a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) ( Studi Kasus di Desa Pasir Kecamatan Tripe Jaya Kabupaten Gayo Lues) 1,) Randi Sugara Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA2) Program Studi Ilmu Sosiologi, Fakultas ISIP, Universitas Syiah Kuala ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa masyarakat di Desa Pasir masih melakukan aktivitas MCK (Mandi Cuci Kakus) di Sungai Kuala Tripe dan apa pengaruh dari pemanfaatan sungai sebagai sarana MCK (Mandi Cuci Kakus) bagi kesehatan masyarakat di Desa Pasir. Penelitian ini menggunakan teori tindakan dari Talcott Parsons yang menyatakan bahwa kebudayaan dengan segala wujudnya merupakan tindakan manusia yang berpola. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan informan yang memenuhi kriteria subjek penelitian dan relevan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini adalah: Pertama, masyarakat di desa Pasir dalam melakukan aktivitas MCK sudah terbiasa, bahkan telah menjadi budaya keseharian masyarakat. Mayoritas dari masyarakat di desa ini tidak memiliki sarana MCK yang memadai, faktor ekonomi dan sosial-budaya sangat berperan penting dalam membentuk pola prilaku tersebut. Tradisi ini sudah membudaya bagi masyarakat setempat. Kedua, dampak dari pemanfaatan sungai sebagai sarana dalam melakukan aktivitas MCK sangat berpotensi untuk menyebabkan berbagai penyakit kulit seperti panu, kudis, gatal-gatal dan kutu air. Melalui penelitian ini penulis berharap pemerintah lebih memperhatikan sarana dan prasarana dalam mendukung pola hidup sehat serta perlu adanya usaha-usaha dari Dinas Kesehatan bekerjasama dengan instansi terkait untuk mengadakan penyuluhan terhadap pentingnya pola hidup sehat, bersih dan nyaman, dengan tetap mempertimbangkan kondisi dan kemampuan masyarakat yang ada. sehingga masyarakat yang ada di Desa Pasir dapat memiliki kualitas hidup yang jauh lebih sehat. Kata kunci :Perilaku, masyarakat, MCK di Sungai.
Corresponding Author :
[email protected] JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2.№. 3, Agustus 2017 (1. Penulis/ Mahasiswa, 2. Pembimbing)
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3 Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
ABSTRACT This thesis aims to figure out why people in the village of Pasir still perform MCK (Bathing, Washing, and Serving as a lavatory) activities in the river Kuala Tripe and what effect of river utilization as an MCK for public health in Pasir village. This study used Talcott Parsons Action theory stating that culture with all its forms is a patterned human action. The type of this research is descriptive by using a qualitative approach, the data obtained through in-depth interviews with informants who meet the criteria for research subjects and relevant in providing information needed in this study. The results of this study showed that: First, people in the village of Sand get used to do the MCK activities, even several has become the people's daily culture. The majority of the individuals in this community do not have adequate toilet facilities. Economic and sociocultural factors play a significant role in shaping the behavioral patterns. This tradition has been entrenched for the local community. Second, the impact of the use of the river as a means of MCK activities has the potential to cause a variety of skin diseases such as tinea, scabies, hives and water fleas. Through this study, the author hopes the government pays more attention to facilities and infrastructure in support of healthy lifestyles and the need for efforts from the health department in cooperation with relevant agencies to conduct counseling on the importance of healthy, clean and comfortable lifestyle, by considering the condition and ability of the community. So that people in the village of Pasir can have a much healthier quality of life. Keywords: Behavior, community, MCK on the river. PENDAHULUAN Menurut Tominaga (1985: 6), sungai mempunyai peranan yang sangat besar bagi perkembangan