Kinerja Lembaga Keuangan bank Syariah di Indonesia ISSN : 1412-6029X
KINERJA LEMBAGA KEUANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA Dian Indah Cahyani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AAS Surakarta Email:
[email protected]
ABSTRACT The purpose of this study is to see the performance of financial institutions, especially sharia banking in Indonesia in the period 1998 to mid 2015 in terms of market share when compared with conventional banking. The research method using the literacy method by looking at the data that support the research problems undertaken. The results show that for 14 years from 1998 to 2012, the level of development of Islamic banks in Indonesia is very remarkable, with an average growth of around 45% -78% per year, but in 2013 to mid 2015 results was found not as expected, where the market share of sharia banks is only 4.85% compared to conventional banks. Keywords: performance, financial institution, sharia bank pesatnya perkembangan lembaga keuangan
PENDAHULUAN Setiap usaha yang dilakukan oleh
berbasis
syariah,
sampai-sampai
banyak
suatu lembaga tentunya harus memiliki suatu
lembaga keuangan konvensional membuka
ukuran
unit-unit syariah (Wardani & Tho’in, 2013).
kinerja.
Kinerja
akan
dapat
menghasilkan sesuatu yang dinginkan bahka
Pangsa pasar yang semakin meningkat
dapat melebihi harapan jika semua elemen
menjadi indikasi adanya suatu kinerja yang
yang dapa pada perusahaan atau lembaga
semakin baik yang ada diperusahaan tersebut,
tersebut mampu berkerja secara bersama-sama
termasuk
serta masing individu yang ada di dalamnya
memberikan
mau mencurankan semua kemampuannya
perbankan yang ada. Namun sebaliknya, jika
dalam bentuk kinerja yang baik. Salah satu
pangsa pasarnya tetap atau bahkan menurun
ukuran kinerja adalah luasnya pangsa pasar
menunjukkan adanya kinerja yang stangnan
yang dikuasai oleh perusahaan atau lembaga
atau kinerja yang semakin menurun pula, baik
dibandingkan
atau
secara individu maupun secara kolektif,
lembaga yang sejenis lainnya. Salah satu
termasuk hadirnya lembaga ini belum mampu
lembaga yang sedang dalam perbincangan
secara maksimal dalam memenuhi harapan-
hangat adalah lembaga keuangan perbankan
harapan nasabah perbankan, terlebih dalam hal
syariah dengan lembaga keuangan perbankan
pelayanan seperti pelayanan yang diberikan
konvensional. Kemudian jika kita melihat
oleh
perkembangan lembaga keuangan saat ini,
menurut
sedang
pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan
ramai
dengan
perusahaan
diperbincangkan
tentang
pula
bank
dalam
hal
ini
harapan-harapan
konvensional.
Tho’in
(2011),
mampu nasabah
Sebagaimana
bahwa
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 62
kualitas
Kinerja Lembaga Keuangan bank Syariah di Indonesia ISSN : 1412-6029X
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta
KAJIAN PUSTAKA
ketepatan
penyampaiannya
untuk
Kinerja
mengimbangi
harapan
Bank
Kinerja merupakan hasil kerja dinilai
syariah sebagai lembaga keuangan yang dalam
secara kualitas dan kuantitas yang dapat
usahanya
prinsip-prinsip
dicapai pegawai dalam menjalankan tugas
syariah harus segera melihat adanya ketatnya
yang diemban sesuai dengan tanggung jawab
persaingan
yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,
pelanggan.
menggunakan
ini
dengan
terus
melakukan
peningkatan kinerja agar pangsa pasar yang
2000:
dimilikinya juga semakin berkembang dan
Hasibuan
juga semakin luas. Dengan perkembangan
menambahkan, hasil kerja yang dinilai melalui
waktu yang ada apakan eksistensi lembaga
kombinasi dari kemampuan, usaha, serta
keuangan perbankan syariah ini mampu
kesempatan atau peluang merupakan kinerja.
bertahan dan bahkan mampu meningkatkan
67).
