MARKET BRIEF Minuman Herbal (Teh Jahe) di Denmark
I.
Pendahuluan Profil Negara: Denmark Denmark merupakan salah satu negara modern dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi yang turut aktif berpartisipasi dalam integrasi politik dan ekonomi di benua Eropa. Denmark bergabung dalam European Union (EU) di tahun 1973. Namun, Denmark tidak tergabung dalam beberapa elemen dari European Union’s Maastricht Treaty, termasuk European Economic and Monetary Union (EMU), persatuan pertahanan Eropa, dan beberapa isu lainnya terkait keadilan dan urusan dalam negeri. Denmark merupakan negara dengan bentukan kerajaan konstitusional yang dipimpin oleh seorang Ratu. Ibukota negaranya adalah Copenhagen, yang terdiri dari 5 area utama yaitu Hovedstaden (Ibukota), Central Jutland, North Jutland, Zealand, dan Southern Denmark. Gambar 1.1 Peta Geografis Denmark
Total area dari negara Denmark adalah 43,094 km2. Wilayah ini termasuk kepulauan Bornholm di laut Baltic, keseluruhan Jutland Peninsula, Sealand, dan Fyn, namun belum termasuk Faroe Islands dan Greenland. Denmark berbatasan langsung dengan
Jerman sejauh 140 km, serta berdekatan dengan negara-negara Skandinavia lainnya termasuk Swedia dan Norwegia. Populasi Denmark hingga bulan July 2014 diperkirakan sekitar 5,569,077 penduduk dengan persentase terbesar dari segi umur adalah yang berkisar antara umur 25-54 tahun sebesar 39.2%, dan umur 65 tahun ke atas sebesar 18.4% dari total populasi. Denmark menempati urutan ke 177 dunia dengan persentase tingkat pertumbuhan sebesar 0.22%. Dari segi area, Copenhagen merupakan kota dengan populasi terbanyak, yaitu dengan 1.206 juta penduduk. Denmark memiliki ekonomi dengan sistem pasar modern yang melibatkan teknologi tinggi dalam sektor agrikultur, industri farmasi yang dinominasi oleh perusahaanperusahaan ternama, terkenal akan sistem pembaruan energi, dan tingkat ketergantungan tinggi terhadap perdagangan asingnya. Warga Denmark memiliki standar hidup yang tinggi, ditandai dengan tingkat kesejahteraan yang disediakan oleh pemerintahan dan pendistribusian pendapatan yang sangat merata. Denmark merupakan net exporter bahan makanan dan energi, dan memiliki surplus dari sistem pembayarannya, namun tetap bergantung terhadap bahan mentah untuk sektor manufaktur. Di dalam EU, Denmark merupakan satu di antara suporter kuat sistem perdagangan bebas. Namun setelah harga perumahan turun drastis di tahun 20082009 ditambah dengan krisis global, Denmark mengalami penurunan permintaan ekspor di tahun 2010. Walaupun defisit, gabungan pemerintahan baru di tahun 2012 membawa perubahan positif terhadap perekonomian. Saat ini Denmark masih menempati posisi paling kuat di antara negara-negara EU di tahun 2013. Tingkat perkembangan PDB Denmark dari tahun 2000-2010 menunjukkan kenaikan setiap periodenya. Dari tahun 2000 ke tahun 2005, PDB diperkirakan naik sebesar 40% (tabel 1.1). Sedangkan dari tahun 2005 ke tahun 2010 diperkirakan naik sebesar 20.6%. Begitu juga dengan pendapatan kotor nasional per kapita, dari tahun 2000 ke tahun 2010 mengalami kenaikan yang menerus (tabel 1.2).
Tabel 1.1 PDB Denmark
Tabel 1.2 Pendapatan per kapita Denmark
Dari segi komoditas yang tersedia untuk dikonsumsi, data yang didapat dari FAO pada tahun 2011 menyatakan bahwa dari segi impor, tempe menempati urutan pertama diikuti oleh gandum, seperti yang bisa dilihat dari tabel 1.3. sedangkan dari segi komoditas ekspor, jelai dan gandum adalah komoditas yang paling banyak diekspor.
Tabel 1.3 Urutan Impor Denmark No.
Komoditas
Kuantitas (ton)
1
Tempe
1723505
2
Gandum
354545
II.
