KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL DAN HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PUSAT DAN

Download 3 Apr 2013 ... Kebijakan Fiskal Nasional yang Sustainable. Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan ... Kebijakan fiskal yang sus...

1 downloads 507 Views 2MB Size
KEMENTERIAN KEUANGAN RI

KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL DAN HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH TAHUN 2013 TAHUN 2013

Medan, 3 April 2013

OUTLINE Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan ‐ Kesempurnaan

KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH (SAAT INI) PENGELOLAAN KEUANGAN PEMDA

2

KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan ‐ Kesempurnaan

3

Asumsi Makro dan Outlook : 2012 – 2013 Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan ‐ Kesempurnaan

            Indikator  PPertumbuhan t b h Ekonomi Ek i (%) Nilai Tukar (Rp/US$) Inflasi (%) Suku Bunga SBI/SPN 3 Bulan (%) Harga Minyak ICP (US$/barel) Lifting Minyak (rb barel/hari) ( barel/hari setara minyak) y ) Liftingg Gas (rb

APBN‐P P Realisasi  APBN Realisasi APBN  APBN 2012 2012 2013

OOutlook 2013 tlook 2013 range point

66.55 9000 68 6.8 5.0 105 930

66.22 9384 43 4.3 3.2 112.7 860.6

66.88 9300 49 4.9 5.0 100 900

66.66 - 6.8 68 9300 - 9700 4 9 - 5.3 4.9 53 3.2 - 5.0 100 - 110 840** - 900

66.66 9700 50 5.0 5.0 110 840

-

-

1360

1240** - 1360 1240

1240

Outlook asumsi 2013 berdasarkan kesepakatan antara Kemen ESDM, Bappenas, Bank  Indonesia, DJA, BKF  per 8 Februari , , p 2013 4

Kebijakan Fiskal Nasional yang Sustainable Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan ‐ Kesempurnaan dalam triliun rupiah

Kesehatan APBN

Kesehatan APBD

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

2013

LKPP

LKPP

LKPP

LKPP

APBNP Realisasi Realisasi*

APBN

Pendapatan

981,6

848,8

995,3

Belanja

985,7

937,4

Keseimbangan Primer

84,3

5,2

41,5

8,9

Surplus/Defisit p

((4,1) , )

((88,6) , )

((46,9) , )

% thd PDB

(0,1)

(1,6)

Pembiayaan

84,1

112,6

1.210,6 1.358,2

1.335,2

1.529,7

1.042,1 1.295,0 1.548,3

1.481,7

1.683,0

(72,3)

(45,5)

(40,1)

((84,4) , )

((190,1) , )

((146))

((153,3) , )

(0,7)

(2,6)

(2,23)

(1,77)

(1,65)

91,6

131,0

190,1

180

153,3

Kebijakan fiskal yang sustainable apabila dalam jangka panjang,  defisit terkendali dan keseimbangan primer positif

* Data unaudited

5

Beberapa Tantangan Perekonomian 2013: EKONOMI DOMESTIK

EKONOMI GLOBAL 1

2

3

4

Pertumbuhan Ekonomi Global dan beberapa negara mitra dagang utama :  Eropa,  Amerika Serikat , China, India

Mendalamnya perlambatan global  akibat risiko fiscal cliff AS

Sentimen arus modal akibat pelonggaran kebijakan moneter di  negara­negara maju 

Gejolak harga Komoditas Pasar Global:  minyak mentah dan komoditas pangan

Pencapaian pertumbuhan ekonomi 1 yang lebih inklusif 2 3

Dinamika pasar ketenagakerjaan Perbaikan iklim investasi

Pelebaran defisit neraca 4 perdagangan 5 Tekanan defisit APBN Peningkatan kualitas belanja APBN  6 – ie. infrastruktur Percepatan dan peningkatan 7 penyerapan belanja APBN Fleksibilitas l k ibili A APBN dan  d Fiscal Space i lS 8 dalam antisipasi ketidakpastian 6

HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan ‐ Kesempurnaan

7

Alur Belanja APBN ke Daerah Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat

Daerah

MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY PENDAPATAN Melalui  Angg K/L

Belanja Pemerintah Pusat

Dana Vertikal  di Daerah

Mendanai kewenangan 6  Urusan

Dana Dekonsentrasi Dana Tgs Pembantuan Dana Tgs Pembantuan

Mendanai  M d i kewenangan di luar 6 Urusan

PNPM dan Jamkesmas

Melalui Angg  Non K/L

APBN

S b idi d B t Subsidi dan Bantuan

Masuk  APBD

BELANJA

Hibah Transfer Ke Daerah

8

PEMBIAYAAN

Mendanai d kewenangan Daerah (Desentralisasi)

