Jurnal Kesling Vol 7 No 1 Juli 2013_LAYOUT ... - Journal | Unair

1 Jul 2013 ... Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. [email protected]. Abstract: Activities ...

6 downloads 574 Views 75KB Size
EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI Evaluation of Solid Waste Management System in General Hospital Regional Blambangan, Banyuwangi Rr Domy Line dan Lilis Sulistyorini Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. [email protected] Abstract: Activities in a hospital is very complex including medical and non medical services which in delivering these functions are produce wastes in form medical and non medical wastes. The purposes of this research is to analyze the waste management implementation of solid wastes (medical and non medical) by comparing with the standard procedure (PROTAP) that apply in District Hospital of Blambangan, Banyuwangi. The research results being obtained that are the solid wastes being classify into 2 types which is medical and non medical. The wastes management include the piling, temporary storing, transporting the waste to TPS, collection and termination. The solid wastes management (medical and non medical) conducted by the officers of environment hygiene sanitation unit, but the process of wastes transport to TPS are conducted by the cleaning service staff which supposed to be conducted by the nurses of each rooms, because the sanitation unit already have make rules that the wastes transport must be conducted by the nurses. The termination of wastes (non medical) are conducted by transporting the wastes to TPA Ketapang Banyuwangi, thus, for medical wastes being incinerated at incinerator located at environmental hygiene sanitation unit of Bapelkesmas RSUD Blambangan. It can be concluded that there is inappropriate of 8 items from 15 items of PROTAP being mentioned. Therefore the hospital management has to evaluate between the implementation with the PROTAP being regulated in order to make the management process became even better. Keywords: Hospital, Solid Wastes of Management (Medical & Non Medical), Standard Procedure RSUD Blambangan Banyuwangi Abstrak: Kegiatan di rumah sakit sangat kompleks termasuk pelayanan medis dan non medis yang dalam memberikan fungsi-fungsi ini menghasilkan limbah dalam bentuk limbah medis dan non medis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan pengelolaan sampah limbah padat (medis dan non medis ) dengan membandingkan dengan prosedur standar (Protap) yang berlaku di RSUD Blambangan, Banyuwangi. Hasil penelitian yang diperoleh merupakan limbah padat yang diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu medis dan non medis. Manajemen limbah meliputi penumpukan, penyimpanan sementara, pengangkutan sampah ke TPS, pengumpulan dan terminasi. Limbah padat manajemen (medis dan non medis) yang dilakukan oleh petugas unit sanitasi kebersihan lingkungan, tapi proses limbah transportasi ke TPS dilakukan oleh staf cleaning service yang seharusnya dilakukan oleh perawat masingmasing kamar, karena sanitasi Unit sudah membuat aturan bahwa limbah transportasi harus dilakukan oleh perawat. Penghentian limbah (non medis) dilakukan dengan mengangkut limbah ke TPA Ketapang Banyuwangi, dengan demikian, untuk limbah medis yang dibakar di insinerator yang terletak pada unit sanitasi kebersihan lingkungan dari Bapelkesmas RSUD Blambangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada yang tidak tepat dari 8 item dari 15 item PROTAP yang disebutkan. Oleh karena itu manajemen rumah sakit harus mengevaluasi antara pelaksanaan dengan Protap yang diatur untuk membuat proses manajemen menjadi lebih baik. Kata kunci: Rumah Sakit, Manajemen dari Limbah Padat (Medis & Non Medis), Standar Prosedur RSUD Blambangan Banyuwangi.

PENDAHULUAN

pencemaran, pemulihan kesehatan, penerangan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan Rumah Sakit diselenggarakan dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan Rumah Sakit yang bersih dan nyaman dengan pelayanan yang baik, sesuai dengan pengelolaan prasarana lingkungan rumah sakit. Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatannya, rumah sakit akan sangat menghasilkan sejumlah sampah yang cukup

Sebagaimana tercantum dalam Undangundang No. 9 tahun 1990 tentang Pokokpokok Kesehatan, bahwa setiap warga berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggitingginya. Ketentuan tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan yang berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit, pencegahan dan penanggulangan

