JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
ANALISIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI PADA PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN Novianti Muspiroh IAIN Syeh Nurjati Cirebon Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon - Jawa Barat 45132 Telp: (0231) 481264 Faxs : (0231) 489926
Abstrak Keterampilan generik sains merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh mahasiswa calon guru biologi. Dalam satu proses praktikum (eksperimen) mata kuliah Anatomi Tumbuhan mahasiswa calon guru biologi dituntut untuk dapat terampil tidak saja pada aspek psikomotorik tetapi juga menganalisis dan memecahkan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keterampilan generik sains mahasiswa calon guru biologi pada praktikum anatomi tumbuhan dari ragam pengamatan, pemodelan dan inferensi. Kemampuan generik sains di perguruan tinggi salah satunya adalah melakukan pengamatan langsung, melakukan pemodelan maupun menggunakan inferensi logis. Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan metode analisis kuantitatif dari data kualitatif deskriptif terhadap laporan akhir eksperimen mahasiswa dalam kegiatan praktikum. Objek penelitian adalah mahasiswa semester 2 berjumlah 38 orang di IAIN SN Cirebon. Berdasarkan hasil analisis data pada ragam pengamatan diperoleh KGS sedang. Pada ragam pemodelan dan inferensi diperoleh KGS tinggi. Dengan demikian masih diperlukan bimbingan secara intensif guna meningkatkan KGS bagi mahasiswa calon guru biologi. Abstract Generic science skills are basic skills that must be held by prospective teachers of biology students. In the process of practicum (experimental) Plant Anatomy subject, prospective teachers of biology students are required to be skilled not only in the psychomotor aspect but also in analyzing and solving problems. This research aims to reveal the generic skills of prospective teachers of biology student at the anatomy of plants from various observations, modeling and inference. Ability of generic science in college one of them is a direct observation, perform modeling and logical inference. This research was descriptive using methods of quantitative analysis of qualitative data descriptive of the final report of a student experiment in lab activities. Object of research is the second semester students, amounting to 38 people at the IAIN SN Cirebon. Based on the analysis of data on a variety of observations were obtained KGS. On a variety of modeling and inference obtained high KGS. Thus, intensive guidance is still needed to improve the KGS for prospective teachers of biology students.
A. Latar Belakang
percobaan
Praktikum merupakan salah satu
atau
melakukan
penyelidikan.1
kegiatan
Dalam
praktikum
kegiatan yang wajib diterapkan pada
laboratorium
kegiatan perkuliahan bagi mahasiswa
bukan hanya kemampuan yang berkaitan
calon guru biologi. Pelaksanaannya sendiri
dengan keterampilan menggunakan alat
biasanya
laboratorium.
saja yang dilatihkan, tetapi keterampilan
Laboratorium merupakan suatu tempat,
dasar mahasiswa juga perlu mendapatkan
atau ruangan yang dilengkapi dengan
penekanan. Salah satu keterampilan dasar
peralatan tertentu untuk melakukan suatu
yang
dilakukan
di
perlu
(bereksperimen)
di
dikembangkan
Dimana
adalah 1
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
keterampilan generik sains/KGS (Generik
kepemimpinan, dan lain-lain memegang
Skills). Hal ini disebabkan keterampilan
peranan
generik sains merupakan kemampuan
seseorang di tempat kerja.2
dasar yang harus dimiliki semua orang
penting
dalam
keberhasilan
Kompetensi-kompetensi
generik
terutama untuk mahasiswa calon guru
yang digunakan dalam memahami konsep
biologi.
dan
keterampilan
tersebut
sangat
menyelesaikan
masalah
formal
dibutuhkan
ketika
mereka
telah
digunakan juga dalam kegiatan melakukan
berhadapan
langsung
dengan
dunia
praktikum Biologi. Dalam satu proses
pendidikan sebagai profesi. Karena dalam
praktikum (eksperimen) Biologi dapat
dunia kerja/profesi
berdasarkan hasil
terdiri dari beberapa kompetensi generik.