peradaban manusia, ketersediaan air dan kesuburan tanah telah memberikan sumber kehidupan bagi manusia. Sungai juga dapat dijadikan sebagai sarana transportasi guna meningkatkan mobilitas serta komunikasi antar manusia. Selanjutnya ia juga mengatakan pada perkembangannya sungai juga dapat dikelola sebagai tempat pariwisata, pengembangan budidaya perikanan, sarana lalu lintas sungai dan pemenuhan berbagai kebutuhan hidup lainnya. Dalam banyak hal sungai dapat dimanfaatkan bagi PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) (Randi Sugara, Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2.№. 3. Agustus 2017
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3 Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP kehidupan manusia.Ketersediaan air yang terdapat di sungai maupun kesuburan tanah disekitarnya, memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan kehidupan manusia. Pada umumnya masyarakat memanfaatkan sungai untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari, antara lain untuk tempat aktivitas mandi, cuci dan kakus (MCK). Kegiatan semacam ini merupakan gejala umum yang terjadi di berbagai tempat, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar sungai, termasuk masyarakat yang tinggal di wilayah Kabupaten Gayo Lues yang wilayah pemukimannya dilalui aliran sungai. Namun pemanfaatan sungai yang tidak terkendali menyebabkan timbulnya beberapa permasalah seperti data yang berhasil diperoleh penulis dari buku putih sinitasi BPS (Badan Pusat Statistik) gayo lues tahun 2013 bahwa derajat kesehatan dan pola hidup masyarakat di Kabupaten Gayo Lues secara umum dapat terlihat dari angka kejadian penyakit yang disebabkan oleh sanitasi buruk. Salah satu indikator yang sangat berhubungan erat dengan permasalahan sanitasi adalah jumlah kasus kejadian penyakit diare. Dari data yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Gayo Lues, kejadian kasus diare setiap tahun mengalami peningkatan. Fenomena ini sering terjadi pada masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai, seperti di wilayah Kabupaten Gayo Lues. Salah satunya adalah masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Kuala Tripe, Sungai Kuala Tripe melintasi beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Gayo Lues,yakni Kecamatan Blangkejeren, Kecamatan Rikit Gaib, dan Kecamatan Tripe Jaya. Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Kuala Tripe tersebut pada umumnya memanfaatkan sungai untuk berbagai kepentingan, salah satunya adalah untuk aktivitas mandi, cuci dan kakus (MCK), hal serupa juga dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di Desa Pasir Kecamatan Tripe Jaya Kabupaten Gayo Lues. Kondisi semacam ini merupakan fenomena yang dapat dilihat setiap hari, terutama pada waktu pagi dan sore hari. Perilaku masyarakat dalam memanfaatkan sungai sebagai tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) dan berbagai aktivitas lainnya merupakan fenomana yang patut diamati, salah satunya adalah masyarakat Desa Pasir, Kecamatan Tripe Jaya Kabupaten Gayo Lues yang wilayahnya PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) (Randi Sugara, Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2.№. 3. Agustus 2017
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3 Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP dilintasi aliran sungai. Pemanfaatan sungai yang dilakukan oleh masyarakat dengan berbagai aktivitas yang ada, seperti pembuangan sampah dan limbah keluarga termasuk aktivitas MCK, hal tersebut dapat menimbulkan persoalan tersendiri, terutama berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Terkait dengan pemanfaatan sungai sebagai tempat mandi, cuci dan kakus, di Desa Pasir, Kecamatan Tripe Jaya, Kabupaten Gayo lues,masih tetap saja dilakukan, meskipun aktivitas tersebut dapat menimbulkan berbagai persoalan. Oleh sebab itu sehubungan dengan pemaparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mendalami secara rinci terkait “ Tentang perilaku masyarakat dalam