MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER DI LEMBAGA

Download dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan membentuk akhlak al karimah peserta didiknya, tentunya memerlukan manajemen yang profesi...

0 downloads 521 Views 78KB Size
Journal of Islamic Education Management

132

ISSN: 2461-0674

Manajemen Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Islam

Rusmaini Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang [email protected] Abstrak: Pendidikan Karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara serta membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan. Lembaga Pendidikan Islam sebagai suatu organisasi pendidikan bukan saja besar secara fisik, tetapi juga mengemban misi yang besar dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan membentuk akhlak al karimah peserta didiknya, tentunya memerlukan manajemen yang profesional. Implementasi manajemen pendidikan karakter di Lembaga Pendidikan Islam dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi dalam setiap bidang studi. Kata Kunci : Manajemen, Pendidikan Karakter, Lembaga Pendidikan Islam Abstract: Character Education teaches habitual ways of thinking and behavior that help individuals to live and work together as family, community, and state and help them to make responsible decisions. Islamic Education Institution as an educational organization not only big physically, but also carrying a big and noble mission to educate the life of the nation, and form morals al karimah learners, of course require professional management. Implementation of character education management in Islamic Educational Institutions starts from planning, organizing, implementation and evaluation in every field of study. Keywords: Education Management, Character Education, Islamic Education Institution

iptek membawa dampak karakter/moral

Pendahuluan Apa

yang

terjadi

saat

ini

yang

cukup

berat

apabila

peng-

merupakan pembuktian atas prediksi

embangan iptek tidak dilandasi rasa

para

tanggung

futurolog.

lompatan

iptek,

Dengan

lompatan-

dunia

semakin

jawab,

Dengan demikian, disatu pihak,

semakin kompleks dan cenderung tidak

iptek

beraturan.

unggulannya

kemudahan

adanya

perusakan lingkungan dan peperangan.

mengglobal dan realitas kehidupan

Berbagai

seperti

semakin

menampakkan dalam

ke-

memberikan

manusia diperoleh berkat kemajuan

fasilitas kemudahan untuk kehidupan

iptek, namun dilain pihak kemajuan

manusia, namun di lain pihak tengah

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare

Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147

133

terjadi benturan nilai-nilai kehidupan

emosional,

yang tidak terelakkan bahkan telah

berdampak manusia kurang mampu

menyeret manusia saat ini kepada krissi

berpikir jernih, cenderung memandang

multi dimensi. Krisis semacam ini,

persoalan secara simplistik, dan pada

apabila

memiliki

gilirannya menjadikan manusia sebagai

ketahanan diri sekaligus fleksibelitas

objek penderita iptek yang dikendali-

diri

kan oleh superioritas iptek.

manusia

dalam

tidak

menghadapi

dampak-

dampak

dari

lompatan-lompatan

kemajuan

iptek

di

luar

dan

spiritual

akan

Secara praktis, untuk mengatasi

dirinya,

kemungkinan terjadinya dehumanisasi

.manusia dihadapkan pada berbagai

yang diakibatkan oleh kemajuan iptek

pilihan yang bersifat multi-dimensional

terpulang pada persoalan pendidikan.

yang

Pendidikan sebagai sub-sistem sosial

memerlukan

kematangan

moral/karakter dan intekltual. Manusia

memiliki

memerlukan

intelektual

mendayagunakan potensi manusia agar

dalam mengkritisi berbagai wacana

menjdi lebih baik dan lebih matang.

pemikiran yang muncul ke permukaan.

Apa saja yang harus dipersiapkan

Manusia

pendidikan

dalam

kematangan emosional untuk hidup

antisipasi

dampak

kreatif dan kompetitif yang didasarkan

kecenderungan

atas jalinan sosial yang harmonis. Hal

kebudayaan nasional ?

ini

kecerdasan

memerlukan

berarti

manusia

kematangan

memerlukan

memerlukan

spiritual

sebagai

peran

Hal sistem

ini

strategis

dalam

rangka

meng-

buruk

dari

perkembangan

juga

mempengaruhi

pendidikan

Lembaga

Ada

beberapa

perwujudan ikatan transendental antara

Pendidikan

dirinya dengan Sang-Khaliq. Kriteria

kecenderungan global yang berkaitan

kematangan tersebut merupakan modal

dengan tantangan pendidikan di masa

terpenting

dalam

kini, yang perlu mendapat perhatian

mengembangkan diri secara optimal,

serius. Kalau dilihat secara fungsional

terbuka

paedagogis, masalah pendidikan utama

bagi

terhadap

manusia

perubahan,

akan

Islam.

di

tetapi selektif dalam memilih nilai-nilai

yang dihadapi bangsa

kehidupan.

dewasa

seimbangan

Sebaliknya, antara

ketidakintelektual,

ini

ialah

Indonesia bagaimana

menyiapkan generasi mudanya, agar

Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674

134

memiliki kemampuan untuk dapat

bersaing dan tidak tersesat dalam

menjawab

menghadapi kehidupan yang diwarnai

segala

tantangan

yang

mereka hadapi di kemudian hari.

