JURNAL ILMU & RISET MANAJEMEN VOL.1 NO.14

Download strategi yang tepat agar perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu usaha yang dapat ditempuh per...

0 downloads 419 Views 108KB Size
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk

SOFIA AULINA NPM: 08.1.02.03914 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA STIESIA SURABAYA 2012 ABSTRACT Purpose of this research is to test in difference empiric of financial performance before and after acquisition at PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Sampling technique at this research by using method purposive sampling is obtained by company as research sample that is: PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Medium of data analytical technique applied is ladder test is having sign (Signed Rank Test) Wilcoxon. Based on result of analysis with ladder test is having sign (Signed Rank Test) Wilcoxon indicates that there is 5 financial ratio having difference in significant that is fixed assets turnover, total assets turnover, net profit margin, return on investment, and return on equity. Fifth of the ratio experiences alteration is which significant happened improvement of sale and also asset total after acquisition. From result of this calculation also knowable that there is 5 financial ratio that is is not has difference in significant that is current ratio, quick ratio, debt to equity ratio, debt to total assets and operating profit margin mean inexistence of difference in significant from 5 the ratio indicates that company's finance performance doesn't experience alteration significant where happened downdraft but not material. Inexistence of perbedan in significant is caused: (a) lack of motivation to reach profit which is high, (b) uncommitted product marketing effectively, (c) the side of management cannot reach economic scale. Implication of this research in general indicates that existence of downdraft of financial performance after acquisition indicates that main motif of company to do acquisition is not economic motif, but motif non chartered investment counsel like desire to be big cluster. acquisition cannot be seen in short term because to increase company's finance performance requires time to reach synergy with company acquisition.

Keyword: Financial statements, Financial Performance, Financial ratio and Acquisition

1

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 2

PENDAHULUAN Menghadapi persaingan yang semakin ketat di era pasar bebas, perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang kuat dan profesional agar dapat survive dan berkembang. Hal ini menyebabkan perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu usaha yang dapat ditempuh perusahaan untuk menjadi besar dan kuat adalah dengan melakukan ekspansi, dengan cara merger dan akuisisi. Dampaknya, perusahaan menjadi besar, baik kemampuan untuk lebih ekonomis, penguasaan aset, pasar maupun potensi bisnisnya. Skala bisnis dan jaringan yang menyebar menyebabkan perusahaan akan lebih mudah untuk menguasai pasar. Banyak perusahaan mengambil strategi tersebut, sebagai contoh gerakan merger antar bank seperti Bank Mandiri, Bank Permata, akuisisi Indofood atas Bogasari, dan akuisisi Kalbe Farma atas Dankos Lab. Dalam skala internasional dapat juga disaksikan puluhan bahkan ratusan deal merger dan akuisisi setiap tahunnya. Merger antara Daimler-Benz dengan Crysler, Exxon dengan Mobil Oil, Pharmacia dengan Upjohn, akuisisi Singapore Technologies Telemedia (STT) atas Indosat, dan akuisisi Sony atas Columbia Picture adalah hanya sebagian kecil merger dan akusisi lintas negara. Pada umumnya tujuan dilakukannya merger dan akuisisi adalah mendapatkan sinergi atau nilai tambah. Keputusan untuk merger dan akuisisi bukan sekedar menjadikan dua tambah dua sama dengan empat, tetapi merger dan akuisisi harus menjadikan dua tambah dua sama dengan lima. Nilai tambah yang dimaksud adalah lebih bersifat jangka panjang dibanding nilai tambah yang bersifat sementara saja. Oleh karena itu, ada tidaknya sinergi suatu merger dan akuisisi tidak bisa dilihat sesaat setelah merger dan akuisisi itu terjadi, tetapi diperlukan waktu yang cukup panjang. Sinergi yang terjadi sebagai akibat dari penggabungan usaha bisa berupa turun naiknya skala ekonomis, maupun sinergi keuangan yang berupa kenaikan modal. Sejak tanggal 18 Mei 2005 oleh PT. Philip Morris Indonesia (anak perusahaan Philip Morris Internasional) mengakuisisi 40% kepemilikan saham PT. HM Sampoerna, Tbk atau 1.753.200.000 lembar saham tersebut dibeli dengan harga Rp 10.600,- sekarang PT. HM Sampoerna Tbk menjadi bagian dari salah satu perusahaan rokok terbesar di dunia. Pada tahun 2007, PT. HM Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 28,0% di pasar rokok Indonesia, berdasarkan Audit Ritel AC Nielsen, PT. HM Sampoerna Tbk memiliki lebih dari 30.000 karyawan di Indonesia. Dengan dibelinya saham Sampoerna oleh Philip Morris ini dapat memberikan dampak negatif bagi perusahaan rokok di Indonesia yang dulu sempat berkibar. Ada beberapa pendapat negatif yang mengatakan bahwa dengan dibelinya saham Sampoerna dan peraturan pemerintah daerah dapat menyebabkan berkurangnya jumlah perokok di Indonesia, sehingga dapat menggangu pendapatan perusahaan rokok di Indonesia (www.kompas.com).