memanfaatkan sungai sebagai sarana Mandi Cuci dan Kakus (MCK)”. TINJAUAN PUSTAKA Perilaku masyarakat merupaka semua hal yang dilakukan masyakat dalam bentuk tindakan nyata dalam merespons rangsangan yang ada. Dalam penelitian ini dibatasi pada perilaku dalam bentuk tindakan nyata yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang tinggal di Desa Pasir dalam merespons rangsangan yang dihadapinya. Lebih spesifik dalam bentuk tindakan atau perilaku masyarakat dalam memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK. Salah satu pijakan teoritis yang digunakan dalam masalah ini ialah teori tindakan yang di kembangkan oleh Talcott Parsons. Teori tindakan tersebut, terkandung konsep bahwa dalam hal menganalisa suatu kebudayaan dalam keseluruhan perlu dibedakan secara tajam antara adanya empat komponen, yaitu; (1) sistem budaya, (2) sistem sosial, (3) sistem kepribadian, dan (4) sistem organisme. Keempat komponen itu, walaupun erat berkaitan satu dengan yang lain, masih merupakan entitas yang khusus, masing-masing dengan sifat-sifatnya sendiri. sistem budaya atau cultural system merupakan komponen yang abstrak dari kebudayaan dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasangagasan, konsep-konsep, tema-tema berpikir, dan keyakinan-keyakinan. Dengan demikian sistem budaya adalah bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut dengan adat-istiadat atau kebiasaan. Adapun fungsi dari sistem budaya tersebut adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia. PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) (Randi Sugara, Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2.№. 3. Agustus 2017
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3 Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Sistem sosial atau social system terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia atau tindakan-tindakan dan tingkah laku berinteraksi antar individu dalam rangka kehidupan masyarakat. Sebagai rangkaian tindakan berpola yang berkaitan satu dengan yang lain, sistem sosial bersifat lebih kongkrit dan nyata dari pada sistem budaya, dalam arti bahwa tindakan manusia itu dapat dilihat dan diobservasi. Sistem kepribadian atau personality system, lebih terpusat pada isi jiwa dan watak individu yang berinteraksi sebagai warga masyarakat. Kepribadian individu dalam suatu masyarakat, walaupun berbeda-beda satu dengan yang lain, namun juga distimulasi dan dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma dalam sistem budaya dan oleh pola-pola bertindak dalam sosial yang telah diinternalisasinya melalui proses sosialisasi dan proses pembudayaan selama hidup sejak masa kecilnya. Dengan demikian sistem kepribadian manusia berfungsi sebagai motivasi dari tindakan sosialnya. Adapun sistem organik atau organic system, lanjutnya, melengkapi seluruh kerangka dengan mengikut-sertakan ke dalamnya proses biologik serta bio-kimia dalam organisme manusia sebagai suatu jenis mahluk alamiah yang apabila dipikirkan lebih mendalam juga ikut menentukan kepribadian individu, pola-pola tindakan manusia, dan bahkan juga gagasan-gagasan yang dicetuskannya. Masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai,baik di pedesaan maupun sungai di perkotaan, masyarakat yang tinggal di sekitar sungai pada umumnya memanfaatkan sebagai tempat untuk mandi, cuci dan kakus. Kepadatan pemukiman penduduk, kemudahan ketersediaan air dengan biaya murah, kepercayaan, tradisi, pendidikan dan penghasilan relatif rendah, pemahaman terhadap pentingnya lingkungan bersih masih rendah, belum merasa butuh akan tempat mandi, cuci dan kakus secara permanen, ketidak tahuannya terhadap pentingnya sungai sebagai bagian dari lingkungan yang harus dijaga kebersihannya serta anggapan yang wajar terhadap sungai apa bila melakukan hal-hal yang menimbulkan kondisi sungai menjadi kotor, seperti membuang sampah, kotoran termasuk menjadikannya sebagai tempat mandi, cuci dan kakus. Beberapa faktor tersebut menjadi pendorong kebiasaan penduduk untuk tetap menjadikan sungai sebagai tempat berbagai aktivitas, salah satunya adalah untuk mandi, cuci dan kakus. PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) (Randi Sugara, Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2.№. 3. Agustus 2017
