THE EFFECT OF CROSSES HAMSTER CAMPBELL NORMAL WITH HAMSTER CAMPBELL ALBINO AND PARENT AGE WHEN MATED TO THE APPEARANCE OF CHILDRENS PRODUCTION Sugiharto1), N. Cholis2) dan M. Nur Ihsan2) 1) 2)
Student at Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University Lecturer at Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University
ABSTRACT Research has been conducted to determine the effect of crosses hamster Campbell Normal with hamster Campbell Albino and parent age when mated to the appearance of childrens productionat people's livestock production subsidiary in Singosari Kab. Malang. The material used is 64 hamsters were divided into 2 treatment and 2 parent age group. Variables measured were litter size, mean birth weight and child coat color dominance. The results showed that the age of the parent not significant (P> 0.05) on litter size, and also both treatment not significant (P> 0.05) on mean birth weight. Children colored hamster Campbell Normal dominate the overall number of children born. Keywords: Campbell Hamsters, Litter size, birth weight
PENGARUH PERSILANGAN HAMSTER CAMPBELL NORMAL DENGAN HAMSTER CAMPBELL ALBINO DAN UMUR INDUK SAAT DIKAWINKAN TERHADAP PENAMPILAN SIFAT – SIFAT PRODUKSI ANAK Sugiharto1), N. Cholis2) dan M. Nur Ihsan2) 1) 2)
Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Dosen fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh persilangan hamster Campbell normal dengan hamster Campbell Albino dan umur induk saat dikawinkan terhadap penampilan sifat – sifat produksi anak di peternakan rakyat Kec. Singosari Kab. Malang. Bahan yang digunakan adalah 64 hamster dibagi menjadi 2 perlakuan dan 2 kelompok umur induk. Variabel yang diukur adalah litter size, rataan berat lahir rata-rata, mortalitas dan dominasi warna bulu anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur induk tidak berpengaruh nyata (P> 0,05) pada Litter size, rataan bobot lahir dan mortalitas. Warna hamster Campbell normal mendominasi jumlah keseluruhan anak yang dilahirkan. Kata kunci: Hamster Campbell, Litter size, Bobot lahir
yang lebih berani "galak" karena tidak
PENDAHULUAN Hamster Campbell merupakan salah satu jenis hamster yang banyak diminati oleh para penggemar hamster. Hamster Campbell memiliki keunggulan dewasa kelamin lebih cepat dibandingkan jenis hamster
lainnya.
Popularitas
Campbell
masih
tergolong
kalangan
para
penggemar
Ketersediaannya
dipasaran
hamster tinggi
di
hamster.
juga
cukup
banyak, baik di petshop, breeder, maupun pedagang kaki lima. Hamster campbell juga digunakan
sebagai
hewan
kesayangan
karena keunikan yang dimilikinya dan menjadi pilihan yang sesuai bagi peternak maupun konsumen sebagai salah satu usaha di bidang peternakan ( Sadgala, 2010). Habitat asli hamster Campbell adalah
jarang menggigit tangan kita (Yoga, 2013). Sartika
dan
Diwyanto
(1986)
menyatakan bahwa induk yang berbobot badan besar akan menghasilkan litter size yang lebih rendah dari pada induk yang berbobot badan sedang) karena induk yang berbobot badan besar diduga dari litter size yang kecil sehingga menghasilkan litter size yang kecil pula. Herman (1989) menyatakan bahwa jumlah litter size juga berpengaruh terhadap bobot hidup dan rataan bobot lahir. Menurut
Setiadi,
Sutama
dan
Budiarsana (1997), jumlah anak sekelahiran cenderung meningkat dengan meningkatnya umur
induk.
disebabkan
Peningkatan bertambah
mekanisme
hormonal
dewasanya
induk.
tersebut sempurnnya
dengan
Menurut
semakin Sembiring
padang rumput, padang pasir dan semi
(2008)
gurun, lebih dapat ditemukan hidup pada
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
tanah dengan substrat lebih kuat daripada
jumlah anak yang lahir mempengaruhi berat
Roborovski.
