KECEMASAN MENYUSUN TUGAS AKHIR DITINJAU DARI BERPIKIR POSITIF PADA

Download berpikir positif dengan kecemasan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir. ..... Universitas Diponegoro. Jurnal. Psikologi Universitas Diponeg...

0 downloads 561 Views 127KB Size
KECEMASAN MENYUSUN TUGAS AKHIR DITINJAU DARI BERPIKIR POSITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG LATIFAH MUKHAYYAROH Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecemasan menyusun tugas akhir ditinjau dari berpikir positif pada mahasiswa. Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan diantaranya faktor kognitif yang berupa pengharapan, keyakinan dalam berpikir, sikap, persepsi, informasi, konsepkonsep dan sebagainya yang mengarah pada disonansi kognitif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir di Program Studi DIII Kebidanan UNIMUS. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 50 mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan alat ukur berupa skala yaitu Skala Kecemasan Menyusun Tugas AKhir dan Skala Berpikir Positif. Hasil perhitungan korelasi product moment dengan menggunakan teknik penghitungan SPSS (Statistical Packages for Social Science) for Windows versi 21.0. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh diketahui bahwa rxy = 0,820 dan p= 0,000 (p < 0,01) yang berarti tidak ada hubungan yang negatif antara berpikir positif dengan kecemasan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir. Kata kunci: Kecemasan, Berpikir Positif THE FINAL PROJECT ANXIETY REVIEWED FROM POSITIVE THINKING ON STUDENT OFMIDWIFERY DIII UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH SEMARANG Abstract Research was aim to determine the final project anxiety reviewed from positive thinking in students . Factors that influence anxiety include cognitive factors such as hope , confidence in thinking , attitude , perception , information , concepts , etc. that lead to cognitive dissonance . The subjects were 50 students who were preparing the final project in DIII Midwifery UNIMUS Prodi . The data were obtained by Final Project Anxiety Scale and Positive Thinking Scale. The results of calculations using the product moment correlation technique SPSS (Statistical Packages for Social Science ) for Windows version 21.0 . Based on the analysis of data obtained rxy = 0.820 and p = 0.000 ( p < 0.01 ) which means that there was no negative relationship between positive thinking and the anxiety of students in preparing the final project . Keywords: Anxiety, Positive Thinking 199

Anggapan

Pendahuluan

yang

yang

demikian

menyebabkan

Di Indonesia sumber daya manusia

beberapa mahasiswa menjadi cemas ketika

tangguh

harus

dan

berkualitas

sangat

menghadapi

tugas

akhir.

Bagi

dibutuhkan untuk bisa menyongsong masa

mahasiswa tingkat akhir di Program Studi

depan

dan

DIII Kebidanan UNIMUS ini khususnya,

kepercayaan diri yang baik bagi para pendidik

diwajibkan untuk mengerjakan tugas akhir

maupun pelajarnya. Dalam perkembangan

atau disebut dengan Karya Tulis Ilmiah

zaman era globalisasi saat ini semua hal

sebagai

membutuhkan kecepatan, sehingga menuntut

pendidikan.

bangsa

adanya

lulusan

dengan

perguruan

semangat

tinggi

untuk

syarat

kelulusan

menempuh

Berdasarkan data yang diperoleh dari

membantu banyak bidang pekerjaan baik

Admisi

negeri maupun swasta. Mahasiswa dalam

Semarang, program studi dengan jurusan

tahap perkembangannya digolongkan sebagai

kebidanan di UNIMUS saat ini mengalami

masa pradewasa atau emerging adulthood

penurunan jumlah mahasiswa dari tahun 2008

yaitu usia antara 18 dan 25 tahun yang sedang

sampai

menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi

pekerjaan untuk bidan dibandingkan dengan

atau paling tidak masih tergantung secara

banyaknya

finansial pada orangtua (Wade & Travis,

mempengaruhi minat dan ketertarikan calon

2007:272).

mahasiswa untuk memilih jurusan ini, juga

Tugas akhir merupakan salah satu

karena

Universitas

sekarang.

