Laporan Praktikum Mata Kuliah Penyuluhan
“KAMBLOK (Kotoran Ayam Molasses Blok) sebagai Upaya Pemanfaatan Kotoran Ayam menjadi Pakan Ternak Bernutrisi dalam Meningkatkan Produktivitas Ternak Sapi Potong di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang”
Kelompok 11
1. Nadya Arera Ritma Ajeng
125050100111084
2. Alfian
125050100111XXX
3. Mohammad Royhan
125050100111132
4. Diana Sari
125050101111002
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktikum Mata Kuliah Penyuluhan yang berjudul “KAMBLOK (Kotoran Ayam Molasses Blok) sebagai Upaya Pemanfaatan Kotoran Ayam menjadi Pakan Ternak Bernutrisi dalam Meningkatkan Produktivitas Ternak Sapi Potong di Desa Nongkojajar Kabupaten Malang”. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi Ujian Akhir Praktikum Mata Kuliah Penyuluhan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Tim Mata Kuliah Penyuluhan yang telah memberikan tugas membuat laporan praktikum ini, sehingga pengetahuan penyusun semakin bertambah. Hal itu bermanfaat bagi kami untuk menyusun berbagai laporan praktikum pada masa yang akan datang.
2. Orang tua kami yang telah membantu kami baik berupa materil maupun doa untuk kelancaran penyelesaian laporan praktikum ini. 3. Teman-teman yang telah membantu dalam mendukung terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya laporan praktikum ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Malang, Mei 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
2
1.3 Tujuan ........................................................................................................
2
1.4 Manfaat ......................................................................................................
3
BAB II GAMBARAN UMUM PENYULUHAN .........................................
4
2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan ....................................................
4
2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran ......................................................
5
BAB III METODE PENYULUHAN ............................................................
6
3.1 Metode Pelaksanaan ...................................................................................
6
3.1.1 Persiapan Kegiatan .................................................................................
6
3.1.2 Pelaksanaan Kegiatan .............................................................................
7
3.2 Gambaran Teknologi ..................................................................................
8
3.3 Media Penyuluhan ......................................................................................
8
3.3.1 Flip Chart ................................................................................................
8
3.3.2 Radio .......................................................................................................
8
3.3.3 Koran ......................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
9
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya pertanian dan peternakan yang cukup besar. Akan tetapi, untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, Indonesia masih belum bisa mencukupinya (Delima, 2008). Sehingga diperlukan impor pangan dari luar negeri. Menurut data Kementrian Pertanian tahun 2013 dari proyeksi kebutuhan daging sapi sebesar 549,7 ribu ton yang mampu dipenuhi dari populasi ternak sapi domestik hanya berkisar 474,4 ribu ton sedangkan sisanya sekitar 80 ribu ton (14,6%) harus diimpor. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan di negeri ini seperti program swasembada daging, beras dan lain sebagainya. Namun, pada kenyataanya program tersebut tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya untuk meningkatkan produktivitas di negeri ini. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah hasil peternakan. Pemanfaatan limbah hasil peternakan, dapat mengurangi penumpukan limbah yang terbuang menjadi berguna bagi masyarakat baik petani maupun peternak. Salah satunya adalah pemanfaatan limbah kotoran ayam menjadi pakan bagi ternak sapi. Kotoran ayam ini dapat diolah sedemikian rupa menjadi yaitu KAMBLOK (Kotoran Ayam Molasses Blok) dimana kotoran ayam sebagai pengganti urea dalam UMB (Urea Molasses Blok) sehingga dapat menekan biaya produksi bagi peternak terutama dalam penyediaan pakannya. Dalam hal ini, pemanfaatan limbah kotoran ayam menjadi pakan ternak akan dilaksanakan di Desa Sumbersekar. Desa Sumbersekar terletak di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang jangkauan lalulintasnya mudah dan strategis. Topografi termasuk wilayah altitude sedang, tanah tegal tadah hujan, hijauan pakan terutama ramban dari tanaman pohon berlimpah, suhu 20 - 26o C dan kelembaban 55-60%, curah hujan cukup dan air dari sumber yang sangat mendukung untuk pengembangan peternakan ayam dan sapi potong (Ali dkk, 2012). Akan tetapi kondisi peternakan sapi potong di mitra usaha masih menggunakan sistem semi intensif, dimana semua ternak dikandangkan namun pemberian pakan masih mengandalkan ketersediaan hijauan
1
pakan seperti rumput, tanaman ramban, leguminosa pohon, dan daun semak pahitan di pinggir jalan yang belum dibudidayakan dengan baik. Ternak jarang diberikan pakan konsentrat sehingga pakan yang dikonsumsi belum memenuhi standart kebutuhan nutrien untuk hidup pokok dan pertumbuhan sehingga produktivitas masih rendah. Oleh sebab itu, penulis memberikan solusi untuk memenuhi kebutuhan sapi potong dengan memanfaatkan sumber daya yang mempunyai potensi di desa tersebut. Salah satunya adalah pemanfaatan kotoran ayam menjadi KAMBLOK (Kotoran Ayam Molasses Blok) sebagai Upaya Pemanfaatan Kotoran Ayam menjadi Pakan Ternak Bernutrisi dalam Meningkatkan Produktivitas Ternak Sapi Potong di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
1.2 Rumusan Masalah Selama ini masyarakat di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang mengembangankan beberapa komoditi ternak terutama ayam dan sapi potong. Akan tetapi pemberian pakan masih mengandalkan ketersediaan hijauan pakan seperti rumput, tanaman ramban, leguminosa pohon, dan daun semak pahitan di pinggir jalan yang belum dibudidayakan dengan baik. Sedangkan sapi
potong memerlukan beberapa nutrisi
tambahan untuk
meningkatkan produktivitasnya dalam mengahasilkan daging. Sementara itu, komoditi ternak ayam yang diternakan menghasilkan limbah yaitu kotoran ternak yang kurang termanfaatkan oleh warga. Pada umumnya masyarakat dari daerah lainlah yang mengambil keuntungan dari banyaknya limbah ekskreta ayam dari peternak ayam petelur maupun ayam pedaging di desa Sumbersekar. Padahal peternak ayam di desa tersebut dapat bekerjasama dengan peternak sapi potong dalam menghasilkan suatu pakan bernutrisi dari kotoran ternak ayam mereka.
1.3 Tujuan Kegiatan penyuluhan ini bertujuan antara lain untuk: memberikan informasi kepada peternak bahwa kotoran ayam dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak sapi potong, prinsip pembuatan KAMBLOK (Kotoran Ayam Molasses Blok), kerjasama antara peternak ayam dan peternak sapi potong dalam penyediaan pakan ternak serta meningkatkan kesejahteraan peternak melalui KAMBLOK (Kotoran Ayam Molasses Blok) sebagai Upaya Pemanfaatan 2
Kotoran Ayam menjadi Pakan Ternak Bernutrisi dalam Meningkatkan Produktivitas Ternak Sapi Potong di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
1.4 Manfaat Kegiatan penyuluhan ini berupaya dalam meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan masyarakat di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang untuk memanfaatkan limbah kurang termanfaatkan menjadi suatu inovasi dalam penyediaan pakan bernutrisi untuk ternak sehingga selain dapat meningkatkan produktivitas ternak juga dapat menekan biaya produksi pakan yang semakin lama semakin mahal. Dengan demikian, hubungan antara peternak ayam dan peternak sapi dapat saling menguntungkan.