hidup
anak, pengaruh jenis kelamin (umumnya
dilingkungan yang bersuhu 25-26 OC dengan
jenis kelamin jantan lebih berat daripada
kelembapan sekitar 70-75 % ini dikarenakan
betina), breed, induk dan pejantan, makanan
hamster tidak suka keadaan berair, panas
dan umur induk. Bayi hamster berukuran
dan
Campbell ini
kecil dengan berat sekitar 3 gram per ekor
merupakan hamster yang paling banyak
(Anonim, 2009). Berat lahir seekor hamster
mempunyai variasi warna dan tipe bulu,
adalah 2-4 gram (Anonim, 2010b). Menurut
dimana hamster campbell ini termasuk
Whysnu, (2011) rataan bobot lahir pada
dalam kelas hamster mini yang mempunyai
hamster campbell berkisar antara 1,38 ±
ukuran 9 - 12cm. Karakter dari hamster
0,123 gram sampai 1,75 ± 0,224 gram.
Hamster
berangin.
Campbell
Hamster
campbell ini yang menonjol adalah sifatnya
Bobot
lahir
dari
anak
juga
Warna, pola warna dan tipe bulu
ekor umur 6 bulan dengan bobot badan
merupakan sifat kualitatif, yaitu suatu sifat
antara 50 – 55 g dan hamster campbell
yang dipengaruhi oleh satu atau beberapa
normal betina umur 4 bulan sebanyak 8
pasangan gen yang bersifat non-aditif serta
ekor, umur 5 bulan sebanyak 8 ekor dengan
sedikit sekali dipengaruhi oleh lingkungan
bobot badan masing – masing antara 30 – 35
(Noor,1998), sedangkan Warwick dkk.,
g. Hamster campbell albino betina umur 4
(1995) menyatakan bahwa, sifat ini dapat
bulan sebanyak 8 ekor, umur 5 bulan
diklasifiasikan
sebanyak 8 ekor dengan bobot badan masing
dalam
satu
atau
lebih
kelompok yang memiliki perbedaan yang
– masing 30 – 35 g.
jelas antara satu sama lain.
Pakan
berupa
campuran
millet
sifat
merah, millet putih dan biji bunga matahari
merupakan akibat dari pengaruh lingkungan
serta pakan tambahan berupa sayuran (Sawi
atau
hijau dan kangkung), kacang hijau yang
Korelasi
dapat
diantara
diakibatkan
sifat
oleh
–
pengaruh
genetic. Korelasi ini dapat positif apabila
sudah
satu sifat meningkat dan sifat lain juga
kandang
meningkat, sebaliknya juga dapat negative
digunakan adalah serbuk kayu sisa dari
(Warwick,
serutan kayu.
dkk,
1995)
Penelitian
ini
direndam hamster.
Metode
diharapakan dapat mengetahui seberapa jauh
air
Alas
yang
kandang
Alas yang
digunakan
dalam
dengan
metode
pengaruh persilangan Hamster campbell
penelitian
Normal dengan Hamster Campbell Albino
percobaan dan data dianalisis menggunakan
dan umur induk saat dikawinkan terhadap
Sidik
penampilan produksinya.
dilakukan
dengan
perlakuan
di
ini
dilaksanakan
di
peternakan rakyat milik saudara Andrianto RT.05
RW.03
Candirenggo
adalah
Ragam
Tersarang. 2
Percobaan
perlakuan,
kelompokkan
setiap
menjadi
2
kelompok umur dengan 8 kali ulangan atau
MATERI DAN METODE Penelitian
ini
(kecambah).
No.255
Kelurahan
Kecamatan
Singosari
Kabupaten Malang Penelitian berlangsung selama 2 bulan pada bulan Mei sampai bulan Juli 2013. Materi yang digunakan adalah Hamster campbell normal jantan 32
blok, adapun perlakuan yang dicobakan sebagai berikut: •
P1.
Perlakuan
1
hamster
Campbell
dengan
hamster
Normal.
persilangan Normal Campbell
•
P2.
