JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2 1 PERAN

Download hasilnya berupa laju pertumbuhan produksi berbagai komoditas pangan yang cukup tinggi pada pertengahan tahun 70-an. Hal ini bisa pula dilih...

0 downloads 349 Views 776KB Size
[November 2012]

1

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMENUHI KECUKUPAN PANGAN NASIONAL

Novianti Muspiroh ABSTRAK Sektor pertanian di Indonesia saat ini mengalami kondisi yang memprihatinkan, sebuah ironi bagi Negara kita yang notabene dikenal sebagai Negara agraris. Persoalan yang membelit sector pertanian antara lain adalah SDM, bidang teknologi, manajemen dan pengelolaan pasar sampai ketersediaan lahan pertanian. Semua itu berdampak pada kesejahteraan masyarakat petani maupun kondisi pangan nasional.

A. PENDAHULUAN Sektor

tersebut terus berlanjut walaupun sebagai

dengan laju yang semakin menurun

penghasil berbagai komoditas tanaman

hingga tahun 1996. Selanjutnya, akibat

peternakan maupun perikanan, sudah

musibah kemarau hingga tahun 1997

sejak awal peradaban manusia di

yang disambung dengan krisis moneter

seluruh dunia menjadi kontributor

yang berlanjut dengan krisis ekonomi,

utama

sosial dan politik, produksi berbagai

dalam

pertanian

penyediaan

pangan.

Pembangunan pertanian di Indonesia

komoditas

yang dilaksanakan secara intensif sejak

penurunan, bahkan sempat terjadi

awal Pelita

krisis pangan di berbagai daerah.

I telah menunjukkan

pangan

mengalami

hasilnya berupa laju pertumbuhan

Dengan jumlah penduduk yang

produksi berbagai komoditas pangan

cukup besar dan terus berkembang,

yang cukup tinggi pada pertengahan

baik jumlah maupun pengetahuannya,

tahun 70-an. Hal ini bisa pula dilihat

sektor pertanian diharapkan dapat

dari besarnya ekspor pertanian pada

memenuhi kebutuhan pangan yang

tahu 1974, 22 % dari nilai ekspor

cukup besar dan terus berkembang

keseluruhan

dalam

berasal

dari

hasil

jumlah

keragaman

dan

pertanian. Sebelumnya nilai ekspor ini

mutunya. Telah menjadi kebijakan

masih merupakan 53 % dari nilai

nasional

ekspor total. Pertumbuhan produksi

mungkin

untuk

memenuhi

kebutuhan

sejauh

konsumsi

2

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

[November 2012]

bangsanya dari produksi dalam negeri,

Dalam

sektor

terkait

karena secara politis Indonesia tidak

masalah

ingin tergantung kepada negara lain.

kegiatan hulu dan hilir, kesejahteraan

Untuk

masyarakat

itu

sektor

pertanian

lahan,

ini

teknologi,

produsen

SDM,

maupun

menghadapi tantangan yang cukup

konsumen, sistem pasar domestik

komplek. Tantangan ini juga terus

hingga global, dan penyelenggaraan

berkembang secara dinamis seiring

pelayanan publik yang masing-masing

dengan perkembangan sosial, budaya,

dapat

ekonomi dan politik. Perkembangan

Mengingat

sektor pertanian juga tidak terisolasi

peranannya dan demikian kompleknya

dari suasana reformasi dan segala

aspek terkait dari waktu ke waktu,

dinamika aspirasi masyarakatnya dan

pembangunan

perubahan tatanan pemerintahan ke

memerlukan perhatian dan pemikiran

arah

yang dalam serta upaya yang bersifat

desentralisasi,

keseluruhan

yang

secara

sedang

mencari

saling

mempengaruhi.

demikian

sektor

besarnya

pertanian

menyeluruh.

bentuknya.