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 3

Setelah dilakukan analisis akan didapat hasil yang berupa kinerja keuangan perusahaan. Kemudian dari hasil analisis tersebut dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan perusahaan. Perusahaan sebagai unit usaha tentunya diharapkan agar dapat menghasilkan keuntungan dari usaha yang dijalankan tersebut. Kemudian sebagai pemilik ataupun pihak-pihak yang berkepentingan tentunya juga ingin mengetahui perkembangan perusahaan dari hasil perkembangan perusahaan dari hasil kegiatan usahanya dari waktu ke waktu. Maka dari itu menilai kondisi keuangan suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai alat penilaian kinerja keuangan. Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi dapat dilihat pada kondisi dan posisi keuangan perusahaan, dan hal ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan (Gurendrawati dan Sudibyo, 1999:197). Oleh karena itu, dilakukan analisis rasio keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. Analisis tersebut pada umumnya terdiri atas empat macam rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Analisis dan inteprestasi dari bermacammacam rasio di atas, dapat memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan pada PT. HM Sampoerna Tbk dengan membandingkan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi akan dapat diketahui bahwa keputusan akuisisi memberikan pengaruh positif atau tidak terhadap kinerja keuangan perusahaan. Untuk menilai bagaimana keberhasilan akuisisi yang dilakukan, kita dapat melihatnya dari kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi, terutama kinerja keuangan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini diangkat judul: ”Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk”. Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk?”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, (2009:1) adalah: “laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 4

sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Munawir (2007:5) mendefinisikan laporan keuangan adalah laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, di mana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.

Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan menurut Harahap (2007:190) “Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos–pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang signifikan atau mempunyai makna satu dengan yang lainnya, baik data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”. Sedang menurut Prastowo (2006:52) analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan menurut Harahap (2007:297-299) adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti), misalnya: antara hutang dengan modal, antara kas dengan total aset, antara harga pokok produksi dan total penjualan. Munawir (2007:37) analisis rasio keuangan adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individual atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Pengukuran Analisis Rasio Keuangan Rasio-rasio yang biasa digunakan dalam analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Kasmir (2008:129), mendefinisikan rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi hutang tersebut terutama hutang yang sudah jatuh tempo. Jenis– jenis rasio likuiditas yaitu: (a) Rasio lancar (current ratio), dan (b). Rasio sangat lancar (quick ratio) 2. Rasio Solvabilitas (Leverage)

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 5

Kasmir (2008:151), mendefinisikan rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Jenis–jenis rasio solvabilitas yaitu: (a) Debt to assets ratio (debt ratio) (Rasio Hutang atas Aktiva) dan (b). Debt to equity ratio (Rasio Hutang atas Modal) 3. Rasio Aktivitas Kasmir (2008:172), rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Jenis–jenis rasio aktivitas yaitu: (a). Perputaran aktiva tetap (Fixed assets turn over) dan (b). Perputaran aktiva (Assets turn over) 4. Rasio Profitabilitas Kasmir (2008:196), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Jenis jenis rasio profitabilitas yaitu: (a). Profit margin (profit margin on sales), (b). Return on investment (ROI) dan (c). Return on equity (ROE)

Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari berbagai sisi tergantung pada tujuan dan sudut pandang penganalisa, karena hal ini akan menentukan jenis rasio dan ukuran lain yang akan digunakan dalam menilai kinerja keuangn perusahaan. Seperti diketahui analisis rasio merupakan analisis yang dipakai untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Penilaian dengan analisa rasio didasarkan pada perbandingan kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa periode (time series analysis) untuk mengetahui prospek perusahaan dimasa depan, dan dapat juga didasarkan perbaningan kinerja keuangan perusahaan lain yang sejenis (cross sectional analysis) untuk mengetahui posisi perusahaan tersebut jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Kinerja dianalisis dengan mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengambilan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Menurut Sjahrir (2005:79) keuangan perusahaan yang baik harus didukung oleh pertumbuhan aktiva dan modal yang masuk akan serta kenaikan penjualan, laba usaha, dan laba bersih yang memadai.

Akuisisi Moin (2010:8) akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilalihan atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. PSAK No. 22 tahun 2009 mendefinisikan akuisisi dari perspektif akuntansi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 6

dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquire), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham Motif Melakukan Akuisisi Secara garis besar motif merger dan akuisisi adalah sebagai berikut (Moin, 2010:48): 1. Motif ekonomi 2. Motif sinergi 3. Motif diversifikasi 4. Motif non ekonomi

Dampak dari Akuisisi Akuisisi memberikan dampak yang cukup signifikan tidak hanya terhadap lingkup internal mikro perusahaan tetapi juga terhadap lingkup makro ekonomi. Secara umum akuisisi memiliki pengaruh baik langsung atau tidak langsung terhadap stakeholder seperti: pemegang saham, karyawan, direksi atau manajemen, supplier, konsumen, pemerintah, kreditor, pesaing, dan masyarakat. Dalam skala internal perusahaan, keberhasilan strategi ini akan berdampak positif yaitu tercapainya tujuan perusahaan sebagaimana motivasi yang melandasai keputusan akuisisi ini, misalnya tercapainya peningkatan kekuatan segi finansial, manajerial, pemasaran dan operasional. Sebaliknya jika strategi ini gagal, maka perusahaan harus menanggung risiko kerugian atas hilangnya sumber-sumber ekonomi dan non ekonomi yang bilainya tidak kecil. Sementara itu dari sisi makro ekonomi, akuisisi bisa berdampak positif atau negatif terhadap masyarakat tergantung dari hasil yang diciptakan dari peristiwa itu. Akuisisi bisa berdampak positif jika perusahaan hasil akuisisi mampu mencapai tingkat produksi pada skala ekonomis (economies of scale) yang selanjutnya diikuti oleh penurunan harga. Sebaliknya, akuisisi, dalam skala tertentu, bisa berdampak negatif pada masyarakat manakala menimbulkan konsentrasi pasar atau menimbulkan dominasi oleh perusahaan hasil akuisisi dalam industri tersebut. Kekuatan pelaku usaha yang tidak seimbang tersebut berpotensi menghasilkan persaingan tidak sehat dan merugikan pelaku usaha lain yang memiliki skala usaha lebih kecil. Disamping itu akuisisi yang diikuti oleh rasionalisasi, demi alasan efisiensi perusahaan, sering memunculkan PHK yang bisa menimbulkan PHK yang bisa menimbulkan masalah sosial dan ekonomi (Moin, 2010:15). Dilihat dari kompleksnya dampak dan permasalahan yang ditimbulkan, hal ini memberikan isyarat bahwa strategi akuisisi merupakan sebuah keputusan strategi yang harus dilihat dari berbagai perspektif. Perhitungan cost and benefit baik dari sisi mikro perusahaan dan makro ekonomi harus dilakukan sedemikian rupa sehingga keputusan ini benar-bnenar memberikan manfaat yang positif yang bisa

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 7

dipertanggungjawabkan baik secara ekonomi, sosial, maupun etika (Moin, 2010:15).

