JURNAL RAP UNP, VOL.8, NO.2, NOVEMBER 2017, HAL.213 -223

Download Abstract: Tendency cinderella complex on female student seen from parenting perception. This study is quantitative comparative aims to look...

0 downloads 308 Views 528KB Size
KECENDERUNGAN CINDERELLA COMPLEX PADA MAHASISWA PEREMPUAN DITINJAU DARI PERSEPSI POLA ASUH Teguh Febyola Oktinisa, Rinaldi, Tesi Hermaleni Universitas Negeri Padang e-mail: [email protected]

Abstract: Tendency cinderella complex on female student seen from parenting perception. This study is quantitative comparative aims to look at the differences in the tendency cinderella complex on of female students seen from parenting perception. The population were Psychology female students of FIP UNP aged 18-25 years with total is 176 people chosen by stratified sampling. Collecting data using cinderella complex’s scale and parenting perceptions´ scale. Data were processed using statistical techniques Anava non-parametric, Kruskall-Wallis. The study found that there’s no significant difference between tendency cinderella complex on female students seen from parenting perceptions, the value of p = 0.167 (p> 0.05) indicating Ho rejected.

Keywords: Cinderella complex, parenting perception, female students.

Abstrak: Kecenderungan Cinderella Complex Pada Mahasiswa Perempuan Ditinjau Dari Persepsi Pola Asuh. Jenis penelitian adalah kuantitatif komparatif, bertujuan untuk melihat perbedaan kecenderungan cinderella complex mahasiswa perempuan ditinjau dari persepsi pola asuh. Subjek penelitian mahasiswa perempuan Program Studi Psikologi UNP yang berusia 18-25 tahun sebanyak 176 orang yang dipilih dengan teknik stratified sampling. Pengumpulan data menggunakan skala cinderella complex dan skala persepsi pola asuh. Data diolah dengan menggunakan teknik statistik Anava non-parametrik 1 jalur yaitu uji Kruskall-Wallis. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kecenderungan cinderella complex pada mahasiswa perempuan ditinjau dari persepsi pola asuh, dengan nilai p = 0.167 (p>0.05) yang menandakan Ho ditolak.

Kata Kunci: Cinderella complex, persepsi pola asuh, mahasiswa perempuan.

PENDAHULUAN Seorang perempuan dalam setiap ta-

mengalami pubertas dan berkeinginan un-

hapan kehidupannya tentu pernah menga-

tuk menarik laki-laki sampai waktu ketika ia

lami perasaan takut. Mulai dari waktu ia

sudah 211

berkeluarga

(Dowling,

1981).

Oktinisa, Rinaldi & Hermaleni, Kecendrungan Cinderella Complex pada…

Perasaan takut juga dirasakan pada saat

Perasaan

menjadi

saat

perempuan pada risiko yang lebih besar

mahasiswa ketakutan yang dirasakan lebih

untuk mengalam depresi, sehingga cende-

mengarah pada aktivitas kemahasiswaan,

rung membentuk sikap dan perilaku yang

berhubungan dengan teman sesama maha-

mengarah pada cinderella complex (Su &

siswa dan tuntutan-tuntutan seperti mem-

Xue, 2010). Cinderella complex adalah

buat keputusan sendiri, memiliki pola pikir

sebagian besar jaringan sikap dan kekha-

sendiri, bisa bekerja dan belajar secara

watiran

mandiri (Saputri, 2013).

perempuan mundur dari pengunaan penuh

mahasiswa,

bedanya

takut

yang

dapat

ditekan

menempatkan

yang

membuat

Berdasarkan hasil wawancara pada

pikiran dan kreativitas mereka, seperti

beberapa mahasiswa perempuan Psikologi

Cinderella, mereka masih menunggu sesuatu

Universitas

Padang,

ditemukan

eksternal untuk mengubah hidup mereka

mahasiswa

perempuan

(Dowling, 1981). Mereka percaya akan

menginginkan seseorang yang ada saat

datang seorang “pangeran” atau sesuatu hal

mereka membutuhkan, mendengarkan cerita

diluar dari diri mereka yang akan mengubah

mereka,

hidup mereka (Wang & Liao, 2007).