Perlakuan
2
persilangan
Jumlah Anak per Kelahiran (Litter size)
hamster Campbell Panda dengan • •
Berdasarkan hasil penelitian pada
hamster Campbell Normal.
penampilan produksi hamster Campbell
U1 tersarang pada perlakuan 1.
hasil perkawinan dengan umur induk yang
Umur induk 4 bulan.
berbeda diperoleh hasil pengamatan disetiap
U2 tersarang pada perlakuan 2.
perlakuan terhadap litter size yang dapat
Umur induk 5 bulan
dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai Litter Size Pada Anak Hamster Campbell
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perlakuan
Suhu dan Kelembaban
P1 Rataan suhu pada pagi hari dalah P2
25,62 °C dan pada sore hari 23,76 °C,
Umur U1 U2 U1 U2
Litter Size 4,75 ± 1,67 5,63 ± 1,06 5,25 ± 2,55 5,50 ± 1,07
sedangkan kelembaban pada pagi hari Data dan hasil analisis ragam liiter
adalah 79,32 % dan sore hari 72,63 %. Menurut Yoga (2013), hamster Campbell hidup di lingkungan yang bersuhu 25-26 °C dengan kelembaban sekitar 70-75 % ini dikarenakan hamster tidak suka keadaan berair, panas dan berangin. Lokasi penelitian ini sudah cukup sesuai sebagai habitat dari hamster Campbell hal ini ditandai dengan
size
nafsu
dengan
dilihat pada Lampiran 1. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa umur induk tidak
memberikan
perbedaan
pengaruh
(P>0,05) terhadap litter size pada hamster Campbell. Hasil
penelitian
pada
Tabel
2.
Diperoleh litter size hamster Campbell pada
bereproduksi dengan optimal ( jumlah rata-
perlakuan 1 dengan umur induk 4 bulan
rata anak 4-5 ekor per induk) dan jumlah
diperoleh
hamster yang mati hanya sedikit, kematian
ekor/induk sedangkan pada umur induk 5
ini
manajemen
bulan
baik
tapi
ekor/induk. Data litter size pada perlakuan 2
hewan
dengan umur induk 4 bulan diperoleh data
memakan
sebanyak 5,25±2,55 ekor/induk sedangkan
berasal
dari
yang
kurang
pemeliharaan kematian
ini
predator
yaitu
hamster.
baik,
Campbell
mampu
bukan
makannya
hamster
perlakuan perbedaan umur induk dapat
hamster di lokasi penelitian tidak mengalami stres,
pada
disebabkan kucing
oleh
yang
litter
data
size
sebanyak
sebanyak
4,75±1,67
5,63±1,06
pada umur induk 5 bulan sebesar 5,50±1,07
ekor/induk. Hasil penelitian ini hampir sama
Campbell tidak mempengaruhi litter size
dengan hasil penelitian Wibowo (2010),
pada hamster Campell. Hal ini dikarenakan
litter size pada hamster Campbell sebesar
warna bulu merupakan sifat kualitatif yang
5,33 ekor/induk dan Wildan (2011) yang
tidak
melaporkan litter size hamster Campbell
produksi.
sebesar 5,85+1,81 ekor/induk tetapi lebih rendah dari penelitian Satoh, Nishida, Aredonk and Lende (1997) dan Pratt and Lisk (1989) yang menyatakan litter size Golden hamster masing-masing sebanyak 11,3
dan
11,2+0,6
ekor/induk,
serta
Anonimous (2009), litter size Golden Syrian hamster sebanyak 11-12 ekor/induk.
berhubungan
parameter
Jumlah sel telur yang diovulasikan dan dibuahi serta berkembang menjadi anak sampai lahir tergantung pada kondisi induk, umur induk, kualitas pakan dan bangsa. Kualitas pakan yang baik menentukan jumlah sel telur yang dihasilkan dalam satu proses ovulasi serta kondisi uterus untuk menyediakan
Data diatas secara analisis tidak ada
dengan
kebuntingan
makanan (Santoso,
anak
selama
2000).