Rerangka Pemikiran Rerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan seperti yang tersaji pada gambar 1 berikut ini: Kinerja Keuangan PT HM Sampoerna Tbk Laporan Keuangan

Sebelum Akuisisi (1999 - 2004)

Sesudah Akuisisi (2006 - 2011)

Alat Analisis Analisis Laporan Keuangan 1.Rasio Likuiditas 2.Rasio Solvabilitas 3.Rasio Aktivitas 4.Rasio Profitabilitas Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Gambar 1. Rerangka Pemikiran

Perumusan Hipotesis H0: Diduga tidak ada perbedaan yang bermakna kinerja keuangan pada perusahaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk sesudah melakukan akuisisi. H1: Diduga ada perbedaan yang bermakna kinerja keuangan pada perusahaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk sesudah melakukan akuisisi.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 8

METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menganalisis data sekunder. Penelitian kuantitatif yaitu: Penelitian yang menekankan pada pengujian variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo, 2004:12). Alat pengujian statistik non parametric untuk dua sampel yang berpasangan, yaitu menggunakan uji jenjang bertanda (Signed Rank Test) Wilcoxon dengan program SPSS versi 15. Gambaran populasi yang dijadikan obyek dari penelitian ini adalah perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut Sugiyono (2009:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang melakukan akuisisi di Bursa Efek Indonesia. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling menurut Arikunto (2005:28) adalah teknik pengambilan sampel atas pertimbangan tertentu, diantaranya: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Perusahaan manufaktur yang melakukan akuisisi pada tahun 2005. 3. Tanggal akuisisi dapat diketahui dengan jelas dan tersedia laporan keuangan tahunan untuk 6 tahun sebelum akuisisi dan 6 tahun sesudah akuisisi. Berdasar pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

Teknik Pengumpulan Data Untuk dapat memperoleh data yang relevan agar sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber selain responden yang menjadi sasaran penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data laporan keuangan yang bersumber dari Pusat Referensi Pasar Modal serta Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 1999 sampai dengan 2011. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel 1. Laporan keuangan Merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 9

2.

Kinerja keuangan Adalah penilaian mengenai keadaan keuangan perusahaan. Yang dimaksud kinerja keuangan perusahaan adalah tingkat prestasi yang dicapai oleh perusahaan yang mencerminkan dalam laporan keuangan dari hasil operasi dari suatu perusahaan pada waktu tertentu. 3. Akuisisi Adalah pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilalihan atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. Definisi Operasional Adapun definisi operasional yang digunakan untuk pembahasan ada sebagai berikut: 1. Laporan keuangan yang digunakan dalam analisis keuangan ini untuk menilai kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi adalah neraca dan laporan laba rugi. 2. Kinerja keuangan, diukur dengan rasio keuangan, yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. a. Likuiditas Ratio Likuiditas ratio adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya dalam waktu jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari: 1) Current Ratio Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio dihitung dengan menggunakan rumus: Aktiva Lancar Current Ratio  Hutang Lancar 2) Quick ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancarnya. Semakin besar rasio ini maka semakin baik. Quick ratio dihitung dengan menggunakan rumus: Aktiva Lancar  Persediaan Quick Ratio  Hutang Lancar b. Solvabilitas ratio Adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri atas: 1) Debt Equity Ratio: digunakan untuk menghitung seberapa jauh pembelanjaan biaya perusahaan yang berasal dari kreditur. Total Hutang Debt Equity Ratio  Modal Sendiri

