KELOMPOK SWABANTU DIABETES TERHADAP, PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN KONTROL PASIEN DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TAHUN 2015 I Made Mertha, I Nyoman Ribek, I Made Widastra Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar
[email protected] Abstract. Diabetes mellitus (DM) patient empowerment in the form of self-help groups are very important in the management of diabetes management of patients with diabetes mellitus consisting of education, diet, physical activity, and medications. The research objective is to identify diabetes self-help groups, self-help kompok analyze the effect of diabetes on patients' knowledge of DM, and analyze the influence of self-help groups for compliance control diabetes patients with diabetes mellitus. This study is quasy-experimental with pre-post design without control group. The study was conducted at the health center IV South Denpasar for 5 months ie from June to October 2015. The study population was patients with DM and DM patients at high risk who went to the health center IV South Denpasar. Samples were selected that met the inclusion criteria and exclusion amounts to 35 people. Respondents subsequently formed self-help groups. Self-help groups in the form of counseling treatment diabetes management, prevention of the risk of diabetes, foot care, foot gymnastics, yoga activities and random blood sugar measurements once a month. Data collection tool was a questionnaire about their knowledge and compliance controls are carried out pre and post treatment. Based on the results of statistical tests revealed no influence of self-help groups for knowledge and compliance control of diabetic patients at the health center IV South Denpasar (p = 0.000; α = 0.05). Researchers suggest that the self-help groups that have maintained and improved type of activities. Keywords: self-help groups, Diabetes Mellitus, Knowledge, Compliance. Abstrak. Pemberdayaan pasien DM dalam bentuk kelompok swabantu diabetes sangat penting dalam managemen pengelolaan pasien DM yang terdiri dari edukasi, diet, aktivitas jasmani, dan obat. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi kelompok swabantu diabetes, menganalisa pengaruh kompok swabantu diabetes terhadap pengetahuan pasien DM, dan menganalisa pengaruh kelompok swabantu diabetes terhadap kepatuhan kontrol pasien DM. Penelitian ini merupakan penelitian quasy-experimental dengan rancangan pre post without group control. Penelitian dilakukan di Puskesmas IV Denpasar Selatan selama 5 bulan yaitu bulan Juni sampai Oktober 2015. Populasi penelitian adalah pasien DM dan pasien risiko tinggi DM yang berobat ke Puskesmas IV Denpasar Selatan. Sampel yang dipilih yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi berjumlah 35 orang. Responden selanjutnya dibentuk kelompok swabantu. Perlakuan kelompok swabantu berupa penyuluhan penatalaksanaan DM, pencegahan risiko DM, perawatan kaki, senam kaki, kegiatan yoga dan pengukuran gula darah acak sebulan sekali. Alat pengumpul data berupa kuesioner tentang pengetahuan dan kepatuhan kontrol yang dilakukan pre dan post perlakuan. Berdasarkan hasil uji statistik dinyatakan ada pengaruh kelompok swabantu terhadap pengetahuan dan kepatuhan kontrol pasien DM di Puskesmas IV Denpasar Selatan (p= 0,000 ; α=0,05). Peneliti menyarankan agar kelompok swabantu yang sudah jalan dipertahankan dan ditingkatkan jenis kegiatannya. Kata kunci: kelompok swabantu, Diabetes Mellitus, Pengetahuan, Kepatuhan. 165
Jurnal Skala Husada Volume 13 Nomor 2 September 2016 : 165 - 176
akan terdapat 149 juta penduduk berumur
Pendahuluan Saat
ini
kecendrungan
Indonesia semakin
menghadapi
diatas 20 tahun maka akan terdapat 12 juta
meningkatnya
penderita diabetes di daerah urban dan 8,1
jumlah penyakit tidak menular. Penyebab
juta penderita diabetes di daerah rural.2
terjadinya penyakit tidak menular tersebut
Studi epidemiologi terbaru menun-
sangat berkaitan dengan gaya hidup yang
jukkan terjadi peningkatan insiden dan
tidak sehat seperti
merokok, minum
prevalensi DM tipe 2 di seluruh dunia
minuman beralkohol, obesitas, dan kurang
termasuk Indonesia.3 Berdasarkan Data
berolahraga. Secara epidemiologi penyakit
Dinas Kesehatan Provinsi Bali terjadi
tidak menular muncul menjadi penyebab
peningkatan
kematian terbesar di Indonesia. Salah satu
32,18% dari tahun 2009 dengan jumlah
penyakit tidak menular adalah Diabetes
penderita DM tipe 2 sebanyak 923 orang
Mellitus.