3
Food waste
335400
4
Cake of rapeseed
309101
5
Sunflower cakes
233216
6
Wine
194028
7
Jelai
170122
8
Minyak kelapa sawit
159222
9
Rapeseed
158117
10
Tanaman dan produk ternak
136676
Potensi Pasar 1) Profil Denmark terhadap produk organik dan herbal Dengan populasi hanya mencapai lebih dari lima juta penduduk, Denmark tergolong merupakan pasar yang tidak terlalu besar untuk sebagian besar komoditas makanan dan minuman. Namun, penjualan dan konsumsi dari makanan dan minuman organik termasuk produk herbal telah mencapai angka yang sangat tinggi di Denmark bila dibandingkan dengan produk-produk makanan dan minuman lainnya. Perkembangan dalam sektor ini tergolong sangat cepat dikarenakan kerjasama yang kuat dari tiga pihak yang termasuk di antaranya adalah pemerintah berwenang, petani, dan pedagang retail yang dimulai sejak tahun 1990an. Pada tahun 1993, FDB telah memulai keputusan akan peraturan yang bertujuan untuk mengurangi drastis harga eceran dari produk-produk organik dan herbal, yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan penjualan produk-produk tersebut. Pada tahun 1995, pemerintah Denmark mengeluarkan rencana untuk Advancement of Organic Food Production di Denmark, yang dimana rencana-rencana tersebut telah diaplikasikan hingga sekarang. Pada bulan Januari 1999, Kementerian pangan, agrikultur, dan perikanan menerbitkan Action Plan II untuk mendukung perkembangan produk organik dan herbal di tahun 1999-2003. Hal tersebut menyediakan aturanaturan dan rekomendasi terhadap perkebunan organik, perkembangan produk dan kualitas, pemasaran dan distribusi, pemasaran ekspor, pelatihan, penelitian, dan lainnya.
Seperti yang dinyatakan oleh FAO, bahwa dapat diperkirakan pasar eceran di Denmark untuk makanan dan minuman organik maupun herbal telah mencapai DKK 3 miliar di tahun 2000 (tidak termasuk 25% VAT), sesuai dengan sekitar 2.5-3% dari total produk di pasaran. Dapat dipastikan bahwa penjualan retail dari makanan dan minuman organik dan herbal telah meningkat tajam semenjak tahun 1993, walaupun harus diakui bahwa pada tahun 2000 pertumbuhan agak sedikit menurun.
2) Deskripsi Pasar: Konsumsi dan Produksi Berdasarkan sumber dari RTS, perusahaan riset pasar untuk makanan dan bahan pokok, pasar global untuk industri bumbu dan bahan herbal mencapai 1.5 juta ton pada tahun 2008, atau senilai 4.0 miliar Euro. Eropa barat dan Eropa timur menyumbang 31% dari total jumlah tadi, yang juga menandakan pasar terbesar kedua setelah NAFTA. Pasar EU untuk bumbu dan produk herbal naik dari 321 ribu ton pada tahun 2004 hingga 336 ribu ton pada tahun 2008, yang juga merepresentasikan kenaikan tahunan sebesar 1.2%. Diperkirakan pasar akan terus meningkat hingga tahun seterusnya. Denmark sendiri menempati peringkat ke 14 pada tahun 2008 dari segi konsumsi produk bumbu dan herbal. 2.1
Konsumsi
Produk organik dan herbal di Denmark Berdasarkan Note on Consumption (dari Organic Service Center Agustus 2000), pada tahun 1999, kurang dari satu persen keluarga di Denmark membeli produk yang terbatas hanya pada produk organik dan herbal. Sedangkan, ada sekitar 6-7 persen keluarga yang tidak pernah membeli produk organik dan herbal. Para keluarga yang rela menghabiskan 10 persen dari anggaran belanja pangan untuk membeli bahan organik, hanya terbilang 15 persen dari seluruh rumah tangga dan untuk 64 persen dari total penjualan produk organik. Sedangkan untuk keluarga yang menghabiskan 2.5 persen hingga 9.9 persen anggaran belanjanya untuk produk organik dapat dikatakan hanya mencapai 36 persen dari total penjualan produk organik. Kesimpulannya, 85 persen dari rumah tangga yang ada diperuntukkan kepada 36 persen penjualan produk organik dan herbal. Konsumsi yang besar terhadap produk organik dan herbal ada di daerah Copenhagen. Sebanyak 37 persen dari pengguna produk organik tinggal di Copenhagen, walaupun daerah ini hanya mencakup 24 persen dari populasi seluruh rumah tangga. Sebanyak 90 persen konsumer membeli produk organik dan herbal dalam jangka waktu tiga