survei NACE tahun 2002 kepada 457
Contohnya pada proses mengamati akan
pemimpin perusahaan tentang kualitas
terdiri dari mengidentifikasi fenomena
terpenting seseorang, hasilnya barturut-
yang
turut adalah kemampuan berkomunikasi,
fenomena (jika merupakan fenomena yang
kejujuran dan integritas, kemampuan
kompleks),
bekerjasama,
alam, dan mengukur besar parameter
kemampuan
interpersonal,beretika,
motivasi
dan
dipermasalahkan,
membagi
mengidentifikasi
indikator
yang harus diukur. Adapun keterampilan
inisiatif, kemampuan beradaptasi, daya
generik
analitis,
komputer,
praktikum anatomi tumbuhan peranannya
kemampuan berorganisasi, berorientasi
sangat penting dalam rangka mendukung
pada detil, kepemimpinan, kepercayaan
pembelajaran dan memberikan penekanan
diri, ramah, sopan, bijaksana, IPK, kreatif,
pada aspek proses dan produk sains.
humoris, dan kemampuan berwirausaha.
Sejalan dengan
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa
anatomi tumbuhan sebagai proses yaitu
IPK hanya menduduki urutan ke-17 pada
meningkatkan
indikator
yang
mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak
mencerminkan kualitas seseorang. Faktor-
hanya mampu dan terampil dalam bidang
faktor yang lain, misalnya kemampuan
psikomotorik, melainkan juga mampu
berkomunikasi, kejujuran dan integritas,
berpikir sistematis, obyektif, dan kreatif.
kemampuan bekerjasama, daya analitis,
Dari proses tersebut diharapkan dapat
kemampuan
dan
kemampuan
sains
dalam
pelaksanaan
tujuan pembelajaran
kemampuan
berpikir
2
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
menghasilkan berkualitas.
produk Oleh
karena
sains
yang
itu
untuk
laboratorium
telah
dijadikan
wahana
untuk learning how to learn.4 Selain hal
memberikan penekanan lebih besar pada
tersebut,
aspek proses, mahasiswa perlu diberikan
keterampilan generik sains yang didapat
keterampilan
mengamati,
dari proses pembelajaran dimulai dengan
mengukur,
pengamatan tentang gejala alam (1)
seperti
menggolongkan,
menurut
berkomunikasi, menafsirkan data, dan
pengamatan
bereksperimen secara bertahap sesuai
langsung), (2) kesadaran akan skala
dengan
berpikir
besaran (sense of scale), (3) bahasa
mahasiswa dan materi perkuliahan yang
simbolik, (4) kerangka logika taat azas
sesuai dengan kurikulum. 3
(logical self-consistency), (5) inferensi
tingkat
kemampuan
Laboratorium dalam pembelajaran
(langsung
Brotosiswoyo5
(7)
penting. Diantara peran tersebut yaitu:
membangun konsep.
sebagai
pemodelan
matematik,
dan
(8)
untuk
Berkaitan dengan hal tersebut maka
dasar
kegiatan laboratorium dirancang dengan
(keterampilan generik sains) mengamati
tujuan utamanya yaitu melatih mahasiswa
atau mengukur dan keterampilan proses
untuk
lainnya seperti mencatat, membuat tabel,
dasar salah satunya keterampilan generik
membuat
sains
mengembangkan
grafik,
wahana
tak
logika, (6) hukum sebab akibat (causality),
biologi memiliki peranan yang sangat
Pertama,
maupun
keterampilan
menganalisis
data,
mengembangkan
mahasiswa
calon
keterampilan
guru
dalam
menarik kesimpulan, berkomunikasi, dan
berpraktikum. Keterampilan generik sains
bekerjasama
dalam
tim.
Kedua,
mahasiswa dalam proses sains cenderung
laboratorium
sebagai
wahana
untuk
dan
sering
kurang
mendapatkan
membuktikan konsep atau teori sehingga
perhatian. Contohnya keterampilan dalam
dapat lebih memperjelas konsep yang
membuat sayatan/irisan preparat basah,
telah dibahas sebelumnya. Ketiga, sebagai
gambar dan mengambil foto berbagai
wahana mengembangkan keterampilan
jaringan pada tumbuhan berdasarkan
berpikir
pengamatan
melalui
proses
pemecahan
,
mahasiswa
sering
masalah dalam rangka siswa menemukan
mengalami kesulitan yang cukup berarti
konsep
dan mereka juga belum tahu pasti harus
sendiri.
Melalui
peran
ini
3
[April 2012]
bagaimana dengan
membuat tepat.
