Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
26
RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAH TAHU NIGARIN SEMI OTOMATIS (BAGIAN: PENEKAN)
Riswan Eko Wahyu Susanto dan Syariif Al Ma’sum Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin - Politeknik Kediri. Abstrak Mesin Penekan Tahu merupakan salah satu peralatan dalam proses pengolahan tahu. Mesin yang selama ini digunakan masih menggunakan tenaga manual. Oleh sebab itu perlu adanya pengembangan teknologi dengan melakukan rancang bangun mesin penekan tahu dengan sistem semi otomatis. Dalam rancang bangun mesin penekan tahu dengan sistem semi otomatis ini terdapat beberapa langkah perencanaan yaitu berupa: pencarian data, pengolahan data, pembuatan desain, perancangan mesin, perhitungan mesin, pembuatan mesin, uji coba, dan penulisan laporan. Berdasarkan perancangan mesin ini, didapatkan hasil berupa diameter masing-masing piston 25 mm, kebutuhann udara untuk piston 0,49 liter/min. Dari hasil pembuatan didapatkan biaya produksi Rp. 2.307.000,-/unit dan harga jual Rp. 3.375.222,-/unit serta Break Event Point dapat terpenuhi dalam 34 kali pengoperasian. Kata Kunci: Mesin Pres Pneumatik, Tahu Nigarin Semi Otomatis. PENDAHULUAN
daerah
yang
menjadikan
tahu
sebagai
komoditi perdagangan dan ciri khas daerah. Di Latar Belakang
daerah Kediri pengolahan tahu masih banyak
Protein merupakan zat yang berfungsi menggunakan peralatan manual. sebagai regenerasi sel yang rusak dalam tubuh
Proses
pengolahan
tahu
diawali
dan merupakan zat yang sangat dibutuhkan dengan merendam kedelai selama 4-5 jam. tubuh
manusia.
Protein
tersebut
dapat Setelah proses perendaman kemudian masuk
diperoleh dari beberapa sumber makanan ke proses penggilingan. Kedelai yang sudah diantara makanan yang mengandung susu, digiling kemudian dimasak dalam tungku telur, dan kedelai. Kedelai dapat diolah yang menggunakan kayu sebagai bahan bakar menjadi produk makanan seperti susu sari utamanya. Ketika kedelai sudah mendidih lalu kedelai, tempe, dan tahu (tahu putih, tahu dilanjutkan dengan proses penyaringan ampas kuning, tahu nigarin, dan lain-lain). Selama ini dengan kulitnya. Tahap selanjutnya yaitu masyarakat mengenal tahu sebagai makanan memasukkan larutan cuka ke dalam cairan sari yang memiliki tingkat protein yang tinggi, kedelai agar terjadi proses penggumpalan. bahkan di beberapa daerah tahu menjadi Proses
penggumpalan
bertujuan
untuk
makanan yang khas sebagai oleh-oleh daerah memisahkan sari kedelai dengan air. Proses tersebut. Kediri merupakan salah satu contoh selanjutnya yaitu penekanan yang bertujuan ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
27
untuk menghilangkan kandungan air yang 3.
Kapasitas maksimal kedelai yang diolah
masih tersisa. Dari beberapa proses tersebut
pada mesin pengolah tahu nigarin semi
terdapat salah satu komponen yang perlu
otomatis ini sebesar 2 kg.
dilakukan
pengembangan
yaitu
pada
komponen penekan tahu manual dirubah Tujuan menjadi
semi
otomatis
dengan
sistem
pneumatik.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan laporan akhir ini yaitu: ”Dapat
Dari deskripsi di atas maka Penulis merancang bangun mesin pengolah tahu akan merancang bangun mesin penekan tahu nigarin semi otomatis (bagian penekan).” dengan sistem semi otomatis agar proses produksi dari tahu ini tidak menggunakan TINJAUAN PUSTAKA tenaga manusia sehingga kualitas produk yang dihasilkan semakin baik.
Mesin penekan tahu nigarin yang ada di pasaran masih manual. Mesin manual memiliki
Rumusan Masalah
kelebihan
dan
kekurangan.
Kelebihan dari mesin manual yaitu tekanan
Berdasarkan latar belakang diatas, yang diberikan bisa disesuaikan dengan maka didapatkan rumusan masalah yaitu: kebutuhan. Sedangkan kekurangannya yaitu “Bagaimana rancang bangun mesin pengolah dari segi keefektifan yang kurang. tahu
nigarin
semi
otomatis
(Bagian:
Penekan)?”. Batasan Masalah Pada laporan akhir ini batasan masalah yang diambil sebagai berikut: 1.
Ruang lingkup: a.
Hanya membahas tentang rancang bangun mesin penekan pada mesin pengolah tahu nigarin semi otomatis.
b.
