan
(Research
untuk
penelitian
menghasilkan
menggunakan boneka muppet Jim
produk
Henson, animasi, film pendek,humor,
keefektifan
dan
Penelitian pengembangan diarahkan
memakai
pendekatan
kajian
budaya
yang relatif memiliki durasi singkat, waktu pembelajaran bisa disesuaikan alokasi
waktu
dalam
pembelajaran., Sehingga antusiasme siswa akan terangkat dalam mengikuti pembelajaran dan aktifitas belajar siswa menjadi lebih kondusif serta paham akan contoh nyata materi ajar yang digambarkan melalui media film pendek tersebut dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi mengalami kenaikan yang signifikan. .
produk
menguji tersebut.
and validate educational product (Borg
and
Gall,
2003:
271).
Berdasarkan pengertian tersebut maka langkah penelitian dan pengembangan media dilakukan secara siklis, dimana pada setiap langkah yang sudah ditempuh mengacu pada hasil-hasil langkah sebelumnya sehingga pada akhirnya diperoleh sebuah produk pendidikan yang baru. Borg dan Gall (2003: 271) mengemukakan langkahlangkah
yang
penelitian
ditempuh
dan
dalam
pengembangan
meliputi: 1) Studi pendahuluan
METODE PENELITIAN
2) Perencanaan
Penelitian ini dilakukan di dua sekolah terakreditasi A di wilayah DIY
dan
sebagai “a process used to develop Dengan media film pendek
dengan
tertentu,
and
dengan
pendekatan
menggunakan
“Penelitian
dan
3) Pengembangan
model
hipotetik 4) Penelaahan model hipotetik 5) Revisi Jurnal Pendidikan Sosiologi 5
6) Uji coba terbatas
satu pakar naskah film, satu pakar
7) Revisi hasil uji coba
perfilman, dan dua pakar media
8) Uji coba lebih luas
pembelajaran,
9) Revisi model akhir, dan
kepraktisan melibatkan dua guru mata
10) Diseminasi serta sosialisasi.
pelajaran
Ada pula beberapa metode yang
digunakan
deskriptif, eksperimental.
yakni
metode
evaluatif,
dan
Namun
Model
sedangkan
sosiologi
di
uji sekolah
terakreditasi A. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Implementasi Media Audio
Penelitian dan pengembangan media
Visual
ini tidak dilaksanakan sampai pada
Penerapan media atau medius
tahap diseminasi dan implementasi
yang secara harfiah berarti ‘tengah’.
produk. Terdapat modifikasi terhadap
‘perantara’, atau ‘pengantar’ (Azhar
langkah-langkah
ditempuh,
Arsyad, 2011: 3) dilakukan pada
dikarenakan penelitian Research and
kelas eksperimen di SMA N 1
Development
waktu
Kasihan pada kelas X IIS 1 dengan
yang cukup lama. Selain itu metode
jumlah 28 siswa dan di SMA N 4
deskriptif
untuk
Yogyakarta pada kelas XD dengan
sistematis,
jumlah 32 siswa. Terdapat beberapa
faktual, akurat, tentang fakta-fakta
tahapan dalam pembelajaran dengan
dan sifat-sifat yang terkait dengan
media film pendek yaitu: 1) Pra
substansi penelitian. Dalam hal ini
penelitian, 2) perlakuan, 3) evaluasi.
untuk menganalisis minat, aktifitas
Tahap pertama adalah pra penelitian,
belajar, serta hasil belajar yang
dilakukan
diupayakan
mengalami
kemampuan awal siwa mengenai nilai
signifikan.
dan norma sosial dengan memberikan
kolaboratif
soal mengenai nilai dan norma sosial.
yang
memerlukan digunakan
menjelaskan
secara
mampu
kenaikan
yang
cukup
Metode
partisipatif
untuk
mengetahui
digunakan dalam proses uji kelayakan
Nilai
model hipotetik media film pendek.
digunakan untuk menentukan langkah
Uji kelayakan model dilaksanakan
selanjutnya yang digunakan dalam
dengan uji rasional yang melibatkan
penelitian.
hasil
pre-test
siswa
tadi
Jurnal Pendidikan Sosiologi 6
Tahap kedua yaitu pemberian
yang
dilakukan
membangkitkan
materi mengenai nilai dan norma
motivasi dan rangsangan belajar lalu
sosial,
eksperimen
menciptakan pembelajaran C4 berupa
pembelajaran menggunakan media
menganalisa dan menjabarkan apa
film pendek. Edgar Dale (dalam
yang sudah diterima selama kegiatan
Azhar
belajar mengajar menggunakan media
pada
kelas
Arsyad,
mengemukakan
2005:
bahwa
7)
prosentase
berlangsung.