Sedikitnya

lulusan

mindset

Muhammadiyah

bidan

mahasiswa

lapangan

sangat

tentang

syarat utama bagi seorang mahasiswa untuk

penyusunan tugas akhir yang sulit dan penuh

memperoleh gelar kelulusan, dimana tidak

rintangan sehingga beberapa dari mereka

semua

takut dan merasa khawatir tidak dapat lulus

mahasiswa

punya

kesiapan

saat

menghadapi tugas akhir tersebut. Fase ini biasanya

menjadi

stresor

tersendiri

tepat waktu.

di

Permasalahan mahasiswa kebidanan

kalangan mahasiswa. Ini terjadi bukan hanya

dalam menyusun tugas akhir ini terletak pada

karena banyak anggapan bahwa penyusunan

tata cara penulisan dan metodologi penelitian,

tugas akhir itu sulit tetapi juga karena proses

karena pada masa kuliah lebih menekankan

dalam penyusunan tugas akhir yang panjang.

pada ilmu kebidanan itu sendiri dan praktik di 200

lapangan, sehingga proses pengolahan data

subjektif, sejumlah perilaku (tampak khawatir

dalam

mengalami

dan gelisah resah), atau respons fisiologis

kesulitan. Permasalahan yang hampir sama

yang bersumber di otak dan tercermin dalam

telah

penelitian

bentuk denyut jantung yang meningkat dan

sebelumnya, bahwa masalah-masalah yang

otot yang menegang. Beberapa gejala tersebut

umum

dalam

juga dialami oleh mahasiswa yang cemas

menyusun tugas akhir adalah, kurangnya

dalam menghadapi tugas akhir. Kecemasan

kemampuan menulis, kurangnya kemampuan

juga diartikan sebagai perasaan campuran

akademis yang memadai, serta kurang adanya

berisikan

ketertarikan

mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab

penelitian

mahasiswa

diungkapkan

dihadapi

dalam

oleh

mahasiswa

mahasiswa

dalam

penelitian

(Gunawati , dkk, 2006: 94). Herdiani penelitiannya

ketakutan

(2012:2),

dalam

2004:32). Menurut Freud (dalam Davidoff,

memaparkan

bahwa

1991:63), ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan

menimbulkan

adalah

membuat

perasaan Kecemasan

mereka

keprihatinan

khusus untuk ketakutan tersebut (Chaplin

terhambatnya pengerjaan tugas akhir dapat

mahasiswa.

dan

merasa

cemas yang

pada dialami

tertekan

faktor

pengharapan,

kecemasan,

salah

satunya

kognitif

yang

berupa

keyakinan

dalam

berpikir,

dan

sikap, persepsi, informasi, konsep-konsep dan

kesulitan menghadapi masalah-masalah dalam

sebagainya yang mengarah pada disonansi

proses pengerjaan tugas akhir. Ciri-ciri yang

kognitif.

nampak dari kecemasan mahasiswa adalah timbulnya

Intervensi kognitif melibatkan proses

perasaan tidak menyenangkan

berpikir, berpikir adalah tindakan, pikiran

kemudian secara sadar mahasiswa merasakan

seseorang untuk memproduksi pemikiran

ketegangan dan ketakutan serta meningkatnya

yang bersifat positif atau negatif. Orang yang

saraf otonom ketika memikirkan tugas akhir

berpikir negatif disebut pesimis dan orang

sehingga mahasiswa memilih untuk enggan

yang

mengerjakan tugas akhir.

pemikiran negatif menemukan ekspresi dalam

berpikir

positif

disebut

optimis,

Menurut Durand & Barlow (2006 :

bentuk alasan-alasan atas kegagalan atau

158) gejala kecemasan dapat bersifat fisik

usaha untuk menghindari perilaku pemecahan

maupun psikis, pada manusia kecemasan bisa

masalah (Rosma, 2013:9). Mahasiswa dalam

jadi berupa perasaan gelisah yang bersifat

proses penyusunan tugas akhir, dengan 201

menerapkan pola pikir positif kemungkinan

meningkatkan kesehatan mental, dan pada

akan dapat mengurangi tingkat kecemasan,

saatnya akan dapat menahan atau menghadapi

sehingga mahasiswa lebih optimis untuk bisa

kecemasan yang muncul dalam kehidupan

menyelesaikan tugas akhir dengan hasil yang

sehari-hari.

sesuai dengan harapan.

