JURNAL PUBLIKASI PENGARUH LAMA PEMANGGANGAN DAN

Download mengandung 35 sampai 38% protein tertinggi dari kacang–kacangan lainnya dan yang paling tinggi proteinnya adalah kedelai kuning. Hasil olah...

0 downloads 388 Views 465KB Size
JURNAL PUBLIKASI

PENGARUH LAMA PEMANGGANGAN DAN UKURAN TEBAL TEMPE TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT TEMPE KEDELAI

Disusun Oleh :

MEGA AYU KADESTI SITORESMI J 310 070 001

PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

NUTRITIONAL STUDY S1 FACULTY OF HEALTH SCIENCES Muhammadiyah University of Surakarta PAPER ABSTRACT MEGA AYU KADESTI SITORESMI. J 310 070 001 THE INFLUENCE OF OLD TIME GRILLING AND THICKNESS OF TEMPEH SIZE FOR PROXIMATE COMPOSITION OF SOYBEAN TEMPEH Introduction: Grilling is a maturation process material into the desired material, and cause distinctive aroma. Tempeh contains many nutrients needed by the body such as proteins, fats, carbohydrates and minerals. Objective: The objective of this study to determine the effect of old time grilling and thickness of tempeh size for proximate composition in soybean tempeh. Methods: This study used group randomized design (GRD) with 2 treatment time (30 minutes and 35 minutes) and 3 treatment of thick (0.5 cm, 1 cm and 1.5 cm). Data were analyzed using one-way anova test and two-way anova (GLM-Univariate) followed Duncan Multliple Range Test (DMRT), at a significance level of 0.05. Results: The results showed that there was an effect of time, thick and interaction on moisture levels, ash levels, fat levels of grilled tempeh. There is no influence of time, thick and interaction on crude protein levels, fat levels of grilled tempeh. A highest moisture level indicated by the grilled tempeh for 35 minutes with a thickness of tempeh size of 1.5 cm is 46.96%. A highest ash level indicated by the grilled tempeh for 30 minutes with a thick of tempeh size of 1 cm is 4.01%. A highest fat level indicated by the grilled tempeh for 30 minutes with a thick of 0.5 cm is 1.77%. Crude protein levels of tempeh were grilled in various old time grilling and thickness ranges in range of 34.67%39.42%. Conclusion: There is the influence of grilling time, thick of tempeh and interactions of grilling time and thick of soybean tempeh for the moisture levels and ash levels of soybean tempeh. Suggestion: Taking into account the protein levels of soybean tempeh in grilling soybean tempeh preferably within 30 minutes and a thickness of 1 cm. Keywords : Time, thick, grilling, Tempeh, Proximate Composition Bibliography : 38 (1992-2010)

ii

PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI

Judul Penelitian

:

Nama Mahasiswa

:

Nomor Induk Mahasiswa :

Pengaruh Lama Pemanggangan dan Ukuran Tebal Tempe Teradap Komposisi Proksimat Tempe Kedelai Mega Ayu Kadesti Sitoresmi J 310 070 001

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 8 November 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima Surakarta, 9 November 2012

Penguji I

: Rusdin Rauf, S.TP., MP

(

)

Penguji II

: Eni Purwani, S.Si, M.Si

(

)

Penguji III

: Agung Setya Wardana, STP

(

)

Mengetahui Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Dekan

Arif Widodo, A.Kep., M.Kes NIK. 630

PENDAHULUAN

Tempe

berbahan

dasar

kedelai yang merupakan sumber gizi Salah satu masalah gizi yang yang baik bagi manusia. Kedelai utuh utama

di

Indonesia

adalah

Kurang mengandung 35 sampai 38% protein

Energi Protein (KEP). KEP merupakan tertinggi dari kacang–kacangan lainnya suatu keadaan seseorang yang kurang dan yang paling tinggi proteinnya adalah gizi

disebabkan

oleh

rendahnya kedelai kuning. Hasil olahan kedelai

konsumsi energi dan protein dalam kuning salah satunya adalah tempe makanan sehari–hari. Pada umumnya (Winarno, 1993). penderita KEP berasal dari keluarga Kedelai setelah

mengalami

yang berpenghasilan rendah. Kurangnya fermentasi dikonsumsi oleh masyarakat energi

protein

dapat

mengakibatkan dalam bentuk tempe. Pada proses

terganggunya

pertumbuhan

dan fermentasi menjadi tempe, nilai gizi hasil

gangguan perkembangan mental anak. olah kacang kedelai bertambah baik. Anak balita dengan KEP tingkat berat Fermentasi merupakan tahap terpenting akan

menunjukkan

tanda

klinis dalam

kwashiorkor/marasmus

proses

pembuatan

tempe.