• •

Dana Perimbangan Dana Otsus dan Penyesuaian

Pinjaman  8

Belanja APBN 2013

Total Belanja = 1.657,91

(Triliun Rupiah Rupiah)) Sumber : APBNAPBN--2013

Dana ke Daerah = 11.025,42(61,85 025 42(61 85 %) Melalui Angg.K/L dan APP  (Program Nasional) •PNPM 9.7(0.59%) •Jamkes 6.7(0.41%)

Melalui APP (Subsidi) • BBM • Listrik • Pangan • Pupuk • Benih

193.8(1.69%) 80.9(4.88%) 17.2(1.03%) 16.2(0.97%) 1.5(0.08%)

Melalui Angg. Transfer ke Daerah  Melalui Angg. K/L (Masuk APBD) •DBH 102(6.15%) • Dana Dekon  13.4(0.81%) •DAU 311.1(18.76%) • Dana TP 13.6(0.82%) •DAK 31.7(1.91%) • Dana Vertikal  143.6(8.66%) •OTSUS 13.4(0.81%) • Penyesuaian  70.4(4.24%)

*) APP Anggaran Pembiayaan *) APP = Anggaran Pembiayaan  dan Perhitungan 

Total

16.5(0.99%)

Total

309.6(18.68%)

Total

528.6(31.89%)

Total

170.7(.1.03%)

9

Kebijakan Pajak dan Retribusi Daerah pemberian  kewenangan  yang lebih  besar  kepada  daerah  dalam hal  pajak daerah  dan retribusi  daerah

pemberian  kepastian  bagi dunia  usaha  mengenai  jenis‐jenis  pungutan  daerah

Local taxing  power melalui  p UU 28/2009

peningkatan  akuntabilitas daerah  dalam penyediaan  layanan dan  penyelenggaraan  p pemerintahan 10

Kebijakan Pajak dan Retribusi Daerah No.

Tujuan

Strategi

Kebijakan

1.

MEMPERBAIKI  KEWENANGAN  PEMUNGUTAN

MENETAPKAN JENIS PUNGUTAN DAERAH

CLOSED LIST Daerah hanya memungut jenis pajak dan retribusi yang tercantum dalam UU No. 28  Tahun 2009

2.

PENGUATAN LOCAL  TAXING POWER

MEMPERLUAS BASIS  PUNGUTAN DAN DISKRESI  PENETAPAN TARIF

1. MEMPERLUAS OBJEK (Pajak Hotel, Pajak Restoran) 2. MENAMBAH JENIS (Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Rokok, BPHTB, PBB‐ Perkotaan dan Perdesaan) 3 MENAIKKAN TARIF MAKSIMUM (Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak  3. MENAIKKAN TARIF MAKSIMUM (Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak parkir, Pajak Hiburan) 4. DISKRESI  PENETAPAN TARIF (Daerah bebas menetapkan tarif dalam batas tarif  minimum dan maksimum yang ditetapkan dalam UU)

3.

MENINGKATKAN  EFEKTIVITAS   PENGAWASAN

MENGUBAH SISTEM  PENGAWASAN

1.

2.

4.

MEMPERBAIKI   SISTEM  PENGELOLAAN

MENINGKATKAN  KUALITAS PENGGUNAAN  HASIL PAJAK DAERAH HASIL PAJAK DAERAH 

1.

2.

3.

PENGAWASAN PREVENTIF DAN KOREKTIF a. Raperda terlebih dahulu dievaluasi b. Perda disesuaikan dengan hasil evaluasi c. Perda yang telah ditetapkan disampaikan ke Pemerintah d. Perda yang bertentangan dengan UU dibatalkan SANKSI a. Administratif (Prosedur): Penundaan DAU dan/atau DBH PPh f( ) / b. Substansif : Pemotongan DAU dan/atau DBH PPh MEMPERBAIKI  BAGI HASIL PAJAK PROVINSI KE KAB/KOTA a. PKB dan BBNKB: 30% b. Pajak Rokok : 70% Pajak Rokok : 70% c. PBBKB :  70% d. Pajak Air Permukaan : 50% MEMPERTEGAS EARMARKING a. 10% PKB untuk perbaikan jalan b. 50jalan% Pajak Rokok untuk pelayanan kesehatan j j p y c. Sebagian PPJ untuk penerangan  MEMPERBAIKI SISTEM INSENTIF PEMUNGUTAN Diberikan atas dasar pencapaian kinerja tertentu

11

KESIAPAN DAERAH MEMUNGUT PBB­ KESIAPAN DAERAH MEMUNGUT PBB­P2  SE­­SUMATERA UTARA SE

Posisi: 25 Maret 2013

Jumlah No No.