bulan, sedangkan proporsi dari sisa penduduk di Denmark adalah beragam mulai dari 67 persen hingga 82 persen. Dari segi umur, para konsumer yang berusia kurang dari 40 tahun terbilang paling banyak mengonsumsi produk organik dan herbal dibandingkan konsumer yang berusia lebih tua. Walaupun sebenarnya angkanya berbeda tergantung dari jenis produk yang digunakan. Hal ini, mungkin dikarenakan oleh tren yang sedang berkembang di kalangan anak muda tentang pentingnya penggunaan produk herbal dan organik. Walaupun motif dari pembelian produk organik dan herbal sangat beragam tergantung dari jenis produknya, biasanya alasan-alasannya berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, etika makhluk hidup dan binatang, kualitas, serta rasa. Namun berdasarkan penelitian terkini dari FAO, motif yang paling utama biasanya adalah untuk alasan kesehatan. Teh herbal Pada dasarnya, para penduduk Skandinavia merupakan para peminum kopi yang terbesar di dunia menurut Reuters. Namun pada akhir-akhir ini, mayoritas dari pada penduduk adalah orang-orang yang suka bepergian, termasuk para pelajar. Banyak di antara mereka yang bepergian ke negara-negara di Asia dan berkesempatan untuk mencoba produk yang khususnya adalah minuman herbal. Teh herbal adalah salah satu contoh yang sangat terkenal di Asia dan para penduduk Skandinavia pun mulai dapat merasakan teh herbal kualitas terbaik dari negara asal produk tersebut. Seperti yang akan dibahas dalam laporan ini, teh jahe pada khususnya adalah teh yang paling terkenal berasal dari China. Produk inilah yang sangat susah dan jarang ditemukan di Eropa. Selain itu, hanya sedikit toko minuman herbal yang menyediakan minuman herbal berkualitas tinggi. Kalaupun ada, biasanya minumannya telah disimpan dalam inventori untuk jangka waktu yang lama. Sebagian besar dari perusahaan teh herbal di Denmark dan negara-negara Skandinavia lainnya memasok mayoritas dari produk teh ke dalam supermarket dan kafe, yang sebagian besar fokus kepada teh beraroma. Kebanyakan produk yang dijual pun adalah produk teh hitam atau teh hijau, yang divariasikan dengan berbagai macam aroma wangi teh masing-masing. Maka dari itu, kebanyakan teh yang ada di pasaran supermarket hanya fokus terhadap rasa dan aroma, bukan dari kegunaannya.
Namun selain dari supermarket dan kafe, kebanyakan restoran China
dan kedai
teh pun juga terkadang ragu untuk membeli teh dengan kualitas bagus dikarenakan takut jika salah dalam meramu, atau bahkan takut tidak laku dibeli oleh konsumer. Tren penting yang mempengaruhi pasar: •
Tren untuk mengonsumsi porsi kecil dan praktis dalam makanan dan minuman mengarahkan kepada permintaan yang meningkat akan produkproduk instan seperti instan kopi dan teh saset instan.
•
Peningkatan kesadaran akan aspek sosial dan lingkungan dalam produksi memberikan arahan penting terhadap penggunaan produk teh dan kopi dengan sertifikat ‘berkelanjutan’, organik, dan Fair Trade.
•
Seiring dengan tren terhadap sertifikasi organik, tren di antara konsumer EU terhadap gaya hidup sehat dan konsumsi terhadap makanan dan minuman sehat juga semakin meningkat.
•
Teh jahe menjadi tren baru yang digemari ketika musim dingin. Kegunaan teh dengan jahe ini diyakini dapat mengurangi kedinginan, yang membuat banyak orang mulai mengonsumsi.
Grafik 2.1 Tren konsumsi teh di Eropa tahun 2009-2013
Source: CBI
Pada tabel 2.1 dapat dilihat bahwa konsumsi teh bisa dikatakan meningkat pada tahun 2013 walaupun sempat menurun di tahun 2012. Konsumsi teh terbesar masih dimiliki oleh wilayah Eropa bagian barat yang dinominasi oleh Inggris, Jerman, Prancis, Polandia, dan Belanda. Denmark yang masih dapat dikategorikan masuk antara Eropa Barat dan Eropa Utara masih memegang tren konsumsi teh walaupun tidak sebesar negara-negara besar di Eropa Barat lainnya. Namun di Denmark sendiri, dari tahun 2002-2006 konsumsi teh impor mengalami penurunan sebesar 4.8%, diikuti oleh Swedia yang juga mengalami penurunan sebesar 7.2%. Sebagian besar dari negaranegara Uni Eropa lainnya juga mengalami penurunan dalam konsumsi teh impor yang rata-rata sebesar 0.4% penurunannya. Hanya Belanda yang mengalami peningkatan tinggi sebesar 3.7% tiap tahunnya. Jenis teh secara keseluruhan yang banyak dikonsumsi adalah di antaranya teh hijau dan teh hitam, teh beraneka rasa, teh herbal, dan teh praktis. Namun teh herbal beberapa tahun belakangan ini menjadi populer di negara-negara Eropa. Di Belanda contohnya, teh herbal memiliki peran sebesar 16.3% dari seluruh konsumsi teh di tahun 2006, bertambah sebesar 14.7% di tahun 2005. Jahe olahan Di beberapa tahun belakangan ini, impor jahe olahan dari Uni Eropa telah meningkat sebesar 9.5% per tahun walaupun dengan kondisi krisis ekonomi yang ada. Permintaan ini akan diharapkan terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya permintaan produk makanan dan minuman yang mengandung jahe. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jahe yang merupakan bagian dari produk herbal, terutama teh jahe menjadi salah satu tren yang meningkat di kalangan penikmat minuman di Eropa. Hal ini dipastikan dapat menjadi kesempatan besar tidak hanya bagi para pemasok dari negara-negara besar, namun juga untuk para pemasok