(Supariasa, Menurut Karmini (2003), pada tahap

2002). fermentasi Sumber

utama

terjadi

penguraian

protein karbohidrat,

lemak,

protein

dan

biasanya berasal dari protein hewani senyawa-senyawa lain dalam kedelai tetapi harga daging relatif mahal. Salah menjadi molekul-molekul yang

lebih

satu produk protein nabati yang dapat kecil sehingga mudah di manfaatkan menggantikan sumber protein hewani tubuh. adalah tempe karena mutu protein Tempe biasa diolah dengan tempe mendekati mutu protein daging cara perebusan (oseng–oseng tempe), ayam dan sapi (Winarno, 1993). 1

dibusukkan (tempe busuk), dikeringkan

cepat matang. Suhu pemanggangan

(tempe

juga

kering),

direbus

dengan

mempengaruhi

waktu

yang

penambahan gula merah yaitu tempe

dibutuhkan untuk menghasilkan produk

bacem. Selain itu tempe juga dapat di

sesuai yang diinginkan (Rahmi, 2004).

olah

dengan

cara

di

panggang

(Astawan, 2004).

pengolahan

Pemanggangan terlalu lama dapat

menyebabkan

menjadi keras.

memperbaiki pangan.

bahan

Tujuan

pemanggangan meningkatkan

Menurut

pangan

dari proses

yaitu sifat

cita

sensori

rasa

dari

Pemanggangan

(Harris,1989),

pangan

suhu tinggi memberikan pengaruh yang menguntungkan Keuntungan

dan

pangan

untuk

dengan suhu tinggi dapat meningkatkan

dan

daya cerna pada makanan sedangkan

bahan

kerugian yang disebabkan oleh panas

dapat

dapat

mendegradasi

Pengolahan

menurunkan aktivitas air (a w) sehingga

memperpanjang

dapat mengawetkan makanan (Fellows,

ketersediaan

2000).

konsumen, Ketebalan bahan pangan saat

panas

bahan tetapi

gizi.

mungkin

dapat

menaikkan

pangan bahan

untuk pangan

tersebut mungkin mempunyai kadar gizi lebih

tingkat

keadaan segarnya.

yang

zat

dan

pemanggangan sangat mempengaruhi produk

merugikan.

pengolahan

menghancurkan mikroorganisme serta

kematangan

menggunakan

dihasilkan. Semakin tebal produk yang

rendah

dibanding

dengan

Tujuan penelitian ini untuk.

di panggang maka penguapan airnya

Mengetahui

pengaruh

lama

sedikit sedangkan bila bahan yang di

pemanggangan dan ukuran tebal tempe

panggang tipis maka penguapan airnya

terhadap komposisi proksimat tempe

banyak dan bahan pangan menjadi

kedelai. 2

Menurut

(Harris,1989),

pengujian

komposisi

proksimat

pengolahan pangan menggunakan suhu

dilakukan di Laboratorium Kimia Pangan

tinggi

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

memberikan

menguntungkan Keuntungan

pengaruh dan

yang

merugikan.

pengolahan

pangan

Muhammadiyah Surakarta. Materi

dengan suhu tinggi dapat meningkatkan daya cerna pada makanan sedangkan kerugian yang disebabkan oleh panas dapat

mendegradasi

Pengolahan

panas

memperpanjang ketersediaan

zat

gizi.

mungkin

dapat

dan

bahan

konsumen,

tetapi

menaikkan

pangan bahan

untuk pangan

tersebut mungkin mempunyai kadar gizi lebih rendah dibanding dengan keadaan

Kedelai kuning dan ragi yang diperoleh

dari

pasar

tradisional

Kartasura. Tempe yang terbuat dari kedelai kuning dengan fermentasi 36 jam. Tempe yang dipanggang dengan variasi lama pemanggangan dan tebal tempe. Bahan yang digunakan meliputi bahan

pemuatan

tempe

kedelai,

pemanggangan tempe, dan komposisi proksimat.

segarnya.

Peralatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah baskom, panci MATERI sendok,

plastik,

Kompor,

Alat

DAN METODE PENELITIAN pemanggang / oven, Loyang, Penjepit, Penelitian

ini

Laboratorium makanan

Prodi

dilakukan

di

penyelenggaraan Gizi

Fakultas

Ilmu

Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

yaitu

pemanggangan

digunakan tempe.

untuk

Timbangan digital, Labu kjeldahl 50 ml, Kertas

saring,

Penjepit,

Spatula,

Destilator, Bekerglass, Erlenmeyer 100 ml, Biuret 50 ml, Botol timbang ,Tabung ekstraksi soxhlet, Corong kaca, Oven,

Tahap 3

Eksikator,

Pemanas

listrik,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Krus

porselin, Muffle furnace, Gelas ukur

Pemanggangan pengoperasian

merupakan

panas

pada

produk

Metode adonan dalam oven. Tujuannya yaitu Sampel tempe panggang yang sudah diukur tebalnya untuk pengujian komposisi proksimat.