Kesiapan Daerah *) Daerah

1. 2. 3.

yang telah g siap p Perda y Raperda (dalam proses) Belum menyusun y Raperda p

Total

Prosentase (%)

Penerimaan PBB­P2  2011 (Rp)

Jumlah  Daerah

Penerimaan PBB­P2  2011 (Rp)

28

320.020.829.127

84,85

96,91

2

8.134.420.558

6,06

2,46

3

2.060.943.275

9,09

0,63

330.216.192.960

100

100

33

Sumber: DJPK dan DJP

Daerah yang sedang menyusun Raperda:  Kab. Labuhan Batu  Kota Tebing Tinggi Daerah yang belum menyusun Raperda:  Kab. Toba Samosir Kab  Toba Samosir  Kab. Padang Lawas Utara  Kab. Samosir 12

TREN TRANSFER KE DAERAH TAHUN 2008 ‐ 2013 Dalam Miliar Rupiah

350 300

DAU

250

DAK

200

DBH

150

Dana Otsus

100

dana Penyesuaian

50 0 2008

2009

2010

2011

2012

2013

dalam  miliar rupiah

Komponen Transfer  Transfer

2008

2009

2010

2011

2012

2013

DAU

179.5

186.4

203.6

225.5

273.8

311.1

DAK

20.8

24.7

21

24.8

26.1

31.7

DBH

78 4 78.4

76 1 76.1

92 2 92.2

96 9 96.9

108 4 108.4

101 9 101.9

Dana Otsus

7.5

9.5

9.1

10.4

11.9

13.4

dana Penyesuaian

6.2

11.8

18.9

53.7

58.5

70.4

292.4

308.6

344.7

411.3

478.8

528.6

Total

Keterangan:  Tahun 2008 – 2011 data diambil berdasarkan LKPP Tahun 2012 data APBNP Tahun 2013 data pagu APBN

13

daalam miliar ru upiah

TREN TRANSFER KE DAERAH SE‐PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 ‐ 2013 20000 18000 16000 14000

Komponen Transfer

12000

DAU

10000

DAK

8000

DBH

6000

Dana Otsus Dana Penyesuaian

4000 2000 0 1

2

3

4

5

6

dalam miliar rupiah

Komponen Transfer DAU DAK DBH Dana Otsus Dana Penyesuaian Total

2008

2009

10.404,4 10.807,3     2.467,5     1.487,9     1.514,7     1.821,5                ‐                ‐        712,6  14.386,6  14.829,3

2010

2011

2012

2013

11.633,1     1.397,2     2.012,8                ‐     1.301,9  16.345,0

13.528,0     1.484,6     1.245,6                ‐     2.888,5  19.146,7

16.408,7     1.553,8     1.776,6                ‐     3.177,8  22.916,9

18.693,8     1.873,8     1.448,2                ‐     4.300,3  26.316,2

Kebijakan Umum Transfer ke Daerah • Meningkatkan kapasitas fiskal daerah dan mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat & daerah dan antar daerah. daerah • Menyelaraskan kebutuhan pendanaan di daerah sesuai dengan pembagian urusan pemerintahan pemerintahan. • Meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah & mengurangi kesenjangan pelayanan publik antar daerah. daerah • Meningkatkan kemampuan daerah dalam mendorong perekonomian daerah. • Mendukung kesinambungan fiskal nasional. • Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya nasional. • Meningkatkan sinkronisasi antara rencana pembangunan nasional dengan rencana pembangunan daerah. daerah