Hasil

Berpikir secara umum adalah suatu cara

penyesuaian

Lestari

(1997:8)

tentang pola pikir individu, diketahui bahwa

terhadap

dengan adanya pola pikir positif individu

lingkungannya, oleh karena itu dapatlah

tidak akan mudah menyalahkan dirinya atas

dikemukakan bahwa orang itu berpikir bila

suatu kegagalan yang dialami dibandingkan

menghadapi permasalahan atau persoalan

dengan individu yang berpikir negatif. Hal ini

(Walgito, 2003:177). Wilcox (2007:190),

disebabkan

menyatakan

memandang setiap kesulitan dan kegagalan

bahwa

individu

penelitian

pola

berpikir

dapat

karena

sebagai

dan berpikir negatif. Peran pola pikir sangat

keberhasilan.

penting dalam menghadapi permasalahan atau

menerapkan pola pikir positif kemungkinan

peristiwa yang tidak mengenakkan, individu

dapat

bisa menjadi seorang yang optimis atau malah

penyusunan

menjadi

mahasiswa dengan pola pikir negatif.

Pikiran

negatif

dapat

menjadi stressful dan membahayakan.

awal

untuk

dalam

dibedakan menjadi dua yaitu berpikir positif

pesimis.

langkah

kemampuan

Mahasiswa

mengurangi tugas

mencapai

yang

kecemasan akhir

mampu

dalam

dibandingkan

Berdasarkan uraian diatas, maka

Elfiky (2008:3) menyatakan bahwa

dapat disimpulkan bahwa berpikir positif

dengan berfikir manusia bisa membedakan

dapat mengurangi kecemasan atau state

yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, antara

anxiety yaitu reaksi emosi sementara yang

yang positif dan yang negatif. Dengan begitu,

timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan

ia bisa memilih yang cocok bagi dirinya dan

sebagai

bertanggungjawab atas pilihannya. Dengan

ditentukan oleh perasaan ketegangan yang

mengubah cara berpikir yang negatif menjadi

subjektif pada mahasiswa tingkat akhir dalam

positif,

semula

menyusun dan menyelesaikan tugas akhir

mempunyai sikap pesimis akan menjadi

tepat waktu. Akan tetapi pada kenyataannya,

optimis. Lestari (1997: 2-3), Sikap dan pikiran

berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan

yang

kepada beberapa mahasiswa yang sedang

maka

positif

individu

terhadap

yang

kecemasan

akan

suatu

ancaman.

Keadaan

ini

202

menyusun tugas akhir di Prodi Kebidanan

menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-

UNIMUS ini menyatakan bahwa mereka

istilah seperti “kekhawatiran”, “keprihatinan”,

mengaku sudah memiliki keyakinan akan

dan “rasa takut” yang kadang-kadang kita

kemampuan

sedang

alami dalam tingkat yang berbeda-beda

mengerjakan tugas akhir, berfikir bahwa

(Atkinson, dkk, 1999:212). Senada dengan

setiap kesulitan selama proses penyusunan

pengertian

tugas akhir adalah suatu ujian dari Tuhan,

mendefinisikan kecemasan sebagai emosi

keyakinan akan keberhasilan yang sesuai

yang ditandai oleh perasaan akan bahaya yang

harapan dan rasa percaya diri pada saat

diantisipasikan, termasuk juga ketegangan

berkonsultasi dengan dosen pembimbing,

dan stress yang menghadang dan oleh

namun mereka tetap merasakan kecemasan

bangkitnya sistem saraf simpatetik.

diri

sendiri

ketika

diatas,

Davidoff

(1991:61)

sehingga mempengaruhi kondisi fisik yang

Tugas akhir atau biasa disebut dengan

dapat menghambat dalam proses menyusun

skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan

tugas akhir.

sebagai bagian dari persyaratan pendidikan

Kecemasan Menyusun Tugas Akhir

akademis di Perguruan Tinggi (Gunawati, dkk

Kecemasan

menurut

Freud

2006:97).