kecil seperti Indonesia. Kesempatan untuk dapat masuk ke pasar di Eropa akan berhasil jika para pemasok dapat memenuhi persyaratan ketat yang telah ditentukan oleh para pembeli internal di negara-negara Eropa dengan persetujuan dari Uni Eropa. Para pembeli tidak keberatan untuk membayar lebih untuk mendapatkan produk yang diinginkan dengan terjamin, terutama bagi para pemasok yang menawarkan produk yang memiliki sertifikasi dengan prinsip berkelanjutan. Grafik 2.2 Konsumsi jahe olahan di negara Uni Eropa, 2009-2013
Dapat dilihat pada tabel 2.2 bahwa konsumsi jahe olahan di Eropa masih dinominasi oleh negara-negara Eropa bagian barat. Kurang lebih sebesar 55 persen dari konsumsi jahe olahan dimiliki oleh negara-negara Eropa bagian barat, seperti Inggris, Jerman, dan Belanda. Sedangkan sisanya terbagi rata dengan negara-negara Eropa bagian lainnya. Pada tahun 2013, konsumsi jahe di negara-negara Uni Eropa adalah sebesar 88 ribu ton. Permintaan paling besar berasal dari industri proses bahan makanan, yaitu sebesar 70-80% dari seluruh permintaan. Sedangkan jahe olahan banyak digunakan untuk pembuatan roti dan kue, dan juga produk makanan dan minuman Asia seperti teh jahe dan bir jahe. Walaupun dengan adanya krisis ekonomi beberapa tahun yang lalu, tingkat volume konsumsi dari negara-negara Uni Eropa tetap meningkat sebesar 8.8 persen per tahun dari tahun 2009 hingga 2013. Terutama untuk negara-negara bagian Eropa Timur dan Utara, telah terjadi peningkatan sebesar lebih dari 20% per tahun. Setelah adanya krisis ekonomi di Eropa baru-baru ini, kebanyakan dari para penduduk lebih memilih untuk masak di rumah masing-masing ketimbang membeli makanan di luar atau makan di restoran. Hal ini berarti penjualan jahe eceran meningkat seiring juga dengan produk jahe yang telah diproses. Secara keseluruhan, pasar Uni Eropa diperkirakan akan meningkat. Diharapkan kombinasi PDB negara-negara di Eropa akan meningkat sebesar 1.6 persen. Begitu juga untuk tahun-tahun sebelumnya diharapkan akan lebih meningkat lagi. Permintaan diharapkan juga akan terus meningkat dalam jangka panjang. Hingga
2020, pertumbuhan dalam sektor makanan dan minuman di Eropa Timur dan Eropa Utara, di mana pengeluaran konsumsi terhadap bahan makanan dan minuman diperkirakan 30-35 % lebih tinggi di tahun 2021 ketimbang tahun 2000. Permintaan jahe akan terus meningkat dikarenakan meningkatnya apresiasi terhadap makanan Asia yang menggunakan jahe.
Tren penting yang mempengaruhi pasar: •
Uni Eropa memiliki komunitas Asia yang sangat besar yang menggunakan jahe dalam bahan makanan dan minumannya. Komunitas ini memiliki efek yang besar dalam popularitas makanan Asia. Maka dari itu, permintaan akan makanan dan minuman Asia akan terus meningkat dalam jangka panjang ke depan.
•
Walaupun permintaan konsumsi akan teh jahe masih di bawah teh rasa buah, teh hitam, dan teh beraroma lainnya, jahe masih merupakan bahan yang sangat dipertimbangkan dalam konteks herbal. Tingginya tingkat kesadaran akan bahan herbal yang dikombinasikan dengan manfaat kesehatan dapat menjadi peluang yang besar untuk menjadikan teh jahe sebagai salah satu teh yang punya banyak peminatnya dalam jangka panjang.
2.2
Produksi
Produk Organik dan Herbal di Denmark Selama periode dari tahun 1996-2000, pertanian dan perkebunan organik meningkat dari sebesar 46,171 hektar menjadi 165,258 hektar. Pada tahun 2000, total perkebunan organik berkontribusi sebesar 6.2 persen dari total perkebunan Danish di tahun tersebut. Diperkirakan hingga sekarang, kontribusi perkebunan organik terus bertambah. Produksi buah-buahan dan sayuran di Denmark hanya berkontribusi kecil terhadap perkebunan organik. Ada sekitar 1716 hektar yang digunakan untuk perkebunan sayuran, sedangkan 197 hektar untuk buah-buahan. Kentang merupakan tumbuhan yang berkontribusi paling besar dalam perkebunan organik dengan total 821 hektar, diikuti oleh wortel, bawang, kubis, dan jamur. Dari segi buah-buahan, apel yang paling besar kontribusinya, diikuti oleh buah ceri, anggur, dan stroberi.