bahwa

Negeri

rata-rata

memberikan

masukan,

mene-

nangkan saat mendapati masalah atau

Cinderella complex dinilai memiliki

kekhawatiran, dan membantu saat menga-

dampak yang buruk bagi perkembangan

lami kesulitan dalam mengerjakan tugas

perempuan, diantaranya mempengaruhi cara

perkuliahan. Tetapi saat ditanya, rata-rata

perempuan memberikan respon terha-dap

mereka menyatakan bahwa mereka bukan-

lingkungannya (Anggriany & Astuti dalam

lah tipikal orang yang suka bergantung

Mayangsari, 2013). Cinderella complex juga

kepada orang lain.

berdampak pada produktivitas perempuan

Saat dilakukan pengamatan, hasil-

seperti menghambat semua jenis kemam-

nya berbeda dengan wawancara yang di-

puan

lakukan. Mereka jarang terlihat seorang diri

menjadi

dalam jangka waktu yang lama, sering

bersemangat

terlihat bersama-sama dengan temannya dan

dalam

terlihat mencari-cari bantuan teman dalam

1981). Bagi perempuan di perguruan tinggi,

mengerjakan tugas perkuliahan. Hal ini

cinderella complex dapat menjadi salah satu

menunjukkan

penyebab terjadinya prokrastinasi akademik

bahwa

mereka

memiliki

ketergantungan tetapi tidak mereka sadari. Ketergantungan dapat memunculkan

perasaan

takut

(Dowling,

1981).

perempuan, diri

menghambat

sendiri, dan

lingkungan

menjadi

kurang

untuk kurang

berkomitmen

kerjanya

(Dowling,

(Mayangsari, 2013), sehingga menjadikan perempuan enggan menyelesaikan tugasnya

212

213

Jurnal RAP UNP, Vol.8, No.2, November 2017, hal.211 -222

dan memilih untuk mengandalkan orang

permissive-neglecful

lain.

2007).

(dalam

Santrock,

Permasalahan mengenai cinderella

Dari penelitian terdahulu, beberapa

complex bermula ketika masa kanak-kanak.

bentuk pola asuh telah ada dikaitkan dengan

Saat masih anak-anak, perempuan tidak

cinderella

diajarkan untuk bersikap tegas dan inde-

dilakukan Fitriani, Arjanggi & Rohmatun

penden, bahkan mereka lebih cenderung

(2010) tentang persepsi pola asuh permisif

diajarkan untuk menjadi non-asertif dan

dan cinderella complex menemukan bahwa

tergantung, dan hal itu ada hubungannya

terdapat hubungan negatif signifikan antara

dengan cara mereka dibesarkan (Symond

persepsi

dalam Dowling, 1981).

kecenderungan

complex.

pola

asuh

Penelitian

permisif

cinderella

yang

dengan complex.

Dampak pola asuh yang didapatkan

Penelitian lain yang dilakukan Mayangsari

ketika masa anak-anak, cenderung muncul

(2013) tentang pola asuh otoriter dan

pada perilaku di masa dewasa (Fitriani,

cinderella complex menyebutkan bahwa

Arjanggi

Pola

cinderella complex dapat terbentuk karena

pengasuhan yang terus dipersepsikan anak

adanya peranan dari pola asuh otoriter, dan

hingga dewasa akan terus berhubungan dan

hubungan antara pola asuh otoriter dan

berfungsi dalam mempengaruhi rentang

cinderella complex adalah hubungan positif

kehidupannya (Rothrauff, Conney & An,

signifikan.

2009).

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa

&

Rohmatun,

Pengasuhan

orang

2010).

tua

adalah

beberapa pola asuh ternyata memi-liki

aktivitas kompleks termasuk banyaknya pe-

peranan dalam pembentukan cinderella

rilaku spesifik yang dikerjakan secara

complex. Penelitian ini sangat penting

individu dan bersama-sama yang mem-

dilakukan, sehingga nantinya dapat melihat

pengaruhi pembentukan kepribadian anak

bagaimana perbedaan masing-masing pola

(Santrock, 2007). Sedangkan menurut Nixon

asuh

(2010) pengasuhan orang tua merupakan

complex.

terhadap

pembentukan

cinderella

suatu praktik membesarkan anak dengan mengkombinasikan

kontrol

dan

respon

orang tua kepada anak.