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
sayatan/irisan
Kondisi
tersebut
Keterampilan generik sains yang diteliti dalam
penelitian
ini
yaitu
pada
berpengaruh terhadap proses pengamatan
keterampilan mahasiswa calon guru untuk
dibawah mikroskop, apabila terlalu tebal
mengamati sayatan/irisan preparat basah
tidak akan bisa terlihat jelas. Akibatnya
dan dituangkan dalam bentuk gambar dan
tujuan praktikum yang seharusnya dapat
membahas data hasil pengamatan dalam
membedakan
bentuk laporan praktikum.
karakteristik
berbagai
jaringan tidak dapat maksimal tercapai.
Hasil
penelitian
Kegiatan lainnya adalah membuat gambar
Keterampilan
berdasarkan
Eksperimen Fisika dasar I menunjukkan
mahasiswa
observasi, sering
dimana
tidak
jelas
bahwa
Generik
tentang
kemampuan
Sains
membaca
pada
simbol
mencantumkan keterangan gambar. Hal
matematik sudah cukup baik, sedangkan
ini dapat terlihat dari hasil laporan
pada kemampuan membuat grafik masih
praktikum mahasiswa dalam kegiatan
tergolong sedang.6 Sedangkan penelitian
praktikum anatomi tumbuhan. Pelatihan
potret
secara kontinyu selama praktikum dari
pengamatan
dosen
praktikum
implikasinya pada pembelajaran kimia.
dibutuhkan untuk melatih keterampilan
disimpulkan kemampuan generik sains
generik sains bagi mahasiswa calon guru.
pengamatan mahasiswa calon guru kimia
maupun
asisten
Permasalahan
kemampuan calon
generik guru
sains
kimia
dan
tersebut
mencapai N-gain kategorisasi sedang.
membutuhkan analisis dan kajian sesuai
Artinya masih perlu ditingkatkan sehingga
dengan
keterampilan
kemampuan tersebut berimplikasi pada
mahasiswa calon guru, misalnya dalam
peningkatan kualitas pembelajaran kimia.
membuat sayatan/irisan dan menggambar
7
pengembangan
berbagai jaringan pada tumbuhan yang
Berdasarkan
pemaparan
tersebut
akan bermanfaat kelak ketika mereka
penelitian ini bertujuan untuk memotret
seorang guru biologi. Maka dari itu, peran
kemampuan generik sains mahasiswa
generik sains sangat besar bagi mahasiswa
calon
calon guru biologi sebagai bekal kelak di
anatomi tumbuhan khususnya konsep
dunia kerja maupun sekolah (kampus).
jaringan parenkim, jaringan stereon dan
guru
biologi
pada
praktikum
4
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
jaringan vaskular yang menjadi bidang
sayatan/irisan preparat basah pada
kajian.
praktikum anatomi tumbuhan.
Ketiga
konsep
yang
dipraktikumkan dalam anatomi tumbuhan
2. Untuk mengetahui data KGS mahasiswa
merupakan beberapa konsep penting,
calon
karena menjadi dasar beberapa konsep
menggambarkan
lanjutan
secara lengkap beserta keterangannya.
lainnya
seperti
organologi
akar,
batang,
Penelitian
ini
pembahasan dan
menarik
guru
biologi hasil
dalam
pengamatan
daun.
3. Untuk mengetahui data KGS mahasiswa
karena
calon guru biologi dalam membahas
keterampilan generik sains diharapkan
data
mampu membekali mahasiswa calon guru
tumbuhan?
biologi dalam melakukan eksperimen
hasil
praktikum
anatomi
C. Signifikansi Penelitian
melalui kegiatan praktikum.
Meningkatkan kualitas KGS mahasiswa
A. Rumusan Masalah
calon
1. Bagaimanakah KGS mahasiswa calon
praktikum
guru
biologi
pada
anatomi
kegiatan tumbuhan
guru biologi dalam ragam pengamatan
khususnya maupun praktikum berbagai
langsung pada sayatan/irisan preparat
mata kuliah umumnya.
segar
pada
praktikum
anatomi
tumbuhan?