Menurut
perbedaan litter size pada umur induk 4
Sanford and Woodgate (1979) menyatakan
dengan
terdapat
bahwa ada dua faktor utama mempengaruhi
kecenderungan litter size pada umur induk 5
jumlah anak dalam setiap kelahiran, yaitu
bulan lebih tinggi daripada induk umur 4
faktor keturunan dan faktor lingkungan.
bulan, hal ini sesuai pendapat Vallet,
Faktor lingkungan hanya mempengaruhi
Freking, Miles, Nienaber and Brown-Brandl
betinanya saja, sedangkan faktor keturunan
(2009) yang mengemukakan bahwa litter
mempengaruhi secara bersama-sama oleh
size
pejantan
5
adalah
bulan
jumlah
tetapi
total
anak
yang
dilahirkan sekelahiran dari setiap induk hamster. Litter size ditentukan oleh tiga faktor yaitu: jumlah sel telur yang dihasilkan
dan
betina
karena
eratnya
hubungan dengan genetik anak. Bobot lahir
setiap birahi dan ovulasi, fertilisasi dan
Data penampilan produksi hamster
kondisi selama masa kebuntingan. Ketiga
Campbell hasil perkawinan berdasarkan
faktor tersebut tergantung dari umur induk,
jenis warna bulu dan umur induk pada
berat badan induk, pejantan, lingkungan dan
hamster Campbell yang digunakan terhadap
genetik.
bobot lahir yang dapat dilihat pada Tabel 3
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis warna bulu pada hamster
dibawah ini :
Tabel 3. Nilai Rataan Bobot Lahir Pada Anak Hamster Campbell Perlakuan
Umur U1 U2 U1 U2
P1 P2
lahir anak dari induk umur 4 bulan lebih besar dibandingkan bobot lahir anak dari
Bobot lahir rata-rata 1,47 ± 0,22 1,36 ± 0,44 1,46 ± 0,25 1,67 ± 0,11
Data dan hasil analisis ragam bobot lahir
pada
hamster
Campbell
dengan
perlakuan perbedaan umur induk pada persilangan
hamster
Campbell
albino
dengan hamster Campbell normal dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa umur induk hamster
tidak
memberikan
pengaruh
(P>0,05) terhadap bobot lahir anak hamster Campbell.
Perbedaan
bobot
lahir
ini
disebabkan karena litter size yang berbeda. Rata-rata
bobot
lahir
anakan
hamster
Campbell hasil perkawinan dengan umur induk yang berbeda dapat dilihat pada Tabel
induk umur 5 bulan, hal ini disebabkan karena litter size pada induk 5 bulan lebih tinggi dibanding induk umur 4 bulan sehingga anak yang lahir memiliki bobot lahir yang lebih rendah. Data diatas dapat dikatakan bahwa bobot lahir pada perlakuan 1 maupun perlakuan 2 termasuk kategori sedang, hal ini sependapat dengan Smith dan Soesanto (1988) yang menyatakan bahwa anak hamster yang memiliki bobot lahir berkisar antara 1-1,5 gram/ekor termasuk kategori kecil, untuk bobot lahir 1,5-2 gram/ekor termasuk kategori sedang, dan untuk bobot lahir 2-3 gram/ekor termasuk kategori tinggi. Hasil penelitian ini hampir sama dari hasil penelitian Wibowo (2010) bobot lahir hamster Campbell sebesar 1,75±0,244 gram/ekor. Edwards, Charlotte, Paul,
3.
Robert
and
Katherine
menyatakan bobot lahir
(1998),
hamster Syrian
Data hasil penelitian pada Tabel 3.
sebesar 1,62±0,06 gram/ekor dan lebih
Diperoleh bobot lahir individu hamster
rendah dari penelitian Arington, Taylor,
Campbell pada perlakuan 1 dari induk umur
Ammerman and Shirley (1995), bobot lahir
4
hamster rata-rata 2,4 gram/ekor.