METODE Jenis penelitian ini adalah kuanti-

Merujuk pada hasil riset Baumrind,

tatif komparatif dengan variabel peneli-

pengasuhan atau pola asuh orang tua terdiri

tiannya adalah kecenderungan cinderella

atas empat bentuk yaitu authoritative,

complex

authoritarian,

persepsi pola asuh sebagai variabel bebas.

permissive-indulgent

dan

sebagai

variabel

terikat

dan

Oktinisa, Rinaldi & Hermaleni, Kecendrungan Cinderella Complex pada…

Populasi dalam penelitian ini adalah

uji Kruskall-Wallis. Uji ini digunakan untuk

mahasiswa perempuan Program Studi Psi-

menguji perbedaan antara tiga kelompok

kologi UNP yang berusia 18-25 tahun dan

data atau lebih dari satu variabel bebas,

belum menikah. Sampel penelitian diambil

kelompok data yang diteliti dapat berasal

dengan

stratified

dari kelompok individu (sampel) yang

sampling yaitu sebanyak 176 mahasiswa

berlainan dan jumlah untuk masing-masing

perempuan.

kelompok data bisa berbeda (Winarsunu,

menggunakan

Instrumen

dalam

menggunakan skala yang

disusun

teknik

penelitian

ini

2002).

cinderella complex

berdasarkan

komponen-

HASIL DAN PEMBAHASAN

komponen yang diturunkan dari pengertian

Hasil

cinderella complex Dowling (1981) yang

Uji validitas instrumen penelitian dilakukan

telah dioperasionalkan, yaitu: 1) kekha-

dengan mengkorelasikan skor tiap aitem

watiran yang disembunyikan, 2) mencegah

dengan skor totalnya. Skala cinderella

memperluas pemikiran, 3) berhenti percaya

complex, dari 32 aitem yang diujicobakan

pada kemampuan diri, dan 4) menunggu

pada 60 subjek perempuan terdapat 21 aitem

sesuatu untuk mengubah kehidupan. Skala

yang memiliki korelasi aitem total (r ix) 

terdiri dari 20 aitem pernyataan stimulus

0.25.

berupa suatu permasalahan, keadaan, situa-

banyaknya aitem dalam setiap komponen

si, atau kasus hipotetik.

maka dipilih lima aitem untuk masing-

Guna

mempertahankan

bobot

Skala pola asuh terdiri dari 40 aitem

masing komponen sehingga jumlah aitem

pernyataan yang disusun berdasarkan di

yang dipakai dalam penelitian adalah 20

mensi-dimensi pola asuh yang dikemuka-

aitem.

kan oleh Baumrind (dalam Sigelman, 1999;

Uji reliabilitas skala cinderella complex

Nixon, 2010), yaitu: acceptence dan control.

sebesar rxx’ = 0.858, untuk komponen

Dimensi acceptence dijabarkan menjadi

kekhawatiran yang disem-bunyian sebesar

indikator-indikator, yaitu: tingkat dukungan,

rxx’

kehangatan,

memperluas pemikiran sebesar rxx’ = 0.605,

Dimensi

kasih control

sayang

orang

dijabarkan

tua.

menjadi

=

komponen

0.532,

komponen

berhenti

mencegah

percaya

pada

indikator-indikator, yaitu tuntutan menjadi

kemampuan diri sebesar rxx’ = 0.651, dan

bertanggung jawab, pembatasan dan aturan-

komponen

aturan.

mengubah kehidupan sebesar rxx’ = 0.656. Teknik analisis data yang digunakan

adalah Anava non-parametrik 1 jalur yaitu

menunggu

sesuatu

untuk

214

215

Jurnal RAP UNP, Vol.8, No.2, November 2017, hal.211 -222

Skala persepsi pola asuh, dari 48 aitem

reliabilitas skala sebesar rxx’ = 0.937, untuk

yang diujikan pada 60 subjek perempuan

dimensi acceptence sebesar rxx’ = 0.935 dan

diperoleh 40 aitem yang valid dengan

dimensi control sebesar rxx’ = 0.824.