Variabel yang

dianalisis meliputi komposisi proksimat. Komposisi proksimat tempe dengan metode

penguapan

dengan

oven,

metode kering, metode ekstrasi soxhlet

untuk

meningkatkan

memperbaiki

cita

sifat

rasa

dari

sensori, bahan

pangan dan jaga menurunkan aktifitas air. Pada penelitian ini menggunakan waktu pemanggangan yaitu 30 menit dan 35 menit dan variasi ketebalan 0,5 cm, 1 cm dan 1,5 cm. Variasi waktu dan

dan metode mikro-Kjeldahl. tebal pada pengolahan tempe kedelai Analisis Data

dilakukan untuk mengetahui pengaruh

Data hasil komposisi proksimat

lama pemanggangan dan ukuran tebal

dianalisis dengan menggunakan uji T

tempe terhadap komposisi proksimat

dan Anova satu arah dengan taraf 95%

tempe kedelai.

dengan program SPSS versi 16. Apabila ada pengaruh pada setiap perlakuan terhadap komposisi proksimat maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multliple Range Test (DMRT).

4

Komposisi Proksimat Tempe Kedelai 1. Kadar Air Tabel 1. Kadar air tempe yang dipanggang pada variasi ketebalan dan lama pemanggangan. Lama Pemanggangan (menit) 30 35 Sig. (Uji T)

Ketebalan (cm) 0,5 23,93% ± 2,45 12,90% ± 2,67 0,804

1 23,17% ± 1,97 35,78% ± 0,82 0,114

1,5 32,54% ± 1,12 43,11% ± 470 0,902

Berdasarkan hasil uji T, tabel 3

dan 35 menit terhadap kadar air tempe

dapat dijelaskan bahwa, tidak terdapat

kedelai, dengan nilai p masing-masing

pengaruh pada pemanggangan dengan

0,804, 0,114 dan 0,902. Oleh karena

ketebalan 0,5 cm, 1 cm dan1,5 cm pada

tidak terdapat pengaruh maka tidak

lama waktu pemanggangan 30 menit

dilanjutkan ke uji Duncan.

Tabel 2. Kadar air tempe yang dipanggang pada variasi lama pemanggangan dan ketebalan .Ketebalan (cm)

Lama pemanggangan 30 23,93% ± 2,45b 23,17% ± 1,97b 32,54% ± 1,12c 0,002

0,5 1 1,5 Sig. (Anova)

35 12,90% ± 2,67a 35,78% ± 0,82c 43,11% ± 4,70d 0,000

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada hasil analisis Duncan Berdasarkan hasil uji statistik Anova

satu

arah,

tabel

2

dapat

dijelaskan bahwa, terdapat pengaruh pada

pemanggangan

dengan

lama 5

waktu pemanggangan 30 menit dan 35

pemanggangan dengan ketebalan 1 cm

menit dengan ketebalan 0,5 cm, 1 cm

dan lama waktu pemanggangan 30

dan1,5 cm terhadap kadar air, dengan

menit. Pemanggangan dengan lama

nilai p masing-masing 0,002 dan 0,000.

waktu 30 menit dengan ketebalan 0,5

Hasil

analisis

Duncan

cm dan 1 cm berbeda nyata terhadap

menunjukkan berbeda nyata semua

lama pemanggangan 30 menit dengan

variasi

ketebalan

lama

pemanggangan

dan

1,5

cm.

Pemanggangan

ketebalan terhadap kadar air tempe

dengan lama waktu 35 menit dengan

kedelai

pada

ketebalan 0,5 cm, 1 cm, 1,5 cm semua

pemanggangan dengan ketebalan 0,5

menyatakan berbeda nyata. Hasil uji

dengan lama pemanggangan 30 menit

GLM-Univariate

berbeda

disajikan

(Tabel

1),

tidak

namun

nyata

dari

kadar

pada

air

dapat

Tabel

3.

Tabel 3. Nilai Signifikansi Kadar Air yang Di Uji GLM Univariate Keterangan Waktu pemanggangan Tebal tempe Interaksi waktu dan tebal tempe

Signifikansi (p) 0,007 0,000 0,000

Pengujian menggunakan GLM –

air

tempe

kedelai,

dengan

nilai

univariat (Tabel 2) menunjukkan bahwa

signifikansi (P<0,05). Interaksi antara

terdapat

waktu pemanggangan dan tebal tempe

pengaruh

pemanggangan

air

memberikan pengaruh terhadap kadar

tempe kedelai dengan nilai signifikansi

air, dengan nilai signifikansi P<0,05.

(P<0,05).