D. Kajian Teori
2. Bagaimanakah KGS mahasiswa calon guru
dalam
ragam
pemodelan
1. Keterampilan Generik Sains Kompetensi
generik,
yaitu
menggambar data hasil pengamatan
keterampilan generik yang terintegrasi
secara lengkap beserta keterangannya?
dengan
3. Bagaimanakah KGS mahasiswa calon guru biologi dalam ragam inferensi logis pembahasan data hasil praktikum anatomi tumbuhan? B. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui data KGS mahasiswa
pengetahuan
dan
komponen-
komponen yang dipelajari dalam kegiatan percobaan IPA dapat seperti berikut ini : a. Mengidentifikasi
objek
dan
fenomena yang dipermasalahkan. b. Menyusun
objek
dan
peristiwa
(fenomena) yang dipermasalahkan
calon guru biologi dalam mengamati
5
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
c. Mengidentifikasi
indikator
alam
menyelesaikan
masalah
kuantitatif,
(menentukan konsep-konsep yang
melakukan pengamatan langsung dan
berlaku )
tak langsung seta kesadaran akan skala
d. Menyusun
hipotesis
dengan
menggunakan konsep-konsep yang berlaku.
besaran.9 2. Metode Praktikum dalam Pembelajaran Praktikum
e. Menentukan objek dan fenomena
pembelajaran
merupakan yang
Strategi
memungkinkan
atau dan parameter yang harus
mahasiswa dapat mempraktekkan secara
diamati/diukur.
empiris dalam belajar mengintegrasikan
f. Mengidentifikasi alat dan bahan
kemampuan kognitif, psikomotorik, dan
g. Menyusun alat dan bahan.
afektif
h. Menjalankan alat.
Laboratorium.
i. Mengamati/mengukur pada
parameter
fenomena
yang
dipermasalahkan. j. Mencatat
hasil
tersebut
menggunakan Dimana
sarana
ketiga
ranah
yaitu ranah kognitif dimana
aspeknya
mendalami
teori,
menggabungkan teori yang ada, serta pengamatan/
pengukuran dalam suatu format.
menerapkan
teori.
psikomotoriknya
yaitu
Ranah memilih,
k. Membuat model (jika diperlukan).
mempersiapkan dan
l. Membahas
dan bahan. Sedangkan ranah afektinya
fenomena
pada
percobaan.
yaitu dapat bekerjasama, disiplin, jujur,
m. Menarik Kesimpulan dari masalah dan pembahasan.8
kemampuan simbolik, membangun
tinggi
mencakup
menggunakan membangun model
terbuka, menghargai ilmu.10 Metode
Adapun kemampuan generik sains di perguruan
menggunakan alat
praktikum
adalah
cara
penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dalam pelaksanaan metode ini
bahasa
siswa melakukan kegiatan yang mencakup
konsep,
pengendalian
matematika,
variabel,
pengamatan,
melibatkan pembanding atau kontrol, dan
mengevaluasi
kebenaran
data,
penggunaan alat-alat praktikum. Dalam
menggunakan
inferensi
logis,
proses belajar mengajar dengan metode
akibat,
praktikum ini siswa diberi kesempatan
memahami
hukum
sebab
6
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
untuk mengalami sendiri atau melakukan
dianalisis menggunakan skala Liekert (1,
sendiri. Dengan melakukan praktikum
2, 3, 4, dan 5). Cara ini (skala Liekert)
siswa akan menjadi lebih yakin atas satu
digunakan untuk menkuantisasi data-data
hal daripada hanya menerima dari guru
yang bersifat deskriptif kualitatif menjadi
dan
lebih kuantitatif. Sehingga mempermudah
buku,
pengalaman,
dapat
memperkaya
mengembangkan
sikap
dalam menganalisis dan membahas setiap
ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan
data yang diperoleh.
lebih lama dalam ingatan siswa.
Data diberikan skor 1 sampai dengan 5 yang mengandung arti bahwa: jika data
E. Metode Penelitian Penelitian
ini
kualitatif diberikan skor 1, maka data deskriptif
tersebut tergolong sangat rendah peran
menggunakan metode analisis kuantitatif
keterampilan generik sains-nya; jika data
dari data kualitatif deskriptif terhadap
kualitatif diberikan skor 2, maka data
laporan akhir eksperimen mahasiswa
tersebut tergolong rendah KGS-nya; jika
dalam
anatomi
data kualitatif diberikan skor 3, maka data
identifikasi
tersebut tergolong sedang KGS-nya; jika
keterampilan generik sains pada konsep
data kualitatif diberikan skor 4, maka data
jaringan stereo, jaringan vascular dan
tersebut tergolong tinggi KGS-nya; jika
jaringan
penelitian
data kualitatif diberikan skor 5, maka data
berjumlah 38 mahasiswa Jurusan Tadris
tersebut tergolong sangat tinggi KGS-nya.