 0.25. Uji

korelasi aitem total (rix)

Berdasarkan pengujian normalitas

menandakan Ho ditolak, yang artinya tidak

dengan model One Sample Kolmogorov

terdapat

Sminov, ditemukan bahwa variabel cinde

kecenderungan cinderella complex maha-

rella complex dan variabel persepsi pola

siswa perempuan ditinjau dari persepsi pola

asuh tidak terdistribusi normal (p<0.05),

asuh.

dengan nilai p cinderella complex = 0.006

perbedaan

yang

signifikan

Berikut pengelompokkan kecende-

dan nilai p persepsi pola asuh = 0.019.

rungan cinderella complex pada mahasiswa

Berdasarkan pengujian hipotesis dengan

perempuan ditinjau dari persepsi pola asuh

menggunakan

yang dilihat berdasarkan nilai mean empiri.

Uji

Kruskall-Wallis,

diperoleh nilai p = 0.167 (p>0.05) yang

Dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Kecenderungan Cinderella Complex Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh Kecenderungan cinderella complex Pola Asuh

Kategori

F()

Persentase

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

2 6 16 39 93

1.28 % 3.85 % 10.26 % 25 % 59.61 %

Total Sangat tinggi Tinggi Authoritarian Sedang Rendah Sangat rendah

156 1 5 5

100 % 0% 0% 9.1 % 45.45 % 45.45 %

Total Sangat tinggi Tinggi PermissiveSedang Indulgent Rendah Sangat rendah

11 1 2 1

100 % 25 % 0% 50 % 0% 25 %

Total Sangat tinggi Tinggi PermissiveSedang Neglecful Rendah Sangat rendah

4 2 2 1

100 %

Total

5

100 %

Authoritative

0% 0% 40 % 40 % 20 %

Mean ()

Kekhawati ran yang disembunyi kan

Mencegah memperluas pemikiran

Berhenti percaya kemampu an diri

Menunggu Sesuatu mengubah kehidupan

12.46

2.56

3.00

3.85

3.06

12.82

2.64

3.64

3.36

3.18

16.75

3.75

3.00

5.25

4.75

15.20

4.00

3.80

3.40

4.00

Berdasarkan skor mean di atas, pola asuh

persepsikan pola asuh permissive-indulgent

permissive-indulgent memiliki skor yang

paling tinggi dibandingkan tiga pola asuh

paling tinggi dengan nilai  = 16.75 yang

lainnya. Pola asuh authoritative memiliki

menunjukkan

skor mean paling rendah dengan nilai  =

bahwa

kecenderungan

cinderella complex pada subjek yang mem-

12.46

yang

menunjukkan

bahwa

Oktinisa, Rinaldi & Hermaleni, Kecendrungan Cinderella Complex pada…

kecenderungan cinderella complex pada

penggambaran

subjek yang mempersepsikan pola asuh

complex ditinjau dari persepsi pola asuh

authoritative paling rendah dibandingkan

berdasarkan nilai mean empiriknya, dapat

tiga

dilihat pada bagan 1 berikut:

pola

asuh

lainnya.

Berikut

kecenderungan

cinderella

Bagan 1. Kecenderungan Cinderella Complex Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh

Berdasarkan bagan 1 diatas menun-

berdasarkan komponen cinderella

jukkan bahwa kecenderungan cinderella

complex, maka kecenderungan cinderella

complex

complex ditinjau dari persepsi pola asuh

pada

keempat

pola

asuh

perbedaannya tidak jauh berbeda.

dapat dilihat pada bagan 2 berikut:

Bagan 2. Kecenderungan Cinderella Complex Dilihat Berdasarkan Komponen Cinderella Complex pada Empat Pola Asuh Berdasarkan

bagan

2

atas

Pada komponen mencegah memper-

menunjukkan bahwa komponen kekhawati-

luas pemikiran paling tinggi ada pada subjek

ran yang disembunyikan paling tinggi ada

yang mempersepsikan pola asuh permissive-

pada subjek yang mempersepsikan pola asuh

neglecful sedangkan yang rendah ada pada

permissive-neglecful sedangkan yang paling

subjek yang mempersepsikan pola asuh

rendah ada pada subjek yang memper-

authoritative dan permissive-indulgent.

sepsikan pola asuh authoritative.