Teh herbal Berhubungan dengan kondisi iklim yang tidak memungkinkan untuk bercocok tanam sepanjang tahun, kebanyakan produksi teh tidak terlalu banyak ada di negara-negara Eropa. Oleh karena itu, ketersediaan teh untuk dikonsumsi di Uni Eropa sangat bergantung terhadap impor dari negara-negara berkembang seperti India, China, dan Sri Lanka. Hampir semua teh yang dikonsumsi di Uni Eropa diproses di Uni Eropa. Perusahaan yang memroses teh tersebut bukanlah bertindak sebagai kompetitor untuk negara-negara pengekspor, melainkan sebagai pembeli atau pedagang. Negara-negara berkembang pengekspor teh tidak memiliki peran khusus di pasar Eropa dalam hal pemrosesan. Grafik 2.3 Produksi teh dari seluruh dunia
Jahe Olahan Produksi global untuk jahe sendiri memiliki total 2 miliar ton. Produksi jahe meningkat sebesar 8.3% per tahun di antara tahun 2009 hingga 2012. Produksi tinggi yang terjadi di tahun 2011 dan 2012 mengakibatkan ketersediaan barang yang berlebih yang berdampak pula pada harga yang menurun. Hal ini mengakibatkan ketersediaan barang yang menurun di tahun 2013 dan harga yang naik. Pada tahun 2012, 89% jahe tumbuh di Asia. Sedangkan benua Afrika menyumbang 10% dari produksi jahe. Namun jahe produksi Afrika memiliki kadar minyak yang tinggi, sehingga lebih banyak digunakan untuk produksi minyak dan sejenis. Impor jahe di negara-negara Eropa sebenarnya hanya berkontribusi sebesar 4% share dari produksi global. Sebagian besar jahe dikonsumsi langsung di negara asal seperti China dan India.
Grafik 2.4 Produksi Global untuk jahe tahun 2009-2012
Source: FAOSTAT, 2015
3) Penjualan Teh Herbal Teh secara keseluruhan telah mengalami perkembangan yang baik di tahun 2014 setelah dua tahun penjualan naik sebesar 5 persen dalam penjualan eceran dan 1 persen dalam basis volume on-trade. Penduduk Denmark saat ini mulai tertarik kepada minuman alternatif yang menyehatkan, dan teh merupakan salah satu produk minuman yang mendapatkan perhatian dari para media berkat manfaatnya dalam bidang kesehatan. Teh sendiri diperkirakan dapat mencapai CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 2 persen dalam volume total selama tahun 2014 hingga 2019. Teh akan tetap dikonsumsi lebih sering di dalam rumah dibandingkan dengan on-trade channel seperti kopi. Teh juga akan menerima banyak tanggapan positif dari media di tahun-tahun mendatang, yang akan lebih fokus terhadap manfaat kesehatan yang dimiliki, serta dapat dinyatakan bahwa teh juga dapat menjadi pengganti kopi karena sebagian besar teh masih mengandung sedikit kafein. Banyak perusahaan ditargetkan akan fokus terhadap tren masalah kesehatan dengan cara memperluas pilihan sertifikasi teh yang dimiliki, ditambah dengan rasa-rasa eksotis. Dari sektor produk organik dan perdagangan pun akan terus berkembang, diikuti dengan dibukanya toko-toko spesialis teh di Denmark. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kebanyakan dari perusahaan teh yang menjual produknya di pasaran banyak yang mengandalkan aroma dan rasa. Namun dari segi jenis teh herbal, beberapa di antaranya yang terkenal dan banyak dijual di pasaran adalah teh hijau, teh hitam, teh peppermint, dan teh jahe. Jenis-jenis teh herbal tersebut sangat terkenal akan manfaat kesehatannya. Teh hijau contohnya, terkenal karena manfaatnya dalam penurunan risiko kanker dan dapat mengurangi efek buruk dari penggunaan rokok dan racunnya. Sedangkan teh jahe dikenal sebagai
minuman penambah energi dan stimulator. Konsumsi teh jahe dapat menstimulasi dan melancarkan sistem pernafasan serta dapat menyembuhkan gejala mual.
4) Perdagangan: Impor Untuk produk teh secara umum, dalam Uni Eropa mengalami penurunan dari tahun 2002 ke tahun 2006. Lebih dari 60% impor teh di Eropa bersumber langsung dari negara-negara berkembang. Sementara itu sisanya berasal dari pengeksporan kembali dari negara-negara Eropa lainnya. Grafik 2.5 Impor teh ke negara-negara Uni Eropa dalam volume
Sumber: CBI
Grafik 2.6 Negara pemasok ke negara-negara Uni Eropa di tahun 2013
Sumber: Eurostat 2014
Untuk pemasok ke dalam Uni Eropa dalam kategori teh secara keseluruhan, Kenya dan India masih memiliki kontribusi yang paling besar, diikuti oleh China dan Indonesia. Namun memang bisa dilihat, pemasok paling besar berasal dari negaranegara berkembang.