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 10

2) Total Debt to Total Asset: digunakan untuk mengukur total aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Total Hutang Total Debt to Total Asset  Total Aktiva c. Rasio Aktivitas Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Rasio aktivitas terdiri dari: 1) Fixed Assets Turnover Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti: gedung, kendaraan, mesin-mesin dan perlengkapan kantor. Fixed assets turnover dihitung dengan menggunakan rumus: Penjualan Fixed Assets Turn Over  Aktiva Tetap 2) Total Assets Turnover Rasio ini menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Semakin cepat perputaran aktiva maka akan semakin baik bagi perusahaan, sedangkan perputaran yang lamban dari aktiva menunjukkan adanya hambatan. Total assets turnover dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Penjualan Total Assets Turn Over  Total Aktiva d. Rasio Profitabilitas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat penjualan tertentu. Rasio profitabilitas terdiri dari: 1) Net Profit Margin (NPM): digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat penjualan tertentu. laba bersih Profit Margin  penjualan 2) Return on Investments (ROI): Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aktiva tertentu. Laba Bersih ROI  Total Asset 3) Return on Equity (ROE): digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. laba bersih ROE  modal saham 4) Operating Profit Margin disebut murni dalam pengertian bahwa jumlah tersebut benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 11

mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Laba Operasi Operating Profit Margin = Penjualan Netto

Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif, yaitu suatu analisis yang digunakan melalui suatu pengukuran yang berupa angka-angka dengan menggunakan metode statistik. Tahap analisis data dilakukan sebagai berikut: 1. Menghitung masing-masing rasio keuangan dengan menggunakan rumus rasio keuangan yaitu: a. Rasio Likuiditas yang terdiri dari Current Ratio dan Quick Ratio b. Rasio Solvabilitas yang terdiri dari Debt Equity Ratio dan Total Debt to Total Asset c. Rasio Aktivitas yang terdiri dari Fixed Assets Turnover dan Total Assets Turnover: d. Rasio Profitabilitas yang terdiri dari Profit Margin (PM), Return on Investments (ROI), Return on Equity (ROE) dan Operating Profit Margin 2. Menganalisis laporan keuangan sebelum dan sesudah akuisisi dalam tahuntahun yang diamati. 3. Menguji signifikan dengan menggunakan analisis statistik non parametric untuk dua sampel yang berpasangan karena penelitian ini untuk mengetahui rasio keuangan perusahaan akuisitor sebelum merger (sampel 1) dan sesudah merger (sampel 2). Analisis statistik ini menggunakan uji jenjang bertanda (Signed Rank Test) Wilcoxon untuk menguji apakah terdapat perbedaan pada dua sampel (sebelum dan sesudah akusisi). Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam uji statistik Wilcoxon sebagai berikut: a. Mendefinisikan formulasi hipotesis H0: Diduga tidak ada perbedaan yang bermakna kinerja keuangan pada perusahaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk sesudah melakukan akuisisi. H1: Diduga ada perbedaan yang bermakna kinerja keuangan pada perusahaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk sesudah melakukan akuisisi. b. Dasar pengambilan keputusan 1) Jika Probabilitas > 0,05, maka Ho diterima 2) Jika Probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak (Santosos, 2009:362) 4. Menarik simpulan hasil analisis kinerja keuangan setelah akuisisi.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 12