Hanya membahas tentang estimasi biaya mesin penekan pada mesin
2.
Gambar 1. Mesin Penekan Tahu Nigarin Sumber: Tan Martin, et al., 2015 pengolah tahu nigarin semi otomatis. Sistem Pneumatik Batasan Masalah: a.
Tidak membahas tentang mesin-
Sistem pneumatik adalah suatu sistem
mesin lain (mesin penggiling kedelai, pemindahan daya dari suatu tempat ke tempat mesin pemasak sari kedelai, mesin lainnya dimana daya yang diperlukan pengiris, dan mesin pendorong) pada memanfaatkan udara (gas) bertekanan dan pengaturannya menggunakan mesin pengolah tahu nigarin semi untuk otomatis. b.
komponen masukan dan komponen kontrol
Tidak membahas tentang perawatan (Subardjah, 2012). Secara umum udara yang dihisap oleh mesin penekan pada mesin pengolah tahu nigarin kapasitas semi otomatis. kompresor, akan disimpan dalam suatu tabung
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
28
penampung. Sebelum digunakan udara dari Kompressor dilengkapi dengan tabung untuk kompresor diolah agar menjadikering, dan menyimpan udara bertekanan, sehingga udara mengandung sedikit pelumas. Setelah melalui dapat mencapai jumlah dan tekanan yang regulator
udara
dapatdigunakan diperlukan.
menggerakkan
working c.
element(aktuator/elemen
penggerak),
baik
Penggerak Kompresor Kompresor secara umumnya digerakkan
berupa piston-silinderyang bergerak translasi, oleh motor listrik, tapi kadang-kadang juga maupun motor pneumatik yang bergerak oleh motor bakar (diesel). rotasi (Wirawan et al, 2008).
d. Tangki Penyimpan
Komponen Sistem Pneumatik
Tangki
penyimpan
berfungsi
Sistem pneumatik terdiri dari beberapa menyimpan udara bertekanan dan menjaga komponen
yang
dikelompokkan
menjadi agar tekanan udara yang akan digunakan pada
empat zona, yaitu pressure element, signal rangkaian pneumatik tetap konstan dan stabil element, control element, working element. Dan (Jatmiko, 2008). setiap
kelompok
terdiri
dari
beberapa e.
komponen. Pressure element terdiri dari unit pembangkit
tekanan.
Signal
element
Penyiapan Udara Tekan Partikel-partikel yang terdapat pada
dan saluran perpipaan, mulai unit pembangkit
controlelement berupa katup (valve). Working hingga rangkaian pneumatik, yang dapat element merupakan elemen penggerak berupa mengakibatkan gangguan pada kerja elemen piston-silinderatau motor.
a.
penggerak, harus dipisahkan dari udara tekan.
Gambar 2. Zona Sistem Pneumatik Sumber: Penulis (2013) Unit Pembangkit Tekanan
Gambar 3. Gambar Aktual Air Service Unit Sumber:www.esska-tech.co.uk (2013) f. Katup Melalui katup akan dapat dilakukan
Unit pembangkit tekanan merupakan pengaturan terhadap awal dan akhir gerakan, bagian yang berfungsi sebagai penyuplai arah, besar tekanan dan volume aliran, udara
bertekanan
pneumatik.
Alat
komponen kecepatan dan gaya dorong dari pistondigunakan untuk silinder atau motor. Katup dapat dibagi
menuju
yang
menyuplai udara bertekanan yaitu kompresor. menurut fungsinya menjadi (Jatmiko, 2008): 1. Katup Kontrol Arah b. Kompresor Kompresor
berfungsi
untuk
(DirectionalControlValve/DCV).
udara 2. Katup Kontrol Aliran (FtowControlVatve/FCV). menghisap dan
membangkitkan/menghasilkan bertekanan
dengan
cara
kemudian 3. Katup Satu Arah (CheckValve). disimpan di dalam tangki udara kempa untuk 4. Katup Kontrol Tekanan memampatkan
udara
tersebut
disuplai kepada pemakai (sistem pneumatik). ISSN 2252-4444
(PressureReliefValve/PRV).
Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
g.
Katup Kontrol Arah
29
2. Katup Pembuangan Cepat (Quick Exhaust
Katup ini mengendalikan mengalir atau
Valve).
tertutupnya aliran dari udara tekan. Jenis-jenis 3. Katup Berganti (ShutlleValve Atau OR-Gate). katup kontrol arah(Jatmiko, 2008): 1.
Katup Kontrol Arah 2/2 (2/2-DCV).
2.
Katup Kontrol Arah 3/2 (3/2-DCV).
3.
Katup Kontrol Arah 4/2 dan 5/2 (4/2- dan
4. Katup Dua Tekanan (Two Pressure Valve atau AND-Gate). k. Katup Kontrol Tekanan (Pressure Relief Valve/PRV)
5/2-DCV). 4.
