JURNAL KESEHATAN KARTIKA VOL. 10 NO. 3, DESEMBER 2015 25

Download Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 10 No. 3, Desember ... Penelitian Anggia dan Mahmudah (2012) didapatkan hasil gangguan menstruasi yang dialam...

1 downloads 707 Views 409KB Size
Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 10 No. 3, Desember 2015 HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT DENGAN SIKLUS MENSTRUASI Indria Astuti Siska Asti Prodi Kebidanan (D-3) Stikes A. Yani Cimahi

ABSTRAK Implant merupakan salah satu alat kontrasepsi yang dapat merubah pola menstruasi pada hampir 60 persen akseptor dalam tahun pertama setelah insersi. Dari hasil studi pendahuluan di Puskesmas Batujajar menunjukan dari 19.361 PUS yang menggunakan implant hanya 645 (3,33%). Hasil wawancara aseptor KB Implant mengeluh mentruasi tidak terartur dan terkadang tidak menstruasi. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi pada akseptor kb implant. Metode penelitian menggunakan analitikdenganpendekatan cross sectional.Populasi penelitian akseptor KB implant di Desa Pangauban wilayah kerja Puskesmas Batujajar dan sampel penelitian ini teknik Total samplingsebanyak 60 responden. Data Primermenggunakan kalender dan kuesioner lama KB implant, data kemudian dianalisis menggunakan uji univarat dan bivariat (chi square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang lama penggunaan KB implant lebih dari 1 tahun sebanyak 32 responden (53,3%), sebagian besar responden mengalami siklus haid tidak teratur sebanyak 38 responden (63,3%), dan ada hubungan lama penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi pada akseptor KB implant dengan P value 0,000. Disarankan agar petugas puskesmas secara rutin melakukan penyuluhan dan promosi kesehatan tentang efektifitas dan efek samping KB Implant dengan menggunakan berbagai macam media seperti leaflet, pamflet dan poster serta memperbanyak pelaksanaan safari agar akseptor KB lebih mengetahui program KB jangka panjang yang sesuai. Kata kunci

: Kontrasepsi implant, siklus menstruasi.

Kepustakaan

: 31, (2005 – 2014)

25

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 10 No. 3, Desember 2015 THE CORELATIONS OF LONG USE OF CONTRACEPTIVE IMPLANT WITH MENSTRUAL CYCLE IN PANGAUBAN VILLAGE WORK PUBLIC HEALTH CENTER BATUJAJAR WEST BANDUNG REGENCY 2015

ABSTRACT Implant is one of contraceptives that can change bleeding patterns in nearly 60 percent of acceptors in the first year after insertion. From the preliminary study in Batujajar Public Health Center of 19 361 of couples of childbearing age shows that using implants only 645 (3.33%). Based on the results of interviews with acceptors Implant there are as many as experienced abnormal siklus. The research method uses analytic with cross sectional approach. The study population were 60 acceptors implant and the study sample were 60 respondents with total sampling technique. Data obtained directly using the calendar and long questionnaires KB implant, the data are then analyzed using univariat test and bivariate (chi square). The results showed that most respondents were long use of birth control implant more than one year as many as 32 respondents (53.3%), the most respondents experienced irregular menstrual cycles were 38 respondents (63.3%), and there is a relationship the long use of contraceptive implant with menstrual cycle in acceptors kb implant in pangauban village work area health center batujajar west bandung regency in 2015 It is recommended that public health center officers routinely conduct counseling and health promotion on the effectiveness and side effects of birth control implants using various media such as leaflets, pamphlets and posters as well as expand the implementation of the safari so acceptors know better long-term planning program accordingly. Keywords

: Contraception implant, the menstrual cycle.

Reference

: 31 (2005-2014)

26

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 10 No. 3, Desember 2015

A.

PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi

negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia sebanyak 2,59 yang berarti setiap perempuan rata-rata memiliki 2-3 anak sepanjang usia produktifnya (SDKI, 2012). Upaya untuk menekan kepadatan penduduk tersebut dengan mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Salah satu Program KB dengan menggunakan Metode Alat Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) salah satunya KB Implant. (Hartanto, 2014). Implant merupakan salah satu KB hormonal yang efektif, hal tersebut karena implant merupakan jenis KB hormonal yang memiliki jarak cukup lama untuk menghambat kehamilan, cara pemasangannya cukup sederhana dari yang 6 batang (norplant), 2 batang (indoplant) hingga yang terbaru 1 batang (implanon). (BKKBN, 2012). Keuntungan dari implant yaitu berdaya guna tinggi, perlindungan jangka panjang, pengembalian kesuburan cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, dan lebih aman dari pengaruh estrogen, serta tidak mengganggu proses senggama. Dari segi non kontrasepsi implant juga mempunyai keuntungan yaitu mengurangi nyeri haid dan melindungi terjadinya kanker endometrium (Sulistyawati, 2011). Efek samping yang paling utama dari Implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada hampir 60 persen akseptor dalam tahun pertama setelah insersi (pemasangan) (Hartanto, 2010). Data yang diperoleh dari BKKBN propinsi Jawa Barat, tahun 2013 jumlah peserta KB baru Implant hanya 5.385 (4,82%). Penelitian Anggia dan Mahmudah (2012) didapatkan hasil gangguan menstruasi yang dialami responden sebelum pemakaian kontrasepsi, setelah, dan pada saat ini adalah gangguan pola menstruasi 36,5%, gangguan lama menstruasi 35,3%, dan gangguan siklus menstruasi 45,9%. Penelitian Maharani (2007) menunjukkan bahwa keluhan yang dirasakan 73% tidak teratur siklus menstruasinya dan 27% teratur siklus menstruasinya. Amenorea terjadi pada 30-40% wanita pada akhir tahun pertama pemakaian; perdarahan tidak teratur terjadi pada sekitar 50% wanita pada 3 bulan pertama, tetapi menurun hingga 30% pada bulan ke-6; perdarahan memanjang paling banyak dialami pada 3 bulan pertama dan penelitian Siswati (2009) didapatkan data sebagian besar responden mengalami kejadian amenorrhea 54,3%, hal ini dikarenakan pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron yang ada di dalam KB hormonal tersebut sehingga kebanyakan responden mengalami amenorrhea. Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara yang dilakukan terhadap 10 orang akseptor KB Implant di Puskesmas Batujajar Kab. Bandung Barat, sebanyak 5 orang akseptor KB implant mengatakan bahwa setelah memakai alat kontrasepsi implant mengalami menstruasi yang lebih lama dari biasanya hingga 36 hari, sebanyak 3 orang dalam sebulan mengalami menstruasi kurang dari 21 hari, dan sebanyak 2 orang tidak mengalami menstruasi dalam waktu 3 bulan terakhir. 27

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 10 No. 3, Desember 2015 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan lama penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi di Desa Pangauban Wilayah Kerja Puskesmas Batujajar Kab. Bandung Barat tahun 2015”.

B.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. (Hipotesis Ho : : Tidak ada hubungan penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi dan Ha : Ada hubungan penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi. Populasi adalah akseptor KB implant di Desa Pangauban Wilayah Kerja Puskesmas Batujajar. Teknik sampling yang digunakan yaitu Total Sampling sebanyak 60 aseptor. Pengumpulan data menggunakan data primer dengan melakukan “door to door. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan tehnik wawancara mengenai siklus menstruasi dan lama penggunaan alat kontrasepsi KB implant. Analisis data menggunakan analisis bivariat dengan uji chi Square. Lokasi penelitian di Puskesmas Batujajar Desa Pangauban, pengambilan data Bulan Agustus 2015.

C.

HASIL PENELITIAN Tabel 1.

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Implant dengan Siklus Menstruasi pada Akseptor KB Implant Siklus menstruasi

Lama penggunaan

> 1 tahun ≤ 1 tahun Jumlah

Tidak teratur

Teratur

CI 95%

P value

n

%

n

%

N

%

29

90,6

3

9,4

32

100

9

32,1

19

67,9

28

100

38

63,3

22

36,7

(Confidence

Total

60

Interval) Nim – Maks. 2,819

0,000

(1,6274,885)

100

(Sumber : Data primer, 2015)

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan lama pengginaan kontrasepsi implant dengan siklus mentruasi pada akseptor KB implant dengan nilai P=0,000 < α (0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai POR= 2,819, artinya akseptor KB implant yang menggunakan implant > 1 tahun mempunyai peluang 2,819 kali mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur dibanding akseptor implant yang menggunakan ≤ 1 tahun. D.

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa akseptor KB implant yang menggunakan implant > 1 tahun hampir seluruhnya mengalami siklus menstruasi tidak teratur (90,6%) dan akseptor KB implant yang menggunakan implant ≤ 1 tahun sebagian besar mengalami siklus menstruasi teratur (67,9%). Hasil uji disimpulkan terdapat hubungan 28