budaya

Fenomena sosial yang akhirakhir

ini

muncul

Karakter

pengetahuan

dan

teknologi.

mendorong

Dari latar belakang di atas,

untuk

merumuskan

pendidikan karakter dianggap menjadi

Nasional

Pembangunan

pemerintah Kebijakan

ilmu

Bangsa.

untuk

membangun

karakter

Rencana

bangsa Indonesia. Oleh karena itu,

Panjang

point penting yang perlu mendapat

Nasional tahun 2005 – 2025 (Undang-

perhatian Lembaga Pendidkan Islam

Undang Republik Indonesia Nomor 17

adalah bagaimana manajemen lembaga

Tahun

pendidikan Islam dalam membangun

Pembangunan

Dalam

solusi

Jangka

2007)

menyatakan

“....

terwujudnya karakter bangsa yang

karakter peserta didik.

tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,

Dalam Undang-Undang sistem

dan bermoral berdasarkan Pancasila,

Pendidikan nasional (UUSPN) (2003,

yang dicirikan dengan watak dan

hlm,12),

perilaku

masyarakat

bernama Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Indonesia yang beragam, beriman dan

sejajar dengan Sekolah Dasar (SD),

bertakwa kepada Tuhan Yang maha

Madrasah Tsanawiyah (MTs) sejajar

Esa,

bertoleran,

dengan Sekolah Menengah Pertama

bergotong royong, berjiwa patriotik,

(SMP, Madrasah Aliyah (MA) sejajar

berkembang dinamis, dan berorientasi

dengan sekolah Menengah Atas (SMA)

iptek.”

atau

manusia

berbudi

dan

luhur,

Kelanjutan

serta

peningkatan

mutu eksistensi bangsa dikemudian hari

akan

bergantung

kepada

pendidikan

Sekolah

Islam

Menengah

yang

Kejuruan

(SMK) dan disebut dengan lembaga Pendidikan Islam. Lembaga

Pendidikan

Islam

kemampuan generasi muda. Persoalan

sebagai suatu

pokok

adalah

bukan saja besar secara fisik, tetapi

bagaimana cara menyiapkan sumber

juga mengemban misi yang besar dan

daya

tangguh,

mulia untuk mencerdaskan kehidupan

berkarakter, dan religius, yang mampu

bangsa, dan membentuk akhlak al

yang

kita

manusia

hadapi

yang

organisasi pendidikan

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare

Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147

135

karimah peserta didiknya, tentunya

organisasi yang telah ditetapkan. Millet

memerlukan

(1954) management in the process of

manajemen

yang

profesional.

directing and facilitating in the work of

Para ahli memberikan batasan yang

berbeda

batasan

achiave a desired goal. Balderton

manajemen, karena itu tidaklah mudah

(1957) management is stimulating, and

memberikan arti yang universal yang

directing of human effort to utilize

dapat diterima semua orang. Ada

effectively materials and facilities to

beberapa pendapat para ahli yang

attain an objective. Terry (1972)

memberikan

manajemen

management is getting things done

sebagai berikut (Asep Suryana dan

throught the effort of other people.

Suryadi 2009, hlm. 16). Encyclopedia

Blanchard (2001:3) management as

of

working with and through individuals

the

tentang

people organization informal group to

definisi

social

management may

sciences

(1957)

be defined as the

and

growth

to

accomplish

process by which the execution of a

organizational goals. Sudjana (2000:7)

given purpose is put into operation and

berpendapat : manajemen merupakan

supervised. Rue dan Byars (1996:9)

rangkaian berbagai kegiatan wajar yang

management

dilakukan

is

a

process

that

seseorang

berdasarkan

invalesguiding or directional group of

norma-norma yang telah ditetapkan

people toward organizationl goals or

dan dalam pelaksanaannya memiliki

objectivitas. Hersey dan Blanchard

hubungan dan saling keterkaitannya

(1988:144)

dengan

manajemen

merupakan

lainnya.

Hal

tersebut

suatu proses bagaimana pencapaian

dilaksanakan oleh orang atau beberapa

sasaran

orang yang ada dalam organisasi dan

organisasi

kepemimpinan. manajemen perencanaan,

Stoner merupakan

melalui (1992:8) proses

pengorganisasian,

diberi

tugas

untuk

melaksanakan

kegiatan tersebut. Manajemen sebagai suatu seni

yang tercermin dalam

pengarahan, dan pengawasan usaha-

pengertian

usaha para anggota organisasi dan

American

penggunaan sumber daya organisasi

Engineers : Management is the art and

lainnya

science of organizing and directing

agar

mencapai

tujuan

yang Society

dikemukakan of

Mechanical

Journal of Islamic Education Management

136

ISSN: 2461-0674

human effort applied to control the

Sedangkan pendidikan dipandang

forces utilize the materials of nature

sebagai wahana untuk memanusiakan

for the benefit of man.