di

Pada komponen berhenti percaya pada kemampuan diri paling tinggi ada pada

216

217

Jurnal RAP UNP, Vol.8, No.2, November 2017, hal.211 -222

subjek yang mempersepsikan pola asuh

dan pada komponen menunggu sesuatu

permissive-indulgent sedangkan yang paling

untuk

rendah

subjek berada pada kategori sangat rendah

ada

pada

subjek

yang

mempersepsikan pola asuh authoritarian,

mengubah

kehidupan,

mayoritas

dengan persentase sebesar 40.91 %.

dan pada komponen menunggu sesuatu

Berdasarkan asuh

ada pada subjek yang mempersepsikan pola

perempuan, sebanyak 156 orang (dengan

asuh permissive-indulgent sedangkan yang

persentase 88.64 %) mempersepsikan pola

paling rendah ada pada subjek yang

asuh authoritative (otoritatif), sebanyak 11

mempersepsikan pola asuh authoritative.

orang (dengan persentase 6.25 %) memper-

kategorisasi

dipersepsikan

Pola

untuk mengubah kehidupan paling tinggi

Berdasarkan

yang

pengkategorian

mahasiswa

tingkat

sepsikan pola asuh authoritarian (otoriter),

cinderella complex mahasiswa perempuan

sebanyak 4 orang (dengan persentase 2.27

persentase kategori sangat tinggi sebesar

%) mempersepsikan pola asuh permissive-

1.70 %, pada kategori tinggi sebesar 3.41 %,

indulgent (memanjakan) dan sebanyak 5

pada kategori sedang sebesar 11.93 %, pada

orang (dengan persentase 2.84 %) memper-

kategori rendah sebesar 26.14 % dan pada

sepsikan pola asuh permissive-neglecful

kategori sangat rendah sebesar 56.82 %.

(mengabaikan). Dapat disimpulkan bahwa

Dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat

mayoritas pola asuh yang dipersepsikan

cinderella complex pada mahasiswa perem-

mahasiswa

puan Program Studi Psikologi Universitas

Psikologi Universitas Negeri Padang adalah

Negeri Padang berada pada kategori sangat

pola asuh authoritative.

perempuan

Program

Studi

rendah. Selanjutnya

kategorisasi

subjek

Pembahasan

berdasarkan komponen cinderella complex

Hasil penelitian menemukan bahwa

mayoritas subjek pada komponen kekhawa-

tidak terdapat perbedaan signifikan kecen-

tiran yang disembunyikan berada pada

derungan cinderella complex pada maha-

kategori sangat rendah dengan persentase

siswa perempuan ditinjau dari persepsi pola

sebesar 53.41 %, pada komponen mencegah

asuh. Berdasarkan skor mean yang dihitung,

memperluas pemikiran mayoritas subjek

perbedaan

berada pada kategori sangat rendah dengan

rungan cinderella complex tidak terlalu jauh

persentase sebesar 42.05 %, pada komponen

berbeda, yang berarti bahwa masing-masing

berhenti percaya pada kemampuan diri

pola asuh tidak berbeda dalam mem-

mayoritas subjek berada pada kategori

pengaruhi terbentuknya cinderella complex.

sedang dengan persentase sebesar 30.11%

pola asuh terhadap kecende-

Oktinisa, Rinaldi & Hermaleni, Kecendrungan Cinderella Complex pada…

Kecenderungan cinderella complex

untuk mencegah mereka mengaktualisasikan

pada mahasiswa perempuan mayoritas ada

diri, meninggalkan per-guruan tinggi atau

pada kategori sangat rendah. Hal ini dapat

mempercepat mereka ke pernikahan dini

terjadi karena mahasiswa sekarang memang

(Dowling, 1981). Ada beberapa faktor lain

dituntut dan diberi kesempatan mengak-

yang bisa menyebabkan kecenderungan

tualisasikan

cinderella

dirinya

secara

maksimal

complex,

bahan

puan mengembangkan cinderella complex

dengan tema fairytale (cerita dongeng) yang

saat masih berkuliah cenderung lebih kecil.

di akhir kisahnya selalu hidup bahagia

Kenyataan tersebut menjadikan perempuan-

(happily

perempuan tidak takut untuk bersaing

menguraikan bahwa perempuan-perempuan

bahkan dengan laki-laki sekalipun dan terus

yang menonton

berjuang

Cinderella versi Disney mengembangkan

mewujudkan

impian

ever

atau

adalah

sehingga kemungkinan mahasiswa perem-

dalam

bacaan

diantaranya

tontonan-tontonan

after).