bulan
sebesar
1,47±0,22
gram/ekor
sedangkan pada induk umur 5 bulan sebesar 1,36±0,44 gram/ekor. Data bobot lahir pada perlakuan 2 pada induk umur 4 bulan diperoleh data sebesar 1,46±0,25 gram/ekor sedangkan pada induk umur 5 bulan sebesar 1,67±0,11 gram/ekor. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan 1 bobot
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot lahir pada anak hamster Campbell dari induk umur 5 bulan lebih tinggi daripada anak dari induk 4 bulan. Perbedaan ini disebabkan karena litter size dan umur induk yang berbeda. Induk dengan umur yang
lebih tua akan mempunyai bobot lahir yang
warna bulunnya saja. Brahmantiyo (2008)
tinggi kaitannya dengan kematangan organ
menyatakakan induk yang diberi pakan
reproduksinya. Penyebabnya karena umur
bermutu rendah akan menghasilkan anak
induk mempengaruhi derajat perkembangan
yang kecil, lemah dan mudah mati. Bangsa
uterus
uterus.
kelinci yang besar akan menghasilkan anak
Perkembangan anak babi di dalam uterus
yang relatif besar, demikian pula sebaliknya.
dan
dibatasi
oleh
vaskularitas
kapasitas
plasenta
yang
berfungsi untuk mengangkut makanan dari induk ke fetus, apabila plasenta kecil akan mengakibatkan kematian fetus, dan induk akan melahirkan anak dengan bobot yang rendah (Thompson, Gill and Varley, 2004). Bobot
lahir
dipengaruhi
oleh
genetik,
bangsa, paritas, jenis kelamin, jumlah anak dalam kandungan dan pakan. Brahmantiyo, Raharjo, Savitri dan Duldjaman (2009), mengemukakan bahwa jumlah anak yang tinggi menghasilkan bobot individu lebih rendah, di mana korelasi antara jumlah anak perkelahiran
dengan
bobot
lahir
pada
hamster Campbell sebesar 0,92 (Wibowo, 2010).
Warna bulu anak hamster Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan pertama menghasilkan anak dengan keturunan yang berwarna normal (coklat dengan garis hitam ditengah) dengan persentase 100 %. Anak pada perlakuan kedua
menunjukkan
persentase
warna
menurun Albino 35,71 % dan normal 64,29 % (untuk umur induk 4 bulan). Sedangkan untuk umur induk 5 bulan menghasilkan anak dengan persentase Albino 29,55% dan normal 70,45%. Kebanyakan warna bulu anak hamster cenderung memiliki warna bulu yang sama dengan pejantannya yakni warna coklat (normal). Sementara anak hamster yang berwarna albino jumlahnya
jenis
hanya sedikit. Gen dominan adalah gen yang
warna bulu pada hamster Campbell tidak
kuat dan mampu menonjolkan fitur pada
memberikan pengaruh terhadap bobot lahir
organisme. Gen dominan merupakan gen
hamster
maupun
yang mengontrol penampakan individu.(
warna
Anonim, 2013). Apabila gen dominan
hamster merupakan sifat kualitiatif dan
disilangkan dengan gen resesif, sifat yang
dipengaruhi oleh pasangan gen sederhana
muncul adalah sifat gen dominannya. Bila
serta tidak berhubungan dengan produksi
ingin memunculkan sifat resesif, harus dari
(Rusfida, 2006), selain itu hamster yang
pasangan yang mempunyai gen resesif
digunakan juga sama tetapi berbeda pada
semua.
Hasil
kumulatif.
analisis
baik
secara
menunjukkan
individu
Penyebabnya
karena
Campbell dengan kode gen Mo dan Si
2. Umur induk saat dikawinkan tidak
( mottled dan paltinum ), dikenal memiliki
memberikan pengaruh terhadap litter
karakter gen yang dominan, sementara yang
size, bobot lahir dan warna bulu
lain resesif. Artinya, untuk mendapatkan
anakan hamster.
anak hamster yang memiliki corak/pola (tidak polos), cukup salah satu dari ayah atau ibunya yang dominan. Gen resesif
DAFTAR PUSTAKA Anonim.