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Obyek Penelitian PT. Hanjaya Mandala Sampoerna (Perusahaan) didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Muhajudin S.H., No. 69. Akta Pendirian Perusahaan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. I.A/5/59/15 tanggal 30 April 1964 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 Nopember 1964. Perusahaan berkedudukan di Surabaya dengan kantor pusat berlikasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18 Surabaya serta memiliki pabrik yang berlokasi di Surabaya, Pandaan dan Malang. Perusahaan juga memiliki kantor operasional di Jakarta PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk dan anak perusahaan (bersamasama disebut “Grop) memiliki kurang lebih 39.400 orang dan 40.000 buah karyawan tetap masing-masing pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2005. Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Tabel 1. Rekapitulasi Current Ratio Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Dalam %) Tahun Sebelum Akuisisi Tahun Setelah Akuisisi 1999 394.68 2006 168.05 2000 424.11 2007 177.97 2001 462.47 2008 144.43 2002 462.47 2009 188.06 2003 597.68 2010 161.25 2004 307.23 2011 174.93 441.44 169.11  CR  CR Sumber Data: Diolah Peneliti (Mengacu Tabel 2) Tabel 2. Rekapitulasi Quick Ratio Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Dalam %) Tahun Sebelum Akuisisi Tahun Setelah Akuisisi 1999 258.36 2006 168.05 2000 218.86 2007 34.23 2001 156.23 2008 44.22 2002 211.24 2009 46.68 2003 324.64 2010 61.01 2004 177.37 2011 69.94 224.45 70.69  QR  QR Sumber Data: Diolah Peneliti (Mengacu Tabel 3)

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 13

Tabel 3. Rekapitulasi DER Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Dalam %) Tahun Sebelum Akuisisi Tahun Setelah Akuisisi 1999 109.62 2006 122.34 2000 123.05 2007 94.46 2001 127.57 2008 100.47 2002 88.76 2009 69.35 2003 72.77 2010 100.94 2004 134.22 2011 122.34 109.33 96.25  DER  DER Sumber Data: Diolah Peneliti (Mengacu Tabel 4) Tabel 4. Rekapitulasi Debt to Total Assets Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Dalam %) Tahun Sebelum Akuisisi Tahun Setelah Akuisisi 1999 52.30 2006 55.02 2000 55.17 2007 48.58 2001 56.06 2008 50.12 2002 47.02 2009 40.95 2003 41.16 2010 50.23 2004 55.75 2011 47.35 51.24 48.71  DR  DR Sumber Data: Diolah Peneliti (Mengacu Tabel 5) Tabel 5. Rekapitulasi Fixed Assets Turnover Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Dalam x) Tahun Sebelum Akuisisi Tahun Setelah Akuisisi 1999 4.34 2006 12.36 2000 5.15 2007 8.46 2001 7.24 2008 8.01 2002 8.38 2009 9.04 2003 6.86 2010 10.61 2004 7.56 2011 13.73 6.59 10.37  FATO  FATO Sumber Data: Diolah Peneliti (Mengacu Tabel 6)

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 14

Tabel 6. Rekapitulasi Total Assets Turnover Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Dalam x) Tahun Sebelum Akuisisi Tahun Setelah Akuisisi 1999 1.14 2006 2.33 2000 1.18 2007 1.90 2001 1.49 2008 2.15 2002 1.54 2009 2.20 2003 1.44 2010 2.11 2004 1.51 2011 2.73 1.38 2.24  TATO  TATO Sumber Data: Diolah Peneliti (Mengacu Tabel 7) Tabel 7. Rekapitulasi Net Profit Margin Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Dalam %) Tahun Sebelum Akuisisi Tahun Setelah Akuisisi 1999 19.06 2006 11.95 2000 10.11 2007 12.17 2001 6.79 2008 11.23 2002 11.05 2009 13.05 2003 9.59 2010 14.81 2004 11.29 2011 15.26 11.31 13.08  NPM  NPM Sumber Data: Diolah Peneliti (Mengacu Tabel 8) Tabel 8. Rekapitulasi Return on Investment Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Dalam %)

Tahun Sebelum Akuisisi Tahun Setelah Akuisisi 1999 21.76 2006 27.89 2000 11.89 2007 23.11 2001 10.09 2008 24.14 2002 17.02 2009 28.72 2003 13.80 2010 31.29 2004 17.03 2011 41.62 15.26 29.46  ROI  ROI Sumber Data: Diolah Peneliti (Mengacu Tabel 9)