manusia terikat oleh dua misi penting,

Berdasarkan pendapat tersebut di

yaitu

homonisasi

dan

humanisasi

atas dapat disimpulkan manajemen

(Rohmad

merupakan kemampuan khusus yang

proses

dimiliki

berkepentingan untuk memposisikan

oleh

seseorang

untuk

Mulyana:103). homonisasi,

pendidikan

melakukan suatu kegiatan baik secara

manusia

perseorangan ataupun bersama orang

memiliki keserasian dengan habitat

lain atau melalui orang lain dalam

ekologinya. Manusia diarahkan untuk

upaya

mampu

mencapai

tujuan

organisasi

sebagai

Sebagai

makhluk

memenuhi

yang

kebutuhan-

secara produktif, efektif dan efisien.

kebutuhabn

biolugis

Pada prinsipnya terdapat tiga fokus

makan,minum,

pekerjaan,

dalam mengartikan manajemen, yaitu:

tempat

Pertama, manajemen sebagai suatu

kebutuhan biologis lainnya dengan

kemampuan

atau

selanjutnya

menjadi

manajemen

sebagai

tinggal,

seperti sandang,

berkeluarga,

dan

keahlian

yang

cara-cara yang baik dan benar. Dalam

cikal

bakal

proses homonisasi seperti itu, maka

suatu

profesi.

pendidikan

dituntut

untuk

mampu

Manajemen suatu ilmu menekankan

mengarahkan manusia pada cara-cara

perhatian

pemilihan dan pemilahan nilai sesuai

pada

kemampuan

keterampilan manajerial

dan yang

dengan

kodrat

biologis

manusia.

diklasifikasikan menjadi kemampuan/

Demikian pula, pendidikan sebagai

keterampilan teknikal, manusiawi dan

proses

konseptual. Kedua, manajemen sebagai

manusia untuk hidup sesuai dengan

proses

kaidah

yaitu

dengan

menetukan

humanisasi

moral,

karena

manusia

langkah yang sistematis dan terpadu

hakikatnya

sebagai aktivitas manajemen. Ketiga,

memiliki karakter. Karakter manusia

manajemen sebagai seni tercermin dari

berkaitan

perbedaan gaya (style) seseorang dalam

manusia, dan lingkungan. Pendidikan

menggunakan

seyogyanya tidak mereduksi proses

atau memberdayakan

orang lain untuk mencapai tujuan.

adalah

mengarahkan

dengan

makhluk

Tuhan,

yang

sesama

pembelajarannnya hanya semata-mata

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare

Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147

137

untuk kepentingan salah satu segi

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

kemampuan saja,

menjadi warga negara demokratis dan

melainkan harus

mampu menyeimbangkan karakter dan

bertanggung

intelektual.

sejumlah

jawab nilai

mengandung penting

bagi

Dengan demikian, karakter dan

pembangunan karakter bangsa. Dari

pendidikan merupakan dua hal yang

tujuan pendidikan nasional tersebut

satu

tampak bahwa sebagian besar nilai

sama

lainnya

tidak

dapat

dipisahkan. Bahkan ketika pendidikan

yang

cenderung

sebagai

didominasi oleh nilai-nilai mora luntuk

wahana trasfer pengetahuan, seperti

pembentukan karakter dari pada oleh

yang diyakini oleh sebagian besar

nilai

penganut aliran kognitivisme, disana

keindahan.

diperlakukan

hendak

dikembangkan

kebenaran

ilmiah

dan

lebih

nilai

telah terjadi pembentukan karakter

Karakter menurut Pusat Bahasa

yang setidaknya bermuara pada nilai-

Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,

nialai kebenaran intelektual. Demikian

kepribadian, budi poekerti, perilaku,

pula ketika proses pendidikan sangat

personalitas, sifat, tabiat, tempramen,

sarat dengan pembelajaran keterampil-

watak.” (Mendiknas 2010). Berkarakter

an

adalah

teknis

seperti

yang

banyak

berkepribadian,

dilakukan oleh lembaga pendidikan

bersifat,

ketrampilan

Sedangakan

baik

formal

maupun

bertabiat,

berperilaku,

dan

berwatak”.

menurut

nonformal, di dalamnya terdapat proses

Musfiroh

pembentukan karakter.

mengacu kepada serangkaian sikap

Secara umum hubungan antara karakter

dengan

pendidikan

(attitudes),

(UNY,

Tadkirotun

2008),

perilaku

karakter

(behaviors),

dapat

motivasi (motivations), dan keterampil-

dilihat dari tujuan pendidikan itu

an (skills). Karakter berasal dari bahasa

sendiri. Seperti yang terdapat dalam

Yunani yang berarti “to mark” atau

tujuan

menandai

pendidikan

nasional,

dan

memfokuskan

pengembangan potensi peserta didik

bagaimana

mengaplikasikan

nilai

agar menjadi manusia yang beriman

kebaikan dalam bentuk tindakan atau

dan bertakwa kepada Tuhan Yang

tingkah laku, sehingga orang yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku

Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674

jelek lainnya dikatakan orang yang

ilmu,

berkarakter jelek, Sebaliknya, orang

berkorban, pemberani, dapat dipercaya,

yang perilakunya sesuai dengan kaidah

jujur, menepati janji, adil, rendah hati,

moral

malu berbuat salah, pemaaf, berhati

disebut

dengan

berkarakter

mulia.

sabar,

berhati-hati,

138

rela

lembut , setia, bekerja keras, tekun,

Dalam bahasa Inggris, character,

ulet/gigih, teliti, berimisiatif, berpikir

memiliki arti watak, sifat, peran, dan

positip, disiplin, antisipatif, inisiatif,

huruf. Karakter juga dapat diartikan

visioner,

bersahaja,

mental or moral qualities that make a

dinamis,

hemat

thing different from others, atau all

menghargai waktu, pengabdian atau

those qualities that make a thing what

dedikatif, pengendalian diri, produktif,

it is different from others. Dengan

ramah,

demikian, karakter adalah sifat-sifat

sportif, tabah, terbuka, tertib (Aan

kejiwaan, akhlaq, atau budi pekerti

Hasanah 2012, hlm. 40). Individu yang

yang membedakan seseorang dengan

berkarakter memiliki kesadaran untuk

yang lain. Karakter ialah suatu kualitas

berbuat yang terbaik atau unggul,

positip

selain

yang

dimiliki

seseorang

cinta

itu

bersemangat, atau

efisien,

keindahan

individu

juga

bertindak

memiliki

khas.

kesadarannya tersebut. Individu yang

Karakter adalah satu set perilaku yang

bersangkutan adalah seseorang yang

bersumber dari suatu kehendak yang

berusaha

sudah biasa dan sering dilakukan

terbaik terhadap Tuhan Yang Maha

secara terus menerus, sehingga menjadi

Esa,

kebiasaan.

bangsa

yang

Sedangkan karakter mulia berarti individu

memiliki

potensi

mampu

sehingga membuatnya menarik dan kepribadian

sesuai

(estetis),

melakukan

dirinya, dan

hal-hal

sesama, negara

dan

yang

lingkungan, serta

dunia

internasional pada umumnya dengan

penegetahuan

mengoptimalkan potensi (pengetahuan)

tentang potensi dirinya, yang ditandai

dirinya dan disertai dengan kesadaran,

dengan

emosi, dan motivasinya (perasaannya).

nilai-nilai

seperti reflektif,

percaya diri, rasional, logis, kritis,

Doni Kusuma (2007, hlm.194}

analitis, kreatif dan inovatif, mandiri,

mengemukakan pendidikan karakter

hidup sehat, bertanggung jawab, cinta

adalah usaha yang dilakukan secara

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare

Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147

139

individu dan sosial dalam menciptakan

membuat seseorang memiliki sikap

lingkungan

bagi

peduli dan perhatian terhadap orang

pertumbuhan kebebasan individu anak.

lain maupun kondisi sosial lingkungan

Pendidikan

merupakan

sekitar, Respect, bentuk karakter yang

dinamika pengembangan kemampuan

membuat seseorang selalu menghargai

yang berkesinambungan dalam diri

dan

manusia untuk menginternalisasikan

Citizenship,

nilai sehingga menghasilkan disposisi

membuat seseorang sadar hukum dan

aktif dan stabil dalam individu.

peraturan

kan

yang

kondusif

karakter

menghormati

serta

Pendidikan Karakter mengajar-

lingkungan

kebiasaan

bentuk

perilaku

yang

cara

berpikir

membantu

dan

bentuk

orang

lain.

karakter

yang

peduli

alam.

karakter

terhadap

Responsibility, yang

membuat

individu

seseorang bertanggung jawab, disiplin,

untuk hidup dan bekerja bersama

dan selalu melakukan sesuatu dengan

sebagai keluarga,

sebaik mungkin.

masyarakat,

dan

bernegara serta membantu individu

Jika dicermati dari pendapat

untuk membuat keputusan yang dapat

tersebur di atas, pendidikan karakter

dipertanggung

Karakter

relevan dengan pendidikan akhlaq di

yang menjadi acuan seperti yang

Lembaga Pendidikan Islam, dan tujuan

terdapat dalam The Six Pillars of

pendidikan

character

membentuk

jawabkan.

yang

dikeluarkan

oleh

character Counts! Coalition ( a project

Islam

yang

berupaya

kepribadian

individu

berakhlaq al karimah.

of the Joseph Institute of Ethics) sebagaimana dikutip oleh Aan Hasanah (2012,

hlm.