Gambaran kecenderungan perubahan

ditunjukkan

Hal

terhadap

waktu

yang

bahwa

mempunyai pengaruh

kadar

sama tebal

juga tempe

terhadap kadar

kadar

air

tempe

kedelai

yang

dipanggang disajikan pada gambar 1. 6

kadar air %

50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0

30 menit 35 menit

0,5 cm

1 cm

1,5 cm

Tebal (cm)

Gambar 1. kadar air tempe yang dipanggang dengan variasi tebal dan waktu

Kadar air yang terdapat pada

pangan akan berkurang. Pada proses

gambar 1, dapat dijelaskan bahwa

pemanggangan,

kadar air tempe pada tebal 0,5 cm

dalam

dengan lama waktu 35 menit lebih

penguapan akibat kenaikan temperatur

rendah dibandingkan dengan tebal 0,5

pada oven. Penurunan kadar air pada

cm dengan lama waktu 30 menit. Hal ini

produk pemanggangan terjadi karena

terjadi karena semakin lama waktu

panas yang disalurkan melalui alat

pemanggangan

pemanggang

menyebabkan

air

bahan

akan

akan

menguapkan

yang

semakin besar Ketaren (2005).

dipanggang Ketaren (2005).

kadar

air

pada

dalam

Menurut (SNI)

terdapat mengalami

penguapan air dari dalam bahan akan

Penurunan

terdapat

yang

bahan

standar tahun

air

yang

nasional

pemanggangan bisa disebabkan karena

indonesia

(2009),

sebagian kandungan air dalam bahan

persyaratan untuk kadar air tempe 7

maksimal

65%.

Kadar

air

dalam

tersebut dapat diketahui kadar air pada

penelitian ini berkisar antara 12,90%-

tempe dari penelitian ini

43,11%.

syarat

Hasil

komposisi

proksimat

mutu

memenuhi

SNI

tempe.

2. Kadar abu Tabel 4. Kadar abu tempe yang dipanggang pada variasi ketebalan dan lama pemanggangan Lama Pemanggangan (menit)

0,5

1

1,5

30 35 Sig. (Uji T)

2,22% ± 0,63 1,08% ± 0,17 0,090

4,01% ± 0,10 3,59 %± 0,08 0,731

3,64% ± 0,35 3,81% ± 0,37 0,082

Tabel adanya

perbedaan

Tebal (cm)

4

menunjukkan

kadar

abu

waktu pemanggangan 30 menit dan 35

dari

menit. Dengan nilai p masing-masing

semua sampel. Berdasarkan hasil uji T,

0,090, 0,731 dan

tidak

tidak terdapat pengaruh maka tidak

terdapat

pengaruh

pada

pemanggangan dengan ketebalan 0,5

0,082. Oleh karena

dilajutkan ke duncan.

cm, 1 cm, dan 1,5 cm dengan lama

Tabel 5. Kadar abu tempe yang dipanggang pada variasi lama pemanggangan dan ketebalan. Ketebalan (cm)

Lama pemanggangan 30

0,5 1 1,5 Sig. (Anova)

35 b

2,22% ± 0,63 4,01% ± 0,10d 3,64%± 0,35d 0,005

1,08% ± 0,17a 3,59% ± 0,08d 3,81% ± 0,37d 0,000

8

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada hasil analisis Duncan Tabel 5 menunjukkan adanya menit dengan ketebalan 1,5 cm. perbedaan

kadar

semua

Pemanggangan dengan lama waktu 30

sampel. Berdasarkan hasil uji statistik

menit dengan ketebalan 1 cm dan 1,5

Anova satu arah, terdapat pengaruh

cm

pada lama waktu pemanggangan 30

pemanggangan dengan lama waktu 30

menit dan 35 menit dengan variasi

menit

ketebalan 0,5 cm, 1 cm, dan 1,5 cm.

Pemanggangan dengan lama waktu 35

Dengan nilai p masing-masing 0,005

menit dengan ketebalan 1 cm tidak

dan 0,000.

berbeda

Hasil

abu

dari

analisis

Duncan

berbeda

dengan

nyata

ketebalan

terhadap

0,5

cm.

nyata dari pemanggangan

dengan lama waktu pemanggangan 35

menunjukkan berbeda nyata semua

menit

variasi

dan

Pemanggangan dengan lama waktu 35

ketebalan terhadap kadar air tempe

menit dengan ketebalan 1 cm dan 1,5

kedelai

cm

lama

(Tabel

pemanggangan

5),

namun

pada

dengan

berbeda

ketebalan

nyata

1,5

cm.

terhadap

pemanggangan dengan lama waktu 30

pemanggangan dengan lama waktu 30

menit dengan ketebalan 1 cm tidak

menit dengan ketebalan 0,5 cm. Hasil

berbeda

uji GLM-Univariate kadar abu dapat

nyata dari pemanggangan

dengan lama waktu pemanggangan 30

disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Signifikansi Kadar Abu yang Di Uji GLM Univariate Keterangan Waktu pemanggangan Tebal tempe Interaksi waktu dan tebal

Signifikansi (p) 0,015 0,000 0,022

9

Hasil

analisis

menggunakan

(P<0,05). Faktor interaksi dari waktu

GLM Univariate Tabel 6 menunjukkan

pemanggangan

bahwa

waktu

menunjukkan ada pengaruh terhadap

pemangggangan terhadap kadar abu

kadar abu dengan nilai signifikansi

tempe kedelai dengan nilai signifikansi

(P<0,05).