ke tahun 2010 dengan jumlah penderita
Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok
kelainan
1220 orang. Pasien DM tipe 2 rawat inap
yang
di RS pemerintah di Bali tahun 2009
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
mencapai 313 orang dan pada tahun 2010
dalam darah atau hiperglikemia.1 Angka
mencapai 401. Pasien rawat jalan pada
kejadian
mengalami
tahun 2009 tercatat 610 orang dan pada
peningkatan. Menurut perkiraan WHO di
tahun 2010 mencapai 819 orang penderita
Indonesia
DM tipe 2.
DM
heterogen
kasus DM tipe 2 sebesar
terus
diprediksi
kenaikan
jumlah
pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000
Manifestasi klinis DM tergantung
menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
derajat
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
manifestasi klasik dari semua jenis DM
Indonesia (2003) diperkirakan penduduk
adalah
Indonesia yang berusia di atas 20 tahun
polidipsia (sering haus), dan polifagia
sebesar 133 juta jiwa. Dengan prevalensi
(sering makan). Gejala lain pasien DM
DM di daerah urban sebesar 14,7% dan
meliputi kelelahan, penurunan berat badan,
daerah rural 7,3%, maka diperkirakan pada
kelemahan perubahan penglihatan yang
tahun 2003 terdapat sejumlah 8,2 juta
tiba-tiba, geli atau kebas pada tangan dan
penderita diabetes di daerah urban dan
kaki, kulit kering, luka pada kulit atau luka
sejumlah 5,5 juta penderita diabetes di
yang lambat sembuh, dan infeksi yang
daerah
laju
berulang4. DM menyebabkan berbagai
pertambahan penduduk, pada tahun 2030
komplikasi sebagai akibat dari tingginya
rural.
Sesuai
dengan
hyperglikemia
poliuria
pasien
(sering
dan
kencing),
166
I Made Mertha, I Nyoman Ribek, I Made Widastra (Kelompok Swabantu Diabetes…)
kadar gula dalam darah.
Komplikasi
Memperdayakan keluarga
komplikasi akut dan komplikasi kronik.
penerapan startegi global WHO untuk pola
Komplikasi akut berupa hipoglikemia dan
makan, olahraga dan kesehatan yang
ketoasidosis, sedangkan komplikasi kronik
bertujuan
terjadi melalui adanya perubahan pada
melindungi
sistem vaskular berupa mikroangiopati dan
gerakkan
makroangiopati. Makroangiopati maupun
jumlah kematian akibat pola makan yang
mikroangiopati
salah dan kurangnya olahraga. Strategi
menyebabkan
masyarakat
DM,
diabetes dibedakan menjadi dua yaitu
akan
dan
pasien
untuk
merupakan
mempromosikan
kesehatan
dengan
masyarakat
untuk
mengmenekan
hambatan aliran darah ke seluruh organ
intervensi
sehingga
mengakibatkan
nefropati,
masyarakat yang dapat diterapkan adalah
retinopati,
neuropati,
penyakit
1) kemitraan (partnership), 2) pember-
vaskular perifer.2 Kondisi yang dialami
dayaan (empowerment), 3) pendidikan
tersebut akan menurunkan kualitas hidup
kesehatan, dan 4) proses kelompok. Proses
pasien DM.
kelompok merupakan salah satu strategi
dan
dan
dan
pengorganisasian
Mengingat dampak dari DM yang
intervensi keperawatan yang dilakukan
sangat besar terhadap kualitas sumber daya
bersama-sama dengan masyarakat melalui
manusia
dan
beaya
pemeliharaan
pembentukan
kesehatan
yang
sangat
besar
maka
kelompok swabantu (self-help group).