71

72

Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli 2013: 71–75

banyak setiap harinya, terutama sampah padat yang dapat dibedakan menjadi sampah medis dan non medis. Pengelolaan sampah padat medis dan non medis rumah sakit sangat dibutuhkan bagi kenyamanan dan kebersihan lingkungan rumah sakit, karena dapat mencegah timbulnya masalah kesehatan. Keberhasilan sistem pengelolaan sampah padat berkaitan erat dengan prosedur tetap yang dimiliki oleh rumah sakit yang bersangkutan sebagai acuan dari pengelolaan sampah yang berpedoman pada peraturan pemerintah. METODE PENELITIAN Rancang bangun penelitian ini adalah penelitian observasional bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh petugas cleaning services yang berjumlah sebanyak 14 orang. Petugas cleaning services ini berkaitan langsung dengan sistem pengelolaan sampah padat di RSUD Blambangan Banyuwangi. Lokasi penelitian adalah di RSUD Blambangan Banyuwangi. Variabel yang diteliti adalah: (1) Jenis sampah padat (sampah medis dan sampah non medis); (2) Sumber sampah padat yaitu tempat di mana ditemukannya adanya sampah; (3) Sumber daya penunjang pengelolaan sampah (karyawan, pembiayaan, peralatan, APD); (4) Proses pengelolaan sampah padat (penimbunan, pengangkutan ke TPS, pengumpulan, pengangkutan akhir, pemusnahan); (5) Prosedur Tetap pengelolaan sampah padat RSUD Blambangan. Seluruh data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif yang kemudian dievaluasi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Sampah Padat Sampah padat dapat dibedakan menjadi dua macam jenis sampah yaitu sampah padat medis dan non-medis. Sumber Sampah Kegiatan Bapelkesmas RSUD Blambangan yang berpotensi menghasilkan sampah padat

medis dan non medis antara lain terdapat pada ruangan Unit Rawat Inap dan Rawat jalan, Unit Bedah Sentral, Laboratorium, Instalasi Farmasi, dapur, UGD dan ICU. Sumber Daya Penunjang Pengelolaan Sampah Sumber daya penunjang pengelolaan sampah antara lain adalah karyawan, peralatan, dan pembiayaan. Umur karyawan pengelola sampah padat RSUD Blambangan adalah antara 20 sampai 40 tahun yaitu memiliki persentase 50%. Kemampuan seseorang dipengaruhi oleh usia, kesegaran jasmani dan rohani yang merupakan penunjang penting produktivitas seseorang dalam kerjanya. Masa kerja karyawan Unit Sanitasi dan IPAL didapat data terbanyak memiliki persentase 71,4%. Tingkat pendidikan tenaga yang mengawasi pengoperasian incinerator adalah D3 Kesehatan Lingkungan dan sudah mengikuti pelatihan khusus mengenai penanganan sampah rumah sakit hal ini sudah sesuai dengan Pedoman Sanitasi Rumah Sakit Indonesia yang dijadikan sebagai acuan dalam pengelolaan sampah di Bapelkesmas RSUD Blambangan. Kereta/gerobak sampah, tempat sampah umum, tempat sampah medis, tempat sampah non medis, keranjang sampah, mesin pemotong rumput. Peralatan untuk pengelolaan sampah cukup memadai namun beberapa keranjang sampah dan tempat sampah umum yang sudah tidak layak pakai namun masih saja difungsikan. Pembiayaan untuk pengelolaan sampah padat medis dan non medis untuk upah dan gaji berasal dari APBD Dati II Banyuwangi. Peralatan kerja petugas berasal dari pendapatan fungsional RSUD Blambangan atau swadana. APD yang telah disediakan seperti sarung tangan dan masker, hal ini dapat membahayakan apabila tidak dipergunakan karena sampah dapat langsung mengenai kulit dan para petugas pengelola sampah mencium aroma dari sampah tersebut. Proses Pengelolaan Sampah Proses pengelolaan sampah di RSUD Blambangan terdiri dari serangkaian tahapan. Tahap pengelolaan sampah antara lain adalah tahap penimbunan, penyimpanan sementara, pengangkutan ke TPS, pengumpulan, pengangkutan akhir, dan tahap pemusnahan.