Dalam

Kamus

Besar

Bahasa

(1993/1964) adalah suatu keadaan perasaan

Indonesia (2005 : 1080) mendefinisikan tugas

afektif

yang tidak

yang

akhir adalah karya ilmiah yang wajib ditulis

disertai

dengan

yang

oleh mahasiswa sebagai prasyarat akhir

memperingatkan orang terhadap bahaya yang

pendidikan akademisnya. Pengertian tersebut

akan datang (dalam Semiun, 2006:87). Dalam

mengandung arti bahwa semua individu yang

keadaan ini seseorang akan lebih waspada dan

menempuh pendidikan di perguruan tinggi

berusaha

dengan

yang disebut mahasiswa wajib menyusun

yang

tugas akhir dengan proses belajar secara

efektif. Sebaliknya bila kecemasan begitu

individual sehingga menuntut mahasiswa

kuat, maka ia tidak lagi berfungsi sebagai

untuk belajar mandiri dalam penyelesaian

peringatan adanya bahaya, dan seseorang

masalah

tidak lagi mampu mengadakan perencanaan

penyusunan tugas akhir.

yang

sensasi

mengatasi

mengadakan

terhadap

adalah

fisik

masalahnya

perencanaan

efektif

Kecemasan

menyenangkan

emosi

tindakan

tidak

dihadapi

Berdasarkan

tindakannya. yang

yang

dapat

disimpulkan

dalam

uraian bahwa

proses

diatas maka kecemasan 203

menyusun tugas akhir adalah perasaan takut

Berdasarkan penjelasan tentang gejala-gejala

akan masa yang akan datang dan perasaan

kecemasan dalam menyusun tugas akhir yang

tidak tenang yang dirasakan oleh mahasiswa

telah

tingkat akhir sebagai ketidaknyamanan yang

kesimpulan bahwa ada dua macam gejala

dapat

dan

kecemasan dalam menyusun tugas akhir yaitu

kekhawatiran dalam proses penyusunan tugas

gejala kecemasan yang bersifat fisiologis dan

akhir.

psikologis. Gejala kecemasan yang bersifat

meningkatkan

ketegangan

Sundari (2005:51) mengungkapkan

diuraikan,

fisiologis

maka

meliputi

dapat

diambil

berkeringat,

jantung

bahwa gejala-gejala kecemasan ada dua

berdebar-debar, sesak nafas, otot menegang,

macam yaitu yang bersifat fisik dan mental.

pusing, tidak nafsu makan dan tidak bisa

a. Gejala kecemasan yang bersifat fisik

tidur. Sedangkan gejala kecemasan yang

merupakan suatu emosi yang ditandai dengan

bersifat

meningkatnya aktivitas secara otonom, secara

khawatir, takut, gelisah dan merasa dekat

khusus

dengan musibah.

aktivasi

pada

sistem

syaraf

sympathetic, antara lain:

psikologis

Faktor-faktor

meliputi

perasaan

kecemasan

dalam

a. Jari-jari tangan dingin

menyusun tugas akhir dalam penelitian ini

b. Detak jantung makin cepat

menggunakan faktor-faktor kecemasan secara

c. Berkeringat dingin

umum, Davidoff (1991:62) mengemukakan

d. Kepala pusing

bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan

e. Nafsu makan berkurang

kecemasan, yaitu :

f. Tidur tidak nyenyak

a. Faktor kognitif

g. Dada sesak nafas

Berupa

pengharapan,

keyakinan

dalam

b. Gejala kecemasan yang bersifat mental

berpikir, sikap, persepsi, informasi, konsep-

yaitu perasaan subyektif terhadap tekanan,

konsep dan sebagainya yang mengarah pada

dan kognisi yang meliputi :

disonansi kognitif.

a. Ketakutan

b. Konflik mental

b. Merasa akan ditimpa bahaya

Berkaitan

c. Tidak dapat memusatkan perhatian

memuaskan dan bermakna pada masing-

d. Tidak tentram

masing individu.

e. Ingin lari dari kenyataan

c. Pengkondisian

dengan

gaya

hidup

yang

204

Pengalaman,

segala

bentuk

pengalaman

masa

lalu

situasi

yang

atau

Berdasarkan penjelasan diatas maka

sifatnya

dapat disimpulkan bahwa berpikir positif

mengancam atau membahayakan.

adalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan

diatas,

maka

dapat

suatu

cara

berpikir

yang lebih

menekankan pada sudut pandang dan emosi

diambil

yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang

kesimpulan bahwa faktor-faktor yang dapat

lain maupun situasi yang di hadapi, sehingga

menimbulkan

faktor

pikirannya berproses secara positif yang

kognitif, konflik internal individu, ancaman

kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku

fisik dan harga diri. Faktor kecemasan yang

yang positif.

kecemasan

adalah

akan digunakan dalam penelitian ini adalah faktor

kognitif,

yang

berkaitan

dengan

Albrecht (Widyastuti & Kushartati) menyebutkan beberapa aspek berpikir positif

berpikir, yaitu berpikir positif.

yaitu :

Berpikir Positif

a. Harapan yang positif

Berpikir

positif

adalah

sumber

Melaksanakan sesuatu yang lebih dipusatkan

kekuatan dan sumber kebebasan. Disebut

pada

sumber kekuatan karena mampu membantu

masalah dan menjauhkan diri dari rasa takut

individu

akan

memikirkan

solusi

sampai

kesuksesan, optimisme, pemecahan

kegagalan

serta

memperbanyak

mendapatkannya. Dengan begitu individu

menggunakan kata-kata yang mengandung

bertambah mahir, percaya dan kuat. Disebut

harapan.

sumber kebebasan karena individu akan

b. Afirmasi diri

terbebas dari penderitaan dan kungkungan

Memusatkan perhatian pada kekuatan diri,

pikiran negatif serta pengaruhnya pada fisik

melihat diri secara lebih positif dengan dasar

(Elfiky,

pemikiran

2006:207).

kaitannya

dengan

Pendapat kecemasan

ini

erat

mahasiswa

bahwa

setiap

c. Pernyataan tidak menilai

maka

Pernyataan

mengatasi

dan

positif

dapat

menurunkan

membantu

sama

berartinya dengan orang lain

tingkat akhir dalam menyusun tugas akhir, berpikir

orang

yang

lebih

menggambarkan

tingkat

keadaan diri daripada menilai keadaan,

kecemasan yang akan berpengaruh pada

fleksibel dan tidak fanatic dalam berpendapat.

kesehatan fisik.

Pernyataan

ini

dimaksudkan

sebagai

pengganti pada saat seseorang cenderung 205

untuk memberikan pernyataan yang negatif

Teknik analisis data yang digunakan

terhadap suatu hal.

untuk

menguji

d. Penyesuaian diri terhadap suatu kenyataan

Analisis

Mengakui kenyataan dan segera berusaha

digunakan

menyesuaikan diri, menjauhkan diri dari

berpikir [ositif dengan kecemasan menyusun

penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri

tugas akhir pada mahasiswa.

sendiri. Menerima masalah dan berusaha

Hasil dan Pembahasan

menghadapinya adalah salah satu ciri dari orang yang bepikir positif.

hipotesis

Product

adalah

moment.

untuk

teknik

Analisis

mengetahui

ini

hubungan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh diketahui bahwa rxy = 0,820 dan p=

Berdasarkan beberapa pendapat dan

0,000 (p < 0,01) yang berarti tidak ada

penjelasan yang telah diuraikan, maka dapat

hubungan yang negatif antara berpikir positif

ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek dalam

dengan

berpikir positif adalah menguatkan cara

menyusun tugas akhir. Dengan demikian

pandang

diri,

hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Secara

harapan yang positif dan penyesuaian diri

teori kecemasan yang dialami oleh mahasiswa

terhadap suatu kenyataan.

tergolong dalam kecemasan normal. Menurut

Metode Penelitian

De

tentang

sesuatu,

afirmasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 50 mahasiswa

DIII

Kebidanan

Universitas

kecemasan

Clerq

mahasiswa

(1994:48-49),

dalam

kecemasan

menunjukkan pada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan dan meliputi interpretasi subjektif dan “arousal”

Muhammadiyah Semarang. Keseluruhan subyek penelitian anggota

atau rangsang fisiologis. Kecemasan yang

populasi disebut dengan elemen populasi.

dialami mahasiswa dalam mengerjakan tugas

Apabila penelitian dilakukan pada semua

akhir dikategorikan dalam state anxiety. state

elemen yang ada dalam wilayah penelitian,

anxiety yaitu reaksi emosi sementara yang

maka

timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan

penelitiannya

disebut

penelitian

populasi atau disebut studi populasi, atau juga

sebagai

studi sensus (Usman dan Akbar, 2006:181).

ditentukan oleh perasaan ketegangan yang

Metode

pengumpulan

suatu

ancaman.