diperlukan
peran
serta
semua
pihak
keluarga
dalam
terutama
masyarakat,
sebuah
kelompok
Saat ini masih relatif sedikit upaya aplikasi
pembentukan
upaya promotif dan preventif. Dalam
Swabantu
Diabetes
pengelolaan
penanggulangan
penyakit
tersebut
selain
atau
Kelompok
sebagai
DM
strategi
terutama
upaya
dokter, perawat, ahli gizi, dan tenaga
promotif dan preventif, sementara dari
kesehatan lain,peran pasien dan keluarga
beberapa hasil penelitian menunjukkan
menjadi sangat penting. Edukasi kepada
bahwa kelompok swabantu DM dapat
pasien dan keluarganya bertujuan dengan
meningkatkan
aspek
memberikan
terapeutik
yaitu
pemahaman
mengenai
DM
edukasi,
diet,
Berdasarkan
hal
perjalanan penyakit, pencegahan, penyulit,
aktivitas,
dan
dan penatalaksanaan DM, akan sangat
tersebut
penulis
membantu
keikutsertaan
penelitian tentang “Pengaruh Kelompok
keluarga dalam usaha memperbaiki hasil
Swabantu Diabetes Terhadap Pengetahuan
pengelolaan.
dan Kepatuhan Kontrol Pasien DM.”
meningkatkan
obat.
managemen
tertarik
melakukan
167
Jurnal Skala Husada Volume 13 Nomor 2 September 2016 : 165 - 176
kriteria inklusi dan ekslusi di Puskesmas
Metode Penelitian ini menggunakan jenis
IV Denpasar Selatan tanggal 11 Juli 2015
penelitian quasy-experimental. Rancangan
sampai
10
Oktober
dalam penelitian ini menggunakan pre post
dikumpulkan dengan lembar observasi dan
test without group control design. Jumlah
lembar
responden 35 orang yang telah memenuhi
dianalisa univariat, dan bivariat.
kuesioner.
2015.
Data
Data
selanjutnya
. Hasil Penelitian dan Pembahasan Karakteristik Jenis Kelamin Tabel 1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
17
48,6
Perempuan
18
51,4
Jumlah
35
100
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan
banyak mengalami DM dan ikut dalam
jenis kelamin perempuan yang lebih
kegiatan kelompok swabantu.
Karakteristik Umur Tabel 3 Karakteristik Responden berdasarkan Umur Rerata
Modus
Std.Deviasi
Minimun
Maksimun
60,5
58
4,5
50
68
Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan
umur termuda 50 tahun dan umur tertua 68
bahwa rerata umur responden adalah 60,5
tahun.
tahun, dengan umur terbanyak 58 tahun,
168
I Made Mertha, I Nyoman Ribek, I Made Widastra (Kelompok Swabantu Diabetes…)
Karakteristik Pendidikan Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan
Frekuensi
Persentase
Dasar
6
17,1
Menengah
25
71,4
PT
4
11,4
Jumlah
35
100
Berdasarkan
tabel
dapat
(71,4%) dan paling sedikit dengan
dinyatakan bahwa tingkat pendidikan
pendidikan Perguruan Tinggi hanya 4
responden
orang (11,4%)
paling
diatas
banyak
adalah
pendidikan menengah yaitu 25 orang
Karakteristik Pekerjaan Tabel 4 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
Tidak bekerja
16
45,7
Petani
1
2,9
Wiraswasta
10
28,6
PNS
1
2,9
TNI/Polri
0
0
Pensiunan
7
20
Jumlah
35
100
Berdasarkan
tabel
di
atas
dapat
10 orang (28,6%), dan paling sedikit
dinyatakan bahwa responden paling
sebagai petani dan PNS masing-
banyak tidak bekerja yaitu 16 orang
masing 1 orang (2,9%).
(45,7%) setelah itu sebagai wiraswasta
169
Jurnal Skala Husada Volume 13 Nomor 2 September 2016 : 165 - 176
Pengetahuan Tabel 5 Tingkat Pengetahuan Responden sebelum dan Setelah Mengikuti Kegiatan Kelompok Swabantu. Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah n
%
n
%
n
%
n
%
Sebelum
6
17,1
26
74,3
3
8,6
35
100
Setelah
22
62,9
13
37,1
0
0
35
100
Berdasarkan
tabel
dinyatakan pengetahuan
di
atas
dapat
bahwa
tingkat
responden
sebelum
(8,6%) dengan tingkat pengetahuan kurang.
Setelah
kelompok
intervensi
dalam
swabantu
tingkat
responden
meningkat
kegiatan kelompok swabantu paling
pengetahuan
banyak adalah cukup yaitu 26 orang
yaitu 22 orang (62,9%) tingkat baik,
(74,3%), 6 orang (17,1%) tingkat
dan
pengetahuan baik, dan hanya 3 orang
pengetahuan cukup.