Di Denmark, konsumsi teh terus mengalami kenaikan setiap tahunnya dari tahun 2007-2012. Walaupun Denmark tidak secara khusus memproduksi teh, namun masih terdapat aktivitas ekspor teh terhadap negara-negara lainnya walaupun jumlah impor teh masih lebih besar daripada ekspornya. Dapat dilihat di tabel 2.6, negara-negara yang banyak memasok teh ke Denmark adalah Kenya, China, dan Sri Lanka. Pada tahun 2007, terjadi penurunan besar terhadap impor teh di Denmark sebesar 10.49%. Hal ini mungkin dikarenakan adanya masalah regulasi impor di Uni Eropa dan pemberlakuan peraturan baru yang lebih ketat. Namun impor teh naik kembali di tahun 2008 sebesar 24.2% atau sebesar 454 ton per tahunnya. Tren impor teh di Denmark terus meningkat hingga tahun 2012, seperti yang bisa dilihat di grafik 2.8. Grafik 2.7 Negara-negara pengimpor teh tahun 2007-2012
Sumber: FAOSTAT, 2015
Grafik 2.8 Kegiatan Impor Teh di Denmark tahun 2006-2012
Sumber: FAOSTAT, 2015
Untuk jahe sendiri, Denmark banyak mengimpor jahe dari China, Nepal, dan Thailand. China sendiri mengantongi kisaran 330 ribu ton hingga satu juta ton dalam total keseluruhan di kegiatan ekspor kepada Denmark. Sedangkan Nepal berkontribusi sebesar 33,548 ton, yang diikuti oleh Thailand dengan jumlah 31,292 ton. Sehubungan dengan biaya pajak impor khusus untuk teh jahe, yang memiliki HS Commodity code 0902.40.0000, memiliki MFN duty rate sebesari 0%, dan pajak penjualan sebesar 25%. Pajak penjualan di Denmark memang bisa dikategorikan yang paling besar setelah Hungaria (27%). Denmark juga memiliki biaya cukai sebesar DKK 7.33 per kg nya.
Grafik 2.9 Negara-negara pengimpor Jahe ke Denmark tahun 2007-2012
Grafik 2.10 Kegiatan Impor Jahe di Denmark tahun 2006-2012
Sumber: FAOSTAT, 2015
Selain China, Nepal, dan Thailand, negara-negara lain yang juga merupakan pengimpor jahe di Uni Eropa adalah India dan Afrika. Kedua daerah ini juga terkenal dengan kualitas jahe yang baik sehingga digemari oleh banyak negara di Eropa.
Berdasarkan alibaba.com yang merupakan salah satu portal pemasok besar, Negara-negara yang memiliki pemasok terbanyak untuk teh jahe untuk dunia adalah sebagai berikut: China (3794), India (230), Jepang (201), Vietnam (71), Taiwan (59), Thailand (44), Singapura (44), Turki (35), Sri Lanka (31), Amerika Serikat (27), Malaysia (23), Korea Selatan (19), Inggris (16), Indonesia (12).
5) Regulasi 5.1
Penilaian dan kualifikasi
Dalam setiap pemasukan barang olahan, Uni Eropa sangat ketat dalam penilaian kualitas barang yang akan diimpor. Penilaian kualitas teh biasanya dilakukan oleh penguji teh yang auksi dari pembeli pribadi. Hingga saat ini, penambahan dan pengetatan terhadap standar kualitas terus diusahakan sehingga agak sulit untuk para importir internasional untuk setuju pada standar yang ditentukan. Untuk contoh penilaian spesifikasi teh dapat ditemukan pada Tea Grading. 5.2
Paket
Teh biasanya dipaketkan dalam bentuk kantong kertas. Paket juga biasanya diwajibkan untuk memiliki nomor identifikasi, detail konten kuantitas, daftar kandungan, dan informasi spesifik lainnya seperti asal negara, dll. 5.3
Label
Produk konsumer yang mengandung teh wajib untuk menyertakan beberapa karakter di bawah ini: •
Nama produk
•
Kondisi fisik dan keadaan spesifik barang
•
Daftar kandungan, termasuk zat tambahan
•
Kehadiran zat dalam hal efek samping untuk konsumer
•
Kuantitas bersih
•
Batas tanggal pemakaian, dengan kalimat indikator: “best before”
•
Nama dari perusahaan atau bisnis dari manufaktur dan pemaketan
•
Tempat asal produk
5.4
Kontrol dan Keamanan Produk
Hal ini merupakan isu utama dalam peraturan makanan Uni Eropa. The General Food Law adalah badan legislatif utama untuk keamanan makanan di Uni Eropa. Untuk menjamin keadaan mutu, kualitas, dan keamanan dari makanan yang dipasok, dan juga untuk menjaga tindakan pencegahan, rantai pasokan harus terus dikontrol. Risiko akan adanya kontaminasi juga harus terus dikurangi. Aspek yang paling penting yang harus diperhatikan adalah HACCP atau critical control point. Contohnya, sangat dianjurkan untuk melakukan pengecekan dari kontrol keamanan makanan dan terus menjaga suhu kelembaban suhu produk di bawah 10%. Aspek penting lainnya adalah untuk melakukan kontrol resmi produk teh. Untuk mencegah terulangnya pelanggaran peraturan, negara yang pernah melanggar akan dimasukkan ke dalam daftar Annex of Regulation (EC) 660/2009. Sehubungan dengan adanya masalah residu pestisida sebelumnya dari China, kontrol resmi akan terus ditingkatkan. •
Perusahaan pengekspor harus membiasakan diri dengan dengan sistem pengaturan keamanan makanan.