Keadaan

ini

data

subjektif. Proses umum terjadinya kecemasan

menggunakan Skala Kecemasan Menyusun

mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir

Tugas Akhir dan Skala Berpikir Positif.

yaitu adanya situasi yang menyebabkan 206

mahasiswa mengalami kecemasan, seperti tuntutan

orangtua,

mahasiswa

kurang

memiliki keyakinan diri, kurangnya dukungan sosial

dari

dosen

dan

teman-temannya.

Beberapa hal tersebut dapat memunculkan interpretasi subyektif yang menyebabkan mahasiswa merasa cemas sehingga terjadi rangsang

fisiologis

yang

mengganggu

keadaan fisik mahasiswa. Terdapat

beberapa

kemungkinan

kelemahan dalam penelitian ini yaitu; waktu pengisian skala yang kurang efektif karena bersamaan

dengan

pembekalan

kegiatan

komunitas sehingga mahasiswa kurang fokus dalam pengisian skala dengan pembahasan tugas

akhir,

hal

ini

dianggap

sebagai

kelemahan karena kecemasan disini bersifat situasional. Simpulan Tidak ada hubungan negatif antara berpikir positif dengan kecemasan menyusun tugas akhir, sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Daftar Pustaka Alwisol, 2009. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press Ancok, D. 1987. Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Yogyakarta: UGM Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Hilgard, E.R., 1999. Pengantar Psikologi Umum. Alih bahasa : Taufiq N, Jakarta : Erlangga

Azwar,

S., 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Chaplin, J.P., 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : RajaGrafindo Persada Davidoff, L. L, 1991. Psikologi Suatu Pengantar. Alih bahasa : Juniati, M, Jakarta : Erlangga De Clerq, L, 1994. Tingkah Laku Abnormal Dari Sudut Pandang Perkembangan). Jakarta : PT Gramedia Durand, V.M., Barlow, D.H., 2006. Psikologi Abnormal. Alih bahasa : Soetjipto, H, P, USA : Pustaka Pelajar Elfiky, I, 2008. Terapi Berpikir Positif. Jakarta : Zaman Gunawati, R., Hartati, S,. Listiara, A., 2006. Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi Mahasiswa-Dosen Pembimbing Utama Skripsi Dengan Stres Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. h. 93-115 Hadi, S, 2000. Statistik jiid 2. Yogyakarta : Andi Herdiani, W. S., 2012. Pengaruh Expressive Writing Pada Kecemasan Menyelesaikan Skripsi. Jurnal Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No. 1. h. 6-17 Lestari, A, 1997. Pelatihan Berpikir Positif Untuk Menangani Sikap Pesimis Dan Gangguan Depresi. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada. h. 1-9 Qudsy, I, 2010. Keajaiban Berpikir Positif. Yogyakarta : Mediabaca

207

Peale, N, V, 1977. Cara Hidup dan Berpikir Positif. Jakarta : Gunung Jati Rosma, S, 2013. Pengaruh Pelatihan Berpikir Positif Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang Menempuh Skripsi. Jurnal Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. h. 11-21 Sari, R, N, 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu Semiun, Y, 2006. Teori Kepribadian dan Tetapi Psikoanalitik FREUD. Yogyakarta : Kasinius Sundari, S, 2005. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta : Rineka Cipta Sunyoto, D, 2008. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta : MedPress Suryabrata, S, 2000. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta : Balai Pustaka Usman, H, & Akbar, P. S., 2006. Pengantar Statiska Edisi Dua. Jakarta : PT Bumi Aksara Wade, C. & Tavris, C., 2007. Psikologi Edisi kesembilan Jilid 2. Alih bahasa : Mursalin, P, Jakarta : Erlangga Walgito, B, 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : ANDI Widyastuti, A. & Kushartati, S., Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Positif Ibu dan Dampak pada Anak. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Wilcox, l, 2007. PsichoSufi Terapi Psikologi Sufistik Pemberdayaan Diri. Jakarta : Pustaka Cendekiamuda

208