43)

sebagai

berikut:

Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat

seseorang

menjadi

ber-

integritas, jujur, dan loyal. Fairness, bentuk

karakter

yang

membuat

seseorang memiliki pemikiran terbuka srta tidak suka memanfaatkan orang lain. Caring, bentuk karakter yang

Pembahasan Implementasi

Manajemen

Pendididkan Karakter di Lembaga Pendidikan Islam Pendidikan

karakter

di

Lembaga Pendidikan Islam adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi

komponen

pengetahuan,

Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674

kesadaran

atau

kemauan,

dan

pengaplikasian nilai-nilai tersebut. Penyelenggaraan

pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan

pendidikan

Islam sebagai wadah resmi pembinaan

karakter di Lembaga Pendidikan Islam

generasi

harus

meningkatkan

berpijak

karakter

kepada yang

nilai-nilai

muda

diharapkan peranannya

dapat dalam

selanjutnya

pembentukan kepribadian peserta didik

dikembangkan menjadi nilai-nilai yang

melalui peningkatan intensitas dan

lebih banyak atau lebih tinggi sesuai

kualitas pendidikan karakter.

dengan

dasar,

140

kebutuhan,

kondisi,

dan

lingkungan itu sendiri. Dewasa

ini

Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang penting-

banyak

pihak

nya upaya peningkatan pendidikan

menuntut

peningkatan intensitas dan

karakter pada jalur pendidikan formal.

kualitas

pelaksanaan

Namun

pendidikan

demikian,

ada

perbedaan-

karakter pada lembaga pendidikan

perbedaan pendapat di antara mereka

formal. Tuntutan tersebut didasarkan

tentang

pada

pendidikannya. Hal ini tidak terlepas

fenomena

berkembang,

sosial

yakni

yang

meningkatnya

pendekatan

bagaimana

me-menege

dan

model

pendidikan

kenakalan remaja dalam masyarakat,

karakter tersebut di sekolah. Solusi

seperti

perkelahian

yang

berbagai

kasus

massal

dekadensi

dan

dapat

diterapkan

dalam

moral

menerapkan pendidikan karakter di

lainnya. Bahkan di kota-kota besar

Lembaga Pendidikan Islam adalah

tertentu, gejala tersebut telah sampai

sebagai berikut.

Manajemen Pendidikan Karakter

Perencanaan

Organisasi

Pelaksanaan

Evaluasi

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare

Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147

141

memelihara dan menjaga kesehatan

Tahapan Perencanaan Perencanaan Pendidikan karakter

jasmaninya, serta memanfaatkannya

Lembaga

Islam

untuk dapat mendukung tercapainya

hendaknya relevan dengan Tujuan

tujuan pendidikan yang diinginkan. 2)

Pendidikan Islam. Tujuan merupakan

Kualitas psikologis yang stabil, dalam

kristalisasi nilai-nilai yang diarahkan,

arti memiliki pengetahuan yang luas

sekaligus

pada

dan ketajaman analisis rasional yang

program dan proses berikutnya. Nilai

tinggi, memiliki ketenangan jiwa, serta

yang

tujuan

kemapanan emosional. 3) Memiliki

berdimensi keIslaman, keIndonesiaan,

sikap perilaku sosial yang terpuji,

serta tujuan praktis pembelajaran.

terutama

di

Pendidikan

memberi

terkandung

Tujuan

makna

dalam

pendidikan

berupa

kepekaan

atau

Islam

kepedulian sosial yang tinggi dan

totalitas

sebagai warga negara yang baik dalam

pribadi manusia secara utuh yang

keikutsertaannya secara aktif, baik

meletak-kan manusia sebagai titik tolak

langsung

(starting point) dan sebagai titik tujuan

dalam

(ultimate goal). Untuk itu, dalam

bangsa. 4) Kualitas psikomotorik yang

sistem pendidikan Islam harus dapat

tinggi. Kualitas ini termanifestasi pada

mengkombinasikan ilmu dengan amal

kemampuan

dan adab (haidar Bagir 1988; hlm. 59).

menguasai sejumlah keterampilan dan

Dengan

skill tertentu sesuai dengan tuntutan

menitikberatkan

kepada

demikian,

akan

terbentuk

maupun

tidak

pelaksanaan

pembangunan

paserta

didik

lapangan

diistilahkan dengan manusia paripurna.

profesional. 5) Memiliki kepribadian

Samsul Nizar (2001: hlm.173)

yang tangguh dan mandiri. 6) Memiliki

enam

yang

kualitas

manusia paripurna, sebagai berikut. 1)

kepada

Jasmani yang sehat dan menunjang

mewarnai

terbentuknya

sehingga menumbuhkan sikap terpuji.

dan

prestasi

keilmuan yang maksimal. Untuk itu,

Allah

dan

secara

karakteristik

sikap

keimanan

ada,

dalam

manusia yang berkualitas, yang dapat

mengemukakan

kerja

langsung,

SWT,

seluruh

Ketentuan

Allah

ketakwaan

dan

mampu

aktivitasnya,

mengenai

pendidikan harus mampu menstimuli

kualitas manusia tersebut, mengandung

peserta

konsekuensi harapan, bahwa dalam

didiknya

agar

mampu

Journal of Islamic Education Management

142

ISSN: 2461-0674

masa perjalanan hidupnya manusia

Islam dirancang dalam suatu program

harus tetap “fii ahsani taqwim” dan

di sekolah. Program dirancang secara

tidak menjurus ke “asfalasaafilin”.