terdapat

pengaruh

(P<0,05). Hal yang sama ditunjukkan oleh faktor tebal tempe juga

Gambaran

ada

yang

kedelai

Gambar 2.

nilai

tebal

tempe

kecenderungan

perubahan kadar abu tempe kedelai

pengaruh terhadap kadar abu tempe dengan

dan

signifikansi

dipanggang

disajikan

pada

4.5 4 kadar abu %

3.5 3

30 menit

2.5 2

35 menit

1.5 1 0.5 0 0,5 cm

1 cm

1,5 cm

Tebal (cm)

Gambar 2. Kadar abu tempe yang dipanggang dengan variasi tebal dan waktu Kadar abu yang terdapat pada

cenderung mengalami peningkatan. Hal

Gambar 2, dapat dijelaskan bahwa

ini bisa disebabkan pemanasan bahan

kadar abu dengan lama pemanggangan

pangan

30

pada suhu tinggi akan lebih banyak

menit

dan

35

menit

dengan

yang

mengandung

mineral,

ketebalan 0,5 cm, 1 cm, dan 1,5 cm 10

menghasilkan abu, sebab abu tersusun

zat anorganik atau disebut juga kadar

oleh mineral.

abu. Mineral yang ditemukan dalam

Abu total yang terkandung di

bahan

pangan

tergabung

dalam

dalam produk pangan sangat dibatasi

persenyawaan anorganik dan ada pula

jumlahnya, kandungan abu total bersifat

yang ditemukan dalam bentuk unsur

kritis. Kandungan abu total yang tinggi

(Murray dkk, 2003).

dalam

bahan

dan

produk

pangan

Menurut

standar

merupakan indikator yang sangat kuat

indonesia

bahwa

persyaratan untuk kadar abu tempe

produk

bahayanya

tersebut

sangat

potensi

tinggi

untuk

maksimal

(SNI)

nasional

1,5%.

tahun

Kadar

(2009),

abu

dalam

dikonsumsi. Tingginya kandungan abu

penelitian ini berkisar antara 1,08 %-

berarti tinggi pula kandungan unsur-

4,01 %. Hasil komposisi proksimat

unsur mineral dalam bahan atau produk

tersebut dapat diketahui kadar abu pada

pangan. Bahan makanan terdiri dari

tempe dari penelitian ini tidak memenuhi

bahan organik dan air sekitar 96%,

syarat mutu SNI tempe.

sisanya terdiri unsur-unsur mineral yaitu

3. Kadar Lemak Tabel 7. Kadar lemak tempe yang di panggang pada variasi ketebalan dan lama pemanggangan Lama Pemanggangan (menit)

0,5

1

1,5

30

1,77% ± 0,61

1,17% ± 0,47

1,45% ± 0,67

0.512

35

1,28% ± 1,66

0,54% ± 0,06

0,88% ± 0,33

0.017

Sig. (Uji T)

0,113

0,084

0,178

Ketebalan tempe kedelai (cm)

Sig. (Anova)

11

Tabel 7 menunjukkan adanya perbedaan

dari

dan

0,178.

Terdapat

pengaruh lama waktu pemanggangan 35

sampel. Berdasarkan hasil uji statistik

menit dengan ketebalan 0,5 cm, 1 cm, dan

Anova satu arah, tidak terdapat pengaruh

1,5 cm dengan nilai p 0,017. Oleh karena

pada ketebalan 0,5 cm, 1 cm dan 1,5 cm

tidak ada pengaruh maka tidak dilanjutkan

terhadap kadar lemak tempe pada lama

ke uji

waktu pemanggangan 30 menit dan 35

kadar lemak dapat disajikan pada tabel 8.

dengan

lemak

0,084

semua

menit

kadar

0,113,

duncan. Hasil uji GLM-Univariate

masing-masing nilai p

Tabel 8. Nilai Signifikansi Kadar Lemak Tempe yang Di Uji dengan GLM-Univariate Keterangan

Signifi kansi (p) 0,021 0,069 0,957

Waktu pemanggangan Tebal tempe Interaksi waktu dan tebal

Hasil

analisis

menggunakan

menunjukkan

tidak

Univariate Tabel 8 menunjukkan bahwa

terhadap

terdapat

signifikansi (P>0,05).

pengaruh

waktu

kadar

abu

ada

pengaruh

dengan

nilai

pemangggangan terhadap kadar abu

Gambaran kecenderungan

tempe kedelai dengan nilai signifikansi

perubahan kadar lemak tempe kedelai

(P<0,05). Hal yang berbeda ditunjukkan

dengan lama waktu pemanggangan 30

oleh faktor tebal

ada

menit dan 35 menit dengan ketebalan

pengaruh terhadap kadar lemak tempe

0,5 cm, 1 cm dan 1,5 cm disajikan pada

kedelai

gambar 3.