atau

Maity

(2014)

mengikuti

cerita

(Saputri, 2013).

cinderella complex, se-hingga memiliki

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan

keinginan

sampai jenjang perguruan tinggi pada

tergantung kepada orang lain.

dasarnya

sudah

memperkecil

di

bawah

sadar

menjadi

peluang

Penelitian terkait yang dilakukan

berkembangnya cinderella complex. Perem-

Saha & Safri (2016) ditemukan bahwa

puan yang memutuskan untuk melanjutkan

perempuan melakukan penyangkalan yang

pendidikan

memiliki

tentunya

tidak

membatasi

kaitannya

dengan

sindrom

dirinya untuk berkembang dan belajar

cinderella, setelah diminta mengingat cerita

memperluas pemikirannya. Hal itu tidak

cinderella dan diberikan gambaran menge-

sesuai dengan konsep cinderella complex

nai konsep cinderella complex. Mereka

yang dikemukan Dowling (1981) bahwa

menyangkal bahwa hidup mereka tidak pasif

kekhawatiraan yang disembunyikan perem-

seperti cinderella dan bahkan tujuan mereka

puan di alam bawah sadar mencegah

bersekolah ataupun bekerja adalah karena

perempuan

keinginan diri sendiri.

memperluas

pemikiran

dan

berhenti percaya dengan kemampuan yang

Selain itu, perbedaan budaya juga

dimiliki.

dapat

menyebabkan

rendahnya

kecen-

Cinderella complex rentan muncul pada

derungan cinderella complex yang ditemu-

perempuan-perempuan usia pra-mahasiswa

kan.

yang berkisar dari umur enam belas atau

bahwa dalam budaya indonesia (masyarakat

tujuh belas tahun. Perempuan-perempuan

Aceh, Minangkabau dan Jawa), perempuan

tersebut menggunakan cinde rella complex

didik untuk relative independence dan aktif

Nurrachman (2010) menyatakan

218

219

Jurnal RAP UNP, Vol.8, No.2, November 2017, hal.211 -222

sebagai perempuan, hanya sedikit perbedaan

Berdasarkan data pola asuh yang

antara perempuan dan laki-laki dalam hal

diperoleh, mayoritas mahasiswa perempuan

mengambil inisiatif, sikap otonom serta

mempersepsikan pola asuh authoritative.

keberanian untuk menyatakan diri serta

Hal ini sesuai dengan penelitian yang

bersikap tegas dalam mengambil keputusan.

dilakukan

Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan

kebanyakan

Symond (dalam Dowling, 1981) bahwa

menerima pola asuh otoritatif (authori

perempuan tidak diajarkan untuk bersikap

tative).

tegas

Berdasarkan

dan

independen,

mereka

lebih

Huver

dkk

perempuan

data

bahwa

diklasifikasikan

yang

mahasiswa

asertif dan tergantung.

sepsikan pola asuh authoritative (otoritatif/

Dilihat dari komponen-komponen cinderella

demokrasi)

complex, satu komponen berada pada

cinderella complex pada kategori sangat

kategori sedang yaitu komponen berhenti

rendah dan merupakan pola asuh yang

percaya pada kemampuan diri, sedangkan

memiliki kecenderungan cinderella complex

tiga komponen lain yaitu kekhawatiran yang

paling rendah.

memperluas menunggu

kom-ponen

memper-

kecenderungan

mencegah

Pada mahasiswa perempuan yang

dan

komponen

mempersepsikan pola asuh authoritarian

untuk

mengubah

(otoriter)

pemikiran sesuatu

mayoritas

yang

diperoleh,

cenderung diajarkan untuk menjadi non-

disembunyikan,

perempuan

(2010)

kehidupan ada pada kategori sangat rendah.