Jalan
cerita
yang
keberhasilan pembelajaran sebesar
merupakan rangkaian cerita yang
75% berasal dari indera pandang,
dibentuk
melalui indera dengar sebesar 13%
peristiwa sehingga menjalin sebuah
dan melalui indera lainnya sebesar
cerita yang dihadirkan oleh para
12%. Sehingga penggunaan media
pelaku dalam suatu cerita (Siswanto,
belajar akan sangat membantu dalam
2008) dianalisa dengan pendekatan
pembelajaran
sosiologis
keuntungan
dengan dari
mengingat
media
belajar
oleh
tahapan-tahapan
sehingga
menghasilkan
kesimpulan yang menginterpretasikan
tersebut. Siswa menerima materi dari
pemahaman
guru tentang nilai dan norma sosial,
masing.
peserta
didik
masing-
kemudian siswa diputarkan sebuah film pendek. Siswa menganalisis
2. Perbedaan Kemampuan Siswa
nilai-nilai yang terkandung dalam
dan
film pendek yang diputar
Media Film Pendek dan Metode
Tahap ketiga berupa evaluasi, siswa
dibagi
menjadi
beberapa
Efektivitas
Pembelajaran
Penerapan Konvensional
(Ceramah)
secara
Pembelajaran dengan media
berkelompok siswa mendiskusikan
film pendek membantu siswa untuk
hasil yang didapat dari menonton film
memahami materi yang diajarkan,
tadi.
nilai atau sesuatu yang positif dan
kelompok,
Setelah
Kemudian
mempresentasikan dengan
itu
hasil
kelompoknya.
memotivasi
siswa
siswa diskusi
disampaikan
pengirim
juga
kepada penerima (Cangara, 2011: 24)
mereka
dan pesan untuk merangsang siswa
Guru
agar
bermanfaat
berperan aktif dalam diskusi. Diskusi
mengidentifikasi
substansi
materi,
Jurnal Pendidikan Sosiologi 7
dan lebih mudah untuk masuk dalam
dan
ingatan siswa. Hal ini dikarenakan
Dengan variasi penggunaan media
dalam penyampaian materi terdapat
belajar
visualisasi
memungkinkan
berupa
contoh
yang
termotivasi
dalam
seperti
belajar.
film
pendek terjadinya
berkaitan dengan materi, sehingga
peningkatan
siswa akan lebih mudah memahami
Dimyati dan Mudjiono (2002: 36)
inti dari materi tersebut. Disamping
mengatakan
itu dalam pembelajaran tidak hanya
adalah hasil yang ditunjukkan dari
guru saja yang berbicara namun siswa
suatu interaksi tindak belajar dan
juga dapat mengungkapkan pendapat
biasanya ditunjukkan dengan nilai tes
dari apa yang mereka amati dalam
yang diberikan guru.
film tersebut, seperti dalam diskusi
hasil bahwa
Pencapaian
belajar hasil
hasil
siswa. belajar
belajar
kelas. Sardiman (2007) mengatakan
siswa setelah diberi perlakuan dapat
belajar
adalah
dilihat dari hasil post-test. Post-test
berbuat untuk mengubah tingkah
yang diberikan juga dimaksudkan
laku, tidak ada belajar kalau tidak ada
untuk membandingkan skor yang
aktivitas.
dicapai siswa saat pre-test sampai
pada
prinsipnya
Jadi
dapat
dikatakan
aktivitas siswa merupakan prinsip
dengan
yang sangat penting dalam interaksi
kemampuan antara kelas eksperimen
belajar mengajar.
yang menggunakan media
Melalui media film pendek,
pendek
post-test.
dan
kelas
Perbedaan
yang
film tanpa
selain lebih atraktif, penyampaian
menggunakan media
materi tidak hanya dapat dipelajari
diketahui melalui uji-t Independent
siswa di kelas saja, melainkan diluar
Samples T Test. Independent Samples
jam
bisa
T Test bertujuan untuk mengetahui
penyampaian
ada atau tidaknya perbedaan rata-rata
materi melalui media film pendek,
antara dua kelompok sampel yang
guru dapat memberikan gambaran
tidak berhubungan (Hartono, 2008:
yang
273).
pelajaranpun
didapatkan.