Katup tekanan yang paling penting
Katup Kontrol Arah 4/3 dan 5/3 (4/3- dan adalah
katup
pengatur
5/3-DCV).
tekanan/pressureregulatingvalve
(katup
5.
Katup Penunda Waktu (Time Delay Valve).
pereduksi tekanan, katup penurun tekanan),
6.
Pengontrolan Signal Pulsa.
katup pembatas tekanan (pressure relief valve),
h. Katup Pengontrol Aliran (Flow Control dan katup urutan/katup sequens (squence valve) Valve)
(Jatmiko, 2012).
Melalui
pengaturan
(penyempitan)
penampang aliran pada katup kontrol aliran ini, akan befungsi mengontrol banyaknya aliran udara tekan masuk, yang mendorong Gambar 5. Aktual Katup Pengatur Tekanan Sumber: www.festo-didactic.com (2013)
piston-silinder atau motor (pengaturan aliran masuk/metering-in) atau banyak aliran udara tekan keluar, yang keluar dari piston-silinder atau motor (pengaturan aliran keluar/meteringout)(Jatmiko, 2008). i.
Katup Pengontrol Aliran Satu Arah (One Way Flow Control Valve) Katup ini mengatur banyaknya aliran
udara tekan hanya pada satu arah, sedang pada arah lain aliran udara tekan bebas. Guna pengaturan kecepatan piston-silinder, katup
Katup pengatur tekanan ini, mengatur tekanan kerja sesuai yang diinginkan dan konstan, walaupun tekanan masuknya lebih tinggi.
Pada
dinamakan
air
service
pengontrol
unit,
katup
tekanan.
ini
Melalui
pengaturan katup jenis ini, dalam suatu rangkaian, gaya dorong piston dapat diubah sesuai keinginan (Jatmiko, 2012).
ini digunakan dalam rangkaian.
2
3 12
Gambar 4. Simbol One Way Flow Control Valve Sumber: Jatmiko (2012) j.
Katup Satu Arah (Non Return Valve)
l.
1
Gambar 6. SimbolSquenceValve Sumber:Wirawanet al(2008) Elemen Penggerak
Katup satu arah ini, berfungsi Elemen penggerak mengubah energi menutup aliran pada satu arah dan pada arah pneumatik (energitekanan) menjadi energi sebaliknya dapat mengalir. Yang termasuk gerak (energi mekanik), baik gerakan translasi jenis katup ini adalah (Jatmiko, 2012):
maupun
1. Katup Satu Arah Langsung (CheckValve).
penggerak pneumatik adalah piston-silinder,
ISSN 2252-4444
gerakan
rotasi.
Jenis
elemen
Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
motor
pneumatik,
dan
motor
ayun
30
Sumber: Jatmiko (2012)
(swingmotor). m. Piston-Silinder Pneumatik
2. Piston-Silinder Kerja Ganda (Double Acting
Piston-silinder pneumatik mengubah
Cylinder/DAC).
energi pneumatik menjadi energi mekanik.
Pada DAC, kedua sisi piston dapat diberi
Energi
udara
mekanik
menghasilkan
ini
gerakan
menggeser,mengangkat
digunakan
untuk
translasi,
seperti
atau
bertekanan.
Kedua
arah
memungkinkan sebagai langkah kerja.
mendorong
benda dan komponen, atau menghasilkan gaya jepit atau dorong. Berdasarkan fungsinya, piston-silinder pneumatik dibagi menjadi dua yaitu (Jatmiko, 2008): 1. Piston-SilinderKerja Tunggal (Single Acting Cylinder /SAC). Piston-silinder kerja tunggal dapat berupa piston atau membran.
Gambar 9. Simbol Piston-Silinder Kerja Ganda Sumber:Jatmiko (2012)
Gambar 7. Simbol Piston-Silinder Kerja
Rangkaian Sistem Pneumatik Susunan peralatan pneumatik terdiri
Tunggal
dari pressure element, control element, signal
Sumber:Jatmiko (2012)
element, dan working element. Pada silinder membran, gaya tekan diubah oleh
membran.
Jarak
pergerakannya
memberikan panjang langkah dari batang piston.
Gerakan
balik
diperoleh
dari
kekakuan membran, gaya beban luar, atau pegas. Panjang langkah bisa mencapai 40 mm, pada roll membran bisa mencapai 80 mm. silinder jenis membran hampir tidak memerlukan digunakan
perawatan untuk
dan
biasanya
peralatan
penepat
(fixture).