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3 Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Pasir Kecamata Tripe Jaya Kabupaten Gayo Lues. Alasan memilih lokasi ini untuk melakukan penelitian tentang perilaku masyarakat dalam memanfaatkan Sungai Kuala Tripe sebagai sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) adalah karena sebagian besar dari masyarakat yang ada di Desa Pasir tersebut masih memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK sampai sekarang. jenis penelitian yang akan dikembangkan adalah jenis penelitian kualitatif. sehingga dalam pelaksanaannya tidak perlu konsep keterwakilan suatu sampel demi kepentingan sebuah generalisasi populasi. Sampel dalam penelitian kualitatif senantiasa berkembang untuk mencari fokus yang mengarah pada pencarian jawaban dari berbagai permasalahan yang muncul, hal yang sama berkaitan dengan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan sungai sebagai tempat mandi cuci dan kakus yang terjadi di Desa Pasir, Kecamatan Tripe Jaya, Kabupaten Gayo Lues. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2000: 3). Sementara itu, Kirk dan Miler dalam Moleong (2000: 3) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang fundamental tergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya. Subjek penelitian atau informan dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Pasir Kecamatan Tripe Jaya Kabupaten Gayo Lues, khususnya masyarakat yang melakukan pemanfaatan aliran sungai sebagai sarana MCK. Agar penelitian lebih akurat maka peneliti menggunakan kriteria dalam memilih informan sebagai wakil dari masyarakat tersebut. Adapun karakteristik informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat yang telah memanfaat sugai sebagai sarana MCK di Desa Pasir, Kecamatan Tripe Jaya Kabupaten Gayo Lues. 2. Masyarakat yang secara rutin melakukan aktifitas MCK di sungai. 3. Masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai. PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) (Randi Sugara, Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2.№. 3. Agustus 2017
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3 Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
HASIL DAN TEMUAN Aktivitas MCK yang dilakukan oleh masyarakat kecamatan Tripe Jaya atau yang lebih khusus masyarakat yang tinggal di desa Pasir umumnya di dorong oleh faktor ekonomi dan faktor lingkungan di mana letak rumah warga dekat dengan sungai dan kondisi rumah warga yang saling berdekatan atau berdempetan sehingga tidak semua masyarakat dapat membangun sarana MCK walaupun sebagian mereka mampu dari segi finansial. Selain itu faktor sosial budaya juga cukup berpengaruh dalam mendorong masyarakat melakukan aktivitas MCK di sungai. Berikut penulis akan memaparkan selengkapnya sebagai berikut: A. Faktor Ekonomi Masalah yang menyebabkan masyarakat memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK adalah faktor rendahnya okonomi masyarakat yang ada di desa Pasir, rendahnya kondisi ekonomi menjadi pendorong kebiasaan masyarakat dalam melakukan aktivitas MCK di bataran sungai. Masyarakat yang tidak memiliki kemampuan finansial yang baik sangat sukar untuk membangun sarana MCK di rumah mereka, karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sangat sulit, kondisi ini yang memaksa mereka untuk memanfaatkan sungai sebagai sarana Mandi Cuci dan Kakus (MCK). Prekonomian masyarakat di desa Pasir masih relatif rendah disebabkan oleh mayoritas masyarkatnya bermatapencarian pertani dan berkebun. Terlihat dari hasil obserpasi penulis menemukan masih banyak rumah penduduk yang masih tergolong ke dalam rumah semi permanen yang berdindingkan papan kayu. Kondisi ini memaksa masyarakat untuk lebih memanyoritaskan kebutuhan primer terlebih dahulu ketimbang kebutuhan sekunder. Seperti paparan diatas menunjukkan bahwa masyarakat desa Pasir pada umumnya terkendala pada faktor ekonomi dalam memenuhi fasilitas sarana MCK di rumah mereka. Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Gayo Lues pada tahun 2014-2015 menunjukkan masyarakat desa Pasir bermatapencarian sebagai petani dan berkebun, oleh karna itu sangat sulit bagi mereka untuk membangun sarana MCK yang memadai di setiap rumahnya. PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) (Randi Sugara, Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2.№. 3. Agustus 2017