ditemukan

kecenderungan

cinderella complex nya ada pada kategori

Hal ini memperlihatkan bahwa pada

rendah dan sangat rendah. Hasil ini tidak

tingkat kecenderungan cinderella complex

sesuai dengan penelitian sebelumnya ten-

yang mayoritas sangat rendah, ternyata

tang pola asuh authoritative (otoriter)

mahasiswa

cinderella

masalah

perempuan dengan

masih

memiliki

yang

dilakukan

pada

Mayangsari (2013) bahwa semakin besar

kemampuan diri. Sesuai dengan uraian

pola asuh otoriter orang tua yang dirasakan

Dowling (1981) yang menyebutkan bahwa

oleh remaja perempuan akan semakin tinggi

perempuan merasa diri sangat tidak cerdas,

kecenderungan cinderella complex nya.

hanya pintar dan manipulatif. Dimana pada

Strage & Brandt menyatakan bahwa pola

titik-titik tertentu mulai ada sesuatu yang

asuh neglecful dan indulgent merupa-kan

muncul

yaitu

bagian dari pola asuh permisif (dalam

negatif

Marsiglia dkk, 2007). Pada mahasiswa

dari

mempertahankan mengenai diri.

keper-cayaan

complex

dan

dalam

diri

pandangan

perempuan yang mempersepsikan pola asuh permissive-indulgent mayoritas ada pada

Oktinisa, Rinaldi & Hermaleni, Kecendrungan Cinderella Complex pada…

kategori sedang. Pola asuh permissive-

SIMPULAN DAN SARAN

indulgent memiliki kecenderungan cinde

Simpulan

rella complex paling tinggi dibandingkan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian

tiga pola asuh lainnya.

hipotesis yang telah dilakukan mengenai

Berdasarkan komponen cinderella

kecenderungan cinderella complex pada

complex, komponen berhenti percaya pada

mahasiswa perempuan ditinjau dari persepsi

kemampuan diri dan komponen menunggu

pola asuh, maka dapat diambil kesimpulan

sesuatu untuk mengubah kehidupan pada

sebagai berikut:

pola asuh permissive-indulgent paling tinggi

1. Peneliti

menemukan

bahwa

tidak

dibandingkan komponen pada tiga pola asuh

terdapat perbedaan yang signifikan

lainnya.

kecenderungan

Selanjutnya pada mahasiswa yang mempersepsikan

pola

asuh

permissive-

cinderella

complex

pada mahasiswa perempuan ditinjau dari persepsi pola asuh.

neglecful dikategorikan sedang dan rendah,

2. Peneliti menemukan bahwa tingkat

dan merupakan pola asuh yang memiliki

kecenderungan cinderella complex

kecenderungan cinderella complex kedua

mahasiswa perempuan di Program

tinggi

Studi Psikologi Universitas Negeri

setelah

pola

asuh

permissive-

indulgent. Pada pola asuh permissiveneglecful pada komponen kekhawatiran yang

disembunyikan

3. Berdasarkan hasil pengolahan data

komponen

dari skala pola asuh, ditemukan

mencegah memperluas pemikiran paling

bahwa pola asuh yang paling banyak

tinggi dibandingkan komponen pada tiga

dipersepsikan mahsiswa perempuan

pola asuh lainnya.

di

Hasil bahwa

temuan

anak

ini

yang

permissive-indulgent neglecful

dan

secara umum sangat rendah

menunjukkan

menerima dan

diasumsikan

pola

permissiverentan

Program

Studi

Psikologi

Universitas Negeri Padang adalah pola asuh authoritative (otoriter/ demokrasi)

untuk

4. Peneliti menemukan bahwa pola

mengembangkan cinderella complex. Hal ini

asuh permissive-indulgent memiliki

sesuai dengan penelitian yang dilakukan

kecen-derungan cinderella complex

Fitriani, Arjanggi & Rohmatun (2010)

paling tinggi dibandingkan tiga pola

bahwa persepsi pola asuh permisif dengan

asuh

kecenderungan cinderella complex memiliki

authoritative

hubungan negatif signifikan.

kecenderungan cinderella complex

lainnya

paling rendah

dan

pola

asuh

memiliki

220

221

Jurnal RAP UNP, Vol.8, No.2, November 2017, hal.211 -222

Saran

yang diukur dalam penelitian benar-

Berdasarkan hasil penelitian maka ada

benar subjek yang sesuai untuk diukur.