B. KINERJA DALAM PEMENUHAN

pengolahan lahan yang lebih baik,

KEBUTUHAN PANGAN NASIONAL

penggunaan benih unggul bermutu

Sektor

pertanian

dengan

dengan produktivitas yang lebih tinggi,

produksi berbagai komoditas bahan

optimalisasi

pangan untuk memenuhi kebutuhan

penggunaan pupuk dengan takaran

nasional telah menunjukkan kontribusi

yang tepat, serta pengendalian hama

yang cukup signifikan. Bertolak dari

dan

posisi neraca yang minus dan krisis

dilaksanakan dengan pengembangan

pangan

1965,

jaringan transfortasi. Disamping upaya

pertanian

tersebut dilakukan pula penguatan

diprioritaskan serta dipacu secara

kelembagaan mulai dari kelembagaan

intensif dan ekstensif dimulai periode

petani,

Pelita I. Intensifikasi dilaksanakan

prasarana produksi dan permodalan,

dengan

termasuk

tahun

1964

pembangunan

dukungan



teknologi

pengaturan

penyakit.

penyuluhan,

kebijakan

air,

Ekstensifikasi

pelayanan

subsidi

yang

[November 2012]

memberikan Berbagai

insentif

program

3

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

bagi

petani.

pembangunan

hingga 1996, pertumbuhan produksi pertanian

masih

terus

meningkat

tersebut menunjukkan hasilnya mulai

walaupun dengan pertumbuhan yang

Pelita

yang

semakin menurun. Namun kemarau

peningkatan

panjang pada semester kedua 1997

II

(1975

ditunjukkan



oleh

1979),

produksi berbagai komoditas dengan

telah

secara signifikan.

produksi hampir semua komoditas

Pada periode III (1979 – 1983)

menyebabkan

penurunan

yang cukup tajam pada tahun 1998,

produksi berbagai komoditas pangan

kecuali

ikan.

Penurunan

meningkat cukup tinggi, antara lain

tersebut

padi tumbuh 6,6 % pertahun, jagung

penurunan

8,4 %, ikan laut 7,7 %, daging 6,6 %,

produktivitas, yang merupakan akibat

telur 17,6 %. Pada periode IV (1983 –

dari: (1) mundurnya musim tanam dan

1987) pertumbuhan tersebut terus

ganguan produksi karena kemarau

berlanjut namun dengan laju yang

panjang;

melambat terutama padi 3,3 % per

sarana produksi secara tajam karena

tahun, dan pada tahun 1984 Indonesia

merosotnya nilai rupiah yang sangat

telah mencapai swasembada beras

menurun daya beli petani.

terutama luas

(2)

produksi

disebabkan panen

meningkatnya

dan

harga

dengan produksi 36,1 juta ton GKG

Pada tahun 1999 dan 2000,

untuk memenuhi kebutuhan pangan

ditunjang oleh iklim yang sangat

sekitar 160,2 juta jiwa. Pada periode

kondusif dan upaya-upaya memacu

selanjutnya, Pelita V (1989 – 1993),

kembali produksi melalui rehabilatasi

laju pertumbuhan produksi berbagai

irigasi

komoditas tersebut semakin menurun

komoditas pangan pada lahan-lahan

walaupun masih menunjukkan angka

perkebunan,

positif. Pertumbuhan produksi padi

transmigrasi, penyediaan saprodi serta

sekitar 2,9 % per tahun (menghasilkan

perluasan kredit usahatani, produksi

produksi 46,6 juta ton GKG pada tahun

berbagai komoditas mulai meningkat

1994), jagung 0,48 % (6,9 juta ton) dan

kembali walaupun belum menyamai

kedelai 5,9 % (1,6 juta ton).

angka sebelum krisis tahun 1996.

Selama periode Pelita VI, pada tiga tahun pertama yaitu tahun 1994

desa,

Dengan

perluasan

pasang

jumlah

tanaman

surut

dan

penduduk

sekitar 205 juta pada tahun 1999 dan

[November 2012]

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

4

berkembang sekitar 1,6 % per tahun,

terdapat masalah, tidak saja dari sisi

produksi beberapa komoditas tidak

kecukupannya tetapi juga dari segi

mampu memenuhi seluruh kebutuhan

komposisinya yang belum seimbang.

di dalam negeri. Hal tersebut ditambah

Hal ini ditunjukkan oleh masih adanya

dengan perkembangan pengetahuan

prevalensi gizi kurang pada balita yang

dan

dilaporkan

selera

masyarakat,

kelancaran

arus

serta

Departemen

Kesehatan

distribusi/

(berdasarkan Susenas 1999) mencapai

perdagangan ke kota-kota besar, telah

26,4% dan gizi buruk 8,1 % pada tahun

mendorong

1999.

peningkatan

impor

Demikian

pula

prevalensi

pertumbuhan

anak usia

berbagai komoditas pangan. Selama

gangguan

periode 1995 – 1999 impor gandum,

sekolah, 5-9 tahun, mencapai 37,8 %

beras, kedelai, daging, sayuran dan

pada tahun 1988 (hasil survei 5

buah-buahan

provinsi),

yang

menunjukkan

cukup

menguras

volume

dan

kekurangan

energi

besar.

