LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
dinas Kesehatan Kota Padang
Jl.Kesehatan No 1 Dadok Tunggul Hitam Padang ] Telp. 0751 463905 ]
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena telah tersusunnya
Laporan Tahunan 2012 edisi Terbit 2013 Dinas Kesehatan Kota Padang ini. Buku ini memuat informasi visi, misi, Tupoksi, indikator kinerja, capaian program dan kegiatan yang dilaksanakan Tahun 2012. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan adanya berbagai hambatan baik dari segi data maupun sumber daya manusianya. Untuk itu kami mengharapkan tanggapan, saran dan masukan dari berbagai pihak dalam penyempurnaannya di masa yang akan datang. Dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 ini. Semoga Buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Juni 2013 Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang
Drg.Eka Lusti,MM NIP.196307101990032001
i
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii DAFTAR TABEL........................................................................................................ iii DAFTAR GRAFIK...................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 BAB II GAMBARAN UMUM ..................................................................................... 3 A. GEOGRAFI ............................................................................................ 3 B. DEMOGRAFI ......................................................................................... 3 C. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN .............. 5 BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI ................................................................. 7 A. VISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG ..................... 7 B. MISI PEMBANGUNAN KOTA PADANG ............................................ 7 C. TUJUAN DAN SASARAN..................................................................... 7 D. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN ................................... 9 E. STRATEGI ............................................................................................. 9 BAB IV KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI ..................................................................................................................... 11 A. KEDUDUKAN ..................................................................................... 11 B. STRUKTUR ORGANISASI ................................................................. 11 C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI........................................................... 13 BAB V PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN ........................................... 27 A. PROGRAM KESEHATAN ................................................................... 27 B. INDIKATOR KESEHATAN ................................................................ 31 BAB VI PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2012......................... 33 A. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG .................... 33 B. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG ..... 34 BAB VII PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN ......................................... 35 A. SEKRETARIAT ................................................................................... 37 B. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA .............. 42 C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK) ........ 72 D. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN ............................................ 113 E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN ........................ 152 BAB VIII MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN .................................. 182 BAB IX PENUTUP .................................................................................................. 200
ii
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
DAFTAR TABEL Nomor Tabel
Judul Tabel
Tabel 2.1
Luas daerah dan kepadatan Penduduk Perkecamatan
Tabel 6.1
Anggaran Belanja APBD Kota Padang Tahun 2011- 2012
Tabel 6.2
Sumber-sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2011- 2012
Tabel 7.1
Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2008-2012
Tabel 7.2
Daftar Penambahan Aset / Belanja ModalTahun 2012
Tabel 7.3 Tabel 7.4 Tabel 7.5 Tabel.7.6 Tabel 7.7 Tabel 7.8
Tabel 7.9
Sampai Dengan Tahun 2012 Data Pos Kesehatan Kelurahan di Kota Padang s/d Tahun 2012
Tahun 2012 Data Pesantren di Kota Padang Tahun 2012 Tahun 2012
Tabel.7.17 Tabel 7.18
36 39 43 44 45 46 47
Jumlah dan Tingkat Perkembangan Pos UKK Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2012
49
Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Tanaman Obat Keluarga Dinkres Kota Padang Tahun 2012 Penyuluhan luar Gedung Kota Padang tahun 2012
Tabel 7.16
34
Jumlah dan Tingkat Perkembangan Poskestren Kota Padang
Tabel 7.11
Tabel 7.14
33
Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Kota Padang
Penyuluhan Dalam Gedung Kota Padang tahun 2012
Tabel 7.13
4
Data dokter, Bidan dan Kader Kelurahan Siaga Yang Telah Dilatih
Tabel 7.10
Tabel 7.12
Hal
51 53 54
Kegiatan Penyuluhan Keliling Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
55
Jumlah dan Tingkat Perkembangan Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
57
Data D/S dan N/D Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
58
Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
60
Data Persentase 10 Indikator PHBS Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
61
Data Jumlah Tenaga Fungsional di Lingkungan DKK Padang Tahun 2012
70
iii
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel. 7.19
Data Pegawai Izin Belajar dan Tugas Belajar di Lingkungan DKK 71
Padang Tahun 2012
Tabel 7.20
Indikator Kegiatan P2P tahun 2012
72
Tabel 7.21
Pengiriman Spesimen Campak Kota Padang Tahun 2012
98
Tabel 7.25 Tabel 7.22
Hasil Pencapaian Vit A Bayi dan Anak Balita Kota Padang Bulan 114
Feb & Agus Tahun 2012 Jenis Penyakit Yang Dilaporkan dalam Laporan PTM Bulanan Puskesmas Tahun 2012
Tabel 7.26
Jumlah Kasus Gizi Buruk yang di rawat Inap Tahun 2012
119
Tabel 7.27
Perkembangan Kasus Balita Gizi Buruk Kota Padang Tahun 2012
120
Tabel 7.28
Gambaran Kecamatan Rawan Gizi Tahun 2008 - 2012
123
Tabel 7.29
Jumlah Penduduk Miskin di Kota Padang Tahun 2012
123
Tabel 7.30
Cakupan Program Kesehatan Jiwa Kota Padang Tahun 2012
127
Tabel 7. 31
Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012
130
Tabel 7.32
Pengunjung Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012
132
Tabel 7.33 Tabel 7.34 Tabel 7.35 Tabel 7.36 Tabel 7.37 Tabel 7.38 Tabel 7.39 Tabel 7.40 Tabel 7.41
Tabel 7.42 Tabel 7.43. Tabel 7.44
Jumlah
Penerima
Dana
Pengganti
Transport
Berobat
ke 134
Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Kunjungan Program Indera Mata di Puskesmas Kota Padang
135
Tahun 2012 Pembinaan Keluarga Resti di Puskesmas Kota Padang Tahun
136
2012 Rekap Laboratorium Puskesmas Tahun 2012
137
Rekapitulasi Laporan Kematian Puskesmas Kota Padang Tahun 138
2012 Target Indikator Kinerja SPM dan MDGs Program KIA Tahun
141
2010 - 2015 Pencapaian Kinerja Program KIA Tahun 2012 Kota Padang
142
Data Kasus Kematian Maternal, Perinatal, Bayi dan Anak Balita 146
Kota Padang Tahun 2012 Data Penyebab Kematian Perinatal (0-7hari) Kota Padang Tahun
147
2012. Data Penyebab Kematian Neonatal (8-28 hari) Kota Padang
148
Tahun 2012. Data Penyebab Kematian Bayi (0-1 th) Kota Padang Tahun 2012. Data Penyebab Kematian Anak Balita Tahun 2012
148
(1-5 th) Kota Padang 148
iv
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.45
Data Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2012.
149
Tabel 7.46
Kepesertaan Jamkesmas Per Puskesmas Tahun 2012
153
Tabel 7.47
Visite Rate Maskin Sekota Padang Tahun 2012
153
Tabel.7.48
Jumlah BPS yang ber-PKS Jampersal dengan DKK Padang
Tabel.7.49 Tabel. 7.50
Kepersertaan Kapitasi Askes Kemitraan/ Jamkesda
155 Per157
Puskesmas Tahun 2012 Jumlah Kunjungan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Tahun
161
2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes
Tabel.7.51
Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan
163
Kota Padang Tabel.7.52
Tabel. 7.53 Tabel. 7.54 Tabel.7.55. Tabel.7.56
Jumlah Rujukan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Tahun Kepesertaan Kapitasi Askes PNS/Sosial per Puskesmas Tahun 166
2012 Jumlah Kunjungan Peserta Askes PNS/Sosial Tahun 2012 Dinas
167
Kesehatan Kota Padang. Jumlah Rujukan Peserta Askes PNS/ Sosial Tahun 2012 Dinas
168
Kesehatan Kota Padang Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes PNS/ Sosial Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang Jumlah
Tabel.7.57
164
2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.
10
Penyakit
Terbanyak
Rujukan
Peserta
170
Askes
PNS/Sosial Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota
171
Padang Tabel 7.58
Kegiatan Sarkes Tahun 2012
173
v
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
DAFTAR GRAFIK Nomor Grafik
Grafik 7.1 Grafik 7.2
Grafik 7.3 Grafik 7.4 Grafik 7.5 Grafik 7.6 Grafik 7.7
Grafik 7.8 Grafik 7.9 Grafik 7.10 Grafik 7.11
Grafik 7.12 Grafik 7.13 Grafik 7.14 Grafik 7.15 Grafik 7. 16 Grafik 7.17
Judul Grafik
Cakupan
Imunisasi
Kontak
Hal
Pertama
BCG
per
Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan Imunisasi Kontak Pertama DPT/HB1 per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap DPT HB3 per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Polio 4 per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan Imunisasi Kontak lengkap Campak
per
Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan Kelurahan UCI untuk 4 Indikator di Padang Tahun 2012 Cakupan
Kelurahan
UCI
untuk
5
Indikator
per
Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan BIAS Campak Kota Padang Tahun 2008 – 2012 Cakupan BIAS Campak per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan BIAS DT/ TT per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2007 - 2011 Distribusi Calon Jemaah Haji Kota Padang Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2012 Perbandingan Kasus Gigitan HPR dan yang Mendapat VAR Tahun 2008 - 2012 Kasus Gigitan HPR Berdasarkan Kelompok Umur Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Kasus HPR dan yang di VAR per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Kasus DBD di Kota Padang Tahun 20112012 Jumlah Kasus DBD per Kecamatan Tahun 2012 di Kota Padang Jumlah Kasus DBD per Puskesmas Tahun 2012 di Kota
74 74
75 75 76 76 77
78 78 79 80
81 81 81 82 83 83
vi
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Padang Grafik 7.18 Grafik 7.19
Grafik 7. 20 Grafik 7.21 Grafik 7.22 Grafik 7.23
Grafik7.24 Grafik 7.25 Grafik 7.26 Grafik 7.27 Grafik 7.28
Grafik 7.29 Grafik 7.30 Grafik 7.31 Grafik.7.32
Grafik 7.33 Grafik 7.34 Grafik 7.35
Perbandingan Kasus Malaria Klinis dengan Malaria Positif di Kota Padang Tahun 2008-2012 Jumlah Kasus Malaria Positif per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Cakupan Angka Positif Indeks Malaria per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Penderita Diare per Puskesmas Kota Padang Tahun 2008 - 2012 Cakupan Pelayanan Diare per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Persentase Pemakaian Zink pada Penderita Diare per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Kasus Diare antara Bayi, Balita dan Dewasa di Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Kasus Penderita ISPA dan Pneumoni di Kota Padang Tahun 2008 - 2012 Jumlah Kasus ISPA Balita per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Pencapaian Penemuan Kasus Pneumoni Balita di Kota Padang Tahun 2008 - 2012 Cakupan
Penemuan
Penderita
Pneumoni
per
Puskesmas Tahun 2012 Pencapaian CDR TB per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Pencapaian Angka Kesembuhan TB per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Kasus HIV, AIDS dan Kasus Meninggal di Kota Padang Tahun 2008-2012. Distribusi Kasus HIV AIDS Menurut Puskesmas di Kota Padang Tahun 2008- 2011 Proporsi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Golongan Umur di Kota Padang Tahun 2012 Kasus AIDS Berdasarkan Pekerjaan Kota Padang Tahun 2012 Kasus AIDS Berdasarkan Faktor Resiko Kota Padang
84 84
85 86 86 87
87 88 88 89 89
90 91 92 93
93 94 94
vii
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tahun 2012. Grafik 7.36 Grafik 7.37
Grafik 7.38 Grafik 7.39 Grafik 7.40 Grafik 7.41
Grafik 7.42 Grafik 7.43 Grafik 7.44
Grafik 7.45 Grafik 7.46 Grafik 7.47
Grafik 7.48 Grafik 7.49 Grafik 7.50 Grafik 7.51
Grafik 7.52
Data Kasus Filariasis per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012. Perbandingan Cakupan Pengobatan Massal Filariasis di Kota Padang Tahun 2008 - 2012 Hasil Pengobatan Massal Filariasis per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012. Kelengkapan
dan
Ketepatan
Laporan
W2
per
Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Kasus Campak Klinis dengan Hasil Lab Positif di Kota Padang Enam Tahun Terakhir Proporsi Kasus Campak Klinis Berdasarkan Golongan Umur di Kota Padang Tahun 2012 Penyebaran Kasus Suspek Diphteri Tujuh Tahun Terakhir di Kota Padang Tahun 2004 - 2012 Jumlah Kunjungan Hipertensi Tahun 2012 Tahun 2012. Jumlah Kunjungan Penderita Diabetes Melitus Tahun 2012 Jumlah Kunjungan Penderita Asma Tahun 2012 Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Persentase Pengawasan Sanitasi dan Perumahan Lingkungan di Kota Padang Tahun 2012 Persentase Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012 Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 TPM Yang Diperiksa
96
96 97 98 99
100 102
Jumlah Kunjungan Penderita Penyakit jantung Koroner
Perbandingan
95
dari Yang
Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2012 Persentase Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang 2012
102
103 103 105
105 106 106 107
107
Persentase Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Grafik 7.53
Diperiksa di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang
108
Tahun 2012
viii
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.54 Grafik 7.55
Grafik 7.56 Grafik 7.57
Pengawasan Tempat -Tempat Umum di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012 Pengawasan Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2012 Persentase Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Persentase Jamban Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Persentase
Grafik 7.58
Saluran
Pembuangan
Air
108 109
110 110
Limbah
Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
111
Padang Tahun 2012 Grafik 7.59
Grafik 7.60 Grafik 7.61 Grafik 7.62 Grafik 7.63
Persentase Tempat Sampah Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Pengawasan Depot Air Minum (DAMIU) di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012 Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Balita (6-59 Bln) Kota Padang Tahun 2007 - 2012 Cakupan Pendistribusian Kapsul Vit. A Ibu Nifas Kota Padang Tahun 2007-2012 Cakupan Pendistribusian Fe3 Ibu Hamil Kota Padang Tahun 2007 - 2012
111
113 115 116 117
Prevalensi Status Gizi BB Sangat Kurang (BB/U), Grafik 7.64
Sangat Pendek (TB/U), dan Kurus Sekali (BB/TB) di
122
Kota Padang (2007-2012) Grafik 7.65 Grafik 7.66 Grafik 7.67 Grafik 7.68
Cakupan Pencapaian Indikator SKDN (D/S, N/D dan BGM/D) se Kota Padang Tahun 2007-2012 Pencapaian Indikator SKDN (D/S, N/D dan BGM/D) per Puskesmas se Kota Padang Tahun 2012 Kunjungan Puskesmas Tahun 2012 Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012
124 125 131 131
Grafik 7.69
Pengunjung Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012
133
Grafik 7.70
Pemakaian dana Transportasi Puskesmas Tahun 2012
138
Grafik 7.71
Rekap 10 Penyebab Kematian
144
Grafik 7.72
Pencapaian K1 dan K4 Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2009-2012
137
ix
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.73 Grafik 7.74
Grafik 7.75 Grafik 7.76 Grafik 7.77 Grafik 7.78 Grafik 7.79
Grafik 7.80 Grafik 7.81
Cakupan Deteksi Bumil Resti, Nakes, dan Persalinan Nakes (PN) Kota Padang Tahun 2009 - 2012 Cakupan KN dan KF Lengkap Kota Padang Tahun 2009 - 2012 Kasus Kematian Perinatal, Bayi dan Anak Balita Kota Padang Tahun 2009 - 2012 Tren Kasus Kematian Maternal Kota Padang Tahun 2009 - 2012 Cakupan SDIDTK Anaka Balita dan Pra Sekolah Kota Padang Tahun 2009-2012 Cakupan Kunjungan Bayi Kota Padang Tahun 20092012 Cakupan Pelayanan Anak Balita dan Pra Sekolah Kota Padang Tahun 2009-2012 Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak baru Masuk Sekolah Kota Padang Tahun 2009-2012 Kunjungan Jamkesmas ke Puskesmas se Kota Padang Tahun 2012
144 145
146 147 150 151 151
152 154
Grafik 7.82
Rujukan Peserta Jamkesmas Puskesmas Tahun 2012
156
Grafik 7.83
Kunjungan ANC per Puskesmas Tahun 2012
158
Grafik 7.84
Kunjungnan Persalinan Normal per Puskesmas Tahun 2012
158
Grafik 7.85
Kunjungan PNC per Puskesmas Tahun 2012
159
Grafik 7.86
Kunjungan KB Jampersel per Puskesmas Tahun 2012
160
Grafik 7.87
Pemakaian Dana Jamkesmas Puskesmas Tahun 2012
156
Grafik 7.88
Pemakaian Dana Jampersal Puskesmas Tahun 2012
160
Jumlah Grafik 7.89
Persentase
Cakupan
Kunjungan
Askes
Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas berdasarkan Kapitasi
162
Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak Kunjungan Grafik
7.90
Askes Kemitraan/ Jamkesda di Puskesmas
Tahun
163
2012 Dinas Kesehatan Kota Padang Jumlah Grafik 7.91
Persentase
Rujukan
Askes
Kemitraan/
Jamkesda Berdasarkan Kunjungan Puskesmas Tahun
165
2012 Dinas Kesehatan Kota Padang Grafik 7.92
Jumlah Persentase Kunjungan Askes PNS/ Sosial
169
x
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang Grafik 7.93
Jumlah Persentase Rujukan Askes PNS/ Sosial Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 Jumlah Persentase 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan
Grafik 7.94
Askes PNS/ Sosial di Puskesmas Tahun 2012 Dinas
169 170
Kesehatan Kota Padang Jumlah Persentase 10 Terbanyak Rujukan Askes PNS/ Grafik 7.95
Sosial di Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan
172
Kota Padang
xi
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Undang Undang Dasar 1945 Pasal 34 menyatakan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Dengan demikian, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dapat terwujud. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituangkan dalam berbagai program kesehatan
melalui
siklus
perencanaan,
pelaksanaan,
pengawasan
dan
pengendalian serta pertanggungjawaban secara sitematis, berjenjang dan berkelanjutan, sebagaimana yang terdapat dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Kita sadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih jauh dari kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manjemen kesehatan yang efektif. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi dn terkoordiasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Salah satu alat transformasi data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Padang adalah laporan tahunan, yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan kesehatan. Sedangkan pada pembangunan kesehatan adanya upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Laporan Tahunan ini menampilkan capaian pelaksanaan Pembangunan bidang Kesehatan dalam rangka menjawab Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan Kota Padang yakni “Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan”.
1
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
B.
MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Tahunan disusun untuk memberikan gambaran dan informasi tentang hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai oleh Pemerintah Kota Padang khususnya Dinas Kesehatan Kota Padang selama tahun 2012. Laporan tahunan Dinas Kesehatan ini disusun dari data-data laporan kegiatan yang didapat dari masing-masing bidang dan bagian
yang ada di Dinas Kesehatan Kota
Padang.
2
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB II GAMBARAN UMUM
A. GEOGRAFI Letak Kota Padang secara geografis pada bagian pantai Barat Sumatera pada posisi 000 44 ‘ 00‘’- 01’08” 35” Lintang Selatan dan 1000 05’ 05” – 100’ 34’ 09” Bujur Timur dengan luas keseluruhan 694,96 Km2.. Secara geogafis Kota Padang merupakan perpaduan dataran rendah dan perbukitan serta aliran sungai dan pulau – pulau, dengan uraian
21 buah sungai dan 19 buah pulau yang
tersebar di beberapa kecamatan dengan pemanfaatan lahan produktif 180 km2 sedangkan panjang pantai 68.126 Km. Curah hujan rata rata adalah 414.63 mm perbulan. Temperatur 22,2C – 32,5C dengan kelembaban udara berkisar 79 – 83% ( BPS Kota Padang, 2011). Secara administrasi Pemerintah Kota Padang terdiri dari 11 Kecamatan dan 104 Kelurahan. Kota Padang ini sebelah utara
berbatas dengan Kabupaten
Padang Pariaman, sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Solok, sebelah barat berbatas dengan Samudra Indonesia ( BPS Kota Padang, 2011).
B. DEMOGRAFI Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Padang tahun 2011, tercatat jumlah penduduk sebanyak 846.731 jiwa dimana kecamatan terbanyak penduduknya adalah Koto tangah sebanyak 165.980 jiwa. Sementara terdapat 194.280 Rumah Tangga denga rata rata jiwa per rumah tangga 4,36 jiwa. Rasio
beban
ketergantungan
dapat
digunakan
untuk
mengetahui
produktifitas penduduk. Rasio beban ketergantungan adalah perbandingan penduduk usia produktif (15-65 tahun) dengan penduduk usia non produktif (dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Semakin banyak penduduk usia non produktif maka semakin tinggi beban penduduk usia produktif. Di kota Padang pada tahun 2012 penduduk yang paling banyak berusia 20- 24 tahun. Salah satu strategi dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia dan secara global adalah peningkatan pembangunan manusia. Pembangunan manusia adalah proses sehingga setiap penduduk mampu memiliki lebih banyak pilihan dalam hal pendapatan, kesehatan, lingkungan fisik, dsb. Keberhasilan pembangunan manusia diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
3
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
dipresentasikan oleh 3 dimensi yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Laju pertumbuhan penduduk kota pertahun rata-rata 1,00 %. Kecamatan Koto Tangah yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang paling tinggi yaitu 3,00 dan Kecamatan Padang Barat dan Padang Utara yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah yaitu 0 %. Tingginya laju pertumbuhan penduduk harus didukung dengan peningkatan sarana-prasarana pelayanan publik terutama di bidang Kesehatan di wilayah tersebut. Kepadatan penduduk masih terfokus di Kecamatan Padang Timur yaitu sebesar 9.562 orang/km2, dan Kecamatan yang terendah tingkat kepadatan penduduknya adalah kecamatan Bungus sebesar 230 orang/km2.
Tabel 2.1. Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kecamatan
Luas Daerah
Jumlah
(Km2)
Penduduk
Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Padang Selatan Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah Jumlah
100,78 85,99 30,91 10,03 8,15 7,00 8,08 8,07 57,41 146,29 232,25 695,0
23.283 50.032 109.062 57.862 77572 44.118 69.224 57.905 130.251 61.442 165.980 846.731
Kepadatan
231 581 3.528 5.768 9.518 6.302 8.567 7.175 2.268 420 714 1.218
Sumber : Padang Dalam Angka (PDA) thn 2011
Dari sebanyak 846.731 jiwa penduduk Kota Padang, terdiri dari 421.900 jiwa laki-laki dan 424.831 jiwa perempuan dengan rasio jenis kelamin 99,31. Dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur terbanyak terdapat pada kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 97.561 jiwa dan yang paling sedikit adalah penduduk yang berusia diatas 75 tahun keatas yaitu 13.938 jiwa.
4
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
C. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu merupakan hal yang penting. 1. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang ada dikota Padang adalah : a.
Puskesmas Fasilitas pelayanan yang tersedia di kota Padang saat ini, secara umum sudah memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada tingkat pelayanan dasar, saat ini terdapat 22 buah puskesmas yang terletak pada 11 kecamatan di Kota Padang termasuk diantaranya terdapat 5 buah puskesmas perawatan dan 2 puskesmas perawatan PONED.
b.
Puskesmas Pembantu Puskesmas
Pembantu
didirikan
untuk
meningkatkan
aksesibilitas
pelayanan kesehatan sampai ke daerah yang sulit dijangkau dan juga memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan sehingga
masyarakat
mendapatkan
pelayanan.
Total
Puskesmas
Pembantu yang ada pada tahun 2012 adalah 62 buah. c.
Poskeskel Pada Tahun 2008 telah dibangun Poskeskel sebanyak 16 unit dan pada tahun 2009 dibangun 3 Poskeskel dan Tahun 2010 dibangun empat (4) Poskeskel lagi sehingga menjadi 23 Poskeskel. Dan pada tahun 2011 ditambah lagi 6 Poskeskel, sehingga total Poskeskel berjumlah 29 buah. Jumlah Poskeskel yang di bangun dan beroperasi sampai tahun 2012 adalah sebanyak 29 Poskesdes.
Poskeskel ini dibangun dengan dana
APBD, Swadaya masyarakat dan PNPM mandiri. d.
Puskesmas Keliling Sarana
transportasi
pendukung
pelayanan
puskesmas
antara lain
puskesmas keliling (kendaraan roda 4), pada tahun 2012 berjumlah 22 buah dan kendaraan roda 2 sebanyak 133 buah. Artinya setiap Puskesmas sudah didukung fasilitas Puskesmas keliling roda 4 sebanyak 1 unit. Kendaraan operasional Roda 4 di Dinas Kesehatan Kota Padang berjumlah 14 unit dan kendaraan roda 2 berjumlah 18 unit
5
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
e. Sarana dan prasaran lain 1. Rumah Sakit Umum
: 12 buah.
2. Rumah Sakit Jiwa
: 2 buah.
3. Rumah Sakit Bersalin
: 9 buah.
4. Rumah sakit Khusus
: 5 buah
5. Balai Pengobatan
: 34 buah.
6. Apotik
: 112 buah.
7. Toko Obat
: 26 buah.
8. Laboratorium Kesehatan Swasta
: 15 buah.
9. Optikal
: 14 buah.
10. Pos Yandu
: 864 buah.
11. Rumah Bersalin
: 28 buah
2. Tenaga Kesehatan Jumlah tenaga di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2012 adalah 1.173 orang yang terdiri dari 951 orang PNS, 95 orang PTT, 16 orang NPD, Pegawai harian musiman 26 orang, tenaga felontir 65 orang dan mengikuti pendidikan (tugas belajar) 20 orang. Berikut distribusi tenaga berdasarkan fungsi :
Dokter Umum
: 58 orang
Dokter Gigi
: 54 orang
Bidan
: 323 orang
Perawat
: 234 orang
Tenaga kesehatan masyarakat : 23 orang
Tenaga Gizi
: 38 orang
Apoteker
:
Tenaga Farmasi
: 55 orang
Analis Labor
: 41 orang
Tenaga Kesehatan Lingkungan : 36 orang
Ahli Fisioterapist
:
Pekarya kesehatan
: 20 orang
Tenaga Rekam Medik
:
Non Kesehatan
: 69 orang
Tenaga felontir
: 65 orang
3 orang
0 orang
2 orang
6
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI
A. VISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG Visi Pembangunan kesehatan Kota Padang merujuk pada Visi dari Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 yakni ” Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan”. B. MISI PEMBANGUNAN KOTA PADANG Visi ini dituangkan menjadi empat misi yaitu : 1. Meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat
melalui
pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, serta 4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik. Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui enam Rencana Strategi Tahun 2010 – 2014, yaitu: 1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani
dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan,
serta berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif 3. Meningkatkan
pembiayaan
pembangunan
kesehatan,
terutama
untuk
mewujudkan jaminan social kesehatan nasional 4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang
merata dan bermutu 5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan C. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Sebagai penjabaran dari visi maka tujuan yang akan dicapai adalah Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat Kota Padang yang hidup dengan perilaku dan dalam
7
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
lingkungan
sehat,
memiliki
kemampuan
untuk
menjangkau
pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dinas Kesehatan sebagai Dinas teknis Kota yang mengelola kesehatan dituntut perannya dalam pengelolaan dan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan keadaan: a. Terciptanya kondisi pelayanan kesehatan secara prima. b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta membudayakan hidup bersih dan sehat. c. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas terutama pada keluarga miskin dan rentan sosial d. Terbentuknya masyarakat yang berkualitas yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah keluarga yang mempunyai derajat kesehatan yang semakin tinggi e. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas terutama pada keluarga miskin dan rentan sosial f. Semakin banyaknya keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam kegiatan pelayanan kesehatan 2. Sasaran Sasaran pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati diatas adalah sebagai berikut : a. Terlaksananya pembangunan berwawasan kesehatan. b. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB ). c. Menurunnya Angka Kematian Ibu ( AKI ). d. Meningkatnya Usia Harapan Hidup. e. Meningkatnya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat ( UKBM ). f. Menurunnya penderita penyakit menular dan penyakit tidak menular. g. Meningkatnya Mutu Pelayanan kesehatan dasar dan Rujukan. h. Meningkatnya perilaku hidup sehat. i. Meningkatnya Kesehatan Lingkungan. j. Meningkatnya pengawasan terhadap Obat, Makanan dan Minuman. k. Meningkatnya Manajemen Kesehatan disemua tingkat administrasi. l. Meningkatnya kualitas Sumber Daya manusia Bidang Kesehatan.
8
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
D. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka ditetapkan kebijakan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara bertahap antara lain : 1. Meningkatkan
kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya
pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit, kebersihan lingkungan dan menciptakan mutu sumber daya manusia yang baik 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kesehatan tersebut perlu di mulai semenjak dalam usia kandungan sampai usia lanjut. Masing-masing keluarga tetap dapat memelihara kesehatan orang tua, sehingga tanggung jawab pemeliharaan kesehatan tetap berada dalam keluarga masing-masing 3. Memperbaiki
dan meningkatkan sarana dan fasilitas lembaga kesehatan
termasuk penyediaan obat-obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat 4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga timbul citra terhadap pelayanan kesehatan terutama pada rumah sakit pemerintah, puskesmas dan posyandu. E. STRATEGI Dinas Kesehatan sebagai unit kerja Pemerintah Kota Padang untuk tahun 2006 – 2010 menetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan untuk mencapai visi dan misi dalam upaya mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang peluang
yang ada, mengatasi berbagai
kelemahan dan meminimalkan faktor-faktor yang mengancam. Beberapa alternatif strategis yang dihasilkan adalah : 1. Kerjasama Lintas Sektor Sebagian masalah kesehatan merupakan masalah yang komplek yang tidak dapat terlepas dari berbagai kebijakan dari sektor lain sehingga upaya pemecahan ini harus secara strategis melibatkan sektor terkait. Isu utama adalah upaya meningkatkan kerjasama lintas sektor yang lebih efektif, karena kerja sama lintas sektor dalam pembangunan kesehatan selama ini sering kurang berhasil. Perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat dan peningkatan mutu lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat memerlukan kerjasama yang erat antara berbagai sektor yang terkait dengan sektor kesehatan.
9
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2. Sumber Daya Manusia Kesehatan Mutu sumber daya manusia kesehatan sangat menentukan keberhasilan upaya dan manajemen kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan yang bermutu harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berusaha untuk menguasai IPTEK yang mutakhir. Disamping itu, mutu sumber daya tenaga kesehatan ditentukan pula oleh nilai-nilai, moral yang dianut dan diterapkan dalam menjalankan tugas. Disadari bahwa jumlah sumber daya tenaga kesehatan yang mengikuti perkembangan IPTEK dan menerapkan nilai-nilai, moral dan etika profesi masih terbatas.
3. Mutu Dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan Dipandang dari segi fisik jumlah sebaran dan sarana pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit serta sarana kesehatan lainnya termasuk sarana penunjang upaya kesehatan telah dapat dikatakan merata ke seluruh kota Padang. Namun harus diakui bahwa sebaran fisik tersebut masih belum diikuti sepenuhnya dengan peningkatan mutu pelayanan, dan keterjangkauan oleh seluruh lapisan masyarakat. 4. Pengutamaan,
Sumber
Daya
Pembiayaan,
Dan
Pemberdayaan
Masyarakat. Selama ini kesehatan masih kurang didukung oleh sumber daya pembiayaan yang memadai. Disadari bahwa keterbatasan dana pemerintah dan masyarakat merupakan ancaman yang besar bagi kelangsungan terhadap pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Keadaan ini mendorong perlunya langkah strategis dalam menciptakan sistem pembiayaan yang bersifat pra-upaya yang sudah dikenal sebagai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.
10
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB IV KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
A. KEDUDUKAN Sesuai dengan Perda No. 16 tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas Daerah maka Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan Dinas Teknis Kota bertugas mengelola kesehatan yang dikepalai oleh seorang kepala Dinas. B. STRUKTUR ORGANISASI Adapun Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari: 1. Kepala Dinas. 2. Sekretariat terdiri dari: a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub. Bagian Keuangan c. Sub. Bagian Penyusunan Program 3. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi : a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar b. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak c. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus 4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi: a. Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit b. Seksi Wabah dan Bencana c. Seksi Kesehatan Lingkungan 5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi: a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM) b. Seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat (PSM) c. Seksi Registrasi dan Akreditasi 6. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi: a. Seksi Jaminan Kesehatan b. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan c. Seksi Kefarmasian
11
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Bagan 1. Struktur Organisasi
12
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 tahun 2008 Tanggal 19 Desember 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan, yaitu : Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan unsur pelaksana Pemerintahan Daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Padang adalah : 1. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan dan tugas pembantuan ; 2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Kesehatan menpunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan ; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan ; c. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang kesehatan ; d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas ; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam menjalankan fungsinya Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh bagian dan bidang sebagai berikut: 1. Sekretariat a. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Dinas Kesehatan dalam urusan umum, urusan perlengkapan, urusan keuangan, urusan kepegawaian, urusan perpustakaan, evaluasi dan pelaporan. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Sekretariat mempunyai fungsi :
13
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
1) Menyusun administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan, urusan rumah tangga dinas, keuangan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan;
2) Menyusun anggaran, pembinaan organisasi dan tata laksana, menyusun evaluasi dan pelaporan;
3) Meningkatkan Sumber daya manusia; 4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. d. Masing-masing sub bagian sebagaimana dimaksud pasal 2 angka 2 huruf a dan b, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
1) Sub Bagian Umum
a) Sub
Bagian
Umum
mempunyai
tugas
membantu
Sekretaris
melaksanakan urusan Pengelolaan Administrasi dan Kepegawaian, urusan rumah tangga Dinas.
b) Uraian Tugas Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah:
Mengelola tata kearsipan/ perkantoran ; Mengelola administrasi kepegawaian; Melaksanakan urusan humas, pengelolaan hukum dan organisasi Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan urusan pengadaan peralatan / perlengkapan kantor, pencatatan, penyimpanan,
pendistribusian untuk puskesmas
pembantu, puskesmas dan DKK ;
Melaksanakan urusan pemeliharaan/ perawatan alat – alat kantor; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2) Sub Bagian Keuangan
a) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja dinas, verifikasi, perbendaharaan, penyusun pertanggung jawaban keuangan dinas.
b) Uraian tugas Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah : Membuat rencana anggaran dan pendapatan belanja dinas;
14
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Mengkoordinir pengadministrasian belanja administrasi umum, belanja operasional dan pemeliharaan serta belanja modal, baik belanja aparatur maupun publik keuangan dinas; Pertanggung jawaban pencairan dana; Melakukan verifikasi Anggaran pendapatan belanja dinas; Membuat dan menyiapkan laporan pertanggung jawaban keuangan/ anggaran pendapatan dan belanja dinas termasuk perhitungan anggaran; Melaksanakan pembinaan dan pengendalian satuan pemegang kas ; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3) Sub Bagian Penyusunan Program
a) Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas melaksanakan urusan penyusunan program kedinasan.
b) Uraian tugas Sub Bagian Penyusunan Program sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah : Membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk program kedinasan; Mengkoordinir perencanaan bidang atau bagian terkait; Menghimpun dan menganalisa serta menyusun laporan evaluasi program. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2. Bidang Pelayanan Kesehatan a. Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kesehatan Ibu dan Anak, Anak Usia Sekolah, Pemantauan Gizi anak dan ibu hamil serta pelayanan Kesehatan Khusus di puskesmas, puskesmas pembantu, dan Posyandu. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi : 1) Mengenal wilayah kerja dengan melakukan pendekatan kepada dinas terkait; 2) Menyusun rencana kerja tahunan bersama staf dan instansi terkait dalam program kesehatan keluarga;
15
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
3) Menyusun rencana kerja tahunan berdasarkan DIP daerah, analisa situasi, dan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun lalu bersama staf; 4) Menyelenggarakan rapat bulanan bersama staf bidang pelayanan kesehatan
untuk
mengevaluasi
kegiatan
yang
sedang
berjalan,
mengidentifikasi perencanaan dan pemecahannya serta menyusun rencana kegiatan lainnya; 5) Membuat tata cara kerja di lingkungan bidang pelayanan kesehatan yang meliputi pendistribusian tugas kepada bawahan, penentuan target kerja dan bimbingan pelaksanaan tugas bawahan; 6) Membuat laporan hasil tentang pelaksanaan kegiatan setiap tahun, masalah yang ditemui untuk
sebagai salah satu bahan dalam
perencanaan tahun berikutnya. 7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan d. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari tiga seksi : 1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan a) Mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan dasar serta sistim rujukan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit serta pembinaan pengelolaan manajemen dan pengembangannya. b) Uraian Tugas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan sebagaimana yang tersebut pada butir (1) adalah : Mengkoordinir pengelolaan dan penilaian kinerja Puskesmas dan Rumah Sakit; Menetapkan
standar
pelayanan
minimal
untuk
Pelayanan
Kesehatan Dasar Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit; Melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan Puskesmas dan Rumah Sakit; Melakukan pembinaan tekhnis; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
16
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2) Seksi Kesehatan Ibu dan Anak a) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan pelayanan kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan menyusui), balita dan anak usia sekolah. b) Uraian tugas seksi Kesehatan Ibu dan Anak sebagaimana yang dimaksud butir (1) adalah : Mengkoordinir dan melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan ibu, anak, KB, dan UKS; Mengkoordinir pelaksanaan kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan menyusui) di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik Bersalin, dan Bidan Praktek Swasta (BPS); Mengkoordinasi pelayanan kesehatan balita dan anak usia sekolah di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, sekolah dan rumah sakit; Melakukan pembinaan tenaga kesehatan dan penolong persalinan termasuk BPS; Melakukan Audit Maternal dan Perinatal (AMP); Mengkoordinasikan pelayanan Keluarga Berencana; Mengkoordinasikan pembinaan dukun bersalin; Mengkoordinasikan bimbingan tekhnis ke puskesmas, puskesmas pembantu, dan Bidan pembina wilayah kelurahan; Mengumpulkan bahan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan anak sekolah; Mengkoordinasikan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah tingkat SD, SMP, dan SMU; Melaksanakan pelatihan guru UKS, dan Kader Kesehatan Remaja; Membimbing Puskesmas dalam kesehatan ibu anak dan anak usia sekolah; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3) Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus a) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan program gizi dan kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan olah raga, dan kesehatan Lansia. b) Uraian tugas seksi Gizi dan Kesehatan Khusus sebagaimana yang dimaksud butir (1) adalah : Melakukan pemantauan status gizi anak Balita dan ibu hamil;
17
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Melakukan pemantauan status gizi balita dan ibu melalui kegiatan puskesmas dan posyandu; Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Yodium; Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Vitamin A; Merencanakan pemberian makanan tambahan pada kasus KEP; Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan gigi mulut serta kesehatan olah raga dan kesehatan lansia; Mengkoordinir program lanjut usia (Lansia); Melaksanakan pembinaan kelompok Lansia yang ada di wilayah kerja puskesmas; Melakukan bimbingan tekhnis ke puskesmas dan Rumah Sakit; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan a. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas membantu kepala
dinas
Pengamatan,
dalam menyusun rencana penyelengaraan kegiatan Pengawasan,
Pemberantasan,
Pencegahan
Penyakit,
penanggulangan wabah dan bencana serta kesehatan lingkungan. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang pengendalian Masalah kesehatan berfungsi: 1) Merencanakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan bidang pengendalian masalah kesehatan. 2) Bimbingan operasional, pengawasan dan evaluasi program di Bidang pengendalian masalah kesehatan. 3) Penyusunan pedoman dan standar pengembangan pelayanan serta manajemen program dalam lingkup bidang Pengendalian Masalah Kesehatan. 4) Penyebar luasan informasi dalam cara Pengendalian masalah kesehatan. 5) Pelaksanaan kordinasi dalam pengendalian wabah dan bencana. 6) Pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan pemukiman,kualitas air yang digunakan masyarakat, tempat produksi dan penjualan minuman serta tempat – tempat umum. 7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
18
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
d. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan terdiri dari tiga Seksi : 1) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit a) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas dan Menyusun Perencanan, Pembinaan dan Pengawasan Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit. b) Uraian tugas seksi Pengendalian
dan Pemberantasan Penyakit
sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah : Membuat rencana kegiatan pemberantasan penyakit menular maupun tidak menular. Membuat rencana kebutuhan obat dan sarana program TB Paru, Ispa, Diare, Kusta, Malaria, dll. Melakukan kordinasi Pelaksanaan Pencegahan Penyakit, termasuk imunisasi dengan Rumah Sakit, se Kota Padang, puskesmas, dokter /Bidan Praktek Swasta, klinik bersalin dan sekolah setingkat SD/MI se Kota Padang. Melakukan Pembinaan dan Pengawasan pencegahan penyakit / Imunisasi
mengenai kegiatan
kepada
Rumah Sakit,
puskesmas, dokter/Bidan Praktek Swasta se Kota Padang Pengambilan dan distribusi vaksin dan logistik imunisasi secara berkala ke Dinas Kesehatan Propinsi Membantu Pemeliharaan dan perbaikan Cold Chain Puskesmas. Melakukan pemantapan manajemen pencegahan penyakit dan imunisasi melalui pembuatan dan pegawasan PWS ( Pemantauan Wilayah Setempat ) serta mapping daerah UCI ( Universal Child Immunization ). Mengkordinasikan
pelaksanaan
kegiatan
pengendalian
,
pemberantasan penyakit menular maupun tidak menular dengan Rumah Sakit dan puskesmas. Monitoring dan bimbingan tehnis, program Pengendalian
dan
pemberantasan penyakit ke puskesmas Melakukan
Pengawasan
dan
evaluasi
terhadap
pelaksanan
program Pengendalian dan pemberantasan penyakit di puskesmas. Melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap calon jemaah haji. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan .
19
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2) Seksi Wabah dan Bencana a) Seksi
Wabah
dan
Bencana
mempunyai
tugas
menyusun
perencanaan, pembinaan dan pengawasan program penanggulangan wabah dan bencana. b) Uraian tugas seksi Wabah dan Bencana sebagaiman dimaksud ayat ( 1 ), adalah : Mengkordinasikan pelaksananan penanggulangan wabah dan bencana dengan puskesmas, rumah sakit dan pihak terkait lainnya. Merencanakan kegiatan pra, saat dan pasca terjadi wabah dan bencana. Melakukan penyelidikan kasus AFP dan penyakit menular lain yang berpotensi wabah serta keracunan. Menghimpun dan menganalisa data survelans, kejadian luar biasa, wabah penyakit menular
dan bencana dari rumah sakit dan
puskesmas. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Seksi Kesehatan Lingkungan a) Seksi
kesehatan
perencanaan,
Lingkungan
mempunyai
tugas
pengkordinasian,
Pembinaan
dan
menyusun pengawasan
terhadap kesehatan lingkungan pemukimam, tempat-tempat umum, tempat pengolahan /produksi dan penjualan makanan dan minuman serta berbagai fasilitas kesehatan lainnya. b) Uraian tugas seksi Kesehatan Lingkungan sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah: Merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pencemaran lingkungan (udara, air, tanah dan bahan pencemar yang berasal dari
industri, pestisida, kendaraan bermotor, rumah sakit dan
tempat usaha lain ) serta pengawasan terhadap kualitas air : PDAM, DAM dan Industri perusahaan air minum lainnya (air minum, air bersih, air badan air, kolam renang, pemandian umum, limbah). Melakukan pembinaan, pengawasan TPS, TPA bekerjasama dengan sektor terkait.
20
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Melakukan pembinaan terhadap Kelompok Pemakai air ( POKMAIR ) dan kader kesehatan, AMPL (air minum dan penyehatan lingkungan). Pengawasan sanitasi hotel, restoran, pasar dan daerah tujuan wisata. Pengawasan dan pembinaan sanitasi kawasan pemukiman. Koordinasi dengan lintas sektor/ lintas program yang menyangku Amdal, UKL/ UPL serta kegiatan lingkungan lainnya.
4. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia a. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan, melaksanakan perencanaan, pembinaan dan mengawasi kegiatan Perencanaan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pendidikan dan Latihan (Diklat), Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat, serta Registrasi dan Akreditasi. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia berfungsi : 1)
Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat yang berkaitan dengan tenaga kesehatan ;
2)
Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan serta pengembangan kegiatan Diklat ;
3)
Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan melalui berbagai media serta pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) ;
4)
Perencanaan, pengkoordinasian serta pembinaan kegiatan budaya hidup bersih dan sehat
5)
Perencanaan,
pengkoordinasian,
pembinaan
untuk
mendorong
tumbuhnya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat ; 6)
Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Registrasi dan Akreditasi Sarana Prasarana dan Tenaga Kesehatan ;
7)
Pengawasan dan Pengendalian perizinan dibidang kesehatan ;
21
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
8)
Mengkoordinasikan, pembinaan dan pengawasan pembangunan yang berwawasan kesehatan ;
9)
Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan kegiatan Bidang untuk disampaikan kepada atasan ;
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. d. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia terdiri dari tiga Seksi : 1)
Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Dan Diklat a) Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat mempunyai tugas
menyusun
perencanaan,
pengkoordinasian,
pembinaan,
pengawasan dan pengendalian Pendayagunaan SDM dan Diklat. b) Uraian tugas seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah : Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan upaya pendayagunaan SDM kesehatan ; Membuat
rencana
kebutuhan
dan
pengembangan
tenaga
kesehatan termasuk tugas belajar / izin belajar, penempatan tenaga kesehatan sesuai latar belakang pendidikan secara berkala ; Melakukan
koordinasi
dan
pembinaan
kepada
Institusi
Penyelenggara Pendidikan di Bidang Kesehatan dalam rangka optimalisasi pendayagunaan SDM Kesehatan ; Menggerakkan partisipasi masyarakat melalui pendayagunaan SDM Kesehatan pada organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dll ; Membina dan mengembangkan hubungan kerja sama
dengan
lembaga terkait bidang tenaga kerja baik dalam negeri maupun luar negeri ; Melakukan koordinasi, pembinaan dan pengembangan terhadap peningkatan kualitas SDM kesehatan agar siap di pasar kerja ; Mengembangkan modul yang terkait dengan pendayagunaan SDM kesehatan ; Merencanakan dan melaksanakan pelatihan teknis kesehatan dan pelatihan fungsional kesehatan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tenaga kesehatan sesuai persyaratan kompetensi, jenis dan jenjang jabatan fungsional masing - masing ;
22
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor ; Menghimpun dan menganalisa data untuk bahan perencanaan kegiatan dan laporan seksi Pendayagunaan SDM dan Diklat ; Melakukan pencatatan dan pelaporan ; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2)
Seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat a) Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) dan Peran Serta Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, membina dan mengawasi kegiatan promosi kesehatan (Promkes) dan peranserta masyarakat (PSM) serta pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksakan oleh tenaga kesehatan diberbagai fasilitas kesehatan dengan menggunakan berbagai media. b) Uraian
tugas
seksi
Promkes
dan
Peran
Serta
Masyarakat
sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah : Melaksanakan penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkat perilaku hidup sehat pada masyarakat; Menyebarluaskan informasi kesehatan melalui Poster, Radio, Televisi, Billboard, Leaflet dan Media lainnya; Menyediakan data yang berhubungan dengan seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat ; Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan; Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan kegiatan peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan; Menggerakkan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan melalui organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka dan LSM; Membina dan mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat; Mengumpulkan bahan serta mengolah laporan dan evaluasi pelaksanaan bimbingan penyuluhan kesehatan pada masyarakat; Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan bimbingan penyuluhan kesehatan dengan instansi terkait; Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor;
23
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi promosi kesehatan dan peran serta masyarakat ; Melakukan pencatatan dan memberikan laporan kepada Kepala Bidang; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3)
Seksi Registrasi dan Akreditasi a) Seksi Registrasi dan Akreditasi mempunyai tugas Menyusun perencanaan,
pengkoordinasian,
pembinaan,
pengawasan
dan
pengendalian tentang registrasi dan akreditasi tenaga dan sarana pelayanan kesehatan serta berbagai fasilitas kesehatan lainnya. b) Uraian tugas seksi Registrasi dan Akreditasi sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah : Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan registrasi tenaga kesehatan ; Melakukan pemantauan dan pembinaan secara terpadu bersama tim terkait ; Melakukan pengumpulan data, analisa data yang berhubungan dengan kegiatan seksi registrasi dan akreditasi ; Melakukan Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelatihan kesehatan dalam rangka pelaksanaan pelatihan yang terakreditasi ; Mengeluarkan surat izin praktek tenaga kesehatan ; Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi registrasi dan akreditasi; Sertifikasi alat kesehatan dan PKRT Kelas I; Pembenaran izin sarana kesehatan meliputi Rumah Sakit Pemerintah kelas C dan kelas D, rumah sakit swasta setara, Praktek Berkelompok, Klinik umum/ Spesialis, Rumah Bersalin, Klinik Dokter Keluarga/ Dokter Gigi Keluarga, Kedokteran Komplementer
dan
Pengobatan
Tradisional
serta
sarana
penunjang yang setara ; Pemberian izin apotik dan toko obat; Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
24
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
5. Bidang Jaminan Dan Sarana Kesehatan a. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam pelayanan jaminan kesehatan, perencanaan dan pengadaan serta monitoring evaluasi sarana dan peralatan kesehatan dan kefarmasian. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan berfungsi : 1) Penyelenggaraan
Jaminan
kesehatan
meliputi
kepesertaan,
pemeliharaan dan pembiayaan. 2) Pelayanan sarana dan prasarana kesehatan (puskesmas dan pustu); 3) Penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza, kosmetika dan alat kesehatan. d. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan terdiri dari tiga Seksi : 1) Seksi Jaminan Kesehatan a) Seksi Jaminan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat sesuai kondisi lokal. b) Uraian tugas seksi Jaminan Kesehatan sebagaimana yang dimaksud ayat
( 1 ) adalah :
Merencanakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Kota Padang Mengelola Jamkesmas Mengelola Jamkesda Melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait Melakukan sosialisasi jaminan kesehatan Melaksanakan pembinaan, monitoring pengawasan dan evaluasi pelaksanaan jaminan kesehatan. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2) Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan a) Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam perencanaan dan pengadaan pelayanan sarana dan peralatan kesehatan; b) Uraian tugas seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
25
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Perencanaan, pengadaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana kantor kesehatan, puskesmas dan Pustu ; Perencanaan, pengadaan dan pendistribusian alat kesehatan ; Melaksanakan pembenaran, monitoring, pengawasan terhadap alat kesehatan di Puskesmas dan Pustu ; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3) Seksi Kefarmasian a) Seksi kefarmasian membantu Kepala Bidang dalam penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza, kosmetika dan alat kesehatan. b) Uraian tugas seksi Kefarmasian sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah : Melaksanakan perencanaan, pengadaan dan pengawasan obat; Melaksanakan
pembinaan
manajemen
pengelolaan
obat
Puskesmas; Pengawasan dan registrasi makanan dan minuman produksi rumah tangga. Pembinaan, monitoring, pengawasan dan evaluasi ke Puskesmas, toko obat, apotik, toko makanan dan minuman, sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi lainnya; Pengambilan sampel / contoh sediaan farmasi dilapangan; Melaksanakan rekapitulasi laporan pemakaian narkoba Puskesmas, Apotik, Rumah Sakit type C, D dan melaporkan per triwulan ke Propinsi. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
26
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB V PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN
A. PROGRAM KESEHATAN Program yang telah disusun dan ditetapkan sebagai strategi kebijakan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2012 terdiri dari 19 (Sembilan belas) Program : 1.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tujuan program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan administrasi perkantoran dan pelayanan umum dilingkungan Dinas Kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a. Penyediaan jasa surat menyurat b. Penyedian jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyedian jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional d. Penyedian jasa kebersihan kantor e. Penyedian Alat Tulis kantor f. Penyedian barang cetakan dan penggandaan g. Penyedian komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor h. Penyedian bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan i. Penyedian makanan dan minuman j. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah k. Penyedian peralatan kebersihan l. Peningkatan jasa pelayanan publik m. Peningkatan pelayanan administrasi dan pelayanan kantor
2.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tujuan program ini adalah untuk pemeliharaan gedung dan kendaraan dinas dilingkungan dinas Kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor b. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional c. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan dan peralatan gedung kantor
27
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
3.
Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Program ini bertujuan untuk meningkatkan Disiplin Pegawai dalam pemakaian baju dinas, kegiatannya adalah Pengadaan pakaian khusus hari hari tertentu.
4.
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program ini bertujuan untuk meningkatakan kinerja dan kualitas aparatur Negara melalui pertemuan dan bimbingan teknis ke puskesmas. Kegiatan yang dilakukan adalah pengolahan data kepegawaian tenaga kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur b. Operasional bimbingan teknis ke lapangan
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Tujuan program adalah untuk menunjang kegiatan entry data keuangan pada aplikasi SIPKD di DPKA balaikota yang menghasilkan laporan keuangan untuk mengetahui capaian kinerja dan keuangan Dinas Kesehatan Kota Padang. 6.
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program ini bertujuan untuk menjamin ketersedian obat di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Kota Padang. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain : a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan b. Pengadaan Bahan Logistik (Bahan Habis Pakai)
7.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah: a. Peningkatan kesehatan masyarakat b. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
28
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
8.
Program Pengawasan Obat dan makanan Program ini bertujuan untuk memantau peredaran obat, kosmetik dan makanan di masyarakat, kegiatan yang dilaksanakan adalah pengawasan peredaran obat dan makanan, yang meliputi sub kegiatan : a. Pengamanan bahaya penyalahgunaan obat narkotika, Psikotropika, zat adiktif lain dan bahan berbahaya lainnya b. Pengamanan dan pengawasan makanan dan bahan tambahan makanan c. Pengawasan obat, obat tradisional, kosmetik dan alat kesehatan d. Pelayanan penggunaan obat generik
9.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tujuan dari program ini adalah untuk merubah perilaku masyarakat agar berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan melalui pemberdayaan masyarakat dan menanfaatkan media promosi. Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat.
10. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program ini bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi di kota Padang. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan program adalah : Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kurang Vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya.
11. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program ini bertujuan untuk menurunkan kasus penyakit yang berbasis lingkungan. Kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan program tersebut adalah pengawasan kualitas air dan lingkungan. 12. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena penyakit menular. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah : a. Penyemprotan / Fogging sarang nyamuk b. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular c. Peningkatan imunisasi
29
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
d. Penanggulangan wabah dan bencana e. Pelayanan kesehatan jemaah haji 13. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Tujuan Program ini adalah menyusun laporan kesehatan dan standar pelayanan minimal bidang kesehatan, dimana kegiatannya meliputi : a. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
14. Program Pengadaan Peningkatan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana
kesehatan
untuk
pelayanan
kesehatan
dasar
dengan
pembangunan dan rehabilitasi fasilitas kesehatan yang rusak akibat gempa tanggal 30 september 2009 lalu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan program adalah sebagai berikut : a. Pembanguan puskesmas b. Pembangunan Puskesmas Pembantu c. Pengadaan saran dan prasarana puskesmas d. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu e. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas f. Pengadaan alat kedokteran dan alat laboratorium g. Pengadaan Obat Program dan Vaksin h. Pembanguan Poskesdes 15. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin kota Padang, adapun kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat. 16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu Balita tentang tumbuh kembang anak dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
anak
Balita,
kegiatan
yang
dilakukan
dalam
menunjang
pencapaian tujuan program adalah pelayanan kesehatan kepada anak Balita.
30
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
17. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan ibu yang melahirkan dan anak. Kegiatannya adalah Peningkatan Keselamatan ibu dan AMP. 18. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi anak sekolah dengan melihat status gizi anak sekolah serta absensi
sesuai
dengan
SKB
4
menteri
dan
Permenkes
No
741/Menkes/PER/VII/2008. Kegiatan yang dilakukan dalam menunjang program tersebut adalah peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan anak sekolah, melalui kegiatan screening anak sekolah.
19. Program Asuransi Kesehatan Tujuan dari program ini adalah terjaminnya pelayanan kesehatan bagi peserta askes pegawai negeri asuransi kesehatan pegawai di dinas kesehatan kota Padang.
B. INDIKATOR KESEHATAN Agar keberhasilan pembangunan kesehatan dapat diketahui dan terukur, ada beberapa indikator yang dijadikan acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Padang. Indikator tersebut merupakan indikator kunci pelayanan kesehatan yang terkandung dalam Tujuan MDGs yaitu : 1. Kasus kematian bayi dan balita Kasus kematian bayi pada tahun 2012 sebanyak 71 kasus/16.805 KH, dan kasus kematian Anak Balita pada tahun 2012 sebanyak 7 kasus, sehingga total kematian Balita adalah 78 kasus. 2. Kasus kematian ibu Kasus kematian Ibu yang ditemukan pada tahun 2012 sebanyak 16 kasus/16.805 KH. Kematian ibu ini terdiri dari ibu hamil 2 orang, ibu bersalin 13 orang dan ibu nifas 1 orang. Jika dilihat dari sisi umur maka ibu yang meninggal ini adalah ibu yang berumur diatas 35 tahun. 3. Prevalensi Gizi buruk Berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG), prevalensi gizi buruk dengan indikator BB/TB pada tahun 2012 adalah 3,16 %.
31
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
4. Kasus HIV dan AIDS, Malaria Pada Tahun 2012 ditemukan kasus HIV sebanyak 23 kasus, AIDS sebanyak 41 dan tidak ditemukan kasus IMS. Sementara untuk Malaria positif dengan pemeriksaan sediaan darah hanya 1 kasus ditemukan namun tanpa pemeriksaan sebanyak 116 kasus . 5. Umur harapan hidup Umur harapan hidup tahun 2012 adalah 71.6 tahun
32
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB VI PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2012
Selain pembiayaan APBD Kota, dalam pelaksanaan program kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Padang juga ditunjang oleh pembiayaan dari berbagai sumber antara lain APBN (DAK, Dekon) dan APBD Propinsi dan dana dari BNPB.
A. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG Tabel 6.1. Anggaran Belanja APBD Kota Padang Tahun 2011- 2012 Jumlah (Rp)
N o 1
Realisasi Anggaran (Rp)
%
Kegiatan Belanja 2011
2012
2011
2012
2011
2012
40.228.208.566,37
48.051.704.234,48
39.695.783.334
46.516.028.229
98,6
96,8
Belanja tidak langsung
a
Belanja Pegawai/ Personalia
2
Belanja Langsung
a
Belanja Pegawai
b
Belanja Barang
961.146.300
1.114.539.663
921.514.520
1.055.079.520.
95,87
94,6
13.260.414.000
16.470.862.581
10.675.747.918
14.949.947.714
80,5
90,7
1.490.896.500
3.620.959.300
1.111.212.400
3.513.571.000
74,53
97,0
55.940.665.366.,37
69.258.065.778,48
52.404258.172
66.034.626.463
93,67
95,34
dan Jasa c
Belanja Modal Jumlah
Sumber : DKK Padang
Tabel di atas menggambarkan jumlah anggaran belanja kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kota Padang dua tahun terakhir yang bersumber dari APBD. Secara umum terjadi peningkatan anggaran baik pada belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Peningkatan jumlah belanja tidak langsung ini dikarenakan kenaikan gaji pada tahun 2012 sebanyak 5 %. Belanja barang dan jasa juga meningkat, khususnya pada belanja pengadaan obat dan vaksin dan premi asuransi jamkesda. Realisasi anggaran meningkat pada tahun sebelumnya dari 93,67 % menjadi 95,34 %, ini menggambarkan kinerja yang meningkat dari Dinas Kesehatan Kota Padang.
33
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
B. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG Tabel 6.2. Sumber-sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2009- 2012 No
Kegiatan Belanja
Sumber
2009
Jumlah (Rp.) 2010 2011
2.400.000
2.400.000
Realisasi (%) 2011 2012
2012
1
NLR (Nederland Leprose)
Kusta
2
ISS GAVI
Imunisasi
19.255.000
0
3
BLN
Surveylance epidemiologi
15.360.000
12.960.000
5.981.875
4
APBN
PAMSIMAS
231.295.000
311.400.000
226.280.000
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu
34.800.000
43.850.000
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak
85.260.000
119.365.000
0
0
Program Perbaikan Gizi
70.985.000
75.410.000
2.225.000
39.035.000
Yankes Anak
0
0
0
14.671.500
Yankes Ibu
0
0
0
5.501.500
5.
APBD Prop
2.400.000
100
208.480 40.383.000
6
WHO
Campak gempa
pasca
0
0
0
0
7
BNPB
Kes.Gizi dan KIA
200.830.000
2.843.479.400
0
0
742.104.250
3.683.864.400
8.206.875
99.799.480
JUMLAH
98,3
100
100
Sumber :DKK Padang
34
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB VII PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator pelayanan kesehatan dan capaian program kesehatan denngan menggunakan tolok ukur target. Tabel berikut ini menggambarkan capaian indikator Standar Pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan dari tahun 2008-2012.
35
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.1. Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2008-2012
No
1 2
3
Hasil Realisasi
Nama Indikator Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
2010
Target 2012 (%)
2008
2009
88
89,26
90,30
2011 94,04
2012 92,2
91
100
99,46
77,81
100
97,9
67
80
87,83
90,57
93,12
92
91
4
Cakupan pelayanan nifas
79
54,88
90,57
86,38
88
88
5
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
54
88,46
97,30
82,68
100
89
6
Cakupan kunjungan bayi
81
111,40
96,75
77,37
81,4
92
7
Ckupan desa/ kelurahan Universal Child
84
86,54
100,00
95,19
75
92
8
Cakupan pelayanan anak balita
52
53,19
79,71
63,18
63,4
82
100
100,00
100,00
100
100
100
100
100,00
100,00
100
100
100
95
92,31
92,88
94,53
93,5
100
66
72,94
75,84
66,73
82,2
75
120
100
4
80
9 10 11
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bln Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
12
Cakupan peserta KB aktif
13
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. AFP Rate per 100.000 0 120 100,00 270,50 penduduk < 15 tahun b. Penemuan penderita 9 9,47 9,71 6,76 pneumonia balita
14
15
16
17 18
c. Penemuan pasien baru TB BTA positif
36
56,54
61,99
70,13
65,7
70
d. Penderita DBD yang ditangani
100
100
100,00
100
100
100
100
123
35,16
35,74
48,7
100
120
100
121,91
91,37
52,2
100
100
100
0,92
11,34
8,9
100
100
100
100,00
27,71
88
100
100
100
100,00
96
100
99
80
38,46
23,08
27,88
100
60
e. Penemuan penderita diare Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan RS di kab/kota Cakupan desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 24 jam Cakupan desa siaga aktif
Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari pencapaian standar pelayanan minimal (SPM bidang kesehatan) yang telah ditetapkan oleh kota masing-
36
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
masing kota sesuai dengan kemampuan daerah. Dari tabel diatas dapat dillihat perkembangan capaian indikator yang cenderung meningkat, hal ini menunjukkan keseriusan Dinas Kesehatan Kota dalam mengalatasi pelbagai masalah kesehatan di Kota Padang. Walaupun masih ada beberapa indikator yang masih belum bisa dilihat perbandingan capaiannya, dikarenakan penghitungan dan defenisi operasional yang kurang tepat dari indikator tersebut. Pencapaian program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2012 berdasarkan bidang membawahinya dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut : A. SEKRETARIAT Kedudukan Sekretariat Dinas Kesehatan Kota Padang sebagai unsur membantu Kepala Dinas Kesehatan
Kota Padang
dengan tugas pokok
melaksanakan kewenangan dibidang sekretariat mempunyai tiga Sub. Bagian Yaitu Sub.Bagian Umum & Kepegawaian, Sub. Bagian Keuangan dan Sub. Bagian Penyusunan Program yang dipimpin oleh Sekretaris
dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang.
1.
Sub.Bagian Umum & Kepegawaian Pada tahun 2012 setelah mengalami beberapa perubahan sub.bag umum dan kepegawaian mempunyai total dana program sebesar Rp. 3.109.074.650,-. Total dana program yang direalisasikan adalah sebesar Rp 2.960.442.620,(95,22% ). a. Administrasi Kepegawaian Subbag
Umum
dan
administrasi kepegawaian
Kepegawaian
juga
bertugas
mengurus
di lingkungan Dinas Kesehatan. Adapun hasil
kegiatan selama Tahun 2012 : 1) Sumber Daya Kesehatan yang ada pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 adalah 1.173 orang yang terbagi atas : a)
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 951 orang.
b)
Pegawai NPD sebanyak 16 orang.
c)
Pegawai Harian Musiman sebanyak 26 orang.
d)
Pegawai Felontir sebanyak 65 orang
e)
Pegawai Tidak Tetap ( PTT ) sebanyak 95 orang. yang terdiri dari : Dokter sebanyak 2 orang. Bidan sebanyak 93 orang .
37
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
UPT Dinas Kesehatan yaitu puskesmas dan Gudang Farmasi mempunyai tenaga fungsional. Tenaga fungsional ini antara lain dokter umum, dokter gigi, perawat / bidan, gizi, sanitasi , farmasi, adminkes dan lain - lain. 2) Administrasi kepegawaian yang dilaksanakan pada tahun 2012 adalah : a)
Pengurusan kenaikan gaji berkala sebanyak 591 orang
b)
Pengurusan kenaikan pangkat, terbagi dalam 2 (dua) periode, yaitu : April sebanyak 119 orang ( 94 angka kredit dan 25 orang reguler ) Oktober sebanyak 117 orang ( 111 orang angka kredit dan 6 orang reguler )
c) Pengurusan mutasi/pindah pegawai, yaitu 43 orang masuk ke kota Padang, 21 orang keluar kota Padang. d) Pegawai titipan dari Pemko Padang (DKK Padang) ke daerah lain sebanyak 7 orang, dan pegawai titipan dari daerah lain ke Pemko Padang (DKK Padang) sebanyak 1 orang. e) Pengurusan pensiun sebanyak 16 orang f)
Pengangkatan pegawai baru ( CPNS ) sebanyak 35
b. Pengadaan Barang Habis Pakai dan Aset / Inventaris Pengadaan barang habis pakai pada tahun 2012 meliputi : 1) Pengadaan peralatan kebersihan yang dilakukan pada bulan April 2012 dengan rekanan CV. Arsa sebesar Rp. 49.0488.800,- ( SPMK No. 820.8.55 / umum - DKK/ IV / 2012, tanggal 5 April 2012 ) 2) Pengadaan alat tulis kantor (ATK) dilakukan bulan Maret 2012, dengan rekanan PD. Teratai Jaya sebesar Rp. 97.608.200,- ( SPMK No.820.8.24 / Umum - DKK / III / 2012, tanggal 28 Maret 2012 ) 3) Pengadaan bahan logistik ( bahan habis pakai medis ) yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 dengan rekanan PT.Dwikusums Triasagung sebesar Rp. 57.459.600,- ( SPMK No.820.29.87 / Umum - DKK/ VIII / 2012 tanggal 29 Agustus 2012 ) 4) Pengadaan barang cetakan dilakukan pada bulan April 2012 dengan rekanan CV.Geralindo Utama sebesar Rp. 98.092.000,- ( SPMK No. 820.11.34 / Umum - DKK / IV / 201 tanggal 10 April 2012 ) 5) Pengadaan Pakaian Khusus Hari Hari Tertentu, pada bulan Oktober tahun 2012 dengan rekanan CV Indo Global sebesar Rp.197.008.856,(SPMK No. 820.33.86 / Umum-DKK/ X- 2012.
38
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Barang habis pakai tersebut didistribusikan ke seluruh puskesmas yang ada di kota Padang, gudang farmasi dan bidang serta sekretariat di Dinas Kesehatan Kota Padang, kecuali pengadaan bahan habis pakai medis hanya untuk puskesmas. Pendistribusian tersebut berdasarkan kebutuhan dan luas cakupan pelayanan. Untuk pengadaan aset / inventaris (belanja modal) dilakukan oleh bidang jaminan dan sarana kesehatan (Jamsarkes). Sub.bag umum dan kepegawaian berperan dalam proses penerimaan dan pendistribusian barang, serta pemeliharaan aset. Adapun aset yang berasal dari belanja modal tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Tabel 7.2. Daftar Penambahan Aset / Belanja ModalTahun 2012 No
Nama Barang
Rekanan/SPK
Merk/ Type
Alat Kedokteran
PT. Anugrah Praja Mandiri
dan Labor
SPK
Jumlah
Total Harga (Rp)
1
No.
126
011.24.95/Sarkes/DKK-
,-
jenis
2012 tanggal 25 Mei 2012 2
Note book
CV
Max-Indo
SPK
No.605.45.26/Sarkes-
Sony Vaio
4
27.500.000
1
3.000.000
DKK/XII,2012 tanggal 10 Desember 2012 3
Camera
4
Gedung
No. GU 1456/XII/2012 dan
1.902.527.000
bangunan 5
Pemasangan
CV. Karya Jaya Utama.
Baru
SPK
jaringan
listrik
No.605.45.28/Sarkes-
Puskesmas
DKK/XII/2012 tanggal 10
Anak Air
desember 2012 Total Belanja Modal
14.980.000
Rp
Setiap aset yang didistribusikan mempunyai berita acara serah terima yang ditandatangani oleh kepala DKK Padang dan penerima aset (sekaligus penanggung jawab aset tersebut). Berita acara tersebut juga mencantumkan ketentuan – ketentuan yang harus dipatuhi oleh penerima aset.
2.
Sub Bagian Keuangan Sesuai dengan bidang tugasnya, Bendaharawan di bawah lingkungan Dinas kesehatan telah melakukan pembukuan / administrasi keuangan serta
39
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
pembuatan SPJ setiap bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sub.Bag Keuangan
dalam
rangka
melaksanakan
kegiatannya
administrasi keuangan baik kegiatan langsung
telah
melakukan
dan kegiatan tak langsung
dengan perincian sebagai berikut : a. Anggaran 1) Pendapatan / Penerimaan Dibidang penerimaan daerah Dinas Kesehatan sesuai dengan Peraturan daerah No. 3 tahun 2000 tentang retribusi pelayanan Kesehatan berperan memberikan dukungan bagi terlaksananya upaya kegiatan ektensifikasi dan intensifikasi penerimaan daerah. Kewajiban tugas Dinas Kesehatan Kota Padang
untuk melakukan pemungutan
secara operasional dilaksanakan melalui retribusi atas pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis,
Adapun
penerimaan retribusi kesehatan di UPT Dinas Kesehatan Kota Padang berupa karcis Umum, Pelayanan Gigi, dan Laboratorium (sampai dengan maret 2009). Setelah Peraturan daerah No.5 Tahun 2009 tentang “Pengobatan Gratis dan pemberian uang transportasi Rp.2000,- kepada pasien” dikeluarkan maka retribusi pelayanan kesehatan tidak dipungut lagi, kecuali surat keterangan kesehatan umum, surat keterangan kesehatan pelajar dan ambulance.
2) Belanja /Pengeluaran Yang Berasal Dari : a) APBD Kota Padang : Dari APBD Kota Padang termasuk dana DAK yang dialokasikan ke Dinas Kesehatan Kota Padang sebanyak Rp. 69.258.065.778,48,dan terealisasi sebesar Rp. 66.034.626.463,- (95.34 % ) . Anggaran ini alokasikan untuk kegiatan – kegiatan belanja tak langsung dan belanja langsung. b) Dana APBN : Dana APBN untuk Dinas Kesehatan Kota Padang antara lain berupa Program Upaya Kesehatan masyarakat,Program Perbaikan gizi, Program Kesehatan Ibu dan Pamsimas yang berjumlah Rp.79.626.480. c) Dana – Dana Lainnya Program Dinas Kesehatan Kota Padang yang dianggarkan menggunakan dana lainnya:
40
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
NLR (Nederland Leprosis) Untuk Kegiatan Program Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kusta
melalui
sumber
NLR
(Nederland
Leprosis)
sebesar
Rp.2.400.000,- dan terealisasi 100 %. APBN, terdiri dari : - Yankes Ibu
: Rp.40.383.000 dan terealisasi 100 %
- Gizi
: Rp. 39.035.000 terealisasi 100 %
APBD Propinsi - Yankes Anak : 14.671.500,- Yankes Ibu
: 5.501.500,-
3) Belanja Tidak Langsung a) Belanja Pegawai /Personalia : Anggaran ini dialokasikan dalam rangka memenuhi kebutuhan gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang. Tujuannya adalah memenuhi biaya gaji dan tunjangan – tunjangan lain berupa : Gaji pokok PNS Tunjangan keluarga Tunjangan jabatan Tunjangan fungsional Tunjangan fungsional umum Tunjangan beras Tunjangan PPh / tunjangan khusus Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja. Tunjangan penghasilan berdasarkan tempat kerja. Dari anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Padang Dinas Kesehatan Kota Padang, untuk belanja Aparatur ( Tidak Langsung ) mendapat sebesar Rp. 48.051.704.234,28,- terealisasi sebesar Rp. 46.516.628.229,- (96.80 % ) dan dana tersebut dialokasikan untuk biaya belanja Pegawai ( Gaji/ Tunjangan PNS ).
3.