•
Untuk informasi lebih lanjut, cek Legislasi Uni Eropa: Peraturan Umum Makanan
•
Untuk memastikan bahwa Anda dapat menjual produk yang aman, pastikan bahwa Anda dapat melacak produk Anda dari para petani dan perkebunan.
•
Untuk menghindari isu keamanan dan kesehatan, selalu mengacu kepada prinsip HACCP, terutama dalam hal:
•
o
Kebersihan karyawan
o
Pencucian tangan
o
Sistem penggunaan dan penyimpanan pakaian yang layak
o
Jalur lalu lintas yang teratur dari mulai perkebunan hingga ke pabrik
Untuk pertanyaan yang spesifik, kontak European Food Safety Authority
5.5
Bahan dalam produk makanan
Uni Eropa telah menetapkan tingkat maksimum untuk beberapa kontaminan. Selain residu pestisida, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemonitoran. •
Benda asing Kontaminasi dari benda asing seperti plastik dan serangga dapat menjadi ancaman ketika prosedur keamanan makanan tidak diikuti.
•
Mikrobiologis Walaupun teh herbal memiliki risiko yang rendah, namun kontaminasi terhadap bakteri dapat menjadi ancaman yang serius. Badan keamanan bahan makanan dapat menarik kembali produk yang telah diimpor dari pasaran ketika terdeteksi adanya Salmonella.
6) Saluran Perdagangan Untuk pasar teh banyak dinominasi oleh perusahaan-perusahaan pemaketan teh terbesar seperti Unilever, Tata Tea, OTG, dll. Perusahaan-perusahaan ini biasanya mengambil teh dari negara-negara pengekspor besar seperti China dan India untuk memastikan rasa yang unik dan harga yang kompetitif. Teh biasanya diimpor dalam jumlah masal ke negara-negara pengimpor. Lalu dicampur dan dipaketkan oleh perusahaan teh.
Saat ini kebanyakan jenis-jenis teh telah dijual melalui kontak langsung dan penjualan pribadi. Banyak keuntungan yang didapat, di antaranya adalah pembayaran yang lebih cepat, berkurangnya tingkat ketidakpastian mengenai harga dan penjualan, dan dapat dihindarinya pengeluaran untuk pihak ketiga. Selain itu untuk pembeli diberikan keuntungan lebih cepat dalam penerimaan barang.
Saran: •
Selalu perhatikan bahwa perusahaan Anda membutuhkan tenaga ahli dalam bidang pemasaran. Pastikan Anda memiliki manajer ekspor yang kompeten
•
Penyaluran kepada importir yang lebih kecil atau pengecer khusus dapat memberikan kesempatan untuk mendapatkan kontrak jangka panjang dan juga harga yang lebih menguntungkan, karena terhindarnya proses auksi.
Perdagangan ritel dalam teh biasanya dibagi menjadi dua segmen: in-home consumption dan out-of-home consumption. Penjualan ritel ke dalam rumah biasanya merupakan segmen yang paling utama. Pembagiannya adalah: •
Konsumsi ritel (supermarket, penjualan online) berkontribusi sebesar 91% dari keseluruhan konsumsi.
•
Out-of-home consumption (restoran, kafe, dan kantor) berkontribusi sebesar 9% dari keseluruhan konsumsi.
III.
Peluang dan Strategi 1) Kompetisi yang dihadapi Permintaan pembelian terhadap teh berkualitas tinggi semakin meningkat di antara para konsumer terutama di toko-toko khusus menjual teh dan produk herbal. Supermarket biasanya tidak menjual teh premium. Namun kebanyakan teh herbal dijual di supermarket dan juga di toko yang menjual khusus kandungan berkualitas tinggi. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, konsumer di Uni Eropa juga semakin sadar akan pentingnya faktor kesehatan dan produk murni. Teh spesial herbal dengan manfaat kesehatan pun menjadi semakin populer. Namun, konsumer juga menginginkan rasa dan pengalaman teh yang baru dan berbeda. Jadi teh biasanya dicampur dengan herbal seperti buah dan bumbu (jahe). 85% dari produksi teh global dijual oleh perusahaan multinasional yang memiliki standar dan penanganan produk tersendiri. Pastikan perusahaan Anda selalu tahu harga pasaran yang ada saat ini, sehingga dapat bersaing dengan para merek teh lainnya. Jangan lupa untuk selalu menambahkan nilai lebih terhadap produk Anda, seperti penyediaan pelayanan lebih atau signature story dibalik produk Anda. Hal ini pasti akan menambah citra yang baik dan peminat dari pembeli.