Disamping

kronis pada wanita dewasa mencapai

devisa,

situasi

15,1 % (hasil survei 27 provinsi).

ketergantungan yang cukup besar ini

Walaupun

dalam

dibandingkan

jangka

panjang

dapat

telah

terjadi

dengan

perbaikan tahun-tahun

meningkatkan kerentanan ketahanan

sebelumnya, angka prevalensi tersebut

pangan dan gizi secara nasional.

masih cukup tinggi.

Ditinjau

dari

ketersediaan

Unsur-unsur

gizi

yang

komoditas pangan per kapita per

diperlukan makanan, tercermin pada

tahun secara makro tingkat nasional,

komposisi tubuh, yaitu air, zat putih

pada periode 1995 – 1998 terdapat

telur (protein), lemak, zat hidrat arang

kecenderungan

dan

(karbohidrat), mineral dan berbagai

meningkat kembali pada tahun 1999,

komponen-komponen minor lainnya.1

khususnya beras, jagung, kedelai, ubi

Ketersediaan bahan pangan sumber

kayu, daging, telur dan susu. Angka

energi

makro

dominan dipenuhi oleh pangan sumber

tersebut

menurun

menunjukkan

dan

protein masih secara

ketersediaan pangan perkapita masih

karbohidrat,

dapat memenuhi kecukupan energi

Kelompok padi-padian menyumbang

dan protein, namun secara mikro pada

energi sekitar 62 – 66% dan protein

tingkat rumah tangga diketahui masih

khususnya

beras.

5

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

[November 2012]

sekitar 56 – 61%. Kacang-kacangan

relatif rendah, demikian pula pangan

menyumbang sekitar 19% dari total

sumber vitamin dan mineral seperti

ketersediaan

kacang-kacangan , sayur-sayuran dan

protein.

Ketersediaan

protein dari pangan hewani masih

buah-buahan.

C. PERMASALAHAN DAN

pertanian

kelas

satu

di

TANTANGAN DALAM

menyebabkan

PENINGKATAN PRODUKSI

basis produksi pertanian, sedangkan

PANGAN

lahan

Kebutuhan bahan pangan akan terus

meningkat

semakin

Jawa

bukan

baru

di

sempitnya

luar

Jawa

mempunyai kesuburan yang relatif

dalam

jumlah,

rendah. Demikian pula , ketersediaan

mutunya,

seiring

sumber daya air untuk pertanian juga

dengan perkembangan populasi dan

telah semakin langka. Dalam kaitan ini

kualitas hidup masyarakat. Disamping

sektor

itu sumber daya lahan dan perairan

tantangan

sebagai

sektor

efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan

oleh

sumber daya lahan dan air secara

lainnya

lestari dan mengantisipasi persaingan

keragaman,

dan

basis

kegiatan

pertanian

semakin

kegiatan

perekonomian

termasuk

sarana

transportasi.

terdesak

pemukiman

Disamping

dan

masalah

lahan, produksi komoditas pangan juga

pertanian

menghadapi

untuk

meningkatkan

dengan aktivitas perekonomian

dan

pemukinan yang terkonsentrasi di pulau Jawa.

menghadapi masalah dan tantangan di

Kedua,

teknologi

produksi

bidang teknologi, SDM, kesejahteraan

menggunakan benih unggul dan pupuk

masyarakat

maupun

kimia yang secara intensif diterapkan

konsumen, sistem pasar domestik

sejak awal 70-an pada ekologi sawah

hingga global, dan penyelenggaraan

berhasil

pelayanan publik yang dapat diuraikan

tinggi,

sebagai berikut:

merosotnya kualitas dan kesuburan

produsen

Pertama, berlanjutnya konversi

lahan,

memacu namun

serta

produksi

juga

cukup

menyebabkan

terdesaknya

varietas

lahan pertanian kepada kegiatan non

unggul lokal dan kearifan teknologi

pertanian,

lokal

khususnya

pada

lahan

yang

menjadi

ciri

dan

[November 2012]

6

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

kebanggaan

masyarakat

Sementara

itu

setempat.

terkonsentrasinya

Keempat, teknologi pasca panen belum

diterapkan

dengan

baik

hasil

dan

pengembangan teknologi pangan pada

sehingga

lahan sawah menyebabkan kurang

degradasi mutu hasil panen masih

berkembangnya

cukup

teknologi

pada

kehilangan

tinggi.