dengan

tempe

nilai

juga

signifikansi

(P>0,05). Faktor interaksi dari waktu pemanggangan

dan

tebal

tempe

12

kadar lemak %

2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0

30 menit 35 menit

0,5 cm

1 cm

1,5 cm

Tebal (cm)

Gambar 3. kadar lemak tempe yang dipanggang dengan variasi tebal dan waktu Kadar lemak yang terdapat pada

pembentukan

flavor

Gambar 3, dapat dijelaskan bahwa

2002).

kadar

pemanggangan kadar lemak menjadi

lemak

dengan

lama

waktu

pemanggangan 30 menit lebih tinggi di bandingkan

dengan

lama

Semakin

(Apriyantono, lama

waktu

lebih rendah.

waktu

Menurut

standar

pemanggangan 35 menit. Semakin lama

indonesia

waktu

lemak

persyaratan untuk kadar lemak tempe

ini

di

maksimal 10%. Kadar lemak dalam

sebabkan Karena pengaruh pemanasan

penelitian ini berkisar antara 0,54%-

selama proses pemanggangan akan

1,77%.

memecah komponen-komponen lemak

tersebut dapat diketahui kadar lemak

menjadi produk volatil seperti aldehid,

pada tempe dari penelitian ini belum

keton, alkohol, asam dan hidrokarbon

memenuhi syarat mutu SNI tempe.

pemanggangan

menjadi

yang

lebih

sangat

rendah.

kadar Hal

berpengaruh

(SNI)

Hasil

tahun

nasional

komposisi

(2009),

proksimat

terhadap 13

4. Kadar Protein Kasar Tabel 9. Kadar Protein tempe yang dipanggang pada variasi ketebalan dan lama pemanggangan Lama Pemanggangan (menit)

0,5

1

1,5

Sig. (Anova)

30

39,06% ± 0,05

39,42% ± 0,21

37,00% ± 0,01

0,660

35

39,29% ± 0,02

37,50% ± 0,25

34,67% ± 0,03

0,112

Sig. (Uji T)

0,228

0,921

0,351

Ukuran tebal tempe (cm)

Tabel 9 menunjukkan adanya

protein dengan nilai p untuk uji avova

perbedaan kadar protein kasar dari

masing- masing p 0,660 dan p 0,112.

semua sampel. Berdasarkan uji T dan

Dan untuk uji T nilai p masing-masing

uji anova satu arah tidak terdapat

0,228 Oleh karena tidak ada pengaruh

pengaruh pada pamanggangan dengan

maka tidak dilanjutkan ke uji

lama waktu pemanggangan 30 menit

Hasil uji GLM-Univariate kadar protein

dan 35 menit dengan ketebalan 0,5 cm

kasar dapat disajikan pada Tabel 10.

duncan.

,1 cm, dan 1,5 cm terhadap kadar

Tabel 10. Nilai Signifikansi Kadar Protein Kasar Tempe yang Di Uji GLM Univariate Keterangan Waktu pemanggangan Tebal tempe Interaksi waktu dan tebal Hasil

analisis

Signifikansi (p) 0,346 0,148 0,718

menggunakan

dan

tebal

tempe

dengan

GLM-Univariate Tabel 10 menunjukkan

signifikansi

bahwa

p=0,346, p=0,148 dan p=0718.

tidak

ada

pengaruh

waktu

pemanggangan, tebal tempe dan faktor kombinasi dari waktu pemanggangan

(P>0,05)

Gambaran

nilai

berturut-turut

kecenderungan

perubahan kadar protein kasar tempe 14

kedelai

dengan

lama

waktu

yang berbeda disajikan pada Gambar 4.

pemanggangan dan ukuran tebal tempe

40

Kadar protein %

39 38 37

30 menit

36

35 menit

35 34 33 32 0,5 cm

1 cm

1,5 cm

Tebal (cm)

Gambar 4. Kadar Protein Kasar tempe yang dipanggang dengan variasi tebal dan waktu

Kadar terdapat

protein

pada

kasar

gambar

4,

yang dapat

lama pemanggangan maka semakin menurun kadar protein kasarnya.

dijelaskan bahwa kadar protein pada lama

pemanggangan

cenderung

Kadar pemanggangan

protein

pada

tempe

kedelai

menurun. Hal ini disebabkan karena

mengalami penurunan. Mengakibatkan

Lama pemanggangan mempengaruhi

jumlah air bebas hilang dan terjadinya

kadar protein

koagulasi

pada

tempe

kedelai.