adalah gen yang lemah. Gen ini tidak akan menonjolkan
cirinya
apabila
bertemu
dengan gen dominan. Gen resesif dapat memperlihatkan cirinya apabila bertemu dengan gen dominan. Gen resesif hanya muncul jika bertemu dengan pasangan gen resesif yang sama. Gen Albino merupakan
Anonim.2010b.Hamster.http://diki31jan.wor dpress.com. Diakses 13 April 2013. Anonim. 2013. Pengertian Gen Dominan, Resesif,Lethal,Gen Stabil or Murni dan Gen Warna Overlapping.http://www.hamster.w
gen yang unik di antara gen resesif
eb.id/ /2013/05/pengertian-gendominanresesiflethalgen.html#sthash. TCT9qRZy.dpuf. Diakses 4
Campbell. Itu berarti bahwa setiap hamster yang memiliki dua gen albino (satu dari setiap orangtua) akan selalu albino dalam
2009. Kematian Hamster. http://hammieshop.com. Diakses pada tanggal 15 April 2013
Oktober 2013.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Brahmantiyo, B, YC. Raharjo, ND. Savitri dan M. Duldjaman, 2009. Karakteristik Reproduksi Kelinci Rex, Satin dan Reza. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, 13-14 Agustus 2009. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Departemen Pertanian
dapat disimpulkan bahwa:
Herman,
warna. Dengan demikian, tidak ada warna dikombinasikan dengan albino (Anonim, 2013). KESIMPULAN
1. Persilangan hamster Campbell normal dengan hamster Campbell albino tidak memberikan pengaruh terhadap litter size dan bobot lahir anakan tetapi
warna
bulu
induk
dapat
dijadikan dugaan dominasi warna pada anakan hamster.
R. 1989. Produksi Kelinci. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Noor, R. R. 1998. Pewarisan Sifat Pada Kucing. Seminar Cat Fancy Indonesia. Safari Garden Hotel Cipayung, Bogor. Pratt, N. C and R. D. Lisk. 1989. Effects of social stress during early pregnancy on litter size and sex ratio in the golden hamster
(Mesocricetus auratus). J Reprod Fert (1989) 87. 763-769.
Setiadi, B., I-K. Sutama Dan I.G.M. Budiarsana. 1997. Efisiensi
Rusfidra, A. 2006. Manfaat Heritabilitas dalam Pemuliaan Ternak.. http:www.bung_hatta.info. Diakses 15 Oktober 2013. Sadgala,
Y. 2010. Merawat Hamster. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sanford, J.P and Woodgate., 1979. Domestic Rabbit. Third Edition. Chairman The British Rabbit Comercial Association. London. Santoso, S., 2000. Studi Litter Size pada Kelinci dengan Perbaikan Manajemen. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sartika,
T dan K. Dwiyanto. 1986. Produktifitas kelinci lokal : Litter size, pertumbuhan, mortalitas dan kondisi induk. Ilmu dan Perternakan. 2 (3): 117-122.
Satoh, M., A. Nishida., J. A. van Arendonk and T. van der Lende., 1997. Benefit of Multiple Trait Selection to Increase Reproductive Traits: Experimental Evidence from Golden Hamsters. J Animal Science, 75:3103-3113. Sembiring, D. L. 2008. Pengaruh Frekuensi Perkawinan
dan
Sex
Ratio
Terhadap Litter Size, Bobot Lahir, Mortalitas, Selama Menyusui dan Bobot
Sapih
Pada
Kelinci
Persilangan. Skripsi. Departemen Peternakan. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Reproduksi dan Produksi kambing PE pada berbagai tatalaksana perkawinaan. JITV. 2:233 Smith,
J.B dan Soesanto, M. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Universitas Indonesia. Jakarta.
Stansfield, W. D. 1983. Schaum’s Outline of Theory and Problems of Genetics. Second Edition. Mc Graw Hill Inc. New York Warwick, E. J., J. M. Astuti dan W. Hardjosubroto. 1995. Pemuliaan Ternak. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Whysnu, P. H. W. 2011. Korelasi Antara Jumlah Anak Perkelahiran dengan Bobot Lahir Pada Hamster Campbell (Phodopus campbelli). Skripsi. Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang. Wibowo, W.P.H., 2010. Korelasi Antara Jumlah Anak Perkelahiran Dengan Bobot Lahir Pada Hamster Campbell. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang. Yoga, A. S. 2013. Sejarah Hamster Campbell.http://hamster /Yoga%20Hammy%. Diakses 13 April 2013.