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3 Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
B. Faktor Lingkungan Desa pasir adalah salah satu desa di kecamatan Tripe jaya yang wilayahnya dilintasi aliran sungai dan rumah warga cukup dekat dengan sungai, kondisi lingkungan yang seperti ini menjadi faktor pendorong prilaku masyarakat melakukan aktivitas seperti memanfaatkan sungai sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kegiatan Mandi Cuci dan Kakus (MCK). Kondisi lingkungan yang cukup dekat dengan sungai hanya sekitar ± 15 m dari rumah warga sehingga warga beranggapan tidak perlu repotrepot, lain ceritanya kalau melakukan kegiatan MCK dirumah segala sesuatunya harus disiapkan seperti kamar mandinya, bak mandinya dan peralatan yang lain itu semua kan harus membutuhkan biaya, sehinga melakukan kegiatan sehari-hari seperti melakukan aktivitas MCK disungai lebih mudah dan tidak dipungut biaya apapun. Letak rumah warga yang cenderung berada di wilayah pegunungan menyulitkan masyarakat dalam menemukan permukaan tanah yang datar, hal ini menyebabkan rumah warga yang berada di desa pasir berdekatan bahkan saling berdempetan dan pada akhirnya sangat sulit bagi warga untuk membangun sarana MCK yang memadai. Selain itu juga pemasokan air bersih yang disalurkan oleh pihak PDAM sangat sukar dalam menembus wilayah ini karna kontur tanahnya yang berbuitbukit dan sangat jauh dari perkotaan sehingga mau tidak mau warga harus memanfaatkan aliran sungai untuk memenuhi kebutuhan seharihari baik untuk air munum, mandi, cuci dan kakus. Pengaruh dari faktor lingkungan menjelaskan bahwa dimana keberadaan atau letak suatu desa yang berada disuatu tempat yang dikelilingi oleh perbukitan serta dekat dengan sungai, mendorong masyarakatnya untuk memanfaatkan sungai sebagai pemenuhan kebutuha sehari-hari. Salah satu contohnya ialah desa Pasir yang keberadaan wilayahnya dilintasi oleh aliran sungai, maka dari itu masyaraktnya sebagian besar memanfaatkan sungai sebagai kebutuhan sehari-hari baik untuk dimunum maupun kebutuhan MCK, dan degan keadaan geografis desa Pasir yang berbukit-bukit mengakibatkan susahnya mengalirkan air bersih dari pihak PDAM karna medannya yang sulit untuk ditebus serta letaknya yang jauh dari perkota. PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) (Randi Sugara, Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2.№. 3. Agustus 2017
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3 Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
C. Faktor Sosial-Budaya Setiap masyarakat pasti memiliki culture value (nilai budaya) di dalam kehidupan sosial yang berbeda-beda antara satu masyarakat dengan yang lainnya, kebudayaan tersebut telah terbentuk dari satu generasi ke generasi berkutnya. Masyarakat desa pasir sejak awal keberadaannya telah memanfaatkan aliran sungai sebagai sumberdaya yang sangat vital untuk memenuhi segala kebutuhan sehari-hari masyarakatnya, mereka telah merasa nyaman melakukan segala aktivitas di aliran sungai kuala tripe, dimana mereka dapat saling bersosialisasi, bertukar informasi, dan membangun hubungan emosional antar masyarakat. Keadaan sosial-budaya di dalam suatu masyarakat sangat mempengaruhi setiap tindakan atau keputusan yang diambil oleh kelompok atau masing-masing anggotanya, seperti yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Pasir sejak awal keberadaannya sudah memanfaatkaan