Gambar 10. Rangkaian Pneumatik Dengan Peralatan Pembangkit tekanan Sumber:Jatmiko (2012) Perancangan Alat Peraga Untuk
Gambar 8. Gambar Aktual Silinder Kerja Tunggal Jenis Membran ISSN 2252-4444
merancang
alat
peraga
dibutuhkan beberapa langkah perencanaan. Langkah-langkah
tersebut
meliputi
Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
31
perancangan rangkaian sistem pneumatik dan Melalui pengaturan kecepatan pada katup perancangan kerangka alat peraga.
pengatur aliran (flow control valve), dapat
Perancangan Rangkaian Sistem Pneumatik
diperoleh
Perancangan
rangkaian
kecepatan
sistem 0,02m/s.
piston
Diameter
pneumatik dapat ditentukan dengan berbagai berdasarkan
gaya
hingga
silinder dorong
0,01-
dihitung
piston
yang
metode antara lain yaitu metode langkah, diperlukan dengan rumus (Jatmiko, 2012): metode intuitif, atau metode cascade.Tetapi F = P.A.
(2.3)
metode tersebut untuk perancangan dengan Keterangan: sistem
otomatis/sistem
berhubungan.
Selain
yang itu
juga
saling F = Gaya dorong atau gaya jepit (N). perlu P = Tekanan kerja (bar).
memperhitungkan kebutuhan udara piston- = Efisiesi. silinder serta diameter silinder. Perhitungan
Kebutuhan
Tabel 1. Efisiensidari Silinder Pneumatik
Udara
Piston-
Penggunaan
Jenis Piston-
Silinder
Silinder
Tersedianya jumlah udara secara umum
Gaya Jepit
diambil daritekanan atmosfer, sehingga dalam penentuan kebutuhan udara dihitung volume langkah
Efisiensi ()
dan
dihitung
pada
sisi
Gaya Dorong
SAC
0,8
DAC
0,9
DAC
0,5 – 0,6
hisap
Sumber:Jatmiko (2012) berdasarkan hukum Boyle-Mariotte P1. V1= P2 . Tabel 2. Diameter Piston-Silinder dan Stroke V1 (pada T = konstan). Besarnya kebutuhan Jenis Diameter Stroke udara untuk suatu kerja dapat diperoleh Pistondari(Jatmiko, 2008): x . A . s . Pabsolut . n Qlangkah = Pabsolut Keterangan:
Silinder SAC (2.2.) DAC
20, 25, 30,
25, 50, 75, 100, 125,
40
150, 200, 250, 300
25
25, 50, 75, 100, 125, 150
Qlangkah = Volume langkah (m3). x
30
= 1 untuk SAC.
25, 50, 75, 100, 125, 150, 200
= 2 untuk DAC. A
= Luas penampang piston (m2).
s
= Panjang langkah (m).
Pabsolut
= Tekanan kerja mutlak (bar).
40
50, 75, 100, 125, 150, 200, 250
Sumber: Series AS (2010)
Patmosrer = Tekanan atmosfer (bar). n
= Jumlah pergantian (gerakan/menit).
Efektifitas Pneumatik Sistem
Perhitungan Diameter Silinder
memiliki
gerak
dalam
pneumatik
optimalisasi/efektifitas
bila
Kecepatan piston sangat tergantung digunakanpada batas-batas tertentu. Adapun pada tekanan kerja, beban, dimensi katup, batas-batas ukuran yang dapat menimbulkan dimensi silinder, dan panjang rangkaian. optimalisasi penggunaan pneumatik antara Besarnya kecepatan piston umumnya 1m/s, lain: diameter piston antara 6 s/d 320 mm, pada kebutuhan khusus bisa mencapai 3 m/s. panjang langkah 1 s/d 2.000 mm, tenaga yang diperlukan 2 s/d 15 bar, untuk keperluan ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
32
pendidikan biasanya berkisar antara 4 sampai 5.
Proses
pembuatan
dengan 8 bar, dapat juga bekerja pada tekanan
dikerjakan.
udara di bawah 1 atmosfer (vacuum), misalnya 6.
Proses perakitan.
alat
yang
akan
untuk keperluan mengangkat plat baja dan Adapun tindakan yang dilakukan untuk sejenisnya melalui katup karet hisap flexibel. keselamatan kerja dalam proses pembuatan Adapun
efektifitas
penggunaan
udara Mesin Penekan Tahu Semi Otomatis adalah
bertekanan dapat dilihat pada grafik berikut:
melakukan proses kerja sesuai standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Proses Perakitan Setelah
proses
pembuatan
selesai
dilakukan maka tahap selanjutnya yaitu proses perakitan. Perakitan yamg dimaksud meliputi penyambungan rangka pneumatik terhadap rel menggunakan paku rivet dan perakitan
Gambar 11. Efektifitas udara bertekanan
komponen pneumatik terhadap rangka
Sumber: Werner Rohrer (1990) Langkah-langkah
Perancangan
dan
Pembuatan Dalam perancangan dan pembuatan mesin penekan tahu nigarin semi otomatis ini terdapat
beberapa
langkah-langkah
perancangan dan pembuatan meliputi: studi literatur, pembuatan desain, perancangan dan pembuatan
mesin,
perhitungan
mesin,
pembuatan mesin, uji coba, dan penulisan laporan.
