KUMPULAN MODUL PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Download Hasil Pertanian. Tropical Plants Curriculum Project. Universitas Udayana. Tim TPC Unud. DISCLAIMER. This publication is made possible by th...

0 downloads 450 Views 587KB Size
Kumpulan Modul Pengolahan Hasil Pertanian Tropical Plants Curriculum Project Universitas Udayana Tim TPC Unud

DISCLAIMER. This publication is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID). The contents are the responsibility of Texas A&M University and Udayana University as the USAID Tropical Plant Curriculum Project partners and do not necessarily reflect the views of USAID or the United States Government.

TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT

MODUL PELATIHAN PROSES PEMBUATAN MINUMAN INSTAN DARI LIDAH BUAYA

PENYUSUN I Wayan Arnata, S.TP., M.Si. Anak Agung Duwipayana, S. TP. I Wayan Agus Satriadi

TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2013

TUJUAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat membuat minuman instant lidah buaya

PRINSIP DASAR Lidah Buaya (Aloe vera; Latin: Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika. Lidah buaya juga merupakan tanaman yang telah lama dikenal di Indonesia karena kegunaannya sebagai tanaman obat untuk beberapa jenis penyakit. Belakangan tanaman ini menjadi semakin dikenal karena manfaatnya yang semakin luas yaitu sebagai sumber penghasil bahan baku untuk aneka produk industri makanan, farmasi dan kosmetik, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan. Lidah buaya dapat digunakan sebagai tanaman hias, tanaman obat, maupun minuman. Dari lebih 300 jenis Aloe, hanya tiga jenis yang diusahakan secara komersial, yaitu Aloe vera (Aloe barbadensis Miller), Aloe perryi dan Aloe ferox. Di antara ketiga jenis Aloe tersebut, hanya jenis Aloe vera yang paling berpotensi untuk dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan industri farmasi, pangan dan kosmetika, termasuk salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan minuman instant lidah buaya.

BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang dipergunakan adalah daun lidah buaya, garam, gula, daun suji dan daun pandan. Alat-alat yang dipergunakan antara alain wajan, pisau, blander, saringan, kompor dan pengaduk kayu Formulasi (komposisi) bahan-bahan minuman lidah buaya instan adalah sebagai berikut : Nama bahan

Komposisi (g)

Daging lidah buaya

1000

Gula

1000

Garam

20

Daun Suji

10

Daun pandan

5

PROSEDUR KERJA 1. Kupas dan Potong Daun lidah buaya setelah dipetik dan dikupas dengan cara dipotong menjadi dua atau tiga bagian, maksudnya untuk memudahkan pekerjaan mengupas. Pertama buang bagian duri kiri dan kanan, kemudian kupas bagian dalam dan luar/punggung daun lidah buaya, dan yang terakhir daging lidah buaya dipotong-potong kecil seperti dadu 2. Bersihkan dan Rendam dengan Air Garam Pembersihan dan perendaman dilakukan setelah lidah buaya dipotong kecil-kecil menyerupai dadu. Perendaman dilakukan dengan menggunakan air garam selama 30 menit, dimaksudkan untuk menghilangkan lendir yang terdapat pada daging lidah buaya. Lendir tersebut memiliki rasa pahit, maka dari itu lendir tersebut harus dihilangkan. Setelah 30 menit daging lidah buaya tersebut dicuci kembali sampai tidak berlendir dan ditiriskan. 3. Blender Daging lidah buaya yang sudah bersih ditimbang (sesuai kebutuhan) lalu diblender hingga menjadi halus. Daging lidah buaya yang sudah halus siap untuk diolah untuk proses selanjutnya. 4. Masak dan Aduk Hasil dari blenderan daging lidah buaya langsung dimasukkan ke dalam wajan pemasakan yang terbuat dari bahan Stenlees steel dan ditambah dengan gula tebu, daun pandan wangi, serta daun kayu suji. Selama pemasakan dari awal sampai jadi, dilakukan pengadukan terus menerus. 5. Kristalisasi Proses pemasakan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, bahan/daging lidah buaya yang cair akan menjadi mengental dan berbentuk karamel. Setelah proses karamel inilah pelan-pelan api pemasakan dikecilkan sambil tetap mengaduk, pengadukan terus dilakukan agar adonan tidak menggumpal dan mengeras. Pada proses inilah adonan sudah mulai mengkristal dan api dimatikan sambil tetap mengaduk sehingga menjadi lidah buaya kristal. 6. Dinginkan dan haluskan