Pendapat
tersebut
(2001:34).
Menurut
didukung Sulistiyani
Mink
(1993)
yang
pangsa pasarnya, tentunya semua itu akan
diterangkan pula oleh Nuryanto & Tho’in
dapat dilihat dari berjalannya dari waktu ke
(2014) Kinerja merupakan suatu kondisi yang
waktu.
harus diketahui serta dikonfirmasikan untuk Oleh karena itu penelitian ini akan
para pihak yang bersangkutan, untuk melihat
mencoba melihat kinerja yang dilakukan
tingkat
lembaga keuangan, khususnya perbankan
dihubungkan dengan visi serta mengetahui
syariah di Indonesia dalam kurun waktu tahun
dampak positif dan negatif
1998 sampai dengan pertengahan tahun 2015
kebijakan-kebijakan operasionalnya. Individu
ditinjau
yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki
dari
pangsa
pasarnya
bila
dibandingkan dengan perbankan konvensional.
pencapaian
beberapa
hasil
karakteristik
suatu
instansi
dari
khusus.
suatu
Diantara
karakteristik tersebut: (a) individu yang selalu berorientasi prestasi, (b) memiliki percaya diri,
TUJUAN PENELITIAN Tujuan Penelitian ini adalah ingin melihat kinerja yang dilakukan lembaga
(c) berperngendalian diri, (d) kompetensi. Dalam
penilaian
manfaat
tentunya
keuangan, khususnya perbankan syariah di
memiliki
Indonesia dalam kurun waktu tahun 1998
membantu perusahaan. Manfaat dari penilaian
sampai
dengan
kinerja perusahaan antara lain:
ditinjau
dari
pertengahan
berbagai
kinerja
yang
dapat
tahun
2015
pasarnya
bila
1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh
dibandingkan dengan perbankan konvensional.
suatu organisasi dalam suatu periode
pangsa
tertentu yang dapat mencerminkan berbagai JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 63
Kinerja Lembaga Keuangan bank Syariah di Indonesia ISSN : 1412-6029X
tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
hasil dana dari nasabah atau masyarakat yang
aktifitasnya.
kemudian
2. Untuk melihat kinerja organisasi secara
disalurkan
kembali
pada
masyarakat.
keseluruhan, pengukuran dalam prestasi
Menurut
Dahlan
keuangan
per
kekayaannya itu dalam bentuk aset keuangan
dalam
pencapaian
tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
yang
lembaga keuangan sudah memberikan kredit
strategi perusahaan untuk masa yang akan
atau
datang.
menanamkan
pembuatan
usaha
dibanding aset non-finansial atau riil. Dimana
3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan
4. Memberi
badan
lembaga
atau kinerja dalam menilai suatu kontribusi bagian
ialah
Siamat
berbagai
petunjuk
untuk
berbagai
keputusan
dalam
kegiatan yang dilakukan perusahaan pada umumnya, dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.
pembiayaan
terhadap
dananya
nasabah
dan
surat
yang
pada
berharga (Susanto, 2015).
Bank Syariah Bank Syariah adalah bagian dari Perbankan Syariah selain dari Unit Usaha
5. Untuk fondasi di dalam menentukanan
Syariah (UUS), sedangkan Bank Syariah
berbagai kebijakan penanaman investasi
terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
agar dapat meningkatkan efisiensi dan
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Dalam
produktivitas perusahaan.
Undang-Undang
perbankan
Indonesia
(Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998) membedakan
Lembaga Keuangan Keputusan SK Menkeu RI no.792
bank
berdasarkan
kegiatan
usahanya menjadi dua, yaitu bank yang
tahun 1990: Bahwa lembaga keuangan ialah
melaksanakan
seluruh badan usaha yang bergerak dibidang
konvensional dan bank yang melaksanakan
keuangan dimana hal yang dilakukan adalah
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
menghimpun
menyalurkannya
Prinsip Syariah, adalah prinsip Hukum Islam
kepada masyarakat atau nasabah terutama
dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
untuk biaya investasi pembangunan.