Demikian

pula

ekosistem lainnya. Pada saat teknologi

agroindustri sebagai wahana untuk

lahan sawah relatif stagnan sementara

meningkatkan

itu teknologi lahan kering, lahan

penghasilan

rawa/lebak, lahan pasang surut relatif

belum

belum

diharapkan. Peningkatan pelayanan

mampu

produktivitas

meningkatkan

tanaman

secara

signifikan.

nilai bagi

tambah

keluarga

berkembang

seperti

dan petani yang

teknologi tepat guna serta penyediaan prasarana usaha harus diupayakan

Ketiga,

kebijakan

pengembangan

komoditas

pangan,

termasuk teknologinya yang terfokus

untuk

menunjang

pengembangan

usaha pasca panen dan agroindustri di pedesaan.

pada beras telah mengabaikan potensi

Kelima,

belum

memadai

sumber-sumber pangan karbohidrat

prasarana dan sarana transportasi,

lainnya,

lambatnya

baik darat dan terlebih lagi antar

pengembangan produksi komoditas

pulau, yang menghubungkan lokasi

pangan

produsen

dan

sumber

protein

seperti

dengan

serealia., daging, telur, susu serta

menyebabkan

sumber zat gizi mikro yaitu sayur-

kelancaran

sayuran dan buah-buahan.. Kondisi

pangan ke seluruh wilayah. Hal ini

demikian

tidak

arus

terjaminnya

distribusi

pada

keanekaragaman

bahan

konsumen secara fisik, tetapi ketidak

pangan yang tersedia bagi konsumen.

lancaran distribusi juga berpotensi

Selanjutnya

memicu kepanikan proses distribusi

apabila

teknologi

menghambat

bahan

berpengaruh

rendahnya

saja

kurang

konsumen

pengembangan aneka pangan lokal

juga

tidak cepat dilakukan, maka bahan

disamping biaya distribusi yang mahal

pangan

oleh

potensi kerugian akibat karena rusak

pangan

atau susut selama proses pengankutan

lokal

membanjirnya olahan impor.

akan

tertekan

anekaragam

merugikan

cukup tinggi.

produsen,

akses

karena

[November 2012]

dan

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

Keenam, ketidakstabilan harga

dan

rendahnya

petani

efisiensi

sistem

insentif dan

7

berproduksi

kepada

sekaligus

menjaga

pemasaran hasil-hasil pangan pada

kelansungan

saat ini merupakan kondisi yang

Dalam era perdagangan bebas dan

kurang

reformasi pemerintahan saat ini, fungsi

kondusif

bagi

produsen

daya

konsumen.

maupun konsumen. Hal ini antara lain

dan

disebabkan karena lemahnya disiplin

negara seperti Departemen Keuangan

dan

untuk

Bank Indonesia, BRI, Bulog, termasuk

menjamin sistem pemasaran yang adil

kebijakan subsidi yang dahulu sangat

dan bertanggung jawab, terbatasnya

berperan dalam menunjang stabilitasi

kemampuan teknis institusi dan pelaku

sistem perberasan, telah mengalami

pemasaran. Penurunan harga pada

deregulasi mengikuti mekanisme pasar

saat panen raya cenderung merugikan

bebas. Kebijakan harga dasar menjadi

petani, sebalilknya pada saat panen

sulit dipertahankan karena pemerintah

raya cenderung merugikan petani,

tidak dapat lagi membiayai pembelian

sebaliknya pada saat tertentu pada

gabah dan operasi pasar dalam jumlah

musim paceklik dan hari-hari besar,

besar dan Bulog tidak lagi memegang

harga

tinggi

hak monopoli. Dalam kondisi demikian

menekan konsumen, tetapi kenaikan

pemerintah harus mengupayakan cara-

harga tersebut sering tidak dinikmati

cara lain untuk menjaga kestabilan

oleh petani produsen.

harga

penegakan

pangan

peraturan

meningkat

Ketujuh,

khususnya

untuk

beras, yang pada saat ini perannya cukup

sentral

dan

lembaga-lembaga

memberikan

insentif

berproduksi kepada petani. Kedelapan,

terbatasnya

aktivitas

kemampuan kelembagaan produksi

konsumsinya

petani karena terbatasnya dukungan

seluruh

teknologi tepat guna, akses kepada

sangat

sarana produksi, serta kemampuan

memperhatikan kestabilan produksi

pemasarannya. Adalah tantangan bagi

maupun harganya. Harga yang relatif

institusi

stabilitas dan dijaga kewajarannya bagi

memberikan kemudahan bagi petani

produsen dan konsumen, akan lebih

dalam menerapkan iptek, memperoleh

memberikan

sarana produksi secara enam tepat,

produksi melibatkan masyarakat,

karena

kewenangan

beli

hingga hampir

pemerintah

kepastian

penghasilan

pelayanan

yang

bertugas

[November 2012]