13
orang
(37,1%)
tingkat
Kepatuhan Tabel 6 Kepatuhan kontrol Responden Setelah Kegiatan Kelompok Swabantu Tingkat Kepatuhan
Frekuensi
Persentase
Patuh
26
74,3
Kurang Patuh
9
25,7
Tidak Patuh
0
0
Jumlah
35
100
Berdasarkan
tabel
di
atas
dapat
swabantu patuh dalam kontrol, dan
dinyatakan bahwa sebagian besar
tidak ada responden yang tidak patuh
responden yaitu 26 orang (74,3%)
dalam kontrol penyakitnya
yang ikut dalam kegiatan kelompok
170
I Made Mertha, I Nyoman Ribek, I Made Widastra (Kelompok Swabantu Diabetes…)
Pengaruh Kelompok Swabantu terhadap Pengetahuan Tabel 7 Pengaruh Kelompok Swabantu terhadap Pengetahuan Responden Paired Samples Statistics Pengetahuan
Mean
Pair 1 Sebelum
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
Sig.(2-tailed)
70.0000
35
8.57493
1.44943
Setelah
79.7143
35
6.29459
1.06398
Selisih
9,7143
0,000
Berdasarkan tabel di atas didapatkan
didapatkan umur rata-rata responden
nilai p=0,000 yang lebih kecil dari nilai
adalah 60,5 tahun dengan umur tertua
α=0,05 sehingga dapat dinyatakan ada
adalah 68 tahun dan umur termuda 50
pengaruh kelompok swabantu terhadap
tahun. Umur merupakan salah satu
pengetahuan responden.
faktor yang mempengaruhi terjadinya DM. Biasanya DM terjadi pada umur
Pengaruh Kelompok Swabantu
>45 tahun.5 Umur sangat erat kaitannya
terhadap Kepatuhan
dengan kenaikan kadar glukosa darah,
Berdasarkan
pengukuran
sehingga semakin meningkat usia maka
kepatuhan melalui pengisian kuesioner,
prevalensi
rerata gula darah acak dalam 3 bulan,
toleransi
dan
dalam
Proses menua yang berlangsung setelah
kegiatan kelompok swabantu dapat
usia 30 tahun mengakibatkan perubahan
dinyatakan
anatomis,
keteraturan
glukosa
dan semakin
terhadap
kepatuhan
Perubahan dimulai dari tingkat sel,
responden dalam perawatan
berlanjut pada tingkat jaringan dan
mempengaruhi Komponen
Karakteristik Responden Hasil identifikasi data tentang berdasarkan
biokimia.
akhirnya pada tingkat organ yang dapat
Pembahasan
karakteristik
dan
tinggi.2
swabantu
penyakit DM yang diderita.
fisiologis
gangguan
kelompok
berpengaruh Kontrol
kehadiran
diabetes
umur
fungsi tubuh
homeostasis. yang
dapat
mengalami perubahan adalah sel beta pankreas yang menghasilkan hormon insulin, sel-sel jaringan target yang 171
Jurnal Skala Husada Volume 13 Nomor 2 September 2016 : 165 - 176
menghasilkan glukosa, sistem saraf, dan
aktif paling banyak sebagai wiraswasta
hormon lain yang mempengaruhi kadar
yaitu 10 orang (28,6%). Pekerjaan dengan
glukosa. Hasil penelitian sebelumnya
tingkat stress yang tinggi menyebabkan
yang dilakukan oleh Amalia (2012)
system saraf simpatis yang diikuti oleh
tentang perilaku perawatan kaki pada
sekresi simpatis-medular, dan bila stress
pasien
responden
menetap
maka
terbanyak dengan umur lebih dari 50
pituitari
akan
tahun. Data di atas dapat disimpulkan
mensekresi
bahwa
factor
DM
menyatakan
umur
yang
menua
sangat
system
hipotalamus-
diaktifkan
dan
corticotrophin
yang
menstimulasi
akan
releasing pituitary
mempengaruhi terjadinya DM karena
anterior memproduksi adenocorticotropic
penurunan fungsi fisiologis seseorang.