lebih
Dalam
jelas
masih
kepada
siswa
film pendek,
terutama pada hal-hal yang dirasa
Kemampuan kelas eksperimen
abstrak, sehingga siswa lebih antusias
pada SMA N 1 Kasihan mengalami Jurnal Pendidikan Sosiologi 8
peningkatan
yang
cukup
tinggi,
menggunakan rerata ideal (Mi), dan
sedangkan siswa pada kelas kontrol
simpangan baku ideal (SDi) tiap-tiap
tidak mengalami peningkatan, bahkan
variabel.
cenderung menurun. Diketahui skor
distribusi kecenderungan ini untuk
rata-rata pre-test kelas kontrol sebesar
mengetahui kecenderungan suatu data
57,27 dan skor rata-rata post-test
berdasarkan kriteria melalui skala
kelas kontrol sebesar 55,31. Pada
penilaian
kelompok eksperimen diketahui skor
sebelumnya.
Tujuan
yang
penggunaan
telah
ditetapkan
rata-rata pre-test sebesar 59,32 dan
Perbedaan hasil yang terjadi
skor rata-rata post-test sebesar 67,21.
pada kelas eskperimen dan kontrol di
Dari hasil tersebut, kelas eksperimen
SMA N 1 Kasihan dan SMA N 4
mengalami kenaikan sebesar 7,89.
Yogyakarta dikarenakan terdapat cara
Begitupun pada siswa di SMA
pengajaran yang berbeda, dimana
N 4 Yogyakarta, siswa pada kelas
terdapat
eksperimen mengalami peningkatan
menggunakan media film pendek dan
yang cukup tinggi, sedangkan siswa
kelas lainnya diajarkan menggunakan
pada kelas control peningkatannya
media konvensional. Sudiman (1989:
tidak signifikan. Diketahui skor rata-
15) menyatakan pemakaian media
rata pre-test kelas control sebesar
pembelajaran dalam proses belajar
66,9 dan skor rata-rata post-tets kelas
mengajar
kontrol sebesar 70,32 yang berarti
motivasi dan rangsangan belajar,
terjadi peningkatan skor kemampuan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh
sebesar
psikologis
3,42.
Pada
kelompok
kelas
yang
dapat
diajarkan
membangkitkan
terhadap
siswa.
eksperimen diketahui skor rata-rata
Penggunaan media pembelajaran akan
pre-test sebesar 54,4 dan skor rata-
sangat
rata post-test sebesar 71,68. Dari hasil
kegiatan belajar mengajar.
tersebut, kelas eksperimen mengalami
Disamping
kenaikan
sebesar
17,28.
Djemari
membantu
kurikulum
keefektivan
itu,
juga
perbedaan
mempengaruhi
Mardapi (2008: 123) mengutarakan
bekerja atau tidaknya media dalam
bahwa, identifikasi kecenderungan
kegiatan
belajar
skor
Penyesuaian
penggunaan
masing-masing
variabel
mengajar. terhadap
Jurnal Pendidikan Sosiologi 9
kurikulum
yang
digunakan
juga
dengan baik dengan pembelajaran
mempengaruhi tingkat motorik dan
menggunakan
media
kognitif siswa. Kurikulum KTSP
terdapat
2006 memiliki keunggulan dalam segi
kontrol dan kelas eksperimen.
perbedaan
pemusatan kegiatan belajar mengajar,
Dari
sedangkan Kurikulum 2013 memiliki
penggunaan media
keunggulan
dalam
dalam
segi
sehingga
antara
segi
kelas
keefektifan, film pendek
pembelajaran
pengembangan mandiri peserta didik.
merupakan
Sehingga
kelas
digunakan dalam pembelajaran materi
sekolah
yang sifatnya abstrak atau sulit
masing-masing
eksperimen
di
tiap
mendapatkan
pengalaman
belajar
media
sosiologi
dibayangkan
oleh
yang
siswa.
efektif
Karena
menggunakan media yang berbeda-
dengan media
beda.
memiliki gambaran yang lebih jelas Hasil
uji-t
film pendek siswa
menunjukkan
mengenai nilai dan norma sosial.
bahwa t hitung > t tabel (2,941 >
Durasi yang pendek dari media ini
2,00) dan signifkansi (0,004 < 0,05),
memungkinkan
artinya bahwa ada perbedaan antara
dengan
kelas
disediakan dalam pembelajaran.
yang
diajar
dengan
menggunakan media dengan kelas yang
diajar
tanpa
menggunakan
untuk
alokasi
disesuaikan
waktu
yang
Keefektifan media diketahui melalui
uji
scheffe.