Triliun Rupiah 600,0 528,6 478,8

500,0 411 3 411,3 400,0 344,7 292,4

300,0 , 253,3 226,2 200,0

100,0

00 0,0 2006

2007

DBH

Sumber: Perpres No.5/2010 ttg RPJMN 2010‐2014

308,6

2008

2009

DAU

DAK

2010

2011

APBN‐P  APBN  2012 2013

Otsus Penyesuaian

15

Dana Insentif Daerah (DID) Kebijakan Penghitungan DID 2013 Kebijakan Penghitungan DID 2013 • Menggunakan Kriteria Utama, Kriteria Kinerja, dan Batas Minimum Kelulusan  Kinerja (Passing Grade). • Kriteria Utama adalah kriteria yang harus dipenuhi sebagai penentu  kelayakan daerah penerima, meliputi daerah yang mendapatkan opini Wajar  Tanpa Pengecualian (WTP) dan Wajar Dengan Pengecualian a pa e gecua a ( ) da aja e ga e gecua a ((WDP)) da dari Badan  ada Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan pemerintah daerahnya dan  daerah yang menetapkan Peraturan Daerah APBD secara tepat waktu.  • Kriteria Kinerja terdiri dari : Kinerja Keuangan, Kinerja Pendidikan, dan Kinerja  Kriteria Kinerja terdiri dari : Kinerja Keuangan Kinerja Pendidikan dan Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan. • DID digunakan untuk kegiatan‐kegiatan dalam rangka melaksanakan fungsi pendidikan yang menjadi yang menjadi kewenangan/ urusan kewenangan/ urusan daerah dan dicantumkan dalam APBD. Daerah Alokasi 2013 (Rp miliar) Prov. Sumatera Utara

Rp 19,36

Kota Medan

Rp 36,79

Kabupaten Tapanuli Utara

Rp 26,93

Kota Sibolga

Rp 2,00

16

SUMBER PENDANAAN LAINNYA: OBLIGASI DAERAH Pembangkit Listrik

Pelabuhan Udara

Rumah Sakit

• Pemerintah Daerah dapat menerbitkan Obligasi D Daerah h untuk t k membiayai bi i kkegiatan i t iinvestasi t i prasarana dan/atau sarana dalam rangka penyediaan Pelayanan Publik yang menghasilkan penerimaan bagi APBD. • Dasar hukum : – UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah – PP 30/2011 tentang Pinjaman Daerah – PMK 147/PMK.07/2006 147/PMK 07/2006 T Tentang t T Tata t C Cara Penerbitan, Pertanggungjawaban, dan Publikasi Informasi Obligasi Daerah – Paket P k t Peraturan P t Bappepam B LK

17

SUMBER PENDANAAN LAINNYA: OBLIGASI DAERAH (2) MANFAAT OBLIGASI DAERAH BAGI PEMERINTAH DAERAH Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Meningkatkan Good Governance

Sumber Pendanaan

Transparency

Peningkatan Infrastruktur

Pertumbuhan Ekonomi

Responsi bility

Fairness

Accountability

Meningkatkan Kemandirian Fiskal

18

SUMBER PENDANAAN LAINNYA: OBLIGASI DAERAH (3) PERSYARATAN UMUM PINJAMAN DAERAH (OBLIGASI DAERAH) • Jumlah sisa pinjaman daerah + jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD  tahun sebelumnya; • Memenuhi rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan b l k pinjaman (DSCR) yang ditetapkan ( ) d k oleh l h Pemerintah;

DSCR = {PAD + DAU + (DBH-DBHDR)} – BW > 2,5 Pokok + Bunga + Biaya Lain • Mendapat persetujuan DPRD.

19

PENGELOLAAN KEUANGAN PEMDA

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan ‐ Kesempurnaan

20

%

Perbandingan Belanja Pegawai terhadap total  j Belanja 60.0 50 0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0

49.0

50.0

40.5

41.6

2008

2009 Nasional

54.7

51.2

45.7

44.4

42.3

2010

2011

2012

47.0

Sumatera  Utara

* 2012 menggunakan data anggaran

 Belanja pegawai adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kompensasi dalam bentuk uang atau barang yang diberikan kepada pegawai pemerintah daerah, pensiunan ,p dan p pejabat j daerah, kecuali , pekerjaan p j yyang berkaitan g dengan pembentukan modal.  Rasio belanja pegawai daerah pemda se‐provinsi Sumatera Utara berada di atas rasio belanja pegawai secara nasional. Pola nasional Pola pergerakan rasio belanja pegawai Sumatera Utara mempunyai pergerakan naik turun yang sama dengan rasio 21 belanja rata‐rata secara nasional.

Perbandingan Belanja Modal dan Belanja Barang &  p j Jasa terhadap total Belanja

30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0

26,7

25,3 21,4

25,4

23,2 19,5

20,9 22,7

Perbandingan Belanja Barang & Jasa  terhadap total Belanja 20.0 19.0

21,5

20.4

21.0

22,3

%

%

Perbandingan Belanja Modal terhadap total Belanja

18.2

18.6

18.4 19.3

18.0 17.0

19.8

18.4 17.7 17.1

16.0

17.4

15.0

2008

2009 Nasional

* 2012 menggunakan data anggaran

2010

2011

Sumatera Utara

2012

2008

2009 Nasional

2010

2011

2012

Sumatera  Utara

*2012 menggunakan data anggaran

• Belanja Modal adalah pengeluaran yang  • Belanja Barang & Jasa adalah belanja dilakukan dalam rangka pengadaan aset yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12  untuk pembelian barang dan jasa yang  habis pakai guna memproduksi barang dan bulan.