R D Line dan L Sulistyorini, Evaluasi Sistem Pengelolaan Sampah di Rumah Sakit

Penimbunan sampah medis sudah memiliki tempat yang terpisah dengan sampah non medis. Namun kurang adanya pengawasan dan kedisiplinan dari karyawan baik dari petugas pengelola sampah maupun perawat atau karyawan dari masing-masing ruangan karena terkadang masih ditemui tercampurnya pembuangan sampah medis dan non medis. Penyimpanan sementara sampah medis dan non medis di RSUD Blambangan yaitu tempat sampah yang berukuran 20 Liter. Bak sampah non medis ditampung dalam bak sampah berwarna hitam dan hijau dilengkapi tutup serta warna abuabu yang dilengkapi dengan pijakan kaki, dan dilapisi dengan kantong plastik berwarna hitam. Sedangkan untuk sampah medis ditempatkan dalam bak sampah berwarna merah dan biru muda dilengkapi tutup. Ditampung pada kantong plastik berwarna merah. Proses pengangkutan tidak dilakukan dengan kereta melainkan dengan cara dijinjing tanpa menggunakan alat pelindung diri. Proses ini dilakukan oleh petugas cleaning services. Dalam Buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit Di Indonesia mengatakan bahwa pengangkutan sampah biasanya dilakukan dengan kereta. Pengumpulan dilakukan dari ruang penghasil sampah. Pengosongan bak sampah dilakukan setiap hari, jika bak sampah atau kantong plastik sudah terisi penuh ± 2/3 bak sampah. Tahap pengumpulan ini dilakukan bersama-sama dengan tahap pengangkutan. Lokasi TPS untuk sampah non medis ini terletak pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah, hal ini berarti sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI dan Keputusan Direktur Jenderal PPM & PLP tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Tempat penampungan sampah sementara pada umumnya berlokasi di halaman rumah sakit. Pengangkutan akhir untuk sampah non medis dilakukan pada pukul 09.00 pagi ke TPA Ketapang Banyuwangi yang diangkut oleh petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota (DKP). Proses pengangkutan dilakukan setiap 3 hari sekali. Hal ini terjadi karena permohonan atau permintaan dari pihak rumah sakit khususnya dari unit sanitasi kebersihan lingkungan. Proses pemusnahan sampah padat Bapelkesmas RSUD Blambangan terbagi menjadi 2 yaitu sampah medis dimusnahkan melalui incinerator, sedangkan sampah nonmedis

73

dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA) milik Pemda Dati II Banyuwangi. Prosedur Tetap Pengelolaan Sampah Medis Pengelolaan sampah di RSUD Blambangan berbeda tergantung pada jenis sampah yang akan dikelola. Adapun jenis sampah di RSUD Blambangan dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah medis dan sampah non medis. Masingmasing jenis sampah memiliki prosedur tetap yang berbeda. Sampah medis ditampung pada tempat sampah medis berwarna merah yang dilengkapi dengan kantong plastik warna merah Hal ini tidak sesuai dengan peraturan pemerintah yang terbaru yaitu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang per syarat an kesehatan lingkungan rumah sakit. Sampah medis tiap pagi diangkut ke incinerator oleh masing-masing petugas ruangan dan poli untuk dimusnahkan. Hal ini sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/Menkes/SK /X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit yaitu cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis padat yang ada. Sampah medis dimusnahkan melalui proses pemusnahan incinerator dan abu hasil pembakaran ditampung kembali yang kemudian dibuang ke kontainer untuk diangkut ke TPA. Hal berbeda pada sampah non medis yang pengelolaannya ditampung pada tempat sampah non medis ber warna kuning yang dilengkapi kantong plastik berwarna hitam. Sampah non medis dari ruangan, halaman, tempat parkir dan taman setiap pagi diangkut oleh petugas cleaning service kebun ke tempat TPS untuk kemudian dibuang ke TPA oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Dati II Banyuwangi. Pengambilan sampah non medis oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dilakukan setiap hari. Analisis Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Padat dengan Cara Membandingkan dengan Protap di Bapelkesmas RSUD Blambangan Analisis pelaksanaan pengelolaan sampah padat dilakukan dengan cara membandingkan Protap Bapelkesmas RSUD Blambangan dengan pelaksanaan pengelolaan sampah yang dilakukan. Berdasarkan observasi, keadaan sesungguhnya