Setelah berbentuk kristal, olahan tersebut didinginkan selama 30 menit dan dialuskan dengan menggunakan mesin tepung/powder (Gambar 11). Penghasusan tersebut bertujuan untuk menghaluskan butiran-butiran yang masih besar agar nantinya mudah dikemas serta mempercepat larut dalam air bila diseduh untuk konsumsi. 7. Pengemasan Daun Lidah Buaya

Kupas dan Potong-potong

Bersihkan dan Rendam dengan Air Garam

Blender

Gula Pasir

Masak dan Aduk

- Daun Pandan - Daun Suji

Kristalisasi

Dinginkan dan Haluskan

Oven 100°C selama 30-60 menit

Toples

Kemas

Sachet

TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT

MODUL PELATIHAN

Pembuatan Wine Jeruk Manis (Citrus Aurantium)

Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP., Ph.D. I Wayan Wisma Pradnyana Putra Ayu Putu Saras Dewi Richard H.P.

UNIVERSITAS UDAYANA 2013

TUJUAN PELATIHAN   

Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat membuat wine dari buah jeruk manis. Meningkatkan nilai jual komoditas jeruk manis saat musim panen Menciptakan inovasi baru minuman “wine jeruk”

PRINSIP DASAR Jeruk Manis (Citrus Aurantium) Jeruk adalah buah tahunan yang berasal dari Asia. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dari Amerika dan Itali. Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rutales Keluarga : Rutaceae Genus : Citrus Spesies : Citrus sp. Salah satu jenis jeruk yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk manis (Citrus Aurantium). Jenis manis mengandung betakaroten dan bioflavanoid yang dapat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler. Pektinnya juga banyak terapat dalam buah dan kulit jeruk, manfaatnya membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan mingkatkan kolesterol baik (HDL). Jeruk juga berlimpah kandungan flavanoidnya, seperti flavanpis yang berfungsi sebagai antioksidan penangkal menangkap radikal bebas penyebab kanker. Flavanoid juga menghalangi reaksi oksidasi LDL yang menyebabkan darah mengental dan mencegah pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah. Jeruk juga kaya akan kandungan gula buah yang dapat memulihkan energi secara cepat. Jeruk juga kaya akan serat (dietary fiber) yang dapat mengikat zat karsinogen di dalam saluran pencernaan. Manfaatnya sembelit, wasir dan kanker kolon bisa dihindari. Di dalam 100 g jeruk manis mengandung energi 51 kkal, protein 0,9 g, lemak 0.2 g, karbohidrat 11.4 g, kalsium 33 mg, fosfor 23 mg, besi 0.4 mg, retinol 57 mcg dan asam askorbat 49 mg. Jeruk juga kaya akan serat yang dapat memperlancar proses pencernaan.. Wine Wine merupakan jenis minuman beralkohol berbahan dasar sari buah dengan kandungan gula tinggi, yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan bantuan mikrobia tertentu dalam keadaan anaerob (Rahayu dan Kapti, 1987). Wine biasanya terbuat dari jus anggur yang difermentasi. Keseimbangan sifat alami yang terkandung pada buah anggur, menyebabkan buah tersebut dapat difermentasi tanpa penambahan gula, asam, enzyme, ataupun nutrisi lain. Wine dibuat dengan cara memfermentasi jus buah anggur menggunakan khamir dari type tertentu. Yeast tersebut akan mengkonsumsi kandungan gula yang ada pada buah anggur dan mengubahnya menjadi alkohol. Perbedaan varietas anggur dan strain khamir yang digunakan, tergantung pada type dari wine yang akan diproduksi (Johnson, 1989). Teknologi pengolahan anggur menjadi wine pertama kali dikembangkan oleh orang Mesir pada tahun 2500 sebelum Masehi. Dari mesir budidaya dan teknologi pengolahan anggur masuk ke Yunani dan menyebar ke daerah Laut Hitam sampai ke Spanyol, Jerman, Prancis, dan Austria. Sejalan