sungai sebagai kebutuhan sehari-hari. Mereka yang memanfaatkan sungai sebagai kebutuhannya menganggap hal yang dilakukannya adalah hal yang biasa karna sudah turun temurun diwariskan oleh para pendahulu. Kondisi inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa masyarakat desa Pasir sangat sulit untuk beralih menggunakan sarana MCK di dalam rumah yang kondisisinya tentu jauh lebih baik. Pola perilaku dalam masyarakat sangatlah beragam salah satunya dalam konteks kesehatan , perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan jasmani dan rohani-pun tentunya sangat beragam hal tersebut bersangkutan pada pedoman,makna, kebiasaan atau budaya yang melekat yang dianut individu itu sendiri. Seperti yang dilakukan warga Desa Pasir sampai sekarang mereka masih memanfaatkan sungai sebagai kebutuhan sehari-hari karna sudah menjadi kebiasaan dari dini sampai mereka dewasa serta lingkungan yang cukup dekat dengan sungai menyebabkan warga lebih memilih kesungai dari pada membangun sarana MCK di rumahnya, dengan kebiasaan dan lingkungan yang seperti ini masyarakat tidak lagi memikirkan tentang kesehatan atau dampak dari pemanfaatan sungai yang dilakukan masyarakat tersebut. PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) (Randi Sugara, Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2.№. 3. Agustus 2017
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3 Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP masyarakat yang berada di Desa Pasir masih banyak yang tidak peduli dengan kesehatan, masyarakat tidak memikirkan apa dampak nya bagi kesehatan mereka kalau mereka memanfaatkan sungai untuk segala kebutuhan sehari-hari mereka padahal dampaknya begitu buruk bagi kesehatan. Masyarakat desa Pasir yang melakukan segala aktivitas MCK di sungai pada bersamaan atau ditempat yang sama sangat berpotensi menyebabkan berbagai penyakit kulit yaitu seperti panu, kudis, gatalgatal dan kutu air. Selain itu juga dapat menyebabkan diare bahkan penyakit menular seperti HIV aids yang dapat ditularkan memalui aliran sungai. Untuk itu masyarakat harus lebih arif dalam memanfaatkan sungai. KESIMPULAN Berdasarkan uraian mengenai kajian terkait tentang perilaku masyarakat dalam memanfaatkan sungai sebagai sarana Mandi Cuci dan Kakus (MCK), yaitu: 1. Perilaku Masyarakat dalam Memanfaatkan Sungai Sebagai Sarana MCK desa Pasir. Masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: - Faktor ekonomi Ekonomi masyarakat di desa Pasir masih rendah karena masyarakatnya bermatapencarian petani dan berkebun serta banyaknya rumah penduduk yang masih tergolong ke dalam rumah semi permanen yang berdindingkan papan kayu. Kondisi ini memaksa masyarakat untuk lebih memanyoritaskan kebutuhan primer terlebih dahulu ketimbang kebutuhan sekunder, oleh karna itu sangat sulit bagi mereka untuk membangun sarana MCK yang memadai di setiap rumahnya hal ini menyebabkan banyaknya masyarakat memanfaatkan sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka seperti dalam kegiatan melakukan MCK. - Faktor lingkungan Kondisi lingkungan yang cukup dekat dengan sungai hanya sekitar ± 15 m dari rumah warga sehingga warga menganggap tidak perlu repotrepot, lain ceritanya kalau melakukan kegiatan MCK dirumah segala sesuatunya harus disiapkan seperti kamar mandinya, bak mandinya dan PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) (Randi Sugara, Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2.№. 3. Agustus 2017