terencana dan terukur untuk dapat

Manusia

mencapai

diciptakan

Allah

selain

tujuan

menjadi hamban-Nya, juga menjadi

sudah

penguasa (khalifah ) di muka bumi.

menentukan

Selaku hamba dan “khalifah”, manusia

pendidkan.

telah diberi kelengkapan kemampuan

Karakter

jasmaniah dan rohaniah yang dapat

menanamkan

ditumbuhkembangkan

melalui

seoptimal

ditentukan.

adalah

tugas pokok kehidupannya di dunia.

ketercapaian Pendidikan

bentuk

pembelajaran,

penegakan aturan.

kemanusiaannya untuk melaksanakan

akan

nilai-nilai

berdaya

ikhtiar

Program

Program

peneladanan,

dalam

yang

kualitas

mungkin, sehingga menjadi alat yang guna

pendidikan

upaya karakter

pembiasaan,

pemotivasian

serta

1. Pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan

Dapat disimpulkan bahwa tujuan

seseorang secara disengaja dikelola

pendidikan Islam adalah membentuk

untuk memungkinkan ia turut serta

kepribadian

dalam tingkah laku tertentu. Di

peserta

didik

menjadi

manusia paripurna, sebagai ‘abd Allah

dalam

dan khalifah fi al-ard yang berakhlak

interaksi antara pendidik dan peserta

al-karimah,

didik, melibatkan unsur-unsur yang

seimbang kehidupan.

secara dalam

serasi berbagai

Hal ini

perencanaannya

dan

bidang

berarti dalam

nilai-nilai

karakter

saling

pembelajaran

mempengaruhi

terdapat

untuk

mencapai tujuan yangdiharapkan. Pemahaman

konseptual

tetap

dasar secara ekspilsif tercantum dalam

dibutuhkan sebagai bekal konsep-

visi, misi dan tujuan sekolah, dan

konsep nilai yang kemudian menjadi

direalisasikan

perwujudan

dalam

setiap

mata

pelajaran di sekolah. Tahapan Mengorganisir Pengorganisasian Karakter

karakter

Mengajarkan

karakter

memberikan

pemahaman

tertentu. berarti pada

peserta didik tentang struktur nilai Pendidikan

di Lembaga Pendidikan

tertentu,

keutamaan,

dan

mashlahatnya. Proses pembelajaran

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare

143

Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147

nilai-nilai

karakter

bagian dari

merupakan

uswatunhasanah

yang

artinya

intervensi, sebuah

teladan yang baik. Guru hendaknya

proses yang sengaja menciptakan

menjadi contoh dan teladan yang

pembelajaran berprespektif karakter

baik

dalamproses

keteladan dari guru/tenaga pendidik

Misalnya,

pembelajaran. meskipun

keimanan

dan

bagi peserta didik. Dengan

tenaga

kependidikan

akan

berada pada dimensi hati, tetapi

menjadi model dan karakter ideal

pondasi aqli puun sangat diperlukan

bagi

guna memperkokoh keimanan yang

Dengan

bersifat”dinamis

dapat

“itu.

Dalam al

peserta

didik

demikian

di

sekolah.

peserta

mudah

didik

mendapatkan

Quran banyak ditemukan kalimat-

gambaran tentang akhlak mulia

kalimat

sesuai dengan nilai-nilai krakter

yang

berkaitan

dengan

kegiatan berfikir (misalnya: ta’qilun,

yang dikehendaki.

tafakur, tadzabur, dll). Hal tersebut

3. Pembiasaan.

menunjukan bahwa aspek kognitif

karakter

berguna dalam menjelaskan banyak

aspekyang sangat penting sebagai

hal

bagian darim proses pembentukan

dalam

banyak

sisi

dari

Dalam

pendidikan

pembiasaan

merupakan

keimanan. Tidak hanya itu, akal

sikapndanperilakuyang

juga dapat memberi alasan yang

menetap

kuat terhadap pola sikap dan tingkah

melalui proses pembelajaran yang

laku yang merupakan manifestasi

berulang-ulang. Internalisasi nilai-

dari

nilaikarakter

iman.

Misal

akal

dapat

dan

bersifat

relatif otomatis

dapat

dilakukan

pembiasaan

nilai-nilai

menjelaskan mengapa setiap orang

dengan

harus

kepada

tersebut dalam kehidupan sehari-

tamu,

har, seperti nilai kejujuran, tenggang

berbuat

tetangganya,

baik

menghormati

dan berbicara secara baik.

rasa, sabar, keadilan, kebersihan.

2. Keteladan. Dalam al Quran kata

Olehkarena itu prmbiasaan merupa-

teladan diproyeksikan dengan kata

kan

uswah, yang kemudian diberikan

stabilisasi dan pelembagaan nilai-

sifathasanah

nilai karakter dalam diri peserta

yang

Sehinggaterdapat

berarti

baik.

ungkapan

didik.

upaya

untuk

melakukan

Journal of Islamic Education Management

144

ISSN: 2461-0674

4. Pemotivasian. Motivasi berfungsi

harus dilakukan, mana yang boleh

sebagai motor pengerak aktivitas.

dan tidak boleh dilakukan peserta

Motivasi berkaitan dengan tujuan

didik. Penegakan aturan hendaknya

yang hedak dicapai. Memotivasi

dihendaknya

berarti juga melibatkan peserta didik

konsisten dan berkesinambungan,

dalam proses pendidikan.

sehingga segala kebiasaan baik dari

didik

diberi

Peserta

kesempatan

untuk

berkembang secara optimal dan mengeksplorasi yang

seluruh

adanya

motivator

senantiasamenunjukan

aturan

akan

potensi

dianugerahkan

menjadi

penegakan

secara

membentuk karakter berprilaku.

Allah

Tahapan Pelaksanaan

kepadanya. Oleh karena itu guru harus

dijalankan

dan

Proses pelaksanaan pendidikan karakter

di

sekolah

meliputi,

empati

kurikulum, pendidik, peserta didik,

terhadap peserta didik yang sedang

alat pendidikan, strategi dan metode.

berupaya menemukan kepribadian

Dalam

dan kapasitasnya. Dengan demikian

pendidkan karakter, harus memnuhi

peserta didik akan merasa terdorong,

beberapa

unruk melakukan tindakan-tindakan

mengimplementasikannya

yang dilandasikesadaran akan jati

lebih efektif. Adapun prinsip-prinsip

diri

tersebut antara lain; a) terintegrasi

dan

tanggungjawab

yang

disertai dengan keimanan. 5. Penegakan

prinsip,

kurikulum

supaya

dalam menjadi

antara satu bidang studi dengan bidang

Pelaksanaan

studi lainnya, b) relativitas, pendidikan

nilai-nilai karakter membutuhkan

karakter merupakan satu sistem yang

pengawasan.

mempunyai hubungan dengan sistem

merupakan diperhatikan

Aturan.

penyusunan

Penegakan aspek dalam

yang

aturan harus

pendidikan,

lain,

dan

mendesain

c)

pendidikan

kurikulum

yang

dapat dapat

terutama pendidikan karakter. Pada

menyelesaikan

proses awal pendidikan karakter

masyarakat atau mengubah struktur

penegakan aturan merupakan setting

masyarakat.

limit, dimana ada batasan yang tegas dan jelas mana yang harus dan tidak

Keberadaan

masalah-masalah

pendidik

sebagai

salah satu komponen pendidikan sangat

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare

Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147

145

mempengaruhi

proses

pendidikan

karakter. Karakteristik yang seorang

pendidik

pendidikan

dalam

berpengaruh

ketercapaian

dimiliki

tujuan

proses terhadap

pendidikan.

pengaruh

faktor-faktor

lingkungan,

dan

keturunan,

diri (self).

Agar

peserta didik dapat berkembang secara optimal,

maka

pendidik

melaksanakan

proses

dalam

pendidilan

Adapun yang patut digaris bawahi

hendaknya memperhatikan kepribadian

dalam konteks pendidikan karakter

peserta didik.

adalah pendidik memberi tauladan,

Alat pendidikan merupakan suatu

pembiasaan dan motivasi terhadap

bagian yang integral dalam proses

peserta didik.kemampuan.

pendidikan karakter. Alat pendidikan

Peserta didik tidak hanya sebagai

merupakan sarana dan prasarana untuk

obyek, akan tetapi sekaligus berperan

menunjang

sebagai

pendidikan karakter. Oleh karena itu,

subyek

pendidikan.

Oleh

karena itu, dalam upaya mencapai

alat

keberhasilan

perhatian

tujuan

Pendidik perlu

pendidikan.

memahami kriteria

umum peserta didik. Secara umum peserta didik memiliki kriteria sebagai

terlaksananya

pendidikan

proses

perlu

serius,

mendapat

agar

proses

pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik. Strategi

pembelajaran

yang

berikut:tiap-tiap peserta didik memiliki

semestinya

sifat kepribadian yang unik;tiap peserta

pendidikan karakter adalah dengan

didik

pendekatan

memilki

kecerdasan

yang

dikembangkan

analitis

kritis

dalam

dimana

berbeda-beda;tiap tahap pertumbuhan

peserta didik diberi kesempatan dan

peserta

iklim yang kondusif bagi kebebasan

didik

mempunyai

ciri-ciri

tertentu (Retno, 1994, hlm 70). Peserta

intelektual

didik merupakan pribadi yang tumbuh

vitalitas kerjaintelektual pada dasarnya

dan

berkembang,

kesamaan

dan

yang

memiliki

bergantung

juga

memiliki

intelektual,

yang

pada

memadai.