74 di Bapelkesmas RSUD Blambangan sampah medis dibuang pada tempat sampah berwarna merah dan biru dengan dilengkapi kantong plastik warna merah, hal ini terjadi kesesuaian dengan Protap Pengelolaan Sampah RSUD Blambangan. Sedangkan untuk sampah non medis sampah ditampung pada tempat sampah berwarna hitam dan hijau sedangkan tempat sampah warna kuning Terdapat ketidaksesuaian dengan protap untuk warna tempat sampah yaitu berwarna kuning. Sampah medis di RSUD Blambangan tiap pagi atau setelahnya sudah penuh maka diangkut ke bagian instalasi unit sanitasi yang diletakkan di depan pintu gerbang incinerator oleh petugas ruangan dan poli. Sedangkan menurut protap sampah medis tiap pagi diangkut ke incinerator oleh masing-masing petugas ruangan dan poli untuk dimusnahkan. Sedangkan untuk protap pengangkutan dan pemusnahan sampah non medis, sampah dari ruangan, halaman, tempat parkir dan taman setiap pagi diangkut oleh petugas cleaning service kebun ke tempat TPS untuk kemudian dibuang ke TPA oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kab. Dati II Banyuwangi dan pengangkutannya dilakukan setiap hari. Namun pada pelaksanaannya tidak sesuai karena sampah non medis dari ruangan dan poli diangkut oleh petugas cleaning service setiap pagi ke tempat TPS dan sore hari oleh petugas perawat dari masing-masing ruangan yang kemudian dibuang ke TPA oleh DKP Kab. Dati II Banyuwangi 3–4 hari sekali. Sampah halaman diangkut 3 hari sekali ke halaman belakang rumah sakit. Terjadi ketidaksesuaian dengan protap pada tahap ini. Hasil pembakaran didiamkan hingga 4 hari sedangkan menurut protap yaitu tunggu sampai dingin yaitu sampai 2 hari ini dapat berdampak pada penumpukan sampah yang baru yaitu yang belum dibakar, karena abu didiamkan hingga 4 hari berada di burner 1. Abu/ sisa hasil pembakaran didiamkan di burner 1 hingga proses pembakaran hari berikutnya yang kemudian dibuang ke TPS, menurut protap abu/ sisa hasil pembakaran dibuang ke galian tempat abu yang sudah disediakan. Namun pada proses pembuangan abu dimasukkan ke dalam kantong plastik berukuran besar yang dikumpulkan di kontainer untuk kemudian diangkut ke TPA, maka terjadi ketidaksesuaian antara pelaksanaan

Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli 2013: 71–75

dengan protap RSUD Blambangan. Untuk jarum suntik dimusnahkan atau dihancurkan dengan menggunakan shyro milling yang hasil dari pemusnahan menjadi pasir. Pasir tersebut dikumpulkan dalam plastik berwarna merah untuk dibuang ke TPS hal ini tidak tercantum dalam protap tentang pemusnahan jarum suntik. Protap RSUD Blambangan menyebutkan setelah selesai pembakaran, pintu ruang incinerator ditutup dan dikunci, hal ini memiliki persamaan dengan SOP Rumah Sakit PHC Surabaya yang menyebutkan pada saat selesai pembuangan limbah medis sebelum meninggalkan tempat, pastikan pintu dalam keadaan terkunci untuk menghindari pemulung dan kucing masuk agar tidak terjadi penyebaran infeksi nosokomial. Namun terjadi ketidaksesuaian antara pelaksanaan di lapangan dengan protap RSUD Blambangan yaitu pintu ruang incinerator tidak pernah terkunci hanya ditutup rapat atau sering juga dibiarkan terbuka. Pintu/gerbang unit incinerator yang tidak tertutup dapat membahayakan bagi pengunjung rumah sakit khususnya pada anak-anak yang mungkin bermain di areal sekitar unit incinerator, karena lokasi incinerator dekat dengan areal parkir dan rawat inap sehingga besar kemungkinan areal unit incinerator dapat dijangkau oleh orang selain petugas unit sanitasi IPAL RSUD Blambangan. Lain halnya pada protap atau SOP Rumah Sakit PHC Surabaya, sebelum dilakukan pembakaran sampah medis terlebih dahulu dilakukan penimbangan untuk dapat diketahui berapa banyak sampah yang ada di setiap ruangan dan dapat mengetahui debit sampah yang akan dibakar kemudian disesuaikan dengan jangka waktu pembakaran. Namun pada protap RSUD Blambangan hanya diberikan peraturan tata cara pengoperasian incinerator saja. KESIMPULAN DAN SARAN Hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah bahwa Bapelkesmas RSUD Blambangan menghasilkan dua jenis sampah padat yaitu sampah medis dan sampah non medis. Menghasilkan sampah setiap hari akibat dari kegiatan oprasional Bapelkesmas RSUD Blambangan dan sampah tersebut dapat menjadi sumber penularan penyakit. Sampah padat medis dan non medis di Bapeklesmas RSUD