Pada
proses
Tahu
Semi
pembuatan Otomatis
Mesin terdapat
berikut: 1.
Mempersiapkan gambar kerja.
2.
Mempersiapkan
pengorbanan
sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang terjadi atau kemungkinan telah terjadi untuk tujuan
tertentu
dalam
pembuatan
alat
(Mulyadi, 1993). Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluaranya biaya produksi ini dibagi
Mempersiapkan
bahan
yang
akan
mesin
yang
akan
digunakan. Mempersiapkan digunakan.
ISSN 2252-4444
alat
yang
2. Biaya Tenaga Kerja. 3. Biaya Permesinan. 4. Biaya Perakitan. Harga Jual Alat
digunakan.
4.
adalah
1. Biaya Bahan Baku.
beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai
3.
Biaya
menjadi:
Proses Pembuatan Penekan
Perencanaan Biaya
akan
Besarnya harga jual alat adalah biaya total pembuatan alat ditambah keuntungan yang direncanakan serta pajak penjualan. Perincian biaya-biaya sebagai berikut (Pujawan, 2009): 1. Biaya Produksi. Besarnya biaya produksi ditentukan oleh:
Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
a. Biaya
Pembuatan,
33
berdasarkan pembayarannya dibagi menjadi dua macam
banyaknya proses yang dilalui dalam yaitu (Kodotie, 2005).: pembuatan alat.
1. Biaya Tetap (Fixed Cost).
b. Biaya Perencanaan, menentukan biaya 2. Biaya Tidak Tetap. ini didasarkan pada kerumitan dari alat 3. Biaya Semi Variabel. yang dibuat.
Rumus untuk menghitung nilai BEPyaitu
c. Biaya Operator, didasarkan jumlah jam (Kodotie, 2005): Fc kerja yang dibutuhkan, keterampilan BEP = P - Vc dan keahlian. Keterangan: 2. Keuntungan. Besarnya keutungan ditentukan Fc = Biaya tetap (Rp).
(2.4.)
P = Harga jual per unit (Rp).
berdasarkan yang ingin dicapai.
Vc = Biaya tidak tetap (Rp).
3. Pajak (Tax). Besanya pajak ditentukan sebesar Pajak
METODOLOGI
Penghasilan Negara (PPN) dan besarnya bunga pinjaman dari bank sebesar 1,5% per
Tahapan Pelaksanaan
bulan. Rumusan
yang
dipakai
untuk
Tahapan
pelaksanaan
perancangan
menentukan harga jual alat yaitu (Kodotie, beberapa langkah sesuai dengan gambar diagram alir(flowcart) sebagai berikut: 2005): A
Sales
= X.
Tc
= Total cost.
EBDIT
= Earning before depreciation interest
Y Perencanaan Mesin
Mulai
T
and taxes.
Perhitungan Mesin
Pencarian Data
D
= Depresiation.
EBIT
= Earning before interest and taxes.
I
= Interest.
EST
= Earning before taxes.
T
= Taxes.
EAT
= Earning after taxes.
T Sesuai atau tidak?
Pengolahan Data Y Pembuatan Mesin
Sesuai atau tidak?
T T
Y Pembuatan Design
Break Event Point
Uji Coba dan Penulisan Laporan
Break Event Point (BEP) adalah suatu keadaan
dimana
dalam
suatu
operasi
Sesuai atau tidak?
perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi atau impas, penghasilan sama dengan dapat
T Berhasil atau tidak?
Y
Y
A
total biaya (Kodotie, 2005). Untuk
Selesai
menganalisa
diperlukan
penggolongan
menurut
sifatnya.
berbagai
Menurut
BEP biaya
sifatnya
Gambar 12. Diagram Alir Tahap Pelaksanan Sumber: Dokumen Penulis (2013) 1. Studi Literatur
ISSN 2252-4444
Sesuai atau tidak?
Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Dalam
pencarian
data
34
Penulis 4. Uji Coba dan Penulisan Laporan
melakukan beberapa kegiatan di antaranya
Setelah melakukan proses pembuatan
dengan melakukan observasi langsung ke mesin,
maka
langkah
selanjutnya
yaitu
produsen mesin. Selain itu Penulis juga melakukan uji coba terhadap mesin tersebut. melakukan praktik pembuatan tahu nigarin Uji coba yang dilakukan bertujuan untuk secara langsung ke pengusaha tahu nigarin di mengetahui apakah mesin yang telah dibuat kota Kediri. Di samping melakukan observasi sudah secara
langsung
Penulis
juga
sesuai
dengan
perancangan
dan
mencari pembuatan awal ataukah belum. Jika hasil uji
referensi-referensi melalui internet, buku, dan coba yang dilakukan belum sesuai dengan lain-lain guna menunjang pembuatan laporan perancangan dan pembuatan awal maka harus dan perancangan dan pembuatan mesin kembali ke langkah pembuatan mesin. Namun pengolah tahu nigarin. Data-data
jika hasil uji coba mesin sudah sesuai dengan
yang
telah
didapatkan perancangan dan pembuatan awal maka telah
selanjutnya diolah dalam bentuk proposal dan ddidapatkan hasil dan selanjutnya masuk ke laporan akhir. Dalam proposal ini Penulis tahap pembuatan laporan akhir. memasukkan data-data yang dianggap perlu dan menunjang dalam proses perancangan dan Prinsip Kerja pembuatan mesin ini. Data-data tersebut
Prinsip kerja dari mesin ini yaitu
meliputi penjelasan tentang kedelai, tahu, mengubah energi (udara bertekanan) menjadi mesin pengolah tahu nigarin, mesin penekan energi gerak (gerak maju mundur piston tahu
nigaring,
dan
perancangan
dan silinder).
pembuatan mesin penekan tahu. 2. Pembuatan Desain
Perancangan Alat Peraga
Setelah melakukan pengolahan data Penulis
melanjutkan
dengan
Sebelum merancang alat peraga, perlu
pembuatan mengetahui
gerakan-gerakan
piston
serta
desain awal mesin penekan tahu nigarin semi jalur-jalur pneumatik alat peraga. Untuk itu otomatis ini. Desain yang dibuat dalam bentuk terlebih dahulu membuat rancangan rangkaian gambar 3 dimensi menggunakan software pneumatik alat peraga. Rangkaian tersebut Auto
Cad.
Desain
yang
dibuat
berupa dapat dilihat pada gambar 13.
rancangan mesin pres semi otomatis dengan menggunakan double acting cylinder sebagai komponen penekan. 3. Perancangan dan Pembuatan Mesin Perancangan dan pembuatan mesin yang dimaksud adalah hal-hal yang berkaitan langsung dengan proses pembuatan mesin. Dalam hal ini Penulis merencanakan lebar
Gambar 14. Rangkaian Pneumatik
kotak tempat gumpalan tahu diletakkan. Selain
Sumber: Penulis (2013)
itu juga merencanakan diameter silinder dan diameter piston yang dibutuhkan untuk menekan gumpalan tahu tersebut. ISSN 2252-4444
Perancangan perancangan
gambar
selanjutnya alat
yaitu peraga.
Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Peenggambaran
dibuat
35
berdasarkan antara lain yaitu metode langkah, metode
berdasarkan rangkaian pneumatik di atas. intuitif, atau metode cascade. Selain itu juga Berikut merupakan gambar rancangan alat perlu memperhitungkan kebutuhan udara peraga.
piston-silinder serta diameter silinder. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Diameter Silinder Untuk
Prinsip Kerja
menentukan
diameter
piston
ditentukan beban yang diangkat. Pada mesin
Prinsip kerja dari mesin ini yaitu ini ditentukan beban maksimal 10 kg dan mengubah energi (udara bertekanan) menjadi tekanan 4 bar. Beban 10 kg yang termasuk energi gerak (gerak maju mundur piston beban meja dan komponen mesin yang silinder).
diangkat. Berikut ini perhitungan
Piston yang digunakan adalah piston jenis mencari
diameter
piston
untuk
berdasarkan
Double Acting Cylinder (DAC). Masing masing persamaan. piston mempunyai dua katup, satu untuk Diameter silinder: untuk F = P. A . F A= P. digunakan yaitu katup 3/2. Dan masing100 N masing piston cepat lambat maju mundurnya A = 5 4 . 10 N/m2 . 0,6 diatur menggunakan katup kontrol aliran satu 100 N . m2 arah (one way flow control valve). Dan ada satu A = 4 . 105 N . 0,6 katup utama menggunakan katup 3/2 untuk 100 N . 106 . mm2 A = menutup dan membuka aliran udara yang 4 . 105 N . 0,6 menggerakkan semua piston. d = √530,79 Sumber tenaga penggerak pneumatik d =23,04 mm menggunakan udara. Udara ini diambil dari F menggerakkan
piston
maju,
satu
menggerakkan piston mundur. Katup yang
kompressor. Kompressor yang digunakan adalah
kompressor
yang
bisa diatur tidak lebih dari 10 bar.
Untuk merancang mesin ini dibutuhkan beberapa langkah perencanaan. Langkahmeliputi
A= A=
Perancangan Mesin
tersebut
P η
mampu
menghasilkan tekanan minimum 4 bar dan
langkah
A
perancangan
A=
100 N 5
4 . 10 N/m2 . 0,9 100 N . m2 4 . 105 N . 0,9 100 N . 106 . mm2 4 . 105 N . 0,9
d = √277,78 d = 16,67 mm
rangkaian sistem pneumatik dan perancangan kerangka.