dengan perjalanan Columbus teknologi pengolahan dan budidaya anggur mulai menyebar ke Mexico, Amerika Selatan, Afrika Selatan, Asia termasuk Indonesia, dan Australia. Penyebaran ini juga menjadikan anggur mempunyai beberapa sebutan, seperti grape di Amerika dan Eropa, putao di China, dan Anggur di Indonesia (Wahyu, 2004). Selain menggunakan buah anggur, minuman wine juga dapat dibuat dari buah-buahan lain yang banyak mengandung gula, seperti apel, berry, lengkeng, nenas termasuk jeruk. Penamaan minuman anggur atau wine yang dibuat dari selain buah anggur biasanya menyertakan nama buah yang digunakan, seperti wine apel, ataupun wine berry dan secara umum disebut dengan Fruity wine. Sedangkan jika wine terbuat dari bahan pangan yang mengandung pati, seperti beras dan gandum, maka wine tersebut lebih dikenal dengan istilah minuman Sake (barley wine atau rice wine). Minuman wine yang dibuat dari bahan baku jahe dikenal dengan sebutan Brandy (Allen, 2008).

BAHAN DAN ALAT Alat yang digunakan : Fermentor kaca (1 liter), Erlenmeyer, timbangan analitik, timbangan kue, pengaduk, blender, kain saring, corong, lampu bunsen, botol, dan selang plastik.

Bahan: Buah jeruk manis, ragi (Saccharomyces sp), gula, asam sitrat (jeruk lemon). Natrium metabisulfit, dan air.

PROSEDUR Pembuatan Starter :       

Buah jeruk dikupas bersih kemudian dicuci dan ditimbang sebanyak 200 g. Buah jeruk yang sudah bersih dihancurkan dengan cara diblender. Hasil blender tersebut disaring untuk memisahkan air dengan ampas. Filtrat jeruk selanjutnya ditambahkan gula sebanyak 5%. Selanjutnya dipasteurisasi dengan suhu 63 oC selama 30 menit. Setelah itu didinginkan dengan suhu 30 oC, lalu pH diatur 3,75. Filtrat tersebut difermentasi selama 24 jam dengan cara ditutup rapat dengan kapas dan ditaruh pada suhu kamar.

Pembuatan wine jeruk dengan metode 1 :       

Buah jeruk dikupas, dan diberishkan. Kemudian dihancurkan dengan blender. Dan selanjutnya disaring untuk memisahkan air dengan ampasnya. Filtrat yang telah diperoleh kemudian ditambahkan gula sebanyak 7,5-10%. Selanjutnya pH diatur 3,75. Filtrate tersebut dimasukan dalam botol dan ditambahkan starter sebanyak 10%. Setelah itu dilakukan fermentasi minimal 2 minggu. Setelah 2 minggu ditambahkan natrium metabisulfat dan fermentasi dihentikan. Hasilnya dianalisis kadar gula reduksi, kadar etanol ,kadar metanol, total asam, pH, dan uji organoleptik Selanjutnya difitrasi, dan wine jeruk siap dimasukan dalam botol kemas.

Pembuatan Wine Jeruk dengan metode 2 :

       

Buah jeruk dikupas, dan diberishkan. Kemudian dihancurkan dengan blender. Filtrat yang telah diperoleh kemudian ditambahkan gula sebanyak 7,5-10%. Selanjutnya pH diatur 3,75. Filtrate tersebut dimasukan dalam botol dan ditambahkan starter sebanyak 10%. Setelah itu dilakukan fermentasi minimal 2 minggu. Setelah 2 minggu ditambahkan natrium metabisulfat dan fermentasi dihentikan. Dilakukan pengepresan terhadap ampas yang dihasilkan selama fermentasi. Hasilnya dianalisis kadar gula reduksi, kadar etanol, kadar metanol, total asam, pH, uji organoleptik Selanjutnya difitrasi, dan wine jeruk siap dimasukan ke dalam botol kemas. Buah Jeruk

Dikupas

Dicuci Ditimbang

Dihancurkan

Disaring

Gula 5% v/v

Filtrat Dipasteurisasi (63oC, 30 menit) Didinginkan (30 oC)

pH diatur 3,75 Kultur 2% Fermentasi 24 jam (tutup kapas)

starter

Gambar 1. Pembuatan Starter Wine Jeruk

Ampas

Buah Jeruk

Dikupas

Dicuci

Dihancurkan

Disaring

+ Gula 7.5 - 10% Atur pH sampai pH 3.75

Ampas

Filtrat

Dimasukkan ke Botol + Starter 10% Fermentasi (2 minggu) + Natrium metabisulfit 2,5 ml/kg