IPA Biologi semester 2 pada perkuliahan
Setiap
Anatomi Tumbuhan dengan kode mata
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
kuliah IPA 237. Data yang digunakan
untuk
mempermudah
dalam penelitian ini berupa laporan akhir
tanpa
mengurangi
eksperimen mahasiswa yang terdiri dari
deskriptif kualitatifnya.
bagian: judul, tujuan eksperimen, landasan
Kategori
teori, alat dan bahan, langkah kerja, data
(KGS):
hasil
0 < X< 1 = KGS sangat rendah
kegiatan
tumbuhan
bersifat
praktikum
tentang
parenkim. Sampel
pengamatan,
pembahasan,
serta
data yang sudah dikuantisasi
Keterampilan
kesimpulan dan daftar pustaka. Semua
1 < X< 2 = KGS rendah
yang terkait dengan ketiga topik ini
2 < X< 3 = KGS sedang
menganalisisnya nilai-nilai
data
Generik
Sains
7
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
3 < X < 4 = KGS tinggi
Rekapitulasi Data Observasi KGS
4 < X < 5 = KGS sangat tinggi
Mahasiswa Calon Guru Biologi Pada
F. Hasil Penelitian
Praktikum Anatomi Tumbuhan.
1. Praktikum Jaringan Parenkim Tabel 1. Data KGS pada Praktikum Jaringan Parenkim No 1. 2. 3.
Indikator KGS Pengamatan Preparat Pemodelan Mengambar Hasil Pengamatan Inferensi Membahas Data Hasil Pengamatan
Skor 3 4 20 14
5 3
Skor Total 133
9
16
149
13 20
3
136
1 0
2 1
0
6
7
0
1
Jumlah skor ideal untuk KGS = 5 x 38 =
KGS 1 = 133/190 x 100% = 70%
190
KGS 2 = 149/190 x 100% = 78,42%
Jumlah skor terendah
= 1 x 38 =
KGS 3 = 136/190 x 100% = 71,57%
38. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 38 mahasiswa diperoleh:
2. Praktikum Jaringan Stereon Tabel 2. Data KGS pada Praktikum Jaringan Stereon NO 1 2 3
KGS Pengamatan Preparat Pemodelan Mengambar Hasil Pengamatan Inferensi Membahas Data Hasil Pengamatan
1 0
2 0
Skor 3 4 23 7
5 8
Skor Total 137
1
6
8
13
10
139
1
9
14
11
3
120
8
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Jumlah skor ideal untuk KGS = 5 x 38 = 190. Jumlah skor terendah
KGS 1 = 137/190 x 100% = 72,10%
= 1 x
KGS 2 = 139/190 x 100% = 73,15%
38 = 38. Jadi berdasarkan data yang
KGS 3 = 120/190 x 100% = 63,15%
diperoleh dari 38 mahasiswa diperoleh: 3. Praktikum Jaringan Vaskuler Tabel 3. Data KGS pada Praktikum Jaringan Vaskuler NO 1 2 3
KGS 1 Pengamatan Preparat 1 Pemodelan Mengambar Hasil Pengamatan 0 Inferensi Membahas Data Hasil 2 Pengamatan
2 3
Skor 3 4 18 12
5 4
Skor Total 129
1
12
16
9
147
2
6
10
18
154
Jumlah skor ideal untuk KGS = 5 x 38
KGS 1 = 129/190 x 100% = 67,89%
= 190. Jumlah skor terendah = 1 x 38 = 38.
KGS 2 = 147/190 x 100% = 77,36%
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari
KGS 3 = 154/190 x 100% = 81,05%
38 mahasiswa diperoleh: Hasil Sebaran Data Observasi KGS Pada Keseluruhan Praktikum Anatomi Tumbuhan. Tabel 4. Data KGS pada Keseluruhan Praktikum No. 1.
2.
3.