Sub Bagian Penyusunan Program Sub
Bagian
Penyusunan
Program
selama
tahun
2012
telah
melaksanakan kegiatan yang yang bersifat perencanaan dan Pelaporan. Kegiatan yang berupa perencanaan, diantaranya adalah membuat Rencana
41
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Kerja, Rencana Kerja Anggaran, melaksanakan Proses Pembuatan RKA sampai menjadi DPA melalui proses entry data ke aplikasi SIPKD, Konsultasi RKA/DPA ke Bagian Keuangan Pemko Padang, Mengikuti Musrenbang, membuat Renstra, Penetapan Kinerja (Tapkin), Pembinaan perencanaan ke Puskesmas dan mengikuti kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Pemda. Sedangkan kegiatan yang bersifat pelaporan adalah
Pembuatan Laporan
Tahunan Dinas Kesehatan, buku Profil Kesehatan Kota Padang dan LAKIP. Subbag penyusunan program telah menerapkan sistem satu pintu untuk manajemen data dimulai pada tahun 2010, dimana sumber data kesehatan baik program maupun keuangan dari Dinas Kesehatan Kota Padang telah dipusatkan di subag penyusunan program. Sehingga kegiatan pengolahan data dan pendistribusian data dan informasi kesehatan dilaksanakan di sub bagian ini, baik itu data yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk penelitian maupun data untuk lintas program dan sektoral yang terkait. Proses dan sistem pengolahan data juga dikembangkan dari SIKNAS ONLINE ke sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA) melalui sebuah aplikasi Infokes yang merupakan sistem pengolahan data pelaporan di puskesmas dan DKK Padang. Aplikasi ini merupakan hibah dari Dinas kesehatan Propinsi untuk semua Puskesmas dan DKK Padang, dimana dua (2) Puskesmas dijadikan percontohan untuk manajemen pasien yaitu Puskesmas Nanggalo dan Puskesmas Seberang Padang. Sistem ini belum berjalan sebagaimana diharapkan dikarenakan kendala teknis dan sumber daya manusia operator computer di Puskesmas yang masih butuh pelatihan mengingat bukan berbasis ilmu computer. Pada tahun 2012 sistem manajemen pasien sudah tidak berjalan lagi karena komputer di Puskemas Nanggalo kemalingan dan komputer di Puskesmas Seberang Padang rusak.
B. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Seksi Promosi Kesehatan a. Kelurahan Siaga Kelurahan Siaga adalah Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Kelurahan Siaga dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 564/Menkes/SK/VIII/2006.
42
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Pengembangan Kelurahan Siaga dilaksanakan melalui pembentukan Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) yaitu salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat
(UKBM)
yang
dibentuk
dalam
rangka
menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang meliputi kegiatan peningkatan hidup sehat (Promotif), pencegahan penyakit (Preventif), pengobatan (Curatif) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader dan tenaga sukarela lainnya. Pada tabel berikut ini dapat terlihat data dokter, bidan dan kader yang udah dilatih dalam rangka kelurahan siaga di kota Padang sampai dengan tahun 2012. Tabel 7.3. Data Dokter, Bidan dan Kader Kelurahan Siaga Yang Telah Dilatih Sampai Dengan Tahun 2012 No
PUSKESMAS
DOKTER
BIDAN
KADER
1
Seberang Padang
1
3
4
2
Pemancungan
0
2
10
3
Rawang
0
3
4
4
Padang Pasir
1
5
10
5
Ulak Karang
0
2
56
6
Alai
1
4
4
7
Air Tawar
1
3
12
8
Andalas
1
4
10
9
Nanggalo
0
3
6
10
Lapai
0
3
6
11
Kuranji
0
2
4
12
Belimbing
0
2
2
13
Ambacang
1
4
28
14
Pauh
0
5
6
15
Lubuk Kilangan
0
7
13
16
Lubuk Begalung
1
9
150
17
Pengambiran
0
5
10
18
Bungus
1
1
4
19
Lubuk Buaya
1
5
14
20
Air Dingin JUMLAH
1 10
5 77
4 345
Berdasarkan tabel di atas, jumlah bidan yang telah dilatih hanya 77 orang yang aktif dari 86 orang yang telah mengikuti pelatihan pada tahun 2009. Sembilan orang bidan sudah tidak aktif lagi karena sudah pindah tugas sebagai pegawai negeri yang mana sebelumnya bidan tersebut adalah Bidan Pegawai Tidak Tetap ( PTT).
43
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.4. Daftar Pos Kesehatan Kelurahan di Kota Padang s/d tahun 2012 No
Puskesmas
Poskeskel Kel. Seb. Padang APBD Kota Padang 2006 Kel. Bt.Arau APBD Kota Padang 2007 Kel. Teluk Bayur PNPM 2010 Kel. Rimbo Kaluang APBD Kota Padang 2007,Kp.Pondok 2010 swadaya Kel. Ulak Karang Selatan dari Polindes 2010 Kel. Kb Marapal am APBD Kota Padang 2007
1
Seberang Padang.
2
Pemancungan
3
Rawang
4
Padang Pasir
5
Ulak Karang
6 7
Alai Air Tawar
8
Andalas
9
Nanggalo
-
10 11
Lapai Kuranji
12
Belimbing
13
Ambacang
14
Pauh
15
Lubuk Kilangan
16
Lubuk Begalung
17
Pengambiran
18
Bungus
19
Lubuk Buaya
20
Air Dingin
21 22 23 24
Ambacang Padang Pasir Lubuk Begalung Ambacang
25
Andalas
26
Andalas
Kel.Kp.Olo APBD Kota Padang 2007 Kel Gn. Sarik, Kel. Sei Sapih , Kel. Ps. Lalang , Goa APBD Kota Padang 2006 Kel. Lb Lintah APBD Kota Padang 2008, Kel Ps. Ambacang APBD 2010 Kel. Kt.Luar, Kel. Limau Manis Selatan APBD Kota Padang 2007, Kel. Pisang APBD Kota Padang 2008 Kel. Indarung 08, Tarantang 2009 Kel. Tj. Aur APBD Kota Padang 2006, Kel. Cangkeh APBD Kota Padang 2008 Kel.Bungus Barat APBD Kota Padang 2008 Kel. Koto Panjang APBD Kota Padang 2007 Kel. Anduring, PNPM 2011 Kel. Ujung Gurun, PNPM 2011 Kel. Gurun Laweh, PNPM 2011 Kel. Ampang, PNPM 2011 Kel. Kubu Dalam Parak Karakah, PNPM 2011 Kel. Sawahan Timur, PNPM 2011
Jumlah
Jumlah 1 1 1 2 1
1
1
4 2 3 2 2
1
1 1 1 1 1 1 1 29
Pada tabel dijelaskan bahwa terdapat 29 buah Poskeskel Permanen di Kota Padang. Pada tahun 2012 jumlah Poskeskel bertambah sebanyak 6 buah
dari tahun sebelumnya yang berjumlah 23 buah.
Bangunan Poskeskel tersebut dibangun dari dana APBD sebanyak 19
44
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
buah, dari dana PNPM 7 buah dan dari swadaya masyarakat sebanyak 3 buah.
Tabel 7.5. Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Kota Padang Tahun 2012
No
Puskesmas
Jumlah
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Kelurahan
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
1
Seb. Padang
4
2
50,0
2
50,0
0
0,0
0
0,0
2
Pemancungan
5
3
60,0
2
40,0
0
0,0
0
0,0
3
Rawang Barat
3
3
100,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
4
Padang Pasir
10
8
80,0
2
20,0
0
0,0
0
0,0
5
UlK karang
2
2
100,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
6
Alai
2
2
100,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
7
Air Tawar
3
1
33,3
2
66,7
0
0,0
0
0,0
8
Andalas
10
0
0,0
9
90,0
1
10,0
0
0,0
9
Lubuk Buaya
6
0
0,0
6
100,0
0
0,0
0
0,0
10
Air Dingin
3
0
0,0
3
100,0
0
0,0
0
0,0
11
Anak Air
2
1
50,0
1
50,0
0
0,0
0
0,0
12
Ikur Koto
2
2
100,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
13
Nanggalo
3
0
0,0
3
100,0
0
0,0
0
0,0
14
Lapai
3
3
100,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
15
Kuranji
2
2
100,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
16
Belimbing
3
2
66,7
0
0,0
1
33,3
0
0,0
17
Ambacang
4
0
0,0
4
100,0
0
0,0
0
0,0
18
Pauh
9
7
77,8
2
22,2
0
0,0
0
0,0
19
Luki
7
4
57,1
2
28,6
1
14,3
0
0,0
20
Lubeg
10
4
40,0
2
20,0
4
40,0
0
0,0
21
Pagambiran
5
4
80,0
1
20,0
0
0,0
0
0,0
22
Bungus
6
6
100,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
104
56
53,8
41
39,4
7
6,7
0
0,0
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Pratama sebanyak 53.8 %, Madya 39.4 %, Purnama 6.7 %, sedangkan untuk tingkat Mandiri belum ada. b. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) Pondok Pesantren merupakan kelompok masyarakat yang perlu dibina, yang mempunyai warga belajar yang disebut santri. Kelompok ini juga rawan dengan masalah kesehatan, oleh sebab itu perlu dibentuk Pos
45
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Kesehatan Pesantren (Poskestren). Poskestren merupakan wujud partisipasi masyarakat pondok pesantrean dalam bidang kesehatan.
Tabel 7.6. Data Pesantren Di Kota Padang Tahun 2012 No
Ikur Koto
- Darul Ulum - Arisalah Liga Dakwah
190 772 57
Jlh Guru yg sdh dilatih 3 3 0
Anak Air
- Sabbihisma
147
0
0
‘- Tarbiah Islamiyah ‘- MTs.S. PPIA Al-Furqan Tg. Hitam
365 105
0 0
0 0
Thawalif Cubadak Air
125
1
21
Puskesmas
1
Air Dingin
2 3
Nama Pesantren
Jumlah Santri
Jlh Kader Poskestren 20 36 0
4
Lubuk Buaya
5
Ambacang
6
Bungus
Teluk Buo
20
1
4
7
Andalas
‘- PGAI ‘- Buya Naska
616 80
4 0
40 0
2.477
12
121
Jumlah
Jumlah Pesantren yang ada di Kota Padang sebanyak 10 unit dengan jumlah santri sebanyak
2.477 orang ,
guru yang telah dilatih tentang
Poskestren sebanyak 12 orang dan Kader Poskestren yang telah dilatih sebanyak 121 orang. Adapun kegiatan yang dilakukan di Pesantren yaitu kegiatan penyuluhan
kesehatan,
pemeriksaan
kesehatan
santri,
pemeriksaan
kesehatan lingkungan pesantren serta pembinaan PHBS di pesantren. Berikut data tingkat perkembangan poskestren yang ada di Kota Padang :
46
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.7. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Poskestren Kota Padang Tahun 2012 Strata No
Puskesmas
Jml Pesan tren
Jml Pos Kestren
Pra tama
%
Madya
%
Purnama
%
Mandi ri
%
1
Seb. Padang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Pemancungan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Rawang Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Padang Pasir
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
UlK karang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Alai
0
0
0
0
0
0
7
Air Tawar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Andalas
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
Lubuk Buaya
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
Air Dingin
2
2
2
100
0
0
0
0
0
0
11
Anak Air
1
0
0
0
0
0
0
0
12
Ikur Koto
1
1
1
100
0
0
0
0
0
0
13
Nanggalo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14
Lapai
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
Kuranji
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
Belimbing
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
Ambacang
1
1
0
0
1
100
0
0
0
0
18
Pauh
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19
Luki
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
Lubeg
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
Pagambiran
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
22
Bungus
1
1
1
100
0
0
0
0
0
0
Jumlah
10
5
4
80
1
20
0
0
0
0
0
0
0
Berdasarkan tabel diatas, dari 10 pesantren hanya 5 pesantren yang sudah dibentuk poskestrennya. Tingkat perkembangan Poskestren di Kota Padang yaitu Pratama 80 %, Madya 20 %, sedangkan Purnama dan Mandiri belum ada.
47
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
c. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) Upaya kesehatan kerja menjadi penting pada era industrialisasi sekarang ini. Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin banyak yang biasanya tetap diiringi oleh maraknya tenaga kerja informal. Salah satu wujud kegiatan UKK adalah dibentuknya Pos UKK disektor informal dan pelaksanaan K 3 di sektor formal. Pos UKK merupakan bentuk operasional dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang implementasinya mencakup: 1) Adanya kerjasama lintas sektoral 2) Adanya pelayanan dasar kesehatan kerja 3) Adanya peran serta masyarakat Kegiatan spesifik yang menjadi ciri pokok Pos UKK adalah sebagai berikut: 1) Adanya komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi tentang ergonomic, pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, gizi kerja, kebugaran, penanggulangan stress, hipertensi, bahaya merokok, pencegahan penyakit menular, keracunan makanan dan lainnya yang berhubungan dengan keselamatan kerja. 2) Kegiatan yang bersifat lintas sektor, dengan peran masing-masing sesuai dengan profesi dan fungsi sektor yang berkaitan. 3) Pelayanan dasar kesehatan kerja antara lain meliputi P3K, P3P, pemantauan, penggunaan alat pelindung dan upaya penyehatan lingkungan kerja. 4) Jumlah UKK yang ada di Kota Padang adalah 1.148 buah yang terdiri dari berbagai jenis UKK seperti : Pabrik Makanan minuman, bengkel, tukang jahit/border, perabot, batu merah dan lain-lain. 5) Berdasarkan hasil pembinaan ke puskesmas, didapatkan hasil bahwa belum
semua
puskesmas
melakukan
kegiatan
pembinaan
dan
pembentukan Pos UKK. Jumlah Pos UKK yang aktif tahun 2010 adalah sebanyak 3 buah yaitu di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
48
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.8. Jumlah dan Tingkat Perkembangan Pos KK Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
No
Puskesmas
Jlh Pos UKK
Frek.
Jlh
Jlh
Pembi
Kader
Pekerja
Strata Pra ta ma
%
Madya
%
Purna Ma
%
Man diri
%
naan
UKK
1
Seb. Padang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Pemancungan
1
1
0
0
0
0
1
0
0
2
1
10
3
Rawang Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Padang Pasir
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
UlK karang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Alai
1
1
100
0
0
0
0
0
2
2
12
7
Air Tawar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
0
155
8
Andalas
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
Lubuk Buaya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
60
10
Air Dingin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
283
11
Anak Air
2
2
100
0
0
0
0
0
0
1
4
114
12
Ikur Koto
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
Nanggalo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14
Lapai
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
Kuranji
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
80
16
Belimbing
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
Ambacang
3
0
0
3
100
0
0
0
0
11
15
55
18
Pauh
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19
Luki
3
3
100
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
Lubeg
3
3
100
0
0
0
0
0
0
4
5
68
21
Pagambiran
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
22
Bungus
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
54
13
10
76,9
3
23,1
0
0
0
0
0
27
891
Jumlah
Jumlah Pos UKK pada tahun 2012 berjumlah 13 buah, bertambah 10 buah dari tahun sebelumnya dengan tingkat perkembangan strata pratama 76.9 %, Madya 23.1 % sedangkan Purnama dan mandiri belum ada.
49
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
d. Tanaman Obat Keluarga (Toga) Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan sebuah lahan atau pekarangan yang dimanfaatkan untuk mananam tanaman yang berkhasiat sebagai obat. TOGA merupakan wujud peran aktif masyarakat dalam peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat tradisionil. Fungsi utama TOGA adalah menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, mengobati gejala dan beberapa penyakit ringan, memperbaiki gizi masyarakat, memperindah pemandangan dan dapat menambah penghasilan keluarga. Hasil pendataan tanaman obat keluarga di Kota Padang tahun 2012, seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
50
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel.7.9. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Tanaman Obat Keluarga Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
No
Kec.
1 2
Padang Barat
5 6
Padang Utara
Padang Timur
9 10
Strata Prata ma
%
Madya
%
Purna ma
%
60
15
25,0
25
41,7
20
33,3
Pemancungan
500
275
55
225
45,0
0
0
Rawang Barat
300
300
100,0
0
0,0
0
0
Padang Pasir
253
239
94,5
11
4,3
3
1,2
2393
2393
100
0
0,0
0
0,0
Alai
279
181
64,9
98
35,1
0
0,0
Air Tawar
83
80
96,4
3
3,6
0
0,0
1024
606
59,2
237
23,1
181
17,7
7
0
0,0
7
100,0
0
0
UlK karang
7 8
Jumlah TOGA
Seb. Padang Padang Selatan
3 4
Puskesmas
Andalas Lubuk Buaya
Koto Tangah
Air Dingin
4655
4655
100,0
0
0,0
0
0,0
11
Anak Air
20
20
100,0
0
0,0
0
0,0
12
Ikur Koto
0
0
0
0
0
0
0
Nanggalo
2370
0
0
2370
100
0
0
Lapai
1927
1352
70,16
404
21,0
173
9,0
Kuranji
890
708
79,6
182
20,4
0
0,0
Belimbing
424
119
28,1
308
72,6
0
0,0
Ambacang
621
621
100,0
0
0,0
0
0,0
13
Nanggalo
14 15 16
Kuranji
17 18
Pauh
Pauh
322
265
82,3
57
17,7
0
0
19
Luki
Luki
162
100
61,7
62
38,3
0
0
Lubeg
451
170
37,7
291
64,5
16
3,5
Pagambiran
221
94
42,5
117
52,9
10
4,5
Bungus
550
550
100,0
0
0,0
0
0,0
17.512
12.743
72,8
4.397
25,1
403
2,3
20
Lubeg
21 22
Bungus
JUMLAH
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkat perkembangan TOGA pada umumnya masih strata Pratama yaitu sebanyak 72.8 %, Madya 25.1 % sedangkan Purnama 2.3 %. Khusus untuk Puskesmas Ikur Koto data KK yang mempunyai TOGA belum ada karena Puskesmasnya baru diresmikan. e. Satuan Karya Bakti Husada (SBH) Satuan Karya Bakti Husada (SBH) merupakan bentuk partisipasi generasi muda khususnya pramuka didalam bidang kesehatan. SBH merupakan bentuk wadah pramuka untuk mengembangkan pengetahuan,
51
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
keterampilan, pengalaman dan kesempatan untuk membaktikan diri pada masyarakat dalam rangka mencapai masyarakat yang sehat. SBH di Kota Padang (Kwartir Cabang), dan di Kecamatan Kwartir Ranting. Kegiatan yang telah dilakukan oleh SBH Kota Padang yaitu pembinaan
SBH Kecamatan se Kota Padang, yang pesertanya adalah
Kwartir Ranting se Kota Padang. SBH aktif di Kota Padang berjumlah 9 buah yaitu 2 diwilayah kerja Puskesmas Air Tawar, 1 di Andalas, 5 sanggar di wilayah Puskesmas Lubuk Begalung , dan 1 di wilayah Puskesmas Lubuk Buaya dengan tingkat perkembangan strata Pratama
f. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Kegiatan
penyuluhan
kesehatan
yang
dilaksanakan
kepada
masyarakat terbagi dua macam, sebagai berikut: 1) Penyuluhan dalam gedung . Kegiatan penyuluhan dalam gedung di Puskesmas se Kota Padang dilaksanakan sebelum jam pelayanan dimulai, dengan sasaran seluruh masyarakat
yang berkunjung ke puskesmas minimal 2 kali dalam
seminggu disesuaikan dengan hari dimana pasien ramai berkunjung ke puskesmas. Adapun topik penyuluhan yang diberikan sebagaimana pada tabel berikut :
52
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.10. Penyuluhan Dalam Gedung Kota Padang tahun 2012
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 `10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Judul/Program Puskesmas
Frekwensi Penyuluhan
Jumlah masyarakat yang disuluh
Napza PHBS HIV AIDS Bahaya Rokok Flu Burung/Flu Babi DBD Rabies Malaria TB Paru Filariasis Kusta Infeksi Menular Seksual (IMS) Immunisasi Diare Gizi Keluarga Kekurangan Yodium Penyakit Mata/Vitamin A Pemanfaatan Toga Kesehatan Ibu Kesehatan Anak dan DDTK Keluarga Berencana Diabetes Militus Campak ISPA ASI Ekslusif Penyakit Kulit Hipertensi Materi lainnya Jumlah
60 261 99 114 88 284 62 38 194 76 12
2846 7346 2380 3196 726 6970 1370 496 3085 3240 156
40 141 152 97 27
1039 2716 2610 2089 642
146 70 211
2216 1243 2797
68 56 55 42 78 101 9 29 459 3069
1361 2428 1433 884 1737 1828 411 783 6257 64285
2) Penyuluhan luar gedung Kegiatan penyuluhan kesehatan luar gedung adalah penyuluhan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan diluar gedung puskesmas seperti di Posyandu Balita, Posyandu Usila, Kegiatan UKS , Mushalla, Mesjid, Kantor Lurah dan lain-lain. Dengan hasil kegiatan sebagai berikut :
53
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.11. Penyuluhan luar Gedung Kota Padang tahun 2012 No.
Judul/Program Puskesmas
Frekwensi Penyuluhan
Jumlah Masyarakat yang disuluh
1
Napza
127
8915
2
PHBS
890
36410
3
HIV AIDS
316
12949
4
Bahaya Rokok
212
6605
5
Flu Burung/Flu Babi
121
1704
6
DBD
1554
33110
7
Rabies
105
2078
8
Malaria
90
1440
9
TB Paru
314
4985
`10
Filariasis
825
27708
11
Kusta
30
187
12
Infeksi Menular Seksual (IMS)
130
5521
13
Immunisasi
1158
14444
14
Diare
364
6471
15
Gizi Keluarga
840
16148
16
Kekurangan Yodium
117
2404
17
Penyakit Mata/Vitamin A
784
18803
18
Pemanfaatan Toga
312
4803
19
Kesehatan Ibu
311
3172
20
Kesehatan Anak dan DDTK
427
5630
21
Keluarga Berencana
217
2139
22
Diabetes Militus
189
3942
23
Campak
109
2140
24
ISPA
223
3113
25
ASI Ekslusif
690
11724
26
Penyakit Kulit
72
900
27
Hipertensi
198
2728
28
Materi lainnya
336
14738
11061
254911
Jumlah
3) Penyuluhan Keliling Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan keliling dilaksanakan baik oleh Puskesmas maupun dari bagian Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang dengan hasil kegiatan sebagai berikut :
54
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.12. Kegiatan penyuluhan Keliling Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 No.
Judul/Program Puskesmas
Frekwensi Penyuluhan
1 2 3
Napza PHBS HIV AIDS
0 6 0
4
Bahaya Rokok
0
5
Flu Burung/Flu Babi
22
6
DBD
182
7
Rabies
21
8 9 10 11 12 13 14 15
Malaria TB Paru Filariasis Kusta Infeksi Menular Seksual (IMS) Immunisasi Diare Gizi Keluarga
1 0 61 0 0 17 24 5
16
Kekurangan Yodium
0
17
Penyakit Mata/Vitamin A
18
Pemanfaatan Toga
0
19
Kesehatan Ibu
2
20
Kesehatan Anak dan DDTK
20
21
Keluarga Berencana
0
22
Diabetes Militus
0
23
Campak
10
24
ISPA
0
25
ASI Ekslusif
0
26
Penyakit Kulit
0
27
Materi lainnya
18
145
Jumlah
534
Frekwensi kegiatan penyuluhan keliling yang sudah dilaksanakan sebanyak
534
kali.
Kegiatan
penyuluhan
keliling
ini
belum
menggambarkan kegiatan seluruh Puskesmas di Kota Padang, karena ada beberapa Puskesmas yang tidak melaporkan hasil kegiatannya.
55
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Promosi Kesehatan Melalui Media a) Media cetak Poster dan Klender PHBS Poster yang dicetak dan disebarluaskan oleh DKK Padang melalui Puskesmas sebanyak 500 lembar yang memuat tentang KTR (Kawasan Tanpa Rokok), dan pembuatan klender PHBS sebanyak 150 buah. Fotocopy Pembagian selebaran tentang Filariasis sebanyak 2,340 lembar untuk kegiatan penyuluhan keliling dan Selebaran tentang bahaya rokok terhadap kesehatan sebanyak 3.800 lembar. Spanduk Spanduk yang dicetak oleh DKK Padang yaitu sebanyak 47 buah dengan tema Ayo ke Posyandu sebanyak 22 buah dan Spanduk PHBS 25 buah. b) Media Elektronik Promosi kesehatan melalui media elektronik berupa dialog interaktif di Padang TV dengan topik penanggulangan penyakit akibat rokok dan Demam Berdarah, serta pembuatan radio spot bekerja sama dengan Radio Arbes tentang bahaya rokok terhadap kesehatan. g. Posyandu Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling populer dan memberikan konstribusi terhadap percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kegiatan Posyandu dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu oleh kader-kader Posyandu.
56
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel. 7.13. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
No
Kec.
1 2
Seb. Padang Padang Selatan
3 4
P. Barat
5 6
Puskesmas
7
Padang Utara
8
P. Timur
Jml Pos yandu
Prata ma
%
Madya
%
Purn ama
%
Mandi ri
%
23
0
0
8
34,78
11
47,83
4
17,39
6
16,22
18
48,65
13
35,14
Pemancungan
37
0
0
Rawang Barat
25
0
0
3
12,00
20
80,00
2
8,00
70
0
0
25
35,71
40
57,14
5
7,14
UlK karang
29
0
0
10
34,48
17
58,62
2
6,90
Alai
28
0
0
10
35,71
12
42,86
6
21,43
2
8,33
18
75,00
4
16,67
Padang Pasir
Air Tawar
24
0
0
Andalas
88
0
0
15
17,05
63
71,59
10
11,36
9
Lubuk Buaya
68
0
0
19
27,94
40
58,82
9
13,24
10
Air Dingin
33
0
0
22
66,67
7
21,21
4
12,12
23
100,0
0
0,00
0
0,00
11 12 13
Koto Tangah Nanggal o
Anak Air
23
0
0
Ikur Koto
14
0
0
10
71,43
4
28,57
0
0,00
Nanggalo
42
0
0
11
26,19
18
42,86
13
30,95
0
0,00
10
55,56
8
44,44
78,26
3
13,04
2
8,70
29
87,88
3
9,09
Lapai
18
0
0
15
Kuranji
23
0
0
18
16
Belimbing
33
1
3,03
0
0,00
0
0
10
35,71
15
53,57
3
10,71
28
40,00
29
41,43
13
18,57
10
23,26
30
69,77
3
6,98
14
17
Kuranji
Ambacang
28
18
Pauh
Pauh
70
0
0
19
Luki
Luki
43
0
0
0
0
4
6,56
45
73,77
12
19,67
2
4,35
13
28,26
31
67,39
20
Lubeg
61
21
Lubeg
Pagambiran
46
0
0
22
Bungus
Bungus
38
0
0
38
100,0
0
0,00
0
0,00
JUMLAH
864
1
0,12
274
31,71
442
51,16
147
17,01
Dalam rangka meningkatkan kinerja posyandu, maka pada tahun 2012 telah dilakukan pelatihan atau penyegaran kader posyandu sebanyak 44 orang serta pembinaan terhadap posyandu oleh masing-masing puskesmas sebanyak 864 unit posyandu.
57
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Adapun hasil tingkat partisifasi masyarakat membawa balita ke Posyandu seperti yang tertera pada tabel berikut : Tabel 7.14. Data D/S dan N/D Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
No
Kecamatan
1
Padang Selatan
2 3 4
Padang Barat
5
Puskesmas
D/S
N/D
Jumlah Kader
Seb. Padang
55,12
81,44
69
Pemancungan
74,75
74,09
148
Rawang Barat
69,25
79,63
125
Padang Pasir
61,09
91,8
280
UlK karang
67,43
81,54
116
Alai
82,81
91,46
112
Air Tawar
42,12
88,45
96
8
Padang Timur
Andalas
78,51
85,02
352
9
Koto Tangah
Lubuk Buaya
71,63
92,82
262
Air Dingin
67,03
82,79
188
11
Anak Air
43,87
94,08
71
12
Ikur Koto
59,07
80,35
46
Nanggalo
33,28
71,14
168
Lapai
60,24
77,67
72
Kuranji
61,28
83,48
92
Belimbing
66,96
96,03
133
Ambacang
61,25
80,04
113
7
10
13
Nanggalo
14 15
Kuranji
16 17 18
Pauh
Pauh
65,27
90,97
280
19
Luki
Luki
65,63
71,85
172
20
Lubeg
Lubeg
59,04
85,97
244
Pagambiran
32,23
93,33
225
Bungus
69,97
78,68
152
62,13
86,11
3516
21 22
Bungus
JUMLAH
h. Pengobatan Tradisional (Batra) Berkembangnya pengobatan tradisional di Kota Padang, belum sepenuhnya dilakukan penataan secara menyeluruh, sehingga diperoleh pelayanan pengobatan tradisional masih apa adanya dan belum sepenuhnya mendapat pembinaan, serta masih diragukan bila ditinjau dari segi hygienis, seyogianya dilakukan penataan yang menyeluruh dan bertahap agar pelayanan pengobatan tradisional aman digunakan, bermutu, bermanfaat,
58
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum. Jumlah pengobat tradisional di Kota Padang sebanyak lebih kurang 682 orang.
i. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pembinaan PHBS dilaksanakan dibeberapa tatanan antara lain : tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat kerja dan tatanan fasilitas kerja. Namun Dinas Kesehatan Kota Padang lebih memfokuskan pada tatanan rumah tangga. PHBS di Rumah Tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat, dengan tujuan terciptanya Rumah Tangga Sehat. Berikut data PHBS rumah tangga tahun 2012
59
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.16. Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 RUMAH TANGGA No
1 1 2 3
Kecamatan
2 Padang Barat Padang Timur
4
Padang Utara
5 6 7
Padang Selatan
Puskesmas
3
Jumlah
Jml dipantau
% dipantau
Ber PHBS
%
4
5
6
7
8
Padang Pasir
14371
1962
13,65
478
24,36
Andalas
20443
2100
10.27
1.538
73,2
Ulak Karang
4479
210
4,6
19
9,04
Alai
4637
420
9.06
87
20.71
Air Tawar Seb. Padang Pemancungan
6831 4320 3474
630 840 1050
9.22 11,11 30,22
326 529 107
51,75 63 10.2
8
Rawang Barat
5448
630
11.56
437
69,36
9
Lubuk Buaya
24054
1260
5,2
316
25,08
Air Dingin
5971
630
10,55
186
29,52
Anak Air Ikur Koto
6603 13459
70 20
1,06 0,15
24 7
34,29 35
Nanggalo
7899
630
7.98
61
9.68
Lapai Kuranji Belimbing
4699 5746 11313
630 702 1.035
13.41 12,22 9,49
132 50 544
20.95 7,12 52,56
10
Koto Tangah
11 12 13 14 15 16
Nanggalo
Kuranji
17 18 19 20 21 22
Ambacang
15102
1320
8,74
973
73,71
Pauh Lbk. Kilangan
Pauh
12000
1890
15.75
183
9.68
Lubuk Kilangan
9729
1470
15.11
912
62.04
Lubuk Begalung
Lubuk Begalung
14366
9913
69
6455
65,12
9373 5229
5831 687
62,2 13.14
3862 149
66,2 21.7
202.715
33.930
16,74
17.375
51,21
Bungus
Pagambiran Bungus
JUMLAH (KOTA)
Berdasarkan hasil survey pada masing-masing puskesmas dengan jumlah sampel sebanyak 33.930 rumah tangga, maka diperoleh gambaran rumah tangga sehat di Kota Padang hanya 51,21 %. Sedangkan untuk gambaran persentase berdasarkan 10 indikator PHBS seperti pada tabel sebagai berikut :
60
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.17. Data Persentase 10 Indikator PHBS Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
No
Kec.
Puskesmas
Linakes
ASI Menim -bang
Air Bersih
CTPS jamban
Memb eran tas jentik
Makan buah & sayur & sayur
Fisik
Akti fitas
Tidak mrokok
Eks
Balita
74
47
73
726
495
686
695
466
708
487
Pemancungan
97.7
14.8
74.8
87
41.3
63
60.6
38.1
51.9
27.2
Rawang Barat
68.0
68.0
68.0
68.0
68.0
68.0
68.0
68.0
68.0
68.0
Padang Pasir
100.0
63.5
63.4
99.5
68.1
97
67.3
64.3
84.1
46.3
UlK karang
96.3
60.7
96.3
93.5
91.5
92
75
33.0
32.4
40.5
Alai
100.0
93.7
84.2
96.8
84.2
92.0
93.1
78.8
84.4
53.2
Air Tawar
100.0
75.4
100.0
100.0
96.7
99,52
94.1
81.7
80,32
51.8
Andalas
100
93.7
84.2
96.8
84.2
92
93.1
78.8
84.4
53.2
Lubuk Buaya
41.7
41.7
41.7
100.0
47.5
100
82.5
95.8
76.7
53.3
Air Dingin
99.5
31.4
68.3
96.7
82.1
78
74.4
80.3
98.8
40.8
11
Anak Air
100
31.4
57.1
85.6
20.0
86
78.6
64.3
25.0
25.7
12
Ikur Koto
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Nanggalo
64.13
27.3
57.3
90.2
47.9
92.4
68.4
30.8
98.1
33.2
14
Lapai
99.8
87.9
84.9
99.1
90.3
98
99.4
93.5
69.8
50.1
15
Kuranji
99.6
59.3
82.7
99.4
82.5
93
83.5
86.0
79.1
24.7
Belimbing
99.8
92.5
76.4
88.1
91.5
74
97.3
92, 5
100.0
62.1
1 2
Seb. Padang Padang Selatan
3 4 5 6
Padang Barat Padang Utara
7 8
Padang Timur
9 10
13
16
Koto Tangah
Nanggalo
Kuranji
17
Ambacang
73.7
73.7
73.7
73.7
73.7
74
73.7
73.7
73.7
73.7
18
Pauh
Pauh
98.7
26.7
61.0
65.3
60.0
59
63.3
60.0
56.7
33.3
19
Luki
Luki
94.3
55.1
66.0
80.3
60.2
45
45.2
60.7
60.7
54.0
Lubeg
100.0
59.1
87.6
99.2
80.6
97.0
81.1
80.30
90.0
54.0
Pagambiran
97.7
12.9
71.2
85.4
36.4
62.3
58.3
37.6
48.9
5.0
Bungus
94.6
84.4
87.8
90.8
84.4
61
77.0
70.6
84.1
47.2
88,8
54,7
72,1
84,52
65,32
71,94
73,5
59,8
64,63
42,7
20
Lubeg
21 22
Bungus
JUMLAH
61
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2. Seksi Registrasi dan Akreditasi Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan pada seksi Registrasi dan Akreditasi adalah pembinaan dan pemberian izin praktek tenaga kesehatan yang meliputi izin praktek dokter/dokter gigi (SIP), izin praktek apoteker (SIPA/SIKA), izin praktek bidan (SIPB/SIKB), izin praktek perawat (SIPP/SIKP), izin praktek tenaga teknis kefarmasian (SIKTTK), izin tenaga radiologi ( SIKRA) , izin tenaga refraksionis (SIKRO). Disamping itu juga dilakukan pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan setempat dalam rangka penyelenggaraan perizinan sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, apotik, toko obat, optikal, laboratorium kesehatan dan pengobatan tradisional) serta Sosialisasi aturan-aturan baru yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan yang berhubungan dengan Registrasi dan akreditasi. Izin yang dikeluarkan oleh Bagian Regdit dapat dibagi atas 3, yaitu : a. Izin Tenaga Kesehatan 1) Surat Izin Praktik Dokter/ Dokter Gigi Surat Izin Praktek dokter yang diterbitkan meliputi dokter umum, dokter gigi, dokter Spesialis dan dokter gigi spesialis. Dasar penerbitan izin dokter dan dokter gigi adalah UU No. 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran dan Permenkes RI No. 512 Tahun 2007 tentang Praktik Kedokteran dan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran. Selama tahun 2012 izin praktek yang telah dikeluarkan sebanyak 268 buah yang terdiri dari : a) Dokter Umum
: 178 orang
b) Dokter Gigi
: 60 orang
c) Dokter spesialis
: 33 orang
Spesialis Dalam
: 6 orang
Spesialis Anak
: 2 orang
Spesialis Mata
: 3 orang
Spesialis THT
: 1 orang
Spesialis Obgyn
: 3 orang
Spesialis Syaraf
: 2 orang
Spesialis Kulit Kelamin
: 3 orang
Spesialis Jantung
: 2 orang
Spesialis Ortopedi
: 1 orang
Spesialis Urunologi
: 2 Orang
Spesialis mata
: 3 orang
62
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Spesialis Bedah
: 1 Orang
Spesialis Olahraga
: 1 Orang
Spesialis
: 3 orang
2) Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) Dasar penerbitan surat izin praktek bidan (SIPB) maupun surat izin kerja bidan (SIKB) adalah Permenkes RI No 1464 tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan. Surat izin praktek bidan (SIPB) merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktek bidan mandiri. Surat izin kerja bidan (SIKB) merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan pasal 2 Permenkes RI No 1464 tahun 2010, bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan / atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, bidan yang menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III (D III) Kebidanan, bidan yang melaksanakan praktek mandiri wajib memiliki SIPB dan setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib mempunyai SIKB. Pada tahun 2012 ini SIPB yang dikeluarkan sebanyak 25 buah dan SIKB sebanyak 360 buah. 3) Surat Izin Kerja Perawat Surat Izin Kerja Perawat ini meliputi Izin Kerja Perawat dan Izin Kerja Perawat Gigi. Untuk perawat Gigi Dasar hukum penerbitannya izin kerjanya berdasarkan Kepmenkes RI No. 1019 Tahun 2000, tentang Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi dan untuk perawat adalah Kepmenkes RI No. 1239 / Menkes / SK / XI / 2001. Surat Izin kerja perawat dikeluarkan berdasarkan Surat Izin Perawat (SIP) yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi, masa berlaku SIK ini sama berlakunya dengan SIP yakni 5 (lima) tahun. Jumlah Surat Izin KerjaPerawat (SIKP) yang dikeluarkan pada tahun 2012 adalah sebanyak 166 buah dan Surat Izin Praktek Perawat
(SIPP)
sebanyak 5 buah.