Fermentasi dihentikan

Wine jeruk

Filtrasi

Dibotolkan

Analisis: •Kadar gula reduksi •Kadar etanol •Kadar metanol •Total asam •pH •Uji organoleptik

Gambar 2. Pembuatan Wine Jeruk Metode I

Buah Jeruk

Dikupas

Dicuci

Dihancurkan + Gula 7.5-10% Atur pH sampai pH 3.75

Dimasukkan ke Botol /Toples

+ Starter 10% Fermentasi (2 minggu) + Natrium metabisulf it 2,5 ml/kg

Fermentasi dihentikan

Pengepresan

Wine jeruk

Filtrasi

Dibotolkan

Ampas

Analisis: •Kadar gula reduksi •Kadar etanol •Kadar metanol •Total asam •pH •Uji organoleptik

Gambar 3. Pembuatan Wine Jeruk Metode II

DAFTAR PUSTAKA A.O.A.C. 1975. Methoda of Analysis of The Association of Official Analytical Chemist, Washington DC.= Logothetis, Elias TN, Anna G, Tasos K, Tataridis P, Graeme W. 2010. Influence of sodium chloride on wine yeast fermentation performance. Dove Press journal: International Journal of Wine Research. Membre, Marie. 1999. Combined Effects of pH and Sugar on Growth Rate of Saccharomyces Bakery Product Spoilage Yeast. PubMed Central Journal. Riadi, L. 2007. Teknologi Fermentasi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sa’id, Judoamidjojo M, Darwis Abdul. 1992. Teknologi Fermentasi. Penerbit: Rajawali Pers.

Jakarta. Setioko, W. 2002. Mempelajari Pengaruh Jenis dan Penambahan Gula terhadap Karakteristik Wine Salak dan Analisis Ekonomi pada Usaha Pengolahannya. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Udayana. Bali. Sudarmadji, S., B. Haryono & Sukardi. 1984. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. PAU Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. Sutriswati R.E dan Kapti R. 1987. Teknologi Pengolahan Minuman Beralkohol. Fakultas Pangan dan Gizi.Universitas Gadjah Mada. Tsakiris A, Kiriaki S, Panagiotis K, Panagiotis K, Constantina T, Yiannis K. 2011. Price estimation and economic evaluation of the production cost of red wines produced by immobilized cells on dried raisin berries. Dove Press journal: International Journal of Wine Research.

PRE-TEST DAN POST -TEST PRE-TEST: 1.

Apakah kamu tahu atau pernah melihat produk wine ? Jelaskan/deskripsikan mengenai warna, rasa, kejernihan dan aromanya ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………...

2.

Bahan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan wine buah ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………….

3.

Bagaimana cara pembuatan wine buah ? Jelaskan ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……….

POST -TEST

1.

2.

3.

Deskripsi wine jeruk adalah : rasa ………………………………………………………………….. warna ………………………………………………………………… aroma ………………………………………………………………… kejernihan…………………………………………………………….. Tuliskan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan wine buah jeruk dan komposisinya ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… . Proses pembuatan wine buah jeruk adalah sebagai berikut : ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …….

TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT

MODUL PELATIHAN

PELAPISAN PADA PRODUK HORTIKULTURA

GEDE ARDA, S.TP.,M.Sc. UNIVERSITAS UDAYANA 2013

TUJUAN PELATIHAN

Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat memahami prinsip dasar teknik penanganan pascapanen hortikultura khususnya mengenai sifat produk hortikulturam, faktor-faktor yang mempengaruhi fisiologi produk hortikultura Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat : 1. Mengenalkan cara pembuatan emulsi minyak nabati sebagai bahan pelapisan pada buah 2. Mengenalkan cara pelapisan pada produk buah (jeruk)

PRINSIP D ASAR

Lapisan alami pada produk buah merupakan bagian dari anatomi buah. lapisan ini berfungsi sebagai pelindung bagi buah dari faktor-faktor lingkungan luar seperti suhu yang tinggi ataupun kelembaban yang rendah. lapisan ini pula berfungsi sabagai pelindung dari serangan mikroorganisme yang dapat merugikan seperti penyebab busuk. namun semakin matang, lapisan ini semakin tipis.

akibat dari proses

penanganan dan pemanenan lapisan ini bisa menjadi hilang. oleh karena itu diperlukan pelapisan buatan yang dapat berfungsi sama.