75

R D Line dan L Sulistyorini, Evaluasi Sistem Pengelolaan Sampah di Rumah Sakit

Blambangan berasal dari ruang Unit Rawat Inap dan Rawat jalan, Unit Bedah Sentral, Laboratorium, Instalasi Farmasi, dapur, UGD dan ICU. Bapelkesmas RSUD Blambangan memiliki sumber daya yang menunjang untuk pengelolaan sampah padat baik medis dan non medis yang terdiri dari karyawan pengelola sampah medis dan non medis, peralatan pengelolaan sampah padat, dan pembiayaan. Isi prosedur tetap (PROTAP) pengelolaan sampah padat RSUD Blambangan belum mencakup keadaan yang ada di lapangan dan protap tidak mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Tahapan proses pengelolaan sampah padat (medis dan non medis) yaitu penimbunan, penyimpanan sementara, pengangkutan ke TPS, pengumpulan dan pengangkutan akhir dan pemusnahan. Untuk penyimpanan sementara tempat sampah medis dan non medis dilapisi kantong plastik pelapis tempat sampah. Untuk tempat sampah medis dilapisi dengan warna merah dan untuk sampah non medis berwarna hitam. Pengangkutan ke TPS dilakukan dengan cara dijinjing yang kemudian sampah medis dan non medis dikumpulkan di depan unit incinerator. Kemudian mencapai tahap pengangkutan akhir dan pemusnahan, untuk pemusnahan sampah non medis, sampah diangkut ke TPA Ketapang Banyuwangi oleh petugas DKP Dati II Banyuwangi. Sedangkan untuk sampah medis dimusnahkan melalui pembakaran di incinerator dengan suhu pembakaran yang masih di bawah standart yaitu 800°C. Bapelkesmas RSUD Blambangan memiliki prosedur tetap tentang pengelolaan sampah padat (medis dan nonmedis) yang belum sepenuhnya dilaksanakan oleh karyawan pengelola sampah. Terdapat ketidaksesuaian 7 item dari 15 item protap yang disebutkan yaitu di antaranya 2 item protap sampah medis, 3 item protap sampah non medis dan 3 item protap incinerator. Dalam protap pengelolaan sampah medis dan non medis masih belum terperinci satu per satu tentang pengelolaan sampah padat hanya ditetapkan peraturan secara singkat saja.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa karyawan sebaiknya menggunakan APD demi keselamatan dan menjaga agar tidak terkontaminasi dengan bibit penyakit yang ditularkan melalui sampah. Perlu pula dilakukan peningkatan pengetahuan karyawan melalui pelatihan mengenai pengelolaan sampah yang baik dan benar, serta sosialisasi tentang prosedur tetap pengelolaan sampah padat (medis &non medis). Selain itu perlu ditambah lagi jumlah karyawan unit sanitasi kebersihan lingkungan Bapelkesmas RSUD Blambangan khususnya untuk petugas pengangkut sampah dan petugas pembakaran sampah medis di incinerator. Disarankan pula agar ada tanda antara tempat sampah medis dan non medis sehingga tidak tercampur antara sampah medis dan non medis. Selain itu sebaiknya tempat sampah yang sudah tidak layak pakai tidak dipergunakan lagi, sehingga perlu ditambah lagi dana untuk tempat sampah yang baru. Pengumpulan sementara sebaiknya disediakan tempat yang khusus, tidak di tempat dapat unit incinerator, dan dibedakan antara sampah medis dan non medis. Pintu/ gerbang unit incinerator sebaiknya ditutup rapat dan dikunci untuk menghindari orang selain karyawan memasuki areal incinerator. Berdasarkan hasil penelitian, isi protap perlu diperbaharui lagi, karena protap yang masih digunakan sebagai acuan pengelolaan sampah padat karena kurang terperinci isinya sehingga banyak ketidaksesuaian antara pelaksanaan dengan prosedur tetap RSUD Blambangan. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. 1988. Pedoman Pengelolaan Sampah Rumah Sakit. Jakarta: Ditjen PPM dan Ditjen PLP. Departemen Kesehatan RI. 1995. Peraturan Menteri Kesehatan RI dan Keputusan Direktur Jenderal PPM & PLP tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: Ditjen PPM dan Ditjen PLP. Dokumen UKL/UPL RSUD Blambangan Kabupaten Dati II Banyuwangi. 2007. Keputusan Menteri Kesehtan RI No. 1204/MENKES/SK/ X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Undang-undang Ri No. 36 tentang Kesehatan.