3
BAB II GAMBARAN UMUM PENYULUHAN 2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya pertanian dan peternakan yang cukup besar salah satunya adalah di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Daerah tersebut memiliki jangkauan lalulintas yang mudah dan strategis. Topografi termasuk wilayah altitude sedang, tanah tegal tadah hujan, hijauan pakan terutama ramban dari tanaman pohon berlimpah, suhu 20 - 26o C dan kelembaban 55-60%, curah hujan cukup dan air dari sumber yang sangat mendukung untuk pengembangan peternakan ayam dan sapi potong (Ali dkk, 2012). Ternak sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yng memiliki nilai ekonomi tinggi. Daging sapi mengandung asam amino, leusin, lisin, dan valin yang lebih lengkap dan tidak dapat digantikan ooleh protein lain (non esensial) dan juga lebih tinggi daripada daging babi atau domba (Wisnu A, 2009). Dilain pihan ketersediaan ternak potong lokal tidak mencukupi untuk mensuplai kebutuhan daging dalam negeri yang berdampak pada produksi ternak sapi. Satu diantara masalah pokok yang mempengaruhi produksi ternak sapi adalah pakan bernutrisi. Dimana kebutuhan pokok sapi potong terhadap ransum berupa bahan kering sebanyak 3-4% dari bobot badannya (Haryanti, 2009). Pakan utama ternak ruminansia adalah hijauan yaitu sekitar 60-70 %, namun demikian karena ketersediaan pakan hijauan sangat terbatas maka pengembangan paternakan dapat diintegrasikan dengan usaha pertanian sebagai strategi dalam penyediaan pakan ternak melalui optimalisasi pemanfaatan limbah pertanian dan limbah agroindustri pertanian (Soetanto, 2012). Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk pemenuhan kebutuhan pakan dan efisiensi biaya pakan yaitu dengan memanfaatkan bahan pakan yang harganya murah, tahan lama dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia seperti limbah peternakan.
Salah satunya adalah
komoditi ternak ayam yang diternakan menghasilkan limbah yaitu kotoran ternak yang kurang termanfaatkan oleh warga. Pada umumnya masyarakat dari daerah lainlah yang mengambil keuntungan dari banyaknya limbah ekskreta ayam dari peternak ayam petelur maupun ayam pedaging di desa Sumbersekar. Sehingga
4
untuk pemanfaatan kotoran ayam di Desa tersebut tidak termaksimalkan. Dengan memangfaatkan kotoran ternak tersebut dimaksudkan untuk menggantikan urea yang biasa digunakan sebagai UMB (Urea Molasses Blok) sehingga peternak tidak perlu membeli Urea untuk membuat pakan suplemen melainkan cukup dengan kotoran ayam akan menggantikan urea dalam pakan. Penambahan suplementasi urea pada pakan sapi potong ini akan memenuhi kebutuhan protein sapi karena pada urea terdapat kandungan nitrogen sebesar 45 %. Dimana nitrogen mewakili 16 % dari protein atau bila dijabarkan, protein setara dengan 5,25 % kali kandungan nitrogen (Masyhurin dkk, 2012).
2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran Masyarakat di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang mengembangankan beberapa komoditi ternak terutama ayam dan sapi potong. Akan tetapi pemberian pakan masih mengandalkan ketersediaan hijauan pakan seperti rumput, tanaman ramban, leguminosa pohon, dan daun semak pahitan di pinggir jalan yang belum dibudidayakan dengan baik. Sedangkan sapi potong memerlukan beberapa nutrisi tambahan untuk meningkatkan produktivitasnya dalam mengahasilkan daging. Selain itu, hijuan yang biasa diberikan hanya akan berproduksi maksimal pada musim penghujan. Pada musim kemarau akan terjadi kelangkaan pakan hijauan. Oleh sebab itu dibutuhkan alternatif pakan yang ketersediaannya tidak bergantung pada musim penghujan maupun musim kemarau. Berdasarkan hasil survey yang pernah dilakukan, peternakan ayam di Desa Sumbersekar menjual limbah berupa kotoran ternak ke desa lain bukan dimanfaatkan untuk desa Sumersekar sendiri. Padahal apabila peternak ayam dan sapi potong mengetahui kandungan nutrisi dan cara mengolah limbah tersebut menjadi pakan ternak pasti akan sangat menguntungkan bagi perekonomian didesa tersebut. Hal ini akan mempengaruhui pendapatan di desa Sumbersekar.