BAHAN DAN ALAT Alat Blender Baskom/Ember Nambah Berongga/Keranjang Plastik Kecil Alat Ukur Volume Bahan: Minyak Kelapa/Wijen Tween 80 Asam Oleat Alkohol

Air Bersih PROSEDUR

1. Siapkan blender 2. Siapkan air 950 ml (95%) 3. Tuangkan air ke dalam blender 4. Ukur asam oleat 5 ml (0.5%) lalu tuang ke dalam blender 5. Ukur tween 80 sebanyak 10 ml dan tuang ke dalam blender 6. Ukur minyak kelapa/wijen sebanyak 5 ml dan tuang ke dalam blender 7. Ukur 30 ml alkohol (3%), aduk alkohol di dalam alat ukur untuk membersihkan sisa bahan lainnya 8. Tutup blender dengan rapat kemudian hidupkan dan setel pada kecepatan sedang 9. Biarkan bahan-bahan bercampur selama kurang lebh 1 menit

Setelah emulsi selesai dibuat, tuangkan emulsi ke dalam ember/baskom. 1. Buah jeruk yang sudah dibersihkan dicelupkan secara merata ke dalam emulsi 2. Aduk buah jeruk di dalam emulsi kurang lebih 30 detik untuk meratakan lapisan 3. Tiriskan jeruk di dalam rak/keranjang kecil berongga. 4. Setelah terlihat agak kering, jeruk sudah siap disimpan/dijual.

pre-test

Nama:

1. Apakah anda paham bahwa setelah produk pertanian dipanen masih tetap hidup? ………………………………………………………………………………… 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk pertanian setelah dipanen/disimpan! 1…………………………………………………………………………………………2……………………………………………………… …………………………………3…………………………………………………………………………………………4…………………… ……………………………………………………………………5……………………………………………………………………………… ………… 3. Berikan uraian anda tentang pengaruh suhu dan kelembaban terhadap proses penyimpanan produk pertanian ! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………… 4. Sebutkan beberapa usaha yang anda ketahui untuk meningkatkan masa simpan produk pertanian khususnya buah dan sayuran ! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………

post-test

Nama:

1. Bagaimana ciri produk pertanian setelah dipanen? ………………………………………………………………………………… 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk pertanian setelah dipanen/disimpan! 1…………………………………………………………………………………………2……………………………………………………… …………………………………3…………………………………………………………………………………………4…………………… ……………………………………………………………………5……………………………………………………………………………… ………… 3. Berikan uraian anda tentang pengaruh suhu dan kelembaban terhadap proses penyimpanan produk pertanian ! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………… 4. Sebutkan beberapa usaha yang anda ketahui untuk meningkatkan masa simpan produk pertanian khususnya buah dan sayuran ! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………

TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT

MODUL PELATIHAN

PELAPISAN PADA PRODUK HORTIKULTURA

GEDE ARDA, S.TP.,M.Sc. UNIVERSITAS UDAYANA 2013

TUJUAN PELATIHAN

Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat memahami prinsip dasar teknik penanganan pascapanen hortikultura khususnya mengenai sifat produk hortikulturam, faktor-faktor yang mempengaruhi fisiologi produk hortikultura Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat : 3. Mengenalkan cara pembuatan emulsi minyak nabati sebagai bahan pelapisan pada buah 4. Mengenalkan cara pelapisan pada produk buah (jeruk)

PRINSIP D ASAR

Lapisan alami pada produk buah merupakan bagian dari anatomi buah. lapisan ini berfungsi sebagai pelindung bagi buah dari faktor-faktor lingkungan luar seperti suhu yang tinggi ataupun kelembaban yang rendah. lapisan ini pula berfungsi sabagai pelindung dari serangan mikroorganisme yang dapat merugikan seperti penyebab busuk. namun semakin matang, lapisan ini semakin tipis.

akibat dari proses

penanganan dan pemanenan lapisan ini bisa menjadi hilang. oleh karena itu diperlukan pelapisan buatan yang dapat berfungsi sama.