2) Penekanan terhadap standar yang tinggi Standar tinggi yang kerap ditetapkan oleh para pembeli di Uni Eropa mengenai keamanan, kesehatan, kualitas, dan hal lainnya terkadang sulit untuk diikuti oleh negara pengekspor. Bahkan beberapa negara-negara di Eropa juga memiliki standar lebih dari yang ditetapkan Uni Eropa. Jadi sebelum melakukan pengeksporan, pastikan perusahaan Anda memiliki dan memenuhi standar yang ditentukan oleh negara pembeli dan juga untuk si pembeli. Pastikan kontrak yang ada juga mencakupi persetujuan detail mengenai standar yang ditetapkan masing-masing. 3) Program berkelanjutan dan sertifikasi Permintaan akan teh bersertifikasi sangat dikuatkan oleh banyak perusahaan manufaktur teh di Eropa. Selain itu, proses rantai pasokan yang transparan diharapkan untuk terus meningkat seiring dengan berkurangnya sertifikasi pihak ketiga. Selalu cek program yang sedang dicanangkan oleh pemerintah untuk mendapatkan program yang cocok untuk melakukan pelatihan dan sertifikasi di daerah Anda. Cek standar sustainability seperti UTZ Certified dan Rainforest Alliance untuk lebih tahu mengenai standar yang bisa ditambahkan ke dalam penjualan produk Anda nantinya. 4) Produktivitas dan diversifikasi Produktivitas merupakan hal yang beragam dalam sektor penjualan teh, terutama di antara produser masing-masing dan di daerah. Perbaikan langsung yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan proses yang efisien dalam penggunaan bahan utama dan juga perbaikan mengenai biaya dan manfaat untuk para petani. Kerjasama yang baik antara perusahaan, eksportir, importir, dan para petani dalam rantai pasokan yang ada dapat meningkatkan produktivitas. Namun, kesediaan barang yang berlebih juga harusnya dihindari karena dapat berakibat akan harga yang menurun nantinya. Jadi, diversifikasi memegang peranan yang penting dalam hal ini. Usahakan perusahaan Anda untuk terlibat dalam proyek-proyek kecil dengan institusi keuangan. Kebanyakan NGO saat ini bersedia untuk bekerjasama dengan perusahaan swasta dalam pembangunan sektor swasta. Selain itu, selalu monitor perkembangan sistem harga yang ada sehingga Anda selalu tahu perkembangan dan perubahan yang ada.
5) Program Corporate Social Responsibility Para pembeli di Uni Eropa, terutama Eropa Barat dan Eropa Utara, memiliki perhatian khusus terhadap tanggung jawab sosial, terutama isu yang berkaitan dengan lingkungan dan sosial dalam proses bisnis perusahaan. Hal ini pastinya juga berdampak pada para pengekspor dimana akan diminta untuk melakukan persetujuan untuk melakukan bisnis dengan tanggung jawab yang sesuai dengan isu yang ada, serta melibatkan isu penting lainnya seperti penggunaan pestisida, pekerja anak, lingkungan kerja yang aman dan sehat, dan keadilan bagi para petani. Para importir mungkin turut berpartisipasi dalam Ethical Trading Initiatives, Business Social Compliance Initiatives, dan Sedex. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kondisi sosial dari keseluruhan anggota rantai pasokan yang ada. Selain itu, kebanyakan dari pedagang ritel besar hanya akan mau bekerjasama dengan para supplier yang telah diaudit.
IV.
Informasi penting lainnya Untuk informasi lainnya mengenai perdagangan teh dan segala informasi ketentuan lainnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman di Denmark dapat dilihat di: •
Dewan Pertanian dan Makanan Denmark: http://www.agricultureandfood.dk
•
Asosiasi makanan dan minuman Organik: http://organicdenmark.dk
•
Asosiasi Ekspor Denmark: http://www.dk-export.com/networks/danish-foodtech-group/
•
Asosiasi
Perdagangan
dan
Bisnis:
http://www.prodenmark.com/danish-
companies/danish-business-organisations/ •
Pameran Dagang Eropa: http://www.foodfestivalseurope.com
•
Asosiasi
Kopi
dan
Teh
Eropa:
http://www.ecf-coffee.org/members/99-
association-members/denmark/43-association-of-danish-coffee-and-teaimporters •
Asosiasi Teh Denmark (dalam Danish): http://www.danishteaassociation.com
•
Teh Herbal: http://www.thie-online.eu