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

8

dan membina kemampuan manajemen

yang kurang mengapresiasikan sifat

agribisnis serta pemasaran, untuk

usahatani dan resiko yang dihadapi,

meningkatkan

merupakan

memfasilitasi

kinerjanya pengembangan

kendala

bagi

usaha

berkembangnya usahatani. Demikian

dan pendapatan petani secara lebih

pula kurang memadainya prasarana

berhasil guna.

fisik menjadi kendala berkembangnya

Kesembilan, kelembagaan permodalan

yang bagi

terbatasnya

industri hulu dan hilir sebagai wahana

menyediakan

bagi peningkatan pendapatan petani di

usahatani

di

pedesaan.

pedesaan, dan prosedur penyaluran

D. MENINGKATKAN KINERJA

kinerja sektor ini adalah menciptakan

PERTANIAN UNTUK

insentif ekonomi yang menunjang daya

MEMENUHI KECUKUPAN

tarik agribisnis, yaitu operasi yang

PANGAN

terkait

a. Kebijakan Umum

adalah

aktivitas

untuk

menghasilkan dan mendistribusikan

Strategi umum pembangunan pertanian

dengan

memajukan

agribisnis, yaitu membangun secara

input

produksi,

aktivitas

untuk

produksi usaha tani, untuk pengolahan dan pemasaran.

harmonis aspek-aspek: 1) industri hulu

Peningkatan

produk-produk

pertanian yang meliputi perbenihan,

pertanian tidak akan punya arti, jika

input produksi lainnya dan alat mesin

produk-produk yang berlebihan tidak

pertanian ; 2) pertanian primer (on-

dapat dipasarkan dengan baik atau

farm); 3) industri hilir pertanian

memperoleh nilai pemesaran yang

(pengolahan hasil); dan 4) jasa-jasa

wajar.

penunjang yang terkait. Mengingat

Produk-produk yang berlebihan

bahwa pelaku utama agribisnis adalah

itu

petani dan pengusaha, dan tanpa

pemenuhan

adanya insentif pendapatan mereka

hidup para petani beserta keluarganya

akan

kalau

enggan

menekuni

agribisnis,

maka kata kunci dalam meningkatkan

akan

dapat

bermanfaat

bagi

kebutuhan-kebutuhan

produk-produk

itu

dapat

menghasilkan pendapatan para petani

[November 2012]

yang

lebih

meningkat.

pendapatannya sebagai

yang

hasil

9

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

Dengan

ditindak

lanjuti

dengan

Peraturan

meningkat

Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000,

produk-

peranan daerah dalam meningkatkan

penjualan

produknya di pasaran, maka para

ketahanan

petani

menjadi semakin meningkat. Searah

beserta

membelii

keluarganya

dapat

barang-barang

yang

dengan

pangan

di

wilayahnya

pelaksanaan

kebijakan

diperlukan sesuai dengan kebutuhan-

otonomi daerah, pemerintah provinsi

kebutuhannya,

dan pemerintah kabupaten/kota dapat

untuk

baik

barang-barang

kepentingan

maupun

usaha

taninya

barang-barang

kepentingan

hidup

aktif

dalam

upaya

untuk

meningkatkan ketahanan pangan di

bersama

wilayah kerjanya. Partisipasi tersebut

keluarganya.

diharapkan memperhatikan beberapa

Oleh karena itu petani dalam usaha

berperan

meningkatkan

pendapatannya

pendapatan-

selalu

akan

azas berikut ini: 1. Mengembangkan komparatif

keunggulan

yang

dimiliki

berhubungan pula dengan usaha-usaha

masing-masing

perniagaan. Agar supaya para petani

dengan

itu dalam usaha-usaha peningkatan

spesifik yang dimilikinya, serta

hasil-hasil

disesuaikan dengan kondisi sosial

pertaniannya

menderita

kerugiaan

jika

tidak produk-

produknya dipasarkan, maka mereka harus

dibekali

pengetahuan

pula

tentang

dengan perniagaan.

potensi

2. Menerapkan

kebijakan

ketahanan

pangan nasional.

kebijakan

pangan ketahanan

3. Mendorong terjadinya perdagangan

Seiring dengan proses otonomi daerah yang diatur dalam Undang-

2

yang

terbuka dalam arti menselaraskan

mereka dalam dunia usaha adalah

Tentang

sumberdaya

kebijakan

daerah

Undang

sesuai

dan budaya setempat.