BAHAN DAN ALAT Alat Blender Baskom/Ember Nambah Berongga/Keranjang Plastik Kecil Alat Ukur Volume Bahan: Minyak Kelapa/Wijen Tween 80 Asam Oleat Alkohol

Air Bersih PROSEDUR

10. Siapkan blender 11. Siapkan air 950 ml (95%) 12. Tuangkan air ke dalam blender 13. Ukur asam oleat 5 ml (0.5%) lalu tuang ke dalam blender 14. Ukur tween 80 sebanyak 10 ml dan tuang ke dalam blender 15. Ukur minyak kelapa/wijen sebanyak 5 ml dan tuang ke dalam blender 16. Ukur 30 ml alkohol (3%), aduk alkohol di dalam alat ukur untuk membersihkan sisa bahan lainnya 17. Tutup blender dengan rapat kemudian hidupkan dan setel pada kecepatan sedang 18. Biarkan bahan-bahan bercampur selama kurang lebh 1 menit

Setelah emulsi selesai dibuat, tuangkan emulsi ke dalam ember/baskom. 5. Buah jeruk yang sudah dibersihkan dicelupkan secara merata ke dalam emulsi 6. Aduk buah jeruk di dalam emulsi kurang lebih 30 detik untuk meratakan lapisan 7. Tiriskan jeruk di dalam rak/keranjang kecil berongga. 8. Setelah terlihat agak kering, jeruk sudah siap disimpan/dijual.

pre-test

Nama:

5. Apakah anda paham bahwa setelah produk pertanian dipanen masih tetap hidup? ………………………………………………………………………………… 6. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk pertanian setelah dipanen/disimpan! 1…………………………………………………………………………………………2……………………………………………………… …………………………………3…………………………………………………………………………………………4…………………… ……………………………………………………………………5……………………………………………………………………………… ………… 7. Berikan uraian anda tentang pengaruh suhu dan kelembaban terhadap proses penyimpanan produk pertanian ! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………… 8. Sebutkan beberapa usaha yang anda ketahui untuk meningkatkan masa simpan produk pertanian khususnya buah dan sayuran ! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………

post-test

Nama:

5. Bagaimana ciri produk pertanian setelah dipanen? ………………………………………………………………………………… 6. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk pertanian setelah dipanen/disimpan! 1…………………………………………………………………………………………2……………………………………………………… …………………………………3…………………………………………………………………………………………4…………………… ……………………………………………………………………5……………………………………………………………………………… ………… 7. Berikan uraian anda tentang pengaruh suhu dan kelembaban terhadap proses penyimpanan produk pertanian ! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………… 8. Sebutkan beberapa usaha yang anda ketahui untuk meningkatkan masa simpan produk pertanian khususnya buah dan sayuran ! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………

TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT

MODUL PELATIHAN

PEMBUATAN SABUN SEREH TRANSPARAN

DR. IR.NI MADE WARTINI,M.P UNIVERSITASUDAYANA 2013

TUJUAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat memahami dan mampu membuat sabun transparan beraroma sereh

PRINSIP DASAR Sabun dibuat dengan mereaksikan basa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewan (reaksinya disebut saponifikasi). Sabun padat dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu sabun opaque, translucent, dan trasparan. Sabun transparan merupakan salah satu jenis sabun yang memiliki penampilan transparan.. Penambahan minyak atsiri sereh dalam formula sabun transparan difungsikan sebagai penghalus kulit, pencegah jerawat, pengharum alami, sekaligus sebagai aroma yang mampu mencegah gigitan nyamuk.

BAHAN DAN ALAT Bahan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Minyak kelapa Asam stearat NaOH 30% KOH 30% Alkohol 70% Gula pasir Gliserin Minyak atsiri sereh Pewarna

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Gelas ukur Timbangan Panci stainlesteel Kompor/pemanas Pengaduk Cetakan

Alat :

Formulasi (komposisi) bahan-bahan sabun sereh transparan adalah sebagai berikut : Nama bahan Minyak Kelapa Asam Stearat NaOH KOH Alkohol Gliserin Gula Pasir

Komposisi % 12 23,2 9,3 9,3 23,2 18 5

PROSEDUR a. Prosedur Pembuatan Dasar Sabun 1. Asam stearat diencerkan dalam minyak kelapa bersuhu 70 0C. 2. Setelah asam stearat larut ke dalam minyak, kemudian gliserin, alkohol, dan gula pasir dimasukkan sambil diaduk-aduk sampai semua larut menjadi satu (homogen) dan suhu tetap dijaga 70 0C. 3. Selanjutnya KOH dan NaOH dimasukkan ke dalam adonan secara perlahanlahan sambil diaduk rata. 4. Setelah adonan tercampur rata dan adonan sabun sudah mulai mengental ± 3 menit, adonan sabun segera diangkat dan dituangkan ke cetakan plastik. 5. Adonan sabun didinginkan selama 2 jam dan akan terbentuk base sabun atau dasar sabun. b.