factor (ACTH). ACTH menstimulasi
Mayoritas responden berpendi-
produksi
kortisol,
yang
akan
peningkatan
kadar
dikan terakhir SMA yaitu sebanyak 13
mempengaruhi
orang
mem-
glukosa darah.1 Penelitian sebelumnya
pengaruhi perilaku seseorang, semakin
yang dilakukan oleh Amalia (2012)
tinggi
pendidikan seseorang, maka
tentang perilaku perawatan kaki pasien
semakin mudah seseorang menerima
DM yang menyatakan bahwa sebagian
informasi, sehingga semakin banyak
besar responden memiliki penghasilan
juga
dimiliki.
yang cukup. Dapat disimpulkan bahwa
Penelitian sebelumnya yang dilakukan
pekerjaan yang memiliki tingkat stress
oleh Amalia (2012) tentang perilaku
yang tinggi menjadi salah satu faktor
perawatan
penyebab DM.
(37,1%).
Pendidikan
pengetahuan
kaki
menyatakan terbanyak menengah
yang
pasien
DM
bahwa dengan dan
lanjutan.
yang
responden pendidikan Dengan
Pengetahuan
Responden
Tentang
Perawatan DM
memiliki pendidikan yang tergolong
Pengetahuan
adalah
hasil
tinggi seseorang lebih mudah untuk
penginderaan manusia atau hasil tahu
mengakses
informasi
seseorang terhadap objek melalui indra
mengenai penyakit dan kendali faktor
yang dimilikinya. Dengan sendirinya
risiko terjadinya DM.
pada
berbagai
Karakteristik pekerjaan responden
waktu
menghasilkan
pengindraan
sampai
pengetahuan
tersebut
paling banyak tidak bekerja yaitu 16
sangat
dipengaruhi
oleh
intensitas
orang (45,7%), responden yang masih
perhatian dan persepsi terhadap objek. 172
I Made Mertha, I Nyoman Ribek, I Made Widastra (Kelompok Swabantu Diabetes…)
Sebagian besar pengetahuan seseorang
pada pasien Diabetes Melitus tipe 2
dipengaruhi oleh indra penglihatan dan
difokuskan pada suatu program yang
indra pendengaran. Perilaku yang didasari
melibatkan aktifitas sehari – hari yang
oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dirancang untuk mengendalikan penyakit,
daripada perilaku yang tidak didasari oleh
perawatan
pengetahuan, sebab perilaku ini terjadi
makan atau terapi nutrisi medis, latihan
akibat
fisik (olahraga) secara teratur, meng-
paksaan
atau
aturan
yang
mengharuskan untuk berbuat.
gunakan
Hal yang dapat mempengaruhi
ini
meliputi:
obat
sesuai
perencanaan
resep,
serta
pemantauan kadar glukosa darah.
pengetahuan seseorang bisa dilihat dari
Berdasarkan data yang diperoleh
umur, pendidikan dan pekerjaan. Dimana
diketahui dari 35 responden, sebanyak
apabila umur seseorang sudah masuk
yaitu 26 orang (74,3%) patuh dalam
lanjut usia maka mereka akan lebih
menjalankan
peduli terhadap kesehatannya. Semakin
menunjukkan bahwa pasien Diabetes
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
Melitus sebagian besar patuh dalam
semakin
menjalankan
tinggi
tingkat
pengetahuan
perawatan.
perawatan
yang
petugas
ini
telah
seseorang, karena lebih mudah orang
ditentukan
tersebut
Kepatuhan pasien dalam menjalankan
kesehatan.
menerima
informasi.
bekerja
memiliki
perawatan
Diabetes
pengetahuan yang lebih tinggi karena
diperlukan
sebagai
dengan bekerja kita akan mempunyai
keberhasilan penatalaksanaan Diabetes
pengalaman sehingga akan lebih mudah
Melitus dan mencegah komplikasinya.
untuk mengetahui informasi terhadap
Hal serupa juga dikemukakan oleh WHO
suatu hal.