Acara Praktikum Jaringan Parenkim
Jaringan Stereon
Jaringan Vaskuler
KGS Pengamatan Preparat Pemodelan Menggambar Pengamatan Inferensi Membahas Data Pengamatan Pengamatan Preparat Pemodelan Menggambar Pengamatan Inferensi Membahas Data Pengamatan Pengamatan Preparat Pemodelan Menggambar Pengamatan Inferensi Membahas Data Pengamatan
Hasil Hasil
Hasil Hasil
Hasil Hasil
Jumlah Responde n 38
Skor Tertingg i 133
38
149
78,42%
38
136
71,5%
38
137
72,10%
38
139
73,15%
38
120
63,15%
38
129
67,89%
38
147
77,36%
38
154
81,05%
Persent ase (%) 70%
Keterangan KGS: 9
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
A: Pengamatan Preparat B: Pemodelan Menggambar Hasil Pengamatan C: Inferensi Membahas Data Hasil Pengamatan Tabel 5. Data Sebaran Persentase KGS Pengamatan Preparat No. 1. 2. 3.
Praktikum Jaringan Parenkim Jaringan Stereon Jaringan Vaskuler Jumlah Rata-rata
1 0 0 2,63 2,63 0,87%
2 2,63 0 7,89 10,52 3,50%
Skor 3 4 52,63 36,84 60,52 18,42 47,36 31,57 160,51 86,83 53,50 28,94% %
5 7,89 21,05 10,52 39,46 13,15 %
Pengamatan Preparat skor 5 13%
skor 1 skor 2 4% 1%
skor 4 29%
skor 3 53%
Data Sebaran Presentase KGS Pemodelan Menggambar Hasil Pengamatan. Tabel 6. Data Sebaran Persentase KGS Pemodelan Menggambar Hasil Pengamatan No. 1 2 3
Praktikum Jaringan Parenkim Jaringan Stereon Jaringan Vaskuler Jumlah Rata-rata
1 0 2,63 0 2,63 0,87%
Skor 2 3 15,78 21,05 15,78 18,42 2,63 31,57 34,19 71,04 11.39% 23,68%
4 34,21 23,68 42,10 99,99 33,33%
5 26,31 42,10 23,68 92,09 30,69%
10
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Pemodelan Menggambar Hasil Pengamatan skor 1 skor 2 1% 11%
skor 5 31%
skor 3 24% skor 4 33%
Tabel 7. Data Sebaran Persentase KGS Inferensi Membahas Hasil Pengamatan No.
Skor 1 2 3 4 5 0 2,63 34,21 52,63 7,89 2,63 23,68 36,84 28,94 7,89 5,22 5,22 15,78 26,31 47,36 7,85 31,53 86,83 107,88 63,14 2,61% 10,51% 28,94% 35,96% 21,04%
Praktikum
1. Jaringan Parenkim 2. Jaringan Stereon 3. Jaringan Vaskuler Jumlah Rata-rata
Inferensi Membahas Hasil Pengamatan skor 1 3%
skor 5 21%
skor 4 36%
G. Hasil dan Diskusi
pengamatan
skor 3 29%
jaringan parenkim, jaringan stereon dan
Pencapaian Keterampilan generik sains
skor 2 11%
preparat
praktikum anatomi tumbuhan
jaringan
vaskuler,
menunjukkan
skor
pada
tertinggi yaitu pada skor 3 sebesar 53,50%
konsep
yang berarti pencapaian KGS sedang. Pada 11
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
[April 2012]
KGS pemodelan menggambar preparat
mahasiswa meningkat pada
hasil pengamatan skor tertinggi adalah
hal ini terkait dengan terspesifikasinya
skor 4 sebesar 33,33% yang berarti
gambar yang harus dibuat oleh mereka
pencapaian KGS tinggi. Sedangkan untuk
pada masing-masing konsep praktikum.
KGS
Sebagai
inferensi
pengamatan
membahas
skor
4
data
tertinggi
hasil adalah
35,96% , yang berarti KGS tinggi.
mahasiswa
calon
dituntut
guru
biologi,
untuk
dapat
mengilustrasikan/dapat
Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru
seorang
KGS tinggi,
memiliki KGS
membuat
pemodelan sebagai media/sarana untuk memperjelas konsep materi. Namun pada
pengamatan berada pada kisaran sedang
pemberian
dan tinggi. Pengamatan/observasi pada
preparat masih terdapat kekurangan yaitu
praktikum anatomi tumbuhan terkait erat
kurang
dengan
beberapa spesifikasi dari masing-masing
pembuatan
sayatan/irisan
preparat, baik secara melintang maupun
keterangan
lengkap
tiap
dalam
gambar
menyebutkan
jaringan.