Prosedur Pembuatan Sabun Sereh 1. Setelah dasar sabun terbentuk, dasar sabun diambil dan dipotong-potong. 2. Setelah dipotong kecil-kecil masukkan kembali ke dalam panci untuk dipanaskan. 3. Dasar sabun dipanaskan pada suhu 70–80 0C sampai semua dasar sabun mencair. 4. Setelah dasar sabun mencair, minyak atsiri sereh ditambahkah sebanyak 1% atau sesuai keinginan dan pewarna sesuai keinginan ke dalam cairan dasar sabun.

5. Selanjutnya adonan sabun diangkat dan dituang ke dalam cetakan plastik 6. Diamkan hingga adonan mengeras 7. Setelah sabun sereh mengeras, sabun siap diangkat dan dikemas dengan menggunakan plastik pengemas.

Proses pembuatan sabun sereh transparan dapat dilakukan melalui tahapan pembuatan dasar sabun atau langsung tanpa melalui tahapan tersebut. Pembuatan sabun sereh transparan secara langsung, tanpa melalui proses pendinginan, langsung ditambahakan minyak sereh.

PRE-TEST DAN POST -TEST PRE-TEST: 4.

Apakah kamu tahu atau pernah melihat sabun tranparan ? Jelaskan/deskripsikan mengenai bentuk, warna dan aromanya ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………...

5.

Bahan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan sabun transparan ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………….

6.

Bagaimana cara pembuatan sabun transparan ? Jelaskan ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……….

POST-TEST 4.

5.

6.

Deskripsi sabun sereh transparan adalah : Bentuk ……………………………………………………………… warna ………………………………………………………………… aroma kejernihan…………………………………………………………….. Tuliskan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan sabun sereh transparan dan komposisinya ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… . Proses pembuatan sabun sereh transparan adlah sebagai berikut : ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …….

TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT

PRINSIP DASAR PENANGANAN PASCAPANEN BUAH DAN SAYURAN SEGAR Gede Arda, S.TP.,M.Sc. Prof. Ir. I Made S. Utama.,MS.Ph.D Teknik Pertanian Universitas Udyana

1

TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT

This presentation is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID). The contents are the responsibility of Texas A&M AgrilLfe and University of Udayana as the USAID Tropical Plant Cirriculum Project partners and do not necessarily reflect the views of USAID or the United States Government.

2

Pendahuluan Karakteristik Alami Produk Segar

3

• Karakteristik penting produk pascapanen buah dan sayuaran adalah bahan tersebut masih hidup • Produk yang telah dipanen mengalami berbagai bentuk stress • Adanya konflik antara kebutuhan manusia dengan sifat alamiah biologis dari produk ringkih

4

Gambaran Umum Penanganan

5

Karakteristik produk Segara

6

Pertimbangan Penting dalam Penanganan Pascapanen Produk Buah dan Sayuran

• • • • • • • • • 7

Pertimbangan Fisiologis Laju Respirasi Produksi etilen Transpirasi Udara lingkungan Pertimbangan Fisik Pertimbangan Patologis Pertimbangan kondisi lingkungan Pertimbangan Ekonomis

8

Proses pada produk yang masih di inangnya

9

Hubungan Suhu lingkungan dan Laju respirasi

10

Transpirasi

• Respirasi mengasilkan air yang bila tidak dikendalikan akan ditranspirasikan. • Buah dan sayuran mengandung air yang tinggi sangat mudah kehilangan air. • Faktor yang berpengaruh terhadap kehilangan • air; Kelembaban udara dan suhu Pergerakan udara Kelembaban yang baik: Buah 85-95%; Sayur 95 – 98% 11

• Karena teksturnya yang lunak (85-95% air) maka mudah mengalami kerusakan fisik. • Adanya bukaan alami pada bagian permukaan, seperti stomata dan lentisel. • Jaringan dermal protektif kutikula berperan penting sebagai barier penguapan air dan serangan patogen. • Bahan pelindung sebagai respon adanya pelukaan; lignin dan suberin. 12

13

14

15

terimakasih 16