Diameter yang tersedia 25, 35, 70, 100, jadi diameter yang digunakan adalah diameter 25.
Perancangan Rangkaian Sistem Pneumatik Perancangan rangkaian sistem pneumatik
Analisa Kebutuhan Udara Piston-Silinder Berikut perhitungan kebutuhan udara
dapat ditentukan dengan berbagai metode untuk piston-silinder berdasarkan persamaan: ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
36
Qlangkah A = π . r2 A = 3,14 . 0,1252 A = 0,049 dm2 x . A . s. Pabsolut . n Qlangkah = Patm 2 . 0,049 dm2 . 1,25 dm .4 bar . 1 ger/men 1 bar =0,49 dm3 /min
Qlangkah = Qlangkah
Gambar 4.2. Model Alat Peraga
Qlangkah =0,49 liter/min
Sumber: Penulis (2013)
Efektifitas Pneumatik Dalam mesin ini diameter piston 25 mm, danpanjang langkah 125 mm. Untuk alat peraga di dunia pendidikan tekanannya berkisar antara 4 sampai 8 bar. Dan dari perhitungan 4
bar sudah cukup efektif
Dalam pembuatan mesin penekan tahu semi otomatis dibutuhkan biaya untuk bahan baku, biaya pemesinan, biaya operasional, dan biaya perancangan. Berikut uraian biaya pembuatan: 1.
Biaya Bahan Baku. Biaya bahan baku meliputi:
untukdapat mengoperasikan alat. Dari tabel
a.
diameter torak dengan kebutuhan udara
Komponen pneumatik mempunyai
dengan diameter 25 mm dan tekanan 4 bar
peranan penting dalam pembuatan
udara yang dibutuhkan adalah 0,02 ltr/cm.
mesin penekan tahu semi otomatis karena
Perancangan Mesin
sistem
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam
karena
untuk
gambar
pemahaman
kerja
b.
proses
pembuatan mesin tersebut.
2.
Adapun
Biaya Komponen Pendukung dan
Biaya Pemesinan. Total biaya sewa permesinan dan operator
proses
pembuatan
mesin
dengan Sistem Penggerak Pneumatik terdapat tahapan yang dilakukan antara lain tahapan pembuatan rangka dan tahapan perakitan komponen.
pneumatik.
Bahan.
Pembuatan Dalam
berfungsi
sebagai berikut:
Penekan Tahu Semi Otomatis. Persiapan ini diperlukan
ini
komponen utama sistem pneumatik
proses pengerjaan pembuatan rangka Mesin penting
komponen
sebagai penggerak utama dalam
Persiapan Gambar Kerja.
sangatlah
Biaya komponen pneumatik.
selama dua puluh hari yaitu Rp.,3.
Biaya Operasional. Biaya
operasional
yang
dikeluarkan
meliputi: a.
Biaya transportasi
= total biaya
transportasi selama dua puluh hari = 20 x Rp. 5.000,= Rp. 100.000,b.
Biaya konsumsi = Jumlah hari x Biaya konsumsi perhari
ISSN 2252-4444
Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
37
= 20 x Rp. 10.000,-
Sales
=x
= Rp. 200.000,-
Tc
= Rp. 2.307.000,-
EBDIT
= Rp. (x – Rp. 2.307.000,-)
D
= Rp. 0
= Rp. 100.000,- + Rp. 200.000,-
EBIT
= Rp. (x – Rp. 2.307.000,-)
= Rp. 300.000,-
I
= Rp. 1,5% - Rp. 2.307.000,-
Dari beberapa biaya di atas, maka total biaya
EBT
= Rp. (x – Rp. 2.307.000,-)
pembuatan mesin penekan tahu semi otomatis
T
= 10% x (x – Rp. 2.307.000,-)
Jumlah biaya operasional =
Biaya
transportasi + Biaya konsumsi
sebagai berikut:
= (x – Rp. 2.307.000,-) 10% x (x – Rp. 230.700,-)
Biaya bahan baku
Rp. 1.797.000,-
= x – 0,1x – Rp. 2.307.000,- +
Biaya operasional
Rp.
Rp. 230.700,-
Total biaya pembuatan
Rp. 2.097.000,-
4.
300.000,EAT
Biaya Perancangan.