sehingga

tempe

memadat,

sejalan

Penurunan kadar protein yang terjadi

kedelai

diduga akan semakin besar sejalan

dengan berlangsungnya pemanggangan

dengan

protein akan mengalami denaturasi,

bertambahnya

waktu

semakin

tekstur

pemanggangan. Hal ini sesuai dengan

sehingga

membentuk

struktur

yang

penelitian Jacoeb dkk, (2008), semakin

lebih sederhana. Hal ini merupakan 15

proses

yang

pengaruh

umum

suhu

terjadi

selama

akibat

5. Kadar Karbohidrat (By Difference)

proses

Karbohidrat merupakan sumber

pengolahan dan pada akhirnya dapat

kalori utama, juga mempunyai peranan

menyebabkan

kadar

penting dalam menentuka karakteristik

protein yang terkandung dalam suatu

bahan makanan, misalnya rasa, warna,

bahan Protein merupakan salah satu

tekstur,

komponen

sangat

berguna untuk mencegah timbulnya

penting, kerusakan protein pada bahan

ketosis, pemecahan protein tubuh yang

makanan menjadikan manfaat tersebut

berlebihan,

menurun kualitasnya dan fungsinya.

berguna untuk membantu metabolisme

Penentuan

lemak dan protein (Winarno, 2004).

berkurangnya

makanan

kadar

yang

protein

dilakukan

dengan mengukur jumlah nitrogen yang terkandungnya (Zaitsev dkk, 1969). Menurut indonesia

standar

(SNI)

tahun

nasional (2009),

persyaratan untuk kadar protein tempe minimal 16%. Kadar protein dalam penelitian ini berkisar antara 0,31%0,65%.

Hasil

komposisi

proksimat

tersebut dapat diketahui kadar lemak pada tempe dari penelitian ini belum memenuhi syarat mutu SNI tempe

dan

lain-lain.

kehilangan

Karbohidrat

mineral

dan

Hasil analisis kadar karbohidrat tempe

kedelai

yang

di

panggang

dengan lama waktu pemanggangan 30 menit dan 35 menit dengan ketebalan 0,5 cm, 1 cm, dan 1,5 cm. Kadar Karbohidrat (By difference) merupakan pengurangan dari 100% terhadap kadar protein, lemak dan abu. Karbohidrat tidak di uji statistik karena hasil dari karbohidrat

tersebut

tidak

secara

langsung di dapat dari hasil penelitian. Gambaran

kecenderungan

perubahan kadar karbohidrat tempe 16

kadar karbohidrat %

kedelai yang di panggang disajikan

pada Gambar 5.

62 61 60 59 58 57 56 55 54 53 52

30 menit 35 menit

0.5

1

1.5

Tebal (cm)

Gambar 5. kadar karbohidrat tempe yang dipanggang dengan variasi tebal dan waktu Kadar terdapat

pada

tempe

kedelai

Gambar

5,

yang

lama waktu pemanggangan 30 menit

dapat

dengan ketebalan 1 cm yaitu sebesar

dijelaskan bahwa tempe kedelai dengan variasi lama pemanggangan dan tebal tempe cenderung mengalami peningkat kadar karbohidratnya. Kadar karbohidrat tertinggi pada pemanggangan dengan lama waktu pemanggangan 35 menit menit

dengan

tebal

1,5

cm

55,40% Kadar

Karbohidrat

(by

difference) tidak diuji secara statistik karena hasil dari karbohidrat tersebut tidak secara langsung didapat dari hasil penelitian.

yaitu

60,63%. Untuk kadar karbohidrat paling rendah adalah pemanggangan dengan 17

KESIMPULAN DAN SARAN

tempe,

serta

interaksi

waktu

pemanggangan dan tebal tempe

Kesimpulan

terhadap kadar air tempe kedelai. 1. Terdapat

pengaruh

waktu

pemanggangan tempe kedelai, tebal 2. Kadar air tertinggi ditunjukkan oleh tempe yang dipanggang selama 35 menit dengan ukuran tebal tempe 1,5 cm yaitu 46,96%. Kadar air terendah ditunjukkan oleh tempe yang dipanggang selama 35 menit dengan ketebalan tempe 0,5 cm yaitu 10,77%.

dengan ketebalan tempe 0,5 cm yaitu 1,08 %. 4. Tidak

terdapat

pengaruh

waktu

interaksi waktu pemanggangan dan tebal tempe dengan masing-masing nilai p 346, p 148 dan p 718

kedelai

kadar Kadar

protein protein

pemanggangan tempe kedelai, tebal

ditunjukkan

oleh

tempe

dipanggang

selama

serta

interaksi

waktu

waktu

pemanggangan, tebal tempe serta

terhadap

3. Terdapat

pengaruh

tempe tertinggi

tempe

yang

30

menit

pemanggangan dan tebal tempe

dengan ukuran tebal tempe 1 cm

terhadap kadar abu tempe kedelai.

yaitu 39,42%. Kadar air terendah

Kadar abu tertinggi ditunjukkan oleh

ditunjukkan

oleh

tempe yang dipanggang selama 30

dipanggang

selama

menit dengan ukuran tebal tempe 1

dengan ketebalan tempe 1,5 cm

cm yaitu 4,01%. Kadar abu terendah

yaitu 34,67%.

ditunjukkan

oleh

dipanggang

selama

tempe

yang

35

menit

5. Terdapat

tempe

yang

35

menit

pengaruh

waktu

pemanggangan tempe kadelai (p 18

0,021), tidak terdapat pengaruh tebal

yaitu

tempe

waktu

karbohidrat paling rendah adalah

pemanggangan dan tebal tempe

pemanggangan dengan lama waktu

dengan nilai p masimg-masing p

pemanggangan 30 menit dengan

0,069 dan p 0,957 terhadap kadar

ketebalan

lemak.