63
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
4) Surat Izin Kerja Asisten Apoteker Surat Izin Kerja Asisten Apotreker dasar hukum penerbitannya izin kerjanya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996, tentang Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker dan Kepmenkes RI No. 679/Menkes/SK/V/2003. Jumlah izin kerja Asisten Apoteker
yang
diterbitkan selama tahun 2010 adalah 82 buah. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 63 buah dan pada tahun 2012 jumlah izin Asisten Apoteker yang di keluarkan sebanyak 249 buah.
5) Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) Dasar hukum penerbitan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) dan Surat
Izin
Kerja
Apoteker
(SIKA)
adalah
Permenkes
RI
No
899/Menker/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian.
Tenaga
Kefarmasian
adalah
tenaga
yang
melakukan pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari Apoteker dan Tenaga Tehnis Kefarmasian. Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Surat izin yang dimaksud berupa SIPA (surat izin praktek apoteker) yang diberikan kepada apoteker penanggungjawab di fasilitas pelayanan kefarmasian dan apoteker pendamping di fasilitas pelayanan kefarmasian. SIKA (surat izin kerja apoteker) diberikan kepada apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas produksi atau fasilitas distribusi. SIPA dan SIKA yang telah dikeluarkan pada tahun 2012 sebanyak 96 buah.
b. Izin Sarana Kesehatan 1) Izin Operasional Rumah Sakit Dasar hukum penerbitan Izin operasional Rumah Sakit adalah Undang-undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes RI No 147 tahun 2010 tentang Perizinan Rumah Sakit dan Permenkes RI No 344 tahun 2010 tentang klasifikasi Rumah Sakit. Berdasarkan UU dan Permenkes di atas, untuk Izin Rumah Sakit kelas C dan D diberikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/kota.
64
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Jumlah Rumah Sakit yang ada di Kota Padang sebanyak 28 buah dgn rincian sebagai berikut : a) Rumah Sakit Umum
: 12 (1 RSUP M Djamil Padang)
b) Rumah Sakit Ibu dan Anak : 4 c) Rumah Sakit Bersalin
:5
d) Rumah Sakit Mata
:3
e) Rumah Sakit Jantung
:1
f) Rumah Sakit Bedah
:1
g) Rumah Sakit Jiwa
:2
Rumah Sakit yang mengurus Izin Operasional maupun Izin Tetap pada tahun 2012 adalah 11 buah Rumah Sakit. Ada beberapa rumah sakit yang Izin Operasionalnya masih dalam proses karena beberapa persyaratan belum terpenuhi. Untuk masa yang akan datang dihimbau ke pihak rumah sakit yang mengurus izin operasional agar mengurus minimal 3 bulan sebelum izin operasional yang lama habis masa berlakunya.
2) Izin Klinik Klinik
adalah
fasilitas
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/ atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Berdasarkan jenis pelayanannya klinik dibagi menjadi Klinik Pertama dan klinik Utama. Dasar pemberian izin klinik adalah Permenkes RI No. 028 tahun 2011 tentang Klinik. Izin klinik yang sudah diterbitkan tahun 2012 adalah 12 buah (data terlampir), dimana izin ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun. Semua klinik
yang
diterbitkan
izin
ini
tergolong
klinik
pratama
yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar. 3) Izin Apotik Penyelenggaraan pelayanan apotik berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/SK/X/1990 tentang ketentuan dan Tata
cara
pemberian
izin
Apotik
dan
Kepmenkes
RI
No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perizinan apotik. Apotik yang mengurus izin di tahun 2012 adalah sebanyak 31 buah.
65
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
4) Izin Toko Obat Dasar hukum untuk penerbitan Surat Izin Toko Obat
ini adalah
Kepmenkes RI No. 1331/Menkes/SK/X/2002, tentang Perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 167/Kab/B.VIII/1972 tentang Pedagang Eceran Obat. Jumlah izin toko obat yang diterbitkan selama tahun 2012 adalah 5 buah.
5) Izin Optikal Penyelenggaraan izin Optikal mengacu kepada Kepmenkes RI No 1424 tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Optikal. Jumlah izin Optikal yang diterbitkan selama tahun 2012 adalah 6 buah (data terlampir). 6) Izin Laboratorium Kesehatan Swasta Laboratorium Kesehatan Swasta adalah sarana kesehatan swasta yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan-bahan yang berasal dari manusia atau bahan yang berasal dari bukan manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan atau masyarakat. Laboratorium kesehatan swasta terdiri dari Laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan masyarakat. Dasar penerbitan izin Laboratorium Kesehatan swasta adalah Kepmenkes RI No 04/Menkes/SK/I/2002 tentang Laboratorium Kesehatan swasta. Izin Laboratorium yang sudah diterbitkan selama tahun 2012 adalah 3 buah (data terlampir). 7) Izin Pengobatan Tradisional Penyelenggaraan Kepmenkes
RI
No
pengobatan
tradisional
mengacu
1076/Menkes/SK/VII/2003.
kepada
Pengaturan
penyelenggaraan pengobatan tradisional bertujuan untuk membina upaya pengobatan tradisional, memberikan perlindungan kepada masyarakat, dan menginventarisasi jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara pengobatannya. Pengobatan tradisional diklasifikasikan dalam jenis ketrampilan, ramuan, pendekatan agama dan supranatural. Selama tahun 2012 izin pengobatan tradisional yang dikeluarkan sebanyak 22 buah terdiri dari 4
66
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
SIPT (Surat Izin Pengobat Tradisional) dan 18 STPT (Surat Terdaftar Pengobat Tradisional). STPT
diberikan
kepada
pengobat
tradisional
yang
telah
melaksanakan pendaftaran, sedangkan SIPT diberikan kepada pengobat tradisional yang metodenya telah dikaji, diteliti dan diuji terbukti aman dan bermanfaat bagi kesehatan. Berdasarkan laporan masyarakat, masih banyak pengobatan tradisional yang belum mengurus SIPT maupun STPT ke Dinas Kesehatan Kota Padang. Untuk masa yang akan datang perlu di tingkatkan kerjasama Lintas Program maupun Lintas sektor dalam menghimbau kepada pengobatan tradisional untuk mengurus SIPT maupun STPT.
c. Sertifikasi laik sehat 1) Laik Sehat Depot Air Minum Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upayakesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat. Jenis air minum meliputi: air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga, air yang didistribusikan melalui tangki, air kemasan dan air yang digunakan untuk produksi
bahan makanan
dan minuman yang
disajikan
kepada
masyarakat. Dasar hukum yang mengatur adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/ Menkes/SK/IV/2010 tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 736/ Menkes/Per/VI/2010 tanggal 18 Juni 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum dan Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Depkes RI Tahun 2006. Laik Sehat Depot Air Minum yang telah dikeluarkan pada tahun 2012 sebanyak 59 buah yang tersebar di Kota Padang.
2) Laik Sehat Catering/Jasa Boga Jasaboga adalah usaha pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha. Untuk melindungi masyarakat dari makanan dan
67
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
minuman yang dikelola jasaboga yang tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi maka untuk Hygiene sanitasi jasaboga diatur oleh Permenkes No 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga. Jasaboga berdasarkan luas jangkauan yang dilayani dikelompokkan atas jasaboga golongan A, jasaboga golongan B dan jasaboga golongan C. Jasaboga golongan A merupakan jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum yang terdiri dari golongan A1, A2 dan A3. Jasaboga golongan B melayani kebutuhan masyarakat dalam kondisi tertentu meliputi asrama haji, asrama transito, industri, pabrik, pengeboran lepas pantai, angkutan dalam negeri selain pesawat dan fasilitas pelayanan kesehatan. Jasaboga golongan C merupakan jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat di dalam alat angkut umum internasional dan pesawat udara.
Selama tahun 2012, sertifikat hygiene sanitasi
jasaboga yang telah dikeluarkan sebanyak 7 buah (masih dalam bentuk Catering). Untuk restoran dan rumah makan, belum ada yang mengurus laik hygiene sanitasi, hal ini mungkin disebabkan karena belum adanya sosialisasi pentingnya laik hygiene sanitasi untuk usaha restoran dan rumah makan.
Disamping itu perlu nantinya kerjasama Lintas Sektor
dengan BPMP2T yang menerbitkan Izin Gangguan. Salah satu persyaratan dalam penerbitan izin gangguan perlu dicantumkan sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga, Restoran/Rumah Makan. 3) Laik Sehat Hotel Dasar penerbitan Laik Hygiene Sanitasi Hotel adalah Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80/Menkes/PER/II/1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel. Selama tahun 2012, sertifikat laik hygiene sanitasi hotel yang dikeluarkan sebanyak 3 buah. Sertifikat ini berlaku untuk 3 tahun.
3. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Kesehatan dan Diklat a. Penilaian Angka Kredit Dalam rangka pengembangan karir dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang menjalankan tugasnya di bidang kesehatan, saat ini telah ditetapkan jabatan fungsional kesehatan sebanyak 27 Jenis.
68
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Pengembangan
jabatan
fungsional
kesehatan
berbasis
kompetensi
dilakukan agar setiap pejabat fungsional meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Jabatan fungsional kesehatan yang sudah ada di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang adalah Jabfung Dokter/Dokter Gigi, Jabfung Perawat/perawat gigi, Jabfung Bidan, Jabfung Asisten Apoteker, Jabfung Analis, Jabfung Sanitarian, Jabfung Nutrisionis, Jabfung Adminkes, Jabfung PKM, Jabfung Rekam Medik, Jabfung Epidemiologi. Masingmasing Jabfung ini sudah mempunyai tim penilai yang terdiri dari Ketua Tim Penilai dan Anggota sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Nomor: 442.9.45/Tim.PAK/SDM/DKK-2012 tentang Susunan Tim Pengelola dan Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang. Dengan adanya jabatan fungsional ini maka setiap tenaga kesehatan yang telah ditetapkan sebagai tenaga fungsional tertentu, harus membuat Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (Dupak) dengan periode 2 kali 1 tahun yaitu pada bulan Januari s/d Juni dan Juli s/d Desember. Dupak yang dibuat diajukan ke Tim Penilai Angka Kredit di Dinas Kesehatan Kota Padang. Dalam
melaksanakan
kegiatan
penilaian
jabatan
fungsional
kesehatan Tim Pengelola dan Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan, melakukan pembinaaan dan pemantauan jabatan fungsional kesehatan yang ada di puskesmas.
69
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.18. Data Jumlah Tenaga Fungsional di Lingkungan DKK Padang Tahun 2012 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jabfung
Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Gigi Perawat Bidan Asisten Apoteker Laboratorium Kes Kesling Nutrisionis Adminkes PKM Rekam Medis Apoteker Epidemiologi
Jumlah Jabfung
Jumlah Dupak masuk
60 58 27 201 228 54 43 32 36 21 3 11 6 1
Persentase (%)
56 39 2 189 201 28 7 30 32 7 1 5 5 -
93.3 67.2 7.4 94 88 51.8 16.,2 93,7 88,8 33.3 33,3 45,4 83 -
Dari data pada tabel 7.18 di atas dapat dilihat bahwa ada 14 jenis jabatan fungsional yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang. Dari 14 jenis jabatan fungsional di atas bisa disimpulkan jabfung yang paling banyak memasukkan dupak adalah jabfung Perawat sebanyak 94 %, diikuti Kesling yaitu 93,7 %, dan jabfung dokter umum yaitu 93,3 %. Jabfung yang paling sedikit memasukkan dupak adalah labkes, masing masing 16,2 %. b. Penerbitan Rekomendasi Izin dan Tugas Belajar Dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia kesehatan, maka tenaga kesehatan yang akan melanjutkan jenjang pendidikan, harus mendapatkan Rekomendasi Izin Belajar dan Tugas Belajar dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang. Tugas Belajar diberikan kepada petugas kesehatan yang jadwal kuliahnya pada jam kerja. Sementara Izin Belajar diberikan kepada petugas yang jadwal kuliahnya di luar jam kerja. Pemberian Rekomendasi izin dan tugas belajar ini mengacu kepada Peraturan Walikota Padang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Tugas Belajar, Izin Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara di Lingkungan Pemerintah Kota Padang.
70
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.19. Data Pegawai Izin Belajar dan Tugas Belajar Di Lingkungan DKK Padang Tahun 2012 Strata Pendidikan D III Kebidanan D IV Kebidanan D IV Kesling D IV Analis D III Keperawatan D III Perawat Gigi D III Akfarma S1 S2 Apoteker PPDS Jumlah
Jumlah Izin Belajar 46 1 3 1 1 4 2 32 12 1 103 orang
Jumlah Tugas Belajar 1 3 2 7 2 8 23 orang
Dari tabel 7.19 dapat dilihat bahwa pegawai yang dikeluarkan rekomendasi izin belajar pada tahun 2012 adalah 67 orang dan pegawai tugas belajar 18 orang. Pegawai yang masih melaksanakan perkuliahan sampai tahun 2012 adalah 103 orang izin belajar dan 23 tugas belajar.
c. Pemberian Izin PKL, Pengambilan Data dan Penelitian DKK Padang dan 22 Puskesmas yang ada merupakan lahan PKL, pengambilan data dan penelitian bagi Institusi Pendidikan Kesehatan (negeri maupun swasta) dan Institusi Non Kesehatan yang ada di Kota Padang. Jumlah Institusi Kesehatan yang ada di Kota Padang adalah 49 institusi.
71
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK)
1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Tabel 7.20. Indikator kegiatan P2P Tahun 2012 No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. 8.
Kegiatan P2 TB – Paru Penjaringan suspect Penemuan penderita BTA + Angka konversi Kesembuhan Kesalahan Lab ISPA Pengobatan Pneumoni Jml penderita Pneumoni di rujuk Jml penderita Pneumoni meninggal DIARE Jml penderita di obati Nakes Jml penderita dpt oralit Jml oralit diberikan Jml penderita meninggal KUSTA Jml penderita baru Jml penderita diobati Jml penderita meninggal HIV / AIDS Periksa sampel darah HIV ( + ) P2 DBD Jml kasus Jml kasus meninggal Jml PE Jml Fogging Focus Jml Fogging massal Jml kel diabatisasi ABJ MALARIA API Penderita meninggal FILARIASIS Sasaran pengobatan
Target/ Indikator 13490 1349 ≥80 % ≥85 % <5% 100 % 0 0 100 % 100 % 5 Schet x jkh pdrt 0 < 1/10.000 100 % 0 0 0 IR 55 0
>60 % <2 0 677385
a. Imunisasi Imunisasi merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan dasar yang memegang peranan dalam menurunkan angka kematian bayi dan ibu. Upaya pelayanan imunisasi dilakukan melalui kegiatan imunisasi rutin dan tambahan dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
72
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
kematian akibat penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ( PD3I ). Pelayanan imunisasi dilaksanakan di seluruh unit pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Dokter dan Bidan praktek swasta dengan sasaran bayi, ibu hamil dan Wanita Usia Subur ( WUS ). Jumlah sasaran imunisasi untuk bayi
tahun
2012 adalah 17612, sasaran Ibu Hamil : 20295 , dan sasaran WUS : 182650 dengan target Kontak pertama dan kontak lengkap = 85 %. Pencapaian
imunisasi Kontak Pertama untuk BCG cukup bagus
yaitu 94.7 % (target 85 %). Sedang pencapaian kontak pertama HB uniject 0-7 hari masih rendah dari
target yang diharapkan yaitu baru 81.2 %
(Target= 85%), tetapi sudah naik dibandingkan tahun lalu yaitu 72,3 %. Rendahnya pencapaian ini disebabkan karena beberapa hal antara lain adanya black campaign tidak perlunya imunisasi, belum semua laporan dari pihak BPS, Klinik maupun Rumah sakit terlaporkan, bagi yang sudah melaporkan, belum semua juga tercakup datanya, karena alamat kurang lengkap. Disamping itu hal ini bisa jadi disebabkan oleh belum validnya data sasaran di lapangan sehingga
sasaran sebenarnya lebih banyak
dibandingkan dengan data yang di proyeksi. Untuk Kontak lengkap DPTHB3 86.8 % turun dibanding tahun lalu sebesar 87.4% tetapi target kontak lengkap sudah tercapai.
Sedangkan
untuk kontak lengkap campak sebagai indikator UCI sudah mencapai target yaitu 88% (target 85 %). Pada 2012 kelurahan mencapai UCI hanya kelurahan 79 ( 76 % ) dari
104 kelurahan, turun dibanding tahun 2011 ada 99 kelurahan ( 95.2
% ), seperti pada tabel dibawah ini .
73
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.1. Cakupan Imunisasi Kontak Pertama BCG per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.2. Cakupan Imunisasi Kontak Pertama DPT/HB 1 per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
74
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.3. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap DPT HB 3 Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.4. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Polio 4 Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
75
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.5. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Campak Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.6. Cakupan Kelurahan UCI untuk 4 indikator Di Padang Tahun 2012
76
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.7. Cakupan Kelurahan UCI untuk 5 indikator Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
b. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Pelaksanaan BIAS sudah merupakan program rutin nasional yang dilaksanakan setiap tahun. BIAS dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu BIAS Campak yang diberikan hanya untuk murid kelas 1 SD dan yang sederajat, dan DT / Td untuk kelas 1 s/d klas III. Kegiatan BIAS Campak ini dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru setiap tahun. Target atau sasaran untuk BIAS Campak tahun 2012 sebanyak 16772 murid dengan hasil pencapaian sebanyak 14899 ( 88.8 % ) masih rendah dari target yang diharapkan yaitu 100%. Puskesmas yang paling tinggi pencapaiannya adalah Puskesmas Lubuk Begalung 98 %, yang paling rendah adalah Puskesmas Andalas 71.2 %, dikarenakan banyaknya sekolah swasta yang orang tua murid menolak untuk melakukan imunisasi. Untuk lebih jelas hasilnya perpuskesmas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
77
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.8. Cakupan BIAS Campak Kota Padang Tahun 2008 – 2012
Grafik 7.9. Cakupan BIAS Campak Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
BIAS DT / Td mulai dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar / MI se Kota Padang sudah tahun ke dua pada tahun ini. Sasaran murid kelas satu untuk DT sebanyak 17007 dan sasaran untuk BIAS Td kelas 2 dan 3 adalah 33076. Imunisasi DT diberikan pada murid kelas satu dengan pencapaian sebanyak 15546 ( 91,4 % ) turun dibanding tahun 2010 ( 92 % ). Imunisasi Td diberikan untuk kelas dua dan tiga SD dengan pencapaian sebanyak 30301 murid ( 91.6 % ), turun dibanding tahun 2010 ( 91.8 % ) sedangkan
Puskesmas
yang
paling
tinggi
pencapaiannya
adalah
78
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Puskesmas Pegambiran sebanyak 98.8% dan yang paling rendah tetap Puskesmas Andalas 79.7%.
Perbandingan cakupan pencapaian hasil
BIAS lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini . Grafik 7.10. Cakupan BIAS DT / TT per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2007 – 2011 100 90
89.4
90.8
90.7
92
91.5
TH 2007
TH 2008
TH 2009
TH 2010
TH 2011
80 70 60 50 40 30 20 10
c. Pemeriksaan Kesehatan & Vaksinasi Meningitis Calon Jemaah Haji (CJH). Dalam rangka meningkatkan dan memelihara kesehatan CJH, setelah
melakukan pemeriksaan pertama di Puskesmas, selanjutnya
dilakukan pemeriksaan kedua dan Vaksinasi meningitis di Dinas Kesehatan Kota. Jumlah CJH Kota Padang tahun 2012 sebanyak 1439 orang naik dibandingkan dengan jumlah jemaah tahun 2011
( 1288 jemaah ),
sedangkan yang terdaftar di Depag sesuai dengan kloter yang berangkat adalah 1529 orang, hal ini disebabkan CJH yang mutasi dan terrtunda, dan sudah divaksinasi sewaktu umroh . ada yang lansung ke embarkasi sehingga tidak terdaftar tidak tercakup di dinas kesehatan . Kelompok umur yang terbanyak adalah 50-60 tahun sebanyak 644 orang , yang paling rendah adalah kelompok umur 0-39 tahun sebanyak 59 orang. Tingkat pendidikan yang paling banyak adalah perguruan tinggi sebanyak 728 orang , sementara tingkat SMP yang paling rendah sebanyak 104 orang. Untuk kategori jemaah haji yang mau berangkat , kategori mandiri yang paling banyak, tetapi tidak jauh berbeda dari yang observasi, dimana kategori mandiri sebanyak 692 orang, sedangkan kategori observasi adalah 687 orang, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
79
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.11. Distribusi CJH Kota Padang Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2012
d. P2 Rabies Populasi anjing yang cukup tinggi di Kota Padang, mengakibatkan tingginya kasus gigitan dari Hewan Penular Rabies ( HPR ) ini. Untuk pencegahan terjadinya penyakit rabies, disamping dilakukan pemeliharaan dan vaksinasi secara rutin dan berkala terhadap HPR tadi, pada setiap kasus gigitan HPR diberikan VAR sesuai dengan protap. Apabila HPR tidak bisa diobservasi karena hilang, maka penderita yang digigit HPR harus diberikan VAR. Kasus Rabies
pada tahun 2012 berdasarkan laporan Puskesmas dan
Rumah Sakit sebanyak 371 kasus agak sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 398 kasus. Yang mendapatkan VAR, sebanyak 256 kasus, sedangkan tahun 2011 yang mnedapat VAR adalah 278 kasus. Dan kasus yang positif Rabies adalah 3 kasus dan meninggal juga 3 kasus sama seperti tahun 2011.
80
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.12. Perbandingan Kasus Gigitan HPR dan yang mendapat VAR Tahun 2008-2012
Grafik 7.13. Kasus Gigitan HPR Berdasarkan Kelompok Umur Kota padang Tahun 2012
Grafik 7.14. Perbandingan Kasus HPR dan Yang di VAR per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012
81
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
e. P2-DBD Pada
tahun 2012 kasus
DBD terjadi peningkatan yang cukup
signifikan, mulai awal tahun baru sampai pertengahan tahun, pada bulan Juli terjadi penurunan kasus, tetapi bulan Agustus kasus DBD kembali meningkat, sampai akhir tahun 2012, sehingga total kasus pada tahun 2012 adalah 1626, sangat tinggi kenaikan bila dibanding tahun 2011 hanya 965 kasus,dan yang meninggal ada sebanyak 12 kasus ( CFR 0.62%) , hasil CFR nya sama dengan tahun 2011 dengan angka CFR 0,62% (6 Kasus) Kasus terbanyak terjadi pada bulan Febuari 191 kasus , sedangkan kasus yang paling rendah terjadi pada bulan Juli sebanyak 73 . Kasus terbanyak terjadi pada wilayah Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 203 kasus, diikuti oleh puskesmas Andalas sebanyak 162 kasus,. Kasus yang paling sedikit terjadi pada Puskesmas Ikur Koto sebanyak 19 kasus, diikuti oleh puskesmas Pemancungan sebanyak 13 kasus. Untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran kasus, maka dilakukan fogging focus yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan. Disamping itu tetap di sarankan pada masyarakat untuk tetap melakukan PSN di rumah maupun kelurahan masing – masing . Dari jumlah kasus diatas bisa dihitung CFR nya yaitu 0,62 % dari jumlah kasus, dengan insidens rate nya 192/ 100.000 penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Grafik 7.15. Perbandingan Kasus DBD Di Kota Padang Tahun 2011 – 2012 250 200
181
199
177
162
155
169
159
167
133
150
128 73
100 45
43
58
48
87
67
130 78
37
50
94
80 58
63
0 JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUNI 2012
JULI
AGUS
SEPT
OKT
NOV
DES
2011
82
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.16. Jumlah Kasus DBD per Kecamatan Tahun 2012 di Kota Padang
PADANG
400
360
325
300 162
200
161
153
143 91
94
100 2
1
2
0
1
1
62 2
1
42 0
0
33 0
0 KRJ KT
PT PU NGL LBG PB PS PH KASUS
LK BGS
MNGL
Grafik 7.17. Jumlah Kasus DBD per Puskesmas Tahun 2012 di Kota Padang
250 203
200 162
159
150
123 94 88
100
78 73
73
70
65
62 56 53 50
46
50 0
2
2
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
42 42 33 0
0
22 19 0
1
0 LBY AND BLB KRJ PP NGL AMB ALAI PGB LBG LPI PH RWG AD AA AT
KASUS
f.
LK UKA BGS SP
13 0
0
IK PMC
MNGL
Malaria Kasus penyakit malaria di Kota Padang pada tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun kemaren. Dimana jumlah kasus malaria klinis adalah 251 kasus, sedangkan malaria positif sebanyak 137 kasus. Kasus terbanyak terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 32 kasus. Semua Puskesmasnya ada kasus, hal ini perlu diwaspai , untuk mengantisipasi lonjakan kasus(KLB) seperti yang terjadi di daerah Bungus
83
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
pada tahun 2011. Kasus malaria yang paling tinggi terjadi pada bulan April sebanyak 25 kasus , sedangkan kasus paling rendah terjadi pada bulan November sebanyak 1 kasus. Angka cakupan api yang paling tinggi di Puskesmas Ikur Koto dengan angka API 0.39, dan yang paling rendah Puskesmas Rawang (API = 0). Sementara kota Padang sendiri APInya adalah 0.21 untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut : Grafik 7.18. Perbandingan Kasus Malaria Klinis Dengan Malaria Positif di Kota Padang Tahun 2008-2012
Grafik 7.19. Jumlah Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2012
84
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.20. Cakupan Angka Positif Indeks malaria Per Puskesmas Di Kota PadangTahun 2012
g. Diare Penyakit Diare sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10 penyakit terbanyak di Kota Padang. Penyakit diare yang banyak ditemukan adalah gastro enteritis yang disebabkan oleh kuman. Penderita yang berobat
ke
Puskesmas
diobati
sesuai
dengan
prosedur
tetap
penatalaksanaan kasus diare dengan pengobatan yang rasional.
Pada
tahun 2012 penderita diare pada semua kelompok umur adalah sebanyak 8842 kasus,
dengan Insidens Rate 411/1000 pddk sehingga target
pelayanan adalah 348006 o. Sedangkan kelompok umur terbanyak adalah > 5 tahun sebanyak 6898 kasus, jadi cakupan pelayanan hanya 2.5 %. Puskesmas yang paling tinggi kasusnya adalah puskesmas Lubuk Buaya dengan 1017 kasus dan paling sedikit kasusnya adalah Puskesmas Anak air dengan 141 kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut .
85
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.21. Perbandingan Penderita Diare Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2008 - 2012
Grafik 7.22. Cakupan Pelayanan Diare per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2012
86
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.23. Persentase Pemakaian Zink Pada Penderita Diare Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.24. Perbandingan Kasus Diare antara Bayi, Balita dan Dewasa di Kota Padang Tahun 2012
Pada semua kelompok golongan umur, kasus tertinggi terdapat di Puskesmas, Kuranji , menyusul Air Dingin dan Padang Pasir.
h. ISPA Penyakit ISPA
( Infeksi Saluran Pernafasan Akut ) sampai saat ini
masih menempati urutan tertinggi dalam pola sepuluh penyakit terbanyak. Penanganan kasus ISPA di Puskesmas disesuaikan dengan protap
87
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
penanganan yang sudah baku dan rasional. Jumlah kunjungan kasus ISPA Bukan Pneumoni
tahun
2012 sebanyak 22483 kasus, turun
dibanding tahun 2011 ( 39961 kasus ). Grafik 7.25. Perbandingan Kasus Penderita ISPA dan Pneumoni di Kota Padang Tahun 2008 – 2012
Grafik 7.26. Jumlah Kasus Ispa Balita per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
88
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.27. Pencapaian Penemuan Kasus Pneumoni Balita di Kota Padang Tahun 2008 – 2012
Grafik 7.28. Cakupan Penemuan Penderita Pneumoni per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
i.
Kusta Pada tahun 2012 ditemukan ada 3 kasus penderita kusta di tiga puskemas, yaitu puskesmas Pengambiran, puskesmas Sebrang padang dan puskesmas Lubuk Buaya. Dengan Type MB 1 orang dan type PB 2 orang.
89
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
TB Paru Penemuan kasus TB Paru dilakukan melalui penjaringan penderita yang dicurigai / suspek TB Paru yang berobat ke sarana kesehatan. Perkiraan penderita TB Paru BTA ( + ) 16/1000 penduduk adalah 1349 kasus. Cakupan penemuan penderita TB Paru BTA ( + ) tahun 2012 belum mencapai target , baru 886 kasus( 66.7 % ) dari 70 % yang ditargetkan. Hal ini turun dibanding tahun yang lalu, hal ini dikarenakan pencarian suspek masih kurang maksimal, seperti melibatkan DPS dan Dokter spesialis dan klinik swasta, terlihat angka penjaringan suspek baru 61% dari 100 % yang ditargetkan. Sedangkan untuk kasus TB Paru kambuh ditemukan sebanyak 17 kasus turun dari tahun 2011 ( 21 kasus ). Untuk angka kesembuhan
untuk tahun 2012 ini 80.4 %, ini terjadi
peningkatan dibanding tahun lalu, tetapi belum mencapai target yang diharapkan yaitu >85% . Sedangkan angka konversi sampai dengan triwulan III tahun 2012 sudah melebihi target adalah 92.3 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Grafik 7.29. Pencapaian CDR TB per puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 129.3126.9
83.8 65.7 54
48.6
43.2 41.3
46.6 38 34.6 33.3 33.3 33 32.4
26.5 25.7
20
I.Koto
LP
AT
PP
PH
LBG
NGL
AMC
BLG
PGM
LUKI
AL
AD
AND
RW
PMC
UK
LBY
SP
9.5
3.8 PDG
59.5 59.3
PDG+RS
65.5
A.Air
74.1
BGS
130 120 110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
KRJ
j.
90
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.30. Pencapaian Angka Kesembuhan TB per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012
85
77.5 80.4
64
PD G PD RS G+ RS
69
UK PP BG S BL G AT AB C LU KI AN D AL PG M PH RW NG L LB Y PM C LP
96.1 94.4 94 91.3 90 89.3 89.2 89 89 87 83.3 83.3 83.3 83 79.3 76.1 75 73
KR J SP LB G AD
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
k. HIV AIDS Berbagai
upaya
untuk
memerangi merebaknya HIV/AIDS dan
penyakit menular lainnya di Kota Padang terus
dilakukan antara
lain
dengan mengoptimalkan peran dan fungsi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dengan
mengintegrasikan
lintas
sektor
dan
LSM Peduli
AIDS, mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), mempercepat pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pada kelompok resiko tertular, ibu dan anak, memudahkan ODHA dan penderita IMS untuk memperoleh layanan kesehatan, baik pemeriksaan laboratorium, maupun untuk memeperoleh obat, dan perawatan, maka direncanakan untuk melaksanakan Layanan Kesehatan Berkesinambungan (LKB) ,yang ada di 5 Puskesmas kota Padang, yaitu puskesmas Sebrang Padang, Bungus, Pauh, Lubuk Buaya dan Air Tawar, dimana layanan , bukan hanya pengobatan IMS saja, tetapi juga untuk test HIV, dan pemberian obat ARV, yang biasanya hanya dilakukan oleh RSUP Dr. M Djamil Padang. Hasil pendataan kasus di rumah sakit didapatkan kasus AIDS tahun 2012 adalah 42 kasus lebih rendah dibandingkan tahun 2011 sebanyak 64 kasus. Dari 42 kasus, 3 orang sudah meninggal faktor resiko yang paling banyak adalah heteroseksual sebanyak 24 kasus baru diikuti penasus sebanyak 8 kasus, sama seperti tahun 2011, heteroseksual faktor resiko
91
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
yang pertama, diikuti oleh penasun. Penderita AIDS lebih banyak laki-laki yaitu 32 kasus ( 76.2% ). Kecamatan yang paling banyak penderita adalah puskesmas Andalas sebanyak
8 kasus, berbeda dengan tahun 2011,
kecamatan yang kasusnya tinggi adalah Puskesmas Lubuk Buaya dengan 13 kasus, dan jenis pekerjaan yang paling banyak wiraswata sebanyak 11 kasus, sama dengan tahun 2011, Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut : Grafik 7.31. Perbandingan Kasus HIV, AIDS dan Kasus Meninggal Di Kota Padang Tahun 2008- 2012
92
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.32. Distribusi Kasus HIV AIDS Menurut Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2008 – 2011
Grafik 7.33. Proporsi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Golongan Umur Di Kota Padang Tahun 2012
93
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.34. Kasus AIDS Berdasarkan Pekerjaan Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.35. Kasus AIDS Berdasarkan Faktor Resiko Kota Padang Tahun 2012
l.
Filariasis Pada tahun 2012 sudah dilakukan pengobatan massal filaria diseluruh kecamatan di Kota Padang, dan ada 3 kecamatan yang sudah selesai melaksanakan pengobatan massal, yaitu kecamatan Lubuk Kilangan, kecamatan Lubuk Begalung,dan kecamatan Padang Timur.
94
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Sebelum
dilakukan pengobatan massal telah dilakukan sosialisasi
keseluruh pimpinan Puskesmas dan pengelola program serta validasi data yang dilakukan oleh Puskesmas bekerja sama dengan kader. Jumlah sasaran pengobatan 677385 penduduk yang berusia diatas 2 tahun , tidak dalam keadaan sakit berat dan tidak sedang hamil. Sedangkan yang ditunda pemberian obatnya sebanyak 55140 penduduk. Hasil pengobatan massal Filariasis tahun 2012sudah mencapai target yang diharapkan sebanyak 583942 (86.2%), target sasaran adalah 80 %. Tahun 2012 ditemukan 2 kasus baru, kasus lama sebanyak 33 kasus yang tersebar dibeberapa kecamatan , jumlah kasus semuanya tahun 2012 adalah 35 kasus yang paling banyak kasus di puskesmas Andalas sebanyak 7 kasus. Grafik 7.36. Data Kasus Filariasis Per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012
95
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.37. Perbandingan Cakupan Pengobatan Massal Filariasis Di Kota Padang Tahun 2008 – 2012
Grafik 7.38. Hasil Pengobatan Massal Filariasis per Puskesmas DI Kota Padang Tahun 2012
96
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2. Seksi Wabah Dan Bencana Indikator kinerja surveilance adalah kelengkapan dan ketepatan laporan. Kelengkapan laporan W2 puskesmas tahun 2012 sebesar 80% , sedangkan ketepatan sebesar 90%. Dibanding tahun 2011 terjadi penurunan dimana kelengkapan dan ketepatan tahun 2011 kelengkapan laporan W2 sebesar 97% dan ketepatan 95%. Kelengkapan dan ketepatan masing-masing puskesmas dapat dilihat dari grafik di bawah ini : Tabel 7.39. Kelengkapan dan Ketepatan Laporan W2 Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2012
a. Program Surveilans 1) Campak a)
Campak klinis Selama tahun 2012 kasus campak klinis sebanyak 99 kasus dengan pengiriman spesimen sebanyak 12 spesimen. Dari 12 spesimen suspect campak hasilnya labolatoriumnya tidak ada yang positif. Puskesmas yang banyak mengirimkan specimen yaitu Puskesmas Air Tawar sebanyak 5 Spesimen. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
97
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.21. Pengiriman Spesimen Campak Kota Padang Tahun 2012 No
Intansi Pengirim
1.
Puskesmas Air Tawar Puskesmas Air Dingin Puskesmas Belimbing Pusk Lubuk Buaya Puskesmas Andalas Puskesmas Ikur Koto RS Yos Sudarso
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jlh Spesimen ( suspect campak ) 5
Hasil Labolatorium
1
Negatif
1
Negatif
1
Negatif
1
Negatif
1
Negatif
2
Negatif
Negatif
Target pengiriman specimen adalah sebesar 20% dari kasus campak klinis. Jika dibandingkan dalam lima tahun terakhir maka pengiriman spesimen terbanyak adalah pada tahun
2011
sebanyak 59 spesimen. Grafik 7.40. Perbandingan Kasus Campak Klinis dan Hasil Lab Positif Di Kota Padang Enam Tahun Terakhir
Proporsi kasus campak terbanyak berdasarkan golongan umur adalah golongan umur 10-14 tahun. Sedangkan yang paling sedikit adalah usia > 1 tahun.
98
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.41. Proporsi Kasus Campak Klinis Berdasarkan Golongan Umur Di Kota Padang Tahun 2012
b)
KLB Campak Wilayah
yang
terkena KLB
campak
yaitu
Kelurahan
Lambung Bukit Wilayah Kerja Puskesmas Pauh. Jumlah kasus yang dilakukan pelacakan campak sebanyak 54 kasus dan specimen yang dikirimkan sebanyak 4 spesimen dengan hasil laboratorium sebanyak 3 kasus positif dan 1 negatif. Untuk itu rencana tindak lanjutnya adalah : - Penyelidikan epidemiologi dan fully investigasi - Penatalaksanaan kasus campak - Pemberian Vit A untuk seluruh kasus campak - Rencana pemberian imunisasi campak massal pada usia 9 s/d 59 bulan. - Rapat lintas sektoral untuk penanggulangan kasus campak - Penyuluhan kesehatan tentang campak dan cara pencegahan
2) Kasus AFP Penemuan kaus AFP selama tahun 2012 sebanyak 6 kasus dengan AFP rate sebesar 3,9 . Dibanding tahun sebelumnya kasus cenderung menurun. Tahun sebelumnya ditemukan sebesar 11 kasus dengan AFP rate 5,4. Selama tujuh tahun terakhir kasus AFP terbanyak terjadi pada tahun 2011.
99
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.42. Penyebaran Kasus Suspek Diphteri Tujuh Tahun Terakhir Di Kota Padang Tahun 2004 – 2012
3) Kasus Keracunan Pangan Ada tiga kejadian keracunan pangan di kota Padang pada tahun 2013, yaitu: a) Keracunan pangan tanggal 3 Januari 2012 di Kantor Bank Nagari di Jalan Pemuda Padang dengan sejumlah 9 penderita dicurigai dari makanan catering pekerja dan dirawat jalan di RS Yos Sudarso. Tindakan yang diambil: Pelacakan kasus ke lapangan Pengambilan sampel Pemeriksaan sampel ke laboratorium b) Kasus keracunan pangan tanggal 7 Agustus 2012 di Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo telah terjadi sejumlah 6 penderita ( 5 orang anggota keluarga dirawat di RSUP M. Djamil Padang ) dan sejumlah 1 kematian tersangka keracunan pangan, dengan gejala muntah – muntah, berak – berak, sakit perut dan kejang – kejang. Tindakan yang telah diambil adalah : Pelacakan kasus ke lapangan Pengambilan sampel Pemeriksaan sampel ke laboratorium
100
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
c) Kasus keracunan pangan tanggal 6 Desember 2012 di Kel Kuranji, Korong Gadang, Balai Baru Kecamatan Kuranji telah terjadi sejumlah 5 penderita di wilayah Puskesmas Belimbing dan sejumlah 9 penderita (termasuk 1 kematian tersangka keracunan pangan) di wilayah Puskesmas Kuranji, dengan gejala muntah – muntah, berak – berak, sakit perut dan kejang – kejang. Tindakan yang telah diambil adalah : Pelacakan kasus ke lapangan Pengambilan sampel Pemeriksaan sampel ke laboratorium
b. Program Penyakit Tidak Menular Utama Dengan Faktor Resiko Lima penyakit tidak menular utama antara lain : penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes mellitus, penyakit kronis, penyakit kanker dan gangguan akibat kecelakaan dan cedera. Dinas kesehatan kota Padang melaksanakan pengumpulan data penyakit tidak menular termasuk dalam laporan STP bulanan khusus yg terdiri dari laporan PTM kasus baru, kasus lama dan kematian. Ada dua belas penyakit yg didata yaitu : Tabel 7.22. Jenis Penyakit yang dilaporkan dalam laporan PTM bulanan Puskesmas tahun 2012 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Jenis Penyakit Hypertensi Penyakit Jantung Koroner Stroke Diabetes Melitus Kanker Leher Rahim Kanker Payudara PPOK Asthma Osteoporosis Gagal Ginjal Kronik Kecelakaan Lalu Lintas Darat Penyakit lain Kunjungan penderita hipertensi tahun 2012 merupakan kunjungan
tertinggi yaitu sebanyak 20619 kunjungan. Kemudian diikuti oleh diabetes mellitus (4981 kunjungan), asma (4425 kunjungan) dan penyakit jantung koroner (2749 kunjungan). Kunjungan terbanyak pada golongan umur 45 – 54 tahun, hal ini ditunjang oleh kebiasaan seperti merokok, diet tidak sehat serta hiperkolesterol.
101
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.43. Jumlah kunjungan hipertensi tahun 2012
Grafik 7.44. Jumlah kunjungan Penyakit Jantung Koroner tahun 2012
102
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.45. Jumlah kunjungan Diabetes Melitus tahun 2012
Grafik 7.46. Jumlah kunjungan Asma tahun 2012
c. Program Penanggulangan Bencana Kota padang mengalami tiga kali banjir bandang, yaitu: 1) Banjir bandang, 24 Juli 2012 Banjir pertama di kelurahan Limau Manis, Limau Manis Selatan dan Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh wilayah Puskesmas Pauh. Banjir bandang terjadi karena luapan sungai Batang Kuranji dan
103
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
sungai Lubuk Kilangan melingkupi tiga kecamatan Pauh, Nanggalo dan Kuranji namun tidak ada korban jiwa, hanya 80 KK mengungsi dan puluhan rumah rusak berat. Dampak banjir dirasakan oleh Kecamatan Nanggalo (Nanggalo, Tabing Banda Gadang dan Gurun Laweh) , Kec Lubuk Begalung (Parak Laweh dan Batung Taba) , Kec Lubuk Kilangan (Ulu Gadut, Banda Buaek, Padang Basi,Tarantang) . 2) Banjir Bandang, 15 Agustus 2012 Banjir kedua pada kelurahan Lambung Bukit Rukun Warga Batu Busuk Kecamatan Pauh wilayah puskesmas Pauh. Pada kejadian kedua ini terdapat korban jiwa empat orang meninggal (satu keluarga terdiri dari bapak dan tiga orang anak) 3) Banjir Bandang, 3 Desember 2012 Banjir ketiga pada kelurahan Batung Taba Kecamatan Lubuk Begalung dengan 40 KK mengungsi. Dinas Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dengan membuka Pos Pelayanan dan P3K, memberikan MP-ASI bagi Balita dan Lansia, melakukan penyehatan lingkungan dan penyuluhan.
3. Seksi Kesehatan Lingkungan Sesuai
tugas pokok dan fungsi Seksi Kesehatan Lingkungan dalam
mencapai tujuan program dapat dibagi kedalam beberapa kegiatan yang dirumuskan kedalam beberapa program sebagai berikut : a. Penyehatan Lingkungan Program penyehatan lingkungan diuraikan melalui beberapa kegiatan seperti Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan (SPL) . Kegiatan ini ditujukan terhadap rumah yang ada di masing- masing wilayah kerja Puskesmas melalui kegiatan inspeksi terhadap sanitasi dasar yang meliputi cakupan penggunaan jamban yang memenuhi syarat, cakupan sarana air bersih memenuhi syarat, pengelolaan / tempat sampah memenuhi syarat dan pengelolaan air limbah memenuhi syarat. Berdasarkan hasil survey perumahan dan lingkungan diatas yang diselenggarakan oleh masingmasing Puskesmas sesuai wilayah kerjanya diketahui bahwa Puskesmas Lubuk Buaya mempunyai jumlah rumah yang paling banyak, mencapai angka tertinggi pemeriksaan melalui inspeksi sanitasi bisa dilihat pada tabel berikut . Untuk Kota Padang total dari total jumlah 154571, memenuhi syarat
104
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
mencapai 73,6 % atau setara dengan angka absolut 53834 rumah dari total jumlah rumah yang diperiksa, dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik 7.47. Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.48. Persentase Pengawasan Sanitasi dan Perumahan Lingkungan di Kota Padang Tahun 2012
105
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.49. Persentase Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012
b. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Pada tahun 2012 kegiatan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM), dari jumlah yang ada sebanyak 3077 buah didapatkan 1938 yang sehat dari jumlah diperiksa 2735 buah, sedangkan untuk puskesmas yang yang melakukan pengawasan yang mencapai target adalah Puskesmas Alai dan Pauh yaitu 100% dapat dilihat pada tabel berikut ini : Grafik 7.50. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
106
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.51. Perbandingan TPM Yang Diperiksa dari Yang Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.52. Persentase Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang 2012
107
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.53. Persentase Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Diperiksa di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
c. Pengawasan Tempat Tempat Umum Pada tahun 2012 kegiatan Pengawasan Tempat Tempat Umum dapat dilihat dalam grafik dibawah ini, adapun pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh sarana Tempat- tempat umum yang ada di wilayah masing- masing Puskesmas dibawah ini : Grafik 7.54. Pengawasan Tempat -Tempat Umum di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012
108
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.55. Pengawasan Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2012
d. Pengawasan Kualitas Air Pengawasan kualitas air dilaksanakan melalui kegiatan pemeriksaan terhadap sarana air bersih masyarakat di masing- masing wilayah kerja Puskesmas. Untuk sarana air bersih memenuhi syarat terlihat Puskesmas Ambacang mencapai angka tertingi memenuhi syarat dengan 107,9 % dari total sarana yang
diperiksa sedangkan sarana air bersih terendah
memenuhi syarat 34,7 % di wilayah kerja Pukesmas Pegambiran dan Kota Padang sudah mencapai 84,8 %. Sedangkan untuk jamban memenuhi syarat masih terdapat di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo dan Lapai mencapai 100 % dari total sarana yang diperiksa, sedangkan capaian terendah sarana terendah Puskesmas Pauh dengan 29, 3 % dari total sarana yang diperiksa dan untuk Kota Padang mencapai 71,2 % dari total sarana diperiksa. Pencapaian indikator saluran pembuangan air limbah memenuhi syarat dicapai tertinggi juga oleh Puskesmas Andalas, Ulak Karang, Nanggalo 100 % dari total sarana diperiksa dan terendah di Puskesmas Pauh 22,7 % sedangkan untuk
Kota Padang baru mencapai 73,7 %
memenuhi syarat dari total sarana diperiksa. Indikator Tempat Sampah memenuhi syarat dicapai tertinggi Puskesmas Rawang, Nanggalo dan Lapai 100 % dari total sarana diperiksa dan terendah di Puskesmas Lubuk Buaya 9,9 % memenuhi syarat dari jumlah total sarana diperiksa sedangkan untuk
109
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Kota Padang mencapai 68,7 % memenuhi syarat dari total sarana yang diperiksa. Seluruh indikator- indikator tersebut merupakan persyaratan untuk menentukan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas dan Kota Padang, pencapaian tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik 7.56. Persentase Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.57. Persentase Jamban Memenuhi Syarat di Wilayah kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
110
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.58. Persentase Saluran Pembuangan Air Limbah Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.59. Persentase Tempat Sampah Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
e. Pengawasan Kualitas Depot Air Minum Isi Ulang ( DAMIU ) Di Kota Padang tahun 2012 terdapat 547 Depot air minum isi ulang, dan telah dilaksanakan
pengawasan melalui inspeksi sanitasi secara
ekternal oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja masing- masing dan Dinas Kesehatan Kota serta secara internal pengawasan pengambilan
111
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
sampel yang dilaksanakan oleh pemilik depot air minum dengan parameter kimia satu kali dalam setahun dan bakhteri satu kali dalam 3 (tiga) bulan secara rutin. Pada tahun 2011 terdapat 603 depot jika dibandingkan dengan tahun 2012 terdapat 547 depot. Kalau dilihat dari data tersebut terjadi penurunan jumlah depot yang disebabkan oleh banyaknya depot yang ditutup oleh pemiliknya. Depot
yang melaksanakan kegiatan pengawasan sesuai ketentuan
hanya 40 % dari jumlah depot yang ada. Hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran dan peran serta pemilik sarana dalam malaksanakan internal kontrol dengan berbagai alasan seperti besarnya biaya pemeriksaan dan hal- hal non teknis lainnya. Adapun kriteria sampel diambil untuk dilakukan pemeriksaan kualitas air secara bacteriologis dan kimia. Air dianggap memenuhi syarat secara bacteriologis apabila angka E – Coli di dalam air nol. Sedangkan secara kimia harus bebas dari bahan kimia yang mengandung logam berat. Sampel depot isi ulang ini yang disampling adalah sumber air baku ( belum diolah ) dan air setelah di olah atau yang akan dikonsumsi langsung oleh masyarak. Beberapa hal telah dilakukan adalah menurunkan kewenangan pengawasan
dari
DKK
ke
kewilayahan,
melaksanakan
ketingkat koordinasi
Puskesmas secara
dengan
lintas
sektor
konsep dalam
pembinaan seperti dengan SKPD Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambang Energi dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu KP2T Pemerintah Kota Padang serta melakukan pembinaan melalui edaran kembali
ketentuan
dan
peraturan
tentang
hak
dan
kewajiban
penyelenggaraan Depot Air Minum.
112
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.60. Pengawasan Depot Air Minum (DAMIU) di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012
D. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN 1. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus a. Program Gizi Dalam melaksanakan program gizi standart pelayanan minimal berdasarkan target indikator MDGs 2011 – 2015 berdasarkan Kemkes 2012 Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010 – 2014, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan. Jakarata : Kemkes.p.2 digunakan sebagai acuan dalam perencanaan pelaksanaan program yang berbasis kinerja target 2012 sebagai berikut : 1) Pendidikan Gizi Peningkatakan
pengetahuan,
pemahanan
dan
keterampilan
petugas dalam memberikan pelayanan penanganan gizi yang berkulaitas dengan memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat terkait upaya perbaikan gizi. Kegiatannya adalah : a) Pengembangan dan Pengadaan Penyuluhan Gizi ke Masyarakat Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan bekerja sama dengan lintas program terutama dengan pemegang promkes dan pembina wilayah. Kegiatan ini biasanya dilakukan di Puskesmas (dalam gedung) maupun di posyandu (luar gedung). Kunjungan Posyandu adalah ibu-ibu yang mempunyai balita serta ibu- ibu hamil. Melalui kegiatan penyuluhan di Posyandu ini diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui
dan
melakukan
perilaku
gizi
di
dalam
keluarga.
113
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Penyuluhan dengan memberikan materi-materi
beragam yang
berhubungan dengan masalah gizi tetapi sebagian besar penyuluhan ini belum jalan secara maksimal di posyandu. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya kelas ibu hamil, kelas ibu balita, dan melalui konseling dan pojok gizi yang ada di Puskesmas. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini baik di Posyandu maupun di Puskesmas diharapkan permasalahan gizi yang ditemui dapat teratasi dengan baik. b) Penanggulangan Kekurangan Vitamin A Dalam penanggulangan KVA ini dilakukan kegiatan pemberian Vitamin A secara rutin kepada bayi ( 6 – 11 bln ) dan anak balita
(1
– 5 thn ) yang diberikan pada bulan Februari dan Agustus. Pemberian Vit A pada Bulan Februari untuk bayi (6-11 bulan) Kota Padang sudah tercapai target yaitu 84.92% dari target yang ditetapkan 80%, sementara untuk anak balita hasil yang dicapai sebesar 81.05% Sedangkan untuk pencapaian pada Bulan Agustus 2012 terlihat bayi (6- 11 bln) 81.92% dan 80.52% untuk anak Balita. Puskesmas yang belum mencapai target yang ditetapkan adalah Puskesmas Air Tawar, Ulak Karang, Lubuk Begalung, Anak Air dan Lubuk Buaya. Hal ini disebabkan karena sasaran yang diberikan berdasarkan data BPS terlalu tinggi dari sasaran yang sebenarnya, karena wilayah kerja Puskesmas Air Tawar merupakan wilayah yang penduduknya sebagian besar adalah mahasiswa yang mana wilayah Air Tawar adalah daerah yang mempunyai 2 buah perguruan tinggi. Secara rinci pencapaian cakupan Vit A kota Padang adalah sebagai berikut : Tabel 7.25. Hasil Pencapaian Vit A Bayi dan Anak Balita Kota Padang Bulan Feb & Agus Tahun 2012 Sasaran No
Bulan
Bayi
A.Balita
Pencapaian Bayi ABS %
Pencapaian A. Balita ABS %
1
Februari
10.567
69.055
8.973
84.92
55.972
81.05
2
Agustus
10.567
69.055
8.656
81.92
55.600
80.52
114
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelummnya (20072012) terlihat pada grafik di bawah ini :
Grafik 7.61. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Balita (6-59 Bln) Kota Padang Tahun 2007 - 2012 85 84,2
84 83,3
83
83,3
82
82
81,8
81,45
81 80 2007
2008
2009
2010
2011
2012
Terlihat pada grafik di atas pendistribusian kapsul vitamin A selama 5 tahun (2007-2012) tidak mengalami penurunan tetapi pada tahun 2010 terjadi penurunan sampai dengan 2012 (81.45%). Berdasarkan hasil tersebut perlu ditingkatkan kembali kerja sama dengan linstas program dan lintas sector terutama pada bidan praktek swasta dan juga balai pengobatan lainnya, selain itu perlu juga ditingkatkan pencatatan dan pelaporan oleh tenaga gizi dan juga Pembina wilayah posyandu di masing-masing Puskesmas yang ada di Kota Padang. Pemberian kapsul vitamin A tidak hanya diberikan untuk balita saja tetapi juga untuk ibu nifas sebanyak 2 kapsul yaitu setelah melahirkan dapat 1 kapsul dan setelah 24 jam mendapatkan 1 kapsul berikutnya. Jika dilihat selama 2007-2012 berturut-turut seperti grafik dibawah ini :
115
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.62. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vit.A Ibu Nifas Kota Padang Tahun 2007-2012
100
94,3
80
79,2
78,8
75,2
89,86
82,6
60 40 20 0 2007
2008
2009
2010
2011
2012
Dari grafik terlihat tren pendistribusian kapsul vitamin A ibu nifas cendrung meningkat walaupan sangatlah sedikit meskipun belum mencapai target yang diharapkan (80%). Hal ini disebabkan masih kurangnya penyuluhan kepada bidan praktek swasta dan bidan yang bertugas di klinik bersalin Puskesmas tentang pentingnya pemberian vitamin A. Selain itu penyuluhan tentang pentingnya pemberian vitamin A dapat dilakukan langsung kepada ibu hamil terutama pada saat trimester terakhir (ANC IV) dan juga pada saat kegiatan kelas ibu hamil dengan memberikan materi tentang pentingnya kapsul vitamin A pada saat nifas.
c) Penanggulangan Anemia Gizi Besi Penanggulangan anemia gizi besi dilakukan kegiatan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil dan ibu nifas. Pemberian tablet Fe ini dimaksudkan agar ibu hamil tidak mengalami anemia semasa hamil dan perdarahan waktu melahirkan dan ibu nifas tidak anemi karena telah banyak kehilangan darah sewaktu melahirkan. Pemberian Fe ini sangat
penting
karena
pada
umumnya
ibu
hamil
kurang
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung Fe sehingga perlu diberi tambahan dari tablet Fe. Pemberian Tablet Fe ini diberikan kepada semua ibu hamil sebanyak 90 tablet. Pemberian Fe ini seiring dengan kunjungan ibu hamil K1 dan K4, dimana Fe 1 diberikan pada saat K1 dan Fe3 diberikan saat K4. Untuk Kota Padang pencapaian pemberian Fe 3 terlihat pada grafik :
116
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.63. Cakupan Pendistribusian Fe 3 Ibu Hamil Kota Padang Tahun 2007 - 2012 94 92 90 88 86 84 82 80 78 76 74
92,2
90,75 89,15 87,3
86,7
80,6
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Cakupan pendistribusian Fe 3 untuk ibu hamil terlihat tern naik untuk sejak tahun 2007 sampai tahun 2012 dan telah mencapai target 90%. Secara kuantitas penditribusian tablet Fe ini telah mencapai target tetapi secara kualitas masih perlu dilakukan pembinaan dan penyuluhan kepada ibu hamil untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Diharapkan pada tahun – tahun mendatang untuk membentuk kader pendamping bagi ibu hamil, dan juga dapat melibatkan anggota keluarga ibu hamil untuk menjadi pendamping ibu hamil terutama dalam hal konsumsi tablet Fe dan kegiatan lainnya. d) Asi Ekslusif Asi ekslusif adalah pemberian hanya Asi saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain, kecuali obat, vitamin dan mineral. Pengumpulan data ASI ekslusif dilakukan 2 kali setahun yaitu bulan Februari dan Agustus. Pengumpulan data dilakukan oleh bidan, kader, petugas gizi, pembina wilayah serta petugas puskesmas lainnya. Sumber data ASI ekslusif dapat berasal dari buku KIA, kohor bayi serta pencatatan lain yang ada di Puskesmas khusunya pada pemegang program KIA Anak maupun Imunisasi, serta pencatatan dari bidan praktek swasta. Berdasarkan hasil pemantauan pemberian ASI eklsusif terlihat 62,4% dari target 70%. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 mengalamai penurunan sebesar 9.54%. Oleh sebab itu perlu ditingkatkan pemberian konseling ASI baik melalui kegiatan pojok gizi di Puskesmas, kunjungan rumah pada saat kunjungan neonatus, serta
117
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
melakukan pembentukan kelas ibu balita. Selain itu perlu peningkatan promosi dan advokasi tentang peningkatan pemberian air susu ibu dengan lintas sektor maupun lintas program, melakukan pembinaan dan bimbingan dari Dinas Kesehatan Kota kepada petugas gizi yang telah dilatih sebagai konselor ASI. 2) Penanggulangan Kasus Gizi buruk Dalam penanggulangan kasus gizi buruk yang terjadi pada balita dilakukan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan ( PMT-P ) yang bertujuan untuk meningkatkan berat badan balita sehingga mencapai status gizi yang lebih baik. Pemberian PMT dilakukan melalui dana APBD Kota Padang berupa pemberian susu untuk bayi dan anak balita (dancow, lactogen) susu ibu hamil (Mom Nestle), MP-ASI Biskuit (Sun) dan bubur susu Nestle. Selain itu penanggulangan balita gizi buruk juga mendapatkan bantuan MP-ASI dari Dinas Kesehatan Propinsi. Selama tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang menemukan balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM/) atau dengan indicator BB/U sebanyak 488 balita (0.91%) yang ditemukan di posyandu di seluruh wilayah kerja Puskesmas se kota Padang. Balita BGM yang ditemukan
di
Posyandu
adalah
balita
yang
hanya
mengalami
permasalahan dalam pertumbuhan, karena hasil penimbangan di Posyandu bukan untuk penentuan status gizi melainkan untuk melihat pertumbuhan balita setiap bulannya. Oleh kerana itu data balita BGM yang ada dilakukan kembali validasi data terutama data antropometri sehingga dapat di tentukan status gizi balita. Balita yang telah ditentukan status gizi dilakukan intervensi dengan pemberian makanan tambahan (PMT) selama 3 bulan berupa biscuit, bubur susu dan susu. Balita BGM yang ditemukan ada yang disertai dengan penyakit penyerta seperti diare, ISPA, Suspect TB, dan penyakti penyerta lainnya. Selain data balita BGM Dinas Kesehatan Kota Padang juga telah menemukan balita kasus gizi buruk (Kurus sekali) dengan indicator BB/TB sebanyak 98 kasus dengan rawat inap di puskesmas Nanggalo sebanyak 10 kasus
dan yang
meninggal sebanyak 1 kasus dari Puskesmas Andalas. Rincian kasus yang dirawat di Puskesmas Nanggalo adalah :
118
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.26. Jumlah Kasus Gizi Buruk yang di Rawat Inap (HC Nanggalo, RSUD dan RSUP Tabel 7.27.Jumlah Kasus Gizi Buruk yang di rawat inap (Hc.Nanggalo,RSUD dan RSUP
No
Nama
Tgl lhr /Umur
BB
TB
St GZ
Jns Peny
Rujukkan dari… ke/Kblnet
1.
Nando
4 Bln
4
58
BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali
ispa
Pusk.A.Dgn (plg paksa) 1 hr
2
Safira
22 bln
6.5
74
BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali
Demam tinggi
Pusk.Lapai (Plg Paksa) 2 hr
3
Cinta
8 bln
6
69
BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali
4
Okta Selviana
8 bln
3.5
54
BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali
Digrosepalus
Andalas Mnggal bln Okt 4 hr Rujuk RSUD
5
Mirna
7 bln
4.5
68
BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali
Diare
A.Dingin 23 hr rwt nggl
6
Egi Tanjung
17 bln
6.7
72.5
BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali
Dehidrasi
A.Dgn rujuk ke RSUP 1 hr Plg Paksa
7
Qurota Ayuni
9 bn
5,25
64
BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali
8
Alif
9 bln
4.3
65
BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali
Bronchopenomo ni
Ikur Koto 22 hr rwt nggl rujuk RSUD
9
Anugrah
15 bln
6.2
68
BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali
Bronchopenomo ni
Seb.Padang, 20 hr rwt nggl
10
Alfino
13 bln
5.6
67.8
BB/U:BB sgt kurang
Kelainan Usus
Pauh, 10 hr rwt nggl
Kegiatan
yang
dilakukan
di
Ikur Koto 19 hari rwt inap
Anak Air 21 hr rwt nggl
Puskesmas
Nanggalo
sebagai
Puskesmas rawatan balita gizi buruk adalah konsultasi dengan dokter spesialis anak bekerja sama dengan rumah sakit M.Djamil Padang untuk melakukan penangan balita gizi buruk baik rawat inap maupun rawat jalan, sebagai Puskesmas konsulen bagi Puskesmas lainnya dalam hal penanganan balita gizi buruk rawat jalan, pemeriksaan laboraturium, penyuluhan kepada orang tua atau pendamping balita gizi buruk, serta melakukan rujukan ke rumah sakit jika balita mempunyai penyakit penyerta yang tidak dapat ditangani di Puskesmas Nanggalo. Selama rawat inap balita gizi buruk diberikan perlakukuan sesuai dengan penangan kasus gizi buruk selama beberapa hari sampai kondisi balita tersebut menjadi gizi kurang atau gizi baik dan selanjutnya dipulangkan untuk dilakukan rawat jalan dengan konsultasi tetap ke Puskesmas Nanggalo serta tetap dipantau oleh tenaga gizi dan dokter puskesmas masing-masing. Berdasarkan data di atas (tabel 7.26) dari 98 kasus yang ditemukan hanya 10 kasus yang dilakukan rawat inap hal ini disebabkan factor ekonomi keluarga balita gizi buruk (keluarga gakin), petugas kesehatan
119
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
masih kurang melakukan sosialisasi kepada
balita gizi buruk dengan
penyakit serta factor lainnya. Jumlah hari rawatan pasien balita gizi buruk yang dirawat rata-rata selama 12 hari di Puskesmas Nanggalo, hal ini disebabkan pulang paksa sebanyak 3 orang, dan dirujuk ke rumah sakit sebanyak 3 orang. dan dilanjutkan dengan pemantauan balita gizi buruk di masing-masing puskesmas. Oleh sebab itu perlu dilakukan penyuluhan dan motivasi kepada keluarga balita gizi gizi buruk baik oleh petugas kesehatan, pembina wilayah, kader, PKK serta lintas sector terkait lainnya sehingga penanganan balita gizi buruk dapat dilakukan sesuai dengan tatalaksana gizi buruk yang ada. Tabel 7.27. Perkembangan Kasus Balita Gizi Buruk Kota Padang Tahun 2012 No
Jml Kasus 98
Normal 68
% 69.4
Status Gizi Krs % 16 16.3
Meninggal Krs.S 14
% 14.3
1
3) Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( Gaky ) a) Pemeriksaan Garam Beryodium dimasyarakat Penanggulangan akibat kekurangan yodium dilakukan dengan cara pemeriksaan garam di masyarakat dan pasar kecamatan. Pemeriksaan ini dilakukan pada bulan Februari dan Agustus dengan jumlah sampel sebanyak 2.432 rumah tangga, pada bulan Februari dengan jumlah sampel tersebut 2.261 (93.0%), 15 sampel (17,9%) yang tidak mempunyai yodium. Sedangkan pada bulan Agustus jumlah sampel sebanyak 2.432 dengan hasil pemeriksaan sebanyak 2.270 (93.3%) dengan yodium tidak ada sebesar 27.5% (15) sampel. Selain itu pemeriksaan garam di masyarakat juga dilakukan di pasar kecamatan dengan melibatkan lintas sektor yang ada seperti Bappeda, Perindag, dinas Pasar, serta sektor terkait lainnya. Pemeriksaan garam dilakukan pada penggiling cabe baik dalam skala besar maupun kecil serta penjual garam baik di toko maupun di penjual skala kecil. Pemeriksaan garam dilakukan untuk jenis garam kasar dan halus dengan menggunakan yodina test untuk menguji ada tidaknya yodium dalam garam.
120
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Meskipun
telah
terjadi
perbaikan
di
masyarakat
dalam
mengkonsumsi garam beryodium tetapi masih perlu ditingkatkan kewaspadaan oleh Tim Pokja Gaky Kota Padang karena masih ditemukan
dimasyarakat
yang
mengkonsumsi
garam
tidak
mengandung yodium, Penyebabnya antara lain masih minimnya penyuluhan tentang pentingnya penggunaan garam beryodium dan cara penyimpanan garam yang mengandung yodium ke masyarakat, penyebabnya antara lain masih minimnya penyuluhan tentang pentingnya penggunaan garam beryodium dan
cara penyimpanan
garam beryodium ke masyarakat. Penanggulangan GAKY bukan saja masalah dinas kesehatan tetapi banyak lintas sektor yang terkait contohnya deperindag yang lebih berwenang dalam peredaran garam di pasaran, begitu juga dengan lintas sektor lain seperti Dinas Pasar, Bappeda yang tergabung dalam Pokja Gaky. b) Pendistribusian Kapsul Minyak Beryodium Pendistribusian Kapsul Minyak Beryodium ( KMB ) tidak dilakukan berdasarkan indtruksi dari kementrian kesehatan .
4) Usaha Perbaikan Gizi Institusi Usaha Perbaikan Gizi Institusi adalah kegiatan program gizi yang dilakukan kepada institusi seperti sekolah, panti, industri dan lembaga pemasyarakatan. Untuk kegiatan gizi institusi ini masih belum maksimal berjalan karena petugas gizi yang masih satu orang di masing-masing Puskesmas. Kegiatan gizi institusi ini baru terlaksana pada sekolah yaitu dengan melaksanakan Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah ( PMT-AS ). Dalam hal ini petugas gizi bertugas menentukan kecukupan gizi makanan kudapan sesuai dengan yang dianjurkan. Kota Padang sekolah yang mendapat PMT-AS sebanyak 13 sekolah. 5) Pemantauan Status Gizi (PSG) Pemantauan Status gizi ini merupakan kegiatan pengukuran berat badan dan tinggi badan balita untuk mengetahui status gizi balita di Kota Padang. Berdasarkan status gizi balita yang diukur tersebut akan diketahui prevalensi status gizi balita kota Padang. PSG ini dilakukan satu kali
dalam
setahun
dan
prevalensi
inilah
yang
menggambarkan wilayah kecamatan di kota Padang.
dipakai
untuk
Pelaksanaan
121
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Pemantauan
Status
Gizi
(PSG)
pelaksanaan kegiatan kadarzi.
dilakukan
bersamaan
dengan
Kegiatan PSG dilakukan dengan
menggunakan dana APBD Propinsi Sumatera Barat tahun 2012.. Pelaksanaan kegiatan PSG ini berjumlah sebanyak 3300 sampeldi wilayah kerja puskesmas di Kota Padang. Berdasarkan hasil PSG tersebut prevalensi balita sangat kurang (BB/U) sebesar 3.26% jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 1,76% keadaan ini meningkat dibandingkan dengan keadaan tahun lalu. Selain itu prevalensi balita kurus sekali sebesar 3.38%
keadaan ini
meningkat dibandingkan tahun lalu (grafik 5 tahunan 2007 – 2012). Data lengkap perkecamatan dapat dilihat dalam lampiran laporan tahunan ini. Grafik 7.64. Prevalensi Status Gizi BB.Sngt Kurang (BB/U), Sgt Pdk (TB/U), dan Kurus Sekali (BB/TB) di Kota Padang (2007-2012) 35 30
12,94
25 1,6 16,09
20
12,94
15
0,7 10,27
10 6,27 0,1 5
1,5 2,2 0
2,5
2,3
2,2 3,68 0 1,76
0 2007
2008
2009
BB/U
2010
2011
TB/U (Sgt.Pdk)
BB/TB
3,26 2012
Dari grafik terlihat semua indikator pada tahun 2012 cendrung meningkat dari tahun 2011, oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan dan pembinaan di seluruh puskesmas yang ada di wilayah Kota Padang, meningkatkan kerja sama dengan lintas sektor dan program, melakukan pemantuan pertumbuhan (kegiatan surveilans) setiap bulan di posyandu. Selain prevalensi status gizi, hasil PSG ini juga menunjukan daerah rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian baik lintas sektor dan program seperti tabel di bawah ini :
122
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.28. Gambaran Kecamatan Rawan Gizi Tahun 2008 – 2012 No 1 2 3 4 5
2008 Kuranji Padang Selatan Padang Timur -
6
Lubuk Begalung -
7
Koto Tangah
8 9 10
-
2009 Kuranji Padang Selatan -
Kecamatan Rawan Gizi 2010 2011 Kuranji Padang Padang Selatan Selatan -
Padang Barat Lubuk Begalung Lubuk Kilangan Koto Tangah -
Padang Barat Lubuk Begalung Lubuk Kilangan -
-
2012 Padang Barat
Koto Tangah Pauh -
Lubuk Kilangan Nanggalo Bungus
Berdasarkan tabel di atas, kecamatan rawan gizi (Gizi Buruk + Kurang) indikator BB/U yang tinggi >15% tahun 2012 terlihat Kecamatan Nanggalo dan Bungus merupakan kecamatan yang perlu mendapatkan perhatian, hal ini disebabkan karena kecamatan
tersebut merupakan
kecamatan rawan gizi yang baru terdata pada tahun 2012. Selain itu yang perlu mendapatkan perhatian baik lintas sektor maupun lintas program adalah kecamatan Padang Barat dan Lubuk Kilangan, hal ini disebabkan
selama tiga tahun berturut-turut merupakan kecamatan
rawan gizi. Jika dibandingkan dengan data kemiskinan di Kota Padang seperti terlihat tabel : Tabel 7.29. Jumlah Penduduk Miskin di Kota Padang Tahun 2012 Peserta No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kecamatan Koto Tangah Padang Utara Padang Barat Padang Timur Padang Selatan Nanggalo Kuranji Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Bungus Padang
Jamkesda 5.232 2.294 1.161 2.777 1.239 3.088 3.132 1.134 2.832 4.249 846 27.984
Jamkesmas 31.179 12.656 14.269 19.528 17.075 10.436 25.118 11.517 7.251 27.251 8.721 185.001
123
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk miskin terlihat pada kecamatan rawan gizi seperti Kecamatan Nanggalo, Padang Barat, Lubuk Kilangan dan Bungus. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kembali SKPG di Kota Padang yang beranggotakan lintas sektor seperti pertanian, ketahanan pangan, deperindag serta instansi lainnya. Selain itu perlu juga ditingkatkan pemantauan wilayah setempat diwilayah kerja Puskesmas sehingga balita kurang gizi secepatnya tertanggulangi dengan baik. Selain kegiatan PSG juga dilakukan kegiatan penimbangan secara rutin setiap bulan di seluruh posyandu di wilayah kerja puskesmas. Tahun 2012 kunjungan balita ke posyandu atau partisipasi masyarakat ke posyandu (D/S) sebesar 62.13%. Keadaan ini belum tercapai target yang diahrapkan (75%) dan keadaan ini mengalami penurunan dibanding tahun 2011. Jika dibandingkan selama beberapa tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini Grafik 7.65. Cakupan Pencapaian Indikator SKDN (D/S,N/D dan BGM/D) Se Kota Padang Tahun 2007-2012 100 90 80
77,2
81,67
78,3
83,54
70
66,06
60
57,92
86,11
62,13
51,07
50 40
86
43,9
42,4
2,06
2,2
30 20 10 0
2007
2008
1,24
1,06
2009 D/S
2010 N/D
0,9 2011
0,91 2012
BGM/D
Berdasarkan grafik di atas terlihat grafik pencapaian N/D dan BGM/D tidak mengalami perubahan secara signifikan dari keadaan tahun 2011 dan 2012, kecuali pada grafik D/S yang mengalmi penurunan dibandingkan tahun 2011. Diharapkan untuk tahun – tahun selanjutnya terutama pada cakupan D/S perlu mendapatkan perhatian baik di lintas sektor maupun di lintas program. Meskipun data BGM/D
124
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
terus mengalmi penurunan tetapi tetap perlu ditingkatkan kegiatan surveilans gizi maupun pemantauan wilayah setempat, hal ini berguna untuk mengantisipasi terjadinya balita gizi buruk kurus sekali. Jika dilihat secara perpuskesmas pencapaian indikator SKDN terlihat seperti grafik di bawah ini : Grafik7.66. Pencapaian Indikator SKDN (D/S,N/D dan BGM/D) Per Puskesmas Se Kota Padang Tahun 2012 100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Lbk. Pdg U.K A.T Sbr. And Ngg Lap Pgb Lub A.D A.Ai I.Ko Pau Am Blm Pad Alai Pmc Rwg Bua Bgs Krnj Luki .Psr rg wr Pdg ls l ai r eg gn r to h bc b ang ya
D/S (75%)
61,1 67,4 82,8 42,1 74,8 69,3 55,1 78,5 33,3 60,2 32,2 59 71,6 67 43,9 59,1 70 65,3 61,3 61,3 67 65,6 62,1
N/D (85%)
91,8 81,5 91,5 88,5 74,1 79,6 81,4 85,1 71,1 77,7 93,3 86 92,8 82,8 94,1 80,4 78,7 91 83,5 80
96 71,9 86,1
BGM/D (< 5%) 1,41 0,62 0,47 0,16 0,38 1,84 3,59 1,09 0,82 0,66 0,44 0,3 0,35 1,28 0,29 2,7 0,24 0,61 1,35 0,34 1,3 2,11 0,91
D/S (75%)
N/D (85%)
BGM/D (< 5%)
Dari grafik di atas terlihat D/S yang terendah berada di puskesmas Nanggalo 33%, sedangkan untuk N/D cakupan terendah pada puskesmas Nanggalo sebesar 71% sedangkan BGM/D cakupan tertinggi pada puskesmas Seberang Padang sekitar 4%. Berdasarkan data tersebut perlu dilakukan kembali pembinaan terutama tenaga gizi,
125
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
promkes dan tenaga Puskesmas lainnya. Selain itu tetap perlu dilakukan pembinaan dan meningkatkan kerja sama lintas sektor dan program sehingga dapat diketahui permasalahan dan rencana tindak lanjut di Puskesmas baik kegiatan sweeping balita di posyandu, vitamin a, meningkatkan sistim kewaspadaan dini, pemantauan balita gizi buruk, pelacakan kasus gizi buruk, penyuluhan baik di puskesmas maupun di posyandu serta evaluasi program gizi. Untuk meningkatkan pelaksanaan gizi
di
puskesmas
diharapkan
semua
kegiatan
puskesmas
menggunakan dana operasional puskesmas sehingga kegiatan program gizi dapat tercapai target yang diharapkan. b. Kesehatan Khusus Dalam upaya menghadapi tantangan peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat, salah satu langkah penting yang dilakukan adalah peningkatan
mutu pelayanan kesehatan khusus di Puskesmas
dengan tujuan : - Meningkatkan kemampuan petugas dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan olahraga serta kesehatan lansia - Mengevaluasi kemampuan petugas puskesmas pasca pertemuan dan pelatihan - Melakukan bimbingan dan mengevaluasi sistim pelakporan kesehatan khusus.
126
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
1) Kesehatan Jiwa Tabel 7.30. Cakupan Program Kesehatan Jiwa Kota Padang Tahun 2012 No
Diagnosa
Jumlah Kunjungan
1
Psikosomatik
999
2
Anxietas
610
3
Epilipsi
299
4
Depresi
87
5
Retardasi Mental
33
6
Gangguan Keswa
566
7
Penyakit Jiwa lainnya
6013
8
Epilepsi
299
9
Pasung
8
Jumlah
8914
Tabel diatas menunjukkan bahwa cakupan program jiwa sebanyak 8.914 jiwa dengan jumlah gangguan penyakit jiwa teratas psikosomatik sebanyak 999 kasus serta masih ditemukan juga pasien yang dipasung sebanyak 8 kasus.
Cakupan pelayanan kesehatan jiwa untuk kota
Padang adalah 1.05.%, sedangkan berdasarkan standar pelayanan minimal kesehatan jiwa kota Padang 15 %, ini berarti cakupan pelayanan jiwa masih dibawah standar indikator pelayanan. 2) Kesehatan gigi dan mulut a) Pelayanan Pengobatan gigi di Puskesmas Pelayanan kesehatan gigi di puskesmas terdiri dari kunjungan baru dan lama. Jumlah kunjungan baru yang dilayani sebanyak 16.736 kunjungan (1.91%) sdangkan kunjungan lama sebesar 26.866 (3.06%). Secara keseluruhan jumlah pelayanan kunjungan gigi baik baru dan lama yang dilayani sebesar (43.602) atau 5%. Keadaan ini menggambarkan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas sudah mulai mendapat tempat di masyarakat karena cakupan pelayanan gigi melebihi target kota Padang yaitu
4 % dari jumlah penduduk. Selain
itu jumlah tenaga gigi yang baru dilatih 31 orang untuk dokter gigi dan 13 orang untuk perawat gigi, sedangkan dental unit yang dapat
127
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
digunakan hanya 11 dari 20 puskesmas yang ada. Berdasarkan keadaan ini perlu dilakukan pembinaan dan pengadaan alat gigi untuk semua puskesmas sehingga pelayanan gigi dapat berjalan dengan baik dan benar. Sedangkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk tumpatan gigi tetap dan pencabutan dengan ratio 1:9 ( 685 kasus tumpatan: 6310 kasus pencabutan). Hal ini menunjukan bahwa pasien yang berobat cendrung membutuhkan pelayanan yang cepat (cabut) sehingga perawatan gigi kurang menjadi pilihan.
b) UKGMD dan Integrasi gigi dan KIA Cakupan UKGMD untuk kota Padang adalah 75.9%, berarti dari 104 kelurahan sudah terlaksana kegiatan UKGMD sebanyak 79 kelurahan yang berarti bahwa cakupan UKGMD yang dicapai lebih tinggi dari target 60 % . Sedangkan kegitan integrasi gigi dan KIA dilakukan pelayanan ibu hamil, menyusui, pra sekolah dan balita. Kegiatan yang dilakukan berupa pengobatan, penyuluhan dan tindakan yang sesuai dengan kelainan yang ditemui. Kelainan yang ditemui berupa gusi berdarah, gigi berlubang, gigi kotor serta dengan kelainan lainnya.
c) UKGS dan Sikat Gigi Massal Dalam rangka kesehatan gigi anak sekolah melalui kegiatan UKS juga dilaksanakan UKGS, dengan melakukan pemeriksaan gigi secara sederhana di sekolah dan melakukan rujukan bagi yang memerlukan perawatan. Dari 421 SD yang ada di Kota Padang hanya 69% yang baru melakukan sikat gigi massal. Disamping itu untuk meningkatkan pengetahuan
dan
keterampilan
anak
sekolah
dalam
menjaga
kebersihan gigi dan mulut, maka dilakukan peragaan sikat gigi secara massal. 3) Kesehatan Olah Raga Kegiatan olah raga dilakukan di puskesmas dan juga di Dinas Kesehatan
serta juga dilakukan dikelompok olahraga lainnya. Jumlah
kelompok olah raga berjumlah 256 kelompok dan yang telah dilakukan pembinaan berjumlah 47 kelompok.
128
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
4) Program Kesehatan Lansia Salah satu dampak dari pembangunan yang dilakukan pada saat ini terutama pada pembangunan kesehatan adalah meningkatnya umur harapan hidup yang berarti meningkatkan pula usia lanjut yang ada. Indikator program kesehatan lansia yang akan dicapai tahun 2010-2014 : Jumlah puskesmas yang mengembangkan program kesehatan usia lanjut Jumlah puskesmas santun lansia Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut Cakupan pelayanan lansia pada tahun 2012 sebesar 59,76%, dengan jumlah kelompok lansia sebanyak 214 lansia. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 (15%) keadaan tahun 2012 meningkat secara signifikan. Begitu juga dengan kelompok lansia tahun 2011 (210 posyandu)
juga
terjadi
peningkatan
dibandingkan
tahun
2012.
Sedangkan jenis penyakit pada lansia seperti jantung, tekanan darah, DM, vertigo dan jenis penyakit lainnya. Untuk meningkat pelaksanaan kegiatan program lansia hal ini juga tidak terlepas dari kerja sama Puskesmas, tokoh masyarakat maupun lintas sector terkait, terutama peranan kader posyandu lansia. Pembentuk pengurus Palanta lansia Kota Padang, serta pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia juga berpengaruh pada pencapaian cakupan. Diharapkan kedepan lebih ditingkatkan lagi pembinaan oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota, dan lintas sector terkait lainnya. Dan adanya dukungan dana dari Pemerintah Kota Padang untuk pelaksanaan pembinaan lansia.
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan a. Kunjungan Puskesmas Puskesmas
dan jajarannya sebagai ujung tombak dari sistem
kesehatan di Indonesia berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama, semua penduduk di Kota Padang sudah memanfaatkannya. Ini terlihat dari jumlah kunjungan Puskesmas pada tahun 2012 sebanyak 1.434.894 dibandingkan tahun 2011 sedikit ada peningkatan kunjungan. Kunjungan Puskesmas terdiri dari kunjungan Askes sebanyak
129
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
142.867 orang, masyarakat miskin (KS/Kartu Sehat) yang terdiri dari Jamkesmas dan Jamkesda sebanyak 185.747 orang sedangkan kunjungan umum sebanyak 1.106.280 orang.
Tabel 7.31. Jumlah Kunjungan Puskesmas Di Kota Padang Tahun 201 No
Puskesmas
Umum
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Seb Padang Pemancungan Rawang Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Andalas LB Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Pauh Lb Kilangan Lb Begalung Pegambiran Bungus Ambacang Anak Air KPIK TOTAL
32.244 32.461 49.128 56.056 30.427 35.832 36.770 51.267 146.483 50.132 42.000 35.010 47.190 57.563 71.628 66.488 80.611 38.649 24.614 77.035 30.509 14.183 1.106.280
Askes 5.896 1.844 2.003 11.334 6.802 9.216 5.938 12.751 13.922 5.659 10.320 3.862 5.823 5.231 7.467 4.624 11.946 4.833 2.089 9.446 999 862 142.867
KS/ Jamkesda 3.675 6.458 6.478 9.373 7.248 4.083 3.532 15.800 11.340 19.145 7.828 4.805 9.216 5.721 11.570 4.231 14.746 10.306 9.331 16.887 1.360 2.614 18.5747
Total 41.815 40.763 57.609 76.763 44.477 49.131 46.240 79.818 171.745 74.936 60.148 43.677 62.229 68.515 90.665 75.343 10.7303 53.788 36.034 103.368 32.868 17.659 1.434.894
130
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.67. Kunjungan Puskesmas Tahun 2012 Kunjungan Puskesmas tahun 2012
185747 142867
Umum Askes KS
1,106,280
Tabel
dan grafik
diatas memperlihatkan jumlah kunjungan pasien
yang dikelompokkan menurut kategori kunjungan ke puskesmas di kota Padang. Grafik.7.68. Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 160000 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0
UMUM ASKES
Seb. Padang Pemancungan rawang Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar andalas Lb. buaya Air Dingin Nanggalo Lapai kuranji Belimbing Pauh Lb. Kilangan Lb. Begalung Pegambiran Bungus Ambacang anak Air KPIK
KS
Kunjungan yang tertinggi adalah kunjungan pada puskesmas Lubuk Buaya, kunjungan pasien umum sebanyak 146.483 orang, kunjungan KS (Kartu Sehat) sebanyak 11.340 orang dan kunjungan ASKES sebanyak 13. 922 orang. Sedangkan kunjungan terendah di Puskesmas Koto Panjang Ikur Koto sebanyak 17.659 orang dimana Puskesmas ini baru mulai beroperasi pada bulan Februari 2012 . Puskesmas ini adalah pecahan dari Puskesmas Lubuk Buaya. Pada tahun 2012 terjadi sedikit kenaikan visit rate dari 1,6 pada tahun 2011 menjadi 1,7 (jumlah penduduk Kota Padang 856.815 jiwa).
131
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.32. Pengunjung Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012
NO 1 2
Nama RS RSUP Dr.M.Djamil RSUD
3
RST
5
Yos Sudarso
6
BMC
Pengunjung Baru
Pengunjung lama
22,584
148,761
-
Jumlah 171345 0
280
558
838
56,112
68,652
124764
-
-
0
Semen Padang
1,948
51,235
53183
Aisyiah
1,412
452
1864
10
Selaguri
10,471
9,135
19606
11
Siti Rahma
-
-
0
12
ASRI
4,042
3,105
7147
13
RSJ Hb.Saanin
3,726
20,985
24711
229
109
338
RSB Ananda
-
-
0
16
RSIA Bunda
1,353
1,407
2760
17
RSB Tiara Anggrek
-
-
0
18
RSB Cicik
1,996
2,779
4775
RSIA BKM
-
-
0
RSB Lenggogeni
-
-
0
285
342
627
7 8
14 15
19 20
RSJ Puti Bungsu
21
RSB An-nisa
22
RSB Siti Hawa
2,645
4,582
7227
23
RSB Restu Ibu
2,124
2,448
4572
24
RSK Jantung
3,014
3,826
6840
RSK Ropana Suri
2,511
3,331
5842
-
-
0
6,099
4,781
10880
99,160
279,351
378511
25 26 27
RS Mata Sitawa RS Mata PEC Jumlah
132
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik 7.69
Tabel dan grafik diatas memperlihatkan jumlah kunjungan pasien Ke Rumah Sakit di kota Padang berdasarkan pengunjung baru dan pengunjung lama. Kunjungan yang tertinggi adalah kunjungan pada Rumah Sakit dr.M.Djamil Padang sebanyak 171.345 orang yang dikelompokkan berdasarkan kunjungan baru sebanyak 22.584 orang dan kunjungan lama 148.761 0rang.
b. Kunjungan Rawat Inap Di kota Padang terdapat 22 puskesmas, 6 (enam)
di antaranya
merupakan Puskesmas rawat inap yaitu, puskesmas Seb.Padang, Bungus, Lubuk Buaya, Pauh, Air dingin dan Nanggalo . Kunjungan rawat inap tahun 2012 adalah : Puskesmas Seberang Padang
: 158 orang
Puskesmas Pauh
: 89 orang
Puskesmas Nanggalo
:
Puskesmas Bungus
: 27 orang
Puskesmas Lubuk Buaya
: 198 orang
Puskesmas Air Dingin
: 36 orang
49 orang
Pada umumnya Puskesmas dengan fasilitas rawat inap ini melayani khusus untuk persalinan kecuali Puskesmas Nanggalo disertai dengan perawatan untuk pasien gizi buruk.
133
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
c. Realisasi Dana Pengganti Transpor Tabel 7.33. Jumlah Penerima Dana Pengganti Transport Berobat ke Puskesmas di Kota Padang th 2012 No PUSKESMAS JML TTL SISA Rp Rp 1 Seb Padang 4,399,000 2 Pemancungan 3,714,000 1,000 3 Rawang 369,000 11,000 4 P. Pasir 5,682,000 1,000 5 Ulak Karang 2,718,000 1,000 6 Alai 3,645,000 1,000 7 Air Tawar 8 Andalas 444,000 2,000 9 Lubuk Buaya 2,649,000 10 Air Dingin 3,375,000 11 Nanggalo 2,595,000 8,000 12 Lapai 3,660,000 13 Kuranji 14 Belimbing 3,585,000 15 Pauh 2,742,000 16 Lubuk Kilangan 4,820,000 3,000 17 L.Begalung 1,548,000 26,000 18 Pegambiran 641,000 19 Bungus 1,638,000 20 Ambacang 626,000 11,000 JUMLAH
48,850,000
65,000
Dari 20 puskesmas yang menggunakan dana transportasi di tahun 2012 puskesmas yang terbanyak adalah Puskesmas Padang Pasir, Puskesmas Lubuk Kilangan dan Puskesmas Pemancungan, sedangkan dana transport yang tersisa dari 20 puskesmas yang ada sebanyak Rp. 65.000,-
d. Penyakit Terbanyak Di Kota Padang Berdasarkan laporan dari seluruh Puskesmas di Kota Padang, pada tahun 2012 penyakit ISPA dan Gastritis menduduki peringkat teratas dan kedua dari 10 penyakit terbanyak dengan kasus ISPA sebanyak 108.002 dan kasus Gastritis sebanyak 20.519 kasus sebagaimana terlihat pada Grafik 4. Penyakit radang sendi termasuk rematik pada tahun 2011 menduduki peringkat 6, pada tahun 2012 ini mengalami peningkatan menjadi peringkat 4 ( 15.962 kasus).
134
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
e. Program Indera Mata Program indera mata
merupakan salah satu bentuk program
Pengembangan yang dilaksanakan di puskesmas Kota Padang. Program ini dilaksanakan dalam rangka mencegah terjadinya kebutaan dan ketulian di masyarakat. Tabel 7.34. Kunjungan Program Indera Mata di Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
No
Puskesmas
Katarak Kel.Ref
1
Seb Padang
42
2
Pemancungan
3
Rawang
4
Xeroptalmia
Glukoma
Penyakit Mata Lain
Total
318
638
278
0
3
19
96
0
0
57
172
12
157
0
0
194
363
Padang Pasir
25
212
0
0
129
366
5
Ulak Karang
25
134
0
0
101
260
6
Alai
21
197
0
2
127
347
7
Air Tawar
38
136
0
5
107
286
8
Andalas
23
185
0
0
118
326
9
LB Buaya
42
227
0
3
160
432
10
Air Dingin
81
250
0
0
331
662
11
Nanggalo
38
153
0
2
154
347
12
Lapai
25
209
0
0
179
413
13
Kuranji
62
305
0
0
348
715
14
Belimbing
18
201
0
0
113
332
15
Pauh
26
273
0
1
77
377
16
Lb Kilangan
24
217
0
0
69
310
17
Lb Begalung
23
206
0
5
138
372
18
Pegambiran
19
210
0
2
122
353
19
Bungus
21
29
0
0
57
107
20
Ambacang
12
148
0
4
81
245
21
Anak Air
14
13
0
0
96
123
22
KPIK
2
7
0
0
38
47
612
3,843
0
27
3,114
7.596
TOTAL
Pada tabel 7.34 di atas terlihat bahwa jumlah kunjungan kasus indera mata sebanyak 7.596 kunjungan. Hal ini meningkat sedikit dari tahun 2011. Kunjungan tertinggi adalah Puskesmas Kuranji yakni 715
orang dan
kunjungan paling sedikit adalah Puskesmas Koto Panjang Ikur Koto 47 orang
kelainan refraksi terbanyak juga terdapat di Puskesmas Kuranji.
Penyakit katarak 81 kasus terdapat di Puskesmas Air Dingin. kasus dan
135
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
penyakit mata glaukoma terbanyak di Lubuk Begalung dan Puskesmas Air Tawar . Selama tahun 2012 ditemukan 3.114 kasus penyakit mata lain termasuk konjungtivitis. Beberapa dari penderita katarak ini pada tahun 2012 sudah dilakukan operasi Katarak oleh
organisasi masyarakat lainnya melalui
kegiatan bakti sosial Budha Suchi yang diadakan di Kota Padang. f. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Program
Perawatan
Kesehatan
Masyakat
(Perkesmas)
juga
merupakan program inovatif puskesmas. Kegiatan Perkesmas ini sebetulnya merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan program-program lain seperti KIA, Gizi, penyakit menular dan tidak menular. Perawat di puskesmas sebenarnya sudah melaksanakan kegiatan tersebut, hanya kualitasnya belum maksimal dan belum tercatat. Pada tahun 2012 setiap perawat di puskesmas membina I (satu) KK Binaan setiap bulan. Bulan Maret dan November tahun 2012 seksi PKD mengadakan pertemuan koordinator program Perkesmas / PHN puskesmas Dinas kesehatan Kota Padang. Seksi PKD dan Rujukan berusaha memberikan pemahaman kepada perawat tentang pentingnya kegiatan Perkesmas yang bekualitas disertai dengan pencatatan dan pelaporan yang baik melalui kegiatan pertemuan dengan pemegang program dan pembinaan ke puskesmas. Laporan hasil kegiatan Perkesmas yang dilakukan di beberapa puskesmas Kota Padang tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 7.35.
Pada
tabel tertera bahwa dari 1.008 keluarga risti yang tercatat di puskesmas 624 yang dilakukan kunjungan rumah.
Tabel 7.35. Pembinaan Keluarga Resti di Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 No 1 2 3 4 5
Kegiatan
Jumlah
Keluarga resti tercatat di Puskesmas 1.008 Kasus tindak lanjut perawatan yg selesai dibina 763 Kunjungan ke keluarga resti 624 Kunjungan pembinaan kasus tindak lanjut 483 perawatan yang selesai dibina Kunjungan pembinaan ke kelg resti yg selesai dibina 370
136
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
g. Laboratorium Tabel 7.36. Rekap Laboratorium Puskesmas Tahun 2012 Kegiatan No A 1 2 3 4
5 B 6
MIKROBIOLOGI (Pemeriksaan Peny Menular) Klamida Gonorche Tubercholusa Diftheria Parasitologi : a. Malaria b. Filariasis c. DHF d. Candida e. Morbili/campak Prasitolog Tinja: a. Amoeba b. Ancylostoma PEMERIKSAAN KLINIK Hematologi : - BTA a. Trombosit b. Gula Darah c. Haemoglobin d. Eryttrocyt
JML
19 92 363 0
70 54 4378 2
89 146 4.741 2
6 0 19 44
151 9 55 64
157 9 74 108
0 6 0
9 1 0
9 7 0
0 0 285 218 0
0 306 3045 6.944 126
0 306 3.330 7.162 126 57
e. Laju Endap darah
0
57
0
0
0
g. Leococyt
0
416
416
4
3.829
3.833
i. Cholesterol
52
454
506
j. Hema Tokrit
0
257
257
101 16
909 64
1.010 80
0
0
a. Albumin
659
2.225
2.884
b. Reduksi
1.660
5.774
7.434
c. Urobillin
68
472
540
d. Billirubin
167
1248
1.415
e. Sedimen
1
352
353
f. Erytrosyt
4
21
25
g. Leocosyt
6
11
17
h. Cylinder i. Colly Monini j. Plano Test /GM test
15 222 449
25 291 687
40 513 1.136
k. Reaksi l. Protein
267 201
648 2893
915 3.094
m.Kejernihan.
121
359
480
1
2
3
0 4 0 0
44 0 190 550
44 4 190 550
k. Asam Urat l. Widal AIR KEMIH/ URINE
n. Warna
C
N
f. Hitung jenis darah h. Golongan Darah
7
Total P
o. B.Jns Urine p. Epitel q.Narkoba Serologi Kimia Darah , Body Fluit Sperma
0
190
190
Jumlah (A+B+C)..
5.070
37.182
42.252
137
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
h. Penyebab Kematian Berdasarkan laporan dari Puskesmas, penyebab kematian tertinggi di Kota Padang TH 2012 dari 10 penyebab kematian terbanyak adalah penyakit Jantung
yaitu sebesar 89 orang (35 orang perempuan dan 54
orang laki-laki). Penyakit Hipertensi 81 orang ( 38 orang perempuan, 43 orang laki-laki) , Lansia 73 orang ( 30 laki-laki , 43 orang perempuan). Kematian
karena Stroke dan DM menduduki peringkat 4 dan 5 dari 10
penyebab kematian.
Tabel 7.37. Rekapitulasi Laporan Kematian Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 NO
Penyebab Kematian
TOTAL P
L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jantung Hypertensi Lansia/Ketuaan Stroke DM PJK KLL Ginjal Demam Tggi Aspexia Jumlah
54 43 30 36 22 25 18 8 11 12 259
JML 35 38 43 23 30 7 9 10 6 3 204
89 81 73 59 52 32 27 18 17 15 463
Grafik 7.71. Rekap 10 Penyebab Kematian
138
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
3. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dinas Kesehatan Kota Padang melalui Program Pelayanan Kesehatan khususnya Seksi Kesehatan Ibu dan Anak berupaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan, Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Kota Padang.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan
Program Kesehatan Ibu dan Anak pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: a) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) b) Melakukan pembinaan kepada pengelola KIA Puskesmas dan bimbingan tekhnis ke 22 Puskesmas, serta pertemuan di Dinas Kesehatan Kota Padang c) Membuat dan menganalisa laporan LB3 KIA d) Pemantauan dan pembinaan pengisian Kohor kesehatan Ibu, kesehatan bayi dan kesehatan anak balita e) Pendistribusian dan pemantauan penggunaan buku KIA ke 22 Puskesmas, Pustu, Posyandu, RSUD, RS Swasta, RSB, BPS dll f) Melakukan pembinaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta pemantauan pemasangan stiker P4K g) Pembinaan Kelas Ibu Hamil ke Puskesmas se Kota Padang h) Sosialisasi dan pembinaan Kelas Ibu Balita ke Puskesmas i) Pemantauan 10 Penyakit terbanyak pada Balita j) Melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanan MTBS/MTBM di Puskesmas k) Pemantauan dan pembinaan pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas l) Pelaksanaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir m) Pelacakan kasus kematian ibu, perinatal/neonatus, bayi dan anak balita pada setiap kasus, serta melakukan Audit Maternal dan Perinatal (pembahasan kasus kematian ibu dan anak) dua kali dalam satu tahun n) Pertemuan Petugas UKS Puskesmas se Kota Padang o) Skreening Kesehatan pada anak TK, SD SLTP, SLTA, khusus untuk siswa SMP, SMA sederajat skreening kesehatan disertai dengan pengisian kuisioner Kesehatan Intelegensia, Kesehatan Mental dan Kesehatan Reproduksi p) Pengolahan Data skreening anak TK,SD SLTP, SLTA Puskesmas seKota Padang q) Pembinaan serta Monitoring dan evaluasi Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ke Sekolah r) Monitoring dan evaluasi Program UKS ke Puskesmas
139
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
s) Pembinaan PKPR ke sekolah dan ke Puskesmas t) Koordinasi Lintas Sektor dalam Pembinaan TP UKS Kota dan TP UKS Kecamatan u) Pemantauan implementasi R/R KB v) Bekerjasama dengan TNI dan PKK dalam
rangka KB-Kes TNKK serta
Kesatuan Gerak PKK KB-Kes serta ulang tahun IBI Kota Padang w) Pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak pada kegiatan P2WKSS Pada Manajemen di tingkat Puskesmas dalam rangka terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat perlu ditunjang dengan manajemen Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan yang sistematis dilaksanakan
oleh
Puskesmas
dengan
memperhatikan
fungsi-fungsi
manajemen. Pada tahapan fungsi pelaksanaan dan pengendalian dilakukan kegiatan pemantauan yaitu suatu penyelenggaraan kegiatan yang harus diikuti secara berkala. Salah satu kegiatan adalah telaahan internal yaitu telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai oleh Puskesmas. dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Data yang dipergunakan diambil dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau SIMPUS yang berlaku. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya. Sumber informasi dari SIMPUS adalah : Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas atau SP2TP terdiri dari catatan dari kartu individu, rekam kesehatan keluarga dan buku register, laporan bulanan, laporan tahunan dan KLB. Survei lapangan Laporan lintas sektor Laporan sarana kesehatan swasta. Pada fungsi Pengawasan dilakukan penilaian atau evalusi yaitu proses kegiatan untuk membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Penilaian merupakan alat penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan program.
140
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.38. Target Indikator Kinerja SPM dan MDGs Program KIA Tahun 2010 – 2015 Target/ tahun No I
1
2
Jenis Pelayanan
2010 %
2011 %
2012 %
2013 %
2014 %
2015 %
95 90 88
96 91 90
97 92 91
98 93 92
99 94 93
100 95 95
59
63
67
72
75
80
84
86
88
89
90
90
84
86
88
89
90
90
86
87
88
89
90
90
86
87
88
89
90
90
89
89
89
89
89
89
90 78
91 80
92 82
93 84
94 86
95 90
73
74
75
75
75
75
100
100
100
100
100
100
PEnyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak Cak. Kunjungan Bumil K1 Cakp.kunjungan Bumil K4 Cakp. pertolongan persalinan oleh Bidan/Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1 (KF 1) Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Lengkap (KF 3) Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Cakupan kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita % PUS yang menjadi peserta KB Aktif (CPR) Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah - Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
Dari target yang telah ditetapkan, dapat dilihat pencapaian program Kesehatan Ibu Anak pada tahun 2012 serta kesenjangan yang masih ditemukan pada tabel berikut ini :
141
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.39. Pencapaian Kinerja Program KIA Tahun 2012 Kota Padang
No I 1
Kinerja Program
Pencapaian 2012
Target 2012 ABS %
Kesen jangan Kes
ABS
%
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Cak. Kunjungan Bumil K1
19116
98.6
19390
97
+1,6
Cakp.kunjungan Bumil K4
17884
92.2
19390
92
+0,2
17027
92.3
18459
91
+1,3
788
20,3
3878
67
-46,7
16754
95,1
17612
88
+7,1
15545
88,3
17612
88
+0,3
16670
94.7
17612
88
+6,7
15438
87.7
17612
88
-0,3
121
4,6
2643
89
-84,4
Cakupan Kunjungan Bayi
14344
81.4
17612
92
-10,6
Cakupan Pelayanan Kesehatan
43819
63.4
69054
82
-18,6
102969
82,2
125233
75
+7,2
15648
93
16833
100
-7
Cakp. pertolongan
%
persalinan
oleh Bidan/Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1 (KF 1) Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Lengkap (KF 3) Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Cakupan kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Anak Balita % PUS yang menjadi peserta KB Aktif (CPR) 2
Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
Dari tabel 7.39 diatas terlihat bahwa pencapaian kinerja program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak cakupan kunjungan bumil K1, cakupan K4, cakupan persalinan oleh Bidan/Nakes yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan pelayanan Ibu Nifas (KF 1), dan KF 3, cakupan PUS KB aktif sudah mencapai target. Demikian juga dengan cakupan kunjungan neonatus 1 (KN 1). Namun cakupan kunjungan neonatus lengkap (KN3), komplikasi kebidanan yang ditangani, cakupan kunjungan neonatus dengan komplikasi yang ditangani belum mencapai target (-46,7% dan -84,4%). Begitu juga dengan cakupan kunjungan bayi belum mencapai target (-10,6 %), cakupan pelayanan kesehatan anak balita (- 16, 6%) dan cakupan siswa SD yang diskrining -7%.
142
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
a) Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS KIA) Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) harus dipantau secara berkesinambungan dan terpadu di tiap wilayah kerja Puskesmas melalui kegiatan PWS KIA, mulai dari Ante Natal Care (ANC) sampai persalinan, nifas, neonatus, bayi dan balita, serta untuk melihat derajat kesehatan anak. PWS juga berguna untuk melakukan tindak-lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah. Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan kesehatan ibu hamil (K1, K4, Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan/masyarakat, kesehatan ibu bersalin (persalinan oleh tenaga kesehatan (PN), persalinan oleh dukun), pemantauan kesehatan ibu nifas (pelayanan ibu nifas) dan pemantauan kesehatan anak (Kunjungan Neonatus/KN, Kunjungan Bayi, Pelayanan Kesehatan Anak Balita). Hasil cakupan ini dinilai dan digunakan sebagai intervensi terhadap puskesmas yang belum mencapai target pada tahun ini. Cakupan pelayanan Ibu Hamil K1 adalah Kunjungan Ibu Hamil yang pertama kali pada masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan 10 T. Standar pelayanan 10 T tersebut mencakup: 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, 2. Ukur tekanan darah, 3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas), 4. Ukur tinggi fundus uteri, 5. Tentukan Presentase janin dan denyut jantung janin (DJJ), 6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, 7. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, 8. Test Laboratorium, 9. Tatalaksana kasus, 10. Temu wicara (konseling), termasuk perencaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan ibu hamil K 4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali. Pelayanan ibu hamil yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Pencapaian K1 dan K4 empat tahun terakhir terlihat pada grafik di bawah ini.
143
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
GRAFIK 7.72. PENCAPAIAN K1 DAN K4 DINAS KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2009-2012
120 100 80 60 40 20 0
99,3 89,3
2009
2010
2011 K1
98,6
99,8 94
94,8 90,3
92,2
2012
K4
Dari grafik di atas terlihat bahwa pencapaian K1 mengalami penurunan pada 1 tahun terakhir sekitar -1,2% demikian juga dengan K4 sekitar -2,2%. Akan tetapi kedua pelayanan tersebut mencapai target di tahun 2012. Cakupan pertolongan persalinan nakes (PN) adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan PN Kota Padang pada tahun 2012 (92,3%), dibandingkan dengan data tahun 2011 adalah 93,1%, mengalami penurunan cakupan 0,8%. Cakupan deteksi ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk adalah ibu hamil resiko tinggi/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pencapaian
Cakupan Deteksi Bumil Resti dan Persalinan Nakes
terlihat pada grafik di bawah ini : GRAFIK 7.73. CAKUPAN DETEKSI BUMIL RESTI NAKES/MASY, PERSALINAN NAKES (PN) KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012
100 80 60 40 20 0
92,3 87,8
17,2
2009
90,6
93,1
15,6
16,9
13,8
2010
2011
2012
Resti
PN
Grafik di atas menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan pencapaian Persalinan Nakes (PN) 3 tahun terakhir. Akan tetapi terjadi
144
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
penurunan cakupan -3,1% di tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Cakupan Pelayanan Nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Pelayanan Nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB Pasca Persalinan. Cakupan Kunjungan Nifas 1 Kota Padang tahun 2012 adalah 95,1%, sementara Kunjungan Nifas 3 adalah 88,3%. Cakupan ini mengalami penurunan dari tahun 2011, Cakupan kunjungan neonatal
adalah pelayanan kesehatan kepada
neonatus pada masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah kelahiran sesuai standar, di fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar Pelayanan Minimalnya adalah satu kali pada 6 - 48 jam (KN 1), satu kali pada 3 - 7 hari (KN 2), satu kali pada 8 - 28 hari (KN 3). Pencatatannya dengan memakai Formulir Bayi Muda dan Register Kohort Bayi. Cakupan Kunjungan Neonatus 1 tahun 2012 adalah 94,7%, Pencapaian Kunjungan Neonatus dan Nifas Lengkap terlihat pada grafik 3 di bawah ini: Grafik 7.74. CAKUPAN KN DAN KF LENGKAP KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012
100 50
82,3 55,3
82,6 77,5
93,9 86,4
87,7 88,3
0 2009
2010 KN Lengkap
2011
2012
KF Lengkap
Dari Grafik 7.74 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan cakupan Kunjungan Neonatus (KN) dan Nifas lengkap pada tiga tahun terakhir. Akan tetapi terjadi penurunan cakupan pada tahun 2012 untuk KN lengkap sekitar -6,2%
145
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
b) Pemantauan Kasus Kematian Maternal dan Perinatal Kasus kematian Maternal, Perinatal, Bayi dan Balita dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7.40. Data Kasus Kematian Maternal, Perinatal, Bayi dan Anak Balita Kota Padang Tahun 2012 No Uraian 1 Kasus Kematian Maternal 2 Kasus Kematian Perinatal 3 Kasus Kematian Bayi 4 Kasus Kematian Anak Balita
2008 15 org /15.693 KLH 142 org /15.693 KLH 164 org /15.693 KLH 14 org /15.693 KLH
2009 14 org /16.449 KLH 85 org /16.449 KLH 107 org /16.449 KLH 10 org /16.449 KLH
2010 15 org / 16.492 KLH 83 org /16.492 KLH 86 org /16.492 KLH 10 org /16.492 KLH
2011 16 org 16.584 KLH 71 org 16.584 KLH 81 org 16.584 KLH 4 org 16.584 KLH
/
/
2012 15 org / 16805 KLH 46 org / 16805 KLH
/
71 org / 16805 KLH
/
7 org / 16805 KLH
Tabel 7.40 menunjukkan bahwa dari laporan kematian yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2012 terjadi penurunan kasus kematian bayi dari 81 orang menjadi 71 orang, kematian perinatal (kematian bayi 0-7 hari ) menurun dari 71 orang menjadi 46 orang sementara kematian anak balita juga mengalami peningkatan dari 4 orang menjadi 7 orang. Untuk kasus kematian ibu hanya berkurang 1 orang dari tahun sebelumnya yaitu dari 16 orang menjadi 15 orang. Kecenderungan kasus kematian perinatal, bayi dan anak balita dapat dilihat pada grafik berikut ini: GRAFIK 7.75. KASUS KEMATIAN PERINATAL, BAYI DAN ANAK BALITA KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012
120 100 80 60 40 20 0
107
86
81
85 71
83
71 46
10
2009
10
2010 A.BALITA
4
7
2011
2012
PERINATAL
BAYI
146
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
GRAFIK 7.76. TREN KASUS KEMATIAN MATERNAL KOTA PADANG TAHUN 2009-2012
17 16
16
15
15
14
15
14
13 2009
Grafik
2010
2011
2012
di atas memperlihatkan bahwa kasus kematian maternal
mengalami stagnansi pada 4 tahun terakhir. Diharapkan terjadi penurunan kasus yang signifikan pada tahun mendatang. Hal ini sangat ditunjang dengan pelaksanaan ANC yang berkualitas, Kelas Ibu Hamil, Persalinan yang aman serta pemantauan kasus kematian maternal yang akurat sehingga bisa menggambarkan penyebab kematian yang nantinya bisa menjadi bahan pembelajaran untuk masa selanjutnya. Untuk kematian Perinatal ada 39 kasus lahir mati. Penyebab kematian Perinatal, Neonatal , Bayi dan Anak Balita dapat dilihat pada tabel – tabel di bawah ini : Tabel 7.41. Data Penyebab Kematian Perinatal (0-7hari) Kota Padang Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6
Penyebab Asfiksia DLL BBLR Kelainan Kongenital Sepsis Ikterus Total
Kasus 16 16 8 4 1 1 46
% 34,7 34,7 17,5 8,7 2,2 2,2 100
147
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.42. Data Penyebab Kematian Neonatal (8 – 28 hari) Kota Padang Tahun 2012 No Penyebab 1 Kelainan Kongenital 2 DLL Total
Kasus 1 8 9
% 1,2 88,2 100
Tabel 7.43. Data Penyebab Kematian Bayi (0-1 th) Kota Padang Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Penyebab Asfiksia BBLR Kelainan Kongenital Diare Sepsis Ikterus Pneumonia DLL Total
Kasus 16 8 5 2 1 1 1 37 71
% 22,5 11,3 7.1 2,8 1,4 1,4 1,4 52,1 100
Pada tabel diatas terlihat bahwa penyebab kematian Bayi (0-1 th) terbanyak disebabkan oleh Asfiksia (22,5%), BBLR (11,3%), Kelainan Kongenital (7,1%) dan lain-lain (52,1%). Tabel 7.44. Data Penyebab Kematian Anak Balita (1-5 th) Kota Padang Tahun 2012 No 1 2 3
Penyebab Diare DBD DLL Total
Kasus 2 1 4 7
% 28,5 14,2 57,1 100
Pada tabel diatas terlihat penyebab kematian anak balita disebabkan oleh Diare, DBD dan penyebab lainnya.
148
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.45. Data Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyebab Jantung Eklampsia Perdarahan PEB Anemia Infeksi usus RUI DM Tidak diketahui TOTAL
Kasus 5 3 1 1 1 1 1 1 1 15
% 33,1 20 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa penyebab kematian maternal secara langsung adalah Eklampsia 20%, dan perdarahan 6,7%. Sementara penyebab yang terbanyak tahun 2012 adalah penyakit jantung.
c) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Balita Upaya Kesehatan Anak dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya yang ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensia majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Program Kesehatan Anak di tahun 2012 masih berfokus kepada Kunjungan Neonatus, Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita, Pelaksanaan Kelas Ibu Balita, serta meningkatkan derajat kesehatan anak usia prasekolah dan usia sekolah. Pembinaan
tumbuh
kembang
anak
secara
komprehensif
dan
berkualitas dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita melalui program SDIDTK di Puskesmas, Posyandu, PAUD, Kelas Ibu Balita dll. Memberikan stimulasi yang memadai berarti kita sudah merangsang otak balita sehingga perkembangan, kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita bisa berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak. Melaksanakan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining atau mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orangtua
149
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
terhadap permasalahan tumbuh kembang anaknya dengan menggunakan Instrumen Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada balita dan anak prasekolah. Instrument ini diuraikan dalam pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Hasil cakupan SDIDTK anak balita Kota Padang dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
GRAFIK 7.77. CAKUPAN SDIDTK ANAK BALITA DAN PRA SEKOLAH KOTA PADANG TAHUN 2009-2012 100 79,7
50
69,5
63,2
53,9 0 2009
2010
2011
2012
SDIDTK
Grafik
di atas menunjukkan adanya peningkatan cakupan SDIDTK
pada Anak Balita dan Prasekolah pada tahun terakhir. Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi post neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (1 kali pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5 bulan, 1 kali pada umur 6 – 8 bulan, 1 kali pada umur 9 – 11 bulan) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Standar Pelayanan dalam Kunjungan Bayi 1 – 11 bulan adalah: Vaksinasi dasar lengkap, Vitamin A 1 x pada umur 6 bulan, SDIDTK 4 x / tahun serta MTBS dll. Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah cakupan pelayanan anak balita usia 12 – 59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar di fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar Pelayanan minimalnya adalah: pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, dan pemberian vitamin A 2 x setahun. Pencatatan memakai Register Kohort anak balita dan prasekolah serta SIDDTK.
150
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Data cakupan Kunjungan Bayi Kota Padang terlihat pada grafik di bawah ini : GRAFIK 7.78. CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI KOTA PADANG TAHUN 2009-2019 100 89,8
84,7
90
90,1
80
77,2
81,4
70 2008
2009
2010
2011
2012
Kj. Bayi
Hasil cakupan pelayanan anak balita Kota Padang dapat dilihat pada grafik di bawah ini : GRAFIK 7.79. CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA DAN PRA SEKOLAH KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012 100 63,2
79,7
50
63,4
53,9 0 2009
2010
2011
2012
Dari Grafik 7.78 dan 7.79 menunjukkan adanya peningkatan cakupan kunjungan bayi dan kunjungan anak balita pada tahun terakhir.
d) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah Peningkatan pelayanan kesehatan anak sekolah bertujuan untuk memantau status kesehatan dan status gizi anak sekolah melalui kegiatan screening kesehatan anak baru masuk sekolah serta pembinaan UKS ke sekolah.
Cakupan penjaringan/screening kesehatan anak baru masuk
sekolah (SD, SMP, SMU) dapat dilihat pada grafik berikut ini :
151
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
GRAFIK 7.80. CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012
105 100 95 90 85 80 75
92,3
100 95,3
92,9 92,4
88,5
86,2
2009
92,9
87,5
93 90,8
2010 SD
95,6
2011 SMP
2012
SMU
Dari grafik di atas terlihat adanya kecendrungan peningkatan cakupan penjaringan kesehatan anak baru masuk sekolah di tingkat SMP di tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun 2011. Untuk cakupan penjaringan kesehatan anak baru masuk sekolah di tingkat SD dan SMU mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011.
E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN 1. Seksi Jaminan Kesehatan a. Jamkesmas 1) Kepesertaan Kepesertaan Jamkesmas Kota Padang ditetapkan berdasarkan sasaran peserta yang ditetapkan Menkes berjumlah 185.001 jiwa , sesuai dengan data yang terdaftar di BPS serta laporan bulanan peserta yang memilki kartu Jamkesmas yaitu sebanyak 185.001 jiwa (100%).
152
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel. 7.46. Kepersertaan Jamkesmas Per Puskesmas Tahun 2012 No
Puskesmas
Terdaftar sesuai BPS
Memiliki kartu
1
Padang Pasir
14.269
14.269
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Alai Lapai Nanggalo Lubuk Buaya Air Dingin Air Tawar Ulak Karang Andalas Seberang Padang Rawang Pemancungan Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Pegambiran Kuranji Belimbing Ambacang Bungus Ikur Koto Anak Air Jumlah
5.141 3.505 6.931 17.750 7.318 2.877 4.638 19.528 4.500 6.151 6.424 11.517 7.251 17.338 9.913 4.320 11.122 9.676 8.721 3.653 2.458 185.001
5.141 3.505 6.931 17.750 7.318 2.877 4.638 19.528 4.500 6.151 6.424 11.517 7.251 17.338 9.913 4.320 11.122 9.676 8.721 3.653 2.458 185.001
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa masyarakat miskin dan tidak mampu Kota Padang berjumlah 185.001 jiwa dari 843.776 jiwa jumlah ( 21,92 %) dimana masyarakat miskin terbanyak terdapat di wilayah Kecamatan Padang Timur yaitu Puskesmas Andalas berjumlah : 19.528 jiwa (10,6%) karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Padang Timur adalah petani, buruh dan nelayan, sedangkan yang paling sedikit yaitu di wilayah Kecamatan Padang Utara di Puskesmas Air Tawar berjumlah 2877 jiwa (1,56%), hal ini disebabkan karena sebagaian besar masyarakat yang ada diwilayah Air Tawar mata pencaharian adalah Pegawai Negeri Sipil serta daerah kawasan mahasiswa.
153
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2) Kunjungan Rawat Jalan Jamkesmas Grafik. 7.81. Kunjungan Jamkesmas Ke-Puskesmas sekota Padang Tahun 2012
Dari grafik diatas dapat dilihat kunjungan maskin ke Puskesmas terbanyak adalah Puskesmas Andalas sebanyak 9295 kunjungan . Hal ini desebabkan karena Puskesmas Ambacang adalah Puskesmas yang akses
pelayanannya mudah dijangkau untuk wilayah di
Kecamatan
Padang Timur. 3) Visite Rate Untuk cakupan kunjungan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) di Puskesmas adalah
sebanyak 101.179 jiwa dan cakupan rujukan
sebanyak 18.168 jiwa (9.8 %).Visite Rate Maskin : 0.55.
154
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel.7.47. Visite Rate Maskin Sekota Padang Tahun 2012. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Puskesmas Padang Pasir Alai Lapai Nanggalo Lubuk Buaya Air Dingin Air Tawar Ulak Karang Andalas Seberang Padang Rawang Pemancungan Pauh Lubuk kilangan Lubuk begalung Pegambiran Kuranji Belimbing Ambacang Bungus Ikur Koto Anak Air Jumlah
Jumlah kunjungan 6787 3286 2684 4940 7931 2844 1614 5291 9295 2149 3591 2877 7881 2547 6718 8940 4600 2957 7381 5284 964 618 101.179
Visite Rate 0.48 0.64 0.77 0.71 0.45 0.39 0.56 1.14 0.48 0.48 0.58 0.45 0.68 0.35 0.39 0.90 1.06 0.27 0.76 0.61 0.26 0.25 0.55
Dari tabel diatas dapat dilihat visite rate maskin ke puskesmas tertinggi adalah Puskesmas Ulak Karang yaitu 1.14. dan visite rate maskin terendah 0.25 adalah Puskesmas Anak Air. Dimana standar visite rate Kota Padang adalah 0.55. Hal ini dapat dilihat bahwa visite rate Puskesmas Anak Air masih kurang hal ini disebabkan Puskesmas baru yang
kemungkinan
belum
semua masyarakat
pergi
berobat
ke
Puskesmas Anak Air. 4) Pola Penyakit Berdasarkan hasil rekapan tahunan Puskesmas diperoleh pola penyakit terbanyak adalah dengan kasus ISPA karena daerah kita adalah daerah dengan iklim tropis sehingga kemungkinan terkena ISPA itu sangat cukup tinggi hal ini perlu lebih ditinggkatkan penyuluhan untuk mengurangi kasus ISPA di wilayah Kota Padang.
5) Upaya Penanganan Keluhan Dalam pelaksanaan program Jamkesmas selama ini Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota serta tenaga verifikator masih ada menghadapi masalah masalah/ keluhan dalam pelaksanaan dilapangan ,
155
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Hal ini perlu di lakukan peningkatan sistem pendataan masyarakat miskin dan tidak mampu di Kelurahan dan serta perlu adanya kembali bagian Unit Pengaduan dan Keluhan Program Jamkesmas. 6) Rujukan Rujukan yang dilakukan oleh Puskesmas ke Rawat Jalan Tingkat Pertama selama tahun 2012 adalah sebanyak 18.618 rujukan. Grafik 7.82. Rujukan Peserta Jamkesmas Puskesmas Tahun 2012
7) Pendanaan Grafik 7.87. Pemakaian Dana Jamkesmas Puskesmas Tahun 2012
156
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Dari grafik diatas dapat dilihat penyerapan dana Jamkesmas yang terbanyak adalah Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak Rp. 47.926.500,dan penyerapan dana Jamkesmas terendah adalah Puskesmas Anak Air Rp.6.965.530,-
b. Jampersal 1) Bidan Praktek Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama Jampersal dengan Dinas Kesehatan Kota Padang Tabel 7.48. Jumlah BPS yang ber-PKS Jampersal dengan DKK Padang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Puskesmas
Jumlah BPS ber-PKS
Padang Pasir Alai Lapai Nanggalo Lubuk Buaya Air Dingin Air Tawar Ulak Karang Andalas Seberang Padang Rawang Pemancungan Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Pegambiran Kuranji Belimbing Ambacang Bungus Ikur Koto Anak Air Jumlah
3 9 3 9 14 8 0 4 4 2 3 1 0 11 11 17 4 11 9 1 0 9 133
Dari tabel 7.48 di atas dapat kita lihat bahwa jumlah Bidan Praktek Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama Jampersal dengan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2012 sebanyak 133 BPS dimana yang terbanyak di Puskesmas Pegambiran memiliki 17 BPS yang berPKS, sedangkan Puskesmas yang tidak ada BPS yang ber-PKS adalah Puskesmas Air Tawar, Pauh dan Ikur Koto. Hal ini disebabkan karena Bidan tidak memiliki SIPB dan tidak mau ber-PKS.
157
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2) Kunjungan ANC Grafik 7.83. Kunjungan ANC per Puskesmas Tahun 2012
Dari grafik di atas terlihat bahwa kunjungan Antenatal Care (ANC) terbanyak yaitu di Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 801 kunjungan sedangkan yang terendah ada 4 Puskesmas yaitu Air Tawar, Rawang, Pauh dan Lubuk Kilangan dimana tidak ada kunjungan jampersal. 3) Kunjungan Persalinan Normal Persalinan yg dilakukan Tenaga Kesehatan selama 2012 di wilayah kerja Puskesmas berjumlah 1961 persalinan Grafik 7.84. Kunjungan Persalinan Normal per Puskesmas tahun 2012
158
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah persalinan normal pada tahun 2012 terbanyak di Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 227 persalinan, sedangkan di Puskesmas Air Tawar tidak ada kunjungan persalinan. 4) Kunjungan PNC Grafik 7.85. Kunjungan PNC per Puskesmas Tahun 2012
Dari grafik 7.85 diatas dapat kita simpulkan bahwa jumlah kunjungan PNC tertinggi sebanyak 676 di Puskesmas Lubuk Buaya dan ada 5 puskesmas yang tidak ada kunjungan PNC yaitu Puskesmas Lapai, Air Tawar, Andalas, Rawang dan Lubuk Kilangan.
159
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
5) Kunjungan KB Jampersal Grafik 7.86 Kunjungan KB Jampersal per Puskesmas tahun 2012
Dari grafik
di atas terihat bahwa hanya 6 Puskesmas yang
mengklaim KB Pasca Persalinan berupa IUD/Implant dan suntik yaitu Puskesmas
Andalas
sebanyak
70
kunjungan,
Lubuk
Buaya
29
Kunjungan, Ulak Karang 10 Kunjungan, Pemancungan 7 Kunjungan, Belimbing 6 Kunjungan dan Pegambiran sebanyak 2 kunjungan. 6) Pendanaan Grafik.7.88. Pemakaian Dana Jampersal Puskesmas Tahun 2012.
160
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Dari grafik
di atas dapat kita lihat bahwa penyerapan dana
jampersal terbanyak pada tahun 2012 terdapat di Puskesmas Lubuk Buaya
sebanyak
Rp.
140.112.500,-
sedangkan
yang
terendah
Puskesmas Air Tawar dimana tidak ada penyerapan dana jampersal.
c. Program Jamkesda 1) Kepesertaan Kepesertaan Kapitasi Askes Kemitraan/ Jamkesda Kota Padang setiap bulannya berjumlah 86.948 jiwa. Tabel. 7.49. Kepesertaan Kapitasi Askes Kemitraan/ Jamkesda Perpuskesmas Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Puskesmas Padang Pasir Alai Lapai Nanggalo Lubuk Buaya Air Dingin Air Tawar Ulak Karang Andalas Seberang Padang Rawang Pemancungan Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Pegambiran Kuranji Belimbing Ambacang Bungus Ikur Koto Anak Air Jumlah
Kapitasi 3844 1847 1895 1959 6340 5689 2093 1339 7800 1184 2147 2750 6646 9001 7249 5556 2926 3130 5276 2788 2505 2984 86.984
Dari table diatas dapat kita lihat bahwa Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda
di Kota Padang
berjumlah 86.948
jiwa ( 10,26 % ) dari
penduduk Kota Padang (846.731 jiwa)
161
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel. 7.50. Jumlah Kunjungan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. No
Puskesmas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Seberang Padang Pemancungan Rawang Lubuk Begalung Pagambiran Andalas Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Ambacang Pauh Bungus Lubuk Kilangan Anak Air Ikur Koto Jumlah
Kunjungan 137 452 306 916 259 263 385 1386 1308 1023 1808 1019 722 687 309 832 852 440 222 444 13 45
13828
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa kunjungan terbanyak terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 1.808 orang, sedangkan kunjungan terendah berada pada Puskesmas Anak Air sebanyak 13 orang. Grafik.7.89.Jumlah Persentase Cakupan Kunjungan Askes Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas berdasarkan Kapitasi Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.
162
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Dari grafik
diatas dapat di lihat bahwa kunjungan terbanyak
berdasarkan persentase kunjungan dengan kapitasi terdapat pada Puskesmas
Air
Tawar
43,76%,
sedangkan
kunjungan
terendah
Puskesmas Anak Air 0,44%. Hal ini disebabkan karena Puskesmas Anak Air mempunyai kapitasi paling sedikit dibandingkan Puskesmas lainnya di Kota Padang.
Tabel.7.51.Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penyakit ISPA Reumatik Atritis Penyakit Kulit Infeksi Gastritis Hipertensi Rongga Mulut Penyakit Kulit Alergi Pulpa Penyakit Syaraf Lain Asma
Jumlah 2.366 1177 929 703 548 304 244 241 164 113
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah ISPA berjumlah 2.366 kasus penyakit, sedangkan urutan ke sepuluh adalah Penyakit Asma113 kasus penyakit. Grafik 7.90. Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak kunjungan Askes Kemitraan/ Jamkesda di Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.
163
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah dengan penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Atas ) berjumlah 2366 kasus penyakit (35%) hal ini disebabkan karena Kota Padang termasuk cuaca yang beriklim tropis, sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA sangat mudah, untuk itu perlu ditingkatkan upaya penyuluhan bagi masyarakat di Kota Padang, sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh yaitu penyakit Asma berjumlah 113 kasus (2%). Tabel 7.52. Jumlah Rujukan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Puskesmas
Total
Seberang Padang Pemancungan Rawang Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Andalas lb.Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Pengambiran Bungus Ambacang Anak Air Ikur Koto
0 20 19 0 21 24 76 119 26 130 154 0 47 153 53 92 80 170 0 191 -
Total
1375
Rujukan (%) 0 7,6 4,9 0 4,6 7,8 8,2 11,6 1,4 12,7 21,3 0 15,2 18,3 12 20.7 5,7 12,9 0 22,4 -
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah rujukan terbanyak terdapat pada Puskesmas Ambacang sebanyak 190 orang, sedangkan rujukan terendah terdapat pada Puskesmas Sebarang Padang, Padang Pasir, Lapai dan Bungus yaitu 0 orang.
164
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik7.91:Jumlah Persentase Rujukan Askes Kemitraan/ Jamkesda Berdasarkan Kunjungan Puskesmas Tahun 2012 Dinas kesehatan Kota Padang.
Dari grafik 7.91 diatas dapat dilihat bahwa rujukan terbanyak Puskesmas Ambacang 191 jiwa (22,4%), sedangkan rujukan terendah Puskesmas Seberang Padang, Padang Pasir, Lapai, Bungus berjumlah 0 jiwa ( 0% ).
d. Program Askes 1) Kepesertaan Askes PNS / Sosial Kepesertaan Kapitasi Askes PNS / Sosial Kota Padang setiap bulannya terjadi perubahan-perubahan yang tidak begitu signifikan, pada saat akhir tahun 2012 bulan Desember kepesertaan kapitasi berkisar : 104.595 jiwa sedangkan Desember tahun 2011 berjumlah 111.718 terjadi penurunan 7.123 jiwa (6,4 %) jiwa, Dokter Keluarga tahun 2012 kapitasinya berjumlah 27.980 jiwa, tahun 2011 berjumlah 24.411 jiwa terjadi peningkatan 12,7 % dan Dokter Gigi Keluarga juga terjadi peningkatan 11,4 % dibandingkan tahun 2011 berjumlah 3.733 jiwa, tahun 2012 berjumlah 4.216 jiwa.
165
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.53. Kepesertaan Kapitasi Askes PNS/Sosial Perpuskesmas Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Puskesmas Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Seberang Padang Pemancungan Rawang Lubuk Begalung Pagambiran Andalas Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Ambacang Pauh
19 Bungus 20 Lubuk Kilangan
Kapitasi 118,380 59,503 101,630 59,134 72,858 14,376 14,988 0,710 4,150 122,582 169,027 32,216 98,429 28,997 59,627 41,715 46,769 55,049 31,657 56,309
21 Anak Air
836
22 Ikur Koto
799 1.299.741
Jumlah
Dari tabel
diatas dapat kita lihat bahwa jumlah kapitasi peserta
Askes PNS / Sosial di Kota Padang tahun 2012 rata-rata/bulan berjumlah 108.312 kapitasi, dimana dibandingkan tahun 2011 terjadi penurunan peserta yaitu 108.606 kapitasi (0,27 %). Hal ini disebabkan karena PT. Askes Cabang Padang telah menggalakkan pemanfaatan Dokter Keluarga bagi peserta Askes Sosial/PNS yang ada di Kota Padang.
166
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.54. Jumlah Kunjungan Peserta Askes PNS/Sosial Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. No
Puskesmas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Seberang Padang Pemancungan Rawang Lubuk Begalung Pagambiran Andalas Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Ambacang Pauh Bungus Lubuk Kilangan Anak Air Ikur Koto
Jumlah
Dari tabel
Kunjungan 10,872 6,482 9,391 6,035 5,746 1,852 1,947 9,331 4,789 12,785 15,056 4,476 10,246 3,716 5,652 5,012 5,001 6,719 1,446 4,756 375 374 132,059
di atas dapat kita lihat bahwa kunjungan terbanyak
terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 15.056 orang, sedangkan kunjungan paling sedikit Puskesmas Ikur Koto sebanyak 374 orang.
167
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.55. Jumlah Rujukan Peserta Askes PNS/Sosial Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Puskesmas Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Seberang Padang Pemancungan Rawang Lubuk Begalung Pagambiran Andalas Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Ambacang Pauh Bungus Lubuk Kilangan Anak Air Ikur Koto
Jumlah
Rujukan 2,452 2,270 5,158 2,724 1,230 708 596 3,386 2,177 4,460 6,091 1,285 5,058 1,161 2,063 1,552 2,380 1,613 537 1,878 61 25 48,865
Dari tabel 7.55 di atas dapat kita lihat bahwa Rujukan terbanyak terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 6.091 orang, sedangkan Rujukan paling sedikit Puskesmas Ikur Koto sebanyak 25 orang.
168
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik7.92. Jumlah Persentase Kunjungan Askes PNS / Sosial Puskesmas Tahun 2012 Dinas kesehatan Kota Padang
Dari grafik
diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan
terbanyak Puskesmas Ikur Koto (46,81 %), sedangkan kunjungan terendah Puskesmas Bungus (4,57 % ). Hal ini disebabkan karena Puskesmas Ikur Koto mempunyai kapitasi paling sedikit dibandingkan Puskesmas lainya di Kota Padang. Grafik7.93. Jumlah Persentase Rujukan Askes PNS/Sosial Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
Dari grafik
diatas dapat dilihat bahwa rujukan tertinggi pada
Puskesmas Alai (54,92 %) tetapi pada umumnya Puskesmas di Kota Padang rujukan masih tinggi hal ini disebabkan karena masih kurang pahamnya peserta Askes dan PPk tingkat lanjutan akan system rujukan sehingga memaksa Puskesmas Alai untuk mengeluarkan rujukan yang bukan wilayah kerja/kapitasi Puskesmas, melebihi indikator rujukan yang ditetapkan 15%.
169
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel 7.56. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes PNS / Sosial Puskesmas Tahun 2012 Dinas kesehatan Kota Padang. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penyakit ISPA Hipertensi Rematik Gastritis Kel. Refraksi DM Jantung Gigi Penyakit Kulit Alergi Penyakit Infeksi Kulit Jumlah
Jumlah 23,501 12,045 9,586 6,726 6,500 4,791 3,613 2,690 1,949 1,647 73,048
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah ISPA berjumlah 23.501 kasus penyakit. Hal ini disebabkan karena Kota Padang termasuk cuaca yang beriklim tropis, sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA sangat mudah, untuk itu perlu ditingkatkan upaya penyuluhan bagi masyarakat di Kota Padang, sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh Infeksi Kulit berjumlah 1.647 kasus penyakit.
Grafik 7.94. Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak kunjungan Askes PNS/ Sosial di Puskesmas Tahun 2012
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah dengan
170
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Atas ) (32 %) hal ini disebabkan karena Kota Padang termasuk cuaca yang beriklim tropis, sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA sangat mudah, untuk itu perlu ditingkatkan upaya penyuluhan bagi masyarakat di Kota Padang, sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh yaitu penyakit Infeksi Kulit (2 %). Tabel 7.57. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Rujukan Peserta Askes PNS/Sosial Puskesmas Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penyakit
Jumlah
Mata/Kel Refraksi HT/Post Strok Jantung DM RA Gastritis Asma Katarak Cepalgia Kel Ssnn Syaraf Jumlah
7,039 4,837 3,919 3,527 2,452 1,466 1,038 841 633 504 26,256
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak rujukan Puskesmas di Kota Padang adalah Mata/Kel. Refraksi berjumlah 7.039 kasus penyakit hal ini disebabkan karena Puskesmas belum adanya dokter spesialis mata serta kurangnya penyuluhan kesehatan khususnya tentang mata di sekolah-sekolah, sedangkan urutan ke sepuluh adalah Kelainan Susunan Syaraf berjumlah 504 kasus penyakit.
171
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Grafik.7.95. Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak rujukan Askes PNS/Sosial di Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak peserta yang dirujuk ke Puskesmas di Kota Padang adalah penyakit Mata/Kel. Refraksi (27 %) hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana untuk pelayanan penyakit kelainan refraksi masih kurang memadai di Puskesmas di Kota Padang, sedangkan rujukan urutan ke sepuluh adalah Kelainan Susunan Syaraf (2 %).
2. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan Program-program yang dilaksanakan oleh Seksi Sarana Kesehatan & Alat Kesehatan untuk tahun 2012 ini didukung oleh dana dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan pendamping Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2012 sebesar Rp. 7.029.118.000,- dengan rincian DAK Bidang Kesehatan Rp. 5.836.480.000,-, pendamping APBD Rp. 583.648.000,- dan Penunjang
Rp.
608.989.995,-. Pada APBD Perubahan tahun 2012, Total dana sebesar Rp. 7.181.586.050,- dengan rincian DAK Bidang Kesehatan Rp. 5.816.767.455,-, pendamping APBD Rp. 581.676.745,- dan Penunjang Rp. 783.141.850,-
172
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Tabel .7.58. Kegiatan Sarkes tahun 2012 Kegiatan
Target
Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan 1. Pembangunan Puskesmas a. Pembangunan Pagar, teralis Puskesmas Ikur Koto. b. Pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto c. Pembangunan listrik dan air Puskesmas Anak Air. d. Belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas Padang Pasir . e. Pembangunan Pos Jaga, penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas a. Pengadaan Note Book b. Pengadaan Kamera Digital. 3. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap a. Pembangunan Ruang Rawat Inap Puskesmas Anak Air 4. Pembangunan Poskesdes a. Lanjutan Pembangunan Poskeskel Kampung Tangah. b. Pembangunan Poskeskel Pengambiran 5. Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Laboratorium a. Pengadaan Alat Kedokteran Umum 6. Pengadaan Obat Program dan Vaksin a. Pengadaan Obat Program dan Vaksin 7. Penimbunan & Pemasangan Paving Blok Puskesmas a. Penimbunan dan Paving Blok Puskesmas Lapai b. Penimbunan dan Paving Blok Puskesmas Alai
100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
a. Pembangunan Puskesmas Pada
Tahun
2012
Seksi
Sarana
dan
Peralatan
Kesehatan
melaksanakan Pembangunan Puskesmas antara lain : 1) Pembangunan Pagar dan Teralis Puskesmas Ikur Koto Tujuan
dilaksanakannya
Pembangunan
Pagar
dan
Teralis
Puskesmas Ikur Koto adalah terbangunnya Pagar dan Teralis Puskesmas Ikur Koto. Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Ikur Koto.
Sasaran
dari
kegiatan
pembangunan
Pagar
dan
Teralis
Puskesmas Ikur Koto adalah masyarakat sekitar daerah Ikur Koto khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya. Total
dana
yang
disediakan
untuk
Rp. 307.681.000,- terdiri dari Dana DAK
kegiatan
ini
sebesar
sebesar Rp. 0,- dan APBD
sebesar Rp. 279.710.000,-. Kegiatan pembangunan Pagar dan Teralis Puskesmas Ikur Koto terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan.
173
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2) Pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto Tujuan
dilaksanakannya
Pembangunan
Rumah
medis
dan
Paramedis Puskesmas Ikur Koto adalah terbangunnya Rumah Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto. Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Ikur Koto. Sasaran dari kegiatan pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto adalah masyarakat sekitar daerah Ikur Koto khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya. Total
dana
yang
disediakan
untuk
kegiatan
ini
sebesar
Rp. 305.076.200,- terdiri dari Dana DAK sebesar Rp. 277.342.000,- dan APBD Pendamping sebesar Rp. 27.734.200,-. Kegiatan pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis
Puskesmas Ikur Koto terealisasi
100% baik fisik maupun keuangan. 3) Pembangunan Pos Jaga, Penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto Tujuan dilaksanakannya Pembangunan Pos Jaga, Penimbunan dan Canopy
Puskesmas
Ikur
Koto
adalah
terbangunnya
Pos
Jaga,
Penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto . Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Ikur Koto. Sasaran dari kegiatan pembangunan Pos Jaga, Penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto adalah masyarakat sekitar daerah Ikur Koto khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 91.000.000,- terdiri dari Dana DAK sebesar Rp. 0,- dan APBD sebesar Rp. 91.000.000,-Kegiatan pembangunan Pos Jaga, Penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. 4) Belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas Padang Pasir Kegiatan belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas Padang Pasir bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Padang Pasir. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Puskesmas Padang Pasir Kecamatan Padang Selatan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.18.000.000,- yang terdiri hanya dari dana APBD sebesar
Rp.
18.000.000.-. Kegiatan belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas Padang Pasir terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan.
174
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
5) Pemasangan Baru Listrik dan Air Puskesmas Anak Air Tujuan dari pemasangan Baru Listrik dan Air Puskesmas Anak Air adalah untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Anak Air Kecamatan Koto Tangah. Sasaran dari pemasangan barui listrik dan air Puskesmas Anak Air adalah masyarakat yang berdomisili di sekitar wilayah Puskesmas Anak Air Kecamatan Koto Tangah. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.15.000.000,- yang terdiri hanya dari dana APBD sebesar Rp. 15.000.000,-. b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas 1) Pengadaan Note Book Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya Note Book untuk Dinas Kesehatan Kota Padang dan puskesmas. Sasaran dari kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan Kota Padang dan puskesmas. Total
dana
yang
disediakan
untuk
kegiatan
ini
sebesar
Rp. 27.675.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp.25.159.091,- dan dana pendamping APBD Rp. 2.515.909,- Kota Padang. Kegiatan ini terealisasi 100 % secara fisik dan keuangan sebesar 100 %. 2) Pengadaan Kamera Digital Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya kamera digital untuk pegawai Dinas Kesehatan Kota Padang. Sasaran dari kegiatan ini adalah pegawai dinas kesehatan Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 3.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. 2.727.273,dari DAK dan sebesar Rp. 272.727,- untuk dana pendamping dari APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%. c. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap 1) Pembangunan Ruang Rawat Inap Puskesmas Anak Air Tujuan
dilaksanakannya
Pembangunan
Ruang
Rawat
Inap
Puskesmas anak air adalah meningkatkan status puskesmas Anak Air menjadi Puskesmas Rawatan yang akhirnya akan terjadi peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Anak Air.
175
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Sasaran
dari
kegiatan
Pembangunan
Ruang
Rawat
Inap
Puskesmas anak air adalah masyarakat sekitar daerah anak air khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya. Total
dana
yang
disediakan
untuk
kegiatan
ini
sebesar
Rp. 429.429.000,- terdiri dari Dana DAK sebesar Rp.390.390.000,- dan APBD pendamping sebesar Rp.39.039.000,-. Kegiatan Pembangunan Ruang Rawat Inap Puskesmas anak air terealisasi 100% baik keuangan maupun fisik.
d. Pembangunan Poskeskel 1) Pembangunan Poskeskel Pengambiran. Kegiatan Pembangunan Poskeskel Pengambiran bertujuan untuk peningkatan
cakupan
pelayanan
kesehatan
daerah
Pengambiran
Kecamatan Lubuk Begalung. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Pengambiran Kecamatan Lubuk Begalung. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 400.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 363.636.364,- dan APBD pendamping sebesar Rp.36.363.636,-. Kegiatan Pembangunan Poskeskel Pengambiran Kecamatan Lubuk Begalung terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 2) Lanjutan Pembangunan Poskeskel Kampung Tangah. Kegiatan Lanjutan Pembangunan Poskeskel Kampung Tangah bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Kampung Tangah Kecamatan Kuranji. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Kampung Tangah Kecamatan Kuranji. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 100.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 90.909.091,- dan APBD pendamping sebesar Rp.9.090.909,-. Kegiatan Pembangunan Poskeskel Pengambiran Kecamatan Lubuk Begalung terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. e. Pengadaan Obat Program dan Vaksin 1) Pengadaan Obat Program dan Vaksin Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya obat program dan vaksin untuk seluruh puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang
dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan kesehatan
176
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
kepada masyarakat. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang berobat ke puskesmas di Kota Padang. Total
dana
yang
disediakan
untuk
kegiatan
ini
sebesar
Rp. 3.476.700.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
Rp.
3.160.636.364,- dari DAK dan sebesar Rp. 316.063.636,- untuk dana pendamping dari APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%. f. Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Labor 1) Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Labor Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya alat kesehatan lainnya untuk
puskesmas dan dinas kesehatan dalam rangka peningkatan
cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang berobat ke puskesmas di Kota Padang. Total
dana
yang
disediakan
untuk
kegiatan
ini
sebesar
Rp. 1.565.564.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. 1.423.240.000,- dan Rp. 142.324.000,- untuk dana pendamping dari APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%. Seperti gambar dibawah ini :
177
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
g. Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok 1) Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Lapai Tujuan dilaksanakannya Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Lapai adalah terpasangnya Paving Blok Puskesmas Lapai. Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lapai. Sasaran dari kegiatan Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Lapai adalah masyarakat sekitar daerah Lapai
Puskesmas
khususnya dan
masyarakat Kecamatan Nanggalo umumnya. Total
dana
yang
disediakan
untuk
kegiatan
ini
sebesar
Rp.87.475.000,- dari dana APBD Kota Padang. Kegiatan Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Lapai terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. Seperti gambar di bawah ini :
2) Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Alai Tujuan dilaksanakannya Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Alai adalah terpasangnya Paving Blok Puskesmas Alai. Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lapai. Sasaran dari kegiatan Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok adalah masyarakat sekitar daerah Alai
Puskesmas Alai
khususnya dan masyarakat
Kecamatan Padang Utara umumnya. Total
dana
yang
disediakan
untuk
kegiatan
ini
sebesar
Rp.53.703.150,- dari dana APBD Kota Padang. Kegiatan Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Alai terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. Seperti gambar di bawah ini :
178
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
3. Seksi Kefarmasian Disamping kegiatan yang bersifat pengawasan dan pembinaan terhadap sarana pelayanan kefarmasian, Seksi Kefarmasian Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan juga melaksanakan kegiatan rutin seperti: a. Pemantauan penulisan resep Obat Generik di puskesmas dan jaringannya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memantau penulisan obat generik dan ketersediaan obat generik. Peresepan/penulisan obat generik di puskesmas dan jaringan mencapai 96,51 % telah diatas target nasional yaitu 90,00 %. b. Penyuluhan dan Pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah. Telah melakukan penyuluhan, pengawasan dan pembinaan terhadap penjaja pangan anak sekolah, anak didik dan guru-guru di 45 Sekolah dari 420 Sekolah Dasar yang ada di Kota Padang. Kegiatan ini dilakukan guna melindungi anak didik dari pangan yang disinyalir mengadung bahan berbahaya atau pangan yang tidak memenuhi syarat untuk dikomsumsi. c. Penyuluhan dan Investigasi Keracunan Pangan. Dibanding dengan tahun 2011 pada tahun 2012 tidak terjadi peningkatan keracunan pangan, pada tahun 2012 lalu terjadi 3 kali kasus keracunan pangan di Kota Padang, yaitu pada Bulan Januari 2012 tidak ada korban jiwa (karyawan Bank Nagari) Cabang Jln. Pemuda, Bulan Agustus
179
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2012 di Nanggalo satu orang meninggal, dan pada Bulan Desember di Belimbing dengan korban jiwa dua orang. d. Pembinaan dan Pengawasan Pangan dan Kosmetika. Menjelang dan selama bulan puasa kegiatan ini dilakukan terhadap penjaja makanan-minuman di pasar pabukoan (Komplek Imam Bonjol, Pasar Alai, Pasar Nanggalo, Pasar Tabing, Pasar Pagi, Pasar Lubuk Begalung), juga pembinaan dan pengawasan terhadap distributor dan penjual kosmetik yang disinyalir mengandung bahan berbahaya. e. Pembinaan dan Pengawasan Obat Tradisional Pembinaan dan pengawas ini dilakukan terhadap
Obat Tradisional
yang disinyalir mengandung bahan kimia / tidak memenuhi syarat yang beredar di pasaran. f. Memberikan Penyuluhan Pangan Industri Rumah Tangga. Sasarannya difokuskan kepada produsen makanan-minuman Industri Rumah Tangga dan menerbitkan Sertifikat P-IRT apabila Industri Rumah Tangga tersebut telah memenuhi persyaratan, terutama sanitasi lingkungan, hygiene dan terhindar dari penggunaan bahan tambahan pangan yang dilarang. Penerbitan Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan
Pengawasan
Obat
&
Makanan
Republik
Indonesia
Nomor
:
HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April 2003 tentang Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). Selama tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang mengeluarkan Sertifikat P-IRT sebanyak 20 lembar, apabila dibandingkan dengan tahun 2011 penerbitan sertifikat P-IRT berjumlah 81 lembar atau terjadi penurunan sebesar 75,31 %. Penurunan ini terjadi karena anggaran yang tersedia untuk kegiatan Pelatihan/Penyuluhan Pengelolaan bagi Industri Rumah Tangga ini hanya untuk 20 Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Total Sertifikat P-IRT yang telah dikeluarkan sampai saat ini telah berjumlah 818 lembar dengan rincian : - Tahun 200
: 119 lembar
- Tahun 2006
: 102 lembar
- Tahun 2007
: 117 lembar
- Tahun 2008
: 157 lembar
- Tahun 2009
: 121 lembar
- Tahun 2010
: 101 lembar
180
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
- Tahun 2011
: 081 lembar
- Tahun 2012
: 020 lembar
181
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB VIII MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN
A. SEKRETARIAT 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian a. Masalah 1) Masih adanya keterlambatan dalam pengurusan pajak kendaraan 2) Pengurangan anggaran dari APBD Kota Padang 3) Belum adanya ruang penyimpanan yang representatif untuk penyimpanan barang habis pakai sebelum pendistribusian ke puskesmas, GFK dan bidang 4) Masih banyaknya PNS yang terlambat memasukkan bahan administrasi kepegawaian baik untuk kenaikan pangkat, cuti dan kenaikan gaji berkala 5) Masih adanya puskesmas yang tidak / terlambat memasukkan laporan DUK, Bezetting dan absen bulanan. b. Pemecahan Masalah 1) Memberitahukan kepada pengguna kendaraan agar tepat waktu dalam pengurusan pajak kendaraan untuk yang akan datang, dimana 1 (satu) bulan sebelum jatuh tempo jadwal pembayaran pajak pengguna kendaraan agar segera melapor ke sub.bag umum dan kepegawain DKK Padang 2) Menyesuaikan pelaksanaan kegiatan realisasi program berdasarkan anggaran yang tersedia 3) Memanfaatkan ruangan yang ada di sub.bag umum dan kepegawaian sebagai tempat penyimpanan barang habis pakai sebelum didistribusikan ke puskesmas dan GFK 4) Melakukan bimbingan teknis ke Puskesmas dalam rangka pembinaan pengelolaan administrasi kepegawain 5) Memberitahukan secara tertulis kepada pimpinan puskesmas, kepala gudang farmasi dan kepala bidang agar setiap PNS yang akan naik pangkat, berkala, cuti dan pensiun segera memasukkan bahan sesuai prosedur yang berlaku, serta memasukkan laporan DUK, Bezetting dan absen bulanan tepat waktu.
182
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2. Sub Bagian Keuangan a. Masalah 1)
Masih ada SPJ yang masuk tidak sesuai dengan triwulan yang ada di POA
2)
SPJ masih menumpuk diakhir tahun
3)
Pembuatan Kwitansi masih sering salah
b. Pemecahan masalah 1)
Diberitahukan kepada pemegang Program maupun Puskesmas agar memasukan SPJ sesuai triwulan sehingga pada akhir tahun SPJ tidak menumpuk.
2)
Sebelum memasukan SPJ agar diperiksa dengan telilti sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pembuatan kode rekening, tanggal, penulisan uang dan lain sebagainya.
3. Sub Bagian Penyusunan Program a. Masalah 1)
Terlambatnya masing- masing bidang memasukkan laporan tahunan dan data
2)
Deadline dari keuangan Pemko (DPKA) yang singkat
3)
Proses
penganggaran
yang
lama
dari
Pemko
karena
adanya
penggantian pejabat struktural dan anggota dewan 4)
Belum terkoordinirnya data pada masing- masing bidang di lingkungan DKK Padang
5)
Aplikasi Infokes : kurangnya kemampuan SDM Puskesmas (pengelola SIKDA) dalam pengoperasian aplikasi karena bukan berbasic IT sehingga belum optimalnya aplikasi infokes di Puskesmas.
b. Pemecahan Masalah 1)
Mengumpulkan laporan dari masing-masing seksi sehingga laporan tahunan DKK tidak terlambat
2)
Memberikan pemberitahuan untuk mempersiapkan rancangan anggaran di akhir tahun sebelumnya sehingga saat deadline, data telah tersedia
183
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
3)
Konsultasi dan sosialisasi dengan pejabat struktural yang baru ditingkatkan frekwensinya
4)
Melakukan monitoring dan evaluasi program dengan masing- masing program dan mengaktifkan kembali petugas pengelola data pada masing- masing bidang.
5)
Melaksanakan pelatihan secara berkala tentang aplikasi infokes kepada pengelola
SIKDA Puskesmas
dan
pemberian honorarium
pada
pengelola sebagai prestise.
B. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Kesehatan dan Diklat a. Masalah : 1)
Masih ada tenaga fungsional kesehatan yang tidak membuat DUPAK.
2)
Pengusulan Angka kredit poin PNS yang akan naik pangkat sering terlambat ke Tim Penilai.
3)
Masih adanya tugas belajar/ izin belajar PNS tidak mengikuti PERWAKO No.16 Tahun 2009 Tanggal 17 Juni 2009 tentang Tugas dan Izin Belajar
4)
Mahasiswa yang mengambil data / penelitian di lingkungan DKK Padang belum terkoordinir dengan baik oleh institusi pendidikan
b. Pemecahan Masalah : 1)
Bagi tenaga fungsional yang tidak membuat DUPAK lebih dari 5 tahun akan diberhentikan sementara dari jabatan fungsional kesehatan.
2)
Setiap PNS harus mengusulkan kredit pointnya setiap 6 bulan / 1 semester ke Tim Penilai Jabfung
3)
Mensosialisasikan Perwako No. 16 tahun 2009 tentang Tugas dan Izin Belajar
4)
Melakukan koordinasi dengan institusi pendidikan dalam hal izin / penelitian di lingkungan DKK Padang
2. Seksi Promosi Kesehatan a. Masalah 1)
Pada umumnya forum kepengurusan kegiatan Kelurahan Siaga yang sudah terbentuk belum berjalan sesuai yang diharapkan.
184
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2)
Sebagian bidan Poskeskel masih tugas rangkap di Poskeskel dan di Puskesmas
3)
Pada umumnya belum ada pendanaan dari Pemerintah Kelurahan untuk kegiatan Kelsi.
4)
Belum seluruh kelurahan melaporkan kegiatan kelurahan siaga setiap bulan.
5)
Belum semua Pesantren termotivasi untuk membentuk Pos Kesehatan Pesantren.
6)
Ketersediaan data dasar jumlah UKK di setiap wilayah Puskesmas belum lengkap dan akurat.
7)
Masih minimnya pembentukan Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas
8)
Belum seluruh Puskesmas melaksanakan pembinaan terhadap SBH di wilayah kerjanya
9)
Masih kurangnya koordinasi antara Dinas Kesehatan dan Puskesmas dengan pengurus kwarcab maupun kwartir tantang kegiatan SBH
10) Pendataan tentang jumlah KK yang mempunyai Toga belum optimal 11) Masih minimnya pemanfaatan Toga bagi rumah tangga 12) Data jumlah Battra yang ada di masing-masing
wilayah puskesmas
belum akurat 13) Pembinaan terhadap Battra masih kurang 14) Cakupan D/S 62,13 % dari target 75 % 15) Sarana dan prasarana posyandu masih kurang seperti : timbangan Dacin, Tripot dan APE Posyandu 16) Masih adanya Posyandu yang masih menumpang atau tempat yang tidak representatif. 17) Jumlah Kader aktif untuk beberapa Posyandu berkurang dari yang diharapkan disebabkan kurangnya insentif kader posyandu 18) Cakupan rumah tangga ber-PHBS 51,21 % dari target 60 % 19) Persentasi beberapa indikator PHBS masih rendah yaitu tidak merokok di dalam rumah (42,7%), pemberian ASI Ekslusif ( 54,7% ), dan Makan buah & sayur (59,8% ) 20) Masih kurangnya pembinaan PHBS terhadap rumah tangga 21) Masih ada Puskesmas yang belum melaksanakan penyuluhan dalam dan luar gedung sesuai dengan rencana kerja yang dibuat. 22) Masih belum meratanya penyebaran media cetak untuk penyuluhan diwilayah Puskesmas
185
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
23) Masih adanya petugas
puskesmas yang belum mau menjadi
narasumber pada pelaksanaan penyuluhan dalam gedung. 24) Masih kurangnya frekwensi penyuluhan kelliling yang dilaksanakan di masing-masing Puskesmas. b. Pemecahan masalah 1)
Bimbingan teknis ke seluruh kelurahan siaga
dengan mengadakan
pertemuan yang pesertanya terdiri dari pengurus kelurahan siaga, kader, dan petugas puskesmas terkait, pembinaan secara bertahap yang mana untuk tahun 2013 lebih difokuskan kepada kelurahan yang ada Gedung Poskeskelnya. 2)
Memberikan masukan kepada Pimpinan Puskesmas pada saat Lokmin agar Bidan Penanggungjawab Poskeskel
tidak melakukan tugas
rangkap, akan tetapi hanya bertugas di Poskeskel atau di Kelurahan. 3)
Memberikan masukan ketika Bintek kepada Forum Kelurahan Siaga agar membuat anggaran untuk kegiatan Kelurahan Siaga.
4)
Memberikan motivasi serta mengingatkan kembali agar bidan kelurahan siaga membuat laporan rutin kegiatan Poskeskel setiap bulan sesuai dengan format yang diberikan.
5)
Puskesmas
membina
dan
mendorong
pihak
Pesantren
untuk
membentuk Poskestren. 6)
Puskesmas melakukan pendataan kembali untuk mendapatkan jumlah unit usaha (UKK) yang ada diwilayah kerjanya.
7)
Puskesmas
dianjurkan
untuk
membentuk
Pos
UKK
dengan
memprioritaskan kepada jenis UKK /unit usaha yang mempunyai dampak lebih beresiko terhadap kesehatan. 8)
Memberikan motivasi kepada Petugas Promkes Puskesmas agar melakukan pembinaan terhadap anggota pramuka (SBH) yang ada di wilayah kerjanya.
9)
Meningkatkan koordinasi baik terhadap kwarcab maupun kwartir untuk pembinaan SBH
10) Memberikan
masukan
serta
arahan
agar
petugas
puskesmas
melengkapi data-data jumlah KK yang mempunyai Toga 11) Meningkatkan pembinaan terhadap Keluarga tentang pemanfaatan Toga serta cara menggunakannya untuk kesehatan 12) Puskesmas membenahi kembali data jumlah Battra di masing-masing wilayah puskesmas
186
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
13) Meningkatkan pembinaan terhadap Battra yang ada di wilayah kerja Puskesmas 14) Memotivasi petugas agar lebih pro aktif terhadap sasaran posyandu dengan melakukan kunjungan rumah bersama kader serta membuat kegiatan inovatif di posyandu. 15) Mengupayakan melalui Kemenkes untuk pengadaan sarana dan prasarana posyandu 16) Puskesmas mendorong tokoh masyarakat untuk menyediakan tempat yang representatif untuk kegiatan Posyandu 17) Mengupayakan pertemuan dengan Pokjanal Posyandu Kota Padang untuk membahas masalah penganggaran insentif kader posyandu 18) Meningkatkan sosialisasi tentang PHBS baik terhadap lintas program maupun lintas sektor. 19) Meningkatkan penyuluhan terhadap rumah tangga tentang indikator PHBS yang masih bermasalah, melalui penyuluhan individu maupun kelompok serta menyebarluaskan leaflet-leaflet yang berhubungan dengan indikator PHBS tersebut. 20) Melakukan pembinaan secara intensif terhadap rumah tangga yang tidak sehat 21) Penyuluhan dalam gedung dilaksanakan 2 kali seminggu atau 8 kali sebulan. Penyuluhan luar gedung dilaksanakan pada saat kegiatan Posyandu , UKS dan pertemuan-pertemuan lainnya. Materi yang diberikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sasaran penyuluhan tersebut. 22) Peningkatan penyebarluasan informasi kesehatan melalui media cetak seperti leaflet, brosur maupun foto kopy bahan penyuluhan. 23) Menyarankan kepada Pimpinan Puskesmas pada saat Bintek agar ada penegasan
dari
pimpinan
Puskesmas
kepada
stafnya
untuk
melaksanakan penyuluhan dalam gedung sesuai jadwal yang disusun oleh petugas promkes 24) Menegaskan
kepada
Puskesmas
untuk
meningkatkan
frekwensi
penyuluhan keliling.
187
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
3. Seksi Regitrasi dan Akreditasi a. Masalah 1)
DKK Padang tidak mempunyai data base perizinan. Data yang ada sebatas jumlah tenaga dan sarana yang mengurus izin.
2)
DKK Padang khususnya seksi perizinan belum mampu untuk melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap Izin Tenaga dan Izin Sarana yang sudah habis masa berlakunya disebabkan karena kekurangan dana, dan tenaga.
3)
Ada beberapa klien yang mengurus izin dengan persyaratan seadanya, dan berkeras agar izin mereka dikeluarkan.
4)
Rumah makan/restoran belum ada yang mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi
5)
Dana operasional kurang
b. Pemecahan Masalah 1)
Pada saat ini, masalah 1 dan 2, karena puskesmas merupakan perpanjangan tangan DKK, maka mohon bantuan puskesmas untuk dapat melakukan pemantauan dan melaporkan ke DKK.
2)
Untuk masalah 3, apabila syarat mutlak izin tenaga (STR dan rekomendasi organisasi ada) maka izin bisa diterbitkan. Untuk izin sarana mesti dilakukan peninjauan ke lapangan dan syarat minimal harus dipenuhi.
3)
Untuk masalah 4, perlu kerjasama dengan Lintas Sektor (BPMP2T) untuk
memasukkan
Sertifikat
Laik
Hygiene
Sanitasi
Rumah
makan/restoran dalam persyaratan Izin Gangguan. 4)
Untuk masalah 5, memaksimalkan dana yang ada, untuk peninjauan ke lapangan dilakukan untuk 3 atau 4 sarana digabung sekaligus.
C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK) 1. Seksi P2P a. Masalah Masih tingginya jumlah kasus penyakit menular, karena masih kurangya partisipasi masyarakat dalam berperilaku hidup sehat, pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M, pemanfaatan posyandu, menjaga kebersihan
188
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
dan kesehatan lingkungan, sanitasi air bersih, jamban sehat dan kelurahan siaga. Selain itu juga adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus penyakit tidak menular, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus dan asma karena meningkatnya umur harapan hidup dan gaya hidup yang cenderung kurang sehat, seperti merokok dan kurang olah raga. b. Pemecahan Masalah Memprioritaskan kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular serta meningkatkan fungsi surveillance masyarakat (Community Based Surveylance), meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan yang berbasis masyarakat (kelurahan siaga, posyandu, PAMSIMAS), meningkatkan promosi kesehatan dan sosialisasi pentingnya imunisasi.
2. Seksi Wabah dan Bencana a. Masalah 1) Pengisian laporan bulanan STP bagi beberapa Puskesmas yang tidak lengkap dan tidak sesuai dengan format yang sudah ada sehingga gambaran kasus PTM pada Puskesmas tersebut kurang akurat dan pengumpulan laporan bulanan tidak tepat waktu. 2) Petugas puskesmas masih ada yang kurang memahami program yang dipegang sehingga program kurang berjalan di puskesmas 3) Petugas puskesmas kurang rapi mengarsipkan laporan W1, W2, STP dan C1 di puskesmas 4) Evaluasi program belum maksimal dilakukan pada forum lokmin. 5) Peralatan untuk melakukan deteksi dini factor resiko PTM di Puskesmas masih kurang sehingga kegiatan deteksi Dini Faktor Resiko PTM belum bias dilaksanakan dengan baik. b. Pemecahan Masalah 1) Perlu ditingkatkan kualitas petugas dengan aktif mencari sumber-sumber pengetahuan yang berhubungan dengan program. 2) Lokmin
puskesmas
seharusnya
dapat
menjadi
wahana
untuk
menyelesaikan masalah atau kendala dalam melaksanakan program Puskesmas.
189
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
3) Petugas puskesmas dapat mengarsipkan laporan W1, W2, STP dan C1 di puskesmas 4) Sebaiknya dilakukan pengadaan alat medis yang berhubungan deteksi dini factor resiko PTM 3. Seksi Kesehatan Lingkungan a. Masalah 1) Perumahan sehat di Kota Padang 73,6 % dari target yang diharapkan ( 79 % ), Dari Target ynag diharapkan masih kurangnya pencapaian program kesehatan lingkungan. 2) Pencapaian TTU dan TPM yang memenuhi syarat masih kurang dari target yang diharapkan yaitu Target TTU 80 % baru tercapai 79 % sedangkan untuk TPM target yang diharapkan sudah dapat tercapai. b. Pemecahan Masalah 1) Kedepan diharapkan adanya peningkatan pencapaian dari indikator kesehatan lingkungan ini melalui kegiatan kelembagaan Pamsimas dan STBM di tingkat kelurahan. 2) Diharapkan untuk kedepan adanya peningkatan sosialisasi, promosi dari DKK, Puskesmas, Lintas Sektor, PKK serta lembaga lain nya sehingga jumlah TTU dan TPM yang memenuhi syarat bisa lebih ditingkatkan. D. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN 1. Seksi KIA a. Masalah 1) Belum tercapainya cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani a) Sumber Daya Manusia (SDM) Kurangnya
jumlah
tenaga
kesehatan
yang
terlatih
untuk
pelaksanaan MTBM. Pemahaman tentang defenisi operasional cakupan neonatus dengan komplikasi yang masih kurang. Kurangnya pengetahuan ibu neonatus tentang tanda bahaya yang terjadi pada neonatus. b) Sarana dan Prasarana Keterbatasan bagan dan formulir pelaksanaan MTBM. c) Metoda Kurangnya koordinasi dengan pembina wilayah, sehingga cakupan neonatus Resti belum tercapai.
190
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
d) Dana Kurangnya dana untuk melakukan kunjungan rumah dalam upaya penjaringan neonatus komplikasi dan pelaksanaan MTBM. 2) Belum tercapainya Cakupan Kunjungan Bayi dan Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita a) Sumber Daya Manusia (SDM) Kurangnya tenaga terlatih dalam pelaksanaan SDIDTK. Kurangnya pemahaman petugas tentang defenisi operasional cakupan kunjungan bayi dan pelayanan kesehatan anak balita. Kurangnya pengetahuan ibu untuk melakukan kunjungan ke posyandu sehingga ibu tidak membawa bayi ke posyandu. Sikap ibu balita yang hanya membawa anak ke posyandu saat masih membutuhkan imunisasi saja b) Sarana dan Prasarana Kurangnya Skriining Kit SDIDTK Keterbatasan formulir SDIDTK c) Metoda Pelaksanaan SDIDTK secara massal di beberapa Puskesmas sehingga menurunkan minat petugas untuk melaksanakan SDIDTK, karena butuh waktu untuk mendeteksi 1 orang anak. Belum terbinanya koordinasi lintas program (KIA, Gizi, Imunisasi, Promkes) sehingga sumber data tidak maksimal. d) Dana 1. Keterbatasan dana untuk mengadakan pelatihan SDIDTK
bagi
petugas.
3) Belum tercapainya cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani a) Sumber Daya Manusia (SDM) Belum maksimalnya sistem pencatatan dan pelaporan dari BPS dan fasilitas kesehatan lain ke Puskesmas. Masih kurangnya pemahaman
defenisi operasional tentang
cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, sehingga pelaporan tidak maksimal. b) Sarana dan Prasarana Masih beragamnya format laporan dari BPS ke Puskesmas
191
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
c) Metoda Belum dipakainya kohort di BPS d) Dana Keterbatasan dana untuk kunjungan rumah bagi ibu resti. 4) Masih adanya kasus kematian ibu dan bayi a) Sumber Daya Manusia (SDM) Belum semua Bidan terutama BPS yang dilatih Asuhan Persalinan Normal (baru 6 % BPS yang sudah dilatih APN) Masih sedikitnya bidan praktek swasta yang telah mengikuti pelatihan penanganan manajemen Asfiksia dan BBLR (baru 13 % bidan praktek swasta di Kota Padang yang sudah dilatih) Kurangnya partisipasi dari RS, RSB dan BPS untuk memberikan laporan kasus kematian dan pemantauan kasus kematian
ke
Dinas Kesehatan Kota Padang dan Puskesmas b) Sarana dan Prasarana Masih adanya BPS yang tidak memiliki peralatan pertolongan persalinan yang sesuai standar dan peralatan dalam pelaksanaan pencegahan infeksi. c) Metoda Pelaksanaan ANC yang masih belum sesuai standar pelayanan Sistem rujukan yang masih belum optimal Penanganan ditempat rujukan yang masih belum optimal Pelaksanaan Pencegahan Infeksi yang belum maksimal. d) Dana Tidak
adanya
anggaran
dana
dari
Pemko
Padang
untuk
pelaksanaan pelatihan APN dan Penanganan Asfiksia – BBLR bagi bidan praktek swasta di tahun 2011 b. Pemecahan Masalah 1) Belum tercapainya cakupan Kebidanan dan neonatus dengan komplikasi yang ditangani. a. Adanya komitmen dari Puskesmas dan BPS untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan terhadap neonatus b. Perlunya penganggaran dana pelatihan bagi bidan dan dokter terutama di Puskesmas Poned untuk penanganan neonatus komplikasi c. Meningkatkan kualitas kelas ibu hamil
192
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
d. Meningkatkan pemantauan dan pembinaan ke Puskesmas dan BPS e. Pelatihan MTBS/MTBM bagi petugas f. Penganggaran dana untuk kunjungan rumah 2) Masih rendahnya cakupan Kunjungan Bayi dan Anak Balita a. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam melakukan SDIDTK balita b. Meningkatkan kualitas pelaksanaan kelas ibu balita c. Penambahan pengadaan Skriining Kit SDIDTK untuk Puskesmas dan Posyandu d. Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan SDIDTK balita e. Meningkatkan promosi penggunaan buku KIA f. Komitmen bersama untuk melaksanakan SDIDTK di Puskesmas, Posyandu, PAUD/TK dan di semua tempat pelayanan kesehatan anak g. Meningkatkan metoda pencatatan dan pelaporan dalam pemantauan tumbuh kembang balita h. Koordinasi lintas sektor terkait untuk peningkatan kunjungan balita ke Posyandu setiap bulan 3) Masih adanya kasus kematian ibu dan bayi a. Meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
bidan
dalam
memberikan Asuhan Persalinan Normal yang aman dan nyaman, serta penanganan bayi baru lahir melalui pembinaan dan pelatihan-pelatihan yang berkualitas b. Meningkatkan pelayanan ANC yang berkualitas oleh semua bidan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan c. Meningkatkan
pemantauan
dan
pembinaan
ke
BPS
dalam
memberikan pelayanan yang sesuai standar praktek kebidanan. d. Mengoptimalkan sistim rujukan dan penanganan ditempat rujukan e. Bekerja sama dengan organisasi Profesi Bidan (IBI) dalam swadaya dan swadana Pelatihan APN dan penanganan Bayi Baru Lahir dan Asfiksia, karena keterbatasan dana APBD untuk pelatihan
193
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus a. Masalah 1)
Hasil Penimbangan Posyandu dengan indikator SKDN : pencapaian D/S 62.1% (-12.9%)
2)
Masih ditemukannya balita gizi buruk yang menerima PMT tidak naik berat badannya dan tetap berat badanya (16.3% dan 14.3 %)
3)
Pencapaian Pemberian Asi Ekslusif 62.4% (-7.6%)
4)
Cakupan pelayanan kesehatan jiwa di Kota Padang masih rendah
5)
Cakupan pelayanan lansia di Kota padang masih rendah
6)
Cakupan pelayanan gigi yang terintegrasi dengan KIA belum terlaksana dengan baik.
b. Pemecahan Masalah 1)
Melakukan koordinasi yang maksimal dengan lintas sektor dan lintas program untuk mengatasi masalah gizi terutama gizi buruk melalui penangan balita BGM dengan membentuk tim surveilan BGM untuk Kota Padang.
2)
Meningkatkan kerja sama lintas sektor dan program serta melibatkan masyrakat dalam menanggulangi dan memantua perkembangan balita gizi buruk.
3)
Selain pemberian PMT untuk balita gizi buruk, perlu juga dilakukan penyuluhan dalam bentuk demo masak/makanan untuk balita gizi buruk sehingga pola asuh orang tua kepada anak dapat berubah menjadi baik, dan selain itu juga dirujuk ke puskesmas Nanggalo yang merupakan puskesmas rawat inap untuk balita gizi buruk.
4)
Melakukan koordinasi kepada unit pelayanan lainnya misalnya melalui organisasi profesi seperti IBI dan IDI sehingga dapat memberikan laporan ke puskesmas.
5)
Memberikan bimbingan kepada petugas gizi melalui kegiatan pertemuan bulanan sehingga data yang didapat dari puskesmas dapat terpantau setiap bulannya baik oleh petugas gizi Dinas Kesehatan Kota Padang maupun oleh petugas puskesmas sendiri.
6)
Meningkatkan kerja sama lintas sektor untuk penanggulangan masalah GAKY melalui kegaiatan pertemuan POKJA GAKY dengan kegaiatan pemeriksaan garam ke pasar yang ada di Kecamatan di Kota Padang.
7)
Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan program untuk melaksanakan kegiatan program kesehatan khusus.
194
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
8)
Meningkatkan
pembinaan
dan
monitoring
pelaksanaan
program
kesehatan khusus baik di puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kota. 9)
Meningkatkan penyuluhan program kesehatan khusus baik di dalam maupun luar puskesmas.
10) Menjadikan salah satu program kesehatan khusus sebagai program unggulan di puskesmas. 11) Dana jamkesmas yang ada di puskesmas dapat di pergunakan untuk pelaksanaan kegiatan program khusus.
E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN 1. Seksi Sarana Kesehatan Dan Alat Kesehatan a. Masalah 1) Secara umum tidak ada permasalahan yang berarti karena kegiatan dapat terlaksana hampir 100 % baik fisik maupun keuangan. 2) Pasca Gempa 8,9 SR Tanggal 30 September 2009, banyak terjadi kerusakan bangunan khususnya sarana bangunan kesehatan. Sebagian sudah dibangun kembali dan direhabilitasi baik mengunakan dana DAK maupun bantuan dari Batamindo, Bank Mandiri, Pemerintah AS, PNPM Mandiri. Sebagian lagi belum diperbaiki karena keterbatasan sumber dana. b. Pemecahan Masalah Pemerintah Kota Padang sangat mengharapkan bantuan dari berbagai pihak terutama Pemerintah Pusat melalui Departemen Kesehatan, untuk membantu pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak, baik melalui Dana DAK maupun dari sumber dana lainnya. Kami sudah mengajukan proposal pembangunan dan rehabilitasi baik yang langsung dialamatkan ke Departemen Kesehatan R.I. maupun proposal yang dikirimkan ke Pemerintah Kota Padang untuk diteruskan ke berbagai Departemen atau lembaga donatur lainnya, agar pulihnya kembali sarana dan prasarana yang rusak akibat Gempa Bumi 30 September 2009.
2. Seksi Kefarmasian a. Masalah 1) Pengelolaan
obat
di
apotek
swasta
masih
belum memenuhi
ketentuan Kepmenkes No. 1332 Tahun 2002 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
195
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2) Belum berjalannya Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 di Apotek serta pada jam buka apotek masih ada yang tidak mempunyai tenaga teknis farmasi dalam memberikan pelayanan obat kepada pasien. 3) Masih ditemukan toko obat yang melanggar Kepmenkes No. 1331 Tahun 2002 Tentang Pedagang Eceran Obat, misalnya tidak mempunyai Asisten Apoteker sebagai penanggung jawab, menjual obat keras dan tidak mempunyai izin. 4) Manajemen pengelolaan obat di puskesmas masih ada yang perlu ditertibkan dan penggunaan obat generik belum mencapai 100%. 5) Masih ada makanan minuman yang tidak
mempunyai label Sertifikat
Pangan Industri Rumah Tangga ( P-IRT) yang beredar di masyarakat. 6) Masih ditemukan Sertifikat Industri Rumah Tangga Pangan dengan kode SP-IRT belum ditukar/diganti dengan (P-IRT). 7) Masih ditemukan toko makanan-minuman / swalayan /distributor menjual makanan-minuman
yang
kurang memperhatikan tanggal kadaluarsa
dan rusak / tidak layak dikomsumsi ataupun makanan-minuman yang tidak memenuhi syarat / tidak ada izin edar. b. Pemecahan Masalah: 1) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap apotek
swasta
(APA)
yang
masih
belum
pengelola obat di
memenuhi
ketentuan
Kepmenkes No. 1332 Tahun 2002 Tentang Tata Cara Perizinan Apotek, serta melakukan sosialisasai PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Apotek
sebagai
tempat
melakukan
pekerjaan
kefarmasian
terus
diupayakan pengelolaan obatnya dilakukan oleh apoteker sebagai penaggung jawab penuh. Setiap mutasi obat harus selalu dipantau oleh apoteker. Pemesanan obat harus menggunakan surat pesanan yang ditanda tangani oleh apoteker,untuk menghindari pemesanan obat palsu ( obat yang tidak punya izin edar ). Dari hasil supervisi Seksi Kefarmasi,kurangnya kehadiran apoteker dan asisten apoteker sebagai pelaksana teknis di apotek menyebabkan pengelolaan obat diambil alih oleh pemilik apotek ( PSA ) yang memiliki latar belakang non farmasi, terutama apotek yang dulunya berstatus sebagai toko obat.
196
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
Untuk pemantauan apotek tersebut perlu pengawasan secara berkala, terutama menertibkan kehadiran apoteker dan asisten apoteker dan meningkatkan kinerja tenaga teknis farmasi tersebut agar membenahi manejemen apotek yang dikelolanya. Bagi Apotek yang melanggar ketentuan Kepmenkes tersebut diatas, diberikan Peringatan atau Teguran yang akhirnya sampai pada pencabutan Izin Apotek. 2) Asisten Apoteker sebagai penanggung jawab toko obat tidak ada pada jam
buka toko obat sehingga pengelolaan toko obat diambil alih oleh
pemilik toko
obat.
Hal
yang tidak sesuai dengan tentang melayani
ini
menyebabkan Kepmenkes
No. 1331
Pedagang Eceran Obat, yaitu penjualan
terjadinya
pemilik
pelanggaran Tahun
2002
toko
obat
obat keras (Obat Daftar G).
Pembinaan dan pengawasan dari Seksi Kefarmasi terutama mendata toko obat yang tidak mempunyai izin operasional dan memberikan Peringatan / Teguran pada toko obat yang belum mempunyai izin serta melakukan pelanggaran dalam pengelolaan obat, termasuk menegur Asisten Apoteker penanggung jawabnya, supaya hadir ke toko obat untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian. 3) Upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sikap & motivasi serta upaya manajerial dengan memberikan tuntunan kepada pemberi pelayanan dalam melakukan praktek pengobatan. Misalnya dengan memberlakukan pedoman pengobatan dasar, daftar obat esensial untuk pemilihan obat, menerapkan sistem pemantauan dan supervisi serta umpan balik terhadap penggunaan obat generik. 4) Melakukan penyuluhan dan menerbitan Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT),
bagi industri rumah tangga yang belum mempunyai
label tetapi telah memenuhi syarat kesehatan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat & Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April 2003 tentang Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). 5) Melakukan pembinaan dan pengawasan serta menyarankan kepada pengelola industri rumah tangga yang masih memiliki Sertifikat Industri Rumah Tangga Pangan dengan kode SP-IRT
agar ditukar/diganti
dengan (P-IRT), sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan
Obat
&
Makanan
Republik
Indonesia
Nomor
:
HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April 2003 tentang Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT).
197
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
6) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana distributor makanan-minuman yang masih mengedarkan makanan-minuman yang telah kadaluarsa, rusak / tidak layak dikomsumsi ataupun makananminuman yang tidak memenuhi syarat / tidak ada izin edar.
3. Seksi Jaminan Kesehatan a. Masalah : 1) Sistim Pengelolaan keuangan berdasarkan sistim klaim, sementara pengelola Jamkesmas dan Jampersal belum paham tentang pelaporan dan pendanaan ini. 2) Tahun 2012 ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan dana Jamkesmas dan Jampersal belum optimal, hal ini dikarenakan keterlambatan keluarnya Perwako yang mengatur tentang pencairan dana jamkesmas dan Jampersal serta tidak tercatat dengan baik kunjungan peserta Jamkesmas di wilayah Puskesmas. 3) Masih kurang optimalnya pencatatan dan pelaporan Puskesmas ke DKK serta laporan bulanan yang masih tidak tepat waktu setiap tanggal 5 sehingga terganggunya administrasi pelaporan DKK. b. Pemecahan Masalah 1) Agar pengelola Jamkesmas dan Jampersal
dapat diberikan pelatihan
dalam sistem pelaporan dan pendanaan dengan menggunakan sistem Klaim. 2) Agar program Jamkesmas dan Jampersal ditingkatkan sosialisasinya bagi lintas program dan lintas sektor demi lancar dan validnya pencatatan dan pelaporannya untuk perencanaan
dan pemecahan masalah ditahun
berikutnya. 3) Agar dalam pencatatan dan pelaporan petugas Jamkesmas dan Jampersal di Puskesmas lebih teliti 4) Agar pelaporan laporan bulanan dan pencairan Klaim tepat waktu setiap bulannya sampai di DKK sesuai dengan waktu yang telah ditentukan 5) Agar pengelola program Askes Kemitraan / Jamkesda lebih meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas dan DKK menjadi lebih baik. 6) Agar pengelola program Askes Kemitraan / Jamkesda meningkatkan sosialisasinya bagi lintas program dan lintas sektor demi lancar dan
198
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
validnya pencatatan dan pelaporannya untuk perencanaan
dan
pemecahan masalah ditahun berikutnya. 7) Agar dalam pemanfaatan dana kapitasi Askes Kemitraan / Jamkesda lebih efektif dan efisien. 8) Agar para pemberi kebijakan lebih penegasan kepada pengelola, pimpinan Puskesmas serta lintas program lainnya dalam sistem pelaporan dan pencatatan dan pelaporan bulanan di puskesmas dan jaringannya.
199
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
BAB IX PENUTUP Dalam Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang ini, tersusun kebijakan yang selanjutnya dibuat Program dan dirinci dalam bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahun 2012. Pada tahun ini, Dinas Kesehatan melaksanakan 58 kegiatan dalam 20 program untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan. Berbagai kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, dan sebagian kegiatan lainnya dilaksanakan dengan menjalin kerja sama dengan organisasi lain serta pihak lain yang berkompeten. Pembangunan Kesehatan di Dinas Kesehatan tahun 2012 secara umum dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan kegiatan tahun 2012 mempunyai kendala dan hambatan dalam melaksanakan kegiatan salah satunya adalah terlambatnya pencairan anggaran, keterbatasan tenaga dan sarana yang secara
umum dapat
mengganggu pencapaian tingkat kinerja. Demikianlah laporan tahunan 2012 Dinas Kesehatan ini disusun semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
200