= 0,9x – Rp. 2.537.700,-
EAT dirumuskan = Rp. 500.000,-
Biaya perancangan dalam pembuatan
Dari EAT yang diinginkan Rp. 500.000,-
mesin penekan tahu semi otomatis ini
Sehingga didapat perhitungan harga
diambil 10% dari biaya bahan baku dan
jual sebagai berikut:
biaya operasional, jadi perhitungannya
0,9 = Rp. 500.000,- + Rp. 2.537.700,-
adalah:
0,9 = Rp. 3.037.700,-
Biaya perancangan = 10% x (total biaya
X
pembuatan alat)
= Rp. 3.375.222,-
Maka harga jual mesin per unit adalah =
10%
x
(Rp.
Rp. 3.375.222,-/unit.
2.097.000,-)
Keterangan: =
Rp.
209.700,-
dibulatkan menjadi Rp. 210.000,-
Sales
: penjualan mesin.
Tc
: biaya total pembuatan mesin.
EBDIT : Earning Before Depresiation, 4.4. Penentuan Harga Jual Alat
Interest, and Tax.
Berikut adalah rincian tentang harga
D
: Depresiation.
jual mesin:
EBIT
: Earning Before Interest and Tax.
1.
Besarnya biaya produksi mesin.
I
: Interest.
a.
Biaya pembuatan
EBT
: Earning Before Tax.
b.
Biaya perancangan Rp.
T
: Tax.
EAT
: Earning After Tax.
Rp. 2.097.000,210.000,-
Sehingga besarnya biaya total produksi adalah 2.
Rp. 2.307.000,-
Perhitungan harga jual mesin. Harga
jual
mesin
dapat
4.5. Perhitungan Break Event Point (BEP) diketahui
berdasarkan perhitungan sebagai berikut: a.
Keuntungan
yang
Break dimana
Event
harga
jual
Point sama
adalah kondisi dengan
dirancangkan produksi atau biasa disebut titik impas. Berikut
(EAT) Rp. 500.000,-
perhitungan dari titik impas tersebut:
b.
Pajak (T) 10%
1.
c.
Bunga pinjaman bank 1,5% perbulan
ISSN 2252-4444
harga
Biaya tetap (Fc) ditentukan dari harga jual mesin yaitu Rp. 3.375.222,-/ unit
Jurnal Teknik Mesin, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
2.
Biaya tidak tetap (Vc) ditentukan dari
38
DAFTAR PUSTAKA
tingkat produktifitas atau tingkat aktifitas yang dilakukan. Ditentukan besarnya Anonim,
3.
pneumatik.com. Diakses tanggal: 2
perawatan rutin yaitu Rp. 50.000,-
Pebruari 2015.
Biaya pemasukan (P) ditentukan dari Anonim,
http://www.wikipediabahasaindonesi
150.000,-/operasi.
a-tahu.com.
BEP BEP
22
Anonim,
(2012).
Bahan
Ajar
Elektronika
2015. Anonim, (2012). Bahan Ajar British Pneumatic Handbook. Diakses tanggal: 5 Pebruari 2015.
Jadi dengan 34 kali pengoperasian mesin maka BEP sudah terpenuhi.
Mikail,
telah dilakukan, maka didapatkan simpulan sebagai berikut: tahu
ini
dirancang
berdasarkan rangkaian sistem pneumatik, Diameter piston 25 mm, kebutuhan udara 0,49 liter/min, dan gaya torak efektif saat langkah maju dan mundur sebesar 14.400 N. Proses pembuatan mesin dimulai dari persiapan alat dan bahan, pembuatan rangka hingga perakitan komponen. Total biaya pembuatan alat sebesar Rp. 2.097.000,- dengan harga jual per unit alat Rp. 3.375.222,- dan BEP terpenuhi dengan 34 kali pengoperasian.
ISSN 2252-4444
Jurusan Teknik Mesin: Politeknik Kediri J.
(2005).Analisis
Ekonomi
Teknik II. Yogyakarta: Andi.
Berdasarkan hasil pembahasan yang
penekan
Jatmiko, Putut (2012). Bahan Ajar Pneumatik. Kodoatie,Robert
KESIMPULAN
4.
tanggal:
Industri. Diakses tanggal: 27 Januari
P - Vc 3375222
Mesin
Diakses
Januari 2015.
Fc
150000 - 50000 BEP 33,75 operasi = 34 operasi
3.
(2014).
biaya operasi mesin tersebut yaitu Rp.
maka diperoleh BEP mesin sebagai berikut :
2.
http://www.perencanaan-
biaya perubahan adalah besarnya biaya
Dari ketiga perincian biaya tersebut,
1.
(2013).
Bramirus.
(2011).
http://www.hariankompas.com. Diakses tanggal: 22 Januari 2015. Saputro,
Christophorus
Aji.
http://www.jitunews.com.
(2015). Diakses
tanggal: 22 Januari 2015. Sukarno, Rahmad Hadi, (2010). Modifikasi Mesin Pres Sol Sepatu dengan Sistem Pneumatik.
Fakultas
Teknologi
Industri - Institut Teknologi Sepuluh Nopember.