jjasa • Rasio belanja modal pemda modal pemda se‐Sumut se Sumut lebih rendah dari rasio secara nasional, tapi disisi • Rasio belanja barang jasa pemda se‐Sumut lain rasio tersebut terus menurun dari tahun berada di bawah rasio secara nasional, dan 2008‐2010, 2008 2010, mengalami mengalami peningkatan di tahun terus mengalami peningkatan sejak tahun 2011 hingga berada di atas rata‐rata  2009. nasional, dan kembali menurun pada tahun 22 2012.

%

Tingkat Pengangguran 9.1

10.0 8.0 6.0 4.0 2.0 0.0

8.5

8.4

7.4

7.9

6.6

7.1 6.4

2008

2009

2010

Nasional

2011

Sumatera  Utara

Tingkat pengangguran Prov. Sumatera  Ut Utara dari tahun 2008‐2010 lebih d i t h 2008 2010 l bih tinggi  ti i dari nasional dan terus menunjukkan  penurunan hingga di tahun 2011 tingkat  penganggurannya lebih rendah dari  nasional.

Tingkat Kemiskinan

Tingkat g kemiskinan Prov. Sumatera Utara lebih rendah dari nasional, dengan penurunan terbesar selama empat tahun terakhir adalah 1,1%. 20.0

15.4

%

10.0 5.0

13.3

14.2

15.0 12.6

11.5

11.3

2009

2010

12.5

11.3

0.0 2008 Nasional

Sumatera  Utara

2011

%

Pertumbuhan Ekonomi 7.0 60 6.0 5.0 4.0 3.0 2.0 10 1.0 0.0

6.4

6.4

6.6

51 5.1 6.2

6.2

6.0 4.6

2008 Nasional

2009

2010

2011

Sumatera  Utara

Pertumbuhan ekonomi Prov. Sumatera Utara tahun 2008‐2011 lebih tinggi dan tidak terlalu jauh dari pertumbuhan ekonomi secara nasional. 23

OPINI BPK TERHADAP LKPD  PEMDA SE‐PROVINSI SUMATERA UTARA Pemerintah Daerah

2008

2009

2010

2011

Pemerintah Daerah

Prov. Sumatera Utara

WDP

WDP

WDP

WDP

Kab. Padang Lawas Utara

Kab. Asahan

WDP

WDP

TMP

WDP

Kab. Pakpak Barat

Kab. Batu bara

TMP

TMP

TMP

Kab. Dairi

WDP

WDP

WDP

Kab. Deli Serdang

TMP

TMP

Kab. Humbang Hasundutan

WDP

Kab. Tanah Karo Kab. Labuhan batu

2009

2010

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

Kab. Samosir

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Kab. Serdang Bedagai

WDP

WDP

WDP

WDP

TMP

TMP

Kab. Simalungun

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

Kab. Tapanuli Selatan

TMP

TW

TW

WDP

WDP

WDP

WDP

Kab. Tapanuli Tengah

WDP

WDP

WDP

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

Kab. Tapanuli Utara

TMP

WDP

WDP

WDP

Kab. Labuhanbatu Selatan

WDP

WDP

Kab. Toba Samosir

TMP

WDP

WDP

WDP

Kab. Labuhanbatu Utara

TMP

TMP

Kota Binjai

WDP

TW

TW

WDP

Kab. Langkat

TMP

TMP

TMP

Kab. Mandailing Natal

TMP

WDP

WDP

Kab. Nias

TMP

TMP

Kab. Nias Barat Kab. Nias Selatan

TMP

TMP

Kab. Nias Utara Kab. Padang Lawas

TMP

2008

Kota Gunung Sitoli WDP

2011

WDP

Kota Medan

TMP

TMP

WDP

WTP

TMP

Kota Padang Sidempuan

TMP

WDP

WDP

WDP

TMP

Kota Pematang siantar

TMP

TMP

WDP

WDP

TMP

Kota Sibolga

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

TMP

Kota Tanjung balai

WDP

WDP

WDP

WDP

TMP

Kota Tebing Tinggi

WDP

WDP

WDP

WDP 24

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN GEDUNG RADIUS PRAWIRO JALAN DR WAHIDIN NO. 1 JAKARTA PUSAT 10710 TELP 021 3509442 TELP. FAX. 021 3509443 www.djpk.depkeu.go.id