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 15

Tabel 9. Rekapitulasi Return on Equity Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Dalam %) Tahun Sebelum Akuisisi Tahun Setelah Akuisisi 1999 45.61 2006 62.00 2000 26.53 2007 44.94 2001 22.96 2008 48.40 2002 32.13 2009 48.63 2003 24.39 2010 62.88 2004 40.99 2011 79.05 32.10 57.65  ROE  ROE Sumber Data: Diolah Peneliti (Mengacu Tabel 10) Tabel 10. Rekapitulasi Operating Profit Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Dalam %) Tahun Sebelum Akuisisi Tahun Setelah Akuisisi 1999 26.42 2006 17.52 2000 20.46 2007 18.75 2001 18.86 2008 17.95 2002 18.03 2009 18.64 2003 16.30 2010 20.08 2004 18.04 2011 20.64 19.69 18.93  OPM  OPM Sumber Data: Diolah Peneliti (Mengacu Tabel 11)

Pembahasan Untuk membuktikan adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah akuisisi tahun 1999-2011 dilakukan penganalisaan dengan menggunakan uji jenjang bertanda (Signed Rank Test) Wilcoxon dengan menggunakan program SPSS 15,00 dari hasil pengujian tersebut dapat di ketahui apakah terjadi penurunan kinerja keuangan setelah akuisisi atau peningkatan kinerja keuangan setelah akuisisi. Dari hasil perhitungan uji statistik menggunakan uji jenjang bertanda (Signed Rank Test) Wilcoxon untuk perusahaan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk maka dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 16

Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Uji Jenjang Bertanda (Signed Rank Test) Wilcoxon No

Rasio Keuangan

1 Current Ratio 2 Quick Ratio 3 Debt to Equity Ratio 4 Debt to Total Assets 5 Fixed Assets Turn Over 6 Total Assets Turn Over 7 Net Profit Margin 8 Return on Investments 9 Return on Equity (ROE) 10 Operating Profit Margin Sumber: Hasil Output SPSS

Asymp. Sig.

0,078 0,061 0,249 0,463 0,028 0,027 0,021 0,028 0,028 0,917

Alfa () 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

>/< > > > > < < < < < >

Penolakan / Penerimaan Ho Ho diterima Ho diterima Ho diterima Ho diterima Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima

Ket Tidak Sign. Tidak Sign Tidak sign Tidak sign sign sign Sign Sign Sign Tidak Sign

Simpulan: Berdasar tabel 11 di atas dari 10 rasio yang diteliti pada perusahaan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk yang melakukan akuisisi, ternyata ada 5 rasio yang mempunyai perbedaan secara signifikan, yaitu: fixed assets turn over, total assets turn over, net profit margin, return on investments dan return on equity sedangkan 5 rasio lainnya yaitu current ratio, quick ratio, debt to equity ratio, debt to total assets, dan operating profit margin tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 5 rasio yang mempunyai perbedaan secara signifikan, yaitu: fixed assets turn over, total assets turn over, return on investments, net profit margin dan return on equity. Setelah akuisisi, kelima rasio tersebut mengalami peningkatan kinerja dibandingkan sebelum akuisisi. Hal ini disebabkan adanya peningkatan jumlah total aset hasil dari akuisisi lebih kecil daripada kewajiban serta laba yang didapatkan juga mengalami peningkatan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa akuisisi berpengaruh terhadap peningkatan 5 rasio, yaitu fixed assets turn over, total assets turn over, return on investments, net profit margin dan return on equity. Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa terdapat 5 rasio yang tidak mempunyai perbedaan secara signifikan, yaitu current ratio, quick ratio, debt to equity ratio, debt to total assets, dan operating profit margin. Setelah akuisisi, rasio tersebut mengalami penurunan kinerja tetapi penurunannya tidak material daripada sebelum akuisisi. Implikasi penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa adanya penurunan kinerja keuangan setelah akuisisi menunjukkan bahwa motif utama perusahaan untuk melakukan akuisisi adalah bukan motif ekonomis, melainkan motif-motif non ekonomi seperti keinginan untuk menjadi kelompok yang besar, atau karena kekurangan keterampilan manajemen kemudian implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat ekonomis dari akuisisi tidak dapat dilihat dalam jangka pendek karena untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 17