(2003)
Seseorang
untuk
oleh
Hal
yang
yang
Melitus faktor
menyatakan
sangat penentu
bahwa
kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk Kepatuhan Kontrol Responden Kepatuhan bagi pasien Diabetes Melitus tipe 2 merupakan keaktifan,
mencapai keberhasilan terapi utamanya pada terapi penyakit tidak menular, salah satunya adalah Diabetes Melitus.
kesukarelaan, dan keterlibatan pasien
Berdasarkan penelitian diketahui
dalam pengelolaan penyakitnya dengan
sebanyak 9 orang (25,7%) responden
mengikuti perawatan khusus yang telah
kurang patuh. Tingkat kepatuhan yang
disepakati bersama (antara pasien dengan
kurang ini dapat meningkatkan resiko
petugas kesehatan). Kepatuhan perawatan
berkembangnya komplikasi yang akan 173
Jurnal Skala Husada Volume 13 Nomor 2 September 2016 : 165 - 176
memperburuk penyakit Diabetes Melitus.
anggota
Ketidakpatuhan pasien dalam melakukan
memberikan
tatalaksana Diabetes Melitus tipe 2 akan
Kelompok dapat memberikan dukungan
memberikan dampak negatif yang sangat
sosial
besar
biaya
swabantu diabetes merupakan tempat bagi
Diabetes
individu dengan diabetes untuk diskusi satu
meliputi
kesehatan
peningkatan
dan
komplikasi
Melitus.5
sehingga
kelompok
dukungan
antar
psikologis.6
dan
dapat anggota.
Kelompok
dengan lainnya, membagi pengetahuan dan pengalaman
tentang
DM.
Keterlibatan
Pengaruh Kelompok Swabantu Terhadap
pasien DM dalam kelompok swabantu
Pengetahuan Responden
diabetes akan meningkatkan pengetahuan
Secara deskriptif hasil penelitian dapat
dinyatakan
terjadi
ini terjadi karena kelompok swabantu
pengetahuan
diabetes menciptakan lingkungan yang
responden sebelum dan setelah mengikuti
homogen untuk memudahkan mendapatkan
kegiatan kelompok swabantu. Sebelum
saling
mulai
meningkatkan
peningkatan
bahwan
pasien tentang perawatan mandiri DM. Hal
tingkat
kegiatan
swabantu
didapatkan
pengetahuan responden sebagian besar
tukar
informasi minat
sehingga
anggota
terhadap
pengelolaan perawatan DM secara mandiri.
pada tingkat cukup yaitu 26 orang (74,3%) dan setelah 4 bulan perlakuan
Pengaruh Kelompok Swabantu Terhadap
dalam kelompok swabantu didapatkan
Kepatuhan Kontrol Responden
pengetahuan responden sebagian besar
Kepatuhan adalah tingkat perilaku
pada tingkat baik yaitu 22 orang (62,9%).
penderita
Berdasarkan
didapatkan
keputusan atau tindakan untuk pengobatan
bahwa ada pengaruh kelompok swabantu
seperti diet, kebiasaan hidup sehat, dan
terhadap pengetahuan responden dengan
ketepatan berobat. Kepatuhan berasal dari
nilai p=0,000 dan nilai α=0,05. Faktor-
kata patuh yang artinya sikap positif yang
faktor yang mempengaruhi pengetahuan
ditunjukan
seseorang adalah tingkat pendidikan,
secara berarti sesuai tujuan pengobatan
pekerjaan, umur, minat, pengalaman,
yang
lingkungan, dan kemudahan memperoleh
pengobatan meliputi : a) Kontrol teratur
informasi.
yaitu apabila penderita datang berobat
uji
statistik
Dalam kelompok swabantu diabetes terbentuk hubungan yang sangat baik antar
dalam
dengan
ditetapkan.
mengambil
adanya
suatu
perubahan
Kepatuhan
dalan
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, mengetahui
keadaan
darurat
yang 174
I Made Mertha, I Nyoman Ribek, I Made Widastra (Kelompok Swabantu Diabetes…)
memerlukan
pengobatan
diluar
jadwal
kontrol, b) Berperilaku sesuai aturan yaitu
maka semakin tinggi kesadaran individu terhadap pentingnya aturan.
penderita mau melaksanakan segala sesuatu
Fasilitas
yang
dimiliki
aturan yang telah ditetapkan. Misalnya
bertindak sesuai aturan yang berlaku.
aturan minum obat, makan makanan yang
Sarana tersebut seperti sarana pelayanan
boleh dimakan, dan mengurangi aktivitas.