55,40%

serta

interaksi

Kadar

lemak

ditunjukkan

oleh

dipanggang

selama

tertinggi

tempe

yang

30

menit

60,63%.

1

Untuk

cm

yaitu

kadar

sebesar

Saran Dengan mempertimbangkan kadar

dengan tebal 0,5 cm yaitu 1,77 %. Kadar lemak terendah ditunjukkan

protein

tempe

kedelai,

dalam

oleh tempe yang dipanggang selama

memanggang tempe kedelai sebaiknya

35 menit dengan tebal tempe 1 cm

dalam waktu 30 menit dan ketebalan 1

yaitu 0,54 % .

cm.

6. Kadar karbohidrat (By Difference) tertinggi

pada

pemanggangan

dengan lama waktu pemanggangan 35 menit menit dengan tebal 1,5 cm

19

DAFTAR PUSTAKA Adisarwanto. 2005. Kedelai. Swadaya. Jakarta. Almatsier,S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Astawan, M. 2004. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo. Astawan Made. 2005. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. Tiga Serangkai. Solo. Astawan, M. 2003. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo Amrin T. 2005. Susu Kedelai. Penerba Swadaya. Jakarta Auliana R. 2003. Gizi dan Pengolahan Pangan. Adi Citra.Jakarta. Cuttlefish. National Cooperative Assosiation of Squid Processor. Japan Daftar

Komposisi Bahan Makanan. 2005. Persagi. Jakarta.

Fellows, P. J. 2000. Food Processing Technology, Principle and Practice. 2nd Ed. CRC Press, England. Harli, Muh. 2004. ”Intisari Kado Tempe Buat Mama”. PT Gramedia. Jakarta Harris dan Karmas. 1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan. Edisi kedua.ITB. Bandung

Karmini, Mien. 2003. Akitvitas Enzim Hidrolitik Kapang Rhizopus sp pada Proses Fermentasi Tempe. Center for Reseach and Development pf Nutrision and Food, NIHRD. Kuntaraf, Dr.kathleen H liwijaya, 1999. Makanan Sehat. Indonesia publishing house, Bandung. Kusharyanto dan Budiyanto A. 1995. Upaya Pengembangan Produk Tempe dalam Inndustri Pangan. Yogyakarta. Simposium Nasional Pengembangan Tempe dalam Industri Pangan Moderen. Puslitbang Gizi. Matz, S. A. 1992. Bakery Technology and Engineering 3rd Ed. Pantech International Inc., Texas. Muchtadi TR. 1989. Petunjuk Laboratorium Teknolgi Proses Pengolahan Pangan. Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor. Nurhidayat, dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta Rahmi, E. 2004. Pengaruh Perubahan Suhu Oven terhadap Mutu Produk Biskuit Kelapa di PT. Mayora Indah. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor. Ruslim, E. 1993. Mempelajari Sifat Fisikokimia dan Daya Cerna Produk Ekstrusi dari Campuran Beras, Kedelai dan Biji Nangka. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor. Sediaoetama, A.D. 1999. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di 20

Indonesia Jilid II. PT. Rakyat. Jakarta

Dian

Sarwono, B. 2005. Membuat Tempe dan Oncom. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Winarno FG. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Utama Pustaka. Jakarta Wiryawan, A. 2008. Kimia Analitik. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.

Sarwono B. 2007. Membuat Tempe dan Oncom. Penebar Swadaya. Jakarta. Santoso, Ir, Budi Hieronymus, 1993,Pembuatan Tempe dan Tahu Kedelai sebagai Bahan Makanan Bergizi Tinggi, Kanisius. Yogyakarta. Selby, A. 2005. Makanan Berkhasiat. Erlangga. Jakarta. Sudarmadji S, dkk. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta. Sudarmadji. S., Haryono, B., Suhardi. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta. Sudarmadji. S. dkk. 2007. Analisis bahan makanan dan pertanian. Liberty. Yogyakarta Sumantri, Rohman A. 2007. Analisis Makanan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Suprapti L. 2003. Pembuatan Tempe. Kanisius. Yogyakarta Susanto T. 1993. Teknologi Pengolahan Pertanian. PT Bina Ilmu. Surabaya Soejono, M. 1990. Petunjuk Laboratorium Analisis dan Evaluasi Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

21