membutuhkan waktu untuk mencapai sinergi dengan perusahaan yang diakuisisi. Jadi tujuan akuisisi belum sepenuhnya tercapai. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Terdapat 5 rasio keuangan yang mempunyai perbedaan secara signifikan yaitu fixed assets turnover, total assets turnover, net profit margin, return on investment, dan return on equity sesudah akuisisi menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami perubahan yang signifikan yang mana terjadi peningkatan setelah akuisisi. Jadi akuisisi menghasilkan sinergi bagi perusahaan. 2. Dari hasil perhitungan ini juga dapat diketahui bahwa terdapat 5 rasio keuangan yang tidak mempunyai perbedaan secara signifikan yaitu current ratio, quick ratio, debt to equity ratio, debt to total assets dan operating profit margin artinya tidak adanya perbedaan secara signifikan dari 5 rasio tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan tidak mengalami perubahan yang signifikan dimana terjadi penurunan tetapi tidak material. Tidak adanya perbedan secara signifikan disebabkan: a. Kurangnya motivasi untuk mencapai profit yang tinggi dan kurangnya keberanian untuk mengambil resiko sehingga perusahaan kalah dalam persaingan. b. Pemasaran produk belum dilaksanakan dengan efektif sehingga nilai penjualan tidak mengalami peningkatan yang signifikan dan berakibat pada laba perusahaan yang tidak mengalami peningkatan yang signifikan pula. c. Pihak manajemen tidak bisa mencapai economic scale yaitu skala operasi dengan biaya rata-rata terendah yang mencakup proses produksi, pemasaran, personalia, keuangan, dan administrasi. d. Adanya budaya usaha yang berbeda antara target company dan acquiring company yang tidak memiliki pengalaman di bidang usaha yang diakuisisi.

Saran 1. Peneliti hanya menganalisis kinerja berdasarkan rasio keuangan yang merupakan aspek ekonomi saja, sementara banyak faktor non ekonomis seperti teknologi, sumber daya manusia, pelayanan, pajak, budaya perusahaan dan sebagainya penting untuk diteliti. Oleh karena itu penelitian ini tidak dapat menggambarkan keseluruhan aspek kinerja perusahaan. 2. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan mengambil dengan jumlah sampel perusahaan yang lebih banyak dan periode penelitian yang lebih lama agar menghasilkan informasi yang lengkap bagi para pelaku bisnis yang digunakan dalam mengambil keputusan akuisisi. 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperhatikan aspek non ekonomis yang mungkin berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, sehingga dapat memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kinerja perusahaan.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.14 (2012) 18

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Z. 2008. Intermediate Accounting. Edisi Sepuluh. Yogyakarta: BPFE. Gurendrawati dan Sudibyo. 1999. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Akuisitor dan Non Akisitor Dalam Sektor Industri Yang Sama di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 16 No. 4 (Oktober). 373-387. Harahap, S.S. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standart Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Indriantoro, N. dan Supomo, B. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.Yogyakarta: BPFE. Munawir. S. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Cetakan Keenam Belas. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Moin, A. 2010. Merger, Akuisisi, dan Divestasi. Jilid Satu. Yogyakarta: Ekonisa. Payamta, dan Dody, S. 2004. Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Riset Akuntansi Indonesia. Vol 7 No. 3 (September). 265-282. Prastowo, D. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Ravenscraff, D. J., dan Scherer, F.M. 1989. The Profitability of Merger, International Journal of Industrial Organisation, 7:101-116. Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suta, IPG, A. 2000. Menuju Pasar Modal Modern. Jakarta: SAD Satria Bhakti. Sutrisno dan Sumiarsih. 2004. Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi Terhadap Pemegang saham di BEJ Perbandingan Akuisisi Internal dan Eksternal. JAAI. Vol 8 No 22 (Desember). 189-208. Syahrir. 2005. Analisis Investasi. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat,