LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013 i KATA PENGANTAR Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena telah tersusunnya Laporan Tahunan 2012 edisi T...

9 downloads 980 Views 8MB Size
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

dinas Kesehatan Kota Padang

Jl.Kesehatan No 1 Dadok Tunggul Hitam Padang ] Telp. 0751 463905 ]

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

KATA PENGANTAR

Puji

syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena telah tersusunnya

Laporan Tahunan 2012 edisi Terbit 2013 Dinas Kesehatan Kota Padang ini. Buku ini memuat informasi visi, misi, Tupoksi, indikator kinerja, capaian program dan kegiatan yang dilaksanakan Tahun 2012. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan adanya berbagai hambatan baik dari segi data maupun sumber daya manusianya. Untuk itu kami mengharapkan tanggapan, saran dan masukan dari berbagai pihak dalam penyempurnaannya di masa yang akan datang. Dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 ini. Semoga Buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Juni 2013 Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang

Drg.Eka Lusti,MM NIP.196307101990032001

i

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii DAFTAR TABEL........................................................................................................ iii DAFTAR GRAFIK...................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 BAB II GAMBARAN UMUM ..................................................................................... 3 A. GEOGRAFI ............................................................................................ 3 B. DEMOGRAFI ......................................................................................... 3 C. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN .............. 5 BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI ................................................................. 7 A. VISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG ..................... 7 B. MISI PEMBANGUNAN KOTA PADANG ............................................ 7 C. TUJUAN DAN SASARAN..................................................................... 7 D. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN ................................... 9 E. STRATEGI ............................................................................................. 9 BAB IV KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI ..................................................................................................................... 11 A. KEDUDUKAN ..................................................................................... 11 B. STRUKTUR ORGANISASI ................................................................. 11 C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI........................................................... 13 BAB V PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN ........................................... 27 A. PROGRAM KESEHATAN ................................................................... 27 B. INDIKATOR KESEHATAN ................................................................ 31 BAB VI PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2012......................... 33 A. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG .................... 33 B. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG ..... 34 BAB VII PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN ......................................... 35 A. SEKRETARIAT ................................................................................... 37 B. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA .............. 42 C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK) ........ 72 D. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN ............................................ 113 E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN ........................ 152 BAB VIII MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN .................................. 182 BAB IX PENUTUP .................................................................................................. 200

ii

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

DAFTAR TABEL Nomor Tabel

Judul Tabel

Tabel 2.1

Luas daerah dan kepadatan Penduduk Perkecamatan

Tabel 6.1

Anggaran Belanja APBD Kota Padang Tahun 2011- 2012

Tabel 6.2

Sumber-sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2011- 2012

Tabel 7.1

Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2008-2012

Tabel 7.2

Daftar Penambahan Aset / Belanja ModalTahun 2012

Tabel 7.3 Tabel 7.4 Tabel 7.5 Tabel.7.6 Tabel 7.7 Tabel 7.8

Tabel 7.9

Sampai Dengan Tahun 2012 Data Pos Kesehatan Kelurahan di Kota Padang s/d Tahun 2012

Tahun 2012 Data Pesantren di Kota Padang Tahun 2012 Tahun 2012

Tabel.7.17 Tabel 7.18

36 39 43 44 45 46 47

Jumlah dan Tingkat Perkembangan Pos UKK Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2012

49

Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Tanaman Obat Keluarga Dinkres Kota Padang Tahun 2012 Penyuluhan luar Gedung Kota Padang tahun 2012

Tabel 7.16

34

Jumlah dan Tingkat Perkembangan Poskestren Kota Padang

Tabel 7.11

Tabel 7.14

33

Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Kota Padang

Penyuluhan Dalam Gedung Kota Padang tahun 2012

Tabel 7.13

4

Data dokter, Bidan dan Kader Kelurahan Siaga Yang Telah Dilatih

Tabel 7.10

Tabel 7.12

Hal

51 53 54

Kegiatan Penyuluhan Keliling Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012

55

Jumlah dan Tingkat Perkembangan Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012

57

Data D/S dan N/D Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012

58

Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012

60

Data Persentase 10 Indikator PHBS Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012

61

Data Jumlah Tenaga Fungsional di Lingkungan DKK Padang Tahun 2012

70

iii

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel. 7.19

Data Pegawai Izin Belajar dan Tugas Belajar di Lingkungan DKK 71

Padang Tahun 2012

Tabel 7.20

Indikator Kegiatan P2P tahun 2012

72

Tabel 7.21

Pengiriman Spesimen Campak Kota Padang Tahun 2012

98

Tabel 7.25 Tabel 7.22

Hasil Pencapaian Vit A Bayi dan Anak Balita Kota Padang Bulan 114

Feb & Agus Tahun 2012 Jenis Penyakit Yang Dilaporkan dalam Laporan PTM Bulanan Puskesmas Tahun 2012

Tabel 7.26

Jumlah Kasus Gizi Buruk yang di rawat Inap Tahun 2012

119

Tabel 7.27

Perkembangan Kasus Balita Gizi Buruk Kota Padang Tahun 2012

120

Tabel 7.28

Gambaran Kecamatan Rawan Gizi Tahun 2008 - 2012

123

Tabel 7.29

Jumlah Penduduk Miskin di Kota Padang Tahun 2012

123

Tabel 7.30

Cakupan Program Kesehatan Jiwa Kota Padang Tahun 2012

127

Tabel 7. 31

Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012

130

Tabel 7.32

Pengunjung Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012

132

Tabel 7.33 Tabel 7.34 Tabel 7.35 Tabel 7.36 Tabel 7.37 Tabel 7.38 Tabel 7.39 Tabel 7.40 Tabel 7.41

Tabel 7.42 Tabel 7.43. Tabel 7.44

Jumlah

Penerima

Dana

Pengganti

Transport

Berobat

ke 134

Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Kunjungan Program Indera Mata di Puskesmas Kota Padang

135

Tahun 2012 Pembinaan Keluarga Resti di Puskesmas Kota Padang Tahun

136

2012 Rekap Laboratorium Puskesmas Tahun 2012

137

Rekapitulasi Laporan Kematian Puskesmas Kota Padang Tahun 138

2012 Target Indikator Kinerja SPM dan MDGs Program KIA Tahun

141

2010 - 2015 Pencapaian Kinerja Program KIA Tahun 2012 Kota Padang

142

Data Kasus Kematian Maternal, Perinatal, Bayi dan Anak Balita 146

Kota Padang Tahun 2012 Data Penyebab Kematian Perinatal (0-7hari) Kota Padang Tahun

147

2012. Data Penyebab Kematian Neonatal (8-28 hari) Kota Padang

148

Tahun 2012. Data Penyebab Kematian Bayi (0-1 th) Kota Padang Tahun 2012. Data Penyebab Kematian Anak Balita Tahun 2012

148

(1-5 th) Kota Padang 148

iv

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.45

Data Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2012.

149

Tabel 7.46

Kepesertaan Jamkesmas Per Puskesmas Tahun 2012

153

Tabel 7.47

Visite Rate Maskin Sekota Padang Tahun 2012

153

Tabel.7.48

Jumlah BPS yang ber-PKS Jampersal dengan DKK Padang

Tabel.7.49 Tabel. 7.50

Kepersertaan Kapitasi Askes Kemitraan/ Jamkesda

155 Per157

Puskesmas Tahun 2012 Jumlah Kunjungan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Tahun

161

2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes

Tabel.7.51

Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan

163

Kota Padang Tabel.7.52

Tabel. 7.53 Tabel. 7.54 Tabel.7.55. Tabel.7.56

Jumlah Rujukan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Tahun Kepesertaan Kapitasi Askes PNS/Sosial per Puskesmas Tahun 166

2012 Jumlah Kunjungan Peserta Askes PNS/Sosial Tahun 2012 Dinas

167

Kesehatan Kota Padang. Jumlah Rujukan Peserta Askes PNS/ Sosial Tahun 2012 Dinas

168

Kesehatan Kota Padang Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes PNS/ Sosial Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang Jumlah

Tabel.7.57

164

2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.

10

Penyakit

Terbanyak

Rujukan

Peserta

170

Askes

PNS/Sosial Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota

171

Padang Tabel 7.58

Kegiatan Sarkes Tahun 2012

173

v

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

DAFTAR GRAFIK Nomor Grafik

Grafik 7.1 Grafik 7.2

Grafik 7.3 Grafik 7.4 Grafik 7.5 Grafik 7.6 Grafik 7.7

Grafik 7.8 Grafik 7.9 Grafik 7.10 Grafik 7.11

Grafik 7.12 Grafik 7.13 Grafik 7.14 Grafik 7.15 Grafik 7. 16 Grafik 7.17

Judul Grafik

Cakupan

Imunisasi

Kontak

Hal

Pertama

BCG

per

Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan Imunisasi Kontak Pertama DPT/HB1 per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap DPT HB3 per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Polio 4 per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan Imunisasi Kontak lengkap Campak

per

Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan Kelurahan UCI untuk 4 Indikator di Padang Tahun 2012 Cakupan

Kelurahan

UCI

untuk

5

Indikator

per

Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan BIAS Campak Kota Padang Tahun 2008 – 2012 Cakupan BIAS Campak per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Cakupan BIAS DT/ TT per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2007 - 2011 Distribusi Calon Jemaah Haji Kota Padang Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2012 Perbandingan Kasus Gigitan HPR dan yang Mendapat VAR Tahun 2008 - 2012 Kasus Gigitan HPR Berdasarkan Kelompok Umur Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Kasus HPR dan yang di VAR per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Kasus DBD di Kota Padang Tahun 20112012 Jumlah Kasus DBD per Kecamatan Tahun 2012 di Kota Padang Jumlah Kasus DBD per Puskesmas Tahun 2012 di Kota

74 74

75 75 76 76 77

78 78 79 80

81 81 81 82 83 83

vi

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Padang Grafik 7.18 Grafik 7.19

Grafik 7. 20 Grafik 7.21 Grafik 7.22 Grafik 7.23

Grafik7.24 Grafik 7.25 Grafik 7.26 Grafik 7.27 Grafik 7.28

Grafik 7.29 Grafik 7.30 Grafik 7.31 Grafik.7.32

Grafik 7.33 Grafik 7.34 Grafik 7.35

Perbandingan Kasus Malaria Klinis dengan Malaria Positif di Kota Padang Tahun 2008-2012 Jumlah Kasus Malaria Positif per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Cakupan Angka Positif Indeks Malaria per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Penderita Diare per Puskesmas Kota Padang Tahun 2008 - 2012 Cakupan Pelayanan Diare per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Persentase Pemakaian Zink pada Penderita Diare per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Kasus Diare antara Bayi, Balita dan Dewasa di Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Kasus Penderita ISPA dan Pneumoni di Kota Padang Tahun 2008 - 2012 Jumlah Kasus ISPA Balita per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Pencapaian Penemuan Kasus Pneumoni Balita di Kota Padang Tahun 2008 - 2012 Cakupan

Penemuan

Penderita

Pneumoni

per

Puskesmas Tahun 2012 Pencapaian CDR TB per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Pencapaian Angka Kesembuhan TB per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Kasus HIV, AIDS dan Kasus Meninggal di Kota Padang Tahun 2008-2012. Distribusi Kasus HIV AIDS Menurut Puskesmas di Kota Padang Tahun 2008- 2011 Proporsi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Golongan Umur di Kota Padang Tahun 2012 Kasus AIDS Berdasarkan Pekerjaan Kota Padang Tahun 2012 Kasus AIDS Berdasarkan Faktor Resiko Kota Padang

84 84

85 86 86 87

87 88 88 89 89

90 91 92 93

93 94 94

vii

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tahun 2012. Grafik 7.36 Grafik 7.37

Grafik 7.38 Grafik 7.39 Grafik 7.40 Grafik 7.41

Grafik 7.42 Grafik 7.43 Grafik 7.44

Grafik 7.45 Grafik 7.46 Grafik 7.47

Grafik 7.48 Grafik 7.49 Grafik 7.50 Grafik 7.51

Grafik 7.52

Data Kasus Filariasis per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012. Perbandingan Cakupan Pengobatan Massal Filariasis di Kota Padang Tahun 2008 - 2012 Hasil Pengobatan Massal Filariasis per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012. Kelengkapan

dan

Ketepatan

Laporan

W2

per

Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 Perbandingan Kasus Campak Klinis dengan Hasil Lab Positif di Kota Padang Enam Tahun Terakhir Proporsi Kasus Campak Klinis Berdasarkan Golongan Umur di Kota Padang Tahun 2012 Penyebaran Kasus Suspek Diphteri Tujuh Tahun Terakhir di Kota Padang Tahun 2004 - 2012 Jumlah Kunjungan Hipertensi Tahun 2012 Tahun 2012. Jumlah Kunjungan Penderita Diabetes Melitus Tahun 2012 Jumlah Kunjungan Penderita Asma Tahun 2012 Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Persentase Pengawasan Sanitasi dan Perumahan Lingkungan di Kota Padang Tahun 2012 Persentase Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012 Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 TPM Yang Diperiksa

96

96 97 98 99

100 102

Jumlah Kunjungan Penderita Penyakit jantung Koroner

Perbandingan

95

dari Yang

Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2012 Persentase Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang 2012

102

103 103 105

105 106 106 107

107

Persentase Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Grafik 7.53

Diperiksa di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang

108

Tahun 2012

viii

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.54 Grafik 7.55

Grafik 7.56 Grafik 7.57

Pengawasan Tempat -Tempat Umum di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012 Pengawasan Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2012 Persentase Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Persentase Jamban Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Persentase

Grafik 7.58

Saluran

Pembuangan

Air

108 109

110 110

Limbah

Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota

111

Padang Tahun 2012 Grafik 7.59

Grafik 7.60 Grafik 7.61 Grafik 7.62 Grafik 7.63

Persentase Tempat Sampah Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 Pengawasan Depot Air Minum (DAMIU) di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012 Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Balita (6-59 Bln) Kota Padang Tahun 2007 - 2012 Cakupan Pendistribusian Kapsul Vit. A Ibu Nifas Kota Padang Tahun 2007-2012 Cakupan Pendistribusian Fe3 Ibu Hamil Kota Padang Tahun 2007 - 2012

111

113 115 116 117

Prevalensi Status Gizi BB Sangat Kurang (BB/U), Grafik 7.64

Sangat Pendek (TB/U), dan Kurus Sekali (BB/TB) di

122

Kota Padang (2007-2012) Grafik 7.65 Grafik 7.66 Grafik 7.67 Grafik 7.68

Cakupan Pencapaian Indikator SKDN (D/S, N/D dan BGM/D) se Kota Padang Tahun 2007-2012 Pencapaian Indikator SKDN (D/S, N/D dan BGM/D) per Puskesmas se Kota Padang Tahun 2012 Kunjungan Puskesmas Tahun 2012 Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012

124 125 131 131

Grafik 7.69

Pengunjung Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012

133

Grafik 7.70

Pemakaian dana Transportasi Puskesmas Tahun 2012

138

Grafik 7.71

Rekap 10 Penyebab Kematian

144

Grafik 7.72

Pencapaian K1 dan K4 Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2009-2012

137

ix

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.73 Grafik 7.74

Grafik 7.75 Grafik 7.76 Grafik 7.77 Grafik 7.78 Grafik 7.79

Grafik 7.80 Grafik 7.81

Cakupan Deteksi Bumil Resti, Nakes, dan Persalinan Nakes (PN) Kota Padang Tahun 2009 - 2012 Cakupan KN dan KF Lengkap Kota Padang Tahun 2009 - 2012 Kasus Kematian Perinatal, Bayi dan Anak Balita Kota Padang Tahun 2009 - 2012 Tren Kasus Kematian Maternal Kota Padang Tahun 2009 - 2012 Cakupan SDIDTK Anaka Balita dan Pra Sekolah Kota Padang Tahun 2009-2012 Cakupan Kunjungan Bayi Kota Padang Tahun 20092012 Cakupan Pelayanan Anak Balita dan Pra Sekolah Kota Padang Tahun 2009-2012 Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak baru Masuk Sekolah Kota Padang Tahun 2009-2012 Kunjungan Jamkesmas ke Puskesmas se Kota Padang Tahun 2012

144 145

146 147 150 151 151

152 154

Grafik 7.82

Rujukan Peserta Jamkesmas Puskesmas Tahun 2012

156

Grafik 7.83

Kunjungan ANC per Puskesmas Tahun 2012

158

Grafik 7.84

Kunjungnan Persalinan Normal per Puskesmas Tahun 2012

158

Grafik 7.85

Kunjungan PNC per Puskesmas Tahun 2012

159

Grafik 7.86

Kunjungan KB Jampersel per Puskesmas Tahun 2012

160

Grafik 7.87

Pemakaian Dana Jamkesmas Puskesmas Tahun 2012

156

Grafik 7.88

Pemakaian Dana Jampersal Puskesmas Tahun 2012

160

Jumlah Grafik 7.89

Persentase

Cakupan

Kunjungan

Askes

Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas berdasarkan Kapitasi

162

Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak Kunjungan Grafik

7.90

Askes Kemitraan/ Jamkesda di Puskesmas

Tahun

163

2012 Dinas Kesehatan Kota Padang Jumlah Grafik 7.91

Persentase

Rujukan

Askes

Kemitraan/

Jamkesda Berdasarkan Kunjungan Puskesmas Tahun

165

2012 Dinas Kesehatan Kota Padang Grafik 7.92

Jumlah Persentase Kunjungan Askes PNS/ Sosial

169

x

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang Grafik 7.93

Jumlah Persentase Rujukan Askes PNS/ Sosial Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 Jumlah Persentase 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan

Grafik 7.94

Askes PNS/ Sosial di Puskesmas Tahun 2012 Dinas

169 170

Kesehatan Kota Padang Jumlah Persentase 10 Terbanyak Rujukan Askes PNS/ Grafik 7.95

Sosial di Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan

172

Kota Padang

xi

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Undang Undang Dasar 1945 Pasal 34 menyatakan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Dengan demikian, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dapat terwujud. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituangkan dalam berbagai program kesehatan

melalui

siklus

perencanaan,

pelaksanaan,

pengawasan

dan

pengendalian serta pertanggungjawaban secara sitematis, berjenjang dan berkelanjutan, sebagaimana yang terdapat dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Kita sadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih jauh dari kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manjemen kesehatan yang efektif. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi dn terkoordiasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Salah satu alat transformasi data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Padang adalah laporan tahunan, yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan kesehatan. Sedangkan pada pembangunan kesehatan adanya upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Laporan Tahunan ini menampilkan capaian pelaksanaan Pembangunan bidang Kesehatan dalam rangka menjawab Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan Kota Padang yakni “Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan”.

1

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

B.

MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Tahunan disusun untuk memberikan gambaran dan informasi tentang hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai oleh Pemerintah Kota Padang khususnya Dinas Kesehatan Kota Padang selama tahun 2012. Laporan tahunan Dinas Kesehatan ini disusun dari data-data laporan kegiatan yang didapat dari masing-masing bidang dan bagian

yang ada di Dinas Kesehatan Kota

Padang.

2

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

BAB II GAMBARAN UMUM

A. GEOGRAFI Letak Kota Padang secara geografis pada bagian pantai Barat Sumatera pada posisi 000 44 ‘ 00‘’- 01’08” 35” Lintang Selatan dan 1000 05’ 05” – 100’ 34’ 09” Bujur Timur dengan luas keseluruhan 694,96 Km2.. Secara geogafis Kota Padang merupakan perpaduan dataran rendah dan perbukitan serta aliran sungai dan pulau – pulau, dengan uraian

21 buah sungai dan 19 buah pulau yang

tersebar di beberapa kecamatan dengan pemanfaatan lahan produktif 180 km2 sedangkan panjang pantai 68.126 Km. Curah hujan rata rata adalah 414.63 mm perbulan. Temperatur 22,2C – 32,5C dengan kelembaban udara berkisar 79 – 83% ( BPS Kota Padang, 2011). Secara administrasi Pemerintah Kota Padang terdiri dari 11 Kecamatan dan 104 Kelurahan. Kota Padang ini sebelah utara

berbatas dengan Kabupaten

Padang Pariaman, sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Solok, sebelah barat berbatas dengan Samudra Indonesia ( BPS Kota Padang, 2011).

B. DEMOGRAFI Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Padang tahun 2011, tercatat jumlah penduduk sebanyak 846.731 jiwa dimana kecamatan terbanyak penduduknya adalah Koto tangah sebanyak 165.980 jiwa. Sementara terdapat 194.280 Rumah Tangga denga rata rata jiwa per rumah tangga 4,36 jiwa. Rasio

beban

ketergantungan

dapat

digunakan

untuk

mengetahui

produktifitas penduduk. Rasio beban ketergantungan adalah perbandingan penduduk usia produktif (15-65 tahun) dengan penduduk usia non produktif (dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Semakin banyak penduduk usia non produktif maka semakin tinggi beban penduduk usia produktif. Di kota Padang pada tahun 2012 penduduk yang paling banyak berusia 20- 24 tahun. Salah satu strategi dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia dan secara global adalah peningkatan pembangunan manusia. Pembangunan manusia adalah proses sehingga setiap penduduk mampu memiliki lebih banyak pilihan dalam hal pendapatan, kesehatan, lingkungan fisik, dsb. Keberhasilan pembangunan manusia diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang

3

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

dipresentasikan oleh 3 dimensi yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Laju pertumbuhan penduduk kota pertahun rata-rata 1,00 %. Kecamatan Koto Tangah yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang paling tinggi yaitu 3,00 dan Kecamatan Padang Barat dan Padang Utara yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah yaitu 0 %. Tingginya laju pertumbuhan penduduk harus didukung dengan peningkatan sarana-prasarana pelayanan publik terutama di bidang Kesehatan di wilayah tersebut. Kepadatan penduduk masih terfokus di Kecamatan Padang Timur yaitu sebesar 9.562 orang/km2, dan Kecamatan yang terendah tingkat kepadatan penduduknya adalah kecamatan Bungus sebesar 230 orang/km2.

Tabel 2.1. Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan No.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Kecamatan

Luas Daerah

Jumlah

(Km2)

Penduduk

Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Padang Selatan Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah Jumlah

100,78 85,99 30,91 10,03 8,15 7,00 8,08 8,07 57,41 146,29 232,25 695,0

23.283 50.032 109.062 57.862 77572 44.118 69.224 57.905 130.251 61.442 165.980 846.731

Kepadatan

231 581 3.528 5.768 9.518 6.302 8.567 7.175 2.268 420 714 1.218

Sumber : Padang Dalam Angka (PDA) thn 2011

Dari sebanyak 846.731 jiwa penduduk Kota Padang, terdiri dari 421.900 jiwa laki-laki dan 424.831 jiwa perempuan dengan rasio jenis kelamin 99,31. Dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur terbanyak terdapat pada kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 97.561 jiwa dan yang paling sedikit adalah penduduk yang berusia diatas 75 tahun keatas yaitu 13.938 jiwa.

4

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

C. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu merupakan hal yang penting. 1. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang ada dikota Padang adalah : a.

Puskesmas Fasilitas pelayanan yang tersedia di kota Padang saat ini, secara umum sudah memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada tingkat pelayanan dasar, saat ini terdapat 22 buah puskesmas yang terletak pada 11 kecamatan di Kota Padang termasuk diantaranya terdapat 5 buah puskesmas perawatan dan 2 puskesmas perawatan PONED.

b.

Puskesmas Pembantu Puskesmas

Pembantu

didirikan

untuk

meningkatkan

aksesibilitas

pelayanan kesehatan sampai ke daerah yang sulit dijangkau dan juga memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan sehingga

masyarakat

mendapatkan

pelayanan.

Total

Puskesmas

Pembantu yang ada pada tahun 2012 adalah 62 buah. c.

Poskeskel Pada Tahun 2008 telah dibangun Poskeskel sebanyak 16 unit dan pada tahun 2009 dibangun 3 Poskeskel dan Tahun 2010 dibangun empat (4) Poskeskel lagi sehingga menjadi 23 Poskeskel. Dan pada tahun 2011 ditambah lagi 6 Poskeskel, sehingga total Poskeskel berjumlah 29 buah. Jumlah Poskeskel yang di bangun dan beroperasi sampai tahun 2012 adalah sebanyak 29 Poskesdes.

Poskeskel ini dibangun dengan dana

APBD, Swadaya masyarakat dan PNPM mandiri. d.

Puskesmas Keliling Sarana

transportasi

pendukung

pelayanan

puskesmas

antara lain

puskesmas keliling (kendaraan roda 4), pada tahun 2012 berjumlah 22 buah dan kendaraan roda 2 sebanyak 133 buah. Artinya setiap Puskesmas sudah didukung fasilitas Puskesmas keliling roda 4 sebanyak 1 unit. Kendaraan operasional Roda 4 di Dinas Kesehatan Kota Padang berjumlah 14 unit dan kendaraan roda 2 berjumlah 18 unit

5

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

e. Sarana dan prasaran lain 1. Rumah Sakit Umum

: 12 buah.

2. Rumah Sakit Jiwa

: 2 buah.

3. Rumah Sakit Bersalin

: 9 buah.

4. Rumah sakit Khusus

: 5 buah

5. Balai Pengobatan

: 34 buah.

6. Apotik

: 112 buah.

7. Toko Obat

: 26 buah.

8. Laboratorium Kesehatan Swasta

: 15 buah.

9. Optikal

: 14 buah.

10. Pos Yandu

: 864 buah.

11. Rumah Bersalin

: 28 buah

2. Tenaga Kesehatan Jumlah tenaga di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2012 adalah 1.173 orang yang terdiri dari 951 orang PNS, 95 orang PTT, 16 orang NPD, Pegawai harian musiman 26 orang, tenaga felontir 65 orang dan mengikuti pendidikan (tugas belajar) 20 orang. Berikut distribusi tenaga berdasarkan fungsi : 

Dokter Umum

: 58 orang



Dokter Gigi

: 54 orang



Bidan

: 323 orang



Perawat

: 234 orang



Tenaga kesehatan masyarakat : 23 orang



Tenaga Gizi

: 38 orang



Apoteker

:



Tenaga Farmasi

: 55 orang



Analis Labor

: 41 orang



Tenaga Kesehatan Lingkungan : 36 orang



Ahli Fisioterapist

:



Pekarya kesehatan

: 20 orang



Tenaga Rekam Medik

:



Non Kesehatan

: 69 orang



Tenaga felontir

: 65 orang

3 orang

0 orang

2 orang

6

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI

A. VISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG Visi Pembangunan kesehatan Kota Padang merujuk pada Visi dari Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 yakni ” Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan”. B. MISI PEMBANGUNAN KOTA PADANG Visi ini dituangkan menjadi empat misi yaitu : 1. Meningkatkan

derajat

kesehatan

masyarakat

melalui

pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, serta 4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik. Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui enam Rencana Strategi Tahun 2010 – 2014, yaitu: 1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani

dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan,

serta berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif 3. Meningkatkan

pembiayaan

pembangunan

kesehatan,

terutama

untuk

mewujudkan jaminan social kesehatan nasional 4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang

merata dan bermutu 5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat

kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan C. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Sebagai penjabaran dari visi maka tujuan yang akan dicapai adalah Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat Kota Padang yang hidup dengan perilaku dan dalam

7

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

lingkungan

sehat,

memiliki

kemampuan

untuk

menjangkau

pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dinas Kesehatan sebagai Dinas teknis Kota yang mengelola kesehatan dituntut perannya dalam pengelolaan dan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan keadaan: a. Terciptanya kondisi pelayanan kesehatan secara prima. b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta membudayakan hidup bersih dan sehat. c. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas terutama pada keluarga miskin dan rentan sosial d. Terbentuknya masyarakat yang berkualitas yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah keluarga yang mempunyai derajat kesehatan yang semakin tinggi e. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas terutama pada keluarga miskin dan rentan sosial f. Semakin banyaknya keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam kegiatan pelayanan kesehatan 2. Sasaran Sasaran pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati diatas adalah sebagai berikut : a. Terlaksananya pembangunan berwawasan kesehatan. b. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB ). c. Menurunnya Angka Kematian Ibu ( AKI ). d. Meningkatnya Usia Harapan Hidup. e. Meningkatnya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat ( UKBM ). f. Menurunnya penderita penyakit menular dan penyakit tidak menular. g. Meningkatnya Mutu Pelayanan kesehatan dasar dan Rujukan. h. Meningkatnya perilaku hidup sehat. i. Meningkatnya Kesehatan Lingkungan. j. Meningkatnya pengawasan terhadap Obat, Makanan dan Minuman. k. Meningkatnya Manajemen Kesehatan disemua tingkat administrasi. l. Meningkatnya kualitas Sumber Daya manusia Bidang Kesehatan.

8

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

D. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka ditetapkan kebijakan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara bertahap antara lain : 1. Meningkatkan

kesadaran

masyarakat

akan

pentingnya

pemeliharaan

kesehatan, pencegahan penyakit, kebersihan lingkungan dan menciptakan mutu sumber daya manusia yang baik 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kesehatan tersebut perlu di mulai semenjak dalam usia kandungan sampai usia lanjut. Masing-masing keluarga tetap dapat memelihara kesehatan orang tua, sehingga tanggung jawab pemeliharaan kesehatan tetap berada dalam keluarga masing-masing 3. Memperbaiki

dan meningkatkan sarana dan fasilitas lembaga kesehatan

termasuk penyediaan obat-obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat 4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga timbul citra terhadap pelayanan kesehatan terutama pada rumah sakit pemerintah, puskesmas dan posyandu. E. STRATEGI Dinas Kesehatan sebagai unit kerja Pemerintah Kota Padang untuk tahun 2006 – 2010 menetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan untuk mencapai visi dan misi dalam upaya mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang peluang

yang ada, mengatasi berbagai

kelemahan dan meminimalkan faktor-faktor yang mengancam. Beberapa alternatif strategis yang dihasilkan adalah : 1. Kerjasama Lintas Sektor Sebagian masalah kesehatan merupakan masalah yang komplek yang tidak dapat terlepas dari berbagai kebijakan dari sektor lain sehingga upaya pemecahan ini harus secara strategis melibatkan sektor terkait. Isu utama adalah upaya meningkatkan kerjasama lintas sektor yang lebih efektif, karena kerja sama lintas sektor dalam pembangunan kesehatan selama ini sering kurang berhasil. Perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat dan peningkatan mutu lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat memerlukan kerjasama yang erat antara berbagai sektor yang terkait dengan sektor kesehatan.

9

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2. Sumber Daya Manusia Kesehatan Mutu sumber daya manusia kesehatan sangat menentukan keberhasilan upaya dan manajemen kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan yang bermutu harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berusaha untuk menguasai IPTEK yang mutakhir. Disamping itu, mutu sumber daya tenaga kesehatan ditentukan pula oleh nilai-nilai, moral yang dianut dan diterapkan dalam menjalankan tugas. Disadari bahwa jumlah sumber daya tenaga kesehatan yang mengikuti perkembangan IPTEK dan menerapkan nilai-nilai, moral dan etika profesi masih terbatas.

3. Mutu Dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan Dipandang dari segi fisik jumlah sebaran dan sarana pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit serta sarana kesehatan lainnya termasuk sarana penunjang upaya kesehatan telah dapat dikatakan merata ke seluruh kota Padang. Namun harus diakui bahwa sebaran fisik tersebut masih belum diikuti sepenuhnya dengan peningkatan mutu pelayanan, dan keterjangkauan oleh seluruh lapisan masyarakat. 4. Pengutamaan,

Sumber

Daya

Pembiayaan,

Dan

Pemberdayaan

Masyarakat. Selama ini kesehatan masih kurang didukung oleh sumber daya pembiayaan yang memadai. Disadari bahwa keterbatasan dana pemerintah dan masyarakat merupakan ancaman yang besar bagi kelangsungan terhadap pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Keadaan ini mendorong perlunya langkah strategis dalam menciptakan sistem pembiayaan yang bersifat pra-upaya yang sudah dikenal sebagai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.

10

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

BAB IV KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

A. KEDUDUKAN Sesuai dengan Perda No. 16 tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas Daerah maka Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan Dinas Teknis Kota bertugas mengelola kesehatan yang dikepalai oleh seorang kepala Dinas. B. STRUKTUR ORGANISASI Adapun Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari: 1. Kepala Dinas. 2. Sekretariat terdiri dari: a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub. Bagian Keuangan c. Sub. Bagian Penyusunan Program 3. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi : a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar b. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak c. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus 4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi: a. Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit b. Seksi Wabah dan Bencana c. Seksi Kesehatan Lingkungan 5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi: a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM) b. Seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat (PSM) c. Seksi Registrasi dan Akreditasi 6. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi: a. Seksi Jaminan Kesehatan b. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan c. Seksi Kefarmasian

11

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Bagan 1. Struktur Organisasi

12

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 tahun 2008 Tanggal 19 Desember 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan, yaitu : Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan unsur pelaksana Pemerintahan Daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Padang adalah : 1. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan dan tugas pembantuan ; 2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Kesehatan menpunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan ; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan ; c. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang kesehatan ; d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas ; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam menjalankan fungsinya Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh bagian dan bidang sebagai berikut: 1. Sekretariat a. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Dinas Kesehatan dalam urusan umum, urusan perlengkapan, urusan keuangan, urusan kepegawaian, urusan perpustakaan, evaluasi dan pelaporan. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Sekretariat mempunyai fungsi :

13

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

1) Menyusun administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan, urusan rumah tangga dinas, keuangan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan;

2) Menyusun anggaran, pembinaan organisasi dan tata laksana, menyusun evaluasi dan pelaporan;

3) Meningkatkan Sumber daya manusia; 4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. d. Masing-masing sub bagian sebagaimana dimaksud pasal 2 angka 2 huruf a dan b, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

1) Sub Bagian Umum

a) Sub

Bagian

Umum

mempunyai

tugas

membantu

Sekretaris

melaksanakan urusan Pengelolaan Administrasi dan Kepegawaian, urusan rumah tangga Dinas.

b) Uraian Tugas Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah:

 Mengelola tata kearsipan/ perkantoran ;  Mengelola administrasi kepegawaian;  Melaksanakan urusan humas, pengelolaan hukum dan organisasi  Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas;  Melaksanakan urusan pengadaan peralatan / perlengkapan kantor, pencatatan, penyimpanan,

pendistribusian untuk puskesmas

pembantu, puskesmas dan DKK ;

 Melaksanakan urusan pemeliharaan/ perawatan alat – alat kantor;  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2) Sub Bagian Keuangan

a) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja dinas, verifikasi, perbendaharaan, penyusun pertanggung jawaban keuangan dinas.

b) Uraian tugas Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :  Membuat rencana anggaran dan pendapatan belanja dinas;

14

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

 Mengkoordinir pengadministrasian belanja administrasi umum, belanja operasional dan pemeliharaan serta belanja modal, baik belanja aparatur maupun publik keuangan dinas;  Pertanggung jawaban pencairan dana;  Melakukan verifikasi Anggaran pendapatan belanja dinas;  Membuat dan menyiapkan laporan pertanggung jawaban keuangan/ anggaran pendapatan dan belanja dinas termasuk perhitungan anggaran;  Melaksanakan pembinaan dan pengendalian satuan pemegang kas ;  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3) Sub Bagian Penyusunan Program

a) Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas melaksanakan urusan penyusunan program kedinasan.

b) Uraian tugas Sub Bagian Penyusunan Program sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :  Membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk program kedinasan;  Mengkoordinir perencanaan bidang atau bagian terkait;  Menghimpun dan menganalisa serta menyusun laporan evaluasi program.  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2. Bidang Pelayanan Kesehatan a. Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kesehatan Ibu dan Anak, Anak Usia Sekolah, Pemantauan Gizi anak dan ibu hamil serta pelayanan Kesehatan Khusus di puskesmas, puskesmas pembantu, dan Posyandu. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi : 1) Mengenal wilayah kerja dengan melakukan pendekatan kepada dinas terkait; 2) Menyusun rencana kerja tahunan bersama staf dan instansi terkait dalam program kesehatan keluarga;

15

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

3) Menyusun rencana kerja tahunan berdasarkan DIP daerah, analisa situasi, dan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun lalu bersama staf; 4) Menyelenggarakan rapat bulanan bersama staf bidang pelayanan kesehatan

untuk

mengevaluasi

kegiatan

yang

sedang

berjalan,

mengidentifikasi perencanaan dan pemecahannya serta menyusun rencana kegiatan lainnya; 5) Membuat tata cara kerja di lingkungan bidang pelayanan kesehatan yang meliputi pendistribusian tugas kepada bawahan, penentuan target kerja dan bimbingan pelaksanaan tugas bawahan; 6) Membuat laporan hasil tentang pelaksanaan kegiatan setiap tahun, masalah yang ditemui untuk

sebagai salah satu bahan dalam

perencanaan tahun berikutnya. 7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan d. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari tiga seksi : 1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan a) Mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan dasar serta sistim rujukan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit serta pembinaan pengelolaan manajemen dan pengembangannya. b) Uraian Tugas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan sebagaimana yang tersebut pada butir (1) adalah :  Mengkoordinir pengelolaan dan penilaian kinerja Puskesmas dan Rumah Sakit;  Menetapkan

standar

pelayanan

minimal

untuk

Pelayanan

Kesehatan Dasar  Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit;  Melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan Puskesmas dan Rumah Sakit;  Melakukan pembinaan tekhnis;  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

16

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2) Seksi Kesehatan Ibu dan Anak a) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan pelayanan kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan menyusui), balita dan anak usia sekolah. b) Uraian tugas seksi Kesehatan Ibu dan Anak sebagaimana yang dimaksud butir (1) adalah :  Mengkoordinir dan melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan ibu, anak, KB, dan UKS;  Mengkoordinir pelaksanaan kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan menyusui) di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik Bersalin, dan Bidan Praktek Swasta (BPS);  Mengkoordinasi pelayanan kesehatan balita dan anak usia sekolah di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, sekolah dan rumah sakit;  Melakukan pembinaan tenaga kesehatan dan penolong persalinan termasuk BPS;  Melakukan Audit Maternal dan Perinatal (AMP);  Mengkoordinasikan pelayanan Keluarga Berencana;  Mengkoordinasikan pembinaan dukun bersalin;  Mengkoordinasikan bimbingan tekhnis ke puskesmas, puskesmas pembantu, dan Bidan pembina wilayah kelurahan;  Mengumpulkan bahan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan anak sekolah;  Mengkoordinasikan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah tingkat SD, SMP, dan SMU;  Melaksanakan pelatihan guru UKS, dan Kader Kesehatan Remaja;  Membimbing Puskesmas dalam kesehatan ibu anak dan anak usia sekolah;  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3) Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus a) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan program gizi dan kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan olah raga, dan kesehatan Lansia. b) Uraian tugas seksi Gizi dan Kesehatan Khusus sebagaimana yang dimaksud butir (1) adalah :  Melakukan pemantauan status gizi anak Balita dan ibu hamil;

17

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

 Melakukan pemantauan status gizi balita dan ibu melalui kegiatan puskesmas dan posyandu;  Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Yodium;  Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Vitamin A;  Merencanakan pemberian makanan tambahan pada kasus KEP;  Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan gigi mulut serta kesehatan olah raga dan kesehatan lansia;  Mengkoordinir program lanjut usia (Lansia);  Melaksanakan pembinaan kelompok Lansia yang ada di wilayah kerja puskesmas;  Melakukan bimbingan tekhnis ke puskesmas dan Rumah Sakit;  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan a. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas membantu kepala

dinas

Pengamatan,

dalam menyusun rencana penyelengaraan kegiatan Pengawasan,

Pemberantasan,

Pencegahan

Penyakit,

penanggulangan wabah dan bencana serta kesehatan lingkungan. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang pengendalian Masalah kesehatan berfungsi: 1) Merencanakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan bidang pengendalian masalah kesehatan. 2) Bimbingan operasional, pengawasan dan evaluasi program di Bidang pengendalian masalah kesehatan. 3) Penyusunan pedoman dan standar pengembangan pelayanan serta manajemen program dalam lingkup bidang Pengendalian Masalah Kesehatan. 4) Penyebar luasan informasi dalam cara Pengendalian masalah kesehatan. 5) Pelaksanaan kordinasi dalam pengendalian wabah dan bencana. 6) Pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan pemukiman,kualitas air yang digunakan masyarakat, tempat produksi dan penjualan minuman serta tempat – tempat umum. 7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan

18

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

d. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan terdiri dari tiga Seksi : 1) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit a) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas dan Menyusun Perencanan, Pembinaan dan Pengawasan Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit. b) Uraian tugas seksi Pengendalian

dan Pemberantasan Penyakit

sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah :  Membuat rencana kegiatan pemberantasan penyakit menular maupun tidak menular.  Membuat rencana kebutuhan obat dan sarana program TB Paru, Ispa, Diare, Kusta, Malaria, dll.  Melakukan kordinasi Pelaksanaan Pencegahan Penyakit, termasuk imunisasi dengan Rumah Sakit, se Kota Padang, puskesmas, dokter /Bidan Praktek Swasta, klinik bersalin dan sekolah setingkat SD/MI se Kota Padang.  Melakukan Pembinaan dan Pengawasan pencegahan penyakit / Imunisasi

mengenai kegiatan

kepada

Rumah Sakit,

puskesmas, dokter/Bidan Praktek Swasta se Kota Padang  Pengambilan dan distribusi vaksin dan logistik imunisasi secara berkala ke Dinas Kesehatan Propinsi  Membantu Pemeliharaan dan perbaikan Cold Chain Puskesmas.  Melakukan pemantapan manajemen pencegahan penyakit dan imunisasi melalui pembuatan dan pegawasan PWS ( Pemantauan Wilayah Setempat ) serta mapping daerah UCI ( Universal Child Immunization ).  Mengkordinasikan

pelaksanaan

kegiatan

pengendalian

,

pemberantasan penyakit menular maupun tidak menular dengan Rumah Sakit dan puskesmas.  Monitoring dan bimbingan tehnis, program Pengendalian

dan

pemberantasan penyakit ke puskesmas  Melakukan

Pengawasan

dan

evaluasi

terhadap

pelaksanan

program Pengendalian dan pemberantasan penyakit di puskesmas.  Melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap calon jemaah haji.  Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan .

19

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2) Seksi Wabah dan Bencana a) Seksi

Wabah

dan

Bencana

mempunyai

tugas

menyusun

perencanaan, pembinaan dan pengawasan program penanggulangan wabah dan bencana. b) Uraian tugas seksi Wabah dan Bencana sebagaiman dimaksud ayat ( 1 ), adalah :  Mengkordinasikan pelaksananan penanggulangan wabah dan bencana dengan puskesmas, rumah sakit dan pihak terkait lainnya.  Merencanakan kegiatan pra, saat dan pasca terjadi wabah dan bencana.  Melakukan penyelidikan kasus AFP dan penyakit menular lain yang berpotensi wabah serta keracunan.  Menghimpun dan menganalisa data survelans, kejadian luar biasa, wabah penyakit menular

dan bencana dari rumah sakit dan

puskesmas.  Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3) Seksi Kesehatan Lingkungan a) Seksi

kesehatan

perencanaan,

Lingkungan

mempunyai

tugas

pengkordinasian,

Pembinaan

dan

menyusun pengawasan

terhadap kesehatan lingkungan pemukimam, tempat-tempat umum, tempat pengolahan /produksi dan penjualan makanan dan minuman serta berbagai fasilitas kesehatan lainnya. b) Uraian tugas seksi Kesehatan Lingkungan sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah:  Merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan.  Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pencemaran lingkungan (udara, air, tanah dan bahan pencemar yang berasal dari

industri, pestisida, kendaraan bermotor, rumah sakit dan

tempat usaha lain ) serta pengawasan terhadap kualitas air : PDAM, DAM dan Industri perusahaan air minum lainnya (air minum, air bersih, air badan air, kolam renang, pemandian umum, limbah).  Melakukan pembinaan, pengawasan TPS, TPA bekerjasama dengan sektor terkait.

20

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

 Melakukan pembinaan terhadap Kelompok Pemakai air ( POKMAIR ) dan kader kesehatan, AMPL (air minum dan penyehatan lingkungan).  Pengawasan sanitasi hotel, restoran, pasar dan daerah tujuan wisata.  Pengawasan dan pembinaan sanitasi kawasan pemukiman.  Koordinasi dengan lintas sektor/ lintas program yang menyangku Amdal, UKL/ UPL serta kegiatan lingkungan lainnya.

4. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia a. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan, melaksanakan perencanaan, pembinaan dan mengawasi kegiatan Perencanaan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pendidikan dan Latihan (Diklat), Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat, serta Registrasi dan Akreditasi. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia berfungsi : 1)

Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat yang berkaitan dengan tenaga kesehatan ;

2)

Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan serta pengembangan kegiatan Diklat ;

3)

Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan melalui berbagai media serta pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) ;

4)

Perencanaan, pengkoordinasian serta pembinaan kegiatan budaya hidup bersih dan sehat

5)

Perencanaan,

pengkoordinasian,

pembinaan

untuk

mendorong

tumbuhnya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat ; 6)

Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Registrasi dan Akreditasi Sarana Prasarana dan Tenaga Kesehatan ;

7)

Pengawasan dan Pengendalian perizinan dibidang kesehatan ;

21

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

8)

Mengkoordinasikan, pembinaan dan pengawasan pembangunan yang berwawasan kesehatan ;

9)

Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan kegiatan Bidang untuk disampaikan kepada atasan ;

10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. d. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia terdiri dari tiga Seksi : 1)

Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Dan Diklat a) Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat mempunyai tugas

menyusun

perencanaan,

pengkoordinasian,

pembinaan,

pengawasan dan pengendalian Pendayagunaan SDM dan Diklat. b) Uraian tugas seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah :  Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan upaya pendayagunaan SDM kesehatan ;  Membuat

rencana

kebutuhan

dan

pengembangan

tenaga

kesehatan termasuk tugas belajar / izin belajar, penempatan tenaga kesehatan sesuai latar belakang pendidikan secara berkala ;  Melakukan

koordinasi

dan

pembinaan

kepada

Institusi

Penyelenggara Pendidikan di Bidang Kesehatan dalam rangka optimalisasi pendayagunaan SDM Kesehatan ;  Menggerakkan partisipasi masyarakat melalui pendayagunaan SDM Kesehatan pada organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dll ;  Membina dan mengembangkan hubungan kerja sama

dengan

lembaga terkait bidang tenaga kerja baik dalam negeri maupun luar negeri ;  Melakukan koordinasi, pembinaan dan pengembangan terhadap peningkatan kualitas SDM kesehatan agar siap di pasar kerja ;  Mengembangkan modul yang terkait dengan pendayagunaan SDM kesehatan ;  Merencanakan dan melaksanakan pelatihan teknis kesehatan dan pelatihan fungsional kesehatan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tenaga kesehatan sesuai persyaratan kompetensi, jenis dan jenjang jabatan fungsional masing - masing ;

22

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

 Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor ;  Menghimpun dan menganalisa data untuk bahan perencanaan kegiatan dan laporan seksi Pendayagunaan SDM dan Diklat ;  Melakukan pencatatan dan pelaporan ;  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2)

Seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat a) Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) dan Peran Serta Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, membina dan mengawasi kegiatan promosi kesehatan (Promkes) dan peranserta masyarakat (PSM) serta pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksakan oleh tenaga kesehatan diberbagai fasilitas kesehatan dengan menggunakan berbagai media. b) Uraian

tugas

seksi

Promkes

dan

Peran

Serta

Masyarakat

sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah :  Melaksanakan penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkat perilaku hidup sehat pada masyarakat;  Menyebarluaskan informasi kesehatan melalui Poster, Radio, Televisi, Billboard, Leaflet dan Media lainnya;  Menyediakan data yang berhubungan dengan seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat ;  Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan;  Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan kegiatan peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan;  Menggerakkan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan melalui organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka dan LSM;  Membina dan mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat;  Mengumpulkan bahan serta mengolah laporan dan evaluasi pelaksanaan bimbingan penyuluhan kesehatan pada masyarakat;  Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan bimbingan penyuluhan kesehatan dengan instansi terkait;  Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor;

23

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

 Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi promosi kesehatan dan peran serta masyarakat ;  Melakukan pencatatan dan memberikan laporan kepada Kepala Bidang;  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3)

Seksi Registrasi dan Akreditasi a) Seksi Registrasi dan Akreditasi mempunyai tugas Menyusun perencanaan,

pengkoordinasian,

pembinaan,

pengawasan

dan

pengendalian tentang registrasi dan akreditasi tenaga dan sarana pelayanan kesehatan serta berbagai fasilitas kesehatan lainnya. b) Uraian tugas seksi Registrasi dan Akreditasi sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah :  Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan registrasi tenaga kesehatan ;  Melakukan pemantauan dan pembinaan secara terpadu bersama tim terkait ;  Melakukan pengumpulan data, analisa data yang berhubungan dengan kegiatan seksi registrasi dan akreditasi ;  Melakukan Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelatihan kesehatan dalam rangka pelaksanaan pelatihan yang terakreditasi ;  Mengeluarkan surat izin praktek tenaga kesehatan ;  Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi registrasi dan akreditasi;  Sertifikasi alat kesehatan dan PKRT Kelas I;  Pembenaran izin sarana kesehatan meliputi Rumah Sakit Pemerintah kelas C dan kelas D, rumah sakit swasta setara, Praktek Berkelompok, Klinik umum/ Spesialis, Rumah Bersalin, Klinik Dokter Keluarga/ Dokter Gigi Keluarga, Kedokteran Komplementer

dan

Pengobatan

Tradisional

serta

sarana

penunjang yang setara ;  Pemberian izin apotik dan toko obat;  Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor;  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

24

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

5. Bidang Jaminan Dan Sarana Kesehatan a. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam pelayanan jaminan kesehatan, perencanaan dan pengadaan serta monitoring evaluasi sarana dan peralatan kesehatan dan kefarmasian. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan berfungsi : 1) Penyelenggaraan

Jaminan

kesehatan

meliputi

kepesertaan,

pemeliharaan dan pembiayaan. 2) Pelayanan sarana dan prasarana kesehatan (puskesmas dan pustu); 3) Penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza, kosmetika dan alat kesehatan. d. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan terdiri dari tiga Seksi : 1) Seksi Jaminan Kesehatan a) Seksi Jaminan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat sesuai kondisi lokal. b) Uraian tugas seksi Jaminan Kesehatan sebagaimana yang dimaksud ayat

( 1 ) adalah :

 Merencanakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Kota Padang  Mengelola Jamkesmas  Mengelola Jamkesda  Melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait  Melakukan sosialisasi jaminan kesehatan  Melaksanakan pembinaan, monitoring pengawasan dan evaluasi pelaksanaan jaminan kesehatan.  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2) Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan a) Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam perencanaan dan pengadaan pelayanan sarana dan peralatan kesehatan; b) Uraian tugas seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah :

25

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

 Perencanaan, pengadaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana kantor kesehatan, puskesmas dan Pustu ;  Perencanaan, pengadaan dan pendistribusian alat kesehatan ;  Melaksanakan pembenaran, monitoring, pengawasan terhadap alat kesehatan di Puskesmas dan Pustu ;  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3) Seksi Kefarmasian a) Seksi kefarmasian membantu Kepala Bidang dalam penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza, kosmetika dan alat kesehatan. b) Uraian tugas seksi Kefarmasian sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah :  Melaksanakan perencanaan, pengadaan dan pengawasan obat;  Melaksanakan

pembinaan

manajemen

pengelolaan

obat

Puskesmas;  Pengawasan dan registrasi makanan dan minuman produksi rumah tangga.  Pembinaan, monitoring, pengawasan dan evaluasi ke Puskesmas, toko obat, apotik, toko makanan dan minuman, sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi lainnya;  Pengambilan sampel / contoh sediaan farmasi dilapangan;  Melaksanakan rekapitulasi laporan pemakaian narkoba Puskesmas, Apotik, Rumah Sakit type C, D dan melaporkan per triwulan ke Propinsi.  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

26

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

BAB V PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN

A. PROGRAM KESEHATAN Program yang telah disusun dan ditetapkan sebagai strategi kebijakan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2012 terdiri dari 19 (Sembilan belas) Program : 1.

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tujuan program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan administrasi perkantoran dan pelayanan umum dilingkungan Dinas Kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a. Penyediaan jasa surat menyurat b. Penyedian jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyedian jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional d. Penyedian jasa kebersihan kantor e. Penyedian Alat Tulis kantor f. Penyedian barang cetakan dan penggandaan g. Penyedian komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor h. Penyedian bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan i. Penyedian makanan dan minuman j. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah k. Penyedian peralatan kebersihan l. Peningkatan jasa pelayanan publik m. Peningkatan pelayanan administrasi dan pelayanan kantor

2.

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tujuan program ini adalah untuk pemeliharaan gedung dan kendaraan dinas dilingkungan dinas Kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor b. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional c. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan dan peralatan gedung kantor

27

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

3.

Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Program ini bertujuan untuk meningkatkan Disiplin Pegawai dalam pemakaian baju dinas, kegiatannya adalah Pengadaan pakaian khusus hari hari tertentu.

4.

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program ini bertujuan untuk meningkatakan kinerja dan kualitas aparatur Negara melalui pertemuan dan bimbingan teknis ke puskesmas. Kegiatan yang dilakukan adalah pengolahan data kepegawaian tenaga kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur b. Operasional bimbingan teknis ke lapangan

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Tujuan program adalah untuk menunjang kegiatan entry data keuangan pada aplikasi SIPKD di DPKA balaikota yang menghasilkan laporan keuangan untuk mengetahui capaian kinerja dan keuangan Dinas Kesehatan Kota Padang. 6.

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program ini bertujuan untuk menjamin ketersedian obat di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Kota Padang. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain : a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan b. Pengadaan Bahan Logistik (Bahan Habis Pakai)

7.

Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah: a. Peningkatan kesehatan masyarakat b. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

28

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

8.

Program Pengawasan Obat dan makanan Program ini bertujuan untuk memantau peredaran obat, kosmetik dan makanan di masyarakat, kegiatan yang dilaksanakan adalah pengawasan peredaran obat dan makanan, yang meliputi sub kegiatan : a. Pengamanan bahaya penyalahgunaan obat narkotika, Psikotropika, zat adiktif lain dan bahan berbahaya lainnya b. Pengamanan dan pengawasan makanan dan bahan tambahan makanan c. Pengawasan obat, obat tradisional, kosmetik dan alat kesehatan d. Pelayanan penggunaan obat generik

9.

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tujuan dari program ini adalah untuk merubah perilaku masyarakat agar berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan melalui pemberdayaan masyarakat dan menanfaatkan media promosi. Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat.

10. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program ini bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi di kota Padang. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan program adalah : Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kurang Vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya.

11. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program ini bertujuan untuk menurunkan kasus penyakit yang berbasis lingkungan. Kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan program tersebut adalah pengawasan kualitas air dan lingkungan. 12. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena penyakit menular. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah : a. Penyemprotan / Fogging sarang nyamuk b. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular c. Peningkatan imunisasi

29

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

d. Penanggulangan wabah dan bencana e. Pelayanan kesehatan jemaah haji 13. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Tujuan Program ini adalah menyusun laporan kesehatan dan standar pelayanan minimal bidang kesehatan, dimana kegiatannya meliputi : a. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

14. Program Pengadaan Peningkatan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana

kesehatan

untuk

pelayanan

kesehatan

dasar

dengan

pembangunan dan rehabilitasi fasilitas kesehatan yang rusak akibat gempa tanggal 30 september 2009 lalu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan program adalah sebagai berikut : a. Pembanguan puskesmas b. Pembangunan Puskesmas Pembantu c. Pengadaan saran dan prasarana puskesmas d. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu e. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas f. Pengadaan alat kedokteran dan alat laboratorium g. Pengadaan Obat Program dan Vaksin h. Pembanguan Poskesdes 15. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin kota Padang, adapun kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat. 16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu Balita tentang tumbuh kembang anak dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

anak

Balita,

kegiatan

yang

dilakukan

dalam

menunjang

pencapaian tujuan program adalah pelayanan kesehatan kepada anak Balita.

30

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

17. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan ibu yang melahirkan dan anak. Kegiatannya adalah Peningkatan Keselamatan ibu dan AMP. 18. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi anak sekolah dengan melihat status gizi anak sekolah serta absensi

sesuai

dengan

SKB

4

menteri

dan

Permenkes

No

741/Menkes/PER/VII/2008. Kegiatan yang dilakukan dalam menunjang program tersebut adalah peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan anak sekolah, melalui kegiatan screening anak sekolah.

19. Program Asuransi Kesehatan Tujuan dari program ini adalah terjaminnya pelayanan kesehatan bagi peserta askes pegawai negeri asuransi kesehatan pegawai di dinas kesehatan kota Padang.

B. INDIKATOR KESEHATAN Agar keberhasilan pembangunan kesehatan dapat diketahui dan terukur, ada beberapa indikator yang dijadikan acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Padang. Indikator tersebut merupakan indikator kunci pelayanan kesehatan yang terkandung dalam Tujuan MDGs yaitu : 1. Kasus kematian bayi dan balita Kasus kematian bayi pada tahun 2012 sebanyak 71 kasus/16.805 KH, dan kasus kematian Anak Balita pada tahun 2012 sebanyak 7 kasus, sehingga total kematian Balita adalah 78 kasus. 2. Kasus kematian ibu Kasus kematian Ibu yang ditemukan pada tahun 2012 sebanyak 16 kasus/16.805 KH. Kematian ibu ini terdiri dari ibu hamil 2 orang, ibu bersalin 13 orang dan ibu nifas 1 orang. Jika dilihat dari sisi umur maka ibu yang meninggal ini adalah ibu yang berumur diatas 35 tahun. 3. Prevalensi Gizi buruk Berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG), prevalensi gizi buruk dengan indikator BB/TB pada tahun 2012 adalah 3,16 %.

31

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

4. Kasus HIV dan AIDS, Malaria Pada Tahun 2012 ditemukan kasus HIV sebanyak 23 kasus, AIDS sebanyak 41 dan tidak ditemukan kasus IMS. Sementara untuk Malaria positif dengan pemeriksaan sediaan darah hanya 1 kasus ditemukan namun tanpa pemeriksaan sebanyak 116 kasus . 5. Umur harapan hidup Umur harapan hidup tahun 2012 adalah 71.6 tahun

32

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

BAB VI PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2012

Selain pembiayaan APBD Kota, dalam pelaksanaan program kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Padang juga ditunjang oleh pembiayaan dari berbagai sumber antara lain APBN (DAK, Dekon) dan APBD Propinsi dan dana dari BNPB.

A. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG Tabel 6.1. Anggaran Belanja APBD Kota Padang Tahun 2011- 2012 Jumlah (Rp)

N o 1

Realisasi Anggaran (Rp)

%

Kegiatan Belanja 2011

2012

2011

2012

2011

2012

40.228.208.566,37

48.051.704.234,48

39.695.783.334

46.516.028.229

98,6

96,8

Belanja tidak langsung

a

Belanja Pegawai/ Personalia

2

Belanja Langsung

a

Belanja Pegawai

b

Belanja Barang

961.146.300

1.114.539.663

921.514.520

1.055.079.520.

95,87

94,6

13.260.414.000

16.470.862.581

10.675.747.918

14.949.947.714

80,5

90,7

1.490.896.500

3.620.959.300

1.111.212.400

3.513.571.000

74,53

97,0

55.940.665.366.,37

69.258.065.778,48

52.404258.172

66.034.626.463

93,67

95,34

dan Jasa c

Belanja Modal Jumlah

Sumber : DKK Padang

Tabel di atas menggambarkan jumlah anggaran belanja kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kota Padang dua tahun terakhir yang bersumber dari APBD. Secara umum terjadi peningkatan anggaran baik pada belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Peningkatan jumlah belanja tidak langsung ini dikarenakan kenaikan gaji pada tahun 2012 sebanyak 5 %. Belanja barang dan jasa juga meningkat, khususnya pada belanja pengadaan obat dan vaksin dan premi asuransi jamkesda. Realisasi anggaran meningkat pada tahun sebelumnya dari 93,67 % menjadi 95,34 %, ini menggambarkan kinerja yang meningkat dari Dinas Kesehatan Kota Padang.

33

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

B. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG Tabel 6.2. Sumber-sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2009- 2012 No

Kegiatan Belanja

Sumber

2009

Jumlah (Rp.) 2010 2011

2.400.000

2.400.000

Realisasi (%) 2011 2012

2012

1

NLR (Nederland Leprose)

Kusta

2

ISS GAVI

Imunisasi

19.255.000

0

3

BLN

Surveylance epidemiologi

15.360.000

12.960.000

5.981.875

4

APBN

PAMSIMAS

231.295.000

311.400.000

226.280.000

Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu

34.800.000

43.850.000

Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak

85.260.000

119.365.000

0

0

Program Perbaikan Gizi

70.985.000

75.410.000

2.225.000

39.035.000

Yankes Anak

0

0

0

14.671.500

Yankes Ibu

0

0

0

5.501.500

5.

APBD Prop

2.400.000

100

208.480 40.383.000

6

WHO

Campak gempa

pasca

0

0

0

0

7

BNPB

Kes.Gizi dan KIA

200.830.000

2.843.479.400

0

0

742.104.250

3.683.864.400

8.206.875

99.799.480

JUMLAH

98,3

100

100

Sumber :DKK Padang

34

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

BAB VII PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator pelayanan kesehatan dan capaian program kesehatan denngan menggunakan tolok ukur target. Tabel berikut ini menggambarkan capaian indikator Standar Pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan dari tahun 2008-2012.

35

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.1. Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2008-2012

No

1 2

3

Hasil Realisasi

Nama Indikator Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

2010

Target 2012 (%)

2008

2009

88

89,26

90,30

2011 94,04

2012 92,2

91

100

99,46

77,81

100

97,9

67

80

87,83

90,57

93,12

92

91

4

Cakupan pelayanan nifas

79

54,88

90,57

86,38

88

88

5

Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

54

88,46

97,30

82,68

100

89

6

Cakupan kunjungan bayi

81

111,40

96,75

77,37

81,4

92

7

Ckupan desa/ kelurahan Universal Child

84

86,54

100,00

95,19

75

92

8

Cakupan pelayanan anak balita

52

53,19

79,71

63,18

63,4

82

100

100,00

100,00

100

100

100

100

100,00

100,00

100

100

100

95

92,31

92,88

94,53

93,5

100

66

72,94

75,84

66,73

82,2

75

120

100

4

80

9 10 11

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bln Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

12

Cakupan peserta KB aktif

13

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. AFP Rate per 100.000 0 120 100,00 270,50 penduduk < 15 tahun b. Penemuan penderita 9 9,47 9,71 6,76 pneumonia balita

14

15

16

17 18

c. Penemuan pasien baru TB BTA positif

36

56,54

61,99

70,13

65,7

70

d. Penderita DBD yang ditangani

100

100

100,00

100

100

100

100

123

35,16

35,74

48,7

100

120

100

121,91

91,37

52,2

100

100

100

0,92

11,34

8,9

100

100

100

100,00

27,71

88

100

100

100

100,00

96

100

99

80

38,46

23,08

27,88

100

60

e. Penemuan penderita diare Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan RS di kab/kota Cakupan desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 24 jam Cakupan desa siaga aktif

Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari pencapaian standar pelayanan minimal (SPM bidang kesehatan) yang telah ditetapkan oleh kota masing-

36

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

masing kota sesuai dengan kemampuan daerah. Dari tabel diatas dapat dillihat perkembangan capaian indikator yang cenderung meningkat, hal ini menunjukkan keseriusan Dinas Kesehatan Kota dalam mengalatasi pelbagai masalah kesehatan di Kota Padang. Walaupun masih ada beberapa indikator yang masih belum bisa dilihat perbandingan capaiannya, dikarenakan penghitungan dan defenisi operasional yang kurang tepat dari indikator tersebut. Pencapaian program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2012 berdasarkan bidang membawahinya dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut : A. SEKRETARIAT Kedudukan Sekretariat Dinas Kesehatan Kota Padang sebagai unsur membantu Kepala Dinas Kesehatan

Kota Padang

dengan tugas pokok

melaksanakan kewenangan dibidang sekretariat mempunyai tiga Sub. Bagian Yaitu Sub.Bagian Umum & Kepegawaian, Sub. Bagian Keuangan dan Sub. Bagian Penyusunan Program yang dipimpin oleh Sekretaris

dan bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang.

1.

Sub.Bagian Umum & Kepegawaian Pada tahun 2012 setelah mengalami beberapa perubahan sub.bag umum dan kepegawaian mempunyai total dana program sebesar Rp. 3.109.074.650,-. Total dana program yang direalisasikan adalah sebesar Rp 2.960.442.620,(95,22% ). a. Administrasi Kepegawaian Subbag

Umum

dan

administrasi kepegawaian

Kepegawaian

juga

bertugas

mengurus

di lingkungan Dinas Kesehatan. Adapun hasil

kegiatan selama Tahun 2012 : 1) Sumber Daya Kesehatan yang ada pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 adalah 1.173 orang yang terbagi atas : a)

Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 951 orang.

b)

Pegawai NPD sebanyak 16 orang.

c)

Pegawai Harian Musiman sebanyak 26 orang.

d)

Pegawai Felontir sebanyak 65 orang

e)

Pegawai Tidak Tetap ( PTT ) sebanyak 95 orang. yang terdiri dari :  Dokter sebanyak 2 orang.  Bidan sebanyak 93 orang .

37

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

UPT Dinas Kesehatan yaitu puskesmas dan Gudang Farmasi mempunyai tenaga fungsional. Tenaga fungsional ini antara lain dokter umum, dokter gigi, perawat / bidan, gizi, sanitasi , farmasi, adminkes dan lain - lain. 2) Administrasi kepegawaian yang dilaksanakan pada tahun 2012 adalah : a)

Pengurusan kenaikan gaji berkala sebanyak 591 orang

b)

Pengurusan kenaikan pangkat, terbagi dalam 2 (dua) periode, yaitu :  April sebanyak 119 orang ( 94 angka kredit dan 25 orang reguler )  Oktober sebanyak 117 orang ( 111 orang angka kredit dan 6 orang reguler )

c) Pengurusan mutasi/pindah pegawai, yaitu 43 orang masuk ke kota Padang, 21 orang keluar kota Padang. d) Pegawai titipan dari Pemko Padang (DKK Padang) ke daerah lain sebanyak 7 orang, dan pegawai titipan dari daerah lain ke Pemko Padang (DKK Padang) sebanyak 1 orang. e) Pengurusan pensiun sebanyak 16 orang f)

Pengangkatan pegawai baru ( CPNS ) sebanyak 35

b. Pengadaan Barang Habis Pakai dan Aset / Inventaris Pengadaan barang habis pakai pada tahun 2012 meliputi : 1) Pengadaan peralatan kebersihan yang dilakukan pada bulan April 2012 dengan rekanan CV. Arsa sebesar Rp. 49.0488.800,- ( SPMK No. 820.8.55 / umum - DKK/ IV / 2012, tanggal 5 April 2012 ) 2) Pengadaan alat tulis kantor (ATK) dilakukan bulan Maret 2012, dengan rekanan PD. Teratai Jaya sebesar Rp. 97.608.200,- ( SPMK No.820.8.24 / Umum - DKK / III / 2012, tanggal 28 Maret 2012 ) 3) Pengadaan bahan logistik ( bahan habis pakai medis ) yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 dengan rekanan PT.Dwikusums Triasagung sebesar Rp. 57.459.600,- ( SPMK No.820.29.87 / Umum - DKK/ VIII / 2012 tanggal 29 Agustus 2012 ) 4) Pengadaan barang cetakan dilakukan pada bulan April 2012 dengan rekanan CV.Geralindo Utama sebesar Rp. 98.092.000,- ( SPMK No. 820.11.34 / Umum - DKK / IV / 201 tanggal 10 April 2012 ) 5) Pengadaan Pakaian Khusus Hari Hari Tertentu, pada bulan Oktober tahun 2012 dengan rekanan CV Indo Global sebesar Rp.197.008.856,(SPMK No. 820.33.86 / Umum-DKK/ X- 2012.

38

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Barang habis pakai tersebut didistribusikan ke seluruh puskesmas yang ada di kota Padang, gudang farmasi dan bidang serta sekretariat di Dinas Kesehatan Kota Padang, kecuali pengadaan bahan habis pakai medis hanya untuk puskesmas. Pendistribusian tersebut berdasarkan kebutuhan dan luas cakupan pelayanan. Untuk pengadaan aset / inventaris (belanja modal) dilakukan oleh bidang jaminan dan sarana kesehatan (Jamsarkes). Sub.bag umum dan kepegawaian berperan dalam proses penerimaan dan pendistribusian barang, serta pemeliharaan aset. Adapun aset yang berasal dari belanja modal tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 7.2. Daftar Penambahan Aset / Belanja ModalTahun 2012 No

Nama Barang

Rekanan/SPK

Merk/ Type

Alat Kedokteran

PT. Anugrah Praja Mandiri

dan Labor

SPK

Jumlah

Total Harga (Rp)

1

No.

126

011.24.95/Sarkes/DKK-

,-

jenis

2012 tanggal 25 Mei 2012 2

Note book

CV

Max-Indo

SPK

No.605.45.26/Sarkes-

Sony Vaio

4

27.500.000

1

3.000.000

DKK/XII,2012 tanggal 10 Desember 2012 3

Camera

4

Gedung

No. GU 1456/XII/2012 dan

1.902.527.000

bangunan 5

Pemasangan

CV. Karya Jaya Utama.

Baru

SPK

jaringan

listrik

No.605.45.28/Sarkes-

Puskesmas

DKK/XII/2012 tanggal 10

Anak Air

desember 2012 Total Belanja Modal

14.980.000

Rp

Setiap aset yang didistribusikan mempunyai berita acara serah terima yang ditandatangani oleh kepala DKK Padang dan penerima aset (sekaligus penanggung jawab aset tersebut). Berita acara tersebut juga mencantumkan ketentuan – ketentuan yang harus dipatuhi oleh penerima aset.

2.

Sub Bagian Keuangan Sesuai dengan bidang tugasnya, Bendaharawan di bawah lingkungan Dinas kesehatan telah melakukan pembukuan / administrasi keuangan serta

39

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

pembuatan SPJ setiap bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sub.Bag Keuangan

dalam

rangka

melaksanakan

kegiatannya

administrasi keuangan baik kegiatan langsung

telah

melakukan

dan kegiatan tak langsung

dengan perincian sebagai berikut : a. Anggaran 1) Pendapatan / Penerimaan Dibidang penerimaan daerah Dinas Kesehatan sesuai dengan Peraturan daerah No. 3 tahun 2000 tentang retribusi pelayanan Kesehatan berperan memberikan dukungan bagi terlaksananya upaya kegiatan ektensifikasi dan intensifikasi penerimaan daerah. Kewajiban tugas Dinas Kesehatan Kota Padang

untuk melakukan pemungutan

secara operasional dilaksanakan melalui retribusi atas pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis,

Adapun

penerimaan retribusi kesehatan di UPT Dinas Kesehatan Kota Padang berupa karcis Umum, Pelayanan Gigi, dan Laboratorium (sampai dengan maret 2009). Setelah Peraturan daerah No.5 Tahun 2009 tentang “Pengobatan Gratis dan pemberian uang transportasi Rp.2000,- kepada pasien” dikeluarkan maka retribusi pelayanan kesehatan tidak dipungut lagi, kecuali surat keterangan kesehatan umum, surat keterangan kesehatan pelajar dan ambulance.

2) Belanja /Pengeluaran Yang Berasal Dari : a) APBD Kota Padang : Dari APBD Kota Padang termasuk dana DAK yang dialokasikan ke Dinas Kesehatan Kota Padang sebanyak Rp. 69.258.065.778,48,dan terealisasi sebesar Rp. 66.034.626.463,- (95.34 % ) . Anggaran ini alokasikan untuk kegiatan – kegiatan belanja tak langsung dan belanja langsung. b) Dana APBN : Dana APBN untuk Dinas Kesehatan Kota Padang antara lain berupa Program Upaya Kesehatan masyarakat,Program Perbaikan gizi, Program Kesehatan Ibu dan Pamsimas yang berjumlah Rp.79.626.480. c) Dana – Dana Lainnya Program Dinas Kesehatan Kota Padang yang dianggarkan menggunakan dana lainnya:

40

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

 NLR (Nederland Leprosis) Untuk Kegiatan Program Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kusta

melalui

sumber

NLR

(Nederland

Leprosis)

sebesar

Rp.2.400.000,- dan terealisasi 100 %.  APBN, terdiri dari : - Yankes Ibu

: Rp.40.383.000 dan terealisasi 100 %

- Gizi

: Rp. 39.035.000 terealisasi 100 %

 APBD Propinsi - Yankes Anak : 14.671.500,- Yankes Ibu

: 5.501.500,-

3) Belanja Tidak Langsung a) Belanja Pegawai /Personalia : Anggaran ini dialokasikan dalam rangka memenuhi kebutuhan gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang. Tujuannya adalah memenuhi biaya gaji dan tunjangan – tunjangan lain berupa :  Gaji pokok PNS  Tunjangan keluarga  Tunjangan jabatan  Tunjangan fungsional  Tunjangan fungsional umum  Tunjangan beras  Tunjangan PPh / tunjangan khusus  Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja.  Tunjangan penghasilan berdasarkan tempat kerja. Dari anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Padang Dinas Kesehatan Kota Padang, untuk belanja Aparatur ( Tidak Langsung ) mendapat sebesar Rp. 48.051.704.234,28,- terealisasi sebesar Rp. 46.516.628.229,- (96.80 % ) dan dana tersebut dialokasikan untuk biaya belanja Pegawai ( Gaji/ Tunjangan PNS ).

3.

Sub Bagian Penyusunan Program Sub

Bagian

Penyusunan

Program

selama

tahun

2012

telah

melaksanakan kegiatan yang yang bersifat perencanaan dan Pelaporan. Kegiatan yang berupa perencanaan, diantaranya adalah membuat Rencana

41

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Kerja, Rencana Kerja Anggaran, melaksanakan Proses Pembuatan RKA sampai menjadi DPA melalui proses entry data ke aplikasi SIPKD, Konsultasi RKA/DPA ke Bagian Keuangan Pemko Padang, Mengikuti Musrenbang, membuat Renstra, Penetapan Kinerja (Tapkin), Pembinaan perencanaan ke Puskesmas dan mengikuti kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Pemda. Sedangkan kegiatan yang bersifat pelaporan adalah

Pembuatan Laporan

Tahunan Dinas Kesehatan, buku Profil Kesehatan Kota Padang dan LAKIP. Subbag penyusunan program telah menerapkan sistem satu pintu untuk manajemen data dimulai pada tahun 2010, dimana sumber data kesehatan baik program maupun keuangan dari Dinas Kesehatan Kota Padang telah dipusatkan di subag penyusunan program. Sehingga kegiatan pengolahan data dan pendistribusian data dan informasi kesehatan dilaksanakan di sub bagian ini, baik itu data yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk penelitian maupun data untuk lintas program dan sektoral yang terkait. Proses dan sistem pengolahan data juga dikembangkan dari SIKNAS ONLINE ke sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA) melalui sebuah aplikasi Infokes yang merupakan sistem pengolahan data pelaporan di puskesmas dan DKK Padang. Aplikasi ini merupakan hibah dari Dinas kesehatan Propinsi untuk semua Puskesmas dan DKK Padang, dimana dua (2) Puskesmas dijadikan percontohan untuk manajemen pasien yaitu Puskesmas Nanggalo dan Puskesmas Seberang Padang. Sistem ini belum berjalan sebagaimana diharapkan dikarenakan kendala teknis dan sumber daya manusia operator computer di Puskesmas yang masih butuh pelatihan mengingat bukan berbasis ilmu computer. Pada tahun 2012 sistem manajemen pasien sudah tidak berjalan lagi karena komputer di Puskemas Nanggalo kemalingan dan komputer di Puskesmas Seberang Padang rusak.

B. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Seksi Promosi Kesehatan a. Kelurahan Siaga Kelurahan Siaga adalah Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Kelurahan Siaga dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 564/Menkes/SK/VIII/2006.

42

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Pengembangan Kelurahan Siaga dilaksanakan melalui pembentukan Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) yaitu salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat

(UKBM)

yang

dibentuk

dalam

rangka

menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang meliputi kegiatan peningkatan hidup sehat (Promotif), pencegahan penyakit (Preventif), pengobatan (Curatif) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader dan tenaga sukarela lainnya. Pada tabel berikut ini dapat terlihat data dokter, bidan dan kader yang udah dilatih dalam rangka kelurahan siaga di kota Padang sampai dengan tahun 2012. Tabel 7.3. Data Dokter, Bidan dan Kader Kelurahan Siaga Yang Telah Dilatih Sampai Dengan Tahun 2012 No

PUSKESMAS

DOKTER

BIDAN

KADER

1

Seberang Padang

1

3

4

2

Pemancungan

0

2

10

3

Rawang

0

3

4

4

Padang Pasir

1

5

10

5

Ulak Karang

0

2

56

6

Alai

1

4

4

7

Air Tawar

1

3

12

8

Andalas

1

4

10

9

Nanggalo

0

3

6

10

Lapai

0

3

6

11

Kuranji

0

2

4

12

Belimbing

0

2

2

13

Ambacang

1

4

28

14

Pauh

0

5

6

15

Lubuk Kilangan

0

7

13

16

Lubuk Begalung

1

9

150

17

Pengambiran

0

5

10

18

Bungus

1

1

4

19

Lubuk Buaya

1

5

14

20

Air Dingin JUMLAH

1 10

5 77

4 345

Berdasarkan tabel di atas, jumlah bidan yang telah dilatih hanya 77 orang yang aktif dari 86 orang yang telah mengikuti pelatihan pada tahun 2009. Sembilan orang bidan sudah tidak aktif lagi karena sudah pindah tugas sebagai pegawai negeri yang mana sebelumnya bidan tersebut adalah Bidan Pegawai Tidak Tetap ( PTT).

43

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.4. Daftar Pos Kesehatan Kelurahan di Kota Padang s/d tahun 2012 No

Puskesmas

Poskeskel Kel. Seb. Padang APBD Kota Padang 2006 Kel. Bt.Arau APBD Kota Padang 2007 Kel. Teluk Bayur PNPM 2010 Kel. Rimbo Kaluang APBD Kota Padang 2007,Kp.Pondok 2010 swadaya Kel. Ulak Karang Selatan dari Polindes 2010 Kel. Kb Marapal am APBD Kota Padang 2007

1

Seberang Padang.

2

Pemancungan

3

Rawang

4

Padang Pasir

5

Ulak Karang

6 7

Alai Air Tawar

8

Andalas

9

Nanggalo

-

10 11

Lapai Kuranji

12

Belimbing

13

Ambacang

14

Pauh

15

Lubuk Kilangan

16

Lubuk Begalung

17

Pengambiran

18

Bungus

19

Lubuk Buaya

20

Air Dingin

21 22 23 24

Ambacang Padang Pasir Lubuk Begalung Ambacang

25

Andalas

26

Andalas

Kel.Kp.Olo APBD Kota Padang 2007 Kel Gn. Sarik, Kel. Sei Sapih , Kel. Ps. Lalang , Goa APBD Kota Padang 2006 Kel. Lb Lintah APBD Kota Padang 2008, Kel Ps. Ambacang APBD 2010 Kel. Kt.Luar, Kel. Limau Manis Selatan APBD Kota Padang 2007, Kel. Pisang APBD Kota Padang 2008 Kel. Indarung 08, Tarantang 2009 Kel. Tj. Aur APBD Kota Padang 2006, Kel. Cangkeh APBD Kota Padang 2008 Kel.Bungus Barat APBD Kota Padang 2008 Kel. Koto Panjang APBD Kota Padang 2007 Kel. Anduring, PNPM 2011 Kel. Ujung Gurun, PNPM 2011 Kel. Gurun Laweh, PNPM 2011 Kel. Ampang, PNPM 2011 Kel. Kubu Dalam Parak Karakah, PNPM 2011 Kel. Sawahan Timur, PNPM 2011

Jumlah

Jumlah 1 1 1 2 1

1

1

4 2 3 2 2

1

1 1 1 1 1 1 1 29

Pada tabel dijelaskan bahwa terdapat 29 buah Poskeskel Permanen di Kota Padang. Pada tahun 2012 jumlah Poskeskel bertambah sebanyak 6 buah

dari tahun sebelumnya yang berjumlah 23 buah.

Bangunan Poskeskel tersebut dibangun dari dana APBD sebanyak 19

44

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

buah, dari dana PNPM 7 buah dan dari swadaya masyarakat sebanyak 3 buah.

Tabel 7.5. Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Kota Padang Tahun 2012

No

Puskesmas

Jumlah

Pratama

Madya

Purnama

Mandiri

Kelurahan

Jml

%

Jml

%

Jml

%

Jml

%

1

Seb. Padang

4

2

50,0

2

50,0

0

0,0

0

0,0

2

Pemancungan

5

3

60,0

2

40,0

0

0,0

0

0,0

3

Rawang Barat

3

3

100,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

4

Padang Pasir

10

8

80,0

2

20,0

0

0,0

0

0,0

5

UlK karang

2

2

100,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

6

Alai

2

2

100,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

7

Air Tawar

3

1

33,3

2

66,7

0

0,0

0

0,0

8

Andalas

10

0

0,0

9

90,0

1

10,0

0

0,0

9

Lubuk Buaya

6

0

0,0

6

100,0

0

0,0

0

0,0

10

Air Dingin

3

0

0,0

3

100,0

0

0,0

0

0,0

11

Anak Air

2

1

50,0

1

50,0

0

0,0

0

0,0

12

Ikur Koto

2

2

100,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

13

Nanggalo

3

0

0,0

3

100,0

0

0,0

0

0,0

14

Lapai

3

3

100,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

15

Kuranji

2

2

100,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

16

Belimbing

3

2

66,7

0

0,0

1

33,3

0

0,0

17

Ambacang

4

0

0,0

4

100,0

0

0,0

0

0,0

18

Pauh

9

7

77,8

2

22,2

0

0,0

0

0,0

19

Luki

7

4

57,1

2

28,6

1

14,3

0

0,0

20

Lubeg

10

4

40,0

2

20,0

4

40,0

0

0,0

21

Pagambiran

5

4

80,0

1

20,0

0

0,0

0

0,0

22

Bungus

6

6

100,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

104

56

53,8

41

39,4

7

6,7

0

0,0

Jumlah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Pratama sebanyak 53.8 %, Madya 39.4 %, Purnama 6.7 %, sedangkan untuk tingkat Mandiri belum ada. b. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) Pondok Pesantren merupakan kelompok masyarakat yang perlu dibina, yang mempunyai warga belajar yang disebut santri. Kelompok ini juga rawan dengan masalah kesehatan, oleh sebab itu perlu dibentuk Pos

45

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Kesehatan Pesantren (Poskestren). Poskestren merupakan wujud partisipasi masyarakat pondok pesantrean dalam bidang kesehatan.

Tabel 7.6. Data Pesantren Di Kota Padang Tahun 2012 No

Ikur Koto

- Darul Ulum - Arisalah Liga Dakwah

190 772 57

Jlh Guru yg sdh dilatih 3 3 0

Anak Air

- Sabbihisma

147

0

0

‘- Tarbiah Islamiyah ‘- MTs.S. PPIA Al-Furqan Tg. Hitam

365 105

0 0

0 0

Thawalif Cubadak Air

125

1

21

Puskesmas

1

Air Dingin

2 3

Nama Pesantren

Jumlah Santri

Jlh Kader Poskestren 20 36 0

4

Lubuk Buaya

5

Ambacang

6

Bungus

Teluk Buo

20

1

4

7

Andalas

‘- PGAI ‘- Buya Naska

616 80

4 0

40 0

2.477

12

121

Jumlah

Jumlah Pesantren yang ada di Kota Padang sebanyak 10 unit dengan jumlah santri sebanyak

2.477 orang ,

guru yang telah dilatih tentang

Poskestren sebanyak 12 orang dan Kader Poskestren yang telah dilatih sebanyak 121 orang. Adapun kegiatan yang dilakukan di Pesantren yaitu kegiatan penyuluhan

kesehatan,

pemeriksaan

kesehatan

santri,

pemeriksaan

kesehatan lingkungan pesantren serta pembinaan PHBS di pesantren. Berikut data tingkat perkembangan poskestren yang ada di Kota Padang :

46

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.7. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Poskestren Kota Padang Tahun 2012 Strata No

Puskesmas

Jml Pesan tren

Jml Pos Kestren

Pra tama

%

Madya

%

Purnama

%

Mandi ri

%

1

Seb. Padang

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

Pemancungan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

Rawang Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

Padang Pasir

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

5

UlK karang

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

6

Alai

0

0

0

0

0

0

7

Air Tawar

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

8

Andalas

2

0

0

0

0

0

0

0

0

0

9

Lubuk Buaya

2

0

0

0

0

0

0

0

0

0

10

Air Dingin

2

2

2

100

0

0

0

0

0

0

11

Anak Air

1

0

0

0

0

0

0

0

12

Ikur Koto

1

1

1

100

0

0

0

0

0

0

13

Nanggalo

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

14

Lapai

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

15

Kuranji

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

16

Belimbing

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

17

Ambacang

1

1

0

0

1

100

0

0

0

0

18

Pauh

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

19

Luki

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

20

Lubeg

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

21

Pagambiran

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

22

Bungus

1

1

1

100

0

0

0

0

0

0

Jumlah

10

5

4

80

1

20

0

0

0

0

0

0

0

Berdasarkan tabel diatas, dari 10 pesantren hanya 5 pesantren yang sudah dibentuk poskestrennya. Tingkat perkembangan Poskestren di Kota Padang yaitu Pratama 80 %, Madya 20 %, sedangkan Purnama dan Mandiri belum ada.

47

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

c. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) Upaya kesehatan kerja menjadi penting pada era industrialisasi sekarang ini. Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin banyak yang biasanya tetap diiringi oleh maraknya tenaga kerja informal. Salah satu wujud kegiatan UKK adalah dibentuknya Pos UKK disektor informal dan pelaksanaan K 3 di sektor formal. Pos UKK merupakan bentuk operasional dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang implementasinya mencakup: 1) Adanya kerjasama lintas sektoral 2) Adanya pelayanan dasar kesehatan kerja 3) Adanya peran serta masyarakat Kegiatan spesifik yang menjadi ciri pokok Pos UKK adalah sebagai berikut: 1) Adanya komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi tentang ergonomic, pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, gizi kerja, kebugaran, penanggulangan stress, hipertensi, bahaya merokok, pencegahan penyakit menular, keracunan makanan dan lainnya yang berhubungan dengan keselamatan kerja. 2) Kegiatan yang bersifat lintas sektor, dengan peran masing-masing sesuai dengan profesi dan fungsi sektor yang berkaitan. 3) Pelayanan dasar kesehatan kerja antara lain meliputi P3K, P3P, pemantauan, penggunaan alat pelindung dan upaya penyehatan lingkungan kerja. 4) Jumlah UKK yang ada di Kota Padang adalah 1.148 buah yang terdiri dari berbagai jenis UKK seperti : Pabrik Makanan minuman, bengkel, tukang jahit/border, perabot, batu merah dan lain-lain. 5) Berdasarkan hasil pembinaan ke puskesmas, didapatkan hasil bahwa belum

semua

puskesmas

melakukan

kegiatan

pembinaan

dan

pembentukan Pos UKK. Jumlah Pos UKK yang aktif tahun 2010 adalah sebanyak 3 buah yaitu di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.

48

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.8. Jumlah dan Tingkat Perkembangan Pos KK Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012

No

Puskesmas

Jlh Pos UKK

Frek.

Jlh

Jlh

Pembi

Kader

Pekerja

Strata Pra ta ma

%

Madya

%

Purna Ma

%

Man diri

%

naan

UKK

1

Seb. Padang

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

Pemancungan

1

1

0

0

0

0

1

0

0

2

1

10

3

Rawang Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

Padang Pasir

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

5

UlK karang

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

6

Alai

1

1

100

0

0

0

0

0

2

2

12

7

Air Tawar

0

0

0

0

0

0

0

0

0

23

0

155

8

Andalas

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

9

Lubuk Buaya

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

60

10

Air Dingin

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

283

11

Anak Air

2

2

100

0

0

0

0

0

0

1

4

114

12

Ikur Koto

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

13

Nanggalo

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

14

Lapai

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

15

Kuranji

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

80

16

Belimbing

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

17

Ambacang

3

0

0

3

100

0

0

0

0

11

15

55

18

Pauh

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

19

Luki

3

3

100

0

0

0

0

0

0

0

0

0

20

Lubeg

3

3

100

0

0

0

0

0

0

4

5

68

21

Pagambiran

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

22

Bungus

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

54

13

10

76,9

3

23,1

0

0

0

0

0

27

891

Jumlah

Jumlah Pos UKK pada tahun 2012 berjumlah 13 buah, bertambah 10 buah dari tahun sebelumnya dengan tingkat perkembangan strata pratama 76.9 %, Madya 23.1 % sedangkan Purnama dan mandiri belum ada.

49

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

d. Tanaman Obat Keluarga (Toga) Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan sebuah lahan atau pekarangan yang dimanfaatkan untuk mananam tanaman yang berkhasiat sebagai obat. TOGA merupakan wujud peran aktif masyarakat dalam peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat tradisionil. Fungsi utama TOGA adalah menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, mengobati gejala dan beberapa penyakit ringan, memperbaiki gizi masyarakat, memperindah pemandangan dan dapat menambah penghasilan keluarga. Hasil pendataan tanaman obat keluarga di Kota Padang tahun 2012, seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

50

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel.7.9. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Tanaman Obat Keluarga Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012

No

Kec.

1 2

Padang Barat

5 6

Padang Utara

Padang Timur

9 10

Strata Prata ma

%

Madya

%

Purna ma

%

60

15

25,0

25

41,7

20

33,3

Pemancungan

500

275

55

225

45,0

0

0

Rawang Barat

300

300

100,0

0

0,0

0

0

Padang Pasir

253

239

94,5

11

4,3

3

1,2

2393

2393

100

0

0,0

0

0,0

Alai

279

181

64,9

98

35,1

0

0,0

Air Tawar

83

80

96,4

3

3,6

0

0,0

1024

606

59,2

237

23,1

181

17,7

7

0

0,0

7

100,0

0

0

UlK karang

7 8

Jumlah TOGA

Seb. Padang Padang Selatan

3 4

Puskesmas

Andalas Lubuk Buaya

Koto Tangah

Air Dingin

4655

4655

100,0

0

0,0

0

0,0

11

Anak Air

20

20

100,0

0

0,0

0

0,0

12

Ikur Koto

0

0

0

0

0

0

0

Nanggalo

2370

0

0

2370

100

0

0

Lapai

1927

1352

70,16

404

21,0

173

9,0

Kuranji

890

708

79,6

182

20,4

0

0,0

Belimbing

424

119

28,1

308

72,6

0

0,0

Ambacang

621

621

100,0

0

0,0

0

0,0

13

Nanggalo

14 15 16

Kuranji

17 18

Pauh

Pauh

322

265

82,3

57

17,7

0

0

19

Luki

Luki

162

100

61,7

62

38,3

0

0

Lubeg

451

170

37,7

291

64,5

16

3,5

Pagambiran

221

94

42,5

117

52,9

10

4,5

Bungus

550

550

100,0

0

0,0

0

0,0

17.512

12.743

72,8

4.397

25,1

403

2,3

20

Lubeg

21 22

Bungus

JUMLAH

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkat perkembangan TOGA pada umumnya masih strata Pratama yaitu sebanyak 72.8 %, Madya 25.1 % sedangkan Purnama 2.3 %. Khusus untuk Puskesmas Ikur Koto data KK yang mempunyai TOGA belum ada karena Puskesmasnya baru diresmikan. e. Satuan Karya Bakti Husada (SBH) Satuan Karya Bakti Husada (SBH) merupakan bentuk partisipasi generasi muda khususnya pramuka didalam bidang kesehatan. SBH merupakan bentuk wadah pramuka untuk mengembangkan pengetahuan,

51

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

keterampilan, pengalaman dan kesempatan untuk membaktikan diri pada masyarakat dalam rangka mencapai masyarakat yang sehat. SBH di Kota Padang (Kwartir Cabang), dan di Kecamatan Kwartir Ranting. Kegiatan yang telah dilakukan oleh SBH Kota Padang yaitu pembinaan

SBH Kecamatan se Kota Padang, yang pesertanya adalah

Kwartir Ranting se Kota Padang. SBH aktif di Kota Padang berjumlah 9 buah yaitu 2 diwilayah kerja Puskesmas Air Tawar, 1 di Andalas, 5 sanggar di wilayah Puskesmas Lubuk Begalung , dan 1 di wilayah Puskesmas Lubuk Buaya dengan tingkat perkembangan strata Pratama

f. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Kegiatan

penyuluhan

kesehatan

yang

dilaksanakan

kepada

masyarakat terbagi dua macam, sebagai berikut: 1) Penyuluhan dalam gedung . Kegiatan penyuluhan dalam gedung di Puskesmas se Kota Padang dilaksanakan sebelum jam pelayanan dimulai, dengan sasaran seluruh masyarakat

yang berkunjung ke puskesmas minimal 2 kali dalam

seminggu disesuaikan dengan hari dimana pasien ramai berkunjung ke puskesmas. Adapun topik penyuluhan yang diberikan sebagaimana pada tabel berikut :

52

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.10. Penyuluhan Dalam Gedung Kota Padang tahun 2012

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 `10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Judul/Program Puskesmas

Frekwensi Penyuluhan

Jumlah masyarakat yang disuluh

Napza PHBS HIV AIDS Bahaya Rokok Flu Burung/Flu Babi DBD Rabies Malaria TB Paru Filariasis Kusta Infeksi Menular Seksual (IMS) Immunisasi Diare Gizi Keluarga Kekurangan Yodium Penyakit Mata/Vitamin A Pemanfaatan Toga Kesehatan Ibu Kesehatan Anak dan DDTK Keluarga Berencana Diabetes Militus Campak ISPA ASI Ekslusif Penyakit Kulit Hipertensi Materi lainnya Jumlah

60 261 99 114 88 284 62 38 194 76 12

2846 7346 2380 3196 726 6970 1370 496 3085 3240 156

40 141 152 97 27

1039 2716 2610 2089 642

146 70 211

2216 1243 2797

68 56 55 42 78 101 9 29 459 3069

1361 2428 1433 884 1737 1828 411 783 6257 64285

2) Penyuluhan luar gedung Kegiatan penyuluhan kesehatan luar gedung adalah penyuluhan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan diluar gedung puskesmas seperti di Posyandu Balita, Posyandu Usila, Kegiatan UKS , Mushalla, Mesjid, Kantor Lurah dan lain-lain. Dengan hasil kegiatan sebagai berikut :

53

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.11. Penyuluhan luar Gedung Kota Padang tahun 2012 No.

Judul/Program Puskesmas

Frekwensi Penyuluhan

Jumlah Masyarakat yang disuluh

1

Napza

127

8915

2

PHBS

890

36410

3

HIV AIDS

316

12949

4

Bahaya Rokok

212

6605

5

Flu Burung/Flu Babi

121

1704

6

DBD

1554

33110

7

Rabies

105

2078

8

Malaria

90

1440

9

TB Paru

314

4985

`10

Filariasis

825

27708

11

Kusta

30

187

12

Infeksi Menular Seksual (IMS)

130

5521

13

Immunisasi

1158

14444

14

Diare

364

6471

15

Gizi Keluarga

840

16148

16

Kekurangan Yodium

117

2404

17

Penyakit Mata/Vitamin A

784

18803

18

Pemanfaatan Toga

312

4803

19

Kesehatan Ibu

311

3172

20

Kesehatan Anak dan DDTK

427

5630

21

Keluarga Berencana

217

2139

22

Diabetes Militus

189

3942

23

Campak

109

2140

24

ISPA

223

3113

25

ASI Ekslusif

690

11724

26

Penyakit Kulit

72

900

27

Hipertensi

198

2728

28

Materi lainnya

336

14738

11061

254911

Jumlah

3) Penyuluhan Keliling Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan keliling dilaksanakan baik oleh Puskesmas maupun dari bagian Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang dengan hasil kegiatan sebagai berikut :

54

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.12. Kegiatan penyuluhan Keliling Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 No.

Judul/Program Puskesmas

Frekwensi Penyuluhan

1 2 3

Napza PHBS HIV AIDS

0 6 0

4

Bahaya Rokok

0

5

Flu Burung/Flu Babi

22

6

DBD

182

7

Rabies

21

8 9 10 11 12 13 14 15

Malaria TB Paru Filariasis Kusta Infeksi Menular Seksual (IMS) Immunisasi Diare Gizi Keluarga

1 0 61 0 0 17 24 5

16

Kekurangan Yodium

0

17

Penyakit Mata/Vitamin A

18

Pemanfaatan Toga

0

19

Kesehatan Ibu

2

20

Kesehatan Anak dan DDTK

20

21

Keluarga Berencana

0

22

Diabetes Militus

0

23

Campak

10

24

ISPA

0

25

ASI Ekslusif

0

26

Penyakit Kulit

0

27

Materi lainnya

18

145

Jumlah

534

Frekwensi kegiatan penyuluhan keliling yang sudah dilaksanakan sebanyak

534

kali.

Kegiatan

penyuluhan

keliling

ini

belum

menggambarkan kegiatan seluruh Puskesmas di Kota Padang, karena ada beberapa Puskesmas yang tidak melaporkan hasil kegiatannya.

55

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Promosi Kesehatan Melalui Media a) Media cetak  Poster dan Klender PHBS Poster yang dicetak dan disebarluaskan oleh DKK Padang melalui Puskesmas sebanyak 500 lembar yang memuat tentang KTR (Kawasan Tanpa Rokok), dan pembuatan klender PHBS sebanyak 150 buah.  Fotocopy Pembagian selebaran tentang Filariasis sebanyak 2,340 lembar untuk kegiatan penyuluhan keliling dan Selebaran tentang bahaya rokok terhadap kesehatan sebanyak 3.800 lembar.  Spanduk Spanduk yang dicetak oleh DKK Padang yaitu sebanyak 47 buah dengan tema Ayo ke Posyandu sebanyak 22 buah dan Spanduk PHBS 25 buah. b) Media Elektronik Promosi kesehatan melalui media elektronik berupa dialog interaktif di Padang TV dengan topik penanggulangan penyakit akibat rokok dan Demam Berdarah, serta pembuatan radio spot bekerja sama dengan Radio Arbes tentang bahaya rokok terhadap kesehatan. g. Posyandu Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling populer dan memberikan konstribusi terhadap percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kegiatan Posyandu dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu oleh kader-kader Posyandu.

56

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel. 7.13. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012

No

Kec.

1 2

Seb. Padang Padang Selatan

3 4

P. Barat

5 6

Puskesmas

7

Padang Utara

8

P. Timur

Jml Pos yandu

Prata ma

%

Madya

%

Purn ama

%

Mandi ri

%

23

0

0

8

34,78

11

47,83

4

17,39

6

16,22

18

48,65

13

35,14

Pemancungan

37

0

0

Rawang Barat

25

0

0

3

12,00

20

80,00

2

8,00

70

0

0

25

35,71

40

57,14

5

7,14

UlK karang

29

0

0

10

34,48

17

58,62

2

6,90

Alai

28

0

0

10

35,71

12

42,86

6

21,43

2

8,33

18

75,00

4

16,67

Padang Pasir

Air Tawar

24

0

0

Andalas

88

0

0

15

17,05

63

71,59

10

11,36

9

Lubuk Buaya

68

0

0

19

27,94

40

58,82

9

13,24

10

Air Dingin

33

0

0

22

66,67

7

21,21

4

12,12

23

100,0

0

0,00

0

0,00

11 12 13

Koto Tangah Nanggal o

Anak Air

23

0

0

Ikur Koto

14

0

0

10

71,43

4

28,57

0

0,00

Nanggalo

42

0

0

11

26,19

18

42,86

13

30,95

0

0,00

10

55,56

8

44,44

78,26

3

13,04

2

8,70

29

87,88

3

9,09

Lapai

18

0

0

15

Kuranji

23

0

0

18

16

Belimbing

33

1

3,03

0

0,00

0

0

10

35,71

15

53,57

3

10,71

28

40,00

29

41,43

13

18,57

10

23,26

30

69,77

3

6,98

14

17

Kuranji

Ambacang

28

18

Pauh

Pauh

70

0

0

19

Luki

Luki

43

0

0

0

0

4

6,56

45

73,77

12

19,67

2

4,35

13

28,26

31

67,39

20

Lubeg

61

21

Lubeg

Pagambiran

46

0

0

22

Bungus

Bungus

38

0

0

38

100,0

0

0,00

0

0,00

JUMLAH

864

1

0,12

274

31,71

442

51,16

147

17,01

Dalam rangka meningkatkan kinerja posyandu, maka pada tahun 2012 telah dilakukan pelatihan atau penyegaran kader posyandu sebanyak 44 orang serta pembinaan terhadap posyandu oleh masing-masing puskesmas sebanyak 864 unit posyandu.

57

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Adapun hasil tingkat partisifasi masyarakat membawa balita ke Posyandu seperti yang tertera pada tabel berikut : Tabel 7.14. Data D/S dan N/D Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012

No

Kecamatan

1

Padang Selatan

2 3 4

Padang Barat

5

Puskesmas

D/S

N/D

Jumlah Kader

Seb. Padang

55,12

81,44

69

Pemancungan

74,75

74,09

148

Rawang Barat

69,25

79,63

125

Padang Pasir

61,09

91,8

280

UlK karang

67,43

81,54

116

Alai

82,81

91,46

112

Air Tawar

42,12

88,45

96

8

Padang Timur

Andalas

78,51

85,02

352

9

Koto Tangah

Lubuk Buaya

71,63

92,82

262

Air Dingin

67,03

82,79

188

11

Anak Air

43,87

94,08

71

12

Ikur Koto

59,07

80,35

46

Nanggalo

33,28

71,14

168

Lapai

60,24

77,67

72

Kuranji

61,28

83,48

92

Belimbing

66,96

96,03

133

Ambacang

61,25

80,04

113

7

10

13

Nanggalo

14 15

Kuranji

16 17 18

Pauh

Pauh

65,27

90,97

280

19

Luki

Luki

65,63

71,85

172

20

Lubeg

Lubeg

59,04

85,97

244

Pagambiran

32,23

93,33

225

Bungus

69,97

78,68

152

62,13

86,11

3516

21 22

Bungus

JUMLAH

h. Pengobatan Tradisional (Batra) Berkembangnya pengobatan tradisional di Kota Padang, belum sepenuhnya dilakukan penataan secara menyeluruh, sehingga diperoleh pelayanan pengobatan tradisional masih apa adanya dan belum sepenuhnya mendapat pembinaan, serta masih diragukan bila ditinjau dari segi hygienis, seyogianya dilakukan penataan yang menyeluruh dan bertahap agar pelayanan pengobatan tradisional aman digunakan, bermutu, bermanfaat,

58

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum. Jumlah pengobat tradisional di Kota Padang sebanyak lebih kurang 682 orang.

i. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pembinaan PHBS dilaksanakan dibeberapa tatanan antara lain : tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat kerja dan tatanan fasilitas kerja. Namun Dinas Kesehatan Kota Padang lebih memfokuskan pada tatanan rumah tangga. PHBS di Rumah Tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat, dengan tujuan terciptanya Rumah Tangga Sehat. Berikut data PHBS rumah tangga tahun 2012

59

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.16. Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 RUMAH TANGGA No

1 1 2 3

Kecamatan

2 Padang Barat Padang Timur

4

Padang Utara

5 6 7

Padang Selatan

Puskesmas

3

Jumlah

Jml dipantau

% dipantau

Ber PHBS

%

4

5

6

7

8

Padang Pasir

14371

1962

13,65

478

24,36

Andalas

20443

2100

10.27

1.538

73,2

Ulak Karang

4479

210

4,6

19

9,04

Alai

4637

420

9.06

87

20.71

Air Tawar Seb. Padang Pemancungan

6831 4320 3474

630 840 1050

9.22 11,11 30,22

326 529 107

51,75 63 10.2

8

Rawang Barat

5448

630

11.56

437

69,36

9

Lubuk Buaya

24054

1260

5,2

316

25,08

Air Dingin

5971

630

10,55

186

29,52

Anak Air Ikur Koto

6603 13459

70 20

1,06 0,15

24 7

34,29 35

Nanggalo

7899

630

7.98

61

9.68

Lapai Kuranji Belimbing

4699 5746 11313

630 702 1.035

13.41 12,22 9,49

132 50 544

20.95 7,12 52,56

10

Koto Tangah

11 12 13 14 15 16

Nanggalo

Kuranji

17 18 19 20 21 22

Ambacang

15102

1320

8,74

973

73,71

Pauh Lbk. Kilangan

Pauh

12000

1890

15.75

183

9.68

Lubuk Kilangan

9729

1470

15.11

912

62.04

Lubuk Begalung

Lubuk Begalung

14366

9913

69

6455

65,12

9373 5229

5831 687

62,2 13.14

3862 149

66,2 21.7

202.715

33.930

16,74

17.375

51,21

Bungus

Pagambiran Bungus

JUMLAH (KOTA)

Berdasarkan hasil survey pada masing-masing puskesmas dengan jumlah sampel sebanyak 33.930 rumah tangga, maka diperoleh gambaran rumah tangga sehat di Kota Padang hanya 51,21 %. Sedangkan untuk gambaran persentase berdasarkan 10 indikator PHBS seperti pada tabel sebagai berikut :

60

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.17. Data Persentase 10 Indikator PHBS Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012

No

Kec.

Puskesmas

Linakes

ASI Menim -bang

Air Bersih

CTPS jamban

Memb eran tas jentik

Makan buah & sayur & sayur

Fisik

Akti fitas

Tidak mrokok

Eks

Balita

74

47

73

726

495

686

695

466

708

487

Pemancungan

97.7

14.8

74.8

87

41.3

63

60.6

38.1

51.9

27.2

Rawang Barat

68.0

68.0

68.0

68.0

68.0

68.0

68.0

68.0

68.0

68.0

Padang Pasir

100.0

63.5

63.4

99.5

68.1

97

67.3

64.3

84.1

46.3

UlK karang

96.3

60.7

96.3

93.5

91.5

92

75

33.0

32.4

40.5

Alai

100.0

93.7

84.2

96.8

84.2

92.0

93.1

78.8

84.4

53.2

Air Tawar

100.0

75.4

100.0

100.0

96.7

99,52

94.1

81.7

80,32

51.8

Andalas

100

93.7

84.2

96.8

84.2

92

93.1

78.8

84.4

53.2

Lubuk Buaya

41.7

41.7

41.7

100.0

47.5

100

82.5

95.8

76.7

53.3

Air Dingin

99.5

31.4

68.3

96.7

82.1

78

74.4

80.3

98.8

40.8

11

Anak Air

100

31.4

57.1

85.6

20.0

86

78.6

64.3

25.0

25.7

12

Ikur Koto

35

35

35

35

35

35

35

35

35

35

Nanggalo

64.13

27.3

57.3

90.2

47.9

92.4

68.4

30.8

98.1

33.2

14

Lapai

99.8

87.9

84.9

99.1

90.3

98

99.4

93.5

69.8

50.1

15

Kuranji

99.6

59.3

82.7

99.4

82.5

93

83.5

86.0

79.1

24.7

Belimbing

99.8

92.5

76.4

88.1

91.5

74

97.3

92, 5

100.0

62.1

1 2

Seb. Padang Padang Selatan

3 4 5 6

Padang Barat Padang Utara

7 8

Padang Timur

9 10

13

16

Koto Tangah

Nanggalo

Kuranji

17

Ambacang

73.7

73.7

73.7

73.7

73.7

74

73.7

73.7

73.7

73.7

18

Pauh

Pauh

98.7

26.7

61.0

65.3

60.0

59

63.3

60.0

56.7

33.3

19

Luki

Luki

94.3

55.1

66.0

80.3

60.2

45

45.2

60.7

60.7

54.0

Lubeg

100.0

59.1

87.6

99.2

80.6

97.0

81.1

80.30

90.0

54.0

Pagambiran

97.7

12.9

71.2

85.4

36.4

62.3

58.3

37.6

48.9

5.0

Bungus

94.6

84.4

87.8

90.8

84.4

61

77.0

70.6

84.1

47.2

88,8

54,7

72,1

84,52

65,32

71,94

73,5

59,8

64,63

42,7

20

Lubeg

21 22

Bungus

JUMLAH

61

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2. Seksi Registrasi dan Akreditasi Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan pada seksi Registrasi dan Akreditasi adalah pembinaan dan pemberian izin praktek tenaga kesehatan yang meliputi izin praktek dokter/dokter gigi (SIP), izin praktek apoteker (SIPA/SIKA), izin praktek bidan (SIPB/SIKB), izin praktek perawat (SIPP/SIKP), izin praktek tenaga teknis kefarmasian (SIKTTK), izin tenaga radiologi ( SIKRA) , izin tenaga refraksionis (SIKRO). Disamping itu juga dilakukan pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan setempat dalam rangka penyelenggaraan perizinan sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, apotik, toko obat, optikal, laboratorium kesehatan dan pengobatan tradisional) serta Sosialisasi aturan-aturan baru yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan yang berhubungan dengan Registrasi dan akreditasi. Izin yang dikeluarkan oleh Bagian Regdit dapat dibagi atas 3, yaitu : a. Izin Tenaga Kesehatan 1) Surat Izin Praktik Dokter/ Dokter Gigi Surat Izin Praktek dokter yang diterbitkan meliputi dokter umum, dokter gigi, dokter Spesialis dan dokter gigi spesialis. Dasar penerbitan izin dokter dan dokter gigi adalah UU No. 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran dan Permenkes RI No. 512 Tahun 2007 tentang Praktik Kedokteran dan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran. Selama tahun 2012 izin praktek yang telah dikeluarkan sebanyak 268 buah yang terdiri dari : a) Dokter Umum

: 178 orang

b) Dokter Gigi

: 60 orang

c) Dokter spesialis

: 33 orang

 Spesialis Dalam

: 6 orang

 Spesialis Anak

: 2 orang

 Spesialis Mata

: 3 orang

 Spesialis THT

: 1 orang

 Spesialis Obgyn

: 3 orang

 Spesialis Syaraf

: 2 orang

 Spesialis Kulit Kelamin

: 3 orang

 Spesialis Jantung

: 2 orang

 Spesialis Ortopedi

: 1 orang

 Spesialis Urunologi

: 2 Orang

 Spesialis mata

: 3 orang

62

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

 Spesialis Bedah

: 1 Orang

 Spesialis Olahraga

: 1 Orang

 Spesialis

: 3 orang

2) Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) Dasar penerbitan surat izin praktek bidan (SIPB) maupun surat izin kerja bidan (SIKB) adalah Permenkes RI No 1464 tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan. Surat izin praktek bidan (SIPB) merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktek bidan mandiri. Surat izin kerja bidan (SIKB) merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan pasal 2 Permenkes RI No 1464 tahun 2010, bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan / atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, bidan yang menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III (D III) Kebidanan, bidan yang melaksanakan praktek mandiri wajib memiliki SIPB dan setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib mempunyai SIKB. Pada tahun 2012 ini SIPB yang dikeluarkan sebanyak 25 buah dan SIKB sebanyak 360 buah. 3) Surat Izin Kerja Perawat Surat Izin Kerja Perawat ini meliputi Izin Kerja Perawat dan Izin Kerja Perawat Gigi. Untuk perawat Gigi Dasar hukum penerbitannya izin kerjanya berdasarkan Kepmenkes RI No. 1019 Tahun 2000, tentang Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi dan untuk perawat adalah Kepmenkes RI No. 1239 / Menkes / SK / XI / 2001. Surat Izin kerja perawat dikeluarkan berdasarkan Surat Izin Perawat (SIP) yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi, masa berlaku SIK ini sama berlakunya dengan SIP yakni 5 (lima) tahun. Jumlah Surat Izin KerjaPerawat (SIKP) yang dikeluarkan pada tahun 2012 adalah sebanyak 166 buah dan Surat Izin Praktek Perawat

(SIPP)

sebanyak 5 buah.

63

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

4) Surat Izin Kerja Asisten Apoteker Surat Izin Kerja Asisten Apotreker dasar hukum penerbitannya izin kerjanya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996, tentang Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker dan Kepmenkes RI No. 679/Menkes/SK/V/2003. Jumlah izin kerja Asisten Apoteker

yang

diterbitkan selama tahun 2010 adalah 82 buah. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 63 buah dan pada tahun 2012 jumlah izin Asisten Apoteker yang di keluarkan sebanyak 249 buah.

5) Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) Dasar hukum penerbitan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) dan Surat

Izin

Kerja

Apoteker

(SIKA)

adalah

Permenkes

RI

No

899/Menker/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga

Kefarmasian.

Tenaga

Kefarmasian

adalah

tenaga

yang

melakukan pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari Apoteker dan Tenaga Tehnis Kefarmasian. Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Surat izin yang dimaksud berupa SIPA (surat izin praktek apoteker) yang diberikan kepada apoteker penanggungjawab di fasilitas pelayanan kefarmasian dan apoteker pendamping di fasilitas pelayanan kefarmasian. SIKA (surat izin kerja apoteker) diberikan kepada apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas produksi atau fasilitas distribusi. SIPA dan SIKA yang telah dikeluarkan pada tahun 2012 sebanyak 96 buah.

b. Izin Sarana Kesehatan 1) Izin Operasional Rumah Sakit Dasar hukum penerbitan Izin operasional Rumah Sakit adalah Undang-undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes RI No 147 tahun 2010 tentang Perizinan Rumah Sakit dan Permenkes RI No 344 tahun 2010 tentang klasifikasi Rumah Sakit. Berdasarkan UU dan Permenkes di atas, untuk Izin Rumah Sakit kelas C dan D diberikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/kota.

64

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Jumlah Rumah Sakit yang ada di Kota Padang sebanyak 28 buah dgn rincian sebagai berikut : a) Rumah Sakit Umum

: 12 (1 RSUP M Djamil Padang)

b) Rumah Sakit Ibu dan Anak : 4 c) Rumah Sakit Bersalin

:5

d) Rumah Sakit Mata

:3

e) Rumah Sakit Jantung

:1

f) Rumah Sakit Bedah

:1

g) Rumah Sakit Jiwa

:2

Rumah Sakit yang mengurus Izin Operasional maupun Izin Tetap pada tahun 2012 adalah 11 buah Rumah Sakit. Ada beberapa rumah sakit yang Izin Operasionalnya masih dalam proses karena beberapa persyaratan belum terpenuhi. Untuk masa yang akan datang dihimbau ke pihak rumah sakit yang mengurus izin operasional agar mengurus minimal 3 bulan sebelum izin operasional yang lama habis masa berlakunya.

2) Izin Klinik Klinik

adalah

fasilitas

pelayanan

kesehatan

yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/ atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Berdasarkan jenis pelayanannya klinik dibagi menjadi Klinik Pertama dan klinik Utama. Dasar pemberian izin klinik adalah Permenkes RI No. 028 tahun 2011 tentang Klinik. Izin klinik yang sudah diterbitkan tahun 2012 adalah 12 buah (data terlampir), dimana izin ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun. Semua klinik

yang

diterbitkan

izin

ini

tergolong

klinik

pratama

yang

menyelenggarakan pelayanan medik dasar. 3) Izin Apotik Penyelenggaraan pelayanan apotik berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/SK/X/1990 tentang ketentuan dan Tata

cara

pemberian

izin

Apotik

dan

Kepmenkes

RI

No.

1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perizinan apotik. Apotik yang mengurus izin di tahun 2012 adalah sebanyak 31 buah.

65

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

4) Izin Toko Obat Dasar hukum untuk penerbitan Surat Izin Toko Obat

ini adalah

Kepmenkes RI No. 1331/Menkes/SK/X/2002, tentang Perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 167/Kab/B.VIII/1972 tentang Pedagang Eceran Obat. Jumlah izin toko obat yang diterbitkan selama tahun 2012 adalah 5 buah.

5) Izin Optikal Penyelenggaraan izin Optikal mengacu kepada Kepmenkes RI No 1424 tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Optikal. Jumlah izin Optikal yang diterbitkan selama tahun 2012 adalah 6 buah (data terlampir). 6) Izin Laboratorium Kesehatan Swasta Laboratorium Kesehatan Swasta adalah sarana kesehatan swasta yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan-bahan yang berasal dari manusia atau bahan yang berasal dari bukan manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan atau masyarakat. Laboratorium kesehatan swasta terdiri dari Laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan masyarakat. Dasar penerbitan izin Laboratorium Kesehatan swasta adalah Kepmenkes RI No 04/Menkes/SK/I/2002 tentang Laboratorium Kesehatan swasta. Izin Laboratorium yang sudah diterbitkan selama tahun 2012 adalah 3 buah (data terlampir). 7) Izin Pengobatan Tradisional Penyelenggaraan Kepmenkes

RI

No

pengobatan

tradisional

mengacu

1076/Menkes/SK/VII/2003.

kepada

Pengaturan

penyelenggaraan pengobatan tradisional bertujuan untuk membina upaya pengobatan tradisional, memberikan perlindungan kepada masyarakat, dan menginventarisasi jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara pengobatannya. Pengobatan tradisional diklasifikasikan dalam jenis ketrampilan, ramuan, pendekatan agama dan supranatural. Selama tahun 2012 izin pengobatan tradisional yang dikeluarkan sebanyak 22 buah terdiri dari 4

66

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

SIPT (Surat Izin Pengobat Tradisional) dan 18 STPT (Surat Terdaftar Pengobat Tradisional). STPT

diberikan

kepada

pengobat

tradisional

yang

telah

melaksanakan pendaftaran, sedangkan SIPT diberikan kepada pengobat tradisional yang metodenya telah dikaji, diteliti dan diuji terbukti aman dan bermanfaat bagi kesehatan. Berdasarkan laporan masyarakat, masih banyak pengobatan tradisional yang belum mengurus SIPT maupun STPT ke Dinas Kesehatan Kota Padang. Untuk masa yang akan datang perlu di tingkatkan kerjasama Lintas Program maupun Lintas sektor dalam menghimbau kepada pengobatan tradisional untuk mengurus SIPT maupun STPT.

c. Sertifikasi laik sehat 1) Laik Sehat Depot Air Minum Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upayakesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat. Jenis air minum meliputi: air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga, air yang didistribusikan melalui tangki, air kemasan dan air yang digunakan untuk produksi

bahan makanan

dan minuman yang

disajikan

kepada

masyarakat. Dasar hukum yang mengatur adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/ Menkes/SK/IV/2010 tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 736/ Menkes/Per/VI/2010 tanggal 18 Juni 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum dan Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Depkes RI Tahun 2006. Laik Sehat Depot Air Minum yang telah dikeluarkan pada tahun 2012 sebanyak 59 buah yang tersebar di Kota Padang.

2) Laik Sehat Catering/Jasa Boga Jasaboga adalah usaha pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha. Untuk melindungi masyarakat dari makanan dan

67

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

minuman yang dikelola jasaboga yang tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi maka untuk Hygiene sanitasi jasaboga diatur oleh Permenkes No 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga. Jasaboga berdasarkan luas jangkauan yang dilayani dikelompokkan atas jasaboga golongan A, jasaboga golongan B dan jasaboga golongan C. Jasaboga golongan A merupakan jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum yang terdiri dari golongan A1, A2 dan A3. Jasaboga golongan B melayani kebutuhan masyarakat dalam kondisi tertentu meliputi asrama haji, asrama transito, industri, pabrik, pengeboran lepas pantai, angkutan dalam negeri selain pesawat dan fasilitas pelayanan kesehatan. Jasaboga golongan C merupakan jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat di dalam alat angkut umum internasional dan pesawat udara.

Selama tahun 2012, sertifikat hygiene sanitasi

jasaboga yang telah dikeluarkan sebanyak 7 buah (masih dalam bentuk Catering). Untuk restoran dan rumah makan, belum ada yang mengurus laik hygiene sanitasi, hal ini mungkin disebabkan karena belum adanya sosialisasi pentingnya laik hygiene sanitasi untuk usaha restoran dan rumah makan.

Disamping itu perlu nantinya kerjasama Lintas Sektor

dengan BPMP2T yang menerbitkan Izin Gangguan. Salah satu persyaratan dalam penerbitan izin gangguan perlu dicantumkan sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga, Restoran/Rumah Makan. 3) Laik Sehat Hotel Dasar penerbitan Laik Hygiene Sanitasi Hotel adalah Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80/Menkes/PER/II/1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel. Selama tahun 2012, sertifikat laik hygiene sanitasi hotel yang dikeluarkan sebanyak 3 buah. Sertifikat ini berlaku untuk 3 tahun.

3. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Kesehatan dan Diklat a. Penilaian Angka Kredit Dalam rangka pengembangan karir dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang menjalankan tugasnya di bidang kesehatan, saat ini telah ditetapkan jabatan fungsional kesehatan sebanyak 27 Jenis.

68

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Pengembangan

jabatan

fungsional

kesehatan

berbasis

kompetensi

dilakukan agar setiap pejabat fungsional meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Jabatan fungsional kesehatan yang sudah ada di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang adalah Jabfung Dokter/Dokter Gigi, Jabfung Perawat/perawat gigi, Jabfung Bidan, Jabfung Asisten Apoteker, Jabfung Analis, Jabfung Sanitarian, Jabfung Nutrisionis, Jabfung Adminkes, Jabfung PKM, Jabfung Rekam Medik, Jabfung Epidemiologi. Masingmasing Jabfung ini sudah mempunyai tim penilai yang terdiri dari Ketua Tim Penilai dan Anggota sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Nomor: 442.9.45/Tim.PAK/SDM/DKK-2012 tentang Susunan Tim Pengelola dan Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang. Dengan adanya jabatan fungsional ini maka setiap tenaga kesehatan yang telah ditetapkan sebagai tenaga fungsional tertentu, harus membuat Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (Dupak) dengan periode 2 kali 1 tahun yaitu pada bulan Januari s/d Juni dan Juli s/d Desember. Dupak yang dibuat diajukan ke Tim Penilai Angka Kredit di Dinas Kesehatan Kota Padang. Dalam

melaksanakan

kegiatan

penilaian

jabatan

fungsional

kesehatan Tim Pengelola dan Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan, melakukan pembinaaan dan pemantauan jabatan fungsional kesehatan yang ada di puskesmas.

69

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.18. Data Jumlah Tenaga Fungsional di Lingkungan DKK Padang Tahun 2012 No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Jabfung

Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Gigi Perawat Bidan Asisten Apoteker Laboratorium Kes Kesling Nutrisionis Adminkes PKM Rekam Medis Apoteker Epidemiologi

Jumlah Jabfung

Jumlah Dupak masuk

60 58 27 201 228 54 43 32 36 21 3 11 6 1

Persentase (%)

56 39 2 189 201 28 7 30 32 7 1 5 5 -

93.3 67.2 7.4 94 88 51.8 16.,2 93,7 88,8 33.3 33,3 45,4 83 -

Dari data pada tabel 7.18 di atas dapat dilihat bahwa ada 14 jenis jabatan fungsional yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang. Dari 14 jenis jabatan fungsional di atas bisa disimpulkan jabfung yang paling banyak memasukkan dupak adalah jabfung Perawat sebanyak 94 %, diikuti Kesling yaitu 93,7 %, dan jabfung dokter umum yaitu 93,3 %. Jabfung yang paling sedikit memasukkan dupak adalah labkes, masing masing 16,2 %. b. Penerbitan Rekomendasi Izin dan Tugas Belajar Dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia kesehatan, maka tenaga kesehatan yang akan melanjutkan jenjang pendidikan, harus mendapatkan Rekomendasi Izin Belajar dan Tugas Belajar dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang. Tugas Belajar diberikan kepada petugas kesehatan yang jadwal kuliahnya pada jam kerja. Sementara Izin Belajar diberikan kepada petugas yang jadwal kuliahnya di luar jam kerja. Pemberian Rekomendasi izin dan tugas belajar ini mengacu kepada Peraturan Walikota Padang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Tugas Belajar, Izin Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara di Lingkungan Pemerintah Kota Padang.

70

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.19. Data Pegawai Izin Belajar dan Tugas Belajar Di Lingkungan DKK Padang Tahun 2012 Strata Pendidikan D III Kebidanan D IV Kebidanan D IV Kesling D IV Analis D III Keperawatan D III Perawat Gigi D III Akfarma S1 S2 Apoteker PPDS Jumlah

Jumlah Izin Belajar 46 1 3 1 1 4 2 32 12 1 103 orang

Jumlah Tugas Belajar 1 3 2 7 2 8 23 orang

Dari tabel 7.19 dapat dilihat bahwa pegawai yang dikeluarkan rekomendasi izin belajar pada tahun 2012 adalah 67 orang dan pegawai tugas belajar 18 orang. Pegawai yang masih melaksanakan perkuliahan sampai tahun 2012 adalah 103 orang izin belajar dan 23 tugas belajar.

c. Pemberian Izin PKL, Pengambilan Data dan Penelitian DKK Padang dan 22 Puskesmas yang ada merupakan lahan PKL, pengambilan data dan penelitian bagi Institusi Pendidikan Kesehatan (negeri maupun swasta) dan Institusi Non Kesehatan yang ada di Kota Padang. Jumlah Institusi Kesehatan yang ada di Kota Padang adalah 49 institusi.

71

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK)

1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Tabel 7.20. Indikator kegiatan P2P Tahun 2012 No 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7. 8.

Kegiatan P2 TB – Paru  Penjaringan suspect  Penemuan penderita BTA +  Angka konversi  Kesembuhan  Kesalahan Lab ISPA  Pengobatan Pneumoni  Jml penderita Pneumoni di rujuk  Jml penderita Pneumoni meninggal DIARE  Jml penderita di obati Nakes  Jml penderita dpt oralit  Jml oralit diberikan  Jml penderita meninggal KUSTA  Jml penderita baru  Jml penderita diobati  Jml penderita meninggal HIV / AIDS  Periksa sampel darah  HIV ( + ) P2 DBD  Jml kasus  Jml kasus meninggal  Jml PE  Jml Fogging Focus  Jml Fogging massal  Jml kel diabatisasi  ABJ MALARIA  API  Penderita meninggal FILARIASIS  Sasaran pengobatan

Target/ Indikator 13490 1349 ≥80 % ≥85 % <5% 100 % 0 0 100 % 100 % 5 Schet x jkh pdrt 0 < 1/10.000 100 % 0 0 0 IR 55 0

>60 % <2 0 677385

a. Imunisasi Imunisasi merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan dasar yang memegang peranan dalam menurunkan angka kematian bayi dan ibu. Upaya pelayanan imunisasi dilakukan melalui kegiatan imunisasi rutin dan tambahan dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan

72

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

kematian akibat penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ( PD3I ). Pelayanan imunisasi dilaksanakan di seluruh unit pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Dokter dan Bidan praktek swasta dengan sasaran bayi, ibu hamil dan Wanita Usia Subur ( WUS ). Jumlah sasaran imunisasi untuk bayi

tahun

2012 adalah 17612, sasaran Ibu Hamil : 20295 , dan sasaran WUS : 182650 dengan target Kontak pertama dan kontak lengkap = 85 %. Pencapaian

imunisasi Kontak Pertama untuk BCG cukup bagus

yaitu 94.7 % (target 85 %). Sedang pencapaian kontak pertama HB uniject 0-7 hari masih rendah dari

target yang diharapkan yaitu baru 81.2 %

(Target= 85%), tetapi sudah naik dibandingkan tahun lalu yaitu 72,3 %. Rendahnya pencapaian ini disebabkan karena beberapa hal antara lain adanya black campaign tidak perlunya imunisasi, belum semua laporan dari pihak BPS, Klinik maupun Rumah sakit terlaporkan, bagi yang sudah melaporkan, belum semua juga tercakup datanya, karena alamat kurang lengkap. Disamping itu hal ini bisa jadi disebabkan oleh belum validnya data sasaran di lapangan sehingga

sasaran sebenarnya lebih banyak

dibandingkan dengan data yang di proyeksi. Untuk Kontak lengkap DPTHB3 86.8 % turun dibanding tahun lalu sebesar 87.4% tetapi target kontak lengkap sudah tercapai.

Sedangkan

untuk kontak lengkap campak sebagai indikator UCI sudah mencapai target yaitu 88% (target 85 %). Pada 2012 kelurahan mencapai UCI hanya kelurahan 79 ( 76 % ) dari

104 kelurahan, turun dibanding tahun 2011 ada 99 kelurahan ( 95.2

% ), seperti pada tabel dibawah ini .

73

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.1. Cakupan Imunisasi Kontak Pertama BCG per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

Grafik 7.2. Cakupan Imunisasi Kontak Pertama DPT/HB 1 per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

74

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.3. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap DPT HB 3 Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

Grafik 7.4. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Polio 4 Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

75

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.5. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Campak Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

Grafik 7.6. Cakupan Kelurahan UCI untuk 4 indikator Di Padang Tahun 2012

76

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.7. Cakupan Kelurahan UCI untuk 5 indikator Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

b. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Pelaksanaan BIAS sudah merupakan program rutin nasional yang dilaksanakan setiap tahun. BIAS dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu BIAS Campak yang diberikan hanya untuk murid kelas 1 SD dan yang sederajat, dan DT / Td untuk kelas 1 s/d klas III. Kegiatan BIAS Campak ini dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru setiap tahun. Target atau sasaran untuk BIAS Campak tahun 2012 sebanyak 16772 murid dengan hasil pencapaian sebanyak 14899 ( 88.8 % ) masih rendah dari target yang diharapkan yaitu 100%. Puskesmas yang paling tinggi pencapaiannya adalah Puskesmas Lubuk Begalung 98 %, yang paling rendah adalah Puskesmas Andalas 71.2 %, dikarenakan banyaknya sekolah swasta yang orang tua murid menolak untuk melakukan imunisasi. Untuk lebih jelas hasilnya perpuskesmas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

77

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.8. Cakupan BIAS Campak Kota Padang Tahun 2008 – 2012

Grafik 7.9. Cakupan BIAS Campak Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

BIAS DT / Td mulai dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar / MI se Kota Padang sudah tahun ke dua pada tahun ini. Sasaran murid kelas satu untuk DT sebanyak 17007 dan sasaran untuk BIAS Td kelas 2 dan 3 adalah 33076. Imunisasi DT diberikan pada murid kelas satu dengan pencapaian sebanyak 15546 ( 91,4 % ) turun dibanding tahun 2010 ( 92 % ). Imunisasi Td diberikan untuk kelas dua dan tiga SD dengan pencapaian sebanyak 30301 murid ( 91.6 % ), turun dibanding tahun 2010 ( 91.8 % ) sedangkan

Puskesmas

yang

paling

tinggi

pencapaiannya

adalah

78

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Puskesmas Pegambiran sebanyak 98.8% dan yang paling rendah tetap Puskesmas Andalas 79.7%.

Perbandingan cakupan pencapaian hasil

BIAS lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini . Grafik 7.10. Cakupan BIAS DT / TT per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2007 – 2011 100 90

89.4

90.8

90.7

92

91.5

TH 2007

TH 2008

TH 2009

TH 2010

TH 2011

80 70 60 50 40 30 20 10

c. Pemeriksaan Kesehatan & Vaksinasi Meningitis Calon Jemaah Haji (CJH). Dalam rangka meningkatkan dan memelihara kesehatan CJH, setelah

melakukan pemeriksaan pertama di Puskesmas, selanjutnya

dilakukan pemeriksaan kedua dan Vaksinasi meningitis di Dinas Kesehatan Kota. Jumlah CJH Kota Padang tahun 2012 sebanyak 1439 orang naik dibandingkan dengan jumlah jemaah tahun 2011

( 1288 jemaah ),

sedangkan yang terdaftar di Depag sesuai dengan kloter yang berangkat adalah 1529 orang, hal ini disebabkan CJH yang mutasi dan terrtunda, dan sudah divaksinasi sewaktu umroh . ada yang lansung ke embarkasi sehingga tidak terdaftar tidak tercakup di dinas kesehatan . Kelompok umur yang terbanyak adalah 50-60 tahun sebanyak 644 orang , yang paling rendah adalah kelompok umur 0-39 tahun sebanyak 59 orang. Tingkat pendidikan yang paling banyak adalah perguruan tinggi sebanyak 728 orang , sementara tingkat SMP yang paling rendah sebanyak 104 orang. Untuk kategori jemaah haji yang mau berangkat , kategori mandiri yang paling banyak, tetapi tidak jauh berbeda dari yang observasi, dimana kategori mandiri sebanyak 692 orang, sedangkan kategori observasi adalah 687 orang, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

79

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.11. Distribusi CJH Kota Padang Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2012

d. P2 Rabies Populasi anjing yang cukup tinggi di Kota Padang, mengakibatkan tingginya kasus gigitan dari Hewan Penular Rabies ( HPR ) ini. Untuk pencegahan terjadinya penyakit rabies, disamping dilakukan pemeliharaan dan vaksinasi secara rutin dan berkala terhadap HPR tadi, pada setiap kasus gigitan HPR diberikan VAR sesuai dengan protap. Apabila HPR tidak bisa diobservasi karena hilang, maka penderita yang digigit HPR harus diberikan VAR. Kasus Rabies

pada tahun 2012 berdasarkan laporan Puskesmas dan

Rumah Sakit sebanyak 371 kasus agak sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 398 kasus. Yang mendapatkan VAR, sebanyak 256 kasus, sedangkan tahun 2011 yang mnedapat VAR adalah 278 kasus. Dan kasus yang positif Rabies adalah 3 kasus dan meninggal juga 3 kasus sama seperti tahun 2011.

80

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.12. Perbandingan Kasus Gigitan HPR dan yang mendapat VAR Tahun 2008-2012

Grafik 7.13. Kasus Gigitan HPR Berdasarkan Kelompok Umur Kota padang Tahun 2012

Grafik 7.14. Perbandingan Kasus HPR dan Yang di VAR per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012

81

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

e. P2-DBD Pada

tahun 2012 kasus

DBD terjadi peningkatan yang cukup

signifikan, mulai awal tahun baru sampai pertengahan tahun, pada bulan Juli terjadi penurunan kasus, tetapi bulan Agustus kasus DBD kembali meningkat, sampai akhir tahun 2012, sehingga total kasus pada tahun 2012 adalah 1626, sangat tinggi kenaikan bila dibanding tahun 2011 hanya 965 kasus,dan yang meninggal ada sebanyak 12 kasus ( CFR 0.62%) , hasil CFR nya sama dengan tahun 2011 dengan angka CFR 0,62% (6 Kasus) Kasus terbanyak terjadi pada bulan Febuari 191 kasus , sedangkan kasus yang paling rendah terjadi pada bulan Juli sebanyak 73 . Kasus terbanyak terjadi pada wilayah Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 203 kasus, diikuti oleh puskesmas Andalas sebanyak 162 kasus,. Kasus yang paling sedikit terjadi pada Puskesmas Ikur Koto sebanyak 19 kasus, diikuti oleh puskesmas Pemancungan sebanyak 13 kasus. Untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran kasus, maka dilakukan fogging focus yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan. Disamping itu tetap di sarankan pada masyarakat untuk tetap melakukan PSN di rumah maupun kelurahan masing – masing . Dari jumlah kasus diatas bisa dihitung CFR nya yaitu 0,62 % dari jumlah kasus, dengan insidens rate nya 192/ 100.000 penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Grafik 7.15. Perbandingan Kasus DBD Di Kota Padang Tahun 2011 – 2012 250 200

181

199

177

162

155

169

159

167

133

150

128 73

100 45

43

58

48

87

67

130 78

37

50

94

80 58

63

0 JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUNI 2012

JULI

AGUS

SEPT

OKT

NOV

DES

2011

82

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.16. Jumlah Kasus DBD per Kecamatan Tahun 2012 di Kota Padang

PADANG

400

360

325

300 162

200

161

153

143 91

94

100 2

1

2

0

1

1

62 2

1

42 0

0

33 0

0 KRJ KT

PT PU NGL LBG PB PS PH KASUS

LK BGS

MNGL

Grafik 7.17. Jumlah Kasus DBD per Puskesmas Tahun 2012 di Kota Padang

250 203

200 162

159

150

123 94 88

100

78 73

73

70

65

62 56 53 50

46

50 0

2

2

0

1

0

0

1

0

1

0

0

1

0

1

0

42 42 33 0

0

22 19 0

1

0 LBY AND BLB KRJ PP NGL AMB ALAI PGB LBG LPI PH RWG AD AA AT

KASUS

f.

LK UKA BGS SP

13 0

0

IK PMC

MNGL

Malaria Kasus penyakit malaria di Kota Padang pada tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun kemaren. Dimana jumlah kasus malaria klinis adalah 251 kasus, sedangkan malaria positif sebanyak 137 kasus. Kasus terbanyak terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 32 kasus. Semua Puskesmasnya ada kasus, hal ini perlu diwaspai , untuk mengantisipasi lonjakan kasus(KLB) seperti yang terjadi di daerah Bungus

83

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

pada tahun 2011. Kasus malaria yang paling tinggi terjadi pada bulan April sebanyak 25 kasus , sedangkan kasus paling rendah terjadi pada bulan November sebanyak 1 kasus. Angka cakupan api yang paling tinggi di Puskesmas Ikur Koto dengan angka API 0.39, dan yang paling rendah Puskesmas Rawang (API = 0). Sementara kota Padang sendiri APInya adalah 0.21 untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut : Grafik 7.18. Perbandingan Kasus Malaria Klinis Dengan Malaria Positif di Kota Padang Tahun 2008-2012

Grafik 7.19. Jumlah Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2012

84

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.20. Cakupan Angka Positif Indeks malaria Per Puskesmas Di Kota PadangTahun 2012

g. Diare Penyakit Diare sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10 penyakit terbanyak di Kota Padang. Penyakit diare yang banyak ditemukan adalah gastro enteritis yang disebabkan oleh kuman. Penderita yang berobat

ke

Puskesmas

diobati

sesuai

dengan

prosedur

tetap

penatalaksanaan kasus diare dengan pengobatan yang rasional.

Pada

tahun 2012 penderita diare pada semua kelompok umur adalah sebanyak 8842 kasus,

dengan Insidens Rate 411/1000 pddk sehingga target

pelayanan adalah 348006 o. Sedangkan kelompok umur terbanyak adalah > 5 tahun sebanyak 6898 kasus, jadi cakupan pelayanan hanya 2.5 %. Puskesmas yang paling tinggi kasusnya adalah puskesmas Lubuk Buaya dengan 1017 kasus dan paling sedikit kasusnya adalah Puskesmas Anak air dengan 141 kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut .

85

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.21. Perbandingan Penderita Diare Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2008 - 2012

Grafik 7.22. Cakupan Pelayanan Diare per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2012

86

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.23. Persentase Pemakaian Zink Pada Penderita Diare Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

Grafik 7.24. Perbandingan Kasus Diare antara Bayi, Balita dan Dewasa di Kota Padang Tahun 2012

Pada semua kelompok golongan umur, kasus tertinggi terdapat di Puskesmas, Kuranji , menyusul Air Dingin dan Padang Pasir.

h. ISPA Penyakit ISPA

( Infeksi Saluran Pernafasan Akut ) sampai saat ini

masih menempati urutan tertinggi dalam pola sepuluh penyakit terbanyak. Penanganan kasus ISPA di Puskesmas disesuaikan dengan protap

87

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

penanganan yang sudah baku dan rasional. Jumlah kunjungan kasus ISPA Bukan Pneumoni

tahun

2012 sebanyak 22483 kasus, turun

dibanding tahun 2011 ( 39961 kasus ). Grafik 7.25. Perbandingan Kasus Penderita ISPA dan Pneumoni di Kota Padang Tahun 2008 – 2012

Grafik 7.26. Jumlah Kasus Ispa Balita per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

88

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.27. Pencapaian Penemuan Kasus Pneumoni Balita di Kota Padang Tahun 2008 – 2012

Grafik 7.28. Cakupan Penemuan Penderita Pneumoni per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

i.

Kusta Pada tahun 2012 ditemukan ada 3 kasus penderita kusta di tiga puskemas, yaitu puskesmas Pengambiran, puskesmas Sebrang padang dan puskesmas Lubuk Buaya. Dengan Type MB 1 orang dan type PB 2 orang.

89

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

TB Paru Penemuan kasus TB Paru dilakukan melalui penjaringan penderita yang dicurigai / suspek TB Paru yang berobat ke sarana kesehatan. Perkiraan penderita TB Paru BTA ( + ) 16/1000 penduduk adalah 1349 kasus. Cakupan penemuan penderita TB Paru BTA ( + ) tahun 2012 belum mencapai target , baru 886 kasus( 66.7 % ) dari 70 % yang ditargetkan. Hal ini turun dibanding tahun yang lalu, hal ini dikarenakan pencarian suspek masih kurang maksimal, seperti melibatkan DPS dan Dokter spesialis dan klinik swasta, terlihat angka penjaringan suspek baru 61% dari 100 % yang ditargetkan. Sedangkan untuk kasus TB Paru kambuh ditemukan sebanyak 17 kasus turun dari tahun 2011 ( 21 kasus ). Untuk angka kesembuhan

untuk tahun 2012 ini 80.4 %, ini terjadi

peningkatan dibanding tahun lalu, tetapi belum mencapai target yang diharapkan yaitu >85% . Sedangkan angka konversi sampai dengan triwulan III tahun 2012 sudah melebihi target adalah 92.3 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Grafik 7.29. Pencapaian CDR TB per puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 129.3126.9

83.8 65.7 54

48.6

43.2 41.3

46.6 38 34.6 33.3 33.3 33 32.4

26.5 25.7

20

I.Koto

LP

AT

PP

PH

LBG

NGL

AMC

BLG

PGM

LUKI

AL

AD

AND

RW

PMC

UK

LBY

SP

9.5

3.8 PDG

59.5 59.3

PDG+RS

65.5

A.Air

74.1

BGS

130 120 110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

KRJ

j.

90

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.30. Pencapaian Angka Kesembuhan TB per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012

85

77.5 80.4

64

PD G PD RS G+ RS

69

UK PP BG S BL G AT AB C LU KI AN D AL PG M PH RW NG L LB Y PM C LP

96.1 94.4 94 91.3 90 89.3 89.2 89 89 87 83.3 83.3 83.3 83 79.3 76.1 75 73

KR J SP LB G AD

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

k. HIV AIDS Berbagai

upaya

untuk

memerangi merebaknya HIV/AIDS dan

penyakit menular lainnya di Kota Padang terus

dilakukan antara

lain

dengan mengoptimalkan peran dan fungsi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dengan

mengintegrasikan

lintas

sektor

dan

LSM Peduli

AIDS, mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), mempercepat pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pada kelompok resiko tertular, ibu dan anak, memudahkan ODHA dan penderita IMS untuk memperoleh layanan kesehatan, baik pemeriksaan laboratorium, maupun untuk memeperoleh obat, dan perawatan, maka direncanakan untuk melaksanakan Layanan Kesehatan Berkesinambungan (LKB) ,yang ada di 5 Puskesmas kota Padang, yaitu puskesmas Sebrang Padang, Bungus, Pauh, Lubuk Buaya dan Air Tawar, dimana layanan , bukan hanya pengobatan IMS saja, tetapi juga untuk test HIV, dan pemberian obat ARV, yang biasanya hanya dilakukan oleh RSUP Dr. M Djamil Padang. Hasil pendataan kasus di rumah sakit didapatkan kasus AIDS tahun 2012 adalah 42 kasus lebih rendah dibandingkan tahun 2011 sebanyak 64 kasus. Dari 42 kasus, 3 orang sudah meninggal faktor resiko yang paling banyak adalah heteroseksual sebanyak 24 kasus baru diikuti penasus sebanyak 8 kasus, sama seperti tahun 2011, heteroseksual faktor resiko

91

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

yang pertama, diikuti oleh penasun. Penderita AIDS lebih banyak laki-laki yaitu 32 kasus ( 76.2% ). Kecamatan yang paling banyak penderita adalah puskesmas Andalas sebanyak

8 kasus, berbeda dengan tahun 2011,

kecamatan yang kasusnya tinggi adalah Puskesmas Lubuk Buaya dengan 13 kasus, dan jenis pekerjaan yang paling banyak wiraswata sebanyak 11 kasus, sama dengan tahun 2011, Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut : Grafik 7.31. Perbandingan Kasus HIV, AIDS dan Kasus Meninggal Di Kota Padang Tahun 2008- 2012

92

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.32. Distribusi Kasus HIV AIDS Menurut Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2008 – 2011

Grafik 7.33. Proporsi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Golongan Umur Di Kota Padang Tahun 2012

93

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.34. Kasus AIDS Berdasarkan Pekerjaan Kota Padang Tahun 2012

Grafik 7.35. Kasus AIDS Berdasarkan Faktor Resiko Kota Padang Tahun 2012

l.

Filariasis Pada tahun 2012 sudah dilakukan pengobatan massal filaria diseluruh kecamatan di Kota Padang, dan ada 3 kecamatan yang sudah selesai melaksanakan pengobatan massal, yaitu kecamatan Lubuk Kilangan, kecamatan Lubuk Begalung,dan kecamatan Padang Timur.

94

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Sebelum

dilakukan pengobatan massal telah dilakukan sosialisasi

keseluruh pimpinan Puskesmas dan pengelola program serta validasi data yang dilakukan oleh Puskesmas bekerja sama dengan kader. Jumlah sasaran pengobatan 677385 penduduk yang berusia diatas 2 tahun , tidak dalam keadaan sakit berat dan tidak sedang hamil. Sedangkan yang ditunda pemberian obatnya sebanyak 55140 penduduk. Hasil pengobatan massal Filariasis tahun 2012sudah mencapai target yang diharapkan sebanyak 583942 (86.2%), target sasaran adalah 80 %. Tahun 2012 ditemukan 2 kasus baru, kasus lama sebanyak 33 kasus yang tersebar dibeberapa kecamatan , jumlah kasus semuanya tahun 2012 adalah 35 kasus yang paling banyak kasus di puskesmas Andalas sebanyak 7 kasus. Grafik 7.36. Data Kasus Filariasis Per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012

95

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.37. Perbandingan Cakupan Pengobatan Massal Filariasis Di Kota Padang Tahun 2008 – 2012

Grafik 7.38. Hasil Pengobatan Massal Filariasis per Puskesmas DI Kota Padang Tahun 2012

96

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2. Seksi Wabah Dan Bencana Indikator kinerja surveilance adalah kelengkapan dan ketepatan laporan. Kelengkapan laporan W2 puskesmas tahun 2012 sebesar 80% , sedangkan ketepatan sebesar 90%. Dibanding tahun 2011 terjadi penurunan dimana kelengkapan dan ketepatan tahun 2011 kelengkapan laporan W2 sebesar 97% dan ketepatan 95%. Kelengkapan dan ketepatan masing-masing puskesmas dapat dilihat dari grafik di bawah ini : Tabel 7.39. Kelengkapan dan Ketepatan Laporan W2 Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2012

a. Program Surveilans 1) Campak a)

Campak klinis Selama tahun 2012 kasus campak klinis sebanyak 99 kasus dengan pengiriman spesimen sebanyak 12 spesimen. Dari 12 spesimen suspect campak hasilnya labolatoriumnya tidak ada yang positif. Puskesmas yang banyak mengirimkan specimen yaitu Puskesmas Air Tawar sebanyak 5 Spesimen. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

97

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.21. Pengiriman Spesimen Campak Kota Padang Tahun 2012 No

Intansi Pengirim

1.

Puskesmas Air Tawar Puskesmas Air Dingin Puskesmas Belimbing Pusk Lubuk Buaya Puskesmas Andalas Puskesmas Ikur Koto RS Yos Sudarso

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Jlh Spesimen ( suspect campak ) 5

Hasil Labolatorium

1

Negatif

1

Negatif

1

Negatif

1

Negatif

1

Negatif

2

Negatif

Negatif

Target pengiriman specimen adalah sebesar 20% dari kasus campak klinis. Jika dibandingkan dalam lima tahun terakhir maka pengiriman spesimen terbanyak adalah pada tahun

2011

sebanyak 59 spesimen. Grafik 7.40. Perbandingan Kasus Campak Klinis dan Hasil Lab Positif Di Kota Padang Enam Tahun Terakhir

Proporsi kasus campak terbanyak berdasarkan golongan umur adalah golongan umur 10-14 tahun. Sedangkan yang paling sedikit adalah usia > 1 tahun.

98

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.41. Proporsi Kasus Campak Klinis Berdasarkan Golongan Umur Di Kota Padang Tahun 2012

b)

KLB Campak Wilayah

yang

terkena KLB

campak

yaitu

Kelurahan

Lambung Bukit Wilayah Kerja Puskesmas Pauh. Jumlah kasus yang dilakukan pelacakan campak sebanyak 54 kasus dan specimen yang dikirimkan sebanyak 4 spesimen dengan hasil laboratorium sebanyak 3 kasus positif dan 1 negatif. Untuk itu rencana tindak lanjutnya adalah : - Penyelidikan epidemiologi dan fully investigasi - Penatalaksanaan kasus campak - Pemberian Vit A untuk seluruh kasus campak - Rencana pemberian imunisasi campak massal pada usia 9 s/d 59 bulan. - Rapat lintas sektoral untuk penanggulangan kasus campak - Penyuluhan kesehatan tentang campak dan cara pencegahan

2) Kasus AFP Penemuan kaus AFP selama tahun 2012 sebanyak 6 kasus dengan AFP rate sebesar 3,9 . Dibanding tahun sebelumnya kasus cenderung menurun. Tahun sebelumnya ditemukan sebesar 11 kasus dengan AFP rate 5,4. Selama tujuh tahun terakhir kasus AFP terbanyak terjadi pada tahun 2011.

99

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.42. Penyebaran Kasus Suspek Diphteri Tujuh Tahun Terakhir Di Kota Padang Tahun 2004 – 2012

3) Kasus Keracunan Pangan Ada tiga kejadian keracunan pangan di kota Padang pada tahun 2013, yaitu: a) Keracunan pangan tanggal 3 Januari 2012 di Kantor Bank Nagari di Jalan Pemuda Padang dengan sejumlah 9 penderita dicurigai dari makanan catering pekerja dan dirawat jalan di RS Yos Sudarso. Tindakan yang diambil:  Pelacakan kasus ke lapangan  Pengambilan sampel  Pemeriksaan sampel ke laboratorium b) Kasus keracunan pangan tanggal 7 Agustus 2012 di Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo telah terjadi sejumlah 6 penderita ( 5 orang anggota keluarga dirawat di RSUP M. Djamil Padang ) dan sejumlah 1 kematian tersangka keracunan pangan, dengan gejala muntah – muntah, berak – berak, sakit perut dan kejang – kejang. Tindakan yang telah diambil adalah :  Pelacakan kasus ke lapangan  Pengambilan sampel  Pemeriksaan sampel ke laboratorium

100

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

c) Kasus keracunan pangan tanggal 6 Desember 2012 di Kel Kuranji, Korong Gadang, Balai Baru Kecamatan Kuranji telah terjadi sejumlah 5 penderita di wilayah Puskesmas Belimbing dan sejumlah 9 penderita (termasuk 1 kematian tersangka keracunan pangan) di wilayah Puskesmas Kuranji, dengan gejala muntah – muntah, berak – berak, sakit perut dan kejang – kejang. Tindakan yang telah diambil adalah :  Pelacakan kasus ke lapangan  Pengambilan sampel  Pemeriksaan sampel ke laboratorium

b. Program Penyakit Tidak Menular Utama Dengan Faktor Resiko Lima penyakit tidak menular utama antara lain : penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes mellitus, penyakit kronis, penyakit kanker dan gangguan akibat kecelakaan dan cedera. Dinas kesehatan kota Padang melaksanakan pengumpulan data penyakit tidak menular termasuk dalam laporan STP bulanan khusus yg terdiri dari laporan PTM kasus baru, kasus lama dan kematian. Ada dua belas penyakit yg didata yaitu : Tabel 7.22. Jenis Penyakit yang dilaporkan dalam laporan PTM bulanan Puskesmas tahun 2012 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Jenis Penyakit Hypertensi Penyakit Jantung Koroner Stroke Diabetes Melitus Kanker Leher Rahim Kanker Payudara PPOK Asthma Osteoporosis Gagal Ginjal Kronik Kecelakaan Lalu Lintas Darat Penyakit lain Kunjungan penderita hipertensi tahun 2012 merupakan kunjungan

tertinggi yaitu sebanyak 20619 kunjungan. Kemudian diikuti oleh diabetes mellitus (4981 kunjungan), asma (4425 kunjungan) dan penyakit jantung koroner (2749 kunjungan). Kunjungan terbanyak pada golongan umur 45 – 54 tahun, hal ini ditunjang oleh kebiasaan seperti merokok, diet tidak sehat serta hiperkolesterol.

101

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.43. Jumlah kunjungan hipertensi tahun 2012

Grafik 7.44. Jumlah kunjungan Penyakit Jantung Koroner tahun 2012

102

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.45. Jumlah kunjungan Diabetes Melitus tahun 2012

Grafik 7.46. Jumlah kunjungan Asma tahun 2012

c. Program Penanggulangan Bencana Kota padang mengalami tiga kali banjir bandang, yaitu: 1) Banjir bandang, 24 Juli 2012 Banjir pertama di kelurahan Limau Manis, Limau Manis Selatan dan Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh wilayah Puskesmas Pauh. Banjir bandang terjadi karena luapan sungai Batang Kuranji dan

103

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

sungai Lubuk Kilangan melingkupi tiga kecamatan Pauh, Nanggalo dan Kuranji namun tidak ada korban jiwa, hanya 80 KK mengungsi dan puluhan rumah rusak berat. Dampak banjir dirasakan oleh Kecamatan Nanggalo (Nanggalo, Tabing Banda Gadang dan Gurun Laweh) , Kec Lubuk Begalung (Parak Laweh dan Batung Taba) , Kec Lubuk Kilangan (Ulu Gadut, Banda Buaek, Padang Basi,Tarantang) . 2) Banjir Bandang, 15 Agustus 2012 Banjir kedua pada kelurahan Lambung Bukit Rukun Warga Batu Busuk Kecamatan Pauh wilayah puskesmas Pauh. Pada kejadian kedua ini terdapat korban jiwa empat orang meninggal (satu keluarga terdiri dari bapak dan tiga orang anak) 3) Banjir Bandang, 3 Desember 2012 Banjir ketiga pada kelurahan Batung Taba Kecamatan Lubuk Begalung dengan 40 KK mengungsi. Dinas Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dengan membuka Pos Pelayanan dan P3K, memberikan MP-ASI bagi Balita dan Lansia, melakukan penyehatan lingkungan dan penyuluhan.

3. Seksi Kesehatan Lingkungan Sesuai

tugas pokok dan fungsi Seksi Kesehatan Lingkungan dalam

mencapai tujuan program dapat dibagi kedalam beberapa kegiatan yang dirumuskan kedalam beberapa program sebagai berikut : a. Penyehatan Lingkungan Program penyehatan lingkungan diuraikan melalui beberapa kegiatan seperti Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan (SPL) . Kegiatan ini ditujukan terhadap rumah yang ada di masing- masing wilayah kerja Puskesmas melalui kegiatan inspeksi terhadap sanitasi dasar yang meliputi cakupan penggunaan jamban yang memenuhi syarat, cakupan sarana air bersih memenuhi syarat, pengelolaan / tempat sampah memenuhi syarat dan pengelolaan air limbah memenuhi syarat. Berdasarkan hasil survey perumahan dan lingkungan diatas yang diselenggarakan oleh masingmasing Puskesmas sesuai wilayah kerjanya diketahui bahwa Puskesmas Lubuk Buaya mempunyai jumlah rumah yang paling banyak, mencapai angka tertinggi pemeriksaan melalui inspeksi sanitasi bisa dilihat pada tabel berikut . Untuk Kota Padang total dari total jumlah 154571, memenuhi syarat

104

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

mencapai 73,6 % atau setara dengan angka absolut 53834 rumah dari total jumlah rumah yang diperiksa, dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik 7.47. Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

Grafik 7.48. Persentase Pengawasan Sanitasi dan Perumahan Lingkungan di Kota Padang Tahun 2012

105

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.49. Persentase Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012

b. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Pada tahun 2012 kegiatan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM), dari jumlah yang ada sebanyak 3077 buah didapatkan 1938 yang sehat dari jumlah diperiksa 2735 buah, sedangkan untuk puskesmas yang yang melakukan pengawasan yang mencapai target adalah Puskesmas Alai dan Pauh yaitu 100% dapat dilihat pada tabel berikut ini : Grafik 7.50. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

106

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.51. Perbandingan TPM Yang Diperiksa dari Yang Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2012

Grafik 7.52. Persentase Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang 2012

107

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.53. Persentase Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Diperiksa di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

c. Pengawasan Tempat Tempat Umum Pada tahun 2012 kegiatan Pengawasan Tempat Tempat Umum dapat dilihat dalam grafik dibawah ini, adapun pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh sarana Tempat- tempat umum yang ada di wilayah masing- masing Puskesmas dibawah ini : Grafik 7.54. Pengawasan Tempat -Tempat Umum di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012

108

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.55. Pengawasan Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2012

d. Pengawasan Kualitas Air Pengawasan kualitas air dilaksanakan melalui kegiatan pemeriksaan terhadap sarana air bersih masyarakat di masing- masing wilayah kerja Puskesmas. Untuk sarana air bersih memenuhi syarat terlihat Puskesmas Ambacang mencapai angka tertingi memenuhi syarat dengan 107,9 % dari total sarana yang

diperiksa sedangkan sarana air bersih terendah

memenuhi syarat 34,7 % di wilayah kerja Pukesmas Pegambiran dan Kota Padang sudah mencapai 84,8 %. Sedangkan untuk jamban memenuhi syarat masih terdapat di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo dan Lapai mencapai 100 % dari total sarana yang diperiksa, sedangkan capaian terendah sarana terendah Puskesmas Pauh dengan 29, 3 % dari total sarana yang diperiksa dan untuk Kota Padang mencapai 71,2 % dari total sarana diperiksa. Pencapaian indikator saluran pembuangan air limbah memenuhi syarat dicapai tertinggi juga oleh Puskesmas Andalas, Ulak Karang, Nanggalo 100 % dari total sarana diperiksa dan terendah di Puskesmas Pauh 22,7 % sedangkan untuk

Kota Padang baru mencapai 73,7 %

memenuhi syarat dari total sarana diperiksa. Indikator Tempat Sampah memenuhi syarat dicapai tertinggi Puskesmas Rawang, Nanggalo dan Lapai 100 % dari total sarana diperiksa dan terendah di Puskesmas Lubuk Buaya 9,9 % memenuhi syarat dari jumlah total sarana diperiksa sedangkan untuk

109

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Kota Padang mencapai 68,7 % memenuhi syarat dari total sarana yang diperiksa. Seluruh indikator- indikator tersebut merupakan persyaratan untuk menentukan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas dan Kota Padang, pencapaian tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik 7.56. Persentase Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

Grafik 7.57. Persentase Jamban Memenuhi Syarat di Wilayah kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

110

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.58. Persentase Saluran Pembuangan Air Limbah Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

Grafik 7.59. Persentase Tempat Sampah Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

e. Pengawasan Kualitas Depot Air Minum Isi Ulang ( DAMIU ) Di Kota Padang tahun 2012 terdapat 547 Depot air minum isi ulang, dan telah dilaksanakan

pengawasan melalui inspeksi sanitasi secara

ekternal oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja masing- masing dan Dinas Kesehatan Kota serta secara internal pengawasan pengambilan

111

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

sampel yang dilaksanakan oleh pemilik depot air minum dengan parameter kimia satu kali dalam setahun dan bakhteri satu kali dalam 3 (tiga) bulan secara rutin. Pada tahun 2011 terdapat 603 depot jika dibandingkan dengan tahun 2012 terdapat 547 depot. Kalau dilihat dari data tersebut terjadi penurunan jumlah depot yang disebabkan oleh banyaknya depot yang ditutup oleh pemiliknya. Depot

yang melaksanakan kegiatan pengawasan sesuai ketentuan

hanya 40 % dari jumlah depot yang ada. Hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran dan peran serta pemilik sarana dalam malaksanakan internal kontrol dengan berbagai alasan seperti besarnya biaya pemeriksaan dan hal- hal non teknis lainnya. Adapun kriteria sampel diambil untuk dilakukan pemeriksaan kualitas air secara bacteriologis dan kimia. Air dianggap memenuhi syarat secara bacteriologis apabila angka E – Coli di dalam air nol. Sedangkan secara kimia harus bebas dari bahan kimia yang mengandung logam berat. Sampel depot isi ulang ini yang disampling adalah sumber air baku ( belum diolah ) dan air setelah di olah atau yang akan dikonsumsi langsung oleh masyarak. Beberapa hal telah dilakukan adalah menurunkan kewenangan pengawasan

dari

DKK

ke

kewilayahan,

melaksanakan

ketingkat koordinasi

Puskesmas secara

dengan

lintas

sektor

konsep dalam

pembinaan seperti dengan SKPD Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambang Energi dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu KP2T Pemerintah Kota Padang serta melakukan pembinaan melalui edaran kembali

ketentuan

dan

peraturan

tentang

hak

dan

kewajiban

penyelenggaraan Depot Air Minum.

112

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.60. Pengawasan Depot Air Minum (DAMIU) di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012

D. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN 1. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus a. Program Gizi Dalam melaksanakan program gizi standart pelayanan minimal berdasarkan target indikator MDGs 2011 – 2015 berdasarkan Kemkes 2012 Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010 – 2014, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan. Jakarata : Kemkes.p.2 digunakan sebagai acuan dalam perencanaan pelaksanaan program yang berbasis kinerja target 2012 sebagai berikut : 1) Pendidikan Gizi Peningkatakan

pengetahuan,

pemahanan

dan

keterampilan

petugas dalam memberikan pelayanan penanganan gizi yang berkulaitas dengan memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat terkait upaya perbaikan gizi. Kegiatannya adalah : a) Pengembangan dan Pengadaan Penyuluhan Gizi ke Masyarakat Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan bekerja sama dengan lintas program terutama dengan pemegang promkes dan pembina wilayah. Kegiatan ini biasanya dilakukan di Puskesmas (dalam gedung) maupun di posyandu (luar gedung). Kunjungan Posyandu adalah ibu-ibu yang mempunyai balita serta ibu- ibu hamil. Melalui kegiatan penyuluhan di Posyandu ini diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui

dan

melakukan

perilaku

gizi

di

dalam

keluarga.

113

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Penyuluhan dengan memberikan materi-materi

beragam yang

berhubungan dengan masalah gizi tetapi sebagian besar penyuluhan ini belum jalan secara maksimal di posyandu. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya kelas ibu hamil, kelas ibu balita, dan melalui konseling dan pojok gizi yang ada di Puskesmas. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini baik di Posyandu maupun di Puskesmas diharapkan permasalahan gizi yang ditemui dapat teratasi dengan baik. b) Penanggulangan Kekurangan Vitamin A Dalam penanggulangan KVA ini dilakukan kegiatan pemberian Vitamin A secara rutin kepada bayi ( 6 – 11 bln ) dan anak balita

(1

– 5 thn ) yang diberikan pada bulan Februari dan Agustus. Pemberian Vit A pada Bulan Februari untuk bayi (6-11 bulan) Kota Padang sudah tercapai target yaitu 84.92% dari target yang ditetapkan 80%, sementara untuk anak balita hasil yang dicapai sebesar 81.05% Sedangkan untuk pencapaian pada Bulan Agustus 2012 terlihat bayi (6- 11 bln) 81.92% dan 80.52% untuk anak Balita. Puskesmas yang belum mencapai target yang ditetapkan adalah Puskesmas Air Tawar, Ulak Karang, Lubuk Begalung, Anak Air dan Lubuk Buaya. Hal ini disebabkan karena sasaran yang diberikan berdasarkan data BPS terlalu tinggi dari sasaran yang sebenarnya, karena wilayah kerja Puskesmas Air Tawar merupakan wilayah yang penduduknya sebagian besar adalah mahasiswa yang mana wilayah Air Tawar adalah daerah yang mempunyai 2 buah perguruan tinggi. Secara rinci pencapaian cakupan Vit A kota Padang adalah sebagai berikut : Tabel 7.25. Hasil Pencapaian Vit A Bayi dan Anak Balita Kota Padang Bulan Feb & Agus Tahun 2012 Sasaran No

Bulan

Bayi

A.Balita

Pencapaian Bayi ABS %

Pencapaian A. Balita ABS %

1

Februari

10.567

69.055

8.973

84.92

55.972

81.05

2

Agustus

10.567

69.055

8.656

81.92

55.600

80.52

114

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelummnya (20072012) terlihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 7.61. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Balita (6-59 Bln) Kota Padang Tahun 2007 - 2012 85 84,2

84 83,3

83

83,3

82

82

81,8

81,45

81 80 2007

2008

2009

2010

2011

2012

Terlihat pada grafik di atas pendistribusian kapsul vitamin A selama 5 tahun (2007-2012) tidak mengalami penurunan tetapi pada tahun 2010 terjadi penurunan sampai dengan 2012 (81.45%). Berdasarkan hasil tersebut perlu ditingkatkan kembali kerja sama dengan linstas program dan lintas sector terutama pada bidan praktek swasta dan juga balai pengobatan lainnya, selain itu perlu juga ditingkatkan pencatatan dan pelaporan oleh tenaga gizi dan juga Pembina wilayah posyandu di masing-masing Puskesmas yang ada di Kota Padang. Pemberian kapsul vitamin A tidak hanya diberikan untuk balita saja tetapi juga untuk ibu nifas sebanyak 2 kapsul yaitu setelah melahirkan dapat 1 kapsul dan setelah 24 jam mendapatkan 1 kapsul berikutnya. Jika dilihat selama 2007-2012 berturut-turut seperti grafik dibawah ini :

115

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.62. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vit.A Ibu Nifas Kota Padang Tahun 2007-2012

100

94,3

80

79,2

78,8

75,2

89,86

82,6

60 40 20 0 2007

2008

2009

2010

2011

2012

Dari grafik terlihat tren pendistribusian kapsul vitamin A ibu nifas cendrung meningkat walaupan sangatlah sedikit meskipun belum mencapai target yang diharapkan (80%). Hal ini disebabkan masih kurangnya penyuluhan kepada bidan praktek swasta dan bidan yang bertugas di klinik bersalin Puskesmas tentang pentingnya pemberian vitamin A. Selain itu penyuluhan tentang pentingnya pemberian vitamin A dapat dilakukan langsung kepada ibu hamil terutama pada saat trimester terakhir (ANC IV) dan juga pada saat kegiatan kelas ibu hamil dengan memberikan materi tentang pentingnya kapsul vitamin A pada saat nifas.

c) Penanggulangan Anemia Gizi Besi Penanggulangan anemia gizi besi dilakukan kegiatan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil dan ibu nifas. Pemberian tablet Fe ini dimaksudkan agar ibu hamil tidak mengalami anemia semasa hamil dan perdarahan waktu melahirkan dan ibu nifas tidak anemi karena telah banyak kehilangan darah sewaktu melahirkan. Pemberian Fe ini sangat

penting

karena

pada

umumnya

ibu

hamil

kurang

mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung Fe sehingga perlu diberi tambahan dari tablet Fe. Pemberian Tablet Fe ini diberikan kepada semua ibu hamil sebanyak 90 tablet. Pemberian Fe ini seiring dengan kunjungan ibu hamil K1 dan K4, dimana Fe 1 diberikan pada saat K1 dan Fe3 diberikan saat K4. Untuk Kota Padang pencapaian pemberian Fe 3 terlihat pada grafik :

116

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.63. Cakupan Pendistribusian Fe 3 Ibu Hamil Kota Padang Tahun 2007 - 2012 94 92 90 88 86 84 82 80 78 76 74

92,2

90,75 89,15 87,3

86,7

80,6

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Cakupan pendistribusian Fe 3 untuk ibu hamil terlihat tern naik untuk sejak tahun 2007 sampai tahun 2012 dan telah mencapai target 90%. Secara kuantitas penditribusian tablet Fe ini telah mencapai target tetapi secara kualitas masih perlu dilakukan pembinaan dan penyuluhan kepada ibu hamil untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Diharapkan pada tahun – tahun mendatang untuk membentuk kader pendamping bagi ibu hamil, dan juga dapat melibatkan anggota keluarga ibu hamil untuk menjadi pendamping ibu hamil terutama dalam hal konsumsi tablet Fe dan kegiatan lainnya. d) Asi Ekslusif Asi ekslusif adalah pemberian hanya Asi saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain, kecuali obat, vitamin dan mineral. Pengumpulan data ASI ekslusif dilakukan 2 kali setahun yaitu bulan Februari dan Agustus. Pengumpulan data dilakukan oleh bidan, kader, petugas gizi, pembina wilayah serta petugas puskesmas lainnya. Sumber data ASI ekslusif dapat berasal dari buku KIA, kohor bayi serta pencatatan lain yang ada di Puskesmas khusunya pada pemegang program KIA Anak maupun Imunisasi, serta pencatatan dari bidan praktek swasta. Berdasarkan hasil pemantauan pemberian ASI eklsusif terlihat 62,4% dari target 70%. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 mengalamai penurunan sebesar 9.54%. Oleh sebab itu perlu ditingkatkan pemberian konseling ASI baik melalui kegiatan pojok gizi di Puskesmas, kunjungan rumah pada saat kunjungan neonatus, serta

117

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

melakukan pembentukan kelas ibu balita. Selain itu perlu peningkatan promosi dan advokasi tentang peningkatan pemberian air susu ibu dengan lintas sektor maupun lintas program, melakukan pembinaan dan bimbingan dari Dinas Kesehatan Kota kepada petugas gizi yang telah dilatih sebagai konselor ASI. 2) Penanggulangan Kasus Gizi buruk Dalam penanggulangan kasus gizi buruk yang terjadi pada balita dilakukan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan ( PMT-P ) yang bertujuan untuk meningkatkan berat badan balita sehingga mencapai status gizi yang lebih baik. Pemberian PMT dilakukan melalui dana APBD Kota Padang berupa pemberian susu untuk bayi dan anak balita (dancow, lactogen) susu ibu hamil (Mom Nestle), MP-ASI Biskuit (Sun) dan bubur susu Nestle. Selain itu penanggulangan balita gizi buruk juga mendapatkan bantuan MP-ASI dari Dinas Kesehatan Propinsi. Selama tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang menemukan balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM/) atau dengan indicator BB/U sebanyak 488 balita (0.91%) yang ditemukan di posyandu di seluruh wilayah kerja Puskesmas se kota Padang. Balita BGM yang ditemukan

di

Posyandu

adalah

balita

yang

hanya

mengalami

permasalahan dalam pertumbuhan, karena hasil penimbangan di Posyandu bukan untuk penentuan status gizi melainkan untuk melihat pertumbuhan balita setiap bulannya. Oleh kerana itu data balita BGM yang ada dilakukan kembali validasi data terutama data antropometri sehingga dapat di tentukan status gizi balita. Balita yang telah ditentukan status gizi dilakukan intervensi dengan pemberian makanan tambahan (PMT) selama 3 bulan berupa biscuit, bubur susu dan susu. Balita BGM yang ditemukan ada yang disertai dengan penyakit penyerta seperti diare, ISPA, Suspect TB, dan penyakti penyerta lainnya. Selain data balita BGM Dinas Kesehatan Kota Padang juga telah menemukan balita kasus gizi buruk (Kurus sekali) dengan indicator BB/TB sebanyak 98 kasus dengan rawat inap di puskesmas Nanggalo sebanyak 10 kasus

dan yang

meninggal sebanyak 1 kasus dari Puskesmas Andalas. Rincian kasus yang dirawat di Puskesmas Nanggalo adalah :

118

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.26. Jumlah Kasus Gizi Buruk yang di Rawat Inap (HC Nanggalo, RSUD dan RSUP Tabel 7.27.Jumlah Kasus Gizi Buruk yang di rawat inap (Hc.Nanggalo,RSUD dan RSUP

No

Nama

Tgl lhr /Umur

BB

TB

St GZ

Jns Peny

Rujukkan dari… ke/Kblnet

1.

Nando

4 Bln

4

58

BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali

ispa

Pusk.A.Dgn (plg paksa) 1 hr

2

Safira

22 bln

6.5

74

BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali

Demam tinggi

Pusk.Lapai (Plg Paksa) 2 hr

3

Cinta

8 bln

6

69

BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali

4

Okta Selviana

8 bln

3.5

54

BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali

Digrosepalus

Andalas Mnggal bln Okt 4 hr Rujuk RSUD

5

Mirna

7 bln

4.5

68

BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali

Diare

A.Dingin 23 hr rwt nggl

6

Egi Tanjung

17 bln

6.7

72.5

BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali

Dehidrasi

A.Dgn rujuk ke RSUP 1 hr Plg Paksa

7

Qurota Ayuni

9 bn

5,25

64

BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali

8

Alif

9 bln

4.3

65

BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali

Bronchopenomo ni

Ikur Koto 22 hr rwt nggl rujuk RSUD

9

Anugrah

15 bln

6.2

68

BB/U:BB sgt kurang BB/TB: Kurus Sekali

Bronchopenomo ni

Seb.Padang, 20 hr rwt nggl

10

Alfino

13 bln

5.6

67.8

BB/U:BB sgt kurang

Kelainan Usus

Pauh, 10 hr rwt nggl

Kegiatan

yang

dilakukan

di

Ikur Koto 19 hari rwt inap

Anak Air 21 hr rwt nggl

Puskesmas

Nanggalo

sebagai

Puskesmas rawatan balita gizi buruk adalah konsultasi dengan dokter spesialis anak bekerja sama dengan rumah sakit M.Djamil Padang untuk melakukan penangan balita gizi buruk baik rawat inap maupun rawat jalan, sebagai Puskesmas konsulen bagi Puskesmas lainnya dalam hal penanganan balita gizi buruk rawat jalan, pemeriksaan laboraturium, penyuluhan kepada orang tua atau pendamping balita gizi buruk, serta melakukan rujukan ke rumah sakit jika balita mempunyai penyakit penyerta yang tidak dapat ditangani di Puskesmas Nanggalo. Selama rawat inap balita gizi buruk diberikan perlakukuan sesuai dengan penangan kasus gizi buruk selama beberapa hari sampai kondisi balita tersebut menjadi gizi kurang atau gizi baik dan selanjutnya dipulangkan untuk dilakukan rawat jalan dengan konsultasi tetap ke Puskesmas Nanggalo serta tetap dipantau oleh tenaga gizi dan dokter puskesmas masing-masing. Berdasarkan data di atas (tabel 7.26) dari 98 kasus yang ditemukan hanya 10 kasus yang dilakukan rawat inap hal ini disebabkan factor ekonomi keluarga balita gizi buruk (keluarga gakin), petugas kesehatan

119

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

masih kurang melakukan sosialisasi kepada

balita gizi buruk dengan

penyakit serta factor lainnya. Jumlah hari rawatan pasien balita gizi buruk yang dirawat rata-rata selama 12 hari di Puskesmas Nanggalo, hal ini disebabkan pulang paksa sebanyak 3 orang, dan dirujuk ke rumah sakit sebanyak 3 orang. dan dilanjutkan dengan pemantauan balita gizi buruk di masing-masing puskesmas. Oleh sebab itu perlu dilakukan penyuluhan dan motivasi kepada keluarga balita gizi gizi buruk baik oleh petugas kesehatan, pembina wilayah, kader, PKK serta lintas sector terkait lainnya sehingga penanganan balita gizi buruk dapat dilakukan sesuai dengan tatalaksana gizi buruk yang ada. Tabel 7.27. Perkembangan Kasus Balita Gizi Buruk Kota Padang Tahun 2012 No

Jml Kasus 98

Normal 68

% 69.4

Status Gizi Krs % 16 16.3

Meninggal Krs.S 14

% 14.3

1

3) Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( Gaky ) a) Pemeriksaan Garam Beryodium dimasyarakat Penanggulangan akibat kekurangan yodium dilakukan dengan cara pemeriksaan garam di masyarakat dan pasar kecamatan. Pemeriksaan ini dilakukan pada bulan Februari dan Agustus dengan jumlah sampel sebanyak 2.432 rumah tangga, pada bulan Februari dengan jumlah sampel tersebut 2.261 (93.0%), 15 sampel (17,9%) yang tidak mempunyai yodium. Sedangkan pada bulan Agustus jumlah sampel sebanyak 2.432 dengan hasil pemeriksaan sebanyak 2.270 (93.3%) dengan yodium tidak ada sebesar 27.5% (15) sampel. Selain itu pemeriksaan garam di masyarakat juga dilakukan di pasar kecamatan dengan melibatkan lintas sektor yang ada seperti Bappeda, Perindag, dinas Pasar, serta sektor terkait lainnya. Pemeriksaan garam dilakukan pada penggiling cabe baik dalam skala besar maupun kecil serta penjual garam baik di toko maupun di penjual skala kecil. Pemeriksaan garam dilakukan untuk jenis garam kasar dan halus dengan menggunakan yodina test untuk menguji ada tidaknya yodium dalam garam.

120

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Meskipun

telah

terjadi

perbaikan

di

masyarakat

dalam

mengkonsumsi garam beryodium tetapi masih perlu ditingkatkan kewaspadaan oleh Tim Pokja Gaky Kota Padang karena masih ditemukan

dimasyarakat

yang

mengkonsumsi

garam

tidak

mengandung yodium, Penyebabnya antara lain masih minimnya penyuluhan tentang pentingnya penggunaan garam beryodium dan cara penyimpanan garam yang mengandung yodium ke masyarakat, penyebabnya antara lain masih minimnya penyuluhan tentang pentingnya penggunaan garam beryodium dan

cara penyimpanan

garam beryodium ke masyarakat. Penanggulangan GAKY bukan saja masalah dinas kesehatan tetapi banyak lintas sektor yang terkait contohnya deperindag yang lebih berwenang dalam peredaran garam di pasaran, begitu juga dengan lintas sektor lain seperti Dinas Pasar, Bappeda yang tergabung dalam Pokja Gaky. b) Pendistribusian Kapsul Minyak Beryodium Pendistribusian Kapsul Minyak Beryodium ( KMB ) tidak dilakukan berdasarkan indtruksi dari kementrian kesehatan .

4) Usaha Perbaikan Gizi Institusi Usaha Perbaikan Gizi Institusi adalah kegiatan program gizi yang dilakukan kepada institusi seperti sekolah, panti, industri dan lembaga pemasyarakatan. Untuk kegiatan gizi institusi ini masih belum maksimal berjalan karena petugas gizi yang masih satu orang di masing-masing Puskesmas. Kegiatan gizi institusi ini baru terlaksana pada sekolah yaitu dengan melaksanakan Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah ( PMT-AS ). Dalam hal ini petugas gizi bertugas menentukan kecukupan gizi makanan kudapan sesuai dengan yang dianjurkan. Kota Padang sekolah yang mendapat PMT-AS sebanyak 13 sekolah. 5) Pemantauan Status Gizi (PSG) Pemantauan Status gizi ini merupakan kegiatan pengukuran berat badan dan tinggi badan balita untuk mengetahui status gizi balita di Kota Padang. Berdasarkan status gizi balita yang diukur tersebut akan diketahui prevalensi status gizi balita kota Padang. PSG ini dilakukan satu kali

dalam

setahun

dan

prevalensi

inilah

yang

menggambarkan wilayah kecamatan di kota Padang.

dipakai

untuk

Pelaksanaan

121

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Pemantauan

Status

Gizi

(PSG)

pelaksanaan kegiatan kadarzi.

dilakukan

bersamaan

dengan

Kegiatan PSG dilakukan dengan

menggunakan dana APBD Propinsi Sumatera Barat tahun 2012.. Pelaksanaan kegiatan PSG ini berjumlah sebanyak 3300 sampeldi wilayah kerja puskesmas di Kota Padang. Berdasarkan hasil PSG tersebut prevalensi balita sangat kurang (BB/U) sebesar 3.26% jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 1,76% keadaan ini meningkat dibandingkan dengan keadaan tahun lalu. Selain itu prevalensi balita kurus sekali sebesar 3.38%

keadaan ini

meningkat dibandingkan tahun lalu (grafik 5 tahunan 2007 – 2012). Data lengkap perkecamatan dapat dilihat dalam lampiran laporan tahunan ini. Grafik 7.64. Prevalensi Status Gizi BB.Sngt Kurang (BB/U), Sgt Pdk (TB/U), dan Kurus Sekali (BB/TB) di Kota Padang (2007-2012) 35 30

12,94

25 1,6 16,09

20

12,94

15

0,7 10,27

10 6,27 0,1 5

1,5 2,2 0

2,5

2,3

2,2 3,68 0 1,76

0 2007

2008

2009

BB/U

2010

2011

TB/U (Sgt.Pdk)

BB/TB

3,26 2012

Dari grafik terlihat semua indikator pada tahun 2012 cendrung meningkat dari tahun 2011, oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan dan pembinaan di seluruh puskesmas yang ada di wilayah Kota Padang, meningkatkan kerja sama dengan lintas sektor dan program, melakukan pemantuan pertumbuhan (kegiatan surveilans) setiap bulan di posyandu. Selain prevalensi status gizi, hasil PSG ini juga menunjukan daerah rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian baik lintas sektor dan program seperti tabel di bawah ini :

122

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.28. Gambaran Kecamatan Rawan Gizi Tahun 2008 – 2012 No 1 2 3 4 5

2008 Kuranji Padang Selatan Padang Timur -

6

Lubuk Begalung -

7

Koto Tangah

8 9 10

-

2009 Kuranji Padang Selatan -

Kecamatan Rawan Gizi 2010 2011 Kuranji Padang Padang Selatan Selatan -

Padang Barat Lubuk Begalung Lubuk Kilangan Koto Tangah -

Padang Barat Lubuk Begalung Lubuk Kilangan -

-

2012 Padang Barat

Koto Tangah Pauh -

Lubuk Kilangan Nanggalo Bungus

Berdasarkan tabel di atas, kecamatan rawan gizi (Gizi Buruk + Kurang) indikator BB/U yang tinggi >15% tahun 2012 terlihat Kecamatan Nanggalo dan Bungus merupakan kecamatan yang perlu mendapatkan perhatian, hal ini disebabkan karena kecamatan

tersebut merupakan

kecamatan rawan gizi yang baru terdata pada tahun 2012. Selain itu yang perlu mendapatkan perhatian baik lintas sektor maupun lintas program adalah kecamatan Padang Barat dan Lubuk Kilangan, hal ini disebabkan

selama tiga tahun berturut-turut merupakan kecamatan

rawan gizi. Jika dibandingkan dengan data kemiskinan di Kota Padang seperti terlihat tabel : Tabel 7.29. Jumlah Penduduk Miskin di Kota Padang Tahun 2012 Peserta No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Kecamatan Koto Tangah Padang Utara Padang Barat Padang Timur Padang Selatan Nanggalo Kuranji Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Bungus Padang

Jamkesda 5.232 2.294 1.161 2.777 1.239 3.088 3.132 1.134 2.832 4.249 846 27.984

Jamkesmas 31.179 12.656 14.269 19.528 17.075 10.436 25.118 11.517 7.251 27.251 8.721 185.001

123

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk miskin terlihat pada kecamatan rawan gizi seperti Kecamatan Nanggalo, Padang Barat, Lubuk Kilangan dan Bungus. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kembali SKPG di Kota Padang yang beranggotakan lintas sektor seperti pertanian, ketahanan pangan, deperindag serta instansi lainnya. Selain itu perlu juga ditingkatkan pemantauan wilayah setempat diwilayah kerja Puskesmas sehingga balita kurang gizi secepatnya tertanggulangi dengan baik. Selain kegiatan PSG juga dilakukan kegiatan penimbangan secara rutin setiap bulan di seluruh posyandu di wilayah kerja puskesmas. Tahun 2012 kunjungan balita ke posyandu atau partisipasi masyarakat ke posyandu (D/S) sebesar 62.13%. Keadaan ini belum tercapai target yang diahrapkan (75%) dan keadaan ini mengalami penurunan dibanding tahun 2011. Jika dibandingkan selama beberapa tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini Grafik 7.65. Cakupan Pencapaian Indikator SKDN (D/S,N/D dan BGM/D) Se Kota Padang Tahun 2007-2012 100 90 80

77,2

81,67

78,3

83,54

70

66,06

60

57,92

86,11

62,13

51,07

50 40

86

43,9

42,4

2,06

2,2

30 20 10 0

2007

2008

1,24

1,06

2009 D/S

2010 N/D

0,9 2011

0,91 2012

BGM/D

Berdasarkan grafik di atas terlihat grafik pencapaian N/D dan BGM/D tidak mengalami perubahan secara signifikan dari keadaan tahun 2011 dan 2012, kecuali pada grafik D/S yang mengalmi penurunan dibandingkan tahun 2011. Diharapkan untuk tahun – tahun selanjutnya terutama pada cakupan D/S perlu mendapatkan perhatian baik di lintas sektor maupun di lintas program. Meskipun data BGM/D

124

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

terus mengalmi penurunan tetapi tetap perlu ditingkatkan kegiatan surveilans gizi maupun pemantauan wilayah setempat, hal ini berguna untuk mengantisipasi terjadinya balita gizi buruk kurus sekali. Jika dilihat secara perpuskesmas pencapaian indikator SKDN terlihat seperti grafik di bawah ini : Grafik7.66. Pencapaian Indikator SKDN (D/S,N/D dan BGM/D) Per Puskesmas Se Kota Padang Tahun 2012 100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

Lbk. Pdg U.K A.T Sbr. And Ngg Lap Pgb Lub A.D A.Ai I.Ko Pau Am Blm Pad Alai Pmc Rwg Bua Bgs Krnj Luki .Psr rg wr Pdg ls l ai r eg gn r to h bc b ang ya

D/S (75%)

61,1 67,4 82,8 42,1 74,8 69,3 55,1 78,5 33,3 60,2 32,2 59 71,6 67 43,9 59,1 70 65,3 61,3 61,3 67 65,6 62,1

N/D (85%)

91,8 81,5 91,5 88,5 74,1 79,6 81,4 85,1 71,1 77,7 93,3 86 92,8 82,8 94,1 80,4 78,7 91 83,5 80

96 71,9 86,1

BGM/D (< 5%) 1,41 0,62 0,47 0,16 0,38 1,84 3,59 1,09 0,82 0,66 0,44 0,3 0,35 1,28 0,29 2,7 0,24 0,61 1,35 0,34 1,3 2,11 0,91

D/S (75%)

N/D (85%)

BGM/D (< 5%)

Dari grafik di atas terlihat D/S yang terendah berada di puskesmas Nanggalo 33%, sedangkan untuk N/D cakupan terendah pada puskesmas Nanggalo sebesar 71% sedangkan BGM/D cakupan tertinggi pada puskesmas Seberang Padang sekitar 4%. Berdasarkan data tersebut perlu dilakukan kembali pembinaan terutama tenaga gizi,

125

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

promkes dan tenaga Puskesmas lainnya. Selain itu tetap perlu dilakukan pembinaan dan meningkatkan kerja sama lintas sektor dan program sehingga dapat diketahui permasalahan dan rencana tindak lanjut di Puskesmas baik kegiatan sweeping balita di posyandu, vitamin a, meningkatkan sistim kewaspadaan dini, pemantauan balita gizi buruk, pelacakan kasus gizi buruk, penyuluhan baik di puskesmas maupun di posyandu serta evaluasi program gizi. Untuk meningkatkan pelaksanaan gizi

di

puskesmas

diharapkan

semua

kegiatan

puskesmas

menggunakan dana operasional puskesmas sehingga kegiatan program gizi dapat tercapai target yang diharapkan. b. Kesehatan Khusus Dalam upaya menghadapi tantangan peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat, salah satu langkah penting yang dilakukan adalah peningkatan

mutu pelayanan kesehatan khusus di Puskesmas

dengan tujuan : - Meningkatkan kemampuan petugas dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan olahraga serta kesehatan lansia - Mengevaluasi kemampuan petugas puskesmas pasca pertemuan dan pelatihan - Melakukan bimbingan dan mengevaluasi sistim pelakporan kesehatan khusus.

126

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

1) Kesehatan Jiwa Tabel 7.30. Cakupan Program Kesehatan Jiwa Kota Padang Tahun 2012 No

Diagnosa

Jumlah Kunjungan

1

Psikosomatik

999

2

Anxietas

610

3

Epilipsi

299

4

Depresi

87

5

Retardasi Mental

33

6

Gangguan Keswa

566

7

Penyakit Jiwa lainnya

6013

8

Epilepsi

299

9

Pasung

8

Jumlah

8914

Tabel diatas menunjukkan bahwa cakupan program jiwa sebanyak 8.914 jiwa dengan jumlah gangguan penyakit jiwa teratas psikosomatik sebanyak 999 kasus serta masih ditemukan juga pasien yang dipasung sebanyak 8 kasus.

Cakupan pelayanan kesehatan jiwa untuk kota

Padang adalah 1.05.%, sedangkan berdasarkan standar pelayanan minimal kesehatan jiwa kota Padang 15 %, ini berarti cakupan pelayanan jiwa masih dibawah standar indikator pelayanan. 2) Kesehatan gigi dan mulut a) Pelayanan Pengobatan gigi di Puskesmas Pelayanan kesehatan gigi di puskesmas terdiri dari kunjungan baru dan lama. Jumlah kunjungan baru yang dilayani sebanyak 16.736 kunjungan (1.91%) sdangkan kunjungan lama sebesar 26.866 (3.06%). Secara keseluruhan jumlah pelayanan kunjungan gigi baik baru dan lama yang dilayani sebesar (43.602) atau 5%. Keadaan ini menggambarkan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas sudah mulai mendapat tempat di masyarakat karena cakupan pelayanan gigi melebihi target kota Padang yaitu

4 % dari jumlah penduduk. Selain

itu jumlah tenaga gigi yang baru dilatih 31 orang untuk dokter gigi dan 13 orang untuk perawat gigi, sedangkan dental unit yang dapat

127

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

digunakan hanya 11 dari 20 puskesmas yang ada. Berdasarkan keadaan ini perlu dilakukan pembinaan dan pengadaan alat gigi untuk semua puskesmas sehingga pelayanan gigi dapat berjalan dengan baik dan benar. Sedangkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk tumpatan gigi tetap dan pencabutan dengan ratio 1:9 ( 685 kasus tumpatan: 6310 kasus pencabutan). Hal ini menunjukan bahwa pasien yang berobat cendrung membutuhkan pelayanan yang cepat (cabut) sehingga perawatan gigi kurang menjadi pilihan.

b) UKGMD dan Integrasi gigi dan KIA Cakupan UKGMD untuk kota Padang adalah 75.9%, berarti dari 104 kelurahan sudah terlaksana kegiatan UKGMD sebanyak 79 kelurahan yang berarti bahwa cakupan UKGMD yang dicapai lebih tinggi dari target 60 % . Sedangkan kegitan integrasi gigi dan KIA dilakukan pelayanan ibu hamil, menyusui, pra sekolah dan balita. Kegiatan yang dilakukan berupa pengobatan, penyuluhan dan tindakan yang sesuai dengan kelainan yang ditemui. Kelainan yang ditemui berupa gusi berdarah, gigi berlubang, gigi kotor serta dengan kelainan lainnya.

c) UKGS dan Sikat Gigi Massal Dalam rangka kesehatan gigi anak sekolah melalui kegiatan UKS juga dilaksanakan UKGS, dengan melakukan pemeriksaan gigi secara sederhana di sekolah dan melakukan rujukan bagi yang memerlukan perawatan. Dari 421 SD yang ada di Kota Padang hanya 69% yang baru melakukan sikat gigi massal. Disamping itu untuk meningkatkan pengetahuan

dan

keterampilan

anak

sekolah

dalam

menjaga

kebersihan gigi dan mulut, maka dilakukan peragaan sikat gigi secara massal. 3) Kesehatan Olah Raga Kegiatan olah raga dilakukan di puskesmas dan juga di Dinas Kesehatan

serta juga dilakukan dikelompok olahraga lainnya. Jumlah

kelompok olah raga berjumlah 256 kelompok dan yang telah dilakukan pembinaan berjumlah 47 kelompok.

128

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

4) Program Kesehatan Lansia Salah satu dampak dari pembangunan yang dilakukan pada saat ini terutama pada pembangunan kesehatan adalah meningkatnya umur harapan hidup yang berarti meningkatkan pula usia lanjut yang ada. Indikator program kesehatan lansia yang akan dicapai tahun 2010-2014 :  Jumlah puskesmas yang mengembangkan program kesehatan usia lanjut  Jumlah puskesmas santun lansia  Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut  Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut Cakupan pelayanan lansia pada tahun 2012 sebesar 59,76%, dengan jumlah kelompok lansia sebanyak 214 lansia. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 (15%) keadaan tahun 2012 meningkat secara signifikan. Begitu juga dengan kelompok lansia tahun 2011 (210 posyandu)

juga

terjadi

peningkatan

dibandingkan

tahun

2012.

Sedangkan jenis penyakit pada lansia seperti jantung, tekanan darah, DM, vertigo dan jenis penyakit lainnya. Untuk meningkat pelaksanaan kegiatan program lansia hal ini juga tidak terlepas dari kerja sama Puskesmas, tokoh masyarakat maupun lintas sector terkait, terutama peranan kader posyandu lansia. Pembentuk pengurus Palanta lansia Kota Padang, serta pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia juga berpengaruh pada pencapaian cakupan. Diharapkan kedepan lebih ditingkatkan lagi pembinaan oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota, dan lintas sector terkait lainnya. Dan adanya dukungan dana dari Pemerintah Kota Padang untuk pelaksanaan pembinaan lansia.

2. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan a. Kunjungan Puskesmas Puskesmas

dan jajarannya sebagai ujung tombak dari sistem

kesehatan di Indonesia berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama, semua penduduk di Kota Padang sudah memanfaatkannya. Ini terlihat dari jumlah kunjungan Puskesmas pada tahun 2012 sebanyak 1.434.894 dibandingkan tahun 2011 sedikit ada peningkatan kunjungan. Kunjungan Puskesmas terdiri dari kunjungan Askes sebanyak

129

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

142.867 orang, masyarakat miskin (KS/Kartu Sehat) yang terdiri dari Jamkesmas dan Jamkesda sebanyak 185.747 orang sedangkan kunjungan umum sebanyak 1.106.280 orang.

Tabel 7.31. Jumlah Kunjungan Puskesmas Di Kota Padang Tahun 201 No

Puskesmas

Umum

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Seb Padang Pemancungan Rawang Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Andalas LB Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Pauh Lb Kilangan Lb Begalung Pegambiran Bungus Ambacang Anak Air KPIK TOTAL

32.244 32.461 49.128 56.056 30.427 35.832 36.770 51.267 146.483 50.132 42.000 35.010 47.190 57.563 71.628 66.488 80.611 38.649 24.614 77.035 30.509 14.183 1.106.280

Askes 5.896 1.844 2.003 11.334 6.802 9.216 5.938 12.751 13.922 5.659 10.320 3.862 5.823 5.231 7.467 4.624 11.946 4.833 2.089 9.446 999 862 142.867

KS/ Jamkesda 3.675 6.458 6.478 9.373 7.248 4.083 3.532 15.800 11.340 19.145 7.828 4.805 9.216 5.721 11.570 4.231 14.746 10.306 9.331 16.887 1.360 2.614 18.5747

Total 41.815 40.763 57.609 76.763 44.477 49.131 46.240 79.818 171.745 74.936 60.148 43.677 62.229 68.515 90.665 75.343 10.7303 53.788 36.034 103.368 32.868 17.659 1.434.894

130

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.67. Kunjungan Puskesmas Tahun 2012 Kunjungan Puskesmas tahun 2012

185747 142867

Umum Askes KS

1,106,280

Tabel

dan grafik

diatas memperlihatkan jumlah kunjungan pasien

yang dikelompokkan menurut kategori kunjungan ke puskesmas di kota Padang. Grafik.7.68. Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 160000 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0

UMUM ASKES

Seb. Padang Pemancungan rawang Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar andalas Lb. buaya Air Dingin Nanggalo Lapai kuranji Belimbing Pauh Lb. Kilangan Lb. Begalung Pegambiran Bungus Ambacang anak Air KPIK

KS

Kunjungan yang tertinggi adalah kunjungan pada puskesmas Lubuk Buaya, kunjungan pasien umum sebanyak 146.483 orang, kunjungan KS (Kartu Sehat) sebanyak 11.340 orang dan kunjungan ASKES sebanyak 13. 922 orang. Sedangkan kunjungan terendah di Puskesmas Koto Panjang Ikur Koto sebanyak 17.659 orang dimana Puskesmas ini baru mulai beroperasi pada bulan Februari 2012 . Puskesmas ini adalah pecahan dari Puskesmas Lubuk Buaya. Pada tahun 2012 terjadi sedikit kenaikan visit rate dari 1,6 pada tahun 2011 menjadi 1,7 (jumlah penduduk Kota Padang 856.815 jiwa).

131

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.32. Pengunjung Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012

NO 1 2

Nama RS RSUP Dr.M.Djamil RSUD

3

RST

5

Yos Sudarso

6

BMC

Pengunjung Baru

Pengunjung lama

22,584

148,761

-

Jumlah 171345 0

280

558

838

56,112

68,652

124764

-

-

0

Semen Padang

1,948

51,235

53183

Aisyiah

1,412

452

1864

10

Selaguri

10,471

9,135

19606

11

Siti Rahma

-

-

0

12

ASRI

4,042

3,105

7147

13

RSJ Hb.Saanin

3,726

20,985

24711

229

109

338

RSB Ananda

-

-

0

16

RSIA Bunda

1,353

1,407

2760

17

RSB Tiara Anggrek

-

-

0

18

RSB Cicik

1,996

2,779

4775

RSIA BKM

-

-

0

RSB Lenggogeni

-

-

0

285

342

627

7 8

14 15

19 20

RSJ Puti Bungsu

21

RSB An-nisa

22

RSB Siti Hawa

2,645

4,582

7227

23

RSB Restu Ibu

2,124

2,448

4572

24

RSK Jantung

3,014

3,826

6840

RSK Ropana Suri

2,511

3,331

5842

-

-

0

6,099

4,781

10880

99,160

279,351

378511

25 26 27

RS Mata Sitawa RS Mata PEC Jumlah

132

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik 7.69

Tabel dan grafik diatas memperlihatkan jumlah kunjungan pasien Ke Rumah Sakit di kota Padang berdasarkan pengunjung baru dan pengunjung lama. Kunjungan yang tertinggi adalah kunjungan pada Rumah Sakit dr.M.Djamil Padang sebanyak 171.345 orang yang dikelompokkan berdasarkan kunjungan baru sebanyak 22.584 orang dan kunjungan lama 148.761 0rang.

b. Kunjungan Rawat Inap Di kota Padang terdapat 22 puskesmas, 6 (enam)

di antaranya

merupakan Puskesmas rawat inap yaitu, puskesmas Seb.Padang, Bungus, Lubuk Buaya, Pauh, Air dingin dan Nanggalo . Kunjungan rawat inap tahun 2012 adalah :  Puskesmas Seberang Padang

: 158 orang

 Puskesmas Pauh

: 89 orang

 Puskesmas Nanggalo

:

 Puskesmas Bungus

: 27 orang

 Puskesmas Lubuk Buaya

: 198 orang

 Puskesmas Air Dingin

: 36 orang

49 orang

Pada umumnya Puskesmas dengan fasilitas rawat inap ini melayani khusus untuk persalinan kecuali Puskesmas Nanggalo disertai dengan perawatan untuk pasien gizi buruk.

133

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

c. Realisasi Dana Pengganti Transpor Tabel 7.33. Jumlah Penerima Dana Pengganti Transport Berobat ke Puskesmas di Kota Padang th 2012 No PUSKESMAS JML TTL SISA Rp Rp 1 Seb Padang 4,399,000 2 Pemancungan 3,714,000 1,000 3 Rawang 369,000 11,000 4 P. Pasir 5,682,000 1,000 5 Ulak Karang 2,718,000 1,000 6 Alai 3,645,000 1,000 7 Air Tawar 8 Andalas 444,000 2,000 9 Lubuk Buaya 2,649,000 10 Air Dingin 3,375,000 11 Nanggalo 2,595,000 8,000 12 Lapai 3,660,000 13 Kuranji 14 Belimbing 3,585,000 15 Pauh 2,742,000 16 Lubuk Kilangan 4,820,000 3,000 17 L.Begalung 1,548,000 26,000 18 Pegambiran 641,000 19 Bungus 1,638,000 20 Ambacang 626,000 11,000 JUMLAH

48,850,000

65,000

Dari 20 puskesmas yang menggunakan dana transportasi di tahun 2012 puskesmas yang terbanyak adalah Puskesmas Padang Pasir, Puskesmas Lubuk Kilangan dan Puskesmas Pemancungan, sedangkan dana transport yang tersisa dari 20 puskesmas yang ada sebanyak Rp. 65.000,-

d. Penyakit Terbanyak Di Kota Padang Berdasarkan laporan dari seluruh Puskesmas di Kota Padang, pada tahun 2012 penyakit ISPA dan Gastritis menduduki peringkat teratas dan kedua dari 10 penyakit terbanyak dengan kasus ISPA sebanyak 108.002 dan kasus Gastritis sebanyak 20.519 kasus sebagaimana terlihat pada Grafik 4. Penyakit radang sendi termasuk rematik pada tahun 2011 menduduki peringkat 6, pada tahun 2012 ini mengalami peningkatan menjadi peringkat 4 ( 15.962 kasus).

134

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

e. Program Indera Mata Program indera mata

merupakan salah satu bentuk program

Pengembangan yang dilaksanakan di puskesmas Kota Padang. Program ini dilaksanakan dalam rangka mencegah terjadinya kebutaan dan ketulian di masyarakat. Tabel 7.34. Kunjungan Program Indera Mata di Puskesmas Kota Padang Tahun 2012

No

Puskesmas

Katarak Kel.Ref

1

Seb Padang

42

2

Pemancungan

3

Rawang

4

Xeroptalmia

Glukoma

Penyakit Mata Lain

Total

318

638

278

0

3

19

96

0

0

57

172

12

157

0

0

194

363

Padang Pasir

25

212

0

0

129

366

5

Ulak Karang

25

134

0

0

101

260

6

Alai

21

197

0

2

127

347

7

Air Tawar

38

136

0

5

107

286

8

Andalas

23

185

0

0

118

326

9

LB Buaya

42

227

0

3

160

432

10

Air Dingin

81

250

0

0

331

662

11

Nanggalo

38

153

0

2

154

347

12

Lapai

25

209

0

0

179

413

13

Kuranji

62

305

0

0

348

715

14

Belimbing

18

201

0

0

113

332

15

Pauh

26

273

0

1

77

377

16

Lb Kilangan

24

217

0

0

69

310

17

Lb Begalung

23

206

0

5

138

372

18

Pegambiran

19

210

0

2

122

353

19

Bungus

21

29

0

0

57

107

20

Ambacang

12

148

0

4

81

245

21

Anak Air

14

13

0

0

96

123

22

KPIK

2

7

0

0

38

47

612

3,843

0

27

3,114

7.596

TOTAL

Pada tabel 7.34 di atas terlihat bahwa jumlah kunjungan kasus indera mata sebanyak 7.596 kunjungan. Hal ini meningkat sedikit dari tahun 2011. Kunjungan tertinggi adalah Puskesmas Kuranji yakni 715

orang dan

kunjungan paling sedikit adalah Puskesmas Koto Panjang Ikur Koto 47 orang

kelainan refraksi terbanyak juga terdapat di Puskesmas Kuranji.

Penyakit katarak 81 kasus terdapat di Puskesmas Air Dingin. kasus dan

135

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

penyakit mata glaukoma terbanyak di Lubuk Begalung dan Puskesmas Air Tawar . Selama tahun 2012 ditemukan 3.114 kasus penyakit mata lain termasuk konjungtivitis. Beberapa dari penderita katarak ini pada tahun 2012 sudah dilakukan operasi Katarak oleh

organisasi masyarakat lainnya melalui

kegiatan bakti sosial Budha Suchi yang diadakan di Kota Padang. f. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Program

Perawatan

Kesehatan

Masyakat

(Perkesmas)

juga

merupakan program inovatif puskesmas. Kegiatan Perkesmas ini sebetulnya merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan program-program lain seperti KIA, Gizi, penyakit menular dan tidak menular. Perawat di puskesmas sebenarnya sudah melaksanakan kegiatan tersebut, hanya kualitasnya belum maksimal dan belum tercatat. Pada tahun 2012 setiap perawat di puskesmas membina I (satu) KK Binaan setiap bulan. Bulan Maret dan November tahun 2012 seksi PKD mengadakan pertemuan koordinator program Perkesmas / PHN puskesmas Dinas kesehatan Kota Padang. Seksi PKD dan Rujukan berusaha memberikan pemahaman kepada perawat tentang pentingnya kegiatan Perkesmas yang bekualitas disertai dengan pencatatan dan pelaporan yang baik melalui kegiatan pertemuan dengan pemegang program dan pembinaan ke puskesmas. Laporan hasil kegiatan Perkesmas yang dilakukan di beberapa puskesmas Kota Padang tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 7.35.

Pada

tabel tertera bahwa dari 1.008 keluarga risti yang tercatat di puskesmas 624 yang dilakukan kunjungan rumah.

Tabel 7.35. Pembinaan Keluarga Resti di Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 No 1 2 3 4 5

Kegiatan

Jumlah

Keluarga resti tercatat di Puskesmas 1.008 Kasus tindak lanjut perawatan yg selesai dibina 763 Kunjungan ke keluarga resti 624 Kunjungan pembinaan kasus tindak lanjut 483 perawatan yang selesai dibina Kunjungan pembinaan ke kelg resti yg selesai dibina 370

136

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

g. Laboratorium Tabel 7.36. Rekap Laboratorium Puskesmas Tahun 2012 Kegiatan No A 1 2 3 4

5 B 6

MIKROBIOLOGI (Pemeriksaan Peny Menular) Klamida Gonorche Tubercholusa Diftheria Parasitologi : a. Malaria b. Filariasis c. DHF d. Candida e. Morbili/campak Prasitolog Tinja: a. Amoeba b. Ancylostoma PEMERIKSAAN KLINIK Hematologi : - BTA a. Trombosit b. Gula Darah c. Haemoglobin d. Eryttrocyt

JML

19 92 363 0

70 54 4378 2

89 146 4.741 2

6 0 19 44

151 9 55 64

157 9 74 108

0 6 0

9 1 0

9 7 0

0 0 285 218 0

0 306 3045 6.944 126

0 306 3.330 7.162 126 57

e. Laju Endap darah

0

57

0

0

0

g. Leococyt

0

416

416

4

3.829

3.833

i. Cholesterol

52

454

506

j. Hema Tokrit

0

257

257

101 16

909 64

1.010 80

0

0

a. Albumin

659

2.225

2.884

b. Reduksi

1.660

5.774

7.434

c. Urobillin

68

472

540

d. Billirubin

167

1248

1.415

e. Sedimen

1

352

353

f. Erytrosyt

4

21

25

g. Leocosyt

6

11

17

h. Cylinder i. Colly Monini j. Plano Test /GM test

15 222 449

25 291 687

40 513 1.136

k. Reaksi l. Protein

267 201

648 2893

915 3.094

m.Kejernihan.

121

359

480

1

2

3

0 4 0 0

44 0 190 550

44 4 190 550

k. Asam Urat l. Widal AIR KEMIH/ URINE

n. Warna

C

N

f. Hitung jenis darah h. Golongan Darah

7

Total P

o. B.Jns Urine p. Epitel q.Narkoba Serologi Kimia Darah , Body Fluit Sperma

0

190

190

Jumlah (A+B+C)..

5.070

37.182

42.252

137

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

h. Penyebab Kematian Berdasarkan laporan dari Puskesmas, penyebab kematian tertinggi di Kota Padang TH 2012 dari 10 penyebab kematian terbanyak adalah penyakit Jantung

yaitu sebesar 89 orang (35 orang perempuan dan 54

orang laki-laki). Penyakit Hipertensi 81 orang ( 38 orang perempuan, 43 orang laki-laki) , Lansia 73 orang ( 30 laki-laki , 43 orang perempuan). Kematian

karena Stroke dan DM menduduki peringkat 4 dan 5 dari 10

penyebab kematian.

Tabel 7.37. Rekapitulasi Laporan Kematian Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 NO

Penyebab Kematian

TOTAL P

L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jantung Hypertensi Lansia/Ketuaan Stroke DM PJK KLL Ginjal Demam Tggi Aspexia Jumlah

54 43 30 36 22 25 18 8 11 12 259

JML 35 38 43 23 30 7 9 10 6 3 204

89 81 73 59 52 32 27 18 17 15 463

Grafik 7.71. Rekap 10 Penyebab Kematian

138

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

3. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dinas Kesehatan Kota Padang melalui Program Pelayanan Kesehatan khususnya Seksi Kesehatan Ibu dan Anak berupaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan, Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Kota Padang.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan

Program Kesehatan Ibu dan Anak pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: a) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) b) Melakukan pembinaan kepada pengelola KIA Puskesmas dan bimbingan tekhnis ke 22 Puskesmas, serta pertemuan di Dinas Kesehatan Kota Padang c) Membuat dan menganalisa laporan LB3 KIA d) Pemantauan dan pembinaan pengisian Kohor kesehatan Ibu, kesehatan bayi dan kesehatan anak balita e) Pendistribusian dan pemantauan penggunaan buku KIA ke 22 Puskesmas, Pustu, Posyandu, RSUD, RS Swasta, RSB, BPS dll f) Melakukan pembinaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta pemantauan pemasangan stiker P4K g) Pembinaan Kelas Ibu Hamil ke Puskesmas se Kota Padang h) Sosialisasi dan pembinaan Kelas Ibu Balita ke Puskesmas i) Pemantauan 10 Penyakit terbanyak pada Balita j) Melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanan MTBS/MTBM di Puskesmas k) Pemantauan dan pembinaan pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas l) Pelaksanaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir m) Pelacakan kasus kematian ibu, perinatal/neonatus, bayi dan anak balita pada setiap kasus, serta melakukan Audit Maternal dan Perinatal (pembahasan kasus kematian ibu dan anak) dua kali dalam satu tahun n) Pertemuan Petugas UKS Puskesmas se Kota Padang o) Skreening Kesehatan pada anak TK, SD SLTP, SLTA, khusus untuk siswa SMP, SMA sederajat skreening kesehatan disertai dengan pengisian kuisioner Kesehatan Intelegensia, Kesehatan Mental dan Kesehatan Reproduksi p) Pengolahan Data skreening anak TK,SD SLTP, SLTA Puskesmas seKota Padang q) Pembinaan serta Monitoring dan evaluasi Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ke Sekolah r) Monitoring dan evaluasi Program UKS ke Puskesmas

139

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

s) Pembinaan PKPR ke sekolah dan ke Puskesmas t) Koordinasi Lintas Sektor dalam Pembinaan TP UKS Kota dan TP UKS Kecamatan u) Pemantauan implementasi R/R KB v) Bekerjasama dengan TNI dan PKK dalam

rangka KB-Kes TNKK serta

Kesatuan Gerak PKK KB-Kes serta ulang tahun IBI Kota Padang w) Pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak pada kegiatan P2WKSS Pada Manajemen di tingkat Puskesmas dalam rangka terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat perlu ditunjang dengan manajemen Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan yang sistematis dilaksanakan

oleh

Puskesmas

dengan

memperhatikan

fungsi-fungsi

manajemen. Pada tahapan fungsi pelaksanaan dan pengendalian dilakukan kegiatan pemantauan yaitu suatu penyelenggaraan kegiatan yang harus diikuti secara berkala. Salah satu kegiatan adalah telaahan internal yaitu telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai oleh Puskesmas. dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Data yang dipergunakan diambil dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau SIMPUS yang berlaku. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya. Sumber informasi dari SIMPUS adalah :  Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas atau SP2TP terdiri dari catatan dari kartu individu, rekam kesehatan keluarga dan buku register, laporan bulanan, laporan tahunan dan KLB.  Survei lapangan  Laporan lintas sektor  Laporan sarana kesehatan swasta. Pada fungsi Pengawasan dilakukan penilaian atau evalusi yaitu proses kegiatan untuk membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Penilaian merupakan alat penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan program.

140

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.38. Target Indikator Kinerja SPM dan MDGs Program KIA Tahun 2010 – 2015 Target/ tahun No I

1

2

Jenis Pelayanan

2010 %

2011 %

2012 %

2013 %

2014 %

2015 %

95 90 88

96 91 90

97 92 91

98 93 92

99 94 93

100 95 95

59

63

67

72

75

80

84

86

88

89

90

90

84

86

88

89

90

90

86

87

88

89

90

90

86

87

88

89

90

90

89

89

89

89

89

89

90 78

91 80

92 82

93 84

94 86

95 90

73

74

75

75

75

75

100

100

100

100

100

100

PEnyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak Cak. Kunjungan Bumil K1 Cakp.kunjungan Bumil K4 Cakp. pertolongan persalinan oleh Bidan/Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1 (KF 1) Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Lengkap (KF 3) Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Cakupan kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita % PUS yang menjadi peserta KB Aktif (CPR) Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah - Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

Dari target yang telah ditetapkan, dapat dilihat pencapaian program Kesehatan Ibu Anak pada tahun 2012 serta kesenjangan yang masih ditemukan pada tabel berikut ini :

141

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.39. Pencapaian Kinerja Program KIA Tahun 2012 Kota Padang

No I 1

Kinerja Program

Pencapaian 2012

Target 2012 ABS %

Kesen jangan Kes

ABS

%

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Cak. Kunjungan Bumil K1

19116

98.6

19390

97

+1,6

Cakp.kunjungan Bumil K4

17884

92.2

19390

92

+0,2

17027

92.3

18459

91

+1,3

788

20,3

3878

67

-46,7

16754

95,1

17612

88

+7,1

15545

88,3

17612

88

+0,3

16670

94.7

17612

88

+6,7

15438

87.7

17612

88

-0,3

121

4,6

2643

89

-84,4

Cakupan Kunjungan Bayi

14344

81.4

17612

92

-10,6

Cakupan Pelayanan Kesehatan

43819

63.4

69054

82

-18,6

102969

82,2

125233

75

+7,2

15648

93

16833

100

-7

Cakp. pertolongan

%

persalinan

oleh Bidan/Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1 (KF 1) Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Lengkap (KF 3) Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Cakupan kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

Anak Balita % PUS yang menjadi peserta KB Aktif (CPR) 2

Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

Dari tabel 7.39 diatas terlihat bahwa pencapaian kinerja program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak cakupan kunjungan bumil K1, cakupan K4, cakupan persalinan oleh Bidan/Nakes yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan pelayanan Ibu Nifas (KF 1), dan KF 3, cakupan PUS KB aktif sudah mencapai target. Demikian juga dengan cakupan kunjungan neonatus 1 (KN 1). Namun cakupan kunjungan neonatus lengkap (KN3), komplikasi kebidanan yang ditangani, cakupan kunjungan neonatus dengan komplikasi yang ditangani belum mencapai target (-46,7% dan -84,4%). Begitu juga dengan cakupan kunjungan bayi belum mencapai target (-10,6 %), cakupan pelayanan kesehatan anak balita (- 16, 6%) dan cakupan siswa SD yang diskrining -7%.

142

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

a) Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS KIA) Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) harus dipantau secara berkesinambungan dan terpadu di tiap wilayah kerja Puskesmas melalui kegiatan PWS KIA, mulai dari Ante Natal Care (ANC) sampai persalinan, nifas, neonatus, bayi dan balita, serta untuk melihat derajat kesehatan anak. PWS juga berguna untuk melakukan tindak-lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah. Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan kesehatan ibu hamil (K1, K4, Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan/masyarakat, kesehatan ibu bersalin (persalinan oleh tenaga kesehatan (PN), persalinan oleh dukun), pemantauan kesehatan ibu nifas (pelayanan ibu nifas) dan pemantauan kesehatan anak (Kunjungan Neonatus/KN, Kunjungan Bayi, Pelayanan Kesehatan Anak Balita). Hasil cakupan ini dinilai dan digunakan sebagai intervensi terhadap puskesmas yang belum mencapai target pada tahun ini. Cakupan pelayanan Ibu Hamil K1 adalah Kunjungan Ibu Hamil yang pertama kali pada masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan 10 T. Standar pelayanan 10 T tersebut mencakup: 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, 2. Ukur tekanan darah, 3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas), 4. Ukur tinggi fundus uteri, 5. Tentukan Presentase janin dan denyut jantung janin (DJJ), 6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, 7. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, 8. Test Laboratorium, 9. Tatalaksana kasus, 10. Temu wicara (konseling), termasuk perencaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan ibu hamil K 4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali. Pelayanan ibu hamil yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Pencapaian K1 dan K4 empat tahun terakhir terlihat pada grafik di bawah ini.

143

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

GRAFIK 7.72. PENCAPAIAN K1 DAN K4 DINAS KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2009-2012

120 100 80 60 40 20 0

99,3 89,3

2009

2010

2011 K1

98,6

99,8 94

94,8 90,3

92,2

2012

K4

Dari grafik di atas terlihat bahwa pencapaian K1 mengalami penurunan pada 1 tahun terakhir sekitar -1,2% demikian juga dengan K4 sekitar -2,2%. Akan tetapi kedua pelayanan tersebut mencapai target di tahun 2012. Cakupan pertolongan persalinan nakes (PN) adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan PN Kota Padang pada tahun 2012 (92,3%), dibandingkan dengan data tahun 2011 adalah 93,1%, mengalami penurunan cakupan 0,8%. Cakupan deteksi ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk adalah ibu hamil resiko tinggi/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pencapaian

Cakupan Deteksi Bumil Resti dan Persalinan Nakes

terlihat pada grafik di bawah ini : GRAFIK 7.73. CAKUPAN DETEKSI BUMIL RESTI NAKES/MASY, PERSALINAN NAKES (PN) KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012

100 80 60 40 20 0

92,3 87,8

17,2

2009

90,6

93,1

15,6

16,9

13,8

2010

2011

2012

Resti

PN

Grafik di atas menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan pencapaian Persalinan Nakes (PN) 3 tahun terakhir. Akan tetapi terjadi

144

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

penurunan cakupan -3,1% di tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Cakupan Pelayanan Nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Pelayanan Nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB Pasca Persalinan. Cakupan Kunjungan Nifas 1 Kota Padang tahun 2012 adalah 95,1%, sementara Kunjungan Nifas 3 adalah 88,3%. Cakupan ini mengalami penurunan dari tahun 2011, Cakupan kunjungan neonatal

adalah pelayanan kesehatan kepada

neonatus pada masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah kelahiran sesuai standar, di fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar Pelayanan Minimalnya adalah satu kali pada 6 - 48 jam (KN 1), satu kali pada 3 - 7 hari (KN 2), satu kali pada 8 - 28 hari (KN 3). Pencatatannya dengan memakai Formulir Bayi Muda dan Register Kohort Bayi. Cakupan Kunjungan Neonatus 1 tahun 2012 adalah 94,7%, Pencapaian Kunjungan Neonatus dan Nifas Lengkap terlihat pada grafik 3 di bawah ini: Grafik 7.74. CAKUPAN KN DAN KF LENGKAP KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012

100 50

82,3 55,3

82,6 77,5

93,9 86,4

87,7 88,3

0 2009

2010 KN Lengkap

2011

2012

KF Lengkap

Dari Grafik 7.74 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan cakupan Kunjungan Neonatus (KN) dan Nifas lengkap pada tiga tahun terakhir. Akan tetapi terjadi penurunan cakupan pada tahun 2012 untuk KN lengkap sekitar -6,2%

145

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

b) Pemantauan Kasus Kematian Maternal dan Perinatal Kasus kematian Maternal, Perinatal, Bayi dan Balita dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7.40. Data Kasus Kematian Maternal, Perinatal, Bayi dan Anak Balita Kota Padang Tahun 2012 No Uraian 1 Kasus Kematian Maternal 2 Kasus Kematian Perinatal 3 Kasus Kematian Bayi 4 Kasus Kematian Anak Balita

2008 15 org /15.693 KLH 142 org /15.693 KLH 164 org /15.693 KLH 14 org /15.693 KLH

2009 14 org /16.449 KLH 85 org /16.449 KLH 107 org /16.449 KLH 10 org /16.449 KLH

2010 15 org / 16.492 KLH 83 org /16.492 KLH 86 org /16.492 KLH 10 org /16.492 KLH

2011 16 org 16.584 KLH 71 org 16.584 KLH 81 org 16.584 KLH 4 org 16.584 KLH

/

/

2012 15 org / 16805 KLH 46 org / 16805 KLH

/

71 org / 16805 KLH

/

7 org / 16805 KLH

Tabel 7.40 menunjukkan bahwa dari laporan kematian yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2012 terjadi penurunan kasus kematian bayi dari 81 orang menjadi 71 orang, kematian perinatal (kematian bayi 0-7 hari ) menurun dari 71 orang menjadi 46 orang sementara kematian anak balita juga mengalami peningkatan dari 4 orang menjadi 7 orang. Untuk kasus kematian ibu hanya berkurang 1 orang dari tahun sebelumnya yaitu dari 16 orang menjadi 15 orang. Kecenderungan kasus kematian perinatal, bayi dan anak balita dapat dilihat pada grafik berikut ini: GRAFIK 7.75. KASUS KEMATIAN PERINATAL, BAYI DAN ANAK BALITA KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012

120 100 80 60 40 20 0

107

86

81

85 71

83

71 46

10

2009

10

2010 A.BALITA

4

7

2011

2012

PERINATAL

BAYI

146

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

GRAFIK 7.76. TREN KASUS KEMATIAN MATERNAL KOTA PADANG TAHUN 2009-2012

17 16

16

15

15

14

15

14

13 2009

Grafik

2010

2011

2012

di atas memperlihatkan bahwa kasus kematian maternal

mengalami stagnansi pada 4 tahun terakhir. Diharapkan terjadi penurunan kasus yang signifikan pada tahun mendatang. Hal ini sangat ditunjang dengan pelaksanaan ANC yang berkualitas, Kelas Ibu Hamil, Persalinan yang aman serta pemantauan kasus kematian maternal yang akurat sehingga bisa menggambarkan penyebab kematian yang nantinya bisa menjadi bahan pembelajaran untuk masa selanjutnya. Untuk kematian Perinatal ada 39 kasus lahir mati. Penyebab kematian Perinatal, Neonatal , Bayi dan Anak Balita dapat dilihat pada tabel – tabel di bawah ini : Tabel 7.41. Data Penyebab Kematian Perinatal (0-7hari) Kota Padang Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6

Penyebab Asfiksia DLL BBLR Kelainan Kongenital Sepsis Ikterus Total

Kasus 16 16 8 4 1 1 46

% 34,7 34,7 17,5 8,7 2,2 2,2 100

147

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.42. Data Penyebab Kematian Neonatal (8 – 28 hari) Kota Padang Tahun 2012 No Penyebab 1 Kelainan Kongenital 2 DLL Total

Kasus 1 8 9

% 1,2 88,2 100

Tabel 7.43. Data Penyebab Kematian Bayi (0-1 th) Kota Padang Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8

Penyebab Asfiksia BBLR Kelainan Kongenital Diare Sepsis Ikterus Pneumonia DLL Total

Kasus 16 8 5 2 1 1 1 37 71

% 22,5 11,3 7.1 2,8 1,4 1,4 1,4 52,1 100

Pada tabel diatas terlihat bahwa penyebab kematian Bayi (0-1 th) terbanyak disebabkan oleh Asfiksia (22,5%), BBLR (11,3%), Kelainan Kongenital (7,1%) dan lain-lain (52,1%). Tabel 7.44. Data Penyebab Kematian Anak Balita (1-5 th) Kota Padang Tahun 2012 No 1 2 3

Penyebab Diare DBD DLL Total

Kasus 2 1 4 7

% 28,5 14,2 57,1 100

Pada tabel diatas terlihat penyebab kematian anak balita disebabkan oleh Diare, DBD dan penyebab lainnya.

148

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.45. Data Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Penyebab Jantung Eklampsia Perdarahan PEB Anemia Infeksi usus RUI DM Tidak diketahui TOTAL

Kasus 5 3 1 1 1 1 1 1 1 15

% 33,1 20 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa penyebab kematian maternal secara langsung adalah Eklampsia 20%, dan perdarahan 6,7%. Sementara penyebab yang terbanyak tahun 2012 adalah penyakit jantung.

c) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Balita Upaya Kesehatan Anak dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya yang ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensia majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Program Kesehatan Anak di tahun 2012 masih berfokus kepada Kunjungan Neonatus, Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita, Pelaksanaan Kelas Ibu Balita, serta meningkatkan derajat kesehatan anak usia prasekolah dan usia sekolah. Pembinaan

tumbuh

kembang

anak

secara

komprehensif

dan

berkualitas dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita melalui program SDIDTK di Puskesmas, Posyandu, PAUD, Kelas Ibu Balita dll. Memberikan stimulasi yang memadai berarti kita sudah merangsang otak balita sehingga perkembangan, kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita bisa berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak. Melaksanakan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining atau mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orangtua

149

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

terhadap permasalahan tumbuh kembang anaknya dengan menggunakan Instrumen Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada balita dan anak prasekolah. Instrument ini diuraikan dalam pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Hasil cakupan SDIDTK anak balita Kota Padang dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

GRAFIK 7.77. CAKUPAN SDIDTK ANAK BALITA DAN PRA SEKOLAH KOTA PADANG TAHUN 2009-2012 100 79,7

50

69,5

63,2

53,9 0 2009

2010

2011

2012

SDIDTK

Grafik

di atas menunjukkan adanya peningkatan cakupan SDIDTK

pada Anak Balita dan Prasekolah pada tahun terakhir. Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi post neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (1 kali pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5 bulan, 1 kali pada umur 6 – 8 bulan, 1 kali pada umur 9 – 11 bulan) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Standar Pelayanan dalam Kunjungan Bayi 1 – 11 bulan adalah: Vaksinasi dasar lengkap, Vitamin A 1 x pada umur 6 bulan, SDIDTK 4 x / tahun serta MTBS dll. Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah cakupan pelayanan anak balita usia 12 – 59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar di fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar Pelayanan minimalnya adalah: pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, dan pemberian vitamin A 2 x setahun. Pencatatan memakai Register Kohort anak balita dan prasekolah serta SIDDTK.

150

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Data cakupan Kunjungan Bayi Kota Padang terlihat pada grafik di bawah ini : GRAFIK 7.78. CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI KOTA PADANG TAHUN 2009-2019 100 89,8

84,7

90

90,1

80

77,2

81,4

70 2008

2009

2010

2011

2012

Kj. Bayi

Hasil cakupan pelayanan anak balita Kota Padang dapat dilihat pada grafik di bawah ini : GRAFIK 7.79. CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA DAN PRA SEKOLAH KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012 100 63,2

79,7

50

63,4

53,9 0 2009

2010

2011

2012

Dari Grafik 7.78 dan 7.79 menunjukkan adanya peningkatan cakupan kunjungan bayi dan kunjungan anak balita pada tahun terakhir.

d) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah Peningkatan pelayanan kesehatan anak sekolah bertujuan untuk memantau status kesehatan dan status gizi anak sekolah melalui kegiatan screening kesehatan anak baru masuk sekolah serta pembinaan UKS ke sekolah.

Cakupan penjaringan/screening kesehatan anak baru masuk

sekolah (SD, SMP, SMU) dapat dilihat pada grafik berikut ini :

151

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

GRAFIK 7.80. CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012

105 100 95 90 85 80 75

92,3

100 95,3

92,9 92,4

88,5

86,2

2009

92,9

87,5

93 90,8

2010 SD

95,6

2011 SMP

2012

SMU

Dari grafik di atas terlihat adanya kecendrungan peningkatan cakupan penjaringan kesehatan anak baru masuk sekolah di tingkat SMP di tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun 2011. Untuk cakupan penjaringan kesehatan anak baru masuk sekolah di tingkat SD dan SMU mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011.

E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN 1. Seksi Jaminan Kesehatan a. Jamkesmas 1) Kepesertaan Kepesertaan Jamkesmas Kota Padang ditetapkan berdasarkan sasaran peserta yang ditetapkan Menkes berjumlah 185.001 jiwa , sesuai dengan data yang terdaftar di BPS serta laporan bulanan peserta yang memilki kartu Jamkesmas yaitu sebanyak 185.001 jiwa (100%).

152

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel. 7.46. Kepersertaan Jamkesmas Per Puskesmas Tahun 2012 No

Puskesmas

Terdaftar sesuai BPS

Memiliki kartu

1

Padang Pasir

14.269

14.269

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Alai Lapai Nanggalo Lubuk Buaya Air Dingin Air Tawar Ulak Karang Andalas Seberang Padang Rawang Pemancungan Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Pegambiran Kuranji Belimbing Ambacang Bungus Ikur Koto Anak Air Jumlah

5.141 3.505 6.931 17.750 7.318 2.877 4.638 19.528 4.500 6.151 6.424 11.517 7.251 17.338 9.913 4.320 11.122 9.676 8.721 3.653 2.458 185.001

5.141 3.505 6.931 17.750 7.318 2.877 4.638 19.528 4.500 6.151 6.424 11.517 7.251 17.338 9.913 4.320 11.122 9.676 8.721 3.653 2.458 185.001

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa masyarakat miskin dan tidak mampu Kota Padang berjumlah 185.001 jiwa dari 843.776 jiwa jumlah ( 21,92 %) dimana masyarakat miskin terbanyak terdapat di wilayah Kecamatan Padang Timur yaitu Puskesmas Andalas berjumlah : 19.528 jiwa (10,6%) karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Padang Timur adalah petani, buruh dan nelayan, sedangkan yang paling sedikit yaitu di wilayah Kecamatan Padang Utara di Puskesmas Air Tawar berjumlah 2877 jiwa (1,56%), hal ini disebabkan karena sebagaian besar masyarakat yang ada diwilayah Air Tawar mata pencaharian adalah Pegawai Negeri Sipil serta daerah kawasan mahasiswa.

153

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2) Kunjungan Rawat Jalan Jamkesmas Grafik. 7.81. Kunjungan Jamkesmas Ke-Puskesmas sekota Padang Tahun 2012

Dari grafik diatas dapat dilihat kunjungan maskin ke Puskesmas terbanyak adalah Puskesmas Andalas sebanyak 9295 kunjungan . Hal ini desebabkan karena Puskesmas Ambacang adalah Puskesmas yang akses

pelayanannya mudah dijangkau untuk wilayah di

Kecamatan

Padang Timur. 3) Visite Rate Untuk cakupan kunjungan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) di Puskesmas adalah

sebanyak 101.179 jiwa dan cakupan rujukan

sebanyak 18.168 jiwa (9.8 %).Visite Rate Maskin : 0.55.

154

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel.7.47. Visite Rate Maskin Sekota Padang Tahun 2012. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Puskesmas Padang Pasir Alai Lapai Nanggalo Lubuk Buaya Air Dingin Air Tawar Ulak Karang Andalas Seberang Padang Rawang Pemancungan Pauh Lubuk kilangan Lubuk begalung Pegambiran Kuranji Belimbing Ambacang Bungus Ikur Koto Anak Air Jumlah

Jumlah kunjungan 6787 3286 2684 4940 7931 2844 1614 5291 9295 2149 3591 2877 7881 2547 6718 8940 4600 2957 7381 5284 964 618 101.179

Visite Rate 0.48 0.64 0.77 0.71 0.45 0.39 0.56 1.14 0.48 0.48 0.58 0.45 0.68 0.35 0.39 0.90 1.06 0.27 0.76 0.61 0.26 0.25 0.55

Dari tabel diatas dapat dilihat visite rate maskin ke puskesmas tertinggi adalah Puskesmas Ulak Karang yaitu 1.14. dan visite rate maskin terendah 0.25 adalah Puskesmas Anak Air. Dimana standar visite rate Kota Padang adalah 0.55. Hal ini dapat dilihat bahwa visite rate Puskesmas Anak Air masih kurang hal ini disebabkan Puskesmas baru yang

kemungkinan

belum

semua masyarakat

pergi

berobat

ke

Puskesmas Anak Air. 4) Pola Penyakit Berdasarkan hasil rekapan tahunan Puskesmas diperoleh pola penyakit terbanyak adalah dengan kasus ISPA karena daerah kita adalah daerah dengan iklim tropis sehingga kemungkinan terkena ISPA itu sangat cukup tinggi hal ini perlu lebih ditinggkatkan penyuluhan untuk mengurangi kasus ISPA di wilayah Kota Padang.

5) Upaya Penanganan Keluhan Dalam pelaksanaan program Jamkesmas selama ini Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota serta tenaga verifikator masih ada menghadapi masalah masalah/ keluhan dalam pelaksanaan dilapangan ,

155

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Hal ini perlu di lakukan peningkatan sistem pendataan masyarakat miskin dan tidak mampu di Kelurahan dan serta perlu adanya kembali bagian Unit Pengaduan dan Keluhan Program Jamkesmas. 6) Rujukan Rujukan yang dilakukan oleh Puskesmas ke Rawat Jalan Tingkat Pertama selama tahun 2012 adalah sebanyak 18.618 rujukan. Grafik 7.82. Rujukan Peserta Jamkesmas Puskesmas Tahun 2012

7) Pendanaan Grafik 7.87. Pemakaian Dana Jamkesmas Puskesmas Tahun 2012

156

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Dari grafik diatas dapat dilihat penyerapan dana Jamkesmas yang terbanyak adalah Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak Rp. 47.926.500,dan penyerapan dana Jamkesmas terendah adalah Puskesmas Anak Air Rp.6.965.530,-

b. Jampersal 1) Bidan Praktek Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama Jampersal dengan Dinas Kesehatan Kota Padang Tabel 7.48. Jumlah BPS yang ber-PKS Jampersal dengan DKK Padang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Puskesmas

Jumlah BPS ber-PKS

Padang Pasir Alai Lapai Nanggalo Lubuk Buaya Air Dingin Air Tawar Ulak Karang Andalas Seberang Padang Rawang Pemancungan Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Pegambiran Kuranji Belimbing Ambacang Bungus Ikur Koto Anak Air Jumlah

3 9 3 9 14 8 0 4 4 2 3 1 0 11 11 17 4 11 9 1 0 9 133

Dari tabel 7.48 di atas dapat kita lihat bahwa jumlah Bidan Praktek Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama Jampersal dengan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2012 sebanyak 133 BPS dimana yang terbanyak di Puskesmas Pegambiran memiliki 17 BPS yang berPKS, sedangkan Puskesmas yang tidak ada BPS yang ber-PKS adalah Puskesmas Air Tawar, Pauh dan Ikur Koto. Hal ini disebabkan karena Bidan tidak memiliki SIPB dan tidak mau ber-PKS.

157

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2) Kunjungan ANC Grafik 7.83. Kunjungan ANC per Puskesmas Tahun 2012

Dari grafik di atas terlihat bahwa kunjungan Antenatal Care (ANC) terbanyak yaitu di Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 801 kunjungan sedangkan yang terendah ada 4 Puskesmas yaitu Air Tawar, Rawang, Pauh dan Lubuk Kilangan dimana tidak ada kunjungan jampersal. 3) Kunjungan Persalinan Normal Persalinan yg dilakukan Tenaga Kesehatan selama 2012 di wilayah kerja Puskesmas berjumlah 1961 persalinan Grafik 7.84. Kunjungan Persalinan Normal per Puskesmas tahun 2012

158

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah persalinan normal pada tahun 2012 terbanyak di Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 227 persalinan, sedangkan di Puskesmas Air Tawar tidak ada kunjungan persalinan. 4) Kunjungan PNC Grafik 7.85. Kunjungan PNC per Puskesmas Tahun 2012

Dari grafik 7.85 diatas dapat kita simpulkan bahwa jumlah kunjungan PNC tertinggi sebanyak 676 di Puskesmas Lubuk Buaya dan ada 5 puskesmas yang tidak ada kunjungan PNC yaitu Puskesmas Lapai, Air Tawar, Andalas, Rawang dan Lubuk Kilangan.

159

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

5) Kunjungan KB Jampersal Grafik 7.86 Kunjungan KB Jampersal per Puskesmas tahun 2012

Dari grafik

di atas terihat bahwa hanya 6 Puskesmas yang

mengklaim KB Pasca Persalinan berupa IUD/Implant dan suntik yaitu Puskesmas

Andalas

sebanyak

70

kunjungan,

Lubuk

Buaya

29

Kunjungan, Ulak Karang 10 Kunjungan, Pemancungan 7 Kunjungan, Belimbing 6 Kunjungan dan Pegambiran sebanyak 2 kunjungan. 6) Pendanaan Grafik.7.88. Pemakaian Dana Jampersal Puskesmas Tahun 2012.

160

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Dari grafik

di atas dapat kita lihat bahwa penyerapan dana

jampersal terbanyak pada tahun 2012 terdapat di Puskesmas Lubuk Buaya

sebanyak

Rp.

140.112.500,-

sedangkan

yang

terendah

Puskesmas Air Tawar dimana tidak ada penyerapan dana jampersal.

c. Program Jamkesda 1) Kepesertaan Kepesertaan Kapitasi Askes Kemitraan/ Jamkesda Kota Padang setiap bulannya berjumlah 86.948 jiwa. Tabel. 7.49. Kepesertaan Kapitasi Askes Kemitraan/ Jamkesda Perpuskesmas Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Puskesmas Padang Pasir Alai Lapai Nanggalo Lubuk Buaya Air Dingin Air Tawar Ulak Karang Andalas Seberang Padang Rawang Pemancungan Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Pegambiran Kuranji Belimbing Ambacang Bungus Ikur Koto Anak Air Jumlah

Kapitasi 3844 1847 1895 1959 6340 5689 2093 1339 7800 1184 2147 2750 6646 9001 7249 5556 2926 3130 5276 2788 2505 2984 86.984

Dari table diatas dapat kita lihat bahwa Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda

di Kota Padang

berjumlah 86.948

jiwa ( 10,26 % ) dari

penduduk Kota Padang (846.731 jiwa)

161

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel. 7.50. Jumlah Kunjungan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. No

Puskesmas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Seberang Padang Pemancungan Rawang Lubuk Begalung Pagambiran Andalas Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Ambacang Pauh Bungus Lubuk Kilangan Anak Air Ikur Koto Jumlah

Kunjungan 137 452 306 916 259 263 385 1386 1308 1023 1808 1019 722 687 309 832 852 440 222 444 13 45

13828

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa kunjungan terbanyak terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 1.808 orang, sedangkan kunjungan terendah berada pada Puskesmas Anak Air sebanyak 13 orang. Grafik.7.89.Jumlah Persentase Cakupan Kunjungan Askes Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas berdasarkan Kapitasi Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.

162

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Dari grafik

diatas dapat di lihat bahwa kunjungan terbanyak

berdasarkan persentase kunjungan dengan kapitasi terdapat pada Puskesmas

Air

Tawar

43,76%,

sedangkan

kunjungan

terendah

Puskesmas Anak Air 0,44%. Hal ini disebabkan karena Puskesmas Anak Air mempunyai kapitasi paling sedikit dibandingkan Puskesmas lainnya di Kota Padang.

Tabel.7.51.Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penyakit ISPA Reumatik Atritis Penyakit Kulit Infeksi Gastritis Hipertensi Rongga Mulut Penyakit Kulit Alergi Pulpa Penyakit Syaraf Lain Asma

Jumlah 2.366 1177 929 703 548 304 244 241 164 113

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah ISPA berjumlah 2.366 kasus penyakit, sedangkan urutan ke sepuluh adalah Penyakit Asma113 kasus penyakit. Grafik 7.90. Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak kunjungan Askes Kemitraan/ Jamkesda di Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.

163

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah dengan penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Atas ) berjumlah 2366 kasus penyakit (35%) hal ini disebabkan karena Kota Padang termasuk cuaca yang beriklim tropis, sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA sangat mudah, untuk itu perlu ditingkatkan upaya penyuluhan bagi masyarakat di Kota Padang, sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh yaitu penyakit Asma berjumlah 113 kasus (2%). Tabel 7.52. Jumlah Rujukan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Puskesmas

Total

Seberang Padang Pemancungan Rawang Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Andalas lb.Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Pengambiran Bungus Ambacang Anak Air Ikur Koto

0 20 19 0 21 24 76 119 26 130 154 0 47 153 53 92 80 170 0 191 -

Total

1375

Rujukan (%) 0 7,6 4,9 0 4,6 7,8 8,2 11,6 1,4 12,7 21,3 0 15,2 18,3 12 20.7 5,7 12,9 0 22,4 -

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah rujukan terbanyak terdapat pada Puskesmas Ambacang sebanyak 190 orang, sedangkan rujukan terendah terdapat pada Puskesmas Sebarang Padang, Padang Pasir, Lapai dan Bungus yaitu 0 orang.

164

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik7.91:Jumlah Persentase Rujukan Askes Kemitraan/ Jamkesda Berdasarkan Kunjungan Puskesmas Tahun 2012 Dinas kesehatan Kota Padang.

Dari grafik 7.91 diatas dapat dilihat bahwa rujukan terbanyak Puskesmas Ambacang 191 jiwa (22,4%), sedangkan rujukan terendah Puskesmas Seberang Padang, Padang Pasir, Lapai, Bungus berjumlah 0 jiwa ( 0% ).

d. Program Askes 1) Kepesertaan Askes PNS / Sosial Kepesertaan Kapitasi Askes PNS / Sosial Kota Padang setiap bulannya terjadi perubahan-perubahan yang tidak begitu signifikan, pada saat akhir tahun 2012 bulan Desember kepesertaan kapitasi berkisar : 104.595 jiwa sedangkan Desember tahun 2011 berjumlah 111.718 terjadi penurunan 7.123 jiwa (6,4 %) jiwa, Dokter Keluarga tahun 2012 kapitasinya berjumlah 27.980 jiwa, tahun 2011 berjumlah 24.411 jiwa terjadi peningkatan 12,7 % dan Dokter Gigi Keluarga juga terjadi peningkatan 11,4 % dibandingkan tahun 2011 berjumlah 3.733 jiwa, tahun 2012 berjumlah 4.216 jiwa.

165

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.53. Kepesertaan Kapitasi Askes PNS/Sosial Perpuskesmas Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Puskesmas Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Seberang Padang Pemancungan Rawang Lubuk Begalung Pagambiran Andalas Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Ambacang Pauh

19 Bungus 20 Lubuk Kilangan

Kapitasi 118,380 59,503 101,630 59,134 72,858 14,376 14,988 0,710 4,150 122,582 169,027 32,216 98,429 28,997 59,627 41,715 46,769 55,049 31,657 56,309

21 Anak Air

836

22 Ikur Koto

799 1.299.741

Jumlah

Dari tabel

diatas dapat kita lihat bahwa jumlah kapitasi peserta

Askes PNS / Sosial di Kota Padang tahun 2012 rata-rata/bulan berjumlah 108.312 kapitasi, dimana dibandingkan tahun 2011 terjadi penurunan peserta yaitu 108.606 kapitasi (0,27 %). Hal ini disebabkan karena PT. Askes Cabang Padang telah menggalakkan pemanfaatan Dokter Keluarga bagi peserta Askes Sosial/PNS yang ada di Kota Padang.

166

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.54. Jumlah Kunjungan Peserta Askes PNS/Sosial Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. No

Puskesmas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Seberang Padang Pemancungan Rawang Lubuk Begalung Pagambiran Andalas Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Ambacang Pauh Bungus Lubuk Kilangan Anak Air Ikur Koto

Jumlah

Dari tabel

Kunjungan 10,872 6,482 9,391 6,035 5,746 1,852 1,947 9,331 4,789 12,785 15,056 4,476 10,246 3,716 5,652 5,012 5,001 6,719 1,446 4,756 375 374 132,059

di atas dapat kita lihat bahwa kunjungan terbanyak

terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 15.056 orang, sedangkan kunjungan paling sedikit Puskesmas Ikur Koto sebanyak 374 orang.

167

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.55. Jumlah Rujukan Peserta Askes PNS/Sosial Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Puskesmas Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Seberang Padang Pemancungan Rawang Lubuk Begalung Pagambiran Andalas Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Ambacang Pauh Bungus Lubuk Kilangan Anak Air Ikur Koto

Jumlah

Rujukan 2,452 2,270 5,158 2,724 1,230 708 596 3,386 2,177 4,460 6,091 1,285 5,058 1,161 2,063 1,552 2,380 1,613 537 1,878 61 25 48,865

Dari tabel 7.55 di atas dapat kita lihat bahwa Rujukan terbanyak terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 6.091 orang, sedangkan Rujukan paling sedikit Puskesmas Ikur Koto sebanyak 25 orang.

168

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik7.92. Jumlah Persentase Kunjungan Askes PNS / Sosial Puskesmas Tahun 2012 Dinas kesehatan Kota Padang

Dari grafik

diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan

terbanyak Puskesmas Ikur Koto (46,81 %), sedangkan kunjungan terendah Puskesmas Bungus (4,57 % ). Hal ini disebabkan karena Puskesmas Ikur Koto mempunyai kapitasi paling sedikit dibandingkan Puskesmas lainya di Kota Padang. Grafik7.93. Jumlah Persentase Rujukan Askes PNS/Sosial Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012

Dari grafik

diatas dapat dilihat bahwa rujukan tertinggi pada

Puskesmas Alai (54,92 %) tetapi pada umumnya Puskesmas di Kota Padang rujukan masih tinggi hal ini disebabkan karena masih kurang pahamnya peserta Askes dan PPk tingkat lanjutan akan system rujukan sehingga memaksa Puskesmas Alai untuk mengeluarkan rujukan yang bukan wilayah kerja/kapitasi Puskesmas, melebihi indikator rujukan yang ditetapkan 15%.

169

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel 7.56. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes PNS / Sosial Puskesmas Tahun 2012 Dinas kesehatan Kota Padang. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penyakit ISPA Hipertensi Rematik Gastritis Kel. Refraksi DM Jantung Gigi Penyakit Kulit Alergi Penyakit Infeksi Kulit Jumlah

Jumlah 23,501 12,045 9,586 6,726 6,500 4,791 3,613 2,690 1,949 1,647 73,048

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah ISPA berjumlah 23.501 kasus penyakit. Hal ini disebabkan karena Kota Padang termasuk cuaca yang beriklim tropis, sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA sangat mudah, untuk itu perlu ditingkatkan upaya penyuluhan bagi masyarakat di Kota Padang, sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh Infeksi Kulit berjumlah 1.647 kasus penyakit.

Grafik 7.94. Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak kunjungan Askes PNS/ Sosial di Puskesmas Tahun 2012

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah dengan

170

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Atas ) (32 %) hal ini disebabkan karena Kota Padang termasuk cuaca yang beriklim tropis, sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA sangat mudah, untuk itu perlu ditingkatkan upaya penyuluhan bagi masyarakat di Kota Padang, sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh yaitu penyakit Infeksi Kulit (2 %). Tabel 7.57. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Rujukan Peserta Askes PNS/Sosial Puskesmas Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penyakit

Jumlah

Mata/Kel Refraksi HT/Post Strok Jantung DM RA Gastritis Asma Katarak Cepalgia Kel Ssnn Syaraf Jumlah

7,039 4,837 3,919 3,527 2,452 1,466 1,038 841 633 504 26,256

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak rujukan Puskesmas di Kota Padang adalah Mata/Kel. Refraksi berjumlah 7.039 kasus penyakit hal ini disebabkan karena Puskesmas belum adanya dokter spesialis mata serta kurangnya penyuluhan kesehatan khususnya tentang mata di sekolah-sekolah, sedangkan urutan ke sepuluh adalah Kelainan Susunan Syaraf berjumlah 504 kasus penyakit.

171

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Grafik.7.95. Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak rujukan Askes PNS/Sosial di Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak peserta yang dirujuk ke Puskesmas di Kota Padang adalah penyakit Mata/Kel. Refraksi (27 %) hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana untuk pelayanan penyakit kelainan refraksi masih kurang memadai di Puskesmas di Kota Padang, sedangkan rujukan urutan ke sepuluh adalah Kelainan Susunan Syaraf (2 %).

2. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan Program-program yang dilaksanakan oleh Seksi Sarana Kesehatan & Alat Kesehatan untuk tahun 2012 ini didukung oleh dana dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan pendamping Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2012 sebesar Rp. 7.029.118.000,- dengan rincian DAK Bidang Kesehatan Rp. 5.836.480.000,-, pendamping APBD Rp. 583.648.000,- dan Penunjang

Rp.

608.989.995,-. Pada APBD Perubahan tahun 2012, Total dana sebesar Rp. 7.181.586.050,- dengan rincian DAK Bidang Kesehatan Rp. 5.816.767.455,-, pendamping APBD Rp. 581.676.745,- dan Penunjang Rp. 783.141.850,-

172

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Tabel .7.58. Kegiatan Sarkes tahun 2012 Kegiatan

Target

Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan 1. Pembangunan Puskesmas a. Pembangunan Pagar, teralis Puskesmas Ikur Koto. b. Pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto c. Pembangunan listrik dan air Puskesmas Anak Air. d. Belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas Padang Pasir . e. Pembangunan Pos Jaga, penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas a. Pengadaan Note Book b. Pengadaan Kamera Digital. 3. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap a. Pembangunan Ruang Rawat Inap Puskesmas Anak Air 4. Pembangunan Poskesdes a. Lanjutan Pembangunan Poskeskel Kampung Tangah. b. Pembangunan Poskeskel Pengambiran 5. Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Laboratorium a. Pengadaan Alat Kedokteran Umum 6. Pengadaan Obat Program dan Vaksin a. Pengadaan Obat Program dan Vaksin 7. Penimbunan & Pemasangan Paving Blok Puskesmas a. Penimbunan dan Paving Blok Puskesmas Lapai b. Penimbunan dan Paving Blok Puskesmas Alai

100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

a. Pembangunan Puskesmas Pada

Tahun

2012

Seksi

Sarana

dan

Peralatan

Kesehatan

melaksanakan Pembangunan Puskesmas antara lain : 1) Pembangunan Pagar dan Teralis Puskesmas Ikur Koto Tujuan

dilaksanakannya

Pembangunan

Pagar

dan

Teralis

Puskesmas Ikur Koto adalah terbangunnya Pagar dan Teralis Puskesmas Ikur Koto. Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Ikur Koto.

Sasaran

dari

kegiatan

pembangunan

Pagar

dan

Teralis

Puskesmas Ikur Koto adalah masyarakat sekitar daerah Ikur Koto khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya. Total

dana

yang

disediakan

untuk

Rp. 307.681.000,- terdiri dari Dana DAK

kegiatan

ini

sebesar

sebesar Rp. 0,- dan APBD

sebesar Rp. 279.710.000,-. Kegiatan pembangunan Pagar dan Teralis Puskesmas Ikur Koto terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan.

173

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2) Pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto Tujuan

dilaksanakannya

Pembangunan

Rumah

medis

dan

Paramedis Puskesmas Ikur Koto adalah terbangunnya Rumah Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto. Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Ikur Koto. Sasaran dari kegiatan pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto adalah masyarakat sekitar daerah Ikur Koto khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya. Total

dana

yang

disediakan

untuk

kegiatan

ini

sebesar

Rp. 305.076.200,- terdiri dari Dana DAK sebesar Rp. 277.342.000,- dan APBD Pendamping sebesar Rp. 27.734.200,-. Kegiatan pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis

Puskesmas Ikur Koto terealisasi

100% baik fisik maupun keuangan. 3) Pembangunan Pos Jaga, Penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto Tujuan dilaksanakannya Pembangunan Pos Jaga, Penimbunan dan Canopy

Puskesmas

Ikur

Koto

adalah

terbangunnya

Pos

Jaga,

Penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto . Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Ikur Koto. Sasaran dari kegiatan pembangunan Pos Jaga, Penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto adalah masyarakat sekitar daerah Ikur Koto khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 91.000.000,- terdiri dari Dana DAK sebesar Rp. 0,- dan APBD sebesar Rp. 91.000.000,-Kegiatan pembangunan Pos Jaga, Penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. 4) Belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas Padang Pasir Kegiatan belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas Padang Pasir bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Padang Pasir. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Puskesmas Padang Pasir Kecamatan Padang Selatan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.18.000.000,- yang terdiri hanya dari dana APBD sebesar

Rp.

18.000.000.-. Kegiatan belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas Padang Pasir terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan.

174

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

5) Pemasangan Baru Listrik dan Air Puskesmas Anak Air Tujuan dari pemasangan Baru Listrik dan Air Puskesmas Anak Air adalah untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Anak Air Kecamatan Koto Tangah. Sasaran dari pemasangan barui listrik dan air Puskesmas Anak Air adalah masyarakat yang berdomisili di sekitar wilayah Puskesmas Anak Air Kecamatan Koto Tangah. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.15.000.000,- yang terdiri hanya dari dana APBD sebesar Rp. 15.000.000,-. b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas 1) Pengadaan Note Book Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya Note Book untuk Dinas Kesehatan Kota Padang dan puskesmas. Sasaran dari kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan Kota Padang dan puskesmas. Total

dana

yang

disediakan

untuk

kegiatan

ini

sebesar

Rp. 27.675.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp.25.159.091,- dan dana pendamping APBD Rp. 2.515.909,- Kota Padang. Kegiatan ini terealisasi 100 % secara fisik dan keuangan sebesar 100 %. 2) Pengadaan Kamera Digital Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya kamera digital untuk pegawai Dinas Kesehatan Kota Padang. Sasaran dari kegiatan ini adalah pegawai dinas kesehatan Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 3.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. 2.727.273,dari DAK dan sebesar Rp. 272.727,- untuk dana pendamping dari APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%. c. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap 1) Pembangunan Ruang Rawat Inap Puskesmas Anak Air Tujuan

dilaksanakannya

Pembangunan

Ruang

Rawat

Inap

Puskesmas anak air adalah meningkatkan status puskesmas Anak Air menjadi Puskesmas Rawatan yang akhirnya akan terjadi peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Anak Air.

175

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Sasaran

dari

kegiatan

Pembangunan

Ruang

Rawat

Inap

Puskesmas anak air adalah masyarakat sekitar daerah anak air khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya. Total

dana

yang

disediakan

untuk

kegiatan

ini

sebesar

Rp. 429.429.000,- terdiri dari Dana DAK sebesar Rp.390.390.000,- dan APBD pendamping sebesar Rp.39.039.000,-. Kegiatan Pembangunan Ruang Rawat Inap Puskesmas anak air terealisasi 100% baik keuangan maupun fisik.

d. Pembangunan Poskeskel 1) Pembangunan Poskeskel Pengambiran. Kegiatan Pembangunan Poskeskel Pengambiran bertujuan untuk peningkatan

cakupan

pelayanan

kesehatan

daerah

Pengambiran

Kecamatan Lubuk Begalung. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Pengambiran Kecamatan Lubuk Begalung. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 400.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 363.636.364,- dan APBD pendamping sebesar Rp.36.363.636,-. Kegiatan Pembangunan Poskeskel Pengambiran Kecamatan Lubuk Begalung terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 2) Lanjutan Pembangunan Poskeskel Kampung Tangah. Kegiatan Lanjutan Pembangunan Poskeskel Kampung Tangah bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Kampung Tangah Kecamatan Kuranji. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Kampung Tangah Kecamatan Kuranji. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 100.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 90.909.091,- dan APBD pendamping sebesar Rp.9.090.909,-. Kegiatan Pembangunan Poskeskel Pengambiran Kecamatan Lubuk Begalung terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. e. Pengadaan Obat Program dan Vaksin 1) Pengadaan Obat Program dan Vaksin Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya obat program dan vaksin untuk seluruh puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang

dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan kesehatan

176

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

kepada masyarakat. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang berobat ke puskesmas di Kota Padang. Total

dana

yang

disediakan

untuk

kegiatan

ini

sebesar

Rp. 3.476.700.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK)

Rp.

3.160.636.364,- dari DAK dan sebesar Rp. 316.063.636,- untuk dana pendamping dari APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%. f. Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Labor 1) Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Labor Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya alat kesehatan lainnya untuk

puskesmas dan dinas kesehatan dalam rangka peningkatan

cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang berobat ke puskesmas di Kota Padang. Total

dana

yang

disediakan

untuk

kegiatan

ini

sebesar

Rp. 1.565.564.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. 1.423.240.000,- dan Rp. 142.324.000,- untuk dana pendamping dari APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%. Seperti gambar dibawah ini :

177

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

g. Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok 1) Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Lapai Tujuan dilaksanakannya Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Lapai adalah terpasangnya Paving Blok Puskesmas Lapai. Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lapai. Sasaran dari kegiatan Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Lapai adalah masyarakat sekitar daerah Lapai

Puskesmas

khususnya dan

masyarakat Kecamatan Nanggalo umumnya. Total

dana

yang

disediakan

untuk

kegiatan

ini

sebesar

Rp.87.475.000,- dari dana APBD Kota Padang. Kegiatan Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Lapai terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. Seperti gambar di bawah ini :

2) Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Alai Tujuan dilaksanakannya Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Alai adalah terpasangnya Paving Blok Puskesmas Alai. Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lapai. Sasaran dari kegiatan Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok adalah masyarakat sekitar daerah Alai

Puskesmas Alai

khususnya dan masyarakat

Kecamatan Padang Utara umumnya. Total

dana

yang

disediakan

untuk

kegiatan

ini

sebesar

Rp.53.703.150,- dari dana APBD Kota Padang. Kegiatan Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Alai terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. Seperti gambar di bawah ini :

178

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

3. Seksi Kefarmasian Disamping kegiatan yang bersifat pengawasan dan pembinaan terhadap sarana pelayanan kefarmasian, Seksi Kefarmasian Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan juga melaksanakan kegiatan rutin seperti: a. Pemantauan penulisan resep Obat Generik di puskesmas dan jaringannya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memantau penulisan obat generik dan ketersediaan obat generik. Peresepan/penulisan obat generik di puskesmas dan jaringan mencapai 96,51 % telah diatas target nasional yaitu 90,00 %. b. Penyuluhan dan Pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah. Telah melakukan penyuluhan, pengawasan dan pembinaan terhadap penjaja pangan anak sekolah, anak didik dan guru-guru di 45 Sekolah dari 420 Sekolah Dasar yang ada di Kota Padang. Kegiatan ini dilakukan guna melindungi anak didik dari pangan yang disinyalir mengadung bahan berbahaya atau pangan yang tidak memenuhi syarat untuk dikomsumsi. c. Penyuluhan dan Investigasi Keracunan Pangan. Dibanding dengan tahun 2011 pada tahun 2012 tidak terjadi peningkatan keracunan pangan, pada tahun 2012 lalu terjadi 3 kali kasus keracunan pangan di Kota Padang, yaitu pada Bulan Januari 2012 tidak ada korban jiwa (karyawan Bank Nagari) Cabang Jln. Pemuda, Bulan Agustus

179

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2012 di Nanggalo satu orang meninggal, dan pada Bulan Desember di Belimbing dengan korban jiwa dua orang. d. Pembinaan dan Pengawasan Pangan dan Kosmetika. Menjelang dan selama bulan puasa kegiatan ini dilakukan terhadap penjaja makanan-minuman di pasar pabukoan (Komplek Imam Bonjol, Pasar Alai, Pasar Nanggalo, Pasar Tabing, Pasar Pagi, Pasar Lubuk Begalung), juga pembinaan dan pengawasan terhadap distributor dan penjual kosmetik yang disinyalir mengandung bahan berbahaya. e. Pembinaan dan Pengawasan Obat Tradisional Pembinaan dan pengawas ini dilakukan terhadap

Obat Tradisional

yang disinyalir mengandung bahan kimia / tidak memenuhi syarat yang beredar di pasaran. f. Memberikan Penyuluhan Pangan Industri Rumah Tangga. Sasarannya difokuskan kepada produsen makanan-minuman Industri Rumah Tangga dan menerbitkan Sertifikat P-IRT apabila Industri Rumah Tangga tersebut telah memenuhi persyaratan, terutama sanitasi lingkungan, hygiene dan terhindar dari penggunaan bahan tambahan pangan yang dilarang. Penerbitan Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan

Pengawasan

Obat

&

Makanan

Republik

Indonesia

Nomor

:

HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April 2003 tentang Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). Selama tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang mengeluarkan Sertifikat P-IRT sebanyak 20 lembar, apabila dibandingkan dengan tahun 2011 penerbitan sertifikat P-IRT berjumlah 81 lembar atau terjadi penurunan sebesar 75,31 %. Penurunan ini terjadi karena anggaran yang tersedia untuk kegiatan Pelatihan/Penyuluhan Pengelolaan bagi Industri Rumah Tangga ini hanya untuk 20 Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Total Sertifikat P-IRT yang telah dikeluarkan sampai saat ini telah berjumlah 818 lembar dengan rincian : - Tahun 200

: 119 lembar

- Tahun 2006

: 102 lembar

- Tahun 2007

: 117 lembar

- Tahun 2008

: 157 lembar

- Tahun 2009

: 121 lembar

- Tahun 2010

: 101 lembar

180

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

- Tahun 2011

: 081 lembar

- Tahun 2012

: 020 lembar

181

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

BAB VIII MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN

A. SEKRETARIAT 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian a. Masalah 1) Masih adanya keterlambatan dalam pengurusan pajak kendaraan 2) Pengurangan anggaran dari APBD Kota Padang 3) Belum adanya ruang penyimpanan yang representatif untuk penyimpanan barang habis pakai sebelum pendistribusian ke puskesmas, GFK dan bidang 4) Masih banyaknya PNS yang terlambat memasukkan bahan administrasi kepegawaian baik untuk kenaikan pangkat, cuti dan kenaikan gaji berkala 5) Masih adanya puskesmas yang tidak / terlambat memasukkan laporan DUK, Bezetting dan absen bulanan. b. Pemecahan Masalah 1) Memberitahukan kepada pengguna kendaraan agar tepat waktu dalam pengurusan pajak kendaraan untuk yang akan datang, dimana 1 (satu) bulan sebelum jatuh tempo jadwal pembayaran pajak pengguna kendaraan agar segera melapor ke sub.bag umum dan kepegawain DKK Padang 2) Menyesuaikan pelaksanaan kegiatan realisasi program berdasarkan anggaran yang tersedia 3) Memanfaatkan ruangan yang ada di sub.bag umum dan kepegawaian sebagai tempat penyimpanan barang habis pakai sebelum didistribusikan ke puskesmas dan GFK 4) Melakukan bimbingan teknis ke Puskesmas dalam rangka pembinaan pengelolaan administrasi kepegawain 5) Memberitahukan secara tertulis kepada pimpinan puskesmas, kepala gudang farmasi dan kepala bidang agar setiap PNS yang akan naik pangkat, berkala, cuti dan pensiun segera memasukkan bahan sesuai prosedur yang berlaku, serta memasukkan laporan DUK, Bezetting dan absen bulanan tepat waktu.

182

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2. Sub Bagian Keuangan a. Masalah 1)

Masih ada SPJ yang masuk tidak sesuai dengan triwulan yang ada di POA

2)

SPJ masih menumpuk diakhir tahun

3)

Pembuatan Kwitansi masih sering salah

b. Pemecahan masalah 1)

Diberitahukan kepada pemegang Program maupun Puskesmas agar memasukan SPJ sesuai triwulan sehingga pada akhir tahun SPJ tidak menumpuk.

2)

Sebelum memasukan SPJ agar diperiksa dengan telilti sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pembuatan kode rekening, tanggal, penulisan uang dan lain sebagainya.

3. Sub Bagian Penyusunan Program a. Masalah 1)

Terlambatnya masing- masing bidang memasukkan laporan tahunan dan data

2)

Deadline dari keuangan Pemko (DPKA) yang singkat

3)

Proses

penganggaran

yang

lama

dari

Pemko

karena

adanya

penggantian pejabat struktural dan anggota dewan 4)

Belum terkoordinirnya data pada masing- masing bidang di lingkungan DKK Padang

5)

Aplikasi Infokes : kurangnya kemampuan SDM Puskesmas (pengelola SIKDA) dalam pengoperasian aplikasi karena bukan berbasic IT sehingga belum optimalnya aplikasi infokes di Puskesmas.

b. Pemecahan Masalah 1)

Mengumpulkan laporan dari masing-masing seksi sehingga laporan tahunan DKK tidak terlambat

2)

Memberikan pemberitahuan untuk mempersiapkan rancangan anggaran di akhir tahun sebelumnya sehingga saat deadline, data telah tersedia

183

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

3)

Konsultasi dan sosialisasi dengan pejabat struktural yang baru ditingkatkan frekwensinya

4)

Melakukan monitoring dan evaluasi program dengan masing- masing program dan mengaktifkan kembali petugas pengelola data pada masing- masing bidang.

5)

Melaksanakan pelatihan secara berkala tentang aplikasi infokes kepada pengelola

SIKDA Puskesmas

dan

pemberian honorarium

pada

pengelola sebagai prestise.

B. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Kesehatan dan Diklat a. Masalah : 1)

Masih ada tenaga fungsional kesehatan yang tidak membuat DUPAK.

2)

Pengusulan Angka kredit poin PNS yang akan naik pangkat sering terlambat ke Tim Penilai.

3)

Masih adanya tugas belajar/ izin belajar PNS tidak mengikuti PERWAKO No.16 Tahun 2009 Tanggal 17 Juni 2009 tentang Tugas dan Izin Belajar

4)

Mahasiswa yang mengambil data / penelitian di lingkungan DKK Padang belum terkoordinir dengan baik oleh institusi pendidikan

b. Pemecahan Masalah : 1)

Bagi tenaga fungsional yang tidak membuat DUPAK lebih dari 5 tahun akan diberhentikan sementara dari jabatan fungsional kesehatan.

2)

Setiap PNS harus mengusulkan kredit pointnya setiap 6 bulan / 1 semester ke Tim Penilai Jabfung

3)

Mensosialisasikan Perwako No. 16 tahun 2009 tentang Tugas dan Izin Belajar

4)

Melakukan koordinasi dengan institusi pendidikan dalam hal izin / penelitian di lingkungan DKK Padang

2. Seksi Promosi Kesehatan a. Masalah 1)

Pada umumnya forum kepengurusan kegiatan Kelurahan Siaga yang sudah terbentuk belum berjalan sesuai yang diharapkan.

184

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2)

Sebagian bidan Poskeskel masih tugas rangkap di Poskeskel dan di Puskesmas

3)

Pada umumnya belum ada pendanaan dari Pemerintah Kelurahan untuk kegiatan Kelsi.

4)

Belum seluruh kelurahan melaporkan kegiatan kelurahan siaga setiap bulan.

5)

Belum semua Pesantren termotivasi untuk membentuk Pos Kesehatan Pesantren.

6)

Ketersediaan data dasar jumlah UKK di setiap wilayah Puskesmas belum lengkap dan akurat.

7)

Masih minimnya pembentukan Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas

8)

Belum seluruh Puskesmas melaksanakan pembinaan terhadap SBH di wilayah kerjanya

9)

Masih kurangnya koordinasi antara Dinas Kesehatan dan Puskesmas dengan pengurus kwarcab maupun kwartir tantang kegiatan SBH

10) Pendataan tentang jumlah KK yang mempunyai Toga belum optimal 11) Masih minimnya pemanfaatan Toga bagi rumah tangga 12) Data jumlah Battra yang ada di masing-masing

wilayah puskesmas

belum akurat 13) Pembinaan terhadap Battra masih kurang 14) Cakupan D/S 62,13 % dari target 75 % 15) Sarana dan prasarana posyandu masih kurang seperti : timbangan Dacin, Tripot dan APE Posyandu 16) Masih adanya Posyandu yang masih menumpang atau tempat yang tidak representatif. 17) Jumlah Kader aktif untuk beberapa Posyandu berkurang dari yang diharapkan disebabkan kurangnya insentif kader posyandu 18) Cakupan rumah tangga ber-PHBS 51,21 % dari target 60 % 19) Persentasi beberapa indikator PHBS masih rendah yaitu tidak merokok di dalam rumah (42,7%), pemberian ASI Ekslusif ( 54,7% ), dan Makan buah & sayur (59,8% ) 20) Masih kurangnya pembinaan PHBS terhadap rumah tangga 21) Masih ada Puskesmas yang belum melaksanakan penyuluhan dalam dan luar gedung sesuai dengan rencana kerja yang dibuat. 22) Masih belum meratanya penyebaran media cetak untuk penyuluhan diwilayah Puskesmas

185

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

23) Masih adanya petugas

puskesmas yang belum mau menjadi

narasumber pada pelaksanaan penyuluhan dalam gedung. 24) Masih kurangnya frekwensi penyuluhan kelliling yang dilaksanakan di masing-masing Puskesmas. b. Pemecahan masalah 1)

Bimbingan teknis ke seluruh kelurahan siaga

dengan mengadakan

pertemuan yang pesertanya terdiri dari pengurus kelurahan siaga, kader, dan petugas puskesmas terkait, pembinaan secara bertahap yang mana untuk tahun 2013 lebih difokuskan kepada kelurahan yang ada Gedung Poskeskelnya. 2)

Memberikan masukan kepada Pimpinan Puskesmas pada saat Lokmin agar Bidan Penanggungjawab Poskeskel

tidak melakukan tugas

rangkap, akan tetapi hanya bertugas di Poskeskel atau di Kelurahan. 3)

Memberikan masukan ketika Bintek kepada Forum Kelurahan Siaga agar membuat anggaran untuk kegiatan Kelurahan Siaga.

4)

Memberikan motivasi serta mengingatkan kembali agar bidan kelurahan siaga membuat laporan rutin kegiatan Poskeskel setiap bulan sesuai dengan format yang diberikan.

5)

Puskesmas

membina

dan

mendorong

pihak

Pesantren

untuk

membentuk Poskestren. 6)

Puskesmas melakukan pendataan kembali untuk mendapatkan jumlah unit usaha (UKK) yang ada diwilayah kerjanya.

7)

Puskesmas

dianjurkan

untuk

membentuk

Pos

UKK

dengan

memprioritaskan kepada jenis UKK /unit usaha yang mempunyai dampak lebih beresiko terhadap kesehatan. 8)

Memberikan motivasi kepada Petugas Promkes Puskesmas agar melakukan pembinaan terhadap anggota pramuka (SBH) yang ada di wilayah kerjanya.

9)

Meningkatkan koordinasi baik terhadap kwarcab maupun kwartir untuk pembinaan SBH

10) Memberikan

masukan

serta

arahan

agar

petugas

puskesmas

melengkapi data-data jumlah KK yang mempunyai Toga 11) Meningkatkan pembinaan terhadap Keluarga tentang pemanfaatan Toga serta cara menggunakannya untuk kesehatan 12) Puskesmas membenahi kembali data jumlah Battra di masing-masing wilayah puskesmas

186

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

13) Meningkatkan pembinaan terhadap Battra yang ada di wilayah kerja Puskesmas 14) Memotivasi petugas agar lebih pro aktif terhadap sasaran posyandu dengan melakukan kunjungan rumah bersama kader serta membuat kegiatan inovatif di posyandu. 15) Mengupayakan melalui Kemenkes untuk pengadaan sarana dan prasarana posyandu 16) Puskesmas mendorong tokoh masyarakat untuk menyediakan tempat yang representatif untuk kegiatan Posyandu 17) Mengupayakan pertemuan dengan Pokjanal Posyandu Kota Padang untuk membahas masalah penganggaran insentif kader posyandu 18) Meningkatkan sosialisasi tentang PHBS baik terhadap lintas program maupun lintas sektor. 19) Meningkatkan penyuluhan terhadap rumah tangga tentang indikator PHBS yang masih bermasalah, melalui penyuluhan individu maupun kelompok serta menyebarluaskan leaflet-leaflet yang berhubungan dengan indikator PHBS tersebut. 20) Melakukan pembinaan secara intensif terhadap rumah tangga yang tidak sehat 21) Penyuluhan dalam gedung dilaksanakan 2 kali seminggu atau 8 kali sebulan. Penyuluhan luar gedung dilaksanakan pada saat kegiatan Posyandu , UKS dan pertemuan-pertemuan lainnya. Materi yang diberikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sasaran penyuluhan tersebut. 22) Peningkatan penyebarluasan informasi kesehatan melalui media cetak seperti leaflet, brosur maupun foto kopy bahan penyuluhan. 23) Menyarankan kepada Pimpinan Puskesmas pada saat Bintek agar ada penegasan

dari

pimpinan

Puskesmas

kepada

stafnya

untuk

melaksanakan penyuluhan dalam gedung sesuai jadwal yang disusun oleh petugas promkes 24) Menegaskan

kepada

Puskesmas

untuk

meningkatkan

frekwensi

penyuluhan keliling.

187

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

3. Seksi Regitrasi dan Akreditasi a. Masalah 1)

DKK Padang tidak mempunyai data base perizinan. Data yang ada sebatas jumlah tenaga dan sarana yang mengurus izin.

2)

DKK Padang khususnya seksi perizinan belum mampu untuk melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap Izin Tenaga dan Izin Sarana yang sudah habis masa berlakunya disebabkan karena kekurangan dana, dan tenaga.

3)

Ada beberapa klien yang mengurus izin dengan persyaratan seadanya, dan berkeras agar izin mereka dikeluarkan.

4)

Rumah makan/restoran belum ada yang mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi

5)

Dana operasional kurang

b. Pemecahan Masalah 1)

Pada saat ini, masalah 1 dan 2, karena puskesmas merupakan perpanjangan tangan DKK, maka mohon bantuan puskesmas untuk dapat melakukan pemantauan dan melaporkan ke DKK.

2)

Untuk masalah 3, apabila syarat mutlak izin tenaga (STR dan rekomendasi organisasi ada) maka izin bisa diterbitkan. Untuk izin sarana mesti dilakukan peninjauan ke lapangan dan syarat minimal harus dipenuhi.

3)

Untuk masalah 4, perlu kerjasama dengan Lintas Sektor (BPMP2T) untuk

memasukkan

Sertifikat

Laik

Hygiene

Sanitasi

Rumah

makan/restoran dalam persyaratan Izin Gangguan. 4)

Untuk masalah 5, memaksimalkan dana yang ada, untuk peninjauan ke lapangan dilakukan untuk 3 atau 4 sarana digabung sekaligus.

C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK) 1. Seksi P2P a. Masalah Masih tingginya jumlah kasus penyakit menular, karena masih kurangya partisipasi masyarakat dalam berperilaku hidup sehat, pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M, pemanfaatan posyandu, menjaga kebersihan

188

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

dan kesehatan lingkungan, sanitasi air bersih, jamban sehat dan kelurahan siaga. Selain itu juga adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus penyakit tidak menular, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus dan asma karena meningkatnya umur harapan hidup dan gaya hidup yang cenderung kurang sehat, seperti merokok dan kurang olah raga. b. Pemecahan Masalah Memprioritaskan kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular serta meningkatkan fungsi surveillance masyarakat (Community Based Surveylance), meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan yang berbasis masyarakat (kelurahan siaga, posyandu, PAMSIMAS), meningkatkan promosi kesehatan dan sosialisasi pentingnya imunisasi.

2. Seksi Wabah dan Bencana a. Masalah 1) Pengisian laporan bulanan STP bagi beberapa Puskesmas yang tidak lengkap dan tidak sesuai dengan format yang sudah ada sehingga gambaran kasus PTM pada Puskesmas tersebut kurang akurat dan pengumpulan laporan bulanan tidak tepat waktu. 2) Petugas puskesmas masih ada yang kurang memahami program yang dipegang sehingga program kurang berjalan di puskesmas 3) Petugas puskesmas kurang rapi mengarsipkan laporan W1, W2, STP dan C1 di puskesmas 4) Evaluasi program belum maksimal dilakukan pada forum lokmin. 5) Peralatan untuk melakukan deteksi dini factor resiko PTM di Puskesmas masih kurang sehingga kegiatan deteksi Dini Faktor Resiko PTM belum bias dilaksanakan dengan baik. b. Pemecahan Masalah 1) Perlu ditingkatkan kualitas petugas dengan aktif mencari sumber-sumber pengetahuan yang berhubungan dengan program. 2) Lokmin

puskesmas

seharusnya

dapat

menjadi

wahana

untuk

menyelesaikan masalah atau kendala dalam melaksanakan program Puskesmas.

189

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

3) Petugas puskesmas dapat mengarsipkan laporan W1, W2, STP dan C1 di puskesmas 4) Sebaiknya dilakukan pengadaan alat medis yang berhubungan deteksi dini factor resiko PTM 3. Seksi Kesehatan Lingkungan a. Masalah 1) Perumahan sehat di Kota Padang 73,6 % dari target yang diharapkan ( 79 % ), Dari Target ynag diharapkan masih kurangnya pencapaian program kesehatan lingkungan. 2) Pencapaian TTU dan TPM yang memenuhi syarat masih kurang dari target yang diharapkan yaitu Target TTU 80 % baru tercapai 79 % sedangkan untuk TPM target yang diharapkan sudah dapat tercapai. b. Pemecahan Masalah 1) Kedepan diharapkan adanya peningkatan pencapaian dari indikator kesehatan lingkungan ini melalui kegiatan kelembagaan Pamsimas dan STBM di tingkat kelurahan. 2) Diharapkan untuk kedepan adanya peningkatan sosialisasi, promosi dari DKK, Puskesmas, Lintas Sektor, PKK serta lembaga lain nya sehingga jumlah TTU dan TPM yang memenuhi syarat bisa lebih ditingkatkan. D. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN 1. Seksi KIA a. Masalah 1) Belum tercapainya cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani a) Sumber Daya Manusia (SDM)  Kurangnya

jumlah

tenaga

kesehatan

yang

terlatih

untuk

pelaksanaan MTBM.  Pemahaman tentang defenisi operasional cakupan neonatus dengan komplikasi yang masih kurang.  Kurangnya pengetahuan ibu neonatus tentang tanda bahaya yang terjadi pada neonatus. b) Sarana dan Prasarana  Keterbatasan bagan dan formulir pelaksanaan MTBM. c) Metoda  Kurangnya koordinasi dengan pembina wilayah, sehingga cakupan neonatus Resti belum tercapai.

190

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

d) Dana  Kurangnya dana untuk melakukan kunjungan rumah dalam upaya penjaringan neonatus komplikasi dan pelaksanaan MTBM. 2) Belum tercapainya Cakupan Kunjungan Bayi dan Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita a) Sumber Daya Manusia (SDM)  Kurangnya tenaga terlatih dalam pelaksanaan SDIDTK.  Kurangnya pemahaman petugas tentang defenisi operasional cakupan kunjungan bayi dan pelayanan kesehatan anak balita.  Kurangnya pengetahuan ibu untuk melakukan kunjungan ke posyandu sehingga ibu tidak membawa bayi ke posyandu.  Sikap ibu balita yang hanya membawa anak ke posyandu saat masih membutuhkan imunisasi saja b) Sarana dan Prasarana  Kurangnya Skriining Kit SDIDTK  Keterbatasan formulir SDIDTK c) Metoda  Pelaksanaan SDIDTK secara massal di beberapa Puskesmas sehingga menurunkan minat petugas untuk melaksanakan SDIDTK, karena butuh waktu untuk mendeteksi 1 orang anak.  Belum terbinanya koordinasi lintas program (KIA, Gizi, Imunisasi, Promkes) sehingga sumber data tidak maksimal. d) Dana 1. Keterbatasan dana untuk mengadakan pelatihan SDIDTK

bagi

petugas.

3) Belum tercapainya cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani a) Sumber Daya Manusia (SDM)  Belum maksimalnya sistem pencatatan dan pelaporan dari BPS dan fasilitas kesehatan lain ke Puskesmas.  Masih kurangnya pemahaman

defenisi operasional tentang

cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, sehingga pelaporan tidak maksimal. b) Sarana dan Prasarana  Masih beragamnya format laporan dari BPS ke Puskesmas

191

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

c) Metoda  Belum dipakainya kohort di BPS d) Dana  Keterbatasan dana untuk kunjungan rumah bagi ibu resti. 4) Masih adanya kasus kematian ibu dan bayi a) Sumber Daya Manusia (SDM)  Belum semua Bidan terutama BPS yang dilatih Asuhan Persalinan Normal (baru 6 % BPS yang sudah dilatih APN)  Masih sedikitnya bidan praktek swasta yang telah mengikuti pelatihan penanganan manajemen Asfiksia dan BBLR (baru 13 % bidan praktek swasta di Kota Padang yang sudah dilatih)  Kurangnya partisipasi dari RS, RSB dan BPS untuk memberikan laporan kasus kematian dan pemantauan kasus kematian

ke

Dinas Kesehatan Kota Padang dan Puskesmas b) Sarana dan Prasarana  Masih adanya BPS yang tidak memiliki peralatan pertolongan persalinan yang sesuai standar dan peralatan dalam pelaksanaan pencegahan infeksi. c) Metoda  Pelaksanaan ANC yang masih belum sesuai standar pelayanan  Sistem rujukan yang masih belum optimal  Penanganan ditempat rujukan yang masih belum optimal  Pelaksanaan Pencegahan Infeksi yang belum maksimal. d) Dana  Tidak

adanya

anggaran

dana

dari

Pemko

Padang

untuk

pelaksanaan pelatihan APN dan Penanganan Asfiksia – BBLR bagi bidan praktek swasta di tahun 2011 b. Pemecahan Masalah 1) Belum tercapainya cakupan Kebidanan dan neonatus dengan komplikasi yang ditangani. a. Adanya komitmen dari Puskesmas dan BPS untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan terhadap neonatus b. Perlunya penganggaran dana pelatihan bagi bidan dan dokter terutama di Puskesmas Poned untuk penanganan neonatus komplikasi c. Meningkatkan kualitas kelas ibu hamil

192

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

d. Meningkatkan pemantauan dan pembinaan ke Puskesmas dan BPS e. Pelatihan MTBS/MTBM bagi petugas f. Penganggaran dana untuk kunjungan rumah 2) Masih rendahnya cakupan Kunjungan Bayi dan Anak Balita a. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam melakukan SDIDTK balita b. Meningkatkan kualitas pelaksanaan kelas ibu balita c. Penambahan pengadaan Skriining Kit SDIDTK untuk Puskesmas dan Posyandu d. Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan SDIDTK balita e. Meningkatkan promosi penggunaan buku KIA f. Komitmen bersama untuk melaksanakan SDIDTK di Puskesmas, Posyandu, PAUD/TK dan di semua tempat pelayanan kesehatan anak g. Meningkatkan metoda pencatatan dan pelaporan dalam pemantauan tumbuh kembang balita h. Koordinasi lintas sektor terkait untuk peningkatan kunjungan balita ke Posyandu setiap bulan 3) Masih adanya kasus kematian ibu dan bayi a. Meningkatkan

pengetahuan

dan

keterampilan

bidan

dalam

memberikan Asuhan Persalinan Normal yang aman dan nyaman, serta penanganan bayi baru lahir melalui pembinaan dan pelatihan-pelatihan yang berkualitas b. Meningkatkan pelayanan ANC yang berkualitas oleh semua bidan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan c. Meningkatkan

pemantauan

dan

pembinaan

ke

BPS

dalam

memberikan pelayanan yang sesuai standar praktek kebidanan. d. Mengoptimalkan sistim rujukan dan penanganan ditempat rujukan e. Bekerja sama dengan organisasi Profesi Bidan (IBI) dalam swadaya dan swadana Pelatihan APN dan penanganan Bayi Baru Lahir dan Asfiksia, karena keterbatasan dana APBD untuk pelatihan

193

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus a. Masalah 1)

Hasil Penimbangan Posyandu dengan indikator SKDN : pencapaian D/S 62.1% (-12.9%)

2)

Masih ditemukannya balita gizi buruk yang menerima PMT tidak naik berat badannya dan tetap berat badanya (16.3% dan 14.3 %)

3)

Pencapaian Pemberian Asi Ekslusif 62.4% (-7.6%)

4)

Cakupan pelayanan kesehatan jiwa di Kota Padang masih rendah

5)

Cakupan pelayanan lansia di Kota padang masih rendah

6)

Cakupan pelayanan gigi yang terintegrasi dengan KIA belum terlaksana dengan baik.

b. Pemecahan Masalah 1)

Melakukan koordinasi yang maksimal dengan lintas sektor dan lintas program untuk mengatasi masalah gizi terutama gizi buruk melalui penangan balita BGM dengan membentuk tim surveilan BGM untuk Kota Padang.

2)

Meningkatkan kerja sama lintas sektor dan program serta melibatkan masyrakat dalam menanggulangi dan memantua perkembangan balita gizi buruk.

3)

Selain pemberian PMT untuk balita gizi buruk, perlu juga dilakukan penyuluhan dalam bentuk demo masak/makanan untuk balita gizi buruk sehingga pola asuh orang tua kepada anak dapat berubah menjadi baik, dan selain itu juga dirujuk ke puskesmas Nanggalo yang merupakan puskesmas rawat inap untuk balita gizi buruk.

4)

Melakukan koordinasi kepada unit pelayanan lainnya misalnya melalui organisasi profesi seperti IBI dan IDI sehingga dapat memberikan laporan ke puskesmas.

5)

Memberikan bimbingan kepada petugas gizi melalui kegiatan pertemuan bulanan sehingga data yang didapat dari puskesmas dapat terpantau setiap bulannya baik oleh petugas gizi Dinas Kesehatan Kota Padang maupun oleh petugas puskesmas sendiri.

6)

Meningkatkan kerja sama lintas sektor untuk penanggulangan masalah GAKY melalui kegaiatan pertemuan POKJA GAKY dengan kegaiatan pemeriksaan garam ke pasar yang ada di Kecamatan di Kota Padang.

7)

Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan program untuk melaksanakan kegiatan program kesehatan khusus.

194

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

8)

Meningkatkan

pembinaan

dan

monitoring

pelaksanaan

program

kesehatan khusus baik di puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kota. 9)

Meningkatkan penyuluhan program kesehatan khusus baik di dalam maupun luar puskesmas.

10) Menjadikan salah satu program kesehatan khusus sebagai program unggulan di puskesmas. 11) Dana jamkesmas yang ada di puskesmas dapat di pergunakan untuk pelaksanaan kegiatan program khusus.

E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN 1. Seksi Sarana Kesehatan Dan Alat Kesehatan a. Masalah 1) Secara umum tidak ada permasalahan yang berarti karena kegiatan dapat terlaksana hampir 100 % baik fisik maupun keuangan. 2) Pasca Gempa 8,9 SR Tanggal 30 September 2009, banyak terjadi kerusakan bangunan khususnya sarana bangunan kesehatan. Sebagian sudah dibangun kembali dan direhabilitasi baik mengunakan dana DAK maupun bantuan dari Batamindo, Bank Mandiri, Pemerintah AS, PNPM Mandiri. Sebagian lagi belum diperbaiki karena keterbatasan sumber dana. b. Pemecahan Masalah Pemerintah Kota Padang sangat mengharapkan bantuan dari berbagai pihak terutama Pemerintah Pusat melalui Departemen Kesehatan, untuk membantu pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak, baik melalui Dana DAK maupun dari sumber dana lainnya. Kami sudah mengajukan proposal pembangunan dan rehabilitasi baik yang langsung dialamatkan ke Departemen Kesehatan R.I. maupun proposal yang dikirimkan ke Pemerintah Kota Padang untuk diteruskan ke berbagai Departemen atau lembaga donatur lainnya, agar pulihnya kembali sarana dan prasarana yang rusak akibat Gempa Bumi 30 September 2009.

2. Seksi Kefarmasian a. Masalah 1) Pengelolaan

obat

di

apotek

swasta

masih

belum memenuhi

ketentuan Kepmenkes No. 1332 Tahun 2002 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

195

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

2) Belum berjalannya Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 di Apotek serta pada jam buka apotek masih ada yang tidak mempunyai tenaga teknis farmasi dalam memberikan pelayanan obat kepada pasien. 3) Masih ditemukan toko obat yang melanggar Kepmenkes No. 1331 Tahun 2002 Tentang Pedagang Eceran Obat, misalnya tidak mempunyai Asisten Apoteker sebagai penanggung jawab, menjual obat keras dan tidak mempunyai izin. 4) Manajemen pengelolaan obat di puskesmas masih ada yang perlu ditertibkan dan penggunaan obat generik belum mencapai 100%. 5) Masih ada makanan minuman yang tidak

mempunyai label Sertifikat

Pangan Industri Rumah Tangga ( P-IRT) yang beredar di masyarakat. 6) Masih ditemukan Sertifikat Industri Rumah Tangga Pangan dengan kode SP-IRT belum ditukar/diganti dengan (P-IRT). 7) Masih ditemukan toko makanan-minuman / swalayan /distributor menjual makanan-minuman

yang

kurang memperhatikan tanggal kadaluarsa

dan rusak / tidak layak dikomsumsi ataupun makanan-minuman yang tidak memenuhi syarat / tidak ada izin edar. b. Pemecahan Masalah: 1) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap apotek

swasta

(APA)

yang

masih

belum

pengelola obat di

memenuhi

ketentuan

Kepmenkes No. 1332 Tahun 2002 Tentang Tata Cara Perizinan Apotek, serta melakukan sosialisasai PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Apotek

sebagai

tempat

melakukan

pekerjaan

kefarmasian

terus

diupayakan pengelolaan obatnya dilakukan oleh apoteker sebagai penaggung jawab penuh. Setiap mutasi obat harus selalu dipantau oleh apoteker. Pemesanan obat harus menggunakan surat pesanan yang ditanda tangani oleh apoteker,untuk menghindari pemesanan obat palsu ( obat yang tidak punya izin edar ). Dari hasil supervisi Seksi Kefarmasi,kurangnya kehadiran apoteker dan asisten apoteker sebagai pelaksana teknis di apotek menyebabkan pengelolaan obat diambil alih oleh pemilik apotek ( PSA ) yang memiliki latar belakang non farmasi, terutama apotek yang dulunya berstatus sebagai toko obat.

196

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

Untuk pemantauan apotek tersebut perlu pengawasan secara berkala, terutama menertibkan kehadiran apoteker dan asisten apoteker dan meningkatkan kinerja tenaga teknis farmasi tersebut agar membenahi manejemen apotek yang dikelolanya. Bagi Apotek yang melanggar ketentuan Kepmenkes tersebut diatas, diberikan Peringatan atau Teguran yang akhirnya sampai pada pencabutan Izin Apotek. 2) Asisten Apoteker sebagai penanggung jawab toko obat tidak ada pada jam

buka toko obat sehingga pengelolaan toko obat diambil alih oleh

pemilik toko

obat.

Hal

yang tidak sesuai dengan tentang melayani

ini

menyebabkan Kepmenkes

No. 1331

Pedagang Eceran Obat, yaitu penjualan

terjadinya

pemilik

pelanggaran Tahun

2002

toko

obat

obat keras (Obat Daftar G).

Pembinaan dan pengawasan dari Seksi Kefarmasi terutama mendata toko obat yang tidak mempunyai izin operasional dan memberikan Peringatan / Teguran pada toko obat yang belum mempunyai izin serta melakukan pelanggaran dalam pengelolaan obat, termasuk menegur Asisten Apoteker penanggung jawabnya, supaya hadir ke toko obat untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian. 3) Upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sikap & motivasi serta upaya manajerial dengan memberikan tuntunan kepada pemberi pelayanan dalam melakukan praktek pengobatan. Misalnya dengan memberlakukan pedoman pengobatan dasar, daftar obat esensial untuk pemilihan obat, menerapkan sistem pemantauan dan supervisi serta umpan balik terhadap penggunaan obat generik. 4) Melakukan penyuluhan dan menerbitan Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT),

bagi industri rumah tangga yang belum mempunyai

label tetapi telah memenuhi syarat kesehatan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat & Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April 2003 tentang Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). 5) Melakukan pembinaan dan pengawasan serta menyarankan kepada pengelola industri rumah tangga yang masih memiliki Sertifikat Industri Rumah Tangga Pangan dengan kode SP-IRT

agar ditukar/diganti

dengan (P-IRT), sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan

Obat

&

Makanan

Republik

Indonesia

Nomor

:

HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April 2003 tentang Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT).

197

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

6) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana distributor makanan-minuman yang masih mengedarkan makanan-minuman yang telah kadaluarsa, rusak / tidak layak dikomsumsi ataupun makananminuman yang tidak memenuhi syarat / tidak ada izin edar.

3. Seksi Jaminan Kesehatan a. Masalah : 1) Sistim Pengelolaan keuangan berdasarkan sistim klaim, sementara pengelola Jamkesmas dan Jampersal belum paham tentang pelaporan dan pendanaan ini. 2) Tahun 2012 ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan dana Jamkesmas dan Jampersal belum optimal, hal ini dikarenakan keterlambatan keluarnya Perwako yang mengatur tentang pencairan dana jamkesmas dan Jampersal serta tidak tercatat dengan baik kunjungan peserta Jamkesmas di wilayah Puskesmas. 3) Masih kurang optimalnya pencatatan dan pelaporan Puskesmas ke DKK serta laporan bulanan yang masih tidak tepat waktu setiap tanggal 5 sehingga terganggunya administrasi pelaporan DKK. b. Pemecahan Masalah 1) Agar pengelola Jamkesmas dan Jampersal

dapat diberikan pelatihan

dalam sistem pelaporan dan pendanaan dengan menggunakan sistem Klaim. 2) Agar program Jamkesmas dan Jampersal ditingkatkan sosialisasinya bagi lintas program dan lintas sektor demi lancar dan validnya pencatatan dan pelaporannya untuk perencanaan

dan pemecahan masalah ditahun

berikutnya. 3) Agar dalam pencatatan dan pelaporan petugas Jamkesmas dan Jampersal di Puskesmas lebih teliti 4) Agar pelaporan laporan bulanan dan pencairan Klaim tepat waktu setiap bulannya sampai di DKK sesuai dengan waktu yang telah ditentukan 5) Agar pengelola program Askes Kemitraan / Jamkesda lebih meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas dan DKK menjadi lebih baik. 6) Agar pengelola program Askes Kemitraan / Jamkesda meningkatkan sosialisasinya bagi lintas program dan lintas sektor demi lancar dan

198

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

validnya pencatatan dan pelaporannya untuk perencanaan

dan

pemecahan masalah ditahun berikutnya. 7) Agar dalam pemanfaatan dana kapitasi Askes Kemitraan / Jamkesda lebih efektif dan efisien. 8) Agar para pemberi kebijakan lebih penegasan kepada pengelola, pimpinan Puskesmas serta lintas program lainnya dalam sistem pelaporan dan pencatatan dan pelaporan bulanan di puskesmas dan jaringannya.

199

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013

BAB IX PENUTUP Dalam Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang ini, tersusun kebijakan yang selanjutnya dibuat Program dan dirinci dalam bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahun 2012. Pada tahun ini, Dinas Kesehatan melaksanakan 58 kegiatan dalam 20 program untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan. Berbagai kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, dan sebagian kegiatan lainnya dilaksanakan dengan menjalin kerja sama dengan organisasi lain serta pihak lain yang berkompeten. Pembangunan Kesehatan di Dinas Kesehatan tahun 2012 secara umum dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan kegiatan tahun 2012 mempunyai kendala dan hambatan dalam melaksanakan kegiatan salah satunya adalah terlambatnya pencairan anggaran, keterbatasan tenaga dan sarana yang secara

umum dapat

mengganggu pencapaian tingkat kinerja. Demikianlah laporan tahunan 2012 Dinas Kesehatan ini disusun semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

200