membujur untuk dapat mengamati macam
KGS berikutnya adalah inferensi
jaringan parenkim, tipe kolenkim, macam
membahas hasil yang juga termasuk
skelerenkim
jaringan
tinggi, dimana sebagai calon guru biologi,
vaskuler berupa trakea dan tapis. Apabila
mahasiswa dituntut untuk dapat berfikir
dalam pembuatan sayatan/irisan preparat
kritis
terlalu tebal atau terlalu tipis maka akan
pengamatan. Secara teoritis mereka telah
mempengaruhi
mendapatkan
serta
penyusun
pengamatan
preparat
guna
menganalisis
konsep
data
materi
hasil
terkait
dibawah mikroskop. Demikian juga dalam
dengan masing-masing acara praktikum,
mengoperasionalkan
mikroskop,
sehingga mereka dapat menggabungkan
mahasiswa calon guru dituntut untuk
data yang telah mereka eksperimenkan
terampil baik penentuan perbesaran lensa
dengan
maupun manual lainnya. Hal tersebut yang
beberapa
mempengaruhi KGS berada pada tingkat
dalam
sedang.
mencantumkan teori dari buku teks, atau
Pada preparat
pemodelan hasil
menggambar
pengamatan
KGS
teori
tersebut.
mahasiswa
Namun
ada
yang
terkadang
pembahasannya
hanya
juga ada yang kurang mengelaborasi datanya. 12
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Capaian KGS yang cukup tinggi dalam
kegiatan
praktikum
anatomi
yang
lebih
efektif
dan
penggunaan
kecakapan.
tumbuhan, ternyata sejalan dengan hasil
Menurut
hasil
penelitian
penelitian para ahli yang mengkaji KGS
mengemukakan
dalam pembelajaran fisika untuk berbagai
generik skills (KGS) diartikan sebagai
konsep materi, seperti hasil penelitian
kecakapan yang diperoleh dari hasil
Darmadi;
yang
pembelajaran atau pelatihan (kegiatan
model
eksperimen) yang bisa diaplikasikan atau
pembelajaran fisika berbasis teknologi
diadaptasikan pada situasi yang baru dan
informasi
berbeda.13 Kecakapan generik memiliki
Riyad
et
mengungkapkan
al.
11
bahwa
dapat
meningkatkan
bahwa
yang
penguasaan konsep dan keterampilan
karakteristik
generik sains mahasiswa calon guru.
menyerupai kelompok kecakapan terkait,
Dalam penelitian kali ini tidak fokus pada
namun
penerapan
tantangan yang meningkat di tempat kerja
model
pembelajarannya,
yang
pandangan
membedakan
memenuhi
pada
pembekalan keterampilan generik sains
kemajuan perubahan teknologi, social, dan
bagi calon guru fisika. Sehingga sangat
perubahan konteks. Pandangan tersebut
penting
penelitian
sesuai dengan tujuan pendidikan sains
lanjutan agar mahasiswa yang mempunyai
menurut Hodson (1992); Salganik dan
profil
lebih
Stephens (2003)14 yaitu: (a) belajar sains,
meningkatkan keterampilan generik sains
untuk memahami gagasan-gagasan yang
supaya lebih bermakna. Down dan Hill
12
dihasilkan oleh sains (yaitu, konsep-
menyatakan bahwa tujuan generik skill
konsep, model-model, dan teori-teori), (b)
adalah agar pengetahuan dan kecakapan
belajar tentang sains, untuk memahami
yang diperoleh dari hasil belajar akan
isu-isu penting di dalam filsafat, sejarah,
dapat
dan metodologi dari sains, dan (c) belajar
KGS
dilakukan
rendah
diaplikasikan
dapat
pada
bidang
yang
berbeda
dan
melainkan ingin menunjukkan pentingnya
untuk
waktu
kebutuhan
dan
menggunakan
kehidupan sosial, teknologi atau pada
untuk
setiap perubahan konteks, namun yang
mahasiswa mampu melakukan aktivitas
lebih utama adalah menghasilkan efisiensi
kepemimpinan
yang lebih besar melalui pengetahuan
pengetahuan ilmiah dalam kehidupannya.
dan
sains,
sebagai
agar
mewujudkan
13
[April 2012]
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Selanjutnya dikatakan bahwa: generik
pengelolaan proses pembelajaran dimulai
skills sebagai instrumen untuk mengatasi
dari
masalah
masa
pendapat Smith et al15, penetapan tujuan
sekarang (masa itu) maupun di masa yang
dan sasaran umum dalam setiap program
akan datang. Kebutuhan skills didasarkan
atau kurikulum yang direncanakan selalu
pada antisipasi pada perubahan sosial,
melibatkan
teknologi,
umum
kebutuhan
dan
skills
di
kompetisi
global.