Uji
scheffe
media. Rata-rata (mean) untuk kelas
dilakukan untuk melihat efektivitas
eksperimen adalah 69,6 dan untuk
penggunaan media (Darmadi, 2011:
kelas kontrol adalah 63, artinya
292)
bahwa
kelas
perhitungan diperoleh skor F’ hitung
eksperimen lebih tinggi daripada rata-
(F’h) sebesar 12,028 dengan df236
rata kelas kontrol. Nilai t hitung
dan signifikansi sebesar 0,055. Skor
positif,
kelas
tersebut dikonsultasikan dengan skor
eksperimen lebih tinggi daripada
F’ tabel. Skor F’ tabel (F’t) sebesar
kelas
Berdasarkan
2,642. Dengan demikian, skor F’
perhitungan tersebut terlihat bahwa
hitung lebih besar daripada skor tabel
siswa
(F’h 12,028> F’t2,642). Maka, hasil
rata-rata
berarti
rata-rata
kontrol. mampu
nilai
memahami
materi
dalam
pembelajaran
Hasil
Jurnal Pendidikan Sosiologi 10
uji
scheffe
menunjukkan
bahwa
menghibur (Cahyono, 2009). Siswa
pembelajaran dengan menggunakan
menjadi
media film pendek lebih efektif
memahami materi nilai dan norma
dibandingkan
sosial. Media
kelas
yang
lebih
paham
dalam
film pendek yang
pembelajarannya tidak menggunakan
berjudul “Benarkah?” juga membantu
media. Hal ini juga dapat terlihat pada
siswa memperoleh gambaran ataupun
rata-rata (mean) kelas eksperimen
contoh yang lebih nyata terutama
dari 56,70 menjadi 69,60 sedangkan
untuk
pada kelas kontrol peningkatan rata-
Efektivitas tidak hanya dilihat dari
rata (mean) hanya sedikit, dari 62,25
sisi produktivitas, tetapi juga dilihat
menjadi 63,07.
dari sisi pesepsi. Karena efektivitas
Keefektifan
hal-hal
yang
abstrak.
pembelajaran
tidak semata-mata dilihat dari tingkat
dengan media juga dapat dilihat
keberhasilan siswa dalam menguasai
dalam hasil uji paired samples t test.
konsep yang ditunjukkan dengan nilai
Nilai t hitung -7,642, nilai t hitung
hasil belajar, tetapi juga dilihat dari
yang negatif ini berarti rata-rata
respon siswa terhadap pembelajaran
sebelum
yang telah diikuti.
daripada
perlakuan
lebih
sesudah
rendah
perlakuan.
Arsyad
(2011:
56)
Mengingat rata-rata (mean) untuk
menyampaikan beberapa manfaat dari
sebelum perlakuan adalah 56,7 dan
media pembelajaran, antara lain: 1)
untuk setelah perlakuan adalah 69,6,
Media
artinya
bahwa
memperjelas penyajian pesan dan
diberi
perlakuan
rata-rata lebih
sebelum rendah
daripada rata-rata sesudah perlakuan. Keefektifan
media
film
pembelajaran
informasi
sehingga
memperlancar
dan
dapat dapat
meningkatkan
proses serta hasil belajar. 2) Media
pendek juga dapat dilihat dalam
pembelajaran
proses pembelajaran. Siswa pada
dan rnengarahkan perhatian anak
kelas eksperimen lebih antusias dan
sehingga
fokus, serta tidak merasa jenuh dalam
motivasi belajar, interaksi yang lebih
proses
langsung
pendek
pembelajaran juga
karena
memiliki
film unsur
dapat dapat antara
lingkungannya,
dan
meningkatkan menimbulkan siswa
dan
kemungkinan
Jurnal Pendidikan Sosiologi 11
siswa untuk belajar sendiri-sendiri
PENUTUP
sesuai
Kesimpulan
dengan
kemampuan
dan
minatnya. 3) Media pembelajaran
Pengaruh
IPTEK
terhadap
dapat mengatasi keterbatasan indera,
pendidikan sangatlah nyata, sehingga
ruang,
muncul
dan
pembelajaran
waktu.