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
dana
dan
kegiatan
usaha
secara
Pasal 1 UU no.14 tahun 1967 yang
kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang
telah terganti dengan UU no.7 tahun 1992:
perbankan syariah (Pasal 1 Angka 12 Undang-
Menyatakan bahwa perbankan di negara
Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Indonesia yaitu lembaga keuangan merupakan
Perbankan Syariah).
suatu badan yang kegiatannya menarik hasilJURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 64
Kinerja Lembaga Keuangan bank Syariah di Indonesia ISSN : 1412-6029X
Menurut
Pasal
2
Undang-Undang
METODE PENELITIAN
Nomor 21 Tahun 2008 dinyatakan bahwa
Metode
penelitian
dengan
kegiatan bank syariah harus berasaskan prinsip
menggunakan metode literasi dengan melihat
syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip
data-data
kehati-hatian. Dalam Penjelasan Pasal 2
penelitian yang dilakukan.
yang mendukung permasalahan
tersebut dikemukakan kegiatan usaha yang berasaskan prinsip syariah, antara lain adalah
PEMBAHASAN
kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur:
Dalam Bank Indonesia outlook data
1. riba, yaitu penambahan pendapatan secara
data dapat diketahui bahwa terhitung mulai
tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi
dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2012,
pertukaran barang sejenis yang tidak sama
tingkat pertumbuhan atau perkembangan bank
kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan
syariah di Indonesia hasil yang telah dicapai
(fadhl), atau dalam transaksi pinjam-
sangat
meminjam yang mempersyaratkan Nasabah
perbankan syariah, dimana pertumbuhan yang
Penerima Fasilitas mengembalikan dana
telah dicapai selama 14 tahun tersebut rata-rata
yang diterima melebihi pokok pinjaman
45%-78% per tahun. Tetapi ketika memasuki
karena berjalannya waktu (nasi’ah).
tahun 2013 yang tentunya dari perbankan
2. maisir, yaitu transaksi yang digantungkan
memuaskan
bagi
para
penggiat
syariah membuat target-target pertumbuhan
pada suatu keadaan yang tidak pasti dan
yang
bersifat untung-untungan.
berikutnya bahkan di tahun 2015 membuat
3. gharar, yitu transaksi yang objeknya tidak jelas,
tidak
dimiliki,
tidak
diketahui
keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah. 4. haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah, atau 5. zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainya.
lebih
tinggi
untuk
tahun-tahun
target capaian pangsa pasar sampai dengan 15%
bila
dibandingkan
dengan
bank
konvensional. Hal di atas, bertolak belakang dengan pertumbuhan bank syariah akhir-akhir ini yang telah ditentukan targetnya. Jika melihat dan mencermati dan mempelajari data-data yang ada dalam kurun waktu tahun 2013 sampai tahun 2015 atau yang sering disebut fase ke empat pertumbuhan bank syariah, di mana antara perkembangan atau jumlah jaringan usaha syariah serta kantor perbankan dengan perkembangan aset menunjukkan hasil yang
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 65
Kinerja Lembaga Keuangan bank Syariah di Indonesia ISSN : 1412-6029X
tidak sesuai dengan target dan harapan yang
data yang riil dan tidak dapat ditampik. Oleh
diinginkan.