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 10 No. 3, Desember 2015 lama penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi (P=0,000) dengan nilai POR= 2,819, artinya akseptor KB implant yang menggunakan implant > 1 tahun mempunyai peluang 2,819 kali mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur dibanding akseptor implant yang menggunakan < 1 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama menggunakan implant maka siklus menstruasi akan cenderung menjadi tidak teratur. Hal tersebut karena adanya pengaruh progesterone yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progestagene yang kuat dan sangat efektif menekan kehamilan, namun jika digunakan dalam jangka waktu cukup lama menyebabkan perubahan siklus menstruasi yang tadinya nomal menjadi amenore, perdarahan irregular, perdarahan bercak, perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang. Insiden yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan atrofi endometrium. Menurut Sinclair (2009) pada 30% kasus perdarahan tidak teratur; tahun pertama terjadi 50% kasus amenore dan pada tahun ke-3 kejadian amenore menjadi 80%. Menurut Baziad (2012) gangguan menstruasi sering terjadi pada bulan pertama pemasangan implant, setelah satu atau dua tahun penggunaan akan terjadi amenore pada kebanyakan wanita. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anggia dan Mahmudah (2012) tentang efek samping KB hormonal (implant) diperoleh bahwa gangguan menstruasi yang dialami responden sebelum pemakaian kontrasepsi, setelah, dan pada saat ini adalah gangguan siklus menstruasi 45,9%. Penelitian Siswati (2009) didapatkan data sebagian besar responden mengalami kejadian amenorrhea 54,3%, hal ini dikarenakan pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron yang ada di dalam KB hormonal tersebut sehingga kebanyakan responden mengalami amenorrhea. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penggunaan KB hormonal dengan kejadian amenorrhea. Menurut Anggia (2012), efek samping dari penggunaan kontrasepsi hormonal adalah tidak menstruasi (amenorea) setelah pemakaian kontrasepsi. Kejadian amenorea pada penggunaan kontrasepsi hormonal yang berlangsung lama akan menyebabkan akseptor tidak menstruasi sama sekali. Hal ini sejalan dengan penelitian Maharani (2007) tentang hubungan lama pemakaian KB implant dengan keluhan akseptor menunjukkan bahwa keluhan yang dirasakan 73% tidak teratur siklus menstruasinya dan 27% teratur siklus menstruasinya. Amenorea terjadi pada 30-40% wanita pada akhir tahun pertama pemakaian, perdarahan tidak teratur terjadi pada sekitar 50% wanita pada 3 bulan pertama, tetapi menurun hingga 30% pada bulan ke-6, perdarahan memanjang paling banyak dialami pada 3 bulan pertama. Pada penelitan ini terdapat perbedaan antara hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2007), keluhan tidak teraturnya siklus menstruasi banyak dialami oleh akseptor KB implant pada tahun pertama pemakaian, sedangkan dari hasil penelitian menunjukan justru akseptor yang memakai KB implant lebih dari satu tahun yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur. Hal ini dapat disebabkan bahwa progestin yang dilepaskan ke dalam darah

29

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 10 No. 3, Desember 2015 belum banyak mempengaruhi siklus menstruasi pada wanita yang memakai KB implant kurang dari satu tahun. Resiko menstruasi tidak teratur meningkat pada wanita yang memakai KB implant lebih dari satu tahun karena pengaruh progestin dalam jangka waktu yang lama dapat mencegah ovulasi sehingga menyebabkan terjadinya keterlambatan menstruasi yang sebelumnya teratur.

E.

SIMPULAN Pada akseptor implant sebagian besar lama penggunaannya lebih dari 1 tahun

sebanyak 53,3% dan sebagian besar mengalami siklus haid tidak teratur sebanyak 63,3%. Terdapat hubungan lama penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi pada akseptor KB implant dengan (P value = 0,000). Disarankan bidan sebagai petugas kesehatan dapat meningkatkan konseling dan promosi kesehatan secara rutin tentang efektivitas dan efek samping KB implant dengan menggunakan berbagai macam media seperti leaflet, pamphlet dan poster.

30

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 10 No. 3, Desember 2015

DAFTAR PUSTAKA Anggia dan Mahmudah (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang implant di Desa Tanjung Anom. Jurnal kebidanan Muhammadiyah Medan. Baziad, (2008). Prawirohardjo.

Kontrasepsi hormonal. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono

BKKBN, (2008). Arah Kebijakan dan Strategi BKKBN. Jakarta. Hidayat, 2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Kumalasari & Andhyantoro, (2012). Kesehatan reproduksi. Jakarta : Salemba Medika. Maharani (2007). Analisis Faktor-Faktor Pada Ibu Yang Berpengaruh Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Implant di Kabupaten Sukoharjo. Stikes Aisyiyah Surakarta. Mahmudah (2012). Infertilitas dan Gangguan Alat Reproduksi Wanita. Yogyakarta : Nuha Medika. Manuaba (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC. Manuaba, (2009). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC. Prawirohardjo, (2010). Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Profil Puskesmas, Batujajar, (2014). Data pengguna KB Implant. Bandung Barat Proverawati dan Misaroh, (2009). Hubungan pola menstruasi pada akseptor KB Implant di Wilayah Kerja Kedung Mundu Semarang. Univ. Muhammadiyah Semarang. Saifuddin (2006). Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirihardjo. Sani, A. (2010). Ganggaun menstruasi adalah masalah kesehatan yang seringdijumpai pada wanita. terdapat pada: file:/ / / E:/ internet%20bhn%20kti/ artikelgangguanmenstruasi.html. diakses: tanggal1 Maret 2015. SDKI, (2012). Profil kesehatan Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI Siswati (2009). Perbedaan siklus menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi Implant dengan kontrasepsi lain di Dusun Gergunung Gergunung Klaten Utara Klaten Jawa Tengah. Jurnal Univ. Muhammadiyah. Sulaeman, (2005). Analisis hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi Implant. Jurnal kebidanan USU. Sulistyawati, (2011). Pelayanan keluarga berecancana. Salemba medika. Jakarta. Yayuk, (2013). Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Dengan Siklus Menstruasi Pada Akseptor KB hormonal. Jurnal Universitas Muhammadiyah Ponorog0

31

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 10 No. 3, Desember 2015

32