Bekal ini jelas harus diberikan karena

produsen.2

daerah

oleh

Nomor

22

Otonomi

Tahun

2000

Daerah

yang

antar daerah. 4. Mendorong terciptanya mekanisme pasar yang berkeadilan. Dengan terciptanya beberapa azas kebijakan ketahanan pangan di

G. Kartasapoetra, Marketing Produk Pertanian

dan Industri, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), h. 9 – 10.

daerah tersebut, beberapa hal yang

perlu

dilakukan

10

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

[November 2012]

oleh

pemerintah

cenderung tetap atau menurun, serta

daerah tersebut diantaranya meliputi:

tingkat produktivitas yang tetap, sudah

1. Pemerintah

perlu

barang tentu akan berakibat bahwa

pentingnya

pendapatan riil petani tanaman pangan

daerah

menyadari

akan

memperhatikan masalah pangan di

secara

wilayahnya.

menurun. Memang keadaan demikian

2. Perlunya apresiasi tentang biaya,

umum

merupakan

akan

gambaran

manfaat, dan dampak terhadap

tingkat

pembangunan wilayah dan nasional

petani tanaman pangan.

program peningkatan ketahanan

tetap

umum

perkembangan

Menghadapi

atau

dari

kehidupan

permasalahan

pangan di daerah kepada para

tersebut,

penentu kebijakan di daerah.

pengembangan teknologi pra panen

3. Pemerintah

daerah

menyusun

perlu

perencanaan

dan

maka

diarahkan

untuk

efisiensi

produksi

strategi untuk menangani masalah

dimaksudkan

ketahanan di daerah.

efisiensi

4. Perlu dikembangkan suatu wahana untuk

saling

tukar

hendaknya

meningkatkan pangan.

dengan

produksi

Yang

peningkatan

pada

dasarnya

adalah:

menukar

1. dengan menggunakan jumlah input

informasi dan pengalaman dalam

yang sama diperoleh hasil produksi

menangani

yang meningkat , atau

masalah

ketahanan

pangan antar pemerintah daerah.

2. tingkat hasil produksi yang sama diperoleh

b. Pengembangan teknologi Seperti

diuraikan

produktivitas khususnya dasawarsa pertumbuhan

di

tanaman padi ini

yang

menggunakan

jumlah input yang lebih sedikit. muka,

Dengan

mengacu

pada

pangan

pengertian efisiensi tersebut, berarti

sekitar

pengembangan teknologi di sini bukan

mengalami

hanya terbatas pada teknologi biofisik

pada tidak

dengan

berarti

yaitu

(hardware),

tetapi

juga

meliputi

sekitar 1,65 % pertahun. Dengan luas

pengembangan kelembagaan produksi

pemilikan lahannya yang semakin

(soft ware).

sempit, harga input yang meningkat,

Secara umum pengembangan

dan harga riil hasil produksi yang

teknologi pra panen diarahkan untuk

[November 2012]

mendukung

program

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

11

intensifikasi,

2) lahan kering (ladang atau sawah

ekstensifikasi dan diversifikasi. Dengan

naungan); 3) lahan rawa (pasang surut

demikian tujuan untuk meningkatkan

dan lebak). Dengan demikian tentu

produktivitas, produksi, efisiensi dan

tekologi

diversifikasi

pengembangan di areal ekstensifikasi

bahan

pangan

dapat

dicapai. Pengembangan teknologi pra produksi

juga

memperhatikan sumberdaya

aspek

alam

dan

dibutuhkan

untuk

ini akan bersifat lokal spesifik.

hendaknya

Kegiatan yang dilakukan dalam

pelestarian

mewujudkan ketahanan pangan adalah

lingkungan

peningkatan ketersediaan pangan di

hidup. Pengembangan teknologi guna meningkatkan

yang

efisiensi

akan

masyarakat,

pengembangan

pengolahan

pangan.