5
BAB III METODE PENYULUHAN
3.1 Metode Pelaksanaan 3.1.1
Persiapan Kegiatan
Persiapan kegiatan meliputi : a. Proses perijinan dari Universitas ke Desa Proses perijinan dimulai dengan membuat surat ijin dari Universitas Brawijaya untuk melaksanakan program, selanjutnya surat tersebut didistribusikan kepada
kantor
Kecamatan
Dau
kemudian
ke
Kepala Desa Sumbersekar
Kecamatan Dau. Koordinasi persiapan kegiatan, inventarisasi kebutuhan materi, survei lokasi kegiatan dan koordinasi dengan anggota kelompok peternak di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
b. Persiapan Tempat Setelah perijinan tentang program penyuluhan disetujui, hal selanjutnya yang akan dilakukan yaitu melakukan persiapan tempat yang akan digunakan sebagi tempat penyuluhan. Tentunya dalam hal ini perlu adanya kordinasi dengan Kepala Desa setempat, tempat yang digunakan harus stategis agar program penyuluhan ini dapat terlaksana dengan sukses. Seiring dengan persiapan tempat, tentunya tim penyuluh juga memperhitungkan siapa saja yang akan diundang atau didatangkan pada program penyuluhan tersebut (Sembiring, 2009). Dalam hal ini selain peternak ayam sebagai objek utama, peternak sapi potong, masyarakat umum, pelajar, penyandang modal bahkan kepala dinas Peternakan juga didatangkan demi tercapainya program ini. Selain itu pakar tentang limbah ternak yang diolah menjadi pakan perlu didatangkan, hal ini dimaksudkan agar memudahkan penjelasan ke warga desa Sumbersekar jika muncul kebingungan dalam pengolahan KAMBLOK.
c. Persiapan alat, bahan, dan perlengkapan dalam pelaksanaan program Penyuluhan dan pelatihan pembuatan KAMBLOK (Kotoran Ayam Molasses Blok) dilakukan persiapan alat dan bahan meliputi: molasses, kotoran ayam, urea, air, garam, dedak, mineral mix, kapur/gamping, bata, semen, ember dan cetakan. 6
d. Penyusunan alat evaluasi Penyusunan alat evaluasi berupa daftar kehadiran, lembar observasi, angket serta lembar pertanyaan.
3.1.2
Pelaksanaan Kegiatan
Setelah memperoleh ijin dari pihak terkait serta diperoleh data calon peserta, maka dilaksanakan sosialisasi program penyuluhan tentang konsep pembuatan “KAMBLOK” (Kotoran Ayam Molasses Blok) sebagai upaya pemanfaatan Limbah Kotoran Ayam dalam meningkatkan Produktifitas Ternak Sapi di Indonesia. Adapun metode pelaksanaan pembuatan kamblok dapat dilihat sebagai berikut : 3.5 kg molasses + 1.0 kg kotoran ayam + 0.1 kg urea + 0.8 kg air + 0.2kg garam + 2.7 kg dedak + 0.4 kg mineral + 0.7 kg kapur/gamping + 0.7kg bata + 0.3 kg semen -
Dilarutkan garam pada 0.5 liter air
-
Diaduk dedak
-
Dicampurkan ekskreta, mineral dan dedak dengan cara ditaburkan mineral pada dedak
-
Dimasukkan larutan garam ke dalam ember berisi molasses
-
Diaduk sampai merata
-
Dimasukkan hasil campuran dedak dan mineral ke dalam ember berisi molasses dan garam
-
Diaduk sampai merata
-
Dituangi kapur dengan air tersisa sampai mengental, jika perlu ditambah dengan air dan ditunggu hingga dingin
-
Dimasukkan bata tumbuk ke dalam adukan kapur seacara merata dan ditaburi semen agar lebih padat
-
Dicetak dan dijemur pada terik matahari selama 4 jam.
KAMBLOK
7
3.2 Gambaran Teknologi Teknologi yang digunakan dalam pembuatan kamblok masih sederhana, dikarenakan pada saat pembuatan kamblok proses yang digunakan masih menggunakan masih proses manual belum menggunkan suatu teknologi yang canggih.