iklim

Sebab,

kebebasan

dimana

perbedaan pandangan-

perbedaan-perbedaan. Setiap peserta

pendapat,

perbedaan

didik memiliki sifat dan ciri khas

pandangan,

dan

masing-masing. Sifat yang dimiliki

gagasan-gagasan

oleh setiap peserta didik terbentuk dari

memperoleh

perbedaan yang

jaminan.

antara berbeda

Selain

itu,

Journal of Islamic Education Management

146

ISSN: 2461-0674

strategi pembelajaran yang digunakan

Dengan

demikian,

evaluasi

juga harus mampumengarahkan peserta

pendidikan karakter dilakukan secara

didik pada obyek-obyek kehidupan riil

komprehensif,

mereka, bukan sekedar berkonsentrasi

Ketika guru berada di kelas, guru

pada buku-buku teks. Dengan prinsip

membuat

catatan

pembelajaran

mencatat

perilaku yang berkenaan

dengan

nilai

bahwa

Guru

strategi

dan

metode

apapun

dapat

dikembangkan peserta didik. Selain itu,

mendukung

guru dapat pula memberikan tugas

sejauh

vitalitas

kerja

intelektual. Tahapan

yang

kejadian yang memberikan kesempatan Evaluasi

Pendidikan

karakter Evaluasi

pendidikan

Karakter

relevan dengan evaluasi pendidikan Arifin

(2000,

hlm.

238)

mengemukakan evaluasi pendiodikan islam merupakan cara atau teknik penilaian

karakter

yang berisikan suatu persoalan atau

kepada

terhadap

tingkah

laku

manusia didik berdasarkan standar perhitungan

yang

bersifat

komprehensif dari seluruh aspek-aspek mental

psikologis

dan

spiritual religius, karena manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok yang tidak hanya bersifat

religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan

anekdot.

dipahami

pengembangan

pribadi

menerus.

dapat

dikembangkan

kehidupan

terus

ini,

pembelajaran

Islam.

dan

berbakti

masyarakatnya.

kepada

Tuhan

dan

peserta

didik

untuk

menunjukkan nilai yang dimiliknya. Evaluasi tersebut

mencakup aspen

spiritual,

pengetahuan

sosial,

dan

keterampilan peserta didik. Dalam beberapa

proses bentuk

evaluasi yang

ada bisa

dikembangkan untuk dapat melihat capaian peserta didik secara lebih komprehensif. Aspek-aspek penilaian dapat dikembangkan melalui beberapa cara yaitu: tes tertulis, portofolio, tugas terstruktur,

produk

hasil

katya

pembelajar atas kreativitasnya, dan performance atau penampilan diri. Kelima jenis penilaian ini direkap dalam bentuk rekapitulasi nilai. Selanjutnya, untuk memahami perkembangan peserta didik berkaitan dengan

karakternya,

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare

perlu

juga

Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 132-147

147

dilaksanakan Non-tes yang merupakan

melaksanakan

proses

komprehensif.

pengumpulan

memahami

pribadi

kualitatif

melalui

wawancara, autobiografi,

data

untuk

yang

secara

bersifat

:

observasi,

catatan

anekdot,

dan

evaluasi

sosiometri

studi

kasus. Teknik-teknik tersebut bertujuan

Daftar Pustaka Arifin, H.M.,2000. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan teoritis dan Praktis Berdasarkan pendekatan Interdisipliner. Jakarta:L Bumi Aksara

untuk membantu memberi informasi kepada guru untuk mengetahui karakter peserta didik secara komprehensif. Kesimpulan Pendidikan

Karakter

mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga,

masyarakat,

dan

bernegara serta membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat

Dewi, laksmi dan Masitoh., 2012. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat jJenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia. Hasanah, Aan., 2012. Pendidikan Karakter berperspektif Islam. Bandung : Insan Komunika. Kusuma, Doni, A., 2007. Pendidikan Karakter, Strategi Pendidikan Anak Bangsa. Jakatra : Grasindo. Mulyana, Rohmad., 2004. mengartikulasi Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta.

dipertanggung jawabkan. Manajemen Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Islam dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh Kepala

Sekolah,

program-program

perorganisasian yang

diimplikasikan,

akan

selanjutnya

diimplikasikan dalam setiap bidang studi oleh pendidik secara bersama-

Nizar, Samsul., 2001. Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama. Satmoko, Retno S., 1994/1995. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas terbuka : Depdikbud. Suryana, Asep dan Suryadi., 2009. Pengelolaan Pendidkan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam departemen Agama Republik Indonesia.

sama dengan penuh tanggung jawab di lembaga

tersebut.

Untuk

tingkat

keberhasilannya

melihat pendidik

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional., 2003. Jakarta: Dharma Bakti.