penetapan
tujuan
terminologi
pula.
sebangaimana
generik
yang
pada
para
Panduan
Peningkatan keterampilan generik sains
pengembang kurikulum terhadap seleksi
siswa
sebagaimana
skills yang diperlukan bagi fungsi sosial
penjelasan di atas tidak terlepas dari
dan pencapaian usaha bagi pengembangan
peran
manusia sepanjang masa. Hal ini sangat
yang
dicapai
penting
Proses
proses
pembelajaran
pembelajaran. pada
konsep
sesuai
dengan
hasil
penelitian
yang
jaringan parenkim, yang berhasil terkait
menunjukkan peran generik sains dalam
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
kehidupan di masa akan datang sangat
evaluasi
diperlukan oleh mahasiswa calon guru.
di
luar
model
diimplementasikan.
yang
Pentingnya
H. Kesimpulan
lanjutan
Berdasarkan pembahasan diperoleh
analisis
yang
telah
temuan
data
untuk
dapat
meningkatkan
dan
keterampilan pengamatan menggunakan
dilakukan,
mikroskop, karena keterampilan tersebut
profil
sangat diperlukan oleh mahasiswa calon
kemampuan generik mahasiswa calon
guru biologi di dunia real membekali
guru biologi dalam praktikum anatomi
keterampilan generik sains sebagai salah
tumbuhan pada pengamatan preparat
satu keterampilan dasar yang harus
menunjukkan kategorisasi sedang. Pada
dimiliki menunjukkan hasil yang sedang
KGS
hasil
untuk keterampilan pengamatan preparat
preparat dan inferensi membahas hasil
berbagai jaringan, dan tinggi mengasah
pengamatan mencapai kategorisasi tinggi.
keterampilan membuat grafik. Sehingga
Sehingga perlu adanya pelatihan secara
perlu disarankan
kontinyu
keterampilan
pemodelan
melalui
bahwa
menggambar
berbagai
praktikum
supaya sains
pembekalan khususnya 14
[April 2012]
pengamatan perlu
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
menggunakan
ditingkatkan
lagi.
mikroskop Karena
keterampilan generik sains ini sangat
diperlukan oleh mahasiswa calon guru nantinya bekal
di dunia nyata kelak sebagai life
skills.
End Note 1
Margono, H. (2000). Metode Laboratorium. Malang: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang Press. 2 Widodo, Wahono. (2009). Download 15 April 2012. http://vahonov.files.wordpress.com/2009/07/tinjauantentang-keterampilan-generik.pdf) 3 Gunawan. et al. (2009). Developing Virtual Laboratory for Teaching Modern Physics. Proceeding International Seminar on Science Education, 386-395. 4 Ibid 5 Taufiq dan Wiyono, K. (2009). The Application of Hypothetical Deductive Learning Cycle Learning Model To Improve Senior High School Students’ Science Generic Skills On Rigid Body Equilibrium. Proceeding International Seminar on Science Education, 641-648. 6 Achmad Samsudin dan Heni Rusnayati. (2011). Profil Kemampuan Generik Sains Calon Guru Fisika dalam Kegiatan Eksperimen Fisika Dasar I, http://pendidikansains.blogspot.com/2010/07/profil-kemampuan-generiksains-calon.html, 7 Sudarmin dan Retno Dwi Suyanti. (2012). Potret kemampuan Generik Sains Pengamatan Calon Guru Kimia dan Implikasinya pada Pembelajaran Kimia. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11093541.pdf 8 Widodo Wahono. Lock cit 9 Nuryani Y Rustaman, Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Pendidikan Sains dan Asesmennya. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032NURYANI_RUSTAMAN/KDBI_dalamDIKSainsFINAL.pdf 10 Hasbi(2011).KBK. http://www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/Hasbi-KBK-SOFTSKILL-UNISTAFF-SCL/P3AIUnhas/1.13%20Praktikum%20(Frans).ppt 11 Mubarrak, L. (2009). The Web-Based Learning Model On Dynamic Fluid Concept To Improve Student’s Science Generic Skills. Proceeding International Seminar on Science Education, 484-495. 12 Ibid 13 Ibid 14 Ibid 15 Ibid
15