3.3 Media Penyuluhan Beberapa media yang digunakan dalam program penyuluhan ini antara lain : 3.3.1. Flip chart Media ini digunakan untuk menjelaskan konsep pembuatan kamblok kepada warga. Alur pembuatan dari kotoran ayam dari peternak ayam yang kemudian diolah menjadi kamblok. Adapun metode yang pembuatannya sudah dijelaskan diatas. Alur pembuatan KAMBLOK akan dicetak dalam sebuah baliho besar didekat area peternakan. Selain itu flip chart juga akan dicetak dalam bentuk brosur sehingga semua peternak dapat dengan mudah mempraktikan pembuatan menggunakan brosur yang menarik. 3.3.2. Radio Media ini digunakan untuk menjelaskan konsep pembuatan kamblok kepada warga melalui siaran langsung radio di desa tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi warga yang tidak dapat hadir pada pembuatan kamblok secara langsung sebelumnya, dan juga sebagai sarana tanya jawab kepada warga yang masih belum mengerti perihal tata cara pembuatan kamblok yang benar. 3.3.3. Koran Media koran digunakan pada untuk memperluas area penyebaran pembuatan kamblok. Bahan dasar pembuatan kamblok yaitu kotoran ayam dapat terkumpul dari desa-desa di sekitar sumbersekar, dan manfaat pembuatan kamblok dapat dirasakan oleh seluruh peternak di daerah Kecamatan Dau khususnya Desa Sumbersekar.
8
DAFTAR PUSTAKA Ali, Usman., Sumartono dan Humaidah, Nurul. 2012. Pembinaan Masyarakat Tani Peternak Kambing dan Domba di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jurnal Dedikasi. 9(1): 60 – 66. Delima, Mira. 2008. Pengaruh pemberian Urea Molease Mineral Blok Terhadap Kadarmineral Serum Sapi Yang Memperlihatkan Gejala Defisiensi Mineral, Jurnal Agripet. 8(1): 21-25 Ella, Andi. 2004. Pengaruh Perbaikan Pakan Melalui Suplementasi UMB terhadap Bobot Badan, Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bandung. 12-13 September 2004 Haryanti, Nina Woro. 2009. Kualitas Pakan Dan Kecukupan Nutrisi Sapi Simental Di Peternakan Mitra Tani Andini, Kelurahan Gunung Pati, Kota Semarang, skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Kementrian Pertanian. 2013. Strategi Kebijakan Kementrian Pertanian dalam Optimalisasi Lahan Suboptimal Mendukung Ketahanan Pangan Nasional,
Prosiding
“Intensifikasi
Seminar
Pengelolaan
Nasional
Lahan
Lahan
Suboptimal
Suboptimal
dalam
Rangka
Mendukung Kemandirian Pangan Nasional”, Palembang 20-21 September 2013 Masyhurin, Ali., Hary Nugroho And Moch Nasich. 2012. Pertambahan Bobot Badan, Konsumsi Dan Konversi Pakan Induk Sapi Brahman Cross Dengan Pakan Basal Jerami Padi Dan Suplementasi Yang Berbeda, skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang Sembiring, Simson. 2009. Penyuluhan Kewirausahaan Kepada Generasi Muda Dan
Pengusaha
Dalam
Rangka
Meningkatkan
Kesejahteraan
Masyarakat Di Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung, Seminar Nasional Teknologi dan Veteriner. Bogor. 13 Mei 2009 Soetanto, Hendrawan. 2012. Kebutuhan Gizi Ternak Ruminansia Menurut Stadia Fisiologisnya, J. Veteriner. 2(1): 65-76 Wisnu A.K, Achmad. 2009. Pengaruh Kadar Air Rumput Gajah sebagai Sumber Serat Pakan Lengkap terhadap Nilai Nutrisi dan Kondisi Fisik, skripsi.
9
Jurusan
Nutrisi
dan
Makanan
Ternak.
Fakultas
Peternakan.
Universitas Brawijaya. Malang.
10