4)
Media
dapat
memberikan
banyak
inovasi
yang
ditunjukkan dalam dinamisnya dunia
kesamaan pengalaman kepada siswa
edukasi.
tentang
di
diadaptasi untuk pengajaran, media
serta
cetak yang ditelaah dalam kelas,
peristiwa-peristiwa
lingkungan
mereka,
Seperti
memungkinkan terjadinya interaksi
bahkan
langsung.
ditunjukkan
Secara
saksi
games
hidup
dalam
pun kelas
yang
perlu untuk
keseluruhan
memberikan suasana baru dan segar
kemampuan siswa kelas eksperimen
dalam pembelajaran. Sebuah film pun
meningkat. Hal ini dapat terlihat pada
juga dirasa dangat menyenangkan
tahap awal perolehan skor siswa kelas
ketika
eksperimen di kedua sekolah, di SMA
pendidikan, karena film memiliki
N 1 Kasihan skor terendah 27 dan
banyak unsur hiburan yang membantu
skor maksimal 73 dengan mean
otak lebih nyaman dan terhibur
59,32, setelah diberikan perlakuan
(Cahyono, 2009).
dengan menggunakan media skor
Pengaruh
terendah
menjadi
40
dan
skor
diterapkan
antara
dalam
dunia
yang
signifikan
penggunaan
media
tertinggi menjadi 87 dengan mean
pembelajaran
audio
67,21. Begitu pula dengan siswa di
pendek)
SMA N 4 Yogyakarta, pada tahap
penguasaan materi pada siswa kelas X
awal kelas eksperimen mendapat skor
SMA N 1 Kasihan dan SMA N 4
terendah sebesar 33 dan skor tertinggi
Yogyakarta
87 dengan mean 54,4, setelah diberi
media yang tepat dapat memberikan
perlakuan nilai minimal menjadi lebih
gambaran yang lebih jelas kepada
baik daripada saat sebelum diberi
siswa mengenai contoh-contoh yang
perlakuan, yaitu 53 dan nilai tertinggi
cukup abstrak melalui visualisasi
tetap 87 dengan mean sebesar 71,68.
dalam sebuah media. Media yang
terhadap
visual
(film
peningkatan
menunjukkan
bahwa
Jurnal Pendidikan Sosiologi 12
akan belajar
ditampilkan
dalam
proses
mengajar
terlebih
dahulu
direncanakan dan dirancang sesuai dengan
kebutuhan
lapangan
atau
penelitian Research Grant PHK A2 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY Ali,
Muhammad. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan Elektromagnetik. Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret.
Arif.
S, Sudiman, dkk. 1989. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Medyatama Saran Perkasa.
siswanya (Basyiruddin Usman, dkk, 2002: 135). Karena media yang baik perlu banyak persiapan baik dari tahap observasi sampai uji coba di lapangan. Dengan media yang cocok, siswa dan guru sangat terbantu dalam menguasai jalannya kegiatan belajar mengajar. Penggunaan media juga dapat
membantu
siswa
dalam
menambah motivasi dalam belajar dan mengoptimalkan hasil berlajar. Selain itu, media juga membantu siswa dalam memahami lebih lanjut unsur-unsur materi yang diberikan oleh guru. Dengan media yang tepat, peserta didik dan guru akan mendapat manfaat yang sama besarnya dalam kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M, Dkk. 2005. Pengembangan Bahan Pembelajaran Berbantuan Komputer Untuk Memfasilitasi Belajar Mandiri Dalam Mata Diklat Penerapan Konsep Dasar Listrik Dan Elektronika Di SMK. Laporan
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. Azhar,
Arsyad. 2003. Media Pembelajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Basyiruddin Usman, dkk. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press. Borg, Walter, R & Gall, Meredith, D. 2003. Educational Research: An Introduction. New York: Longman Inc. Cahyono, Edi. 2009. Sekilas Tentang Film Pendek. http://filmpelajar.com/tutorial/sek ials-tentang-film-pendek
(diunduh pada jam 21.14 hari senin, tanggal 1 Desember 2014)
Cangara, Hafied. 2011. Pengertian Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press. Jurnal Pendidikan Sosiologi 13
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hartono. 2008. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Hendrastomo, Grendi. 2014. Pengembangan Media Komik Sosiologi untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Sosiologi SMA. Laporan penelitian Research and Development Jurusan Pendidikan Sosiologi FIS UNY.
Oscar Jayanagara. 2013. Videografi Sebagai Sarana Pembelajaran. Jurnal Ultima Humaniora, Vol.1, No.2, September. Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Usman, Basyiruddin, 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press. Yudhi
Munadi. 2008. Pembelajaran, Pendekatan Baru. Gaung Persada Pers.
Media Sebuah Jakarta:
Jurnal Pendidikan Sosiologi 14