beberapa

saran

yang

akan

peneliti

kemukakan, antara lain:

b. Harus lebih dipertimbangkan lagi, bagaimana

orang

tuanya

(apakah

1. Bagi subjek penelitian diharapkan

bekerja atau ibu rumah tangga), untuk

untuk mulai percaya diri dengan

pola asuhnya sebaiknya antara pola

kemampuan yang dimiliki sehingga

asuh ayah dan pola asuh ibu sebaiknya

dapat

dipisahkan

dalam

selanjutnya

data-data

meminimalisir

terbentuknya

cinderella complex di kemudian hari 2. Bagi perguruan tinggi, diharapkan untuk dapat lebih menyediakan lagi

pengukuran, mengenai

saudara-saudara c. Dalam

mendeteksi

kecenderungan

fasilitas-fasilitas sehingga tersedianya

cinderella

lingkungan

pengambilan datanya adalah model

yang

meningkatkan

rasa

mahasiswa

mampu percaya

perempuan

menunjukkan

kemampuan

wawancara karena dirasa hasilnya

untuk

akan lebih tergambar. Jikapun tetap

yang

ingin

mengunakan

instrumen

peneliti

disarankan

diri

dimiliki. 3. Bagi

complex,

selanjutnyayang ingin

menggunakan tema yang sama dengan

penelitian

skala

atau

sebaiknya

menggunakan pernyataan-pernya taan atau skala yang bentuknya proyeksi.

penelitian ini, disarankan : a. Untuk

lebih

mempertimbangkan

karakteristik subjek supaya subjek

DAFTAR RUJUKAN Dowling, C. (1981). The cinderella complex: Woman's hidden fear of independence. New York: Pocket Books. Fitriani, A., Arjanggi, R., & Rohmatun. (2010). Perception about the system educate permisif of parents with cinderella complex at female students. Jurnal Psikologi Proyeksi, 5, No. 2, 28-38

Huver, R. M. E., Otten, R., Vries, H., & Engels, R. C. M. E. (2010). Personality and parenting style in parents of adolescents. Journal of Adolescence 33, 395–402 Maity, N. (2014). Damsels in distress: a textual analysis of gender roles in disney princess films. Journal of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS) 19, Issue 10, Ver. III 28-31

Oktinisa, Rinaldi & Hermaleni, Kecendrungan Cinderella Complex pada…

Marsiglia, C. S., Walczyk, J. J., Buboltz, W. C., & Griffith-Ross, D. A. (2007). Impact of parenting styles and locus of control on emerging adults' psychosocial success. Journal of Educational and Human Development,1(issue1). Diambil pada (http://www.scientificjournals.org/jour nals2007/articles/1031.htm) Mayangsari, M. D. (2013). Peranan pola asuh otoriter terhadap kecen derungan cinderella complex dan prokrastinasi akademik pada remaja perempuan. Proyeksi, 8 (1), 21-32 Nixon, E. (2010). Children's perspective on parenting style and disipline: A developmental approach, the national children’s strategy research series. Dublin: The Stationery Office Nurrachman, N. (2010). Psikologi perempuan: kontekstuslisasi dan konstruktivisme dalam psikologi. Jurnal Psikologi Indonesia, VII (1),18. Rothrauff, T. C., Cooney, T. M., & An, J. S. (2009). Remembered parenting styles and adjustment in middle and late adulthood. Journal of Gerontology: Social Sciences, 64B (1), 137–146 Saha, S. & Safri, T. S. (2016). Cinderella complexTheoritical roots to

psychological dependency syn drome in woman. The International Journal of Indian Psychology,3 (Issue 3, No. 8) Santrock, J. W. (2007). Life-span develop ment: Perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga Saputri, D. K. M. (2013). Hubungan konsep diri dengan kecenderungan cin derella complex pada siswa SMA Taman Harapan Malang. Psikovidya, 17(2). Sigelman, C. K. (1999).Life span human development (3rd edition). USA: Brooks Cole Publishing Company Su, T. & Xue, Q. (2010). The analysis of transition in woman social status— Comparing cinderella with ugly betty. Journal of Language Teaching and Research, 1(5), 746-752 Wang, Y. H., & Liao, H. C. (2007). The psychological dependency syndrome in women of taiwan- An exploration of cinderella complex. 台灣醫學人文學刊, 8(1&2), 25-36 Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: UMM Press

222