perbankan
sebab itu tentunya harus menjadi motivasi dan
Indonesia per Desember 2014 terdapat tidak
dorongan bagi kita semua para penggiat
kurang 22 Unit Usaha Syariah (UUS) dari
ekonomi Islam, khususnya dalam hal ini
suatu bank konvensional dan 12 Bank Umum
adalah para praktisi yang terlibat langsung
Syariah (BUS) dengan total keseluruhan
dengan
jaringan kantor 2.151 unit yang ada. Selain itu,
mengambil tindakan serta mencari berbagai
total aset Bank Umum Syariah yang ada di
strategi di dalam pengembangan, tentunya
Indonesia telah mencapai jumlah 272.343
strategi yang mampu menjadikan bank syariah
miliar rupiah. Dari jumlah yang tertera
agar memiliki kinerja lebih maksimal guna
tersebut masih sangat kecil dan masih kalah
mempertahankan dan memperluas pangsa
jauh jika dibandingkan dengan total aset dari
pasar secara nasional, baik dari sisi kinerja
perbankan nasional yang mayoritas dikuasai
pelayanan, kinerja dalam menginovasi produk
oleh bank konvensional yang telah beroperasi
maupun kinerja-kinerja yang lain yang dinilai
lebih lama, yang secara umum telah mencapai
mampu mengangkat citra dan kepercayaan
angka
masyarakat terhadap bank syariah, sehingga
Dalam
5.615.150
statistik
miliar
rupiah
(Bank
Indonesia, 2014). Dari data-data yang ada di
perbankan
syariah,
agar
segera
pangsa pasar yang diharapkan dapat tercapai.
atas menunjukkan bahwasanya jumlah atas penguasaan pasar atau pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia yang ada sampai saat ini
KESIMPULAN Dari uraian-uraian yang ada di atas,
masih sangat kecil sekali di tengah-tengah
maka dapat
diambil
masyarkat Indonesia yang mayoritas muslim,
kinerja
yaitu hanya berada pada tingkat prosentase
selama 14 tahun lamanya, terhitung sejak
4,85%, sangat jauh bila dibandingkan dengan
tahun 1998 sampai tahun 2012, tingkat
pangsa pasar yang telah dimiliki dan dikuasai
perkembangan bank syariah di Indonesia
oleh bank konvensional yang telah mencapai
sangat luar biasa meningkat dengan sangat
pada angka prosestase 95,15% dari seluruh
pesat, dengan rata-rata pertumbuhan yaitu
total pangsa pasar perbankkan yang ada di
berkisar 45%-78% per tahun, tetapi sebaliknya
Indonesia. Dengan demikian, target pangsa
pada tahun 2013 sampai pertengahan tahun
pasar yang telah ditentukan, ditargetkan, dan
2015 hasil yang didapatkan tidak sesuai yang
ingin dicapai oleh perbankan syariah sebesar
diharapkan dan dicita-citakan, dimana pangsa
15% pada akhir tahun 2015 masih sangat jauh
pasar bank syariah hanya 4,85% dibandingkan
sekali dari harapan. Data-data tersebut adalah
bank konvensional yang menjapai 95,15%.
lembaga
kesimpulan,
keuangan
bank
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 66
bahwa syariah
Kinerja Lembaga Keuangan bank Syariah di Indonesia ISSN : 1412-6029X
DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia Hasibuan. (2001). Akuntansi Manajemen. Yogyakarta : Balai Pustaka. Keputusan SK Menkeu RI no.792 tahun 1990 Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mink. (1993). Karakteristik Kinerja Individu. Jakarta: Balai Pustaka. Nuryanto, R., Tho’in, M., & Wardani, H. K. (2014). Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas Koperasi Jasa Keuangan Syariah Di Jawa Tengah. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 15(01). Pasal 1 UU no.14 tahun 1967 Pasal 1 Angka 12 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. statistik perbankan Indonesia per Desember 2014. Susanto, Bob. (2015). Pengertian Lembaga Keuangan Menurut Para Ahli. http://www.spengetahuan.com/2015/03/ pengertian-lembaga-keuangan-menurutpara-ahli.html. Diakses 11 April 2015. Tho’in, M. (2011). Pengaruh Faktor-faktor Kualitas Jasa terhadap Kepuasan Nasabah di Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Tekun Karanggede Boyolali. MUQTASID Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 2(1), 73-89. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Wardani, H. K., & Tho'in, M. (2013). Pengelolaan Baitul Maal Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Negara. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 14(01).
JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 67