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3 Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP peralatan yang lain itu semua kan harus membutuhkan biaya, sehinga melakukan kegiatan sehari-hari seperti melakukan aktivitas MCK disungai lebih mudah dan tidak dipungut biaya apapun. - Faktor sosial budaya Keadaan sosial-budaya di dalam suatu masyarakat sangat mempengaruhi setiap tindakan atau keputusan yang diambil oleh kelompok atau masing-masing anggotanya, seperti yang dilakukan oleh masyarakat di desa pasir sejak awal keberadaannya sudah memanfaatkaan sungai sebagai kebutuhan sehari-hari. Mereka yang memanfaatkan sungai sebagai kebutuhannya menganggap hal yang dilakukannya adalah hal yang biasa karna sudah turun temurun diwariskan oleh para pendahulu. Kondisi inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa masyarakat desa Pasir sangat sulit untuk beralih menggunakan sarana MCK di dalam rumah yang kondisisinya tentu jauh lebih baik. 2. Dampak Pemanfaatan Sungai Sebagai Sarana MCK Bagi Kesehatan Masyarakat. Dari hasil wawancara yang di lakukan pada masyarakat dan pada pihak PUSKESMAS bahwa dampak dari pemanfaatan sungai sebagai tempat aktivitas MCK yang dilakukan oleh masyarakat memang ada seperti panu, kudis, gatal-gatal dan kutu air. Selain itu juga dapat menyebabkan diare bahkan penyakit menular seperti HIV aids yang dapat ditularkan memalui aliran sungai, dimana mereka melakukan segala aktivitas MCK disat tempat yang sama. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.. Anunimbus.2013.Buku Putih Sinitasi Kabupaten Gayo Lues.Gayo Lues: BPS. Anunimbus.2014.Badan Pusat Statistik Kabupaten Gayo Lues.Gayo Lues: BPS Anunimbus.2015.Badan Pusat Statistik Kabupaten Gayo Lues.Gayo Lues: BPS Djamal, Irwan. 1977. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitas dan Lingkungan.Jakarta: Bumi Aksara PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) (Randi Sugara, Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2.№. 3. Agustus 2017
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3 Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Daldjoeni, N. dan Suyitno, A. 1982. Pedesaan, Lingkungan dan Pembangunan. Bandung: Alumni Hartono, Paul B. 1999. Sosiologi II. Jakarta: Erlangga. Harsojo. 1999. Pengantar Antropologi. Putra Abardin. Ihromi, T.O. (Ed). 2000. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Koentjaraningrat .1990. Pengantar Antropologi.Jakarta: PT. Rineka Cipta. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nasir, Mohd. 1985. Metode Penelitian. Cet I. Jakarta: Ghalia Indonesia. Notoatmodjo, S dan Solita Sarwono. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Badan Penerbitan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Departemen Pekerjaan Umum.1991. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai. Jakarta. Rohidi, T.R. 1994. Pendekatan sistem Sosial Budaya Budaya dalam Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Soekanto, Soerjono. 1987 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Sitepoe, Unus. 1996. Untuk Kehidupan, Pencemaan Air dan Usaha Pencegahannya.Jakarta: Grasindo. Suparlan, P 1985. Kebudayaan dan Pembangunan. Makalah disajikan dalam Seminar Kependudukan dan Pembangunan, 14 Oktober1985 Wardana, AW. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta:Andi Offset. Sumber Skripsi Latif,A. 1995. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Penduduk dalam Pemanfaatan Sungai Code Sebagai sarana Mandi cuci dan kakus (MCK),Studi Kasus di Kecamatan Jetis Kotamadya Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM. Shulthon Rizal,A. 2013. Faktor Penyebab Masyarakat Melakukan Mandi Cuci Kakus Di Sungai (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Di Daerah Bantaran PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) (Randi Sugara, Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2.№. 3. Agustus 2017
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3 Agusutus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Sungai Dam Watu urip Desa Pringgowirawan Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember).Skripsi. Jember. Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember. Media masa atau internet http://ejurnal.untag-smd.ac.id/index.php/DD/article/view/2426 http://harianandalas.com/kanal-aceh/teragun-dan-trife-jaya-penghasilkemiriterbanyak-di-gayo-lues
PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) (Randi Sugara, Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen, MA) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2.№. 3. Agustus 2017