usaha

Ketersediaan

pangan di masyarakat dengan kualitas

mencakup spektrum teknologi yang

dan

sangat luas dari teknologi yang terkait

memberikan ketenangan masyarakat

dengan

pengembangan

dalam beraktivitas apapun. Dengan

sarana produksi (benih, pupuk, dan

keadaan itu maka pemerintah dapat

insektisida),

memenuhi ketersediaan pangan pada

teknologi

teknologi

pengolahan

kuantitas

yang

tingkat

air (irigasi gravitasi, pompa, efisiensi

dengan cukup. Kegiatan ini dilakukan

dan

dengan

air),

teknologi

dan

akan

lahan (traktor), teknologi pengelolaan

konservasi

nasional

baik

mendorong

partisipasi

budidaya (cara tanam, jarak tanam,

masyarakat

pemupukan berimbang, pola tanam,

mewujudkan ketahanan pangan dan

pergiliran

meningkatkan

varietas),

teknologi

pengendalian hama terpadu (PHT). Teknologi

luas

dalam

keanekaragaman

konsumsi pangan masyarakat.

sangat

Deversifikasi produksi pangan

mendukung

merupakan aspek yang sangat penting

pengembangan pertanian pangan di

dalam ketahanan pangan. Diversifikasi

areal

produksi

berperan

pertanian

yang

masyarakat

dalam

pengembangan

baru

pangan

bermanfaat

bagi

(ekstensifikasi). Pengembangan lahan

upaya peningkatan pendapatan petani

pertanian baru, menurut kondisi agro

dan memperkecil resiko berusaha.

ekosistemnya

dibedakan

Diversifikasi produksi pangan secara

menjadi :1) lahan sawah cetakan baru;

langsung ataupun tidak juga akan

dapat

12

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

[November 2012]

mendukung upaya penganekaragaman

dipenuhi sepanjang tahun. Mengingat

pangan yang merupakan salah satu

bahwa

aspek

umumnya cepat rusak, maka aspek

penting

dalam

ketahanan

pangan.

yang

produksi

pertanian

pada

pengolahan dan penyimpanan menjadi

Ada dua bentuk diversifikasi

aspek

dapat

penyediaan pangan secara kontinyu.

dikembangkan

untuk

mendukung ketahanan pangan yaitu: 1. Diversifikasi

horizontal;

mengembangkan

yaitu

usahatani

penting

Produksi

dalam

pangan

upaya

tersebar

menurut kondisi agro ekosistem dan geografinya,

sedangkan

lokasi

komoditas unggulan sebagai “core

konsumen tersebar di seluruh pelosok

of business” serta mengembangkan

tanah air, baik di perkotaan maupun

usahatani

pedesaan. Dengan demikian , aspek

sebagai

komoditas

untu

transportasi dan distribusi pangan

mengoptimalkan

pemanfaatan

menjadi sangat vital dalam rangka

sumberdaya

modal,

penyediaan pangan yang merata bagi

tenaga

usaha

lainnya

pelengkap

alam,

kerja

memperkecil

keluarga terjadinya

dan serta resiko

kegagalan usaha. 2. Diversifikasi

seluruh penduduk Indonesia. Dalam mengatasi permasalahan penyediaan pangan antar waktu dan

regional;

mengembangkan

yaitu

komoditas

antar tempat tersebut, teknologi pasca panen

dapat

berperan

dalam

pertanian unggulan spesifik lokasi

meningkatkan efisiensi baik pada saat

dalam kawasan yang luas menurut

panen, pengolahan hasil, pengemasan,

kesesuaian

agro

teransportasi dan penyimpanan. Yang

demikian

dimaksud efisiensi dalam hal ini

akan mendorong pengembangan

mencakup aspek teknis dan ekonomis.

sentra-sentra produksi pertanian di

Efisiensi

berbagai wilayah serta mendorong

mengurangi

pengembangan perdagangan antar

mempertahankan

wilayah.

memperlancar

ekosistemnya,

kondisi dengan

Produk pangan pada umumnya

teknis

mencakup kehilangan kualitas, arus

upaya hasil, dan

perpindahan

barang. Sedangkan efisiensi ekonomis

mengikuti pola produksi musiman,

berupa

penghematan

sedangkan kebutuhan pangan harus

pengolahan,

biaya

untuk

penyimpanan,

[November 2012]

pengangkutan Dengan

dan

demikian

13

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

pendistribusian. selisih

harga

bernilai tinggi. Pada saat yang sama kegiatan pengolahan tersebut dapat

(disparitas harga) antar wilayah dan

menciptakan

antar waktu diharapkan menjadi lebih

kesempatan kerja di pedesaan. Sebagai

kecil.

contoh ubikayu dapat diolah menjadi Pengembangan teknologi pasca

berbagai

pendapatan

macam

produk

dan

seperti

panen juga mempunyai peran untuk

tapioka, tepung, chips, gaplek, seriping,

pengembangan produk pangan dan

mie

penciptaan nilai tambah bagi bahan

pengolahan sekunder, tapioka atau

pangan.