antenatal care yang terjangkau, sarana
individu
seseorang
dalam
transportasi. Faktor sosial budaya dan
kesehatan
sosial ekonomi mencakup komponen nilai,
secara umum dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Sikap kepatuhan seseorang
internal
dapat
berperilaku
patuh
mendukung
yang
yang berhubungan dengan kesehatan sesuai
Sikap
akan
memadai
terhadap
dan
aturan
ekternal
individu
yang
dibatasi
oleh
karena
kondisi
bersangkutan. Faktor tersebut adalah faktor
lingkungan yang menekan, dan pembiasaan
internal
jenis
formal. Berbagai aspek komunikasi pasien
kelamin, pendidikan, dan faktor eksternal
dengan tenaga kesehatan mempengaruhi
seperti
tingkat ketidaktaatan misalnya informasi
yang
sarana,
mencakup
sosial
umur,
budaya,
sosial
ekonomi, dan komunikasi. Individu dengan
dengan
umur lebih muda mempunyai motivasi
ketidakpuasan terhadap aspek hubungan
yang lebih tinggi dibandingkan individu
emosional
yang sudah memasuki usia lanjut. Umur
ketidakpuasan terhadap pengobatan yang
lebih muda memiliki daya ingat lebih kuat
diberikan. Strategi untuk meningkatkan
serta kreativitas yang lebih tinggi dalam
ketaatan
mengenal dan mencapai sesuatu.
meningkatkan komunikasi antara petugas
Berdasarkan jenis kelamin wanita
pengawasan
yang
dengan
atau
dokter
kepatuhan
kurang,
dan
adalah
kesehatan dengan pasien.
memiliki keyakinan dan watak yang lebih halus serta memiliki suatu ketelitian yang tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hal
Simpulan dan Saran
ini disebabkan karena wanita bereaksi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)
terhadap sesuatu lebih emosional karena
Karakteristik responden yang ikut dalam
adanya unsur-unsur dari dalam (keturunan)
kelompok
dan unsur luar (pendidikan, pengalaman).
berjenis kelamin perempuan, rerata umur
Pendidikan memberikan suatu landasan
60,5 tahun, sebagian besar berpendidikan
kepada
menengah,
seseorang
dalam
bertindak.
Semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki
swabantu
dan
palaing
sebagian
besar
banyak
tidak
bekerja, 2) Pengetahuan responden sebelum 175
Jurnal Skala Husada Volume 13 Nomor 2 September 2016 : 165 - 176
kegiatan kelompok swabantu paling banyak pada tingkat cukup, namun setelah kegiatan kelompok swabantu tingkat pengetahuan responden sebagian besar menjadi baik, 3) Sebagain besar responden patuh dalam kontrol penyakit yang dialami, 4).Ada pengaruh kelompok Swabantu Diabetes terhadap
pengetahuan
pasien
DM
di
Puskesmas IV Denpasar Selatan tahun 2015 (p=0,000 ; α 0,05), dan 5) Secara deskriptif berdasarkan tingkat kepatuhan, rerata gula darah dalam tiga bulan, dan kehadiran
dalam
kegiatan
kelompok
dinyatakan kelompok swabantu diabetes berpengaruh terhadap kepatuhan kontrol pasien DM di Puskesmas IV Denpasar Selatan tahun 2015. Kepada lansia agar terus mempertahankan kegiatan yang sudah berjalan dengan baik, dan kepada peneliti selanjutnya
agar
melihat
Daftar Pustaka 1. Smeltzer, S, & Bare. 2002. BrunnerKeperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, Edisi 8, Volume 2, Jakarta : EGC. 2. Sudoyo.2006. Buku ajar penyakit ilmu dalam. (Edisi 3). Jakarta;Pusat penerbit Departemen Penyakit Dalam FKUI 3. PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Indonesia, Jakarta: PB.PERKENI. 4. Price, S.A., and Wilson, 2006, Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit, Edisi 6, Jakarta: EGC. 5. Soegondo, S.,Soewondo,P, & Subekti,I. 2007. Penatalaksanaan diabetus mellitus terpadu. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 6. Chaveepojnkamjorn,W., Natchaporn Pitchainarong, Frank Peter Schelp, and Udomsak Mahaweerawat. 2008. A Randomized Controlled Trial To Improve The Quality Of Life Of Type 2 Diabetic Patients Using A Self-Help Group Program, http://bsris.swu. ac.th, availabel 14 Maret 2012.
pengaruh
kelompok swabantu dengan melibatkan lebih banyak variabel dengan kelompok kontrol
176