Dengan

tepung singkong dapat diolah antara

produk,

bahan

pengembangan pangan

yang

mempunyai nilai rendah dapat diolah

ataupun

alkohol.

Melalui

lain menjadi roti, kue lem, bahan kosmetika, dan bahan farmasi.

menjadi berbagai produk olahan yang

E. PENUTUP

iptek

Mengingat

bahwa

pelayanan

untuk

membangun

efisiensi

usaha, nilai tambah dan daya saing

teknologi tepat guna sangat vital bagi

produknya,

peningkatan

meningkatkan pendapatan keluarga

produktivitas,

peningkatan efisiensi, perbaikan mutu

pertanian,

maka

peranan

tujuan

utama

tani di pedesaan.

dan pengingkatan nilai tambah di sektor

dengan

Teknologi pertanian berperan sangat

strategis

di

dalam

lembaga penelitian daerah seperti

peningkatan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

nasional. Teknologi pertanian dapat

(BPTP)

berperan

beserta

lembaga

mitra

ketahanan

upaya

dalam

pangan

meningkatkan

kerjanya yang lain sangat vital dalam

produktivitas pangan, meningkatkan

meningkatkan

diversifikasi

kinerja

sektor

ini.

dalam

jenis

kualitas

Kinerja pelayanan tekologi dituntut

pangan, meningkatkan nilai tambah,

untuk mampu merespon dengan baik

Kesempatan

kebutuhan para petani dan pengusaha,

kelestarian

dalam

agribisnis

lingkungan hidup. Dengan teknologi

yang modern dalam arti mengandalkan

tepat guna efisiensi produksi pangan

mengembangkan

kerja,

dan

sumberdaya

menjaga alam

dan

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

[November 2012]

dapat

ditingkatkan

meningkatkan

daya

sehingga

saing

produk

3) bersifat

transparan,

pelayanan,

internasional.

kesempatan

teknologi

juga

mencakup

aspek

tidak

diskriminatif dalam memberikan

pangan di dalam negeri dan di pasar Pengembangan

14

memberikan kepada

masyarakat

untuk memberikan masukan; dan

rekayasa kelembagaan agribisnis yang

4) membangun komunikasi dan kerja

berdaya saing dan berkelanjutan di

sama yang baik antar pemerintah

pedesaan.

dengan

berbagai

komponen

Pelayanan kepada petani, dalam

masyarakat, untuk dapat saling

era reformasi ini, harus dilaksanakan

mengisi dalam mewujudkan tujuan

dalam koridor pemerintahan yang baik

bersama.

dan bersih, mengikuti prinsip-prinsip: 1) bersifat memberdayakan dalam arti meningkatkan

kemampuan

Untuk itu sistem yang selama ini didisaian untuk pola yang sentralisitik dan

instruktif

disesuaikan

yang

partisipatif.

menganilisis, mengambil keputusan,

kepada

mengambil akses terhadap sumber

Penyesuaian ini memerlukan kemauan,

daya dan sarana produksi, serta

kemampuan intelektual dan komitmen

mengatasi masalah yang dihadapi;

untuk berubah dan harus dimulai dari

2) bersifat

partisipatif

pola

perlu

dalam

lingkungan kita masing-masing, untuk

menghasilkan teknologi tepat guna,

selanjutnya ditularkan kepada mitra

yaitu

kerja dalam kalangan yang lebih luas,

mengikut-sertakan

perencanaan, pemantauan

sejak

pelaksanaan, evaluasi

dan seterusnya.

dan

perbaikan;

DAFTAR PUSTAKA Buckle, K.A, et al, Food Science, diterj. Oleh Hari Purnomo dengan judul “Ilmu Pangan”, Jakarta : UI. Press, 1987.

Hanani, Nuhfil, et al, Strategi Pembangunan Pertanian : Sebuah Pemikiran Baru, Yogyakarta: Lappera, 2003. Kartasapoetra, G, Marketing Produk Pertanian dan Industri, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992.

[November 2012]

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta : LP3ES, 1991.

15

Siagian, Renville, Pengantar Manajemen Agribisnis, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003.